LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)
IbM PELATIHAN PEERS (PEER EDUCATOR RUMAH SAHABAT UDINUS) DENGAN MOTIVASI ABATI “AKU BANGGA AKU TAHU AKU BERBAGI” TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
Tahun ke-1 dari rencana 1 tahun
Oleh: Kismi Mubarokah, SKM, M.Kes (NIDN 0614048401) Eko Hartini ST, M.Kes (NIDN 0625117401)
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG JANUARI, 2015
i
ii
RINGKASAN
Peer Educator (PE) Rumah Sahabat adalah pendidik sebaya yang bertugas untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja tentang kesehatan reproduksi, terutama di lingkungan internal kampus dan SMA/K di sekitar Kota Semarang. Permasalahan yang dimiliki oleh Rumah Sahabat adalah bahwa belum pernah ada pelatihan yang membekali pengetahuan dan keterampilan mahasiswa yang aktif di organisasi ini sehingga menjadi layak disebut sebagai peer educator. Meskipun sudah sempat melakukan penyuluhan di beberapa sekolah, calon PE ini menyampaikan informasi sebatas pada apa yang dimilikinya. Kesalahan edukasi dapat berakibat pada terjadinya kesalahan informasi sehingga tujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi yang berimplikasi pada perilakunya, berisiko untuk menjadi tidak sesuai harapan. Untuk mengatasi kesalahan informasi tersebut, maka perlu dilakukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, kebanggaan terhadap apa yang sudah mereka ketahui, dan meningkatkan motivasi mereka untuk mau berbagi informasi dengan remaja yang lain. Sasaran pelatihan ini selanjutnya akan disebut sebagai Peer Educator, pendidik sebaya yang bangga, mau dan mampu berbagi informasi tentang Kesehatan Reproduksi kepada remaja sebayanya. Pelatihan ini dilaksanakan mengacu modul pembelajaran Remaja kepada remaja sebayanya tentang KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) dilengkapi alat peraga seperti puzzle bergambar, dan lainlain dengan memadukan aspek bermain dan belajar (edugames). Pelatihan ini berhasil meningkatkan pengetahuan peserta sebesar 31%, dihitung dari persentase selisih nilai pre test dan post test. Setelah pelatihan, peserta melakukan praktek edukasi kepada remaja sebayanya dan siswa SMA/K.
Kata Kunci: Peer Educator, KRR, Remaja, Rumah Sahabat
iii
PRAKATA
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu pilar Tri Darma Perguruan Tinggi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat IbM Pelatihan PEERS (Peer Educator Rumah Sahabat Udinus) Dengan Motivasi ABATI
“Aku Bangga Aku Tahu Aku Berbagi” Pengetahuan Tentang
Kesehatan Reproduksi Remaja bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan praktek PE dalam melakukan edukasi tentang kesehatan reproduksi remaja. Ucapan terimakasih disampaikan kepada UDINUS sebagai sumber pendanaan kegiatan ini serta tim pengabdian dan Peer Educator Rumah Sahabat. Dengan selesainya pembuatan modul ini diharapkan dapat membantu fasilitator dalam menyelenggarakan pelatihan dengan sasaran remaja untuk dapat melakukan edukasi kepada remaja sebayanya. Semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan remaja ke arah positif.
Semarang, Januari 2015 Pengusul Kegiatan
iv
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Sampul........................................................................................
i
Halaman pengesahan..................................................................................
ii
Ringkasan..................................................................................................
iii
Prakata.......................................................................................................
iv
Daftar isi……………………………..…….…………………………….
“v
Daftar Gambar..........................................................................................
“vi
Daftar Lampiran........................................................................................
“vii
BAB I. Pendahuluan.............................................................................
1
BAB II. Target dan Luaran…………………….......……………...…….
5
BAB III. Metode Pelaksanaan....................................................................
6
BAB IV. Kelayakan Perguruan Tinggi.......................................................
13
BAB V. Hasil dan Pembahasan .................................................................
14
BAB VI. Kesimpulan dan Saran.................................................................
17
BAB VII. Daftar Pustaka…………………………………………………
18
Lampiran
v
DAFTAR GAMBAR
No Gambar
Hal
3.1
Absensi Peserta Pelatihan PEERS
3.2
Surat Keterangan Telah Melakukan Pelatihan
5.1
Cover
Modul
Edukasi
Remaja
9
kepada
11 Remaja
10
Tool kit edukasi puzzle bergambar organ reproduksi
10
Sebayanya 5.2
laki-laki 5.3
Tool kit edukasi puzzle bergambar organ reproduksi
10
perempuan 5.4
Flipchart/ lembar balik berisi materi edukasi kesehatan reproduksi remaja
vi
10
DAFTAR LAMPIRAN
1. Materi Pengabdian 2. Surat kontrak 3. Produk 4. Logbook 5. Rincian penggunaan biaya
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi Saat ini berbagai negara dimana salah satunya Indonesia sedang berupaya mencapai target MDGS (Millenium Development Goals) terutama Goal ke 6 target ke-7. Bahwa penduduk usia remaja (15-24 tahun) mempunyai Pengetahuan Komprehensif tentang Kesehatan Reproduksi dan HIV/AIDS sebesar 95%. Oleh sebab itu diperlukan berbagai upaya percepatan untuk mencapai tujuan tersebut. Peningkatan pengetahuan ini penting karena berimplikasi positif terhadap munculnya perilaku
seksual
remaja.
Perilaku
seksual
remaja
yang
tidak
bertanggungjawab akan menempatkan remaja pada risiko terjadinya berbagai masalah, diantaranya Kehamilan yang Tidak Dikehendaki (KTD), IMS (Infeksi Menular Seksual) serta HIV dan AIDS. Berdasarkan penelitian Jaringan PE (Peer Educator) Kota Semarang terhadap mahasiswa di 8 Perguruan Tinggi Besar di Kota Semarang dimana salah satunya PE Rumah Sahabat UDINUS, menunjukkan hasil bahwa 77,1% responden berperilaku seksual berisiko. (PKBI Jateng, 2013) Tingginya persentase tersebut disebabkan oleh masih rendahnya tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya perilaku seksual berisiko. Berdasarkan penelitian yang sama menyebutkan bahwa sebanyak 70% remaja mengaku membutuhkan informasi tentang pacaran sehat dan informasi mengenai HIV. Sebagaimana teori perilaku menurut Lawrence Green, bahwa pengetahuan merupakan faktor pemudah (predisposisi) untuk terjadinya perilaku. Dimana faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan, salah satunya adalah perilaku teman sebaya (peer). Mahasiswa Fakultas Kesehatan yang menjadi Peer Educator Rumah Sahabat dirasa
1
mempunyai kemampuan untuk dapat mempengaruhi pengetahuan diantara mahasiswa lain seusianya. Rumah Sahabat yang saat ini masih berstatus sebagai Biro Kemahasiswaan yang berada di bawah Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro memiliki Peer Educator/ Pendidik Sebaya yang telah dilatih oleh Youth Center PILAR PKBI Jawa Tengah. Akan tetapi PE terlatih ini sebagian besar sudah menyelesaikan pendidikannya dan sudah tidak aktif lagi menjadi PE. Untuk keberlanjutan program edukasi tentang kesehatan reproduksi remaja, maka diperlukan pelatihan PE baru dengan metode yang telah dimodifikasi yaitu dengan menanamkan motivasi ABATI (Aku Bangga Aku Tahu Aku Berbagi). Fungsi edukasi yang dijalankan akan tidak optimal karena terbatasnya PE yang terlatih dan aktif di Biro Rumah Sahabat. Keberadaannya sangat penting mengingat banyaknya mahasiswa di UDINUS yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksinya masih rendah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya di UDINUS tahun 2012, sebanyak 11,6% mahasiswa semester 6 pernah melakukan intercourse (senggama). (Mubarokah, 2013) Sedangkan lebih dari separuh responden mempunyai sikap setuju terhadap perilaku seksual yang dilakukan selama pacaran. Kondisi inilah yang menjadikan perlunya edukasi terhadap remaja/ mahasiswa di UDINUS dengan memfungsikan PE Rumah Sahabat sebagai pendidik sebaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mereka tentang pacaran sehat dan risiko reproduksi remaja. Media yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan remaja pada usia belasan (teenager) ini harus diwujudkan dalam bentuk media yang efektif dan menyenangkan. Hal ini karena remaja mempunyai karakteristik yang cenderung lebih menyukai hal-hal yang menyenangkan, sehingga belajar pun harus dengan metode yang menyenangkan.(Hurlock, 1997)
2
Rumah Sahabat sebagai satu-satunya lembaga kemahasiswaan di UDINUS yang berkonsentrasi di bidang kesehatan reproduksi remaja, NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) dan HIV/AIDS telah melakukan berbagai jenis kegiatan. Agenda rutin yang selama ini telah dilakukan adalah edukasi mahasiswa mulai dari pengurus organisasi mahasiswa se-Udinus tentang KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja). PE Rumah Sahabat juga melakukan Edukasi di SMA-SMA di Kota Semarang mengenai KRR, HIV&AIDS serta penyalahgunaan NAPZA. Upaya penyampaian
informasi
kepada
remaja
dan
mahasiswa
sudah
menggunakan media REHAT (Reproductive Health Flipchart for Teenager), flipchart/ lembar balik yang menyajikan gambar-gambar ilmiah dengan komposisi tulisan yang sangat minimal. Meski demikian metode yang diterapkan sudah perlu modifikasi agar tidak membosankan dan tidak sekedar ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Peer Educator yang baru akan dilatih dengan metode baru sehingga mampu mengelola dinamika kelompok remaja yang sudah semakin canggih, yang selanjutnya menjadi target sasaran edukasi. Remaja sasaran akan diajak bermain dengan disisipi materi dan pengetahuan tentang KRR, dan memasukkan motivasi kebanggan diri (self esteem) ketika mereka tahu dan mampu berbagi pengetahuan dengan teman sebayanya tentang KRR. ABATI merupakan modifikasi dari program pemerintah dalam upayanya menanggulangi HIV dan AIDS yaitu ABAT (Aku Bangga Aku Tahu). Kementerian Kesehatan menggunakan ABAT dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman remaja dan anak usia sekolah tentang HIV dan AIDS. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan bahwa masih rendahnya pengetahuan komprehensif tentang HIV AIDS pada remaja dan usia 15 sampai 24 tahun, yaitu hanya sebesar 11,4 persen. Padahal, Kemenkes menargetkan sebanyak 95 persen hingga akhir 2014. (Riskesdas, 2010) Dalam model baru ini, kebanggaan remaja
3
tidak hanya cukup sampai tahu saja melainkan sampai pada remaja mau berbagi informasi dan pengetahuan seputar KRR. Untuk
mendukung
tercapainya
95%
remaja
mempunyai
pengetahuan komprehensif, maka Biro Rumah Sahabat perlu memperkuat PE dengan kemampuan yang baik. Pelatihan PE dengan motivasi ABATI (Aku Bangga Aku Tahu Aku Berbagi) diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi tercapainya tujuan tersebut. B. PERMASALAHAN MITRA Permasalahan yang dialami Biro Rumah Sahabat adalah kurangnya Peer Educator yang aktif dan terlatih. PE yang sebelumnya sudah tidak aktif lagi karena sudah menyelesaikan pendidikan. Selain itu metode edukasi yang selama ini dilakukan dirasa perlu untuk dilakukan modifikasi. Dengan melibatkan faktor kebanggaan diri/ penghargaan diri (self esteem), remaja akan merasa lebih dibandingkan teman-temannya ketika mereka tahu dan mau berbagi pengetahuan kepada teman sebayanya tentang Kesehatan Reproduksi Remaja. C. SOLUSI YANG DITAWARKAN Menurut kerucut Edgar dale, jenis media gambar berwarna dengan melibatkan audience ke dalam berdiskusi kelompok kecil mempunyai kemungkinan 70% dapat mengingat informasi yang disampaikan. Dengan memasukkan konsep ice breaking yang dikemas dalam games/ permainanpermainan menarik, remaja akan dengan mudah menangkap materi dan memahami informasi yang disampaikan oleh PE. Selain itu, kemampuan PE akan lebih diperkuat dengan motivasi bahwa kebanggaan atau tingkat harga diri remaja akan tinggi ketika mereka mempunyai pengetahuan yang baik dan mampu berbagi dengan teman sebayanya. Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka diperlukan pelatihan Peer Educator dengan motivati ABATI (Aku Bangga Aku Tahu Aku Berbagi) Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja.
4
BAB II TARGET DAN LUARAN
1. Modul pelatihan PEERS (Peer Educator Rumah Sahabat) dengan motivasi ABATI (Aku Bangga Aku Tahu Aku Berbagi) Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja. 2. Meningkatnya kemampuan PE dalam melakukan edukasi tentang KRR kepada teman sebayanya yaitu sesama mahasiswa khususnya mahasiswa UDINUS dan atau kelompok siswa SMA/K. Yaitu melalui pelatihan PEERS (Peer Educator Rumah Sahabat) dengan motivasi ABATI (Aku Bangga Aku Tahu Aku Berbagi) Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja.
5
BAB III METODE PELAKSANAAN
A. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan ini dilakukan oleh tim Pengabdian Fakultas Kesehatan UDINUS dan berkoordinasi dengan PE Rumah Sahabat. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut: 1.
Persiapan Kegiatan Pada tahap ini dilakukan pengurusan surat ijin kegiatan dan koordinasi dengan PE Rumah Sahabat. Setelah itu, tim berkoordinasi dengan peer educator senior di Rumah Sahabat mengenai metode dan pendekatan yang tepat untuk digunakan sebagai bahan penyusunan modul. Diskusi ini menggunakan metode brainstorming mengenai cerita pengalaman di lapangan dan teknik edukasi dari yang telah mereka dapatkan dari pelatihan yang selama ini pernah mereka dapatkan. Untuk menyusun modul atau panduan pelatihan edukasi remaja kepada remaja sebayanya, tim juga mengumpulkan materi dan referensi tentang kesehatan reproduksi remaja untuk dimodifikasi menjadi modul yang sesuai dengan karakteristik usia dan gambaran sosial sasaran di Kota Semarang.
2.
Pembuatan Modul Edukasi Remaja Modul dibuat dengan menggabungkan beberapa sumber pustaka terkait dengan proses edukasi dan fasilitasi di isu kesehatan reproduksi remaja. Selain itu juga menggabungkan beberapa metode edukasi dengan pendekatan ramah remaja. Modul ini dilengkapi dengan alat bantu pelatihan seperti puzzle bergambar dan lembar balik/ flipchart REHAT yang sudah dibuat sebelumnya, dan CD berisi video untuk memasukkan aspek motivasi di dalam memori calon Peer Educator. Selain itu, modul juga dilengkapi dengan contoh soal pretest posttest untuk mengukur pengetahuan peserta sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan ini. Fasilitator lain dapat menggunakan
6
modul ini untuk sasaran yang lain dengan menyesuaikannya sendiri dengan situasi dan karakteristik khusus sasaran. 3.
Pelatihan PEERS terhadap PE Rumah Sahabat UDINUS Pelatihan ini dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 23 November 2014 di Aula pemancingan Lembah Kalipancur, Kota Semarang. Pelatihan diikuti oleh 23 anggota dari Rumah Sahabat, 2 dosen dan 3 fasilitator dari PE senior di Rumah Sahabat. Pelatihan ini diukur tingkat keberhasilannya dengan cara memberikan pretest dan posttest kepada peserta. Materi yang disampaikan dalam pelatihan, mangacu modul yang telah dibuat dan menggunakan alat bantu edugames, yang dapat digunakan untuk edukasi sekaligus bermain.
4.
Praktek PE Rumah Sahabat terhadap remaja sebayanya Setelah dilatih, PE kemudian praktek edukasi menyampaikan pengetahuan yang telah diperoleh selama pelatihan kepada remaja lain, baik itu teman kuliahnya maupun di SMA/ SMK yang mereka tentukan sendiri. Hasil dari praktek edukasi ini kemudian dilaporkan kepada fasilitator untuk diberikan sertifikat pelatihan.
B. Presensi Kegiatan Presensi kegiatan pelatihan PEERS terlihat sebagaimana di gambar 3.1.
C. Foto Pelaksanaan Kegiatan
7
8
Gambar 3.1. Absensi peserta pelatihan PEERS
9
Gambar 3.1. Absensi peserta pelatihan PEERS
10
D. Surat Keterangan Sudah Melaksanakan Kegiatan Kegiatan ini telah dilaksanakan dengan baik, adapun surat keterangan dari Rumah Sahabat, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Pelatihan
11
E. LAPORAN PENGGUNAAN DANA Laporan Penggunaan Dana
Pemasukan No
Nama
Jumlah
1 Universitas
3,000,000
Jumlah sub total
3,000,000
Pengeluaran Fee untuk pelaksana No
Nama
Jumlah
1 Kismi Mubarokah, M.Kes
375,000
2 Eko Hartini, ST, M.Kes
250,000
Jumlah sub total
625,000
Belanja bahan habis pakai No
Nama bahan/ materi
Jumlah
1 ATK
345,000
2 Pembuatan modul
1,300,000
3 Konsumsi pelatihan
750,000
Jumlah sub total
2,395,000
Total pengeluaran
3,020,000
(Tiga Juta Dua Puluh Ribu rupiah)
12
BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Universitas Dian Nuswantoro, khususnya adalah Fakultas Kesehatan memenuhi kelayakan: 1. Sumber Daya Manusia Selain 5 (lima) dosen yang mempunyai kompetensi dalam penelitian dan keahlian di bidang Promosi Kesehatan juga memiliki konsentrasi di bidang Kesehatan Reproduksi dan HIV/AIDS. 2. Hubungan dengan Mitra Rumah Sahabat merupakan lembaga mahasiswa yang bergerak di bidang kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS dimana pengusul ditetapkan sebagai pembina dari biro tersebut. Selain itu Rumah Sahabat juga berkedudukan di lingkungan Fakultas Kesehatan UDINUS sehingga mempermudah koordinasi dan pelaksanaan kegiatan ini. 3. Kelompok Studi Fakultas Kesehatan telah memiliki kelompok studi kesehatan reproduksi mahasiswa yang dibentuk oleh dosen. Kelompok studi ini bernama Rumah Sahabat yang telah berjalan hampir 3 (tiga) tahun. Kelompok studi ini diharapkan menjadi rujukan bagi mahasiswa tidak hanya mahasiswa Fakultas Kesehatan tetapi juga di luar itu. Rumah Sahabat dapat digunakan sebagai sumber informasi seputar kesehatan reproduksi dan konseling remaja mengenai problematikanya. Selain di tingkat mahasiswa, di tingkat dosen juga telah dibentuk Kajian Kesehatan Reproduksi dengan jumlah dosen yang kompeten di bidangnya ada sejumlah 5 (lima) orang, dimana salah satu diantaranya telah mempunyai sertifikasi fasilitator nasional.
13
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Modul ini merupakan modifikasi dari manual untuk fasilitator, proses belajar
aktif
kesehatan
reproduksi
remaja,
bahan
pegangan
untuk
memfasilitasi kegiatan belajar aktif untuk anak dan remaja usia 10-14 tahun. Modul berisi tahapan-tahapan belajar seperti disajikan pada tabel berikut.
Tabel 5.1. Agenda Pelatihan Edukasi Remaja kepada Rremaja Sebayanya No Pokok Bahasan Dan Sub Pokok Bahasan 1 Pembukaan Proses Belajar/ Edukasi Sesi 1. Pembukaan (tujuan dan jadwal) Sesi 2. Perkenalan Sesi 3. Pencairan suasana/ ice breaking Sesi 4. Kekhawatiran dan harapan Sesi 5. Kesepakatan belajar Sesi 6. Pretest 2 Diriku dan Tubuhku Sesi 1. Mengenal organ-organ reproduksi Sesi 2. Pemeliharaan kebersihan organ-organ reproduksi Sesi 3. Mengenali perubahan tubuh dan emosi 3 Kematangan Seksual Sesi 1. Haid/ menstruasi pada perempuan Sesi 2. Mimpi basah pada laki-laki Sesi 3. Proses pembuahan dan kehamilan 4 Risiko Reproduksi Remaja Sesi1. Akibat hubungan seksual pada usia remaja - Kehamilan yang Tidak Dikehendaki (KTD) dan Aborsi - Infeksi Menular Seksual dan HIV&AIDS - Kekerasan seksual Sesi 2. Penyalahgunaan NAPZA (dampak pencegahan dan penanganan) 5 Keterampilan hidup - Bagaimana menolak ajakan - Mengembangkan kepercayaan diri 6 Komunikasi Interpersonal dan Komunikasi Kelompok (simulasi)
14
7 8 9
Motivasi Berbagi Pengetahuan kepada Sesama Remaja (melihat tayangan video dan diskusi) Praktek Lapangan Penutupan Proses Belajar Sesi 1. Post Test Sesi 2. Reward dan Pemantapan PE Sesi 3. Penutup
Gambar 5.2. Tool kit edukasi puzzle bergambar organ reproduksi laki-laki
Gambar 5.1. Cover Modul Edukasi Remaja kepada Remaja Sebayanya
Gambar 5.3. Tool kit edukasi puzzle bergambar organ reproduksi perempuan
15
Gambar 5.4. Flipchart/ lembar balik berisi materi edukasi kesehatan reproduksi remaja
Modul ini menggunakan alat bantu edukasi berupa puzzle, lembar balik, dan lain-lain. Puzzle ini digunakan untuk menarik peserta dalam mempelajari organ reproduksi laki-laki dan perempuan beserta fungsinya masing-masing. Sedangkan lembar balik digunakan untuk simulasi peserta dalam melakukan edukasi dengan sasaran kelompok kecil. Dengan semakin bervariasinya alat bantu edukasi, diharapkan remaja akan lebih cepat mengerti dan tidak mudah melupakan materi yang telah disampaikan. Harapannya pengetahuan penduduk usia 15-24 tahun pun akan meningkat. Sesuai dengan salah satu kesepakatan global dalam upaya pengendalian HIV dan AIDS dalam MDGs memiliki target yakni mengendalikan penyebaran HIV dan AIDS dan mulai menurunnya kasus baru pada tahun 2015, dengan indikator sebagai berikut: a. Prevalensi HIV <0,5% pada mereka yang berumur 15-24 tahun. b. Penggunaan kondom pada hubungan seksual berisiko pada mereka yang berumur 15–24 tahun sebesar 50%. c. Proporsi pada mereka yang berumur 15–24 tahun, mempunyai pengetahuan komprehensif dan benar tentang HIV dan AIDS yaitu sebesar 95 %. d. Proporsi orang dengan HIV lanjut yang akses terhadap pengobatan Anti Retroviral Virus (ARV) yaitu 80%.
16
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan 1. Dihasilkannya modul Proses Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja dari Remaja kepada Remaja Sebayanya 2. Pelatihan Peer Educator yang telah dilaksanakan berhasil meningkatkan pengetahuan peserta hingga 31%.
B. Saran Modul ini perlu dilakukan penyempurnaan agar lebih dapat meningkatkan kemampuan remaja untuk melakukan edukasi kepada sesame remaja sebaya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011, Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Propinsi Jawa Tengah, Pergub No 20 Tahun 2011 Lampiran Bab 3 hal 159.
Anonim, 2013, Pengetahuan Sikap dan Perilaku Terkait Kesehatan Reproduksi Remaja pada Mahasiswa Kota Semarang, PKBI Jawa Tengah.
Lawrence Green, 1991, Health Promotion Planning An Educational and Environmental Approach,. Second Edition. Mayfield Publishing Company. Mountain View. Toronto. London.
Mubarokah, 2013, Perbedaan Perilaku Seksual Pada Mahasiswa Semester 2 dan 6 Tahun 2012, (Laporan Penelitian).
Hurlock B Elisabeth, 1997, Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Airlangga Jakarta, hal 205-272.
Riset Kesehatan Dasar, 2010. Badan Litbangkes Kemenkes RI
Moeliono, Laurike, 2003, Manual untuk fasilitator, proses belajar aktif kesehatan reproduksi remaja, bahan pegangan untuk memfasilitasi kegiatan belajar aktif untuk anak dan remaja usia 10-14 tahun. PKBI, BKKBN, UNFPA
Pusat Promosi Kesehatan Kemenkes RI. 2012. Buku petunjuk penggunaan media KIE Versi pekerja dan mahasiswa
18
Lampiran: Logbook
No
Tanggal
Aktivitas
1
4-6 November
Koordinasi tim dengan Rumah Sahabat
2
7-9 November
Mengumpulkan referensi/ pustaka
3
10-12 November
Menyusun tema dan sub tema modul
4
17-22 November
Penyusunan modul dan design cover modul
5
17 November
Mempersiapkan tool kit dan perlengkapan modul
6
20 November
Membuat laporan kemajuan
7
23 November
Pelatihan PEERS di Lembah Kalipancur
8
5 Januari
Monev dari LPPM
9
6 Januari
Pembuatan Laporan Akhir
19
Laporan Penggunaan Dana
Pemasukan No
Nama
Jumlah
1 Universitas
3,000,000
Jumlah sub total
3,000,000
Pengeluaran Fee untuk pelaksana No
Nama
Jumlah
1 Kismi Mubarokah, M.Kes
375,000
2 Eko Hartini, ST, M.Kes
250,000
Jumlah sub total
625,000
Belanja bahan habis pakai No
Nama bahan/ materi
Jumlah
1 ATK
345,000
2 Pembuatan modul
1,300,000
3 Konsumsi pelatihan
750,000
Jumlah sub total
2,395,000
Total pengeluaran
3,020,000
(Tiga Juta Dua Puluh Ribu rupiah)
1