LONGSOR BUDHI KUSWAN SUSILO
Peristilahan & Pengertian
• Longsor = digunakan untuk ketiga istilah berikut : – Landslide = tanah longsor – Mass movement = gerakan massa – Mass wasting = susut massa
• Pengertian = pergerakan massa/longsor yang terjadi terutama akibat tarikan gravitasi
Faktor Penyebab
• Gaya gravitasi > resistensi lereng • Resistensi longsor dipengaruhi oleh :
– Gaya penahan (resisting forces) sebagai shear strength meliputi : • kekuatan (strength), • kohesi (cohession) material lereng, • friksi antar butiran
– Lawan shear strength adalah gaya gravitasi
Gaya Gravitasi
• Gambar 1. Kestabilan lereng sangat tergantung pada shear strength lereng yang meliputi kekuatan dan kohesivitas material lereng, friksi internal antar butiran dan daya dukung eksternal lereng (Monroe & Wicander, 1997).
• Kesetimbangan dinamik (dynamic equilibrium) lereng adalah mekanisme alami bagi lereng untuk mennyesuaikan kondisi yang baru. • Misal, mendirikan bangunan dan jalan di daerah perbukitan. • Faktor-faktor penyebab longsor, yaitu : – perubahan tingkat kelerengan (slope gradient), – pelemahan material lereng karena pelapukan (weathering), – meningkatnya kandungan air (water content), – perubahan pada vegetasi penutup lereng, dan – kelebihan pembebanan (overloading).
• Pengaruh sudut lereng :
– Lereng curam → kurang stabil (potensi) kemungkinan longsor lebih besar dibanding lereng yang landai.
• Penyebab lereng menjadi terjal (oversteepen) : – Pemotongan dasar lereng oleh aktivitas sungai atau aksi gelombang, – Memindahkan dasar lereng (slope’s base) dan meningkatkan sudut lereng.
Erosi Dasar Lereng
Kestabilan Lereng Hilang = Longsor
Lereng stabil, yang dipotong untuk pembuatan jalan Pemotongan, membuat lereng curam
Longsor!
• Kandungan air
– Jumlah air di dalam batuan dan tanah mempengaruhi kestabilan lereng. – Penambahan berat sejalan dengan penambahan air menjadi penyebab longsor. – Perkolasi air sepanjang material lereng membantu mengurangi friksi antar butiran sehingga kehilangan kohesi. – Contoh : lereng berkomposisi lempung kering akan cukup stabil, tetapi ketika basah maka dengan cepat akan kehilangan kohesivitas dan friksi internal sehingga menjadi sebab ketidakstabilan lereng.
• Vegetasi :
– berpengaruh terhadap kestabilan lereng, – berperan dalam menjaga kejenuhan air (water saturation) pada material lereng, – sistem akar tanaman menjaga kestabilan lereng : • mengikat partikel tanah bersama-sama, dan • mengikat tanah dengan batuan dasar.
• Hilangnya vegetasi karena aktivitas alam atau manusia berakibat longsor, karena :
– Hujan deras membuat tanah menjadi jenuh – Penggantian jenis tanaman, terutama dari akar dalam menjadi akar dangkal mengubah sistem ikatan butiran tanah
• Overloading (pembebanan berlebih) : – Disebabkan aktivitas manusia, seperti : • penimbunan, • pengisian dan penumpukan material.
– Pada kondisi alamiah, beban material disangga oleh kontak antar butir (grain-to-grain contact) sehingga menjaga kestabilan lereng. – Penambahan beban, misalnya karena peningkatan tekanan air didalam material akan menurunkan shear strength lereng
• Geologi dan Kestabilan Lereng – Kestabilan lereng dipengaruhi : • Topografi • Geologi
– Batuan memiliki kemiringan kedudukan yang paralel dengan kelerengan, maka kemungkinan longsor lebih besar dari lereng dengan kedudukan batuan yang horizontal atau berlawanan arah terhadap kelerengan, – Ketika kemiringan batuan searah dengan lereng, air mengalami perkolasi sepanjang bidang-bidang perlapisan sehingga menyebabkan menurunnya kohesivitas dan friksi antara satuan batuan yang berdampingan, – Pada keadaan tertentu bila hadir lapisan batulempung, maka batuan ini dapat menjadi bidang gelincir ketika kondisinya basah, – Walaupun batuan mempunyai kedudukan horizontal atau miring berlawanan dengan kelerengan, dapat saja rekahan memiliki arah yang sama dengan kelerengan. Melalui rekahan ini, maka air dapat bermigrasi, kemudian melapukkan dan memperbesar bukaan sehingga beban berat dari lapisan diatasnya tidak sanggup lagi ditahan, – dan terjadi longsor
Batuan dengan kedudukasn yang miring searah dengan kelerengan
Rekahan miring searah dengan kelerengan
Klasifikasi longsor dan karakteristiknya (Monroe dan Wicander, 1997).
Tipe Pergerakan Falls
Slide
Pembagian
Karakteristik
Rockfall
Batuan berbagai ukuran berguguran dari steep cliffs, canyons dan jalan yang terpotong Pergerakan sepanjang permukaan retakan yang melengkung meliputi material tidak terkonsolidasi atau material terkonsolidasi lemah
(gambar 10.5.)
Slump
(gambar 10.6.)
Rockslide
(gambar 10.7.)
Pergerakan sepanjang permukaan planar
Kecepatan Pergerakan Sangat cepat
Sangat lambat hingga sedang Cepat hingga sangat cepat
Tipe Pergerakan
Pembagian
Mudflow Debris flow Flow
Earthflow Quick clays Solifluction
Complex movement
Creep
Karakteristik
Komposisi terdiri dari sedikitnya 50% partikel berukuran lanau dan lempung dengan kandungan air hingga 30% Mengandung partikel lebih besardan kandungan air lebih sedikit dibanding mudflow Material liatdan tebal, regolith basah berbentuk melidah (tongue shaped) Partikel lanau halus dan lempung yang jenuh air dan ketika terganggu oleh goncangan yang tiba-tiba, maka kohesivitasnya hilang dan mengalir seperti larutan. Sedimen permukaan jenuh air Pergerakan tanah dan batuan menuruni lereng
Kombinasi berbagai tipe pergerakan yang berbeda
Kecepatan Pergerakan Sangat cepat Cepat hingga sangat cepat Lambat hingga sedang Cepat hingga sangat cepat Lambat Lambat Lambat hingga sangat cepat
Rockfall hasil dari runtuhan sepanjang rekahan dan bidang perlapisan pada batuan. Kejadian ini sering terjadi pada daerah dengan lereng curam (Monroe & Wicander, 1997).
Slump, material bergerak turun sepanjang bidang lengkung pada retakan sehingga blok mengalami rotasi turun. Slump umumnya terjadi pada material yang tidak atau kurang terkonsolidasi dan disebabkan oleh erosi sepanjang bagian dasar lereng (Monroe & Wicander, 1997).
MITIGASI LONGSOR
• Untuk mengeliminir dan meminimkan bahaya kerusakan yang ditimbulkan oleh longsor adalah dengan melakukan pemetaan geologi. • Longsor dapat segera dikenali dan dilakukan upaya untuk menghidarkan diri dari bahaya longsor tersebut. • kegiatan konstruksi • Pengenalan daerah/gejala awal longsor : – – – – –
tebing, rekahan terbuka, objek yang bergeser dan miring, permukaan bergelombang, dan perubahan yang cepat pada vegetasi
Selesai