PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PENTUR KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh: KUS WIJAYANTI X7107038
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 1
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PENTUR KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan
Oleh: KUS WIJAYANTI X7107038
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
i
PERSETUJUAN Skripsi dengan judul ”Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi melalui Media Gambar Seri pada Siswa Kelas V SDN I Pentur Kec. Simo Kab. Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011”. Nama
: Kus Wijayanti
NIM
: X 7107038
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada: Hari
: Senin
Tanggal
: 06 Juni 2011
Persetujuan Pembimbing Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Siti Istiyati, M.Pd NIP 19610819 198603 2 001
Dra. Siti Kamsiyati, M. Pd NIP 19580620 198312 2 001
ii
iii
ABSTRAK
Kus Wijayanti. X 7107038. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PENTUR KEC. SIMO KAB. BOYOLALI TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2011. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa kelas IV SDN I Pentur Kec. Simo Kab. Boyolali tahun ajaran 2010/2011. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri I Pentur Kec. Simo Kab. Boyolali tahun ajaran 2010/2011 berjumlah 17 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan perekaman foto. Untuk menguji validitas data, peneliti menggunakan triangulasi data (sumber) dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah model interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi. Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SD Negeri I Pentur Kec. Simo Kab. Boyolali tahun ajaran 2010/2011. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya persentase pada aspek keaktifan dan partisipasi pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I persentase keaktifan dan partisipasi siswa adalah 3,06 atau 76,5%. Pada siklus II persentase keaktifan dan partisipasi siswa meningkat menjadi: 3,38 atau 84,5%. Peningkatan hasil pembelajaran dibuktikan dengan diperoleh nilai rata-rata hasil tes awal sebelum tindakan (prasiklus) yaitu 52,47 dengan ketuntasan 29,41%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat mencapai 66,5 dengan ketuntasan 64,71%. Setelah tindakan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 73,26 dengan ketuntasan 82,35%.
iv
ABSTRACT
Kus Wijayanti. X 7107038. IMPROVING OF SKILL WRITING NARRATION THROUGH THE SERIES PICTURE MEDIA AT IV SDN I PENTUR DISTRICT OF SIMO, SUB-PROVINCE OF BOYOLALI IN 2010/2011 ACADEMIC YEAR. Research Paper. School of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University of Surakarta. May, 2011. This research aim to improving quality skill writing narration through the series picture media at IV SDN I Pentur district of Simo, sub-province of Boyolali in 2010 / 2011 academic year. This research in form of Classroom Action Research (CAR). Subject used in this research is IV SDN 1 Pentur student class District of Simo, Sub-province of Boyolali in 2010/2011 academic year amounting to 17 students consisted of 12 men student and 5 woman student. The data collecting technique used observation, test, and photo recording. For testing the validity data, researcher uses the data triangulation (source) and triangulation method. The data analyze technique used interactive model include three component fruit that is data discount, data presentation, and withdrawal conclude or verification. Process the research executed in two cycles. Every cycle consisted of four phase, that is: (1) action planning, (2) action execution, (3) observation, and (4) reflection. Pursuant to the result research, can concluded that the series picture media can improve the quality skill write the narration at IV of student class at SDN I Pentur district of Simo, sub-province of Boyolali in 2010 / 2011 academic year. This matter is provable at the height of percentage of student at aspect of liveliness and participation at cycle I and cycle lI. At cycle 1 percentage student liveliness and participation is 3,06 or 76,5%. At cycle II percentage student liveliness and participation mount to become: 3,38 or 84,5%. Quality of result proved obtained average value of result test early before action (pre- cycle) that is 52,47 completely 29,41%. At cycle I average value of class mount to reach 66,5 completely is 64,71%. After action at cycle II of average value class mount to become 73,26 completely 82,35%.
v
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan, maka kerjakanlah urusanmu dengan sungguh-sungguh dan hanya kepada Allah kamu berharap (QS. Al-Insyirah:6-8) Persoalan dalam hidup bukan membuat hidup manusia menjadi lebih mudah, tetapi membuat manusia menjadi lebih tegar. (David Starr Jordan) Ketahuilah pertolongan itu ada bersama dengan kesabaran, jalan keluar itu akan selalu beriringan dengan cobaan, dan bersama kesulitan itu ada kemudahan. (HR. Tirmidzy) Seseorang, terutama wanita, jika secara tidak sengaja mengetahui sesuatu yang buruk, hendaknya menyembunyikannya sedapat mungkin. (Jane Austen) Persoalan hidup bukan alasan untuk kita menjadi lemah, tetapi alasan untuk kita kuat bertahan. (Penulis)
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
1. Bapak Kusnan dan Ibu Paryumi yang memberikan pelajaran berharga tentang ketabahan hidup, semoga kalian selalu diberi kesehatan, kesuksesan dan kebahagiaan. Amiin. 2. Kakakku (Mbak Tien), kedua adikku (Dik Tutut, dan Dik Andes) dan ponakanku tersayang (Dik Shani) yang telah banyak menghiburku. 3. Keluarga besar Abbas dan keluarga di PWD. 4. Seseorang yang menyayangiku, terima kasih sudah mendukung setiap langkahku. 5. Teman-temanku SI PGSD angkatan 2007 terkhusus untuk kelas VIIIB, dan adik-adik tingkatku PGSD FKIP UNS yang telah banyak membantu dan mendoakanku. 6. Sahabat-sahabatku, Iing, Asih, Anggun, Erlis, Twin, Denty, Meti, The G’, dan anak-anak kost Dewi, Chantel, bersama kalian aku nikmati persahabatan, kan ku kenang selalu masa-masa ceria kita. 7. Keluarga besar FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta dan almamaterku tercinta tempatku menimba ilmu berkarakter kuat dan cerdas untuk masa depan yang cerah.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita. Atas kehendak-Nya pula skripsi dengan judul ”Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi melalui Media Gambar Seri pada Siswa Kelas IV SDN I Pentur Kec. Simo Kab. Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011” ini dapat terselesaikan dengan baik sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah melibatkan berbagai pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat : 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Kartono, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta. 4. Dra. Siti Istiyati, M.Pd selaku
pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Dra. Siti Kamsiyati, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta dan pembimbing II skripsi penulis yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 6. Bapak dan Ibu dosen program studi PGSD FKIP UNS yang telah memberikan motivasi dan pengarahan kepada penulis. 7. Ibu Elisabet Sri Rejeki, S. Pd selaku Kepala Sekolah SDN I Pentur yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
viii
8. Ibu Sulami, Ama. Pd selaku guru kelas IV SDN I Pentur yang dengan senang hati membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian. 9. Guru-guru SDN I Pentur yang telah memberikan motivasi dan
sebagai
informan terhadap penyusunan skripsi ini. Penulis telah berupaya untuk berbuat yang terbaik dalam penyusunan skripsi ini. Namun demikian, disadari hasilnya masih jauh dari kesempurnaan. Semua ini tidak lain karena keterbatasan penulis baik pengatahuan dan pengalaman. Oleh karena itu, segala saran dan kritik membangun sangat diharapkan. Akhirnya, penulis tetap berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca budiman. Semoga kebaikan dan bantuan dari semua pihak tersebut di atas mendapat pahala dan imbalan dari Allah.
Surakarta, Mei 2011
Penulis
ix
DAFTAR ISI
JUDUL ...........................................................................................................
i
PERSETUJUAN ............................................................................................
ii
PENGESAHAN .............................................................................................
iii
ABSTRAK .....................................................................................................
iv
ABSTRACT ...................................................................................................
v
MOTTO ..........................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ..........................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
x
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xvi
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
B. Rumusan Masalah ...................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................
6
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................
8
A. Tinjauan Pustaka .....................................................................
8
1. Hakikat Keterampilan Menulis Narasi ...............................
8
a. Pengertian Keterampilan Menulis ................................
11
b. Pengertian Narasi ........................................................
14
c. Keterampilan Menulis Narasi di SD ...........................
17
d. Penilaian Keterampilan Menulis Narasi.......................
18
2. Hakikat Media Gambar Seri...............................................
20
a. Pengertian Media Pembelajaran ..................................
20
b. Jenis Media Pembelajaran ...........................................
21
c. Manfaat Media Pembelajaran ......................................
22
d. Pemilihan Media ........................................................
23
x
e. Pengertian Media Gambar Seri ...................................
24
B. Penelitian yang Relevan ..........................................................
26
C. Kerangka Berpikir ...................................................................
27
D. Hipotesis Tindakan ..................................................................
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................
30
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................
30
B. Bentuk dan Strategi Penelitian……………………………….
31
C. Subjek Penelitian .....................................................................
33
D. Sumber Data ............................................................................
33
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................
34
F. Validitas Data ..........................................................................
35
G. Teknik Analisis Data ...............................................................
36
H. Indikator Ketercapaian……………………………………….
38
I. Prosedur Penelitian ..................................................................
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..........................
47
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .....................................................
47
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian .........................................
49
1. Tindakan Pra Siklus ............................................................
49
2. Tindakan Siklus I ................................................................
51
a. Tahap Perencanaan .........................................................
51
b. Tahap Pelaksanaan ..........................................................
53
c. Tahap Observasi ..............................................................
57
d. Tahap Analisis dan Refleksi ...........................................
62
3. Tindakan Siklus II ...............................................................
68
a. Tahap Perencanaan .........................................................
68
b. Tahap Pelaksanaan ..........................................................
69
c. Tahap Observasi .............................................................
73
d. Tahap Analisis dan Refleksi ..........................................
79
C. Hasil Penelitian ......................................................................
82
D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................
85
xi
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................
89
A. Simpulan .................................................................................
89
B. Implikasi ..................................................................................
90
C. Saran ........................................................................................
91
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
92
LAMPIRAN ..................................................................................................
94
xii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Perbedaan Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif ……………. ...
15
Tabel 2. Komponen-komponen yang Perlu Mendapat Perhatian pada Tes Keterampilan Berbahasa …………………………………………
18
Tabel 3. Format Lembar Penilaian Keterampilan Menulis Narasi ……….
19
Tabel 4. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian ……………………......
39
Tabel 5. Frekuensi Data Tes Awal . ..............................................................
50
Tabel 6. Hasil Tes Awal ...............................................................................
51
Tabel 7. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan I .............
54
Tabel 8. Observasi Terhadap Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I ……….. ..
56
Tabel 9. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan II…
60
Tabel 10. Observasi Terhadap Kinerja Guru Siklus I Pertemuan II……
62
Tabel 11. Observasi Peningkatan Kegiatan Siswa Siklus I ……………….. ..
63
Tabel 12. Observasi Peningkatan Kinerja Guru siklus I…………………..
64
Tabel 13. Frekuensi Data Nilai Siklus I Siswa Kelas IV SDN I Pentur …………………………………………………………….
65
Tabel 14. Perkembangan Nilai Keterampilan Menulis Narasi dari Tes Awal sampai Siklus I ………………………………………..
66
Tabel 15. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan I ............
74
Tabel 16. Observasi Terhadap Kinerja Guru Siklus II Pertemuan I............
76
Tabel 17. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan II…..
77
Tabel 18. Observasi Terhadap Kinerja Guru Siklus II Pertemuan II …
78
Tabel 19. Observasi Peningkatan Kegiatan Siswa Siklus I.........................
80
Tabel 20. Observasi Peningkatan Kinerja Guru pada Siklus I ………......
81
Tabel 21. Frekuensi Data Nilai Siklus II Siswa Kelas IV SDN I Pentur ……………………………………………………………
82
Tabel 22. Frekuensi Penilaian Kegiatan Siswa Siklus I dan II Siswa Kelas IV SDN I Pentur ……………. ………………………………
83
Tabel 23. Frekuensi Penilaian Kinerja Guru Siklus I dan II Siswa Kelas IV SDN I Pentur ……………. …………………………………
xiii
84
Tabel 24. Perbandingan Nilai Keterampilan Menulis Narasi dari Tes Awal sampai Siklus II ………………………………………..
85
Tabel 25. Persentase Nilai Keterampilan Menulis Narasi dari Siswa Kelas IV SDN I Pentur …………………………………………..
xiv
86
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan dalam Kerangka Berpikir .....................
28
Gambar 2.
Langkah-langkah dalam PTK .....................................................
32
Gambar 3.
Komponen-komponen Analisis Data ..........................................
38
Gambar 4.
Nilai Tes Awal.. ..........................................................................
50
Gambar 5.
Grafik 1 Observasi Kegiatan Siswa Kelas pada Siklus I Kelas IV SDN I Pentur …………………………………………………..
63
Gambar 6.
Grafik 2 Observasi Kinerja Guru Kelas pada Siklus I …… .......
64
Gambar 7.
Grafik 3 Nilai Tes Siklus I Siswa Kelas IV SDN I Pentur……………….. ………………………………………
Gambar 8.
Gambar 9.
66
Grafik 4 Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Kelas IV SDN I Pentur ………………………………………………….
80
Grafik 5 Observasi Kinerja Guru Kelas pada Siklus II …… ......
81
Gambar 10. Grafik Nilai Tes Siklus II Siswa Kelas IV SDN I Pentur……………….. ………………………………………
82
Gambar 11. Grafik Peningkatan Nilai Observasi Kegiatan Siswa Siklus I dan II Kelas IV SDN I Pentur ………………………………...
84
Gambar 12 . Grafik Peningkatan Nilai Observasi Kinerja Guru pada Siklus I dan II ……………………………………………
84
Gambar 13. Grafik Nilai Tes Setiap Siklus Siswa Kelas IV SDN I Pentur……………….. ………………………………………
xv
85
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ..................
Lampiran 2.
Pedoman Wawancara Untuk Guru Sebelum diterapkan Media Gambar Seri ...........................................................
Lampiran 3.
95
96
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD Kelas IV ......................................................................................
98
Lampiran 4.
Soal Tes Awal ( Pre test) dan Hasil Pekerjaan Siswa .......
99
Lampiran 5.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan I .......................................................................
102
Lampiran 6.
Soal Siklus I Pertemuan I ..................................................
108
Lampiran 7.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan II ......................................................................
109
Lampiran 8.
Soal Siklus I Pertemuan II dan Hasil Pekerjaan Siswa ......
114
Lampiran 9.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan I .......................................................................
115
Lampiran 10. Soal Siklus II Pertemuan I .................................................
120
Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan II ......................................................................
121
Lampiran 12. Soal Siklus II Pertemuan II dan Hasil Pekerjaan Siswa .....
127
Lampiran 13. Nilai Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN I Pentur Sebelum tindakan ..............................................................
130
Lampiran 14. Nilai Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN I Pentur Siklus I Pertemuan I ..........................................................
132
Lampiran 15. Nilai Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN I Pentur Siklus I Pertemuan II .........................................................
134
Lampiran 16. Nilai Rata-rata Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN I Pentur Siklus I .................................................................
136
Lampiran 17. Nilai Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN I Pentur Siklus II Pertemuan I .........................................................
xvi
137
Lampiran 18. Nilai Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN I Pentur Siklus II Pertemuan II .......................................................
139
Lampiran 19. Nilai Rata-rata Tes Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN I Pentur Siklus II ............................................................... Lampiran 20. Instrumen
Observasi
Aktifitas
Siswa
Siklus
I
Pertemuan I ....................................................................... Lampiran 21. Instrumen
Observasi
Aktifitas
Siswa
Siklus
Observasi
Aktifitas
Siswa
Siklus
Observasi
Aktifitas
Siswa
Siklus
144
II
Pertemuan I ....................................................................... Lampiran 23. Instrumen
142
I
Pertemuan II ...................................................................... Lampiran 22. Instrumen
141
146
II
Pertemuan II .....................................................................
148
Lampiran 24. Penjelasan Diskriptor Observasi Guru ..............................
150
Lampiran 25. Penilaian Praktikan pada Siklus I pertemuan I ...................
158
Lampiran 26. Penilaian Praktikan pada Siklus I pertemuan II ................
161
Lampiran 27. Penilaian Praktikan pada Siklus II pertemuan I ................
164
Lampiran 28. Penilaian Praktikan pada Siklus II pertemuan II ...............
167
Lampiran 29. Lampiran Foto ...................................................................
170
Lampiran 30. Surat Keterangan Penelitian Kepala SDN I Pentur ...........
177
Lampiran 31. Surat Keputusan Dekan FKIP UNS ..................................
178
Lampiran 32. Surat Permohonan Ijin Penelitian ......................................
179
Lampiran 33. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ........................
180
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia mempergunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi dengan sesama. Bahasa diartikan sebagai lambang dari manusia yang dapat membedakannya dengan makhluk-makhluk lainnya, bahkan bahasa dapat menunjukkan jati diri atau identitas seseorang. Bahasa merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena bahasa tidak hanya digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi, mengutarakan pikiran serta gagasan saja, melainkan juga digunakan sebagai alat untuk mengadakan hubungan dan pergaulan dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi bahasa bisa punah karena kebanyakan bahasa di dunia ini yang tidak statis, bahasa itu berubah seiring dengan berjalannya waktu, mendapat kata tambahan dan mencuri kata-kata dari bahasa lain. Ketika tidak ada lagi masyarakat penutur asli suatu bahasa maka bahasa tersebut akan mati atau punah. Seperti juga orang Indonesia kini boleh jadi tidak mengerti tentang seluk-beluk bahasa Indonesia, pengaruh globalisasi dan IPTEK menyebabkan sebagian masyarakat Indonesia menganggap bahasa Indonesia itu tidak gaul dan terlalu formal sehingga siswa cenderung terpengaruh oleh bahasa-bahasa gaul yang ada di masyarakat. Selain itu bahasa asing dan juga bahasa daerah sangat berpengaruh pada perkembangan bahasa Indonesia. Mengingat hal tersebut maka pembelajaran bahasa Indonesia perlu dilaksanakan untuk melestarikan dan meningkatkan pengetahuan bahasa, khususnya agar siswa dapat berbahasa dengan baik dan benar. Pembelajaran bahasa Indonesia perlu dilaksanakan secara fungsional dan komunikatif. Siswa tidak hanya belajar tentang pengetahuan bahasa melainkan siswa juga belajar menggunakan bahasa untuk keperluan komunikasi. Komunikasi di sini dimaksudkan sebagai suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan. Komunikasi paling tidak melibatkan dua orang atau lebih yang berkomunikasi dengan berbagai macam cara, baik secara verbal 1
2 maupun non-verbal. Komunikasi secara verbal itu berupa penyampaian informasi secara tertulis atau pun lisan yang disampaikan dengan struktur atau organisasi dengan baik, sedangkan komunikasi non-verbal adalah komunikasi tanpa menggunakan kata-kata dalam penyampaian informasi melainkan menggunakan diantaranya bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi dan intonasi suara. Komunikasi non-verbal kadang tidak terencana dan tidak terstuktur. Pada proses pembelajaran bahasa Indonesia di SD, guru berusaha untuk mengajarkan pada anak didik tentang cara menyampaikan informasi secara verbal, di sini siswa diharapkan mampu menguasai empat macam keterampilan berbahasa dengan baik dan benar. Empat macam keterampilan berbahasa itu adalah keterampilan
menyimak,
berbicara,
membaca,
dan
menulis.
Keempat
keterampilan tersebut dipelajari kemudian dikembangkan oleh siswa melalui pendekatan proses yaitu suatu tindakan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Keempat keterampilan ini tidak dapat dicapai secara cepat (instant) melainkan dengan pembelajaran yang terus menerus dan dengan didukung oleh penggunaan sarana prasarana, serta media yang menarik bagi siswa, agar siswa berminat terhadap pembelajaran yang dilaksanakan guru. Berdasarkan kenyataan dari hasil wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri 1 Pentur penilaian terhadap tugas menulis narasi, dalam pelajaran bahasa Indonesia kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang harus dicapai adalah 62, namun masih banyak anak yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), siswa yang memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kurang dari 50% dari jumlah keseluruhan siswa. Penilaian tugas tersebut didasarkan pada aspek isi ejaan, kohesi, koherensi, dan kelogisan. Kelemahan siswa paling banyak terletak pada kelogisan, siswa mengalami kesulitan dalam menyusun karangan yang logis. Pada aspek ejaan siswa juga kurang menguasai, kesalahan terletak pada penggunaan huruf kapital yang tidak sesuai dengan EYD. Selanjutnya pada aspek kohesi dan koherensi siswa juga mengalami kesulitan dalam hal menggabungkan kalimat menjadi kalimat yang baik. Rendahnya kemampuan menulis narasi tersebut merupakan masalah yang dihadapi guru.
3 Faktor-faktor yang mengakibatkan rendahnya keterampilan menulis narasi siswa adalah pengajaran guru pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang masih menggunakan pengajaran yang berpusat pada guru (Teacher Center) dimana guru lebih aktif memberikan informasi kepada siswa. Hal ini dapat membuat anak menjadi pasif dalam pembelajaran karena anak terbiasa diberi materi pelajaran tanpa berusaha mencari sendiri ilmu yang ingin ia ketahui. Maka dari itu untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan penggunaan pendekatan dan media yang tepat oleh guru dalam pembelajaran. Proses pembelajaran di SD Negeri 1 Pentur belum sepenuhnya optimal, hal ini dapat dilihat pada saat proses pembelajaran berlangsung, saat
pembelajaran berlangsung siswa
jarang
mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap pembelajaran yang dilakukan guru. Diskusi kelas jarang dilaksanakan secara interaktif dan alat peraga jarang digunakan. Siswa menjadi ramai sendiri, dan kurang termotivasi dalam pembelajaran. Keberadaan guru di kelas kurang diperhatikan siswa, media yang kurang bervariasi oleh guru membuat anak cepat bosan terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Berdasarkan hasil observasi awal pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur diperoleh hasil bahwa pembelajaran cenderung didominasi oleh guru yang mengakibatkan proses pembelajaran hanya berlangsung satu arah, serta minimnya penggunaan media oleh guru membuat anak kurang termotivasi dalam pembelajaran. Hal itu yang membuat anak kurang aktif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada saat guru mengajarkan keterampilan menulis pada anak. Apabila hal ini dibiarkan begitu saja maka kemampuan anak dalam hal keterampilan menulis akan sangat kurang, ini sangat merugikan bagi anak karena keterampilan menulis sangat penting, misalnya : digunakan saat membuat lamaran pekerjaan, menyusun naskah pidato dan saat kita ingin menjadi sarjana kita harus dapat membuat sebuah karya ilmiah. Kalau siswa tidak dibiasakan mengasah keterampilan menulisnya dari sejak kecil maka nanti pada saat siswa dihadapkan dengan skripsi atau penyusunan karya ilmiah, ia akan mengalami kesulitan. Belajar menulis atau mengarang bagi anak terkadang dianggap sebagai suatu kegiatan yang tidak menarik, menjemukan, dan bahkan menfrustasikan.
4 Pendapat tersebut tidak sepenuhnya salah karena mungkin seorang siswa belum bisa memahami konsep dari menulis serta pengalaman menulis yang dialami siswa di sekolah mungkin kurang menyenangkan. Siswa terkadang sulit menemukan apa yang ingin ia tulis, mereka terkadang sulit untuk menulis kalimat utama dalam sebuah tulisan, bahkan mereka terkadang mengalami sindrom kertas kosong (blank page syndrome) tidak tahu apa yang ingin mereka tulis. Guru terkadang hanya mengajarkan teori tentang menulis atau mengarang saja pada anak, sehingga pengetahuan anak akan lebih bersifat teoritis, padahal pada kenyataannya menulis atau mengarang bukan hanya sekedar teori, melainkan sebuah keterampilan yang mengandung unsur seni atau art di dalamnya. Siswa tidak akan mampu menulis dengan baik tanpa mencoba dan berlatih berkali-kali. Selama ini siswa jarang menulis dengan pikirannya sendiri, siswa terbiasa menyalin tulisan dari papan tulis yang seakan-akan tulisan tersebut seragam. Hal tersebut berakibat rendahnya kosakata anak dalam membuat sebuah karangan. Siswa terlalu sering dituntun oleh guru sehingga mereka menjadi pasif dan jarang bertanya. Dalam menulis siswa harus memiliki keterampilan mekanik seperti penggunaan ejaan, pembuatan kalimat, pemilihan kata, penggunaan alinea dan pelaksanaan wawancara. Namun kemampuan mekanik saja tidak cukup, tulisan harus mengandung sesuatu atau isi yang akan disampaikan. Keterampilan menulis dapat diperoleh melalui sebuah proses, proses itu melibatkan tahap prapenulisan, penulisan, serta penyuntingan, perbaikan, dan penyempurnaan. Tahap-tahap tersebut diawali dari pemilihan topik, pengumpulan informasi, penyusunan karangan, sampai pada tahap akhir yaitu perbaikan karangan. Untuk pembelajaran di SD terlalu sering membahas tentang teori-teori menulis tersebut tapi jarang dipraktekkan, hal itulah yang membuat anak menganggap bahwa keterampilan menulis itu membosankan. Penggunaan media pembelajaran yang menarik bagi anak sangat penting agar anak tidak merasa bosan dalam pembelajaran, minimnya penggunaan media oleh guru selama ini dapat diubah sedikit demi sedikit. Menurut Hamalik dalam Azhar Arsyad (2005: 15) mengemukakan pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
5 pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Hal ini dimaksudkan agar media yang dipakai guru dapat memancing siswa menemukan ide-ide yang menarik dalam menulis karangan. Pengajaran guru yang masih konvensional tentu saja jarang atau bahkan tidak menggunakan media pembelajaran yang tepat. Padahal penggunaan media pembelajaran sangatlah penting terhadap pencapaian kualitas pembelajaran yang optimal. Azhar Arsyad (2005: 119) mengungkapkan gambar seri adalah gambar yang merupakan rangkaian kegiatan atau cerita yang disajikan secara berurutan. Penggunaan media pembelajaran dengan gambar seri diharapkan mampu membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran, dengan adanya bantuan berupa gambar yang disusun secara seri diharapkan siswa dapat menguasai keterampilan menulis narasi. Dengan penggunaan media gambar seri diharapkan siswa mampu menghasilkan sebuah cerita yang runtut berdasarkan urutan atau rangkaian kejadian suatu peristiwa. Bertolak dari paparan di atas agar siswa mempunyai keterampilan menulis narasi yang sesuai dengan harapan, maka harus digunakan media yang tepat dalam pembelajaran.
Melalui media pembelajaran yang tepat dalam
pembelajaran yaitu media pembelajaran gambar seri, maka pembelajaran akan lebih menarik dan efektif, sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa. Selain itu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh media ini tidak terlalu besar sehingga gambar-gambar yang diberikan kepada siswa dapat bervariasi. Dengan adanya variasi gambar dan perbesar ukuran gambar yang dapat dilakukan dengan penggunaan LCD atau gambar ukuran A3, siswa tidak akan jenuh. Alasan lain diambilnya media ini adalah dengan ditampilkannya gambar berseri dapat menuntun anak berfikir secara logis mengenai hubungan sebabakibat, kaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan lain
serta memberikan
penjelasan yang sejelas-jelasnya mengenai fase, langkah, dan urutan dalam menulis sebuah cerita. Hal ini yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul : “Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Gambar Seri pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pentur Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011 ”.
6 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2010/2011? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : “Untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pentur, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2010/2011”.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik yang bersifat praktis maupun teoritis. 1. Manfaat Teoritis a. Secara umum hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya peningkatan keterampilan menulis narasi melalui media gambar seri. b. Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi pada strategi pembelajaran berupa perubahan dari paradigma mengajar menuju ke paradigma belajar yang mementingkan proses untuk mencapai hasil. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Meningkatnya
Keterampilan
mengembangkan potensi
diri
menulis
siswa
secara optimal
sehingga
dapat
terutama dalam
meningkatkan kemampuan menulis narasi selanjutnya. b. Bagi Guru Meningkatnya pengetahuan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam menulis narasi dengan menggunakan media gambar seri,
7 sehingga tercipta suatu proses pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan untuk membantu perkembangan siswa yang optimal. c. Bagi Sekolah Meningkatnya kualitas pembelajaran untuk menjadi pendorong untuk selalu mengadakan pembaharuan proses pembelajaran ke arah yang lebih baik.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka 1. Hakikat Keterampilan Menulis Narasi a. Pengertian Keterampilan Menulis 1) Pengertian Keterampilan Menurut Soemarjadi, dkk (2003: 2) Keterampilan sama artinya dengan kecakapan. Terampil, atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan pekerjaan dengan cepat tapi salah tidak dapat disebut dengan terampil. Demikian pula orang yang dapat melakukan pekerjaan dengan cepat tapi tidak benar, tidak dapat disebut dengan terampil. Menurut
(http://nucleussmart.blogspot.com/diunduh
tanggal
04
Februari 2011) Istilah Keterampilan berasal dari kata dasar terampil yang berarti pandai melakukan sesuatu dalam bentuk tindakan . Keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan ditentukan bersama dengan belajar dan keturunan. Keterampilan merupakan pengetahuan eksperiensial yang dilakukan secara berulang dan terus menerus secara terstruktur sehingga membentuk kebiasaan baru seseorang (http://gozalionline.blogspot.com.html diunduh tanggal 04 Februari 2011). Berdasarkan uraian di atas keterampilan adalah kemampuan melakukan sesuatu melalui belajar yang berupa tindakan dengan cepat dan tepat, secara efektif untuk menempati isi tertentu. Menurut Puji Santoso, dkk (2008: 1.9) keterampilan proses belajar bahasa dibagi menjadi berbagai tahap sebagai berikut: a) Keterampilan yang paling sederhana adalah keterampilan mekanis berupa hafalan atau ingatan. Misalnya, anak mulai mengenal kosakata baru, membaca suku kata dan kelompok kalimat. b) Keterampilan tahap berikutnya adalah pengetahuan berupa demonstrasi pengetahuan tentang fakta, kaidah tentang apa saja yang dipelajari. 8 8
9 misalnya, pada tahap ini murid mengingat kaidah kebahasaan yang ia pelajari. c) Keterampilan transfer, keterampilan ini merupakan kemampuan reseptif dimana siswa berusaha mengaplikasikan pengetahuan yang ia miliki. d) Tahap ke empat adalah komunikasi. Murid mampu memahami serta mengkomunikasikan ilmu yang ia dapat baik secara tertulis maupun secara lisan. Keterampilan berbahasa di SD dapat dibagi menjadi keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan berbahasa lisan. Menurut Puji Santoso,dkk (2008: 6.3) Klasifikasi ini dibuat berdasarkan pendekatan komunikatif. Keterampilan berbahasa tulis dapat dibagi menjadi membaca dan menulis, sedangkan keterampilan bahasa lisan dibagi menjadi menyimak dan berbicara. Pembelajaran keterampilan berbahasa tidak boleh ditafsirkan sebagai mengajarkan memahami dan menggunakan bahasa, tetapi juga harus dipahami sebagai mengajak siswa berlatih memahami dan menggunakan bahasa di SD. Dengan pemahaman seperti itu, guru akan terdorong untuk merancang pembelajaran bahasa dengan lebih bervariasi lagi sehingga pengalaman belajar siswa akan lebih bermakna. 2) Pengertian Menulis Menurut Puji Santoso, dkk (2008: 6.14) menulis dapat dianggap sebagai proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Dilihat dari prosesnya, menulis mulai dari hal yang tidak tampak baru menjadi sebuah tulisan yang utuh. Hal ini dikarenakan apa yang hendak ditulis masih dalam bentuk pikiran, bersifat sangat pribadi. Menulis dan mengarang merupakan dua hal yang dianggap sama pengertiannya oleh sebagian ahli dan berbeda oleh sebagian ahli lainnya. Menurut Mc Crimmon dalam St.Y Slamet (2008: 97), menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih halhal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan jelas. Robert Lado (dalam Agus Suriamiharja et al, 1996: 1) mengatakan bahwa:
10 “To Write is to put down the graphic symbols that represent a language one understands, so that other can read these graphic representation”(Robert Lado, 1971;143). Dapat diartikan bahwa menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol grafisnya. Menurut Suparno dan M. Yunus dalam St.Y Slamet (2003: 3) menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat, yaitu penulis, isi tulisan, saluran, atau media berupa tulisan. Dalam pengambilan kesimpulan menulis, dapat dilakukan secara induktif dan deduktif. Penalaran induktif adalah suatu proses berfikir yang bertolak dari hal-hal yang khusus menuju sesuatu yang umum. Sementara itu, penalaran deduktif adalah suatu proses berfikir yang bertolak dari sesuatu yang umum pada peristiwa yang khusus untuk mencapai sebuah kesimpulan. Sri Hastuti dalam St.Y. Slamet (2008: 99) menyatakan Menulis di samping sebagai proses, juga merupakan suatu kegiatan yang komplek. Komplek di sini bahwa kegiatan menulis adalah kegiatan yang melibatkan cara berpikir yang teratur dan berbagai persyaratan yang berkaitan dengan teknik penulisan, antara lain: a) adanya kesatuan gagasan, b) penggunaan kalimat yang jelas dan efektif, c) paragraf disusun dengan baik, d) penerapan kaidah ejaan yang benar, e) penguasaan kosakata yang memadai. Menulis dianggap sebagai proses, yaitu merupakan serangkaian aktivitas (kegiatan) yang terjadi dan melibatkan beberapa fase (tahap) yaitu fase pramenulis (persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan). Puji Santosa, dkk (2008: 6.15) memberikan kiat-kiat agar siswa mudah dalam menulis yang merupakan suatu proses, yaitu sebagai berikut: a) Langsung menulis teori belakangan. b) Mulai dari manapun boleh.
11 c) Belajar sambil bercanda. d) Pembelajaran menulis nonlinear, yaitu tidak harus berdasarkan urutan dari a sampai z. e) Berbicara meniru mendengarkan, menulis meniru membaca. Dari beberapa pendapat para ahli yang telah dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu proses maupun produk yang berupa hasil pemikiran yang dituangkan dalam bentuk tulisan. 3) Pengertian Keterampilan Menulis Keterampilan menulis menurut Byrne dalam St. Y Slamet (2008: 106) adalah : Keterampilan menulis pada hakekatnya bukan sekedar kemampuan menulis simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil. Menurut St. Y Slamet (2008: 120) keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam menyusun suatu tulisan atau karangan berdasarkan fakta (umum) yang dapat dipertanggungjawabkan kepada pembaca melalui medium bahasa tulis dan bertaat azas pada kaidah bahasa Indonesia. Keterampilan menulis menuntut kemampuan menggunakan polapola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan. Keterampilan menulis
mencakup
berbagai
kemampuan
diantaranya:
kemampuan
menggunakan unsur bahasa secara tepat, kemampuan mengorganisasikan wacana dalam bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya bahasa yang tepat pemilihan kata serta yang lainnya. Keterampilan menulis tidaklah dapat diperoleh secara cepat atau hanya dengan bakat yang dimiliki seseorang saja melainkan keterampilan menulis hanya bisa diperoleh melalui proses belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh. Hal ini disebabkan karena menulis merupakan suatu keterampilan yang dapat dipelajari. Keterampilan menulis akan menghantarkan seseorang menjadi cendikiawan, tolak ukur kecerdasan seseorang akan lebih banyak ditentukan oleh karya tulis yang dihasilkan.
12 Menurut Hairston dalam St. Y Slamet (2008: 109) menulis yang baik adalah menyesuaikan tulisan dengan kebutuhan pembaca. Oleh karena itu tulisan bisa formal, bisa sederhana, bisa resmi (penuh tata karma), bisa kasar dan bisa halus. Menurut St. Y Slamet (2008: 109) tulisan yang baik adalah yang dapat berkomunikasi secara efektif dengan pembaca. Karangan atau tulisan yang tersusun dengan baik selalu mengandung tiga unsur atau bagian utama, yaitu bagian pendahuluan (introduksi), isi tulisan (bodi), dan penutup (konklusi). Setiap bagian mempunyai fungsi
yang berbeda. Bagian
pendahuluan berfungsi untuk menarik minat pembaca dan menjelaskan ide pokok atau tema karangan. Fungsi bagian isi, yaitu sebagai jembatan yang menghubungkan bagian pendahuluan dengan penutup, sedangkan bagian penutup berfungsi sebagai kesimpulan. St. Y Slamet (2008: 111) menyatakan bahwa komponen-komponen dalam keterampilan menulis meliputi: isi, organisasi isi, gramatika, diksi, dan ejaan. Karangan dapat disajikan dalam lima bentuk atau ragam wacana : deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Kenyataannya, masingmasing bentuk itu tidak selalu berdiri sendiri. Misalnya, dalam sebuah karangan narasi mungkin saja terdapat bentuk deskripsi atau eksposisi. Dalam karangan eksposisi bisa saja terkandung bentuk deskripsi dan narasi, dan begitu seterusnya. Penamaan suatu ragam karangan lebih didasarkan atas corak yang paling dominan dalam karangan tersebut. Menurut Weaver dalam St.Y Slamet (2008: 111), secara padat di dalam proses penulisan ada lima tahap, yaitu (a) persiapan penulisan (rehearsing), (b) pembuatan draft (drafting), (c) perevisian (revising), (d) pengeditan (editing), (e) pemublikasian (publishing). Berikut penjelasan dari tahap-tahap penulisan di atas : a) Persiapan penulisan (rehearsing) Ini merupakan tahap penulisan. Pada tahap ini merupakan langkah awal dalam menulis yang mencakup kegiatan (1) menentukan dan membatasi topik tulisan, (2) merumuskan tujuan, menentukan bentuk tulisan, dan menentukan pembaca yang akan ditujunya, (3) memilih bahan,
13 serta (4) menentukan generalisasi dan cara-cara untuk mengorganisasikan ide dan tulisannya. Oleh karena itu, pada tahap persiapan menulis kadang diperlukan stimulus untuk merangsang munculnya respon yang berupa ide atau gagasan. b) Pembuatan draf (drafting) Dalam orientasi pembelajaran yang berpusat pada siswa, tahap menulis ini dimulai dengan menjabarkan ide ke dalam tulisan. Adapun fokus pada tahap ini adalah penuangan ide-ide ke dalam tulisan. c) Perevisian (revising) Pada tahap merevisi dilakukan koreksi terhadap keseluruhan karangan. Koreksi dilakukan terhadap beberapa aspek, misalnya struktur karangan dan kebahasaan. Struktur karangan meliputi penataan ide pokok dan ide penjelas, serta sistematika dan penalarannya. Sementara itu, aspek kebahasaan meliputi pilihan kata, struktur bahasa, ejaan, dan tanda baca. Pada tahap revisi masih dimungkinkan mengubah judul karangan apabila judul yang telah ditentukan dirasa kurang tepat. d) Pengeditan/Penyuntingan (editing) Hasil tulisan/karangan perlu dilakukan pengeditan (penyuntingan). Hal ini berarti tulisan sudah hampir jadi. Tujuan kegiatan penyuntingan adalah membuat tulisan dapat dibaca secara optimal oleh pembacanya. e) Pemublikasian (publishing/sharing) Publikasi mempunyai dua pengertian. Pengertian pertama, publikasi berarti menyampaikan karangan kepada publik dalam bentuk cetakan, sedangkan pengertian kedua menyampaikan dalam bentuk non-cetakan. Akhirnya, berdasarkan beberapa pendapat yang sudah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan pengertian keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang untuk membuat atau menyusun sebuah tulisan yang sesuai dengan kebutuhan pembaca dan bertaat azas pada kaidah bahasa Indonesia.
14 b. Pengertian Narasi Istilah narasi atau sering juga disebut naratif
berasal dari bahasa
Inggris narration (cerita) dan narrative (yang menceritakan). Karangan yang disebut narasi menyajikan serangkaian peristiwa (Suparno dan Mohamad Yunus, 2007: 4.55). Karangan ini berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis), dengan maksud memberi arti pada sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu. Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya suatu hal (St.Y. Slamet, 2008 : 103). Narasi juga merupakan jenis paparan yang biasa digunakan oleh para penulis untuk menceritakan tentang rangkaian kejadian atau peristiwa yang berkembang melalui waktu. Ciri utama dari karangan narasi adalah gerak atau perubahan keadaan suatu waktu menjadi keadaan lain pada waktu berikutnya melalui peristiwaperistiwa yang berangkai selain ciri utama tersebut, narasi juga memiliki suatu karakteristik, yakni hampir semua isi di dalamnya menceritakan manusia. Menurut Gorys Keraf (2003: 137) Narasi dibagi menjadi dua macam, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris dapat bersifat khas atau khusus dan dapat pula bersifat generalisasi. Narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi adalah narasi yang menyampaikan sesuatu secara umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat pula dilakukan secara berulangulang, sedangkan narasi yang bersifat khusus adalah narasi yang berusaha menceritakan suatu peristiwa yang khas, yang hanya terjadi satu kali. Narasi sugestif merupakan rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal pembaca.
15 Dalam tabel 1 dijelaskan adanya beberapa perbedaan antara narasi ekspositoris dan narasi sugestif diantaranya sebagai berikut : No Narasi Ekspositoris 1) Memperluas pengetahuan. 2) 3)
4)
Menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian. Didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional. Bahasanya lebih condong ke bahasa informatif dengan titik berat pada penggunaan katakata denotatif .
Narasi sugestif Menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat. Menimbulkan daya khayal. Penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna, sehingga kalau perlu penalaran bisa dilanggar Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitik beratkan penggunaan kata-kata komunitatif.
Tujuan menulis narasi secara fundamental ada dua, yaitu (1) hendak memberikan informasi atau memberi wawasan dan memperluas pengetahuan pembaca, (2) hendak memberikan pengalaman estetis kepada pembaca. Tujuan pertama menghasilkan jenis narasi informasional atau narasi ekspositoris dan tujuan kedua menghasilkan jenis narasi artistik atau narasi sugestif. Sebagai sebuah karangan, narasi dikembangkan dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar narasi sebagai tumpuan berfikir bagi terbentuknya karangan narasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain : 1) Alur/ plot Alur sering juga disebut dengan jalan cerita. Keduanya memang tidak dapat dipisahkan, tetapi terdapat perbedaan di dalamnya. Jalan cerita memuat kejadian di dalamnya, tetapi suatu kejadian ada karena ada sebab dan ada alasannya. Yang menggerakkan kejadian cerita tersebut adalah alur. Suatu kejadian baru dapat disebut narasi kalau di dalamnya ada perkembangan kejadian. Alur sering dikupas menjadi elemen-elemen berikut : a) pengenalan, b) timbulnya konflik, c) konflik memuncak, d) klimaks, dan e) pemecahan masalah.
16 2) Penokohan Untuk mendapatkan pemusatan kesan itu, perlu diadakan pemilihan dan pembatasan tokoh yang akan bertindak atau yang akan mengalami peristiwa dan kejadian dalam keseluruhan narasi. 3) Latar (setting) Latar merupakan tempat atau waktu terjadinya pembuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh. Latar tempat misalnya : di tepi sungai, di Jakarta. Latar waktu misalnya : pada suatu hari, pada zaman dahulu. 4) Sudut pandang ( point of view ) Sebelum mengarang narasi, sudut pandang yang paling efektif dalam cerita harus kita tentukan terlebih dahulu. Pencerita narasi disebut dengan narator, kedudukan narator dalam cerita secara pokok ada empat seperti berikut ini. a) Narator serba tahu (Omniscient point of view) Dalam kedudukan ini narator bertindak sebagai pencipta segalanya. Ia tahu segalanya, mengubah jalan pikiran tokoh, dan bisa berkomentar dengan pembacanya. Cerita yang cocok dengan ini adalah cerita humoris, sejarah, dan edukatif. b) Narator bertindak objektif (Objective point of view) Dalam teknik ini pengarang tahu tentang segalanya yang ada pada cerita, hanya pengarang sama sekali tak memberi komentar apapun terhadap pembaca, pembaca bebas menafsirkan apa yang diceritakan pengarang. c) Narator (ikut) aktif (Narrator acting) Narator juga aktor yang terlibat dalam cerita. Kadang-kadang fungsinya sebagai tokoh sentral. Cara ini tampak dalam penggunaan kata ganti orang pertama (aku, saya, kami). d) Narator sebagai peninjau Pelaku utama sudut peninjau ini sering disebut teknik orang ketiga, yang pelakunya disebut pengarang dia. Dalam hal ini pengarang memilih salah satu tokohnya untuk bercerita.
17 Pengembangan karangan narasi dapat dilakukan dengan langkahlangkah berikut : 1) menentukan tema atau amanat apa yang akan disampaikan. 2) menetapkan sasaran pembaca. 3) merancang peristiwa-peristiwa utama ke dalam bagian awal. 4) membagi peristiwa utama ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita. 5) memerinci peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita. 6) menyusun tokoh dan perwatakan, serta latar dan sudut pandang. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa narasi adalah suatu karangan yang menceritakan suatu kejadian/peristiwa dengan urutan waktu. c. Keterampilan Menulis Narasi di SD Puji Santosa, dkk (2008: 1.8) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi siswa dalam belajar ada dua macam yaitu faktor intern siswa dan faktor ekstern dari siswa tersebut. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri, seperti inteligensi anak sedangkan faktor ekstern siswa adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti lingkungan sekitar siswa. Dalam pembelajaran menulis di SD harus selalu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, pokok bahasan, sarana dan prasarana sekolah, kondisi siswa, dan lingkungan tempat siswa tinggal. Pembelajaran bahasa di SD harus disesuaikan dengan umur dan tingkat perkembangan anak dalam hal kemampuan menulis yang dimiliki oleh anak didik, mengingat tiaptiap anak mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Untuk itu dalam mengajarkan menulis narasi pada siswa, guru harus berupaya untuk memahami karakteristik anak SD dan menyesuaikan dengan kondisi dari masing-masing siswa. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya mengenai pengertian dari keterampilan, pengertian menulis, pengertian keterampilan menulis dan pengertian narasi, maka dapat diambil kesimpulan dari urutan di atas bahwa keterampilan menulis narasi di SD adalah keterampilan seseorang dalam
18 mengungkapkan gagasan atau pikirannya ke dalam bentuk karangan yang menceritakan suatu kejadian berdasarkan dengan urutan waktu tertentu serta disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan anak. d. Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Dalam menilai keterampilan menulis narasi Penilaian di SD lebih sulit dilaksanakan dibanding dengan penilaian keterampilan menulis lainnya karena persiapan, pelaksanaan, dan perskorannya memerlukan banyak waktu dan tenaga. Memang banyak sekali aspek atau faktor yang harus diidentifikasi dalam penilaian keterampilan menulis. Semua ini merupakan masalah penilaian keterampilan menulis yang harus dihadapi guru. Namun demikian, upaya melaksanakan penilaian keterampilan menulis harus dilaksanakan demi pencapaian tujuan pembelajaran keterampilan menulis yang diharapkan. Keterampilan menulis hanya dapat diperoleh dengan jalan praktik dan banyak latihan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya perlu diadakan tes untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai siswa. Menurut Harris (dalam H. G. Tarigan, 2008:3), komponen-kompnen yang perlu diperhatikan khusus dalam tes (penilaian) empat keterampilan berbahasa adalah seperti tabel 1 berikut: Tabel 2. Komponen-komponen yang Perlu Mendapat Perhatian pada Tes Keterampilan Berbahasa No 1. 2. 3. 4. 5.
Komponen Fonologi Ortografi Struktur Kosa kata Kecepatan kelancaran umum
Menyimak v v v v
Keterampilan Berbicara Membaca v v v v v v v v
Menulis v v v v
Berdasarkan tabel 2 di atas, untuk penilaian keterampilan berbicara terdapat empat komponen, yaitu komponen otografi, struktur, kosa kata, dan kecepatan kelancaran umum.
19 Model atau format lembar penilaian terhadap keterampilan menulis siswa yang digunakan tertera pada tabel 3 sebagai berikut : Aspek yang dinilai No
Urutan dan penjelasan gambar
Isi
Ejaan
Kohesi
Koherensi
Kelogisan
Skor Total
1 2 3 4 5 Rata-rata = total skor : jumlah siswa Ketuntasan klasikal = siswa tuntas belajar : jumlah siswa x 100% Keterangan : Aspek yang dinilai: I. Urutan dan Penjelasan Gambar II. Isi III. Ejaan IV. Kohesi V. Koherensi VI. Kelogisan Petunjuk penilaian : 1) Nilai setiap aspek yang dinilai dalam menulis berskala 1 sampai 5. 2) Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap aspek penilaian yang diperoleh siswa. 3) Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus: Jumlah Skor
x 100 = Nilai Akhir
25 4) Nilai rata-rata kelas dihitung dengan rumus: Jumlah nilai Jumlah siswa
= Nilai Rata-Rata
Ket
20 5) Persentase ketuntasan pembelajaran menulis dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 62 Jumlah siswa
X 100% =
Persentase Ketuntasan
Klasikal
2. Hakikat Media Gambar Seri a. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, pengantar. Media sebagai pengantar disini berarti media sebagai pengantar pesan dari pengirim kepada penerima. Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Azhar Arsyad, 2005: 5). Pada awalnya istilah media sering dikatakan dengan teknologi, kemudian media mengalami perluasan, yang bukan hanya sekedar benda, alat, bahan, atau perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan, organisasi dan menejemen di dalamnya. Smaldino dalam Sri Anitah (2009: 4) mengatakan bahwa media adalah suatu alat komunikasi dan sumber informasi. Segala sesuatu dapat dikatakan sebagai media pembelajaran apabila segala sesuatu tersebut membawakan pesan untuk suatu tujuan pembelajaran. Media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. (Sri Anitah, 2009: 6). Dengan pengertian itu, maka guru atau dosen, buku ajar, serta lingkungan merupakan sarana untuk menuju ke suatu tujuan. Media pembelajaran menurut Denny Setiawan, dkk (2008: 1.1) dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu media canggih (shopisticate media) dan media sederhana (simple media). Media canggih adalah media yang hanya dapat dibuat di pabrik karena terdiri dari komponen-komponen yang rumit dan biasanya memerlukan listrik dalam penyajiannya. Sedangkan media sederhana adalah media yang dapat dibuat sendiri oleh seorang guru atau ahli media dan biasanya tidak memerlukan listrik dalam penyajiannya.
21 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan perantara dalam pembelajaran. Media tidak harus selalu menggunakan alat-alat yang mahal dalam penyajiannya, karena semua benda yang dapat digunakan sebagai pengantar pembelajaran dapat disebut dengan media yang masuk dalam kategori media sederhana. b. Jenis Media Pembelajaran Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi oleh Seels & Glasgow (dalam Azhar Arsyad, 2008: 34) dibagi ke dalam dua kategori luas, yaitu pilihan media teknologi tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir. 1) Pilihan Media Tradisional a) Visual yang diproyeksikan (1) Proyeksi opaque (tak tembus pandang) (2) Proyeksi overhead (3) Slides (4) Filmstrip b) Visual yang tak diproyeksikan (1) Gambar, poster, foto (2) Charts, grafik, diagram (3) Pameran, papan info, papan bulu. c) Audio (1) Rekaman, piringan (2) Pita kaset, reel, cartridge d) Penyajian multimedia : slide plus suara,multi-image e) Visual dinamis yang diproyeksikan : Film, televise, video f) Cetak (1) Buku teks, modul, teks terprogram. (2) Majalah ilmiah, lembaran lepas. g) Permainan : Teka-teki, simulasi h) Realia : Model, manipulative
22 2) Pilihan Media Teknologi Mutakhir a) Media berbasis telekomunikasi : Telekonferen, kuliah jarak jauh b) Media berbasis mikroprosesor : System permainan komputer, interaktif. Sri Anitah (2009: 2) mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi : 3) Media visual yang terdiri dari : a) Media visual yang tidak diproyeksikan b) Media visual yang diproyeksikan 4) Media audio 5) Media audio-visual c. Manfaat Media Pembelajaran Menurut Sri Anitah (2009: 3) manfaat dari mempelajari media pembelajaran adalah sebagai berikut : 1) Mengenal berbagai jenis media pembelajaran. 2) Membedakan jenis-jenis media visual, baik non projected maupun projected. 3) Mengenal karakteristik berbagai jenis media. 4) Mengenal pembuatan media sederhana. 5) Mengenal cara penggunaan media pembelajaran. Soemarsono (2007: 71) menyatakan bahwa media pembelajaran mempunyai nilai praktis sebagai berikut : 1) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi siswa. Contoh siswa yang orang tuanya tidak mampu tidaklah sama pengalamannya dengan siswa yang orang tuanya tidak mampu (misalnya video, tape, TV, Film gambar dsb). 2) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi batas ruang C. Contoh benda yang akan diajarkan terlalu besar yang tak dapat dibawa ke kelas dapat diatasi dengan gambar atau film. 3) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi benda yang terlalu kecil. Misalnya : molekul atau atom dengan mempergunakan modul, film, slide, gambar, dan lain-lain.
23 4) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi benda yang terlalu lambat gerakannya dan benda yang terlalu cepat, misalnya dengan film, filmstrip dsb. 5) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi hal-hal yang terlalu kompleks untuk diamati. Sebagai contoh: isi tubuh binatang, sistem listrik dalam pesawat. 6) Dengan media pembelajaran dapat mengatasi suara guru yang kurang keras atau terlalu halus untuk didengar secara biasa dengan menggunakan kaset, radio, dsb. 7) Dengan media pembelajaran memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan masyarakat atau dengan yang lainnya. Sebagai contoh meninjau ke kebun binatang, museum, dsb. 8) Dengan penggunaan media pembelajaran akan memberikan kesamaan dalam pengamatan yaitu dengan menggunakan media film, slide. 9) Dengan media pembelajaran akan membangkitkan minat belajar kepada siswa. Dalam hal ini hampir semua media pembelajaran dapat dipergunakan. Dari semua penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran sangatlah penting dalam proses pembelajaran karena dapat membantu guru dalam mempermudah komunikasi pada siswa. d. Pemilihan Media Media pada hakekatnya merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. Ujung akhir dari pemilihan media adalah penggunaan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa
dapat berinteraksi
dengan media yang kita pilih. Pemilihan media bukanlah merupakan suatu yang serba tepat. Pemilihan itu tidak merupakan suatu usaha yang berdiri sendiri tetapi merupakan suatu yang serba tepat. Pemilihan itu tidak merupakan suatu usaha yang berdiri sendiri, yang dapat diselesaikan dalam suatu kurun waktu cepat.
24 Pemilihan media cukup rumit karena didasarkan pada banyak faktor yang saling berhubungan. Dalam pemilihan media, Gagne, dkk dalam Sri Anitah (2009: 79) menyarankan perlunya mempertimbangkan : 1) Variabel tugas 2) Menentukan jenis stimulus yang diinginkan sebelum memilih media. 3) Variabel pebelajar 4) Karakteristik tiap pebelajar yang berbeda-beda. 5) Lingkungan belajar 6) Misalnya, ukuran kelas, banyak siswa dan kondisi kelas. 7) Lingkungan pengembangan 8) Pengembangan sumber-sumber pendukung untuk tugas guru. 9) Ekonomi dan budaya 10) Disesuaikan dengan sumber dan peralatan yang tersedia. 11) Faktor-faktor praktis 12) Banyak kelompok, jarak pandang siswa, respon dari siswa terhadap media yang digunakan. e. Pengertian Media Gambar Seri Menurut Sri Anitah (2009: 7) media gambar termasuk ke dalam media Visual. Media visual juga disebut media pandang, karena seseorang dapat menghayati media tersebut melalui penglihatannya. Gambar dapat kita temukan di mana pun kita berada, di buku, di pinggir jalan. Gambar merupakan simbol komunikasi tertua manusia (Denny Setiawan, dkk, 2008: 1.1). gambar banyak digunakan dalam pembelajaran karena mudah membuat atau mendapatkannya dan biaya pembuatannya cukup terjangkau. Gambar dapat memberikan ilustrasi visual yang menarik pada anak didik. Gambar dapat menjelaskan apa yang tidak dapat dijelaskan secara verbal. Guru dapat menggunakan media gambar sebagai pendukung dalam pembelajaran. Penggunaan media dapat memusatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Media visual yang berupa gambar dapat berupa gambar seri maupun gambar lepas. Gambar seri merupakan
25 sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungan antara gambar yang satu dengan gambar yang lainnya, sedangkan gambar lepas merupakan gambar yang menunjukkan situasi atau pun tokoh dalam cerita yang dipilih untuk menggambarkan situasisituasi tertentu, antara gambar satu dengan lainnya tidak menunjukkan kesinambungan (dalam//ellafaridatizen.wordpress.com//,diakses 15 Februari 2011). Media gambar seri adalah urutan gambar yang mengikuti suatu percakapan dalam hal memperkenalkan atau menyajikan arti yang terdapat pada gambar (dalam http://
[email protected], diunduh tanggal 8 Februari 2011). Alasan digunakannya media gambar seri adalah agar media gambar tersebut dapat membantu menyajikan suatu kejadian atau peristiwa yang kronologis dengan menghadirkan orang, benda, dan latar. Azhar Arsyad (2005: 119) mengungkapkan gambar seri adalah gambar yang merupakan rangkaian kegiatan atau cerita yang disajikan secara berurutan. Siswa berlatih mendiskripsikan setiap gambar, yang nanti hasil deskripsi setiap gambar apabila dirangkaikan akan menjadi suatu karangan yang utuh. Artinya, ketika menceritakan kejadian dalam gambar seri seseorang harus memperhatikan urutan dan waktu kejadian dalam gambar tersebut, dan cara menceritakannya harus runtut sesuai dengan gambar. Sesuai dengan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian media gambar seri adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru yang berupa gambar diam yang mengandung cerita dan urutan waktu di dalamnya, sehingga gambar yang satu akan berkaitan dengan gambar yang lain dan membentuk suatu kesatuan. Guru dapat mempertimbangkan penggunaan media gambar seri di dalam pelaksanaan proses belajar mengajar terutama dalam pengajaran menulis karangan. Karena dengan gambar dapat merangsang imajinasi seorang siswa supaya suka bercerita tentang gambar yang dilihatnya sehingga selanjutnya diharapkan siswa tersebut dapat mampu menulis karangan sesuai dengan tema, ide, pengalaman dan kejadiannya.
26 Menurut Sri Anitah (2009: 8) Media gambar seri termasuk dalam jenis media visual yang tak di proyeksikan yang memiliki kelebihan sebagai berikut: 1) Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk yang lebih
2) 3) 4) 5) 6) 7)
nyata. Mudah di dapat karena banyak tersedia di dalam buku-buku. Sangat mudah dipakai karena dapat digunakan tanpa menggunakan peralatan listrik. Relatif tidak mahal, karena media gambar menggunakan bahan kertas jadi harganya relatif lebih murah. Dapat dipakai untuk berbagai tingkat pelajaran dan bidang studi. Lebih realistis, dan dapat memperjelas suatu masalah. Mudah dilipatgandakan dengan cara fotokopi diperbesar. Banyak kelebihan yang diperoleh dari media gambar seri, namun
demikian media gambar juga memiliki banyak kelemahan sebagai berikut : 1) Kadang-kadang terlampau kecil untuk ditunjukkan di kelas besar. 2) Gambar mati adalah gambar dua dimensi. Untuk menunjukkan dimensi yang ketiga (kedalaman benda), harus digunakan seri gambar dari objek yang sama tapi dari sisi yang berbeda. 3) Tidak dapat menunjukkan gerak. 4) Pebelajar tidak selalu mengetahui bagaimana membaca (menginterpretasi) gambar. 5) Memerlukan kreatifitas guru dalam membuat media gambar. B. Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasilhasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai dengan substansi yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan peneliti yang sudah ada dengan penelitian yang akan dilakukan. Menurut penelitian, ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya : 1. Maryani T. Pernama (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Melalui Penggunaan Media Gambar Seri di Kelas V SDN Cibulan II Desa Cibulan Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka” dalam penelitiannya terbukti bahwa penggunaaan media gambar seri yang mampu meningkatkan kemampuan menulis narasi di kelas V. Persamaan yang ada pada penelitian ini dengan penelitian penulis adalah pada penggunaan media yaitu media gambar seri. Untuk perbedaannya
27 adalah penelitian ini meningkatkan keterampilan menulis karangan dan penulis lebih spesifik lagi yaitu meningkatkan keterampilan menulis narasi. 2. Anton Purwanto (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar Seri Siswa Kelas III SD Negeri Jajar I Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010” Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat peningkatan kualitas pembelajaran bahasa, baik dari segi proses maupun hasil, dengan menerapkan media gambar sebagai media pembelajarannya. Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian dari penulis adalah penggunaan media gambar seri dalam pembelajaran, sedangkan perbedaannya adalah penulis mengkaji tentang menulis narasi dan penelitian ini mengkaji tentang menulis deskripsi. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, peneliti merasa perlu mengembangkan keterampilan menulis narasi anak, agar keterampilan menulis anak dapat dicapai secara maksimal. Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pada peningkatan keterampilan menulis narasi dengan penggunaan media gambar seri pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur Simo Boyolali tahun pelajaran 2010/2011.
C. Kerangka Berpikir Pembelajaran menulis di SD Negeri 1 Pentur, Simo, Boyolali selama ini masih menggunakan metode yang konvensional yang masih berpusat pada guru, yakni pembelajaran menulis tanpa menggunakan media, guru menggunakan metode ceramah, dan keaktifan siswa dalam bertanya masih kurang. Hal ini berdampak pada waktu pembelajaran yang kurang efektif karena siswa sulit menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan yang logis. Keadaan ini ditandai dengan keadaan siswa pada awal yang bingung terhadap pembelajaran menulis di kelas. Tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut di atas berakibat pada rendahnya
prestasi menulis siswa. Situasi inilah yang ingin diperbaiki oleh
penulis dengan cara menggunakan media gambar seri diharapkan siswa mampu meningkatkan keterampilan menulis narasi dengan maksimal. Pemilihan media
28 gambar seri karena beberapa alasan yang menjadi kelebihannya, yaitu umumnya harganya murah, mudah didapat, mudah digunakan, lebih realistis, dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan, dan dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. Kerangka berpikir pada dasarnya merupakan arahan penalaran untuk dapat disampaikan pada penemuan untuk dapat disampaikan pada penemuan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Kerangka berpikir didasarkan pada teori-teori yang dikemukakan sehingga penelitian ke pokok permasalahan. Maka kerangka pemikirannya dapat dibuat bagan skema agar peneliti mempunyai gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian. Alur penelitian dalam kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat diperlihatkan pada gambar 1 :
Kondisi Awal
Tindakan
Pembelajaran masih berpusat pada guru, konvensional tanpa menggunakan media pembelajaran. Pembelajaran menggunakan media gambar seri
Kondisi Akhir
Dengan menggunakan media gambar seri, keterampilan menulis narasi akan meningkat Gambar 1. Kerangka Berpikir
Kualitas pembelajaran menulis narasi rendah nilai masih di bawah KKM Siklus I Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, Refleksi Tema: Gotong royong
Siklus II Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, Refleksi Tema: Tamasya
29 D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis tindakan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : “Jika menggunakan media gambar seri dalam pembelajaran bahasa Indonesia maka keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2010/2011 akan meningkat”.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pentur Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali. Sekolah ini dipimpin oleh Elisabet Sri Rejeki S.Pd yang membawahi 6 guru kelas, 1 guru olahraga, dan 1 guru agama di sekolah ini. Sekolah ini memiliki sejumlah ruangan yang terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah dan ruang guru, 1 ruang dapur dan gudang, tempat parkir, serta 3 kamar mandi untuk siswa dan guru. Penentuan tempat penelitian ini karena mempertimbangkan kemudahan kerjasama antara peneliti, pihak sekolah, dan objek yang diteliti serta penghematan waktu dan biaya karena lokasi penelitian yang dekat dengan rumah peneliti pengajar. 2. Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2010/2011. Tahap persiapan hingga pelaporan hasil penelitian dilakukan selama enam bulan, yakni mulai bulan Januari 2011 sampai Juni 2011. Berikut rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian. a. Persiapan survei awal sampai penyusunan proposal dilaksanakan dari bulan Januari sampai Maret 2011. b. Tes awal (pre test) dilaksanakan pada hari Senin tanggal 9 April 2011, jam pelajaran pertama dan kedua. c. Siklus I pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 April 2011. d. Siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 12 April 2011. e. Siklus II pertemuan I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 16 April 2011. f. Siklus II pertemuan II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 18 April 2011. g. Analisis data dilaksanakan dari bulan April sampai Mei 2011. h. Penyusunan laporan dilaksanakan dari bulan Mei sampai Juni 2011.
30 30
31 B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom action research) IGAK Wardhani, dkk (2007: 13) Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action research yang dilakukan di kelas sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Penelitian
tindakan
kelas
adalah
penelitian
untuk
mengatasi
permasalahan terkait dengan kegiatan belajar mengajar yang terjadi pada suatu kelas. Menurut Sawiji Suwardi (2008, : 15) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang reflektif. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan yang riil yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalahnya dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan terencana dan terstruktur. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas membutuhkan kerjasama antar peneliti, guru, siswa dan staf sekolah lainnya untuk menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik. Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat tahap, yaitu perencanaan (planning), Tindakan (Acting), Pengamatan (Observing), dan refleksi (reflecting). Keempat aspek tersebut berjalan secara dinamis dan saling terkait antara yang satu dengan lainnya. PTK merupakan penelitian yang bersiklus. Artinya, penelitian ini dilakukan secara berkelanjutan dan berulang sampai tujuan pembelajaran dapat tercapai. Secara jelas langkah-langkah dalam PTK dapat diperlihatkan pada gambar 2.
32
Perencanaan
Siklus I
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan
Siklus II
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan Tindak Lanjut Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan (Suharsimi Arikunto & Sugiyanto, 2009, 12) Keterangan : a. Perencanaan : Berisi hal-hal yang diperlukan guru untuk mengajar serta segala sesuatu yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan menulis melalui media gambar seri. b. Tindakan : Pelaksanaan pembelajaran menulis narasi melalui media gambar seri. c. Pengamatan (observasi) : Pengamatan terhadap proses penerapan media gambar seri terhadap pembelajaran menulis narasi siswa. d. Refleksi (analisis dan refleksi) : mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan penerapan penggunaan media gambar seri yang telah dilakukan pada siklus I ke siklus II. 2. Strategi Penelitian Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Strategi ini bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan kenyataan di
33 lapangan melalui pengamatan guru kolaborator dan peneliti. Dalam hal ini objek yang diamati adalah kegiatan pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar seri.
C. Subjek Penelitian Menurut Sarwiji Suwandi (2009: 55) Subjek penelitian adalah siswa dan guru yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran. Subjek penelitian ditetapkan pada siswa kelas IV SDN 1 Pentur Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2010/2011. Jumlah siswa kelas IV adalah 17 siswa yang terdiri dari 12 siswa putra dan 5 siswa putri, dan yang bertindak sebagai guru kelas adalah Sulami A.Ma.Pd Dari 17 siswa ini kesemuanya adalah anak yang normal, tidak cacat dalam artian tidak ada anak yang ABK (Anak Berkebutuhan Khusus). Akan tetapi ada 7 anak yang lamban belajar, dan kurang bisa menangkap materi pelajaran dengan cepat. Guru kelas berusaha mengatasi hal tersebut dengan mengadakan jam tambahan terhadap anak-anak tersebut setiap pulang sekolah.
D. Sumber Data Data atau informasi dalam penelitian ini sebagian besar berupa kualitatif. Menurut St.Y Slamet, Suwarto WA (2007: 50) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan. Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang keterampilan menulis narasi pada siswa serta kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan mengobservasi ketika pembelajaran sedang berlangsung. Sumber data atau informasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Sumber data primer (pokok) Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu narasumber atau informan meliputi siswa kelas IV, guru kelas IV, Kepala Sekolah, dan pihak lain yang berhubungan.
34 2. Sumber data sekunder Sumber data sekunder dalam penelitian ini meliputi arsip atau dokumen, rencana pembelajaran dan tes hasil belajar. Sumber data yang digunakan oleh penulis adalah daftar nilai menulis narasi dan daftar siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang relevan dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut perlu digunakan teknik pengumpulan data yang tepat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Observasi Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 27) observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta mencatat secara sistematis. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipan, dimana peneliti berperan aktif mengamati dan mengikuti semua kegiatan yang sedang dilakukan. Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi yang berperan serta secara pasif untuk mengamati pembelajaran menulis narasi yang dilakukan oleh guru dan siswa. Pengamatan terhadap kinerja guru diarahkan pada kegiatan guru dalam menjelaskan, memotivasi siswa, menanggapi pertanyaan dan menjawab pertanyaan siswa, memberikan latihan serta umpan balik, dan melakukan penilaian terhadap siswa. Sementara itu, pengamatan terhadap siswa difokuskan pada tingkat keterampilan siswa dalam mengikuti pelajaran. Pengamatan dilakukan selama siklus penelitian berlangsung untuk mengetahui proses belajar mengajar berlangsung serta untuk mengetahui kemampuan siswa SD Negeri 1 Pentur, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2010/2011. 2. Tes Menurut Dr. H. Sarwiji Suwandi M.Pd (2009: 59) Tes merupakan alat untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan. Tes digunakan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan
35 pelaksanaan tindakan. Tes ini diberikan pada awal sebelum dilaksanakannya siklus pembelajaran, dan setiap akhir pembelajaran untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis siswa disetiap akhir pertemuan. Dengan kata lain tes dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan keterampilan siswa dalam menulis narasi pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur, Simo, Boyolali tahun ajaran 2010/2011 yang ditandai dengan nilai tes yang diperoleh siswa sesuai dengan siklus yang ada. 3. Perekaman foto Perekaman dengan kamera foto dapat memperjelas berbagai diskripsi dalam berbagai situasi dan perilaku terkait subjek yang diteliti. Analisis dokumentasi dilakukan untuk mengetahui profil keterampilan siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur dalam keterampilan menulis narasi, serta minat siswa terhadap pembelajaran.
F. Validitas Data Di dalam suatu penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya adalah semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur atau diteliti. Validitas data dapat diukur dengan teknik triangulasi. Triangulasi berfungsi menekan subjektivitas peneliti. Dengan triangulasi, kemungkinan kekurangan yang terdapat pada satu informan akan mendapat pelengkap. Di dalam penelitian ini untuk menguji kesahihan data digunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah: 1. Triangulasi data (sumber), dengan cara : mengumpulkan data yang sejenis dari sumber data yang berbeda. Melalui teknik triangulasi data diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih tepat sesuai keadaan siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur, misalnya pada saat mengumpulkan data di SD pentur, dilakukan dengan membandingkan hasil pengamatan langsung dari peneliti dengan isi dokumen yang terkait (arsip nilai yang sesuai dengan KKM, absensi harian siswa dan lainnya). Dalam triangulasi data (sumber) ini data yang diteliti
36 sama akan tetapi data yang diperoleh berasal dari sumber yang berbeda, sumber dari penelitian ini adalah dari guru dan siswa. 2. Triangulasi metode, dengan cara : mengumpulkan data dengan metode pengumpulan data dari informan yang berbeda tetapi mengarah pada sumber informasi yang sama. Misalnya membandingkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer dan hasil pengamatan guru itu sendiri. Peneliti bisa menggunakan metode pengumpulan data yang berupa observasi kemudian dilakukan wawancara yang mendalam dari informan yang sama dan hasilnya diuji dengan pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik dokumentasi pada pelaku kegiatan. Dari data yang diperoleh lewat beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan data yang lebih kuat validitasnya. Dalam penelitian ini hasil yang diperoleh peneliti sama akan tetapi metode yang digunakan berbeda, hasil dalam penelitian ini diperoleh melalui tes dan observasi.
G. Teknik Analisis Data Yang dimaksud analisis data adalah cara mengelola data yang sudah diperoleh dari dokumen. Agar hasil penelitian dapat terwujud sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka dalam menganalisis data penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi. Untuk menguji validitas data adalah cara mengelola data yang sudah diperoleh dari dokumen. Agar hasil penelitian dapat terwujud sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka dalam menganalisis data penelitian ini menggunakan analisis model interaktif Milles dan Huberman. Kegiatan pokok analisa model ini meliputi : reduksi data, penyajian data, kesimpulan-kesimpulan penarikan / verifikasi (Milles dan Huberman, 2007: 20). Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Reduksi Data Menurut Milles dan Huberman (2007 : 16) Reduksi data yaitu proses pemilihan perhatian pada penyederhaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan, reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
37 mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan dengan cara sedemikian sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Data yang direduksi dalam penelitian ini disederhanakan dan mengarah pada pengetahuan mengenai seberapa jauh keterampilan menulis siswa saja, dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. 2. Penyajian Data Menurut Milles dan Hubberman (2007: 17) Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid. Untuk menampilkan data-data tersebut agar lebih menarik maka diperlukan penyajian yang menarik pula. Dalam penyajian ini dapat dilakukan melalui berbagai macam cara visual misalnya, gambar, grafik, chart network, diagram, matrik, dan sebagainya. 3. Kesimpulan-kesimpulan : Penarikan / Verifikasi Menurut Milles Huberman (2007:19) Setelah data-data direduksi, disajikan langkah terakhir adalah dilakukannya penarikan kesimpulan : penarikan / verifikasi. Data-data yang telah didapatkan dari hasil penelitian kemudian diuji kebenarannya. Penarikan kesimpulan ini merupakan bagian dari konvigurasi utuh, sehingga kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi data yaitu : pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil laporan penelitian. Sedang kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau kesimpulan dapat diuji kebenarannya, kekokohannya merupakan validitasnya. Berdasarkan uraian di atas maka reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan / verifikasi sebagai suatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Kegiatan pengumpulan data itu sendiri merupakan siklus dan interaktif. Oleh karena penelitian ini sifatnya kualitatif maka diperlakukan adanya objektifitas, subjektivitas, dan kesepakatan intersubjektifitas dari peneliti agar
38 hasil penelitian tersebut mudah dipahami bagi para pembaca secara mendalam. Secara visual dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini : Pengumpulan Data (Data Collection) Penyajian Data (Data Display) Reduksi Data (Data Reduction) Kesimpulan-Kesimpulan Penarikan / Verifikasi Gambar 3 : Komponen-Komponen Analisis Data : Model Interaktif (Milles Huberman, 2007:19) Dari bagan tersebut d iatas, langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini adalah : 1. Melakukan analisis awal, bila data yang didapat di kelas sudah cukup data dikumpulkan. 2. Mengembangkan bentuk sajian data dengan menyusun coding dan matrik yang berguna untuk penelitian selanjutnya. 3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar unsur. 4. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian. 5. Merumuskan kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam laporan akhir penelitian.
H. Indikator Kerja Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Yang menjadi indikator kinerja dalam penelitian ini adalah meningkatnya keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur melalui media pembelajaran gambar seri. Indikator kinerja dalam penelitian ini bersumber dari
39 silabus KTSP bahasa Indonesia kelas IV dan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 62 yaitu apabila 80% dari jumlah siswa dalam mengerjakan tugas menulis narasi mendapat nilai lebih dari 62. Siswa dikatakan berhasil apabila siswa mendapat nilai di atas 62. Indikator ketercapaian tujuan penelitian akan dijelaskan secara lebih rinci pada tabel 4, sebagai berikut : Tabel 4. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian Indikator
Pencapaian Siklus
Cara Mengukur
Terakhir Keaktifan siswa dalam
Keaktifan siswa yang
Diamati saat
pembelajaran menulis
memiliki kriteria
pembelajaran dan
Narasi
istimewa, baik sekali, dan dihitung berdasarkan baik dalam mengikuti
siswa yang memiliki
pembelajaran menulis
sikap dengan kriteria
karangan narasi
istimewa, baik sekali, dan
meningkat
baik dari seluruh siswa yang hadir dalam mengikuti pembelajaran menulis karangan narasi
Keterampilan siswa
minimal 60% siswa telah
Dihitung dari jumlah
dalam menulis narasi
mencapai batas Kriteria
siswa yang telah
siklus I
Ketuntasan Minimum
mencapai nilai
(KKM)
batas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) menulis, yaitu 62.
Keterampilan siswa
minimal 80% siswa telah
Dihitung dari jumlah
dalam menulis narasi
mencapai batas Kriteria
siswa yang telah
siklus II
Ketuntasan Minimum
mencapai nilai
(KKM)
batas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) menulis, yaitu 65.
40 I. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan metodologi classroom action research metodologi penelitian ini mengacu pada teori Kemmis dan Taggart. Kemmis dan Taggart dalam Zainal Aqib (2006: 31) menggemukakan bahwa penelitian tindakan kelas menggunakan model spiral (the action research spiral). Penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi empat tahapan yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Adapun prosedur penelitian tindakan kelas ini secara rinci diuraikan sebagai berikut : 1. Rancangan Siklus Pertama ( Siklus I ) a. Tahap Persiapan Tindakan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut : 1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran bahasa Indonesia dengan KD Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll). 2) Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam mengajar, misalnya bukubuku penunjang, dan alat tulis 3) Menyiapkan peralatan dokumentasi, misalnya kamera 4) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan. 5) Membuat lembar observasi. 6) Menyiapkan soal tes berupa tugas menulis narasi berdasarkan gambar setelah dilaksanakan pembelajaran. 7) Menyiapkan lembar penilaian. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata pelajaran bahasa Indonesia dengan KD Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll) dengan penggunaan media gambar seri. Guru membuka pelajaran dengan salam, berdoa bersama, dan absensi siswa. Untuk apersepsi guru mengajak siswa-siswi bernyanyi bangun tidur dan mengulas materi yang telah lalu.
41 Pada tahap inti (pelaksanaan pembelajaran) siswa diberi penjelasan mengenai
keterampilan
menulis
narasi,
kemudian
siswa
disuruh
mengurutkan media gambar seri yang dibawa guru, sampai menjadi gambar yang mempunyai urutan yang tepat, setelah gambar menjadi urutan gambar seri yang tepat siswa diberi tugas membuat cerita berdasarkan gambar seri tersebut. Setelah siswa selesai menulis cerita narasi berdasarkan gambar, beberapa siswa maju ke depan kelas untuk membacakan cerita yang sudah dibuat. Selanjutnya, guru menilai pekerjaan siswa. c. Tahap Observasi dan Interpretasi Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar seri. Peneliti sebagai guru pelaksana KBM, sedangkan guru kelas IV sebagai kolabolator melakukan observasi terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru (peneliti). Dilaksanakan juga tes menulis karangan narasi sebagai evaluasi. Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan dalam indikator : 1) Indikator keberhasilan guru yang sudah dicapai adalah : guru berhasil menyampaikan materi pelajaran bahasa Indonesia pada siklus I namun masih perlu ditingkatkan lagi pada pelaksanaan siklus berikutnya. Ketepatan penggunaan media pembelajaran gambar seri oleh guru yang sudah sesuai dengan isi cerita, akan tetapi media berukuran kecil sehingga tidak efektif bagi pembelajaran yang bersifat klasikal, media diharapkan lebih besar dan lebih banyak pada pertemuan berikutnya agar semua siswa dapat mengerti cara mengurutkan gambar seri menjadi gambar yang tepat, dengan media gambar yang ada pada setiap kelompok, maka seluruh siswa bisa mengerti maksud dari gambar seri tersebut, bukan hanya siswa yang aktif saja. Guru sudah memberikan variasi dalam pembelajaran namun perlu ditingkatkan lagi, agar pembelajaran pada siklus berikutnya lebih menarik dan tidak
42 membosankan. Kesesuaian dalam menyampaikan bimbingan kelas yang dibutuhkan sudah dilaksanakan oleh guru, namun guru harus lebih meningkatkan bimbingan bagi siswa yang kurang jelas pada siklus berikutnya. 2) Indikator-indikator keberhasilan siswa yang sudah dicapai adalah : Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia meningkat namun masih belum maksimal. Siswa aktif dalam pembelajaran bahasa Indonesia namun siswa belum berani menyatakan pendapat atau menjawab pertanyaan. Peningkatan kemampuan siswa merangkai kalimat dengan baik namun masih ada siswa yang belum bisa cara merangkai kalimat dengan tepat. Keterampilan siswa dalam menulis narasi meningkat namun harus lebih ditingkatkan lagi pada pelaksanaan siklus berikutnya. Siswa mampu memahami ketepatan dan kelogisan kalimat dalam tiap paragraf. Siswa mampu melisankan tulisan di depan kelas. Pelaksanaan siklus pertama sudah memenuhi target, siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sudah lebih dari 60%. Akan tetapi untuk memenuhi target pada siklus kedua maka harus dilakukan perbaikan dalam pembelajaran. Hal
yang dirasa kurang dalam pembelajaran pada
pelaksanaan siklus I adalah : 1) Keaktifan siswa selama pembelajaran masih belum maksimal, 2) Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa, sehingga masih banyak siswa yang kurang termotivasi selama pembelajaran, 3) Media pembelajaran yang kurang besar, 4) Media pembelajaran yang digunakan hanya satu, jadi hanya sebagian siswa saja yang mengerti terhadap materi yang diajarkan guru, 5) Pengkondisian kelas kurang. Suara guru kurang keras. d. Tahap Analisis dan Refleksi Guru dan kepala sekolah secara bersama-sama membahas hasil pembelajaran. Hasil menentukan perlu ada pelaksanaan siklus berikutnya. Dalam siklus pertama peneliti belum berhasil maka peneliti melaksanakan
43 siklus kedua. Dalam siklus kedua membahas yang harus diperbaiki oleh peneliti adalah : 1) Untuk meningkatkan keaktifan siswa, guru harus mengutamakan cara pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center). 2) Memberikan reward pada siswa. Hal tersebut bertujuan agar minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran meningkat. 3) Media pembelajaran yang digunakan guru harus lebih besar. 4) Memperbanyak media pembelajaran serta membagi siswa dalam beberapa kelompok. 5) Pengkondisian kelas yang lebih baik, mencakup keseluruhan kelas dan siswanya. 6) Suara guru harus lebih nyaring dan tegas, jangan ragu-ragu untuk menegur anak yang ramai sendiri. 2. Rancangan Siklus Kedua ( Siklus II ) a. Tahap Persiapan Tindakan pada siklus II. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I diketahui bahwa perlu adanya perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran, maka dari itu peneliti mempersiapkan rancangan pembelajaran pada siklus II. Adapun rancangan tindakan pada siklus II, meliputi langkah-langkah sebagai berikut : 1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran bahasa Indonesia dengan KD Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll). 2) Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam mengajar, misalnya bukubuku penunjang, dan alat tulis 3) Menyiapkan peralatan dokumentasi, misalnya kamera. 4) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan dengan ukuran yang lebih besar, media yang digunakan adalah media gambar seri. 5) Menyiapkan media pembelajaran yang lebih banyak untuk pelaksanaan pembelajaran.
44 6) Menyiapkan soal tes berupa tugas menulis narasi sesuai dengan gambar seri setelah dilaksanakan pembelajaran. 7) Menyiapkan lembar penilaian. 8) Membuat lembar observasi untuk menilai keaktifan siswa dalam pembelajaran. 9) Mempersiapkan penampilan guru di kelas agar suasana kelas menjadi kondusif. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata pelajaran bahasa Indonesia dengan KD Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll) dengan penggunaan media pembelajaran gambar seri. Sebelum mengajar guru mengawalinya dengan membuka pelajaran dengan salam, berdoa bersama, absensi siswa dan pengkondisian kelas. Untuk memusatkan perhatian siswa sebelum masuk pada inti pelajaran guru menyampaikan apersepsi yaitu menanyakan materi yang telah dipelajari sebelumnya dan menyanyikan lagu “libur telah tiba”. Pada kegiatan inti siswa diberi penjelasan mengenai keterampilan menulis narasi dengan penggunaan huruf, tanda baca, dan ejaan yang tepat. Siswa juga diberi contoh teks narasi agar siswa lebih paham terhadap pembelajaran menulis narasi. Siswa kemudian dibagi menjadi empat kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, tiap kelompok diberi gambar seri kemudian tiap kelompok ditugasi untuk mengurutkan gambar seri tersebut menjadi urutan gambar yang paling tepat. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas dari guru, perwakilan tiap kelompok maju ke depan untuk membacakan hasil diskusi dari kelompoknya masingmasing. Urutan gambar seri yang sudah tepat dipakai siswa sebagai petunjuk untuk mengerjakan tugas membuat cerita narasi berdasarkan gambar tersebut. Setelah siswa selesai menulis cerita narasi berdasarkan gambar, beberapa siswa maju ke depan kelas untuk membacakan cerita yang sudah dibuat. Kemudian pekerjaan siswa dikumpulkan dan dinilai oleh guru.
45 c. Tahap Observasi dan Interpretasi Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar seri. Peneliti bertugas sebagai guru pelaksana KBM, sedangkan guru kelas IV sebagai kolabolator melakukan observasi terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru (peneliti). Dilaksanakan juga tes menulis karangan narasi sebagai evaluasi. Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan dalam indikator : 1) Indikator keberhasilan yang sudah dicapai adalah : Keberhasilan penyampaian materi pelajaran bahasa Indonesia, ketepatan penggunaan media pembelajaran gambar seri, kesesuaian penggunaan media pembelajaran dengan jumlah kelompok, variasi dalam pembelajaran yang membuat
siswa
lebih
aktif
dan
kondusif,
kesesuaian
dalam
menyampaikan bimbingan kelas yang dibutuhkan oleh setiap siswa. 2) Indikator-indikator keberhasilan siswa yang sudah dicapai adalah : Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia meningkat, keaktifan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia meningkat, peningkatan kemampuan siswa dalam merangkai kalimat dengan baik, keterampilan menulis narasi siswa meningkat dibandingkan pada siklus sebelumnya, siswa mampu memahami ketepatan dan kelogisan kalimat dalam tiap paragraf, siswa mampu melisankan (membacakan) tulisan ke depan kelas dan siswa telah berhasil mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Pada siklus kedua pertemuan satu siswa sebagian besar sudah memenuhi target, siswa yang memperoleh nilai di atas KKM lebih dari 70%. Siswa aktif dalam pembelajaran, berani maju ke depan kelas, berani menjawab pertanyaan dari guru dan keterampilan dalam menulis narasi meningkat. Selanjutnya, pada siklus kedua pertemuan kedua 100% atau seluruh siswa siswa sudah mendapatkan nilai di atas KKM. Kedua nilai
46 tersebut kemudian dirata-rata, dan siswa pada siklus II yang mendapat nilai di atas KKM sudah lebih dari 80%. d. Tahap Analisis dan Refleksi Guru dan kepala sekolah secara bersama-sama membahas hasil pembelajaran. Hasil yang diperoleh menentukan tidak perlu melaksanakan siklus berikutnya, karena dalam siklus kedua peneliti sudah berhasil. Pada siklus kedua peneliti sudah berhasil memenuhi target dari indikator yang ingin dicapai yaitu lebih dari 80% dari keseluruhan siswa sudah mendapat nilai di atas KKM. Keterampilan menulis narasi meningkat dan memenuhi target yang ingin dicapai. Untuk selanjutnya guru dan Kepala Sekolah sepakat untuk menggunakan media pembelajaran yang tepat dan sesuai saat melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Tinjauan Historis SDN I Pentur Sekolah Dasar Negeri 1 Pentur Simo Boyolali adalah salah satu sekolah yang berada di daerah Pentur, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali. Sekolah ini bernaung di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang berstatus Diakui Kep Dep Dik dan Bud direktorat jendral Kepala Tingkat I Jawa Tengah, Kepala Dinas P dan K propinsi Jawa Tengah. Sekolah Dasar Negeri 1 Pentur Simo Boyolali didirikan pada tahun 1950. Pada saat pendirian Sekolah Dasar Negeri 1 Pentur ini memerlukan perjuangan yang cukup keras, karena pada saat pendirian sekolah ini belum mempunyai gedung sendiri. Pelaksanaan proses belajar mengajar pada awalnya dilaksanakan di rumah para penduduk setempat. Pada tahun 1960 barulah mulai didirikan gedung dari bantuan masyarakat. Selanjutnya pada tahun 1976 turun inpres berupa bantuan berupa gedung sebanyak 3 lokal, sehubungan dengan itu masih terdapat 3 kekurangan lokasi gedung kemudian ditempatkan ke kantor balai desa. Selang satu tahun SD ini mendapatkan bantuan lagi dari pemerintah berupa gedung tiga lokal lagi sehingga proses belajar mengajar dapat dilaksanakan pada satu lokasi tepatnya di dukuh Ringinanom, desa Pentur. Sejak berdiri Sekolah Dasar Negeri 1 Pentur Simo Boyolali sampai sekarang ini telah mengalami pergantian Kepala Sekolah 6 kali yaitu : Bp. Sartono, Bp. Widoyo, Bp. Kusban, Bp. Sumarno (Kedunglengkong), Bp. Sumarno (Manglen), Ibu E. Sri Rejeki, S.Pd sebagai Kepala Sekolah yang masih menjabat sampai sekarang. Demikian uraian singkat mengenai sejarah berdirinya Sekolah Dasar Negeri 1 Pentur yang sampai sekarang masih aktif dalam mengembangkan generasi penerus bangsa.
47 47
48 2. Letak Geografis SDN I Pentur Sekolah Dasar Negeri I Pentur terletak di Dukuh Ringinanom, Desa Pentur, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali. Letak SDN I Pentur cukup strategis karena terletak di tengah dukuh Ringinanom, tepatnya di perempatan Dukuh Ringinanom. Selain itu sarana komunikasi dan transportasi mudah karena letaknya di pinggir jalan. Jarak antara SD dengan Kantor Kecamatan kurang lebih 4 km, dan dari Kantor Unit Pelaksanaan Teknik Dinas Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah Kecamatan Simo kurang lebih 5 km, Karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dengan Kantor Kecamatan dapat memudahkan apabila ada urusan dinas. Dukuh ini mempunyai penduduk yang banyak, sehingga meskipun letak SD di desa muridnya cukup banyak. Masyarakatnya pun aktif dalam mendukung program-program yang diadakan oleh pihak sekolah, hal itu membuat kegiatan di Sekolah dan masyarakat dapat berjalan dengan baik dan lancar. 3. Sarana dan Prasarana SDN I Pentur Dalam upaya untuk menunjang tujuan pendidikan nasional, maka Sekolah Dasar Negeri I Pentur memerlukan berbagai sarana dan prasarana untuk menunjang proses belajar dan mengajar, serta pemanfaatan sarana dan prasarana tersebut secara maksimal. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Sekolah Dasar Negeri I Pentur yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi antara lain : Ruang perpustakaan yang dapat dimanfaatkan anak dalam kegiatan membaca dan menulis. Selain ruang perpustakaan yang dimiliki oleh Sekolah Dasar Negeri I Pentur, masih ada sarana lain yang dimiliki oleh SD tersebut, diantaranya adalah : Ketik manual, Komputer, Alat peraga dan media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran. 4. Keadaan Siswa SDN I Pentur Kondisi siswa di Sekolah Dasar Negeri I Pentur Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali pada tahun ajaran 2010/2011 semester genap adalah sebagai berikut: jumlah keseluruhan 94 siswa yang terdiri dari kelas I sebanyak 9 siswa, kelas II sebanyak 17 siswa, kelas III sebanyak 13 siswa, kelas IV sebanyak 17 siswa, kelas V sebanyak 17 siswa dan kelas VI sebanyak 19 siswa.
49 B. Deskripsi Permasalahan Penelitian 1. Tindakan Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dan tes awal pada siswa SD Negeri I Pentur, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali tentang menulis narasi. Kondisi awal pembelajaran menulis karangan narasi di kelas IV diperoleh dari keterangan yang disampaikan oleh guru dan tabel tes menulis karangan narasi siswa kelas IV. Dari keterangan yang diperoleh dari guru diketahui rendahnya keterampilan menulis karangan narasi siswa disebabkan antara lain, kemampuan siswa yang kurang akibat penguasaan bahasa tulis siswa yang kurang, karena guru kurang memberi kesempatan siswa dalam kegiatan menulis karangan narasi. Kurangnya jam pembelajaran untuk menulis karangan narasi membuat siswa jarang untuk berlatih dan tugas untuk menulis karangan narasi juga jarang diberikan. Selain itu media dalam pembelajaran menulis karangan narasi juga belum tersedia, sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran dan metode yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis karangan narasi kurang tepat. Dari hasil tabel tes menulis karangan narasi diketahui bahwa masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 62. Rata-rata nilai tes menulis karangan narasi siswa hanya 52,64 dari 17 siswa, yang mendapatkan nilai yang memenuhi KKM hanya 5 siswa (29,41%), sedangkan 12 siswa (70,59%) mendapat nilai dibawah KKM. Rendahnya nilai menulis narasi menunjukkan kurangnya pemahaman siswa mengenai tata cara dalam menulis sebuah karangan, terbukti dengan perolehan nilai pada tes awal siswa yang masih rendah. Berdasarkan nilai tes menulis narasi yang diperoleh dari lampiran 13, maka dapat dibuat tabel 5, distribusi frekuensi sebagai berikut :
50 Tabel 5. Distribusi Frekuensi Data Tes Awal Siswa Kelas IV SDN 1 Pentur Sebelum Tindakan Nilai No
Interval Nilai
Tengah
Frekuensi (f)
(X)
Prosentase
fX
(%)
1
28-36
32
2
64
11,76%
2
37-45
41
2
82
11,76%
3
46-54
50
7
350
41,18%
4
55-63
59
1
59
5,88%
5
64-72
68
5
340
29,41%
17
895
99,99%
Jumlah
Nilai rata-rata 895 : 17 = 52,65 Ketuntasan klasikal 5 : 17 x 100% = 29,41 %
Dari tabel 5, distribusi frekuensi nilai tes menulis narasi siswa kelas IV SDN 1 Pentur sebelum diadakan tindakan melalui penggunaan media gambar seri, dapat disajikan dalam bentuk grafik 1 pada gambar 4 sebagai berikut :
F r e k u e n s i
8 6 4 2 0 28-36
37,45
46-54
55-63
64-72
Nilai Siswa
Gambar 4. Grafik 1 Nilai Tes Awal Siswa Kelas IV SDN 1 Pentur Berdasarkan grafik 1 nilai yang sudah disajikan dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan tindakan, siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur sebanyak 17 siswa hanya 5 siswa yang berhasil mendapatkan nilai di atas KKM atau hanya
51 29,41% siswa yang tuntas mengerjakan soal pada tes awal. Sedangkan 12 siswa atau 70,59% siswa mendapatkan nilai di bawah KKM, nilai ketuntasan yang harus di peroleh siswa adalah lebih dari 62. Maka dari itu peneliti mengadakan konsultasi dengan dewan guru untuk melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar seri untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis narasi. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel 6 sebagai berikut : Tabel 6. Hasil Tes Awal Keterangan
Tes Awal
Nilai terendah
28
Nilai tertinggi
72
Rata-rata nilai
52,65
Siswa tuntas belajar
29,41%
Siswa tidak tuntas belajar
70,59%
Analisis hasil evaluasi dari tes awal siswa dari tabel 6 di atas, diperoleh nilai rata-rata siswa dalam menulis narasi sebesar 52,65 dimana hasil tersebut masih di bawah rata-rata nilai yang diinginkan oleh pihak guru dan peneliti yaitu sebesar 62. Dari hasil tabel di atas dapat disimpulkan sementara bahwa keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur masih kurang dan perlu diperbaiki.
2. Tindakan Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Tiap pertemuan terdiri dari tiga jam pelajaran (3 x 35 menit) dan dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan selama satu minggu yaitu pada tanggal 11 April 2011 dan 12 April 2011. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari siklus-siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
52 a. Tahap Perencanaan Kegiatan perencanaan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 9 April 2011 di ruang guru SD Negeri 1 Pentur. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari data awal siswa sebagai subyek penelitian sebanyak 12 siswa dari 17 siswa mendapatkan nilai menulis karangan di bawah 62, sehingga belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan guru yaitu 62. Selain itu berdasarkan hasil observasi saat guru mengajar keterampilan menulis karangan siswa masih rendah. Oleh karena itu, peneliti mengadakan koordinasi dengan guru kelas untuk membahas tentang alternatif yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SDN 1 Pentur. Kemudian disepakati bahwa penelitian tindakan kelas pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 11 April 2011 dengan alokasi waktu (3 x 35 menit) dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 12 April 2011 dengan alokasi waktu (2 x 35 menit). Karena kesepakatan peneliti dan guru kelas maka pelaksanaan siklus penelitian dilaksanakan setiap jam pertama. Dalam pembahasan juga di peroleh kesepakatan untuk menggunakan media gambar seri. Dalam perencanaan tindakan peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang ada. Peneliti juga menentukan tujuan pembelajaran serta dampak pengiring siswa. Selain mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, peneliti juga menyiapkan, menyiapkan perangkat data pada instrumen yang akan digunakan untuk penilaian siswa, serta mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran diantaranya: 1) Media gambar seri yang akan digunakan. Media gambar seri yang digunakan oleh penulis adalah media gambar yang berupa urutan suatu kejadian/ peristiwa yang dapat digunakan siswa untuk menuntunnya membuat suatu cerita. Media gambar seri disiapkan dalam ukuran yang besar agar semua siswa dapat melihat gambar tersebut meskipun ia bertempat duduk di belakang.
53 2) Ruang belajar Ruang belajar yang digunakan adalah ruang kelas yang biasa digunakan setiap hari. Kursi diatur sedemikian rupa, bisa per individu atau bisa dibuat kelompok, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman, ventilasi udara, serta pencahayaan kelas. 3) Buku sumber belajar mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu buku BSE Bahasa Indonesia Kelas IV Umri Nur’aini dan Indriyani, halaman 104-105. Buku BSE, Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas Kelas IV Edi Warsidi dan Farika, halaman 79-81. Silabi Bahasa Indonesia BSNP, dan KTSP 2006. b. Tahap Pelaksanaan Dalam tahap ini
peneliti menerapkan pembelajaran menulis dengan
media gambar seri sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Pembelajaran yang telah disusun pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Pertemuan Pertama Pada pertemuan pertama ini, materi yang diajarkan adalah menulis narasi yaitu menulis berdasarkan dengan urutan waktu. Dimana dalam penulisan siswa harus memperhatikan keterkaitan antara isi cerita dengan gambar seri yang dibawa guru, ejaan dalam penulisan yang benar, kohesi (kekompakan kalimat, ini berarti kalimat harus serasi dengan isi tulisan), koherensi (keserasian hubungan antar kalimat), serta kelogisan cerita. Media pembelajaran dalam penelitian ini adalah media gambar seri yang merupakan gambar urutan dari rangkaian peristiwa yang dapat membentuk suatu cerita. Dalam pertemuan pertama ini gambar seri yang digunakan oleh peneliti adalah kegiatan seorang siswa dari pagi hari saat bangun tidur, mandi, makan pagi, bersiap-siap ke sekolah sampai saat siswa tersebut berhasil menggambar sebuah pemandangan yang indah.. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam, berdoa bersama, pengkondisian kelas dan absensi siswa. Untuk memusatkan perhatian siswa, memotivasi dan mengarahkan minat siswa, guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengajak siswa bernyanyi lagu “Bangun Tidur” sambil bertepuk
54 tangan, serta menanyakan tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya dengan guru kelas. Berikut teks lagu bangun tidur yang dinyanyikan guru dengan para siswa : Bangun tidur ku terus mandi Tidak lupa menggosok gigi Habis mandi ku tolong ibu Membersihkan tempat tidurku Guru kemudian menjelaskan secara singkat kepada siswa mengenai materi yang akan dibahas, sambil melakukan tanya jawab dengan siswa terkait materi yang diajarkan. Kemudian guru membagikan teks bacaan yang berjudul “Sesudah Suatu Kegagalan” untuk dibaca dan dipelajari oleh para siswa sebagai contoh saat membuat cerita. Guru membacakan teks karangan satu kali dengan intonasi dan ejaan yang tepat, kemudian siswa-siswa ditugasi untuk membaca teks karangan tersebut dalam hati satu kali. Selanjutnya beberapa siswa membacakan teks tersebut secara bergantian dengan suara yang lantang agar dapat didengar oleh semua siswa. Guru membawakan media berupa gambar seri kepada siswa. Gambar seri tersebut berupa rangkaian cerita suatu aktivitas yang dilakukan oleh seorang guru sejak bangun tidur sampai saat mengajar di sekolah. Siswa mengamati gambar seri tersebut dengan seksama, kemudian siswa ditugasi oleh guru untuk mengurutkan gambar tersebut menjadi urutan gambar yang tepat. Setelah gambar menjadi suatu urutan cerita yang tepat, siswa diberi tugas oleh guru untuk membuat cerita narasi berdasarkan gambar seri tersebut. Selama mengerjakan tugas dari guru, guru membimbing siswa yang kurang bisa dan mengoreksi pekerjaan siswa yang sudah cukup baik. Selain itu siswa yang masih mengalami kesulitan juga bertanya kepada guru. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya ke depan kelas. Sebagian siswa maju ke depan kelas untuk membacakan hasil pekerjaannya, guru memberikan bimbingan pada siswa saat siswa mengalami kesulitan dalam membaca. Siswa yang berani maju ke depan diberi penguatan oleh guru berupa tepuk tangan dan pujian, untuk siswa yang belum berani maju ke depan kelas untuk membacakan
55 hasil pekerjaannya, diberi motivasi dan dukungan dari guru agar lebih percaya diri untuk tampil di depan kelas. Kemudian guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi yang diajarkan. Kegiatan akhir, guru menilai pekerjaan siswa, dan melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang sudah disampaikan. Siswa dibimbing untuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan, siswa dibimbing untuk merangkum dan menyimpulkan hasil pembelajaran di buku catatannya sendiri-sendiri. Sebelum guru mengakhiri pelajaran, guru memberikan nasihat kepada siswa untuk berhati-hati saat jajan, jangan sembarangan membeli makanan yang kurang sehat, dan menasehati anak untuk belajar dengan tekun. Kemudian guru menutup pelajaran dengan salam. 2) Pertemuan Kedua Pada pertemuan kedua ini masih menjelaskan mengenai menulis narasi yaitu menulis berdasarkan dengan urutan waktu. Dimana dalam penulisan siswa harus memperhatikan keterkaitan antara isi cerita dengan gambar seri yang dibawa guru, ejaan dalam penulisan yang benar, kohesi (kekompakan kalimat, ini berarti kalimat harus serasi dengan isi tulisan), koherensi (keserasian hubungan antar kalimat), serta kelogisan cerita. . Gambar seri yang digunakan merupakan rangkaian peristiwa yang dilakukan oleh seorang keluarga setelah bangun tidur, ayah bersiap-siap untuk mencuci motor dan ibu membersihkan rumah, anak-anaknya membantu pekerjaan ayah dan ibunya. sehingga pekerjaan ayah dan ibunya cepat selesai, dan pekerjaan keluarga cepat selesai lalu mereka beristirahat. Setelah itu tibalah saat makan siang bersama, kemudian mereka bersantai di ruang keluarga. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam, mengabsen siswa serta mengkondisikan kelas. Kemudian untuk memusatkan perhatian siswa, guru memberikan apersepsi pada siswa, guru menanyakan tentang materi yang telah lalu yaitu “apakah pengertian dari menulis narasi?”.
56 Kegiatan inti yang dilakukan guru adalah menjelaskan pada siswa tentang menulis narasi dengan benar. Guru membawa gambar seri yang ditunjukkan pada siswa, kemudian siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang maksud dari gambar yang dibawa oleh guru. Sebagian besar siswa masih belum berani untuk menjawab, tetapi setelah guru menunjuk beberapa siswa dengan menyebutkan namanya mereka berani menjawab. Setelah selesai, guru dan siswa mendiskusikan secara bersama. Siswa mengurutkan gambar seri tersebut menjadi urutan gambar yang benar, salah satu siswa menempelkan urutan gambar seri yang benar di papan tulis. Siswa yang lain memperhatikan dan meneliti apakah urutan gambar di papan tulis sudah tepat atau belum. Setelah gambar menjadi suatu urutan cerita yang tepat, siswa diberi tugas oleh guru untuk membuat cerita narasi berdasarkan gambar seri tersebut. Setelah itu, guru membagikan gambar seri kepada setiap siswa dan meminta mereka mendeskripsikan gambar tersebut dengan menuliskan satu kalimat untuk satu gambar ke dalam lembar kerja (Siswa terlihat antusias memperhatikan gambar seri tersebut). Selama mengerjakan tugas dari guru, guru membimbing siswa yang kurang bisa dan mengoreksi pekerjaan siswa yang sudah cukup baik. Selain itu siswa yang masih mengalami kesulitan juga bertanya kepada guru. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya ke depan kelas. Sebagian siswa maju ke depan kelas untuk membacakan hasil pekerjaannya, guru memberikan bimbingan pada siswa saat siswa mengalami kesulitan dalam membaca. Siswa yang berani maju ke depan diberi penguatan oleh guru berupa tepuk tangan dan pujian, untuk siswa yang belum berani maju ke depan kelas untuk membacakan hasil pekerjaannya, diberi motivasi dan dukungan dari guru agar lebih percaya diri untuk tampil di depan kelas. Setelah semua siswa mengumpulkan tugas, siswa menyimak guru saat guru menjelaskan kesalahan-kesalahan yang ada dalam penulisan karangan narasi yang dibuat siswa. Kemudian guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi yang diajarkan. Kegiatan akhir, guru menilai pekerjaan siswa, dan melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari untuk mengetahui sejauh mana
57 penguasaan materi yang sudah disampaikan. Siswa dibimbing untuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan, siswa dibimbing untuk merangkum dan menyimpulkan hasil pembelajaran di buku catatannya sendiri-sendiri. Sebelum guru mengakhiri pelajaran, guru memberikan nasihat kepada siswa kemudian guru menutup pelajaran dengan salam. c. Tahap Observasi Peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu peningkatan keterampilan menulis narasi dengan menggunakan media gambar seri siswa kelas IV SD Negeri I Pentur Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2010/2011. Dalam tahap ini peneliti mengadakan kolaborasi dengan guru kelas dalam melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar aktivitas siswa dan guru dalam mengikuti pembelajaran untuk dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa. Observasi tidak hanya berfokus pada siswa namun juga pada guru. Maka dari itu, pengamatan dilakukan secara keseluruhan aspek, baik aspek siswa, guru dan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan proses belajar mengajar menulis narasi siklus I selama dua kali pertemuan, diperoleh gambaran tentang keaktifan dan keterampilan menulis siswa selama pembelajaran berlangsung, serta peran guru dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut: 1) Pertemuan I a)
Hasil Observasi Siswa pada Lampiran 20, sebagai berikut : (1) Sebanyak 1 siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru ketika mengikuti pembelajaran menulis narasi melalui media gambar seri. (2) Sebanyak 6 siswa sudah berani menyatakan pendapat saat mengikuti pembelajaran. (3) Seluruh siswa mengerjakan tugas untuk menulis narasi dari guru. (4) Sebanyak 14 siswa sudah menyimak penjelasan dari guru selama pembelajaran berlangsung.
58 (5) Sebanyak 9 siswa sudah antusias dalam mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung. (6) Sebanyak 11 siswa tidak ramai saat pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan terhadap siswa selama mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar seri pada siklus I pertemuan I ditunjukkan pada tabel 7. Tabel 7. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Melalui Media Gambar seri. KETERANGAN
NILAI
Keseluruhan nilai pengamatan pada siswa Rata-rata hasil pengamatan pada siswa
51 3,00
Berdasarkan pada tabel 7, jumlah seluruh nilai siswa adalah 51, kemudian dicari rata-rata dengan cara membagi seluruh nilai dengan banyaknya siswa. Rata-rata hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I pertemuan I adalah 3,00. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut diketahui bahwa secara klasikal keaktifan dan partisipasi siswa sudah baik saat pembelajaran pada siklus I pertemuan I berlangsung. Tabel hasil observasi kegiatan siswa dapat dilihat pada lampiran 20 halaman 142-143. b) Hasil Observasi pada Guru Dilihat dari penilaian guru pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru pada lampiran 25, maka dapat diperoleh keterangan sebagai berikut : (1) Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran dan dampak pengiring cukup baik. (2) Ketepatan pemilihan materi ajar baik. (3) Ketepatan pengorganisasian materi ajar baik. (4) Ketepatan pemilihan sumber pembelajaran sangat baik. (5) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran baik. (6) Kerincian skenario pembelajaran cukup baik. (7) Penerapan model pembelajaran yang tepat dalam RPP cukup baik. (8) Ketepatan pemilihan media pembelajaran sangat baik.
59 (9) Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran baik. (10) Kelengkapan instrument asesmen baik. (11) RPP yang dibuat oleh guru sudah masuk dalam kategori cukup baik. Hasil pengamatan terhadap guru mengajar dalam lampiran 25, memperoleh keterangan sebagai berikut : (1) Kegiatan pra pembelajaran saat guru mempersiapkan ruang, alat peraga, media dan kesiapan siswa sudah baik. (2) Keterampilan membuka pelajaran dengan absensi dan perumusan tujuan pembelajaran sudah dilaksanakan guru dengan baik. (3) Dalam kegiatan inti pelajaran penguasaan materi pembelajaran cukup baik, pendekatan dan strategi pembelajaran baik, pemanfaatan sumber pembelajaran/media pembelajaran baik, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa baik, penilaian proses dan hasil pembelajaran baik, serta penggunaan bahasa yang sesuai dalam pembelajaran. (4) Penutup yang dilakukan oleh guru sudah baik, guru sudah memberikan refleksi dan tindak lanjut pada siswa. (5) Kegiatan guru dalam pembelajaran masuk dalam kategori baik. Hasil
pengamatan
terhadap
kinerja
guru
selama
mengikuti
pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar seri pada siklus I pertemuan I ditunjukkan pada tabel 8. Tabel 8. Observasi Terhadap Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Melalui Media Gambar seri. KETERANGAN
NILAI
Jumlah Skor hasil pengamatan pada guru
5,9
Rata-rata hasil pengamatan terhadap guru
2,95
Berdasarkan tabel 8, total nilai kinerja guru diperoleh melalui rekapan nilai dari APKG guru. Rata-rata hasil observasi pada guru adalah 2,95. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut dapat diketahui bahwa kinerja guru saat mengajar termasuk dalam kategori cukup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 25 halaman 158-160.
60 2) Pertemuan II a) Hasil Observasi Siswa pada Lampiran 21, sebagai berikut : (1) Sebanyak 2 siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru ketika mengikuti pembelajaran menulis narasi melalui media gambar seri. (2) Sebanyak 6 siswa sudah berani menyatakan pendapat saat mengikuti pembelajaran. (3) Seluruh siswa mengerjakan tugas untuk menulis narasi dari guru. (4) Sebanyak 14 siswa sudah menyimak penjelasan dari guru selama pembelajaran berlangsung. (5) Sebanyak 11 siswa sudah antusias dalam mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung. (6) Sebanyak 13 siswa tidak ramai saat pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan terhadap siswa selama mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar seri pada siklus I pertemuan II ditunjukkan pada tabel 9. Tabel 9. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Melalui Media Gambar seri. KETERANGAN
NILAI
Keseluruhan nilai pengamatan pada siswa Rata-rata hasil pengamatan pada siswa
53 3,12
Berdasarkan pada tabel 9, jumlah nilai pengamatan keseluruhan siswa adalah 53, kemudian dicari rata-rata dengan cara membagi jumlah keseluruhan dengan banyaknya siswa. Rata-rata hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I pertemuan II adalah 3,12. Berdasarkan nilai rata-rata yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa keaktifan dan partisipasi siswa sudah baik saat pembelajaran pada siklus I pertemuan II berlangsung. Tabel hasil observasi kegiatan siswa dapat dilihat pada lampiran 21 halaman 144-145. b) Hasil Observasi Guru pada Lampiran 26, sebagai berikut :
61 Dilihat dari penilaian guru pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru maka dapat diperoleh keterangan sebagai berikut : (1) Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran dan dampak pengiring baik. (2) Ketepatan pemilihan materi ajar baik. (3) Ketepatan pengorganisasian materi ajar baik. (4) Ketepatan pemilihan sumber pembelajaran baik. (5) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran baik. (6) Kerincian skenario pembelajaran baik. (7) Penerapan model pembelajaran yang tepat dalam RPP baik. (8) Ketepatan pemilihan media pembelajaran baik. (9) Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran baik. (10) Kelengkapan instrument assesmen baik. (11) RPP yang guru buat sudah masuk pada kategori baik. Hasil
pengamatan
terhadap
guru
mengajar
memperoleh
keterangan sebagai berikut : (1) Kegiatan pra pembelajaran saat guru mempersiapkan ruang, alat peraga, media dan kesiapan siswa sudah baik. (2) Keterampilan membuka pelajaran dengan absensi dan perumusan tujuan pembelajaran sudah dilaksanakan guru dengan cukup baik. (3) Dalam kegiatan inti pelajaran penguasaan materi pembelajaran cukup
baik,
pendekatan
dan
strategi
pembelajaran
baik,
pemanfaatan sumber pembelajaran/media pembelajaran baik, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa baik, penilaian proses dan hasil pembelajaran baik, serta penggunaan bahasa yang sesuai dalam pembelajaran. (4) Penutup yang dilakukan oleh guru sudah baik, guru sudah memberikan refleksi dan tindak lanjut pada siswa.
62 Hasil
pengamatan
terhadap
kinerja
guru
selama
mengikuti
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan dengan menggunakan media gambar seri pada siklus I pertemuan II ditunjukkan pada tabel 10. Tabel 10. Observasi Terhadap Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Melalui Media Gambar seri. KETERANGAN
NILAI
Jumlah skor hasil pengamatan pada guru
6,11
Rata-rata hasil pengamatan terhadap guru
3,05
Berdasarkan pada tabel 10 skor pengamatan kinerja guru diperoleh dengan APKG. Rata-rata hasil observasi pada guru adalah 3,05. Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh guru, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan kinerja guru pada pembelajaran siklus I pertemuan I, kinerja guru pada pertemuan ini masuk dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 26 halaman 161-163. Hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan pada keaktifan dan perhatian siswa. Itu berarti peran dan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran semakin meningkat. Dengan meningkatnya aktifitas siswa dalam proses pembelajaran diharapkan siswa lebih memahami materi dan dapat menulis narasi dengan baik sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dari pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilaksanakan melalui penggunaan media gambar seri pada siklus I dapat ditarik simpulan keaktifan siswa sudah ada peningkatan namun belum maksimal, meskipun sudah ada perubahan dari pertemuan I ke pertemuan II dan hasil yang diharapkan sudah tercapai namun harus ditingkatkan lagi pada siklus berikutnya. d. Tahap Analisis dan Refleksi Setelah melaksanakan observasi, data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk dianalisis. Tujuan dari refleksi adalah untuk mengetahui kendala sekaligus solusi pelaksanaan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan
63 tindakan pada pertemuan I belum menunjukkan perubahan yang berarti, baik pada keaktifan siswa selama belajar maupun pada pencapaian hasil belajar. Sedangkan untuk pertemuan II telah menunjukkan perubahan yang cukup baik. Berikut ini adalah uraian hasil refleksi pada siklus I: Berdasarkan hasil pengamatan observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan tindakan pada pertemuan I, II rata-rata hasil observasi kegiatan siswa dan rata-rata hasil observasi kinerja guru pada siklus I pertemuan I dan II dapat dilihat pada tabel 11 sebagai berikut : Tabel 11. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Gambar Seri Pada Siklus I Pertemuan I, dan II. Keterangan
Pertemuan I
Hasil observasi kegiatan siswa
3,00
Pertemuan II 3,12
Berdasarkan Tabel 11, tabel observasi terhadap kegiatan siswa pada siklus I pertemuan I, dan II dapat dibuat grafik 2 sebagai berikut :
Gambar 5. Grafik 2 Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Pada siklus I Pertemuan I, dan II. Berdasarkan hasil observasi kegiatan siswa yang telah dilakukan, terdapat peningkatan keaktifan dan partisipasi siswa dari pertemuan I ke pertemuan II yaitu dari 3,00 meningkat menjadi 3,12. Hal ini dilihat dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran diperoleh data bahwa Siswa memiliki keaktifan dan
64 perhatian dengan kriteria istimewa, baik, dan cukup selama proses pembelajaran dengan indikator penilaian: siswa mengajukan pertanyaan, menyatakan pendapat, mengerjakan tugas dari guru dengan baik, menyimak penjelasan guru dengan sungguh-sungguh, menunjukkan antusias dalam pembelajaran, dan tidak ramai. Sebagian siswa sudah berkriteria cukup, dan tidak ada siswa kurang, dan kurang sekali. Akan tetapi perlu ada peningkatan lagi pada siswa agar keseluruhan siswa dapat memenuhi indikator penilaian yang ada pada aspek keaktifan dan perhatian siswa. Tabel 12. Observasi Terhadap Kinerja Guru Dalam Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Gambar Seri Pada Siklus I Pertemuan I, dan II. Keterangan
Pertemuan I
Hasil observasi kinerja guru
2,95
Pertemuan II 3,0
Berdasarkan Tabel 12, tabel observasi terhadap kinerja guru pada siklus I pertemuan I, dan II dapat dibuat grafik sebagai berikut :
Gambar 6. Grafik 3 Observasi Terhadap Kinerja Guru Pada siklus I Pertemuan I, dan II. Berdasarkan hasil observasi kinerja guru yang telah dilakukan, terdapat peningkatan kinerja guru dari pertemuan I ke pertemuan II yaitu dari 2,95
65 meningkat menjadi 3,00. Hal ini dilihat dari hasil pengamatan oleh observer saat guru sedang mengajar. Tugas sebagai observer dilakukan oleh guru kelas. Guru kelas mengamati dan menilai kinerja guru saat peneliti mengajar di kelas. Dari pengamatan tersebut diperoleh data bahwa kinerja guru pada pertemuan I hanya ada pada kriteria cukup, kemudian pada pertemuan II kinerja guru meningkat dan termasuk pada kriteria baik. Keaktifan dan perhatian, serta kinerja guru siswa sangat berpengaruh terhadap nilai keterampilan menulis narasi, dimana KKM pada Siklus I siswa harus mendapatkan nilai ≥ 62 dan target pencapaian pada siklus I, siswa yang tuntas dengan nilai di atas KKM harus lebih dari 60 %. Adapun hasil keterampilan menulis narasi yang diperoleh pada siklus I dapat dilihat pada tabel 13 dan grafik di bawah ini: Tabel 13. Frekuensi Data Nilai Siklus I Siswa Kelas IV SDN 1 Pentur. Nilai No
Interval Nilai
Tengah (X)
Frekuensi (f)
fX
Prosentase (%)
1
41-49
45
1
45
5,88%
2
50-58
54
4
216
23,53%
3
59-67
63
4
252
23,53%
4
68-76
72
5
360
29,41%
5
77-85
81
3
243
17,65%
17
1116
100%
Jumlah
Nilai rata-rata 1116 : 17 = 65,65 Ketuntasan klasikal 11 : 17 x 100% = 64,71 % Dari tabel 13 frekuensi nilai tes menulis narasi siswa kelas IV SDN 1 Pentur pada siklus I melalui penggunaan media gambar seri, dapat disajikan dalam bentuk grafik 4 pada gambar 7 sebagai berikut :
66
F r e k u e n s i
5 4 3 2 1
0 41-49
50-58
59-67
68-76
77-85
Nilai Siswa
Gambar 7. Grafik 4 Nilai Tes Siklus I Siswa Kelas IV SDN 1 Pentur Dari data tabel 5 dapat dilihat bahwa setelah melaksanakan siklus I, siswa yang memperoleh nilai 41-49 sebanyak 1 siswa atau 5,88%, siswa yang mendapat nilai 50-58 adalah sebanyak 4 siswa atau 23,53%, yang mendapat nilai 59-67 adalah 4 siswa atau sebanyak 23,53%, yang mendapat nilai 68-76 sebanyak 5 siswa atau 29,41%, dan yang mendapat nilai 77-85% sebanyak 3 siswa atau 17,75%. Berikut perkembangan siswa dari tes awal ke siklus I akan dijelaskan pada tabel 14. Tabel 14. Perkembangan Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa dari Tes Awal dan Siklus I Siswa Kelas IV SDN I Pentur. Keterangan
Tes Awal
Siklus I
Nilai terendah
28
40
Nilai tertinggi
72
85
Rata-rata nilai
52,47
65,65
Siswa tuntas belajar
29,41%
64,71%
Siswa tidak tuntas belajar
70,59%
35,29%
Dari hasil analisa data perkembangan nilai keterampilan menulis narasi siswa dengan menggunakan media gambar seri pada siklus I tabel 14 dapat disimpulkan bahwa persentasi hasil tes siswa yang belajar tuntas naik 35,30% dengan Kriteria Ketuntasan Minimum sebesar 62 ke atas. Siswa yang belajar
67 tuntas pada siklus I sebesar 64,71 % atau 11 siswa, semula pada tes awal hanya 29,41% atau 5 siswa yang mencapai batas ketuntasan. Besarnya nilai terendah pada tes awal adalah 28, dan pada siklus I naik menjadi 43,5. Untuk nilai tertinggi siswa pada tes awal sebesar 72 naik pada siklus I menjadi 85, dan nilai rata-rata kelas yang semula hanya 52,47 naik menjadi 65,65 pada siklus I. Perolehan nilai dan tingkat ketuntasan yang diperoleh pada siklus I sudah memenuhi target ketercapaian yang disepakati oleh pihak guru dan peneliti yaitu pada pelaksanaan siklus I siswa yang tuntas belajar harus lebih dari 60% yaitu sebesar 64,71% siswa yang tuntas dari jumlah seluruh siswa. Hasil siklus I yang didapat dari hasil observasi, penilaian proses dan penilaian hasil karangan narasi siswa, kemudian dianalisis dan direfleksi sebagai langkah pengambilan tindakan pada siklus berikutnya. Adapun hasilnya adalah: 1) Pembelajaran belum mengarah pada student center, guru masih lebih aktif dalam pembelajaran. 2) Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa, sehingga masih banyak siswa yang kurang termotivasi selama pembelajaran. 3) Media pembelajaran yang kurang besar, kurang efektif untuk pembelajaran yang bersifat klasikal. 4) Media pembelajaran hanya satu, jadi perlu diperbanyak lagi agar seluruh siswa dapat memahami gambar seri yang dibawa guru, dan bukan hanya siswa yang aktif saja yang bisa paham. 5) Pengkondisian kelas kurang, masih banyak siswa yang ramai sendiri. 6) Suara guru kurang keras. Untuk mengatasi beberapa kekurangan pada siklus I, peneliti dan guru kolaborator kemudian mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut, berikut solusi yang telah didiskusikan: 1) Untuk meningkatkan keaktifan siswa, guru harus mengutamakan cara pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center), pembelajaran harus lebih menyenangkan lagi agar siswa semangat terhadap pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti.
68 2) Memberikan reward pada siswa. Baik berupa pujian, penghargaan atau pun teguran bagi siswa yang aktif maupun kurang aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut bertujuan agar minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran meningkat. 3) Media pembelajaran yang digunakan guru harus lebih besar agar dapat terlihat oleh semua siswa. 4) Media pembelajaran diperbanyak lagi sesuai dengan jumlah kelompok yang direncanakan pada siklus II. 5) Pengkondisian kelas yang lebih baik, mencakup keseluruhan kelas dan siswanya. 6) Suara guru harus lebih nyaring dan tegas, jangan ragu-ragu untuk menegur anak yang ramai sendiri.
3. Tindakan Siklus II Tindakan siklus II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Tiap pertemuan terdiri dari tiga jam pelajaran (3 x 35 menit) yang dilaksanakan selama satu minggu yaitu pada hari Sabtu tanggal 16 April 2011 dan Senin 18 Mei 2011. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari siklus-siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan Berdasarkan pada refleksi dan evalusi pelaksanaan tindakan pada siklus I diketahui bahwa pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan media gambar seri belum menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis narasi secara signifikan, oleh karena itu peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran kembali melalui media pembelajaran yang sama, dan memutuskan untuk melaksanakan siklus II untuk mencapai target yang diinginkan. Kegiatan perencanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 14 April 2011 di ruang guru SDN I Pentur. Peneliti dan Kepala Sekolah mendiskusikan rancangan kegiatan yang harus dilaksanakan pada siklus II. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan siklus II adalah hari Sabtu tanggal 16
69 April 2011 (dengan alokasi waktu 3 x 35 menit) dan Senin tanggal 18 April 2011 ( dengan alokasi waktu 3 x 35 menit). Selain itu berdasarkan hasil observasi saat guru mengajar keterampilan menulis narasi melalui media gambar seri pada siklus I, maka guru memberikan tindak lanjut kepada peneliti untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis narasi dengan cara memberikan umpan balik kepada siswa saat pembelajaran berlangsung, meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran, menggunakan media yang lebih besar, media pembelajaran yang dipakai lebih dari satu yaitu disesuaikan dengan jumlah dari tiap kelompok, dan suara guru diharapkan lebih keras, lantang dan tegas. Selain itu peneliti juga menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk siklus II. Dalam perencanaan tindakan siklus II peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Selain mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, peneliti juga menyiapkan perangkat data pada instrumen yang akan digunakan untuk penilaian siswa, serta mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran diantaranya: 1) Media gambar seri yang akan digunakan. Media gambar seri yang digunakan oleh penulis adalah media gambar yang berupa urutan suatu kejadian/ peristiwa yang dapat digunakan siswa untuk menuntunnya membuat suatu cerita. Media gambar seri disiapkan dalam ukuran yang besar agar semua siswa dapat melihat gambar tersebut meskipun ia bertempat duduk di belakang. Guru juga menyiapkan media pembelajaran untuk tiap-tiap kelompok. 2) Ruang belajar Ruang belajar yang digunakan adalah ruang kelas yang biasa digunakan setiap hari. Kursi diatur sedemikian rupa, bisa per individu atau bisa dibuat kelompok, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman. 3) Buku sumber belajar mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu buku BSE Bahasa Indonesia Kelas IV Umri Nur’aini dan Indriyani, halaman 104-105. Buku
70 BSE, Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas Kelas IV Edi Warsidi dan Farika, halaman 79-81. Silabi Bahasa Indonesia BSNP, dan KTSP 2006. b. Tahap Pelaksanaan Dalam tahap ini
peneliti menerapkan pembelajaran menulis dengan
media gambar seri sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Pembelajaran yang telah disusun pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Pertemuan Pertama Pada pertemuan pertama ini, materi yang diajarkan adalah menulis narasi yaitu menulis berdasarkan dengan urutan waktu. Dimana dalam penulisan siswa harus memperhatikan keterkaitan antara isi cerita dengan gambar seri yang dibawa guru, ejaan dalam penulisan yang benar, kohesi (kekompakan kalimat, ini berarti kalimat harus serasi dengan isi tulisan), koherensi (keserasian hubungan antar kalimat), serta kelogisan cerita. Media pembelajaran dalam penelitian ini adalah media gambar seri yang merupakan gambar urutan dari rangkaian peristiwa yang dapat membentuk suatu cerita. Dalam pertemuan pertama ini gambar seri yang digunakan oleh peneliti adalah rangkaian peristiwa yang dilakukan di sekolah saat kerja bakti membersihkan lingkungan, kerja bakti itu dilaksanakan pada hari sabtu sebelum hari kemerdekaan dan anak-anak, orang tua bekerja secara gotongroyong membersihkan seluruh lingkungan. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam, berdoa bersama, pengkondisian kelas dan absensi siswa. Untuk memusatkan perhatian siswa, memotivasi dan mengarahkan minat siswa, guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan menanyakan tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya dengan guru kelas. Guru bertanya pada siswa tentang cara menulis pada awal paragraf. Kegiatan inti yang dilaksanakan oleh guru adalah mengajarkan siswa cara menulis huruf kapital, cara menggunakan tanda baca, dan cara penulisan suatu paragraf dalam karangan. Kemudian siswa dibagi menjadi empat kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Guru membawa gambar
71 seri yang ditunjukkan dan dibagikan pada setiap kelompok, siswa ditugasi untuk mengurutkan gambar seri tersebut menjadi urutan gambar yang paling tepat, kemudian tiap-tiap kelompok menjawab Guru membawakan media berupa gambar seri kepada siswa. Setelah gambar menjadi suatu urutan cerita yang tepat, siswa diberi tugas oleh guru untuk membuat cerita narasi berdasarkan gambar seri tersebut. Selama mengerjakan tugas dari guru, guru membimbing siswa yang kurang bisa dan mengoreksi pekerjaan siswa yang sudah cukup baik. Selain itu siswa yang masih mengalami kesulitan juga bertanya kepada guru. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya ke depan kelas. Sebagian siswa maju ke depan kelas untuk membacakan hasil pekerjaannya, guru memberikan bimbingan pada siswa saat siswa mengalami kesulitan dalam membaca. Siswa yang berani maju ke depan diberi penguatan oleh guru berupa tepuk tangan dan pujian, untuk siswa yang belum berani maju ke depan kelas untuk membacakan hasil pekerjaannya, diberi motivasi dan dukungan dari guru agar lebih percaya diri untuk tampil di depan kelas. Kemudian guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi yang diajarkan. Kegiatan akhir, guru menilai pekerjaan siswa, dan melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang sudah disampaikan. Siswa dibimbing untuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan, siswa dibimbing untuk merangkum dan menyimpulkan hasil pembelajaran di buku catatannya sendiri-sendiri. Sebelum guru mengakhiri pelajaran, guru memberikan nasihat kepada siswa kemudian guru menutup pelajaran dengan salam. 2) Pertemuan Kedua Pada pertemuan kedua ini masih menjelaskan mengenai menulis narasi yaitu menulis berdasarkan dengan urutan waktu. Dimana dalam penulisan siswa harus memperhatikan keterkaitan antara isi cerita dengan gambar seri yang dibawa guru, ejaan dalam penulisan yang benar, kohesi (kekompakan
72 kalimat, ini berarti kalimat harus serasi dengan isi tulisan), koherensi (keserasian hubungan antar kalimat), serta kelogisan cerita. Media gambar seri yang digunakan adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh keluarga yang sedang bertamasya ke pantai pada hari Minggu, yang terdiri dari ayah, ibu dan kedua anaknya. Mereka sangat senang karena di pantai mereka dapat melihat pemandangn dan bersantai bersama. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam, mengabsen siswa serta mengkondisikan kelas. Kemudian untuk memusatkan perhatian siswa, guru mengajak siswa bernyanyi lagu yang berjudul “Libur Telah Tiba” berikut lirik dari lagu tersebut: Libur telah tiba, libur telah tiba. Hore, hore, hore Libur telah tiba, libur telah tiba. Hatiku gembira! Guru juga menanyakan tentang materi yang telah lalu pada siswa, yaitu pengertian dari menulis narasi. Kegiatan inti yang dilakukan guru adalah menjelaskan pada siswa tentang menulis narasi dengan benar. Guru mengajarkan siswa cara menulis huruf kapital, cara menggunakan tanda baca, dan cara penulisan suatu paragraf dalam karangan. Kemudian guru membagikan sebuah cerita kepada siswa yang berjudul “Lomba Adu Bakat”. Teks bacaan ini merupakan contoh cerita narasi yang merupakan pengalaman yang berkesan dari seorang anak saat mengikuti sebuah lomba bakat. Siswa disuruh untuk membaca dan memahami teks bacaan tersebut. Guru melakukan tanya jawab kepada siswa terkait dengan teks bacaan. Setelah siswa selesai membaca dan bertanya jawab dengan guru, siswa dibagi menjadi empat kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Guru membawa gambar seri yang ditunjukkan dan dibagikan pada setiap kelompok, siswa ditugasi untuk mengurutkan gambar seri tersebut menjadi urutan gambar yang paling tepat, kemudian tiap-tiap kelompok menjawab pertanyaan dari guru tentang maksud dari gambar yang dibawa oleh guru. Setelah selesai, guru dan siswa mendiskusikan secara bersama gambar yang
73 telah dipelajari. Siswa mengurutkan gambar seri tersebut menjadi urutan gambar yang benar, salah satu siswa menempelkan urutan gambar seri yang benar di papan tulis. Siswa yang lain memperhatikan dan meneliti apakah urutan gambar di papan tulis sudah tepat atau belum. Setelah gambar menjadi suatu urutan cerita yang tepat, siswa diberi tugas oleh guru untuk membuat cerita narasi berdasarkan gambar seri tersebut. Setelah itu, guru membagikan lembar soal yang berisi gambar seri, siswa ditugasi untuk membuat cerita sesuai dengan gambar tersebut. Selama mengerjakan tugas dari guru, guru membimbing siswa yang kurang bisa dan mengoreksi pekerjaan siswa yang sudah cukup baik. Selain itu siswa yang masih mengalami kesulitan juga bertanya kepada guru. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya ke depan kelas. Setelah semua siswa mengumpulkan tugas, siswa menyimak guru saat guru menjelaskan kesalahan-kesalahan yang ada dalam penulisan karangan narasi yang dibuat siswa. Seperti kesalahan dalam penggunaan ejaan, tanda baca dan keterkaitan antar kalimat. Kemudian guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi yang diajarkan. Kegiatan akhir, guru menilai pekerjaan siswa, dan melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang sudah disampaikan. Siswa dibimbing untuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan, siswa dibimbing untuk merangkum dan menyimpulkan hasil pembelajaran di buku catatannya sendiri-sendiri. Sebelum guru mengakhiri pelajaran, guru memberikan nasihat kepada siswa kemudian guru menutup pelajaran dengan salam. c. Tahap Observasi Peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu peningkatkan keterampilan menulis narasi dengan menggunakan media gambar seri siswa kelas IV SD Negeri I Pentur Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2010/2011. Dalam tahap ini peneliti mengadakan kolaborasi dengan guru kelas dalam melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar
74 observasi. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar aktivitas siswa dan guru dalam mengikuti pembelajaran untuk dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa. Observasi tidak hanya berfokus pada siswa namun juga pada guru. Maka dari itu, pengamatan dilakukan secara keseluruhan aspek, baik aspek siswa, guru dan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan proses belajar mengajar menulis narasi siklus II selama dua kali pertemuan, diperoleh gambaran tentang keaktifan, partisipasi dan keterampilan menulis siswa selama pembelajaran berlangsung, serta peran guru dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut: 1) Pertemuan I a) Hasil Observasi Siswa pada Lampiran 22, sebagai berikut : (1) Sebanyak 3 siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru ketika mengikuti pembelajaran menulis narasi melalui media gambar seri. (2) Sebanyak 7 siswa sudah berani menyatakan pendapat saat mengikuti pembelajaran. (3) Seluruh siswa mengerjakan tugas untuk menulis narasi dari guru. (4) Sebanyak 15 siswa sudah menyimak penjelasan dari guru selama pembelajaran berlangsung. (5) Sebanyak 11 siswa sudah antusias dalam mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung. (6) Sebanyak 13 siswa tidak ramai saat pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan terhadap siswa selama mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar seri pada siklus II pertemuan I ditunjukkan pada tabel 15. Tabel 15. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Melalui Media Gambar seri. KETERANGAN Keseluruhan nilai pengamatan pada siswa Rata-rata hasil pengamatan pada siswa
NILAI 56 3,29
Keseluruhan nilai siswa adalah 56, kemudian dicari rata-ratanya dengan membagi nilai keseluruhan dengan banyaknya siswa. Rata-rata hasil observasi
75 kegiatan siswa pada siklus II pertemuan I adalah 3,29. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan dan partisipasi siswa pada saat pembelajaran berlangsung termasuk pada kriteria baik. Tabel hasil observasi kegiatan siswa dapat dilihat pada lampiran 22 halaman 146-147. b) Hasil Observasi Guru pada Lampiran 27, sebagai berikut : Dilihat dari penilaian guru pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru maka dapat diperoleh keterangan sebagai berikut : (1) Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran dan dampak pengiring baik. (2) Ketepatan pemilihan materi ajar sangat baik. (3) Ketepatan pengorganisasian materi ajar sangat baik. (4) Ketepatan pemilihan sumber pembelajaran sangat baik. (5) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran baik. (6) Kerincian skenario pembelajaran baik. (7) Penerapan model pembelajaran yang tepat dalam RPP baik. (8) Ketepatan pemilihan media pembelajaran sangat baik. (9) Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran baik. (10) Kelengkapan instrument asesmen baik. (11) RPP yang dibuat oleh guru termasuk dalam kategori baik. Hasil pengamatan terhadap guru mengajar memperoleh keterangan sebagai berikut : (1) Kegiatan pra pembelajaran saat guru mempersiapkan ruang, alat peraga, media dan kesiapan siswa sudah baik. (2) Keterampilan membuka pelajaran dengan absensi dan perumusan tujuan pembelajaran sudah dilaksanakan guru dengan sangat baik. (3) Dalam kegiatan inti pelajaran penguasaan materi pembelajaran cukup baik, pendekatan dan strategi pembelajaran baik, pemanfaatan sumber pembelajaran/media pembelajaran baik, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa baik, penilaian proses dan hasil
76 pembelajaran baik, serta penggunaan bahasa yang sesuai dalam pembelajaran. (4) Penutup yang dilakukan oleh guru sudah baik, guru sudah memberikan refleksi dan tindak lanjut pada siswa. (5) Kegiatan guru dalam pembelajaran termasuk dalam kategori baik. Hasil
pengamatan
terhadap
kinerja
guru
selama
mengikuti
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar seri pada siklus II pertemuan I ditunjukkan pada tabel 16. Tabel 16. Observasi Terhadap Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Melalui Media Gambar seri. KETERANGAN
NILAI
Jumlah Skor hasil pengamatan pada guru
6,82
Rata-rata hasil pengamatan terhadap guru
3,41
Berdasarkan pada tabel 16, jumlah skor hasil pengamatan pada guru adalah 6,82. Rata-rata hasil observasi pada guru adalah 3,41. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa kinerja guru meningkat dan termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 27 halaman 164-166. 2) Pertemuan II a) Hasil Observasi Siswa pada Lampiran 23, sebagai berikut : (1) Sebanyak 3 siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru ketika mengikuti pembelajaran menulis narasi melalui media gambar seri. (2) Sebanyak 7 siswa sudah berani menyatakan pendapat saat mengikuti pembelajaran. (3) Seluruh siswa mengerjakan tugas untuk menulis narasi dari guru. (4) Seluruh siswa sudah menyimak penjelasan dari guru selama pembelajaran berlangsung. (5) Sebanyak 11 siswa sudah antusias dalam mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung. (6) Sebanyak 14 siswa tidak ramai saat pembelajaran berlangsung.
77 Hasil pengamatan terhadap siswa selama mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar seri pada siklus II pertemuan II ditunjukkan pada tabel 17. Tabel 17. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Melalui Media Gambar seri. KETERANGAN Keseluruhan nilai pengamatan pada siswa Rata-rata hasil pengamatan pada siswa
NILAI 59 3,47
Berdasarkan pada tabel 17, jumlah nilai keseluruhan siswa adalah 59, kemudian dicari rata-ratanya dengan cara membagi jumlah keseluruhan nilai dengan banyaknya siswa. Rata-rata hasil observasi kegiatan siswa pada siklus II pertemuan II adalah 3,47. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut dapat diketahui bahwa keaktifan dan partisipasi siswa pada saat pembelajaran termasuk pada kriteria baik. Tabel hasil observasi kegiatan siswa dapat dilihat pada lampiran 23 halaman 148-149. b) Hasil Observasi Guru pada Lampiran 28, sebagai berikut : Dilihat dari penilaian guru pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru maka dapat diperoleh keterangan sebagai berikut : (1) Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran dan dampak pengiring baik. (2) Ketepatan pemilihan materi ajar sangat baik. (3) Ketepatan pengorganisasian materi ajar sangat baik. (4) Ketepatan pemilihan sumber pembelajaran sangat baik. (5) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran baik. (6) Kerincian skenario pembelajaran baik. (7) Penerapan model pembelajaran yang tepat dalam RPP baik. (8) Ketepatan pemilihan media pembelajaran sangat baik. (9) Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran sangat baik. (10) Kelengkapan instrument assesmen sangat baik.
78 (11) RPP yang dibuat guru termasuk dalam kategori baik. Hasil pengamatan terhadap guru mengajar memperoleh keterangan sebagai berikut : (1) Kegiatan pra pembelajaran saat guru mempersiapkan ruang, alat peraga, media dan kesiapan siswa sudah baik. (2) Keterampilan membuka pelajaran dengan absensi dan perumusan tujuan pembelajaran sudah dilaksanakan guru dengan baik. (3) Dalam kegiatan inti pelajaran penguasaan materi pembelajaran cukup baik, pendekatan dan strategi pembelajaran baik, pemanfaatan sumber pembelajaran/media pembelajaran baik, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa baik, penilaian proses dan hasil pembelajaran baik, serta penggunaan bahasa yang sesuai dalam pembelajaran. (4) Penutup yang dilakukan oleh guru sangat baik, guru sudah memberikan refleksi dan tindak lanjut pada siswa. (5) Kinerja guru saat pembelajaran berlangsung masuk pada kategori baik. Hasil
pengamatan
terhadap
kinerja
guru
selama
mengikuti
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan dengan menggunakan media gambar seri pada siklus II pertemuan II ditunjukkan pada tabel 18. Tabel 18. Observasi Terhadap Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Melalui Media Gambar seri. KETERANGAN
NILAI
Jumlah Skor hasil pengamatan pada guru
7,1
Rata-rata hasil pengamatan terhadap guru
3,55
Jumlah skor guru yang diperoleh dari APKG adalah 7,1. Rata-rata hasil observasi pada guru adalah 3,55. Berdasarkan pada nilai rata-rata tersebut dapat diketahui bahwa kinerja guru pada saat pembelajaran termasuk dalam kriteria baik, kinerja guru sudah lebih meningkat dibanding pertemuan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 28 halaman 167-169. Hal ini
79 dilihat dari hasil pengamatan oleh observer saat guru sedang mengajar. Tugas sebagai observer dilakukan oleh guru kelas. Guru kelas mengamati dan menilai kinerja guru saat peneliti mengajar di kelas. Dari pengamatan tersebut diperoleh data bahwa kinerja guru pada pertemuan I sudah ada pada kriteria baik, kemudian pada pertemuan II kinerja guru meningkat menjadi lebih baik lagi. Hasil pengamatan terhadap siswa dan guru pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan pada keaktifan dan perhatian siswa serta kinerja guru. Itu berarti peran dan keikutsertaan siswa dan guru dalam proses pembelajaran semakin meningkat. Dengan meningkatnya aktifitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran diharapkan siswa lebih memahami materi dan dapat menulis narasi dengan baik sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dari pengamatan yang dilakukan, diketahui pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilaksanakan melalui penggunaan media gambar seri pada siklus II dapat ditarik simpulan bahwa keaktifan siswa sudah ada peningkatan yang signifikan, yaitu seluruh siswa sudah mendapatkan nilai dengan kriteria baik dan istimewa. d. Tahap Analisis dan Refleksi Setelah melaksanakan observasi, data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk dianalisis. Tujuan dari refleksi adalah untuk mengetahui kendala sekaligus solusi pelaksanaan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan tindakan pada pertemuan I sudah menunjukkan perubahan yang berarti, baik pada keaktifan siswa selama belajar maupun pada pencapaian hasil belajar. Sedangkan untuk pertemuan II telah menunjukkan perubahan yang sangat baik. Berikut ini adalah uraian hasil refleksi pada siklus II: Berdasarkan hasil pengamatan observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan tindakan pada pertemuan I, II rata-rata hasil observasi kegiatan siswa dan rata-rata hasil observasi kinerja guru pada siklus II pertemuan I dan II adalah sebagai berikut :
80 Tabel 19. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Gambar Seri Pada Siklus I Pertemuan I, dan II. Keterangan
Pertemuan I
Hasil observasi kegiatan siswa
3,29
Pertemuan II 3,47
Berdasarkan Tabel 19, tabel observasi terhadap kegiatan siswa pada siklus II pertemuan I, dan II dapat dibuat grafik sebagai berikut :
Gambar 8. Grafik 5 Tabel Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Berdasarkan hasil observasi kegiatan siswa yang telah dilakukan, terdapat peningkatan keaktifan dan partisipasi siswa dari pertemuan I ke pertemuan II yaitu dari 3,29 meningkat menjadi 3,47. Hal itu diperoleh dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran dapat diperoleh data bahwa Siswa memiliki keaktifan dan perhatian dengan kriteria istimewa, baik, dan cukup selama proses pembelajaran dengan indikator penilaian: siswa mengajukan pertanyaan, menyatakan pendapat, mengerjakan tugas dari guru dengan baik, menyimak penjelasan guru dengan sungguh-sungguh, menunjukkan antusias dalam pembelajaran, dan tidak ramai. Sebagian besar siswa sudah berkriteria baik dan istimewa, dan tidak ada siswa kurang, dan kurang sekali. Siswa pada siklus II dapat memenuhi indikator penilaian yang ada pada aspek keaktifan dan perhatian siswa.
81 Tabel 20. Observasi Terhadap Kinerja Guru Dalam Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Gambar Seri Pada Siklus I Pertemuan I, dan II. Keterangan Hasil observasi kinerja guru
Pertemuan I 3,41
Pertemuan II 3,55
Berdasarkan Tabel 20, tabel observasi terhadap kinerja guru pada siklus II pertemuan I, dan II dapat dibuat grafik sebagai berikut :
Gambar 9. Grafik 6 Tabel Observasi Kinerja Guru Siklus II Berdasarkan hasil observasi kinerja guru yang telah dilakukan, terdapat peningkatan kinerja guru dari pertemuan I ke pertemuan II yaitu dari 3,41 meningkat menjadi 3,55. Keaktifan dan perhatian siswa, serta kinerja guru sangat berpengaruh terhadap nilai keterampilan menulis narasi, dimana indikator keberhasilan siswa pada Siklus II harus mendapatkan nilai ≥ 65 dan target pencapaian pada siklus II, siswa yang tuntas dengan nilai di atas KKM harus lebih dari 80 %. Adapun hasil keterampilan menulis narasi yang diperoleh pada siklus II dapat dilihat pada tabel 21 dan grafik di bawah ini:
82 Tabel 21. Frekuensi Data Siklus II Siswa Kelas IV SDN 1 Pentur Nilai No
Interval Nilai
Tengah (X)
Frekuensi (f)
Prosentase
fX
(%)
1
60-64
62
3
186
17,65%
2
65-69
67
2
134
11,76%
3
70-74
72
5
360
29,41%
4
75-79
77
3
231
17,65%
5
80-84
82
4
328
23,53%
17
1239
100%
Jumlah
Nilai rata-rata 1239 : 17 = 72,88 Ketuntasan klasikal 14 : 17 x 100% = 82,35 % Berdasarkan tabel 21, maka dapat digambarkan grafik sebagai berikut : F r e k u e n s i
5 4 3 2 1 0 60-64
65-69
70-74
75-79
80-84
Nilai Siswa
Gambar 10. Grafik 7 Nilai Siklus II Kelas IV SDN I Pentur Dari frekuensi data nilai pada siklus II pada tabel 17, dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai 60-64 sebanyak 3 siswa atau 17,65%, yang mendapat nilai 65-69 sebanyak 11,76% atau 2 siswa, yang mendapat nilai 70-74% sebanyak 29,41% atau 5 siswa, yang mendapat nilai 75-79 adalah 3 siswa atau 17,65%, dan yang mendapat nilai 80-84 sebanyak 23,53% atau 4 siswa. Berdasarkan tabel 17, pembelajaran pada Siklus II menunjukkan peningkatan rata-
83 rata kelas dan peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 sehingga pembelajaran pada siklus II sudah berhasil. Dari fakta tersebut di atas dan dari hasil diskusi antara peneliti dan guru kelas, maka penelitian tindakan kelas ini dianggap cukup dan diakhiri pada siklus II.
Namun,
guru
harus
terus
melaksanakan
bimbingan
belajar
untuk
mempertahankan keaktifan dan partisipasi serta suasana kelas yang kondusif sebagai tindak lanjut.
C. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk peningkatan dari hubungan antar siklus. Untuk hasil penelitian persiklus sudah disajikan pada tahap observasi (pengamatan) pada masing-masing siklus. Berdasarkan pengamatan dari analisis data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan kualitas proses dan hasil siswa kelas V SDN I Pentur dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek keterampilan menulis dengan media gambar seri. Peningkatan kualitas proses ditunjukkan dari sebaran frekuensi sikap siswa mengajukan pertanyaan, menyatakan pendapat, menyimak penjelasan guru, dan antusias dalam pembelajaran dan tidak ramai yang semakin besar (meningkat) seperti pada tabel 22 berikut ini : Tabel 22. Data Frekuensi Penilaian Proses (Sikap Siswa) Pembelajaran Keterampilan Menulis Kelas V SDN I Pentur pada Siklus I dan II Tindakan
Nilai rata-rata
Siklus I
3,06
Siklus II
3,38
Berdasarkan tabel 22 maka akan dibuat grafik 8 pada gambar 11 sebagai berikut :
84
Gambar 11. Grafik 8 Frekuensi Penilaian Kegiatan siswa Keaktifan dan partisipasi siswa meningkat pada setiap siklus, hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa yang semula pada siklus I hanya 3,06 meningkat menjadi 3,38 pada siklus II. Selanjutnya peningkatan kualitas proses pembelajaran oleh guru akan dijelaskan pada tabel 23. Tabel 23. Data Frekuensi Penilaian Proses (kinerja guru) Pembelajaran Keterampilan Menulis Kelas V SDN I Pentur pada Siklus I dan II Tindakan
Nilai rata-rata
Siklus I
2,98
Siklus II
3,48
Berdasarkan tabel 23 maka akan dibuat grafik 9 pada gambar 12 sebagai berikut :
Gambar 12. Grafik 9 Frekuensi Penilaian Kinerja Guru
85 Kinerja guru meningkat pada setiap siklus, hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap kinerja guru yang semula pada siklus I hanya 2,98 meningkat menjadi 3,48 pada siklus II. Setelah kinerja guru di uraikan di atas, perbandingan nilai keterampilan menulis narasi melalui media gambar seri dapat dilihat pada tabel 24 sebagai berikut : Tabel 24. Perbandingan Nilai Keterampilan Menulis Narasi dari Tes Awal sampai Pelaksanaan Siklus II Siswa Kelas IV SDN I Pentur. Keterangan
Tes Awal
Siklus I
Siklus II
Nilai terendah
28
43,5
61,5
Nilai tertinggi
72
85
85
Rata-rata nilai
52,47
65,65
72,88
29,41%
64,71%
82,35%
Siswa tuntas belajar
Berdasarkan tabel 24 akan dibuat gambar 13 grafik 10 sebagai berikut :
90 80 70 60
50 40 30
20 10 0
Rata-rata
Prosentase Ketuntasan
Gambar 13. Grafik 10 Data Nilai Setiap Siklus Kelas IV SDN I Pentur. Penjelasan dari data di atas adalah : 1) Nilai rata-rata siswa naik dari 52,47 pada tes awal menjadi 65,65 pada siklus pertama dan naik lagi pada siklus kedua sebesar 72,88. Rata-rata tertinggi ada pada siklus kedua yaitu 72,88.
86 2) Siswa yang tuntas belajar pada tes awal sebanyak 29,41% atau 5 siswa, kemudian pada siklus pertama siswa yang tuntas belajar naik menjadi sebesar 64,71% atau 11 siswa dan pada siklus kedua siswa yang tuntas belajar sebesar 82,35% atau 14 siswa. Siswa yang tuntas belajar paling banyak adalah pada siklus kedua.
D. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan keterampilan menulis narasi dengan menggunakan media gambar seri. Hal tersebut dapat dilihat pada rekapitulasi data di bawah ini: Tabel 25. Prosentase keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SDN I Pentur menggunakan media gambar seri. No
1
2
3 4
Kegiatan Siswa
Prosentase Target Ketuntasan
Prosentase
Keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis narasi a. Siklus I b. Siklus II
Siswa aktif dan antusias saat pembelajaran. 3,06 3,38
76,5% 84,5%
Kinerja guru dalam pembelajaran menulis narasi a. Siklus I b. Siklus II
2,98 3,48
74,5% 87%
60%
64,71%
80%
82,35%
Keterampilan siswa dalam menulis narasi siklus I Keterampilan siswa dalam menulis narasi siklus II
Berdasarkan data rekapitulasi pada tabel 25 di atas, dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan pada indikator yang ditetapkan dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II. 1) Peningkatan Keaktifan dan Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Menulis Narasi. Pada siklus I keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis narasi nilai rata-rata siswa hanya sebanyak 3,06 atau 76,5% dari keseluruhan siswa,
87 kemudian meningkat menjadi 3,38 atau 84,5% pada siklus II, hal ini membuktikan bahwa penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis narasi. 2) Peningkatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Menulis narasi Pada siklus I kinerja guru dalam pembelajaran menulis narasi setelah dirata-rata hanya sebesar 2,98 atau 74,5%, kemudian pada siklus II kinerja guru meningkat menjadi 3,48 atau 87%. Hal ini menunjukkan bahwa penampilan dan penyampaian guru dalam pembelajaran menulis narasi mengalami peningkatan yang baik. 3) Peningkatan Keterampilan Siswa dalam Menulis Narasi pada Siklus I. Keterampilan menulis narasi siswa, pada siklus I meningkat menjadi 64,71% lebih besar sebelum dilaksanakan tindakan yang hanya sebesar 29,41%, target pada siklus I sudah dapat terlaksana dengan baik yaitu lebih dari 60% siswa sudah mencapai KKM. 4) Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Siswa pada Siklus II. Keterampilan menulis narasi siswa, pada siklus I meningkat menjadi 64,71% lebih besar sebelum dilaksanakan tindakan yang hanya sebesar 29,41%, pada siklus II meningkat lagi sebesar 17,64% menjadi 82,35%. Pada siklus II sudah memenuhi target yang ingin dicapai yaitu 80% siswa sudah mencapai nilai di atas indikator keberhasilan yang ingin dicapai. Hambatan-hambatan yang ditemui pada siklus I antara lain: 1) Keaktifan siswa selama pembelajaran sudah baik namun masih belum maksimal, jarang ada siswa yang nampak bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran menulis narasi khususnya dalam hal mengajukan pertanyaan dan menyampaikan pendapat. Persentase keaktifan diperoleh dari jumlah siswa yang memiliki keaktifan dengan kriteria istimewa, baik sekali, dan baik selama proses pembelajaran dengan indikator penilaian: siswa menyatakan pendapat, mengajukan pertanyaan, mengerjakan tugas dengan baik, menyimak penjelasan guru dengan sungguhsungguh, menunjukkan antusias dalam pembelajaran, dan tidak ramai. Sebagian siswa masih berkriteria cukup, kurang, kurang sekali, dan buruk. 2) Guru kurang
88 memberikan motivasi kepada siswa, sehingga masih banyak siswa yang kurang termotivasi selama pembelajaran. 3) Media pembelajaran yang kurang besar. 4) media pembelajaran hanya satu jadi hanya siswa yang aktif saja yang dapat paham terhadap media gambar seri. 5) Pengkondisian kelas kurang. 6) Suara guru kurang keras. Upaya untuk mengatasi hambatan yang ada pada siklus I yang dilaksanakan di siklus II dalam upaya perbaikan adalah 1) Untuk meningkatkan keaktifan siswa, guru harus mengutamakan cara pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center). 2) Memberikan reward pada siswa. Hal tersebut bertujuan agar minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran meningkat. 3) Media pembelajaran yang digunakan guru harus lebih besar. 4) Media pembelajaran yang digunakan
lebih
banyak
disesuaikan
dengan
banyaknya
kelompok.
5)
Pengkondisian kelas yang lebih baik, mencakup keseluruhan kelas dan siswanya. 6) Suara guru harus lebih nyaring dan tegas, jangan ragu-ragu untuk menegur anak yang ramai sendiri. Pembelajaran pada siklus II sudah berhasil sehingga tidak ada hambatan yang berarti. Dari analisis data dan diskusi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada setiap siklus, secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan, hal ini dapat dilihat dari perbandingan nilai terendah siswa, nilai tertinggi siswa, rata-rata kelas dan siswa yang tuntas belajar dari tes awal sampai pelaksanaan siklus II. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis narasi kelas IV SDN I Pentur ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang tuntas belajar pada tiap siklus.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus tersebut di atas, ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya. Melalui media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SD Negeri 1 Pentur tahun ajaran 2010/2011. Hal ini dibuktikan dengan: 1. Peningkatan Keaktifan dan Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Menulis Narasi. Pada siklus I keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis narasi nilai rata-rata siswa hanya sebanyak 3,06 atau 76,5% dari keseluruhan siswa, kemudian meningkat menjadi 3,38 atau 84,5% pada siklus II, hal ini membuktikan bahwa penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis narasi. 2. Peningkatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Menulis narasi Pada siklus I kinerja guru dalam pembelajaran menulis narasi setelah dirata-rata hanya sebesar 2,98 atau 74,5%, kemudian pada siklus II kinerja guru meningkat menjadi 3,48 atau 87%. Hal ini menunjukkan bahwa penampilan dan penyampaian guru dalam pembelajaran menulis narasi mengalami peningkatan yang baik. 3. Peningkatan Keterampilan Siswa dalam Menulis Narasi pada Siklus I. Keterampilan menulis narasi siswa, pada siklus I meningkat menjadi 64,71% lebih besar sebelum dilaksanakan tindakan yang hanya sebesar 29,41%. Target pada siklus I sudah dapat terlaksana dengan baik yaitu lebih dari 60% siswa sudah mencapai indikator keberhasilan. 4. Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Siswa pada Siklus II. Keterampilan menulis narasi siswa, pada siklus I meningkat menjadi 64,71% lebih besar sebelum dilaksanakan tindakan yang hanya sebesar 29,41%, pada siklus II meningkat lagi sebesar 17,64% menjadi 82,35%. Pada 88 89
90 siklus II sudah memenuhi target yang ingin dicapai yaitu 80% siswa sudah mencapai nilai di atas indikator keberhasilan.
B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa. Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis Penelitian ini berimplikasi pada terbukanya wawasan dan khazanah ilmu pengetahuan tentang manfaat media dalam pembelajaran. Berdasarkan temuan membuktikan keberhasilan media gambar seri dalam meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa baik dari segi proses maupun hasil. Penelitian ini menggambarkan bahwa proses dan hasil pembelajaran meningkat setelah media gambar seri digunakan. Penelitian ini dapat sebagai pertimbangan bagi guru lain yang ingin menggunakan media sejenis sebagai media pembelajaran. Kelebihan media gambar seri umumnya harganya murah, mudah didapat, mudah dipergunakan, dapat memperjelas suatu masalah, lebih realistis, dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, dan dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. 2. Implikasi Praktis Setelah penelitian dilaksanakan, terlihat dengan jelas bahwa keberhasilan proses pembelajaran dan peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa hal. Dilihat dari sisi guru yaitu: keterampilan mengelola kelas, kemampuan guru dalam membangkitkan keaktifan, perhatian, dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran, serta metode, teknik atau media yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Pedoman penilaian yang tepat juga harus diterapkan guru disesuaikan dengan kompetensi yang akan dicapai. Sementara itu, dari sisi siswa, minat, motivasi dan lingkungan yang kondusif sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran.
91 C. Saran Berkaitan dengan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran sebagai berikut. 1. Bagi Sekolah Hendaknya sekolah mengupayakan penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan. 2. Bagi Guru mata pelajaran bahasa Indonesia a. Guru hendaknya mempersiapkan RPP dan melaksanakannya agar pembelajaran berjalan dengan baik. b. Guru sebaiknya menggunakan media gambar seri dalam pembelajaran menulis narasi. c. Guru hendaknya memberikan reward agar siswa menjadi lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. d. Adanya tindak lanjut terhadap penggunaan media gambar seri pada materi menulis narasi. 3. Bagi Siswa a. Siswa harus lebih mengembangkan inisiatif belajar dan mengembangkan keberanian menyampaikan gagasan dalam proses pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan prestasi belajar. b. Siswa dapat mengaplikasikan keterampilan yang dimiliki ke dalam kehidupan sehari-hari. 4. Bagi Peneliti Lain Peneliti menyadari bahwa penelitian yang sudah dilakukan ini masih memiliki kekurangan, untuk itu bagi peneliti yang ingin mengkaji lebih jauh tentang permasalahan yang sama dengan penelitian ini hendaknya lebih cermat dan mengupayakan pengkajian teori-teori lebih dalam yang berkaitan dengan penggunaan media gambar seri guna melengkapi kekurangan yang ada, serta sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan keterampilan siswa yang belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.