KURIKULUM 2004
STANDAR KOMPETENSI
Mata Pelajaran PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SEKOLAH MENENGAH ATAS
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003
Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik SMA, - Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas: 2003 iv, 60 hal. ISBN 979-725-152-7
2
KATA PENGANTAR Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia mengalami perkembangan dan perubahan secara terus menerus sebagai akumulasi respon terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi selama ini serta pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya. Hal ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum. Penyempurnaan kurikulum yang telah dilakukan mengacu pada UndangUndang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah yang terkait yang mengamanatkan tentang adanya standar nasional pendidikan yang berkenaan dengan standar isi, proses, dan kompetensi lulusan serta penetapan kerangka dasar dan standar kurikulum oleh pemerintah. Upaya penyempurnaan kurikulum ini guna mewujudkan peningkatan mutu dan relevansi pendidikan yang harus dilakukan secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, kesehatan, seni dan budaya. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup serta menyesuaikan diri dan berhasil dalam kehidupan. Kurikulum ini dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan dan keadaan daerah dan sekolah. Dokumen kurikulum 2004 terdiri atas Kerangka Dasar Kurikulum 2004, Standar Bahan Kajian dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran yang disusun untuk masing-masing mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan. Dokumen ini adalah Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk satuan pendidikan SMA. Dengan diterbitkan dokumen ini maka diharapkan daerah dan sekolah dapat menggunakannya sebagai acuan dalam pengembangan perencanaan pembelajaran di sekolah masing-masing.
Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Jakarta, Oktober 2003 Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Dr. Ir. Indra Jati Sidi NIP. 130672115
Dr. Boediono NIP. 130344755
3
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................
3
DAFTAR ISI .................................................................................................
4
I.
PENDAHULUAN ................................................................................. A. Rasional ......................................................................................... B. Pengertian Pendidikan Agama Katolik (PAK) ............................ C. Fungsi dan Tujuan ............................................................................. D. Ruang Lingkup ............................................................................. E Standar Kompetensi Lintas Kurikulum ...................................... F. Standar Kompetensi Bahan Kajian ........................................ G. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik SMA ......................................................................... H. Rambu-rambu ...............................................................................
5 6 7 8 9 9 10
II. KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR, DAN MATERI POKOK ...... Kelas X ...................................................................................................... Kelas XI ..................................................................................................... Kelas XII ....................................................................................................
14 14 28 44
4
10 11
1
PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan agama Katolik di sekolah, sebenarnya sejak Kurikulum 1984, sudah terjadi pergeseran oritentasi, yaitu dari orientasi pada materi kepada orientasi pada siswa, tepatnya orientasi pada situasi dan kemampuan siswa. Sejak saat itu sudah diyakini bahwa keberhasilan dalam hidup dan beragama tidak terletak terutama pada apa yang diketahui, tetapi lebih pada kemampuan untuk mengolah pengetahuan itu (termasuk pengetahuan iman) supaya hidup lebih berhasil dan beriman. Kemampuan atau kompetensi siswa untuk mencernakan dan mengaplikasikan apa yang diketahui dan dimiliki dalam hidup nyata, akan merupakan modal untuk hidupnya supaya lebih berkembang secara rohani dan jasmani. Pengetahuan dapat terlupakan atau berubah, tetapi kompetensi dalam mengolah hidupnya akan terus terbawa dan berkembang sebagai modal yang akan senantiasa memperkaya hidup siswa. Gagasan pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional untuk mengembangkan suatu kurikulum yang berdasarkan “basic competency” tentu saja diterima oleh dunia pendidikan agama Katolik dengan antusiasme yang besar. Maka sejak “Pertemuan Komisi Kateketik Keuskupan se Indonesia (PKKI VII) di Sawiran, Jawa Timur tahun 2000, Gereja Katolik Indonesia telah bersungguh-sungguh memikirkan kurikulum pendidikan agama Katolik yang berbasiskan kompetensi itu. Sejak saat itu telah dilakukan serangkaian lokakarya, yang melibatkan Komisi Kateketik Keuskupan seluruh Indonesia, para pakar Teologi, Kitab Suci, Pedagogi, Psikologi, Sosiologi dan Kateketik, untuk menyusun suatu kurikulum yang berbasiskan kompetensi yang dapat dipertanggungjawabkan dari segala segi. Kurikulum yang telah disusun ini adalah hasil dari kerja keras selama 2 tahun, dimana terlibat semua perwakilan Gereja-Gereja lokal dan para pakar dari pelbagai disiplin ilmu yang ada sangkut-pautnya dengan dunia pendidikan agama Katolik di sekolah.
5
Pendidikan Agama Katolik
Kurikulum nasional ini adalah kurikulum global yang minimal, namun disusun dan dilengkapi dengan pencapaian target yang jelas, materi pokok, standar hasil belajar siswa, dan dapat dibayangkan proses pelaksanaan pembelajaran yang berkesinambungan. Dari segi materi pokok kurikulum ini sungguh kurikulum minimal, yang membuka peluang bagi pengayaan lokal. Namun harus tetap diperhatikan bahwa dalam kurikulum yang berbasiskan kompetensi, materi sedikit banyaknya hanya merupakan sarana untuk merangsang kompetensi siswa, walaupun penguasaan materi tetaplah penting pula.
A. Rasional Dari pengalaman dapat dilihat bahwa apa yang diketahui (pengetahuan, ilmu) tidak selalu membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Tetapi kemampuan, keuletan dan kecekatan seseorang untuk mencernakan dan mengaplikasikan apa yang diketahui dalam hidup nyata, akan membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Demikian pula dalam kehidupan beragama. Orang tidak akan beriman dan diselamatkan oleh apa yang ia ketahui tentang imannya, tetapi terlebih oleh pergumulannya bagaimana ia menginterpretasikan dan mengaplikasikan pengetahuan imannya dalam hidup nyata sehari-hari. Seorang pakar ilmu agama belum tentu seorang beriman dan diselamatkan, tetapi seorang yang senantiasa berusaha untuk melihat, menyadari dan menghayati kehadiran Allah dalam hidup nyatanya, ia sungguh seorang beriman dan dapat diselamatkan. Jadi yang menyelamatkan, bukanlah terutama pengetahuan, tetapi kompetensi untuk mencernakan dan mengaplikasikan pengetahuan itu. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa kemampuan dan kompetensi siswa semakin dituntut pada saat ini, dimana arus globalisasi dan krisis multi dimensi sedang melanda negeri dan bangsa kita. Budaya global yang dibangun oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi media informasi, telah membawa banyak perubahan, termasuk perubahan nilai-nilai. Perubahan-perubahan nilai ini bisa bersifat konstruktif, tetapi juga dekstruktif. Sementara itu bangsa Indonesia sedang mengalami krisis multi dimensi. Krisis di bidang politik, hukum, ekonomi, budaya, lingkungan hidup dan sebagainya. Menurut para pakar, krisis multi dimensi itu berakar pada krisis etika, krisis moral.
6
Pendahuluan
Bangsa Indonesia telah berpolitik, berekonomi, melaksanakan hukum dan sebagainya tanpa etika, tanpa moral. Menghadapi situasi yang memprihatinkan seperti itu, bagaimana dunia pendidikan, khususnya pendidikan agama harus membekali generasi mudanya untuk menghadapi budaya global dan krisis multi dimensi yang sedang melanda negeri ini. Seperti telah disinggung di atas bahwa membekali mereka dengan pengetahuan saja kiranya tidak cukup. Mereka hendaknya dibekali dengan pelbagai kemampuan dan keterampilan untuk: • Berpikir dan memilih secara kritis. Tahu menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang benar dan mana yang salah. • Berinisiatif dan mengambil prakarsa. Dalam situasi yang sulit ia mampu membuat terobosan-terobosan. Mampu bersikap dan bertindak inovatif. • Bersikap mandiri, tidak bergantung pada orang lain dan keadaan • Membangun relasi, berdialog dan terbuka. Semua sikap dan tindakan itu tentu saja menyangkut kemampuan dan kompetensi, bukan sekedar pengetahuan saja. Siswa-siswi hendaknya mampu berpikir (kognitif), mampu menentukan sikap (affektif) dan mampu bertindak (psikomotorik). Dengan demikian ia menjadi manusia yang bermartabat. Dalam bidang pendidikan agamapun seharusnya demikian. Pendidikan agama bukan sekedar proses pengalihan pengetahuan iman dari guru kepada siswa, tetapi suatu proses pergumulan untuk menginterpretasikan ajaran imannya dalam kehidupan nyata sehari-hari. Kalau proses ini dilatih terus menerus, maka siswa akan terampil dan kompeten untuk selalu melihat intervensi Allah dalam kehidupan nyata sehari-hari. Dan itulah artinya hidup beriman. Dengan demikian keterampilan dan kompetensi ini akan merupakan bekal bagi hidupnya yang tak ternilai.
B. Pengertian Pendidikan Agama Katolik (PAK) Pendidikan Agama Katolik adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan
7
Pendidikan Agama Katolik
pada siswa untuk memperteguh iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama Katolik, dengan tetap memperhatikan penghormatan terhadap agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Secara lebih tegas dapat dikatakan bahwa pendidikan agama Katolik di sekolah merupakan salah satu usaha untuk memampukan siswa berinteraksi (berkomunikasi) pemahaman, pergumulan dan penghayatan iman. Jadi interaksi ini mengandung unsur pengetahuan iman, unsur pergumulan iman dan unsur penghayatan iman. Dengan kemampuan berinteraksi pemahaman iman, pergumulan iman dan penghayatan iman itu, diharapkan iman siswa semakin diperteguh.
C. Fungsi dan Tujuan 1. Fungsi PAK Fungsi PAK antara lain: a. Memampukan siswa untuk memahami ajaran iman agama Katolik b. Menolong siswa untuk hidup secara benar dan baik dalam Gereja dan masyarakat c. Memberi jawaban terhadap persoalan siswa dan kaum muda pada umumnya d. Mengajak siswa untuk semakin terbuka terhadap dunia yang semakin majemuk. Fungsi PAK pada dasarnya adalah membantu siswa untuk mampu mengenal, menyadari dan menghayati hidupnya dalam terang iman Kristiani seperti yang diwartakan oleh Yesus Kristus. 2. Tujuan PAK pada dasarnya bertujuan memampukan siswa untuk membangun hidup yang semakin beriman. Membangun hidup beriman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan: situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan, kebahagiaan
8
Pendahuluan
dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan, kelestarian lingkungan hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari pelbagai agama dan kepercayaan.
D. Ruang Lingkup Ruang Lingkup Pendidikan Agama Katolik terdiri dari 4 aspek: 1. Pribadi dan Lingkungannya 2. Yesus Kristus Dan Kabar Baiknya 3. Arti dan Makna Gereja 4. Hidup Bermasyarakat
E. Standar Kompetensi Lintas Kurikulum Standar Kompetensi Lintas Kurikulum merupakan kecakapan untuk hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar. Standar Kompetensi Lintas Kurikulum ini meliputi: 1. Memiliki keyakinan, menyadari serta menjalankan hak dan kewajiban, saling menghargai dan memberi rasa aman, sesuai dengan agama yang dianutnya. 2. Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi dengan orang lain. 3. Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep, teknikteknik, pola, struktur, dan hubungan. 4. Memilih, mencari, dan menerapkan teknologi dan informasi yang diperlukan dari berbagai sumber. 5. Memahami dan menghargai lingkungan fisik, makhluk hidup, dan teknologi, dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan nilainilai untuk mengambil keputusan yang tepat. 6. Berpartisipasi, berinteraksi, dan berkontribusi aktif dalam masyarakat dan budaya global berdasarkan pemahaman konteks budaya, geografis, dan historis.
9
Pendidikan Agama Katolik
7. Berkreasi dan menghargai karya artistik, budaya, dan intelektual serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju masyarakat beradab. 8. Berpikir logis, kritis, dan lateral dengan memperhitungkan potensi dan peluang untuk menghadapi berbagai kemungkinan. 9. Menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri, dan bekerja sama dengan orang lain.
F. Standar Kompetensi Bahan Kajian Kompetensi Bahan Kajian adalah kemampuan berfikir dan bertindak berdasarkan akumulasi pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang terkandung dalam bahan kajian setelah anak melalui 12 kelas (SD, SLTP, SMA) yaitu: 1. Memahami diri dan lingkungan hidupnya sebagai karunia Tuhan dan mensyukuri semua kurnia itu dengan mencintai dan menghormati Tuhan dan lingkungan dalam tindakan nyata. 2. Memahami dan menjelaskan pribadi Yesus Kristus dan warta Kabar Baik-Nya dan meneladani-Nya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Memahami tentang arti dan makna Gereja, sifat-sifat dan tugasnya, sarana-sarana dalam Gereja dan mewujudkan hidup bergereja secara aktif. 4. Memahami hidup beriman yang terlibat dalam masyarakat dan mewujudkan secara nyata.
G. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik SMA 1. Memahami diri sebagai pria dan wanita dan sebagai citra Allah yang memiliki akal budi untuk berpikir kritis serta memiliki suara hati dan kehendak yang bebas untuk bertindak secara bertanggung jawab. 2. Memahami pribadi Yesus Kristus seperti yang diwartakan oleh kitab suci diajarkan oleh Gereja dan meneladaninya dalam hidup seharihari.
10
Pendahuluan
3. Memahami makna Gereja, fungsi dan sifat-sifatnya serta hubungannya dengan dunia, dan menghayatinya dalam hidup bergereja. 4. Memahami fungsi gereja yakni melanjutkan perutusan Yesus untuk mewartakan kerajaan Allah dan melibatkan diri dalam perutusan itu untuk menegakkan nilai-nilai kerajaan Allah antara lain: martabat manusia, hak asasi, keadilan, kejujuran, dan keutuhan lingkungan hidup.
H. Rambu-Rambu a. Kurikulum yang disusun ini berbasis pada kompetensi siswa. Orientasinya bukan terutama pada materi, tetapi pada kompetensi siswa. Materi di sini menjadi sarana supaya kompetensi siswa bisa dirangsang, namun materi tetap juga penting dalam PAK. b. Kurikulum PAK SMA yang disusun di sini bersifat linear, tidak terdapat aspek-aspek yang sama atau berulang pada tiap tahunnya. c. Kurikulum berbasis kompetensi berbentuk matrik yang meliputi kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok. d. Kompetensi Dasar, merupakan uraian pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memadai mengenai bahan ajar. Kompetensi dasar dicapai melalui proses pembelajaran dan pengalaman hidup sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Perwujudan kompetensi dasar ini ditunjukkan dengan Hasil Belajar yang merupakan kemampuan siswa yang nyata dan terukur, dapat berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan atau nilai-nilai setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. e. Indikator adalah kemampuan spesifik dan rinci yang diharapkan dapat dikuasai siswa dan merupakan penjabaran dari kemampuan dasar. Indikator pencapaian hasil belajar dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil belajar. Misalnya: “Siswa dapat menyusun doa”. f. Materi Pokok merupakan sarana untuk mencapai kompetensi dasar dan tercantum pada setiap hasil belajar. g. Kegiatan pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang mencakup seluruh komponen proses kompetensi, hasil belajar dan indikator.
11
Pendidikan Agama Katolik
h. Pendekatan Pembelajaran yang dipakai hendaknya menunjang ketercapaian kompetensi siswa itu. Oleh karena itu pendekatan yang dipakai hendaknya: • Memungkinkan siswa untuk aktif. Dia menjadi partisipan aktif dalam proses PAK. • Kalau siswa menjadi partisipan, maka diandaikan dalam proses PAK ada interaksi antar siswa serta antara siswa dan guru. • Interaksi yang terjadi hendaknya terarah, sehingga diandaikan ada suatu proses yang berkesinambungan. • Interaksi yang berkesinambungan ini bertujuan untuk menginterpretasikan dan mengaplikasikan ajaran iman dalam hidup nyata sehingga siswa semakin beriman. Pendekatan atau pola yang dipakai dapat dikatakan pendekatan atau pola interaksi (komunikasi) aktif untuk menginterpretasikan dan mengaplikasikan ajaran imannya dalam hidup nyata (dalam Kurikulum PAK’ 84 disebut pendekatan atau pola “pergumulan”). i.
Pengorganisasian materi pada hakikatnya adalah kegiatan menyiasati proses pembelajaran dengan perancangan/rekayasa terhadap unsurunsur instrumental melalui upaya pengorganisasian yang rasional dan menyeluruh. Kronologi pengorganisasian materi itu mencakup tiga tahap kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Perencanaan terdiri dari perencanaan per satuan waktu dan perencanaan per satuan bahan ajar. Perencanaan per satuan waktu terdiri dari program tahunan dan program semester. Perencanaan per satuan bahan ajar dibuat berdasarkan satu kebulatan bahan ajar yang dapat disampaikan dalam satu atau beberapa kali pertemuan (lihat kurikulumnya). Pelaksanaan terdiri dari langkah-langkah pembelajaran di dalam atau di luar kelas, mulai dari pendahuluan, penyajian, dan penutup. Penilaian merupakan proses yang dilakukan terus menerus sejak perencanaan, pelaksanaan, dan setelah pelaksanaan pembelajaran per pertemuan satuan bahan ajar, maupun satuan waktu.
12
Pendahuluan
Dalam proses perancangan dan pelaksanaan pembelajaran hendaknya diikuti langkah-langkah strategis sesuai dengan prinsip didaktik, antara lain: • Dari mudah ke sulit. • Dari sederhana ke kompleks. • Dari konkrit ke abstrak. • Dari yang anthropologis ke yang teologis. j.
PAK bukan segala-galanya. Maka PAK perlu ditunjang dengan kegiatan ekstra-kurikuler dan pastoral sekolah.
k. Bila di suatu sekolah PAK tidak terlaksana karena tidak adanya guru agama Katolik, maka siswa dan atau orang tua siswa dapat mencari kemungkinan pelaksanaannya bersama dengan pastor setempat atau yang mewakilinya. l.
Buku pegangan pokok adalah Kitab Suci. Adapun buku-buku pegangan yang lain, baik buku pegangan untuk guru maupun buku pegangan untuk siswa, harus mendapat pengesahan dari Pimpinan Gereja atau yang diberi wewenang olehnya. Pengesahan ini tampak dengan adanya tulisan “NIHIL OBSTAT” dan “IMPRIMATUR”.
13
2 KELAS
KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR, DAN MATERI POKOK
:X
Standar Kompetensi : Memahami nilai-nilai keteladanan Yesus Kristus sebagai landasan mengembangkan diri sebagai perempuan atau laki-laki yang memiliki rupa-rupa kemampuan dan keterbatasan sehingga dapat berelasi dengan sesama secara lebih baik. Aspek
: PRIBADI SISWA DAN LINGKUNGANNYA
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
1. Mengenal diri dengan segala kelebihan dan kekurangannya, citacita dan panggilan hidupnya, sehingga menerima diri sebagaimana adanya 1.1 Menjelaskan • Menyebutkan ciri-ciri • Saya pribadi yang unik dirinya sebagai fisik dan menjelaskan pribadi yang unik fungsinya dan menerima • Menyebutkan sifatdengan rasa syukur sifatnya dan menerima atas karya Allah sebagaimana adanya dalam dirinya. • Menganalisa sebabsebab terjadinya pelecehan fisik • Menjelaskan latar belakang keluarga dan pengaruhnya terhadap perkembangan pribadinya • Mengungkapkan keberhasilan dan
14
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
kegagalan yang pernah dialaminya • Mengungkapkan rasa syukur dirinya sebagai pribadi yang diciptakan Tuhan dengan keajaiban (Mzm: 139) • Saya memiliki 1.2 Menjelaskan bahwa • Menganalisa kelebihan dan kelebihan dan dirinya memiliki kekurangan kekurangannya kelebihan dan • Memberi alasan kekurangan, perlunya sehingga dapat mengembangkan mengembangkan talenta yang dimiliki talentanya secara (Mat 25: 14 - 30) maksimal sehingga berguna bagi sesama • Menjelaskan cara-cara mengembangkan talenta (dan cita-cita) yang dimiliki • Melakukan usahausaha untuk mengembangkan talenta (dan cita-cita) yang dimilikinya 2. Memahami dirinya sebagai manusia yang diciptakan Allah menurut citra-Nya, sehingga menyadari bahwa semua manusia adalah saudara se Allah Bapa-Ibu 2.1 Menjelaskan bahwa • Menjelaskan isi Kej 1: • Saya diciptakan sebagai citra Allah 26-27 dirinya diciptakan sebagai citra Allah. • Menjelaskan arti manusia diciptakan baik adanya
15
Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
• Menerangkan arti manusia diciptakan sebagai citra Allah • Mengungkapkan kebaikan-kebaikan dirinya yang menggambarkan kebaikan Allah • Bersikap positif terhadap orang lain, tidak berprasangka buruk 2.2 Menjelaskan bahwa • Menyebutkan sebab- • Saya dan sesama adalah satu saudara se akibat adanya dirinya dan sesama Allah, Bapa Ibu diskriminasi ras, semartabat satu agama, kasta, dan saudara se Bapa sebagainya Ibu tanpa • Mengungkapkan diskriminasi di pandangannya tentang lingkungannya kesetaraan manusia baik, ras, agama, • Menjelaskan arti Kej 1: kasta. 26-27 dalam kaitannya dengan manusia diciptakan sebagai satu saudara yang semartabat • Menjelaskan cara-cara menghilangkan diskriminasi • Bersikap akomodatif dan menghargai perbedaan • Melakukan usahausaha untuk menghilangkan diskriminasi di lingkungannya. 3. Memahami jati diri pria dan wanita yang diciptakan Allah untuk saling melengkapi sebagai patner yang sederajat
16
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
• Kepriaan dan • Menganalisa sebab3.1 Menganalisa, kewanitaan akibat ketidaksetaraan mengungkapkan, antara pria dan wanita menjelaskan kodrat • Mengungkapkan pria dan wanita pandangan siswa sehingga sendiri tentang menghargai lawan kedudukan pria dan jenis dengan wanita berbuat adil • Mengartikan kodrat pria dan wanita berdasarkan Kej 2: 18-23 • Menjelaskan usaha untuk mewujudkan penghargaan martabat kaum wanita sebagaimana diamanatkan oleh Injil • Menghargai lawan jenis dengan berbuat adil • Melakukan tindakantindakan untuk melawan perendahan martabat manusia • Menganalisa tugas pria • Tugas pria dan wanita 3.2 Menganalisa dan dan wanita berdasarkan menjelaskan tugas kebudayaan pria dan wanita • Mengungkapkan berdasarkan pendapatnya tentang kebudayaan, tugas pria dan wanita sehingga tercermin adanya kesetaraan • Menganalisa tugas pria dan wanita menurut wanita dan lakikodratnya laki. • Menjelaskan kesetaraan pria dan wanita, berdasarkan Kej 1: 28 dan GS art. 12 • Melakukan tindakantindakan yang mencerminkan kesetaraan relasi wanita dan laki-laki
17
Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
4. Mengenal suara hatinya, sehingga dapat bertindak secara benar dan tepat
18
4.1 Mengungkapkan dan menjelaskan peranan suara hati dalam setiap membuat keputusan.
• Suara hati • Mengungkapkan pengalamannya dalam memutuskan pilihan yang sama-sama sulitnya, dengan menjelaskan latar belakang dan akibat dari pilihan itu • Mensharingkan pengalamannya ketika memutuskan untuk berbuat sesuatu yang melawan suara hatinya • Menafsirkan teks Luk 22: 39-46 dalam kaitannya dengan pilihan Yesus, memilih kehendak-Nya atau kehendak Bapa-Nya • Menjelaskan arti dan fungsi suara hati • Memprioritaskan Yesus Kristus dalam setiap membuat keputusan
4.2 Menjelaskan dan menyebutkan beberapa cara untuk membina suara hati agar tidak keliru atau tumpul
• Membina suara hati • Menganalisa kasus orang yang tidak mendengarkan suara hati yang lama-lama menjadi tumpul dan kisah Yudas Iskariot dalam Mat 26: 14-16, 47-50; 27: 3-5 • Menjelaskan sebabsebab suara hati dapat keliru atau tumpul
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
• Menjelaskan usahausaha untuk membina suara hati • Melakukan kegiatankegiatan dalam rangka membina suara hati 5. Bersikap kritis terhadap pengaruh mass media, kelompok tertentu dan sebagainya sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat dan benar yang dapat dipertanggung jawabkan 5.1 Mengkritisi pengaruh media massa terhadap konsumerisme, materialisme dan hedonisme serta fenomena supranatural: (paranormal, ilmu hitam).
• Sikap kritis terhadap • Menjelaskan media massa pengertian dan sebab (melawan serta akibat konsumekonsumerisme, risme, materialisme materialisme dan dan hedonisme hedonisme) • Mengartikan kisah Yesus dicobai dalam Luk 4: 1-13 dan maknanya bagi siswa sekarang • Menjelaskan usahausaha untuk menyeleksi pengaruh konsumerisme, materialisme dan hedonisme • Mengkritisi fenomena supranatural paranormal, santet/ ilmu hitam • Mengkritisi pengaruh media massa terhadap konsumerisme, materialisme, dan hedonisme
19
Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR 5.2 Mengkritisi tawaran-tawaran yang ada pada saat itu dengan berpedoman pada sikap hidup Yesus.
INDIKATOR
MATERI POKOK
• Sikap kritis terhadap • Menganalisa paham, aliran dan munculnya partaiidologi yang partai dan sekte-sekte berkembang atau kelompokkelompok kategori tertentu • Mensharingkan pengalaman tanggapannya pada waktu menerima tawaran tertentu • Menganalisa bagaimana Yesus menentukan pilihan terhadap tawarantawaran yang ada pada saat itu (Bacalah buku: Yesus Kristus Sebelum Agama Kristen oleh Albert Nolan) • Mengkritisi tawarantawaran yang ada dan menentukan pilihan yang terbaik (berdampak positif bagi dirinya dan sesama)
6. Mengenal Kitab Suci dan Tradisi sebagai tolok ukur tertinggi dari imannya • Kitab suci Perjanjian 6.1 Menjelaskan secara • Menjelaskan secara Lama dan Perjanjian singkat sejarah singkat terjadinya Baru terjadinya Kitab Suci Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Lama Perjanjian Baru dan Perjanjian • Menganalisa Surat Baru Paulus yang pertama kepada Timotius ( Tim 3: 10-17) • Menjelaskan arti ungkapan St.
20
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
Aspek
: YESUS KRISTUS DAN KABAR BAIKNYA
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
Hironimus yang berbunyi: “Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Yesus Kristus” • Menjelaskan cara-cara mendalami (membaca, mempelajari dan menerapkan) Kitab Suci, baik secara pribadi maupun kelompok • Melakukan kegiatan membaca Kitab Suci dan merefleksikannya serta mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari • Tradisi • Menganalisa Injil 6.2 Menunjukkan Yohanes 21: 24-25 hubungan antara yang berkaitan dengan Kitab Suci dan munculnya tradisi Tradisi yang dalam Gereja menjadi tolok ukur tertinggi dari Iman • Menyebutkan macammacam tradisi yang Katolik. terbentuk sesudah terjadinya Kitab Suci dengan segala latar belakangnya • Menjelaskan bahwa Kitab Suci bersama Tradisi menjadi tolok ukur tertinggi dari Iman Katolik • Meyakini Kitab Suci bersama Tradisi sebagai tolok ukur imannya sebagai orang Katolik.
21
Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
7. Mengenal Yesus yang datang untuk mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah, sehingga siswa merasa terpanggil untuk berjuang bersama Yesus 7.1 Menjelaskan secara • Menganalisa teks Mrk • Gambaran kerajaan Allah pada zaman singkat apa 1: 14-15 dan Rom 14: Yesus maksud Kerajaan 17 untuk mencari arti Allah pada zaman Kerajaan Allah Yesus • Menjelaskan pahampaham Kerajaan Allah pada zaman Yesus • Menjelaskan paham dan perjuangan Yesus untuk mewujudkan Kerajaan Allah • Mencontoh tindakan Yesus yang memperjuangkan Kerajaan Allah dalam kehidupan sehar-hari dan menceritakan pengalaman pribadinya saat mewujudkan kerajaan Allah • Yesus datang untuk 7.2 Menjelaskan Yesus • Menganalisa Injil mewartakan dan Lukas 6: 20-26, yang datang untuk memperjuangkan kaitannya antara mewartakan dan Kerajaan Allah Ucapan ‘Bahagia’ dan memperjuangkan ‘celaka’ dengan Kerajaan Allah Kerajaan Allah • Menjelaskan kaitan antara Kerajaan Allah dengan perumpamaanperumpamaan Yesus • Menerangkan hubungan antara
22
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
mukjizat-mukjizat Yesus dengan Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus • Menyimpulkan bagaimana Yesus mewartakan dan memperjuangkan terwujudnya Kerajaan • Yesus datang untuk mewartakan dan Allah memperjuangkan • Menganalisa kondisi kerajaan Allah sekarang dan menyebutkan upayaupaya untuk mewujudkan Kerajaan Allah • Meneladani Yesus dalam memperjuangkan Kerajaan Allah sesuai dengan kondisi sekarang 8. Mengenal Yesus yang berani memberikan diri-Nya dengan menderita sengsara, wafat di salib, bangkit dan naik ke surga demi kebahagiaan manusia 8.1 Menjelaskan • Sengsara dan wafat • Melakukan sharing makna sengsara Yesus pengalaman tentang dan wafat Yesus pengorbanan sebagai tanda kasih • Membuat analisa Allah pada secara singkat tentang manusia. kisah sengsara Yesus menurut Luk: 22-23 • Menjelaskan bahwa sengsara dan wafat Yesus sebagai tanda kasih Allah pada manusia dan tanda
23
Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
agung kehadiran Kerajaan Allah • Menjelaskan perbuatan-perbuatan yang menunjukkan pengorbanan demi kebahagiaan orang lain • Melakukan tindakantindakan yang menunjukkan kesediaan berkorban demi orang lain 8.2 Menjelaskan arti serta makna kebangkitan dan kenaikan Yesus ke Surga
9. Mengenal pribadi Yesus Kristus sebagai sahabat sejati, tokoh idola,
24
• Kebangkitan dan • Menganalisa paham kenaikan Yesus ke kehidupan sesudah surga kematian menurut bermacam-macam pandangan • Menganalisa kisah kebangkitan Yesus menurut Yoh 20: 1-18 dan 1 Kor 15: 14-19 • Menjelaskan arti kenaikan Yesus ke Surga berdasar atas teks Luk 24: 50-53 • Menjelaskan makna kebangkitan dan kenaikan Yesus ke Surga sebagai sukacita yang memberi semangat untuk mewujudkan Kerajaan Allah • Meyakini dan mensyukuri Kebangkitan Yesus melalui tindakantindakannya
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
Putera Allah dan Juru Selamat 9.1 Menjelaskan makna Yesus sebagai sahabat sejati dan tokoh idola
• Yesus sahabat sejati • Menganalisa dan tokoh idola pengalaman siswa tentang sahabat dan tokoh idola • Mensharingkan “siapa Yesus bagi dirinya” • Menganalisa Injil Yoh 15: 11-15 dan 1 Sam 18: 1-4 tentang sahabat yang sejati • Menjelaskan arti Yesus sebagai sahabat sejati dan tokoh idola • Melakukan tindakantindakan yang menunjukkan bahwa Yesus sungguhsungguh sahabat sejati dan tokoh idolanya
9.2 Menjelaskan Yesus sebagai Putera Allah dan Juru Selamat
• Yesus Putera Allah dan • Mengungkapkan Juru selamat pandangannya tentang Yesus sebagai Putera Allah dan Juru Selamat • Menganalisa Kis 2: 1440, khususnya dalam kaitannya dengan Yesus sebagai Putera Allah dan Juru Selamat • Menjelaskan arti Yesus sebagai Putera Allah dan Juru Selamat • Menjelaskan jawaban manusia terhadap tawaran Allah adalah bertobat dan percaya • Memberi makna contoh sikap tobat dan percaya dalam kehidupan sehari-hari
25
Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
10. Mengenal Roh Kudus yang melahirkan, membimbing dan menghidupi Gereja dan mengenal Allah Tritunggal sebagai kebenaran iman Kristen
26
10.1 Menjelaskan peranan dan karya Roh Kudus dalam kehidupan Gereja
• Roh Kudus • Menganalisa teks Kisah Para Rasul 2: 113 • Menjelaskan fungsi dan peranan Roh Kudus dalam kehidupan Gereja (Menyemangati, melahirkan dan membimbing) • Menjelaskan bentukbentuk bimbingan Roh Kudus bagi orang beriman dewasa ini • Menyebutkan buahbuah Roh Kudus dan menjelaskan artinya (Gal 5: 22-23) • Mengekspresikan buah-buah Roh Kudus dalam hidup seharihari: damai, sukacita, kasih, sabar dan sebagainya
10.2 Merumuskan ajaran Gereja tentang Tritunggal Maha Kudus
• Tritunggal Maha • Mengungkapkan Kudus pemahaman siswa tentang Allah Tritunggal • Menjelaskan ajaran Gereja tentang dogma: Allah Tritunggal Maha Kudus
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
• Menjelaskan bentukbentuk dan arti yang menampakkan iman akan Alah Tritunggal Maha Kudus • Meyakini imannya akan Allah Tritunggal Maha Kudus; dengan berani mengaku sebagai orang Katolik, tidak takut membuat tanda salib dan lebihlebih berbuat kasih bagi sesama
27
Pendidikan Agama Katolik
KELAS
: XI
Standar Kompetensi : Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan bergereja sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Allah. Aspek
: ARTI DAN MAKNA GEREJA
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
1. Memahami arti Gereja sebagai Umat Allah dan persekutuan yang terbuka • Gereja sebagai Umat 1.1 Menjelaskan arti • Menganalisa teks Allah dan hakikat Gereja Kitab Suci dari Kis 2: sebagai Umat Allah 41-47 dalam kaitannya dengan Gereja sebagai Umat Allah • Menjelaskan arti dan hakikat Gereja sebagai Umat Allah (satu umat Allah, satu Tuhan, satu pembaptisan, satu iman, satu pengharapan dan satu kasih) • Menjelaskan konsekuensi arti Gereja sebagai Umat Allah dalam hidup menggereja dewasa ini • Melakukan tindakantindakan dalam lingkungan/paroki yang menunjukkan Gereja sebagai umat Allah 1.2 Menjelaskan bahwa • Menganalisa sebab akibat terjadinya “Gereja” merupakan pembakaran beberapa persekutuan yang Gereja Katolik terbuka
28
• Gereja sebagai persekutuan yang terbuka
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
• Menganalisa Kis 4: 3237 dalam kaitannya dengan Gereja sebagai persekutuan yang terbuka • Menjelaskan arti dan konsekuensi Gereja sebagai persekutuan yang terbuka dalam hidup menggereja dewasa ini • Melakukan kerjasama dengan siapa saja yang berkehendak baik demi membangun masyarakat yang sejahtera 2. Memahami fungsi dan peranan Hirarki, sehingga bersedia berpartisipasi dan bekerja sama dengan hirarki (dan pimpinan Gereja yang lain) dalam hidup menggereja 2.1 Menjelaskan dengan kata-kata sendiri tentang hirarki Gereja Katolik
• Hirarki dalam Gereja • Mengungkapkan Katolik pemahamannya tentang hirarki dalam Gereja Katolik • Menganalisa Yoh 21: 15-19, dalam kaitannya dengan hirarki dalam Gereja • Menjelaskan pengertian, susunan, dan fungsi/peranan hirarki dan pemuka dalam Gereja Katolik • Menjelaskan tanggung jawab umat beriman (kaum awam)
29
Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
terhadap kaum hirarki dan pemuka agama Katolik. 2.2 Menjelaskan hubungan antara Awam dan Hirarki sebagai partner kerja
3. Memahami sifat-sifat Gereja yang satu, Kudus, Katolik dan Apostolik, sehingga menjaga keutuhan serta terpanggil untuk merasul dan memperjuangkan kepentingan umum
30
• Menganalisa 1 Kor 12: • Hubungan awam dan hirarki sebagai partner 12-31, dalam kerja kaitannya dengan macam-macam fungsi dan karisma dalam Gereja • Menganalisa hubungan antara hirarki dan awam dalam Gereja Katolik • Menjelaskan hubungan awam dan hirarki sebagai partner kerja dalam membangun tubuh Kristus • Menunjukkan sikap dan tindakan yang memperlihatkan hubungan awam dan hirarki sebagai partner kerja, misalnya mau bekerja sama, memberi masukan (kritik) yang membangun, bersikap kritis dan sebagainya
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
• Gereja yang satu dan • Menganalisa 3.1 Menjelaskan arti kudus kenyataan adanya Gereja bersifat Satu bermacam-macam dan Kudus Gereja (sebab musababnya, akibatakibatnya) • Menjelaskan paham tentang Gereja Kristus. Hanya ada satu Gereja Kristus dan Gereja Kristus yang satu tampak dalam Gereja Katolik • Menjelaskan arti Gereja bersifat Satu dan Kudus berdasarkan atas Ef 4: 5 dan 1 Kor 6: 19 • Melakukan tindakantindakan yang memperkokoh kesatuan Gereja dalam keanekaragaman: aktif ekumene • Bersyukur karena Roh Kudus senantiasa menguduskan Gereja. • Gereja yang Katolik • Menganalisa 3.2 Menganalisa dan Apostolik pengertian “Katolik” pengertian dan dan penggunaan makna Gereja predikat”“katolik” bersifat Katolik dan dalam berbagai Apostolik lembaga yang ada dalam Gereja Katolik • Menjelaskan arti dan makna Gereja bersifat katolik (bdk LG 13) • Menjelaskan arti dan makna Gereja bersifat Apostolik • Menjelaskan panggilan Gereja untuk lebih
31
Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
menonjolkan sifat-sifat merakyat, membela yang lemah, bersifat kenabian, membebaskan dan terbuka • Melakukan tindakantindakan yang mencerminkan sifat Gereja di atas, membela teman yang lemah, aktif dalam kegiatan karang taruna, membela yang benar dan sebagainya 4. Mengenal dan memahami tugas Gereja yang menguduskan, mewartakan, memberi kesaksian dan melayani, sehingga merasa terpanggil untuk terlibat dalam tugas tersebut sesuai dengan kedudukan dan peranannya. 4.1 Menjelaskan tugas Gereja Menguduskan (Liturgia)
32
• Gereja Menguduskan • Mengungkapkan (Liturgia) bentuk-bentuk kegiatan yang ada dalam Gereja katolik yang berkaitan dengan tugas Gereja Menguduskan • Menjelaskan arti tugas Gereja menguduskan bertitik tolak dari 1 Ptr 2: 9-10 dan LG art. 10-11, 26 • Menjelaskan arti dan fungsi sakramensakramen dalam Gereja Katolik dalam
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
kaitannya dengan tugas Gereja menguduskan • Menjalankan kegiatan ibadat, bukan sematamata sebagai kewajiban tetapi sebagai ungkapan imannya untuk merayakan misteri Kristus • Terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan ibadat baik di paroki maupun di lingkungannya • Gereja Mewartakan 4.2 Menjelaskan tugas • Menganalisa Mat 28: (Kerygma) 16-20 dan Gereja Mewartakan perwujudannya dalam (Kerygma) Gereja Katolik dewasa ini • Menjelaskan arti tugas Gereja mewartakan dan menyebutkan bentuk-bentuk pewartaan yang ada dalam Gereja katolik dewasa ini (bdk LG 25 dan 35) • Menjelaskan berbagai cara untuk mewartakan Injil sesuai dengan peran masing-masing umat beriman • Melakukan kegiatan pewartaan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya bertingkah laku yang sesuai dengan ajaran Kristus, berani menjawab pertanyaan orang lain tentang imannya dan sebagainya
33
Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
4.3 Menjelaskan tugas • Menganalisa kisah St. • Gereja Menyaksikan (Martyria) Maximilianus Kolbe Gereja dalam atau Santo/Santa yang memberi Kesaksian lain dalam kaitannya (Martyria) dengan kesediaannya menjadi martir Kristus • Mengungkapkan pengalamannya tentang kesaksian iman yang pernah dilaksanakan • Menjelaskan arti menjadi martir dalam kaitannya sebagai saksi-saksi Kristus (bersedia berkorban demi Kristus) • Menjelaskan pentingnya bersaksi dan bentuk-bentuk kesaksian iman dewasa ini dan kesaksian-kesaksian yang dapat dilakukan oleh orang muda • Berani melakukan perbuatan-perbuatan yang mengungkapkan kesaksian imannya dalam hidup seharihari, berani berkorban, tidak takut mengaku dirinya sebagai orang Katolik 4.4 Menjelaskan tugas Gereja melayani (Diakonia)
34
• Menganalisa kisah Ibu • Gereja melayani (Diakonia) Theresa dari Calkuta yang melayani orang miskin • Menyampaikan pengalamannya melayani sesama sebagai orang Kristiani
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
• Menafsirkan Mark 10: 35-45 • Menjelaskan arti melayani • Menjelaskan bentukbentuk pelayanan yang dilaksanakan Gereja Katolik dewasa ini • Menyebutkan bentukbentuk pelayanan yang dapat dilakukan oleh siswa, menemukan subyek pelayanan yang tepat dan menemukan cara melaksanakannya • Melakukan kegiatan pelayanan, terutama bagi yang tersingkir: miskin, menderita, tertindas dan sebagainya
Aspek
: HIDUP BERMASYARAKAT
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
5. Mengenal dan memahami hubungan Gereja dan dunia, sehingga bersedia ikut terlibat dalam kegembiraan dan keprihatinan dunia 5.1 Menjelaskan hubungan dunia dan Gereja serta sebaliknya Gereja dan dunia
• Menganalisa Gaudium • Hubungan Gereja dan Dunia et Spes artikel 1 dalam kaitannya tentang hubungan Gereja dan dunia • Menjelaskan pengaruh-pengaruh
35
Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
Gereja (baik yang positif maupun yang negatif) terhadap dunia • Menjelaskan pengaruh-pengaruh dunia (baik yang positif maupun yang negatif) terhadap Gereja • Menjelaskan bagaimana sebaiknya hubungan antara Gereja dan dunia • Melakukan tindakantindakan yang menunjukkan rasa setia kawan dengan sesamanya dalam arti yang positif. 5.2 Menjelaskan latar belakang munculnya Ajaran Sosial Gereja dan dampaknya bagi dunia (khususnya di Indonesia) serta bagaimana mensikapi ajaran tersebut
36
• Ajaran Sosial Gereja • Menjelaskan latar belakang munculnya Ajaran Sosial Gereja: Rerum Novarum atau masalah-masalah perburuhan yang ada di Indonesia • Menjelaskan macammacam Ajaran Sosial Gereja sejak Rerum Novarum sampai dewasa ini • Menjelaskan dampak Ajaran Sosial Gereja bagi dunia (khususnya di Indonesia) • Menjelaskan bagaimana mensikapi secara kritis Ajaran Sosial Gereja di Indonesia
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
• Ikut ambil bagian dalam kegiatankegiatan sosial sebagai pengamalan Aksi Sosial Gereja • Menganalisa GS art. • Keterlibatan Gereja 5.3 Menjelaskan dalam membangun 76 dan masalahketerlibatan Gereja dunia yang damai dan masalah yang dalam membangun sejahtera dihadapi dunia dunia yang damai dewasa ini, dan sejahtera khususnya di Indonesia • Menjelaskan sumbangan Gereja Indonesia dalam membangun masyarakat yang damai, adil dan sejahtera • Menjelaskan kendalakendala yang dihadapi Gereja dalam rangka berpartisipasi membangun masyarakat yang adil, damai dan sejahtera • Menyampaikan pendapatnya tentang bagaimana seharusnya Gereja terlibat dalam masyarakat untuk menuju masyarakat yang adil, damai dan sejahtera • Melakukan tindakan untuk bekerja sama dengan siapa saja yang berkehendak baik dalam mewujudkan Indonesia yang adil, damai dan sejahtera.
37
Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
6. Memahami hakekat Hak Asasi Manusia, sehingga terpanggil untuk ikut serta menegakkan Hak-hak Asasi Manusia • Menganalisa deklarasi • Hakekat Hak Asasi 6.1 Menjelaskan Manusia atau Piagam PBB pengertian Hak tentang Hak Asasi Asasi Manusia Manusia (HAM) menurut • Menjelaskan pandangan pengertian Hak Asasi Kristiani dan Manusia dan perlunya kerja menyebutkan Hak sama untuk Asasi dirinya sebagai memperjuangkannya manusia • Menjelaskan pandangan Kristiani tentang Hak Asasi Manusia • Menjelaskan perlunya kerja sama untuk memperjuangkan Hak Asasi Manusia 6.2 Menjelaskan tentang: perjuangan Hak Asasi Manusia di Indonesia
38
• Menyebutkan bentuk- • Memperjuangkan Hak Asasi Manusia di bentuk pelanggaran Indonesia Hak Asasi Manusia di Indonesia dan menganalisa sebabakibatnya • Memberikan penilaian tentang peranan lembaga Hak Asasi Manusia yang ada di Indonesia • Memberi penilaian tentang peranan Gereja dalam memperjuangkan penegakan Hak Asasi Manusia
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
• Menjelaskan bentukbentuk dan cara-cara untuk menegakkan Hak Asasi Manusia yang dapat dilakukan oleh siswa • Melakukan tindakantindakan yang menegakkan Hak Asasi Manusia di lingkungannya. 6.3 Menjelaskan tentang: Usaha Melawan Kekerasan dengan Budaya Kasih
• Menganalisa sebabakibat terjadinya kasus-kasus kekerasan yang ada di Indonesia • Mengungkapkan pandangan dan pengalamannya tentang membalas dendam • Menafsirkan firman Yesus tentang kasih kepada musuh (Luk 6: 27-36) • Menjelaskan contohcontoh dari Injil yang menunjukkan kasih Yesus kepada musuh • Melawan kekerasan dengan budaya kasih • Menjelaskan perlunya keberanian untuk mengakhiri balas dendam dengan kasih, karena kekerasan tidak akan dapat menyelesaikan masalah • Melakukan tindakan yang mencegah terjadinya kekerasan misalnya: tidak
39
Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
membalas dendam, mempengaruhi teman untuk tidak berkelahi, tidak semena-mena dengan orang kecil dan sebagainya. 7. Memahami dan menghargai hidup sebagai anugerah Allah, sehingga bersedia untuk menghargai dan memelihara hidup pribadi dan sesamanya 7.1 Menjelaskan perlunya menghormati hidup sebagai anugerah Tuhan yang harus dipelihara dan dijaga
40
• Menganalisa terjadinya • Menghargai Hak Hidup (Firman 5) kasus-kasus pembunuhan • Menjelaskan arti dan makna firman 5 (Kel 20: 13) • Menjelaskan perlunya menghormati hidup sebagai anugerah Tuhan yang harus dijaga dan dipelihara • Menjelaskan pandangan Gereja katolik tentang Kloning manusia • Melakukan perbuatanperbuatan yang menunjukkan penghargaan terhadap hidup: cinta kebersihan, menjauhi minuman keras/ narkoba, tidak melakukan tindakan kekerasan/sembrono (ngebut); tidak merokok di sembarang tempat
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
• Aborsi • Menganalisa sebab7.2 Menjelaskan akibat terjadinya pandangan Gereja kasus-kasus aborsi Katolik terhadap (sebaiknya diputarkan aborsi serta akibatfilm tentang aborsi akibatnya atau artikel-artikel tentang aborsi) • Menyampaikan pandangan tentang “aborsi” • Menjelaskan bermacam-macam pandangan tentang aborsi (kesehatan, kebudayaan, agama) • Menjelaskan pandangan Gereja Katolik tentang aborsi (Gereja menolak segala macam bentuk aborsi) • Melakukan tindakan preventif terhadap segala kemungkinan terjadinya aborsi: menghindari seks pranikah, menghindari pornografi, berani mengatakan “tidak” terhadap aborsi. • Narkoba, HIV, AIDS • Menganalisa sebab7.3 Menjelaskan akibat orang kecanduan usaha-usaha narkoba dan terinfeksi masyarakat/Gereja HIV/AIDS dalam • Menafsirkan teks 1 memberantas Kor 3: 16-17, dalam narkoba, HIV/AIDS kaitannya dengan dan hambatanpenghargaan terhadap hambatan dalam tubuh supaya tidak memberantas hal disalah gunakan tersebut serta dengan obat-obatan pandangan Gereja atau seks bebas Katolik terhadap
41
Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR penyalahgunaan narkoba, pengidap HIV/AIDS
42
INDIKATOR • Menjelaskan usahausaha masyarakat/ Gereja dalam memberantas penyalahgunaan narkoba, HIV/AIDS • Menjelaskan hambatan-hambatan dalam memberantas penyalahgunaan narkoba, HIV/AIDS • Menjelaskan pandangan Gereja katolik terhadap penyalahgunaan narkoba dan pengidap HIV/AIDS • Melakukan tindakan preventif supaya tidak kecanduan narkoba atau terinfeksi HIV/AIDS dengan: mengendalikan diri, menjauhi atau menyeleksi pengaruhpengaruh lingkungan/ mass media yang negatif, menghindari seks bebas dan sebagainya • Melakukan tindakan yang tetap menerima mereka yang sudah kecanduan obat atau terinfeksi HIV/AIDS, misalnya tetap mau berteman, menerima mereka sebagai sesama yang perlu mendapat perhatian dan kasih
MATERI POKOK
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR 7.4 Menjelaskan pandangan Gereja Katolik terhadap euthanasia dan bunuh diri
INDIKATOR
MATERI POKOK
• Bunuh diri dan • Menganalisa kasuseuthanasia kasus bunuh diri atau euthanasia (arti, sebab, akibat) • Mengungkapkan pandangannya tentang bunuh diri dan euthanasia • Menjelaskan macammacam pandangan tentang euthanasia dan bunuh diri (kesehatan, kebudayaan, agama) • Menjelaskan pandangan Gereja Katolik tentang euthanasia dan bunuh diri • Melakukan tindakan preventif terjadinya bunuh diri dan euthanasia baik bagi dirinya maupun orang lain, misalnya: tidak mudah putus asa, menemani teman yang sedang depresi atau sakit berat dan sebagainya
43
Pendidikan Agama Katolik
KELAS
: XII
Standar Kompetensi : Memahami makna firman Allah, ajaran Yesus dan ajaran Gereja dalam mengembangkan kehidupan bersama sesuai dengan kehendak Allah, sehingga mampu mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Aspek
: HIDUP BERMASYARAKAT
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
1. Mampu menghargai dan bersedia berdialog serta bekerja sama dengan umat beragama atau berkepercayaan lain 1.1 Menjelaskan pengetahuannya tentang Gereja Protestan dan berdialog dengan umat Kristen Protestan
44
• Berdialog dengan umat • Menyampaikan Kristen Protestan pendapatnya tentang Gereja Protestan atau pengalamannya berhubungan dengan orang Protestan • Menganalisa sebabakibat terjadinya pemisahan Gereja Katolik dengan Gereja Protestan (lihat sejarah Gereja) • Menjelaskan bermacam-macam aliran yang ada dalam Gereja Protestan, khususnya di Indonesia • Menjelaskan kesamaan dan perbedaan Gereja Katolik dan Gereja Protestan • Menganalisa Dekrit Konsili Vatikan II tentang Ekumene
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
(dapat dipilih yang dirasa relevan) • Terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan Ekumene dengan tetap mempertahankan imannya sebagai orang Katolik. • Menjelaskan macam- • Berdialog dengan umat 1.2 Menjelaskan Islam macam dialog yang pandangan Gereja dapat dilaksanakan Katolik tentang antara umat Katolik Islam dan berdialog dengan umat Islam dengan umat Islam dan sekaligus menemukan caranya • Melakukan usahausaha yang membangun persaudaraan antara umat Katolik dengan umat Islam (dengan aktif di Karang Taruna, menghormati kegiatan-kegiatan keagamaan umat Islam dan sebagainya) • Menyampaikan kesan • Berdialog dengan umat 1.3 Menyampaikan Hindu, Budha, dan pandangannya kesan dan bentuk Konghucu dan aliran tentang umat Hindu, dialog serta Kepercayaan Budha, Konghucu pandangannya dan aliran tentang umat Kepercayaan Hindu, Budha, • Menjelaskan beberapa Konghucu dan pokok penting ajaran aliran Kepercayaan agama Hindu, Budha, Konghucu, dan aliran Kepercayaan • Menjelaskan pandangan Gereja terhadap agama Hindu, Budha, dan
45
Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
Aliran Kepercayaan (NA art. 1 dan 2) • Menjelaskan bentukbentuk dialog dengan umat Hindu, Budha, Konghucu dan Aliran Kepercayaan • Melakukan usahausaha yang membangun persaudaraan antara umat Katolik dengan umat Hindu, Budha, Konghucu dan Aliran Kepercayaan • Kerjasama antar umat • Menganalisa sebab1.4 Menjelaskan beragama membangun akibat permusuhan/ hambatanpersaudaraan sejati pertikaian yang hambatan kerja bernuansa agama sama dan dialog dalam membangun • Menjelaskan pandangan Gereja persaudaraan sejati terhadap agama-agama dengan umat Non Kristen (NA art. 1 beragama lain serta dan 5) tindakan-tindakan yang membangun • Menjelaskan bentukbentuk kerjasama yang persaudaraan sejati sudah terjalin antara umat Katolik dengan umat beragama lain, khususnya di Indonesia • Menjelaskan hambatan-hambatan kerja sama dan dialog dalam membangun persaudaraan sejati, dengan umat beragama lain • Melakukan tindakantindakan yang membangun persaudaraan sejati, misalnya mengunjungi
46
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
umat beragama lain yang sedang merayakan hari keagamaan, memberi ucapan selamat dan sebagainya. 2. Mampu dan bersedia untuk berjuang menegakkan keadilan, kejujuran, kebenaran, perdamaian dan keutuhan ciptaan sesuai dengan perannya 2.1 Menjelaskan pentingnya memperjuangkan keadilan
• Memperjuangkan • Menganalisa sebab Keadilan akibat munculnya kasus-kasus ketidakadilan dalam masyarakat • Menganalisa pernyataan uskup tahun 1971 tentang keadilan • Menafsirkan maksud firman ketujuh dan kesepuluh (Kel 20: 1517), dalam kaitannya dengan keadilan • Menjelaskan panggilan umat Katolik untuk memperjuangkan keadilan, terutama bagi orang yang menderita ketidakadilan: Tiada perdamaian tanpa keadilan • Bersikap dan berbuat adil terhadap diri sendiri dan sesama dengan meneladan Yesus yang telah memberikan diriNya untuk membebaskan manusia (Mat 11: 2-6; Yoh 3: 17)
47
Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR
48
INDIKATOR
MATERI POKOK
2.2 Menjelaskan pentingnya memperjuangkan kejujuran
• Memperjuangkan • Menganalisa sebab Kejujuran akibat terjadinya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) di Indonesia • Menjelaskan arti kejujuran • Menafsirkan arti Mat 5: 33-37; dalam kaitannya dengan kejujuran dan sumpah • Menjelaskan pentingnya berkata dan berbuat jujur (satu antara kata dan tindakan) • Bertindak dalam rangka memperjuangkan kejujuran (tidak suka berbohong, tidak menyontek, tidak menipu/memanipulasi dan sebagainya)
2.3 Menjelaskan tentang: Memperjuangkan Kebenaran
• Memperjuangkan • Menganalisa sebab Kebenaran akibat terjadinya rekayasa atau manipulasi dalam negara dan masyarakat • Menjelaskan bentukbentuk rekayasa yang dilaksanakan di sekolah-sekolah • Menafsirkan arti dan makna firman kedelapan (Kel 20: 16) • Menjelaskan arti kebenaran • Menjelaskan arti, sebab dan akibatakibat kebohongan
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
• Membela kebenaran dengan meneladani sikap Yesus dan berani menanggung risiko dari berani mengkritik yang salah • Memperjuangkan 2.4 Menjelaskan usaha • Menganalisa sebabperdamaian dan akibat terjadinya memperjuangkan persaudaraan sejati perang dan kerusuhan perdamaian dan yang tak kunjung persaudaraan sejati berhenti. di lingkungan • Menafsirkan arti dan makna damai berdasarkan Yoh 20: 19-23 dan GS art. 78 dan 88 • Menjelaskan usahausaha untuk memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan sejati yang sedang dilaksanakan oleh umat manusia • Menjelaskan hambatan-hambatan dalam memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan sejati • Bertindak memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan sejati di lingkungannya, (tidak bersikap diskriminatif, tidak berprasangka dengan suku atau agama lain dan sebagainya).
49
Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
• Memperjuangkan • Menjelaskan usaha2.5 Menjelaskan lingkungan hidup usaha tokoh-tokoh usaha-usaha dalam: yang serasi dan pejuang lingkungan memperjuangkan harmonis hidup dalam lingkungan hidup memperjuangkan yang serasi dan lingkungan hidup harmonis. • Melakukan tindakan sebagai usaha pelestarian lingkungan hidup di lingkungannya, (membuang sampah pada tempatnya, berpartisipasi dalam gerakan penghijauan, tidak mencorat-coret dan sebagainya) 2.6 Menjelaskan beberapa contoh aksi dalam memelihara lingkungan hidup.
3. Memahami dan menyadari kemajemukan bangsa Indonesia, sehingga mampu hidup dan terlibat dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera
50
• Aku memelihara • Melaksanakan lingkungan hidup reboisasi, kerja bakti membersihkan sungai atau lingkungan atau, membersihkan sampah di lingkungan sekitar sekolah atau lingkungan kumuh • Melakukan kegiatan lain yang intinya memelihara kelestarian lingkungan.
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR 3.1 Menjelaskan kemajemukan bangsa Indonesia (keuntungan dan kerugiannya) dengan berpedoman pada Yoh 4: 1-42
INDIKATOR
MATERI POKOK
• Kemajemukan Bangsa • Menganalisa Indonesia kemajemukan bangsa Indonesia (keuntungan dan kerugiannya) • Menafsirkan kisah Yesus bertemu wanita Samaria (Yoh 4: 1-42), dalam rangka menghargai kemajemukan • Menjelaskan sukusuku dan agamaagama yang ada di Indonesia • Menjelaskan sikap hidup dalam masyarakat yang majemuk • Menjelaskan upayaupaya membangun semangat kesatuan dan persatuan dalam masyarakat yang majemuk • Melakukan perbuatan yang memperlihatkan penghargaan terhadap orang lain yang berbeda, misalnya memperlakukan sesama yang berbeda suku atau agama sebagai sesama saudara, mau bekerja sama dengan siapa saja.
• Membangun • Menafsirkan kisah 3.2 Menjelaskan masyarakat yang Menara Babel (Kej 11: beberapa contoh dikehendaki Tuhan 1-9) dan kisah usaha membangun Pentakosta (Kis 2: 1masyarakat yang 13) dikehendaki Tuhan
51
Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
• Menganalisa sebab dan akibat terjadinya pemisahan antara kelompok (agama, ras, kedudukan, harta, status dan sebagainya) • Menjelaskan usahausaha membangun masyarakat yang adil, sejahtera dan damai • Menjelaskan hambatan-hambatan dalam membangun persatuan dan kesatuan • Melakukan usahausaha untuk membangun masyarakat yang adil, damai dan sejahtera.
Aspek
: HIDUP BERMASYARAKAT
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
4. Memahami peranannya sebagai warga negara, sehingga mampu terlibat membangun negara dan bangsanya 4.1 Menjelaskan makna ungkapan: Aku Cinta Indonesiaku
52
• Aku cinta Indonesiaku • Mengungkapkan kesan dan pandangannya sebagai “anak Indonesia” • Menafsirkan arti dan makna Mat 17: 24-27 • Menjelaskan hak dan kewajiban warga negara terhadap negara • Menjelaskan hal-hal yang membanggakan dan memprihatinkan
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
sebagai bangsa Indonesia • Menjelaskan apa yang dapat saya sumbangkan bagi negaraku • Melakukan tindakan yang menunjukkan cinta akan tanah air, (tertib hukum, disiplin, menghargai kemajemukan dan sebagainya) 4.2 Menjelaskan cara menjadi warga negara yang sadar hukum
• Menjadi warga negara • Menganalisa sebab yang sadar hukum akibat terjadinya kasus-kasus pelanggaran hukum, terutama oleh anakanak muda • Menjelaskan pentingnya hukum dalam hidup bersama • Menjelaskan bagaimana melatih dan bertindak disiplin • Menjelaskan arti taat hukum secara sadar dan bertanggung jawab • Bertindak taat hukum secara sadar dan bertanggung jawab, (memakai helm demi keselamatan, tidak melanggar ramburambu lalu lintas dan marka jalan di manapun berada (dijaga atau tidak), disiplin).
53
Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
5. Mengenal dan menyadari panggilan hidupnya sehingga mampu menentukan langkah yang tepat untuk menjawab panggilan tersebut
54
5.1 Menjelaskan makna persiapan perkawinan sesuai iman Kristiani
• Persiapan perkawinan • Menganalisa sebab akibat perkawinan yang dijodohkan oleh orang tua • Menjelaskan arti dan pentingnya pacaran atau pertunangan • Menjelaskan apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan selama orang berpacaran atau bertunangan • Menjelaskan perlunya persiapan perkawinan antara lain melalui kursus perkawinan • Menerangkan hambatan-hambatan selama orang mempersiapkan perkawinan • Menjelaskan arti dan makna perkawinan sebagai sakramen • Mengikuti penerangan yang berkaitan dengan persiapan perkawinan dan hidup keluarga.
5.2 Siswa mampu menjelaskan arti panggilan hidup berkeluarga secara umum dan arti
• Panggilan hidup • Menganalisa sebab berkeluarga akibat keluarga retak dan keluarga harmonis • Menafsirkan Ef 5: 2223 dalam kaitannya
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
keluarga Kristiani sebagai gereja kecil • • •
•
5.3 Menjelaskan berbagai pandangan (termasuk pandangan Gereja Katolik) tentang kawin campur
MATERI POKOK
dengan hidup keluarga (hubungan antar anggota keluarga) Menjelaskan arti keluarga secara umum Menjelaskan arti keluarga Kristiani sebagai gereja kecil Menerangkan masalah-masalah yang sering terjadi dalam kehidupan keluarga serta usaha-usaha untuk memecahkannya Melakukan usahausaha untuk membangun keluarganya menjadi semakin harmonis (komunikasi antar anggota keluarga, hormat kepada orang tua, hubungan yang serasi dengan saudara, hormat kepada pembantu dan sebagainya).
• Kawin campur • Mengungkapkan pandangannya tentang kawin campur • Menganalisa sebab akibat terjadinya kawin campur (antar agama, antar suku, antar ras dan sebagainya) • Menjelaskan berbagai pandangan tentang kawin campur • Menjelaskan pandangan Gereja
55
Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
Katolik tentang perkawinan campur • Menjelaskan bagaimana supaya perkawinan campur dapat menjadi berkat • Bersikap kritis terhadap perkawinan campur. 5.4 Menjelaskan makna hidup selibater bagi seorang biarawan atau biarawati
• Panggilan hidup • Menganalisa hidup membiara/selibat seorang biarawan atau biarawati • Menafsirkan Mat 19: 12, dalam kaitannya dengan panggilan hidup selibat • Menjelaskan arti panggilan khusus • Menjelaskan cara hidup orang-orang yang selibat (baik biarawan/wati maupun yang bukan) • Menjelaskan bermacam-macam bentuk hidup selibat • Menjelaskan usahausaha untuk memupuk dan memelihara panggilan • Merenungkan apa yang menjadi pangilan hidupnya, kemudian disharingkan
• Menganalisa kisah 5.5 Siswa mampu hidup seorang Santo mensharingkan atau Santa (St. cita-cita dan usahaIgnasius Loyola; St. usahanya dalam Thomas Aquinas, St. mewujudkan citaFransiskus Asisi, St. cita sesuai dengan Vincensius, St. kemampuan yang Theresia dari kanakdimiliki
56
• Cita-cita dan karier
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
•
• •
•
•
• •
5.6 Menjelaskan arti dan makna serta tujuan kerja
MATERI POKOK
kanak Yesus dan sebagainya) Menafsirkan kisah anak muda yang kaya dalam Mat 19: 16-26, dalam kaitannya dengan cita-cita dan karir Mensharingkan citacitanya Menjelaskan usahausaha untuk mencapai cita-cita sesuai dengan kemampuan yang dimiliki Menjelaskan bahwa tidak setiap cita-cita dapat diraih, bahkan sering terjadi orang bekerja tidak sesuai dengan cita-citanya Menerangkan bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki dan kemudian menghubungkannya dengan cita-cita yang mau diraih Menjelaskan apa tujuan hidup manusia yang sesungguhnya Melakukan usahausaha untuk mencapai cita-citanya: belajar rajin, mengembangkan bakat yang dimiliki dan sebagainya.
• Kerja • Menjelaskan arti bekerja sebagai panggilan hidup dan partisipasi dalam karya penciptaan
57
Pendidikan Agama Katolik
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR • Mensharingkan pekerjaan macam apa yang akan dilakukan sesuai dengan citacitanya.
58
MATERI POKOK
NOTES:
59
Kutipan Pasal 44 Sanksi Pelanggaran Undang - undang Hak Cipta 1987 1.
Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah).
2.
Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).