Jurnal GeoEco Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 58-67
ISSN: 2460-0768
DAMPAK PENAMBANGAN MINYAK TRADISIONAL TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN HIDUP (Studi Kasus Desa Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora) Kukuh Prasetyo Jati1, Heribertus Sugiyanto2, Chatarina Muryani3 Email:
[email protected] ABSTRACT Background: Traditional oil mining in the Ledok village have been going on for a long time and have an impact that changes in the condition of socially and economically. This activity also resulted in pollution of water wells. The research objective is (1) determine the history and pattern management of mining (2) determine the impact of mining on the socio-economic conditions and (3) determine the impact of mining on water quality. Methods: This study is a case study with a qualitative approach supported by quantitative. The data source is the miners, the village officials, and 6 samples of well water. Data collection techniques are observation, interviews, and laboratory testing. Analysis conducted on mining activities, miners, changes in community conditions, and changes in water quality. Results: (1) traditional mining in Ledok village was owned by Pertamina after their products are not economically management handed over to local communities. (2) After the traditional oil mining in the village Ledok people switch jobs of farmers into miners. Education level increases with increasing literacy rate and the number of school age. Income levels increased by 1.6% compared to the previous income. (3) Mining traditionally have a negative impact on the environment is pollution of water wells, covers pollution physical quality that is water odorless, tasteless, and colorless turbid and pollution chemical quality value TDS, DO, BOD, COD, pH and oils more than pollution limit threshold. Keywords: Traditional mining activity, Socio-Economic Impacts, Environmental Impact
PENDAHULUAN
memanfaatkan kembali sumur minyak yang
Lapangan produksi minyak kawasan Cepu
sudah tidak diproduksi oleh Pertamina.
memiliki 252 sumur minyak tua. Sumur
Keterlibatan masyarakat dalam penambangan
tersebut sebagian besar tidak diusahakan
minyak bumi kawasan Cepu khususnya di
karena faktor ekonomis, yaitu produksinya
Desa Ledok, merupakan upaya kerjasama
rendah tetapi membutuhkan biaya produksi
antara Pertamina sebagai pemilik sumber
yang tinggi. Salah satu tempat yang memiliki
daya dengan masyarakat lokal. Aktivitas
sumur minyak tua di kawasan Cepu adalah
penambangan minyak tradisional di Desa
lapangan produksi minyak di Desa Ledok,
Ledok sudah berlangsung dalam kurun waktu
Kecamatan
Blora.
yang cukup lama yaitu 17 tahun, sehingga
hak
kegiatan ini memunculkan dampak bagi
Tahun
Sambong,
1998
di
Kabupaten
lapangan
Ledok,
pengelolaan sumur minyak yang sudah tidak
masyarakat di Desa Ledok.
diproduksi oleh Pertamina secara resmi
Dampak tersebut meliputi dampak
diberikan kepada kelompok masyarakat lokal.
sosial, ekonomi maupun lingkungan hidup.
Masyarakat melakukan proses pengambilan
Masyarakat Desa Ledok telah mengalami
minyak
perubahan yang cukup signifikan setelah 58
secara
tradisional
dengan
*1 Mahasiswa S2 PKLH FKIP UNS *2,3 Staff Mengajar Prodi S2 PKLH FKIP UNS
Jurnal GeoEco Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 57-66 adanya
kegiatan
penambangan
ISSN: 2460-0768
minyak
maupun hayati yang diperlukan manusia
tradisional ini, mulai dari peralihan mata
dalam
pencaharian dan tingkat pendidikan. Dalam
meningkatkan
sektor ekonomipun penambangan minyak
Sedangkan menurut Katili (1983) sumber
tradisional
ini
perubahan
terhadap
Terbukanya
juga
memenuhi
guna
kesejahteraan
memberikan
daya
kondisi
masyarakat.
lingkungan biofisik yang nyata atau potensial
semua
unsur
tata
dan
dapat memenuhi kebutuhan manusia. Hal ini
lapangan kerja baru sangat mendukung dalam
menunjukan bahwa keberadaan sumber daya
meningkatkan pendapatan masyarakat dan
alam sangat mempengaruhi proses kehidupan
pengangguran
akibatnya
manusia. Salah satu sumber daya alam yang
kesejahteraan warga desa semakin baik.
memiliki nilai ekonomi tinggi dan mampu
Sementara itu dampak lingkungan oleh
memenuhi kebutuhan energi nasional adalah
minyak
sumber daya minyak bumi.
bumi
di
investasi
adalah
hidup.
telah
kesempatan
alam
kebutuhannya
desa,
dapat
terjadi
karena
kecerobohan manusia, baik sengaja maupun
Menurut
Pusdiklat
Migas
(1995)
tidak. Pencemaran minyak bumi di tanah
minyak bumi adalah hasil proses alami berupa
merupakan
ancaman
serius
bagi
hidrokarbon
kesehatan manusia. Minyak bumi
yang
temperatur atmosfer berupa fase cair atau
mencemari tanah dapat mencapai lokasi air
padat termasuk aspal atau ozokerit dan
tanah sehingga menjadi masalah serius bagi
bitumen
daerah yang mengandalkan air tanah sebagai
penambangan, tetapi tidak termasuk batubara
sumber utama kebutuhan air bersih atau air
atau endapan hidrokarbon lain yang berbentuk
minum.
padat yang diperoleh dari kegiatan yang tidak
Penelitian
yang
tentang
yang
yang
dalam
diperoleh
tekanan
dari
dan
proses
dampak
berkaitan dengan usaha minyak dan gas bumi.
penambangan minyak tradisional terhadap
Pengelolaan minyak bumi secara tradisional
kondisi sosial ekonomi dan lingkungan hidup
menurut Hadi (2012) merupakan suatu proses
ini bertujuan untuk: (1) untuk mengetahui
pengambilan minyak yang dilakukan oleh
kronologi sejarah dan pengelolaan aktivitas
masyarakat di sekitar lokasi penambangan
penambangan
untuk
minyak dengan menggunakan alat yang
mengetahui dampak penambangan tradisional
sederhana dan hasilnya untuk memenuhi
terhadap kondisi sosial ekonomi, dan (3)
kebutuhan
untuk mengetahui dampak penambangan
penambangan minyak yang dikelola secara
tradisional terhadap kualitas air. Menurut
tradisional
Suryanegara (1977) sumber daya alam adalah
(2007)merupakan
unsur-unsur lingkungan alam, baik fisik
minyak mentah dari dalam perut bumi yang
tradisional;
(2)
hidup
ini
sehari-hari.
menurut proses
Aktifitas
Dwiyanto mengeluarkan
59
Jurnal GeoEco Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 57-66
ISSN: 2460-0768
dilakukan oleh masyarakat lokal. Proses
ekonomi
pengeluaran minyak tersebut menggunakan
tradisional juga memberikan dampak terhadap
sistem tradisional dengan cara timba yang
lingkungan
biasanya dilakukan secara tradisional oleh
mengemukakan
masyarakat setempat.
pengaruh
Pendapat
Suprapto
aktivitas
penambangan
hidup.
minyak
Soemarwoto
bahwa
aktivitas
(1992)
dampak
sebagai
manusia
dalam
(2010)
pembangunan terhadap lingkungan. Dampak
mengemukaan bahwa Awal mula pengelolaan
adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai
tambang secara tradisional adalah adanya
akibat suatu aktivitas. Aktvitas tersebut dapat
sumur yang sudah tidak diproduksi oleh
bersifat alamiah baik kimia, fisik, maupun
pertamina karena secara ekonomis sudah
biologi.
tidak menguntungkan, disisi lain sumur tua
menjelaskan bahwa krisis lingkungan hidup
tersebut masih memiliki potensi khususnya
dewasa
minyak mentah yang bila dikelola oleh unit
melakukan perubahan cara pandang dan
usaha
perilaku
masyarakat
masih
menjanjikan
Naess
ini
dalam
hanya
manusia
Keraf
bisa
diatasi
terhadap
(2002)
dengan
alam
secara
keuntungan dan diharapkan mampu untuk
fundamental dan radikal. Dibutuhkan sebuah
memenuhi
sehari-hari
pola hidup atau gaya hidup yang tidak hanya
masyarakat di sekitarnya. Menurut Samin
menyangkut orang perorang, tetapi juga
(2006) setiap kegiatan pembangunan dibidang
budaya masyarakat secara keseluruhan.
kebutuhan
hidup
pertambangan pasti menimbulkan dampak
Sedangkan menurut Subagyo (1992)
positif maupun dampak negatif. Dampak
Dampak
tersebut meliputi dampak sosial, ekonomi dan
perubahan dalam lingkungan ini sangat
ekosisitem. Menurut soekanto (2000) kondisi
mendasar yang ditimbulkan oleh kegiatan.
Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi
Tentunya hal ini berpegang pada suatu
seseorang dalam kelompok masyarakat yang
pedoman yang digunakan sebagai dasar untuk
ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi,
menilai
pendidikan serta pendapatan.
mempunyai dampak penting atau tidak.
Sedangkan
apakah
sutu
suatu
rencana
perubahan,
kegiatan
(1992)
Menurut Effendi (2003) dampak pencemaran
status sosial ekonomi
terhadap kualitas air meliputi dampak secara
antara lain meliputi tingkat pendapatan,
fisik yaitu bau, rasa, dan warna. Serta dampak
tingkat penghasilan, jenis pekerjaan, jabatan
terhadap kualitas kimia air yaitu TDS, DO,
orang tua, fasilitas khusus, dan barang-barang
BOD, COD, pH, dan Minyak. Dari konsep
berharga yang ada di rumah seperti radio,
tersebut maka indikator yang diamati dalam
televisi,
Selain
penelitian ini meliputi dampak penambangan
memberikan dampak terhadap kondidi sosial
minyak tradisional dalam bidang sosial
mengatakan bahwa
kulkas,
Mahmud
bermakna
dan
lain-lain.
60
Jurnal GeoEco Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 57-66 ekonomi
yaitu
perubahan
pola
ISSN: 2460-0768 mata
penambang
yang
ada
di
setiap
RW.
pencaharian, perubahan tingkat pendidikan,
Diambil 10 orang setiap RW tersebut.
dan perubahan tingkat pendapatan. Sedangkan
Sumber data tentang dampak penambangan
untuk melihat dampak penambangan minyak
minyak tradisional terhadap kualitas air tanah
tradisional
yaitu sampel air sumur penduduk. Teknik
terhadap
lingkungan
hidup,
indikator yang diteliti adalah pencemaran air,
pengambilan
khususnya adalah air sumur penduduk yang
purposive
lokasinya dekat dengan lokasi penambangan.
mempertimbangkan arah aliran air bawah
Indikator yang diteliti meliputi kualitas fisik
tanah
air yaitu bau, rasa dan warna serta kualitas
penambangan.
kimia air yaitu Minyak (sebagai indikasi air
sampel
air
adalah
sampling
dan
dengan dengan
jarak
sumur
dari
lokai
Sumber data
adalah
Penambang,
tercemar minyak), serta TDS, DO, BOD,
Perangkat Desa, dan 6 sampel air sumur.
COD, dan pH (sebagai indikasi air yang layak
Teknik pengumpulan data yaitu observasi,
dikonsumsi).
wawancara, dan uji laboratorium. Analisis dilakukan terhadap aktivitas penambangan,
METODE PENELITIAN
pelaku
Penelitian ini dilakukan di Desa Ledok, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora. Perencanaan dan pembuatan proposal penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai September, penelitian di lapangan akan dimulai bulan September sampai
Desember
penulisan
draft
serta hasil
pelaporan penelitian
dan akan
dilakukan mulai bulan Desember sampai Januari. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan menggunakan metode kualitatif kuantitatif
sebagai sebagai
metode
deskriptif utama
pendukung.
dan Untuk
menentukan sampel masyarakat penambang digunakan cluster sampling yang didasari pengelompokan wilayah atau berdasarkan
penambangan,
perubahan
kondisi
masyarakat, dan perubahan kualitas air. Permasalahan tentang dampak penambangan terhadap kualitas air secara kimia meliputi TDS, DO, BOD, COD, pH, dan Minyak perlu dilakukan
analisis
laboratorium.
Hasil
pengukuran kualitas kimia air dibandingkan dengan nilai ambang batas pencemaran kualitas air berdasarkan
Peraturan Menteri
Kesehatan No. 82 Tahun 2001. Tabel 1. Ambang Batas Pencemaran Kualitas Kimia Air Parameter yang diukur TDS DO BOD COD pH Minyak
Ambang batas pencemaran (mg/l) 500 6 2 10 6-9 0,001
jumlah RW yang ada. Populasi yang akan menjadi unit analisis adalah masyarakat 61
Jurnal GeoEco Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 57-66
ISSN: 2460-0768
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHA-
dilakukan oleh penduduk. Namun karena
SAN
keterbatasan dana, pengelolaan diambil alih
Sejarah
dan
Pola
Pengelolaan
sama dengan kelompok pekerja. Kokaptraya
Penambangan Minyak Tradisional Aktivitas tradisional
penambangan
di
Desa
Ledok
minyak diresmikan
Pertamina pada tahun 1998, ditandai dengan perjanjian kerjasama antara Pertamina dengan koperasi
penambang
Kokaptraya
nomor
36/D5000/98-B1 tentang jasa memproduksi minyak
bumi.
ditindaklanjuti
Kerjasama
oleh
tersebut
Kokaptraya
dengan
bekerja sama dengan Pihak Ketiga untuk membuka sumur-sumur tua di Desa Ledok. Kerjasama tersebut tertuang dalam Surat Perjanjian antara
Nomor
028/Kokaptraya-CU/98
Kokaptraya
Gambar
1
dengan
menunjukan
koperasi penambang Kokaptraya yang bekerja
masyarakat. aktivitas
penambangan minyak tradisional di Desa Ledok
mampu menjalin kerjasama dengan para penambang sampai dengan saat ini karena sistem peminjaman alat yang dilakukan oleh Kokaptraya dirasa sangat menguntungkan bagi
penambang.
Awal
pengelolaan
penambangan dilakukan orang Wonocolo, orang-orang ini adalah sebagai pemberi contoh bagi masyarakat Desa Ledok dalam proses pengelolaan secara tradisional. Namun cara produksi minyak pada penambangan tradisional di Wonocolo tidak ditiru oleh masyarakat penambang di Desa Ledok. Penambang
di
Wonocolo
menggunakan
tenaga manusia untuk proses pengambilan minyak
dari
dalam
sumur,
sedangkan
Penambang Desa Ledok menggunakan tenaga mesin seperti mesin diesel maupun mesin truk. Gambar 2 menunjukan penambangan minyak tradisional yang dilakukan oleh masyarakat
Desa
Wonocolo,
Kecamatan
Kedewan, Kabupaten Bojonegoro.
Gambar 1. Aktivitas Penambangan Minyak Tradisional di Desa Ledok
Tahun
1999-2000
kepemilikan
penambangan tradisional berada ditangan pihak ketiga sebagai investor asing. Pihak ketiga ini menanggung semua biaya produksi kegiatan
penambangan
tradisional
Gambar 2. Penambangan Minyak Tradisional yang Dilakukan Masyarakat Desa Wonocolo
yang 62
Jurnal GeoEco Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 57-66
ISSN: 2460-0768
Kepemilikan pihak ketiga sebagai
Perubahan
mata
pencaharian
investor ini tidak berlangsung lama hal ini
penduduk yang dimaksud adalah penduduk
disebabkan karena keterbatasan dana dan
yang pada awalnya bekerja sebagai petani
terjadi konflik internal dengan penduduk lokal
beralih
yang bekerja sebagai penambang. Tahun
penambang. Perubahan pola matapencaharian
2000-2012
ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu (1)
kepemilikan
tradisional
berada
penambangan
ditangan
koperasi
matapencahariannya
menjadi
Jenis tanah di Desa Ledok adalah Karst atau
penambang Kokaptraya. Koperasi penambang
tanah
ini melayani peminjaman alat untuk kegiatan
karakteristik yang gersang dan tidak subur,
produksi
sehingga masyarakat Desa Ledok tidak
minyak
Kerjasama
antara
secara
tradisional.
penambang
kapur,
tanah
ini
mempunyai
dengan
mendapatkan hasil yang maksimal apabila
Kokaptraya ini berlangsung cukup lama
bekerja dalam bidang pertanian. (2) Adanya
karena kedua pihak merasa saling untung.
Aktivitas penambangan minyak tradisional mampu menyediakan lapangan pekerjaan
Dampak
Penambangan
Tradisional
Terhadap
Kondisi
Minyak
yang tidak memerlukan keahlian tinggi,
Sosial
sehingga dapat menyerap tenaga masyarakat lokal
Ekonomi Penambangan minyak tradisional yang berada di Desa Ledok telah berlangsung dalam kurun waktu
lama.
Aktivitas
ini
memberikan
dampak pada kehidupan masyarakat di Desa Ledok. Dampak tersebut dapat dilihat dalam bidang sosial ekonomi, yang pertama yaitu perubahan pola mata pencaharian penduduk. Tabel 2. Proporsi Penduduk Yang Bekerja Sebagai Penambang RW
Jumlah Jumlah Proporsi penduduk penambang RW/desa 1 178 55 21,52 % 2 128 50 15,92 % 3 94 26 11,69 % 4 184 17 16,67 % 5 175 35 21,77 % 6 100 37 12,44 % jml 804 220 100 % Sumber: Hasil Olah Data Sekunder
Proporsi Penambang 7% 6% 3% 2% 4% 5% 27 %
yang
pada
menggantungkan
akhirnya hidupnya
masyarakat dari
usaha
penambangan minyak tradisional, dan (3) Aktivitas penambangan minyak tradisional mampu mencukupi kebutuhan hidup dan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Ledok sehingga banyak masyarakat yang
beralih
pekerjaan
untuk
menjadi
penambang tradisional.Adanya penambangan minyak tradisional di Desa Ledok juga turut meningkatkan pendidikan pada masyarakat desa tersebut. Perubahan tingkat pendidikan didasarkan pada angka kelulusan siswa sekolah dari jenjang SMP, SMA, dan yang masih kuliah di Perguruan Tinggi. Hal ini dapat di lihat pada tabel berikut.
63
Jurnal GeoEco Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 57-66
ISSN: 2460-0768
Tabel 3. Perubahan Tingkat Pendidikan Tahun Jen Jang SMP/ SMA/ SMK Masih kuliah
Penambangan minyak tradisional di
Peningkatan dari tahun 2011-2015
Desa Ledok dapat meningkatan pendapatan
39%
anggota penambang. Peningkatan terebut
2011 33
2012 36
2013 41
2014 44
2015 46
21
25
22
26
32
52%
9
11
13
12
16
77%
warga Desa Ledok yang bekerja sebagai
sebesar 64% lebih tinggi dari pendapatan masyarakat saat masih bekerja sebagai petani
Sumber : Hasil Olah Data Sekunder
Sebagian besar anggota penambang
maupun buruh tani. pendapatan masyarakat
minyak tradisional di Desa Ledok adalah
pada sektor pertambangan ini mengalami
masyarakat yang memiliki latar belakang
peningkatan namun peningkatanya masih
pendidikan
rendah
memiliki
belum terlalu signifikan karena masyarakat
keahlian
tinggi.
Aktivitas
penambang hanya memperoleh 30% dari hasil
penambangan minyak tradisional di Desa
upah produksi penambangan sedangkan 70%
Ledok menciptakan kesadaran kelompok
diserahkan kepada pemilik modal. Besarnya
penambang bahwa meningkatkan sumber
pendapatan masyarakat yang diperoleh dari
daya manusia melalui pendidikan adalah hal
bekerja
yang penting. Kesadaran masyarakat Desa
tradisional
Ledok
ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitujumlah
semakin
banyaknya
sumur yang dikelola kelompok, tingkat
membiayai
pendidikan
produktivitas sumur, dan jumlah anggota
SMA
kelompok.
akan
ditandai
dan
Adanya
pentingnya
dengan
masyarakat keluarganya
yang
tidak
sampai
pendidikan
tingkat
dan
sebagai di
penambang
Desa
Ledok
minyak ini
perguruan tinggi. Selain perubahan pola mata
Dampak
pencaharian dan tingkat pendidikan adanya
Tradisional Terhadap Kualitas Air
penambangan minyak tradisional ini juga menimbulkan dampak sosial ekonomi yang lain
yaitu
meningkatnya
pendapatan
masyarakat.
1 2 3 4 5 6
Pendapatan Penambang 1.774.440 1.762.980 2.421.690 2.592.630 2.248.710 2.042.070
Minyak
Berdasarkan hasil penelitian adanya aktivitas penambangan
minyak
tradisional
menyebabkan pencemaran kualitas air secara fisik maupun kimia pada air sumur penduduk
Tabel 4. Perubahan Tingkat Pendapatan RW
Penambangan
juga
Pendapatan Petani
1.300.000
Peningkatan pendapatan penambang 36 % 35 % 86 % 99 % 72 % 57 %
Total pening katan
yang terdapat di Desa Ledok, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora. Hal ini dapat dilihat dari air sumur yang berbau, berasa, dan berwarna keruh serta nilai TDS, DO, BOD,
64 %
COD, pH, dan Minyak yang melebihi ambang batas pencemaran. Hal tersebut disebabkan karena jarak sumur penduduk yang relatif 64
Jurnal GeoEco Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 57-66
ISSN: 2460-0768
dekat dengan lokasi penambangan dan adanya
laboratorium
aliran air bawah tanah yang mengandung
berdasarkan parameter kimia.
minyak yang ikut menurunkan kualitas air
Tabel 6. Hasil Pengukuran Kualitas Kimia Air
sumur penduduk di Desa Ledok.
Parameter kimia yang diukur DO TDS BOD COD (mg/l pH (mg/l) (mg/l) (mg/l) ) 1 134 4,1 7,0 13,24 6,5 2 1.913 1,5 14,0 17,85 7,5 3 1.647 2,5 8,1 10,32 7,0 4 135 4,3 9,6 9,6 6,5 5 162 1,3 9,8 9,8 7,0 6 1.241 3,4 7,2 10,81 6,0 Keterangan: Nd = Not detected Warna merah = melebihi ambang batas
Tabel 5. Hasil Pengamatan Kualitas Fisik Air Kualitas Air berdasarkan parameter fisik Bau Rasa Warna Berbau Tidak Keruh Berbau Berasa Keruh Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Keruh Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Sampel 1 2 3 4 5 6
pengukuran
kualtas
air
Sam pel
Minya k (mg/l) 1,471 1,,325 Nd Nd Nd Nd
Berdasarkan Tabel 5 dapat dipaparkan
Berdasarkan Tabel 6 dapat dijelaskan
bahwa secara fisik, masih terdapat sumber air
bahwa sampel 1, 4, dan 5 yang memiliki nilai
yang digunakan oleh penduduk di Desa
TDS kurang dari 500 mg/l masih memenuhi
Ledok kurang sehat yaitu masih berbau,
standar kualitas air, sedangkan pada sampel 2,
berasa, dan berwarna keruh. Terdapat 2 sumur
3, dan 6 yang memiliki nilai TDS lebih dari
yang sumber airnya berbau yaitu sampel 1
1000 mg/l
dan 2, ada 1 sumur yang berasa yaitu sampel
kualitas air. Nilai DO pada semua sampel
2, serta 3 sumur yang berwarna keruh yaitu
sumur yang diuji kurang sehat, karena nilai
sampel 1, 2, dan 4. Dari hasil penelitian dapat
DO setiap sampel antara 0-5 mg/l lebih kecil
disimpulkan bahwa sumber air sumur yaitu
dari standar yang ditetapkan, yaitu sebesar 6
sampel 1, 2, dan 4 dapat dikatakan kurang
mg/l. Nilai BOD pada setiap sampel air yang
sehat
yang digunakan oleh
tidak memenuhi standar kualitas air, karena
penduduk berbau, berasa, dan berwarna
setiap sampel mempunyai kandungan nilai
keruh. Selain kualitas fisik air,
untuk
BOD antara 7-14 mg/l. Nilai COD pada
mengetahui pencemaran suatu sumber air juga
sampel 4 dan 5 yang memiliki nilai antara 0-
harus dilakukan pengukuran kualitas air
10 mg/l masih memenuhi standar kualitas air,
secara
air
sedangkan pada sampel 1, 2, 3, dan 6 yang
dilakukan
memiliki nilai lebih besar dari 10 mg/l
dengan menguji kadar kimia air, pengujian
melebihi ambang batas. Nilai pH pada sampel
dilakukan di Laboratorium Kimia Universitas
air sumur yang diujikan memiliki nilai antara
Negeri Semarang. Kadar
yang diujikan
6,5 sampai 7,5 nilai tersebut melebihi standar
meliuti TDS, DO, BOD, COD, pH, dan
yang ditetapkan. Pada sampel nomor 1 dan
Minyak. Tabel 6 menunjukan hasil uji
nomor 2 terdapat kandungan minyak yang
karena air
kimia.
berdasarkan
Pengukuran
parameter
kualitas
kimia
sudah melebihi ambang batas
65
Jurnal GeoEco Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 57-66
ISSN: 2460-0768
melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh
ditetapkan berdasarkan PERMENKES No. 82
Permenkes No. 82 Tahun 2001 yaitu 0,001
Tahun 2001. Kondisi air sumur yang telah
mg/l. Adanya kandungan minyak pada kedua
diteliti juga tidak menunjukan sebagai syarat
sampel tersebut disebabkan karena jarak
air yang tidak layak minum berdasarkan
kedua sumur tersebut yang dekat dengan
PERMENKES No. 492 Tahun 2010.
lokasi penambangan dan sumber air kedua sumur tersebut merupakan titik awal dari
SIMPULAN DAN SARAN
aliran air bawah tanah di lokasi penambangan.
1. Penambangan minyak Desa Ledok adalah
Selain memberikan dampak yang
sumur minyak Pertamina yang tidak
positif untuk masyarakat penambang, adanya
ekonomis,
penambangan minyak tradisional ini juga
diserahkan
menimbulkan dampak yang negatif. Dampak
disepakati dengan perjanjian nomor 36/
negatif
D5000 /98- BI.
tersebut
adalah
pencemaran
lingkungan khususnya pencemaran air tanah.
sehingga kepada
pengelolaannya
masyarakat
lokal,
2. Penambangan minyak tradisional Desa
Pencemaran air tanah disebabkan karena jarak
Ledok
sumur penduduk yang terlalu dekat dengan
ekonomi meliputi (a) Perubahan pola mata
lokasi penambangan dan aliran air bawah
pencaharian. Sebelum ada penambangan
tanah yang turut serta membawa minyak yang
masyarakat bekerja sebagai petani, setelah
bercampur air sebagai sumber air sumur
ada
penduduk. Faktor Penyebab lainnya adalah
menjadi
minyak
dari
tingkat pendidikan. Adanya penambangan
dialirkan
menciptakan kesadaran bahwa pendidikan
pemukiman
adalah hal yang penting, ditandai dengan
penduduk. Hal ini tentu mempengaruhi
semakin banyaknya masyarakat yang
kualitas air sumur penduduk yang lokasinya
membiayai pendidikan sampai tingkat
relatif dekat dengan sungai. Pencemaran
SMA dan perguruan tinggi; (c) Perubahan
mentah
penambangan menuju
dan
residu
tradisional
sungai
di
hasil
yang
sekitar
kualitas air tanah pada sumur penduduk di
memberikan
penambangan
tingkat
dampak
pekerjaan
penambang;
(b)
pendapatan.
sosial
beralih
Perubahan
Penambangan
Desa Ledok sebagai akibat dari penambangan
tradisional
minyak tradisional juga dibuktikan dengan
warga penambang sebesar 64 % lebih
penurunan kualitas fisik air yaitu air yang
tinggi dari pendapatan sebelumnya.
berbau, berasa dan berwarna serta penurunan
3. Penambangan
meningkatan
tradisional
pendapatan
memberikan
kualitas kimia air dimana nilai TDS, DO,
dampak negatif terhadap kualitas air yaitu
BOD, COD dan Minyak yang melebihi
pencemaran air sumur, ditandai dengan
ambang batas pencemaran air yang telah 66
Jurnal GeoEco Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 57-66 Penurunan
kualitas
fisik
dan
ISSN: 2460-0768 kimia
Pencemaran disebabkan karena: (a) jarak sumur dekat dengan lokasi penambangan; (b) aliran air bawah tanah, dan (c) residu hasil penambangan minyak tradisional dibuang ke sungai 4. Pertamina wajib memberikan penyuluhan kepada penambang tentang pengetahuan dan ketrampilan yang lebih baik dalam pengelolaan sehingga
penambangan dapat
tradisional
memperoleh
PPT Migas. 1995. 100 Tahun Perminyakan Di Cepu. Cepu: PPT Migas. Pusdiklat Migas. 2006. Pertamina EP Region Jawa Area Cepu. Cepu: Pusdiklat Migas. Samin, Rumzi. 2006. Dampak Penambangan terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kecamatan Tanjungpinang Kota. Padang: Universitas Negeri Padang. Soekanto, Soedjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
hasil
maksimal tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA Dwiyanto, Arif. 2007. Peranan Penambangan Minyak Tradisional Dalam Pembangunan Masyarakat Desa (Studi Kasus Desa Ledok, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora). Tesis. MPPWK UNDIP. Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: KANISIUS. Katili. 1983. Sumber Daya Alam untuk Pembangunan Nasional. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Soemarwoto, Otto. 1991. Analisis Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajahmada University PRESS. Subagyo, Joko. 1992. Hukum Lingkungan Masalah Dan Penanggulangannya. Jakarta : Rineka Cipta. Suprapto.
2010. Pemanfaaataan dan Permasalahan Pada Kegiatan Penambangan. Pusat Sumber Daya Geologi Yogyakarta.
Suryanegara. 1977. Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta. Tunggal,
Hadi Setia. 2012. Himpunan Peraturan Minyak Dan Gas Bumi. Jakarta: Havarindo.
Keraf, A Sonny. 2002. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Mahmud,
Dimyati. 1991. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: BPFE.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Peraturan Menteri Kesehatan No. 82 Tahun 2001. Tentang Pengolahan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. 67