KRITIK ANIS MALIK THOHA TERHADAP KONSEPSI PLURALISME AGAMA JOHN HICK
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Guna Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Filsafat Islam (S. Fil. I)
Oleh: Achmad Kundori NIM: 02511022
JURUSAN AKIDAH DAN FILSAFAT FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2007
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
MOTTO
Bacalah….. [Q.S. al-'Alaq: 1]
Tunjukkanlah kami jalan yang lurus [Q.S. al-Faatihah: 6]
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta iv
PERSEMBAHAN
Buat:
Bapak dan Ibu Adik-adik dan my becoming wife Mereka yang menuntut ilmu pengetahuan
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta v
KATA PENGANTAR ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﯿﻢ Puji syukur senantiasa penulis khaturkan kehadirat Allah AWT yang telah memberikan cahaya dan hidayah, sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini tanpa kendala apa pun yang berarti. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah SAW yang mengenalkan kita kepada mu'jizat terbesar dunia, yaitu iqra'. Lewat iqra' semua peradaban dunia tercipta, seperti kemajuan Barat yang selama ini membuat kita terlena. Kebesaran dunia Islam pada tempo dulu yang membuat Eropa tertantang untuk membaca. Oleh karena itu, peran iqra' dulu maupun sekarang sangatlah menjadi kebaggaan dan senjata untuk mengembalikan keemasan Islam di dunia. Tidak lupa juga penulis menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada mereka yang telah membantu, baik secara langsung atau tidak penyusunan skripsi ini: 1.
Bapak Drs. H. Fahmi Muqaddas, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dosen Pembimbing Akademik.
2.
Bapak Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, MA., selaku Pembimbing dan Dr. Alim Roswantoro, M. Ag., selaku Pembantu Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan kesabarannya memberikan
petunjuk
serta
pengarahan
di
dalam
proses
penyusunan skripsi ini. 3.
Kedua orangtua (Sukardi dan Khotijah) yang telah membimbing dan mendidik penulis, dengan penuh ketulusan dan kesabaran.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta vi
Mudah-mudahan
Tuhan
membalas
jasanya
dan
memberi
kemudahan jalan di dunia dan akhirat kelak. 4.
Adik-adikku (Dewi Larasati dan Fitria Dewi Setia Rini) sikap dan kebaikanmu telah memberi inspirasi kepada penulis untuk terus melaju.
5.
Dedeh Fatimah (Dva), kebaikan dan saranmu membuat penulis untuk terus berpacu menggapai cita-cita yang satu, yakni sukses.
6.
Dua sahabatku yang menghantarkanku menggapai beasiswa penelitian ke luar negeri (Malaysia dan Singapura), yaitu Umar Dani (Sulawesi), Oman Lukman (Kuningan), dan Muhammad alFayadl. Semoga jasa-jasamu dibalas Allah dengan 700 lipatan, karena kamu rela memberikan hartamu (waktu dan fasilitas komputer) agar penulis bisa membuat proposal.
Yogyakarta, 17 September 2007
Achmad Kundori NIM: 02511022
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta vii
ABSTRAK Pada era dewasa ini, pluralisme agama dianggap sebagai satu-satunya ide yang paling komprehensif dalam menjawab semua konflik yang terjadi diberbagai negara, dalam urusan agama. Aggapan seperti itu diyakini oleh kalangan pemikir keagamaan, baik dari Islam, Kristen, Yahudi, serta Eastern’s Religions, yakni Buddhisme dan Hinduisme. Beberapa tokoh, sepeti, Wilfred Cantwell Smith, René Guénon, T. S. Eliot, Titus Burckhardt, Fritjhof Schuon, Ananda K. Coomaraswamy, Martin Ling, Seyyed Hossein Nasr, Huston Smith, Louis Massignon, Marco Pallis, Henry Corbin, JeanLouis Michon, Jean Cantein, Victor Danner, Joseph E. Brown, William Stoddart, Lord Northbourne, Gai Eaton, W. N. Perry, G. Durand, E. F. Schumacher, J. Needleman, William C. Chittick, mereka secara langsung dan tidak menyerukan ide pluralisme agama sebagai upaya dari hasil globalisasi dunia( kepercayaan dan agama harus dilebur atau disesuaikan dengan zaman modern), dengan jargon “all paths lead to the same summit” (jalan-jalan yang mengantarkan ke puncak yang sama) sebagai keyakinan mereka. Tokoh sentral dari tema pluralisme agama adalah John Hick, karena pendapatnya banyak dikutip dan dikembangkan oleh para penganut ide ini. Selanjutnya, dari kalangan pemikir agama Muslim yaitu, Anis Malik Thoha. Ia dikenal sebagai orang yang karyanya ditujukan untuk mengkaji dan mengkritisi ide pluralisme agama. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis akan menggunakan pendekatan filosofis, dengan langkah-langkah seperti, deskripsi, interpretasi, dan analisis. Sedangkan jenis penelitian skripsi ini adalah kajian kepustakaan (library research) dan wawancara dengan tokoh yang menjadi objek kajian. Dari hasil kajian penulis terhadap pemikiran kedua tokoh (kritik Anis Malik Thoha terhadap konsepsi pluralisme agama John Hick), ide pluralisme agama sebenarnya cara yang paling ideal dalam mengatasi semua problem konflik yang terjadi antar pemeluk agama. Pernyataan ini dibenarkan selama diambil dan dipandang sebatas sebagai solusi pada tingkatan sosial, tetapi ide ini tidak sesuai dengan yang diharapkan, apabila disangkutkan ke dalam esensi cara pandang agama (syariat). John Hick adalah salah satu filosof agama abad ini yang paling popular dengan istilah ide pluralisme agama. Dia lahir pada tahun 1922, ia dikenal sebagai profesor dalam keilmuan filsafat dan agama. John Hick memperoleh gelar Doctor (D.Phil dan D.Litt) dari dua universitas terkemuka, yaitu Oxford dan Edinburgh. Prestasi puncakya setelah ia memperoleh penghargaan Grawemeyer Award sebagai bapak filosof agama pada tahun 1991. Hick berpendapat “The transformation from self-centredness to Realitycentredness (transformasi dari pemusatan diri menuju pemusatan Realitas), adalah upaya untuk mendamaikan dunia dari konflik antar pemeluk agama. Ia
viii © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
menambahkan, tidak hanyak pada dataran sosial, tetapi dalam tataran interen agama juga. Anis Malik Thoha lahir pada tanggal 31 Desember 1964. Dia adalah warga Indonesia yang kebanyakan aktifitas intelektualnya berada di negara tetangga (Malaysia, Mesir, Jepang, Pakistan, dan Kanada). Pendidikan formalnya dimulai dari tingkat Ibtidaiyyah (SD), Sanawiyyah (SMP), dan Aliyah (SMU) di pesantren Mathali'ul Falah Pati. Selanjutnya, dia belajar di Universitas Islam Madinah. Setelah lulus dari kampus ini, dia melanjutkan studinya ke jenjang S2 dengan konsentrasi Jurusan Studi Islam di University of the Punjab Pakistan, pada tahun 1992. Akhirnya, dia lulus dengan predikat lulusan Ph.D terbaik dan mendapat anugrah Gold Medal dari IIUI pada tahun 2001 di International Islamic University Islamabad Pakistan. Adapun aktivitas intelektualnya sekarang sebagai pengajar di International Islamic University Malay Malaysia. Menurut Anis, John Hick telah keluar dari asal muasal pluralisme agama yang sebenarnya, yang memelihara keharmonisan antar pemeluk agama tanpa merusak esensi agama tersebut, dengan kata lain tetap mempertahan syariat agama masingmasing. Dari hasil penelitian penulis, Anis Malik Thoha tidak setuju apa bila ide pluralisme agama John Hick digunakan sebagai cara memahami konsep pluralisme agama yang ada, karena Hick telah keluar dari definisi dan konsep pluralisme agama yang sebenarnya, yakni kondisi kehidupan bersama (koeksistensi) antar agama yang berbeda-beda, dalam suatu komunitas dengan tetap memepertahankan cirri spesifik atau ajaran masing-masing agama.
ix © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………….i HALAMAN NOTA DINAS………………………………………………………….ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………..iii HALAMAN MOTTO………………………………………………………………..iv HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………………...v KATA PENGANTAR……………………………………………………………….vi ABSTRAK………………………………………………………………………….viii DAFTAR ISI………………………………………………………………………...x BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………1 B. Rumusan Masalah…………………………………………………………......6 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian………………………………………….......6 D. Telaah Pustaka…………………………………………………………….......7 E. Metodologi Penelitian………………………………………………………....9 F. Sistematika Pembahasan……………………………………………………..11
BAB II: RIWAYAT HIDUP JOHN HICK DAN ANIS MALIK THOHA A. Biografi John Hick…………..……………………………………………….12 B. Karya-Karya …………………………………………………………………15 C. Biografi Anis Malik Thoha…………………………………………. ………18 D. Karya-karya………………………………………………………………......21
BAB III: JOHN HICK DAN DISKURSUS PLURALISME AGAMA A. Sejarah Pluralisme Agama ………………………………………………......26 B. Definisi Pluralisme Agama………………………………………………......30
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
x
1. Pengertian Pluralisme…………………………………………………….30 2. Teori-teori Pluralisme………………………………………………........32 a. Fungsionalis…………………………………………………………...33 b. Mazhab Kognitif………………………………………………………33 c. Teori Kritis ……………………………………………………………34 C. Pengertian Agama dan Beberapa Teori Pendekatan…………………………35 1. Pendekatan Filosofis……………………………………………………..38 2. Pendekatan Historis………………………………………………………39 3. Pendekatan Teologis……………………………………………………..39 4. Pendekatan Sosiologis …………………………………………………...40 5. Pendekatan Antropologis……………………………………... ………...41 D. Pengertian dan Teori Pluralisme Agama John Hick…………………………44 1. Titik Pijak Pemikiran …………………………………………………….48 a. Analisis Agama-agama………………………………………………..48 b. Keterbatasan Pemahaman Manusia……………………………….......49 c. Hubungan dengan Epistemologi Kant…………………………………51 2. Hipotesis Pluralistik…………………………………………….…….......52 E. Analisis………………………………………………………………………..55
BAB IV: KRITIK ANIS MALIK THOHA TERHADAP TEORI PLURALISME AGAMA JOHN HICK A. Pemikiran Anis Malik Thoha Tentang Pluralisme Agama……………..........60 1. Pluralisme Agama bukan Pluralitas Agama………………………..........64 2. Kelemahan Pluralisme Agama John Hick………………………………..66 3. Agama Baru………………………………………………………………69 4. Konflik Truth-claims dalam Agama……………………………………..72
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xi
5. Pluralisme Agama Versus Agama-agama………………………………..73 B. Aliran-aliran Pluralisme Agama………………………………………..........79 1. Paham Teologi Global (Global Theology)……………………….............80 2. Paham Kesatuan Transenden Agama-agama (Transcendent Unity of Religions)…………………………………………………………………….82 C. Pandangan Islam terhadap Pluralisme agama………………………………..84 1. Jalan Keselamatan………………………………………………..............85 2. Apakah semua Agama adalah benar ?..………………...………………...86 D. Analisis……………………………………………………………………….87
BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………………………...92 B. Saran-saran…………………………………………………………………...93 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..94
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini ihwal pluralisme banyak disoroti dan diperbincangkan oleh berbagai kalangan, terutama setelah sejumlah konflik sosial yang melibatkan komunitas basis antarumat beragama terjadi secara beruntun dan berkepanjangan. Sungguh sangat memprihatinkan, selain frekuensi dan eskalasinya (peningkatan konflik) yang tidak bisa lagi dinalar secara obyektif, juga dampaknya yang cukup merusak ikatan keadaban, yang salah satunya berupa “gangguan” hubungan antarumat beragama.1 Tingkat kekerasan dalam masyarakat yang cukup tinggi, kita bisa lihat pada tahun 1998, sebagai ambang pintu konflik di Indonesia. Jumlah konflik dan luasnya segala macam kerusuhan, perampasan, penjarahan dan tindak kriminal lain, serta jumlah kematian akibat kejadian-kejadian itu sungguh-sungguh menghawatirkan. Diantara kerusuhan-kerusuhan yang beraneka alasan dan arah itu, termasuk sejumlah kerusuhan dan tindak kekerasan yang jelas-jelas bernada kerusuhan antarumat beragama. Jumlah rumah ibadat yang dalam tiga tahun terakhir diserang, dirusak sebagian dihancurkan dan dibakar mencapai ratusan buah (lebih banyak dari 50 tahun kemerdekaan pertama). Yang paling mengerikan dan amat sangat menyedihkan, adalah situasi di Maluku dan terutama di Ambon, 1
A. Malik Fajar, “Indonesia Baru dalam Perspektif Pluralisme Agama”, dalam Ekawarta, Juli-Desember, 2000, hlm. 75.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
1
2
di mana situasi hanya dapat dideskripsikan sebagai perang antar umat beragama, umat-umat Muslim disatu pihak dan umat Kristen di pihak lain. Padahal dalam sejarah
Indonesia,
kenyataan-kenyataan
tersebut
belum
pernah
terjadi
sebelumnya.2 Di luar negara kita, konflik dengan nuansa yang sama juga terjadi. Diawali dari serangan tanggal 11 September 2001 terhadap World Trade Center di New York dan Pentagon di Washington, dan di Indonesia sejak tanggal 12 Oktober 2002 di mana lebih dari 200 orang tewas di Kuta Bali, terbunuh atas nama Allah.3 Akhirnya, dari beberapa konfilk yang terjadi di beberapa daerah, dengan mengatasnamakan SARA sebagai ujung tombaknya, maka muncullah issue keberagaman atau pluralisme agama. Issue ini merupakan fenomena yang hadir di tengah keanekaragaman klaim kebenaran absolut (absolute truth-claims) antaragama yang saling berseberangan. Setiap agama mengklaim dirinya yang paling benar dan yang lain sesat semuanya. Klaim ini kemudian melahirkan keyakinan yang biasa disebut “doctrine of salvation” (doktrin keselamatan), bahwa keselamatan atau pencerahan (enlightenmens), dan surga merupakan hak para pengikut agama tertentu saja, sedangkan pemeluk agama lain akan celaka dan masuk neraka. Sejatinya keyakinan semacam ini, juga berlaku pada penganut antar sekte atau aliran dalam agama yang sama, seperti yang terjadi pada Protestan dan Katolik pada agama Kristen, antara Mahayana dan Hinayana atau Theravada dalam agama 2
Franz Magnis-Suseno, “Pluralisme Agama, Dialog dan Konflik di Indonesia”, (Yogyakarta: Galang Press, 2001), hlm. 65. 3
Franz Magnis-Suseno, dalam kata pengantar di buku Muhammad Ali, Teologi PluralisMultikultural, (Jakarta: Kompas, 2003).
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
3
Budha, dan juga antar kelompok Islam yang beragam. Realitas tersebut telah mengantarkan Pluralisme kepada diskursus yang semakin luas dan amat komplek.4 Fenomena pluralitas agama telah menjadi fakta sosial yang harus dihadapi masyarakat modern. Beberapa kali dalam sejarahnya, manusia menyaksikan dirinya secara global hidup berdampingan (koeksistensi) dengan berbagai penganut agama yang berbeda dalam satu negara, dalam satu wilayah, dan kota. Fenomena demikian bagi masyarakat yang belum terbiasa dan belum memiliki pengalaman dalam berkoeksistensi damai, seperti Barat, tentu akan menimbulkan problematika sendiri, sehingga memaksa para ahli dari berbagai disiplin ilmu untuk memformulasikan suatu solusi atau pendekatan dalam merespon problematika tersebut. Gagasan kesetaraan agama, sepintas tampak sebagai solusi yang menjanjikan harapan-harapan dan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, namun kajian yang lebih mendalam, obyektif dan kritis terhadap gagasan tersebut, telah menunjukkan hakikat yang justru sebaliknya, dan semakin menyingkap topeng yang menyembunyikan wajah aslinya yang ternyata bengis, tak ramah dan intoleran. John Hick, kenapa penulis menyebutnya, karena ia merupakan pribadi yang sangat tangguh menyuarakan ide-ide tentang pluralisme beragama. Dari beberapa pakar agama kontemporer, Hick merupakan orang yang paling banyak menulis dan menguraikan tema ini. Tak heran, jika penulis menyebutnya sebagai bapak pluralisme agama. Wajar pula, jika pada tahun 1991 Hick mendapat 4
Anis Malik Thoha, Tren Pluralisme Agama, (Jakarta: Perspektif, 2005), hlm. 1.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
4
penghargaan Grawemeyer Award dalam kategori, pemikir atau filosof agama yang mempelopori tentang tema teologi pluralistik. Menurutnya, ide awal dari lahirnya gagasan pluralisme agama adalah keragaman. Keragaman inilah yang membuat satu sama lain berbeda, akibatnya saling bertentangan diantara mereka menjadi jawabanya. Hick menganggap, pertentangan ini adalah hal yang wajar, Hick berkesimpulan seperti itu, karena mengambil argumen dari Wilfred Cantwell Smith. Menurutnya, perbedaan cara pandang agama itu disebabkan oleh kontek tradisi budaya yang berbeda. Peristiwa ini ia sebut sebagai “something of vital religious significance” (sesuatu yang paling pokok pada agama)5, karena pertentangan cara pandang itu merupakan dampak dari pengalaman keagamaan masing-masing.6 Maka dari itu, agar konflik keberagaman ini tidak menjadi semakin parah, ia menawarkan sebuah gagasan, “the transformation from self-centredness to Reality-centredness” atau yang lebih dikenal dan dipahami dengan “the transformation from religion-centredness to God-centredness” (transformasi dari pemusatan terhadap agama menuju pemusatan terhadap Tuhan).7 Berbeda dengan Hick, Anis Malik Thoha justru menganggap apa yang selama ini solusi yang ditawarkan oleh para pemikir Barat (John Hick) dengan pluralisme
agamanya
justru
menjadi
cikal-bakal
lahirnya
permusuhan.
5
John Hick, "Religious Pluralism", dalam Frank Whaling (ed.), The World's Religious Traditions: Current Perspectives in Religious Studies, (Edinburgh: T.&T.Clark, 1984), hlm. 148. 6
John Hick, Religious Pluralism and the Rational of Religious Belief, dalam Faith and Philosophy, 1995, hlm. 242. 7
Pernyataan ia ini, dapat dilihat diberbagai buku karyanya. Seperti, Problems of Religious Pluralism, Pluralism Conference, Religious Pluralism and the Divine; A Response to Paul Eddy, the Epistemological challenge of Religious Pluralism, dan Religious Pluralism.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
5
Disamping kontradiksi yang sangat jelas dengan arti etimologis pluralisme agama, gagasan ini sebenarnya banyak mengandung problem yang sangat krusial. Sebagian diantaranya adalah problem epistemologis, dan sebagian lainya adalah problem
metodologis,
dan
lainya
lagi
adalah
teologis,
sehingga
jika
diimplementasikan di dalam nyata secara apa adanya jelas justru akan menimbulkan problem-problem yang berlawanan dengan tujuan yang semula ingin dicapai. Sehingga yang terjadi adalah intoleran dan bukan toleran, pemaksaan dan bukan kebebasan. Oleh karena itu, gagasan ini lebih merupakan problem itu sendiri, daripada solusi.8 Menurut Anis Malik Thoha, ada dua faktor penyebab lahirnya gagasan pluralisme Agama, yaitu faktor internal berupa realitas perbedaan keyakinan antaragama yang sifatnya mendasar. Perbedaan tersebut terutama tampak pada bidang-bidang akidah (ideologis), bidang sejarah yang mempengaruhi secara langsung unsur-unsur keyakinan agama dan juga masalah konsep superioritas agama atau keterpilihan (divine selection).9 Faktor kedua bersifat eksternal, yang bisa diklasifikasikan menjadi dua kategori. Pertama, faktor yang bersifat sosiopolitis yang erat berkaitan dengan wacana-wacana sosio-politis, demokrasi, nasionalisme, dan HAM yang telah melahirkan sistem “negara-bangsa” (nationstate), dan kemudian mengarah pada apa yang dewasa ini dikenal dengan “globalisasi”. Kedua, faktor ilmiah akademis yang terejawantahkan dalam kerangka maraknya kajian keagamaan kontemporer, di mana sebagian pakar
8
Ibid., hlm. 3.
9
Ibid., hlm. 6.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
6
keagamaan
mencoba
memformulasikan
teori
pluralismenya
berdasarkan
kesimpulan-kesimpulan yang mereka capai dalam kajian ini.10 Itulah sepenggal dari perbedaan John Hick dan Anis Malik Thoha mengenai pluralisme agama, tema inilah yang akan penulis angkat dalam skripsi ini.
B. Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang di atas, maka penulis memberikan kejelasan arah penelitian serta batasanya, agar persoalan yang diangkat tidak mengalami perluasan. Akhinrya, rumusan masalah yang menjadi pokok pembahasan skripsi ini adalah: 1. Bagaimana konsep pluralisme agama John Hick dan apa tawaran barunya? 2. Bagaimana kritik Anis Malik Thoha terhadap konsepsi pluralisme agama John Hick? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mengetahui lebih jauh pandangan John Hick tentang pluralisme agama serta dampak pemikiranya. b. Mengetahui bagaimana kritik Anis Malik Thoha terhadap konsep pluralisme agama John Hick.
10
Ibid., hlm. 6-7.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
7
Adapun kegunaan penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Untuk menambah wacana pluralisme agama dalam perpspektif Islam 2. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan jenjang strata satu, Jurusan Aqidah dan Filsafat Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Yogyakarta.
D.
Telaah Pustaka Sejauh pengamatan penulis, penelitian di bidang pluralisme agama di
Indonesia sudah banyak dilakukan. Tetapi, penelitian yang berhubungan penggagas awal tema pluralisme agama, yaitu John Hick belum atau bahkan sedikit sekali kita temui. Begitu juga tentang Anis Malik Thoha, sejauh ini belum pernah ada yang mengangkatnya, khusunya di kalangan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Adapun tentang pluralisme agama, penulis menemukan beberapa mahasiswa yang sudah membahasnya. Sebut saja Wiji Utami dan Andi Hartoyo, keduanya telah menjelaskan dalam skripsi mereka, pluralisme agama dari sudut pandang yang berbeda. Studi tokoh, itulah yang melatarbelakangi penulisan skripsi mereka. Skripsi tentang pluralisme Agama ditulis oleh Wiji Utami, dengan Judul Pluralisme Agama dalam Perspektif Agama Budha. Dalam skripsi tersebut, Wiji menguraikan maksud pluralisme agama menurut agama Budha. Menurutnya, dalam agama ini disediakan beberapa pedoman teologis yang bisa dijadikan landasan hidup di dalam masyarakat yang plural, yang juga dipenuhi semangat
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
8
perdamaian dan kerukunan antarumat beragama, sehingga tercipta kehidupan yang harmonis. Hal yang ingin dicapai dalam pluralisme adalah menciptakan suasana dialog antarumat beragama.11 Selanjutnya, Andi Hartoyo di dalam skripsinya juga mengulas tentang pluralisme agama. Ia memfokuskan kepada pemikiran Anand Krisna yang membahas mengenai tema tersebut. Menurut Anand, agama merupakan kodrat manusia untuk saling toleransi, hidup rukun, aman, dan damai yang diartikulasikan dalam cinta kasih.12 Itulah beberapa karya dari mahasiwa UIN Sunan Kalijaga yang telah mengulas tentang ide pluralisme. Sementara itu, karya ilmiah berupa skripsi atau tesis belum penulis temukan. Melihat masih sangat sedikitnya tulisan atau karya ilmiah yang membedah pemikiran John Hick dan Anis Malik Thoha tentang pluralisme agama, maka penulis memberanikan diri untuk meneliti tema tersebut. Alasanya, keduanya memiliki interest yang saling kontradiksi dan bisa digunakan sebagai metode analisis wacana sesudahnya. Begitu juga, keduanya banyak menghabiskan tenaga dalam mengupas pluralisme agama dan perkembanganya.
11
Wiji Utami, “Pluralisme Agama dalam Perspektif Agama Budha”, (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 2002). 12
Andi Hartoyo, “Pluralisme Agama (Studi Pemikiran Anand Krishna)”, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2005).
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
9
E. Metodologi Penelitian Agar penelitian ini sesuai dengan nilai-nilai keilmuan, dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka harus memenuhi syarat-syarat yang akan ditempuh dalam proses penelitian.13 Adapun kronologisnya sebagai berikut. a. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research). Penilaanya dengan menggunakan beberapa sumber, seperti buku, artikel, jurnal yang ada kaitanya dengan tema yang penulis maksud. Ditambah lagi dengan wawancara, yang penulis lakukan secara langsung dengan Anis Malik Thoha. Jadi penelitian dalam skripsi ini merupakan studi kepustakaan dan interaktif, yaitu dengan mengambil data-data dari berbagai literature dan melakukan wawancara dengan obyek kajian skripsi ini. b. Model dan Pendekatan Model penelitian ini adalah historis faktual, dengan cara mengambil salah satu tema dari pemikir Islam, kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan filosofis.14
13
Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, Pedoman Penulisan Proposal dan Skrips,i (Yogyakarta: Fak. Ushuluddin, 2002), hlm. 9. 14
Anton Baker dan Ahmad Charris Zubair, Metodologi Peneletian Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1990), hlm. 61.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
10
c. Metode Penelitian 1. Pengumpulan Data Dalam pengolahan data dalam skripsi ini, penulis akan melakukan langkah-langkah deskripsi, interpretasi, dan nalisis dengan menggunakan pendekatan filosofis. Dengan pendekatan filosofis, penulis dapat mencari sesuatu yang mendasar, inti, asas, dan hakikat dari tema yang sedang dibahas dalam skripsi ini. Adapun pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara: a) Deskripsi Penggunaanya digunakan untuk mengetahui latar belakang (historis) munculnya pluralisme agama. Dilanjutkan dengan pemaparan konsep pluralisme agama menurut John Hick dan Anis Malik Thoha, dengan tujuan untuk memahami jalan pikiran dan makna yang terkandung di dalam karya mereka secara runtut dan komprehensif.15 b) Interpretasi Penulis sedapat mungkin menginterpretasikan ide dan karya-karya John Hick dan Anis Malik Thoha, agar mudah untuk dipahami. Ditambah lagi dengan menganalisis beberapa komentar dari pemikir lain, yang akan digunakan sebagai bahan interpretasi.16
15
Ibid., hlm. 64.
16
Ibid..
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
11
c) Analisis Dari beberapa data yang diperoleh, penulis mencoba menelaahnya secara kritis apa yang dikemukakan John Hick dan Anis Malik Thoha serta pemikir lain, kemudian menemukan pengertian baru yang lebih lengkap dan tepat.17
F. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan pada skripsi ini penulis buat secara sistematis, agar mudah dipahami dan dikaji ulang, dengan cara membaginya ke dalam beberapa bab yang saling berkaitan. Bab I berisi pendahuluan, yang menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab II menguraikan secara sekilas tentang biografi serta karya-karya John Hick dan Anis Malik Thoha. Bab III menguraikan deskripsi pluralisme agama menurut John Hick. Bab IV menguraikan tentang kritik Anis Mali Thoha terhadap teori pluralisme agama John Hick. Seluruh pembahasan di atas, akan penulis tutup dengan bab V, berisi kesimpulan terhadap permasalahan yang telah dibicarakan dan saran-saran.
17
Ibid..
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
92
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Teori John Hick, "The transformation from self-centredness to Realitycentredness (transformasi dari pemusatan diri menuju pemusatan Realitas), adalah upaya untuk mendamaikan dunia dari konflik antar pemeluk agama. Dari sini, penulis bisa tarik kesimpulan bahwa tujuan awal kemunculan ide ini adalah sebagai pemersatu umat, dalam arti pemersatu cara pandang terhadap Realitas, yang tujuannya adalah pada dataran sosial, yakni meredam konflik atas nama agama. 2. Anis Malik Thoha menolak aggapan John Hick yang meyakini pluralisme agama sebagai sarana menyamakan agama (religious equality), yang tidak hanya memandang eksistensi riil agama-agama (equality on existensi), tetapi Hick juga memasukkan aspek esensi dan ajaran juga (syariat). Komentar inilah yang bisa mengakibatkan apa yang disebut "pemahaman reduksionaistik", yaitu pemahaman yang keluar dari apa yang diyakini benar oleh setiap agama yang ada. 3.
Pluralisme agama yang tergambar lewat kondisi kehidupan bersama (koeksistensi) antar agama yang berbeda-beda, dalam suatu komunitas dengan tetap mempertahankan ciri spesifik atau ajaran masing-masing agama, adalah pluralisme agama yang sebenarnya. Teori tersebut itulah
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
93
merupakan dasar dari sarana pendamaikehidupan yang harmonis di dunia yang telah diajarkan oleh setiap agama. B. Saran-saran Minimnya hasil penelitian yang mencoba mengkritisi John Hick, dan ide pluralisme agamanya dari para sarjana muslim, seperti Anis Malik Thoha, diharapkan akan terus dikembangkan, sehingga bisa menjadi bahan analisis kajian tentang filsafat dan agama yang tidak selalu mengekor kepada dunia Barat.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
94
DAFTAR PUSTAKA A. Partanto, Pius dan Dahlan Al Barry, M. Kamus Ilmial Populer. Surabaya: Arkola, 1994. Ali, Muhammad. Teologi Pluralis-multikultural. Jakarta: Kompas, 2003. Bagus, Lorens. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka, 1996. Baker, Anton. dan Ahmad Charris Zubair, Metodologi Peneletian Filsafat. Yogyakarta: Kanisius, 1990. Coward, Harold. Pluralisme Tantangan bagi Agama-agama, ter. Bosco Carvallo. Yogyakarta: Kanisius, 1992. Crystal, David (ed.). The Cambridge Encyclopedia. New York: Cambridge University Press, 1990. Djam'annuri, Agama Kita. Yogyakarta: Lesfi, 2002. Fahmi,
Hamid. "Islam dan Pluralisme http://syajo.wordpress.com/tag/tarung-ide/.
Agama",
dalam
Hick, John. God and the Universe of Faiths. Oxford: Oneworld, 1973. __________"Religious Pluralism", dalam Frank Whaling (ed.), The World's Religious Traditions: Current Perspectives in Religious Studies. Edinburgh: T.&T.Clark, 1984. _________ “Religious Pluralism and the Rational of Religious Belief”, dalam Faith and Philosophy, 1995. _________ Philosophy of Religion. New Delhi:Prentice Hall, 1963. Johnson, Keith E. John Hick's Pluralistic Hypothesis and the Problem of Conflicting Truth-claims, dalam http://www.leaderu.com/wri/articles/hick.html. Ka’bah, Rifyal. “Pluralisme dalam Persepektif Syari’ah” dalam Sururin (ed.). Nilai-nilai Pluralisme dalam Islam. Bandung: Nuansa, 2005. Kamus al-Munjid. Libanon: Dār al-Masureq, 1969.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
95
Abou El-Fadl, Khaled. The Place of Tolerance in Islam. Boston: Beacon Press, 2002. Kobong, Th. “Pluralitas dan Pluralisme”, dalam Agama dalam Dialog. Jakarta: Gunung Mulia. Maghribi, Hamdan. "Melihat Kembali Pluralisme Agama", dalam http://www.alibrah.blogspot.com/2007/07/melihat-kembali-pluralisme-agama.html Malik Fajar, A. “Indonesia Baru dalam Perspektif Pluralisme Agama”, dalam Ekawarta, Juli-Desember, 2000. Magnis-Suseno, Franz. “Pluralisme Agama, Dialog dan Konflik di Indonesia”. Yogyakarta: Galang Press, 2001. _________________ dalam kata pengantar buku Muhammad Ali, Teologi Pluralis-Multikultural. Jakarta: Kompas, 2003. Marwoto, B.J dan Witdarmono, H. Proverbia Latina. Jakarta: Buku Kompas, 2006. Merria-webster’s Encyclopedia of World Religious. USA: Merriam-webster, 1999. Milton Cowan, J (ed.). Hans Wehr A Dictionary of Modern Written Arabic. Jerman: Otto Harrassowitz, Wiebaden, 1966. Onions, C. T (ed.). The Shorter Oxford English Dictionary on Historical Principles. New York: Oxford University Press, 1973. O. Springsted, Eric. Con ditions of Dialogue: John Hick and Simone Weil, dalam The Jounal of Religion, 1992. Painadath, Sabastian. “The Meaning and Scope of Religious Pluralism”, dalam Felix Wilfred (ed.). Jeevadhara edisi Januari. India: Jeevadara, 1997. Paju Dale, Jehan. "Dasar Filosofis bagi Paradigma Pluralisme Religius menurut John Hick", dalam "Jurnal Filsafat Driyarkara". Jakarta: STF Driakarya, 2004. Rakhmat, Jalaluddin. Islam dan Pluralisme. Jakarta: Serambi, 2006. R. Hinnells, John. A New Dictionary of Religions. USA: Pinguin Books, 1984. Russell, Bertrand. History of Western Philosophy. London: George Allen & Unwil LTD, 1974.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
96
Silvester Kanisius L. Allah dan Pluralisme Religius. Jakarta: Obor, 2006. Syafrin,
Nirwan. "Islam dan Pluralisme http://www.insistnet.com/content/view/24/34.
Agama",
dalam
Sudiarja, A. Pluralisme Harus Menerima Konflik, Tinjauan terhadap etika harmoni. Yogyakarta: Basis, 1995. Suharto, Ugi. Isu-isu Sentral dalam Pemikiran Islam Liberal: KES Indonesia dan Pengajaranya untuk Malaysia, dalam http://www.darulkautsar.com/pemurnianaqidah/liberal/pemikiran.htm. Utami, Wiji. “Pluralisme Agama dalam Perspektif Agama Budha”. Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 2002. Hartoyo, Andi. “Pluralisme Agama (Studi Pemikiran Anand Krishna)”. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2005. Tafsir, Ahmad. Filsafat Umum. Bandung: Rosda, 2003. Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, Fakultas. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi. Yogyakarta: Fak. Ushuluddin, 2002. Tafsir, Ahmad. Filsafat Umum. Bandung: Rosda, 2003. Tehrani,
Faisal. "Lina Joy dalam Gubra?", dalam http://www.harakahdaily.net/bm/index.php?option=com_content&task =view&id=3949&Itemid=59.
Thoha, Anis Malik. Pluralisme Agama itu Otoriter dan Kejam,dalam Suara Hidayatullah, 2007. ________________"Pluralisme Agama: Sebuah Agama Baru", dalam kata pengantar buku Adian Husaini. Pluralisme Agama: Haram. Jakarta: Pustaka AL-Kautsar, 2005. ________________"Pluralisme Agama, Ancaman bagi Agama-agama", dalam http://www.hidayatullah.com. ________________. Tren Pluralisme Agama. Jakarta: Perspektif, 2005. Walters. Globalization. London: Routledge, 1995. Webster’s New World Encyclopedia. New York: Prentice Hall, 1992.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
97
Zain, Muh."Islam dan Pluralisme", dalam M.Jadul Maula, Pasang to Rilino: Menanti Keterlibatan Penuh-Kreatif Agama. Makassar, LAPAR &The Asia Foundation, 2003. http ://insists.multiply.com/photos/photo/1/3. http://www.johnhick.org.uk/article11.html. http://www.mangapulsagala.com/print.php?type=A&ite_id=112. http://www.en.wikipedia.org/wiki/John_Hick. http://www.johnhick.org.uk/article11. http://en.wikipedia.org/wiki/John_Hick. http://binhasyim.blogspot.com/2007/06/counter-liberalisme.html. http://www.freeelists.org/archives/ppi/01-2005/msg01159.html.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
CURRICULUM VITAE
Nama
: Achmad Kundori
Tempat Tgl Lahir
: Kudus, 26 Februari 1983
Alamat
: Wergu-wetan, Rt: 03, Rw: 03, No: 308, Kudus Jawa-tengah
Riwayat Pendidikan: Formal: 1. MI Madrasah Qudsiyyah Kudus 2. MTS Madrasah Qudsiyyah Kudus 3. MA Madrasah Qudisyyah Kudus 4. Pendidikan singkat penelitian di beberapa universitas, seperti; IIUM, UM, UPM, UKM (Malaysia), dan NUS (Singapura) 5. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Ushuluddin Jurusan Aqidah dan Filsafat tahun 2002-Sekarang Non Formal: 1. Madrasah Diniyyah Anwarul Badriyyah Wergu-wetan Kudus 2. PP Raudlatul Tolibin Kudus 3. PP Maslakul Huda Pati 4. PP Yanbu’ al-Qur’an Kudus 5. PP Ma’had Aly al-Munawir Yogyakarta 6. PP Thoriqoh Naqsabandiyyah Kudus, Jepara, dan Lasem
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta