KRISTUS YANG TERSALIB Karya: Yung Darius
PANGGUNG TERBAGI TIGA BAGIAN, ATAS-TENGAH-BAWAH. BAGIAN ATAS UNTUK ADEGAN ALKITAB, TENGAH UNTUK PADUAN SUARA, BAWAH UNTUK ADEGAN MASA KINI. PANGGUNG DALAM KEADAAN KOSONG. MASUK YUDAS, BERJALAN MONDAR-MANDIR, SEPERTI ORANG GELISAH, SEBENTAR-SEBENTAR IA MENGELUH. 001. YUDAS : Tidak ada gunanya... tidak ada gunanya lagi aku menunggu... lebih baik aku segera bertindak, sebelum semuanya menjadi sia-sia. Inilah kesempatan baik bagiku untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Aku tidak peduli lagi dengan Yesus orang Nazareth itu. Aku harus melakukannya sekarang... aku harus melakukannya... MASUK IMAM-IMAM KEPALA. 002. I. KEPALA 1 : Aha..! Coba lihat, siapakah orang yang datang kepada kita? 003. I. KEPALA 2 : Oh, bukankah dia yang bernama Yudas, anak Simon Iskariot, seorang di antara murid-murid orang yang mengaku dirinya Tuhan itu. 004. I. KEPALA 1 : Betul! Tapi apa yang diinginkannya datang ke sini malam-malam begini? 005. I. KEPALA 2 : Coba kita kabar?
menanyakannya!
Hai,
Saudara
Yudas,
apa
YUDAS TERKEJUT DAN BERBALIK KE ARAH IMAM-IMAM KEPALA. 006. YUDAS
: Oh..ah..baik, baik...
007. I. KEPALA 1 :Apa maksudmu, malam-malam datang menemui kami? 008. YUDAS
:Eeh... begini. Bukankah kalian ingin menangkap dan membunuh Yesus orang Nazareth itu?
009. I. KEPALA 1 & 2 :(SEDIKIT BINGUNG) Ah...eh... 010. YUDAS
:Bagaimana kalau aku menawarkan bantuan?
011. I. KEPALA 1 :(TERPERANJAT) Maksudmu? 012. YUDAS
:Apakah yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?
IMAM KEPALA 1 DAN IMAM KEPALA 2 SALING BERPANDANGAN, KEMUDIAN MEREKA MENGANGGUK-ANGGUKKAN KEPALA. LALU MEREKA BERUNDING SEBENTAR.
1
013. I. KEPALA 2 :Baiklah kalau begitu. Kami akan memberikan sebesar tiga puluh keping uang perak, jika menyerahkan Dia kepada kami. 014. YUDAS
upah kamu
:Baik. Aku akan segera menyerahkan Dia. (KELUAR).
IMAM-IMAM KEPALA TERSENYUM PUAS, MEREKA TAMPAK SANGAT GEMBIRA. PADUAN SUARA MASUK DARI KIRI-KANAN PANGGUNG MENEMPATI POSISINYA. 015. P. SUARA
:MENYANYIKAN LAGU SEDIH. KALAU MUNGKIN, YANG BERCERITA TENTANG PENGKHIANATAN YUDAS. PANGGUNG BAWAH KOSONG. TERDENGAR KETUKAN PINTU YANG CUKUP KERAS. BU SIMON MASUK UNTUK MEMBUKAKAN PINTU. SEORANG LAKI-LAKI DENGAN PERAWAKAN DAN SIKAP YANG KASAR MENEROBOS MASUK. 016. GARU
:Mana Simon?! Saya mau bicara dengan dia!
017. BU SIMON
:Sebentar, Pak, saya panggilkan...
018. GARU
:Cepat sedikit!!
019. BU SIMON 020. GARU
:Iya, Pak, iya... silakan duduk dulu... :Tidak perlu! Saya tidak punya cukup banyak waktu! Ayo, cepat! Panggilkan Simon ke mari!
021. BU SIMON
:Iya, pak, iya... (KELUAR).
022. GARU
:(MENGGUMAM SENDIRI) Huh! Enak saja dia bilang! Besok aku kembalikan, besok! Sudah sebulan, pura-pura lupa. Pinjamnya gampang, giliran kembalikan, tarsok, tar-sok... Huh! Orang Kristen macam apa begini?!
023. SIMON
:(MASUK DENGAN TAKUT-TAKUT) Oh, pak Garu, apa kabar pak? :Apa kabar... apa kabar... Sudah! Tidak perlu berbasabasi segala! Aku mau tanya, kapan uangku yang sepuluh juta itu mau kau kembalikan, hah?!
024. GARU
025. SIMON 026. GARU
027. SIMON
:Waduh..., pak. Tolong kasih waktu beberapa hari lagi deh. :Tidak bisa! Aku sudah bosan mendengar janji-janjimu! Aku minta sekarang juga kau kembalikan uangku. Kau pikir, itu uang nenek moyangmu apa?! Tinggal pakai, tidak perlu dikembalikan! Enak saja! :Tolonglah, pak. Saya sudah berusaha beberapa kali menemui orang itu, tapi menurut tetangganya, ia
2
sedang keluar kota, dan baru akan kembali minggu depan.... 028. GARU
:Oooh... jadi uang itu kaupinjamkan lagi kepada orang lain?! Jadi rentenir begitu? Katanya mau kaupakai untuk berobat anakmu yang sakit ginjal, ternyata...
029. BU SIMON
:(KEPADA SIMON papa...
030. SIMON
:(KEPADA BU SIMON DENGAN MARAH) Sudah! Ibu tidak perlu ikut campur! (KEPADA PAK GARU) Begini sajalah, Pak, saya...
031. GARU
:Sudah! Aku tidak percaya lagi dengan kata-katamu! Dengar, aku beri kamu waktu tiga hari! Kalau tidak kamu kembalikan juga uangku, aku suruh sita rumahmu sebagai jaminan! Permisi!
DENGAN
KECEWA)
Jadi..
selama
ini,
GARU KELUAR SAMBIL MENENDANG KURSI. VITA, ANAK TUNGGAL KELUARGA SIMON, MASUK. TUBUHNYA LEMAH, WAJAHNYA PUCAT. IA MENDERITA SAKIT GINJAL YANG CUKUP PARAH. 032. VITA
:Ada apa, Ma, kok ribut sekali...
033. BU SIMON
:Nggak... Papamu tuh, jalan nggak hati-hati, kakinya tersandung kursi dan hampir jatuh.
034. VITA
:Tapi, kok papa kelihatan seperti orang yang sedang kesusahan.
035. BU SIMON
:Ya itu, kakinya jadi kesakitan kena sekarang Vita istirahat lagi saja...
036. VITA
:Pa, ma, badan Vita lemas sekali rasanya... Oooh... (TERJATUH DAN PINGSAN).
037. BU SIMON
:Vita... Vita... pingsan...
038. SIMON
:Ayo, kita bawa ke kamar dan segera panggil dokter!
Aduh,
Pa,
bagaimana
kursi.
ini?
Ayo,
Vita
VITA DIBAWA KELUAR OLEH BAPAK DAN IBU SIMON. 039. P. SUARA :MENYANYIKAN LAGU YANG SESUAI DENGAN SUASANA CERITA. PANGGUNG BAWAH KOSONG. MASUK SIMON DENGAN PIKIRAN KALUT. 040. SIMON
:(MENGGUMAM SENDIRI) Habislah sudah aku sekarang. Vita masuk rumah sakit dan butuh biaya. Batas waktu tinggal satu hari dan ternyata orang itu adalah penipu yang sedang dicari-cari polisi. Kalau saja
3
aku tidak serakah...kalau saja... sekarang apa yang harus kulakukan... TERDENGAR KETUKAN DI PINTU. SIMON MEMBUKAKAN. MASUK SEORANG LAKI-LAKI YANG BERPAKAIAN RAPI. 041. KARJO
:Apa kabar Simon?
042. SIMON
:Oh, Pak Karjo. Mari silakan masuk.
043. KARJO
:Begini, Simon. Saya tidak berlama-lama, karena masih banyak tugas kantor yang harus diselesaikan. Saya mampir ke mari, karena mendengar dari Pak Garu, bahwa kau sedang mengalami kesulitan...
044. SIMON 045. KARJO
:Bagaimana bapak bisa kenal dengan Pak Garu? :Itu tidak penting. Yang penting adalah masalah yang sedang kau hadapi itu, harus segera diselesaikan. Kalau tidak, rumahmu ini bisa disita. Kau dan keluargamu mau tinggal di mana nanti?
046. SIMON
:Tapi saya sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa. Semua memang kesalahan saya... :Tidak perlu disesali, apa yang sudah terjadi. Sekarang, yang penting jalan keluarnya. Nah, saya telah berbicara dengan Pak Garu mengenai utangmu itu. Karena sudah kenal baik, pak Garu mau menerima jaminan yang saya berikan, bahwa utangmu itu akan saya bantu penyelesaiannya. Jadi, kamu tidak perlu kuatir lagi, rumahmu akan disita. Lagipula, tadi sambil lewat, saya mampir ke rumahnya dan memberi uang muka sebesar lima juta Rupiah.
047. KARJO
048. SIMON
:Waduh, terima kasih, pak, terima kasih. Saya tidak tahu, bagaimana harus membalas budi baik bapak. Maafkan saya, kalau selama ini saya suka menaruh curiga pada bapak, karena pak Wibowo sering berpesan agar saya bersikap hati-hati terhadap bapak.
049. KARJO
:Ah, tidak apa-apa, tidak apa-apa, itu hal biasa dalam sebuah perusahaan. Oh ya, hampir lupa. (MENGELUARKAN SEBUAH CEK DARI TASNYA DAN MEMBERIKAN SIMON) Ini ada sebuah cek, titipan dari temannya pak Wibowo, katanya tolong disetorkan ke rekening pak Wibowo. Kamu tahu 'kan, rekening pak Wibowo?
050. SIMON 051. KARJO
:Tahu, pak, tahu! :Bagus! Tadinya saya sudah bingung, soalnya pak Wibowo 'kan sedang keluar negeri. Untung saya ingat, kalau kamu sering diminta pak Wibowo untuk menyetorkan uang ke reke-
4
ningnya. Hati-hati ya, jumlahnya besar tuh! 052. SIMON
:Baik, pak.
053. KARJO
:Nah, sekarang saya mau permisi dulu.
054. SIMON
:Terima kasih banyak, pak.
PAK KARJO TERSENYUM PUAS, BERHASIL MENJALANKAN TIPU MUSLIHATNYA. 055. P. SUARA
:MENYANYIKAN LAGU YANG SESUAI SUASANA CERITA.
ADEGAN DI PANGGUNG ATAS. DUA ORANG IMAM KEPALA SEDANG BERSUKA-CITA. 056. I. KEPALA 1 :Akhirnya nasib baik berpihak kepada kita! 057. I. KEPALA 2 :Ya, berbulan-bulan kita memikirkan cara mengenyahkan Dia... 058. I. KEPALA 1 :Sekarang Dia akan segera lenyap untuk selama-lamanya, ha, ha, ha.... 059. I. KEPALA 2 :Dengan kebaikan hati muridNya yang bernama Yudas, kita tidak perlu kuatir lagi akan timbulnya huruhara, jika seandainya Yeus kita tangkap dan kita bunuh di tengah-tengah khalayak ramai. MEREKA TERTAWA-TAWA DENGAN PUAS. MASUK IMAM KEPALA YANG LAIN. 060. I. KEPALA 3 :Hei, kalian nampak gembira sekali, ada apa gerangan? 061. I. KEPALA 1 :Bagaimana tidak gembira? Kau tahu, musuh besar kita, saingan kita yang bernama Yesus akan segera berakhir riwayatnya. 062. I. KEPALA 2 :Kita tidak perlu lagi takut kehilangan pengikut, kita tidak perlu lagi kuatir kedudukan kita goyah... 063. I. KEPALA 3 :Aku tidak mengerti maksud kalian... 064. I. KEPALA 1 :Baru saja seorang muridNya yang bernama Yudas datang ke mari menawarkan jasa baik. Ia bersedia menyerahkan Gurunya itu dengan imbalan tiga puluh keping uang perak. 065. I. KEPALA 3 :Waah, ini baru berita baik namanya. Tidak ada orang yang lebih tepat untuk mengintai Yesus selain muridNya sendiri, bukan? 066. I. KEPALA 2 :Ya, ya, itulah sebabnya kami bergembira. Ayo, kita rayakan keberhasilan ini. MEREKA TERUS TERTAWA-TAWA SAMBIL BERJALAN KELUAR.
5
ADEGAN PANGGUNG BAWAH. SIMON KELIHATAN SEDANG BERSIAP-SIAP HENDAK PERGI. TERDENGAR KETUKAN DI PINTU. SIMON MENGHAMPIRI DAN MEMBUKANYA. 067. SIMON :Oh, Bapak Pendeta. Ayo, silakan masuk. Ada apa rupanya, pagi-pagi sekali Bapak sudah sampai ke sini? 068. PENDETA
:Saya mendengar anakmu sakit, jadi saya mampir ke mari untuk menanyakan keadaannya?
069. SIMON
:Kondisinya cukup memprihatinkan, pak. Ia harus mengalami beberapa kali cuci darah. Kami sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa. Kami sangat mengharapkan kesembuhannya. Ia anak kami satusatunya.
070. PENDETA
:Berdoalah dan Tuhanlah yang anakNya.
071. SIMON
:Ya, Pak. Tapi saya tidak tahu apakah Tuhan masih mau mendengar doa saya...
072. PENDETA
:Lho, mengapa berkata begitu? Tuhan pasti mendengarkan doa setiap anak-anakNya yang didoakan dengan sungguh.
073. SIMON
:Tapi saya, saya...
074. PENDETA
:Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Serahkanlah segala kuatirmu pada Tuhan dan percayalah padaNya.
075. SIMON
:Baik, pak.
076. PENDETA
:Omong-omong, ada satu hal yang ingin saya tanyakan padamu. Mengenai pak Wibowo, anggota majelis gereja kita....
077. SIMON
:Ada apa dengan beliau, pak?
078. PENDETA
:Kamu tidak mendengar terjadi sesuatu dengan beliau? Bukankah kamu satu kantor dengannya?
079. SIMON
:Sudah beberapa hari saya tidak masuk kerja, karena anak saya di rumah sakit. (MULAI GELISAH) Ada apa dengan beliau, pak?
080. PENDETA
:Semalam saya diberitahu oleh salah seorang jemaat yang rumahnya berdekatan dengan pak Wibowo, bahwa beliau ditahan polisi dengan tuduhan menggelapkan cek sebesar seratus juta Rupiah. Kabarnya yang
mintalah pada Tuhan. Sebab tahu, apa yang terbaik bagi
hanya anak-
6
melaporkan beliau bernama Karjo.
adalah
wakilnya
sendiri
yang
081. SIMON
:(TERKEJUT) Oh! Saya tidak tahu, pak. Saya tidak tahu mengenai peristiwa tersebut.
082. PENDETA
:Saya sama sekali tidak percaya kalau Pak Wibowo akan melakukan perbuatan serendah itu. Selama bertahuntahun ia telah menjadi bendahara gereja kita. Belum pernah sesenpun uang yang hilang di tangannya. Saya kira, mungkin beliau kena fitnah orang yang iri pada keberhasilannya. Bagaimana pendapatmu, Simon?
083. SIMON
:Saya tidak tahu, pak. Sungguh, saya tidak tahu...
084. PENDETA
:Kalau begitu, saya mohon diri dulu. Masih mau mengunjungi beberapa jemaat yang sakit. Sebelumnya, mari kita berdoa.
MEREKA TERDIAM SEJENAK DALAM DOA 085. SIMON
:Terima kasih, Pak.
086. PENDETA
:Kembali. Permisi. (KELUAR).
SIMON TERMENUNG SEJENAK, MENARIK NAPAS PANJANG. KELUAR. 087. P. SUARA
:MENYANYIKAN LAGU YANG SESUAI.
PILATUS MUNCUL DI PANGGUNG ATAS. PADUAN SUARA BERPERAN SEBAGAI RAKYAT YANG MENGHADAP PILATUS. 088. PILATUS
:Apakah yang harus aku perbuat atasNya?
089. KHORUS
:Salibkan Dia! Salibkan Dia!
090. PILATUS
:Ambil Dia dan salibkan Dia, sebab aku tidak mendapati kejahatan apapun padaNya!
091. KHORUS
:Dia harus dibunuh bukan karena kejahatanNya, tetapi karena Ia menyebut diriNya Anak Allah. Itu kami anggap suatu hujat terhadap Allah!
092. PILATUS
:Aku tidak campur tangan dalam urusanku dengan soal agama.
093. KHORUS
:Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar.
hal
itu.
Tak
ada
7
094. KHORUS 1
:Kalau tuan tidak sanggup memerintah, kami nanti akan melaporkan kepada Kaisar!
PILATUS MULAI GELISAH. 095. PILATUS
:(HANYA NARASI) Melaporkan ke Kaisar? Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Kaisar Tiberius, seorang yang selalu menaruh syak wasangka. Salah-salah aku dipanggil dan dipecat. Lebih gawat lagi, aku bisa dihukum mati. Tidak! Aku tidak mau mengorbankan pangkat dan kedudukanku untuk orang ini.
Baiklah, kalau begitu! Ambillah Dia dan perbuatlah menurut keinginan kalian! MEMBASUH TANGANNYA DENGAN AIR. Aku tidak bersalah terhadap darah Orang ini, itu urusan kamu sendiri. PILATUS KELUAR. PADUAN SUARA KEMBALI KE POSISI SEMULA. SIMON MASUK DISUSUL OLEH TINI DI PANGGUNG BAWAH. 096. TINI :Bagaimana kau bisa memberikan kesaksian yang memberatkan Pak Wibowo, Simon? Apakah benar Pak Wibowo sendiri yang meminta kau menyetorkan uang itu? 097. SIMON :Tini, Tini... Kalau bukan Pak Wibowo sendiri yang menyuruh, bagaimana mungkin aku bisa menyetorkan uang itu ke rekening beliau? 098. TINI
:Tapi aku tetap tidak percaya, kalau Pak Wibowo yang telah belasan tahun bekerja, serta terkenal jujur dan sederhana selama ini, tiba-tiba saja melakukan manipulasi ratusan juta Rupiah. Tidak masuk di akal... tidak masuk di akal...
099. SIMON
:Manusia 'kan bisa berubah, Tini... bisa berubah...
100. TINI
:Secepat itu? Kau yakin, Simon?
101. SIMON
:Aku tidak tahu... aku tidak tahu...
102. TINI
:Aku curiga, pasti ada yang tidak beres. Apalagi kalau di- ingat-ingat yang melaporkan adalah pak Karjo, orang yang kita kenal selama ini, sangat ambisius. Ia selalu iri dengan keberhasilan pak Wibowo.
103. SIMON
:Jangan menghakimi orang!
8
104. TINI
:Aku tidak menghakimi! Ini kenyataan! Akupun curiga dengan sikapmu itu, sepertinya engkau menyembunyikan sesuatu...
105. SIMON
:Tini! Aku... aku...
106. TINI
:Katakanlah Simon, jika sekiranya engkau mengetahui sesuatu yang dapat menolong pak Wibowo. Kasihan dia.
107. SIMON
:Aku... aku tidak tahu... dengan urusan itu...
108. TINI
:Baiklah, aku tidak ingin mendesakmu. Tapi kalau engkau mengetahui sesuatu yang berguna untuk menolong pak Wibowo, katakanlah. Jangan ragu-ragu. Sekarang, aku permisi dulu. (OUT).
aku
tidak
turut
campur
SIMON MENJADI GELISAH DAN PANIK. 109. SIMON
:(HANYA NARASI) Tidak... aku tidak boleh mengatakannya. Kalau akau mengatakan yang sebenarnya, pak Karjo akan sangat marah. Lalu bagaimana dengan utang-utangku. Ooh... mengapa aku terperangkap begini... ooh...
AKHIRNYA SIMON KELELAHAN DAN TERTIDUR. 110. YESUS
:(HANYA NARASI) Simon... Simon, anakKu... apakah yang telah kauperbuat kepadaKu. Mengapa kau biarkan Yudas yang serakah menguasai hatimu? Mengapa kaubiarkan kedengkian para imam-imam kepala memasuki kehidupanmu? Mengapa kaubiarkan Pilatus yang lemah menenggelamkan nuranimu? Lihatlah, anakKu. Aku telah tersalib untuk menebus dosamu dan telah bangkit memerdekakanmu dari maut. Hendakkah engkau menyalibkan Aku lagi?
SIMON KAGET DAN TERBANGUN. 111. SIMON :Tuhan...! Oh, Tuhan... apakah yang telah aku perbuat ini? Betapa berdosanya aku sekarang... aku telah menjerumuskan orang yang tidak bersalah ke dalam jurang kenistaan... SIMON JATUH BERLUTUT. SEMENTARA DI PANGGUNG ATAS SIMON PETRUS SEDANG BERGUMUL DENGAN BATINNYA. 112. S. PETRUS
:(HANYA NARASI) Aku tidak kenal Dia! Bukan, bukan aku! Aku tidak tahu, apa yang engkau katakan! Allah mengutuki aku, kalau mempunyai hubungan dengan Dia!
SETELAH ITU TERDENGAR KOKOK AYAM. SIMON PETRUS JATUH BERLUTUT.
9
113. P. SUARA
:MENYANYIKAN LAGU YANG SESUAI.
114. SIMON
:Yaaa... Tuhan, dosaku...
ampunilah
aku
akan
segala
dosa-
VITA MASUK DISUSUL BU SIMON. 115. VITA
:Papa...
116. SIMON
:Vita... ooh, anakku... kamu sudah sembuh?
117. VITA 118. BU SIMON
:Seperti yang papa lihat... :Menurut dokter, ginjal Vita sudah sembuh total... Ini sungguh-sungguh mujizat Tuhan, pa... :Yaaa... Tuhan, betapa besar kasih setiaMu kepada hambamu yang penuh dosa ini... Sungguh, aku menyesal Tuhan... aku menyesal telah melakukan perbuatan yang hina ini....
119. SIMON
PAK WIBOWO MUNCUL DI PINTU DAN BERJALAN MASUK. 120. PAK WIBOWO :Tidak perlu disesali, apa yang sudah terjadi, yang penting sekarang semuanya telah berlalu... 121. SIMON 122. PAK WIBOWO
:(TERGAGAP, TIDAK PERCAYA) Pak...Wi..bo..wo, Bapak...ti..dak..di..tahan...? :Semuanya sudah jelas, Simon. Pak Karjo telah mengakui semua perbuatannya di hadapan polisi. Dan kau ternyata hanya salah satu korbannya dalam mencapai ambisinya itu. Bahkan, ternyata Pak Garu yang meminjamkan uang kepadamu itu, hanyalah kaki tangan Pak Karjo.
123. SIMON
:Ampuni saya, Pak. Kebaikan Bapak terhadap saya selama ini, telah saya balas dengan kejahatan.
124. PAK WIBOWO
:Kau tidak bersalah, Simon. Kau hanyalah korban. Yang penting, mulai sekarang berhati-hatilah dalam menjalani kehidupan. Senantiasa bersandarlah pada Tuhan. Sebab segala sesuatunya berasal dari Tuhan dan hanya Tuhanlah yang mampu menolong kita dalam segala perkara. Amin.
125. P. SUARA
:MENYANYIKAN LAGU PENUTUP YANG BERNADA RIANG.
PEMAIN DAN PADUAN SUARA KELUAR. ---------- S E L E S A I ---------Cileduq, 30 Januari 1994 Yung Darius
10