ANALISIS LKS KARANGAN TIM MGMP IPS SMP KABUPATEN BLITAR KOMPETENSI DASAR MENDESKRIPSIKAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Kristina Setianingsih Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected] ABSTRAK: Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai perangkat pembelajaran secara ideal harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu: komponen lengkap, materi sesuai kurikulum, tidak memuat konsep salah, soal sesuai panduan penulisan butir soal, bahasa sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan penyajian sesuai syarat teknis penyusunan LKS. Syarat-syarat tersebut di LKS IPS karangan tim MGMP tidak terpenuhi karena terdapat kesalahan dalam LKS tersebut. Hasil analisis awal menunjukkan bahwa pada LKS tersebut terdapat kesalahan, antara lain definisi konsep kurang lengkap, terdapat kesalahan bahasa (tanda baca, kosakata, kalimat, dan paragraf), dan rumusan kalimat soal serta pilihan jawaban tidak sesuai dengan panduan penulisan butir soal. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui kelengkapan komponen LKS; (2) mengetahui kesesuaian materi dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP); (3) mengetahui kebenaran konsep; (4) mengetahui kesesuaian soal dengan panduan penulisan butir soal; (5) mengetahui kebenaran bahasa LKS; dan (6) mengetahui kesesuaian teknis dengan syarat teknis penyusunan LKS. Penelitian ini dirancang dengan teknik analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS tersebut: (1) 100% komponen LKS terpenuhi; (2) 19% materi sesuai dengan KTSP; (3) 0% konsep benar; (4) 30,3% soal sesuai dengan panduan penulisan butir soal; (5) 77,03% tanda baca, 94,92% kosakata, 71,19% kalimat, dan 0% paragraf benar; dan (6) 57,14% sesuai dengan syarat teknis penyusunan LKS. Kata Kunci: analisis LKS, kesesuaian materi, kebenaran konsep, kesesuaian soal, kebenaran bahasa, kesesuaian teknis
LKS dapat dijadikan sebagai perangkat pembelajaran yang baik apabila memenuhi beberapa persyaratan. Syarat-syarat tersebut, antara lain materi pembelajaran sesuai kurikulum dan tidak memuat konsep salah. LKS dapat dikatakan baik apabila isi materi yang disajikan sesuai dengan kurikulum yang mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sesuai jenjang pendidikan dan mata pelajaran. Menurut Purwanto (2002:102) ”setiap konsep yang salah akan mengganggu pembaca memahami isi teks, menimbulkan kerancuan berpikir, dan menyulitkan memahami atau menyusun sendiri generalisasi”. Penyusunan LKS sebaiknya juga memerhatikan kaidah bahasa. Penggunaan bahasa yang baik dan benar akan mempermudah pemahaman terhadap materi pembelajaran. Oleh karena itu, tanda baca, kosakata, kalimat, dan paragraf harus benar, yakni sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). LKS juga berisi soal-soal sehingga soal-soal yang terdapat dalam LKS harus disusun sesuai dengan panduan penulisan butir soal. Soal-soal pilihan ganda maupun esai harus disusun sesuai dengan panduan tersebut. ”Penulisan soal pilihan ganda harus memerhatikan materi, konstruksi, dan bahasa” (Depdiknas, 2007). Soal-soal esai disusun sebagai alat untuk mengukur kemampuan siswa
1
dalam mengorganisir, menginterpretasi, dan menghubungkan pengertianpengertian yang telah dimiliki (Arikunto, 2009:162). Syarat lain yang perlu diperhatikan, yaitu kelengkapan komponen dan kesesuaian teknis LKS. Komponen-komponen tersebut terdiri atas judul atau identitas, petunjuk belajar, kompetensi dasar dan indikator, materi pembelajaran, langkah pembelajaran, serta penilaian (Direktorat Pembinaan SMA, 2010:36). Komponen LKS yang lengkap mempermudah siswa dalam menggunakan LKS untuk mencapai tujuan belajar. Sedangkan menurut Darmojo dan Kaligis, ”syarat teknis menekankan pada penyajian LKS” (dalam Widjajanti, 2008). Berdasarkan penelitian terdahulu diketahui bahwa syarat penyusunan LKS belum terpenuhi karena terdapat beberapa kesalahan dalam LKS. Hasil penelitian Ilman (2012) mengenai kualitas LKS (disebut Kumpulan Lembar Kerja Peserta Didik/KLKPD) karangan tim MGMP Kabupaten Jombang membuktikan terdapat beberapa kesalahan pada LKS. Hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, kualitas kelengkapan komponen KLKPD Geografi SMA kelas XI IPS materi Biosfer tergolong rendah; kedua, kualitas kebenaran bahasa yang meliputi kebenaran tanda baca tergolong tinggi, kebenaran kosakata tergolong sedang, kebenaran paragraf tergolong sedang; ketiga, kualitas kebenaran kosepnya tergolong rendah; keempat, kualitas kesesuaian soalnya tergolong rendah (Ilman, 2012). Di Kabupaten Blitar terdapat LKS IPS karangan tim MGMP yang digunakan oleh SMPN/MTsN sekabupaten. Pada kompetensi dasar mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan, LKS yang diterbitkan tahun 2010 dan terbitan tahun 2011 memiliki lembar kerja dan tugas yang sama. Lembar kerja yang sama dengan tahun sebelumnya dikhawatirkan menyebabkan terjadinya pengulangan kesalahan apabila pada lembar kerja sebelumnya terdapat kesalahan yang belum direvisi. Kesalahan-kesalahan tersebut dikhawatirkan akan terulang terus sehingga menghambat siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan analisis awal LKS IPS untuk SMP/MTs kelas VIII karangan tim MGMP IPS SMP Kabupaten Blitar pada kompetensi dasar mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan terdapat beberapa kesalahan sebagai berikut. Tabel 1 Analisis Awal Kriteria Konsep
Jenis Definisi atau deskripsi konsep
Kesalahan Ruang yang ditempati makhluk hidup disebut lingkungan hidup. Definisi kurang lengkap.
Seharusnya Berdasarkan UU RI No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, Bab I, Pasal 1, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan 2
Lanjutan Tabel 1
Bahasa
Tanda baca
Sebutkan perilaku yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara ?
Kosakata
Pencemaran, erosi, banjir adalah salah satu contoh dampak dan rusaknya lingkungan. Manusia bersama tumbuhan, hewan dan jasad renik menghuni ruang tertentu. Kalimat tidak efektif, terjadi pemborosan kata. Ide pokok tidak jelas.
Kalimat
Paragraf Soal
Rumusan kalimat
Gas beracun mencemari udara dapat menimbulkan terjadinya hujan asam adalah … a. Oksigen b. Belerang dioksida dan nitrogen dioksida c. Nitrogen d. Karbon dioksida
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (dalam Suratmo, 2004:244). Sebutkan perilaku yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara! Pencemaran, erosi, banjir merupakan beberapa contoh dampak dan rusaknya lingkungan. Manusia, tumbuhan, hewan, dan jasad renik menghuni ruang tertentu.
Memiliki satu ide pokok yang jelas. Gas beracun yang mencemari udara dan menimbulkan terjadinya hujan asam adalah… a. Oksigen b. Belerang dioksida c. Nitrogen d. Karbon dioksida
METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan teknik analisis isi. Bell (dalam Ekomadyo, 2006:52) menyatakan bahwa analisis isi adalah metode mengumpulkan dan menganalisis sebuah teks untuk mengungkap makna yang terkandung dalam sebuah teks serta memperoleh pemahaman terhadap pesan yang direpresentasikan. Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menganalisis isi dari suatu teks dalam LKS IPS untuk SMP/MTs kelas VIII karangan tim MGMP IPS SMP Kabupaten Blitar pada kompetensi dasar mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan (selanjutnya disebut LKS yang diteliti). Isi yang dianalisis berupa kelengkapan komponen, kesesuaian materi dengan KTSP, kebenaran konsep, kesesuaian soal dengan panduan penulisan butir soal, kebenaran bahasa, dan kesesuaian teknis dengan syarat teknis penyusunan LKS. Instrumen penelitian ini berupa tabel dan pedoman (kriteria). Pedoman tersebut terdiri atas pedoman kelengkapan komponen LKS, kesesuaian materi dengan KTSP, kebenaran konsep, kesesuaian soal dengan panduan penulisan butir 3
soal, kebenaran bahasa, dan kesesuaian teknis dengan syarat teknis penyusunan LKS. Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi: kelengkapan komponen LKS, kesesuaian materi dengan KTSP, kebenaran konsep, kesesuaian soal dengan panduan penulisan butir soal, kebenaran bahasa, dan kesesuaian teknis dengan syarat teknis penyusunan LKS. Data tersebut dikumpulkan dengan cara mencocokkan variabel penelitian dengan pedoman (kriteria) yang telah disusun. Data yang terkumpul dikelompokkan, dihitung persentasenya, dan dideskripsikan. Penghitungan persentase menggunakan rumus sebagai berikut. P% =
∑
∑
x 100% (Adaptasi dari Arikunto, 2009:236).
Keterangan: P% = Persentase (kelengkapan komponen, kesesuaian materi dengan KTSP, kebenaran konsep, kesesuaian soal dengan panduan penulisan butir soal, kebenaran bahasa LKS, dan kesesuaian teknis dengan syarat teknis penyusunan LKS). ∑q = Jumlah komponen, pokok-pokok materi, konsep, soal, bahasa (tanda baca, kosakata, kalimat, dan paragraf), dan teknis LKS yang sesuai kriteria. ∑r = Jumlah seluruh komponen, pokok-pokok materi, konsep, soal, bahasa (tanda baca, kosakata, kalimat, dan paragraf), dan syarat teknis LKS. HASIL DAN PEMBAHASAN Komponen LKS Lengkap LKS yang ideal harus memenuhi lima komponen. Komponen tersebut, yaitu judul/identitas, KD/indikator/tujuan pembelajaran, alat/bahan/materi pokok, tugas/permasalahan, dan langkah kerja/rincian kegiatan. Berdasarkan hasil analisis LKS yang diteliti memiliki komponen yang lengkap (lihat Tabel 2). Tabel 2 Kelengkapan Komponen Kriteria Ada Tidak Ada Jumlah
Jumlah 5 0 5
Persentase 100% 0% 100%
Materi LKS Belum Sesuai KTSP Data kesesuaian materi LKS dengan KTSP dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3 Kesesuaian Materi dengan KTSP Kriteria Sesuai Tidak Sesuai Jumlah
Jumlah 4 19 21
Persentase 19% 81% 100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa pada LKS yang diteliti terdapat 81% materi yang tidak sesuai KTSP.
4
Ketidaksesuaian materi disebabkan indikator yang tidak sesuai, materi pembelajaran tidak lengkap, dan tidak runtut. ”Penyajian materi LKS harus sesuai dengan perkembangan anak, disajikan secara sistematis logis, sederhana dan jelas” (Devi, 2009:36). Ketidaksesuaian materi pembelajaran akibat penyajian materi yang tidak runtut terlihat pada kalimat terakhir paragraf pertama (Tim MGMP, 2011:26). Oleh karena itu, semua berkewajiban menjaga kelestarian lingkungan, agar sesuatu yang terdapat di lingkungan tersebut dapat dimanfaatkan dengan sebaik–baiknya untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. Kalimat tersebut mengarah pada penjelasan mengenai tujuan pembangunan berkelanjutan. Sedangkan paragraf kedua kalimat pertama dan kedua, menjelaskan penyebab kerusakan lingkungan. Berdasarkan pokok-pokok materi pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman analisis, materi mengenai permasalahan lingkungan hidup (kerusakan lingkungan) dan penyebabnya disajikan sebelum materi pembangunan berkelanjutan. Selain disebabkan oleh indikator yang tidak sesuai, materi yang tidak lengkap, dan tidak runtut, ketidaksesuaian dengan KTSP tampak pada fakta maupun generalisasi di sekitar satuan pendidikan yang belum dicantumkan dalam LKS. Menurut Mulyasa (2007:20) ”KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat dan peserta didik.” Karena LKS yang diteliti merupakan karangan tim MGMP Kabupaten Blitar dan digunakan disekolah-sekolah sekabupaten, sebaiknya pada LKS tersebut dicantumkan fakta maupun generalisasi mengenai permasalahan lingkungan hidup yang terjadi di Kabupaten Blitar dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan. Apabila contoh dan permasalahan yang dicantumkan dalam LKS berasal dari kondisi, karakteristik, dan sosial budaya masyarakat Kabupaten Blitar, kompetensi yang diperoleh siswa dalam pembelajaran dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Konsep Lingkungan Hidup pada LKS Salah Data kebenaran konsep dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Kebenaran Konsep Benar Salah Jumlah
Kriteria
Jumlah 0 1 1
Persentase 0% 100% 100%
Berdasarkan hasil analisis, dalam LKS yang diteliti terdapat satu konsep terdefinisi. Konsep tersebut ialah lingkungan hidup. Kesalahan konsep terdefinisi pada LKS tersebut disebabkan oleh definisi konsep yang kurang lengkap. Berikut merupakan definisi lingkungan hidup dalam LKS tersebut. Ruang yang ditempati makhluk hidup disebut lingkungan hidup. Seharusnya Berdasarkan UU RI No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bab I, Pasal 1, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup,
5
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (dalam Suratmo, 2004:244). Konsep berperan penting dalam menciptakan pemahaman yang benar terhadap materi pembelajaran. ”Konsep-konsep merupakan dasar bagi prosesproses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan, dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya” (Dahar, 1988:95-96). Oleh karena itu, konsep yang terdapat dalam materi pembelajaran pada kompetensi dasar mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan harus benar dan didefinisikan secara lengkap. Hampir 50% Soal dalam LKS Tidak Sesuai dengan Panduan Penulisan Butir Soal Data kesesuaian soal pada LKS yang diteliti dengan panduan penulisan butir soal dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5 Kesesuaian Soal dengan Panduan Penulisan Butir Soal Kriteria Sesuai Tidak Sesuai Jumlah
Jumlah 17 16 33
Persentase 51,5% 48,5% 100%
Ketidaksesuaian soal dengan panduan penulisan butir soal disebabkan oleh ketidaksesuaian soal dengan indikator, kesalahan bahasa soal, dan pilihan jawaban tidak logis. Soal yang tergolong tidak sesuai dengan indikator, yaitu tugas individu kegiatan satu (Tim MGMP, 2011:27) serta soal uji kompetensi nomor 1, 16, dan 20. Sedangkan ketidaksesuaian soal lainnya, disebabkan oleh kesalahan rumusan soal dan pilihan jawaban. Berikut ini merupakan contoh soal yang tidak sesuai dengan panduan penulisan butir soal. Gas beracun mencemari udara dapat menimbulkan terjadinya hujan asam adalah … a. Oksigen b. Belerang dioksida dan nitrogen dioksida c. Nitrogen d. Karbon dioksida Soal tersebut merupakan soal yang tidak sesuai karena panjang rumusan pilihan jawaban tidak relatif sama. Berdasarkan Panduan Penulisan Soal Pilihan Ganda (Depdiknas, 2007:13−14) ”panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama”. Selain itu, kalimat soal sulit dipahami atau membingungkan pembaca. Oleh karena itu, soal tersebut harus direvisi sebagai berikut. Gas beracun yang mencemari udara dan menimbulkan terjadinya hujan asam adalah… a. Oksigen b. Belerang dioksida c. Nitrogen d. Karbon dioksida
6
Bahasa LKS Belum Sesuai dengan Kaidah Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Data kebenaran bahasa terdiri atas tanda baca, kosakata, kalimat, dan paragraf (lihat Tabel 6 sampai dengan 9). Tabel 6 Kebenaran Tanda Baca Benar Salah Jumlah
Kriteria
Jumlah 171 51 222
Persentase 77,03% 22,97% 100%
Jumlah 766 41 807
Persentase 94,92% 5,08% 100%
Jumlah 42 17 59
Persentase 71,19% 28,81% 100%
Jumlah 0 2 2
Persentase 0% 100% 100%
Tabel 7 Kebenaran Kosakata Benar Salah Jumlah
Kriteria
Tabel 8 Kebenaran Kalimat Benar Salah Jumlah
Kriteria
Tabel 9 Kebenaran Paragraf Benar Salah Jumlah
Kriteria
Kesalahan tanda baca LKS yang diteliti disebabkan oleh kesalahan pemilihan, penulisan, penempatan, dan kurang tanda baca. Berikut ini merupakan contoh kesalahan tanda baca akibat kesalahan pemilihan. Sebutkan perilaku yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara ? Kalimat di atas merupakan kalimat perintah. Berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (2010:47) ”tanda seru dipakai untuk mengakhiri pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat”. Pemilihan tanda tanya (?) pada kalimat tersebut merupakan penggunaan tanda baca yang salah. Karena kalimat-kalimat tersebut merupakan kalimat perintah, tanda baca yang seharusnya digunakan adalah tanda seru (!). Seharusnya Sebutkan perilaku yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara! Kesalahan penulisan tanda baca pada LKS yang diteliti antara lain sebagai berikut. Di kota–kota besar umumnya sungai tercemar sebagai akibat dari beberapa hal berikut , kecuali … Penulisan tanda koma (,) pada contoh tersebut merupakan penulisan tanda baca yang tidak sesuai dengan EYD karena penulisannya terpisah dengan kata sebelumnya. Tanda koma (,) pada contoh tersebut seharusnya ditulis serangkai
7
(tanpa spasi) dengan kata ”berikut”. Kesalahan tanda baca seperti pada contoh tersebut perlu direvisi dan dihindari dalam penyusunan LKS. Cara-cara penulisan tanda baca pada LKS harus disesuaikan dengan EYD agar bahasa LKS (terutama penggunaan tanda baca) baku. Penulisan tanda baca tersebut seharusnya sebagai berikut. Di kota–kota besar umumnya sungai tercemar sebagai akibat dari beberapa hal berikut, kecuali … Berikut ini merupakan contoh kesalahan tanda baca yang disebabkan oleh kesalahan penempatan tanda baca. Kompetensi Dasar 1.3. Mendiskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggunalangannya dalam pembangunan berkelanjutan Penempatan tanda titik (.) pada contoh tersebut merupakan tanda baca yang salah dan seharusnya tanda baca tersebut tidak dicantumkan. Tanda titik (.) di belakang angka tiga pada contoh tersebut harus dihilangkan karena ”tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf” (Pedoman Umum EYD, 2010:36). Seharusnya Kompetensi Dasar 1.3 Mendiskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggunalangannya dalam pembangunan berkelanjutan Kesalahan kosakata dalam LKS yang diteliti, antara lain kesalahan pemilihan kata. Kesalahan pemilihan kata menyebabkan makna kalimat sulit dipahami. Kesalahan pemilihan kata, antara lain terdapat pada kalimat-kalimat berikut. Oleh karena itu, semua berkewajiban menjaga kelestarian lingkungan, agar sesuatu yang terdapat di lingkungan tersebut dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. Pemilihan kata ”semua” dan ”sesuatu” pada kalimat tersebut merupakan bentuk kesalahan kata. Kata-kata tersebut tidak jelas maksudnya dan menyebabkan pembaca bertanya-tanya siapa, apa, dan seperti apa makna kata tersebut. Seharusnya Oleh karena itu, manusia berkewajiban menjaga kelestarian lingkungan agar sumber daya yang terdapat di lingkungan tersebut dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. Selain disebabkan oleh kesalahan pemilihan kata, kesalahan kosakata pada LKS tersebut juga disebabkan oleh kesalahan penulisan kata yang menyebabkan kata tidak baku dan salah makna. Kesalahan tersebut, meliputi kesalahan penggunaan huruf, penulisan kata berkonfiks dan kata depan. Contoh kata-kata tidak baku akibat kesalahan penulisan, antara lain sebagai berikut. Menafsirkan hakekat peembanguna berkelanjutan Yang termasuk jenis fauna yang terancam panah adalah … Penulisan kata ”hakekat” pada kalimat pertama merupakan bentuk penulisan yang tidak baku. Bentuk baku kata ”hakekat” adalah ”hakikat”. 8
Kesalahan pada kata ”peembanguna” disebabkan oleh huruf ”e” berlebih dan kurang huruf ”n” diakhir kata tersebut. Kata yang dimaksud dalam kalimat tersebut adalah kata ”pembangunan”. Kata ”panah” pada kalimat kedua terdapat huruf ”a” yang menyebabkan makna kata tersebut berbeda dan tidak logis. Huruf ”a” setelah ”p” seharusnya ”u” sehingga kata tersebut menjadi ”punah”. ”Salah tulis seperti ini tidak boleh disepelekan karena akan menjadikan salah makna kata. Walaupun hanya berupa kesalahan huruf, kesalahan itu tidak boleh diremehkan, harus dibetulkan.” (Sugihastuti, 2009:37). Kesalahan penulisan kata harus dihindari dalam penyusunan LKS. LKS merupakan salah satu perangkat pembelajaran untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, isi LKS harus menggunakan kata-kata baku agar siswa tidak terhambat dalam memahami isi LKS. Seharusnya Menafsirkan hakikat pembangunan berkelanjutan. Yang termasuk jenis fauna yang terancam punah adalah … Kesalahan kalimat dalam LKS yang diteliti disebabkan oleh pemborosan kata sehingga kalimat menjadi tidak efektif. Kalimat-kalimat yang tidak efektif dapat menghambat pembaca (terutama siswa) untuk memahami maksud kalimat. Bentuk kesalahan kalimat yang berupa kalimat tidak efektif, antara lain sebagai berikut. Manusia bersama tumbuhan, hewan dan jasad renik menghuni ruang tertentu. Kata yang digarisbawahi pada kalimat tersebut menunjukkan pemborosan kata yang menyebabkan kalimat tidak efektif. Makna kalimat tersebut tidak berubah apabila kata yang digarisbawahi dihilangkan. Kalimat tersebut lebih singkat, jelas, dan mudah dipahami apabila kata yang berlebihan tersebut dihilangkan. Kalimat tersebut seharusnya ditulis sebagai berikut. Manusia, tumbuhan, hewan, dan jasad renik menghuni ruang tertentu. Selain disebabkan oleh pemborosan kata, kesalahan kalimat juga disebabkan oleh subjek, objek, keterangan, dan kata ganti yang tidak jelas. Kalimat berikut merupakan contoh kalimat yang tidak jelas subjek dan objeknya. Oleh karena itu, semua berkewajiban menjaga kelestarian lingkungan, agar sesuatu yang terdapat di lingkungan tersebut dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. Pada kalimat tersebut tidak jelas siapa subjek yang dimaksud dengan kata ”semua”. Subjek pada kalimat tersebut perlu diganti dengan kata ”manusia”. Pemilihan kata ”manusia” sebagai subjek kalimat tersebut mengacu pada kalimat pertama paragraf satu dan dua (Tim MGMP, 2011:26). Kata ”sesuatu” pada kalimat tersebut juga tidak jelas apa dan seperti apa maksudnya. Berdasarkan penjelasan tersebut kalimat di atas seharusnya direvisi sebagai berikut. Oleh karena itu, manusia berkewajiban menjaga kelestarian lingkungan agar sumber daya yang terdapat di lingkungan tersebut dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. Kesalahan paragraf dalam LKS yang diteliti disebabkan oleh adanya kalimat yang tidak memiliki kesetalian dan ide pokok yang tidak jelas. Berikut merupakan contoh paragraf yang salah. 9
Kebutuhan manusia yangtidak terbatas, bisanya menimbulkan kerusakan lingkungan. Hal ini terjadi karena exploitasi lingkunganb secara besar – besaran tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan. Pencemaran, erosi, banjir adalah salah satu contoh dampak dan rusaknya lingkungan. Rusaknya lingkungan dapat menimbulkan bencana. Oleh karena itu semuanya harus memiliki kesadaran bahwa lingkungan harus tetap kita jaga dab lestarikan. Manusia akan senantiasa mengekploitasi lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tetapi jangan sampai merusak lingkungan. Kalimat bergaris bawah pada paragraf tersebut tidak berhubungan (tidak memiliki kesetalian) karena bukan kalimat pertentangan sehingga kalimat tersebut harus dihilangkan. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas, biasanya menimbulkan kerusakan lingkungan. Hal ini terjadi karena eksploitasi lingkungan secara besar-besaran tanpa memerhatikan kelestarian lingkungan. Pencemaran, erosi, dan banjir merupakan beberapa contoh dampak dan rusaknya lingkungan. Rusaknya lingkungan dapat menimbulkan bencana. Oleh karena itu, manusia harus memiliki kesadaran untuk melestarikan lingkungan. LKS Belum Sesuai dengan Syarat Teknis Penyusunan LKS Data kesesuaian LKS dengan syarat teknis penyusunan LKS dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Kesesuaian Teknis dengan Syarat Teknis Penyusunan LKS Kriteria Sesuai Tidak sesuai Jumlah
Jumlah 4 3 7
Persentase 57,14% 42,86% 100%
Ketidaksesuaian teknis dengan syarat teknis penyusunan LKS disebabkan oleh penggunaan kata lebih dari sepuluh kata dalam satu baris, gambar tidak dapat menyampaikan pesan, dan kombinasi gambar dan tulisan tidak menarik. Pada materi pokok (Tim MGMP, 2011:26) terdapat penggunaan sebelas kata dalam satu baris. Gambar pada LKS halaman 26 tidak memiliki fungsi terkait materi pembelajaran, baik sebagai ilustrasi, informasi tambahan, maupun pemantapan pemahaman. Gambar tersebut hanya berfungsi sebagai dekorasi (dekoratif). Selain penggunaan gambar dekoratif, sebaiknya pada LKS dicantumkan gambar yang berfungsi sebagai ilustrasi, informasi tambahan, dan pemantapan pemahaman terkait materi pembelajaran. Gambar rumah adat pada sampul depan LKS bisa berfungsi untuk menambah wawasan nusantara bagi siswa, namun gambar pada sampul LKS sebaiknya menunjukkan kondisi, potensi, karakteristik, dan sosial budaya masyarakat Kabupaten Blitar. Hal ini disesuaikan dengan hakikat KTSP yang ”dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat dan peserta didik” (Mulyasa, 2007:20). Selain itu, perpaduan gambar dan tulisan pada sampul tersebut kurang menarik karena terkesan monoton dengan dominasi warna hijau.
10
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang diperoleh dari analisis isi LKS IPS untuk SMP/MTs kelas VIII karangan tim MGMP IPS SMP Kabupaten Blitar pada kompetensi dasar mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan adalah (1) komponen LKS lengkap; (2) materi LKS belum sesuai dengan KTSP; (3) konsep lingkungan hidup salah; (4) hampir 50% soal dalam LKS tidak sesuai dengan panduan penulisan butir soal; (5) bahasa LKS belum sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar; dan (6) LKS belum sesuai dengan syarat teknis penyusunan LKS. Berdasarkan hal tersebut disarankan bagi guru dan calon guru IPS Geografi sebaiknya lebih teliti dalam memilih LKS serta mengembangkan LKS sesuai dengan kriteria LKS yang ideal. Sedangkan bagi peneliti lain, sebaiknya melakukan analisis yang lebih mendalam pada materi pembelajaran IPS Geografi lainnya dan menggunakan acuan yang ideal dalam mengembangkan bahan ajar maupun perangkat pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Dahar, Ratna Wilis. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: P2LPTK. Depdiknas. 2007. Panduan Penulisan Soal Pilihan Ganda. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang. (Online), (http://disnawati.files.wordpress.com/2012/04/panduan_penulisan_2.pdf) , diakses 29 November 2011. Devi, Poppy Kamalia, dkk. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk Guru SMP. Jakarta: PPPPTK IPA. (Online), (http://www.p4tkipa.org/data/pengembanganperangkatsmp.pdf), diakses 24 April 2012. Direktorat Pengembangan SMA. 2010. Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA. Jakarta: Depdiknas. (Online), (http://www.guruindonesia.net/admin/file/f_8899_22.JuknisPengembanganBahanAjar.pdf) , diakses 21 November 2011. Ekomadyo, Agus S. 2006. Prospek Penerapan Metode Analisis Isi (Content Analysis) dalam Penelitian Media Arsitektur. Jurnal Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni, (Online), 10 (2): 51-57, (http://www.ar.itb.ac.id/ekomadyo/media/Analisis_Isi_Jurnal_Itenas_No 2Vol10_Agustus_2006.pdf), diakses 16 Februari 2012. Ilman, Rizqi. 2012. Analisis Kualitas KLKPD (Kumpulan Lembar Kerja Peserta Didik) Geografi SMA Kelas XI IPS Semester I Materi Biosfer Buatan Tim MGMP Geografi SMA Kabupaten Jombang Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. (Online), (http://mulok.library.um.ac.id/home.php?s_data=Skripsi&id=54669&mo d=b&cat=4), diakses 4 Agustus 2012. Mulyasa, Enco. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan & Pedoman Umum Pembentukan Istilah. 2010. Bandung: Yrama Widya.
11
Purwanto, Edy. 2002. Validasi Bahan Ajar Geografi SMU Berdasarkan Kurikulum 1994 di Kota Malang. Jurnal IPS dan Pengajarannya, 36 (1): 92-110. Sugihastuti. 2009. Editor Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suratmo, F. Gunarwan. 2004. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Tim MGMP. 2011. Lembar Kerja Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas VIII. Blitar: MGMP SMP Kabupaten Blitar.
12