Pengembangan daya saing daerah kabupaten/kota di propinsi jawa timur berdasarkan Potensi daerahnya Oleh : Miftakhul Huda 3610100071 Dosen Pembimbing : DR. Ir. Eko Budi Santoso, Lic., Rer., Reg.
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014
Bab I pendahuluan
Latar Belakang
Rumusan Masalah • “Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi berkembangnya daya saing tiap kabupaten/kota di Propinsi Jawa Timur?”
Tujuan • Untuk merumuskan implikasi pengembangan daya saing tiap kabupaten/kota berdasarkan potensi yang memiliki prospek untuk berdaya saing.
Sasaran 1. Mengukur kemampuan daya saing tiap kabupaten/kota di Jawa Timur berdasarkan indikator daya saing daerah. 2. Melakukan pemetaan daya saing daerah secara keseluruhan, berdasarkan indikator input-output. 3. Merumuskan daya saing pengembangan berdasarkan potensi daya saing tiap kabupaten/kota di Propinsi Jawa Timur.
Ruang Lingkup Pembahasan
Manfaat Penelitian • Manfaat Teoritis untuk memperluas pengetahuan tentang bidang ilmu pengembangan wilayah bidang daya saing daerah serta memberikan wacana mengenai pengembangan daya saing daerah di Propinsi Jawa Timur berdasarkan kemampuan daya saing wilayahnya. • Manfaat Praktis sebagai masukan yang dapat menjadi input bagi tiap kabupaten/kota di Propinsi Jawa Timur dalam menetapkan strategi dan implikasi pengembangan wilayah berdasarkan kemampuan daya saing daerahnya.
Bab II tinjauan pustaka
Pengembangan Wilayah • Definisi Pengembangan Wilayah
• Harun (2008) mengungkapkan bahwa pengembangan wilayah merupakan salah satu program pembangunan yang bertujuan untuk mendorong laju pertumbuhan suatu daerah yang dapat berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah. • Pengembangan wilayah dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat harus dilakukan dengan suatu pembangunan yang berkelanjutan. Bruntland (1987) • Tingkat daya saing (competitiveness) merupakan salah satu parameter dalam konsep kota berkelanjutan. Semakin tinggi tingkat daya saing suatu kota, maka tingkat kesejahteraan masyarakatnya pun semakin tinggi. • Konsep pengembangan wilayah harus mengacu potensi wilayah itu sendiri (Alkadri, 1998 dan Boediono, 1985).
Pengembangan Wilayah • Faktor-faktor Penyebab Ketimpangan Wilayah • Beberapa faktor utama penyebab terjadinya ketimpangan ekonomi menurut Sjafrizal (2008) salah satunya adalah Perbedaan Konsentrasi Kegiatan Ekonomi Wilayah.
• Indikator Berkembangnya Wilayah Indikator yang digunakan untuk mengetahui perkembangan suatu wilayah. (Harun, 2000), adalah: • • • • •
Tingkat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Terpenuhinya kebutuhan dasar bagi setiap orang Berkurangnnya kesenjangan antar wilayah maupun sektor Terciptanya lapangan kerja bagi penduduk lokal. Terdapat keterkaitan lokal
Daya Saing Daerah • Daya saing daerah menurut definisi yang dibuat Departemen Perdagangan dan Industri Inggris (UK-DTI) adalah kemampuan suatu daerah dalam menghasilkan pendapatan dan kesempatan kerja yang tinggi dengan tetap terbuka terhadap persaingan domestik maupun internasional. • Menurut Centre for Urban and Regional Studies (CURDS) mendefinisikan daya saing daerah sebagai kemampuan sektor bisnis atau perusahaan pada suatu daerah dalam menghasilkan pendapatan yang tinggi serta tingkat kekayaan yang lebih merata untuk penduduknya.
Indikator Daya Saing Daerah • European Competitiveness Index Tiga Faktor (Three Factor Model), : (1) Input; (2) Output; dan (3) Outcome.
• variabel-variabel yang mewakili indikator-indikator sebagai berikut: (1) Creatifity; (2) Economy Performance; (3) Infrastructure and Accesibility; (4) Knowledge Employment; dan (5) Education.
• Bank Indonesia dan FE Unpad pada tahun 2001 indikator-indikator
utama yang dianggap menentukan daya saing daerah adalah: (1) perekonomian daerah; (2) keterbukaan; (3) sistem keuangan; (4) infrastruktur dan sumber daya alam; (5) ilmu pengetahuan dan teknologi; (6) sumber daya manusia; (7) institusi, tata pemerintahan dan kebijkana pemerintah; dan (8) manajemen dan ekonomi mikro.
Daya Saing Daerah • Konsep Daya Saing Daerah
Daya Saing Daerah • Sintesa Tinjauan Pustaka • Indikator Input : 1. 2. 3. 4. 5.
Perekonomian dan Keuangan Daerah; Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan; Lingkungan Usaha Produktif; Infrastruktur, Sumber Daya Alam dan Lingkungan; dan Perbankan dan Lembaga Keuangan.
• Indikator Output : 1. 2. 3.
Produktivitas tenaga kerja; PDRB per Kapita; dan Tingkat Kesempatan Kerja.
Bab III metodologi penelitian
Pendekatan Penelitian • Pendekatan positivistik pendekatan yang memiliki kebenaran berdasarkan empiri sensual yakni kebenaran yang bersumber dari empiri fakta pada suatu obyek yang spesifik untuk melakukan analisis terhadap obyek yang spesifik pula. • Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif.
Jenis Penelitian • Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, menurut Nazir (1988) penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Populasi dan Sampel Penelitian • Penentuan Responden Metode yang digunakan adalah metode Sampling Purposive. Analisis Stakeholder
Alat ini dapat menyediakan informasi awal dan mendasar tentang (McCracken, 1998): Siapa yang akan terkena dampak dari suatu program (dampak positif maupun negatif); Siapa yang dapat mempengaruhi program tersebut (positif maupun negatif); Individu atau kelompok mana yang perlu dilibatkan dalam program tersebut; Bagaimana caranya, serta kapasitas siapa yang perlu dibangun untuk memberdayakan mereka dalam berpartisipasi.
Metode Analisis No. Sasaran 1. Menganalisis 1. kemampuan daya saing tiap kabupaten/kota di Propinsi Jawa Timur. 2. 2. 2.
Melakukan pemetaan 1. daya saing daerah secara keseluruhan. 2. 3.
3.
Merumuskan implikasi 1. kebijakan yang terkait dengan hasil pemetaan daya saing daerah kabupaten/kota di Propinsi Jawa Timur.
Tahapan Menentukan nilai faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing daerah Menentukan bobot faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing daerah. Menghitung skoring faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing daerah. Pemetaan daya saing daerah berdasarkan indikator input-output. Mengklasifikasifikasikan daerah kabupaten/kota berdasarkan indikator input-output. Membuat neraca daya saing.
Tujuan Analisis Mengetahui nilai dari setiap variabel Mengetahui bobot kepentingan dari tiap faktor. Mengetahui skor daya saing daerah.
Alat Analisis Metode “semistandardized” AHP
Hasil Nilai standard dari setiap variabel Bobot tiap faktor daya saing daerah.
Analisis daya saing Skor daya saing tiap kabupaten/kota.
Mengetahui posisi daya saing Analisis deskriptif Peringkat daya saing tiap kabupaten/kota daerah. Mengelompokkan Analisis statistik Kuadran kelompok kabupaten/kota berdasarkan sederhana kabupaten/kota berdasarkan skor daya saingnya. skor daya saing. Mengetahui faktor-faktor daya Pengukuran gejala Gambran faktor-faktor ysng saing yang bersifat penyebaran menjadi keunggulan dan “mendukung” dan “kurang keterbatasan daya saing mendukung”. untuk tiap kabupaten/kota. Melakukan analisis faktor-faktor Menganalisis faktor-faktor apa Analisis deskriptif Implikasi kebijakan yang yang mempengaruhi daya saing saja yang bisa dijadikan terkait hasil analisis faktor daerah kabupaten/kota di Propinsi keunggulan dan faktor apa saja dan hasil pemetaan daya Jawa Timur. yang bisa jadi penghambat daya saing daerah saing di tiap kabupaten/kota kabupaten/kota.
Bab Iv hasil & pembahasan
Gambaran Umum • Berdasarkan data dari Kompas tertanggal 26 Juni 2012, daya saing Propinsi Jawa Timur menempati peringakat kedua dibawah Propinsi DKI Jakarta dengan skor 0,9111. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat pada Tabel 4.1. dibawah ini. Tabel 4.1. Ranking daya saing nasional (5 besar)
Peringkat
Propinsi (Skor) 2012
1 DKI Jakarta (3,2084) 2 Jawa Timur (0,9111) 3 Jawa Barat (0,9083) 4 Kalimantan Timur (0,6212) 5 Kepulauan Riau (0,3875) *Standarisasi skor : 0 (nol) = sama dengan rata-rata nasional. Semakin jauh dari nol, semakin jauh dari rata-rata
Indikator Input Daya Saing • Indikator input adalah indikator dalam piramida daya saing daerah yang bersifat endowment yang diakibatkan oleh adanya interaksi aktivitas kegiatan masyarakatnya seperti adanya perbedaan dalam lingkungan usaha produktif, struktur dan kondisi perekonomian daerah, perbedaan dalam kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di masing-masing daerah, infrastruktur, sumber daya alam dan lingkungan, serta kondisi lembaga keuangan dan perbankan yang ada. (PPSK BI-LP3E FE-UNPAD) • Dalam indikator input, terdapat lima masukan yang terdiri dari berbagai variabel yang ada. Adapun lima indikator dari indikator input antara lain: Perekonomian&Keuangan Daerah, Sumber Daya Manusia (SDM)&Ketenagakerjaan, Lingkungan Usaha Produktif, Infrastruktur, Sumber Daya Alam (SDA)&Lingkungan, serta Perbankan&Lembaga Keuangan.
A. Nilai Indikator Perekonomian dan Keuangan Daerah • Sub Indikator Produktivitas Sektoral Produktivitas Sektor Primer Produktivitas Sektor Sekunder Produktivitas Sektor Tersier
• Sub Indikator Keuangan Daerah Kapasitas Fiskal Daerah Goverment Size Belanja Pelayanan Publik Daerah
Gambaran Umum Kondisi Produktivitas Primer 11946.07
8242.22
7729.92
7349.95 6791.26 6717.85 6539.95 5815.91 5463.97 5279.93 4480.96 3295.50
6163.61 5351.08
4121.61 3886.09 3416.36
5046.14 4432.48 3372.97
2855.03 2767.17 2565.22 2307.78
4641.74
4323.51 3729.51 3481.69 3389.49
1022.68
1678.87 1201.49 423.51 526.96 139.73 803.72 576.05 196.60
Gambaran Umum Kondisi Produktivitas Sekunder 179454.76
64560.21 43458.94
27614.99 23540.25 788.40 1729.41 1152.27 2883.11 2729.75 2850.06 2157.70 3371.80 1566.11 2511.51 1413.79 2373.38 5447.16 11281.50 2099.26 1541.39 945.80 565.90 4908.79 841.25 3057.83 318.41 2729.14 638.68 815.24 4451.74 3649.60 8580.49 2896.59 6227.59 4406.63 3875.84 2946.75
Gambaran Umum Kondisi Produktivitas Tersier 150346.51
75227.2075947.43
41839.80 37012.6538399.81 28557.79 27616.45 26324.26 22889.92 19800.45 19023.27 15489.017093.93 07257.42 9519.42 6678.38 9564.73 3995.29 7455.55 8258.82 8017.89 10540.86 7012.14 10478.83 7839.63 12143.83 2505.44 3013.57 6744.01 5824.10 6425.75 3383.10 9021.46 4036.06 5193.41 7795.68 11505.44
Gambaran Umum Kondisi Kapasitas Fiskal Daerah
2036.56 1783.90
1229.03 1146.65
1136.86 1015.01
658.59 517.83 528.94 481.12 448.97 442.52 424.86 412.18 410.27 406.39 413.06 399.99 391.86 391.23 388.58 384.33 370.94 365.23 360.18 352.29 352.25 340.97 292.60 312.71 310.13 299.38 293.85 289.52 278.73
869.39 772.07 746.41
Gambaran Umum Kondisi Government Size 0.448 0.429
0.279
0.272 0.238
0.222 0.198
0.184 0.155 0.108
0.116
0.162 0.145 0.140 0.130 0.116 0.059
0.231 0.196
0.149 0.080 0.070 0.066
0.253
0.250
0.235
0.151
0.182
0.1991 0.192 0.187
0.140 0.123 0.052
0.056
0.025
0.040
0.019