ANALISIS PRODUKTIVITAS BAGIAN PENGOLAHAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (STUDI KASUS DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII NGRANGKAH PAWON KABUPATEN KEDIRI) PRODUCTIVITY ANALYSIS OF PROCESSING DIVISION BY USING OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (A CASE STUDY OF PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII NGRANGKAH PAWON KEDIRI REGENCY ) Nur Aditya Saddad1, Panji Deoranto2 dan Ika Atsari Dewi2 1Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fak. Teknologi Pertanian Univ. Brawijaya 2Dosen Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fak. Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Email korespondensi:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengukur dan menganalisis tingkat produktivitas (2009–2011) untuk mengetahui komponen-komponen penyebab terjadinya perubahan produktivitas pada Bagian Pengolahan PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) Ngrangkah Pawon dan memberikan usulan perbaikan produktivitas pada perusahaan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni–Juli 2012. Adapun pengukuran produktivitas yang digunakan adalah model Objective Matrix (OMAX). Usulan perbaikan peningkatan produktivitas di PTPN XII Ngrangkah Pawon adalah untuk menghasilkan produk sebesar 18.586,6 Kg diperlukan 75.310,37 Kg bahan baku (kopi glondong) dengan usaha peningkatan kualitas bahan baku; 495 Orang Hari Kerja (OHK) tenaga kerja dengan mengusahakan penetapan jumlah tenaga kerja secara optimal; 500,92 mStp bahan bakar kayu dengan mengusahakan kelancaran proses pengeringan; 92,12 jam kerja mesin genset dengan mengusahakan ketepatan penggunaan dan kelancaran pengolahan; serta energi listrik sebanyak 1.489,19 KWH dengan mengusahakan pemakaian energi listrik secara hemat. Sebelum penelitian dilakukan untuk menghasilkan output sebesar 18.586,6 Kg digunakan 81.233 Kg bahan baku, 538 OHK tenaga kerja, 935 mStp bahan bakar kayu, 141 jam kerja mesin genset, dan 1.983 KWH energi listrik. Kata Kunci: Performance, Indeks Produktivitas, Diagram Fishbone, Kopi, Bahan Baku ABSTRACT The purpose of this study was to measure and analyze the level of productivity (2009–2011) as well as to find out which components caused the changes in productivity occurred in the Processing Division of PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) Ngrangkah Pawon. Thus, the proposal of improvement productivity could be offered. This research was conducted in June–July 2012. Objective Matrix (OMAX) was used as measurement tool. The improvement proposal for the increase of productivity in PTPN XII Ngrangkah Pawon suggested that in order to produce 18,586.6 kg product of coffee, 75,310.37 kg of raw material (kopi glondong) by attempting quality improvement; 495 OHK (Orang Harian Kerja) labors, by attempting the determination of the amount of the workforce optimally, 500,92 m Stp wood fuel, by attempting the smoothness of drying process, 92,12 the working hours of diesel engine, by attempting the usage accuracy as well as the processing fluency, and 1,849.19 KWH electrical energy were needed, by attempting the electric energy consumption efficiently. Meanwhile, before this research was executed to produce 18,586.6 kilograms output, 81,233 kilograms of raw material, 538 OHK of labors, 935 mStp of wood fuel, 141 hours working of diesel engine, and 1,983 KWH electrical energy were utilized. Keywords :Performance, Productivity Index, Fishbone Diagram, Raw Material, Coffee
1
I. PENDAHULUAN
daya sehingga dapat meningkatkan produktivitas melalui efisiensi peningkatan sumber daya tersebut.
1.1. Latar Belakang Kemampuan bersaing suatu industri tidak hanya diukur dari keunggulan produk di pasaran secara sesaat, tetapi juga kinerja sistem industri secara keseluruhan dalam jangka panjang. Suatu perusahaan dituntut untuk mempertahankan dan selalu meningkatkan kemampuan daya saing. Untuk memenangkan persaingan tidak ada jalan lain selain produktivitas perusahaan yang tinggi dengan upaya meningkatkan produktivitas pada seluruh tingkat dalam perusahaan. PT Perkebunan Nusantara XII Ngrangkah Pawon sebagai bagian dari PTPN XII yang menjadi salah satu produsen kopi, dituntut untuk selalu memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan perekonomian nasional. Produktivitas diartikan sebagai perbandingan antara nilai yang dihasilkan suatu kegiatan terhadap nilai semua masukan yang digunakan dalam melakukan kegiatan tersebut. Pada tingkat perusahaan, produktivitas digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisis dan mendorong efisiensi produksi serta mengetahui seberapa optimal perusahaan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki (input) dalam menghasilkan output yang ditargetkan (Sinungan, 2005). Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengukuran produktivitas adalah Objective Matrix (OMAX). OMAX adalah suatu sistem pengukuran produktivitas parsial yang dikembangkan untuk memantau produktivitas dari tiap bagian perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut (Irsyadi, 2005).
II. METODE PENELITIAN 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT Perkebunan Nusantara XII Ngrangkah Pawon Kabupaten Kediri pada bulan Juni 2012 sampai Juli 2012. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. 2.2. Batasan Masalah Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Pengukuran produktivitas hanya dilakukan pada musim pengolahan yaitu kisaran bulan April-September tahun 2009, 2010, dan 2011 dengan periode bulanan. 2. Pengukuran produktivitas hanya dilakukan pada bagian pengolahan saja. 3. Kriteria pengukuran produktivitas yang digunakan adalah pemakaian bahan baku, pemakaian tenaga kerja, pemakaian bahan bakar kayu, jam kerja mesin genset dan pemakaian energi listrik. Hal ini sesuai dengan kondisi perusahaan. 2.3. Prosedur Penelitian 2.3.1. Survei Pendahuluan Survei pendahuluan dilakukan dengan pengenalan perusahaan, mengamati aktivitasaktivitas yang ada pada perusahaan terutama yang berhubungan dengan proses produksi serta melakukan diskusi dan bertukar pikiran dengan tenaga ahli pada bagian pengolahan untuk menggali permasalahan dan menentukan obyek penelitian yang nantinya akan diteliti.
1.2. Rumusan Masalah Bagaimanakah tingkat produktivitas pada Bagian pengolahan PT Perkebunan Nusantara XII Ngrangkah Pawon. Langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk memperbaiki komponen yang kurang memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas Bagian Pengolahan.
2.3.2. Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian Melakukan perumusan masalah bagaimana tingkat produktivitas dan komponen apa saja yang menyebabkan terjadinya perubahan produktivitas pada perusahaan serta memberikan usulan perbaikan yang dapat dilakukan. Tujuan penelitian mengacu pada latar belakang dan berorientasi pada kepentingan perusahaan. Tujuan yang didefinisikan nantinya dihubungkan dengan permasalahan yang ada agar dapat memberikan solusi terhadap masalah tersebut.
1.3. Tujuan Penelitian Mengukur dan menganalisis tingkat produktivitas untuk mengetahui komponenkomponen penyebab terjadinya perubahan produktivitas pada Bagian Pengolahan PT Perkebunan Nusantara XII Ngrangkah Pawon. Memberikan usulan perbaikan produktivitas kepada Bagian Pengolahan PT Perkebunan Nusantara XII Ngrangkah Pawon.
2.3.3. Peninjauan Lapang dan Studi Pustaka Peninjauan lapang dilakukan untuk mengenal kondisi perusahaan dan menemukan permasalahan yang berkaitan dengan produktivitas. Studi pustaka akan membahas mengenai konsep produktivitas, pengukuran produktivitas dengan menggunakan
1.4. Manfaat Penelitian Sebagai pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil kebijakan penggunaan sumber daya yang ada. Perusahaan dapat menilai efisiensi sumber 2
metode Objective Matrix (OMAX), serta Analytical Hierarchy Process (AHP).
konsep
1.
2.3.4. Pemilihan Kriteria Produktivitas Kriteria produktivitas dipilih sebagai acuan dalam melakukan perhitungan produktivitas dimana kriteria produktivitas ini akan diukur levelnya untuk menentukan tingkat produktivitas perusahaan. Kriteria produktivitas yang akan diukur adalah: 1. Kriteria I adalah Produktivitas Pemakaian Bahan Baku 2. Kriteria II adalah Produktivitas Pemakaian Tenaga Kerja 3. Kriteria III adalah Produktivitas Pemakaian Bahan Bakar Kayu 4. Kriteria IV adalah Produktivitas Jam Kerja Mesin Genset 5. Kriteria V adalah Produktivitas Pemakaian Energi Listrik 2.3.5. Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah: 2.3.7. Perhitungan Consistency Rasio (CR) Hasil dari kuesioner akan dianalisis menggunakan AHP untuk mendapatkan nilai Consitency Ratio (CR) dengan ketentuan CR < 0,1, apabila telah terpenuhi maka dapat dilanjutkan ke tahapan berikutnya, namun apabila belum terpenuhi maka dilakukan penyebaran kuesioner
2.
3.
Wawancara, yaitu pengambilan data dengan cara diskusi dan wawancara dengan semua pihak yang berkaitan dengan permasalahan yang ada. Kuesioner, yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada pihak yang memahami permasalahan yang dibahas. Dokumentasi, yaitu mempelajari atau mengadakan catatan-catatan yang ada dalam perusahaan.
2.3.6.
Pembuatan Kuesioner Penentuan Weight (Pembobotan) Pembuatan kuesioner penentuan weight (pembobotan) dilakukan berdasarkan berdasarkan kriteria produktivitas yang telah ditentukan sebelumnya. Kuesioner penentuan weight (pembobotan) bertujuan untuk menetapkan bobot dalam perhitungan produkivitas.
ulang dengan tujuan mendapatkan jawaban kuesioner dari responden yang lebih konsisten. 2.3.8.
Analisis Data Menggunakan Metode OMAX Data yang diperoleh dari pengumpulan data akan dianalisis dengan dengan metode Objective Matrix (OMAX). Tahapan analisis data menggunakan OMAX tersaji pada Gambar 1.
Pembuatan Matrix OMAX
Penentuan Performance Tiap Kriteria
Penentuan Nilai Rata-rata yang dicapai Selama Ini (Level 3)
Penentuan Sasaran Produktivitas (Level 10)
Penentuan Skor Terendah (Level 0)
Pengisian Level yang Tersisa dari Matriks (Level 1-2 dan 4-9)
Penentuan Score, Weight dan Value
Penentuan Performance Indicator
Gambar 1. Diagram Alir OMAX
3
2.3.9. Evaluasi Tingkat Produktivitas Melakukan analisis dan evaluasi terhadap tingkat produktivitas yang diperoleh, sehingga dapat diketahui kondisi produktivitas perusahaan pada saat diukur. Evaluasi ini dilakukan pada setiap kriteria produktivitas dan pada pengukuran produktivitas totalnya.
Perkebunan Nusantara XII Ngrangkah Pawon berdasarkan Akte Notaris Harum Kamil No. 45 Tahun 1996 tanggal 11 Maret 1996. Salah satu komoditi yang terdapat pada PT Perkebunan Nusantara XII Ngrangkah Pawon adalah komoditi kopi. Komoditi kopi menjadi salah satu produk unggulan dari perusahaan. Proses pengolahan kopi memiliki kapasitas mencapai 150 ton. Proses pengolahan pada PT Perkebunan Nusantara XII Kebun Ngrangkah Pawon terdiri dari pengolahan basah untuk jenis kopi superior dan pengolahan kering untuk kopi inferior. Tenaga kerja yang dimiliki PT Perkebunan Nusantara XII Ngrangkah Pawon terdiri dari tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap. Tenaga kerja tetap merupakan tenaga yang mutlak diperlukan menjalankan aktivitas perusahaan yang terdiri dari tenaga staf dan tenaga nonstaf serta karyawan skill. Tenaga kerja tidak tetap adalah tenaga kerja yang sifatnya sementara (musiman), atau biasa Lepas (KHL). Jumlah tenaga kerja dari PT Perkebunan Nusantara XII Kebun Ngrangkah Pawon adalah sebanyak 2103 orang.
2.3.10. Usulan Perbaikan Produktivitas Dalam rencana perbaikan ini dicari kriteria yang paling dominan yaitu kriteria yang terjadi penurunan yang paling banyak, sehingga diketahui mana kriteria yang harus dipertahankan atau ditingkatkan. Usulan perbaikan didasarkan pada diagram fishbone yang telah dibuat. Pengisian diagram fishbone didasarkan pada hasil pengamatan kondisi bagian pengolahan pada perusahaan, wawancara dengan tenaga ahli pada bagian pengolahan dan literature. 2.3.11. Kesimpulan dan Saran Tahapan terakhir yang akan dilakukan adalah penarikan kesimpulan dan saran. Berdasarkan hasil analisis produktivitas yang dilakukan maka diperoleh suatu kesimpulan dan saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh pihak perusahaan dalam usaha peningkatan produktivitas oleh perusahaan.
3.2. Hasil Pengumpulan Data Data diperoleh dari bagian pengolahan. Proses pengolahan di PT Perkebunan Nusantara XII Ngrangkah Pawon hanya sekitar 4-5 bulan dalam 1 tahun. Hal ini disebabkan ketersediaan bahan baku rata-rata hanya 4-5 bulan, yaitu sekitar bulan April – September. Periode pengukuran produktivitas dilakukan pada 3 kali musim pengolahan, yaitu JuniSeptember 2009, Juni-September 2010 dan AprilAgustus 2011. Data Pengolahan PT Perkebunan Nusantara XII ditunjukkan pada Tabel 1.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Gambaran Umum Perusahaan Kebun Ngrangkah Pawon pertama kali didirikan tahun 1889 oleh perusahaan milik Belanda. Pada tahun 1957 perusahaan milik Belanda ini diambil alih oleh Pemerintah Indonesia. Pada tahun 1996 kebun Ngrangkah Pawon secara resmi berubah menjadi PT
Tabel 1. Data Input dan Bahan Baku Periode Jun-09 Jul-09 Agu-09 Sep-09 Jun-10 Jul-10 Agu-10 Sep-10 Apr-11 Mei-11 Jun-11 Jul-11 Agu-11 Jumlah
OutPut (Kg) 42.091,4 178.483,8 154.357,3 18.403,6 10.738,0 64.800,3 112.472,0 46.013,7 9.753,5 51.909,9 113.345,1 102.848,0 18.586,6 923.803
Kopi Glondong (Kg)
Tenaga Kerja (OHK)
176.132 768.456 665.120 76.725 47.487 281.849 488.725 201.954 42.495 234.697 514.036 466.771 81.233 4.045.680
1.224 5.188 4.487 535 349 2.072 3.593 1.485 281 1.554 3.403 3.090 538 27.799
Sumber: PT Perkebunan Nusantara XII Ngrangkah Pawon (2012)
4
Bahan Bakar Kayu (mStp) 1.863 4.662 4.680 955 635 2.017 4.332 1.617 423 2.390 5.097 5.401 935 35.007
Jam Kerja Mesin Genset (jam)
Energi Listrik (Kwh)
364 736 705 363 148 429 620 379 146 422 553 552 141 5.558
3.893 14.146 13.675 1.715 1.073 6.141 11.543 4.563 818 5.841 11.416 11.275 1.983 88.082
3.3. Analisis Produktivitas 3.3.1. Performance tiap Kriteria Performance tersebut diperoleh dengan menghitung rasio output (Jumlah produk yang dihasilkan) dengan sumber daya atau kriteria produktivitas yang telah ditentukan (pemakaian bahan baku, tenaga kerja, bahan bakar kayu, jam mesin genset, dan energi listrik) yang digunakan. Nilai performance tiap kriteria dapat dilihat pada Tabel 2.
disebabkan karena kurang ahlinya tenaga kerja dan skill yang dimiliki oleh tenaga kerja dalam menjalankan proses pengolahan dan pengoperasian mesin. Secara umum kriteria ini memerlukan perbaikan karena masih ada periode yang mempunyai nilai performance rendah. 3.
Kriteria Pemakaian Bahan Bakar Kayu Berdasarkan pengukuran produktivitas skor yang dicapai oleh perusahaan untuk kriteria pemakaian bahan bakar kayu dalam pengeringan mengalami fluktuasi. Pencapaian tertinggi terjadi pada periode pengukuran bulan Juli 2009 dengan nilai performance 38,285 dan nilai skor berada pada level 10, sementara pencapaian terendah perusahaan terjadi pada periode pengukuran bulan Juni 2010 dengan nilai performance 16,910 dan nilai skor berada pada level 1. Pencapaian skor yang tidak konsisten tersebut menunjukkan perusahaan belum mampu menggunakan bahan bakar kayu secara optimal. Hal tersebut bisa disebabkan karena beberapa faktor yaitu kondisi bahan baku, waktu yang digunakan serta jenis kayu yang digunakan untuk pengeringan. Semakin bagus jenis kayu yang digunakan akan semakin optimal panas yang dihasilkan dan bagus dalam pengeringan.
4.
Kriteria Jam Kerja Mesin Genset Berdasarkan pengukuran produktivitas skor yang dicapai oleh perusahaan untuk kriteria pemakaian jam kerja mesin genset mengalami fluktuasi. Performance tertinggi terdapat pada bulan Juli 2009 dengan nilai 242,505 dan skor pada level 10, tidak hanya bulan itu saja namun pada bulan Agustus 2009 dan Juni 2011 juga berada pada level tertinggi yaitu level 10. Akan tetapi perusahaan belum mampu konsistensi dalam mempertahankan pencapaian tersebut, hal itu dapat dilihat dengan masih adanya periode yang memiliki skor pada level 0 yaitu pada bulan September 2009, Juni 2009 dan April 2011. Dari 13 periode pengukuran yang dilakukan 6 diantarnya berada di atas rata-rata pengukuran produktivitas.
3.3.2. Evaluasi Tingkat Produktivitas Masing-masing kriteria mempunyai pengaruh yang berbeda-beda dalam mencapai produktivitas. Evaluasi hasil yang didapatkan dari pengukuran tiap kriteria adalah untuk mengetahui perubahan tiap kriteria dalam mempengaruhi pencapaian produktivitas perusahaan. Evaluasi didasarkan pada pengukuran yang telah dilakukan yang disajikan pada Tabel 3. 1.
2.
Kriteria Pemakaian Bahan Baku (Kopi glondong) Berdasarkan pengukuran skor yang dicapai oleh perusahaan pada kriteria ini berfluktuasi dengan nilai produktivitas tertinggi terdapat pada bulan September 2009 dengan nilai performance 0,240 dan nilai skor 7. Nilai terburuk terjadi pada bulan Juli 2011 dengan nilai performance 0,220 dan nilai skor 1. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan balum mampu memanfaatkan pemakaian bahan baku yang dimilikinya secara optimal karena bahan baku belum menunjukkan pencapaian skor 10. Belum optimalnya produktivitas pemakaian bahan baku tersebut bisa disebabkan atas kondisi bahan baku yang kurang bagus dari segi kwalitas, dan proses pengolahan yang tidak lancar. Dari 13 periode yang diukur, 6 diantaranya terdapat dibawah rata-rata pencapaian produktivitas selama ini (skor 3). Kriteria Pemakaian Tenaga Kerja Berdasarkan pengukuran produktivitas skor yang dicapai oleh perusahaan pada kriteria ini berfluktuasi dengan nilai produktivitas tertinggi terdapat pada bulan April 2011 dengan nilai performance 34,666 dan nilai skor 5 sedangkan untuk nilai produktivitas terendah terdapat pada bulan Juni 2010 dengan nilai performance 30,762 dan nilai skor 1. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu mengggunakan sumber tenaga kerja secara optimal hal tersebut dikarenakan belum tercapainya level tertinggi sasaran perusahaan yaitu level 10. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu mempertahankan konsistensinya dengan baik karena terlihat naik turun. Ketidak mampuan perusahaan dalam mengoptimalkan produktivitas perusahaan bisa
Ketidakkonsitensian tersebut bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor yaitu adanya perbaikan mesin pengolahan, adanya keterlambatan pasokan bahan baku,adanya pemberhentian mesin. Secara umum kriteria ini memerlukan perbaikan karena masih ada periode yang mempunyai nilai performance rendah.
5
Tabel 2. Nilai Performance Performance Periode
Kopi Glondong (Kriteria I)
Tenaga Kerja (Kriteria II)
Bahan Bakar Kayu (Kriteria III)
Jam Kerja Mesin Genset (Kriteria IV)
Energi Listrik (Kriteria V)
Jun-09
0,239
34,388
22,593
115,636
10,812
Jul-09
0,232
34,403
38,285
242,505
12,617
Aug-09
0,232
34,401
32,982
218,946
11,288
Sep-09
0,240
34,399
19,271
50,698
10,731
Jun-10
0,226
30,762
16,910
72,554
10,007
Jul-10
0,230
31,277
32,127
151,050
10,552
Aug-10
0,230
31,307
25,963
181,406
9,744
Sep-10
0,228
30,995
28,456
121,408
10,084
Apr-11
0,230
34,666
23,058
66,805
11,924
May-11
0,221
33,406
21,720
123,009
8,887
Jun-11
0,221
33,303
22,238
204,964
9,929
Jul-11
0,220
33,279
19,042
186,319
9,122
Aug-11
0,229
34,558
19,879
131,820
9,373
0,229
33,165
24,810
143,625
10,390
Rata-rata
Sumber: Hasil Analisis Data Sekunder (2012)
Kriteria I 0,229 0,247 0,244 0,242 0,239 0,237 0,234 0,232 0,229 0,223 0,217 0,211 2 0,408 0,815
Tabel 3. Tabel Objective Matrix Tabel OMAX Periode Agustus 2011 Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria II III IV V 34,558 19,879 131,820 9,373 37,557 37,105 201,767 12,481 36,929 35,349 193,461 12,182 36,302 33,592 185,155 11,883 35,675 31,836 176,849 11,585 35,047 30,079 168,543 11,286 34,420 28,323 160,237 10,987 33,792 26,566 151,931 10,689 33,165 24,810 143,625 10,390 31,701 20,711 124,244 9,693 30,237 16,613 104,863 8,996 28,773 12,514 85,482 8,299 5 1 2 1 0,230 0,169 0,115 0,078 1,149 0,169 0,230 0,078
Current 2,442
Performance Indicator Previous 2,266 6
Index 7,77%
Productivity Criteria Performance 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Score Weight Value
yang dicapai 0, hal ini menunjukkan kriteria ini memerlukan perhatian dan perbaikan lagi agar produktivitas yang dicapai dapat lebih baik lagi. Grafik nilai level pemakaian energi listrik dapat dilihat pada Lampiran 1.
5.
Kriteria Pemakaian Energi Listrik Berdasarkan pengukuran produktivitas skor yang dicapai oleh perusahaan untuk kriteria pemakaian energi listrik mengalami fluktuasi. Perusahaan pernah mencapai performance tertinggi yaitu 12,617 dengan skor level 10 pada bulan Juli 2009 tetapi perusahaan tidak mampu mempertahankan konsistensinya dalam pemakaian energi listrik. Dari 13 periode pengukuran hanya 4 diantaranya yang berada diatas rata-rata skor pengukuran produktivitas. Pada bulan Mei 2011 skor
Produktivitas Total
7 6,175 6 5,355 5 4 4,650 4,255 3,216 3 2 1 1,371 0
3.3.3. Evaluasi Tingkat Produktivitas Total Nilai-nilai yang telah dicapai setiap kriteria pada masing-masing periode pengukuran tersebut dijumlahkan untuk mengetahui produktivitas totalnya. Nilai produktivitas total dapat dilihat pada Gambar 2.
2,923
3,337
2,162
2,744
1,780
2,442 2,266
Gambar 2. Nilai Produktivitas Total 3.4.
Usulan Perbaikan Produktivitas Perbaikan produktivitas diusulkan setelah mengetahui produktivitas yang dicapai oleh perusahaan. Perbaikan dilakukan berdasarkan pada pencapaian produktivitas periode terakhir, yaitu bulan Agustus 2011 karena usulan perbaikan
No 1 2 3 4 5 6
diajukan untuk memperbaiki produktivitas pada periode pengolahan berikutnya. Data yang didapatkan pada bulan Agustus 2011 dan usulan perbaikan yang diberikan dpat dilihat pada Tabel 4.
Table 4. Nilai Usulan Perbaikan Kriteria Jumlah Usulan Perbaikan Output 18.586,6 Kg 18.586,6 Kg Pemakaian bahan 81.233 Kg 75.310,37 Kg baku Pemakaian tenaga 538 OHK 495 OHK kerja Pemakaian bahan 935 mStp 500,92 mStp bakar kayu Jam kerja mesin 141 jam 92,12 jam genset Pemakaian energi 1.983 Kwh 1.489,19 Kwh listrik
Pencapaian produktivitas yang optimal dipengaruhi oleh kriteria produktivitas yang ada. Hal tersebut dapat dicapai dengan cara mengurangi penyebab yang mengakibatkan pemakaian bahan baku yang tidak efisien, yaitu kualitas bahan baku harus sesuai dengan kriteria perusahaan dan kualitas haruslah baik. Seperti yang dijelaskan Halpern (2009), bahwa penggunaan bahan baku yang berkualitas dapat membantu perusahaan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya. Pelaksanaan job training kepada para pekerja untuk meningkatkan kemampuan pekerja dan pemahaman pekerja terhadap proses produksi. Selain job training, dapat pula dilakukan program non job training seperti seminar motivasi dimana kegiatan ini berfungsi untuk meningkatkan motivasi dan komitmen pekerja terhadap tanggung jawab 7
pekerjaan. Seperti yang dijelaskan Rohman (2003), bahwa peningkatan motivasi kerja merupakan salah satu upaya pendukung peningkatan produktivitas tenaga kerja. Motivasi diberikan di bagian produksi dan diberikan setiap semester. Penerapan sistem punishment yang tegas kepada pekerja yang melakukan pelanggaran untuk menanggulangi terjadinya pelanggaran di lingkungan kerja. Meningkatkan produktivitas pemakaian bahan bakar kayu adalah dengan cara pemilihan jenis kayu bakar yang sesuai untuk kebutuhan bahan bakar pengering. Jenis kayu bakar yang digunakan sangat berpengaruh terhadap kecepatan pengeringan dan ketahanan kayu bakar tersebut. Semakin lama ketahanan kayu bakar yang digunakan maka semakin sedikit kayu bakar yang digunakan. Meningkatkan produktivitas jam kerja mesin genset dengan memotivasi tenaga kerja serta pengawasan yang ketat terhadap para pekerja yang bersangkutan untuk memanfaatkan jam kerja mesin genset secara efisien. Mengurangi gangguan operasional yang terjadi pada mesin pengolahan dengan cara melakukan perawatan dan pemakaian standar setting pada penggunaan mesin pengolahan. Meningkatkan produktivtas dalam pemakaian energi listrik adalah mengefisienkan penggunakan energi dengan menerapkan kerjasama antar tenaga kerja untuk saling mengingatkan bila terjadi pemborosan energi listrik. Pengawas harus dapat memberikan pengertian terhadap para pekerja dalam usaha pemanfaatan energi listrik dengan maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Sinungan (2003) bahwa salah satu faktor produktivtas yang perlu dipertimbangkan adalah pelaksanaan produksi. Jika pengawasan terhadap produksi (penggunaan energi) terus-menerus dilakukan, maka pelaksanaan produksi akan berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
periode pengolahan 2009 – 2010, maka untuk menghasilkan output sebanyak 18.586,6 Kg diperlukan 75.310,37 Kg bahan baku (kopi glondong) yang sebelumnya menggunakan 81.233 Kg, dengan menggunakan tenaga kerja sebanyak 495 OHK yang sebelumnya 538 OHK, 500,92 mStp bahan bakar kayu sebagai pengering yang sebelumnya 935 mStp, pengoperasian mesin genset selama 92,12 jam yang sebelumnya 141 jam, dan menggunakan energi listrik sebesar 1.489,19 KWH yang sebelumnya 1.983 KWH pada tiap bulan. DAFTAR PUSTAKA Gaspersz, V. 2000. Manajemen Produktivitas Total. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Halpern, L. Miklos K dan Adam S. 2009. Imported Inputs and Productivity. Journal of The Hungarian Scientific Research Foundation. Dilihat 16 September 2012. http://www.osun.org/WP3.pdf. Henni. 2008. Pengukuran Tingkat Produktivitas Lini Produksi PT Kabelindo Murni dengan Menggunakan Pendekatan Metode Objective Matrix (OMAX). Jurnal Vol. 5 No. 1, Juli 2008: 60-70 ISSN: 1829-8378. Irsyadi, F. 2005. Pengukuran Produktivitas Mesin Kertas dengan Pendekatan Metode Objective Matrix Serta Perbaikan Produktivitas dengan Menggunakan Metode Analyical Hierarchy Process di PT Kertas Padalarang (Persero). Tugas Akhir Program Sarjana, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer. UNIKOM. Bandung. Karel, C.L dan Masellinus, B.W. 2010. Analisis Produktivitas dengan Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) pada Bagian Produksi Potong (Cutting) PT X. Jurnal Vol. 11 No. 1, MAret 2010:41-48 ISSN: 1411-3287. Rahman, A.A. and Noriszan I. 2007. Designing Individual Productivity Measures in Service Sector. Journal of Industrial Engineering. Universiti Teknologi Malaysia. Dilihat 16 September 2012
IV. KESIMPULAN Produktivitas bagian pengolahan pada perusahaan dipengaruhi beberapa kriteria yaitu pemakaian bahan baku, pemakaian tenaga kerja, pemakaian bahan bakar kayu, jam kerja mesin genset, dan pemakaian energi listrik. Berdasarkan kriteria tersebut nilai tertinggi tingkat produktivitas total yang dicapai perusahaan selama periode pengukuran tahun 2009 – 2011 terdapat pada periode pengukuran bulan Juli 2009 sebesar 6,18 dan nilai terendah pada periode pengukuran bulan Juni 2010 sebesar 1,37. Dari 13 bulan periode pengukuran, penurunan produktivitas total terjadi pada bulan Agustus 2009, September 2009, Juni 2010, Agustus 2010, September 2010, Mei 2011 dan Juli 2011 Berdasarkan analisis penyebab terjadinya perubahan pencapaian nilai produktivitas untuk mencapai produktivitas optimal pada masing-masing kriteria berdasarkan pada kinerja perusahaan selama 8