Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
KOORDINASI PELAKSANAAN PELAYANAN AKTA CATATAN SIPIL DI KECAMATAN SELIMBBAU KABUPATEN KAPUAS HULU TAHUN 2015 Oleh: BARTHOLOMEUS BETONINO NIM. E42010036 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 E-mail :
[email protected]
abstrak Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk membahas koordinasi pelaksanaan pelayanan akta catatan sipil di Kecamatan Selimbau tahun 2014. Pelayanan akta catatan sipil dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangundangan guna memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status hukum atas setiap peristiwa penting yang dialami oleh penduduk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan koordinasi yang dilakukan dalam pelayanan jemput bola di Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2013. Teori utama yang digunakan adalah mengenai unsur pelaksanaan koordinasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa koordinasi dalam pelaksanaan pelayanan akta catatan sipil di Kecamatan Selimbau tahun 2013 belum optimal. Hal tersebut dikarenakan pada penelusuran masalah kesatuan tindakan belum dilakukan dengan baik. Penelitian ini berimplikasi pada pemahaman unsur-unsur pelaksanaan koordinasi dalam pelayanan. Kata-kata Kunci : koordinasi, pelayanan, akta catatan sipil
Abstract This thesis is intended to describe, coordination of the implementation of civil registration certificate service in the District Selimbau 2014. certificates of civil registration services implemented by legislation to provide protection and recognition of the determination of the legal status of any significant events experienced by the population. The purpose of this study was to determine the coordination is done in proactive service in the District of Kapuas Hulu Selimbau 2013. The main theory used is the element of coordination. This study uses a qualitative method of data collection techniques such as observation, interviews and documentation. The results showed that the coordination in the implementation of civil registration certificate service in the District Selimbau in 2013 has not been optimal. That is because the search problem unity of action has not been done properly. This research has implications for understanding the elements of coordination in service. Keywords : Coordination, Services, Civil Registration Certificates.
1 BARTHOLOMEUS BETONINO, NIM. E42010036 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
seseorang meliputi pencatatan kelahiran,
A. PENDAHULUAN
perkawinan dan perceraian bagi yang bukan 1.
Latar Belakang Penelitian
beragama
Islam,
Negara Kesatuan Republik Indonesia
pengesahan
pengakuan
anak,
anak,
pengakuan
dan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
pengesahan anak, pengangkatan anak serta
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
kematian
1945
telah
seperti. bukti-bukti outentik dari hasil
wajib
pelayanan pencatatan peristiwa penting
dalam
digunakan untuk mendukung kepastian
memberikan perlindungan dan pengakuan
kedudukan seseorang dengan adanya akta
terhadap penentuan status pribadi dan status
yang
hukum, adapun peristiwa yang menjadi
Kependudukan
status
diseluruh Indonesia termasuk didalamnya
pada
hakikatnya
mengamanahkan
bahwa
memperhatikan
negara
rakyatnya
warga
negara
adalah
peristiwa
kependudukan dan peristiwa penting yang
pelaporan
peristiwa
dikeluarkan dan
penting
oleh
Dinas
Pencatatan
Sipil
Kabupaten Kapuas Hulu.
dialami oleh penduduk Indonesia yang
Salah satu bentuk koordinasi dalam
berada di dalam dan/atau luar wilayah
penyelenggaraan pelayanan pencatatan sipil
Negara
Indonesia.
di Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Undang-Undang
Sipil Kabupaten Kapuas Hulu adalah
Sehingga
Kesatuan
Republik
dibuatlah
Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2006
dilakukannya
Tentang
catatan sipil dengan sistem
Administrasi
dengan
Kependudukan,
pengelolaan
kependudukan
secara
administrasi
terkoordinir
dan
berkesinambungan. Kabupaten
bertanggung-jawab
pelayanan
akta
jemput bola.
Istilah ini digunakan karena pelayanan dilakukan diluar kantor, dimana petugas pelayanan akta catatan sipil menjemput
Kapuas
Hulu
mengkoordinasikan kependudukan
program
dalam
administrasi berkewajiban
masyarakat
mendekatkan
(bola)
dengan
pelayanan
kecamatan-kecamatan
di
keseluruh Kabupaten
Peraturan
Kapuas Hulu. Adapun tujuannya telah
Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Nomor: 8
mengacu pada visi Dinas Kependudukan
Tahun
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kapuas
2010
melalui
dan
warga
tentang
Administrasi
Kependudukan. Salah satu administrasi
Hulu
kependudukan
Administrasi
didalamnya
adalah
yaitu:
"Terwujudnya
Tertib
Kependudukan
dan
pencatatan sipil yang merupakan kegiatan
Pencatatan Sipil secara efektif dan efisien”.
pencatatan yang menyangkut keperdataan
Adapun misinya yaitu untuk meningkatkan 2
BARTHOLOMEUS BETONINO, NIM. E42010036 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
efisiensi dan efektifitas pelayanan kepada
menuju Kantor Dinas kependudukan dan
masyarakat dalam kepemilikan dokumen
Pencatatan Sipil Putussibau.
kependudukan berupa akta catatan sipil.
Prosedur
pelaksanaan
pelayanan
Berdasarkan pra penelitian, adapun
dengan sistem jemput bola dibuat oleh
isu utama diadakan pelayanan akta catatan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
sipil dengan jemput bola ini, permasalahan
Kabupaten Kapuas Hulu yaitu dengan
dalam Rencana Strategis Tahun 2010 yang
berkoordinasi kepada seluruh kecamatan
tengah dihadapi oleh Dinas Kependudukan
dan masing-masing desa. Ke tiga pihak ini
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kapuas
mempunyai peran masing-masing dalam
Hulu sebagai berikut :
mendukung pelaksanaan pelayanan jemput
1. Jarak
pengurusan
terkonsentrasi sehingga
di
jauh
bola.
Kabupaten/Kota,
banyak
memanfaatkan
yang
calo
pelayanan
yang dengan
harga yang sangat mahal dengan
Berikut pembagian tugas pelayanan akta catatan sipil dengan sistem jemput bola: 1.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan
pertimbangan lebih baik dititip dalam
Sipil pada bidang pencatatan sipil
pembuatan daripada harus pergi ke
bertugas mendatangi dan melayani
kantor.
pembuatan akta catatan sipil kesetiap
2. Sulitnya
memenuhi
kelengkapan
kecamatan. Kepala Bidang pencatatan
seseorang
sipil sebagai koordinator pelayanan
persyaratan-persyaratan
untuk membuat akta catatan sipil.
sitem
Jarak
yang
jemput
bola.
Sedangkan
jauh
menyebabkan
petugas di bidang pencatatan sipil
dalam
kelengkapan
melakukan pendataan, pengecekan
persyaratan pembuatan akta catatan
berkas permohonan dan kemudian
sipil di kantor Dinas Kependudukan
membawa berkas untuk dicek di
dan
kantor Dinas Kependudukan dan
kekurangan
Pencatatan
Sipil
harus
dikembalikan.
Pencatatan Sipil Kabupaten Kapuas
Pelayanan jemput bola sebagai solusi
Hulu.
untuk membantu masyarakat menghadapi permasalahan mempermudah
tersebut masyarakat
yang
2.
Kantor
camat
di
kecamatan
dengan
memfasilitasi waktu dan tempat agar
ingin
pelayanan dapat dilakukan. Camat
melengkapi persyaratan akta catatan sipil
adalah
sebagai
tanpa harus mengeluarkan biaya perjalanan
kecamatan.
koordinator
di 3
BARTHOLOMEUS BETONINO, NIM. E42010036 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
3.
Kemudian seluruh kepala desa yang ada
sebagai
petugas
pembantu
pelayanan akta catatan sipil dengan menghimbau
masyarakat
desanya
untuk membuat akta catatan sipil yang
kemudian
mengumpulkan
berkas-berkas persyaratan agar dapat diproses saat pelayanan di kecamatan. Kegiatan pelayanan ini telah dilaksanakan pada tanggal 8 Juni 2013 sampai 25 September 2013. Akan tetapi tidak semua masyarakat kecamatan dapat berpartisipasi dalam proses pelayanan, salah satunya terjadi di Kecamatan Selimbau. Berikut hasil pelayanan akta catatan sipil berupa laporan jumlah permohonan pada bulan September tahun 2013, dimana jumlah permohonan pembuatan akta di Kantor Camat Selimbau pada tabel 1.1. sebagai berikut: Tabel 1.1 Laporan Permohonan Akta Catatan Sipil (Jemput Bola) Bidang Pencatatan Sipil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kapuas Hulu Kecamatan Selimbau Tahun : 2013 No
Jenis Akta
Jumla h Pendu duk
1.
Akta Kelah iran
13.445
2.
Akta Kema tian
13.445
Juml Ketera ah ngan Perm ohon an - Renda 3 hnya partisip asi pendud uk dalam kepeng urusan akte kelahir an - Kurang Tertib dokum en pendud uk
Cat atan
- Kesia pan petug as - Koor dinas i antar petu gas - Partis ipasi
- Renda pend hnya uduk partisip asi pendud - Sosia uk lisasi dalam syara kepeng t dan urusan prose akte dur kemati an - Kurang 3. Akta 13.445 nya Penga optima kuan lisasi Anak sosialis asi syarat dan prosed ur - Renda 4. Akta 13.445 3 hnya Perka partisip winan asi pendud uk dalam kepeng urusan akte perkaw inan - Kurang 5 Akta 13.445 nya Perce optima raian lisasi sosialis asi syarat dan prosed ur Sumber: Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Februari 2014.
Berdasarkan Tabel 1.1. menunjukkan bahwa dari data yang diperoleh, 17 desa yang ada di Kecamatan Selimbau, jumlah pemohon akta catatan sipil hanya 6 warga yang terdiri dari 3 pemohon akta kelahiran, 3 pemohon akta perkawinan. Ini merupakan 4
BARTHOLOMEUS BETONINO, NIM. E42010036 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
jumlah paling sedikit diantara seluruh
komunikasi antara kepala desa dengan
Kecamatan yang ada di Kabupaten Kapuas
pihak
Hulu berdasarkan data hasil pencatatan
dilakukan.
dalam buku register bulan September 2013.
kantor
Camat
Selimbau
Fenomena-fenomena
sulit
tersebut
Dimana rata-rata hasil dari jumlah pemohon
merupakan
akta catatan sipil di Kecamatan lain
pelaksanaan pelayanan akta catatan sipil
sebanyak 100-170 pemohon.
dengan sistem jemut bola dimana hasilnya
Permasalahan tersebut tidak terlepas
permasalahan
dalam
menjadi tidak maksimal. Oleh karena itu
dari perubahan dalam pembagian tugas
perlu
pelayanan yang telah diatur sebelumnya.
permasalahan yang terjadi agar dapat
Seperti kekosongan koordinator Kecamatan
terwujudnya pelaksanaan pelayanan yang
Selimbau, dimana Camat Selimbau tidak
menjadi program kerja pemerintah terutama
berada
program yang berkaitan dengan bidang
ditempat
pelayanan
sehingga
menyerahkan tanggungjawabnya kepada Kasi
Pemerintahan
Selimbau
penyelesaian
berkaitan
dengan
pencatatan sipil.
untuk
menyiapkan tempat tinggal dan tempat
2.
Fokus Penelitian
pelayanan kepada petugas dari Disdukcapil.
Melihat dari permasalahan yang
Dalam hal ini tugas dan tanggungjawab
terjadi, maka peneliti menganggap perlu
Kasi Pemerintahan menjadi dua yaitu selain
adanya fokus penelitian dalam meneliti
harus bekerja dibidangnya, juga harus
masalah yang akan diteliti di lapangan,
mengkoordinir kepala desa yang akan
maka
menyerahkan
memfokuskan
berkas
permohonan
pada
penelitian
ini,
penelitian
ini
peneliti pada
warganya. Walaupun pada umunya telah
koordinasi petugas pelayanan akta catatan
disadari pentingnya seorang koordinator
sipil dalam pelaksanaan pelayanan akta
untuk mengkoordinasikan pekerjaan, tetapi
catatan sipil dengan sistem jemput bola di
dalam prakteknya tidak jarang terdapat
Kecamatan Selimbau.
berbagai kurang
masalah efektifnya
pencapaian
sasaran
yang
menyebabkan
pelaksanaan /tujuan.
dalam
3.
Akses
Rumusan Permasalahan Berdasarkan
uraian
dari
latar
komunikasi juga menjadi permasalahan
belakang tersebut, maka dapat dirumuskan
pada saat pelaksanan pelayanan akta catatan
permasalahan dari penelitian ini yaitu :
sipil karena tidak semua desa di Kecamatan
Bagaimana koordinasi petugas pelayanan
Selimbau
akta
memiliki
sinyal.
Sehingga
catatan
sipil
dalam
pelaksanaan 5
BARTHOLOMEUS BETONINO, NIM. E42010036 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
pelayanan akta catatan sipil dengan sistem
menyelesaikan
jemput bola di Kecamatan Selimbau?
pada
pendidikan
Program
Studi
Ilmu
Pemerintahan. 4.
b.
Tujuan Penelitian Adapun
yang
menjadi
tujuan
Bagi lembaga, penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian
penelitian ini adalah untuk mengetahui
guna
menambah
koordinasi petugas pelayanan akta catatan
khususnya
sipil dalam pelaksanaan pelayanan akta
ilmu
catatan sipil dengan sistem jemput bola di
sebagai
Kecamatan Selimbau.
perpustakaan
keilmuan
bagi
mahasiswa
pemerintahan tambahan
dan
referensi
di Universitas
Tanjungpura. 5.
c.
Manfaat Penelitian
dengan
ini
harapkan
memberikan
Obyek
Penelitian,
penelitian ini dapat digunakan
1) Secara Teoritis Penelitian
Bagi
dilakukan
untuk
dapat
kontribusi
bagi
sebagai bahan masukan bagi Dinas
Kependudukan
dan
Pencatatan Sipil Kabupaten
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Kapuas
Politik dan Program Studi Ilmu
Selimbau dan desa-desa dalam
Pemerintahan
berkoordinasi
bidang
khususnya
kajian
pada
Manajemen
Pengelolaan
Hulu.
Kecamatan
pada
pelaksanaan pelayanan akta
Keuangan
catatan sipil.
Pemerintahan Daerah serta sebagai
d.
Bagi masyarakat, penelitian
bahan kajian dan perbandingan
ini
untuk penelitian bidang koordinasi
sebagai bahan masukan agar
pelaksanaan pelayanan.
pelaksanaan pelayanan akta
2) Secara Praktis
catatan sipil selanjutnya dapat
a.
Bagi peneliti, berguna untuk menambah
wawasan
dapat
dimanfaatkan
berjalan dengan baik.
dan
pengetahuan serta kemampuan berfikir teori-teori
guna
menerapkan
yang
B. KERANGKA
diperoleh
TEORI
DAN
METODELOGI
selama masa perkuliahan serta sebagai
syarat
untuk
1.
Kerangka Teori 6
BARTHOLOMEUS BETONINO, NIM. E42010036 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Menurut Leonard D. White (Inu Kencana,
2011:33)
peneyesuaian
dri
Koordinasi dari
adalah
masing-masing
1. Susunan yang teratur dari usaha kelompok (Orderly Arrangement Of Group
Effort)
yaitu
usaha
kerjasama
sebagai
bagian, dan usaha menggerakkan serta
melaksanakan
mengoperasikan bagian-bagian pada waktu
syarat
yang cocok sehingga dengan demikian
koordinasi dengan sebaik-baiknya.
masing-masing bagian dapat memberikan
Adanya pengaturan usaha kelompok
sumbangan terbanyak pada keseluruhan
secara
hasil. G. R. Terry dalam bukunya, Principle
koordinasi
of
dikutip
ditetapkan di dalam kelompok dimana
koordinasi
koordinasi menghasilkan suatu usaha
adalah suatu usaha yang sinkron atau teratur
kelompok yang sangat penting untuk
untuk menyediakan jumlah dan waktu yang
mencapai
efisiensi
dalam
tepat dan mengarahkan pelaksanaan untuk
melaksanakan kegiatan
organisasi.
menghasilkan suatu tindakan yang seragam
Adanya tumpang tindih, kekaburan di
dan harmonispada sasaran yang telah
dalam
ditentukan.
merupakan
pertanda
Menurut James D. Mooney (dalam
sempurnanya
koordinasi
Kencana,
mencapai
Management
Handayaningrat
Inu
yang
(2002:55)
2011)
adapun
unsur
koordinasi adalah
mutlak
teratur
terselenggaranya
disebabkan
adalah
karena
konsep
tugas-tugas
tujuan
yang
pekerjaan kurang
yang
dalam ingin
diinginkan.
1. Susunan yang teratur dari usaha
4. Kesatuan
Tindakan
kelompok (Orderly Arrangement Of
Adjusment)
Group Effort)
koordinasi memerlukan kesadaran
2. Kesatuan Tindakan (Mutual
setiap
Adjusment)
menggunakan
penelitian kajian
anggota
organisasi
3. Tujuan Bersama (Common Purpose) Dalam
pada
(Mutual
ini,
James
atau
satuan
untuk
saling
menyesuaikan dari atau tugasnya dengan
anggota
atau
satuan
D.
organisasi lainnya agar anggota
Mooney (dalam Inu Kencana, 2011) dimana
atau satuan organisasi tersebut tidak
untuk
yang
berjalan sendiri-sendiri. Oleh sebab
dilakukan dalam pelaksanaan pelayanan
itu konsep kesatuan tindakan adalah
akta catatan sipil melalui tiga unsur
inti daripada koordinasi. Kesatuan
koordinasi yaitu
daripada
mengetahui
teori
peneliti
hakekatnya
koordinasi
usaha,
berarti
bahwa 7
BARTHOLOMEUS BETONINO, NIM. E42010036 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
pimpinan
harus
mengatur
metode
deskriptif
dengan
sedemikian rupa usaha-usaha dari
pendekatan kualitatif, memberikan bukan
pada tiap kegiatan individu sehingga
hanya
terdapat
penjelasan
adanya
keserassian
di
sekedar
angka-angka
lebih
mendalam
namun berkenaan
dalam mencapai hasil. Kesatuan
dengan masalah yang tertjadi di lapangan.
tindakan ini adalah ,merupakan
Dalam
suatu
kualitatif ini, peneliti dapat mengetahui
kewajiban
dari
pimpinan
metode
untuk memperoleh suatu koordinasi
lebih
yang
permasalahan
baik
dengan
kerjasama
mengatur
berdasarkan
jadwal
waktu agar dapat berjalan sesuai dengan
waktu
yang
apa yang
saja
deskriptif
faktor-faktor
terjadi
sehingga
lapangan. Teknik
Pengumpulan
Data
menggunakan teknik observasi, wawancara
5. Tujuan Bersama (Common Purpose) dalam
dalam,
penelitian
mengakibatkan dampak-dampak masalah di
telah
direncanakan.
Konsep
usaha/tindakan
dan dokumentasi. Untuk mendapatkan data
kesatuan
yang
akurat,
dan
meminta
dipertanggungjawabkan
dapat
kebenarannya,
kesadaran/pengertian kepada semua
peneliti menggunakan teknik analisis data
individu,
menurut
agar
melaksanakan
ikut
serta
tujuan
bersama
Huberman dan Miles dalam
(Sugiyono, 2011) yang terdiri dari tiga alur
sebagai kelompok dimana mereka
kegiatan
bekerja.
sudah
reduction), Penyajian Data (data display),
dijadikan
dan Penarikan Kesimpulan. Selanjutnya
mengarahkan
Teknik Keabsahan Data yang digunakan
semua potensi ke sasaran yang
Peneliti adalah triangulasi sumber, hal ini
sama,
dimaksudkan agar tercapai titik jenuh
Tujuan
disepakati
yang
bersama
pedoman
dalam
sehingga
tidak
terjadi
penyimpangan 2.
penelitian
yaitu:
Reduksi
Data
(data
dalam pengumpulan data.
Metode Penelitian Metode yang Peneliti pakai dalam
penelitian
ini
adalah
Jenis
Penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
C. HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Alasan Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif
dengan
metode
deskriptif
dikarenakan jawaban-jawaban dari temuan 8 BARTHOLOMEUS BETONINO, NIM. E42010036 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
1. Susunan yang teratur dari usaha
jadwal, tempat dan juga apa-apa saja syarat
kelompok (Orderly Arrangement Of
yang harus dipenuhi dalam permohonan
Group Effort)
pembuatan akta catatan sipil seperti akta
Melalui
wawancara
Kepala
Bidang
Pencatatan Sipil yang mana tugasnya
kelahiran,
perkawinan,
perceraian,
pengangkatan anak serta akta kematian.
didalam pelayanan tersebut adalah sebagai
Pernyataan yang hampir sama juga
koordinator yang mengatur pelaksanaan
didapatkan melalui wawancara dengan
pelayanan akta catatan sipil dengan jemput
semua informan sehingga susunan yang
bola mengatakan bahwa pembagian tugas
teratur dari usaha kelompok dalam pelayan
dalam pelayanan jemput bola sudah diatur
akta catatan sipil dengan jemput bola sudah
kepada
masing-masing
pihak
terkait
menunjukan adanya pengaturan. Masing-
dari
Bidang
masing tugas sudah diatur berdasarkan
Pencatatan Sipil sendiri, dimana petugas
tempat bertugas. Seperti pihak Disdukcapil
yang akan melaksanakan pelayanan sudah
pada Bidang Pencatatan Sipil melakukan
diatur
masing-masing
pekerjaan berdasarkan keahliannya yaitu
bergantian untuk setiap kecamatan. Ini
mencatatat memeriksa dan mengumpulkan
diperkuat dengan hasil observasi peneliti,
berkas
dimana pembagian tugas yang ada di
membuat akta catatan sipil.Tugas tersebut
Bidang Pencatatan Sipil berupa jadwal
dilakukan karena berdasarkan tugas dan
dimana terdapat tempat atau kecamatan,
keahlian yang sesuai dari petugas pelayanan
tanggal pelayanan dan nama-nama petugas
akta catatan sipil.Kemudian pada tugas
pelayanan.
lainnya
pelaksanaannya.
Mulai
jadwalnya
Tidak
dan
hanya
itu
saja,
yang
diperlukan
harus
warga
dibantu
oleh
untuk
pihak
sebelumnya juga sudah menginformasikan
Kecamatan Selimbau seperti memfasilitasi
melalui surat ke setiap kecamatan dengan
tempat pelayanan yang sebelumnya juga
maksud
kecamatan
harus menginformasikan kepada seluruh
memfasilitasi pelayanan jemput bola yang
Kepala Desa agar menghimbau warganya
sebagian besar terpusat di masing-masing
menyiapkan persyaratan pembuatan akta
kantor camat sehingga setiap desa dalam
catatan sipil.
agar
setiap
satu kecamatan dapat dilayani hanya pada satu tempat saja. Untuk seluruh Kepala Desa disetiap kecamatan memiliki tugas
2. Kesatuan
Tindakan
(Mutual
Adjustment)
untuk menyampaikan informasi pelayanan
Inti dari koordinasi adalah kesatuan
jemput bola kepada warganya tentang
tindakan yang berarti harus mengatur 9
BARTHOLOMEUS BETONINO, NIM. E42010036 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
sedemikian rupa usaha-usaha tiap kegiatan
tidak berjalan dengan baik atau sumber
individu
adanya
daya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
keserasian dalam mencapai hasil. Demikian
pelayanan akta catatan sipil tetapi tidak
pula dalam koordinasi dalam pelaksanaan
dimiliki seperti komunikasi yang kurang
pelayanan akta catatan sipil dengan sistim
misalnya
jemput bola di Kecamatan Selimbau. Dari
dalam pelaksanaan dan harus bekerjasama
hasil
bahwa
agar dapat berdampak positif pada tujuan
sehingga
terdapat
penelitian
hubungan
menunjukan
memiliki anggota yang terlibat
kerja
dalam
melaksanakan
yang ingin dicapai. Salah satu hal penting
jemput
bola
dalam
batas
dalam kesatuan tindakan adalah jalinan
melakukan tugas yang tidak bisa dikerjakan
komunikasi yang baik. Jika setiap anggota
sendiri, seperti misalnya dalam menyiapkan
tersebut menjalin komunikasi dengan baik
tempat pelayanan dan fasilitas pendukung
maka instansi tersebut mempunyai peluang
lancarnya pelayanan seperti ruangan, kursi
besar
dan
pihak
Komunikasi dalam kesatuan tindakansangat
kecamatan. Begitu juga dalam memberikan
dibutuhkan. Oleh karena itu, setiap anggota
atau menyampaikan informasi kesetiap
mempunyai
warga desa yang tentunya menjadi tugas
mengembangkan komunikasi dari berbagai
kepala desanya. Kerjasama yang dilakukan
pihak, baik itu antara pemimpin, anggota,
tersebut merupakan suatu pekerjaaan saling
dan masyarakat di sekitar lingkungan kerja
membantu agar dapat berjalanan dengan
agar
baik. Beliau juga meyakini bahwa kerangka
kesatuan tindakan yang baik.
pelayan
meja
menjadi
tugas
dari
kerja dalam pelayanan sudah diketahui oleh semua
pihak
kewajiban
membantu
keberhasilan.
untuk
mewujudkan
Titik kelemahan dalam kesatuan tindakan adalah tidak semua anggota tim
pelaksanaan pelayanan akta catatan sipil
diberikan gambaran jelas dan luas tentang
dengan jemput bola tersebut.
visi tim, sehingga visi anggota tim hanya yang
sebatas tugas dan tanggung jawab yang
merupakan
diberikan. Seperti yang diungkapkan oleh
pernyataan yang mengarah kepada waktu
salah seorang Kepala Desa bahwa kurang
persiapan yang cukup panjang sebelum
mengetahui apa saja tujuan dari pada
pelaksanaan pelayanan akta catatan sipil
pelayanan itu sendiri.
peneliti
seluruh
terlibat
dapat
meraih
dalam
Hasil
yang
untuk
dapatkan
wawancara
tersebut
berlangsung. Situasi dan kondisi semacam ini
merupakan
kekuatan
yang
harus
3. Tujuan Bersama (Common Purpose)
dipertahankan. Kesatuan tindakan yang 10 BARTHOLOMEUS BETONINO, NIM. E42010036 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Tujuan
koordinasi
adalah
tujuan
Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan
bersama, kesatuan dari usaha meminta
pertimbangan
suatu pengertian kepada semua individu,
kecamatan banyak terjadi kesalahan, maka
agar ikut serta melaksanakan tujuan sebagai
dari itu diharapkan Dinas Kependudukan
dimana mereka bekerja. Kesatuan tindakan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kapuas
yang
peneliti
Hulu dapat melayani masyarakat dengan
dimaksudkan agar setiap individu lebih
terjun langsung ke kecamatan yang ada di
mengetahui kesadaran dalam melaksanakan
Kabupaten Kapuas Hulu.
telah
dibahas
oleh
tujuan bersama sebagai kelompok dimana mereka
bekerja.
Tujuan
yang
sudah
jika
dibuat
di
instansi
Keseluruhan hasil wawancara diatas diketahui bahwa pelaksanaan pelayanan
disepakati bersama dijadikan pedoman
akta
dalam mengarahkan semua potensi ke
kebijakan
sasaran yang sama, sehingga tidak terjadi
melaluisurat
penyimpangan.
tujuan
permohonan pembuatan akta catatan sipil
bersama dalam pelayanan akta catatan sipil
dengan cara jemput bola atau dengan terjun
dengan jemput bola menjadi sangat penting
langsung ke kecamatan-kecamatan guna
untuk kepentingan rakyat dan bila tujuan
meningkatkan kepemilikan akta seluruh
daripada masing-masing individu yang
warga Kabupaten Kapuas Hulu.
Sebagaimana
berkoordinasi berbeda, maka akan sulit untuk
dicapai.
hasil
sipil
dan
merupakan
perintah
Bupati
dari
untuk
suatu Bupati
melayani
Koordinasi yang dilakukan dalam
penelitian
pelaksanaan pelayanan akta catatan sipil
menunjukan bahwa untuk melaksanakan
dengan sistem jemput bola dapat berjalan
pelayan jemput bola ini, Bidang Pencatatan
dengan baik jika adanya perincian tugas dan
Sipil mendapat surat langsung dari Bupati
pekerjaan
untuk membantu masyarakat dengan terjun
munculnya perselisihan melalui perincian
langsung kesetiap kecamatan-kecamatan
tugas dan pekerjaan.Cara ini juga dapat
guna melayani permohonan pembuatan akta
menumbuhkan rasa tanggungjawab kepada
catatan sipil. Surat tersebut merupakan
setiap orang yang bekerjasama dalam
kebijakan pelayanan untuk lebih aktif
melaksanakan kegiatan. Oleh karena itu,
dalam melayani masyarakat karena dalam
perlu diadakan pemilahan bagian–bagian
penjelasan Undang-undang nomor 23 tahun
tugas dan membagi-baginya kepada disetiap
2006
individunya.Pembagian
Tentang
Dari
catatan
Administrasi
serta
mampu
menghindari
pekerjaan
memungkinkan
yang
Kependudukan, setiap masyarakat wajib
dispesialisasikan
orang
membuat akta catatan sipil di kantor Dinas
mempelajari keterampilan dan menjadi ahli 11
BARTHOLOMEUS BETONINO, NIM. E42010036 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
pada fungsi pekerjaan tertentu. Selain itu
hasil observasi, dimana pembagian
dikarenakan tidak seorangpun secara fisik
tugas yang ada di Bidang Pencatatan
mampu melaksanakan keseluruhan aktifitas
Sipil berupa jadwal dimana terdapat
dalam tugas–tugas yang paling rumit dan
tempat
tidak seorangpun juga memiliki semua
pelayanan dan nama-nama petugas
keterampilan
pelayanan. Pertukaran informasi antara
yang
diperlukan
untuk
melaksanakan berbagai tugas.
atau
kecamatan,
tanggal
pimpinan dan anggota sudah berjalan baik
sehingga
penjelasan
dan
pembagian tugas yang jelas sangat mendukung koordinasi pelayanan akta
D. KESIMPULAN
catatan sipil. Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
2.
Kesatuan
Tindakan
(Mutual
dilihat dari pembahasan yang telah peneliti
Adjustment)
jelaskan
beberapa
a. Penilaian lingkungan kerja yang ada
disampaikan
dalam pelayanan akta catatan sipil
sebelumnya,
kesimpulan
yang
berkenaan
dengan
maka
dapat
yang
dengan jemput bola yaitu adanya
pelaksanaan
kerangka kerjasama memungkinkan
pelayanan akta catatan sipil dengan jemput
semua yang terlibat didalamnya
bola
menyebabkan
di
optimal,
faktor-faktor
koordinasi
Kecamatan adapun
Selimbau
belum
dapat lebih cepat menguasai peran
faktor-faktor
yang
dan tugasnya, kemudian adanya
dimaksud yaitu : 1.
Susunan
pejabat
yang
teratur
kerjasama
usaha
merupakan fungsi pimpinan yang
kelompok (Orderly Arrangement Of
berjalan dengan baik agar semua
Group Effort) Pembagian tugas dalam
pihak yang bertugas dapat lebih
pelayanan akta catatan sipil dengan
terarah dan tidak menyimpangdari
jemput bola sudah diatur kepada
tugasnya.
masing-masing
dari
pengendali
terkait
b. Kurangnya akses komunikasi tidak
pelaksanaannya. Mulai dari Bidang
dapat dihindari dalam mewujudkan
Pencatatan
kesatuan
petugas
pihak
Sipil
yang
sendiri,
akan
dimana
melaksanakan
tindakan,
sehingga
menjadi
terkendala
komunikasi
pelayanan sudah diatur jadwalnya dan
antar sesama petugas pelayanan.
masing-masing bergantian untuk setiap
Tidak adanya sosialisasi kerjasama
kecamatan. Hal ini diperkuat dengan
dalam
mewujudkan
kesatuan 12
BARTHOLOMEUS BETONINO, NIM. E42010036 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
tindakan merupakan bagian yang
Hulu. Selain itu, dengan Undang-
seharusnya sangat penting didalam
undang
mencapai
pelaksanaan
administrasi
pelayanan akta catatan sipil dengan
mewajibkan
sistim jemput bola.
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
proses
c. Adanya dukungan dari masyarakat untuk meminta kemudahan dalam membuat
akta
merupakan
hal
catatan positif
untuk
yang
mengatur
tentang
kependudukan, kepada
melayani
Dinas
pembuatan
akta
catatan sipil dengan baik.
sipil dalam
memaksimalkan koordinasi.
E. SARAN
d. Berkas permohonan yang diberikan secara mendadak atau mendekati
Dalam
penelitian
lakukan
untuk
petugas
peneliti ingin memberikan beberapa saran
sipil
yang mungkin akan berguna dan dapat
penumpukan
diperhatikan, berikut saran yang akan
pelayanan dikarenakan
akta
oleh catatan
terjadi
semua berkas sehingga menyulitkan
dalam
kesempatan
ini
peneliti sampaikan :
petugas yang memerlukan waktu
a. Penyebaran informasi secara tepat
yang cukup lama untuk proses
disertai dengan penjelasan prosedur
pemeriksaan berkas.
yang jelas kepada masyarakat harus ditingkatkan
3.
peneliti
jadwal hari pelayanan akan sulit dikerjakan
maka
yang
dengan
Tujuan Bersama (Common Purpose)
menempelkannya
sudah
pengumuman setiap desa-desa.
baik
karena
wawancara
dari
hasil
mengambarkan
di
b. Penyebaraninformasi
papan
mengenai
pemahaman yang hampir sama dalam
pelayanan jemput bola di setiap
melihat suatu kebijakan dan perintah
kecamatan dan desa melalui website
dari Bupati melalui surat Bupati
Dinas
untuk
Pencatatan Sipil Kabupaten Kapuas
melayani
permohonan
pembuatan akta catatan sipil dengan cara jemput bola atau dengan terjun
Kependudukan
dan
Hulu. c. Membentuk forum komunikasi yang
langsung ke kecamatan-kecamatan
memiliki fungsi
yang
berkaitan
guna meningkatkan kepemilikan akta
dengan kependudukan seperi Dinas
seluruh warga Kabupaten Kapuas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil 13
BARTHOLOMEUS BETONINO, NIM. E42010036 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Kabupaten Kapuas Hulu, Instansi
hanya
Kecamatan dan Desa menjadi satu
penelitian lapangan.
kelompok. dibuat
Dalam
agenda
kelompok ini
koordinasi
yang
bermanfaat untuk saling transfer informasi
mengenai
program/
kegiatan
berkaitan
dengan
pencatatan sipil, sehingga tidak terjadi
tumpang
tindih
12
hari
untuk
melakukan
2. Jarak tempuh untuk mengumpulkan masing data memakan waktu yang cukup lama.
G. REFERENSI
dalam
pelaksanaan pelayanan jemput bola.
Brantas. 2009. Dasar-dasar Manajemen. Alfabeta : Bandung. Cipta.
d. Pemerintah daerah terutama SKPD pelaksana pelayanan yaitu Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil harus
membuat
pelaksanaan
pedoman
dan
melaksanakan
secara rutin dan terjadwal sesuai dengan pedoman
yang
dibuat.
Selain itu mempersiapkan sarana yang
mendukung
untuk
pelaksanaannya, sehingga hasil dari kegiatan pelayanan dapat diukur keberhasilan dan keberlanjutan
Gibson, James L, John M.I dan James H.D, Jr. 1996. Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Binarupa Aksara. Handayaningrat S. 2002, Pengantar Suatu Ilmu Administrasi Dan Manajemen, Gunung Agung, Jakarta. Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara. Labolo, M. 2011. Memahami Ilmu Pemerintahan. Rajawali Pers : Jakarta. Manullang, M. 2005. Dasar-dasar Manajemen.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Moekijat. 1994. Dasar-Dasar Motivasi. Bandung: Subur Bandung.
F. KETERBATASAN PENELITIAN Nawawi, H. 2005. Manajemen Strategik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Selama mengenai
melakukan koordinasi
penelitian pelaksanaan
pelayanan akta catatan sipil di Kecamatan Selimbau adalah sebagai berikut: 1. Waktu penelitian yang dirasa peneliti
Ratminto dan A.S Winarsih, 2008.Manajemen Pelayanan; Pengembangan Model Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan Standar Pelayanan Minimal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
kurang, karena waktu yang diberikan 14 BARTHOLOMEUS BETONINO, NIM. E42010036 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Reksohadiprodjo, Sukanto dan G Sudarmo, Indriyo. 2000. Manajemen Produksi. Edisi Keempat., Yogyakarta : BEFE. Siagian, SP. 1987. Penelitian Operasional : Teori Dan Prakte., Jakarta. Ul Sinambela, L.P dkk, 2006, Reformasi Pelayanan Publik; Teori Kebijakan dan Implementasi, Jakarta: Bumi Aksara.
Tanda Penduduk di Kecamatan Pontianak Barat. Pontianak, Program Studi Ilmu Pemerintahan, Kerjasama FISIP Untan dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Erwin Sirnanjuntak. 2007. Koordinasi Antar Instansi Terkait dalam Peningkatan Realisasi Investasi di Kabupaten Sintang. Tesis. Pontianak. Universitas Tanjungpura.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung : Alfabeta. Suradinata, E. 1998.Manajemen Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Sutarto. 1993. Dasar-dasar Organisasi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Syafii, I.K. 2011.Manajemen Pemerintahan, Bandung : Pustaka Reka Widodo, J. 2007. Analisis Kebijakan Publik : Konsep dan Aplikasi Analisis Kebijakan Publik. Malang : Bayumedia. Rujukan Lain-lain Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Undang-Undang No. 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Administrasi Kependudukan. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003
Penelitian, Makalah:
Naskah
Akademik
dan
Dian Putri Utami. 2012. Pengaruh Koordinasi Terhadap Pe1ayanan Kartu 15 BARTHOLOMEUS BETONINO, NIM. E42010036 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat