1
OASIS (Jurnal Ilmiah Kajian Islam) Vol 2. No 1 Februari 2017
KONSEPSI PENDIDIKAN DALAM KELUARGA MENURUT PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA DAN HASAN LANGGULUNG Neni Yohana IAIN Syekh Nurjati Cirebon Email :
[email protected] Abstract This research have the background that the family as one of the three education centers, have an important effect in which every person in this institution will definitely be changes and developments according to the color and pattern of this institution. Family holds responsibility and a very important role in children's education, because education have impacts not only on individual families but also to society. Nowadays, the cultural characteristics of Indonesia began to fade on themselves each nation, so the concept of Ki Hadjar Dewantara thought needs to be studied more in depth, especially education in the family. It takes understanding and a profound awareness of the importance of interest as well as the role of parents in educating their children, in developing their potential to be a child of the faithful and devoted to Allah., So the concept of Hasan Langgulung thought more escpecially Islamization process of education in the family needs to be studied more in depth. Based on that background, the purpose of this research are: 1) To analyze the concept of education in the family according to Ki Hadjar Dewantara and Hasan Langgulung thought. 2) To analyze the comparative concept of education in the family according to Ki Hadjar Dewantara and Hasan Langgulung thought. 3) To analyze the relevance of the concept of education in the family according to the Ki Hadjar Dewantara and Hasan Langgulung thought against Islamic Education. To obtain the results of the study, the authors use research library with a descriptive approach to qualitative data, as well as using a variety of methods, descriptive critical. The data collection was done by examining and analyzing the data sources and the corresponding reference of the study data analysis that can be generated conclusion. The results of this research concluded that: Ki Hadjar Dewantara and Hasan Langgulung thoughts and ideas about education in the family, are still relevant enough to be applied in the present. The concept of education in the family by Ki Hadjar Dewantara and Hasan Langgulung have some similarities and differences. That is because both have the educational background and the situation of different socio-cultural environment. The style of educational thought of Ki Hadjar Dewantara is not far from the culture of Indonesia. According to Ki Hadjar Dewantara, education is an effort to inculcate freedom for the people through education. Hasan Langgulung outlook towards education in the household can not be separated from his philosophy as a Muslim who took the basic idea of Islamic values which were based on the Qur'an, Hadith, and Muslim scholars thought earlier. Education in the family is very important as foundation of Islamic characteristic of children. Keywords: Education, Family, Ki Hadjar Dewantara, Hasan Langgulung Abstrak Penelitian ini memilki latar belakang bahwa keluarga sebagai salah satu tri pusat pendidikan, mempunyai pengaruh penting di mana setiap orang yang berada dalam institusi ini pasti akan mengalami perubahan dan perkembangan menurut warna dan corak institusi
Konsepsi Pendidikan Dalam Keluarga
Neni Yohana
2
OASIS (Jurnal Ilmiah Kajian Islam) Vol 2. No 1 Februari 2017
tersebut. Keluarga memegang tanggung jawab dan peranan yang sangat penting dalam pendidikan anak, sebab dampak pendidikan keluarga tidak hanya pada individu tetapi juga kepada masyarakat. Pada saat ini karakteristik budaya Indonesia mulai pudar pada diri masing-masing anak bangsa, sehingga konsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang lebih meng-Indonesia perlu dikaji lebih mendalam khususnya pendidikan dalam keluarga. Dibutuhkan pengertian dan kesadaran yang mendalam akan pentingnya tujuan serta peran orang tua dalam mendidik anak-anaknya, dalam mengembangkan potensi dan fitrahnya untuk menjadi anak yang beriman dan bertaqwa terhadap Allah SWT., sehingga konsep pemikiran Hasan Langgulung yang lebih meng-Islamisasi proses pendidikan khususnya pendidikan dalam keluarga perlu dikaji lebih mendalam. Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk menganalisa konsep pendidikan dalam keluarga menurut Ki Hadjar Dewantara dan Hasan Langgulung. 2) Untuk menganalisa perbandingan konsep pendidikan dalam keluarga menurut pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan Hasan Langgulung. 3) Untuk menganalisa relevansi konsep pendidikan dalam keluarga menurut pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan Hasan Langgulung terhadap Pendidikan Agama Islam. Untuk memperoleh hasil penelitian, penulis menggunakan library research dengan pendekatan deskriptif terhadap data yang bersifat kualitatif, serta menggunakan berbagai metode yaitu deskriptif analitis kritis. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menelaah dan menganalisis sumber data dari referensi yang terkait dan dari telaah analisis data itu dapat dihasilkan kesimpulan. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: Pemikiran dan gagasan Ki Hadjar Dewantara dan Hasan Langgulung tentang pendidikan dalam keluarga, masih cukup relevan untuk diterapkan di masa sekarang. Konsep pendidikan dalam keluarga menurut Ki Hadjar Dewantara dan Hasan Langgulung memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Hal tersebut dikarenakan kedua tokoh tersebut memiliki latar belakang pendidikan dan situasi lingkungan sosial budaya yang berbeda. Corak pemikiran pendidikan Ki Hadjar Dewantara tidak jauh dari budaya Indonesia. Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan adalah upaya menanamkan jiwa merdeka bagi rakyat melalui bidang pendidikan. Pandangan Hasan Langgulung terhadap pendidikan dalam rumah tangga tidak terlepas dari filosofinya sebagai seorang muslim yang mengambil dasar pemikiran dari nilai-nilai keislaman yang disandarkan pada al-Qur’an, Hadist, serta pemikiran cendikiawan muslim terdahulu. Pendidikan dalam keluarga sangatlah penting sebagai fondasi bagi proses dan pembinaan anak-anak agar menjadi manusia yang berkepribadian Islami. Kata Kunci : Pendidikan, Keluarga, Ki Hadjar Dewantara, Hasan Langgulun
Pendahuluan Pendidikan merupakan tanggung
menurut warna dan corak institusi tersebut. Lingkungan
keluarga
merupakan
jawab bersama antara keluarga, masyarakat
lingkungan pendidikan yang pertama dan
dan sekolah/pemerintah. Keluarga sebagai
utama bagi anak, karena dalam keluarga
salah satu tri pusat pendidikan, mempunyai
inilah seorang anak manusia pertama sekali
pengaruh penting dimana setiap orang
mendapatkan pendidikan dan bimbingan.
yang berada dalam institusi ini pasti akan
Sebagian
mengalami perubahan dan perkembangan
dilaluinya di dalam keluarga, sehingga
Konsepsi Pendidikan Dalam Keluarga
besar
dari kehidupan
anak
Neni Yohana
3
OASIS (Jurnal Ilmiah Kajian Islam) Vol 2. No 1 Februari 2017
pendidikan yang paling banyak diterima
utama bagi anak, karena dalam keluarga
oleh anak adalah dalam keluarga. Dengan
inilah seorang anak manusia pertama sekali
demikian di samping lembaga pendidikan
mendapatkan pendidikan dan bimbingan.
sekolah, keluarga juga mempunyai tugas
Dengan demikian di samping lembaga
dan
pendidikan
kewajiban
untuk
melaksanakan
lainnya,
keluarga
juga
pendidikan bagi anggota keluarganya,
mempunyai tugas dan kewajiban untuk
terutama anak-anaknya.
melaksanakan pendidikan bagi anggota
Mengenai
pendidikan
agama,
keluarganya, terutama anak-anaknya.
pendidikan agama di sekolah hanyalah
Menurut Ki Hadjar Dewantara,
bersifat membantu, terutama membantu
lingkungan keluarga adalah suatu tempat
dalam menambah pengetahuan agama
yang sebaik-baiknya untuk melakukan
anak. Memang, sekolah juga diharapkan
pendidikan dan sosial, sehingga dapat
dapat menanamkan iman dalam hati anak
dikatakan bahwa keluarga adalah tempat
didiknya, tetapi kemungkinan berhasilnya
pendidikan yang lebih sempurna sifat dan
masih kecil. Oleh karena itu, kerja sama
wujudnya daripada pusat yang lainnya
antara sekolah dengan keluarga sangat
untuk melangsungkan pendidikan kearah
perlu, terutama pendidikan agama anak-
kecerdasan budi pekerti (pembentukan
anak. Hal ini senada dengan pandangan
watak individual) dan sebagai bekal hidup
Hasan
bermasyarakat.
langgulung
yang
memandang
pendidikan agama tidaklah sebatas pada
Sebagai tokoh pendidikan pada
lingkungan pendidikan sekolah saja tetapi
masanya,
juga pada keluarga dan masyarakat (alam
terpusat pada upaya pengembangan aspek-
sekitar), semua itu adalah arena pendidikan
aspek kemanusiaan generasi Indonesia
untuk
(tubuh, pikiran dan badan) secara utuh
menyempurnakan
kepribadian
manusia.
visi
Ki
Hadjar
Dewantara
berdasarkan kekhasan kultural Indonesia.
Keluarga sebagai salah satu tri
Berdasarkan konsep itu, paradigma yang
pusat pendidikan, mempunyai pengaruh
dipandangnya cocok untuk menerapkan
penting di mana setiap orang yang berada
visi itu adalah pola “mengasuh”. Maka,
dalam institusi ini pasti akan mengalami
pendidikan adalah upaya mengasuh, dan
perubahan dan perkembangan menurut
pendidik adalah “pengasuh”. Paradigma
warna
tersebut.
pendidikan Ki Hadjar Dewantara di atas
merupakan
memiliki visi yang universal, meskipun
lingkungan pendidikan yang pertama dan
bernafaskan kekhasan budaya Indonesia.
dan
Lingkungan
corak
institusi
keluarga
Konsepsi Pendidikan Dalam Keluarga
Neni Yohana
4
OASIS (Jurnal Ilmiah Kajian Islam) Vol 2. No 1 Februari 2017
Karakteristik budaya bangsa Indonesia
teladan
semakin hari terasa semakin ditinggalkan
bertujuan
oleh anak bangsanya sendiri. Keadaan
kehidupan dunia akhirat.
demikian tentu sangat jauh dari konsep
Metode
pendidikan
dan
pengajaran
yang
dimaksudkan oleh Ki Hajar Dewantara.
ideal
dalam
kehidupan
mempersiapkannya
yang untuk
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan dalam
Sementara itu, Hasan Langgulung
penelitian ini yaitu deskriptif analitis kritis.
juga mengemukakan tentang pandangan
Metode ini merupakan pengembangan dari
Islam
metode
terhadap
pendidikan
keluarga,
deskriptif
atau
yang
dikenal
dimana ia memandang keluarga dengan
dengan sebutan deskriptif analitis, yang
pandangan menyeluruh, mengajak ke arah
mendeskripsikan gagasan manusia tanpa
pengalaman yang menghendaki segala
suatu
sesuatu di keluarga, di berbagai lingkungan
Pengumpulan data dalam penelitian studi
berinteraksi dengan masyarakat. Islam juga
pustaka
menekankan bahwa pendidikan dalam
pendokumentasian atas sumber rujukan
keluarga
(referensi) dan informasi yang tertulis.
sangat
penting,
seperti
analisis
yang
bersifat
dilakukan
melalui
menganggapnya sebagai proses perbaikan
Penelitian
individu,
manusia,
kepustakaan, yaitu merujuk pada buku atau
kepada
literatur yang membahas materi yang
proses
proses
pemulihan
penyampaian
kesempurnaan
secara
anak bertahap.
Juga
berkaitan
ini
kritis.
menggunakan
dengan
tema
yang
sumber
diteliti.
memandang ibadah sebagai jalan terbaik
Setelah melakukan pengumpulan data,
untuk
pemurnian
penulis melakukan analisis data untuk
manusia lahir dan batin dan mengajarnya
disimpulkan berdasarkan data-data yang
bagaimana ia merupakan dirinya dan
telah dikumpulkan. Metode analisis yang
mengatasi syahwat dan nafsunya, melatih
digunakan adalah metode deskriptif, yaitu
dirinya berserah diri kepada Tuhannya dan
digunakan untuk mendiskripsikan segala
tidak memperbudak dirinya kecuali kepada
hal
Tuhan pencipta dan sumber kehidupannya.
pembicaraan secara sistematis, faktual dan
Juga memandang keluarga adalah tempat
akurat, mengenai sifat-sifat serta hubungan
pendidikan sebagai suatu proses spiritual,
dari dua fenomena yang dimiliki. Dari sini
akhlak,
pembentukan
dan
yang
berkaitan
dengan
pokok
sosial
yang
kemudian diambil kesimpulan yang semula
manusia
dan
dari data-data tentang obyek permasalahan.
memberi nilai-nilai, prinsip-prinsip dan
Selain itu juga menggunakan analisis isi,
berusaha
intelektual
dan
membimbing
Konsepsi Pendidikan Dalam Keluarga
Neni Yohana
5
OASIS (Jurnal Ilmiah Kajian Islam) Vol 2. No 1 Februari 2017
yaitu metode untuk mengungkapkan isi
terutama pendidikan agama, yang mutlak
sebuah buku yang menggambarkan situasi
harus dilakukan oleh kedua orang tuanya
dan
ini
sejak dini sampai dewasa. Lebih-lebih
digunkan untuk menggali, mengungkap
kalau kita ingat, bahwa keluarga adalah
dan menganalisa seluruh pokok pemikiran
pusat pendidikan yang pertama dan utama,
pendidikan dalam keluarga menurut Ki
bahkan juga berfungsi sebagai peletak
Hadjar Dewantara dan Hasan Langgulung
dasar
dalam bentuk buku atau karya tulis
Pendidikan dalam keluarga merupakan hal
lainnya.
fundamental atau dasar dari pendidikan
Pembahasan
anak
kondisi
masyarakat.
Metode
1. Pendidikan dalam Keluarga
pembentukan
selanjutnya.
pribadi
Artinya,
anak.
hasil-hasil
pendidikan yang diperoleh anak dalam
Menurut Ki Hadjar Dewantara
keluarga menentukan pendidikan anak itu
Menurut Ki Hadjar Dewantara,
selanjutnya baik di sekolah maupun dalam
pendidikan adalah usaha kebudayaan yang
masyarakat. Orang tua berperan sebagai
bermaksud memberikan bimbingan dalam
pendidik dengan mengasuh, membimbing,
hidup tumbuhnya jiwa raga anak didik agar
memberi
dalam garis-garis kodrat pribadinya serta
anak. Sedangkan anak sebagai peserta
pengaruh-pengaruh lingkungan, mendapat
didik melakukan kegiatan belajar mengajar
kemajuan hidup lahir batin. Sementara itu,
dengan cara fikir, menghayati, dan berbuat
yang dinamakan keluarga menurut Ki
di
Hadjar Dewantara adalah suatu kumpulan
kehidupannya.
beberapa orang yang karena terikat oleh
teladan,
dalam
2. Tujuan
dan
dan
membelajarkan
terhadap
Pendidikan
dunia
dalam
satu turunan lalu mengerti dan berdiri
Keluarga menurut Ki Hadjar
sebagai satu gabungan yang hak, dan
Dewantara
berkehendak bersama-sama memperteguh
Tujuan pendidikan dalam keluarga
gabungan itu untuk kemuliaan semua
di sini adalah memberikan nasehat-nasehat,
anggotanya.
materi-materi, anjuran-anjuran yang bisa
Pendidikan pendidikan
yang
keluarga
merupakan
sempurna
mengarahkan pada anak akan perbuatan
bagi
yang baik, disesuaikan dengan tingkat
pendidikan kecerdasan dan budi pekerti
perkembangan anak mulai dari masa
ketimbang
yang
kecilnya sampai dewasa agar terbentuk
lain (selain keluarga). Pendidikan keluarga
watak dan kepribadian yang baik, juga
merupakan pendidikan yang sangat penting
mampu menguasai diri sendiri untuk
pendidikan-pendidikan
Konsepsi Pendidikan Dalam Keluarga
Neni Yohana
6
OASIS (Jurnal Ilmiah Kajian Islam) Vol 2. No 1 Februari 2017
mencapai kebahagiaan lahir dan batin,
seutuhnya,
dunia dan akhirat. Dalam pelaksanaan
Mendasarkan
pendidikan dalam keluarga, anak didik
Mendasarkan kepada cinta kasih, f) Saling
diharapkan mampu menjadi manusia yang
menghormati, g) Demokratis, h) Tidak
luhur dan berguna bagi masyarakat luas.
ingin
Kecerdasan otak bukanlah hal yang utama
orang lain untuk kepentingan dirinya, i)
dalam pendidikan akan tetapi bagaimana
Kepentingan umum di atas kepentingan
anak didik memiliki budi pekerti yang
pribadi, j) Tidak ada paksaan, kita hanya
mulia merupakan tujuan utama. Sehingga
mengamati mencampuri anak apabila anak
anak didik yang nantinya menjadi orang
berada di jalan yang salah, j) Tidak
yang
akan
pesimis, k) Hukuman hanya terjadi untuk
menyalahgunakan kecerdasannya
untuk
mencegah kejahatan, l) Berdasar kodrat
merugikan
Untuk
alam, m) Menekankan pendidikan budi
cerdas
dan
tidak
orang
lain.
menumbuhkan perasaan dan kehalusan
c)
Jiwa
merdeka,
d)
kepada
manusia,
e)
menguasai
3. Kurikulum Pendidikan dalam
Pendidikan
Dewantara
Dewantara
Dalam
pendidikan
menurut Ki Hadjar Dewantara haruslah
Ki
Hadjar
sesuai dengan tingkatan umur para peserta
tidak
terlibat
didik.
kurikulum
secara
pendidik harus memahami tentang kondisi
teknis. Namun secara substansial, dapat
psikis dari peserta didik dengan tujuan
dijumpai bahwa Ki Hadjar Dewantara
bahwa ketika materi pendidikan agama
dengan
banyak
disampaikan harus dapat dipahami dan
membicarakan masalah kurikulum, yakni
dicerna secara utuh. Dalam penyampaian
kurikulum dalam arti konvensional, yaitu
materi
Ki
Hadjar
nama-nama mata pelajaran yang perlu
Dewantara membaginya dalam
empat
diajarkan kepada para siswa sesuai dengan
tingkatan sesuai dengan umur anak, yaitu:
tingkatannya.
Taman Indria dan Taman Anak (umur 5-8
pendidikan,
dalam berbagai dalam
bukunya
mengartikan
caranya
pemikir
pelaksanaan
dan
praktisi
seorang
dalam
keluarga menurut Ki Hadjar
Keluarga Menurut Ki Hadjar
Sebagai
menundukkan
pekerti. 4. Materi
budi pekerti.
dan
sendiri
Hal
ini
dalam
dikarenakan
keluarga,
seorang
Kurikulum pendidikan menurut Ki
tahun), Taman Muda (umur 9-12 tahun),
Hadjar Dewantara berdasarkan pada : a)
Taman Dewasa (umur 14-16 tahun),
Kebangsaan,
b)Pendidikan
Konsepsi Pendidikan Dalam Keluarga
manusia
Neni Yohana
7
OASIS (Jurnal Ilmiah Kajian Islam) Vol 2. No 1 Februari 2017
Taman Madya dan Taman Guru (umur 17-
Ngemong, Momong, Among dan semboyan
20).
Ing ngarso sung tulodho, Ing Madya
5. Sumber
dalam
mangun karso, dan Tut wuri handayani
Keluarga menurut Ki Hadjar
bukan berasal dari sebuah pemikiran Ki
Dewantara
Hadjar
Untuk pendidikan
Pendidikan
mencari dalam
sumber
keluarga
Dewantara
bahan
Pendidikan
sangatlah
bagaimana
bukan
yang
terpisah.
hanya
masalah
membangun
isi
(kognisi)
mudah, karena dapat diambil dari apa saja
namun juga pekerti (afeksi) anak-anak
yang
Indonesia, yang tentunnya diharapkan
ada
di
sekitarnya.
Ki
Hadjar
Dewantara tidak membatasi pemakaian
“meng-Indonesia”
sumber bahan dalam pendidikan. Bahan
mampu
pelajaran dapat diambil dari buku-buku
bangsa yang “meng-Indonesia” (memiliki
bacaan, pujangga, cerita babad, sejarah
kekhasan Indonesia).
kepahlawanan, lakon ketoprak, sandiwara
menjadi
mereka
kelak
pemimpin-pemimpin
7. Pendidikan dalam Keluarga Menurut Hasan Langgulung
wayang dan sebagainya. 6. Metode
agar
Pendidikan
dalam
Menurut
Hasan
Langgulung,
Keluarga Menurut Ki Hadjar
keluarga merupakan suatu unit sosial yang
Dewantara
terdiri dari seorang suami dan seorang istri,
Secara
tidak
atau dengan kata lain keluarga adalah
disebutkan metode baku yang digunakan
perkumpulan yang halal antara seorang
oleh
dalam
lelaki dan seorang perempuan yang bersifat
melakukan pendidikan selama ini. Akan
terus menerus dimana yang satu merasa
tetapi dalam berbagai penggambarannya
tentram dengan yang lain sesuai dengan
dapat dipahami bahwa metode pendidikan
yang
yang
Hadjar
masyarakat. Dan ketika suami istri itu
Dewantara, yakni Momong, Among dan
dikaruniai seorang anak atau lebih, maka
Ngemong, yang berarti bahwa pendidikan
anak-anak itu menjadi unsur utama ketiga
itu bersifat mengasuh.
pada keluarga tersebut di samping dua
Ki
eksplisit
Hadjar
dikembangkan
memang
Dewantara
oleh
Ki
Pendidikan dalam perspektif ini memang mementingkan ketertiban, tapi pelaksanaannya
bertolak
dari
ditentukan
oleh
agama
dan
unsur sebelumnya. Hasan
Langgulung
memberi
upaya
batasan terhadap pengertian pendidikan
membangun kesadaran, bukan berdasarkan
keluarga sebagai usaha yang dilakukan
paksaan yang bersifat hukuman. Metode
oleh ayah dan ibu sebagai orang yang
Konsepsi Pendidikan Dalam Keluarga
Neni Yohana
8
OASIS (Jurnal Ilmiah Kajian Islam) Vol 2. No 1 Februari 2017
diberi tanggung jawab untuk memberikan
gabungan
nilai-nilai,
dan
pola-pola tingkah laku, sikap, nilai-nilai
kefitrahan. Dalam hal pendidikan di dalam
dan kebiasaan yang terkandung dalam
lingkungan keluarga proses bimbingan,
tujuan akhir atau tujuan umum pendidikan,
perhatian, dan kasih sayang terjalin antara
yang tanpa terlaksananya maka tujuan
kedua orang tua dengan anak- anaknya
akhir dan tujuan umum juga tidak akan
merupakan
terlaksana
akhlak,
basis
keteladanan
yang
ampuh
bagi
pengetahuan,
dengan
keterampilan,
sempurna.
pertumbuhan dan perkembangan psikis
Langgulung
serta nilai-nilai sosial dan religius pada diri
tujuan
anak didik.
(kognitif), penghayatan dan kesadaran
8. Tujuan
pendidikan,
baik
keterpaduan pengetahuan
Pendidikan
dalam
terhadap
menurut
Hasan
maupun ketrampilan dan tingkah laku
Keluarga Langgulung Hasan
menunjukkan
Hasan
nilai-nilai
tertentu
(afektif)
(psikomotor). Dengan demikian, dalam
Langgulung
menjelaskan
pandangan
Hasan
Langgulung
bahwa tujuan pendidikan dapat dibagi
keberhasilan pendidikan dalam keluarga
menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan
khususnya Pendidikan Agama Islam bukan
khusus. secara umum tujuan pendidikan
hanya dilihat dari aspek pengetahuan
dalam
pembentukan
semata (transfer of knowledge), tetapi yang
manusia yang bertindak sebagai khalifah
terpenting adalah tumbuhnya kesadaran
yang ciri-cirinya terkandung adalah konsep
dan penghayatan dalam diri anak didik
ibadah dan amanah. Manusia sebagai ciri
terhadap nilai-nilai Islam (transfer of
ini
values)
keluarga
adalah
mempunyai
ciri-ciri
yang
sehingga
akan
termanivestasi
membedakannya dari makhluk yang lain,
dalam tingkah laku sehari-hari. Di samping
yang
itu,
mempunyai
fitrah
mempunyai
roh,
mempunyai
kebebasan
mempunyai
akal
yang
disamping
yang
baik,
jasmani,
dikemukakan
definisi
Hasan
yang
Langgulung,
kemauan,
dan
pencapaian tujuan khusus oleh anak didik
menjadi
inti
merupakan
manusia itu Sedangkan
berdasarkan
pendidikan. tujuan
indikator Oleh
karena
keberhasilan itu,
dapat
khusus
dipahami bahwa tanpa terwujudnya tujuan
pendidikan menurut Hasan Langgulung
khusus pendidikan, maka tujuan-tujuan
adalah perubahan-perubahan yang diingini
yang lain tidak dapat dicapai secara
yang merupakan bagian dari tiap tujuan
optimal.
umum pendidikan. Dengan kata lain,
Konsepsi Pendidikan Dalam Keluarga
Neni Yohana
9
OASIS (Jurnal Ilmiah Kajian Islam) Vol 2. No 1 Februari 2017
9. Kurikulum Pendidikan dalam Keluarga
menurut
Hasan
mana keluarga dapat memainkan peranan penting tersebut dapat terbagi ke dalam
Langgulung
berbagai
Menurut Hasan Langgulung, dasar-
pendidikan
bidang
pendidikan,
jasmani,
yaitu
kesehatan,
dasar kurikulum dalam pendidikan perlu
(intelektual),
disusun kembali melalui format yang
psikologikal, agama dan spiritual, akhlak,
integralistik
sosial dan politik. Dalam kesemua bidang
dengan
berupaya
menginternalisasikan nilai-nilai Islam ke dalam pendidikan umum dan sebaliknya.
keindahan,
akal
emosi
dan
ini keluarga memegang peranan penting. 11. Sumber
Pendidikan
dalam
menurut
Hasan
Prioritas tujuan kurikulum pendidikan
Keluarga
tidak hanya bersifat materi akan tetapi
Langgulung
kebahagiaan dengan akhlak dan perilaku
Pendidikan
dalam
yang baik berdasarkan pada sumber-
menurut
sumber agama Islam.
berpegang pada sumber utama ajaran
Dalam
hubungannya
Hasan
keluaraga
Langgulung
harus
dengan
Islam, di samping juga memanfaatkan
penyusunan dan implementasi kurikulum
produk pemikiran barat modern, terutama
(khususnya pendidikan dalam keluarga),
dalam masalah psikologi, filsafat dan
Hasan Langgulung menyebutkan beberapa
pendidikan, sehingga teori pendidikannya
dasar yang harus dijadikan landasan,
tampak nuansa kontemporer, yaitu upaya
sebagaimana
pengembangan
yang
sebelumnya
telah
yakni
dijabarkan menyeluruh
pendekatan
pendidikan
multi
disipliner.
dengan Dasar
(syumuliah), keterpaduan, kesinambungan/
(epistemology) yang dijadikan rujukan
keseimbangan, keaslian, bersifat ilmiah,
Hasan Langgulung dalam mengkonstruksi
bersifat
paradigma pemikiran pendidikan adalah Al
praktikal,
kesetiakawanan,
keterbukaan. 10. Materi
Qur’an, Hadith, Ijtihad para Sahabat dan Pendidikan
dalam
para pemikir Muslim baik klasik maupun
menurut
Hasan
kontemporer, dan Pemikir Barat.
Keluarga Langgulung Untuk
mencapai
Dalam Islam Al-Quran dan Astujuan
Sunnah adalah landasan utama bagi setiap
membimbing manusia dan memberinya
muslim maka Al-Quran dan As-Sunnah ini
nilai-nilai dan prinsip serta teladan dalam
harus dijadikan landasan pendidikan dalam
kehidupan yang bertujuan mempersiapkan
keluarga. Maka dalam menentukan materi-
kehidupan dunia dan akhirat, materi di
materi atau isi kurikulum ini dapat diambil
Konsepsi Pendidikan Dalam Keluarga
Neni Yohana
10
OASIS (Jurnal Ilmiah Kajian Islam) Vol 2. No 1 Februari 2017
sumbernya
dari
ayat-ayat
Al-Quran
maupun As-Sunnah, di mana materi ini mengarah kepada pemantapan keimanan
mengajarkan fakta-fakta yang lain dalam ilmu yang lain. 13. Relevansi Konsep Pendidikan
peserta didik. Dengan begitu peserta didik
Dalam Keluarga
mampu menguasai berbagai macam ilmu
Hadjar Dewantara Dan Hasan
pengetahuan, sehingga menjadi pribadi
Langgulung
muslim yang memiliki pemikiran dan
Pendidikan Agama Islam
berakhlak islami dan tidak hanya kuat,
Menurut
cerdas dan
terampil tetapi kekuatan,
kecerdasan
dan
keterampilannya
berbanding lurus dengan akhlaknya. 12. Metode Keluarga
Menurut Ki
Terhadap
Peraturan
Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 Tentang
Pendidikan
Agama
Dan
Pendidikan Keagamaan pasal 2 ayat 1 dan
Pendidikan
dalam
2, bahwa; pertama, Pendidikan agama
Menurut
Hasan
berfungsi membentuk manusia Indonesia
Langgulung
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Hasan Langgulung tidak secara
Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan
spesifik menyebutkan metode apa saja
mampu menjaga kedamaian dan kerukunan
yang harus dipergunakan dalam proses
hubungan antarumat beragama; kedua,
pendidikan
Pendidikan
menurutnya
dalam setiap
keluarga
karena
metode
harus
agama
bertujuan
untuk
berkembangnya kemampuan peserta didik
disesuaikan dengan materi yang akan
dalam
disampaikan, selain itu jika berbicara
mengamalkan
metode maka kita tidak bisa lepas dari tiga
menyerasikan penguasaannya dalam ilmu
hal yaitu apa yang harus dipelajari, siapa
pengetahuan,
yang
Berdasarkan
mempelajarai
dan
siapa
yang
memahami,
menghayati,
nilai-nilai
teknologi peraturan
dan tersebut,
seni. dapat
diambil
luas menjelaskan bahwa proses pendidikan
pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan Hasan
sendiri bukan hanya satu segi. Ada segi
Langgulung tentang Pendidikan Agama
kognitif,
fakta-fakta
Islam dalam keluarga sebagaimana telah
sejarah, syarat dan rukun sembahyang dan
diuraikan dalam bab-bab sebelumnya,
ibadah lainnya. Ini adalah fakta yang tidak
yaitu :
berubah. Metode yang digunakan tentunya
a. Pembentukan manusia Indonesia yang
metode yang digunakan seperti dalam
beriman dan bertakwa kepada Tuhan
tentang
relevansi
yang
mengajarkan. Hasan Langgulung secara
seperti
beberapa
agama
dan
konsep
Yang Maha Esa serta berakhlak mulia
Konsepsi Pendidikan Dalam Keluarga
Neni Yohana
11
OASIS (Jurnal Ilmiah Kajian Islam) Vol 2. No 1 Februari 2017
dan mampu menjaga kedamaian dan
psikologis, yang dapat mengarahkan
kerukunan
antarumat
dan memberi petunjuk yang meliputi
beragama. Inti dari beberapa pemikiran
seluruh aspek kehidupan dunia dan
dari Ki Hadjar Dewantara maupun
akhirat. Di samping seseorang dapat
Hasan
mengenai
memiliki suatu kepribadian yang mulia
pentingnya keluarga dalam pendidikan
di sisi Allah SWT. Keluarga menjadi
agama anak memiliki inti yang sama
tempat berlangsungnya sosialisasi yang
yaitu keluarga adalah benteng pertama
berfungsi
dan utama dalam pendidikan agama
kepribadian sebagai makhluk individu,
anak, sebab dari sanalah seorang anak
makhluk sosial, makhluk susila dan
berinteraksi
makhluk
hubungan
Langgulung
secara
langsung,
dalam
pembentukan
keagamaan.
Jika
anak
memperoleh bimbingan, ajaran, nilai-
mengalami atau selalu menyaksikan
nilai, dan pengalaman-pengalaman yang
praktek keagamaan yang baik, teratur
akan
dasar
dan disiplin dalam rumah tangganya,
kepribadiannya, yaitu kepribadian mulia
maka anak akan senang meniru dan
yang
menjadikan
menjadi
fondasi
merupakan
cita-cita
dari
hal
itu
sebagai
adat
Pendidikan Agama Islam. Pendidikan
kebiasan dalam hidupnya, sehingga
Agama Islam merupakan unsur penting
akan
dalam suatu lingkungan keluarga, sebab
makhluk yang taat beragama. Dengan
hal ini mengandung petunjuk yang
demikian, agama tidak hanya dipelajari
meliputi segi kehidupan, karena setiap
dan diketahui saja, tetapi juga dihayati
orang akan mendapatkan kesejahteraan
dan diamalkan dengan konsisten.
dapat
membentuknya
sebagai
hidup baik di dunia maupun di akhirat.
b. Mengembangkan kemampuan peserta
Di samping itu dapat terarahkan dan
didik dalam memahami, menghayati,
menumbuhkan kemampuan beribadah
dan mengamalkan nilai-nilai agama
dan membina sikap hidup secara Islami,
yang
baik diri sendiri maupun untuk keluarga
dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan
dalam
anak.
seni. Bekal pendidikan agama yang
Pentingnya Pendidikan Agama Islam
diperoleh anak dari lingkungan keluarga
dalam
untuk
akan memberinya kemampuan untuk
membentuk pribadi anak dikarenakan
mengambil haluan di tengah-tengah
Pendidikan Agama Islam itu memiliki
kemajuan
dasar
Keluarga muslim merupakan keluarga-
pembentukan
lingkungan
moral,
pribadi
keluarga
kemasyarakatan
Konsepsi Pendidikan Dalam Keluarga
dan
menyerasikan
yang
penguasaannya
demikian
pesat.
Neni Yohana
12
OASIS (Jurnal Ilmiah Kajian Islam) Vol 2. No 1 Februari 2017
keluarga yang mempunyai tanggung
keluarga
jawab
dalam
Islam, menurut penulis masih relevan dan
mendidik generasi-generasinya untuk
aktual dimana proses pendidikan berjalan.
mampu terhindar dari berbagai bentuk
Hanya saja praktek yang berjalan atau
tindakan yang menyimpang. Oleh sebab
yang ada tidak akan bisa semudah dengan
itu, perbaikan pola pendidikan anak
teori-teori yang telah diberikan. Dengan
dalam
sebuah
hal itu pendidikan pada masa sekarang
keharusan dan membutuhkan perhatian
harus diberi inovasi-inovasi baru agar tidak
yang serius. Pendidikan Agama Islam,
ketinggalan dengan perkembangan yang
sesungguhnya merupakan solusi bagi
telah ada atau yang selang melaju baik
penyakit
yang
perkembangan
modern.
Pendidikan
yang
sangat
keluarga
besar
merupakan
menimpa
manusia
Pendidikan
Agama
teknologi
maupun
Islam
perubahannya kebudayaan yang semakin
adalah pendidikan yang dibangun atas
hari semakin berubah, baik menuju pada
dasar
kemajuan ataupun pada kebobrokan.
fitrah
Agama
Agama
terhadap
manusia.
Islam
Pendidikan
senantiasa
bertujuan
14. Implementasi
Konsep
yang
Pemikiran
seimbang dari kepribadian total manusia
Dewantara
melalui
Pendidikan dalam Keluarga
menimbulkan
pertumbuhan
latihan
spiritual,
intelek,
rasional diri, perasaan, dan kepekaan tubuh
manusia.
Pendidikan berusaha
Oleh
Agama menyediakan
karenanya,
Islam jalan
Adapun
Ki
Hadjar tentang
implementasi
konsep
pendidikan dalam keluarga khususnya
selalu
Pendidikan Agama Islam menurut Ki
bagi
Hadjar Dewantara pada masa kini, menurut
pertumbuhan manusia dalam segala
pandangan
penulis
aspeknya: spiritual, intelektual, imjinasi,
berupa :
fisik, ilmiah, linguistic baik secara
a. Implementasi
diantaranya
aspek
dapat
Akidah:
individual maupun secara kolektif, dan
Mengenalkan anak akan pencipta alam
memotivasi semua aspek ini untuk
ini
mencapai kebaikan dan kesempurnaan
beribadah
hidup manusia.
kesadaran anak bahwa dirinya adalah
Dari kedua pemaparan fungsi dan tujuan Pendidikan Agama Islam tersebut, pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan Hasan Langgulung tentang pendidikan dalam Konsepsi Pendidikan Dalam Keluarga
(Allah)
bagian
dan
memerintahkan
kepadanya;
dari
alam
Membangun
semesta.;
Mengenalkan anak akan peranannya di antara sesama manusia dan tanggung jawab pribadinya di dalam hidup ini;
Neni Yohana
13
OASIS (Jurnal Ilmiah Kajian Islam) Vol 2. No 1 Februari 2017
Memerdekaan lahiriah dan batiniah
15. Implementasi
Konsep
anak. Bukan kemerdekaan yang leluasa,
Pemikiran Hasan Langgulung
tetapi yang terbatas oleh tuntunan-
tentang
tuntunan kodrat alam yang nyata dan
Keluarga
menuju ke arah menyelamatkan dan
Adapun
Pendidikan
dalam
Implementasi
konsep
membahagiakan hidup dan penghidupan
pendidikan dalam keluarga khususnya
diri dan masyarakat.
Pendidikan Agama Islam menurut Hasan
b. Implementasi aspek Akhlak: Memberi
Langgulung pada masa kini, menurut
arahan atau tuntunan, juga menjadi
pandangan
fasilitator dan motivator bagi anak;
berupa :
Membentuk
a. Implementasi
perasaan
anak
untuk
penulis
diantaranya
aspek
dapat
Akidah:
mencintai ketertiban dan kedamaian;
Memberikan tauladan yang baik kepada
Membentuk
anak tentang kekuatan iman kepada
dalam
diri
sikap anak
tanggungjawab agar
dan
Allah dan berpegang dengan ajaran-
bertanggungjawab dalam memelihara
ajaran agama dalam bentuknya yang
nilai-nilai
sempurna
dan
setia
bentuk-bentuk
dalam
waktu
tertentu;
kebudayaan nasional; Membangun rasa
Membimbing anak membaca bacaan
nasionalisme dalam diri anak sehingga
agama yang berguna dan memikirkan
ia merasa satu dengan bangsanya dan
ciptaan-ciptaan
cinta akan bangsanyaMembangun rasa
mahluknya.
Allah
dan
mahluk-
persaudaraan dalam diri anak agar ;
b. Implementasi aspek Akhlak: Memberi
tumbuh perasaan cinta kasih terhadap
contoh yang baik kepada anak-anaknya
sesama manusia; Mengenalkan anak-
dalam tingkah laku sosial yang sehat,
anak interaksi sosial dan tanggung
berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-
jawabnya dalam tata kehidupan.
nilai agama; Menjadikan rumah itu
c. Implementasi
aspek
Ibadah:
sebagai
tempat
mana
hubungan
nilai-nilai manfaat yang diperoleh bagi
Memberi contoh yang baik kepada
manusia itu sendiri dengan menjalankan
anak-anak
sholat;
shalat/ibadah
kepada ahklak yang mulia, sebab orang
sejak dini; Mengajari membaca Al-
tua yang tidak berhasil menguasai
Quran; Melatih berpuasa.
dirinya
dalam
tentulah
yang
tercipta
Mengajarkan syari’at sholat disertai
Membiasakan
sosial
di
berhasil
berpegang
tidak
;
teguh
sanggup
menguasai dan meyakinkan anaknya
Konsepsi Pendidikan Dalam Keluarga
Neni Yohana
14
OASIS (Jurnal Ilmiah Kajian Islam) Vol 2. No 1 Februari 2017
untuk
memegang
ahklak
yang
mereka; Membiasakan mereka cara-cara
diajarkan; Membiasakan anak-anaknya
Islam dalam makan, minum, duduk,
berngsur-angsur berdikari dan memikul
tidur, memberi salam, berziarah, masuk
tanggung jawab dan bimbingannya jika
rumah yang telah di diami oleh orang
mereka bersalah dengan lemah lembut ;
lain, dan lain-lain.
Menyediakan
peluang
praktis
mana
di
dan mereka
suasana
c. Implementasi
aspek
Ibadah:
dapat
Membiasakan anak menunaikan ajaran-
memperaktekkan akhlak yang diterima
ajaran agama semenjak kecil sehingga
dari orang tuanya; Memberi tanggung
dapat menjadi kebiasaan yang mendarah
jawab yang sesuai pada anak-anaknya
daging, mereka melakukannya dengan
supaya mereka merasa bebas dalam
kemauan sendiri dan merasa tentram
memilih dan dalam tindak tanduknya;
sebab
Menjauhkan mereka dari sifat manja
suasana agama dan spiritual yang sesuai
dan
dengan di rumah di mana anak berada.
berpoya-poya,
dan
jangan
menghina dan merendahkan mereka dengan
kasar
sebab
Menyiapkan
Simpulan
yang
Ki Hadjar Dewantara yang lahir
memanjakan dan kekerasan itu merusak
pada tanggal 2 Mei 1889 merupakan salah
kepribadiaan
Memperlakukan
satu tokoh pendidikan nasional Indonesia
mereka dengan lemah lembut dengan
yang mempunyai pengaruh yang besar
menghormati
terhadap perkembangan pendidikan di
anak;
di
sifat
melakukannya;
depan
kawan-
kawannya tetapi jangan melepaskan
Indonesia.
kekuasaan kepada mereka terhadap
nasionalis, Ki Hadjar Dewantara memiliki
anak- anaknya; Menolong anak-anak
corak pemikiran pendidikan yang tidak
menjalin persahabatan yang mulia dan
jauh dari budaya Indonesia. Ki Hadjar
berhasil, sebab manusia turut menjadi
Dewantara mencetuskan bahwa keluarga,
baik karna berkawan dengan orang
satuan
shaleh.;
merupakan
Menggalakkan
mendapatkan
Tri
dan
tokoh
masyarakat
sentra
Pendidikan.
Kemitraan yang baik di antara ketiganya
menolong mereka berdikari dari segi
yang dilandasi semangat gotong royong
ekonomi
Membiasakan
diharapkan dapat mendukung terciptanya
mereka hidup sederhana supaya lebih
ekosistem pendidikan yang menumbuhkan
bersedia menghadapi kesulitan hidup
karakter dan budaya prestasi.
emosi;
yang
pendidikan,
seorang
dapat
dan
kerja
mereka
Sebagai
sebelum terjadi; Bersifat adil di antara
Konsepsi Pendidikan Dalam Keluarga
Neni Yohana
15
OASIS (Jurnal Ilmiah Kajian Islam) Vol 2. No 1 Februari 2017
Ki
Hadjar
lebih
keteladanan serta hidup bahagia di dunia
memperlihatkan perpaduan antara teoritisi
dan di akhirat. Ki Hadjar Dewantara
dan praktisi. Sebagai teoritisi, terlihat pada
mencetuskan
gagasan
pendidikan, dan masyarakat merupakan Tri
dan
didasarkan
Dewantara
pemikirannya
pada
kebutuhan
yang obyektif
bahwa
keluarga,
satuan
sentra Pendidikan.
masyarakat serta situasi kultural yang
Hasan Langgulung yang lahir pada
berkembang pada zamannya. Sedangkan
tanggal 16 Oktober 1934, merupakan salah
sebagai
satu
praktisi,
terlihat
pada
upaya
tokoh
muslim
Indonesia
yang
melaksanakan gagasan dan pemikirannya
memiliki pengalaman belajar di barat
itu. Ki Hadjar Dewantara mencetuskan
maupun timur, memiliki corak pemikiran
bahwa keluarga, satuan pendidikan, dan
yang moderat. Di satu sisi beliau adalah
masyarakat
sentra
seorang yang relijius tapi di sisi lain beliau
Pendidikan. Kemitraan yang baik di antara
adalah seorang yang rasional dan mau
ketiganya yang dilandasi semangat gotong
menerima pemikiran Barat yang tidak
royong
mendukung
bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Al-
terciptanya ekosistem pendidikan yang
Quran dan Hadits merupakan landasan
menumbuhkan
dasar dalam konsep pendidikan menurut
prestasi.
merupakan
diharapkan
dapat
karakter
Tri
dan
budaya
Kemitraan yang baik di antara
ketiganya yang dilandasi semangat gotong royong
diharapkan
Pandangan
Hasan
Langgulung
mendukung
terhadap pendidikan dalam rumah tangga
terciptanya ekosistem pendidikan yang
tidak terlepas dari filosofinya sebagai
menumbuhkan
budaya
seorang muslim yang mengambil dasar
prestasi. Dalam kemitraan itu, pelaku
pemikiran dari nilai-nilai keislaman yang
pendidikan di satuan pendidikan dan orang
disandarkan pada al-Qur’an, Hadith, serta
tua di rumah mempunyai peran sangat
pemikiran cendikiawan muslim terdahulu.
menentukan untuk menguatkan kemitraan
Keluarga memegang tanggung jawab dan
ini.
peranan
Menurut
dapat
Hasan Langgulung.
karakter
Ki
Hadjar
dan
Dewantara,
yang
sangat
pendidikan
jiwa merdeka bagi rakyat melalui bidang
pendidikan keluarga tidak hanya pada
pendidikan, maka dapat ditegaskan bahwa
individu tetapi juga kepada masyarakat.
Ki Hajar Dewantara mengajak masyarakat
Menurut Hasan Langgulung, pendidikan
untuk
agar
dalam keluarga sangatlah penting sebagai
nantinya dapat mendapatkan kecerdasan,
fondasi bagi proses dan pembinaan anak-
pendidikan
Konsepsi Pendidikan Dalam Keluarga
sebab
dalam
pendidikan adalah upaya menanamkan
meningkatkan
anak,
penting
dampak
Neni Yohana
16
OASIS (Jurnal Ilmiah Kajian Islam) Vol 2. No 1 Februari 2017
anak
agar
menjadi
manusia
yang
pendidikan dan situasi lingkungan sosial
berkepribadian Islami. Dengan demikian
budaya
anak akan memasuki kehidupan yang
pemikiran
berhasil
dapat
keluarga menurut Ki Hadjar Dewantara
mengamalkan ajaran-ajaran atau syari’at
dan Hasan Langgulung diantaranya : 1)
agama. Pendidikan itu hakekatnya sebagai
Gagasan
proses
digagaskan oleh Ki Hadjar Dewantara dan
dan
mulia
penemuan
dan
serta
pengembangan
yang
berbeda.
konsep
pendidikan
pemikiran
dalam
pendidikan
Hasan
bisa berkiprah di tengah masyarakat.
dipengaruhi oleh keadaan zaman yang
Interaksi antara potensi individu dan
dihadapi keduanya; 2) Keluarga sebagai
budaya masyarakat, di mana seorang
salah satu tri sentra pendidikan; 3) Dalam
individu memberikan kontribusinya ke
pengembangan
masyarakat
Agama Islam dalam keluarga keduanya
menyerap
individu
budaya
yang
tersebut ada
pada
sama-sama
adalah
yang
kemampuan tersebut agar individu tersebut
dan
Langgulung
Persamaan
kurikulum
sama-sama
Pendidikan
menyesuaikan
terhadap
masyarakat akan dapat mengembangkan
perkembangan peserta didik; 4) Dalam
kepribadian dan potensi diri. Pendidikan
penggunaan metode keduanya sama-sama
dalam keluarga khususnya Pendidikan
mempertimbangkan aspek psikologis; 5)
Agama Islam adalah mengajarkan nilai-
Kedua
nilai ajaran Islam dari satu generasi ke
menjelaskan tentang metode pendidikan
generasi yang lain. Hal ini diharapkan
apa saja yang digunakan dalam Pendidikan
umat Islam menjadi umat yang kokoh dan
Agama Islam dalam keluarga; 6) Dasar
sebagai pembawa amanah khalifah di
atau Sumber Pendidikan Agama Islam
dunia
jawab.
bersumber dari Al-Quran dan Hadith.
agama
Sementara perbedaan konsep Pendidikan
dilakukan dengan cara-cara yang berpihak
Agama Islam dalam Keluarga menurut Ki
pada anak. Keteladanan orang tua menjadi
Hadjar Dewantara dan Hasan Langgulung
prioritas utama dalam mendidik anak di
diantaranya terdapat perbedaan dalam hal :
dalam keluarga.
1) Corak Pemikiran Pendidikan; 2) Asas-
yang
Penyampaian
bertanggung nilai-nilai
ajaran
tokoh
tidak
secara
spesifik
Konsep pendidikan dalam keluarga
asas Pendidikan; 3) Sistem Pendidikan
menurut Ki Hadjar Dewantara dan Hasan
Agama Islam dalam Keluarga; 4) Tujuan
Langgulung memiliki beberapa persamaan
Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga;
dan perbedaan. Hal tersebut dikarenakan
5) Kurikulum Pendidikan Agama Islam
kedua tokoh terbut memiliki latar belakang
dalam Keluarga.
Konsepsi Pendidikan Dalam Keluarga
Neni Yohana
17
OASIS (Jurnal Ilmiah Kajian Islam) Vol 2. No 1 Februari 2017
Pemikiran dan gagasan Ki Hadjar Dewantara dan Hasan Langgulung tentang pendidikan dalam keluarga, cukup relevan untuk diterapkan
di
masa
sekarang.
Kesadaran akan tanggung jawab mendidik
Metod, (Yogyakarta: Andi Offset, 1990) Dewantara, Ki Hadjar, Bagian Pertama: Pendidikan Cet. Ke IV, (Yogyakarta: MLPTS, 2011)
dan membina anak secara terus-menerus
Langgulung, Hasan, Asas Asas Pendidikan
perlu dikembangkan kepada setiap orang
Islam, (Jakarta: Pustaka al Husna,
tua,
2003)
mereka
juga
perlu
dibekali
pengetahuan sesuai dengan perkembangan
________________,
Manusia
zaman. Dengan demikian tingkat dan
Pendidikan:
kualitas pendidikan yang diberikan dapat
Psikologis, Filsafat dan Pendidikan,
digunakan
(Jakarta: Pustaka Al Husna Baru,
anak
untuk
menghadapi
lingkungan yang selalu berubah. Bila hal ini dapat dilakukan oleh setiap orang tua, maka
generasi
mampu
mendatang
mempunyai
diharapkan
kekuatan
Suatu
dan Analisa
2004) Peralihan
________________, Paradigma,(Jakarta:
mental
Pratama, 2002)
menghadapi perubahan dalam masyarakat.
________________,
Gaya
Media
Pendidikan
Islam
Untuk dapat berbuat demikian, tentu saja
dalam Abad ke-21, (Jakarta: Pustaka
orang tua perlu meningkatkan ilmu dan
al-Husna Baru, 2003)
keterampilannya sebagai pendidik pertama
Nawawti,
Hadari,
Metode
Penelitian
dan utama bagi anak-anaknya. Agama
Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah
Islam selalu mengingatkan pemeluknya,
Mada University Press, 2001)
agar generasi-generasi berikutnya memiliki
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
kualitas yang lebih baik dari generasi
Nomor 55 Tahun 2007 Tentang
sebelumnya.
Pendidikan Agama Dan Pendidikan Keagamaan
DAFTAR PUSTAKA
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat,
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan
Praktek,
(Yogyakarta: Rineka Cipta, 2002) Barnadib, Imam, Filsafat Pendidikan: Pengantar Mengenai Sistem dan
(Jakarta: Raja Grafindo, 2001) Sumantri, Jujun S., Penelitian Ilmiah, Kefilsafatan
dan
Keagamaan:
Mencari Paradigma Bersama dalam Tradisi
Baru
Penelitian
Agama
Islam: Tinjauan antar Disiplin Ilmu,
Konsepsi Pendidikan Dalam Keluarga
Neni Yohana
18
OASIS (Jurnal Ilmiah Kajian Islam) Vol 2. No 1 Februari 2017
(Bandung:
Nuansa
bekerjasama
dengan Pusjarlit Press, 1998) Tafsir , Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2006) Wahyu, Hasbi , “Keluarga Sebagai Basis Pendidikan Pertama Dan Utama”, Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA (2012)
Konsepsi Pendidikan Dalam Keluarga
Neni Yohana