KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA
INDRA SAPUTRA A34203039
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
RINGKASAN INDRA SAPUTRA. A34203039. KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA. (Dibawah bimbingan NIZAR NASRULLAH). Kampus merupakan suatu lingkungan pendidikan tinggi yang didalamnya terdapat aktivitas pendidikan berikut dengan fasilitas pendukungnya. Kampus sebagai lingkungan pendidikan selayaknya memberikan kenyamanan bagi penggunanya. Agar tercapainya tujuan pendidikan didalamnya, diperlukannya penerapan ilmu lanskap sebagai ilmu yang mempelajari tata ruang. Salah satu hal yang dipelajari dalam ilmu lanskap yaitu penataan sirkulasi/ jalan. Penataan difokuskan pada street furniture yakni segala bentuk kelengkapan jalan dan terdapat di atas tanah dengan tujuan pengadaannya adalah untuk mencapai fungsi jalan secara optimum (dalam arti aman, nyaman dan indah) (Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga,1995). Penelitian ini bertujuan untuk menyusun suatu konsep street furniture jalan dalam lingkup Kampus IPB Dramaga. Street furniture berfungsi memberikan informasi tentang fasilitas kampus, rambu jalan dan sarana pelayanan terhadap pengguna jalan dalam kampus agar sirkulasi pengguna jalan dapat dengan lancar dan aman serta mudah terarahkan kepada suatu sarana kampus yang di tuju. Selain itu pelayanan di sekitar jalan ini memfasilitasi pengguna jalan untuk istirahat dengan nyaman, dan memudahkan untuk mendapatkan pelayanan transportasi. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan Simond (1983). Metode ini terdiri dari enam tahap yaitu: persiapan (komisi pengawas), research, analisis, sintesis, konstruksi, dan operasi. Hasil studi ini berupa konsep tertulis yang kemudian akan lebih dijelaskan dalam konsep dasar street furniture, lalu dijabarkan kembali ke dalam konsep pengembangan. Street furniture berfungsi sebagai pemberi informasi tentang fasilitas kampus, rambu-rambu jalan, dan pelayanan kepada pengguna kampus. Bentuk street furniture ditampilkan memberikan identitas kampus, memperhatikan estetika, fungsional, dan kenyamanan pengguna jalan. Identitas kampus IPB adalah kampus pertanian dalam arti luas yang terdiri atas fasilitas pendidikan atau
lebih di kenal dengan istilah Green Campus, dan berkesan sejuk serta bersahabat dengan alam. Identitas ini dapat diwakilkan dengan street furniture/ perabot jalan disepanjang jalan lingkar kampus yang di akses pengguna. Konsep Green Campus yang akan diterapkan pada street furniture pada tapak akan sangat terlihat atau yang akan menonjol adalah pada bagian bangunan seperti: halte, papan tanda/ signage, papan informasi, bangku, tempat sampah, dan lampu jalan. Bangunan dan pelengkap ini akan ditampilkan dengan menggunakan bahan yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan memberikan simbolisme sebagai tempat pengembangan pendidikan dan pengembangan ilmu dari bidang pertanian dalam arti luas. Bahan atau material yang akan digunakan diantaranya kayu, besi, batu bata, batu hias, dan batu kali. Sedangkan gambar yang akan ditampilkan banyak menggunakan pola-pola organis (lengkung) dan beberapa dalam bentuk garis tegas (geometris). Untuk warna yang digunakan di dominasi dengan warna hijau dan coklat. Perkerasan yang di maksud dalam konsep ini yaitu jalur-jalur selain jalan kendaraan bermotor, yakni pedestrian dan jalur sepeda. Perkerasan ini berfungsi sebagai jalur sirkulasi manusia untuk menuju ke suatu lokasi yang ditujunya. Perkerasan ini ditampilkan untuk memperbaiki dan memperindah eksisting tapak serta memperkuat identitas kampus sebagai kampus hijau. Pada jalur pedestrian maupun sepeda dapat di buat variasi dengan memainkan karakter seperti pola, warna, bentuk, atau pergantian material. Dengan permainan karakter seperti di atas, sudah tentu pengguna akan merasa nyaman dan tidak bosan saat melaluinya. Untuk konsep vegetasi, pada dasarnya hanya memperbaiki, melengkapi, dan memperindah bagian-bagian yang sudah ada. Penambahan dapat berupa pohon, semak, maupun groundcover baik yang di tanam langsung atau dengan pot. Vegetasi yang digunakan dapat dikelompokkan ke dalam fungsi yang berbeda, diantaranya fungsi estetis, dan peneduh. Penerapan konsep street furniture yang sederhana dan tepat guna diperlukan dalam lingkar kampus IPB Dramaga. Selain berfungsi memberikan informasi, street furniture pun memberikan kemudahan agar sirkulasi pengguna jalan menuju ke suatu lokasi yang di tuju dapat terarahkan dengan lancar dan aman. Penataan
dan perawatan street furniture dalam kampus IPB Dramaga perlu diperhatikan, agar fasilitas yang diberikan berjalan sesuai fungsinya.
KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA
Skripsi sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
INDRA SAPUTRA A34203039
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 31 Maret 1985, merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara dalam keluarga M. Muchlis Rachman dan Titin Martini. Pendidikan dasar diselesaikan di SD Negeri Taman Pagelaran Ciomas Bogor pada tahun 1997, pendidikan menengah diselesaikan di SLTP Negeri 4 Bogor, Jawa Barat pada tahun 2000 dan SMU Kornita Bogor, Jawa Barat pada Tahun 2003. Penulis di terima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2003 di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP) dan unit usaha mahasiswa Studio Pro ARL.
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmaanirrrohim, Alhamdulillah segala puji dan syukur pada Allah SWT, karena limpahan kasih dan kemurahan-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian di Institut Pertanian Bogor. Penulisan ini berisi penelitian tentang Konsep Street Furniture Kampus Institut Pertanian Bogor Dramaga. Atas semua bimbingan, bantuan, dukungan, dan perhatian yang telah diberikan, Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M.Agr. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan tugas akhir ini. 2. Dosen pembimbing akademik Dr. Ir. Andi Gunawan, M.Sc. 3. Dr. Ir. Setia Hadi, MS. dan Ir. Marietje Wungkar, M.Si. atas bimbingan dan arahannya dalam penyusunan tugas akhir ini. 4. Bagian properti IPB yang telah memberikan data. 5. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran studi ini. Akhirnya Penulis berharap adanya kritik dan saran untuk perbaikan tulisan ini. Perbaikan ini akan sangat berguna bagi Penulis dalam melaksanakan kegiatan penelitian dengan baik.
Bogor, Januari 2010
Penulis
DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... iv DAFTAR TABEL .......................................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. vii PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1 Latar Belakang........................................................................................................... 1 Tujuan Studi .............................................................................................................. 2 Manfaat Studi ............................................................................................................ 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 3 Sirkulasi .................................................................................................................... 3 Kelas dan Spesifikasi Prasarana Jalan ....................................................................... 3 Street Furniture ......................................................................................................... 5 Rambu Jalan .............................................................................................................. 5 Halte .......................................................................................................................... 6 Lampu Jalan............................................................................................................... 7 Bangku Jalan ............................................................................................................. 7 Tempat Sampah ......................................................................................................... 8 Papan Petunjuk Jalan dan Informasi.......................................................................... 8 Jalur Pejalan Kaki ...................................................................................................... 9 Penanaman Jalur Hijau Jalan ..................................................................................... 10 METODOLOGI ............................................................................................................ 15 Tempat dan Waktu .................................................................................................... 15 Metode Studi ............................................................................................................. 15 Persiapan.............................................................................................................. 17 Survei Lapang ...................................................................................................... 17 Analisis ................................................................................................................ 18 Sintesis ................................................................................................................. 19 Konsep ................................................................................................................. 19 Batasan Studi ............................................................................................................. 19 Hasil Studi ................................................................................................................. 19 INVENTARISASI ......................................................................................................... 20 Aspek Fisik ................................................................................................................ 20
ii
Letak, Luas dan Batas Tapak ............................................................................... 20 Aksesibilitas dan Sistem Transportasi ................................................................. 21 Ketinggian, Topografi dan Kemiringan Lahan.................................................... 22 Iklim .................................................................................................................... 22 Tata Guna Lahan ................................................................................................. 24 Vegetasi dan Satwa di Sekitar Jalan .................................................................... 25 Visibilitas ............................................................................................................. 28 Jalan-jalan Dalam Kampus .................................................................................. 29 Kelengkapan Jalan ............................................................................................... 33 Sarana Transportasi ............................................................................................. 46 Tempat-tempat Komersil Dalam Kampus ........................................................... 46 Aspek Sosial .............................................................................................................. 47 ANALISIS DAN SINTESIS.......................................................................................... 49 Aspek Fisik ................................................................................................................ 49 Letak, Luas dan Batas-batas Tapak ..................................................................... 49 Aksesibilitas dan Sistem Transportasi ................................................................. 49 Ketinggian, Topografi, dan Kemiringan Lahan................................................... 50 Iklim .................................................................................................................... 50 Tata Guna Lahan ................................................................................................. 54 Vegetasi dan Satwa di Sekitar Jalan .................................................................... 54 Visibilitas ............................................................................................................. 56 Jalan-jalan Dalam Kampus .................................................................................. 58 Kelengkapan Jalan ............................................................................................... 59 Sarana Transportasi ............................................................................................. 63 Tempat-tempat Komersil Dalam Kampus ........................................................... 64 Aspek Sosial .............................................................................................................. 64 KONSEP ......................................................................................................................... 70 Konsep Dasar............................................................................................................. 70 Konsep Bangunan dan Pelengkap ............................................................................. 70 Konsep Perkerasan .................................................................................................... 77 Konsep Vegetasi ........................................................................................................ 79 KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................... 81
iii
Kesimpulan ................................................................................................................ 81 Saran .......................................................................................................................... 82 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 83 LAMPIRAN ................................................................................................................... 85
DAFTAR GAMBAR Teks Nomor Halaman 1. Pembagian untuk Jalur Pejalan kaki, Sepeda dan Lalu Lintas (Direktorat Jenderal Bina Marga, 1988)................................................... 11 2. Penanaman Jalur Hijau Jalan dapat Membentuk Ruang di Atas Kepala/ Ruang Overhead (Booth, 1983) ......................................... 11 3. Vegetasi pada Jalan sebagai Pembingkai Pemandangan (Simond,1983)........................................................................................... 12 4. Peta Lokasi ................................................................................................ 15 5. Proses Konsep Street Furniture Jalan Kampus IPB Dramaga .......................... 16 6. Paving Yang Rusak dan Ditumbuhi Gulma .............................................. 22 7. Gambar Potongan Dimensi dan Tipe Jalan Lingkar Kampus ................... 23 7.1. Gambar Potongan Dimensi dan Tipe Jalan Bagian I. .................... 30 7.2. Gambar Potongan Dimensi dan Tipe Jalan Bagian II. ................... 31 7.3. Gambar Potongan Dimensi dan Tipe Jalan Bagian III................... 31 7.4. Gambar Potongan Dimensi dan Tipe Jalan Bagian IV. ................. 32 7.5. Gambar Potongan Dimensi dan Tipe Jalan Bagian V. ................... 32 7.6. Gambar Potongan Dimensi dan Tipe Jalan Bagian VI. ................. 33 8. Inventarisasi Per Bagian............................................................................ 35 8.1. Inventarisasi Bagian I. .................................................................... 35 8.2. Inventarisasi Bagian II. .................................................................. 37 8.3. Inventarisasi Bagian III .................................................................. 39 8.4. Inventarisasi Bagian IV. ................................................................. 41 8.5. Inventarisasi Bagian V. .................................................................. 43 8.6. Inventarisasi Bagian VI. ................................................................. 45 9. Tempat-tempat Komersil Dalam Kampus ................................................ 47 10. Grafik Rata-rata Suhu Pada Tapak. (Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun 2005-2009)........51 11. Grafik Rata-rata Curah Hujan Pada Tapak. (Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun 2005-2009)........51 12. Grafik Rata-rata Kelembaban Pada Tapak. (Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun 2005-2009)........52 13. Grafik Rata-rata Kecepatan Angin Pada Tapak. (Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun 2005-2009)........52 14. Gedung Rektorat Pada Tapak.................................................................... 57 15. Area Praktek Lapang/ Arboretum Lanskap dan Jalan Sepanjang Arboretum ...................................................................... 57 16. Hutan Eksisting (Pohon Sengon dan Pohon Karet) .................................. 58 17. Pedestrian Yang Rusak dan Kurangnya Pedestrian di Beberapa Bagian Tapak ........................................................................ 60 18. Rambu Lalu-Lintas Yang Tidak Terawat Kurang Tepat Peletakannya, dan Penempatan Yang Berlebihan .................................................................... 60 19. Fire Hydrant Yang Tidak Terawat dan Ditumbuhi Gulma ........................ 61 20. Tempat Sampah Yang Rusak Dan Tidak Terawat ......................................61 21. Halte/ Shelter Di Titik-Titik Tertentu Dalam Kampus.................................62 22. Beberapa Papan Tanda Yang Tidak Sesuai Ketentuan..............................62
v
23. Fasilitas Operasional Kampus Bus dan Sepeda…………………………. 64 24. Tempat Komersil Dalam Kampus............................................................. 64 25. Peta Analisis Sintesis ................................................................................ 69 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan .................................................. 70
vi
DAFTAR TABEL Teks Nomor Halaman 1. Kelas Jalan Berdasarkan Dimensi dan Muatan Sumbu Terberat. ........................................................................... 4 2. Lebar Trotoar berdasarkan Lokasi ........................................................... 10 3. Lebar Trotoar berdasarkan Jumlah Pejalan Kaki. .................................... 10 4. Lebar Trotoar Berdasarkan Keadaan Tertentu. ....................................... 11 5. Data yang dibutuhkan dan sumber data .................................................. 19 6. Pembagian Lokasi di Dalam Tapak ........................................................ 21 7. Data Iklim 5 tahun (2005-2009) Di Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor ....................................................................................... 23 8. Tata Guna Lahan Dalam Tapak. ............................................................. 25 9. Inventarisasi Vegetasi per-Bagian .......................................................... 26 9.1. Inventarisasi Vegetasi Bagian I...................................................... 26 9.2. Inventarisasi Vegetasi Bagian II. ................................................... 26 9.3. Inventarisasi Vegetasi Bagian III ................................................... 27 9.4. Inventarisasi Vegetasi Bagian IV. .................................................. 27 9.5. Inventarisasi Vegetasi Bagian V. ................................................... 28 9.6. Inventarisasi Vegetasi Bagian VI. .................................................. 28 10. Dimensi Jalan dalam Kampus. ............................................................... 29 11. Tipe Jalan dalam Kampus. ...................................................................... 30 12. Kelengkapan Jalan .................................................................................. 34 12.1. Kelengkapan Jalan Bagian I . ....................................................... 34 12.2. Kelengkapan Jalan Bagian II . ..................................................... 36 12.3. Kelengkapan Jalan Bagian III . .................................................... 38 12.4. Kelengkapan Jalan Bagian IV . .................................................... 40 12.5. Kelengkapan Jalan Bagian V . ..................................................... 42 12.6. Kelengkapan Jalan Bagian VI . .................................................... 44 13. Analisis dan Sintesis Aspek Fisik dan Sosial.......................................... 65 14. Spesifikasi Material, Ukuran, serta Kapasitas Konsep Bangunan dan Kelengkapan Jalan. ................................................................................. 75 15. Jumlah dan Letak Konsep Bangunan (Kelengkapan Jalan) .................... 76 16. Spesifikasi Material, Warna, Serta Pola Pada Konsep Perkerasan. ........ 78 17. Fungsi Vegetasi Pada Konsep Vegetasi. ................................................. 80 18. Spesifikasi Vegetasi Pada Konsep Vegetasi. .......................................... 80
vii
DAFTAR LAMPIRAN Teks Nomor Halaman 1. Peta Konsep Tata Letak Bangunan dan Pelengkap Jalan. ..................... 85 2. Sketsa Konsep Halte/Shelter. ................................................................ 86 3. Sketsa Konsep Papan Petunjuk. ............................................................ 87 4. Sketsa Konsep Papan Tanda Peruntukkan Instansi Umum. .................. 88 5. Sketsa Konsep Papan Tanda Fakultas. .................................................. 89 6. Sketsa Konsep Papan Tanda Peruntukkan Penginapan......................... 90 7. Sketsa Konsep Papan Informasi Peruntukkan Event............................. 91 8. Sketsa Konsep Papan Informasi Peruntukkan Himbauan ..................... 92 9. Standar Rambu Lalu Lintas ....................................................................93 10. Sketsa Konsep Bangku Jalan................................................................. 94 11. Sketsa Konsep Tempat Sampah ............................................................ 95 12. Sketsa Konsep Lampu Jalan .................................................................. 96 13. Sketsa Konsep Jam Landmark .............................................................. 97 14. Sketsa Konsep Pot Median Jalan .......................................................... 98 15. Peta Konsep Perkerasan. ....................................................................... 99 16. Sketsa Konsep Pedestrian.....................................................................100 17. Peta Konsep Vegetasi. ......................................................................... 101 18. Sketsa Konsep Vegetasi Estetis dan Peneduh ......................................102 19. Kuisioner ............................................................................................. 103
PENDAHULUAN
Latar belakang Kampus didalamnya
merupakan
terdapat
suatu
aktivitas
lingkungan pendidikan
pendidikan berikut
tinggi
dengan
yang
fasilitas
pendukungnya. Kampus sebagai lingkungan pendidikan selayaknya memberikan kenyamanan bagi penggunanya. Adapun dominasi pengguna dari sebuah kampus yaitu civitas akademika seperti, mahasiswa, staf pengajar (dosen), karyawan dan alumni. Kegiatan yang berlangsung di suatu kampus pada umumnya yaitu seperti pembelajaran (kuliah), praktikum, penelitian/ riset dan pelayanan administrasi. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, tentu saja diperlukan suatu lingkungan yang kondusif agar tujuan dari pendidikan di suatu kampus tersebut tercapai. Dalam hal ini, agar tercapainya tujuan tersebut diperlukannya penerapan ilmu lanskap sebagai ilmu yang mempelajari tata ruang. Salah satu hal yang dipelajari dalam ilmu lanskap yaitu penataan sirkulasi/ jalan. Lanskap jalan adalah wajah dari karakter lahan atau tapak yang terbentuk pada lingkungan jalan, baik yang terbentuk dari elemen lanskap alamiah seperti bentuk topografi lahan yang mempunyai panorama yang indah, maupun yang terbentuk dari elemen lanskap buatan manusia yang disesuaikan dengan kondisi lahannya. Simonds (1983), Adapun komponen dari lanskap jalan dapat dikategorikan sebagai street furniture. Menurut Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga (1995), street furniture merupakan segala bentuk kelengkapan jalan dan terdapat di atas tanah dengan tujuan pengadaannya adalah untuk mencapai fungsi jalan secara optimum (dalam arti aman, nyaman dan indah). Yang termasuk dalam street furniture antara lain, lampu, halte, jalan penyeberangan, rambu-rambu lalulintas, unsur tanaman sebagai peneduh, fire hydrant, gardu polisi dan jalur pejalan kaki, tempat duduk, tempat sampah, telepon, kotak surat, wadah tanaman, tanda informasi, dan lain-lain. Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan suatu perguruan tinggi negeri yang berwawasan pertanian. Salah satu kampusnya berlokasi di Dramaga Bogor.
2
Kampus IPB Dramaga merupakan objek studi yang akan di teliti. Hasil penelitian ini mencangkup keseluruhan konsep penataan tentang street furniture agar dapat merepresentasikan identitas Kampus IPB sebagai kampus hijau. Dengan demikian seluruh konsep akan berdampak pada pemilihan material yang digunakan baik hardscape maupun softscape-nya. Material yang akan digunakan merupakan material yang ramah lingkungan agar menjaga kenyamanan pengguna dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas visual lingkungan kampus maupun kualitas pendidikan pada umumnya.
Tujuan Studi Penelitian ini bertujuan untuk menyusun suatu konsep street furniture jalan dalam lingkup Kampus IPB Dramaga. Street furniture berfungsi memberikan informasi tentang fasilitas kampus, rambu jalan dan sarana pelayanan terhadap pengguna jalan dalam kampus agar sirkulasi pengguna jalan dapat dengan lancar dan aman serta mudah terarahkan kepada suatu sarana kampus yang di tuju. Selain itu pelayanan di sekitar jalan ini memfasilitasi pengguna jalan untuk istirahat dengan nyaman, dan memudahkan untuk mendapatkan pelayanan transportasi.
Manfaat Studi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi sebagai pemecahan masalah jalur sirkulasi yang terjadi di seputar Kampus IPB Dramaga melalui penataan street furniture didalamnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Sirkulasi Pada umumnya pengertian sirkulasi yaitu penghubung antara ruang yang satu dengan ruang yang lainnya. Sedangkan pada dasarnya sirkulasi menurut Simond (1983), yaitu suatu jalur yang menyerupai aliran sungai dan dapat dilalui dengan jarak terdekat bagi penggunanya. Berdasarkan jenis peruntukkannya, sirkulasi dibagi menjadi tiga yaitu; sirkulasi pejalan kaki, sirkulasi sepeda, dan sirkulasi kendaraan bermotor. Harris dan Dines (1988) mengemukakan bahwa sirkulasi kendaraan di jalan raya mengakomodasikan tiga tujuan utama, yaitu: 1. Menciptakan suatu akses/ jalan masuk ke suatu lahan atau bangunan. 2. Menciptakan suatu hubungan antar tata guna lahan yang ada. 3. Menciptakan suatu jalur pergerakan bagi orang maupun barang. Menurut
Simond
(1983),
konfigurasi
jalan
secara
umum
dapat
dikelompokkan dalam beberapa pola sirkulasi, yaitu sebagai berikut: 1. Linier; Jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama deretan ruang. Jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain, bercabang-cabang, atau membentuk putaran (loop). 2. Radial; Konfigurasi radial memiliki jalan-jalan lurus yang berkembang dari sebuah pusat bersama. 3. Spiral (Berputar); Suatu jalan tunggal menerus yang berasal dan titik pusat, mengelilingi pusatnya dengan jarak yang berubah. 4. Grid; Konfigurasi grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasan ruang segi empat. 5. Jaringan; Konfigurasi yang terdiri dari jalan-jalan yang menghubungkan titiktitik tertentu dalam ruang.
Kelas dan Spesifikasi Prasarana Jalan Pengaturan kelas jalan dilakukan berdasarkan peraturan perundangundangan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan dalam UU RI No. 14/ 1992
4
tentang lalu lintas dan angkutan jalan, serta dalam PP No. 43/ 1993 tentang prasarana dan lalu lintas jalan umum. Kelas jalan di bagi ke dalam kelas I, II, IIIA, IIIB dan IIIC berdasarkan kemampuannya untuk dilalui oleh kendaraan dengan dimensi dan MST (Muatan Sumbu Terberat) tertentu (Tabel 1).
Tabel 1. Kelas Jalan Berdasarkan Dimensi dan Muatan Sumbu Terberat Kendaraan. Kelas I
Kelas II
Fungsi Jalan
Arteri
Arteri
Dimensi / Lebar Kend. Dimensi / Panjang Kend. MST
Maks. 2,50 M Maks. 18,0 M > 10 Ton
Maks. 2,50 M Maks. 18,0 M 10 Ton
Kelas IIIA Arteri / Kolektor Maks. 2,50 M Maks. 18,0 M 8 Ton
Kelas IIIB
Kelas IIIC
Kolektor
Kolektor
Maks. 2,50 M Maks. 18,0 M 8 Ton
Maks. 2,50 M Maks. 18,0 M 8 Ton
Menurut UU RI No. 38/ 2004 Pasal 10 tentang jalan, pengelompokan kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarananya terbagi menjadi empat bagian, yaitu: 1. Jalan Bebas Hambatan (Freeway) Jalan umum untuk lalu lintas menerus yang memberikan pelayanan menerus/ tidak terputus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh, dan tanpa adanya persimpangan sebidang, serta dilengkapi dengan pagar ruang milik jalan, paling sedikit 2 (dua) lajur setiap arah dan dilengkapi dengan median. 2. Jalan Raya (Highway) Jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara terbatas dan dilengkapi dengan median, paling sedikit 2 (dua) lajur setiap arah. 3. Jalan Sedang (Road) Jalan umum dengan lalu lintas jarak sedang dengan pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan lebar paling sedikit 7 (tujuh) meter. 4. Jalan Kecil (Street) Jalan umum untuk melayani lalu lintas setempat, paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan lebar paling sedikit 5,5 (lima setengah) meter.
5
Street Furniture Harris dan Dines (1988) menyatakan bahwa street furniture atau perabot jalan adalah semua elemen yang ditempatkan secara kolektif pada suatu lanskap jalan untuk kenyamanan, kesenangan, informasi, kontrol sirkulasi, perlindungan dan kenikmatan pengguna jalan. Elemen ini harus merefleksikan karakter dari lingkungan setempat dan menyatu dengan keadaan sekitar. Menurut Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga (1995), street furniture/ perabot jalan adalah fasilitas yang ditempatkan di sepanjang jalan yang merupakan pelengkap atau pendukung bagi jalur pejalan kaki. Penyediaannya disesuaikan dengan jenis kawasan yang mengunakan jalur pejalan kaki Kriteria elemen yang digunakan meliputi bahan yang mudah di dapat, kuat terhadap cuaca, mudah dalam perawatan, mudah dalam perbaikan, kuat dan aman bagi pengguna jalan maupun lingkungan sekitarnya (Harris dan Dines 1988). Sarana pelengkap jalan i n i sangat dibutuhkan untuk memenuhi fungsi sebagai berikut : 1. Fungsi keamanan dan kenyamanan adalah lampu, halte, jalan penyeberangan, rambu-rambu lalu-lintas, unsur tanaman sebagai peneduh, fire hydrant, gardu polisi dan jalur pejalan kaki. 2. Fungsi pelengkap adalah tempat duduk, tempat sampah, telepon. kotak surat, wadah tanaman, informasi dan lain-lain. 3. Fungsi estetik dapat diperoleh dari jenis elemen yang digunakan baik soft material maupun hard material di lihat dari bentuk, tekstur maupun warnanya.
Rambu Jalan Menurut Ditjen Bina Marga (1990), rambu merupakan alat yang utama dalam mengatur, memberi peringatan, dan mengarahkan terhadap pengguna jalan agar pengguna jalan dapat dengan mudah terarahkan kepada suatu tempat yang di tuju. Rambu yang efektif haruslah memenuhi ketentuan yang dapat dipenuhi oleh pengguna. Rambu yang efektif yakni memenuhi kebutuhan, menarik perhatian dan mendapat respek pengguna jalan, memberikan pesan yang sederhana dan mudah dimengerti, dan juga
6
menyediakan waktu cukup kepada pengguna jalan dalam memberikan respon (Ditjen Bina Marga, 1990). Berdasarkan Ditjen Bina Marga (1990), untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
pertimbangan-pertimbangan
yang
harus
diperhatikan
dalam
pembuatan konsep dan pemasangan rambu adalah: 1. Keseragaman bentuk dan ukuran rambu; untuk mempermudah tugas pengemudi mengenal, memahami, dan memberikan respon. Konsisten dalam penerapan bentuk dan ukuran rambu akan menghasilkan konsistensi persepsi dan respon pengemudi. 2. Desain rambu; warna, bentuk ukuran, dan tingkat retrorefleksi yang memenuhi standar akan menarik perhatian pengguna jalan. 3. Lokasi rambu; penempatan rambu harus disesuaikan dengan jarak pengguna jalan. Dengan maksud agar pada saat pengemudi berjalan dengan kecepatan normal memiliki cukup waktu untuk memberikan respon. Dan juga peletakkan rambu yang tepat, tidak terhalang apapun di depannya. 4. Pemeliharaan rambu; diperlukan agar tetap berfungsi dengan baik.
Halte Harris dan Dines (1988) mengemukakan bahwa persyaratan untuk halte bis adalah memiliki kebebasan pandangan ke arah kedatangan kendaraan baik dalam posisi berdiri maupun duduk di halte dan zona perhentian bis harus merupakan bagian dari jaringan akses pejalan kaki. Di dalam Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 65 Tahun 1993 juga menyebutkan bahwa fasilitas halte harus dibangun sedekat mungkin dengan fasilitas penyeberangan pejalan kaki. Halte dapat ditempatkan di atas trotoar atau bahu jalan dengan jarak bagian paling depan dari halte sekurang-kurangnya 1 meter dari tepi jalur lalu lintas. Persyaratan struktur bangunan memiliki lebar minimal 2 meter, panjang 4 meter dan tinggi bagian atap yang paling bawah minimal 2,5 meter dari lantai.
7
Lampu Jalan Menurut Harris dan Dines (1988), penerangan jalan bertujuan untuk mengakomodasikan pergerakan yang aman bagi pejalan kaki dan kendaraan. Dalam pergerakan, pemakai jalan dapat dibantu orientasinya untuk mengenai zona yang berbeda dari penggunaan suatu tapak melalui hirarki efek penerangan yang tepat. Hirarki penerangan terlihat dari perbedaaan jarak, ketinggian dan warna cahaya lampu yang digunakan. Penerangan juga harus cocok secara fungsional dan dalam skala yang sesuai baik bagi pejalan kaki maupun jalur kendaraan. Untuk penerangan jalur pejalan kaki dapat digunakan lampu dengan ketinggian yang relatif rendah agar memberikan skala manusia dan menerangi kanopi bawah dari pohon tepi jalan. Sifat penerangan untuk pedestrian walk sebaiknya tidak seragam sepanjang jalan, sebaliknya untuk jalur kendaraan harus seragam secara keseluruhan. Lampu penerangan jalan rata-rata memiliki ketinggian 6 15,2 meter, sedangkan untuk jalur pejalan kaki, distribusi pencahayaan vertikal harus mencapai 2 meter agar penglihatan ke arah pejalan kaki lain tetap jelas. Fasilitas penerangan jalan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Perhubungan No KM 65 Tahun 1993 Pasal 2 huruf e dalam, harus memenuhi persyaratan : a.
Ditempatkan ditepi sebelah kiri jalur lalu lintas menurut arah lalu lintas atau di pulau lalu lintas;
b.
Jarak tiang penerangan jalan sekurang- kurangnya 0,60 meter dari tepi jalur lalu lintas;
c.
Tinggi bagian yang paling bawah dari lampu penerangan jalan sekurangkurangnya 5,00 meter dari permukaan jalan.
Bangku Jalan Bangku jalan adalah bangku yang ditempatkan dipinggir jalan sebagai bagian dari perabot jalan, yang ditempatkan di kawasan pejalan kaki khususnya di kawasan
wisata
atau
pertokoan,
maupun
taman
kota
(http://id.wikipedia.org/wiki/Bangku_jalan). Jenis bangku dapat dikelompokan menjadi bangku duduk untuk sendiri dan bangku duduk untuk berkelompok. Pemilihan bentuk, bahan, dan warna disesuaikan dengan ketersediaan, fungsi dan
8
suasana lingkungan. Pertimbangan dalam perencanaan bangku adalah memenuhi kriteria nyaman, bentuknya sederhana, mudah pemeliharaannya, tahan terhadap vandalisme dan memiliki ketahanan yang tinggi. Penempatan bangku harus mempertimbangkan beberapa hal antara lain, letaknya terlindung dari angin, posisinya strategis, dan ditempatkan di luar jalur jalan (Harris dan Dines, 1988). Bangku taman yang nyaman juga mempertimbangkan standar dimensi, yaitu tinggi bangku dari permukaan tanah + 37,5 cm, lebar bangku antara 37,5 – 45 cm, dan panjang bangku bervariasi tergantung kebutuhan. Bangku dapat dilengkapi juga dengan sandaran tangan dan sandaran belakang yang bentuk dan ukurannya dapat divariasikan sesuai kebutuhan (Harris dan Dines 1988).
Tempat Sampah Tempat sampah (bahasa Inggris: waste container) adalah tempat untuk menampung sampah secara sementara, yang biasanya terbuat dari logam atau plastik (http://id.wikipedia.org/wiki/Tempat_sampah).
Untuk
menjaga
lingkungan
sebaiknya tempat sampah ditempatkan dalam jumlah yang banyak. Pertimbangan merencanakan tempat sampah adalah mudah di lihat, bentuknya mudah dikenali, terjangkau, ditempatkan lebih banyak pada titik-titik yang terdapat banyak aktivitas manusia. Tempat untuk menampung sampah juga sebaiknya memiliki ukuran yang cukup lebar untuk menampung jumlah sampah, bahan yang langsung menyentuh sampah hendaknya tahan air dan dilengkapi dengan penutup. Ukuran untuk satu tempat sampah adalah tinggi + 91,5 cm dan diameter maksimal 76 cm (Harris dan Dines, 1988).
Papan Petunjuk Jalan dan Informasi Papan petunjuk jalan dan informasi adalah papan yang memberikan petunjuk kepada pemakai jalan mengenai arah, tempat dan informasi, yang meliputi rambu pendahuluan, rambu jurusan (arah), tempat dan informasi, yang meliputi rambu penegasan, rambu petunjuk batas wilayah dan rambu lain yang memberikan keterangan dan fasilitas yang bermanfaat bagi pemakai jalan (Ditjen Binamarga dan Direktorat Pembinaan Jalan Kota No.01/P/BNKT/1991). Papan informasi (signage) diletakan pada jalur amenitas, pada titik interaksi sosial, pada jalur dengan arus
9
pedestrian padat, dengan besaran sesuai kebutuhan, dan bahan yang digunakan terbuat dari bahan yang memiliki durabilitas tinggi, dan tidak menimbulkan efek silau (Direktorat Penataan Ruang Nasional, 1993).
Jalur Pejalan Kaki Menurut Simond (1983), karakter dari jalur pejalan kaki dapat dimengerti dengan cara membandingkan hal tersebut dengan arus atau sungai dan dapat ditempuh dari satu titik ke titik lain dengan jarak yang terdekat. Fasilitas pejalan kaki harus dipasang pada lokasi di mana pemasangan fasilitas tersebut memberikan manfaat yang maksimal baik dari segi keamanan, kenyamanan dan kelancaran perjalanan bagi pemakainya (Direktorat Jenderal Bina Marga, 1995). Menurut PP Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan, trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan. Persyaratan ukuran lebar trotoar atau jalur pejalan kaki berdasarkan lokasi dan jumlah pejalan kaki menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 65 Tahun 1993 dapat di lihat pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. Lebar Trotoar berdasarkan Lokasi. No. 1. 2. 3.
4.
Lokasi trotoar Jalan di daerah pertokoan atau kaki lima Daerah Perkantoran utama Daerah industri: a. jalan primer b. jalan akses Di wilayah pemukiman : a. jalan primer b. jalan akses
Lebar trotoar minimum 4 meter 3 meter 3 meter 4 meter 2,75 meter 2 meter
Tabel 3. Lebar Trotoar berdasarkan Jumlah Pejalan Kaki. No.
Jumlah pejalan kaki/ detik/ meter
Lebar trotoar
1. 2. 3. 4.
6 orang 3 orang 2 orang 1 orang
2,3 - 5,0 meter 1,5 - 2,3 meter 0,9 - 1,5 meter 0.6 - 0,9 meter
10
Menurut Direktorat Jenderal Bina Marga (1995) trotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak di daerah manfaat jalan, di beri lapis permukaan, di beri elevasi lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas kendaraan. Fungsi utama trotoar adalah untuk memberikan pelayanan kepada pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan pejalan kaki. Trotoar hendaknya ditempatkan pada sisi luar bahu jalan atau sisi luar jalur lalu lintas (bila telah tersedia jalur parkir), di buat sejajar dengan jalan, tetapi trotoar dapat tidak sejajar dengan jalan bila keadaan topografi setempat tidak memungkinkan. Trotoar pada pemberhentian bus harus dapat ditempatkan berdampingan/ sejajar dengan jalur bus. Trotoar dapat ditempatkan di depan atau di belakang halte. Lebar trotoar dapat direncanakan sesuai dengan batasan lebar minimum berdasarkan keadaan tertentu (Tabel 4). Beberapa tipe penempatan trotoar antara lain, di tepi jalur utilitas, di tepi dalam saluran drainase, di tepi lereng, di jembatan, dibangunan pertokoan, diterowongan, di depan dan di belakang halte (Direktorat Jenderal Bina Marga, 1995).
Tabel 4. Lebar Trotoar Berdasarkan Keadaan Tertentu. Lebar trotoar (m)
Keadaan / Situasi
1,5
Jalan di daerah pasar
1,0
Jalan di daerah perbelanjaan bukan pasar
0,5
Jalan di daerah lain
Sumber: Departemen Pekerjaan Umum, Dirjen Bina Marga, 1995.
Penanaman Jalur Hijau Jalan Menurut Direktorat Jenderal Bina Marga (1988) jalur tanaman adalah bagian dari jalan yang disediakan untuk penanaman pohon dan tanaman lain, yang ditempatkan menerus sepanjang trotoar, jalur sepeda atau bahu jalan dan median jalan. Pembagian untuk jalur pejalan kaki, jalur sepeda dan lalu lintas dapat di lihat pada Gambar 1.
11
Gambar 1. Pembagian untuk Jalur Pejalan kaki, Sepeda dan Lalu Lintas (Direktorat Jenderal Bina Marga, 1988). Menurut Booth (1983), penanaman jalur hijau jalan merupakan hal penting dalam merancang dan mengelola ruang serta memecahkan masalah. Selanjutnya, jalan juga dapat membentuk ruang horizontal, vertikal dan ruang di atas kepala (overhead plane), serta berkaitan erat dengan strukrur bangunan (Gambar 2).
Gambar 2. Penanaman Jalur Hijau Jalan dapat Membentuk Ruang di Atas Kepala/ Ruang Overhead (Booth, 1983).
12
Gambar 3. Vegetasi pada Jalan sebagai Pembingkai Pemandangan (Simond, 1983). Menurut Simonds (1983), penanaman jalur hijau jalan adalah berdasarkan pada fungsi tanpa melupakan nilai keindahannya. Selanjutnya dikemukakan bahwa vegetasi pada jalan dapat memperjelas bentuk dan memperkuat keberadaan tapak, membangun dan menghubungkan pola-pola terbuka, tertutup, atau setengah terbuka dalam tapak, dapat memperjelas bentuk tapak, membingkai pemandangan (Gambar 3), mempersatukan gedung-gedung yang berdiri sendiri (independent), menyediakan perubahan visual dari satu tempat ke tempat lain, melindungi dari serta menangkap cahaya matahari, memberikan efek bayangan, mempunyai fungsi sebagai naungan, menghisap air hujan, membersihkan udara, mengatur iklim mikro juga melindungi dari polusi. Booth (1983), menambahkan bahwa di samping menahan polusi, vegetasi jalan juga dapat menjaga kelembaban tanah, mencegah erosi dan kehilangan tanah, memodifikasi suhu udara dan menyediakan habitat bagi burung dan binatang. Material tanaman dapat berfungsi sebagai pengontrol privasi, pelengkap, pemersatu, pembatas, identitas, dan pelembut dari segi estetis. Penanaman jalur hijau jalan harus dapat memenuhi fungsi sebagai struktur pengontrol ekologis dan pengontrol sosial. Penanaman jalur hijau jalan dapat bersifat sederhana dalam pelaksanaannya dengan berpedoman kepada kebutuhan, kecocokan penampilan di tiap musim, penampilan di tiap tahapan pertumbuhan, kecocokan antara tanaman dan bangunan serta lingkungan sekitar dan keefisienan dalam pemeliharaan (Simonds, 1983). Syarat-syarat
13
penting dalam pemilihan pohon jalan menurut Nurisjah dan Pramukanto (1998) adalah: 1. Tajuk pohon memberikan naungan yang sempurna tetapi tidak terlalu teduh, selalu hijau dan tidak mudah meluruhkan daun yang berakibat mengotori jalan. 2. Mempunyai batang dan percabangan yang kuat dan tidak mudah patah. 3. Struktur percabangan tegak atau semi tegak dan tidak mudah jatuh/ menjurai. Lebih baik lagi jika dengan percabangan yang kompak dibandingkan dengan yang tumbuh meninggi, khususnya untuk pohon yang tumbuh di bawah jaringan kabel listrik/ telepon. 4. Pertumbuhan tajuk pohon tidak menghalangi atau menganggu lalu lintas. 5. Tajuk pohon berjarak paling rendah tiga meter di atas permukaan tanah atau untuk jenis yang bertajuk rendah dapat dilakukan pemangkasan. 6. Hasil generatif berupa bunga, buah, dan biji tidak mengganggu lalu lintas. 7. Pohon tidak mengeluarkan atau menghasilkan zat yang dapat merusak atau membuat jalan licin, terutama di waktu hujan. 8. Perakaran dalam dan tidak merusak jalan dan saluran drainase. 9. Tidak peka terhadap serangan hama atau penyakit. 10. Bukan merupakan tanaman inang yang disukai oleh serangga yang dapat menghabiskan daun-daunnya. 11. Mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan tumbuh, seperti sesuai dengan iklim dan kondisi tanah serta ketinggian dari permukaan laut. 12. Mengandung nilai estetis yang menarik berupa warna daun bunga, buah maupun bentuk tajuk. 13. Mempunyai kecepatan tumbuh yang sedang, tidak terlalu lambat atau terlalu cepat (indikator siklus hidup yang pendek). 14. Daun buah tidak beracun dan berduri, tahan terhadap polusi udara, tanah dan air. Dasar penentuan komposisi tanaman jalan yang dapat memberi kesan estetika menarik adalah tanaman disajikan secara massal, di susun secara kontinyu dan linier di sepanjang jalan, menggunakan berbagai variasi bentuk tajuk, warna
14
dan ukuran daun, kombinasi antara penutup tanah, semak, perdu dan pohon, memberi focal point/ kontras dan menggunakan display tanaman khusus pada tempat-tempat tertentu (Direktorat Jenderal Bina Marga, 1996).
METODOLOGI
Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di dalam kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga. Kampus IPB Dramaga ini terletak di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor (Gambar 4). Pengambilan data pada penelitian ini di mulai dari bulan April sampai Agustus 2009.
Metode Studi Proses perencanaan secara skematis ditunjukkan dengan Gambar 5. Bagan alur pada gambar tersebut menunjukkan hubungan antara proses-proses perencanaan yang bertahap menjadi metode penelitian yang komprehensif. Metode studi yang dilakukan menggunakan pendekatan (Simond, 1983). Pertemuan awal Persiapan
- Pernyataan Kebutuhan Pengguna - Penyusunan rencana kerja - Penetapan Rencana Anggaran Biaya Rencana Kerja - Survei Lapang - Pengumpulan Data
Research
- Interview - Observasi - Pengambilan Foto Peta dasar, pendukung file data - Analisis Tapak - Review Regulasi Pemerintah
Analisis
- Ketetapan - Kemungkinan - Program Pengembang Peta dasar, pendukung file data Pendalaman lokasi
Sintesis
- Studi Skematik - Analisis Perbandingan - Analisis Dampak - Literatur - Penyatuan Pendapat - Metode Pelaksanaan
Konsep
- Pengembangan ide - Tata Ruang - Desain sketsa - Peletakan
Penyimpulan/ Solusi Masalah
Aplikasi ide pengembangan/ Desain Sketsa
Gambar 5. Proses Konsep Street Furniture Jalan Kampus IPB Dramaga.
16
17
Persiapan Pada tahap ini, ada beberapa kegiatan yang mencakup didalamnya yaitu penetapan lokasi penelitian, penyusunan rencana kerja dan biaya, pengumpulan data serta informasi tentang program kampus IPB Dramaga Bogor dalam pengembangan dan pengelolaannya. Hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini yaitu pengetahuan tentang konsep dasar dan fungsi utama dari street furniture kampus tersebut.
Survei Lapang Merupakan tahapan pengambilan data berupa data primer dan data sekunder serta informasi tapak dilapangan maupun dari pustaka yang mendukung penelitian melalui survei tapak berupa pengamatan dan pengambilan foto atau sketsa, pengambilan pustaka dan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap keinginan civitas akademika, masyarakat yang memanfaatkan fasilitas kampus dan pihak tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Tahap ini merupakan tahap pemahaman dan penghayatan terhadap tapak. Kondisi fisik tapak adalah data utama yang diinventarisasikan, dan data sosial sebagai daya dukung. Data yang diperoleh merupakan hasil dari survai lapang dan studi pustaka. Bentuk data yang diperoleh berupa data primer dan sekunder. Untuk penyusunan konsep street furniture ini, data yang di ambil yaitu dari aspek fisik seperti letak, luas, dan batas tapak, aksesibilitas dan sistem transportasi, ketinggian, topografi dan kemiringan lahan, iklim, tata guna lahan, serta vegetasi dan satwa. Sedangkan data pelengkapnya yaitu seperti peraturan pemerintah tentang jalan, jenis jalan dan lainnya diperoleh dari instansi terkait atau studi pustaka. Selain dari itu dilakukan pula penyebaran kuisioner kepada 30 responden untuk mengetahui keinginan pengguna. Data yang dibutuhkan beserta sumbernya dijabarkan pada Tabel 5.
18
Tabel 5. Data yang dibutuhkan dan sumber data. No. 1. 2.
Data Letak, Luas, dan Batas tapak
Jenis Sekunder
Sumber Data Properti IPB
Sekunder
Properti IPB
Sekunder
Properti IPB
a. Suhu
Sekunder
BMG Dramaga
b. Curah Hujan
Sekunder
BMG Dramaga
c. Kelembaban Nisbi
Sekunder
BMG Dramaga
d. Kecepatan Angin
Sekunder
BMG Dramaga
Sekunder
Lapang
Aksesibilitas dan Sistem Transportasi
3.
Ketinggian, Topografi, dan Kemiringan Lahan
4.
Iklim :
5.
Tata Guna Lahan
6.
Vegetasi dan Satwa di sekitar jalan
Primer
Lapang
7.
Visibilitas
Primer
Lapang
8.
Peraturan Pemerintah tentang jalan
Sekunder
Bina Marga
9.
Jalan-jalan dalam Kampus: a. Dimensi Jalan
Primer
Lapang
b. Tipe Jalan
Primer
Lapang
10.
Kelengkapan Jalan
Primer
Lapang
11.
Sarana Transportasi
Primer
Lapang
12.
Tempat-tempat komersil dalam Primer
Lapang
Primer
Lapang
Kampus 13.
Data Sosial
Analisis Semua kondisi awal tapak dianalisis untuk mendapatkan kemungkinan pengembangan street furniture dari tapak. Analisa aspek jalan, pengguna jalan, dan lingkungan sekitar jalan menghasilkan beberapa kemungkinan dari jenis-jenis street furniture yang diperlukan. Dalam pengembangan tapak, faktor pengguna jalan menjadi pertimbangan utama dalam pengembangannya. Kemudian dilakukan penilaian berdasarkan kesesuaian dengan hasil analisa aspek jalan dan lingkungan sekitar jalan serta aspek pengguna jalan.
19
Sintesis Secara keseluruhan tahap sintesis merupakan suatu tahap pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi dari suatu tapak yang disesuaikan dengan tujuan studi. Berbagai potensi dan kenyamanan yang terdapat di dalam dan di sekitar tapak lanskap diusahakan untuk dimanfaatkan dan dikembangkan namun bagian yang peka diusahakan untuk dilestarikan dan tidak di ganggu. Hasil ini dikembangkan untuk mendapatkan konsep street furniture yang sesuai dengan aktifitas pengguna serta sistem transportasinya.
Konsep Pada tahap ini merupakan pengembangan ide berdasarkan potensi dan solusi masalah yang ada pada tahap sintesis. Konsep yang diterapkan adalah alternatif konsep dengan tingkat kesesuaian lingkungan yang terbaik. Pemilihan alternatif dilakukan berdasarkan kriteria seperti keamanan, pola tata letak, kenyamanan, kelayakan, dan kebutuhan serta keinginan pengguna.
Batasan Studi Batasan tahapan yang dilakukan sampai dengan penyusunan suatu konsep dengan menitikberatkan pada efektifitas dari street furniture jalan.
Hasil Studi Hasil studi yang dihasilkan akan berupa konsep tertulis, dan menjelaskan suatu konsep dasar street furniture lalu dijabarkan kembali ke dalam konsep pengembangan.
INVENTARISASI Aspek Fisik Letak, Luas, dan Batas Tapak Kampus IPB Dramaga secara administratif terletak di kota Bogor tepatnya di Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kawasan seluas 203,5 ha tersebut, secara geografis terletak antara 106° 44’ 00’’ BT - 106° 42’ 30’’ BT dan 6° 33’ 00’’ LS – 6° 34’ 00’’ LS, berada pada lokasi 12 Km. arah barat laut dari pusat Kota Bogor. Kampus IPB Dramaga Bogor sendiri dibatasi pada bagian Selatan oleh Desa Babakan Doneng, bagian Timur dibatasi oleh Desa Babakan Raya, bagian Utara dibatasi oleh Sungai Ciapus, dan pada bagian Barat dibatasi oleh Sungai Cihideung. Tapak yang akan digunakan dalam studi ini adalah jalan lingkar di dalam kampus yang di bagi kedalam beberapa bagian (Gambar 6). Pembagian ini dilakukan untuk mempermudah proses inventarisasi dan perencanaan. Lebih jelasnya pembagian ini dapat di lihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Pembagian Lokasi di Dalam Tapak. BAGIAN
LOKASI
Bagian I
Pintu masuk utama IPB sampai persimpangan Rektorat-Jl. Ramin.
Bagian II
Sepanjang Jl. Ramin sampai persimpangan Jl. Meranti-Parkir GWW.
Bagian III
Sepanjang Jl. Meranti sampai persimpangan Al-Hurriyah-GOR-Perumdos.
Bagian IV
Sepanjang Jl. Kamper (LSI).
Bagian V Bagian VI
Sepanjang Jl. Agatis/ Persimpangan Al-Hurriyah-GOR-Perumdos sampai persimpangan Rektorat. Sepanjang Jl. Pinus/ Pintu alternatif masuk-keluar kampus (SMK KORNITA), Kampung Cangkurawok.
Keseluruhan panjang jalan lingkar kampus ini adalah + 5298.32 m dengan lebar daerah milik jalan (damija) bervariasi antara 4 m sampai 8 m. Luasan dan panjang lingkar kampus ini di peroleh dari gambar ulang (as built drawing) dengan perbandingan peta Rencana Induk 1981. Lokasi studi ini merupakan jalan yang menghubungkan antar fakultas, asrama mahasiswa, dan berbagai fasilitas
21
utama yang ada di IPB seperti GOR, gedung perpustakaan pusat LSI, gedung GWW, dan masjid Al Hurriyah. Aksesibilitas dan Sistem Transportasi Kampus IPB Dramaga memiliki aksesibilitas yang baik karena dapat di tempuh dengan menggunakan kendaraan umum dan pribadi. Kendaraan umum yang dapat digunakan adalah angkutan umum (angkot) dengan trayek BubulakLeuwi Liang, Bubulak-Jasinga, Bubulak-Ciampea, maupun Bubulak-Kampus Dalam, sedangkan bis yang dapat digunakan dari arah Bogor adalah bis dengan jurusan Pandeglang-Rangkas Bitung. Untuk pintu masuk kampus sendiri terdapat beberapa alternatif. Intensitas pengguna yang paling padat untuk yang menggunakan kendaraan bermotor adalah pintu satu yang merupakan pintu masuk utama. Pintu satu memiliki gerbang dengan beberapa traffic island sebelumnya dan dilengkapi dengan pos satpam sebagai pendukung fungsi keamanan di kampus. Pintu yang juga dapat dilalui kendaraan bermotor adalah pintu belakang Kampung Cangkurawok, dan merupakan pintu alternatif kendaraan bermotor untuk keluar-masuk kampus. Pintu ini berada pada penghujung kampus yang berdekatan dengan asrama putra. Pejalan kaki dapat mengakses Kampus IPB dengan beberapa alternatif pula. Intensitas yang paling tinggi adalah pintu kecil Kampung Babakan Raya (Bara). Pintu kecil ini langsung menghubungkan pengguna dengan Fakultas Pertanian (Faperta). Pintu ini paling ramai karena jalan Babakan Raya merupakan pusat Rumah Inap/ Kost para mahasiswa yang sudah tidak lagi diwajibkan asrama, jalan ini pun merupakan pusat aktivitas mahasiswa di luar kampus, seperti makan, rental komputer, penjualan alat tulis, dan lain-lain. Pintu kecil lainnya yang dapat di akses adalah dua pintu kecil samping kiri dan belakang GWW/ GRAWIDA, serta pintu kecil dekat halte BNI. Pintu kecil BNI dan pintu kecil samping kiri GWW berseberangan langsung dengan jalan utama dan hanya dapat dilalui oleh orang saja. Berdekatan dengan pintu-pintu kecil ini, terdapat halte/ pangkalan ojek, shelter sepeda dan pangkalan becak yang dapat digunakan pengguna kampus untuk mencapai tujuan di dalam kampus yang diinginkan.
22
Pada pintu satu yang dapat di akses kendaraan bermotor tidak terlalu mengalami kendala dalam hal kemacetan, karena pada pintu ini digunakan sirkulasi dua arah yang dibatasi oleh median jalan. Selain itu pintu ini juga dapat di akses oleh pejalan kaki, karena tersedia trotoar/ pedestrian di tepi bahu jalannya. Untuk pedestrian di dalam kampus ini, secara keseluruhan kurang mendapat perhatian. Hal ini dapat terlihat pada banyaknya pedestrian dengan paving yang sudah pecah, berlubang, kotor oleh daun kering, bahkan ada yang sudah tertutup gulma (Gambar 6).
(a)
(b)
Gambar 6. (a). Paving Yang Rusak dan (b). Paving Yang Ditumbuhi Gulma. Ketinggian, Topografi, dan Kemiringan Lahan Kondisi topografi di sepanjang tapak cukup bervariasi. Sebagian besar tapak memiliki kelas lereng 1%-5%. Sebagian daerah Utara dan Barat tapak memiliki kelas 5%-10%. Kelas lereng 10%-15% berada pada bagian belakang kandang sapi dan sebagian pinggiran sungai sebelah Barat tapak memiliki kelas lereng lebih 15%. Iklim Data iklim lokasi studi dengan elevasi 190 mdpl diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika Balai Wilayah II Stasiun Klimatologi Klas I Dramaga Bogor tahun 2005-2009 (Tabel 7). Data yang disajikan adalah data tiap tahun. Data yang diperoleh tidak dirata-ratakan karena dalam kurun waktu lima tahun ini bisa terjadi perubahan iklim yang nyata sehingga tidak memungkinkan untuk memperoleh data yang stabil.
23
Tabel 7. Data Iklim 5 tahun (2005-2009) di Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor. Tahun/ Bulan
Curah hujan (mm/ tahun)
Suhu rata-rata (°C)
Suhu maks. (°C)
Suhu min. (°C)
Kelembaban (%)
Kecepatan angin ratarata (knot)
2005 JAN
322
25,2
29,7
23,0
90
2,3
PEB
366
25,4
30,8
23,0
89
2,1
MAR
400
26,0
31,3
23,2
87
2,4
APR
197
26,2
31,9
23,2
85
2,3
MEI
285
26,4
31,9
23,5
85
1,9
JUN
350
25,9
31,4
23,0
87
1,9 2,0
JUL
157
25,6
31,4
21,7
83
AGS
212
25,7
31,6
21,4
82
2,3
SEPT
306
26,1
32,3
22,0
82
1,6
OKT
275
26,0
32,2
22,7
84
2,0
NOP
251
25,8
31,6
22,9
84
1,2
DES
138
25,5
30,4
22,9
86
1,0
Rata2/bulan
267,0
25,9
31,5
22,7
84,8
1,9
TOTAL
3259,0
309,8
376,5
272,4
1023,0
23,0
2006 JAN
549
25,2
29,8
22,9
89
2,6
PEB
475
25,5
30,9
22,8
89
2,4
MAR
133
25,8
30,9
22,9
84
3,1
APR
194
25,8
31,6
23,0
84
2,9
MEI
283
26,0
31,5
22,6
84
1,9
JUN
285
25,7
31,5
22,0
81
2,0
JUL
26
26,1
32,0
22,2
79
2,2
AGS
74
25,2
32,0
20,6
76
2,5
SEPT
69
25,9
33,6
20,8
72
2,8
OKT
142
26,7
34,1
22,1
74
2,8
NOP
563
26,4
33,0
22,8
83
2,5 2,4
DES
529
26,1
31,5
23,2
87
Rata2/bulan
252,1
32,1
22,3
81,2
81,2
2,5
TOTAL
3322
310,3
382,5
268,0
981,8
30,3
2007 JAN
298
26,1
31,7
22,4
81
3,0
PEB
468
25,1
29,7
22,6
90
2,2
MAR
240
25,7
30,7
22,9
86
3,7
APR
572
25,8
31,6
22,9
85
2,1
MEI
274
26,0
31,8
22,9
86
1,9
JUN
196
25,6
31,4
22,3
83
2,0
JUL
181
25,6
31,7
21,8
81
2,2
AGS
107
25,4
31,9
21,3
79
2,5
SEPT
276
26,0
32,6
21,6
77
2,9
OKT
316
26,0
32,7
22,3
81
2,6
NOP
447
25,9
32,0
22,1
81
2,6 3,0
DES
579
25,3
30,0
22,4
89
Rata2/bulan
332,4
25,7
31,5
22,3
93,6
2,5
TOTAL
3954
308,3
377,8
267,5
1000,0
30,9
24
Lanjutan Tabel 7. Tahun/ Bulan
Curah hujan (mm/ tahun)
Suhu rata-rata (°C)
Suhu maks. (°C)
Suhu min. (°C)
Kelembaban (%)
Kecepatan angin ratarata (knot)
2008 JAN
239
25,7
31,1
22,1
84
3,1
PEB
338,5
24,4
28,1
22,1
90
3,2
MAR
425
25,1
30,9
22,0
87
2,5
APR
401
25,6
31,5
22,2
86
2,3
MEI
232
25,8
31,7
21,9
82
2,2
JUN
217
25,6
31,5
21,8
83
2,0 2,4
JUL
112
25,2
32,0
20,6
77
AGS
239
25,6
31,7
21,8
81
2,2
SEPT
238
25,9
32,8
21,7
80
2,6
OKT
382
25,8
32,2
22,0
84
2,4
NOP
534
25,8
31,3
22,5
86
2,8
DES
227
25,5
30,5
22,4
87
2,8
Rata2/bulan
304,1
25,5
31,3
21,9
84,2
2,5
TOTAL
3584,5
305,9
375,1
263,1
1010,1
30,5
2009 JAN
278
25,0
29,3
22,0
88
2,9
PEB
302
25,1
29,6
22,1
88
3,5
MAR
199
25,8
32,0
21,8
82
2,9
APR
246
26,2
32,1
22,6
82
2,3
MEI
330
26,1
31,7
22,8
85
2,2
JUN
238
26,1
31,8
22,8
81
2,1
25,8
32,1
21,9
77
2,4
26,4
32,9
22,0
74
2,4
26,6
33,7
22,6
75
2,7
JUL AGS
41
SEPT Rata2/bulan
233,4
25,9
31,7
22,3
81,3
2,6
TOTAL Σ RATA2/ TAHUN
1634,0
233,2
285,2
200,7
732,1
23,4
3597,4
293,5
359,4
254,3
949,4
2,4
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Balai Wilayah II Stasiun Klimatologi Klas I Dramaga Bogor tahun 2005-2009. Tata Guna Lahan Tata guna lahan pada tapak sebagian besar sudah di dominasi oleh bangunan, meskipun terdapat beberapa hektare area hijau yang dijadikan sebagai lokasi praktikum dan penelitian bagi mahasiswa. Lebih jelasnya tata guna lahan dapat di lihat pada Tabel 8.
25
Tabel 8. Tata Guna Lahan Dalam Tapak. BAGIAN
LOKASI
Bagian I
Pintu masuk utama IPB sampai persimpangan Rektorat-Jl. Ramin.
Bagian II
Area di Kiri-Kanan Jl. Ramin sampai persimpangan Jl. Meranti-Parkir GWW.
Bagian III
Area di Kiri-Kanan Jl. Meranti dan Jl. Tanjung sampai persimpangan AlHurriyah-GOR-Perumdos.
Bagian IV
Persimpangan Al-Hurriyah sampai persimpangan GWW/ Area di Kiri-Kanan Jl. Kamper (LSI).
Bagian V
Area di Kiri-Kanan Jl. Agatis/ Persimpangan Al-Hurriyah-GORPerumdos sampai persimpangan Rektorat.
Bagian VI
Area di Kiri-Kanan Jl. Pinus/ Pintu alternatif masuk-keluar kampus (SMK KORNITA), Kampung Cangkurawok.
TATA GUNA LAHAN
Tata guna lahan di bagian ini dominasinya adalah area penerimaan saja. Tata guna lahan di bagian ini di dominasi oleh sarana praktikum Arsitektur Lanskap berupa lapangan (Arboretum), Plaza Akademik, dan bangunan GWW. Dominasi tata guna lahan di bagian ini yaitu: gedung perkuliahan (FAPERTA, FMIPA, dan FAHUTAN), area penginapan (Wisma dan asrama putri), dan tempat ibadah (Masjid AlHurriyah). Dominasi tata guna lahannya yaitu: gedung penelitian FATETA (SEAFAST dan PAU), gedung perkuliahan (FATETA, FEMA dan FAPERTA), dan perpustakaan pusat (LSI). Dominasi tata guna lahan di bagian ini yaitu: Gedung Olah Raga, gedung perkuliahan (FAPERIKAN, FAPET, dan FKH), area praktikum dan penelitian (FAPERIKAN, FAPET, dan FKH), hutan eksisting (Karet dan Sengon), dan gedung rektorat. Dominasi tata guna lahan di bagian ini yaitu: gedung penginapan (asrama putra), dan area penelitian (FAPERTA).
Vegetasi dan Satwa di Sekitar Jalan Vegetasi di tepi lingkar jalan kampus dapat dikatakan bervariasi jenisnya. Pada bagian tertentu di setiap bagian tersusun vegetasi yang seragam dan berulang atau berganti di bagian lain. Hal ini jelas terlihat pada bagian satu yaitu pintu masuk utama IPB yang berjajar Cemara Kipas (Thuja orientalis) berseling di bagian belakang yaitu pohon Cemara Balon (Casuarina sumatrana). Median jalan dari pintu satu ini dihiasi groundcover Bayam Merah (Iresine sp.). Awalnya terdapat beberapa tanaman semak dan penutup tanah pada median jalan seperti Kana (Canna hybrida) dan Sutra Bombay (Portulaca grandiflora), namun karena kurangnya perawatan yang intensif pada tanaman tersebut sehingga banyak yang layu dan mengalami kematian. Kebanyakan vegetasi di sekitar tapak adalah jenis pohon dengan fungsi peneduh dan pengarah. Pohon peneduh yang banyak terdapat antara lain, Akasia (Acasia mangium/ auriculiformis), Jakaranda (Jacaranda acutifolia), Ketapang (Terminallia cattapa), pohon Sapu Tangan (Maniltoa grandiflora), Tanjung (Mimusoph elengi), dan lain-lain. Sedangkan pohon peneduh yang berfungsi pula sebagai pohon hias (bunga) antara lain Dadap Merah (Erythrina cristagalli),
26
Bunga Mentega (Nerium oleander), Sikat Botol (Callistemon cifrinus), Kembang Merak (Caesalpinia pulcherima), Bungur (Langerstromia indica), Kupu-kupu (Bauhinia purpurea). Untuk pohon pengarah di dominasi oleh Palem, pohon bertajuk piramidal dan kolumnar diantaranya, Sawit (Elais guineensis), Kelapa (Cocos nucifiera), Rasamala (Altingia excelsa), Kidamar (Aghatis dammara), Palem Raja (Roystonia regia), Glodogan Daun (Polyalthia fragrans). Lebih jelasnya vegetasi perbagian ditunjukan pada Tabel 9. berikut ini :
Tabel 9.1. Inventarisasi Vegetasi Bagian I Vegetasi Pohon
Nama Latin 1. Artocarpus heterophyllus 2. Cannarium hirsutum 3. Casuarina sumatrana 4. Thuja orientalis
Semak 1. Iresine herbstii Groundcover 1. Axonopus compressus
1. 2. 3. 4.
Nama Lokal Nangka Kenari Cemara Balon Cemara Kipas
1. Bayam-bayaman 2. Rumput Gajah Biasa
Tabel 9.2. Inventarisasi Vegetasi Bagian II Vegetasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pohon 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Semak 1. Groundcover 1.
Nama Latin Acasia mangium Bahunia purpurea Bambussa multiplex Ceiba pentandra Cerbera manghas Chrysophyllum cainito Delonix regia Ficus benjamina Ficus lyrata Michelia champaca Podocarpus sp. Polyalthia longifolia Pterocarpus indicus Samanea saman Spathodea campanulata Tamarindus sp. Cordyline terminalis Axonopus compressus
Nama Lokal 1. Akasia Mangium 2. Kembang Kupu-kupu 3. Bambu Pagar 4. Randu 5. Bintaro 6. Sawo Duren 7. Flamboyan 8. Beringin 9. Biola Cantik 10. Cempaka 11. Kiputri 12. Glodokan Tiang 13. Angsana 14. Kihujan 15. Kecrutan 16. Asam Keranji 1. Hanjuang 1. Rumput gajah biasa
27
Tabel 9.3. Inventarisasi Vegetasi Bagian III Vegetasi
Pohon
Semak
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Nama Latin Adenanthera microsperma Agathis dammara Albazia falcataria Antidesma bunius Areca catechu Averrhoa pentandra Bambussa tuldoides Cananga odorata Cannarium hirsutum Cinnamomum burmanii Cocos nusifiera Erythrina crista-galli Ficus benjamina Ficus elastica Maniltoa grandiflora Mimusops elengi Nephelium lappaceum Polyalthia longifolia Pterocarpus indicus Roystonea regia Salacca zalacca Samanea saman Tectona grandis Veitchia merillii
24. 1. Mussaenda philippica 2. Pachystachys lutea L.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 1. 2.
Nama Lokal Saga Kidamar Sengon Buni Pinang Belimbing Bambu Krisik Kenanga Kenari Kayu Manis Kelapa Dadap Merah Beringin Beringin Karet Daun Saputangan Tanjung Rambutan Glodokan Tiang Angsana Palem Raja Salak Kihujan Jati Palem Putri Bunga Lilin Nusa Indah
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1.
Nama Lokal Sawo Duren Kelapa Sawit Kerai Payung Pisang Hias Mengkudu Pinus Angsana Asam Keranji Puring
Groundcover Tabel 9.4. Inventarisasi Vegetasi Bagian IV Vegetasi
Pohon
Semak Groundcover
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1.
Nama Latin Chrysophyllum cainito Cocos nusifiera Elaeis guinensis Filicium decipiens Heliconia colinsiana Morinda citrifolia Pinus mercusii Pterocarpus indicus Tamarindus sp. Codiaeum variegatum
28
Tabel 9.5. Inventarisasi Vegetasi Bagian V Vegetasi
Pohon
Semak Groundcover
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Latin Agathis dammara Albasia falcataria Ceiba pentandra Felicium decipiens Maniltoa grandiflora Roystonea regia Terminalia katappa
7. 1. Acalypha sinensis
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1.
Nama Lokal Kidamar Sengon Randu Kerai Payung Sapu Tangan Palem Raja Ketapang Teh-tehan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Nama Lokal Sengon Aren Nangka Kelapa Flamboyan Rambutan Pinus Angsana Jati
Tabel 9.6. Inventarisasi Vegetasi Bagian VI Vegetasi
Pohon
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Nama Latin Albazia falcataria Arenga pinnata Artocarpus heterophyllus Cocos nusifiera Delonix regia Nephelium lappaceum Pinus mercusii Pterocarpus indicus Tectona grandis
Semak Groundcover Satwa yang terdapat di sekitar tapak yang dapat diamati di pohon dan semak tepi jalan adalah berbagai jenis burung, seperti burung layang-layang, burung kutilang, burung anyam-anyaman, bajing, kadal, ular, musang, dan kera. Untuk jenis satwa serangga antara lain kupu-kupu, belalang, dan kepik. Visibilitas Visiblitas di dalam kampus secara keseluruhan dapat dikatakan baik. Karakter pemandangan di setiap bagian dalam kampus berbeda. Pemandangan yang menjadi ciri khas Kampus IPB Dramaga ini adalah hutan. Pemandangan ini hampir ada di setiap bagian tapak, namun sebagian besar terletak pada bagian V yaitu persimpangan Al-Huriyyah sampai persimpangan rektorat yang di dominasi oleh hutan eksisting seperti karet dan sengon. Visibilitas yang khas selain hutan
29
adalah bangunan segitiga yang juga merupakan konsep arsitektur bangunan di Kampus IPB Dramaga. Danau pun merupakan suatu point of interest di dalam kampus, namun pemandangan ini tidak terlalu terlihat dari bagian sisi jalan karena letaknya yang agak curam dan terhalang oleh pohon tepi jalan. Salah satu yang dapat mendukung visibilitas yang baik saat malam hari adalah lampu jalan. Sudah seharusnya lampu menjadi perhatian untuk pengelola kampus karena banyak yang sudah tidak fungsional. Jalan-Jalan Dalam Kampus Jalan lingkar di dalam kampus memiliki dimensi dan tipe jalan yang bervariasi di tiap bagiannya. Secara umum jalan lingkar memiliki kriteria kelas jalan kecil sampai sedang saja, yakni hanya dapat dilalui oleh kendaraan berukuran maksimal 12x2,5 m. Sedangkan untuk spesifikasi kelas jalannya selain pada bagian I dan II, hampir di setiap bagian termasuk dalam kelompok III B dan III C yaitu kelas jalan yang memiliki lebar jalan 5,5–7 m. Maka dari itu bila di lihat dari dimensi dan tipe kelas jalannya, jalan lingkar di dalam kampus hanya dapat dilalui oleh kendaraan bermotor saja. Seringkali ditemukannya pengguna sepeda dan pejalan kaki menggunakan bahu jalan, sehingga mengganggu kenyamanan dan keamanan bagi masingmasing pengguna jalan. Hal ini disebabkan sempitnya damija dan hanya dibagian tertentu saja yang telah disediakan jalur khusus untuk sepeda serta pejalan kaki. Secara lengkap keterangan tentang dimensi dan tipe jalan dapat di lihat dalam penjabaran Tabel 10. dan Tabel 11. serta pada Gambar 7. potongan dimensi dan tipe jalan lingkar kampus di bawah ini.
Tabel 10. Dimensi Jalan dalam Kampus. Bagian
Damija
Selokan
I II III IV V VI
20 m 9.5 m 12 m 7.5 m 12 m 8m
2x1 2x1 2x1 2x1 2x1 2x1
Jalur Sepeda + 923,27 m + 223,40 m -
Trotoar 2x1 1.5 1.5 -
Badan Jalan 2x6 6 6 4 6 4
Median 1.5 m -
Panjang Jalan 198 m 945,9 m 1180,63 m 734,12 m 1739,03 m 500,64 m
30
Tabel 11. Tipe Jalan Dalam Kampus. Kriteria Kelas Jalan Sedang Kecil Bagian I
II
III
IV
V
VI
Keterangan Kelengkapan Jalan Bagian I (Pintu masuk utama IPB sampai persimpangan Rektorat-Jalan Ramin). Kelengkapan Jalan Bagian II (Persimpangan Rektorat-Jalan Ramin sampai persimpangan Parkir GWWJalan Meranti-Parkir BDP). Kelengkapan Jalan Bagian III (Persimpangan Jalan Ramin-GWW sampai persimpangan Al-HurriyahGOR-Perumdos/ Sepanjang Jalan Meranti). Kelengkapan Jalan Bagian IV (Persimpangan Al-Hurriyah sampai persimpangan GWW-Parkir BDP/ Sepanjang Jalan Kamper). Kelengkapan Jalan Bagian V (Persimpangan Al-Hurriyah-GORPerumdos sampai persimpangan Rektorat-Jalan Ramin). Kelengkapan Jalan Bagian VI (Persimpangan Lab. Rehabilitasi Primata sampai pintu alternatif masuk-keluar kampus Kampung Cangkurawok).
Spesifikasi Kelas Jalan III B III C
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Gambar 7.1. Gambar Potongan Dimensi dan Tipe Jalan Bagian I.
√
31
Gambar 7.2. Gambar Potongan Dimensi dan Tipe Jalan Bagian II.
Gambar 7.3. Gambar Potongan Dimensi dan Tipe Jalan Bagian III.
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
Sarana Transportasi Sarana transportasi yang terdapat di dalam kampus untuk pengguna umum secara keseluruhan dapat dibagi menjadi empat macam, diantaranya yaitu sepeda, becak, motor (ojek), dan bus. Pengguna kampus dapat memilih kendaraankendaraan tadi yang paling efisien dari tempat mereka awal menempuh. Kendaraan baru yang saat ini juga menjadi pilihan adalah sepeda. Kampus ini menyediakan + 1500 unit berikut dengan lima parkirannya (shelter). Sudah banyak yang menggunakan alternatif transportasi ini. Dari pihak kampus, sebaiknya dapat menambah track sepeda agar keamanan dan kenyamanan pengguna sepeda dapat terjamin. Tranportasi komersil merupakan suatu mata pencaharian dan juga sebagai fasilitas bagi civitas akademik. Transportasi ini di dalam kampus terdiri dari dua macam yang dimiliki masyarakat sekitar, antara lain becak dan ojek. Kendaraan komersil becak memiliki jam operasional dan pangkalan yang lebih sedikit dibandingkan dengan ojek. Becak hanya beroperasi pada jam kerja yaitu jam 07.00-17.00 WIB. Sedangkan untuk ojek sendiri saat ini sudah terdapat beberapa pangkalan yang dilengkapi dengan pondokan. Jam kerja kendaraan ini yaitu mulai dari pagi hari pukul 06.30 sampai pada malam hari pukul 20.00 WIB. Terdapat pula fasilitas kendaraan roda empat berupa bis yang disediakan oleh pihak kampus sebagai antar-jemput pegawai maupun mahasiswa, serta terdapat bis yang memiliki rute sekitar jalan lingkar kampus. Bus tersebut mulai beroperasi dari pagi hari pukul 07.00 dan berakhir sampai sore hari pukul 15.30, dengan jumlah armada + 38 yang beroperasi, 16 ukuran besar dan 22 berukuran kecil.
Tempat-tempat Komersil Dalam Kampus Tersedia pula di dalam kampus tempat-tempat komersil yang berada di beberapa bagian tapak. Tempat-tempat komersil tersebut berupa Agrishop, kantinkantin, Agrimart, dan lain-lain. Keberadaan tempat ini mempermudah civitas kampus mendapatkan apa yang menjadi kebutuhannya di dalam kampus. Dan di sisi lain keberadaan tempat ini menjadi lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, juga sebagai pendapatan bagi kampus ini sendiri.
47
Gambar 9. Tempat-tempat Komersil Dalam Kampus.
Aspek Sosial Aspek sosial adalah aspek yang berpengaruh dalam tapak. Aspek ini merupakan penentu kebutuhan yang dapat di lihat dari aktivitas pengguna. Adapun secara keseluruhan pengguna jalan lingkar kampus terdiri dari : 1. Seluruh civitas akademika yaitu mahasiswa, staf pengajar, dan karyawan. 2. Masyarakat sekitar kampus yang memiliki mata pencaharian sebagai supir ojek, becak, dan pedagang. 3. Pengunjung yaitu orang-orang yang datang untuk keperluan-keperluan tertentu dalam waktu yang singkat. Aktivitas yang terjadi di sepanjang tapak bermacam-macam, antara lain berjalan baik dengan kaki ataupun kendaraan, bersepeda, menunggu, menelepon, bersosialisasi. Selain itu ada pula penduduk sekitar yang mempunyai mata pencaharian sebagai pedagang dan tukang ojek/ becak yang menggunakan jalan lingkar kampus sebagai tempat beraktivitas. Untuk hari kerja yaitu senin sampai jumat merupakan hari yang padat, pengguna biasanya beraktivitas dari pagi jam 07.00 sampai jam 17.00 sore harinya. Pada hari sabtu dan minggu aktivitas yang di lakukan tidak seperti
48
biasanya, karena pada hari ini jalan kampus biasanya digunakan hanya untuk jalan-jalan ataupun berolahraga. Penyebaran kuisioner hanya dilakukan kepada 30 responden. Hal ini diharapkan dapat memperoleh informasi tentang keinginan pengguna, tingkat keamanan dan kenyamanan pengguna akan street furniture yang berada di dalam lingkar kampus IPB Dramaga. Selain itu dapat menjadi dasar dalam memberikan solusi untuk menampilkan suatu street furniture yang fungsional, aman dan nyaman.
ANALISIS SINTESIS
Aspek Fisik Letak, Luas dan Batas-batas Tapak Tapak merupakan jalan lingkar kampus di mana area tersebut adalah sebuah area pendidikan yang dilengkapi berbagai fasilitas pendukungnya. Jalan ini berbentuk linear dengan lebar jalan rata-rata 6-8 m. Panjang jalan yang dijadikan lokasi studi adalah + 5298,32 m. Jalan ini merupakan jalan utama di dalam kampus IPB Darmaga. Daerah milik jalan (damija) yang dimiliki beberapa titik cukup lebar sekitar + 20 m sehingga memungkinkan untuk memperluas daerah manfaat jalan (damaja). Namun ada juga beberapa titik yang berdampingan dengan bangunan atau bahu jalan yang sempit sehingga hanya diperlukan perbaikan atau penambahan kelengkapan jalan.
Aksesibilitas dan Sistem Transportasi Jalur yang terdapat di area studi dapat di bagi menjadi beberapa bagian, antara lain jalur kendaraan bermotor, jalur pejalan kaki atau pedestrian, dan jalur sepeda. Pada jalur kendaraan bermotor secara umum dalam kondisi baik, namun ada di beberapa bagian yang kondisinya perlu diperbaiki. Secara keseluruhan tidak terdapat suatu masalah yang besar pada jalur ini. Jalur pejalan kaki pada area ini memiliki berbagai ukuran dari 0,5-2 m. Perbedaan ukuran pada jalur ini, dikarenakan pedestrian yang sudah rusak. Selain itu ada pula titik-titik di mana pedestrian banyak ditumbuhi rumput, dikotori daun-daun kering dan conblock yang lepas atau pecah. Hal ini menyebabkan pejalan kaki merasa kurang nyaman saat melaluinya. Sejak tahun 2008 kampus telah menambahkan salah satu jalur alternatif di dalam kampus IPB. Jalur yang di maksud adalah jalur sepeda. Jalur ini memiliki ukuran lebar 2 m dengan panjang + 1146,67 m. Dengan melihat kondisi saat ini, sepertinya perlu dilakukan perbaikan dan penambahan jalur sepeda mengingat sudah banyak civitas kampus yang menggunakan alternatif transportasi ini.
50
Ketinggian, Topografi, dan Kemiringan Lahan Pada beberapa titik di tapak terdapat perbedaan dalam konturnya yang merupakan potensi yang dapat dikembangkan. Perbedaan kontur ini dapat diaplikasikan dengan penataan elemen-elemen lanskap dengan memperhatikan jenis tanaman, warna, tekstur, dan bentuk tajuk untuk meningkatkan kualitas good view. Kontur pada tapak juga dapat menjadi kendala dalam menempatkan perabot jalan, seperti shelter, gazebo, dan lain-lain. Namun selalu ada solusi pada tiap kendala, salah satunya dengan memodifikasi lahan yang akan diletakkan bangunan atau hardscape dengan mengutamakan keamanan dan kenyamanan pengguna. Selain itu pada kontur yang memiliki kemiringan yang cukup besar dapat digunakan vegetasi dengan akar yang kuat menahan tanah agar tidak terjadi longsor atau semacamnya. Pada titik-titik yang datar, kendalanya adalah timbul kesan monoton di dalamnya. Namun hal ini merupakan potensi untuk peletakan bangunan atau hardscape. Untuk mengatasi kendala dalam hal topografi datar, dapat dilakukan dengan penanaman vegetasi dengan berbagai jenis, warna, tinggi-rendah dan tekstur sehingga dapat menghilangkan kesan monoton. Untuk penggunaan elemen-elemen keras lainnya juga dapat diaplikasikan pada paving yang digunakan. Permainan warna, bentuk, tekstur dan pola paving juga penting dalam kondisi ini. Selain itu penempatan elemen yang menarik sebagai point of interest di rasa perlu namun tetap memperhatikan unsur unity tapak, nilai estetis, fungsi, keamanan dan kenyamanan.
Iklim Saat ini, secara keseluruhan iklim suhu Darmaga mengalami peningkatan yang sebelumnya iklim berkisar antara 24 – 25 °C sekarang berkisar pada angka 25-26 °C (Gambar 11). Hal ini juga dipengaruhi karena berkurangnya lahan hijau karena pembukaan lahan yang banyak menebang vegetasi atau pohon baik di lingkungan kampus maupun lingkungan di luar kampus. Suhu yang ideal untuk daerah tropis adalah 27-28 °C, sehingga suhu di daerah tersebut masih cukup nyaman untuk pengguna melakuakan aktivitas didalamnya.
51
Grafik Suhu Dramaga 2005-September 2009 27.0 26.5
0C
26.0
2005
25.5
2006
25.0
2007
24.5
2008
24.0
2009
23.5
JA N PE B M AR AP R M EI JU N JU L AG S SE PT O KT N O P D ES
23.0
bulan
Gambar 10. Grafik Rata-rata Suhu Pada Tapak. (Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun 2005-2009)
700 600 500 400 300 200 100 0
2005 Series1 2006 Series2 Series3 2007 PE B M AR AP R M EI JU N JU L AG SE S PT OK T NO P DE S
Series4 2008
JA
N
m m /tah u n
Grafik Curah Hujan Dramaga periode 2005-September 2009
Series5
2009
bulan
Gambar 11. Grafik Rata-rata Curah Hujan Pada Tapak. (Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun 2005-2009)
52
Gambar 12. Grafik Rata-rata Kelembaban Pada Tapak. (Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun 2005-2009)
grafik kecepatan angin Dramaga periode 2005September 2009 4.0 kn o t
3.0
Series1 2005 Series2 2006
2.0 1.0
Series3 2007 Series4 2008 B AR AP R M EI JU N JU L AG S SE PT OK T NO P DE S
Series5 2009
M
PE
JA
N
0.0
bulan
Gambar 13. Grafik Rata-rata Kecepatan Angin Pada Tapak. (Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun 2005-2009)
53
Dari grafik curah hujan di atas kawasan Darmaga termasuk tinggi dengan angka mencapai 500-600 mm/ tahun. Curah hujan tertinggi banyak terjadi pada bulan Mei, November, dan Desember di tahun 2007 (Gambar 12). Curah hujan yang tinggi menyebabkan jalan menjadi licin dan terdapat genangan air di beberapa bagian. Genangan air disebabkan kondisi jalan yang kurang bagus, banyaknya gulma pada pedestrian, daun kering dan saluran drainase yang tidak lancar karena tertutup hal-hal tersebut. Adapun solusi yang dapat ditempuh antara lain, sebagai berikut : 1. Penggunaan material yang memiliki daya serap tinggi dan tekstur yang sedikit kasar agar tidak licin saat basah. 2. Pembuatan jalan dan drainase dengan kemiringan yang memperhatikan topografi pada tapak agar air dapat mengalir dengan lancar. 3. Pemilihan vegetasi yang banyak menyerap hujan seperti tanaman berdaun jarum (conifer) dengan tampungan sebanyak 40% dan tanaman berkanopi yang dapat mengurangi air hujan yang jatuh sebanyak 20%, serta tanaman yang memiliki percabangan horisontal akan lebih efektif menahan air hujan (Grey dan Daneke, 1978). 4. Perawatan jalan yang intensif, dalam hal ini tentang masalah kebersihan. Kelembaban udara pada tapak cukup tinggi. Kelembababan yang paling rendah dalam lima tahun terakhir adalah tahun 2006 yaitu pada bulan September 72% dan yang paling tinggi tahun 2007 di bulan Februari yang mencapai 90% (Gambar 13). Angka yang cukup tinggi membuat para pengguna jalan menjadi cepat lelah. Hal ini dikarenakan terhambatnya penguapan air dalam tubuh sehingga panas tubuh meningkat yang pada akhirnya membuat pengguna cepat lelah. Kecepatan angin jika di lihat dari grafik di atas tidak mengalami masalah yang berarti. Kecepatan angin paling tinggi ada pada titik 3,8 knot atau sama dengan 7,03 km/ jam. Menurut Lynch (1993), standar kenyamanan ruang luar, misalnya tempat duduk-duduk kecepatan angin tidak boleh lebih dari 14 km/ jam sedangkan untuk berjalan kaki tidak boleh lebih dari 43 km/ jam. Dengan demikian kecepatan angin tidak mengganggu aktivitas pengguna jalan.
54
Iklim merupakan faktor-faktor yang tidak tetap yang memiliki hubungan timbal balik seperti suhu, radiasi matahari, angin, curah hujan dan kelembaban udara (Laurie, 1990). Oleh karena itu, dalam membuat sebuah konsep lanskap, karena merupakan titik awal dari perencanaan dan perancangan hendaknya melihat faktor iklim. Aplikasi dari perhatian kepada iklim salah satunya pada material bangunan maupun hardscape yang dapat menyerap panas dengan mempertimbangkan jenis bahan, warna dan perlakuannya dalam pembuatannya (Simonds, 1983). Selain itu vegetasi juga memiliki peran penting dalam membuat area tapak menjadi nyaman karena fungsi pohon atau vegetasi lainnya dapat menurunkan iklim mikro. Untuk aplikasi pada perencanaan jalan, penempatan gazebo/ shelter juga memiliki peranan yang penting.
Tata Guna Lahan Berdasarkan hasil pengamatan, perbandingan lahan terbuka dan pendirian bangunan tidak seimbang dengan lahan hijau yang ada. Hal ini dapat mempengaruhi kenyamanan pengguna dan berpengaruh terhadap kehidupan satwa eksisting. Kendala tersebut dapat di antisipasi dengan cara menyeimbangkan setiap melakukan pembangunan bangunan atau pembukaan lahan di ganti dengan penataan vegetasi di beberapa bagian tapak yang sekiranya masih dapat dilakukan penanaman vegetasi, agar iklim mikro selalu dalam keadaan stabil, lingkungan kampus tetap terjaga kelestariannya dan juga keberadaan satwa tidak terganggu habitatnya.
Vegetasi dan Satwa di Sekitar Jalan Terdapatnya vegetasi di sepanjang jalan lingkar kampus dapat mempengaruhi iklim mikro di sekitar tapak. Selain dari itu fungsi dari keberadaan vegetasi dapat juga mempengaruhi kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan. Secara umum fungsi adanya vegetasi di sepanjang jalan kampus yaitu selain sebagai unsur estetis, vegetasi digunakan juga sebagai penaung, penyerap polusi dan mengurangi kebisingan juga untuk memberikan kenyamanan dan keamanan pengguna jalan. Pada contohnya di bagian I yaitu pintu utama masuk-keluar kampus. Dibagian ini terdapat median jalan sebagai pemisah jalur keluar dan
55
masuk yang ditanami dengan tanaman groundcover, yaitu bayam merah (Iresine sp.). Namun kondisi tanaman yang berada di media jalan tersebut selalu diganti keberadaannya, hal ini dikarenakan kurangnya perawatan yang intensif dan kesalahan dalam pemilihan tanaman sehingga mengakibatkan tanaman rusak dan cepat mati. Untuk mengatasi masalah tanaman tepi jalan, tanaman yang perlu digunakan harus memiliki kriteria sebagai berikut (Nurisjah dan Pramukanto, 1998) : 1. Mempunyai batang dan percabangan yang kuat dan tidak mudah patah. 2. Struktur percabangan tegak atau semi tegak dan tidak mudah jatuh/ menjurai. Lebih baik lagi jika dengan percabangan yang kompak dibandingkan dengan yang tumbuh meninggi, khususnya untuk pohon yang tumbuh di bawah jaringan kabel listrik/ telepon. 3. Pertumbuhan tajuk pohon tidak menghalangi atau menganggu lalu lintas. 4. Tajuk pohon berjarak paling rendah tiga meter di atas permukaan tanah atau untuk jenis yang bertajuk rendah dapat dilakukan pemangkasan. 5. Hasil generatif berupa bunga, buah dan biji yang tidak mengganggu lalu lintas. 6. Pohon tidak mengeluarkan atau menghasilkan zat yang dapat merusak atau membuat jalan licin, terutama di waktu hujan. 7. Perakaran dalam dan tidak merusak jalan dan saluran drainase. 8. Tidak peka terhadap serangan hama atau penyakit. 9. Bukan merupakan tanaman inang yang disukai oleh serangga yang dapat menghabiskan daun-daunnya. 10. Mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan tumbuh, seperti sesuai dengan iklim dan kondisi tanah serta ketinggian dari permukaan laut. 11. Mengandung nilai estetis yang menarik berupa warna daun bunga, buah maupun bentuk tajuk. 12. Mempunyai kecepatan tumbuh yang sedang, tidak terlalu lambat atau terlalu cepat (indikator siklus hidup yang pendek). 13. Daun buah tidak beracun dan berduri, tahan terhadap polusi udara, tanah dan air.
56
Di satu sisi terdapat vegetasi yang berfungsi sebagai pengarah yaitu pohon cemara kipas (Thuja orientalis), dan dibelakangnya ditanami dengan pohon kenari (Cannarium hirsutum) yang berfungsi salah satunya sebagai penaung. Keberadaan pohon-pohon tersebut perlu dipertahankan, hanya perawatannya saja yang perlu diperhatikan seperti pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta kebersihan dari daun yang sudah mati. Di bagian lainnya pun terdapat variasi vegetasi eksisting maupun tanaman yang sengaja di tanam. Vegetasi tersebut perlu dipertahankan karena selain memiliki potensi sebagai keanekaragaman hayati juga sebagai pengatur iklim mikro. Tetapi terdapat kendala di beberapa bagian tapak yang penanaman dan perawatannya kurang diperhatikan, sehingga berdampak buruk bagi para pengguna jalan. Tajuk pohon memberikan naungan yang sempurna tetapi tidak terlalu teduh, selalu hijau dan tidak mudah meluruhkan daun yang berakibat mengotori jalan. Keberadaan satwa di suatu lokasi dipengaruhi pula oleh vegetasi. Karena keberadaan vegetasi merupakan suatu habitat, tempat mencari makan dan sebagai tempat beristirahatnya satwa. Maka dari itu sekarang ini jarang sekali ditemukannya satwa di sekitar kampus yang berkeliaran selain di pagi dan sore hari, hal ini di karenakan vegetasi habitat mereka telah berubah bentuk menjadi pembangunan gedung kampus.
Visibilitas Menurut Simond (1998) visual merupakan suatu pemandangan yang diamati dari suatu titik yang menguntungkan. Pandangan ini akan terlihat lebih menarik apabila direncanakan dan dikembangkan menjadi sesuatu yang kontras. Perencanaan yang baik akan meningkatkan nilai kualitas visual lingkungan, salah satunya dengan menonjolkan good view. Good view yang ada pada tapak adalah pintu masuk IPB dengan pandangan yang tertuju pada Gedung Rektorat (Gambar 14). Gedung rektorat merupakan good view dengan arsitekturnya yang khas. Bentuknya yang segitiga, membuat kontras pada lingkungan disekitarnya. Untuk membuatnya lebih estetik, dapat dilakukan dengan mengunakan semak rendah pada traffic island di
57
depannya dan mempertahankan vegetasi pengarah di sepanjang jalan dan penunjuk suatu lokasi yang jelas menuju gedung tersebut.
Gambar 14. Gedung Rektorat Pada Tapak Good view yang lainnya adalah pada bagian II yaitu jalan sepanjang arboretum (Gambar 15). Pada bagian ini, pohon-pohon besar di bahu jalan membuat suasana hijau yang menjadi identitas kampus menjadi terlihat, sejuk, nyaman, dan teduh merupakan beberapa kesan saat melalui jalur ini. Hal ini dapat dipertahankan dan dikembangkan dengan menambah soft atau hard material dengan prinsip repetisi atau membuat permainan warna dan pola agar tidak monoton bagi pejalan kaki dan pengguna kendaraan.
(a)
(b)
Gambar 15. (a). Area Praktek Lapang/ Arboretum Lanskap dan (b). Jalan Sepanjang Arboretum. Selanjutnya Good view juga terletak di bagian V, mulai dari Fakultas Kedokteran Hewan menuju pintu utama keluar-masuk kampus. Good view yang
58
ditimbulkan adalah suasana seperti hutan, karena terdapat beberapa variasi vegetasi eksisting seperti area hutan karet dan sengon yang cukup terjaga kelestariannya. Keberadaan hutan ini perlu dipertahankan keberadaannya dengan melakukan pemeliharaan agar tetap terjaga kestabilannya, agar tidak terjadi kecelakaan karena ada pohon yang tumbang, bekerja sebagaimana fungsinya yaitu sebagai paru-paru kampus, habitat satwa, serta menjaga kestabilan air tanah.
(a)
(b) Gambar 16. (a). Hutan Sengon dan (b). Hutan Karet.
Jalan-Jalan Dalam Kampus Secara keseluruhan jalan lingkar kampus memiliki dimensi dan tipe jalan yang bervariasi di tiap bagiannya. Umumnya jalan yang berada di dalam kampus hanya dilalui oleh kendaraan bermotor saja, hanya di beberapa bagian saja terdapat jalur khusus untuk sepeda. Di lihat dari kondisi keseluruhan sepanjang jalan lingkar kampus termasuk baik, namun terdapat di beberapa bagian yang mengalami kerusakan seperti berlubang, bergelombang dan lebar jalan yang sempit. Hal ini merupakan suatu masalah yang pada jalan di dalam kampus, dan pemecahannya yaitu dengan cara melakukan pelebaran damija yang sama di tiap bagiannya, perbaikan dan perawatan jalan serta pembuatan khusus jalur sepeda dengan marka jalan sebagai pembatas antara jalur sepeda dengan pedestrian jalan dan kendaraan bermotor. Pada bagian pedestrian jalan rata-rata kondisinya kurang begitu baik hampir di semua bagian, hanya di bagian I saja yang terlihat terawat. Selain itu di beberapa bagian tidak terdapat pedestrian jalan, seperti pada bagian III, V, dan VI sehingga para pejalan kaki menggunakan badan jalan untuk menuju ke suatu
59
lokasi dan membahayakan keselamatannya. Hal-hal tersebut merupakan suatu kendala, dan pemecahannya yaitu dengan membuat jalur pedestrian di bagianbagian yang tidak terdapat pedestriannya, memberikan fasilitas khusus bagi pejalan kaki seperti bangku, tanaman peneduh, dan tempat sampah, serta perawatan yang intensif dalam masalah kebersihan pedestrian. Tipe jalan di tiap bagian tapak diperlukannya suatu tindakan seperti penambahan, perbaikan, dan perawatan yang intensif agar kondisi jalan berjalan sesuai dengan fungsinya. Demi terciptanya keadaan yang aman dan nyaman di jalan lingkar kampus, diperlukannya pembuatan jalur pedestrian dan pelebaran jalan di beberapa bagian tapak agar para pengguna jalan terjaga dalam aktivitasnya. Diperlukannya perbaikan pedestrian, jalan, dan kelengkapan jalan di beberapa bagian tapak, agar para pengguna merasa aman dan nyaman. Perawatan dilakukan secara rutin, agar kelengkapan jalan bekerja sesuai dengan fungsinya.
Kelengkapan Jalan Kelengkapan jalan atau street furniture merupakan suatu fasilitas yang penting bagi pengguna jalan, yaitu sebagai suatu fasilitas yang memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna. Street Furniture juga dapat menjadi penguat dari identitas sebuah tapak. Fasilitas ini terdiri dari pedestrian, rambu lalu-lintas, fire hydrant, tempat sampah, halte/ shelter¸ dan papan tanda. Pada umumnya masalah yang dihadapi oleh pihak kampus dalam kelengkapan jalan yaitu peletakan fasilitas jalan yang tidak tepat dan perawatannya yang kurang intensif, sehingga kelengkapan jalan tidak sesuai fungsinya lagi. Pedestrian di sepanjang lingkar kampus hanya terdapat di beberapa bagian saja, yaitu hanya di bagian I, II, dan IV saja. Sehingga di beberapa bagian lainnya para pengguna jalan menggunakan bahu jalan untuk menuju ke suatu lokasi. Pedestrian juga banyak yang mengalami kerusakan sehingga mengurangi ukuran lebar sebenarnya dan banyaknya paving yang lepas serta di kotori daun dan ditumbuhi rumput. Dengan demikian perlu adanya perbaikan dan penambahan jalur pedestrian pada tapak.
60
(a)
(b)
Gambar 17. (a). Pedestrian Yang Rusak dan (b). Kurangnya Pedestrian Di Beberapa Bagian Tapak. Rambu lalu-lintas terdapat di setiap bagian tapak, namun masih terdapat rambu yang tidak terawat, dalam peletakannya masih ada yang tidak tepat dan berlebihan dalam penempatannya di suatu tapak. Rambu yang efektif harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. memenuhi kebutuhan. 2. menarik perhatian dan mendapat respek pengguna jalan. 3. memberikan pesan yang sederhana dan mudah dimengerti. 4. menyediakan waktu yang cukup kepada pengguna jalan dalam memberi respon.
(a)
(b)
(c)
Gambar 18. (a). Rambu Lalu-Lintas Yang Tidak Terawat, (b). Kurang Tepat Peletakannya, dan (c). Penempatan Yang Berlebihan.
61
Fire hydrant terdapat di seluruh bagian tapak dan di titik-titik tertentu. Namun bila di lihat dari kondisinya saat ini, fire hydrant yang ada sangatlah tidak fungsional. Hal ini dikarenakan kurangnya perawatan yang intensif sehingga banyak sekali yang rusak, dipenuhi lumut, dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
(a)
(b)
Gambar 19. (a). Fire Hydrant Yang Tidak Terawat dan (b). Fire Hydrant Ditumbuhi Gulma.
Sekarang ini sudah banyak terdapat tempat sampah di setiap bagian tapak dengan titik-titik yang sudah cukup strategis. Tempat sampah ada yang berbahan dari semen yang berfungsi sebagai tempat pembuangan sampah sementara dan ada juga tempat sampah yang terbuat dari drum maupun berbahan plastik, dengan diberikan warna yang berbeda untuk menandakan sampah organik dan anorganik. Tetapi masalah yang dialami dalam hal ini yakni perawatannya saja yang masih kurang intensif, dikarenakan adanya tempat sampah yang sudah rusak namun tidak juga diperbaiki.
(a)
(b)
Gambar 20. (a). Tempat Sampah Yang Rusak dan (b). Tidak Terawat.
62
Dengan disediakannya kendaraan operasional di kampus yaitu bus dan sepeda, maka pembangunan halte/ Shelter di tiap bagian pun dilakukan. Namun yang menjadi kendala pada saat ini yaitu desain dan peletakan yang kurang tepat. Desain terlalu kaku dan formal serta menggunakan material yang kurang ramah terhadap lingkungan.
(a)
(b)
Gambar 21. (a). Shelter sepeda Di Titik-Titik Tertentu Dalam Kampus dan (b). Halte. . Untuk papan tanda, saat ini terdapat di setiap bagian tapak. Papan tanda ini berfungsi baik sebagai penunjuk arah menuju suatu lokasi maupun nama lokasi tersebut. Kendala papan tanda di lingkar kampus ini yaitu peletakan yang tidak tepat sehingga ada yang terhalang oleh tanaman, ukuran yang tidak sesuai, dan banyaknya berbagai papan tanda di satu titik.
(a)
(b)
(c)
Gambar 22. (a), (b). Papan Penunjuk Arah Lokasi, dan (c). Papan Tanda Lokasi.
63
Sarana Transportasi Sarana transportasi di dalam kampus terdapat empat jenis kendaraan, diantaranya yakni sepeda, becak, motor (ojek), dan bus. Para pengguna transportasi dalam kampus bebas untuk memilih kendaraan yang akan digunakannya. Pihak kampus menyediakan fasilitas transportasi baru yang gratis bagi civitas kampus yaitu sepeda. Pihak kampus menyediakan fasilitas tersebut + 1500 unit beserta dengan lima shelternya di lokasi yang dianggap strategis dan ramai aktivitas. Namun yang menjadi masalah pada fasilitas ini yaitu jalur khusus bersepeda yang kurang terawat dan hanya terdapat di bagian tertentu saja. Selain sepeda, kampus pun menyediakan fasilitas transportasi komersil berupa becak dan motor (ojek). Fasilitas transportasi ini dikelola oleh masyarakat sekitar kampus sebagai mata pencahariannya. Di sisi lain masalah yang di alami pada fasilitas ini yaitu tidak disediakannya shelter di titik-titik tertentu khusus bagi motor (ojek) dan becak serta kurangnya pengarahan yang diberikan pihak kampus sebagai pemberi ijin kepada pengendara motor (ojek) agar tidak ugalugalan dalam berkendara. Terdapat pula fasilitas lain yang diberikan oleh pihak kampus, yaitu kendaraan beroda empat berupa bus beserta haltenya. Keberadaan bus tersebut disediakan untuk fasilitas transportasi antar-jemput pegawai dan mahasiswa. Kondisi dari bus tersebut masih layak pakai meskipun perawatannya yang kurang, dikarenakan harga suku cadang yang relatif masih tinggi harganya. Masalah lain yaitu halte bus yang tidak ada nama lokasi halte, tidak sesuai dalam peletakan dan disainnya berdasarkan Kep. Menteri Perhubungan No. 65 Tahun 1993.
64
(a)
(b)
Gambar 23. (a). Fasilitas Operasional Kampus Bus dan (b). Sepeda. Tempat-tempat Komersil Dalam Kampus Terdapat di beberapa bagian tapak tempat-tempat komersil seperti Kantinkantin, Agrimart, Wisma, dan lainnya. Keberadaan tempat-tempat ini tidak terlalu menjadi kendala, namun yang menjadi kendala dalam hal ini yaitu keberadaan tempat ini tidak di dalam satu lokasi di tiap bagiannya sehingga dapat memudahkan pengguna untuk memanfaatkannya.
(a)
(b) Gambar 24. (a). Kantin GWW dan (b). Agrimart IPB. Aspek Sosial
Berdasarkan pengamatan lapang, aspek ini merupakan penentu kebutuhan yang dapat di lihat dari aktivitas pengguna. Aktivitas yang terjadi di sepanjang tapak bermacam-macam, antara lain berjalan baik dengan kaki ataupun kendaraan, bersepeda, menunggu, menelepon, bersosialisasi. Selain itu ada pula penduduk
65
sekitar yang mempunyai mata pencaharian sebagai pedagang dan tukang ojek/ becak yang menggunakan jalan lingkar kampus sebagai tempat beraktivitas. Hasil dari kuisioner yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan penguna sudah merasa nyaman pada saat memasuki kawasan kampus IPB Dramaga, namun masih terdapat beberapa kendala yang dialami oleh pengguna jalan diantaranya yaitu dalam hal informasi. Sering sekali terdapatnya pengguna kampus kurang mendapatkan informasi tentang suatu lokasi ataupun arah menuju ke suatu lokasi yang ditujunya. Hal ini mungkin disebabkan karena letak dan jumlah serta desain dari papan informasi yang kurang fungsional dan tidak menarik perhatian pengguna. Untuk kelayakan dari street furniture-nya sendiri, banyak dari responden yang mempermasalahkan tentang kebersihan, perawatan dan desain yang tidak seragam, serta banyak yang mengusulkan penambahan dari segi penerangan (lampu), tempat sampah, dan juga bangku. Lebih terperinci data analisis dan sintesis akan dijabarkan pada tabel 13.
Tabel 13. Analisis dan Sintesis Aspek Fisik dan Sosial. ANALISIS POTENSI
HAMBATAN
SINTESIS
Aspek Fisik
Letak, Luas, dan Batas Tapak
Aksesibilitas dan Sistem Transportasi
Berada di dataran • Penataan street furniture relatif tinggi dengan di beberapa bagian tapak, luasan yang cukup sehingga fasilitasnya . luas dan bersebelahan dapat bermanfaat secara dengan rumah warga fungsional. serta beberapa sungai. • Lokasi dapat dilalui • Jalan alternatif akses • Pelebaran dan perawatan oleh kendaraan masuk-keluar jalan diperlukan. bermotor. kampus kurang lebar • Ditutupnya beberapa dan juga di beberapa • Terdapat dua akses akses yang kurang vital bagian tapak. (pintu utama dan untuk orang, agar alternatif) masuk- • Akses untuk orang memudahkan dalam keluar kampus terlalu banyak. pemantauan keamanan. untuk kendaraan bermotor dan sembilan akses untuk orang. • Ada kendaraan khusus untuk civitas akademika berupa bis.
66
Lanjutan Tabel 13. ANALISIS POTENSI
Ketinggian, Topografi, dan Kemiringan Lahan
HAMBATAN
SINTESIS
• Kesan monoton • Pemanfaatan topografi Topografi yang timbul pada topografi yang datar sesuai berbukit memberikan yang datar. kebutuhan. kesan dinamis dan • Penempatan street • Penataan street furniture view yang menarik di furniture di lahan atau vegetasi dengan beberapa bagian yang miring. berbagai jenis, warna, tapak. tinggi-rendah dan tekstur secara fungsional.
Iklim
Suhu
Curah hujan
• Keragaman vegetasi • Pada siang hari tapak yang tinggi dan rimbun. sangat panas, Perubahan suhu tidak • Penambahan vegetasi membuat terlalu mencolok yang dapat menyerap kenyamanan rendah (optimal). panas dan radiasi sinar pada beberapa bagian matahari serta tapak. menurunkan suhu. • Perbaikan jalan yang rusak dan tidak rata. Jumlah curah hujan • Membersihkan, Sering terdapat cukup untuk memperbaiki, dan genangan air di mendukung merawat saluran drainase. beberapa bagian jalan ketersediaan air bagi • Penggunaan vegetasi sesaat setelah hujan. tanaman. tertentu untuk tetap menjaga ketersediaan air dalam tanah.
Aspek Fisik
Kelembaban
Kecepatan Angin
Tata Guna Lahan
• Pengawasan dan perawatan terhadap bangunan dan Sangat tinggi, perlengkapan pada street ketidakkenyamanan furniture, khususnya pada manusia untuk yang ber-material kayu. beraktivitas. • Tidak menggunakan vegetasi yang kemungkinan terjadi penguapannya tinggi. Kecepatan angin tidak • Penataan vegetasi yang Tidak terlalu kencang, cukup untuk membentuk suatu sehingga tidak menurunkan koridor besar pada jalan, mengganggu kegiatan kelembaban dan sehingga angin akan pengguna jalan. kenyamanan tapak akan bergerak disepanjang rendah. koridor tersebut. • Mempertahankan area eksisting di tiap bagian. Masih terdapatnya Alih fungsi lahan hijau • Keseimbangan dalam area hijau di tiap menjadi gedung. pemanfaatan area untuk bagian. menjaga kestabilan iklim mikro.
67
Lanjutan Tabel 13. ANALISIS POTENSI • Terdapat vegetasi dan satwa yang Vegetasi dan Satwa di beraneka ragam. Sekitar Jalan • Adanya vegetasi dan satwa budidaya di lokasi.
Visibilitas
Jalan–jalan Dalam Kampus
Arsitektural gedung dan bentangan hijau merupakan suatu faktor pendukung good view.
HAMBATAN
SINTESIS • Dilakukan penyesuaian pada rencana penataan vegetasi di tapak, yang dapat mempengaruhi kehidupan satwanya.
• Penyediaan tempat • Masih kurangnya sampah di spot-spot kesadaran tertentu. masyarakat akan • Penataan street furniture kebersihan atau vegetasi dengan • Penataan street berbagai jenis, warna, furniture dan vegetasi tinggi-rendah dan tekstur yang kurang tepat. secara fungsional. • Perbedaan dimensi • Memperlebar dan dan tipe jalan di tiap menyamakan dimensi bagiannya. serta tipe jalan di tiap bagian tapak. • Kurang lebarnya damija, sehingga • Perbaikan, kebersihan, pedestrian dan jalur dan perawatan jalur sepeda tidak terdapat sirkulasi perlu di beberapa bagian. ditingkatkan. • Perawatan jalur sirkulasi kurang intensif.
Aspek Fisik
Kelengkapan Jalan
Sarana Transportasi
Tempat-tempat Komersil Dalam Kampus
• Peletakan • Penambahan dan kelengkapan jalan peletakan kelengkapan yang kurang tepat dan jalan sesuai kebutuhan. Terdapat di tiap tidak fungsional. • Respon pengelola bagian tapak. • Perawatan yang tidak terhadap kendala intensif. kelengkapan jalan ditingkatkan. • Peletakan dan • Penyesuaian peletakan penataan halte kurang dan penataan halte sesuai tepat. situasi dan kondisinya. Memudahkan civitas • Kurang patuhnya bagi • Pemberian informasi akademika untuk pengguna jalan terhadap pengguna jalan menuju ke suatu lokasi tentang keberadaan tentang pentingnya yang ditujunya. street furniture. keberadaan street furniture, baik secara persuasif maupun media informasi lainnya. • Penataan yang tidak • Pemberian area dan nama terpusat, menyulitkan lokasi khusus tempat Fasilitas pendukung konsumen di bagian komersil di beberapa dan memudahkan bagi tertentu untuk bagian. civitas akademika mencapainya. • Pemberian kelengkapan untuk mendapatkan • Kebersihan area jalan seperti papan tanda kebutuhannya. kurang terjaga. atau papan informasi sebagai penunjuk suatu lokasi.
68
Lanjutan Tabel 13. ANALISIS POTENSI
Aspek Sosial
HAMBATAN
SINTESIS
• Pengetahuan • Peningkatan kualitas dan • Selain civitas pengguna jalan yang kuantitas perabot jalan akademika, masih kurang tentang untuk mendukung pengguna jalan pun pentingnya kebersihan, keamanan dan dimanfaatkan oleh keberadaan street kenyamanan pengguna. masyarakat sekitar furniture. maupun pengunjung. • Street furniture yang • Rindangnya pohon tidak fungsional dan membuat pengguna kurangnya jalan merasa teduh pencahayaan pada dan nyaman. malam hari.
69
KONSEP
Konsep Dasar Street furniture berfungsi sebagai pemberi informasi tentang fasilitas kampus, rambu-rambu jalan, dan pelayanan kepada pengguna kampus. Bentuk street furniture ditampilkan memberikan identitas kampus, memperhatikan estetika, fungsional, dan kenyamanan pengguna jalan. Identitas kampus IPB adalah kampus pertanian dalam arti luas yang terdiri atas fasilitas pendidikan dan penelitian, atau di kenal dengan istilah Green Campus yang ditampilkan dengan lanskap berkesan sejuk serta bersahabat dengan alam. Identitas ini dapat ditampilkan pada street furniture/ perabot jalan disepanjang jalan lingkar kampus yang di lalui pengguna.
Konsep Bangunan dan Pelengkap Konsep Green Campus yang akan diterapkan pada street furniture pada tapak akan sangat terlihat atau yang akan menonjol adalah pada bagian bangunan seperti: halte, papan tanda/ signage, papan informasi, bangku, tempat sampah, dan lampu jalan. Bangunan dan pelengkap ini akan ditampilkan dengan menggunakan bahan yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan memberikan simbolisme sebagai tempat pengembangan pendidikan dan pengembangan ilmu dari bidang pertanian dalam arti luas. Bahan atau material yang akan digunakan diantaranya kayu, besi, batu bata, batu hias, dan batu kali (Gambar 26). Sedangkan gambar yang akan ditampilkan banyak menggunakan pola-pola organis (lengkung) dan beberapa dalam bentuk garis tegas (geometris). Untuk warna yang digunakan di dominasi dengan warna hijau dan coklat. Peletakan dan detail material, ukuran, dan kapasitas pada konsep ini dijabarkan dalam Tabel 14. dan Lampiran 1.
Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan.
71
Halte/ Shelter merupakan salah satu komponen penting dalam street furniture,fungsinya selain sebagai tempat menunggu bis, halte pun dapat difungsikan sebagai tempat berteduh, ataupun tempat istirahat. Pada tapak, halte ditampilkan dengan atap yang berpola melengkung pada bagian tengahnya, berbahan fiber, memiliki rangka penyangga dari besi dan papan nama lokasi halte. Sebagai penyangga utamanya digunakan besi silinder berbentuk huruf ‘Y’ dan berwarna coklat kayu. Pada bagian belakang dan samping kanan halte menggunakan kaca fiber dengan bingkai kusen dari besi, bagian tengah kaca diletakkan papan informasi berupa peta rute dan jadwal bis kampus IPB Dramaga beroperasi. Bangku pada halte yang ditampilkan berbahan besi dan di susun secara vertikal dengan panjang 1,5 m. Halte ditempatkan pada posisi yang berpotensi ramai pengguna dan di tempat-tempat yang di anggap intensif, seperti pada bagian III yaitu depan Fakultas Pertanian dan Asrama Putri. Gambar alternatifnya dapat di lihat pada Lampiran 2. Papan tanda atau signage berfungsi memberikan informasi tentang arah letak suatu fasilitas yang di tuju dan di anggap penting, serta memberikan identitas nama suatu lokasi seperti papan penamaan pada fakultas, asrama, perpustakaan, dan lain sebagainya yang di anggap penting. Konsep yang diterapkan pada tapak yaitu menyeragamkan beberapa papan tanda/ signage yang memiliki fungsi fasilitas sama, penataan kembali di beberapa bagian tapak agar lebih fungsional dan menambahkan papan tanda di titik-titik yang strategis. Terdapat tiga jenis papan tanda/ signage yang ditampilkan pada tapak. Pertama yaitu papan tanda menunjukan bahwa tempat tersebut berfungsi sebagai fasilitas pendidikan, dalam hal ini yaitu papan nama pada tiap fakultas. Papan tanda yang ditampilkan di buat lebih formal, dengan bentuk yang organis, warna disesuaikan dengan fakultasnya, memiliki bahan yang tingkat adaptasinya tinggi terhadap iklim lingkungan (Lampiran 3). Kedua, tempat yang berfungsi memberikan
pelayanan
terhadap
pengguna,
contohnya
yaitu
poliklinik,
perpustakaan, dan lain-lainnya. Penampilan papan tanda untuk fasilitas ini menggunakan material kayu yang dipasangkan secara vertikal setinggi 2,5 - 3 m, dengan gradasi ketinggian kayu, berwarna coklat terang, terdapat nama lokasi dan logo kampus IPB yang disesuaikan (Lampiran 4). Papan tanda ketiga yaitu
72
penamaan suatu fasilitas yang sifatnya semi-formal, seperti halnya penginapan, asrama, dan lain-lainnya. Papan tanda ini ditampilkan dengan pola organis, menggunakan material batu bata, dan nama dari lokasi tersebut. (Lampiran 5). Papan tanda yang berfungsi sebagai penunjuk arah ditampilkan dalam bentuk yang menarik perhatian, terlihat jelas tulisannya dari jarak 10 - 25 m, tetapi sederhana dalam bentuknya. Material untuk papan namanya menggunakan bahan kayu yang adaptif terhadap iklim mikro dengan ukuran 10 – 15 cm, tiang penyangganya dari besi setinggi 5,5 - 6 m dengan warna hijau tua dan logo IPB kecil diatasnya. Penempatan dari papan tanda ini diletakkan pada sisi jalan, persimpangan dan damaja sebelum lokasi yang di tunjuk (Lampiran 6). Papan informasi berfungsi sebagai pemberi informasi tentang situasi dan kondisi dalam tapak. Untuk bagian yang belum terdapat, maka konsep ini akan diterapkan didalamnya. Papan informasi yang ditampilkan di bagi ke dalam tiga jenis, diantaranya papan dengan fungsi informatif seperti peta, tiang event, dan lain-lain, papan tanda himbauan serta papan tanda lalu lintas. Untuk papan informatif akan ditampilkan dengan material besi sebagai tiang penyangganya dengan tinggi 5,5 – 6 m serta terdapat logo IPB kecil diatasnya, terdapat dua tempat menyimpan spanduk/ banner di kedua sisinya dengan panjang dan lebar 1 x 2 m (Lampiran 7). Pada papan tanda himbauan akan berfungsi sebagai himbauan bagi civitas kampus untuk selalu menjaga lingkungan sekitarnya. Material yang digunakan untuk papan tanda ini dominan adalah kayu dengan bentuk yang menarik (Lampiran 8). Sedangkan untuk papan tanda rambu lalu lintas sudah menjadi standar nasional, hanya peletakkannya saja yang perlu diperbaiki agar lebih fungsional dan tepat sasaran (Lampiran 9). Papan informasi ini diadakan sebagai pesan yang interaktif antara pengurus kampus dengan seluruh pengguna khususnya civitas akademika. Bangku difungsikan sebagai tempat untuk duduk atau sekedar beristirahat yang diletakkan pada tepi jalan. Penempatan bangku pada peta konsep didasarkan pada survei dari pengguna sehingga pada pelaksanaanya bangku menjadi sesuatu yang fungsional. Peletakkan bangku ini ditempatkan setiap 200 m di lokasi yang intensitas penggunanya cukup tinggi, seperti di bagian III, IV, dan V yaitu tiap fakultas, asrama serta tempat penting lainnya dan 500 m untuk tingkat
73
penggunanya kurang tinggi seperti bagian I, II, dan VI yaitu pintu masuk utama, sepanjang jalan arboretum dan sepanjang jalan alternatif masuk-keluar kampus IPB kampung Cangkurawok. Material bangku yang digunakan adalah kombinasi besi sebagai penyangga, kayu sebagai papan duduk dan sandarannya, dengan kapasitas 4 – 5 orang untuk menempatinya. (Lampiran 10). Tempat sampah berfungsi sebagai tempat penampungan sampah-sampah yang berukuran kecil saja. Tempat sampah yang ditampilkan memiliki dua bagian, yaitu organik dan anorganik. Material yang digunakan yaitu bahan yang tidak mudah rusak/ bocor seperti plastik atau seng, dengan tiang penyangga dari balok kayu, bentuk bak segitiga yang menempel pada tiang penyangganya, memiliki tutup yang berlubang untuk membuang sampah, memiliki warna yang berbeda untuk organik coklat tua dan untuk yang anorganik warna terang dengan keterangan tulisan didepannya. Bak sampah dapat di angkat agar mudah dipindahkan ke tempat pengumpulan sampah oleh kendaraan pengangkut sampah (Lampiran 11). Untuk mengurangi sampah di dalam tapak, maka setiap 200 m akan diletakan tempat sampah untuk bagian dengan tingkat aktivitas yang cukup intensif dan 500 m untuk bagian dengan tingkat pengguna non intensif. Lampu jalan berfungsi sebagai sarana penerangan yang sangat diperlukan khususnya pada malam hari. Selain dapat menerangi tapak, lampu juga berdampak besar pada peningkatan visual tapak. Lampu yang dapat menunjang pada konsep ini adalah jenis lampu tenaga surya, yang dimaksudkan dapat menjadi sebuah alternatif penerapan hemat energi karena menggunakan sumberdaya yang dapat diperbaharui. Material lampu jalan yang digunakan adalah besi sebagai tiangnya dengan tinggi 6 – 8 m dan berwarna hijau terang, terdapat solar system diatasnya sebagai penerima cahaya matahari yang anti air, memiliki accu sebagai penampung energi, dan lampu yang digunakan adalah putih dengan jarak tiap lampu 15 m. (Lampiran 12). Jam traffic island diterapkan untuk memberikan kemudahan kepad pengguna jalan dalam melihat waktu. Jam tersebut ditampilkan berbentuk prisma tegak segitiga dengan ketinggian 2 m, dengan material semen dilapisi oleh papan kayu berwarna coklat dipermukaannya. Peletakkan yang strategis jam tersebut hanya pada traffic island di pintu masuk utama IPB saja. (Lampiran 13).
74
Pot tanaman diletakkan pada median jalan pintu masuk utama IPB. Selain berfungsi sebagai tempat tanaman penghias, pot tersebut juga berfungsi untuk mengurangi cahaya kendaraan yang menyilaukan dari arah yang berlawanan. Material yang digunakan adalah besi sebagai penyangganya, ornamen batu sebagai potnya. Jarak antar pot + 5 – 7 m. (Lampiran 14).
75
76
77
Konsep Perkerasan Perkerasan yang di maksud dalam konsep ini yaitu jalur-jalur selain jalan kendaraan bermotor, yakni pedestrian dan jalur sepeda. Perkerasan ini berfungsi sebagai jalur sirkulasi manusia untuk menuju ke suatu lokasi yang ditujunya. Perkerasan ini ditampilkan untuk memperbaiki dan memperindah eksisting tapak serta memperkuat identitas kampus sebagai kampus hijau. Pada jalur pedestrian maupun sepeda dapat di buat variasi dengan memainkan karakter seperti pola, warna, bentuk, atau pergantian material. Dengan permainan karakter seperti di atas, sudah tentu pengguna akan merasa nyaman dan tidak bosan saat melaluinya. Untuk konsep perkerasan baik bahan dan peletakannya akan lebih dijabarkan dalam Tabel 16. dan Lampiran 15 serta serta tampilan sketsa pedestrian pada Lampiran 16.
78
79
Konsep Vegetasi Vegetasi merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting dalam pembentukan lanskap dalam sebuah kawasan. Pada tapak, yakni jalan lingkar Kampus IPB Dramaga sudah terdapat banyak titik yang dilengkapi pohon tepi jalan dan groundcover pada median jalan. Namun dalam konsep vegetasi kali ini, pada dasarnya hanya memperbaiki, melengkapi, dan memperindah bagian-bagian yang sudah ada. Penambahan dapat berupa pohon, semak, maupun groundcover baik yang di tanam langsung atau dengan pot. Vegetasi yang digunakan dapat dikelompokkan ke dalam fungsi yang berbeda, diantaranya fungsi estetis, dan peneduh. Fungsi-fungsi dari vegetasi tersebut juga berkaitan dengan jenis tajuk pohon yang bermacam-macam antara lain bulat, kerucut, kolumnar, menyebar, payung, tak beraturan, kubah, oval, dan lain-lain. Vegetasi yang saat ini sudah ada dipertahankan namun ada bagian yang ditambahkan dan diperbaiki formasi atau peletakkannya. Untuk fungsi dan spesifikasi vegetasi dapat di lihat pada Tabel 17. dan Tabel 18. Serta peta konsep vegetasi pada Lampiran 17. Untuk vegetasi estetis, fungsinya lebih kepada memperindah bagian jalan sehingga dapat mencegah kesan monoton serta dapat meningkatkan kualitas visual pada tapak. Biasanya vegetasi ini memiliki karakteristik warna pada tubuh vegetasi, baik dari bunga, daun, maupun batang. Untuk vegetasi estetis di jalan, diutamakan vegetasi dengan tingkat pemeliharaan non intensif. Fungsi ini juga dapat memainkan pola penanaman seperti pola geometris maupun organis. Contoh dari vegetasi estetis adalah Bougenvil (Bougenvillea sp.), Bakung (Imperata cylindrica), Kayu manis (Cinnamomun burmanii), Bungur (Langerstromia indica), dan lain-lain. Vegetasi dengan fungsi peneduh adalah pohon dengan tajuk jenis payung, bulat, kubah, dan oval. Pohon-pohon dengan jenis tersebut di atas dapat memberikan keteduhan untuk pengguna jalan sehingga dapat menciptakan kenyamanan. Contoh dari jenis tajuk ini antara lain: Flamboyan (Delonix regia); Bentuk payung: Beringin (Ficus benjamina); Bentuk kubah: Cemara Angin (Casuarina sumatrana); Bentuk bulat: Kenari (Canarium hirsutum); dan bentuk
80
oval: Glodogan Tiang (Polyalhea longifolia). Sketsa konsep vegetasi estetis dan peneduh dapat di lihat pada Lampiran 18.
81
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Kampus merupakan wadah atau sarana pendidikan, dengan demikian kampus memerlukan lingkungan yang kondusif untuk mendukung hal tersebut. Untuk itu diperlukannya penataan landscape. Salah satu bagian penting dalam kampus ini adalah street furniture dalam kampus itu sendiri. Konsep dasar Street furniture yang akan diterapkan dalam lingkungan kampus ini berfungsi sebagai pemberi informasi tentang fasilitas kampus, ramburambu jalan, dan pelayanan kepada pengguna kampus. Bentuk street furniture ditampilkan memberikan identitas kampus, memperhatikan estetika, fungsional, dan kenyamanan pengguna jalan. Identitas kampus IPB adalah kampus pertanian dalam arti luas yang terdiri atas fasilitas pendidikan atau lebih di kenal dengan istilah Green Campus, yang identik dengan kesan asri dan sejuk serta bersahabat dengan alam. Identitas ini dapat diwakilkan dengan street furniture/ perabot jalan disepanjang jalan lingkar kampus yang di akses pengguna. Konsep dari Street Furniture di bagi ke dalam tiga konsep, antara lain Konsep Bangunan dan Perlengkapan, Konsep Perkerasan, dan Konsep Vegetasi. Hal yang paling mendasar pada konsep yang dibuat yaitu ditampilkan dalam bentuk yang natural. Street furniture yang diperlukan adalah halte/ shelter, bangku jalan, tempat sampah, papan tanda, papan informasi, lampu, pot tanaman, dan papan jam. Untuk hardscape-nya digunakan bahan dan warna yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan. adalah: 1. Masih kurangnya pengetahuan dan respon dari beberapa civitas akademika dalam hal penting adanya suatu street furniture/ kelengkapan jalan. 2. Masalah perawatan lingkungan kampus yang kurang intensif. 3. Desain dan peletakan street furniture yang kurang fungsional. 4. Rentannya sikap vandalisme dari para pengguna terhadap street furniture.
83
Saran Penerapan konsep street furniture yang sederhana dan tepat guna diperlukan dalam lingkar kampus IPB Dramaga. Selain berfungsi memberikan informasi, street furniture pun memberikan kemudahan agar sirkulasi pengguna jalan menuju ke suatu lokasi yang di tuju dapat terarahkan dengan lancar dan aman. Di sisi lain penataan dan perawatan street furniture dalam kampus IPB Dramaga perlu diperhatikan, agar fasilitas yang diberikan berjalan sesuai fungsinya.
DAFTAR PUSTAKA Booth, N.K. 1983. Basic Element of Landscape Architectural Design. Waveland Press Inc. Illinois. 315 p. Chiara, J.D., and L.E. Koppelman. 1994. Standar Perencanaan Tapak (Terjemahan). Penerbit Erlangga. 380 hal. Departemen Perhubungan.1992. Undang-undang RI No. 14/1992 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan. Jakarta. 53 hal. Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum. 1980. UndangUndang RI No. 13/1980 tentang Jalan. Jakarta. 29 hal. , Departemen Pekerjaan Umum. 1985. UndangUndang RI No. 26/1985 tentang Jalan. Jakarta. 29 hal. , Menteri Dalam Negeri. 1988. Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan. Jakarta. 11 hal. , Departemen Pekerjaan Umum. 1990. Tata Cara Pemasangan Rambu. Jakarta. 17 hal. , Departemen Pekerjaan Umum. 43/1993. Prasarana Lalu Lintas Jalan. Jakarta. 54 hal.
PP
No.
, Departemen Pekerjaan Umum. 1995. Petunjuk Perencanaan Trotoar. Jakarta. 23 hal. , Departemen Pekerjaan Umum. 1996. Tata Cara Perencanaan Teknik Lanskap Jalan. Jakarta. 53 hal. , Direktorat Pembinaan Jalan Kota. No 01/P/BNKT/1991. Tata Cara Pemasangan Rambu dan Marka Jalan Perkotaan. Jakarta. 78 hal. Direktorat Penataan Ruang Nasional. 1993. Pedoman Badan Standarisasi Nasional. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta 23 hal. Grey, G. W. and F. J. Deneke. 1978. Urban Forestry. John Wiley and Sons Inc. New York. 274p. Harris, C.W., dan N.T. Dines. 1988. Time Saver Standar for Landscape Architecture. Mc Graw Hill Book Co. New York. http://id.wikipedia.org/wiki/Bangku_jalan
85
http://id.wikipedia.org/wiki/Tempat_sampah Laurie, M. 1994. Pengantar kepada Arsitektur Pertamanan. PT. Intermatra. Bandung. 135 hal. Lynch, K dan Gary Hack. 1983. Site Planning. John Wiley and Sons Inc. New York. Menteri Perhubungan. No KM 65 tahun 1993. Fasilitas Pendukung Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Jakarta. 7 hal. Nurisjah, S., dan Q. Pramukanto. 1998. Pedoman Praktikum perencanaan Lanskap. Jurusan Budi Daya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. (Tidak dipublikasikan). Simonds, J. 0. 1983. Landscape Architecture. Me Graw Hill Co. New York. 331 p. Walker, T. D. 2002. Rancangan Tapak dan Pembuatan Detail Kontruksi. Jakarta : Erlangga.
86
87
88
89
90
91
92
93
94
KUISIONER
95
96
A. Karakteristik Responden Pilih atau isi jawaban sesuai dengan pertanyaan. 1.
Pekerjaan : ….
2.
Jenis Kelamin : a. Perempuan b. Laki-laki
3.
Umur : a. 17 tahun s/d 22 tahun b. 23 tahun s/d 35 tahun c. 36 tahun s/d 47 tahun d. 48 tahun s/d 60 tahun e. > 60 tahun
4.
Tingkat Pendidikan/Pendidikan Terakhir a. Tamat SD b. Tamat SMP c. Tamat SMA d. Tamat Akademi e. Tamat Perguruan Tinggi
5.
Asal daerah/ domisili : ....
6.
Rutinitas anda mengunjungi Kampus IPB Dramaga : a. Baru b. Jarang c. Sering d. Setiap hari
7.
Cara yang anda gunakan untuk mengakses jalan lingkar dalam Kampus IPB Dramaga : a. Jalan Kaki b. Fasilitas Transportasi Kampus (dengan ........................................................) c. Kendaraan Pribadi (dengan ........................................................) d. Kendaraan Komersil (dengan ........................................................)
8.
Aktivitas yang dilakukan di dalam kampus : a. Jalan-jalan/Olahraga b. Bekerja c. Belajar d. Berdagang e. Penelitian f. Lainnya, ...........
9. Suasan pada saat memasuki Kampus IPB Dramaga Bogor : - ..... - ..... - ..... - ..... - .....
97
B. Pertanyaan Umum Berilah penilaian pada pernyataan di bawah ini dengan skala 1-5 Keterangan skala: 1 = Kurang.
3 = Sedang.
2 = Cukup.
4 = Baik.
5 = Sangat baik.
1.
Kelengkapan fasilitas kampus untuk menjaga ketertiban, kemanan dan kenyamanan kampus bagi pengguna jalan. Skala : ......
2.
Kemudahan mencari petunjuk ke lokasi yang anda tuju. Skala :.....
3.
Keamanan dan kenyamanan anda saat berjalan/ melintas jalan lingkar Kampus IPB Dramaga pada siang ataupun malam hari. Skala (siang hari) : ...... Skala (malam hari) : ......
4.
Kebersihan lingkungan sekitar anda saat berjalan/ melintas jalan lingkar Kampus IPB Dramaga. Skala : ......
5.
Kejelasan interaksi antara kampus dan pengguna melalui rambu penanda seperti papan informasi. (Misal : tentang ‘event’/ acara yang berlangsung di dalam kampus). Skala : ......
C. Pertanyaan Khusus Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan uraian yang singkat 1.
Berikut adalah perabot jalan yang ada di dalam lingkar kampus IPB Dramaga, antara lain Halte/ Shelter, Papan tanda, Papan informasi (Signage), Bangku, Tempat Sampah, Lampu jalan, Pedestrian/ trotoar, dll. Apakah perabot jalan yang sudah ada menurut anda layak? Jika Ya, ..................
Jika Tidak, ................
2.
Perabot jalan apa yang anda sarankan untuk ditambahkan di Jalan lingkar kampus IPB Dramaga?
98
............Terimakasih Atas Partisipasinya................