ISSN
Hasi/ Pene/itian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006
KONSEP PERENCANAAN
PENDANAAN DEKOMISIONING PWR DIINDONESIA
0852 - 2979
PLTN 1000 MW
Mulyono Daryoko Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BAT AN ABSTRAK KONSEP PERENCANAAN
PENDANAAN
DEKOMISIONING
PLTN 1000 MW PWR DI
INDONESIA. Telah dilakukan pengkajian konsep perencanaan biaya dekomisioning PLTN 1000 MW di Indonesia. Data-data biaya dekomisioning diperoleh dari pustaka, kemudian dilakukan perhitungan-perhitungan dan analisis terhadap kondisi Indonesia pada masa-masa mendatang. Besarnya biaya dekomisioning PLTN secara umum tergantung pada faktor interna: jenis, kapasitas dan waktu safe storage serta faktor-faktor eksternal kebijakan, sumber daya manusia serta kesiapan teknologi, sedangkan pendanaannya tergantung kepada laju inflasi, suku bunga dan kestabilan mata uang. Secara interna, besarnya biaya dekomisioning di Indonesia dibanding di dunia pada umumnya saat ini tidak ada perbedaan yang berarti, sedangkan secara eksternal untuk Indonesia, besarnya ratio biaya dekomisioning dengan biaya modal, diyakinkan akan jauh lebih rendah. Perencanaan pendanaan dekomisioning PLTN 1000 MW di Indonesia berdasarkan sinking fund methods pad a kondisi normal diperkirakan relatif sangat kecil, yaitu lebih rendah dari 0,94% pada safe storage 50 tahun dan suku bunga 3%, atau lebih rendah dari 0,09% pada safe storage 50 tahun dan suku bunga 6%. ABSTRACT THE PLANNING CONCEPT OF FUNDING FOR DECOMMISSIONING NPP 1000 MW TYPE PWR IN INDONESIA. The planning concept of funding for decommissioning NPP 1000 MW type PWR in Indonesia have been assessed. The data of decommissioning cost was obtained from literature, then the calculation and analyzing were done for the future of Indonesian condition. Generally, the cost for NPP decommissioning depend on the internal factors such as type, capacity and the time of safe storage, and the external factors such as policy, manpower and the technology preparation. The successfulness of funding, depend on the rate of inflation, discount rate of interest and the currency fluctuation. For the internal factor, the comparison of decommissioning cost between in Indonesia and different countries in the world is not significantly defferent, but in the external factor for Indonesia, the ratio of decommissioning cost and capital cost will be for lower. The planning fund of decommissioning NPP 1000 MW in Indonesia by sinking fund methods in the normal conditions is estimated relatively very low, it is lower than 0.94% for 50 years of safe storage, and discount rate of interest 3% it is lower than 0.09% for 50 years of safe storage, and discount rate of interest 6%.
PENDAHULUAN Dekomisioning terhadap
kesehatan
pemberhentian
adalah kegiatan-kegiatan dan
keselamatan
operasionalnya
antara lain ialah
mothballing
sampai tingkat radiasinya
yang berkaitan dengan pengamanan
pekerja
maupun
suatu instalasi nuklir [1,2].
masyarakat
Kegiatan-kegiatan
terhadap tersebut
(penutupan fasilitas nuklir selama kurun waktu tertentu
aman), dekontaminasi
sebelum
dan sesudah
dismantling,
pengelolaan limbah, termasuk penyimpanan lestari limbah radioaktif (waste disposal). Keputusan
tentang
pelaksanaan
dekomisioning
segi:
29
dapat ditinjau dari beberapa
ISSN
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006
0852 - 2979
1. Yang bersifat strategis: yaitu keputusan mengenai skedul waktu untuk sampai pada tahapan (stages) dekomisioning yang lengkap; dan tahapan dekomisioning yang akan dilalui sebelum sampai tahap dekomisioning yang lengkap. Seperti diketahui untuk keputusan yang bersifat strategis: ada 3 tahapan dekomisoning, yaitu tahap 1 (tahap penyimpanan
disertai pengawasan atau mothbaling),
tahap 2 (tahap penggunaan situs secara terbatas atau entombment) dan tahap 3 (penggunaan situs tanpa batasan atau dismantling). Pada pelaksanaan tahaptahap tersebut dapat dilakukan secara berurutan atau tidak berurutan, misalnya dari tahap 1 langsung tahap 3 . Demikian pula berapa waktu yang diperlukan untuk masing-masing tahap, yaitu 5 hingga 100 tahun(1.2.3). Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilihat pada TabeI1(1,2.3,4). 2. Yang bersifat taktis: yaitu keputusan mengenai inventori aktivitas dekomisioning; managemen aktivitas dekomisioning; optimasi keseimbangan biaya, waktu dan dosis terhadap
pekerja;
serta
pendekatan teknik
untuk
dekontaminasi,
pengambilan peralatan besar atau reduksi ukuran, pemotongan peralatan dalam air atau udara; penanganan limbah di lokasi tapak atau sentralisasi; akses dan rute limbah; peralatan handling dan manipulating, metode proteksi, keselamatan, keamanan, skedul kerja, dll. 3.·Yang bersifat teknis implementatif: yaitu fasilitas teknik yang lebih tepat, sistem perangkat
pemotongan
dan
kontrol jarak
jauh,
proses
dekontaminasi,
managemen limbah radioaktif, dll.
Tabel1. Ke ITEM Skope
eker"aan Dekomisionin [1,2,3,4] HAL Peralatan dan gedung
2.
KEGIATAN Gedung reaktor dan peralatannya Gedung turbin dan peralatannya Gedung-gedung lain dan peralatannya Gedung pengelolaan limbah dan peralatannya Peralatan yang terkontaminasi di luar gedun Pekerjaan persiapan Dekontaminasi sistem
3.
Mothballing
1.
2. 3.
4. 5. Pekerjaan
1.
4. Dismantling peralatan dan gedung 5. Penguburan untuk limbah non radioaktif 6. Penaelolaan untuk limbah radioaktif
30
ISSN 0852 - 2979
Hasi/ Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006
Teknik Terutama dekontaminasi kimia >teknik 10-4 Tidak aktif Radioaktif Ci/ton Metoda danTeknologi <10-4 Ci/ton selalu dikontrol. Dilakukan penQuburan 30 Laju paparan 10kondisi mR/jam Dekontaminasi Persiapan Fasilitas ditutup. 2. sementara(interim Limbah peralatan dan storage) Pengangkutan ke penyimpanan memungkinkan yang sudah tersedia dan Radiasi di >dalam dan di luar gedung 1. Limbah padat Concrete. pengangkutan kecair disposal tertentu. (didukung oleh dekontaminasi mekanik) baling gedung dimonitor dismantling. ntuk peralatan mothbaling. fasilitas 3. Limbah gas ngelolaan 3. 2. Perawatan peralatan untuk taminasi 2. Logam. pengangkutan ke tempat
Pada makalah ini akan diberikan suatu
batasan-batasan
untuk dapat
memberikan konsep perencanaan pendanaan dekomisioning pembangkit listrik tenaga nuklir PLTN. Tipe reaktor air ringan bertekanan (PWR = Pressurized Water Reactor) dengan kapasitas daya 100 MW (termal) METODOLOGI
Untuk maksud tersebut
di atas, beberapa asumsi dan data-data yang perlu
dipersiapkan adalah : 1. PLTN yang akan dibangun adalah jenis PWR dengan daya 1000 MW 2. Dekomisioning dianggap hanya 2 tahap: yaitu tahap 1 ( mothballing) dan dilanjutkan ke tahap 3 (dismantling),
dan waktu antara mothballing
dan dismantling (safe
storage) adalah 50 tahun
3. Biaya-biaya yang diperlukan
pada mothballing
diabaikan
terhadap
dekomisoning secara keseluruhan 4. Perencanaan pendanaan dekomisioning berdasarkan sinking fund methods
31
biaya
0852 - 2979
ISSN
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006
5. PLTN dianggap beroperasi secara ekonomis selama 30 tahun
6.
Tidak ada inflasi atau eskalasi (dalam US $) selama
kurun waktu perhitungan
7. Bunga bank (dalam US $) dianggap 3%. Untuk
memperkirakan
dana yang harus dipersiapkan
pada dekomisioning
dari electricity generation cost (biaya pembangkitan
PLTN yang berupa prosentase
listrik), perlu diketahui data-data perkiraan biaya dekomisioning
dari pustaka.
HASIL DAN PEMBAHASAN Biaya dekomisioning Beberapa dekomisioning
faktor
yang
secara
langsung
adalah jenis fasilitas nuklir, langkah-Iangkah
dan waktu penyimpanan
sementara
laju
inflasi,
bersangkutan.
bunga
Adanya
bank
terhadap
dekomisioning
dan
nilai
variable-variabel
tersebut.
depresiasi
yang
berkaitan
dengan
ongkos
mata
uang
negara
yang
maka biaya dekomisioning akan
tersebut,
buruh,
oleh
Termasuk di dalamnya
berbeda antara suatu negara dengan negara lain. Lebih-Iebih lagi jika diperhatikan hal-hal
biaya
yang dipilih
secara aman (safe storage) yang ditentukan
kebijakan dari negara yang melakukan dekomisioning adalah
berpengaruh
kesiapan
teknologi
pula
dan kebijakan-
kebijakan pemerintah. Badan dekomisioning
Tenaga
Atom
Internasioanl
(IAEA)
yang berasal dari aktivitas-aktivitas
telah
mengkatagorikan
seperti berikut:
1. Aktivitas langsung, yaitu biaya-biaya yang timbul dari pelaksanaan dekontaminasi,
pengangkutan
2. Aktivitas managemen, proyek, managemen
biaya
dismantling,
dan waste disposal
yaitu biaya-biaya yang berhubungan
dengan managemen
konstruksi, kesehatan, keselamatan dan keamanan, lisensi
dan jaminan kualitas.
3. Hal-hal
khusus,
yaitu
hal-hal
yang
berkaitan
dengan
pembelian
peralatan
khusus, pajak-pajak, perijinan dan lain-lain. Banyak cara yang dipakai
untuk memperhitungkan
besarnya
biaya dekomisioning.
diantaranya adalah :
1.
Dengan menggunakan
program computer(1,3,5,6).
Sebagai data input dari program ini adalah komponen kegiatan hasil dismantling, komponen aktivitas, dan sebagainya yang masing-masing Cost Factors", biaya. Program
sehingga komputer
akhirnya
di dapatkan
berupa perangkat 32
diketahui
dengan "Unit
output data, diantaranya
lunak ini telah dikembangkan
adalah oleh
ISSN
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006
0852 - 2979
Jepang (dengan nama COSMARD),
dan Canada (dengan nama DECOM CODE).
COSMARD
ini telah
dan
DECOM
CODE
diuji
ketepatannya
dengan
biaya
dekomisoning yang sebenarnya. 2. Perhitungan berdasarkan berat limbah(1,2.4). Biaya dekomisioning
dapat juga diperkirakan
limbah dengan parameter-parameter
dengan pendekatan linier dari berat
sebagai berikut:
o
harga managemen safe storage vs waktu
o
harga dismantling
vs berat dari limbah radioaktif bentuk logam dan cO,ncrete
(beton) aktivitas rendah,
o
harga dismantling
vs berat dari limbah radioaktif bentuk logam dan concrete
(beton) aktivitas rendah dan logam tidak aktif.
o
harga dismantling dan disposal vs limbah concrete tidak aktif.
Dari pendekatan-pendekatan
terse but maka harga dekomisioning
total dari PLTN
tipe PWR dan BWR adalah sebagai berikut:[5] Y(PWR) = 1,4 x T +6,84x1 0-3xQ1+2,24x1 0-3 x Q2 +1,46 x10-3 x Q' 2 + 2,57 x10-4 x Q' 3 + 1,64x 10-4XQ3" + 75,5 Y(BWR)=
(1)
1,4 x T + 6,84 x 10-3X Q1 + 3,24 x10-3 x Q2 + 2,07 x 10-4X Q3 + 62,6 ..(2)
dimana Y = biaya dekomisoning total (milyar ¥) Q1= waktu safe storage (tahun) Q2=berat radioaktif
logam dan concrete aktivitas rendah (BWR dan PWR) dan
be rat logam tidak aktif diluar gedung turbin PWR (ton) Q2'= berat logam pada gedung turbin untuk PWR(ton) Q3 = berat concrete tidak radioaktif untuk BWR(ton) Q3'= berat concrete tidak aktif diluar gedung turbin untukPWR
(ton)
Q3"= berat concrete pada gedung turbin untuk PWR (ton) 3. Berdasarkan
rasio
biaya dekomisioning
terhadap
biaya konstruksi
atau harga
modal. Berdasarkan
pengalaman
telah diuraikan
perhitungan-perhitungan
diatas, ternyata
ada hubungannya
biaya dekomisioning
seperti
dengan biaya konstruksi
atau
telah diuji ketepatannya dengan biaya dekomisioning
yang
harga modal PLTN. Ketiga cara di atas, sebenarnya.
Ternyata tidak ada perbedaan yang berarti.
33
Pada Tabe! 2 dapat dilihat
ISSN
Hasil Penelitian don Kegiatan PTLR Tahun 2006
0852 - 2979
besarnya biaya dekomisioning dari beberapa negara(2,4), yang merupakan gabungan pengalaman sebenarnya serta perkiraan berdasarkan ketiga cara di atas. Data yang lain dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 2 (yang kebanyakannya adalah PWR sekitar 1000 MW), prosentase antara biaya dekomisioning dan biaya modal adalah sekitar 10%.
Hal ini
terlihat juga pada Tabel 3, jika dipilih safe storage 30 tahun. Walaupun kondisi serta penerapannya di Indonesia akan lain,
namun dapat dianggap bahwa parameter-
parameter yang bersifat lebih positif (filosofi, teknologi, industri-industri, ongkos buruh murah dan lain-lain pendukung pada tahun-tahun yang akan datang akan lebih maju), akan
seimbang
dengan
parameter-parameter
yang
bersifat
lebih
negatif
(ketertinggalan, kolusi dan sebagainya). Disamping itu seperti terlihat pada Tabel 3, pada safe storage 30 tahun, biaya dekomisioning per biaya pembangkitan listriksebesar 0,1 atau 10% akan jauh berbeda dibanding jika dismantling dilaksanakan secara singkat stage and immidiately 0,2 atau 20%. Oleh karena itu jika biaya dekomisioning
per biaya
pembangkitan listrik untuk PLTN tipe PWR 1000 MW diambil 10% adalah harga yang sangat aman. Perencanaan Pendanaan Metode pendanaan akan bervariasi juga antara suatu negara dengan negara lain. Beberapa cara perencanaan pendanaan dekomisioning adalah sebagai berikut(2).: 1. Pembayaran di muka (prepayment), dibayarkan
pada
awal atau
dimana uang untuk dekomisioning
bahkan sebelum
operasi
PLTN
berjalan.
Pembukuan deposito ini dipisahkan, sehingga pencairannya hanya dapat dilakukan bila akan benar-benar digunakan untuk dekomisioning. 2. Pembayaran cicilan tahunan (sinking fund methods), dilakukan selama tahuntahun operasi fasilitas, sehingga pada saat dekomisioning akan telah terkumpul sejumlah uang untuk pembiayaan 3. Pembayaran melalui asuransi, yaitu suatu metode pembiayaan yang menjamin bahwa biaya dekomisioning pasti tersedia, baik dalam bentuk kontrak maupun letter of credit oleh pihak ketiga.
Berikut ini
akan diperhitungkan
cara perencanaan pendanaan dekomisioning
berdasarkan sinking fund methods yang pembayarannya berdasarkan prosentase dari harga electricity generation
cost. Dana tersebut
dipakai bila sudah diperlukan.
harus disisihkan, dan kelak akan
Dalam hal ini prinsip time value of money sangat
34
Finland alia
ISSN 0852 - 2979
Hasi/ Pene/itian don Kegiatan PTLR Tahun 2006
memegang peranan, karena pekerjaan dekomisioning baru akan dimulai setelah PLTN tidak dioperasikan lagi. mothballing
Disamping itu waktu antara
dismantling
(tahap 3)
dan
(tahap 1) sangat berpengaruh. Pada perhitungan-perhitungan sederhana
yang dimuat pada Tabel 3 dan Tabel 4, biaya dekomisioning sebesar 10% dari biaya modal didasarkan pada biaya yang diperlukan pada saat mulai
dismantling,
dan
kemudian digeser ke saat dimana PLTN mulai dihentikan, dan berikutnya digeser lagi ke saat PLTN mulai dioperasikan. Perhitungan-perhitungan pada saat PLTN beroperasi mengikuti biaya-biaya yang diperlukan PLTN untuk operasi dan maintenance (perawatan) maupun depresiasi.
Oleh karena itu dalam perhitungan ini anuitas
(pembayaran bulanan I tahunan) tidak diperlukan. Rumus yang dipakai adalah[7] : Tabel 2. Biaya dekomisioning
PLTN dari beberapa Negara [2,4]
1312 151 126 9 1264 2303 1615 1662 215 100 10 2025 1543 Presentas P 1539 13 18 68Candu 2154 15 2248 1633 2480 21xBiaya 160 945)modal PWR(1 eWR 246 206 PWR 2 xx1390) 1000) 145 4x1100) L WR 170 ((1 159 292 347 1175) 1 x 950) (4 x1390) WR ($US/kW) (1 1144) P 1175) Type, Biaya Ukuran Dekomisioning ($US/kw) Negara 1000)
35
BWR immediately
/SSN 0852 - 2979
Hasi/ Pene/itian don Kegiatan PTLR Tahun 2006
Tabel 3. Biaya dekomisioning per biaya pembangkitan listrik (electricity generation cost) umur PLTN 30 tahun [2,4] 0.1 PWR 0.2 0.2 PWR PWR 0.1 PHWR 0.3 storage! stage 3 Stage1/30 years Biaya Dekomisioning per biaya Tipe Reactor Stage 3 pembangkitan listrik
M1=P1(1+it1
......................................................................................................
(3)
M2=P2(1+1)"2 .........................................................................................................
(4)
dim ana: M1= harga uang ( prosentase dari biaya modal) pada tahap dismantling M2 = harga uang ( prosentase dari biaya modal) pada saat PLTN dihentikan. M2
= P1
P2= harga uang (prosentase i
biaya modal) pada saat PLTN mulai beroperasi.
= bung a =tingkat diskonto = opportunity rate = 3% dan 6%
n1 = waktu antara mothballing dan dismantling n2 = umur ekonomis PLTN 30 tahun. Berdasarkan persamaan 3 dan 4 diperolah hasil perhitungan pada table 4 dan table 5 Tabel4
menunjukkan
antara
sa at dismantling
menunjukkan
time value of money (biaya dekomisioning dengan
saat
PLTN
mulai
berhenti
terhadap biaya modal) beroperasi.
Tabel
5
hal yang sarna setelah digeser ke pada saat PLTN mulai beroperasi.
Gambar 1 memberi gambaran tentang pengaruh waktu antara mothballing-dismantling tehadap pendanaan dekomisioning. dekomisioning
terhadap
Oari gambar terlihat bahwa prosentase pendanaan
"electricity generation cosf' relatif kecil, mulai dari 3,55 % (5
tahun waktu antara) sampai dengan 0,21 % ( 100 tahun waktu antara) untuk
i=
3%
serta dari 1,30 % (umur PLTN 5 tahun) sampai dengan 0,005% (umur PLTN 100 tahun)
36
tling
ISSN 0852 - 2979
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006
untuk
i 6%.
dilakukan
Memang sesudah PLTN mulai
dihentikan (mothballing)
sampai dengan
dismantling diperlukan dana untuk pemonitoran situs reaktor.
Tabel 4. Hasil perhitungan dismantling
prosentase biaya dekomisioning terhadapomodal
pada saat
7,44 8,62 4,19 6,42
Waktu mothballing % biaya dekomisioning terhadap biaya modal %10 PL TN berhenti 30 54,78 10 10 msaat odalantara j-6% i-3% 0,54 4,17 2,33 5,58 1,74100 0,52 0,03 7,47 2,28 biaya No
Tabel 5. HasH Perhitungan Dana dekomisioning cost 100 30 25 15 50 10 52,28 i=3% i=6% 0,54 0,09 1,46 ,96 0,005 ,52 0,016 0,03 2,28 01 ,94 ,08 0,13 0,22 ,69 0,4 0,3 2,28 No electricitygeneration waktui=6% antara (% mothballing% biaya modal saat dana dismantling dekomisioning
st)
37
berdasarkan
% electricity generation
~
'Ci)
0- 0>
0852 - 2979
ISSN
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006
3 24 11.3 ~'E 513.55 Q) as "0 Q) s= CI '2 00> as
0
Gambar 1 .
10
15
30
25
Waktu Mothballing - dismantling
50
100
(tahun)
Pengaruh waktu dismantling terhadap biaya dekomisioning Namun jarak waktu
antara mothballing-dismantling
yang semakain lama, aktivitas
radionuklida-radionuklida pada sistem dan penunjang reaktor juga semakin berkurang, akibatnya dana riil yang dibutuhkan untuk dekomisioning juga semakin kecil. Pada uraian ini pengaruh tersebut dianggap seimbang, sehingga dapat diabaikan. Untuk lebih memperjelas uraian-uraian di atas, dapat dilihat pada Gambar 2. Pada gambar tersebut dimasukkan
terlihat bahwa cara pendanaan untuk biaya dekomisioning
pada pendanaan
untuk operasi. Tanpa memperhatikan
besarnya
keuntungan, dengan adanya pendanaan untuk dekomisioning maka brek event point (BEP) akan
menggeser ke kanan. Namun jika prosentase
biaya dekomisoning
terhadap electricity generation cost relatif kecil, maka kedudukan BEP juga relatif tidak berubah.
el. gen. cost keuntungan
US$ dana dekom
beaya modal
tahun Gambar 2. BEP pengoperasian PLTN
38
ISSN
Has;/ Penelit;an don Keg;atan PTLR Tahun 2006
0852 - 2979
Akhirnya dapat dikemukakan bahwa dekomisioning PLTN hanya memerlukan dana yang relatif kecil, tidak seperti yang diperkirakan banyak orang. Besarnya dana tersebut tergantung dari lamanya waktu antara mothballing dan dismantling (tahap 1 dan tahap 3) dan berkisar antara 1,966 sampai dengan 0,118 % ( bunga 3%) dan 1,30 sampai dengan 0,005 % (bunga 6%) untuk waktu safe storage 50 tahun KESIMPULAN
Dekomisioning PLTN memerlukan dana yang harus dipersiapkan. Cara pendanaan diperoleh dari pembayaran electricity generation yang dihasilkan. Terhadap biaya modal, prosentase biaya
dekomisioning PLTN PWR 1000 MW
nampaknya
cukup besar (10%), tetapi jika lebih dicermati bahwa dana ini diperlukan kelak pada saat pengerjaan dismantling, maka berdasarkan time value of money,
dana ini hanya
merupakan prosentase yang
cost. Besarnya
relatif kecil dari electricity generation
prosentase dana yang disimpan untuk dekommissioning terhadap electricaly generation cost, tergantung dari lamanya waktu antara mothballing dan dismantling (tahap 1 dan
tahap 3). Untuk waktu safe storage 50 tahun dan suku bunga 3%, besarnya prosentase sekitar electricaly generation cost 0,520%, sedangkan untuk suku bunga 6%, besarnya prosentase sekitar 0,029%. DAFT AR PUST AKA
1.
IAEA: "Methodology and Technology of Decommissioning Nuclear Facilities", Technical Report Series No. 267 (1986)
2. IAEA: "Decommissioning
of Nuclear Facilities: Decontamination,
Disassembly and Waste
Management", Technical Report Series no. 230 (1983)
3.
YANAGIHARA, S,: "Cosmard: The Code System for Management of JPDR Decommissioning", Journal of Nuclear Science and Technology Vol. 30 no. 9 pp.890-899 (1993)
4.
TACHIBANA,M., SHIMADA, T.,YANAGIHARA, S.,: "Computer Simulation System for Analyzing Optimum Dismantling Procedures on Nuclear Facilities", ICEM, Singapore (1997)
5.
NEWJEC INC:" Feasibility Study of the First Nuclear Power Plant at Muria Peninsula Region", Part 6 Vol. 1 (1993)
6. 7.
JAERI:" Progress of JPDR Decommissioning Program", Firs Progress Report (1988). MARTIN, J.D.: "Dasar-dasar Management Keuangan", terjemahan PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta (1994).
8.
IAEA, "Decommissioning Nuclear Facilities ", International Overview, IAEA News Features, number 6 (1990)
39