Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara .... (Muhammad Soffan Nuri) 129
KONSEP PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA: STUDI KASUS PELAKSANAAN SISTEM AMONG DI SDN TIMBULHARJO BANTUL EDUCATION CONCEPT OF KI HADJAR DEWANTARA: A CASE STUDY OF AMONG SYSTEM’S IMPLEMENTATION Oleh: Muhammad Soffan Nuri, Mahasiswa PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan sistem among di SDN Timbulharjo. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, 6 guru kelas dan 4 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan data collection, data display, data reduction dan drawing/verification. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber, trianggulasi teknik, dan cross check. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan sistem among berjiwa kekeluargaan, berlandaskan kodrat alam dan kemerdekaan. Sistem among mencakup asah, asih, dan asuh. Tujuan sistem among untuk mendidik siswa sesuai kodrat alam dan kemerdekaan. Pengawasan dilaksanakan oleh kepala sekolah. Faktor pendukung pelaksanaan sistem among yaitu Trilogi Tamansiswa, keterbukaan komunikasi, kegiatan ekstrakurikuler, dan kesadaran menyampaikan nilai moral. Faktor penghambat pelaksanaan sistem among yaitu pengaruh perkembangan zaman, beban kerja tambahan, dan pelanggaran peraturan. Strategi pemanfaatan faktor pendukung dan pengurangan faktor penghambat dengan pembinaan, pelayanan bimbingan dan kegiatan ekstrakurikuler. Kata kunci: sistem among, asah asih asuh Abstract This research aimed to describe among system's implementation in SDN Timbulharjo. The kind of this research was qualitative research with case study method. The subjects of this research were headmaster, 6 class teachers, and 4 students. Technic of data collecting used observation, interview and documentation. The technic of data analysis used data collection, data display, data reduction and drawing/verification. The technics of data legitimation's testing used source triangulation, technic triangulation, and cross check. The result of research showed that among system's implementation has family-like bonds, based on nature fate and independence. Among system covered asah, asih, and asuh. The purpose of among system was to educate students conforming with the nature fate and independence. The monitoring was held by headmaster. Supporting factors for among system's implementation were Tamansiswa Trilogy, openness in communication, extracurricular activities, and awareness in internalizing moral values. Inhibiting factors of among system's implementation were the affects of modernizations, addition working jobdesks, and violation of rules. Strategies for optimalizing the supporting factors and decreasing the inhibiting factors were nurturing programmes, guiding services, and extracurricular activities. Keywords: among system, asah asih asuh
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
PENDAHULUAN Dalam
Undang-Undang
Sistem
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003,
bangsa dan Negara. Memperhatikan kembali
dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
tujuan
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
sebagaimana tertuang di dalam Undang-Undang
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
2003 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri,
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya
dan
fungsi
pendidikan
nasional
130 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke-5 2016
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
memberi faedah buat hidup anak-anak baik lahir
Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki
maupun batin. Dari uraian tersebut, pendidikan
pegetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani
mempunyai tujuan untuk membantu manusia
dan rohani, mempunyai kepribadian mantab dan
menemukan
mandiri,
pendidikan harus mampu mewujudkan manusia
serta mempunyai
tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Sedangkan fungsi
dari
pendidikan
hakikat
kemanusiaannya
yaitu
seutuhnya yang berdasarkan asah, asih, dan asuh.
nasional
yang
Sementara itu dalam penelitian Fatah
Undang-Undang
Sistem
Arifudin (2013), pendidikan di sebagian sekolah
Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003
masih ada yang menggunakan perintah dan
adalah untuk mengembangkan kemampuan dan
hukuman untuk mencapai ketertiban. Ki Hadjar
membentuk watak serta peradaban bangsa yang
Dewantara
bermartabat.
mengungkapkan bahwa kegiatan belajar mengajar
diamanatkan
dalam
Keinginan untuk melakukan penguatan
tersebut
(Gatot
dianggap
Lakono,
mempunyai
2002:
50)
pertentangan
dan pencerahan untuk kebaikan, kesejahteraan
dengan kodrat alam dan bertentangan dengan
dan kebahagiaan ini diperkuat oleh adanya
kemerdekaan setiap peserta didik.
fenomena yang menunjukkan ketidakserasian perkembangan
dengan
banyak permasalahan mengenai asah, asih dan
perkembangan moral dan karakter, yang juga
asuh. Salah satunya adalah kasus mencontek
marak dan menjadi gejala secara nasional.
massal yang terjadi selama UN di SD Gadel 2,
Sebagai upaya untuk mencapai kondisi tersebut,
Surabaya. Seperti diberitakan oleh Republika
pendidikan
menghasilkan
(http://www.republika.co.id), kasus mencontek
manusia yang berkualitas, cerdas secara spiritual,
massal bermula dari pengakuan Alif kepada
emosional, sosial, intelektual, serta sehat fisik dan
orang tuanya mengenai instruksi pendidik untuk
rohani,
dan
memberikan contekan selama UN SD. Di
mengembangkan budaya lokal guna menghadapi
lingkungan pendidikan juga masih terdapat
persaingan global.
kekerasan terhadap peserta didik yang melibatkan
diarahkan
dan
Ki
intelektualitas
Di dalam dunia pendidikan terdapat
mampu
Hadjar
untuk
mempertahankan
04)
oknum pendidik. Salah satunya kekerasan yang
mengungkapkan bahwa pendidikan secara umum
dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik
yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-
yang
anak, maksudnya yaitu pendidikan menuntun
diberitakan
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak
(http://metro.sindonews.com),
itu agar mereka sebagai manusia dan sebagai
didik mengalami kekerasan dengan cara dijewer
anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan
oleh seorang pendidik. Peristiwa itu terjadi pada
dan
setinggi-tingginya.
Senin, 2 Maret 2015 di SDN 8 Nerogtog, Kota
Sedangkan pengajaran adalah pendidikan dengan
Tangerang. Di lain sisi masih terjadi kejahatan
cara memberi ilmu atau pengetahuan serta
terhadap
memberi kecakapan kepada anak-anak yang dapat
pelecehan seksual yang cukup memprihatinkan di
kebahagiaan
Dewantara
yang
(2001:
terjadi
di
Tangerang.
Seperti
oleh
peserta
didik
yang
Sindonews seorang
terutama
peserta
kejahatan
Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara .... (Muhammad Soffan Nuri) 131
lingkungan sekolah. Seperti yang diberitakan oleh
membawa perubahan perilaku peserta didik.
Kompas (http://megapolitan.kompas.com), salah
Selain itu berdasarkan hasil wawancara awal
satu kasus kejahatan pelecehan seksual terjadi di
dengan
lingkungan Jakarta International School (JIS),
Timbulharjo, kepala sekolah mengungkapkan
Jakarta Selatan. Dari ketiga kasus yang terjadi di
bahwa perlu kiranya pendidik tetap melaksanakan
dunia pendidikan tersebut perlu kiranya adanya
nilai-nilai unsur asah, asih dan asuh di dalam
perhatian serta penanganan yang serius dari
lingkungan pendidikan serta proses pembelajaran.
kepala
Sekolah
Dasar
Negeri
berbagai pihak. Unsur asah, asih dan asuh harus dikombinasikan
secara
baik
agar
segala
kebutuhan yang diperlukan untuk perkembangan
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
peseta didik dapat terpenuhi. Selain ketiga kasus
Penelitian ini menggunakan pendekatan
di atas juga masih terdapat permasalahan di dunia
kualitatif jenis deskriptif metode studi kasus.
pendidikan yang terjadi di beberapa sekolah di
Waktu dan Tempat Penelitian
Kabupaten Bantul. Permasalahan pertama terjadi
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan
di Sekolah Dasar Negeri X. Seorang pendidik
pada bulan Agustus – September 2015 di
melakukan kekerasan terhadap peserta didiknya
Sekolah Dasar Negeri Timbulharjo.
dengan cara dijewer dan dipukul. Permasalahan
Target/Subjek Penelitian
lain juga terjadi di Sekolah Dasar Negeri Y.
Subjek dalam penelitian ini adalah kepala
Kasus bermula ketika sedang dalam proses
sekolah, 6 orang guru serta 4 siswa di Sekolah
pembelajaran
Dasar Negeri Timbulharjo.
TIK.
Beberapa
peserta
didik
dengan serampangan mengetik dan memencet
Prosedur
tombol-tombol keyboard. Hal itu mengakibatkan
Pada
tahap
pra
penelitian,
peneliti
keyboard menjadi rusak dan ketika dikonfirmasi
menyusun rancangan penelitian, menjajaki lokasi,
tidak ada peserta didik yang mau mengakuinya.
mengurus
Akibat kejadian tersebut, sebanyak 3 kelas
perlengkapan
mendapat hukuman dengan cara berdiri di
dengan menentukan topik penelitian yaitu tentang
halaman sekolah.
pelaksanaan sistem among di Sekolah Dasar
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di
Negeri
perijinan,
dan
penelitian.
Timbulharjo.
menyiapkan
Peneliti
mengawali
Kemudian
peneliti
sekolah tersebut, kondisi yang berbeda peneliti
mempersiapkan
temukan di Sekolah Dasar Negeri Timbulharjo.
mengurus perijinan yang dibutuhkan.
Peneliti melihat pelaksanaan unsur asah, asih dan
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
asuh di sekolah itu. Unsur asah, asih dan asuh
Data
tersebut
mempunyai
dan
Penelitian ini menggunakan sumber data
pendidikan pada umumnya dapat tercapai yaitu
primer dan data sekunder. Instrumen dalam
menciptakan
seutuhnya
penelitian ini adalah peneliti itu sendiri dengan
sebagaimana yang tertuang di dalam tujuan
menggunakan alat bantu pedoman observasi,
pendidikan. Lebih lanjutnya pendidik berusaha
pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi.
didik
supaya
penelitian
tujuan
peserta
tujuan
proposal
yang
132 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke-5 2016
Dalam penelitian ini data yang diperlukan
sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam
diperoleh
analisis data dapat digambarkan sebagai berikut.
dengan
menggunakan
teknik
pengumpulan data sebagai berikut. 1.
Data Collection
Observasi
Data Display
Observasi dalam penelitian ini adalah Data Reduction
observasi non partisipan (non participant observation). Peneliti tidak terlibat dan hanya
Conclusions: drawing/verifying
sebagai pengamat independen. Peneliti hanya datang sebagai seorang pengamat yang melakukan
kegiatan
pencatatan
serta
Gambar 1. Komponen dalam analisis data (interactive model) oleh Miles and Huberman (Sugiyono, 2009: 92)
menuliskan semua peristiwa yang terjadi dalam pelaksanaan sistem among di Sekolah Dasar Negeri Timbulharjo. 2.
Hasil Penelitian
Wawancara Dalam
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa penelitian
ini,
peneliti
menggunakan wawancara mendalam dengan wawancara
semiterstruktur.
Tujuan
dari
wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka. Dalam
penelitian
ini,
guru, dan 4 siswa. Isi wawancara sesuai dengan fokus masalah yaitu pelaksanaan sistem among di Sekolah Dasar Negeri Timbulharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul.
yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara. Sistem among mencakup 3 aspek yaitu asah, asih dan asuh. Asah berfokus pada ilmu pengetahuan
menitikberatkan pada pemikiran peserta didik dalam
pemecahan
masalah
yang
dihadapi
termasuk kreativitas dan kemandirian. Asih mengacu
pada
proses
pembelajaran
yang
didasarkan pada unsur kasih sayang, simpati dan empati
pendidik
terhadap
siswa.
Asuh
berhubungan dengan unsur pembinaan dan
Dokumentasi Dalam
sistem among merupakan konsep pendidikan
dan wawasan intelektual. Unsur asah lebih
wawancara
dilakukan dengan kepala sekolah, 6 orang
3.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pembimbingan. Dalam proses pembimbingan penelitian
ini,
peneliti
menggunakan dokumentasi dalam berbagai bentuk yang terkait dengan pelaksanaan sistem among di Sekolah Dasar Negeri Timbulharjo. Teknik Analisis Data Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif yang dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus, sampai tuntas,
diperlukan
ketelatenan,
kesabaran
serta
memperhatikan perbedaan individual. Di dalam sistem among terdapat 3 tuntunan yang dijadikan pijakan dalam pendidikan yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani. Dasar hukum pelaksanaan sistem among adalah Piagam dan Peraturan Besar Tamansiswa khususnya pasal 14.
Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara .... (Muhammad Soffan Nuri) 133
Tujuan pelaksanaan sistem among adalah
ruang kepala sekolah, siswa mengetuk pintu dan
mendidik siswa untuk mendapatkan kemerdekaan
mengucapkan salam. Ketika sudah dipersilahkan
siswa sehingga bebas untuk mengembangkan
masuk, siswa masuk menemui kepala sekolah
bakat dan minat yang dimiliki. Guru harus
untuk mengatakan maksud tujuannya. Saat
mampu melayani siswa dengan tulus, menjadi
berbicara
teladan yang baik, ikhlas, menjadi support bagi
mengunakan bahasa Indonesia diselingi bahasa
siswa, sabar, memberi motivasi, menjadi spirit
Jawa halus. Siswa berpamitan ketika sudah
bagi
selesai dan mengucapkan salam.
orang
lain,
saling
mengingatkan,
pendampingan serta penguatan dengan penuh perhatian.
dengan
kepala
sekolah,
siswa
Interaksi antara siswa dengan guru dan karyawan sekolah menunjukkan setiap pagi siswa
Pelaksanaan sistem among dilaksanakan
berjabat tangan dengan guru yang berdiri di
baik di dalam kegiatan pembelajaran maupun di
depan ruang guru. Ketika berjabat tangan dengan
luar kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan bersifat
guru, siswa juga mengucapkan salam dan
kekeluargaan
memanusiakan
mencium tangan. Siswa berbicara dengan guru
manusia. Ini terlihat dengan adanya tradisi guru
memakai bahasa yang halus. Ketika dalam
yang baru saja datang ke sekolah kemudian
kegiatan pembelajaran dan hendak keluar, siswa
bersalaman secara bergantian. Begitu juga dengan
meminta ijin kepada guru yang sedang mengajar.
siswa
Selain itu, ketika bertemu dengan guru, siswa
dan
yang
bersalaman
baru dengan
bersifat
saja
datang
guru-guru
kemudian
yang
sudah
menyapa terlebih dahulu.
berbaris di depan ruang guru. Ini mempunyai
Interaksi antara siswa dengan siswa
tujuan untuk mempererat rasa kekeluargaan
menunjukkan bahwa siswa terlihat akrab di dalam
semua warga sekolah. Di dalam kegiatan
kelas maupun di luar kelas. Ketika di dalam kelas
pembelajaran, guru tidak hanya mengajar tetapi
saat pembelajaran terkadang siswa mengobrol
juga disertai dengan menanamkan nilai-nilai
antara siswa yang satu dengan lainnya. Guru
luhur. Jika ada siswa yang melakukan kesalahan
kelas
maka guru bertanya kepada siswa tersebut dan
menasehatinya. Sementara itu ketika berada di
menasehati supaya tidak mengulangi. Di luar
luar kelas terutama saat jam istirahat, siswa
kegiatan pembelajaran siswa diberi kemerdekaan
membeli makanan ringan dan mengobrol di
mengembangkan
kegiatan
depan kelas atau bangku taman di bawah pohon
karawitan,
perindang sekolah. Selain itu, anak-anak kelas 4,
ekstrakurikuler
bakatnya TPQ,
melalui
hadroh,
drumband, pramuka, dan TIK. Interaksi antara siswa dengan kepala
juga
tidak
lupa
mengingatkan
dan
5 dan 6 lebih sering menghabiskan jam istirahat dengan bermain sepak bola di halaman sekolah.
sekolah menunjukkan Setiap pagi siswa berjabat
Interaksi antara guru dan karyawan
tangan dengan kepala sekolah yang berdiri di
sekolah dengan kepala sekolah menunjukkan
depan ruang guru. Ketika berjabat tangan dengan
bahwa setiap pagi guru dan karyawan selalu
kepala sekolah, siswa juga mengucapkan salam
berjabat tangan dengan kepala sekolah di depan
dan mencium tangan. Selain itu ketika memasuki
ruang guru. Ketika berbicara dengan kepala
134 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke-5 2016
sekolah, guru menggunakan bahasa Indonesia
dalam mengajar. Dari 18 guru yang ada, 17 guru
diselingi dengan bahasa jawa krama halus. Pada
diantaranya sudah menempuh S1 dan 1 guru telah
saat pembinaan dan evaluasi mingguan baik guru,
menempuh S2.
karyawan maupun kepela sekolah saling sharing
Menyikapi pelaksanaan sistem among,
mengenai apa saja yang terjadi selama 1 minggu
warga sekolah mendukung pelaksanaa sistem
kemarin. Jika ada masalah, guru tidak sungkan
among. Kepala sekolah, guru, serta karyawan
untuk
memberikan contoh seperti datang lebih awal,
memberikan
masukan-masukan
serta
support.
mengajak berjabat tangan, berpakaian rapi, serta
Interaksi antara guru dengan guru dimulai
bertutur kata yang baik. Kepala sekolah maupun
ketika kepala sekolah, guru dan karyawan
guru datang ke sekolah sebelum pukul 7.00
berbaris menunggui kedatangan siswa. Guru-guru
bahkan kepala sekolah pukul 6.30 sudah berada
saling berjabat tangan dan mengucapkan salam.
di sekolah. Siswa juga berpakaian rapi dan bersih.
Ketika berada di ruang guru, guru menggunakan
Pihak sekolah mengkondisikan untuk selalu
bahasa bahasa Indonesia dan terkadang diselingi
berpakaian rapi. Pengkondisian itu dilakukan
penggunaan bahasa Jawa krama halus. Sering
dengan cara memajang poster di depan ruang
juga guru menyelipkan humor guna mengurai
guru bertuliskan “TERIMA KASIH ANDA
ketegangan di ruang guru. Di ruang guru sangat
TELAH BERPAKAIAN RAPI DAN SOPAN”.
terlihat suasana kekeluargaannya. Sementara itu
Selain itu ada komunikasi yang baik pihak
ketika hendak memasuki ruang kelas saat
sekolah
berlangsungnya pembelajaran, guru mengetuk
memberikan layanan 24 jam kepada orang tua
pintu dan mengucapkan salam.
siswa untuk berkonsultasi.
dan
orang
tua
siswa
Guru
juga
Agar sistem among dapat dilaksanakan
Pengawasan sistem among dilakukan
dengan baik perlu dilakukan pembiasaan kepada
langsung oleh kepala sekolah. Kepala sekolah
semua warga sekolah. Pembiasaan itu melalui
memberikan
kegiatan pembinaan. Pembinaan kepada siswa
perkembangan kelas, permasalahan-permasalahan
melalui kegiatan upacara bendera. Pembinaan
yang ada di kelas serta mengingatkan untuk tetap
berasal dari kepala sekolah maupun guru secara
menanamkan
bergantian. Di dalam pembinaan, kepala sekolah
pengawasan kelas dilakukan oleh guru kelas.
saran,
asah,
masukan,
asih
dan
menanyakan
asuh.
Untuk
Dalam pelaksanaan sistem among tidak
maupun guru smemberikan nasehat serta arahan kepada siswa. Pembinaan dari kepala sekolah
dapat
dipisahkan
kepada guru melalui kegiatan evaluasi mingguan.
mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut ada
Guru harus memiliki ketelatenan dan kesadaran
yang
individu dalam melaksanakan sistem among serta
menghambat pelaksanaan sistem among. Faktor
adanya interaksi yang saling memahami antara
pendukung pelaksanaan sistem among mencakup
guru dan siswa. Dari sisi akademik, guru juga
pengalaman guru dalam mengajar serta mendidik,
harus minimal telah menempuh pendidikan S1
adanya sertifikat profesional pendidik, adanya
karena telah dibekali metode maupun strategi
keterbukaan komunikasi antara guru dengan
mendukung
dari
namun
faktor-faktor
ada
pula
yang
yang
Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara .... (Muhammad Soffan Nuri) 135
orang tua, serta adanya wadah pengembangan
metode
bakat melalui kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu,
berdasarkan pada unsur asah, asih dan asuh. Asah
juga ada pembinaan rutin dan guru-guru selalu
berfokus pada ilmu pengetahuan dan wawasan
diingatkan untuk tidak hanya menyampaikan ilmu
intelektual. Unsur asah lebih menitikberatkan
pengetahuan tetapi juga memanamkan nilai-nilai
pada pemikiran peserta didik dalam pemecahan
luhur sehingga mempunyai kesadaran tidak hanya
masalah yang dihadapi termasuk kreativitas dan
menyampaikan ilmu pengetahuan tetapi juga
kemandirian.
penanaman nilai moral dengan kasih sayang.
pembelajaran yang didasarkan pada unsur kasih
Faktor penghambat pelaksanaan sistem
pengajaran
Asih
dan
pendidikan
mengacu
pada
yang
proses
sayang, simpati dan empati pendidik terhadap
among meliputi adanya beban kerja selain
siswa.
mengajar
siswa.
pembinaan dan pembimbingan. Dalam proses
Lingkungan sekitar siswa yang kurang kondusif
pembimbingan diperlukan ketelatenan, kesabaran
sehingga
serta memperhatikan perbedaan individual.
sehingga
siswa
jarang
ada
yang
bertemu
masih
terlalu
Asuh
berhubungan
dengan
unsur
mementingkan bermain hingga mendapat kata-
Sistem among digunakan dalam melayani
kata yang kurang baik. Selain itu guru-guru baru
siswa. Dalam melayani siswa, guru memberikan
juga masih memerlukan adaptasi dan masih
kebebasan dan kemerdekaan kepada siswa supaya
adanya siswa yang melanggar peraturan.
tumbuh dan berkembang sesuai kodratnya. Selain
Strategi
dalam
memanfaatkan
faktor
itu
dalam
mendampingi
siswanya,
guru
pendukung dan mengurangi faktor penghambat
melakukannya secara total. Guru tidak hanya
untuk pelaksanaan sistem among dilakukan
memberikan ilmu tetapi juga menanamkan sikap,
melalui pembinaan guru, pembinaan siswa,
norma, etika serta perilaku siswa. Hal tersebut
layanan
sesuai dengan pendapat Mochammad Tauchid
bimbingan,
pengelolaan
kelas,
pengelolaan pemahaman
waktu, perbedaan
(2004:
28)
yang
mengungkapkan
bahwa
individu siswa, peningkatan komunikasi guru
pengertian sistem among sebagai cara pendidikan
dengan orang tua siswa, serta pembentukan
yang dipakai dalam Tamansisa dengan maksud
perkumpulan wali siswa yang diketuai oleh wali.
mewajibkan pada guru supaya mengingat dan
Di
mementingkan kodrat alam peserta didik dengan
sisi
non
mengikutsertakan
akademis siswanya
dengan dalam
cara
berbagai
tidak
melupakan
lomba.
mengelilinginya.
Pembahasan
mementingkan
segala Dengan
kodrat
keadaan
yang
mengingat
serta
alam
siswa,
guru
Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa
diharapkan mampu memberikan arahan serta
pemahaman tentang sistem among merupakan
petunjuk kepada siswa supaya dapat berkembang
konsep pendidikan yang dicetuskan oleh Ki
secara maksimal. Pendidikan dalam kodrat alam
Hadjar Dewantara. Sistem among mencakup 3
ini sifatnya disengaja dan terencana sehingga
aspek yaitu asah, asih dan asuh. Hal tersebut
dapat mengembangkan potensi peserta didik yang
sesuai dengan pendapat H. Fuad Ihsan (1987: 52)
dibawa sejak lahir.
yang mengungkapkan bahwa sistem among yaitu
136 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke-5 2016
Di dalam sistem among guru berpijak pada
Pelaksanaan sistem among mempunyai
3 tuntunan dalam pendidikan yaitu Ing Ngarsa
tujuan untuk mendidik siswa sesuai dengan
Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut
kodrat alam dan kemerdekaan, teladan yang baik,
Wuri Handayani. Hal tersebut sesuai dengan
memberi motivasi, menjadi spirit bagi orang lain,
Piagam
Persatuan
saling mengingatkan, serta menjadi support bagi
Tamansiswa yang mengungkapkan bahwa setiap
siswa. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan
pamong
proses
oleh Ki Hadjar Dewantara (1962: 17) bahwa
pendidikan melaksanakan Tutwuri Handayani,
pendidikan itu suatu tuntunan dalam hidup
Ing Madya Mangun Karsa, dan Ing Ngarsa Sung
tumbuhnya anak-anak. Ini berarti bahwa hidup
Tuladha.
tumbuhnya
dan
Peraturan
sebagai
Guru
Besar
pemimpin
sebagai
dalam
orang
yang
lebih
anak-anak
itu
terletak
di
luar
berpengalaman di depan hendaknya memberikan
kecakapan atau kehendak para pendidik. Guru
contoh yang baik serta figur bagi siswanya. Guru
tidak bisa merubah apa yang ada di dalam diri
sebagai pemimpin bersama siswanya harus
siswa. Guru hanya bisa menambahkan serta
mampu
semangat,
meluruskan nilai-nilai kebaikan yang ada pada
menumbuhkembangkan minat, membangkitkan
diri siswa. Guru tidak hanya meningkatkan aspek
kemauan siswa, memberikan motivasi kepada
kognitif tetapi juga membentuk siswa yang
siswanya untuk mencapai cita-cita bersama. Guru
mempunya kasih sayang. Dalam mendidik guru
sebagai
juga
membangkitkan
pemimpin
harus
memberikan
harus
mengasihi,
mengayomi,
serta
kemerdekaan kepada siswanya dengan penuh
memberikan kasih sayang. Selain itu juga
perhatian dan tanggung jawab berdasarkan cinta
diperlukan
dan kasih sayang. Guru juga harus mampu
penguatan.
perhatian,
pendampingan
serta
Pelaksanaan sistem among ini tentunya
melihat, menemukan serta memahami bakat yang dimiliki oleh peserta didik sehingga potensi-
tidak
bisa
terlepas
dari
interkasi
warga
potensi tersebut dapat dikembangkan.
sekolahnya. Dalam melaksanakan sistem among
Dasar hukum pelaksanaan sistem among
tersebut, pihak menciptakan suasana yang kental
adalah Piagam dan Peraturan Besar Tamansiswa.
akan kekeluargaan. Hal tersebut sesuai dengan
Hal tersebut sesuai dengan Piagam dan Peraturan
pendapat
Besar Persatuan Tamansiswa khususnya pasal 14.
mengungkapkan bahwa sistem among adalah
Pelaksanaan sistem among harus mempunyai jiwa
sistem pendidikan yang berjiwa kekeluargaan.
kekeluargaan serta bersendikan kodrat alam dan
Dengan adanya jiwa kekeluargaan, emosional
kemerdekaan.
kebebasan
antar warga sekolah akan terasa dekat tanpa ada
kepada siswanya namun kebebasan iu tidak
sekat yang membatasi. Interaksi antar warga
sepenuhnya bebas akan tetapi dibatasi oleh
sekolah akan semakin harmonis. Dengan adanya
aturan-aturan
keharmonisan itu maka penanaman nilai-nilai
Guru
yang
memberikan
ada
di
lingkungannya
Ki
juga
Suratman
akan
(1990:
semakin
18)
sehingga siswa dapat berkembang sesuai dengan
luhur
mudah
kodratnya.
memperhatikan unsur asah, asih, dan asuh.
yang
dengan
Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara .... (Muhammad Soffan Nuri) 137
Menyikapi pelaksanaan sistem among, guru Sekolah
Dasar
Negeri
Timbulharjo
sangat
mendukung pelaksanaan sistem among itu. Guru-
pengawasan tersebut, kehidupan di lingkungan sekolah dapat berjalan dengan harmonis dan kekeluargaan.
guru memberikan contoh terbaik buat siswa-
Sementara itu faktor pendukung proses
siswanya seperti datang lebih awal, berpakaian
pelaksanaan sistem among di Sekolah Dasar
rapi, bertutur kata yang baik, menjadi teladan.
Negeri
Selain itu orang tua diberi ruang seperti rapat wali
Kepemimpinan Tamansiswa yaitu Ing Ngarsa
dan rapat dewan sekolah. Semuanya sifatnya
Sung Tulada, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri
terbuka. Kepala sekolah beserta guru memberikan
Handayani. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
waktu 24 jam jika ada segala sesuatu yg
M.
dikomunikasikan dari orang tua siswa baik
mengungkapkan bahwa dalam sistem among
melalui SMS maupun telefon. Jika terdapat segala
setiap pamong sebagai seorang pemimpin dalam
sesuatu yang melenceng maka akan segera
proses pendidikan diwajibkan bersikap Ing
diluruskan. Hal ini sesuai dengan pendapat Ki
Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun
Suratman (1991: 10) yang mengungkapkan
Karsa, dan Tut Wuri Handayani. Seorang
bahwa tugas mendidik dilaksanakan dengan
pamong atau guru dapat di depan dapat
penuh pengabdian. Pengabdian dilaksanakan
memberikan contoh, di tengah memberikan
tidak hanya ketika berada di sekolah akan tetapi
dorongan, dan di belakang mengawasi siswa.
ketika berada di rumah guru tetap memberikan
Apabila ada siswa yang melanggar aturan, guru
layanan kepada siswa maupun orang tua siswa.
mengarahkan dan menasehatinya bahwa hal yang
Guru menyadari bahwa mereka harus melayani
dilakukan salah lalu diarahkan pada yang
siswa
seharusnya.
kapan
dilakukan
saja.
dengan
Pelayanan
tidak
hanya
melakukan
tatap
muka
Timbulharjo
Ngalim
yaitu
Purwanto
Mengenai
faktor
adanya
(2011:
Trilogi
63)
penghambat
yang
dalam
langsung akan tetapi juga bisa dilakukan dengan
pelaksanaan sistem among di di Sekolah Dasar
menggunakan smartphone.
Negeri Timbulharjo antara adanya beban kerja
Dalam pelaksanaan sistem among tetap
selain mengajar, lingkungan sekitar siswa, guru
memerlukan adanya pengawasan. Pengawasan
yang masih perlu adaptasi, tidak ada asrama bagi
utama berasal dari kepala sekolah. Hal tersebut
guru sehingga pelaksanaan sistem among tidak
sejalan dengan yang diungkapkan Van Meter dan
bisa berjalan 24 jam dan masih adanya siswa
Van Horn (H.A.R Tilaar dan Riant Nugroho,
yang melanggar peraturan. Selain itu adanya
2008: 214) bahwa pengawasan dan kontrol
pengaruh perkembangan zaman dan lingkungan
dilakukan dari struktur yang ada di atas terhadap
luar sehingga pergaulan dan sopan santun siswa
struktur yang ada di bawahnya. Dalam hal ini
menjadi berkurang. Hal ini bertentangan dengan
pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah
yang diungkapkan Ki Hadjar Dewantara (H.
kepada guru maupun siswa-siswanya. Hal ini
Moesman Wiryosentono, 1989: 97) bahwa ada
dilakukan dengan tujuan supaya sistem among
tiga
dapat dilaksanakan dengan baik. Dengan adanya
peranan besar dalam proses tumbuh kembangnya
lingkungan
pendidikan
yang
memiliki
138 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke-5 2016
seorang anak. Dalam hal ini yang menjadi faktor
sikap penuh kasih sayang dan kekeluargaan.
penghambat adalah lingkungan masyarakat dan
Dengan demikian potensi yang dimiliki siswa
gerakan
dapat berkembang secara maksimal dan baik
pemuda.
mempunyai
Perkembangan
banyak
efek
bagi
zaman kehidupan
tanpa melenceng dari yang seharusnya.
masyarakat baik yang sifatnya positif maupun negatif. Efek negatif inilah yang menjadi faktor
SIMPULAN DAN SARAN
penghambat. Siswa yang belum bisa memilih
Simpulan
yang
baik
dan
perkembangan
buruk
zaman
akan
Pelaksanaan
sistem
among
harus
keseluruhan
mempunyai jiwa kekeluargaan serta bersendikan
sehingga siswa melanggar aturan serta pergaulan
kodrat alam dan kemerdekaan. Sistem among
dan sopan santun siswa menjadi berkurang.
mencakup 3 aspek yaitu asah, asih dan asuh.
Strategi
secara
menyerap
penyelenggara
dalam
Sistem among digunakan dalam melayani siswa.
memanfaatkan faktor pendukung dan mengurangi
Dalam
faktor penghambat untuk proses pelaksanaan
kebebasan dan kemerdekaan kepada siswa supaya
sistem
Negeri
tumbuh dan berkembang sesuai kodratnya. Dasar
Timbulharjo adalahdengan mengadakan kegiatan
hukum pelaksanaan sistem among adalah Piagam
ekstrakurikuler seperti MTQ, hadroh, karawitan,
dan
drumband,
Kegiatan
pelaksanaan sistem among untuk mendidik siswa
ekstrakurikuler ini mempunyai tujuan supaya
sesuai dengan kodrat alam dan kemerdekaan,
bakat dan minat siswa lebih terasah lagi. Selain
teladan yang baik, memberi motivasi, menjadi
itu,
mengikutsertakan
spirit bagi orang lain, saling mengingatkan, serta
siswanya dalam berbagai lomba. Hal ini sesuai
menjadi support bagi siswa. Dalam melaksanakan
dengan yang diungkapkan Ki Soeratman (1983:
sistem among tersebut guru menciptakan suasana
11) bahwa dasar kodrat alam memberikan
yang kental akan kekeluargaan. Dengan suasana
keyakinan akan adanya kekuatan kodrati pada
kekeluargaan, penanaman nilai-nilai luhur juga
manusia makhluk Tuhan sebagai bekal dasar
akan semakin mudah dengan memperhatikan
yang perlu untuk tumbuh demi kemajuan
unsur
hidupnya sehingga manusia dapat mengusahakan
dilaksanakan dengan baik, pelaksanaan sistem
keselamatan dan kebahagiaan hidup lahir batin
among dalam pembelajaran berpedoman pada
baik untuk diri sendiri maupun untuk masyarakat.
Majelis Ibu Pawiyatan Tamansiswa dan Tim
Guru mempunyai tugas untuk melayani serta
Sistematisasi Ajaran Hidup Tamansiswa. Dengan
mengarahkan supaya potensi yang dimiliki siswa
memperhatikan pedoman tersebut diharapkan
yang dibawa sejak lahir. Guru tidak bisa merubah
menjadi acuan dalam pelaksanaan sistem among
potensi
Guru
di sekolah. Menyikapi pelaksanaan sistem among,
mengembangkan potensi yang dimiliki siswa
guru Sekolah Dasar Negeri Timbulharjo sangat
secara benar dan maksimal. Jika ada perilaku
mendukung pelaksanaan sistem among itu.
yang melenceng, guru berhak meluruskan dengan
Dalam
among
di
Sekolah
pramuka,
pihak
yang
sekolah
ada
dan
juga
pada
Dasar
TIK.
diri
siswa.
melayani
Peraturan
asah,
siswa,
Besar
asih,
pelaksanaan
guru
memberikan
Tamansiswa.
dan
asuh.
sistem
Agar
among
Tujuan
dapat
tetap
Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara .... (Muhammad Soffan Nuri) 139
memerlukan adanya pengawasan. Pengawasan
Dasar Negeri Timbulharjo Beberapa saran yang
dan kontrol dilakukan dari struktur yang ada di
dimaksud adalah sebagai berikut.
atas terhadap struktur yang ada di bawahnya.
1.
Pengawasan utama berasal dari kepala sekolah. Faktor sistem
pendukung
among
pelaksanaan
guru agar selalu menerapkan sistem
Timbulharjo yaitu adanya Trilogi Kepemimpinan
kepada seluruh warga sekolah guna
Tamansiswa yaitu Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing
menjaga
Madya Mangunkarsa, Tut Wuri Handayani.
terjalin baik dalam kehidupan sehari-hari
Selain itu juga terdapat pengalaman guru dalam
di sekolah.
profesional
mendidik,
pendidik,
Dasar
Meningkatkan pembinaan terhadap guru-
among terutama asah, asih dan asuh
serta
Sekolah
a.
Negeri
mengajar
di
proses
Bagi Kepala Sekolah
adanya
adanya
keharmonisan
yang
sudah
sertifikat
b. Untuk lebih ditingkatkan pemantauan
keterbukaan
proses pelaksanaan sistem among yang
komunikasi antara guru dengan orang tua, serta adanya wadah pengembangan bakat melalui
sudah ditetapkan. 2.
kegiatan ekstrakurikuler. Faktor penghambat
Bagi Guru a.
Selalu berusaha mempertahankan dan
proses pelaksanaan sistem among di Sekolah
meningkatkan keteladanan sikap luhur
Dasar
kepada para siswa.
Negeri
Timbulharjo
yaitu
pengaruh
perkembangan zaman dan lingkungan luar,
b. Selalu
berusaha
meningkatkan
adanya beban kerja selain mengajar, lingkungan
pelaksanaan sistem among terutama
sekitar siswa, guru yang masih perlu adaptasi, dan
asah, asih dan asuh di sekolah. c.
masih adanya siswa yang melanggar peraturan.
Selalu
membudayakan
siswa
untuk
Strategi penyelenggara dalam memanfaatkan
bersikap kekeluargaan dalam kehidupan
faktor
sehari-hari di sekolah.
pendukung
dan
mengurangi
faktor
penghambat untuk proses pelaksanaan sistem among di Sekolah Dasar Negeri Timbulharjo adalah
dengan
mengadakan
kegiatan
3.
Bagi Siswa a.
Saling mengingatkan antar siswa untuk tetap mematuhi peraturan di sekolah.
ekstrakurikuler seperti MTQ, hadroh, karawitan,
b. Untuk lebih diasah potensi diri yang
drumband, pramuka, dan TIK. Sementara itu
dimiliki melalui kegiatan ekstrakurikuler
Sekolah
Dasar
mempunyai
Negeri
program
Timbulharjo
pembinaan
baik
juga guru
maupun siswa-siswa serta pelayanan bimbingan kepada guru, siswa maupun orang tua. Saran Ada beberapa saran yang peneliti berikan berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian berkaitan pelaksanaan sistem among di Sekolah
DAFTAR PUSTAKA Deny Irawan. (2015). Dijewer Guru, Kuping Siswa SD di Tangerang Ini Terpaksa Dijahit. Diambil pada tanggal 15 Maret 2015, dari http://metro.sindonews.com/ read/974752/170/dijewer-guru-kuping-sis wa-sd-di-tangerang-ini-terpaksa-dijahit-14 25997527. Didi Purwadi. (2011). Beginilah Kronologis Alif Dipaksa Beri Contekan. Diambil pada
140 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke-5 2016
tanggal 15 Maret 2015, dari http://www.republika.co.id/berita/nasional /umum/11/06/16/lmvid7-beginilah-kronol ogis-alif-dipaksa-beri-contekan.
Mochammad Tauchid. (2004). Perjuangan dan Ajaran Hidup Ki Hadjar Dewantara. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa.
Fatah Arifudin. (2013). Konsep Pendidikan yang Memerdekakan Siswa Menurut Ki Hajar Dewantara. Skripsi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Moesman Wiryosentono. (1989). Ki Hadjar Dewantara dalam Pandangan Para Cantrik dan Mentriknya. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa.
Gatot
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Lakono. (2002). Pendidikan yang Memerdekakan Siswa. Yogyakarta: RB Yabinkas.
H. A. R. Tilaar & Riant Nugroho. (2008). Kebijakan Pendidikan, Pengantar Untuk Memahami Kebijakan Pendidikan dan Kebijakan Pendidikan Sebagai Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar H.
Fuad Ihsan. (1987). Dasar-dasar Kependidikan. Bandung: Rineka Cipta.
Hindra
Liauw. (2014). Anak-anak Belum Terlindungi dari Kejahatan Seksual. Diambil pada tanggal 15 Maret 2015, dari http://megapolitan.kompas.com/read/2014 /12/26/20464941/Anak.anak.Belum.Terlin dungi.dari.Kejahatan.Seksual.
Ki Hadjar Dewantara. (1962). Karya Ki Hadjar Dewantara Bagian Pertama: Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa. . (2001). Karya Ki Hadjar Dewantara Bagian Pertama:Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa. Ki
Suratman. (1983). Pola Pendidikan Tamansiswa. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa.
M. Ngalim Purwanto. (2011). Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Majelis Luhur Tamansiswa. (2011). Peraturan Besar dan Piagam Persatuan Tamansiswa, Keputusan Kongres XX Persatuan Tamansiswa Tahun 2011. Yogyakarta: Majelis Luhur Tamansiswa.