KONSEP DIRI REMAJA PENGGUNA FACEBOOK DI SMAN 1 PURI MOJOKERTO
MAYA JUWITA SARI NIM. 11001077 Subjek: Konsep diri, Remaja, Facebook. DESCRIPTION : Masa remaja merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Setiap individu pada masa ini sudah memiliki keadaan fisik seperti orang dewasa tetapi secara psikologis ia belum cukup matang. Belakangan ini. Para pengguna blog atau situs jejaring sosial merasa lebih leluasa dalam menceritakan keluh kesahnya kepada blog dengan asumsi bahwa orang yang melihat tulisannya tersebut dapat memberikan masukan kepada dirinya. Tujuan penelitian untuk mengetahui konsep diri pengguna facebook. Jenis penelitian deskriptif. Variabel penelitian konsep diri remaja pengguna facebook. Populasi sebanyak 42 remaja kelas XI-IPS 1, teknik sampling menggunakan total sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 42 remaja kelas XI-IPS 1. Penelitian dilaksanakan di SMAN 1 Puri Kabupaten Mojokerto pada tanggal 17-18 Juni 2014. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner. Teknik pengolahan data menggunakan editing, coding, scoring, data entry, cleaning dan tabulating. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SMAN Puri didapatkan bahwa sebagian besar remaja pengguna facebook memiliki konsep diri yang positif yaitu sebanyak 25 responden (59,5%). Konsep diri remaja yang positif dikarenakan mereka mendapatkan perhatian yang besar dan diperlakukan dengan baik oleh teman mereka. Penerimaan dari lingkungan ini akan membuat mereka menjadi lebih percaya diri dan hal ini akan mempengaruhi konsep diri remaja pengguna facebook. Remaja memiliki konsep diri yang negatif. Oleh karena itu tenaga kesehatan khususnya dapat memberikan penyuluhan kepada para remaja khususnya tentang manfaat dan dampak penggunaan facebook. Disamping hal tersebut pihak sekolah hendaknya memberikan konseling kepada para siswa untuk tidak bergantung pada facebook dalam menjalin pertemanan dan pihak sekolah juga memberikan pengarahan kepada para siswa untuk menggunakan facebook untuk hal positif yaitu sebagai sarana dan prasarana hiburan saja. ABSTRACT Adolescence is a period of transition from childhood to adulthood. Today, every individuality has a physical condition like an adult but doesn’t have enough maturity psychologically. Recently. Blogs or social networking sites users are more flexible in their complaints to the blog and assummed assumption that people who see the writing can provide input to himself. The purpose of this study to know self concept of facebook users.
1
The type of this study is descriptive. The variable of this study is self concept teenagers of facebook users. The population is 42 teenagers in the class IPS XI-1, the technique uses total sampling taken by 42 teenagers in class XI IPS-1. The study had been conducted at SMAN 1 Puri Mojokerto on June 17-18, 2014. The instrument uses a questionnaire. The data are processed by editing, coding, scoring, entry, cleaning and tabulating. Based on the result of study conducted at SMAN 1 Puri found that the majority of teenagers Facebook users have a positive self-concept amount 25 respondents (59.5%). Positive self-concept adolescents because they get the most attention and treated well by their friends. Acquistion from this environment will make them more confident and this will affect the self concept teenagers of facebook users. Teenagers have a negative self-concept. Therefore, the health workers, especially educate the teenagers in particular about the benefits and impact of using facebook. Beside that, the school should provide counseling to students independently on facebook to make friends and the school also gives guidance to the students use facebook for positive thing as an infrastructure entertainment.
Keyword : Self-concept, Teenagers, Facebook. Contributor
: 1. Eka Diah K, SKM., M.Kes 2. dr. Rahmi Syarifatun Abidah Date : 16 Mei 2014 Type Material : Laporan Pendahuluan Edentifier :Right : Open Document Summary : LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Setiap individu pada masa ini sudah memiliki keadaan fisik seperti orang dewasa tetapi secara psikologis ia belum cukup matang (Magdalena, 2010). Masa remaja juga merupakan suatu masa yang menjadi bagian dari kehidupan manusia yang didalamnya penuh dinamika. Dinamika kehidupan remaja ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan diri remaja itu sendiri. Masa remaja dapat dicirikan dengan banyak sekali rasa ingin tahu (Umam, 2013). Teknologi yang semakin canggih memudahkan semua orang untuk memperoleh informasi yang mereka inginkan. Banyak situs jejaring sosial yang semakin popular dan menjamur saat ini. Salah satunya adalah dunia pertemanan facebook yang merupakan salah satu jejaring sosial yang berguna untuk mencari teman lama. Facebook juga dapat diaplikasi dengan cara mengirim video, foto, bermain games, berdiskusi, dan masih banyak lagi. Facebook di kalangan remaja sudah menjadi bagian dari kehidupan remaja zaman sekarang (Lyons, 2012). Seperti yang kita ketahui bahwa remaja cenderung lebih bersikap terbuka dengan blog pribadi ataupun status di sebuah situs jejaring sosial untuk menuliskan kejadian yang sedang dialaminya daripada harus bercerita dengan lingkungan sekitarnya. Secara psikologis, kita memang terkadang merasa ini cukup aneh. Namun, begitulah fenomena yang terjadi belakangan ini. Para pengguna blog atau situs jejaring sosial merasa lebih leluasa dalam menceritakan keluh kesahnya kepada blog dengan asumsi bahwa orang yang melihat tulisannya tersebut dapat memberikan masukan kepada dirinya, tanpa harus bertatap muka 2
langsung dengan yang bersangkutan, cukup simple dan sangat membantu dalam bertukar pikiran. Ini merupakan salah satu dari dampak munculnya teknologi internet, teknologi memberikan dampak di dua sisi yang berbeda. Dampak negatifnya berupa pola hidup yang semakin individualistis, dan munculnya paham eksistensialisme berupa menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh (Lyons, 2012). Bahkan beberapa kasus di Indonesia seperti perilaku tidak sopan pelajar terjadi berawal karena penggunan situs jejaring social Facebook. Seperti siswi SMAN 22 Surabaya meniggalkan rumah dan sejumlah remaja hilang akibat pertemanan di Facebook. Dan hingga tahun 2010, Komnas Perlindungan Anak telah menerima lebih dari 100 laporan remaja hilang. Terdapat juga empat siswa SMAN 4 Tanjung pinang yang dipecat sekolah mereka karena mereka menghina melalui Facebook, bahkan seorang remaja 18 tahun divonis Pengadilan Negeri Bogor karena menghina teman melalui Facebook serta 21 kasus seks komersial dan 6 kasus pelampiasan seks melalui Facebook. Remaja yang masih berjiwa labil dan emosional sering salah menafsirkan apa yang mereka dapatkan dari situs pertemanan. Keadaan yang seperti demikianlah menjadikan remaja sering terpancing rasa keingintahuannya untuk mencoba apa yang ditawarkan kepada mereka melalui media-media tersebut yang kemudian memunculkan perubahan perilaku baik itu yang positif maupun negatif pada diri remaja (Juditha, 2011). Webershandwick, perusahaan public relations dan pemberi layanan jasa komunikasi efektif serta inovatif, memberikan data terkini pengguna Facebook di Indonesia. Dalam kolom statistik pengguna jejaring sosial satu ini, tentunya tidak mengherankan apabila Indonesia menduduki peringkat ke-4 sebagai pengguna Facebook terbesar dunia, menurut data yang pernah di rilis oleh Internet World Stats di akhir tahun 2012 lalu. Menurut data dari Webershandwick, untuk wilayah Indonesia saja ada sekitar 65 juta pengguna facebook aktif, 33 juta pengguna aktif per harinya, 55 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile dalam pengaksesannya per bulan dan sekitar 28 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile perharinya. Melihat dari analisis lain yang ditampilkan oleh situs social sakers, pengguna facebook di Indonesia didominasi oleh mereka-mereka yang berumur antara 18-24 tahun di posisi pertama dan 25-34 tahun di urutan kedua. Sedangkan dari jenis kelaminnya, pengguna facebook di Indonesia didominasi oleh pria dengan persentase sebesar 59 persen, sisanya adalah wanita (Andina, 2010). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan di SMAN 1 Puri Kabupaten Mojokerto dari 10 orang responden didapatkan 9 siswa (90%) mengatakan mempunyai facebook dan mengatakan gelisah jika tidak mengakses facebook dalam sehari, hampir seluruhnya responden mengatakan facebook itu penting dan hanya 1 siswa (10%) yang tidak memiliki facebook mengatakan bahwa facebook itu tidak penting. Semakin meningkatnya pertumbuhan pengguna facebook di Indonesia tentunya memberikan perubahan-perubahan terhadap pola komunikasi konvensional yaitu yang berdasarkan kesepakatan umum. Seperti adat, kebiasaan, dan kelaziman menjadi pola komunikasi modern yaitu adanya kemajuan media yang di gunakan atau cara menyampaikan suatu pesan tanpa harus memerlukan waktu lama dalam penyampaiannya (Jerald, 2008). facebook dianggap menarik dan menyenangkan bagi mereka. Sering kali, mereka menggunakan facebook untuk menumpang popularitas agar tidak dianggap ketinggalan zaman oleh teman-temannya. Mereka bertingkah aneh-aneh di dunia maya. Misalnya, mengupload foto-foto yang tidak senonoh di profilnya, menkritik orang dengan seenaknya, dan lainnya. Itu semua adalah hasil dari rasa ingin tahu yang berlebih dari remaja. Kemudian dengan mudahnya, para remaja berteman dengan orang yang tidak dikenal di facebook (Lyons, 2012). Keterbukaan diri tersebut merupakan salah satu dari tugas perkembangan remaja. Pola komunikasi Internet melalui situs pertemanan facebook ini, pada tahap tertentu bisa 3
menimbulkan adiksi yang mungkin berpengaruh terhadap kehidupan nyata (Jerald, 2008). Interaksi yang aktif dengan keterbukaan pada sesama pengguna facebook menjadikan terbentuknya konsep diri yang positif pada remaja, karena adanya rasa percaya diri dan relasi yang baik dengan sesama pengguna facebook di dunia Maya tanpa memperhatikan dampak dari penggunaan facebook (Jerald, 2008). facebook dapat menimbulkan tindakan kriminalitas seperti: penculikan, penipuan, dan pencemaran nama baik. Kalau ini dibiarkan secara terusmenerus dapat membuat generasi penerus bangsa terjebak dengan sesuatu yang tidak berguna dan berakhir dengan masa depan yang suram (Lyons, 2012). Berdasarkan latar belakang diatas, Penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Konsep Diri Remaja Pengguna Facebook di SMAN 1 PURI Kabupaten Mojokerto”.
METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, Variabel dalam penelitian ini adalah konsep diri remaja pengguna facebook. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah subjek penelitian, yang menjadi subjek penelitian adalah siswasiswi pengguna facebook di SMAN 1 Puri Mojokerto.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilaksanakan di SMAN Puri menunjukkan bahwa sebagian besar remaja pengguna facebook memiliki konsep diri yang positif yaitu sebanyak 25 responden (59,5%). Konsep diri adalah pandangan dan sikap individu terhadap diri sendiri. Pandangan terkait dengan dimensi fisik, karakteristik individual, dan motivasi diri. Pandangan diri tidak hanya meliputi kekuatan-kekuatan individual, tetapi juga kelemahan bahkan kegagalan dirinya (Familia, 2006). Konsep diri merupakan gambaran seseorang mengenai diri sendiri yang merupakan gambaran seseorang mengenai diri sendiri yang merupakan gabungan dari keyakinan fisik, psikologis, sosial, emosional aspiratif, dan prestasi yang mereka capai (Risnawita, 2010). Facebook dalah sebuah layanan jejaring sosial dan situs web yang diluncurkana pada Februari 2004 yang dioperasikan dan dimiliki oleh Facebook, Inc. Pada Januari 2011, Facebook memiliki lebih dari 600 juta pengguna aktif. Pengguna dapat membuat profil pribadi, menambahkan pengguna lain sebagai teman dan bertukar pesan, termasuk pemberitahuan otomatis ketika mereka memperbarui profilnya (Megawati, 2012) Berdasarkan data yang didapatkan, remaja pengguna facebook di SMAN 1 Puri Kabupaten Mojokerto memiliki konsep diri yang positif. Remaja yang memiliki konsep diri positif dikarenakan mereka mendapatkan perhatian yang besar dan diperlakukan dengan baik oleh teman mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan dari teman-teman atau lingkungan akan membuat mereka menjadi lebih percaya diri dan hal ini akan mempengaruhi konsep diri remaja pengguna facebook. Remaja pengguna facebook yang memiliki konsep diri positif pada dasarnya cukup memiliki pemahaman tentang facebook khususnya pada dampak menggunakan facebook yang dapat mempengaruhi citra tubuh, ideal diri, harga diri, peran diri dan identitas diri remaja. Hal ini dibuktikan bahwa remaja pengguna facebook dengan konsep diri yang positif mengatakan bahwa saya dapat memiliki banyak teman meskipun tidak menggunakan facebook. Disamping hal tersebut remaja juga mengatakan bahwa remaja menggunakan facebook hanya untuk sebatas hiburan dan remaja menggunakan facebook tidak lain hanya untuk mencurahkan kreativitas remaja. Pada parameter citra tubuh remaja pengguna facebook didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki konsep diri yang positif yaitu sebanyak 22 responden (52,4%). Body Image (citra tubuh) adalah sikap individu terhadap dirinya baik disadari maupun tidak 4
disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-pengalaman baru. Body image berkembang secara bertahap selama beberapa tahun dimulai sejak anak belajar mengenal tubuh dan struktur, fungsi, kemampuan dan keterbatasan mereka. Body image (citra tubuh) dapat berubah dalam beberapa jam, hari, minggu ataupun bulan tergantung pada stimuli eksterna dalam tubuh dan perubahan aktual dalam penampilan, stuktur dan fungsi (Muchlisin, 2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar remaja memiliki konsep diri positif. Remaja pengguna facebook yang memiliki konsep diri positif biasanya lebih merasa percaya diri dalam berkenalan atau mencari teman di facebook. Hal ini disebabakan remaja beranggapan bahwa mereka tidak akan merasa rendah diri atau malu dalam bersosialisasi. Pada umumnya hal ini disebabkan karena dengan menggunakan facebook remaja tidak akan bertemu atau bertatap muka dengan teman-teman pengguna facebook sehingga remaja memiliki konsep diri yang positif. Pada parameter ideal diri remaja pengguna facebook didapatkan bahwa sebagian besar remaja memiliki konsep diri yang negatif yaitu sebanyak 27 responden (64,3%). Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan / disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang diraih. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita ataupun penghargaan diri berdasarkan norma-norma sosial di masyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri. Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan membantu individu mempertahankan kemampuan menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung. Ideal diri penting untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental. Pembentukan ideal diri dimulai pada masa anak-anak dipengaruhi oleh orang yang dekat dengan dirinya yang memberikan harapan atau tuntunan tertentu. Seiring dengan berjalannya waktu individu menginternalisasikan harapan tersebut dan akan membentuk dari dasar ideal diri. Pada usia remaja, ideal diri akan terbentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Pada usia yang lebih tua dilakukan penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan peran serta tanggung jawab (Muchlisin, 2013). Berdasarkan data yang didapatkan remaja memiliki ideal diri yang negatif. Ideal diri merupakan persepsi individu bagaimana bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Dalam hal ini ideal diri remaja pengguna facebook yang memiliki konsep diri yang negatif yakni dikarenakan remaja merasa bahwa ingin disukai oleh orang-orang terdekat mereka khususnya teman-teman yang ada di sekeliling remaja. Ideal diri yang negatif pada remaja pengguna facebook yakni remaja merasa bahwa dengan menggunakan facebook mereka lebih percaya diri untuk mengungkapkan semua apa yang dirasakan oleh remaja karena dengan menggunakan facebook remaja lebih percaya diri untuk mengungkapkan semua apa yang diinginkannya karena kemungkinan besar pengguna remaja pengguna facebook tidak akan pernah bertemu antara pengguna facebook yang satu dengan yang lainnya. Pada parameter harga diri remaja pengguna facebook didapatkan bahwa sebagian besar remaja memiliki konsep diri yang negatif yaitu sebanyak 24 responden (57,1%). Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yaitu : dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka yang menilai dirinya positif cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan diri, sebaliknya individu akan merasa dirinya negative, relatif tidak sehat, cemas, tertekan, pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak diterima di lingkungannya. Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Harga diri akan sangat mengancam pada saat pubertas, karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan, karena banyak keputusan yang harus dibuat menyangkut dirinya sendiri (Muchlisin, 2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar remaja pengguna facebook memiliki 5
harga diri yang negatif, hal ini dikarenakan remaja kadang merasa gagal, merasa temanteman sekolah kurang menghargai mereka, merasa tidak berguna, rendah diri dan merasa kurang diterima dalam kelompok jika tidak menggunakan facebook. Disamping hal tersebut remaja yang memiliki harga diri negatif dikarenakan remaja juga beranggapan bahwa dengan menggunakan facebook remaja akan lebih mudah untuk mendapatkan teman atau bersosialisasi serta remaja juga mengatakan bahwa remaja lebih baik berteman dengan teman-teman facebook di bandingkan dengan teman-teman disekolah dikarenakan temanteman facebook tidak akan mungkin dapat bertemu atau berada di tempat yang berbeda. Pada parameter peran diri remaja pengguna facebook didapatkan bahwa setengahnya remaja memiliki konsep diri yang positif yaitu sebanyak 21 responden (50%). Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok sosial. Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu sepanjang daur kehidupannya. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri (Muchlisin, 2013). Sebagian besar remaja memiliki peran diri yang positif, dimana hal ini disebabkan karena remaja mengatakan setuju bahwa remaja akan tetap bergaul dengan teman-teman saya meskipun saya tidak memiliki facebook, disamping itu remaja juga mengatakan tidak setujua bahwa merasa lebih baik bermain facebook dari pada saya harus membantu orang tua. Pada parameter identitas diri remaja pengguna facebook didapatkan bahwa sebagian besar remaja memiliki konsep diri yang negatif yaitu sebanyak 25 responden (59,5%). Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari observasi dan penilaian dirinya, menyadari bahwa individu dirinya berbeda dengan orang lain. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, dan tidak ada duanya. Identitas berkembang sejak masa kanakkanak, bersamaan dengan berkembangnya konsep diri. Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri dan menerima diri (Muchlisin, 2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar remaja memiliki identitas diri yang negatif dalam menggunakan facebook, hal ini dikarenakan ketergantungan remaja terhadap facebook dimana remaja merasa lebih mudah mencari teman dengan menggunakan facebook, disamping itu remaja juga merasa canggung untuk bergaul dengan teman dan remaja. Disamping hal tersebut remaja yang memiliki identitas diri yang negatif beranggapan bahwa mereka lebih dihargai oleh teman-teman di situs jejaring sosial facebook dibandingkan dengan teman-teman yang ada di sekitar mereka. Hal inilah yang menyebabkan identitas diri remaja pengguna facebook negatif. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 17-18 Mei 2014 di SMAN Puri didapatkan bahwa sebagian besar remaja pengguna facebook memiliki konsep diri yang positif yaitu sebanyak 25 responden (59,5%). REKOMENDASI 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini khususnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri remaja pengguna facebook yaitu faktor lingkungan, faktor dukungan keluarga, dan faktor dengan teman sebaya.
6
2. Bagi Institusi Bagi institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan pengaruhan dan melakukan pemantauan kepada remaja-remaja pengguna facebook di wilayah Kabupaten Mojokerto, dan institusi pendidikan diharapkan dapat menentukan kebijakan program pencegahan kenakalan remaja akibat dampak bermain facebook yang marak saat ini. 3. Bagi Siswa Remaja pengguna facebook khususnya diharapkan dapat lebih aktif lagi dalam mencari informasi tentang dampak dan manfaat menggunakan facebook, disamping hal tersebut remaja diharapkan dapat melakukan pengontrolan terhadap diri sendiri pada saat menggunakan facebook, dimana remaja putri diharapkan dapat mencerna pesan-pesan yang tercatum pada facebook sehingga remaja tidak mudah terpengaruh dalam menggunakan facebook. 4. Bagi Keluarga Bagi keluarga diharapkan dapat melakukan pengontrolan atau pengawasan pada para remaja pengguna facebook, dimana pengawasan yang dapat dilakukan oleh orang tua yaitu dengan memberikan pengarahan pada remaja agar anaknya tidak terkena dampak buruk dari facebook. Alamat Korespondensi Alamat rumah : Jalan Hasan Assegaf Villa Mahardika Dawuhan Situbondo Email :
[email protected] No. HP : 082227711823
7