Jurnal Ilmiah
KONSEP DIRI DAN SELF DISCLOSURE REMAJA BROKEN HOME DI KOTA MAKASSAR
OLEH: HESLY PADATU
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2015
ABSTRAK
HESLY PADATU. Pembentukan Konsep Diri dan Self Disclousure Remaja Broken Home di Kota Makassar. Dibimbing oleh Tuti Bahfiarti dan Alem Febri Sony. Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) Bagaimana proses terbentuknya konsep diri dan self disclousure remaja broken home di Kota Makassar. (2) Faktorfaktor yang menjadi penghambat proses komunikasi seorang remaja broken home. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Makassar pada tanggal 27 Februari sampai 2 Mei 2015. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan cara
observasi, wawancara, dan kajian pustaka.
Data yang diperoleh diolah secara
deskriptif kualitatif yaitu dengan mengadakan analisis data untuk memberikan gambaran tentang masalah yang akan dibahas dalam penelitian serta dikembangkan berdasarkan teori yang ada. Pengaruh keadaan keluarga brokenhome terhadap perkembangan remaja banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Relatif anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga brokenhome, mereka akan tumbuh menjadi individu yang memiliki kepribadian kurang sehat, kemudian dalam perkembangan emosi anakanak yang beranjak remaja akan berada dalam kecenderungan rasa tidak nyaman dan kurang bahagia. Kemudian hal tersebut juga akan berpengaruh pada perkembangan sosial remaja karena dari keluarga remaja menampilkan bagaiman cara bergaul dengan teman masyarakat.
ABSTRACT HESLY PADATU. Self Concept and Self Disclosure Broken Home remaja in Makassar City. Guided by Tuti Bahfiarti and Alem Febri Sonni. The purposive of this research to know (1) How does the process of formation of self-concept and self disclousure adolescents broken home in the city of Makassar. (2) What’s factor to became pursuer communication process in a broken home adolescent. This research conducted in Makassar City on 27th February until 2nd May 2015.
This type of this research is descriptive qualitative.
Technique data
collecting by observation, interview and literature review. The data obtained were processed by conducting qualitative descriptive data analysis to provide an overview of issues to be addressed in the research and developed based on existing theories. Broken home family circumstances influence on the development of adolescents are influenced by several factors. Comparatively children who grow up in a family environment broken home, they will grow into individuals who have less healthy personality, thus affecting adolescent communication process. Is he grew into a teenager who is open, partially open, or closed. It will also affect the social development of adolescents because of that family, showing how to get along with social friends.
KONSEP DIRI DAN SELF DISCLOSURE REMAJA BROKEN HOME DI KOTA MAKASSAR
Oleh: Hesly Padatu
Topik remaja selalu hangat untuk
PENDAHULUAN
diteliti
karena
kehidupan
Seorang anak disebut sebagai
remaja cukup kompleks jika diteliti
remaja pada masa peralihan dari
dari berbagai permasalahan yang
masa kanak-kanak ke masa dewasa.
ditimbulkan oleh remaja dam dampak
Masa remaja bermula dari usia 10
interaksinya dengan teman pergaulan
hingga
seiring dengan perkembangan zaman
17
tahun.
Walau
bagaimanapun, tempo peralihan ini
yang
berbeda diantara remaja yang satu
memudahkan
dengan yang lainnya. Ketika remaja,
mengakses apapun itu, dimanapun,
baik remaja lelaki maupun perempuan
dan kapanpun.
secara
sadar
mengalami
atau
tidak
perubahan
akan
dari
segi
semakin setiap
canggih
dan
orang
untuk
Dari pendapat beberapa ahli psikologi
bahwa
masa
remaja
bentuk tubuh dan emosi. Perubahan-
memang rentan terhadap munculnya
perubahan ini berlaku akibat tindakan
berbagai konflik. Terdapat berbagai
hormon dalam bentuk badan.
alasan
Ketika masa remaja inilah
antara
gelombang
lain,
hormon
pengaruh pada
masa
mereka akan melalui perubahan demi
remaja, remaja mulai mengantisipasi
perubahan. Pemikiran mereka masih
tuntutan
belum
mencapai
peran
masa
dewasa,
tahap
matang
perkembangan kemampuan kognitif
Inilah
yang
remaja yang mulai memahami ketidak
menyebabkan perilaku-perilaku yang
konsistenan dan ketidaksempurnaan
menyimpang pada remaja semakin
orang
tidak terkontrol ketika pengawasan
persoalan-persoalan
dari keluarga terutama dari orang tua
sebagai persoalan pribadi daripada
tidak ada.
memberikannya pada otoritas orang
sepenuhnya.
lain
dan
mulai
melihat
yang
terjadi
tua.
Remaja mengalami transisi
tahapan
perkembangan
dan
dipelajari dan dimengerti, karena
menuju
dalam komunikasi antar pribadi selain
meningkatkan
kita juga diharuskan mengerti dan
perubahan-perubahan kematangan
yang
kemungkinan timbulnya konflik. Permasalahan
konsep diri sangat penting untuk
sosial
memahami diri orang lain kita juga yang
harus
memahami
diri
komunikasi
lebih
berjalan lancar dan pesan dapat
merupakan
konflik
pribadi
agar
dihadapi remaja selanjutnya secara khusus
antar
kita
dapat
interpersonal karena secara spesifik
disampaikan secara efektif.
menyangkut interaksi antara individu
tersebut
(remaja) dengan orang lain, menuntut
penyesuaiannya untuk dapat diterima
remaja meresponnya secara tepat,
sosial, khususnya kelompok teman
dalam hal ini sesuai dengan harapan
sebaya.
tak
lepas
dari
Hal upaya
sosial, dan tidak menimbulkan efek negatif baik untuk remaja itu sendiri
Kemampuan seorang remaja
dan orang lain. Konsep diri dimulai
dalam berkomunikasi interpersonal
dari diri antar pribadi seseorang,
juga
konsep
diri
memengaruhinya
didalam
berkaitan
dengan
membuka diri. Baik dalam lingkup
antarpribadi.
Dimana
keluarga maupun kelompok sosial
seseorang menilai dirinya sendiri
masyarakat seperti pada teman sebaya
dipengaruhi
ataupun
komunikasi
oleh
kemampuannya
dalam berkomunikasi.
kelompok
Konsep diri dirasa penting di dalam
komunikasi
dikarenakan bagaimana memahami
diri
suatu
kelompok-
tertentu.
Namun
keterbukaan seorang remaja juga
antar
pribadi
dipengaruhi
diri
adalah
dalam menyesuaikan diri dengan
konsep kita
dalam
memandang kita
dan
sendiri.
lingkungannya,
oleh
tentu
kemampuanya
kemampuan
seseorang dalam menyesuaikan diri
Memahami diri pribadi merupakan
berbeda-beda
salah satu teori untuk mempelajari
pembentukan konsep dirinya.
komunikasi
antar
pribadi
(interpersonal communication). Jadi
tergantung
Penyesuaian
diri
pada
remaja
kepada teman sebayanya merupakan
usaha remaja untuk berada dalam
Dalam proses menuju kedewasaan,
lingkungan sosial yang lebih luas.
remaja membutuhkan
Pergerakan remaja menuju teman
social dan keterampilan sosial.
sebayanya adalah salah satu tugas
Keterampilan
penyesuaian
sosial
perkembangan remaja. Seperti yang
kemampuan
dikemukakan
&
menunjukkan perilaku yang sesuai
bahwa
dengan situasi yang dihadapi dalam
perkembangan sosial remaja dapat
hubungan interpersonal dan interaksi
dilihat dengan adanya dua macam
sosial, memperkuat perilaku yang
gerak yaitu memisahkan diri dari
dapat diterima secara sosial dan
orang tua dan menuju kearah teman-
sesuai dengan aturan yang berlaku
teman sebaya. Karena remaja lebih
serta perilaku yang dapat dipelajari.
banyak berada di luar rumah bersama
Keterampilan sosial sangat penting
dengan teman-teman sebaya sebagai
dimiliki oleh anak ketika anak akan
kelompok, maka dapatlah dimengerti
memasuki
bahwa pengaruh teman-teman sebaya
keterampilan
pada
minat,
membantu remaja dalam memasuki
penampilan, dan perilaku lebih besar
lingkungan sosialnya. Perkembangan
daripada pengaruh keluarga (Hurlock,
anak juga dapat mengalami suatu
1999:434).
masalah ketika anak tidak mampu
Handitono
Monks,
Knoers
(2002:177),
sikap,
pembicaraan,
Pada dasarnya, remaja tidak
seseorang
adalah
masa sosial
mengembangkan
untuk
remaja
karena
akan
sangat
keterampilan
ingin dianggap sebagai anak kecil
sosialnya. Kekurangan keterampilan
lagi. Oleh karena itu, mereka mulai
sosial berhubungan secara langsung
meniru
kepada kenakalan remaja. Salah satu
perilaku
yang
mereka
hubungkan dengan status dewasa.
faktor
Remaja mulai memusatkan diri pada
keterampilan sosial adalah keluarga.
perilaku yang dihubungkan dengan
yang
Keluarga
mempengaruhi
adalah
tempat pada
status dewasa yaitu merokok, minum
pengenalan
anak-anak
minuman keras, menggunakan obat-
masyarakat
dan
obatan
terlibat
tanggungjawab yang utama terhadap
sebagainya.
sosialisasi anak. Melalui sosialisasi,
perbuatan
terlarang, seks
dan dan
memegang
anak-anak memperoleh keterampilan
sosial seperti penyelesaian masalah
sosial,
dan intimasi. Hubungan orang tua dan
emosional,
dan
kognitif
sehingga mereka dapat berfungsi
anak
dalam masyarakat. Sebaliknya, anak-
perkembangan
anak yang tidak disosialisasikan untuk
dengan
mengembangkan hati nurani dapat
mempengaruhi
terlibat dalam perilaku kenakalan
psikologis dan psikososial remaja.
remaja.
yang
baik
mempengaruhi
hubungan
sosial
lain
serta
orang
perkembangan
Hubungan yang baik antara Dalam
keluarga,
orang tua dan anak dapat terjadi
keberadaan orang tua tentu sangat
apabila hubungan perkawinan antara
penting
orang tua juga berlangsung dengan
bagi
suatu
anak.
Orang
tua
memiliki tanggung jawab penting
baik
dalam memenuhi kebutuhan dasar dan
pernikahan
perawatan,
perlindungan,
merupakan suatu kesatuan, yang satu
mendukung
menjadi bagian dari yang lain dan
Dengan
yang lain selalu menjadi perlindungan
demikian, peranan orang tua sangat
bagi yang lainnya akan menimbulkan
besar dalam proses perkembangan
suasana keluarga penuh keakraban
anak karena orang tua merupakan
saling
figur utama yang mempengaruhi anak
toleransi,
dalam
sehingga
membimbing
dan
perkembangan
remaja.
pertumbuhan
dan
perkembangan.
dan
harmonis. dimana
pengertian, dan
saling
Hubungan
suami
isteri
persahabatan, menghargai
menciptakan
suatu
hubungan kelurga yang harmonis.
Perkembangan berlangsung dengan
anak
akan
Pada dasarnya, tidak semua
baik apabila
keluarga mampu menciptakan dan
mereka memiliki hubungan yang baik
mempertahankan
dengan
Hubungan
baik, perselisihan yang terjadi dalam
remaja dengan orang tuanya berkaitan
hubungan tersebut dapat berakhir
sangat
orang
erat
tuanya.
hubungan
yang
dengan
kesehatan
pada sebuah perceraian. Perceraian
sosial.
Hubungan
akan memisahkan salah satu orang tua
orang tua dan anak juga dihubungkan
dari anaknya. Perceraian ini juga akan
dengan perkembangan keterampilan
berdampak pada perkembangan anak
perkembangan
selanjutnya. Ketegangan-ketegangan
METODE
antara
ayah
dan
menghasilkan
ibu
ini
akan
Rumusan Masalah
anak-anaknya
tidak
1. Bagaimana
pembentukan
merasa mendapatkan perlindungan
konsep diri dan self disclosure
dan kasih sayang.
remaja broken home di kota
Faktor-faktor
ini
sangat
Makassar?
penting bagi perkembangan anak
2. Apa saja faktor-faktor yang
secara normal. Rumah tangga yang
menghambat proses komunikasi
tidak stabil ini serta perselisihan-
remaja broken home?
perselisihan perceraian, bingung
yang
mendahului
menyebabkan dan
tidak
memihak kepada siapa.
tahu
anak
Tujuan Penelitian
harus
1. Tujuan Penelitian
Perpisahan
a. Untuk mengetahui konsep
dalam keluarga akan mengurangi
diri
fungsi, menciptakan harapan-harapan
remaja broken home.
yang tidak realistis, perubahan peran,
dan
self
disclosure
b. Untuk mengetahui faktor-
keadaan ekonomi, perubahan dalan
faktor
hukum,
proses komunikasi remaja
masalah
finansial,
dan
emosional yang baik bagi orang tua dan anak. Perceraian juga memiliki konsekuensi terhadap fungsi keluarga dan sosialisasi terhadap anak-anak.
yang
menghambat
broken home. 2. Kegunaan Penelitian a) Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan
Padahal, peran kedua orang tua
manfaat dalam perkembangan
sangat penting dalam sosialisasi anak
ilmu komunikasi serta dapat
karena
menjadi bahan rujukan bagi
masing-masing
menterjemahkan
orang
masyarakat
tua pada
mahasiswa
yang
ingin
mereka seiring dengan pertumbuhan
mengadakan penelitian lebih
anak mereka.
lanjut khususnya dalam kajian komunikasi
antarpribadi
spesialisasi
komunikasi
keluarga.
b. Kegunaan Praktis Hasil Penelitian
Aktivitas dalam analisis data,
ini diharapkan dapat memberikan
yaitu :
kontribusi
1. Reduction File (Reduksi Data)
penting
dalam
bidang
pendidikan terhadap anak dan remaja khususnya
bagi
keluarga
membimbing
remaja
orang
tua,
diharapkan informasi
yang
diperoleh
di
untuk
lapangan jumlahnya cukup banyak,
dalam
untuk itu perlu dicatat secara teliti dan
pembentukan konsep diri remaja. Bagi
Data
penelitian
rinci.
Mereduksi
data
berarti
:
ini
merangkum, memilih hal-hal yang
dapat
memberikan
pokok, memfokuskan pada hal-hal
tentang
pentingnya
yang penting, dicari tema dan polanya
membangun sebuah relasi dengan
dan membuang yang tidak perlu.
anak-anak
2. Data Display (Penyajian Data)
terutama
pada
masa
remaja.
Setelah data direduksi, maka langkah
Teknik Analisis Data Data ini merupakan data yang
berikutnya
adalah
menyajikan data.
Penyajian data
bersifat deskripsi kualitatif, kata-kata
dalam
kualitatif
dan bukan angka.
dilakukan dalam bentuk : uraian
nampak
Fenomena yang
ditanyakan,
dikembangkan
lewat
mendalam
lewat
wawancara
lagi
berikutnya
sampai
sesuatu
dikejar,
tentang
dan
wawancara
informan pada
lain/
informan
singkat,
bagan,
hubungan
bisa
antar
kategori, flowchart dan sebagainya. 3.Conclusion
Drawing/verification
(Penarikan kesipulan dan verifikasi)
mendapatkan
objek
penelitian
Langkah
ketiga
adalah
penelitian.
penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Hasil atau data yang diperoleh akan
Kesimpulan awal yang dikemukakan
dianalisis
secara
yaitu
masih bersifat sementara, dan akan
dengan
mendeskripsikan
atau
berubah bila tidak ditemukan bukti-
menggambarkan hasil penelitian yang
bukti yang kuat yang mendukung
diperoleh melalui wawancara secara
pada
mendalam terhadap informan.
berikutnya.
kualitatif
tahap
pengumpulan Kesimpulan
data dalam
penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya
belum
pernah
ada.
lingkungan sekitarnya, anak dalam
Temuan dapat berupa deskripsi atau
keluargapun
gambaran
suatu
sebelumnya
sangat
membutuhkan
obyek
yang
interaksi dalam keluarga. Jika hal itu
belum
jelas,
tidak
masih
diwujudkan
maka
sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
memunculkan ketidak
HASIL PENELITIAN
dalam kepribadian anak.
akan
seimbangan
Penelitian ini dilakukan selama
Berdasarkan hasil wawancara,
tiga bulan di Kota Makassar dengan
dapat disimpulkan bahwa, masing-
melakukan
masing
wawancara
mendalam
remaja
broken
home
terhadap lima orang remaja broken
mengalami pembentukan kepribadian
home sebagai informan.
yang berbeda-beda dalam menyikapi setiap permasalahan yang dihadapi
Konsep Diri dan Self Disclosure
tiap individu. Dimensi-dimensi
Remaja Broken Home
dalam
Konsep diri adalah buah dari
konsep diri menurut Fitts (1971)
bagaimana kita melihat diri kita,
dalam buku Hendriati (2009:137)
menginginkan diri kita.
membagi konsep diri dalam dua
hanya
bisa
kita
Dan itu
peroleh
lewat
dimensi pokok, yaitu sebagai berikut :
informasi gambaran diri kita yang
1. Dimensi Internal adalah penilaian
diberikan orang lain kepada kita lewat
yang
komunikasi.
penilaian yang dilakukan individu
Sedangkan
disclosure
cara
self
individu
terhadap
dirinya
mengungkapkan dirinya kepada orang
berdasarkan
dunia
lain.
dirinya.
Tiap-tiap
orang
seseorang
dilakukan
membutuhkan
komunikasi sebagai kebutuhan sosial yang
harus
dipenuhi.
yaitu
sendiri di
dalam
Dimensi ini terdiri dari
tiga bentuk : a. Diri Identitas (identity self)
Dalam
bagian diri ini adalah bagian
penelitian ini difokuskan pada remaja
yang paling mendasar pada
yang
konsep diri dan mengacu pada
memiliki
keluarga.
masalah
dalam
Seperti halnya manusia
membutuhkan
interaksi
dengan
pertanyaan dalam
“siapakah
pertanyaan
saya?” tersebut
tercakup label-label dan simbol-
sebenarnya
simbol yang diberikan pada diri
masalah
oleh
yang
keluarganya. Memilih tidak menjadi
untuk
diri sendiri dan lebih suka memakai
dan
topeng ketika berinteraksi dengan
individu-individu
bersangkutan menggambarkan
dirinya
membangun
identitasnya.
sedang yang
orang lain.
mengalami
berat
Sedangkan beberapa
Kemudian seiring bertambahnya
informan
lainnya
memilih
usia
bersikap
tertutup
saat
dan
interaksi
lingkungannya,
dengan
dalam
untuk bergaul
pengetahuan
sehingga lebih sulit mendapatkan
individu tentang dirinya juga
informasi dari informan yang tertutup.
bertambah, sehingga ia dapat
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
melengkapi keterangan tentang
Proses Komunikasi Remaja Broken
dirinya dengan hal-hal yang
Home
lebih kompleks.
Masa remaja adalah masa transisi atau
b. Diri Pelaku (behavioral self)
periode dalam komunikasi manusia
Diri pelaku merupakan persepsi
yang megalami beberapa perubahan
individu
yang
c.
tentang
tingkah
secara
bersamaan.
lakunya, yang berisikan segala
Ketidakmampuan remaja mengatasi
kesadaran mengenai “apa yang
kondisi
dilakukan oleh diri”.
perubahan
Diri
yang
menekan tersebut,
karena sering
penerimaaan/penilai
mengakibatkan munculnya gangguan
(Judging
self)
penilai
dalam perilakunya. Perubahan yang
berfungsi
sebagai
pengamat,
terjadi pada anak remaja, mencakup
penentu standar, dan evaluator.
perubahan : fisik, kognitif, sosial, dan
Kedudukannya adalah sebagai
emosional.
diri
perantara (mediator) antara diri
cara
terjadi
Kemampuan
remaja
identitas dan diri pelaku.
mengatasi berbagai problem, sehingga
Informan 1,2,dan 5 memiliki
tidak stress sangat ditentukan oleh
yang hampir samaa dalam
seberapa
besar
dukungan
pergaulan keseharian mereka, mereka
keluarga
terutama
orang
cenderung
Makin besar dukungan yang diperoleh
terlihat
ceria
padahal
dari tuanya.
remaja dalam mengatasi berbagai
pembentukan konsep diri remaja
problemnya,
ke
makin
rendah
arah
yang
seharusnya.
kemungkinannya remaja mengalami
Kurangnya
stress
dibangun dalam satu keluarga
sehingga
terhindar
dari
gangguan dalam perilakunya.
perlahan
komunikasi
membentuk
yang
pribadi
Kenyataannya banyak orang
remaja menjadi seorang yang
tua yang kurang dapat berkomunikasi
melihat diri mereka sebagai orang
dengan anaknya, terutama dengan
ang tidak dihargai.
remaja.
seperti ini biasanya menimbulkan
Banyak orang tua kurang
menyadari
bahwa
(verbal
dua respon, respon yang pertama
dalam
remaja akan berusaha sedemikian
menanggapi anaknya, menyebabkan
rupa untuk menjadikan pribadinya
hambatan
berkomunikasi.
menjadi seorang yang dihargai.
Orang tua zaman sekarang sering
Respon yang kedua, remaja akan
merasa kesulitan mengerti keinginan
menerima
saja
anaknya, tanpa mereka sadari bahwa
pemikiran
tersebut
orangtualah yang selalu membuat
mempunyai pemikiran atau usaha
anak
lain agar hal tersebut tidak datang
maupun
respon
Perasaan
nonverbal)
dalam
harus
mengerti
keadaan
orangtuanya.
apa
adanya
dan
tidak
kepada diri mereka. 2. Faktor-faktor
yang
menghambat
proses
KESIMPULAN DAN SARAN
komunikasi
Kesimpulan
home.
1. Pembentukan konsep diri dan self
diri remaja cenderung ke arah yang
adalah cenderung melihat diri
disebabkan
secara
faktor.
dipengaruhi
oleh
Karena kondisi
lingkungan disekitarnya utamanya
broken
pembentukan kosep
disclosure remaja broken home
negatif.
remaja
negatif, oleh
hal
ini
beberapa
Saran Untuk
melengkapi
hasil
pada kondisi lingkungan keluarga
penelitian ini, perlu diajukan beberapa
yang tidak mendukung proses
saran atau rekomendasi:
1. Orang tua hendaknya tidak egois
Agurtiani,Hendriati.2009.Psikologi
memikirkan diri mereka sendiri
Perkembangan.Bandung:PT
melainkan
Refika Aditama.
juga
memikirkan
perasaan-perasaan yang kemudian muncul dalam anak mereka.
Aw,Suranto.2011.Komunikasi
2. Masyarakat seharusnya diberikan sosialisasi
mengenai
kondisi
Interpersonal.Yogyakarta:Gra ha Ilmu.
keluarga broken home khususnya untuk remaja, agar lingkungan
Amirin, Tatang M.2011.Pokok-pokok
sosial juga dapat memberikan
Teori
tempat
RajaGrafindo Persada.
bagi
mereka
untuk
Sistem.Jakarta:PT
pembentukan kepribadian, bukan menjauhi
mereka
karena
Ghufron, M.Nur & Risnawita, Rini
ketakutan akan kondisi mental dan
S.2010.Teori-Teori
psikologis mereka mungkin akan
Psikologi.Jogjakarta:Ar-Ruzz
terganggu
Media.
masyarakat
sehingga memilih
banyak untuk
menghindar.
Harapan,Edi dan Ahmad,Syarwani.
3. Bentuk bantuan berupa konseling
2014.Komunikasi
sangat penting bagi mereka yang
Antarpribadi: Perilaku Insani
mengalami kondisi keluarga yang
dalam
broken home sehingga walaupun
Pendidikan.Jakarta:
kondisi dari keluarga mereka tidak
Rajagrafindo Persada.
Organisasi PT
mendukung dalam pembentukan kepribadian yang lebih baik, ada
Hardjana, Agus M.2007.Komunikasi
wadah bagi mereka untuk dapat
Intrapersonal & Komunikasi
membentuk karakter sesuai yang
Interpersonal.
diinginkan
Yogyakarta:Kanisius.
masyarakat
pada
umumnya. DAFTAR PUSTAKA
Hurlock,Elizabeth
B.1999.Psikologi
Perkembangan:
“Suatu
Pendekatan
Sepanjang
______________.2001.Metodologi
Rentang
Penelitian
Kehidupan”(Terjemahan
Kualitatif.Bandung:PT
Istiwidayanti dan Soedjarno).
Remaja ROSDAKARYA.
Jakarta: Penerbit Erlangga. Munandar,Utami.2001.Bunga Rampai Ihromi,
T.O.2004.Bunga
Rampai
Psikologi
Sosiologi
Pribadi.
Keluarga.Jakarta:Yayasan
Indonesia.
Perkembangan Jakarta:Universitas
Obor Indonesia. Najmuddin.2013.Konsep Diri Mantan Khairuddin.2008.Sosiologi
Penderita
Kusta
di
Kota
Keluarga.Yogyakarta:LIBERT
Makassar.
Tesis
tidak
Y
terbit.Makassar:Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Kurniawati,Nia Kania.2014.Komunikasi Antarpribadi
Konsep
Pudjijogyanti, Clara R.1995. Konsep dan
Teori Dasar.Jakarta: Garaha
Diri
dalam
Pendidikan.Jakarta: Arcan.
Ilmu Rakhmat,Jalaluddin.1985.Psikologi Monks F.J, Knoers A.M.P., Haditono, Rahayu
Siti. 2002.Psikologi
Komunikasi.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Perkembangan.Yogyakarta:(G adjah Mada University Press).
Soekanto,Soerjono.2004.Sosiologi Keluarga.Jakarta:Rineka
Mulyana,
Deddy.2004.Ilmu
Komunikasi
Cipta.
Suatu
Pengantar.Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA.
Supratiknya,A.2009.Komunikasi Antarpribadi
Tinjauan
Psikologis.
Orang Tua Dan Remaja Dalam
Yogyakarta:Kanisius.
Proses Pendidikan Kepribadian Di Keluarga Single Parent, Universitas
Suyabrata,
Sumadi.2010.Psikologi
Pendidikan.Jakarta:PT
Raja
Grafindo Persada.
Diponegoro,
Semarang.
(http://eprints.undip.ac.id/
13926/)
diakses tanggal 10 November 2014 pukul 21.05 WITA.
Walgito,Bimo.2003.Psikologi Sosial.Yogjakarta:Andi
Sari,Mutia
dkk.2013.makalah
Offset.
komunikasi“memahami diri sendiri dan
Wahlroos,
Sven.1999.komunikasi
keluarga.Jakarta:PT
BPK
Gunung Mulia.
johary
window”.Padang:Universitas Andalas. (http://johariwind.blogspot.com/
)
tanggal 16 Februari Pukul 11.45 Wisnuwardhani,Dian & Mashoedi,Sri
WITA.
Fatmawati.2012.Hubungan Interpersonal.
(http://www.scribd.com/doc/9529912
Jakarta:Salemba Humanika.
0/Makalah-KomunikasiInterpersonal), di akses tanggal 5 November 2014 pukul 21.00.
Sumber Lain Andriansyah,Rahman.2012.Broken Home dalam Kehidupan Remaja,
Definisi Komunikasi Interpersonal :
Jakarta.
Psikologi
(http://rahmanarruworlds.blogspot.co
(http://www.psikologizone.com/definis
m/2013/06/makalah-pendidikan-
i-komunikasi-
kewarganegaraan.html)
diakses
11
Februari 2015 pukul 12.19 WITA.
interpersonal/06511922), di
Komunikasi
Interpersonal
Antara
[online],
akses
tanggal 3 November 2014 pukul 22.00
Berliana, Diah Ayu.2010.Memahami
Zone,
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kenakala
n_remaja)
di
akses
tanggal
Februari 2015 pukul 10.00
10