1
BAB 4
KONSEP DESAIN 4.1 4.1.1
Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual Desain pada dasarnya adalah penyusunan atau komposisi yang didalamanya terdapat unsur visual berikut emosionalmya dengan memperhatikan prinsip-prinsip desain yang dituangkan didalam satu komposisi yang harmonis. Komposisi dalam bahasa latin yaitu “componer” yang artinya penggabungan dari banyak menjadi suatu komposisi yang serasi. Prinsip – prinsip Desain yang ada antara lain :
o
Keseimbangan Keseimbangan adalah hal terpenting dalam sebuah komposisi. Keseimbangan merupakan suatu kualitas nyata dari setiap objek dimana perhatian visual 2 sisi dari pusat keseimbangan (pusat perhatian) adalah sama.
o
Kesatuan Unity atau kesatuan adalah keterpaduan, yang berarti tersusunnya beberapa unsur menjadi satu kesatuan yang utuh dan serasi. Cara membentuk kesatuan adalah dengan penerapan tema desain. Ide yang dominan akan membentuk kekuatan dalam desain tersebut. Unsur-unsur rupa yang dipilih disusun untuk mendukung tema.
o
Rhythm / Irama Pola berulang yang dibuat oleh unsur-unsur yang berbeda-beda. Pengulangan (mengulangi unsur serupa dalam cara yang konsisten) dan variasi (perubahan dalam bentuk, ukuran, posisi atau elemen) adalah kunci untuk visual ritme.
o
Proporsi Pembagian anatomi yang sesuai dalam merancang suatu desain, baik dalam illustrasi maupun dalam pembagian format suatu desain.
o
Skala Ukuran yang relatif dari suatu objek jika dibandingkan dengan objek atau elemen lain tidak diketahui ukurannya.
o
Keserasian Suatu usaha dari berbagai macam bentuk, bangun, warna , tekstur, dan elemen – elemen lainnya yang disusun secara seimbang dalam suatu susunan komposisi agar nyaman dipandang.
4.1.2
Teori Komunikasi Komunikasi diambil dari kata 'communication', yang dalam bahasa latin 'communicatio', dari kata communis yang berarti 'sama' dalam arti sama makna. Komunikasi merupakan penyampaian pemikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dalam wujud simbol 'pikiran'. Unsur - unsur dalam komunikasi yaitu : • Sumber (Komunikator) Orang yang menyampaikan pesan kepada Komunikan • Pesan (Massage) Hal yang ingin disampaikan kepada Komunikator • Penerima (Komunikan) Orang yang menerima Pesan • Saluran (Channel) Sarana untuk menyampaikan pesan • Hasil (Feedback) Reaksi dari pesan yang disampaikan
4.1.3
Prinsip utama komunikasi visual 1.
Ruang Kosong (White Space) Ruang kosong dimaksudkan agar karya tidak terlalu padat dalam penempatannya pada
2
sebuah bidang dan menjadikan sebuah obyek menjadi dominan. Ruang kosong penting dalam desain karena sering digunakan untuk berbagai tujuan. Misalnya untuk kejelasan pembacaan dan sekaligus memberikan kesan, seperti kesan profesinal dan sederhana.
Gambar 1.2 Ruang Kosong (White space) 2.
Kejelasan (Clarity) Kejelasan atau clarity mempengaruhi penafsiran penonton akan sebuah karya. Bagaimana sebuah karya tersebut dapat mudah dimengerti dan tidak menimbulkan ambigu/ makna ganda.
Gambar 1.3 Kejelasan (Clarity) 3.
Kesederhanaan (Simplicity) Kesederhanaan menuntut penciptaan karya yang tidak lebih dan tidak kurang. Kesederhanaan seing juga diartikan tepat dan tidak berlebihan. Pencapaian kesederhanaan mendorong penikmat untuk menatap lama dan tidak merasa jenuh.
4.
Emphasis (Point of Interest) Emphasis atau disebut juga pusat perhatian, merupakan pengembangan dominasi yang bertujuan untuk menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat perhatian sehingga mencapai nilai artistik.
Gambar 1.4 Kesederhanaan (simplicity)
Gambar 1.5 Emphasis (Point of Interest) Dari beberapa prinsip yang dijabarkan diatas, dalam tugas akhir ini penulis menggunakan prinsip Emphasis (Point of Interest) sebagai pola berfikir penulis dalam pembuatan film animasi dokumenter Fatmawati Sukarno. Penggunan warna, depth of field menjadi pengaplikasian dari prinsip emphasis.
3
4.1.4
Prinsip – prinsip dasar seni rupa 1.
Kesatuan (Unity) Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna, raut, arah, dll), maka kesatuan telah tercapai.
Gambar 1.6 Kesatuan (Unity) 2.
Keseimbangan (Balance) Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah. Seperti halnya jika kita melihat pohon atau bangunan yang akan roboh, kita measa tidak nyaman dan cenderung gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu benda jika semua dayan yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni keseimbangan ini tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling membebani.
Gambar 1.7 Keseimbangan (Balance) 3.
Proporsi (Proportion) Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian. Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah karya diperlukan perbandingan– Perbandingan yang tepat. Pada dasarnya proporsi adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang. Proporsi Agung (The Golden Mean) adalah proporsi yang paling populer dan dipakai hingga saat ini dalam karya seni rupa hingga karya arsitektur. Proporsi ini menggunakan deret bilangan Fibonacci yang mempunyai perbandingan 1:1,618, sering juga dipakai 8 : 13. Konon proporsi ini adalah perbandingan yang ditemukan di benda-benda alam termasuk struktur ukuran tubuh manusia sehingga dianggap proporsi yang diturunkan oleh Tuhan sendiri. Dalam bidang desain proporsi ini dapat kita lihat dalam perbandingan ukuran kertas dan layout halaman.
Gambar 1.8 Proporsi (Proportion) 4.
Irama (Rhythm) Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam bentuk – bentuk alam bisa kita ambil contoh pengulangan gerak pada ombak laut, barisan
4
semut, gerak dedaunan, dan lain-lain. Prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dari bentuk – bentuk unsur rupa.
Gambar 1.9 Irama (Rhythm) 5.
Dominasi (Domination) Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus ada dalam karya seni dan desain. Dominasi berasal dari kata ’Dominance’ yang berarti keunggulan . Sifat unggul dan istimewa ini akan menjadikan suatu unsure sebagai penarik dan pusat perhatian. Dalam dunia desain, dominasi sering juga disebut Center of Interest, Focal Point dan Eye Catcher. Dominasi mempunyai bebrapa tujuan yaitu untuk menarik perhatian, menghilangkan kebosanan dan untuk memecah keberaturan. Biasanya ditengarahi dengan emphasis.
Gambar 1.10 Dominasi (Domination) Dari beberapa prinsip yang dijabarkan diatas, dalam tugas akhir ini penulis menggunakan prinsip Dominasi (domination) sebagai pola berfikir penulis dalam pembuatan film animasi dokumenter Fatmawati Sukarno. Penggunan bentuk dan warna menjadi center of interest.
4.1.5
Teori Film Dokumenter Ada empat kriteria yang menerangkan bahwa dokumenter adalah film non fiksi ; 1. Setiap adegan dalam dokumenter merupakan kejadian yang sebenarnya, tanpa interprentasi imajinatif seperti halnya dalam film fiksi. Bila pada film fiksi latar belakang (setting) adegan dirancang, pada dokumenter latar belakang harus spontan otentik dengan situasi dan kondisi asli ( apa adanya). 2. Yang dituturkan dalam film dokumenter berdasarkan peristiwa nyata (realita), sedangkan pada film fiksi isi cerita berdasarkan karangan (imajinatif), maka dalam film fiksi yang dimiliki adalah interprentasi imajinatif. 3. Sebagai sebuah film non fiksi, sutradara melakukan observasi pada suatu peristiwa nyata, lalu melakukan perekaman gambar sesuai apa adanya, ini merupakan bagian dari riset. 4. Apabila struktur cerita pada film fiksi mengacu pada alur cerita atau plot, dalam dokumenter konsentrasinya lebih pada isi dan pemaparan.
4.1.6
Bentuk-bentuk film dokumenter 1.
Expository Dokumenter dalam kategori ini, menampilkan pesannya kepada penonton secara langsung, baik melalui presenter ataupun dalam bentuk narasi. Pesan atau point of view dari expository lebih pada sound track ketimbang visual. Pada dokumenter yang berbentuk expository, gambar disusun sebagai penunjang
5
argumentasi yang disampaikan oleh narasi atau komentar presenter. Itu sebabnya, gambar disusun berdasarkan narasi yang sudah dibuat dengan prioritas tertentu. Argumentasi yang dibangun dalam expository umumnya memaparkan informasi secara langsung kepada penonton, bahkan mampu mempertanyakan baik-buruk suatu fenomena berdasarkan pijakan moral tertentu dan umumnya mengarahkan penontonpada satu kesimpulan secara langsung. 2. Observatory/Direct Cinema Pendekatan yang bersifat observasi ini utamanya ingin merekam kejadian secara spontan, natural dan tidak dibuat-buat. Itu sebabnya, pendekatan inimenekankan pada kegiatan shooting yang informal tanpa tata lampu khusus ataupun persiapanpersiapan yang telah dirancang sebelumnya. 3. Reflexive/Cinéma Vérité cinéma vérité justru secara aktif melakukan intervensi dan menggunakan kamera sebagai alat pemicu untuk memunculkan krisis. Dalam aliran ini, pembuat film cenderung secara sengaja memprovokasi untuk memunculkan kejadian-kejadian tak terduga. Dari beberapa bentuk-bentuk film dokumenter diatas, dalam tugas akhir ini penulis mencoba mengangkat tema animasi dokumenter Fatmawati Sukarno dengan bentuk film animasi dokumenter yaitu Expository dengan memaparkan gambar-gambar berdasarkan narasi yang sudah dibuat dengan prioritas tertentu. Dan langsung mengarahkan penonton pada satu kesimpulan secara langsung.
4.1.7 Unsur-unsur dokumenter 4.1.7.1 Unsur Visual : 1.
Observasionalisme Reaktif Pembuatan film dokumenter dengan bahan yang sebisa mungkin diambil langsung dari subyek yang difilmkan. Hal ini berhubungan dengan ketepatan observasi oleh operator kamera/sutradara. 2. Observasionalisme Proaktif Pembuatan film dokumenter dengan memilih materi film secara khusus sehubungan dengan observasi terdahulu oleh operator kamera/sutradara. 3. Mode Ilustratif Pendekatan terhadap dokumenter yang berusaha menggambarkan secara langsung tentang apa yang dikatakan oleh narator/voice over . 4. Mode Asosiatif Pendekatan dalam dunia dokumenter yang berusaha menggunakan potongan-potongan gambar dengan berbagai cara. Dengan demikian, diharapkan arti metafora dan simbolis yang ada pada informasi harafiah dalam film,dapat terwakili. Dari point-point Unsur Visual tersebut, dalam tugas akhir ini Penulis memilih mode ilustratif dan mode asosiatif. Hal tersebut dimaksudkan untuk mencapai komunikasi yang maksimal kepada penonton.
4.1.8 Bentuk Bertutur Film Dokumenter Beberapa contoh bentuk bertutur dalam film dokumenter antara lain adalah : 1. Laporan Perjalanan Penuturan model laporan perjalanan mendokumentasikan pengalaman yang didapat selama melakukan perjalanan jauh. 2. Sejarah Merepresentasikan fakta sejarah sesuai dengan periode (waktu peristiwa sejarah), tempat (lokasi peristiewa sejarah) dan pelaku sejarah. 3. Potret/Biografi. Representasi kisah pengalaman hidup seorang tokoh terkenal ataupun anggota masyarakat biasa yang riwayat hidupnya dianggap hebat, menarik,unik, atau menyedihkan. 4. Perbandingan. Mengetengahkan perbedaan situasi atau kondisi, dari satu objek/subjek dengan yang lainnya. 5. Kontradiksi. Dari sisi bentuk maupun isi, tipe ini memiliki kemiripan dengan tipe perbandingan; hanya saja tipe kontradiksi cenderung lebih kritis dan radikal alam mengupas permasalahan.
6
6.
Ilmu Pengetahuan Menyampaikan informasi mengenai suatu teori, system,berdasarkan disiplin ilmu tertentu. 7. Nostalgia Mengangkat suatu kisah kilas-balik. 8. Rekonstruksi Pecahan-pecahan atau bagian-bagian peristiwa masa lampau maupun masa kini disususun atau direkonstruksi berdasarkan fakta sejarah. 9. Investigasi Mengetengahkan adegan-adegan terhadap sebuah persitiwa yang coba diungkap karena masih menjadi misteri atau tidak pernah terungkap jelas. 10. Association Picture Story Disebut sebagai film eksperimen atau film seni. Gabungan gambar, music dan suara atmosfer (noise) secara artisitik menjadi unsur utama. 11. Buku Harian Penuturannya sama seperti catatan pengalaman hidup sehari-hari dalam buku harian pribadi. 12. Dokudrama Rekonstruksi suatu peristiwa atau potret mengenai seseorang yang direpresentasikan secara kreatif, dalam tipe ini subjek yang berperan adalah artis film karena gaya bertutur ini memiliki motivasi komersial.
4.1.9 Teori Struktur plot 1. 2.
3.
Act I : Awal dari cerita Biasanya dimulai dengan pengenalan akan karakter dan set yang dipilih. Act II : Pertengahan dari cerita Berisikan tentang karakter dan tindakannya terhadap masalah yang ada dimana klimaksnya ada pada di bagian ini juga. Act III : Akhir dari cerita Berisikan kesimpulan dari cerita baik diakhiri dengan senang, sedih atau perasaan lainnya.
4.1.10 Teori warna Henry Dreyfuss mengatakan bahwa warna digunakan dalam simbol-simbol grafis untuk mempertegas maksud dari simbol-simbol tersebut . Warna mampu memberikan impresi yang cepat dan kuat. Kemampuan warna menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek-efek tertentu. Secara psikologis diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs.Mansyur tentang warna sebagai berikut : Warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis danturut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda. Dari pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka. Berikut adalah arti warna yang terbagi dalam 4 kelompok, yaitu : 1. Cool color (calming) : Biru, hijau,turquoise, perak. 2. Color (Exciting) : Merah, oranye, kuning, emas 3. Mixed color/warm color : Ungu, lavender, hijau 4. Neutral color (unifying) : Cokelat, beige, ivory, abu-abu, hitam
4.1.11 Teori Nirmana Nirmana berbicara tentang harmoni, keselarasan soal rasa, dan impresi pada sebuah bentuk. nirmana tidak hanya mencakup 2 dan 3 dimensi saja melainkan menjelajah sebuah ruang yang disebut dengan ruang maya. Ruang Maya adalah ruang tiga dimensi semu, yakni ruang datar dua dimensi tetapi bentuk raut yang menempati ruang tersebut direka sedemikian rupa sehingga terlihat seperti tiga dimensi. Dalam konteks tersebut, dalam tugas akhir ini penulis mengaplikasikan Nirmana Ruang Maya dalam film animasi dokumenter Fatmawati Sukarno. Penulis memilih konsep tersebut, dimaksudkan untuk melahirkan ide yang imajinatif dan emosional agar mencapai komunikasi yang maksimal kepada penonton.
7
4.1.12 Bentuk berupa garis Dua pengertian mengenai garis, sebagai berikut : 1. Suatu hasil goresan yang disebut garis nyata atau kaligrafi 2. Batas atau limit suatu benda, batas sudut ruang, batas warna, bentuk massa, rangkaian massa, dan lain-lain yang disebut garus semu atau maya.
4.1.13 Teksture Teksture adalah nilai atau ciri khas suatu permukaan atau raut. Setiap bentuk atau benda apa saja di alam ini termasuk karya seni mesti memiliki permukaan atau raut. Teksture dapat dikelompokan menjadi 3, yaitu 1. Teksture Nyata Teksture nyata dapat berwujud teksture alam dan teksture buatan. • Teksture nyata dapat difungsikan sebagai dominasi atau daya tarik untuk memperoleh keindahan. • Teksture nyata amat berguna untuk membantu memperoleh keindahan terpadu dengan kekuatan. 2. Teksture Semu Teksture yang kekasaran rautnya bersifat semu, artinya kasar tetapi jika diraba halus. 3.
Teksture halus Teksture yang dilihat halus, diraba pun halus. Teksture halus merupakan permukaan yang biasa terlihat sehari-hari pada berbagai objek, sehingga kurang diperhitungkan nilai keindahannya.
Dari point diatas, penulis mengaplikasikan Teksture Nyata dalam film animasi dokumenter Fatmawati Sukarno. dimaksudkan untuk memperoleh keindahan dan daya tarik pada film animasi dokumenter Fatmawati Sukarno.
4.1.14 Illustrasi Illustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk. Menurut Otto Kleppners metode-metode yang efektif untuk memvisualisasikan illustrasi adalah Dramatization of a single situation Illustrasi yang ditampilkan tersebut diolah sedemikian rupa sehingga dapat memperlihatkan suatu keadaan tertentu. 2. Dramatization of evidence Illustrasi yang menunjukkan atau membuktikan fakta-fakta. 3. Continuity strip dramatitation of a sequence Illustrasi yang menunjukkan urutan suatu cerita ataupun pengalaman seseoarang, pada sebuah bingkai gambar secara berurutan. Dalam tugas akhir ini penulis mengaplikasikan illustrasi pada film animasi dokumenter Fatmawati Sukarno. Diharapkan dengan bantuan visual illustrasi, film animasi dokumenter Fatmawati Sukarno mudah dipahami dan mempunyai daya tarik kepada generasi muda. 1.
4.1.15 Metode Pipeline Film Animasi Dokumenter Dalam tahap ini, akan menjabarkan proses pembuatan yang dilakukan dalam pembuatan film animasi dokumenter, dengan urutan sebagai berikut : A. Tahap Pra Produksi 1. Brainstorming dan Mind Mapping Proses pembentukan ide yang maksimal terhadap isu yang hendak didokumentasikan, mind mapping digunakan untuk memperoleh kreatif akan isu yang akan diangkat. Ditahap ini akan terbentuk satu tema yang akan diangkat dan memfokuskan dalam pengembangan keseluruhan cerita yang ingin diangkat. 2. Riset Mengumpulkan data atau informasi melalui observasi mendalam mengenai tema yang akan diangkat. 3. Treatment Menentukan jalan cerita dan pembentukan visual, narasi dari yang akan dibuat.
8
4.
Penulisan Naskah Menuliskan pembuatan cerita dari hasil riset sehingga menjadi sebuah alur cerita yang menarik dalam sebuah film animasi dokumenter. 5. Storyboard Menggambarkan visual awal dari tiap adegan, sesuai dengan alur cerita yang telah di buat. B. Tahap Produksi 1. Character Design dan Visual Element Production Membuat karakter-karakter yang terkait dengan film animasi dokumenter, serta pembuatan setting, perancangan judul, teks dan mood. Dalam film animasi dokumenter ini pengerjaan akan menggunakan Adobe Photoshop. 2. Voice Over Proses perekaman suara narator yang akan menjadi pedoman dalam melakukan animasi. 3. Animasi tahap awal Proses animasi dari gerakan-gerakan karakter serta elemen visual lainnya yang terdapat dalam film animasi dokumenter. Pengerjaan menggunakan Adobe AfterEffect dan Autodesk 3ds Max untuk pengerjaan camera mapping. C. Tahap Pasca Produksi 1. Compositing dan Editing Gambar-gambar visual mulai dari karakter dan environment yang telah dibuat, kemudian dicompose untuk menjadi satu kesatuan animasi yang bercerita. Setelah itu dilakukan editing untuk membentuk alur cerita sesuai storyboard yang telah dibuat. Proses dilakukan dengan Adobe After Effects dan Adobe Premier Pro. 2. Sound Editing Melakukan editing terhadap elemen-elemen suara yang akan dimasukan ke dalam film animasi dokumenter, serta menambahkan elemen-elemen suara lain untuk mendukung mood dalam film animasi dokumenter. 3. Final render Hasil render terakhir dan film sudah layak tayang.
4.2 4.2.1
Strategi Kreatif Strategi Komunikasi Melihat tema Fatmawati Sukarno yang diangkat merupakan tema sejarah, penulis membuat strategi komunikasi dengan cara bertutur seperti buku harian, sehingga penonton dapat merasakan apa yang dirasakan oleh Fatmawati Sukarno.
4.2.1.1 Fakta Kunci 1.
Fatmawati Sukarno adalah salah satu pahlawan wanita Indonesia sekaligus Ibu Negara Pertama RI. Fatmawati Sukarno mengarahkan ke lima anaknya agar mencintai seni kebudayaan Indonesia. Salah satunya mempelajari tari tradisional sejak kecil. Fatmawati Sukarno lebih memilih hidup dalam kesederhanaan di rumah yang ia bangun tanpa campur tangan siapapun. Fatmawati Sukarno keluar dari Istana Merdeka karena prinsip antipoligaminya.
2. 3. 4.
4.2.1.2 Masalah yang Dikomunikasikan Masalah yang dikomunikasikan adalah sosok Fatmawati Sukarno dalam berpegang teguh pada prinsip nasionalis, hidup sederhana dan menjunjung tinggi emansipasi wanita yang dapat dijadikan contoh teladan generasi muda.
4.2.1.3 Tujuan Komunikasi 1.
Membuka wawasan masyarakat tentang pandangan nasionalis, hidup sederhana dan menjunjung tinggi emansipasi wanita. Menginformasikan audiens bahwa ada nilai-nilai yang terkandung dalam tindakan Fatmawati Sukarno Meningkatkan rasa nasionalis, hidup sederhana dan menjunjung tinggi emansipasi wanita di kalangan generasi muda.
2. 3.
4.2.1.4 Profil Target Audiens A. Targer Primer 1. a. b.
Demografi Usia Jenis kelamin
: 19-25 : Perempuan maupun laki-laki
9
c. d. 2. • 3. •
Kelas ekonomi : Menengah keatas Status : Pelajar (SMA atau Perguruan Tinggi) Psikografi Kurang memiliki ketertarikan di bidang sejarah. Geografis Berada di kota-kota besar seperti Jakarta.
4.2.1.5 Judul Film Judul film yang penulis gunakan adalah “Teratai Anggun dari Bengkulu”. TerataiAnggun dari Bengkulu adalah julukan yang dikenal untuk Fatmawati Sukarno. Filosofi Teratai : • Teratai hidup di kolam yang keruh dan kotor, namun dirinya tetap indah • Dimanapun bunga teratai dan di air apapun bunga teratai hidup, pasti ia akan tetap anggun, cantik rupawan, molek dan indah dipandang mata • Teratai masih tegar berdiri diatas air yang kotor sekalipun • Teratai personifikasi dari Fatmawati Sukarno • Fatmawati Sukarno yang mendambakan kebahagiaan berumur panjang, namun realitas kehidupan, harapan, sering kali berbeda dengan kenyataan.
4.2.1.6 Sinopsis Cerita Fatmawati Sukarno adalah sang First Lady Indonesia yang perannya mendampingi Presiden Sukarno, namun jasanya tidak kalah pentingnya dengan orang no.1 Indonesia. Fatmawati Sukarno adalah wanita yang low profile, perasaan Fatmawati Sukarno gampang tersentuh oleh kesusahan hidup yang dialami orang lain. Sensitifitas itulah yang antara lain membuat batin Fatmawati Sukarno dekat dengan kaum dhuafa. Dan itu terlihat ketika ia mengunjungi kampung-kampung untuk melihat dari dekat kehidupan masyarakat pinggiran, termasuk berbagai persoalan yang menindihnya. Fatmawati Sukarno adalah first lady Indonesia, namun kehidupannya jauh dari kemewahan. Beliau adalah wanita yang bersahaja, dengan penampilan tanpa balutan busana mewah atau perhiasan melimpah. Rasa Nasionalis beliau yang begitu tinggi, ia terapkan mulai dari koleksi kain-kain asli budaya Indonesia, suara nya yang merdu ia mempopulerkan lagu-lagu daerah yang menjadi kekayaan bumi pertiwi. Lagu angin mamiri adalah salah satu lagu favoritenya yang kemudian menjadi popular, ia juga mengajarkan kepada ke lima anaknya untuk mencintai kebudayaan Indonesia, dengan mengajarkan mereka beberapa tarian asli Indonesia. Beliau adalah wanita yang memiliki pendirian kuat. Dalam hidup berumah tangga, pendirian beliau tegas yakni hanya ada satu suami dengan satu istri. Maka ketika bung Karno meminta izin untuk menikah kembali, dengan perasaan yang sedih, kaget dan sikap tenang, beliau pergi meninggalkan istana merdeka. Perjalanan panjang dan berliku yang diakibatkan oleh kekukuhan Fatmawati Sukarno dalam berprinsip poligami, membuat ke lima anaknya harus menghadapi kenyataan ayah dan ibunya hidup berjauhan.
4.2.1.7 Treatment Untuk memudahkan pemahaman penonton, penulis menggunakan alur maju yang linear, dengan klimaks yang terdapat pada akhir chapter menjunjung tinggi emansipasi wanita. Penulis membagi cerita film animasi dokumenter menjadi 3 chapter, dimana masing-masing chapter akan memiliki pembahasan tersendiri, yaitu 1. Nasionalisme. Pada bagian ini adalah kumpulan-kumpulan cerita bagaimana cara Fatmawati Sukarno dalam menjalankan prinsip nasionalisnya, melalui musik tradisional, baju adat, menanam jiwa nasionalis kepada ke-5 anaknya, yang kemudian diakhiri dengan quote Fatmawati Sukarno tentang nasionalis. 2. Hidup Sederhana. Fatmawati Sukarno yang kehidupan nya jauh dari kemewahan, mulai dari rumahnya yang sederhana, bercengkrama dengan kaum dhuafa dan yatim piatu, yang kemudian diakhiri dengan quote Fatmawati Sukarno tentang hidup sederhana. 3. Menjunjung Tinggi Emansipasi Wanita. Menjelaskan tentang bagaimana cara Fatmawati Sukarno dalam mempertahankan prinsip antipoligami, mulai dari kumpulan-kumpulan foto bahagia beliau bersama bung Karno, memangkas rambut sebagai wujud kekecewaan dia terhadap bung Karno, keluar
10
dari istana demi mempertahankan prinsip antipoligaminya, hingga bung karno menutup usia, beliau menuliskan Tjintamu menjiwai rakyat, tjinta fat. 4. Ending Muncul tulisan “Fatmawati Sukarno” 1923-1980.
Diagram tensi cerita per Chapter Diagram 1.1
4.2.2
Strategi Desain Animasi dokumenter ini menggunakan sisi visual narasi sebagai tonggak utama dalam strategi penceritaan sehingga membutuhkan komposisi dan koordinasi yang berkesinambungan antara visualisasi (visual style dan motion style) yang bertutur seperti buku harian.
4.2.2.1 Perancangan Look/mood Visual A. Pemilihan style atau gaya gambar Dalam film ini penulis menggunakan gaya penggambaran illustrasi dengan acuan visual yang digunakan dalam film yang berjudul “Nelson Mandela, Waltz with Bashir dan The Ronin ” • Style untuk karakter utama dalam film “Waltz with Bashir”
Gambar 1.11 Contoh karakter dalam film waltz with bashir • Style Untuk Karakter Figuran dalam film “Nelson Mandela”
Gambar 1.12 Contoh karakter figuran dalam film Nelson Mandela
11 • Style untuk Environment “The Ronin”
Gambar 1.13 Contoh environment dalam film “The Ronin”
4.2.2.1.2
Pemilihan warna Warna-warna yang digunakan dalam film animasi dokumenter Fatmawati Sukarno, yaitu 1. Merah Semangat, Kuat, Aktif, Berani, Marah
2.
Gambar 1.14 Pallet Warna Merah Coklat Warna natural, Bijaksana, Sopan, Hemat, Kehormatan
3.
Gambar 1.15 Pallet Warna Coklat Ungu Duka cita, sakit
Gambar 1.16 Pallet Warna Ungu
1.2.2.1.3
Pemilihan Typeface Jenis huruf yang dipilih ada tiga, yaitu • Veteran Typewriter akan diaplikasikan untuk quote dari setiap akhir chapter.
12
•
Gambar 1.17 Contoh font Veteran Typewriter Acorn Swash Altern akan diaplikasikan untuk teks Judul “Teratai Anggun dari Bengkulu”
•
Font King akan diaplikasikan untuk teks sub-judul
Gambar 1.18 Contoh font Acorn Swash Altern
Gambar 1.19 Contoh font King Ketiga pemilihan typeface diatas untuk mencerminkan sifat klasik, anggun, kuat, bersahaja dan mood font sesuai dengan tema yang berhubungan dengan sejarah.
4.2.2.1.4
Perancangan Motion Style Penulis menggunakan elemen 2d sebagai penyampain pesan dan gambar, namun menggunakan 3d space, teknik kamera layer 3d, dan depth sebagai penyampaian mood yang dipadukan dengan narasi sebagai orang pertama dalam penyampain bahasa.
13