Mariati, Konsep dan Aplikasi Iptek Nuklir di Sekolah Menengah Atas
KONSEP DAN APLIKASI IPTEK NUKLIR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (CONCEPTS AND APPLICATIONS SCIENCE AND TECHNOLOGY NUCLEAR IN SENIOR SECONDARY SCHOOL) Mariati Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Gunung Sahari Raya Nomor 4A, Jakarta Pusat e-mail:
[email protected] Diterima tanggal: 02/02/2012; Dikembalikan untuk revisi tanggal: 03/03/2012; Disetujui tanggal: 15/02/2013 Abstrak: Studi ini bertujuan untuk mengkaji kurikulum Sekolah Menengah Atas tentang ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir pada standar isi, buku pelajaran, metode pembelajaran, dan pemahaman guru. Sampling kajian ditentukan secara purposif di enam provinsi, yaitu: Daerah Istimewa Yogyakarta; Jawa Timur; Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, dan Sulawesi Selatan. Responden terdiri atas guru Biologi, Fisika, dan Kimia masing-masing 18 orang setiap provinsi. Studi dilakukan melalui survei dan focus group discussion. Hasil studi menunjukkan bahwa iptek nuklir pada Standar Isi cukup memadai, namun dalam aplikasi sangat kurang. Ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir dalam buku pelajaran lebih banyak teori dan kurang kontekstual. Pembelajaran iptek nuklir pada umumnya dilakukan dengan metode ceramah, diskusi, dan penugasan. Pemahaman guru tentang konsep dan aplikasi iptek nuklir masih rendah. Studi merekomendasikan aplikasi iptek nuklir masa kini ditambahkan ke dalam Standar Isi, sekolah perlu melakukan sosialisasi agar pemahaman iptek nuklir lebih baik, begitu juga perlu menambah buku suplemen atau model pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi agar pembelajaran iptek nuklir lebih efektif, efisien, dan menyenangkan. Kata kunci: ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir, fisika, kimia, biologi, Sekolah Menengah Atas Abstract: This study aimed to examine the curriculum at the senior secondary school related to nuclear science and technology in content standards, textbooks, teaching methods, and teacher understanding. Locations determined by purposive sampling in six provinces namely Yogyakarta, East Java, West Nusa Tenggara, East Kalimantan, Riau Islands, and South Sulawesi. The respondent are a teachers of Biology, Physics, and Chemistry respectively 18 people in each province. The research method is a survey and focus group discussion. The study shows that nuclear science content standards are adequate, but the application of nuclear science and technology of today need to be added. Textbooks used is more theory and less contextual of life. Nuclear science and technology learning in general lectures, discussions and giving assignments. Teachers’ understanding of the concepts and applications of nuclear science and technology is still low. The study recommends the present applications of nuclear science and technology need to be added to the content standards,
schools need to socialize to the
understanding of nuclear science and technology is better, should be made in the book supplements or media-based learning model using information and communication technology to support learning of nuclear science and technology for effective, efficient, and fun learning. Keywords: nuclear science, physics, chemistry, biology, and senior secondary school
63
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 1, Maret 2013
Pendahuluan
Three Mile Island (USA) pada tanggal 28 Maret
Pemahaman masyarakat terhadap ilmu penge-
1979 dan 26 April 1986 di Chernobyl di Ukraina
tahuan dan teknologi (iptek) nuklir masih terkesan
(Antara News, 3 Juli 2007), serta peristiwa ledakan
negatif. Nuklir sering identik dengan bahaya,
di PLTN di Fukushima Jepang pada tanggal 11
pencemaran, bom atom, dan hal-hal negatif
Maret 2011 memperburuk pemanfaatan nuklir.
lainnya. Pa dahal, nuklir tidakla h selamanya
Bad an
berbahaya, justru seiring dengan meningkatnya
International Atomic Energy Agency) merupakan
iptek nuklir bisa bermanfaat untuk kesejahteraan
salah satu badan internasional yang bertanggung
manusia. Pemanfaatan iptek nuklir di Indonesia
jawab untuk mengkampanyekan penggunaan
untuk mendukung kebutuhan pangan, industri, air,
energi nuklir untuk maksud damai dalam bidang
dan energi sudah diperkenalkan oleh Badan
pangan, kesehatan, pertanian, dan industri.
Tenaga Nukl ir N asional (BATAN) seja k be r-
Kepala Pusat Aplikasi Iptek Isotop dan Radiasi
operasinya reaktor atom pertama tahun 1964 di
Badan Energi Nuklir Nasional (Batan) Zainal Abidin,
Bandung. Pada tahun 1970-an pemanfaatan iptek
mengajak masyarakat untuk tidak selalu berpikiran
nuklir sudah digunakan untuk mencari kebocoran
neg atif menge nai i ptek nukli r (Kompas, 23
air dari berbagai dam, mengukur debit air sungai,
Februari 2009). Pemanfaatan iptek nuklir untuk
mencari sumber air tanah dalam yang akan
PLTN walaupun secara nyata tidak memancarkan
digunakan sebagai sumber air di daerah yang sulit
emisi gas rumah kaca seperti ungkapan Moore
mendapatkan air, dan sebagainya. Di bidang
pakar lingkungan dan pendiri Greenpeace (www.
energi, pemanfaatan iptek nuklir untuk men-
greenspiritstrategis.com), namun tetap menda-
dukung pengembangan eksplorasi dan eksploitasi
patkan penolakan di masyarakat. BATAN (2009)
panas bumi telah dilakukan di Indonesia sejak 25
sebagai lembaga resmi yang bergerak di bidang
tahun lalu (BATAN, 2008). Di bidang pertanian,
penelitian iptek nuklir sudah mulai mensosia-
berbagai jenis bibit unggul sudah dihasilkan, di
lisasikan pemanfaatan dari iptek nuklir kepada
bidang peternakan dan perikanan, pemanfaatan
dunia pendidikan dan masyarakat umum sejak
iptek nuklir untuk pe ngembangan te knologi
1970-an (http://www.batan.go.id).
Energi
Atom
Int ernasiona l
(I AEA:
nutrisi/pakan ternak dan teknis reproduksi sudah
Dalam sistem pendidikan di Indonesia belum
mulai diperkenalkan di berbagai daerah. Peman-
sepenuhnya prokonsep nuklir. Pendidikan Iptek
faatan nuklir dalam bentuk PLTN (pembangkit listrik
Nuklir sudah dimuat dalam kurikulum mata
tenaga nuklir) merupakan solusi penyelesaian
pelajaran IPA, yaitu Biologi, Fisika, dan Kimia,
penyediaan energi jangka panjang di Indonesia
terutama di SMA. Kenyataan menunjukkan bahwa
(Yoga. Eko. Al vini , 20 07). Dem ikia n pula
dari 224 juta jiwa penduduk Indonesia pada tahun
pengembangan pupuk bio dengan iptek nuklir
2007, hanya 2,75% yang dapat mengenyam pen-
untuk pupuk da lam meningk atan kua lita s,
did ikan
peningkatan produksi untuk menjamin pupuk bio
depdiknas.go.id/statistik). Dari jumlah tersebut
yang lebih friendly, efektif, dan lebih murah
kurang dari setengahnya saja yang masuk ke
(Kompas, 24 Februari 2009).
jurusan IPA yang kemudian akan mempelajari
SMA/MA
(Dep diknas:
http ://w ww.
Walaupun pemanfaatan iptek nuklir masa kini
Fisika, Kimia dan Biologi. Jika pendidikan Iptek
sudah tampak, namun pola pikir masyarakat masih
Nuklir hanya diberikan kepada pelajar SMA/MA
didominasi oleh rasa takut menanggung resiko
jurusan IPA yang jumlahnya sangat sedikit, maka
yang mengalahkan budaya inovatif mereka (Keppi
akan sangat sulit untuk membuat dunia pen-
Sukesi, Sugiyanto, Sumardi Hs, dkk. 2008).
didikan dan lebih luas lagi masyarakat Indonesia
Pemahaman yang rendah tersebut akibat adanya
dengan jumlah penduduk 224 juta jiwa menjadi
pemanfaatan iptek nuklir dalam dunia militer
paham dengan iptek nuklir.
sebagai senjata pemusnah masal di Hiroshima dan
Per masa lahan yang dia sumsikan terj adi
Nagasaki, sehingga kesan yang terbangun dari
berkaitan dengan kurikulum yaitu: 1) apakah
energi nuklir identik dengan senjata bom atom
materi Ipte k Nuklir dalam standa r isi telah
dan pep erangan, atau berhubungan dengan
memadai?; 2) apakah materi Iptek Nuklir dalam
kecelakaan dan radiasi nuklir. Radiasi nuklir di
buku pelajaran telah mencukupi?; 3) apakah
64
Mariati, Konsep dan Aplikasi Iptek Nuklir di Sekolah Menengah Atas
metode pembelajaran telah menunjang dalam
menjadi panas di dalam medium bahan bakar
penyampaian materi Iptek Nuklir?; 4) bagaimana
(Sidik Permana: http://io.ppi-jepang.org).
pemahaman guru terhadap konsep dan aplikasi Iptek Nuklir?
Konsep Iptek Nuklir di sekolah dibahas dalam mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi. Fisika
Studi ini bertujuan untuk menganalisis dan
mer upak an salah sat u ca bang Sai ns y ang
mengidentifikasi tentang: a) materi Iptek Nuklir
mempelajari hukum-hukum alam dalam bentuk
dalam Standar Isi; b) materi Iptek Nuklir dalam
materi dan energi dan interaksi di antaranya.
buku pelajaran; c) pembelajaran Iptek Nuklir; dan
Sebagai cikal bakal ilmu pengetahuan modern
d) pema hama n guru t erha dap konsep d an
yang dibangun oleh Galileo pada abad 16-an,
aplikasi iptek nuklir.
Fisika merupakan paduan antara analisis deduktif dan proses induktif yang mengandalkan dukungan
Kajian Literatur
pengamatan empiris (Hewit, 1998). Fisika dibagi
Konsep Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
menjadi berbagai cabang, yaitu keadaan fisik zat
Nuklir
padat dan zat cair, kinematika dan dinamika gerak,
Nuklir adalah kata sifat yang khusus berhubungan
kelistrikan, elektronika, kemagnetan, optik,
dengan nucleus atau inti atom. Reaksi nuklir
akustik (bunyi), panas, dan termodinamika, fisika
adalah reaksi yang melibatkan inti atom. Biasanya
nuklir dan fisika partikel. Nuklir yang dibahas dari
terjadi antara inti atom dengan inti atom atau
sudut pandang fisika antara lain reaksi inti dan
dengan partikel elementer yang menghasilkan
radioaktivitas.
produk yang berbeda dengan inti atom atau
Kimia adalah ilmu yang mempelajari menge-
partikel sebelum reaksi. Secara umum, reaksi
nai komposisi dan sifat zat atau materi dari skala
nuklir dapat dibedakan menjadi nuclear fusion
atom hingga molekul serta pe rubahan atau
(reaksi penggabungan) fisi (reaksi pembelahan).
transformasi serta interaksinya untuk membentuk
Reaksi fusi nuklir (nuclear fusion) merupakan
materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga
penggabungan dua buah inti atom untuk meng-
mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom
hasilkan yang lebih berat. Reaksi ini diikuti oleh
indivi du d enga n tujua n untuk mene rapk an
pelepasan atau penyerapan energi serta partikel-
pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik.
partikel elementer fusi atom Deuterium (2H)
Terdapat pula beberapa cabang antarbidang dan
dengan Tritium (3H) atau (D-T Fusion) akan meng-
cabang-cabang yang lebih khusus dalam Kimia,
hasilkan sebuah atom Helium (He) dan neutron
antara lain kimia organik, anorganik, kimia fisik,
(n) disertai pelepasan energi. Reaksi fisi nuklir
dan kimia nuklir. Transmutasi bagian terbesar dari
(nuclear fision) adalah peristiwa pecahnya inti atom
Kimia Nuklir, yaitu perubahan atau konversi satu
menjadi dua atau tiga buah inti atom lain yang
objek menjadi objek lain. Transmutasi unsur kimia
lebih ringan. Proses reaksi biasanya berawal dari
terjadi melalui reaksi nuklir dan disebut dengan
penetrasi partikel elementer neutron ke dalam inti
transmutasi nuklir. Transmutasi alami terjadi bila
atom yang kemudian menjadi tidak stabil dan
unsur radioaktif secara spontan meluruh melalui
akhirnya pecah menjadi dua inti atom lain yang
suatu periode waktu yang panjang dan berubah
disebut produk fisi. Selain produk fisi, biasanya
menjadi unsur lain yang lebih stabil. Transmutasi
dilepaskan pula beberapa buah neutron (n) dan
buatan terjadi pada mesin yang memiliki cukup
energi dalam bentuk panas dan radiasi gamma.
energi untuk menyebabkan perubahan pada
Energi yang dibebaskan dalam proses reaksi nuklir
struktur nuklir unsur tersebut. Mesin yang mampu
disebut energi nuklir. Proton dan neutron adalah
menyebabkan transmutasi buatan, antara lain
par tike l be bas, sehingg a ke tika ber gabung
akselerator partikel dan reaktor tokamak.
membentuk satu inti atom, partikel-partikel ini
Adapun Biologi (ilmu hayat) adalah ilmu
terikat oleh energi yang disebut energi ikat.
mengenai kehidupan. Objek kajian Biologi sangat
Sebagian dari energi ikat yang dilepaskan dalam
lua s da n me ncak up semua mak hluk hid up.
proses reaksi fisi nuklir inilah yang menjadi sumber
Karenanya, dikenal berbagai cabang Biologi yang
energi. Sekitar 80% energi nuklir adalah dalam
mengkhususkan diri pada setiap kelompok orga-
bentuk energi kinetik yang kemudian terdisipasi
nisme, seperti Botani, Zoologi, dan Mikro-Biologi.
65
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 1, Maret 2013
Berbagai aspek kehidupan dikaji. Ciri-ciri fisik
bidang energi dapat dijelaskan dalam mata
dipelajari dalam Anatomi, sedang fungsinya dalam
pelajaran Fisika. Adapun pemanfaatan radiasi dari
Fisiologi. Perilaku makhluk hidup dipelajari dalam
unsur radioaktif tidak saja menjadi dominasi
Ekologi, baik pada masa sekarang dan masa lalu
materi dalam pelajaran Fisika melainkan dapat
(d ipel ajar i da lam Biologi
d an
pula dimuatkan dalam mata pelajaran Kimia dan
Paleobiologi). Biologi Radiasi dan Biologi Terapi erat
Biologi. Tabel 1 menunjukkan konsep iptek nuklir
kaitannya dengan nuklir. Radiasi adalah energi
dan penerapannya pada SI mata pelajaran Fisika,
yang dipanca rkan dal am bent uk gelom bang
Kimia, dan Biologi.
Ev olusione r
elektromagnetik atau partikel yang menimbulkan ef ek
p ada
asam
deoksib ribonukle at
a ta u
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Deaoxyribonucleid Acid (DNA). Oleh karena itu, di
Materi pendidikan Iptek nuklir cukup banyak oleh
dalam biologi radiasi dipelajari efek deterministik
ka rera itu tid ak m ungk in untuk dim uatk an
radiasi pada kesehatan manusia.
seluruhnya ke dalam buku pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi di SMA/MA. Hanya materi yang bersifat
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir dalam
mendasar dan strategis saja yang mungkin dapat
Standar Isi
disampaikan dalam buku pelajaran di SMA/MA.
Sta ndar I si (SI ) seba gaima na dia tur da lam
Beberapa buku dari berbagai penerbit yang
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
banyak digunakan guru dan peserta didik saat ini
Tahun 2006 (Depdiknas, 2006) berisi tentang
sudah memasukkan teori pendidikan Iptek Nuklir
materi minimal dan tingkat kompetensi minimal
secara rinci. Namun semuanya yang dimuat belum
untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada
mencakup prinsip dasar dan komponen strategis
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Konsep
dari pendidikan Iptek Nuklir yang mutakhir. Apalagi
pendidikan Iptek Nuklir, walaupun tidak sama
bahasan setiap buku hampir mirip satu dengan
persis tetapi cukup sesuai dengan SI di dalam
lainnya (Eko Mahdi, Dhandang, dkk. 2009). Tabel
rumusan Standar Kompetensi (SK) dan Kom-
2 menyajikan hasil analisis buku pelajaran Fisika,
petensi Dasar (KD) mata pelajaran Fisika SMA/MA
Kimia, dan Biologi.
kelas XII semester II dinyatakan sebagai berikut:
Hasil analisis buku pelajaran di SMA me-
“Menunjukkan aplikasi konsep fisika inti dan
nunjukkan berba gai kelem ahan dalam buku
radioaktivitas dalam teknologi dan kehidupan
pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi yang dipakai
sehari-hari”. Pemanfaatan iptek nuklir dalam
guru dan siswa. Teori yang terlalu tinggi untuk
Tabel 1. Distribusi Materi Iptek Nuklir pada Pelajaran Fisika, Biologi, Kimia SMA/MA Iptek nuklir Bidang Isi materi
Mata Pelajaran
Biologi
Pertanian
pencarian bibit unggul, pengendalian hama Kimia
66
SK dan KD Standar Isi SK: Memahami prinsip dasar bioteknologi serta implikasinya pada salingtemas KD: - Menjelaskan arti, prinsip dasar, dan jenisjenis bioteknologi - Menjelaskan dan menganalisis peran bioteknologi serta implikasinya pada salingtemas SK: Memahami karakteristik unsur-unsur penting, kegunaan dan bahayanya, serta terdapatnya di alam KD: Mendeskripsikan unsur-unsur radioaktif dari segi sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia, kegunaan, dan bahayanya
Kelas XII/2
XII/1
Mariati, Konsep dan Aplikasi Iptek Nuklir di Sekolah Menengah Atas
Fisika
Makanan, minuman
pengawetan makanan, pencarian sumber mata air Kimia
Biologi
Biologi
Kesehatan
pengobatan kanker, pembuatan radiofarmaka Kimia
Fisika
Kimia
Industri
pengukuran tebal bahan, Pengerasan material, sterilisasi bahan, pencarian kebocoran (pipa, bendungan), detektor asap
Energi
Reaktor fisi: reaktor pembangkit listrik Reaktor fusi: reaktor pembangkit listrik. Batere nuklir
Fisika
Fisika
SK: Menunjukkan penerapan konsep fisika inti dan radioaktivitas dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari KD: - Mendeskripsikan pemanfaatan radioaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari SK: Memahami karakteristik unsur-unsur penting, kegunaan dan bahayanya, serta terdapatnya di alam KD: Mendeskripsikan unsur-unsur radioaktif dari segi sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia, kegunaan, dan bahayanya SK: Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip hereditas serta implikasinya pada Salingtemas KD: Menjelaskan peristiwa mutasi dan implikasinya dalam salingtemas SK: Memahami prinsip dasar bioteknologi serta implikasinya pada salingtemas KD: - Menjelaskan arti, prinsip dasar, dan jenisjenis bioteknologi - Menjelaskan dan menganalisis peran bioteknologi serta implikasinya pada salingtemas SK: Memahami karakteristik unsur-unsur penting, kegunaan dan bahayanya, serta terdapatnya di alam KD: Mendeskripsikan unsur-unsur radioaktif dari segi sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia, kegunaan, dan bahayanya SK: Menunjukkan penerapan konsep fisika inti dan radioaktivitas dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari KD: - Mengidentifikasi karakteristik inti atom dan radioaktivitas - Mendeskripsikan pemanfaatan radioaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari SK: Memahami karakteristik unsur-unsur penting, kegunaan dan bahayanya, serta terdapatnya di alam KD: Mendeskripsikan unsur-unsur radioaktif dari segi sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia, kegunaan, dan bahayanya SK: Menunjukkan penerapan konsep fisika inti dan radioaktivitas dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari KD: - Mengidentifikasi karakteristik inti atom dan radioaktivitas - Mendeskripsikan pemanfaatan radioaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari SK: Menunjukkan penerapan konsep fisika inti dan radioaktivitas dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari KD: - Mengidentifikasi karakteristik inti atom dan radioaktivitas - Mendeskripsikan pemanfaatan radioaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari
XII/2
XII/1
XII/1
XII/2
XII/1
XII/2
XII/1
XII/2
XII/2
Sumber: Dhandang, Eko Madi, Zubaidah, Rismianto, Mariati, Etty Sofiatiningrum, Sri Hidayati, Dimas Irawan. Hasil Analisis Standar Isi Fisika, Kimia, dan Biologi di SMA (2009)
67
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 1, Maret 2013
Tabel 2. Analisis Buku Pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi SMA/MA
Buku Pelajaran Fisika
Analisis 1. Umumnya pembahasan dalam buku lebih mendalam dari SK dan KD terkesan kurang relevan dan teori terlalu tinggi untuk SMA. Misalnya, pembahasan mengenai fisika inti dan radioaktivitas sangat rinci, namun terlalu teoritis 2. Aplikasi fenomena fisika inti dan radioaktivitas didominasi dalam bidang energi dalam bidang lain misalnya pertanian, kesehatan dan energi belum muncul secara seimbang 3. Pembahasan mengenai bom atom dibahas secara panjang lebar 4. Kesesuaian materi bahasan dengan perkembangan Iptek mutakhir masih kurang relevan dengan keadaan Indonesia
Kimia
1. Umumnya pembahasan dalam buku sudah sesuai dengan SI dan SKL, tetapi materi sangat singkat, kurang mendetail dan masih membahas teori dasar 2. Pembahasan mengenai teori mekanika kuantum berduplikasi dengan pelajaran Fisika 3. Penjelasan mengenai kegunaan radiasi terlalu teoritis belum kontekstual dan sebatas teoritis, belum membahas tentang bahaya unsur radioaktif serta tidak mengkaitkan dengan masalah aplikasi Iptek nuklir yang berkembang saat ini.
Biologi
1. Umumnya pembahasan dalam buku sudah sesuai dengan SK dan KD. Penyampain materi umumnya sudah baik, sistematis, lengkap dan rinci beserta contoh. Namun ada beberapa yang kurang, misalnya peristiwa mutasi tidak sesuai dengan standar kompetensi kelas XII semester I dan II, namun relatif lengkap. Istilah mutasi radiasi tidak tepat sehingga dapat memberikan dua pemahaman. Hampir tidak ada penjelasan mengenai mutasi somatik dan germinal 2. Ditemukan beberapa istilah dan informasi yang kurang tepat 3. Informasi aplikasi radiasi di bidang pangan sangat sedikit dan ketinggalan belum mengikuti perkembangan Iptek mutakhir saat ini
Sumber: Eko Madi, Dhandang, Zubaidah, Rismianto, Mariati, Etty Sofiatiningrum, Sri Hidayati, Dimas Irawan. Hasil Analisis Buku Pelajaran IPA di SMA (2009)
SMA ditemukan pada pelajaran Fisika namun
Pembelajaran Iptek Nuklir
sangat kurang dalam aplikasi. Pada pelajaran
Pembelajaran Iptek Nuklir erat kaitannya dengan
Kimia ada kesesuaian antara SI dengan yang
pembelajaran IPA, karena konsep nuklir bagian
dibahas di buku pelajaran, namun tetap di-
dari IPA. Beberapa ilmuwan memberikan definisi
dominasi oleh teori dasar yang kurang kontekstual
IPA sesuai deng an p enga mata n da n pe ma-
dengan masa lah apli kasi Ipt ek nukli r ya ng
hamannya. Carin (1989) mendefinisikan IPA
berkembang saat ini. Pembahasan dalam buku
sebagai “The activity of questioning and exploring
Biologi sudah sesuai dengan SI, namun ditemukan
the universe and finding and expressing it’s hidden
beberapa istilah dan informasi yang kurang tepat
order”. Carin (1989) mengungkapkan ada tiga ke-
misalnya tentang peristiwa mutasi dan aplikasi
mampuan dalam IPA, yaitu: 1) kemampuan untuk
radiasi di bidang pangan sangat sedikit dan sudah
mengetahui apa yang diamati; 2) kemampuan
ketinggalan, belum mengikuti perkembangan iptek
memprediksi apa yang belum diamati; dan 3)
mutakhir saat ini.
kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil
68
Mariati, Konsep dan Aplikasi Iptek Nuklir di Sekolah Menengah Atas
pengamatan atau eksperimen. Oleh karena itu,
Surya: http://www.yohanessurya. com). Untuk
IPA mengandung makna mengajukan pertanyaan,
konsep-konsep yang abstrak dan sulit saat ini
mencari jawaban, memahami jawaban, menyem-
telah banyak beredar software interaktif dan
purnakan jawaban, tentang “apa”, “mengapa”,
edukatif yang mengacu pada Standar Isi mencakup
da n “b agai mana ” ba ik t enta ng g ejal a al am
visualisasi konsep peserta didik dengan animasi,
maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-
dilengkapi dengan simulasi interaktif, evaluasi dan
cara sistematis yang akan diterapkan dalam
latihan dengan metode interaktif, video, dan
lingkungan dan teknologi. Belajar IPA tidak
animasi multimedia.
sekedar belajar informasi tentang fakta, konsep, prinsip, hukum IPA dalam wujud ‘pengetahuan
Metode Penelitian
deklaratif’, akan tetapi belajar IPA juga belajar
Metode yang digunakan yaitu penelitian deskriptif
tentang cara memperoleh informasi IPA, cara IPA
survei yang digali dari kuesioner yang hasilnya
dan teknologi bekerja dalam bentuk pengetahuan
merupakan fakta atau opini yang diberikan oleh
prosedural, termasuk kebiasaan bekerja ilmiah
re sponden pada saa t pe neli tian dil akuk an
dengan metode ilmiah dan sikap ilmiah. Oleh
(Ar ikunto, 2000 ). Penet apan lok asi deng an
karena itu, selain sebagai produk, IPA juga sebagai
keterwakilan sejumlah populasi ditetapkan secara
pr oses dan sik ap i lmia h ya ng t idak dap at
purposif berdasarkan daerah yang sudah dan
dipisahkan satu sama lain. Dalam pembelajaran
yang belum mendapatkan sosialisasi tentang
IPA dikenal istilah pendekatan PAKEM yaitu
Iptek nuklir dari BATAN. Daerah yang menjadi
pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menye-
lokasi pengumpulan data, yaitu Yogyakarta,
nangkan (Darliana, http://www.p4tkipa. org).
Surabaya, Balikpapan, Tanjung Pinang, Mataram,
PAKEM adalah pembelajaran yang dilaksanakan
dan Makassar yang dilaksanakan pada minggu
dengan mengaktifkan peserta didik dalam belajar
tanggal 4 s.d Agustus 2009. Teknik pengumpulan
IPA. Dalam pelaksanaan PAKEM, guru tidak
data melalui kuesioner, menonton CD interaktif,
menjelaskan konsep, prinsip, atau teori IPA, dan
dan focus group discussion (FGD). Sekolah yang
memberi contoh penyelesaian soal, melainkan
dijadikan sampel, yaitu sekolah yang sudah
hanya sebagai fasilitator, pelatih, motivator, dan
melaksanakan Standar Isi dan KTSP di SMA,
evaluator. Kreativitas peserta didik dicapai melalui
sedangkan lokasi studi dipilih sebagai responden
kemampuan mereka dalam membentuk gagasan-
adalah guru Biologi, Fisika, dan Kimia di SMA
gagasan baru atau mengembangkan gagasan
sebanyak 18 orang setiap kota, dimana masing-
yang sudah ada, misalnya pengembangan cara
masing 6 orang guru untuk setiap mata pelajaran.
memecahkan masalah, atau membentuk gagasan baru mengenai susunan alat atau model. Pem-
Hasil Studi dan Pembahasan
belajaran yang menyenangkan adalah pem-
Sejumlah informasi yang berhasil diperoleh dari
belajaran yang mengakrabkan hubungan guru-
guru Fisika, Kimia, dan Biologi melalui pengisian
pe sert a di dik, menggunakan mul ti m etod e,
kuesioner pre test (se belum perla kuan) dan
sehingga menarik minat peserta didik. Kenya-
posttest (sesudah perlakuan). Data dan informasi
taannya sampai saat ini kompetensi guru masih
meliputi aspek iptek dalam standar isi, iptek nuklir
jauh dari yang diharapkan terutama guru-guru di
dalam buku pelajaran, pembelajaran iptek nuklir,
daerah. Guru di kota besar terutama dari sekolah-
serta pemahaman guru terhadap konsep dan
sekolah terbaik, sudah cukup baik kualitasnya.
aplikasi Iptek Nuklir.
Mereka punya kesempatan dan fasilitas yang baik untuk mengembangkan diri. Sebagian dari mereka
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir dalam
sudah menggunakan komputer dalam proses
Standar Isi (SI)
pembelajar annya, bahkan ada yang mampu
Sebagian besar guru berpendapat bahwa materi
membuat perangkat-perangkat lunak pembel-
iptek nuklir sudah cukup termuat dalam standar
ajaran. Perlu pelatihan yang akan membantu guru
isi. Untuk mata pelajaran Fisika materi yang
untuk meng- update konten yang dimiliki dan juga
diajarkan yaitu inti atom, radioaktivitas, defek
memperbaiki metode pembelajaran (Yohanes
massa, dan gaya inti. Kegiatan pembelajarannya
69
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 1, Maret 2013
yaitu dengan cara diskusi, informasi, demonstrasi
dan jenis bioteknologi, mutasi dan implikasinya
dan tugas kelompok. Dalam mata pelajaran Kimia
bag i li ngkungan. Be rdasarka n ha l te rseb ut
materi yang diajarkan yaitu sejarah atom, sifat-
seyogianya guru dalam merancang pembelajaran
sifat unsur, perbedaan sinar alfa, beta, gamma,
mengutamakan konsep dasar dan
pita kestabilan, persamaan reaksi, waktu paroh,
Iptek nuklir dalam teknologi dan implikasinya pada
manfaat dan bahaya radiasi. Kegiatan pem-
lingkungan dan masyarakat seperti yang tertuang
belajarannya yaitu diskusi, informasi, latihan
dalam Standar Isi.
pemanfaatan
menghitung, presentasi dan tugas kelompok.
Menyangkut materi yang perlu ditambahkan
Adapun pada mata pelajaran Biologi materi yang
dalam Standar Isi, sebanyak 60 guru menyatakan
yang diajarkan, yaitu Bioteknologi dan Mutasi.
aplikasi iptek nuklir yang berkembang saat ini perlu
Ham pir semua guru m enya taka n ke giat an
ditambahkan.
pem bela jara nnya deng an d iskusi da n tugas
Standar Isi masih perlu dikembangkan lebih
kelompok. Dari 108 guru yang menjadi responden
rinci pada sejumlah indikator pembelajaran.
sebagian besar menyatakan materi Iptek Nuklir
Secara eksplisit aplikasi iptek nuklir memang tidak
yang tertuang dalam kompetensi dasar (KD)
tertuang dalam SI, namun seyogianya guru dapat
memadai yaitu 48 orang dan 60 orang pada
mengembangkan pembelajaran dikaitkan dengan
pretest dan posttest seperti pada Diagram 1.
penerapan dalam teknologi dan kehidupan seharihari seperti yang tertuang dalam SI.
100%
10
4
48
60
40
38
10
6
Jawaban Pretest
Jawaban Postest
Terlalu Banyak
80% 60% 40% 20% 0%
Memadai Kurang Terlalu Sedikit
Diagram 1. Materi Iptek Nuklir dalam Standar Isi 100% 80%
15 58
30
30
60
60% 40% 20% 0%
Tidak Menjawab Tidak Ada Ada
20 Jawaban Pretest
Jawaban Postest
Diagram 2. Penambahan Materi dalam Standar Isi
Standar Isi mata pelajaran baik Fisika, Kimia,
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir dalam
maupun Biologi sudah memuat tentang konsep
Buku Pelajaran
dasar dan aplikasi Iptek nuklir yang tertuang
Sebagian besar guru menyatakan pembahasan
dalam setiap KD. Materi yang dipelajari melalui
iptek nuklir yang ada dalam buku pelajaran sudah
Fisika, antara lain konsep dasar Fsika Inti dan
memadai seperti diperlihatkan dalam Diagram 3.
pemanfaatan radioaktif dakam teknologi dan
Teori tentang bom atom dan sejarah penemuan
kehidupan sehari-hari. Kimia membahas tentang
atom mendominasi buku. Sementara aplikasi iptek
kegunaan dan sifat kimia unsur radioaktif dan
nuklir masa ki ni d alam bid ang kese hata n,
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
perta nian, pe ternakan, industr i, dan e nergi
Adapun Biologi membahas tentang prinsip dasar
sangat sedikit.
70
Mariati, Konsep dan Aplikasi Iptek Nuklir di Sekolah Menengah Atas
100%
9
80%
38
15 Sangat Kurang
40
60%
Kurang
40%
61
20%
Memadai
40
0% Jawaban Pretest
Jawaban Postest
Diagram 3. Iptek Nuklir dalam Buku Pelajaran Menurut sebagian besar guru, aplikasi iptek
besar menggunakan buku pelajaran dari ber-
nuklir masih menginformasikan contoh-contoh
bagai penerbit, seperti Erlangga, Ganesa, dan
lama. Sama halnya dengan guru, penulis buku
Grasindo.
kurang mam pu m enge mba ngka n KD dal am
Referensi utama yang dipilih guru yang
standar isi menyangkut aplikasi iptek nuklir dalam
dianggap memadai untuk mengajarkan iptek nuklir
teknologi dan masyarakat.
umumnya sarat dengan teori dengan perhitungan
Kemungkinan karena kurangnya pemahaman
matematika yang rumit misalnya reaksi fisi dan
penulis tentang iptek nuklir. Hal ini terlihat dari
fusi pada Fisika. Walaupun dalam SI terdapat
kesalahan penyampaian informasi baik dalam
penekanan p ada pene rapa n da n ka itannya
penggunaan istilah ataupun penjelasan gambar.
dengan lingkungan dan masyarakat. Tampaknya
Sebagian besar guru menggunakan buku Fisika,
referensi guru selain buku pelajaran sangat
Kim ia, dan Biol ogi seba gai refe rensi ya ng
terbatas sehingga tidak ada perbedaan antara
dit erbi tkan Erla ngga deng an cara m embe li.
yang tertulis di buku dengan pembelajaran di
Ketersediaan referensi tentang iptek nuklir di
kelas.
sekolah kurang memadai, sehingga dalam proses
Sebagian besar guru menyatakan bahwa
mengajar guru harus membeli buku terkait dan
upaya yang dilakukan dalam melengkapi referensi
browsing internet (Diagram 4).
dalam mengajar tentang Iptek nuklir, yaitu dengan
Adapun referensi yang digunakan oleh para
browsing internet.
guru dalam mengajarkan Iptek Nuklir sebagian
100 80 60
Sangat Memadai Memadai Cukup Memadai
40
Kurang Memadai
20
Sangat Kurang
0
Diagram 4. Ketersediaan Referensi Iptek Nuklir Internet 100 80 60
Buku Pelajaran Majalah Buku Makalah
40 20 0
Jurnal CD Brosur Koran
Diagram 5. Jenis Referensi yang Digunakan Guru 71
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 1, Maret 2013
100 80
Tidak ada Meminjam
60
Membeli sendiri 40
Browsing Internet Lainnya
20 0
Diagram 6. Upaya untuk Melengkapi Referensi
Pembelajaran Iptek Nuklir
penugasan. Pembelajaran seakan tergesa-gesa,
Pada aspek pembelajaran, menunjukkan bahwa
sebab berada di kelas XII semester 2 yang
bahan ajar di sekolah belum memberikan penge-
berdekatan dengan pelaksanaan atau persiapan
tahuan atau wawasan tentang iptek nuklir baik
ujian nasional (UN) sehingga sebagian besar guru
kepada guru maupun peserta didik.
biasanya memberi tugas saja.
100 80 60
Sudah
40
Belum
20 0 Jawaban Pretest
Jawaban Postest
Diagram 7. Pengetahuan Iptek Nuklir dalam Pembelajaran
Diagram 7 memperlihatkan bahwa setelah
Pemahaman Guru terhadap Konsep dan
perlakuan pendapat sebagian responden ber-
Aplikasi Iptek Nuklir
ubah, kemungkinan disebabkan bertambahnya
Pemahaman sebagain besar Guru tentang Iptek
pengetahuan mereka tentang iptek nuklir setelah
Nuklir masih rendah. Ketika mendengar kata
perlakuan. Pada umumnya guru tidak mengalami
“Iptek Nuklir” image atau kesan yang timbul pada
kesulitan dalam mengajarkan materi Iptek nuklir
sebagian besar guru yaitu bom atom, Chernobyl,
sesuai dengan buku referensi yang dipakai.
dan senjata nuklir.
Metode pembelajaran biasanya ceramah, diskusi,
Sebagian besar responden menunjukkan
dan pembe rian tugas pada penge nalan dan
pandangan negatif pemanfaatan iptek nuklir.
informasi teoritis saja seperti pada buku pelajaran,
Setelah perlakuan ada perubahan pandangan
karena kurang referensi dan sumber belajar
ter hada p nuklir buka n pa da b om a tom dan
lainnya. Materi yang menurut guru sulit untuk
Chernobyl, tetapi lebih objektif pada pemanfaatan
diajarkan, yaitu induksi mutasi oleh radiasi.
nuklir. Kesan responden berbeda pada daerah
Isi pembelajaran seyogianya dapat dikem-
yang sudah pernah mendapatkan diseminasi dari
bangkan berdasarkan rumusan kompetensi dasar
BATAN, misalnya Yogya kart a da n Suraba ya
yang ada dalam SI, namun pembelajaran hanya
sebelum dan sesudah perlakuan, jawaban guru
mengikuti buku pelajaran yang juga kurang dapat
bukan pada bom atom dan senjata nuklir, tetapi
menjabarkan KD tersebut. Selain itu, metode
pada pemanfaatan nuklir.
pembelajaran kurang mencerminkan pembel-
Pemahaman guru tentang materi pendukung
ajaran aktif seperti yang dirumuskan dalam
iptek Nuklir, sebagian besar guru mengatakan
kurikulum dominan menggunakan ceramah dan
sejarah penemuan, atom dan radiasi, interaksi
72
Mariati, Konsep dan Aplikasi Iptek Nuklir di Sekolah Menengah Atas
Bom Atom
100
Chernobyl
80
Sinar Rontgen Radiasi
60
PLTN
40
Ramah Lingkungan Limbah Nuklir
20
Pemuliaan Tanaman
0 jawaban Pretest
Radioterapi
Jawaban Postest
Senjata Nuklir
Diagram 8. Kesan yang Timbul dengan Kata “Iptek Nuklir” radiasi, dan keselamatan radiasi. Setelah perla-
Adapun pada aspek sumber energi terbarukan
kuan sebagain besar guru berpendapat materi
lai nnya sel ain nukl ir,
pendukung lebih seimbang antarteori dan aplikasi
berpendapat bahwa sumber energi alternatif
iptek nuklir.
yang terbarukan yang dapat menggantikan energi
seba gian respond en
Terkait dengan aspek iptek nuklir dalam SI,
fosil adalah energi matahari karena lebih mudah
menunjukkan bahwa pemahaman guru tehadap
diperoleh dan tersedia berlimpah mengingat
Standar Isi terkait iptek nuklir masih rendah
posisi Indonesia berada pada garis katulistiwa.
berdasarkan uraian indikator pencapaian kom-
Para guru berpendapat bahwa keuntungan
petensi dasar yang dibuat. Uraian indikator belum
PLTN adalah penghasil listrik dengan daya sangat
mencerminkan konsep dasar dan pemanfaatan
besar, efisien, dan ramah lingkungan, tetapi
ip tek nukl ir d alam kehidup an sebag aima na
mempunyai kelemahan, yaitu adanya paparan dan
tertuang dalam standar isi. Pemahaman guru
limbah radiasi, serta memerlukan biaya besar
ter kait dengan manf aat ipte k nuklir dal am
untuk pembangunannya. Aplikasi radiasi yang
kehidupan, diperlihatkan sebelumnya didominasi
paling banyak diketahui responden adalah bidang
oleh PLTN dan kesehatan, namun setelah adanya
kesehatan/kedokteran dan pertanian melalui
perlakuan responden memberikan jawaban yang
informasi yang umumnya diperoleh dari TV dan
seimbang dengan industri, pertanian, peternakan,
koran. Pembangunan PLTN di Indonesia diperlukan
lingkungan dan sumber daya air sebagaimana
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
manfaat nuklir saat ini (Diagram 10).
karena dapat menyediakan energi sangat besar
Diagram menunjukkan guru lebih memahami
untuk keperluan industri. Selain itu para res-
berbagai manfaat iptek nuklir setelah perlakuan.
ponden menghar apka n m ater i ip tek nukl ir
120 100 80 60 40 20 0 Jawaban Pretest
Jawaban Postest
Sejarah Penemuan Atom dan Radiasi Interaksi Radiasi Keselamatan Radiasi Pemanfaatan Energi Limbah Nuklir Dampak Reaksi Inti Masa defek Aplikasi Akibat Radiasi
Diagram 9. Materi Pendukung Iptek Nuklir
73
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 1, Maret 2013
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Jawaban Pretest
PLTN Kesehatan Industri Pertanian Peternakan Lingkungan Sumber daya Air Relatif murah tuk jk panjnag Kimia Reaksi Menentukan Umur Fosil
Jawaban Postest
Diagram 10. Manfaat Iptek Nuklir dalam Kehidupan
diberikan secara lengkap pada peserta didik SMA
Ketiga, pembelajaran Iptek Nuklir, bahan ajar
mulai dari teori atom, radiasi, aplikasi iptek nuklir,
di sekolah dianggap kurang memadai membe-
PLTN, iptek nuklir, dan aspek keselamatannya.
rikan pengetahuan/wacana tentang iptek nuklir
Wawasan responden tentang iptek nuklir
dan manfaatnya, sehingga pembelajaran sebatas
belum baik atau belum pro iptek nuklir, masih
pengenalan dan informasi dalam bentuk ceramah,
didominasi oleh konsep lama belum pada konsep
diskusi, dan penugasan. Ada beberapa kendala
baru yang berkembang saat ini. Hal ini kemung-
yang dihadapi guru dalam mengajarkan iptek
kinan karena kurang dapat menjabarkan standar
nuklir antara lain belum sinkron antara buku dan
isi dan kurang referensi.
kurikulum, alokasi jam pelajaran yang kurang, sulit melakukan demonstrasi atau visualisasi, sulit
Simpulan dan Saran
membuat animasi komputer. Selain itu materi iptek
Simpulan
nuklir berada di kelas XII semester 2, sehingga
Mengacu pada hasil studi dan pembahasan,
terkesan terabaikan karena guru lebih terfokus
disimpulkan sebagai berikut. Pertama, iptek Nuklir
pada persiapan UN.
dalam Standar Isi. Materi iptek nuklir dalam
Keempat, konsep dan aplikasi iptek nuklir.
Standar Isi dianggap cukup memadai, namun
Pemahaman sebagian besar guru tentang iptek
sebagian besar guru menyatakan masih ada
nuklir masih kurang baik. Kesan yang timbul pada
materi yang perlu ditambahkan terutama aplikasi
sebagian besar guru tentang iptek nuklir yaitu bom
iptek nuklir mutahir untuk kesejahteraan manusia
atom, Chernobyl, dan senjata nuklir. Sebagian
yang sudah banyak digunakan saat ini. Sebagian
besar responden menunjukkan pandangan nega-
be sar guru kur ang mendapa tkan inf orma si
tif pemanfaatan iptek nuklir sebelum perlakuan.
tentang kemajuan iptek nuklir, oleh karena itu
Setelah dilakukan perlakuan terjadi perubahan
perlu dimasukkan dalam Standar Isi.
pandangan terhadap nuklir bukan pada bom atom
Ked ua, ipte k nuklir di buku pel ajar an.
dan Chernobyl tetapi lebih objektif pada pe-
Referensi utama yang digunakan oleh guru dalam
manfaatan iptek nuklir pada berbagai bidang
mengajarkan iptek nuklir adalah buku pelajaran
kehidup an ya itu perta nian dan pete rnak an,
dari berbagai penerbit yang dipilih oleh guru
industri, kesehatan, dan energi.
be rdasarka n ke leng kapa nnya . Ke tersedia an referensi tentang iptek nuklir di sekolah kurang
Saran
memadai. Sudah ada kesesuaian bahasan buku
Mengacu pada simpulan studi, maka disarankan
pe laja ran deng an Standar Komp etensi d an
seb agai b erikut . Pe rtam a, perl u me lakukan
Kompetensi Dasar dalam Standar Isi, namun isi
penataan ulang terhadap kurikulum terutama
buku terlalu teoritis kurang membahas aplikasi
per baik an
iptek nuklir dalam kehidupan.
Kompetensi Dasar tentang Iptek Nuklir. Perubahan
74
p ada
Standar
Komp etensi
d an
Mariati, Konsep dan Aplikasi Iptek Nuklir di Sekolah Menengah Atas
ini merupakan penambahan aplikasi Iptek Nuklir
Ketiga, guru dan pihak terkait perlu me-
mutahir secara eksplisit dalam berbagai bidang
ny usun dan mengemb angk an m odel -mod el
kesejahteraan manusia dengan mengurangi teori
pembelajaran sehingga pembelajaran Iptek Nuklir
tentang sejarah penemuan, atom, dan radiasi
dapat mendukung pembelajaran secara aktif,
yang terlalu rumit. Usulan perubahan lain adalah
efisien, dan efektif, serta memudahkan pema-
menghindari adanya duplikasi pembahasan Fisika
haman peserta didik dalam memahami konsep dan
Inti antara mata pelajaran Fisika dan Kimia. Selain
penerapan iptek nuklir serta menjadikan pem-
itu, guru perlu dilatih agar menguasai cara
belajaran menjadi lebih menarik dan menye-
mengemb angkan pembe lajaran berd asarkan
nangkan.
Standar Isi.
Keempat, guru perlu banyak membaca buku-
Kedua, pemerintah dalam hal ini Badan Energi
buku dan/atau majalah tentang informasi mutakhir
Nuklir Nasional (BATAN) atau Pusat Kurikulum dan
berkaitan dengan perkembangan iptek nuklir
Per bukuan p erlu menyusun buku suple men
untuk menambah wawasan dan penerapannya
tentang materi iptek Nuklir mengingat buku yang
dalam proses pembelajaran, sehingga selalu up
beredar terlalu teoritis dan kurang kontekstual.
to date sesuai dengan perkembangan zaman.
Selain itu, perlu mengembangkan pembelajaran
Selain itu, secara proaktif mencari informasi yang
Iptek Nuklir berbasis TIK dengan menggunakan
berkaitan dengan iptek nuklir melalui website/
multi media, misalnya CD interaktif untuk men-
internet.
duk ung peng uasa an t erha dap konsep d an penerapan iptek nuklir.
Pustaka Acuan Antara News. 3 Juli 2007. Kebocoran Reaktor Jadi Alasan Penolakan PLTN. (http:// www.antaranews.com), diunduh tanggal
15 September
2010.
Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Badan Tenaga Atom Nasional. 2008. Energi Nuklir sebagai Bagian dari Sistem Energi Nasional jangka Panjang (Paket Informasi BATAN). Badan Tenaga Nuklir Nasional. 2009. Hubungan antara Manusia dengan Energi (http:// www.batan.go.id), diunduh tanggal 12 November 2010. Carin Arthur A, Sund Robert B. 1989. Teaching Science through Discovery. Sixth Edition. ColombusOhio: Meririll Publishing Company. Darliana. 2010. Pakem IPA. (http://www.p4tkipa.org), diunduh tanggal 2 Juli 2011. Departemen Pendidikan Nasional. Statistik Pendidikan Nasional Tahun 2006/2007. (http:// www.depdiknas.go.id/statistik), diunduh tanggal 20 Agustus 2010. Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006. tentang Standar Isi Mata Pelajaran Biologi, Fisika, dan Kimia. Dhandang, Eko Madi, Zubaidah, Rismianto, Mariati, Etty Sofiatiningrum, Sri Hidayati, Dimas Irawan. 2009. Hasil Analisis Standar Isi (SI) dan Buku Fisika, Kimia, dan Biologi SMA. (Kerja sama Pusat Kurikulum dan BATAN). Hewit, G Paul. 1998. Conceptual Physics. USA: RR Donnenney & Sons Company. Kompas, Senin, 23 Februari 2009 Nuklir dan Radiasi untuk Kehidupan (http://www.kompas.com), diunduh tanggal
20 Agustus 2010.
75
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 1, Maret 2013
Kompas
Selasa, 24 Februari 2009. Dewan Pupuk Indonesia Harapkan Pupuk Nuklir.
Moore Patrick Jump-Starting Nuclear Energy (http://www.greenspiritstrategis.com). (March 5, 2010), diunduh tanggal
20 Agustus 2010.
Permana, Sidik. Research Laboratory for Nuclear Reactors, Tokyo Institute of Technology Suebu International. Energi Nuklir dan Kebutuhan Energi Masa Depan. 2005. Inovasi online. Edisi Vol 5/XVII/November 2005 (http://io.ppi-jepang.org). Diunduh tanggal
10 Desember 2010.
Sukesi Keppi, Sugiyanto, Sumardi H S, Iwan Nurhadi, Dina Novia, Setyo Yuli Handono, dan Henny Rosalinda.2008. Kajian Aspek Budaya Masyarakat terhadap IPTEK Nuklir. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, XX 1 39-49. Surya Yohanes. 2010. Pembelajaran IPA dan Matematika serta masalahnya. 19 Januari 2010 (http:// www.yohanessurya.com), diunduh tanggal
20 Agustus 2010.
Yoga, Eko Mahdi, Alvini Pranoto. 2007. Mengenal Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Buku Suplemen untuk Sekolah Menengah Atas. Kementerian Negara Riset dan Teknologi (RISTEK).
76