Konferensi Pers Program Kerja sama Kemitraan Penelitian Pertanian dengan Perguruan Tinggi (KKP3T) Bogor, 7-8 Mei 2007 1. Pembanguan pertanian dapat mendorong dan menarik pertumbuhan sektor ekonomi lainnya sehingga menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Meskipun demikian masih banyak masalah yang dihadapi dalam pembangunan pertanian di Tanah Air sehubungan dengan dinamika lingkungan strategies domestik dan global, antara lain berkaitan dengan jumlah
dan
ketahanan
pertumbuhan pangan,
penduduk,
degradasi
kemiskinan,
lingkungan
dan
kebutuhan perubahan
energi, iklim
(Kirschenmann, 2002). Hal ini akan bisa diminimalkan dengan melahirkan inovasi-inovasi baru melalui program pengembangan IPTEK yang didukung dengan kebijakan dan implementasi kebijakan secara holistik. 2. Sejalan dengan permasalahan dan pengembangan IPTEK pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian (Badan Litbang Pertanian) merumuskan lima program utama Litbang Pertanian dalam Renstra Badan Litbang Pertanian 2005-2009, yaitu : 1) Program penelitian dan pengembangan sumberdaya pertanian, 2) Program penelitian dan pengembangan komoditas, 3) Program penelitian dan pengembangan sosial ekonomi dan nilai tambah pertanian, 4) Program pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi pertanian, dan 5) Program pengembangan kelembagaan dan komunikasi hasil litbang (Badan Litbang Pertanian, 2005). 3. Badan Litbang Pertanian sebagai salah satu lembaga publik penghasil teknologi dituntut untuk lebih mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui kerja sama dengan para pemangku kepentingan (stakeholder). Kerja sama diperlukan dalam upaya menumbuh kembangkan jaringan penelitian guna meningkatkan kemampuan pemanfaatan serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. 4. Kerja sama penelitian baik kerja sama dalam negeri maupun internasional merupakan bagian cukup penting untuk menunjang keberhasilan program
Badan Litbang Pertanian. Dengan adanya kerja sama tersebut diharapkan adanya sharing dari mitra dalam bentuk sumberdaya baik sumberdaya manusia, keuangan maupun sarana dan prasarana. 5. Penjajakan kerja sama dengan perguruan tinggi sudah mulai dilakukan dengan mengundang wakil dari IPB dan UGM dalam raker Badan Litbang Pertanian pada bulan Nopember 2006. Manajemen
Kerja
sama
Penelitian
Raker yang bertema “Konsolidasi dan
Pengembangan
Mendukung
Revitalisasi Pertanian” merupakan momen yang sangat baik untuk menjaring berbagai saran dan masukan terkait kerja sama kemitraan dengan perguruan tinggi.
Perguruan tinggi sebagai salah satu sumber pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi mempunyai kompetensi yang tinggi dalam melakukan penelitian-penelitian dasar.
Kelebihan ini bila dikombinasikan
dengan kemampuan sumberdaya peneliti di Badan Litbang Pertanian akan dapat dirancang dan
dilaksanakan penelitian yang berkualitas yang
mempunyai basis teoritis yang kuat dan kandungan desain teknologi terapan yang baik. Karena itu pelaksanaan kerja sama penelitian kemitraan dengan perguruan tinggi dilaksanakan secara proporsional bersama dengan Unit Kerja (UK)/Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Badan Litbang Pertanian. 6. Dengan semakin berkembangnya lembaga penelitian di bidang pertanian, baik
secara
kuantitas
maupun
kualitas,
serta
semakin
pesatnya
perkembangan IPTEK di luar negeri, maka sudah saatnya Badan Litbang Pertanian sebagai lembaga yang mempunyai mandat terluas untuk berperan menyatukan
program
dan
kegiatan
dengan
mengerahkan
segenap
sumberdaya yang ada serta mengambil peran yang lebih besar kepada upaya-upaya mensinergikan kerja sama penelitian pertanian.
Kerja sama
penelitian dilakukan selain dengan pihak perguruan tinggi, tetapi dapat juga dilaksanakan dengan lembaga litbang lainnya seperti swasta dan Pemerintah Daerah. 7. Berbagai riset pertanian telah lama dilakukan di Tanah Air oleh berbagai lembaga penelitian dan perguruan tinggi, namun perlu terus ditingkatkan
2
efisiensi manajemen dan pelaksanaannnya secara kemitraan. Berbagai perguruan
tinggi
di
Indonesia
memiliki
kompetensi
penelitian
dan
pengembangan IPTEK pertanian, bahkan juga memilki pendidikan pasca sarjana yang ratusan mahasiswanya setiap tahun melakukan penelitian untuk thesis dan disertasi doktor.
Kemitraan Badan Litbang Pertanian dengan
lembaga pendidikan tinggi dalam melakukan penelitian dan pengembangan IPTEK pertanian diharapkan akan meningkatkan efisiensi dan produktifitas serta kualitas hasil IPTEK pertanian di Tanah Air.
Disamping itu juga
berperan dalam meningkatkan dan menyelaraskan penguasaan IPTEK dengan memadukan Sumber Daya Manusia, dana, dan sarana/prasarana riset yang tersedia di lembaga pendidikan tinggi dan jajaran Badan Litbang Pertanian. 8. Mempertimbangkan hal tersebut diatas pada tahun 2007 Pertanian Kemitraan
menyelenggarakan Penelitian
penelitian
Pertanian
melalui
dengan
Badan Litbang
program
Perguruan
Kerja
tinggi
sama
(KKP3T).
Diharapkan staf pengajar dengan tingkat pendidikan S2/S3 (Magister/doktor) dari lembaga pendidikan tinggi yang mempunyai kompetensi dan program pendidikan Pascasarjana di bidang pertanian (dalam arti luas) dapat berperan serta sebagai penanggung jawab penelitian (principal investigator) untuk bersaing sehat dalam program KKP3T ini. 9. Pada tahun anggaran 2007 program kerja sama Kemitraan Penelitian Pertanian dengan Perguruan Tinggi (KKP3T) diselenggarakan sebagai suatu wahana kemitraan riset Badan Litbang Pertanian dengan Perguruan Tinggi, dengan tujuan antara lain : •
Meningkatkan
efesiensi,
efektifitas
dan
kualitas
penelitian
untuk
pemecahan masalah pembangunan pertanian •
Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia di perguruan tinggi pertanian dan jajaran Badan Litbang Pertanian dalam melakukan penelitian dan pengembangan iptek dasar dan terapan
•
Membangun dan memperkuat jeringan kerja sama antara peneliti dari perguruan tinggi dan pusat pusat penelitian Badan Litbang
3
•
Menghasilkan inovasi melalui pemanfaatan berbagai sumberdaya riset yang tersedia di perguruan tinggi dan Badan Litbang Pertanian
10. Hasil atau produk yang ingin dicapai dalam program KKP3T lebih diprioritaskan pada hal-hal yang terkait dengan program utama Badan Litbang Pertanian, yaitu : a. Ketersediaan informasi dasar dalam pengembangan komoditas pertanian sebagai bahan baku substitusi impor dan komoditas ekspor; b. Pengembangan produk atau komoditas pertanian yang lebih unggul; c. Pengembangan teknologi produksi pertanian; d. Penemuan dan pengembangan aplikasi baru dari ilmu-ilmu dasar; dan e. Modifikasi teori/model yang ada atau metode baru. 11. Keluaran KKP3T diharapkan berupa: a. Temuan yang dapat dimanfaatkan
dalam menjawab masalah-masalah
pembangunan pertanian jangka pendek dan menengah, sesuai dengan program utama penelitian Badan Litbang Pertanian; b. Hasil penelitian yang dapat dipatenkan; c.
Prototipe teknologi yang siap diterapkan untuk skala komersial; dan/atau
d. Tulisan ilmiah yang dapat dipublikasikan dalam jurnal ilmiah nasional atau internasional yang terakreditasi. 12. Sosialisasi program KKP3T telah dilakukan melaui website Badan Litbang Pertanian sejak bulan Pebruari 2007. Program KKP3T terbuka untuk diikuti oleh Perguruan Tinggi yang mempunyai program Pasca Sarjana bidang pertanian. 13. Sebanyak 27 perguruan tinggi telah berpartisipasi dengan mengajukan proposal program KKP3T. Total proposal yang lolos seleksi untuk didanai melalui program KKP3T sebanyak 150 proposal (45,5 %) dari 330 proposal yang dievaluasi, dengan total anggaran sebesar Rp. 15.507.178.000. 14. Pengumuman hasil seleksi proposal KKP3T disampaikan pada hari Rabu tanggal 2 Mei 2007 melalui website Badan Litbang Pertanian dan mengirim surat kepada Lembaga Penelitian dengan tembusan ke Rektor masing-masing
4
perguruan tinggi. Presentasi hasil perbaikan proposal sesuai saran dari Tim Evaluator dan sekaligus dilakukan penandatangan kontrak dilaksanakan pada tanggal 7-8 Mei 2007 di Bogor dan tanggal 10-11 Mei 2007 di Yogyakarta dengan pertimbangan kemudahan sarana transportasi dari perguruan tinggi yang lolos seleksi menuju ke tempat penyelenggaraan seminar tersebut. 15. Evaluasi keuangan telah dilakukan dengan mengacu pada standar biaya umum (SBU) dan ketentuan sebagaimana tercantum dalam buku panduan KKP3T meliputi satuan biaya gaji/upah, perjalanan, bahan dan barang lainnya. 16. Program KP3T ini dilaksanakan berdasarkan prinsip obyektifitas dan kompetitif. Melalui kerja sama ini pada intinya, antara lain: memperkuat dukungan teknologi ketahanan
pangan,
dan
inovasi
dalam rangka menunjang program
pengembangan
agribisnis
komoditas,
program
kesejahteraan petani serta kelembagaan dan manajemen. Dampak yang diharapkan mencakup: Ekonomi (partisipasi angkatan kerja, peningkatan kesejahteraan petani, peningkatan PDRB daerah, dan devisa negara) Kelembagaan (birokrasi, hukum/regulasi, promosi, dan agraria).
5