KONDISITERUMBUKARANGDI PERAIRAN KODYA PADANG MENGGUNAKANGENUS ACROPORA SEBAGAIINDIKATOR UTAMA KERUSAKAN ON THE CONDITION OF PADANG'S CORAL REEFS USING THE GENUS ACROPORA AS MAIN INDICATOR FOR THE DESTRUCTION LEVEL
Karya Ilmiah Sebagai salah ·satu syarat unruk memperoleh gelar sa-jana Perikanan pada Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta
Oleh:
INDRAWADI BP : 9010600088 NIRM : 90100131S0041
Menyetujui :
DR MUCHTAR AHMAD, MSc
TanggalIulus 18 Maret 1995
IR. JOHN NURIFDJNSYAH, MS
RINGKASAN INDRAWADI, BP. karang
di
sebagai
9010600088,
perairan
indika tor
Andreas
Kodya u tama
Padang
bulan transect
ini
Kondisi
menggunakan
kerusakan.
Kunzmann dan Bapak Ir.
Penelitian dengan lokasi
NIRM.9010013150041.
genus
Dibimbing
dari
bulan
Januari 1995 di perairan dan 6 lokasi non-transect.
Acropora
oleh
John Nurifdinsyah,
dilaksanakan
terumbu Bapak
Dr.
MS.
November
Kodya
1994 sampai
Padang
dengan
6
Metode yang dipakai adalah metode survei dengan observasi langsung kelapangan. Untuk mengetahui keadaan umum terumbu karang digunakan
metode
manta-tow
yang
dilakukan
pada
tiap-tiap
lokasi
penelitian. Untuk Padang
mengetahui
dengan
kerusakan
kondisi
menggunakan
digunakan
beberapa
0 2 dalam
yang air
meliputi
dan
karang
Acropora
genus
dan analisa data dengan Form' dengan program 'Life lingkungan
terumbu metode
program dan juga
yaitu
di
perairan
sebagai
metode
Kodya
indikator
transect
garis
'Dbase III' yang dilanjutkan digunakan data data parameter
kecerahan,
salinitas,
temperatur,
pH,
conduktifitas.
Hasil analisa data menunjukkan bahwa persentase tutupan yang tertinggi ditemukan pada lokasi karang hidup oleh Acropora Gosong 20.4%.
Sipakal
dan
Berdasarkan
Gosong kriteria
Gabuo
dengan
rata-rata
SUKARNO, 1993
kedua
persen
cover
gosong
ini
dikategorikan rusak berat karena ratarata persen cover koral lain dari Gosong Gabuo hanya 31. 7% dan Gosong Sipakal 21. 6%. Tingginya
tutupan
Acropora
disebabkan oleh kondisi relatif terbuka sehingga kuat.
pada
kedua
substrat yang harus menghadapi
lokasi
ini
keras dan lokasi arus dan gelombang
diduga yang yang
dan NonDilihat dari tutupan karang hidup oleh Acropora yang terdapat pada enam lokasi transect dan dengan Acropora memilih tiga lokasi transect dengan kategori rusak berat, kategori sedang dan kategori sangat baik yaitu pada lokasi Pulau Pisang, Gosong Gabuo dan Gosong Sipakal, dari uj i statistik
dengan menggunakan rumus regresi sederhana menunjukkan hubungan yang sangat erat, dengan demikian dapat dikatakan bahwa Acropora cocok dijadikan sebagai indikator kerusakan terumbu karang di Perairan Kodya Padang Persentase tutupan karang hidup oleh Acropora yang terkecil ditemukan pada lokasi Pulau Pisang, Pulau Air, Pulau Sauh dan Gosong Gedang, kecilnya tutupan karang hidup oleh Aropora pada lokasi-lokasi ini diduga karena kondisi subtrat dari lokasi tersebut yang berupa pasir dan pergerakan arus yang relatif kecil, sehingga karang tak mampu membersihkan dirin ya dari timbunan pasir. Dari data kuali tas perairan Kodya Padang, berada dalam kisaran yang cukup baik untuk dapat melindungi kehidupan bagi karang. Suhu perairan Kodya Padang berkisar 28-30 °C, kecerahan berkisar 2-25 meter, pH air menunjukkan kisaran 8.25-8.42, salinitas berkisar 29-34%0, sedangkan 0 2 dalam air berkisar 6.0sekitar 54.3-60.2 ms/cm. 7.6 mg/0 2 /1 dan conduktifitas Secara keseluruhan perairan Kodya Padang memiliki kondisi lingkungan yang sesuai untuk kehidupan karang. Dihubungkan dengan yang ditemukan, tingkat tutupan karang hidup oleh Acropora kondisi terumbu karang di Perairan Kodya Padang rusak dan rusak berat, walaupun dibeberapa lokasi ditemukan tingginya persentase tutupan karang hidup oleh Acropora.
ii
KATA PENGANTAR
Puj i dan syukur penulis panjatkan Maha Kuasa, atas petunjuk dan Hidayah menyelesaikan karya ilmiah ini.
kehadirat Allah Yang Nyalah penulis dapat
Penelitian ini dilakukan di perairan Kodya Padang, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarj anaan pada Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta Padang. Dala.m pelaksanaan dan penyusunan karya ilmiah ini penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak DR. ANDREASKUNZMANN sebagai dosen pembimbing I. 2. Bapak IR. JOHN NURIFDINSYAH,MS sebagai dosen pembimbing II. 3. Bapak IR. YEMPITAEFENDI, MS Kepala Pusat Studi Pengembangan Perikanan Universitas Bung Hatta. 4. Semua anggota tim peneliti terumbu karang Pusat Studi Pengembangan Perikanan Universitas Bung Hatta. Disamping i tu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik lansung maupun tidak lansung. Akhirnya penulis kesempurnaan penulisan kita semua.
mengharapkan kritik dan saran-saran kerya ilmiah ini semoga bermanfaat
Padang,
Februari
Penulis
demi bagi
1995
iii DAFTAR ISI ISI
Ringkasan Kata
pengantar
.............................................
isi
Daftar
gambar ..............................................
Daftar
tabel
........................................
Belakang
Tujuan
v
.....................................
dan manfaat
penelitian
1
......................
3
TINJAUAN PUSTAK.A 2.1.
Klasifikasi
2. 2.
Bentuk
2. 3.
Penyebaran
2.4.
Kondisi
dan morfologi
terumbu
karang
batu ..............
5
..............................
dan zonasi lingkungan
karang
karang
perairan
8
....................... .......................
9
10
ALAT DAN METODE PENELITIAN 3.1.
Waktu
3.2.
Peralatan
3.3.
Metode
dan
tempat ..................................
14
yang digunakan
15
penelitian
. . ........................
.................................
3.3.1.
Prosedur
3.3.2.
Metode pengurnpulan
3.3.3.
Analisa
3. 4. Asurnsi IV.
-.....
PENDAHULUAN 1.2.
III.
iii iv
...........................................
1. 1. La tar
II.
ii ~ .......
Daftar
I.
Halaman i
. ..................................................
dan hipotesa
penelitian
15
.....................
16
data .................
21
data ............................
21
................................
22
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil
penelitian 4.1.1
. Kondisi oleh
4.1.2. 4. 2.
Pembahasan
................................... tutupan
terumbu
26 karang
Acropora .........................
Kualitas
perairan
.......................................
Kodya
Padang .........
. 26 33 36
V.
VI.
KES IMPULAN DAN SARAN
5 . 1 . ·Ke s impul an . .......................................
39
5 . 2 . Sar an .............................................
40
DAFTAR PUSTAKA ••
LAMPIRAN ••• RIWAYAT HIDUP
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .41
. .......................................... . . 43 • . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 44
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar Halaman 1. Penampang lintang hewan karang dan letak zooxanthella dalam j aringan gastrodermis ......... 2. 3.
Perubahan struktur atol menurut teori
.
7
geologi dalam pembentukkan dari darwin..................
Peta lokasi penelitian dan posisi Perairan Kodya Padang...........................
transect
8
di 14
4. Metode mantatow untuk menetukan lokasi transect dan j arak penglihatan pengamat. . . . . . . . . . . . . . . . . .
17
5. Posisi penarikan pengamat pengamat........................................
18
dan lebar
penglihatan
6. Arah bentangan meteran transect dan cara pencatatan j enis dari karang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7. Peneliti mencatat jenis karang meteran.........................................
19
yang dilalui 20
8. Contoh bentuk
karang
dari
Genus Acropora.
.......
9. Contoh bentuk
karang
dari
Genus Non-Acropora....
23
24
10.Jenis karang menurut metode "Life form", kategori dan kode. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
25
11. Posisi
35
penguj ian kualitas
perairan
Kodya Padang.
V
DAFTAR TABEL Tabel 1.
Halaman Metode kualitas
2 . Kuali tas
dan alat perairan
digunakan untuk mengukur .. . · -·- --· · ·-··· · ·- ·· . ··- ·- --·····-···· - ~·
33
3.
Kondisi terurnbu karang pada beberapa pulau dan gosong di perairan pantai Kodya Padang.- ·· __ . _ - -· ··· ·
26
4.
Persentase tutupan Acropora dan yang terdapat di Pulau Pi sang ...
_ . _ _ . .. __.. . .
27
Persentase tutupan Acropora dan Non-Acropora yang terdapat di Gosong Gabuo .. . .. -···--·-·· .. . . .... .
28
Persentase tutupan Acropora dan Non-Acropora yang terdapat di Pulau Sauh ......... ···-·--···--··
29
6. 7. 8.
Kody a Padang,
20
.• .. _ __.. . _._, .·- .. .. .. -· ····
5.
perairan
yang .....
Non-Acropora . ....
·· ···
Persentase tutupan Acropora dan Non-Acropora yang terdapat di Pulau Air.-··-·········--·-- -·-······
31
Persentase tutupan Acropora dan Non-Acropora yang terdapat di Gosong Sipakal. __ . __ . _______ ___ ·-··
31
9 . Persentase tutupan Acropora dan Non-Acropora yang terdapat di Gosong Gedang .. __ -~--- -- ------·-- - -
32
1 BAB
I
PENDAHULUAN 1.1.
Latar
Belakang
Indonesia lautan
merupakan
dan mempunyai
surnberdaya
beraneka
ekosistim
khas
ragam jenis
biota
surnberdaya
Berbagai
j enis laut
hidup
Terurnbu (habitat) pelindung
fisik
kehidupan.
Sebagai
mencari
disana
dan
karang
batu
karang
dari
disain
dan
karang
batu
ekosistim
dengan
pulau,
bersifat
keindahan
warna
yang
sangat
dan
biota
lain
terurnbu
karang
surnberdaya
bagi
nelayan.
dikawasan
dan
tersebut.
pelindung
pantai
surnberdaya
hayati
tempat
ekosistim tinggal, biak
karang-karang
dan karang
arus.
fisik, Terurnbu
mempunyai bentuk,
mempesonakan. hidup
atau
yang hidup
pelindung
penahan
hidup
berlindung,
biota
Sebagai
yang
terurnbu tempat
bagi
ornbak dan
memiliki
diantaranya
sebagai
sekitarnya.
karena
memiliki
sebagai
tempat
memecah
karang
fungsi
hidup,
satu
echinodermata
baik
sebagai
lingkungan
perairan
ini
dan surnber kehidupan
biota,
lingkungan
Terurnbu
dan banyak
crustacea,
dari
Salah
Ekosistim
biasa
makan dan berkernbang
memiliki
menjadi
bagi
sebagai
tempat
yang luar
mempunyai jenis
karang.
tropis.
dan berkernbang
berbagai
berfungsi
daerah
mollusca,
karang
yang 70% terdiri yang besar.
terurnbu
perikanan
ikan,
kepulauan
surnberdaya
adalah
merupakan
rumput
potensi
tersebut
merupakan
negara
Perpaduan didalamnya
nilai
estetika
yang potensial
dari
segi
juga berfungsi
sebagai
antara mernbuat
yang tinggi
dan
pariwisata
(EFENDI,
tarnbang kapur
(CaCO3 ).
1994) .
Terurnbu karang Selanjutnya
sebagai
surnber perikanan.
22 dari
132 jenis
spesies
2
ikan
ekonomis
Gambaran
penting
ini
pelagik
tidak
yang
(RUBIN,
salah
dalam
satu
bangunan
bahan
kimia
pada
keindahan
dan
di
satu terdapat
sampai
kondisi
di perairan
terumbu
Barat
yang
berj arak
telah
karang
dititik
seki tar
terumbu Pantai
mulai
atau
ground",
menurunkan
pada
dari
yang
Kodya Padang.
sepanj
beratkan
karang
dilakukan
tersebut
35 mil
peledak
"fishing
dan
untuk
nilai
karang.
ekosistim
sekarang
karang
bahan
akan mempengaruhi
terumbu
dari
dengan
pantai
terhadap
akan mengakibatkan
penambangan
ikan
erosi
didalamnya
Perusakan
karang
seperti
Hal ini
terjadinya
Salah
terumbu
karang
pemanfaatan
hidup
tersebut.
daerah
terumbu
dalam
yang
karang.
penting
pada
Maka
biota
penangkapan
perairan
Indonesia
sistim
ekosistim,
beracun.
mempercepat
1994).
sumberdaya
komponen
bahan
hidupnya
dan
dengan
ekonomis
sebagian
karang
seluruh
berasosiasi
ikan-ikan
EFENDI,
kelestarian
rusaknya
1992
termasuk
terumbu
diperlukan
Indonesia
menghabiskan
1982
sumberdaya
di
kota
ada
Sej ak Oktober
penelitian
ang
tentang
perairan
Sumatera
kepulauan-kepulauan Padang
di
yang
(KUNZMANN& EFENDI,
1994) . Beberapa dilakukan Padang,
peneli
di
perairan
diantaranya
Perikanan
Universitas
MARDIA SYARIF (1994) mempengaruhi meneli ti perairan
tian
kerusakan pengaruh
Bungus
Teluk
ten tang
terumbu
Sumatera adalah
Barat
oleh
Bung Hatta yang
Pusat
Kabung
tentang
karang,
pembuangan
dan
Kodya
Padang.
pantai
pabrik
tel ah
Kotamadya Pengembangan
al.
1993)
komponen
sedangkan
limbah
yang
Studi
(KUNZMANNet
meneliti
terumbu
karang
serta
utama
yang
NUSYIRWAN( 1994) kayu
Bungus
di
3
Seorang Tropical
ahli
taxonomi
Queensland,
bulan
Oktober
sekaligus
terumbu
Australia,
1994
juga
yaitu
di Perairan
lokasi
atau
Gedang,
pulau
Gosong
barat
( Pulau
Sipakal,
lembaga
Carden
penelitian
serta
pantai
dari
Dr.
melakukan
mengidentifikasi
Acropora
karang
mengambil
Pulau
Pieh
C.Wallace,
pada
Zoogeografi
dan
sampel
Kodya Padang
Pasumpahan,
Museum of
pada
Pulau
dari
beberapa
Sinyaru,
dan Pulau
jenis
Sauh,
buah Gosong
serta
Pulau
Pandan). Selama
penelitian
tersebut
manta-tow
dan
garis
difokuskan
pada
komunitas
form).
Sedangkan
dianalisakan
mengingat
pentingnya di
karang
Kodya
Padang
karang
dari
pada
perairan
atau
pada
yang
maka
dua-duanya
tumbuh
genus Oleh
terumbu
adalah
(growth
belum
pernah
Acropora
sebab
yang dangkal
dan
kontinyu
terhadap
kondisi
Barat
umumnya dan
pantai
Sumatera
khususnya,
yang
bentuk
terumbu.
dominan
pemantauan
yang dipakai
1993)
segi
species
karang
yang paling
utama
(UNEP,
tingkat
komunitas genus
terumbu
transect
pada
merupakan
metode
penelitian
ini
dirasa
perlu
dilakukan.
1.2.
1.
2.
Tujuan
dan manfaat
penelitian
Adapun
tujuan
penelitian
Genus
dari
Acropora
ini
bisa
sebagai
memprediksi
kerusakan
terumbu
Mengetahui
persentase
memberikan jenis-jenis karang
gambaran hard
di perairan
adalah: indikator
untuk
karang
penutupan dasar
utama
hard
tentang
coral
yang
Kodya
Padang.
coral
penyebaran
mendominasi
dan dari tutupan
4 3.
Memperoleh karang
kuantitatif
diperairan
persentase 4.
data
bahan
pemda
pengelolaan Hasil gambaran
hard
sumberdaya
penelitian
ini
komunitas
karang
pemanfaatan
sumberdaya
di dalamnya
dapat
lingkungan.
Informasi
penelitian-penelitian
ini
melihat
dan sebagai
bahan
masukan
kebijakan
bagi
ini. diharapkan
dapat
yang ada sehingga karang
dengan dapat
selanjutnya. '
dengan
penelitian-penelitian
memanfaatkan
terumbu
dilakukan
terumbu
Padang
bagi
mendatang
dalam
kerusakan
coral.
pembanding
yang sama diwaktu bagi
Kodya
tutupan
Sebagai
hubungan
pengelolaan
dan biota
baik
dijadikan
memberikan
untuk data
dan
yang hidup kelestarian awal
bagi
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Klasifikasi
dan Morfologi
Karang batu 21 farnili
Karang
diklasifikasikan
Batu.
kedalarn
dua kelas,
(DITLEV,1980).
KELAS ANTHOZOA (EHRENBERG, 1834)
Zooantharia
Sub kelas
Ordo Scleractinia
Astrocoeniina
Famili
Astrocoeniidae
Pacilloporidae
(VAUGHAN& WELLS, 1934) (KOBY, 1890).
(GRAY, 1849).
Acroporidae
(VERRIL, 1856).
Fungiina
(VERRIL, 1856).
Agariciidae
Famili
Hexacorallia.
(BOURNE, 1900).
Sub ordo
Sub ordo
atau
Thamnastteriidae Siderastreidae
(GRAY, 1847). (WELLS, 1956). (VAUGHAN& WELLS, 1943).
Fungidae
(DANA, 1846).
Poritidae
(GRAY, 1842)
Sub ordo
Faviina
(VAUGHAN& WELLS, 1943).
Famili
Favidae
( (GREGORY, 1900)
Trachyphyllidae Oculinidae
(GRAY, 1847).
Meandrinidae Merulinidae Mussidae
(VERRILL, 1901).
(GRAY,1847). (VERRILL, 1866).
(ORTMAN,1890).
lirna ordo dan
6
(VAUGHAN& WELLS, 1943).
Pectinidae
(VAUGHAN& WELLS, 1943).
Caryophylliina
Sub ordo
(GRAY, 1847).
Caryophylliidae
Famili
(VAUGHAN& WELLS, 1943).
Dendrophyllina
Sub ordo
(GRAY, 1847).
Dendrophyllidae
Famili
(HAECKEL, 1866).
Octocorallia
Sub Kelas
(HIOKSON, 1833).
Ordo Stolonifera
(EHRENBERG, 1826).
Tubiporidae
Famili
(BOURNE, 1895).
Ordo Coenothecalia
(MOSLEY, 1876).
Helioporidae
Famili
KELAS HIDROZOA
(HICKSON, 1901)
Ordo Milleporina
(FLEMMING, 1826).
Milleporidae
Famili
(HICKSON & ENGLAND, 1905).
Ordo Stylasterina
Terumbu struktur
karang
bangunan
sedimentasi (pembentuk dapat
(GRAY, 1847).
Stylasteridae
Famili
dan
tahan
SAt~TOSO, 1985) .
reef)
adalah
gelombang,
penyusunan
bangunan),
mengendapkan
(coral
kalsium
bentuk
yang dihasilkan
skeletal
"calcareous
suatu
alga"
karbonat
dari serta
karang
atau
dari
proses
"hermatypic"
organisma
lain
yang
(LEVINTON, 1982 dalam
URIP
7
Karang batu Karang
batu
hidup
baik
berkernbang
secara
dengan
kedudukannya,
hasil
simbiose
zoo xanthella.
Tempat
kedudukan
yang dikelilingi terletak
oleh
ditengah
terdapat
lorong
terletak
dan disebut
Antara
panjang,
radial
pernbentukan karang
hewan karang kapur
hewan
tempat
maupun secara
(theca). karang.
sebelumnya
koloni.
kapur
didasar
(polyp) disebut
dengan coralli
Mulut
te
(stomadeum)
Dibagian
bawahnya
mulut hewan karang
itu
collumela.
collumela
dengan susunan
cara hewan
rangka
(pusat)
soliter
dengan
dinding
yang disebut
rangka
septa
kapur
dihubungkan
(DITLEV, 1980; NYBAKKEN,
1982) . Bentuk septa penentu mengeras pencernaan
Gambar 1
tiap
klasifikasi digantikan
jenis
karang berbeda
dan identifikasi dengan
hewan karang
septa
sehingga
karang. internal
menjadi
Septa baru
dasar
yang telah dari
rongga
dan
letak
(NYBAKKEN,1982).
Penampang lintang hew an karang zoo x anthella dalam jaringan gastrodermis (RANDALL; 1983)
8
2.2.
Bentuk
Terumbu Karang
Macam-macam Teori
Darwin
sebagai
bentuk
terumbu
mengenai
teori
pembentukan
penurunan dengan
Gambar
Perubahan sruktur menurut teori dari
Dari yaitu
gambar
dapat atol.
(Subsidence
diterangkar.
2
karang
gambar
2 dapat
dilihat Teori
Hypotesis
berdasarkan Darwin
of
disebut
Darwin
) yang
2.
geologi Darwin
dilihat
ada
dalam pembentukan (NYBAKKEN;1982) tiga
bentuk
atoll
terumbu
karang
terumbu
karang
:
1.
Terumbu
karang
cincin
2.
Terumbu
karang
penghalang
3.
Terumbu
karang
melingkar
Terumbu pantai,
karang
terdapat
Karang
yang
seperti
Acropora,
(fringing
cincin di
hidup
(barrier
atau
sering pantai
daerah
Porites
reef)
(atoll)
perairan di
reef)
ini
disebut
juga
sampai umumnya
dan Montipora
kedalaman j enis
40 meter.
karang
dangkal
(MOLENGRAAFF, 1929 dalam
DRIP SANTOSO, 1985) Terumbu dipisahkan
karang oleh terdiri
penghalang
goba
yang
karang
ini
dari
karena
adanya
perubahan
pantai
yang
mempunyai
letaknya
dalam lapisan
secara goba
dari
( 40 - 70 meter). karang.
perlahan-lahan yang
j auh
dangkal
Hal
ini dari
pantai
dan
Dasar
terumbu
dapat
terjadi
terumbu
karang
(MOLEGRAAF,1929 dalam
9
URIP SANTOSO, 1985). Terurnbu karang berbentuk (pulau,
melingkar
cincin gosong
atau
yang mengelilingi pasir).
Secara
SANTOS0,1985 mendefinisikan berbentuk
2.3.
cincin
atau
Penyebaran
karang
1. Lereng
tapal
terurnbu
tanpa
sebagai
kuda dengan
adanya
karang daratan
pulau-pulau
karang
goba ditengahnya.
karang.
tiga
bagian
arah
laut
- Zona Sclerhelia
struktur
LEVINTON,1982 dalam URIP
URIP SANTOSO, (1985)
atas
adalah
goba,
singkat atoll
dan zonasi
WELLS dalam zonasi
atoll
secara
umum mernbedakan
yaitu: (Seaward
slope).
- Dendrophyllia.
- Zona Leptoseris. - Zona Echinophyllia. 2. Rataan
terumbu
arah
laut
(Seaward
reef).
- Zona Acropora - Zona Heliopora - Zona Porites
lutea
3. Goba (lagoon). - Zona Porites - Zona Acropora Pada perairan oleh
Pocillopora,
mendominasi lereng atau
yang selalu Acropora,
atau
tenang
seperti
parairan
terurnbu
terkena
bagian
Stylophora(GEREAU
bawah adalah et al
SUKARNO(1977) menyatakan
,1959
ombak besar,
Montastrea. goba, Porites,
didominasi
Sedangkan
yang
terurnbu
dan
rataan Favia,
Montastrea
dalam URIP SANTOSO, 1985).
bahwa rataan
terwnbu
bagian
tengah
10 dan bagian koloni di
dalam yang sering
karang
daerah
batu
hidup.
demikian
tersebut
biasanya
kecil
dan rumpun-rumpun
dan j enis-j populasi
enis
tertentu
karang
lainnya
batu
Pada kedalaman baik
dan dengan
di daerah
ini
Karang habitatnya.
8 - 15 meter,
jenis
adalah batu Pada
ombak dan arus membutuhkan
substrat
tumbuh
2.4.
Kondisi
Lingkungan
Kondisi
lingkungan
yang lebih
terumbu
samping
jenis
dan Favia.
dapat
tumbuh dengan yang penting
yang ini
besar
karang
keras
sebagai
batu
cendrung
dan memungkinkan
jenis
Perairan
perairan
suhu perairan, adanya
intensitas
ombak dan
kehidupan
hewan
penghambat
pertumbuhan
karang
keras
Porites
(NYBAKKEN,1982)
substrat
yang
di
pembatas
air
di
(SUMADIHARGA,1971 dalam URIP SANTOSO, 1985).
lain
serta
batu
Faktor
batu
Pada lereng
Acropora
karang
karang
Cervicornis,
Millepora
yang tinggi.
untuk membentuk kumpulan
seperti
Porites,
Montipora
pada terumbu-terumbu
Favidae.
oleh
enis
kaloran-kaloran
Sedang
Acropora,
famili
Jenis-j
Koloni
disekitar
karang.
didominasi
Montipora,
yaitu:
Pori tes.
kelompok-kelompok
dari
didapat
yang umumnya terdapat
dan
terdapat
seperti
jarang
dan bulat.
terumbu
dalam bentuk
jenis
kecil
terutama dinding
kekeringan,
Goniastrea
berkoloni
disepanjang
goba terdapat
Beberapa
adalah
ramosa dan Acropora kecil
mengalami
karang.
arus
yang
Faktor-
yang
mencakup
cahaya, teratur faktor
faktor
kekeruhan, sangat ini
a tau bahkan menghancurkan
(PORTER, 1974 dalam URIP SANTOSO, 1985).
fisika salinitas
mempengaruhi dapat
menjadi
ekosi tim terumbu
11 Proses
pengapuran
daerah
tropis
Karang
batu
batu
dengan dapat
masih dapat
adalah
tumbuh
bahwa
dapat
mengakibatkan suhu
baik
lagi
suhu
tekanan
jaringan Jika
optimum
ini
kembali
tropis
set~lah
suhu udara
karang
terhadap
kedalaman,
dibagian
Indo-Pacific
dibawah 75 meter,
batu
dan air
surut
hewan karang.
membesar
zooxanthella
lama,
batu
warna
berkurang
batu
terhadap
faktor
yang mempengaruhinya
Variasi
keluar menjadi
karang
yang hanya terbatas antara intensi
dari putih.
batu
akan
pada perairan
hewan tas
karang
cahaya
pembentukan pada
Karang
dibawah
batu
dapat
jarang
kedalaman,
cukup
eksponensial
kedalaman tak
dengan
yang
bangunan
Sedang di Caribbean
"hermatypic"
karang
yang
(WALTERdalam SUHARSONO,1984).
menyebabkan
karang
menurun
karang
cahaya yang menurun secara
50 - 70 meter.
l8 °C karang
kehidupan
sirnbiose
(ROSEN dalam LEVINTON, 1982). pada kedalaman
tinggi
warna karang
membutuhkan
Intensitas
dibawah
suhu
berlangsung
karena
di
23° - 25°C dan
variasi
enamminggu
sangat
(YONGE, 1963).
sehingga
terumbu
disebabkan
zooxanthella
suhu
pertumbuhan
akan menyebabkan
tidak
Perturnbuhan
pada
bagi
terhadap
hewan karang,
keadaan
pulih
ini
perairan
(NYBAKKEN,1982). RANDALL (1983)
menyebabkan
yang besar
pada
30° LS dan 25° LU (RANDALL, 1983).
25° - 30°C. Cuaca terang,
rendah,
terbatas
pada suhu 36° - 40°c, sedang
dapat
berpendapat
batas
tinggi
tumbuh dengan
hidup
tak
yang
karang 25 meter
berkernbang
pada kedalaman
ditemukan.
meskipun
masih
Populasi banyak
(LEVINTON, 1982 dalam URIP SANTOSO
1985). Kekeruhan Kekeruhan
dapat
sangat
mempengaruhi
mengganggu
kehidupan
car a makan hewan
hewan karang,
karang. sehingga
12 memaksanya
untuk
menyingkirkan 1982).
memproduksi
partikel
Kekeruhan
menghambat
batu
Salinitas Oleh
sebab
muara
itu
sungai
dengan
kadar
dapat
karang
besar
atau
garam
sangat
NYBAKKEN (1982)
plankton
yang
matahari
menembus
EFENDI,
dalam
Cahaya
matahari
oksigen
terumbu
lain.
Jadi
intensitas
laut
sangat
penting
Perkembangan dapat
tumbuh
20 m -
pada
karang.
dan
arus
turut membawa
membersihkan
karang. membutuhkan
tak
cahaya
kemampuan
dapat
tumbuh
sinar dengan
fotosintesis.
dengan
zooxanthellae
cukup
hasil
tersedia
matahari
ini
disamping yang
terumbu
karang
karang
dibatasi
oleh
salini
lebih
tinggi,
yang
simbiotik
fotosintesis
bagi
salinitas
arus
berkaitan
Dari
cahaya
dan
1980)
CAMPELL, 1988
ini
karang
perairan
DITLEV,
dengan
batu
dekat
30 m (MEADOWdan
diperlukan
dengan
tubuh
berkaitan
Karang
Hal
perairan
serta
perkembangannya
Kecerahan
1994).
ombak
karang)
pada
32 - 35%.
dan pada
Ombak
hewan
perairan.
bersimbiosis pada
karang.
menempel
kedalaman
pada
yang
80 meter.
antara
(STODDART dalam bahwa
batu
perairan
kedalaman
tinggi
(1980)
karang
pada
karang
hujan
tinggi
untuk
DITLEV
terdapat
menyatakan
cukup.
dibawah
pertumbuhan
untuk
(NYBAKKEN,
pertumbuhan
sampai
tidak
banyak
yang masuk dan akan
sementara
bercurah
yang
matahaLi
baik
yang keruh
(makanan
batu
cahaya zooxanthella.
pertumbuhan
partikel-partikel Karang
tubuhnya
ditemukan
terumbu
oksigen,
pada
dua meter,
bagi
dalam
menempel intensitas
optimum
berperan
lebih
perairan
kedalaman
karang
lendir
fotosintesa
bahwa pada
sampai
jernih
mengurangi
proses
menyatakan hanya
yang
kelenjar
dapat
kebutuhan dari
proses
menembus
(SUKARNO, et tas,
yang
al.
karang seperti
air
1983) tidak diTeluk
13 Parsia
dengan
aliran
air
salini
dari
tas
sungai
40%. Huj an deras
selama musim hujan
dapat
karang(MEADOW dan
CAMPBELL, 1980
dalam
tersebut
sebaran
secara
membatasi
SUKARNOet al. dapat
hidup
karang
1983, mengatakan
berkisar
Endapan
lumpur
dapat
karang batas
terus
menerus mematikan
EFENDI,
koloni
1994).
Hal
SMITH dalam
lokal.
salinitas
serta
karang
batu
untuk
25 - 40%0. atau
pasir
mengakibatkan
baik
kematian
dalam
bagi
air
karang,
maupun
diatas
walaupun
mereka
mampu membersihkan
diri
dari
sejumlah
endapan
yang
jatuh,
sebagian
dapat
hidup
lama jika
endapan
terlalu
tebal
atau
besar
tidak
memendam (EDMONDSON dan ORR dalam EFENDI, 1994). Pada
umumnya terumbu
yang mengalami. menghala~gi
gelombang
pengendapan
karang {NYBAKKEN,1982). 1994,
karang
penyedian
yang besar.
sirkulasi
karbondioksida
membantu mencegah
berkembang Arus
pada
memberikan
plankton
daerah oksigen,
yang baru
bagi
Menurut MEADOW dan CAMPBELLdalam EFENDI,
dalam EFENDI, 1994 menyebutkan keruh
lebih
dan memberikan
membutuhkan
oksigen,
karang
endapan
air
laut
dan nutrien. adanya
arus
laut
pada permukaan
yang
baik
dalam
MARSHALLdan ORR pada daerah karang.
yang
14
BAB III ALAT DAN METODE PENELITIAN 3.1.
Waktu dan tempat.
Penelitian
ini
dengan bulan dengan
dilaksanakan
Januari
enam lokasi
1995
dari
yang berlokasi
pengamatan(Gambar
November 1994 sampai
diperairan
'\)_., Q
....,-@
j Lokui
tnnsccl
1
lllJ(t11111111'111
t 01'~1
Kodya Padang
3).
11
@ ··-· 0
bulan
j
0'"'"'· 0
j Lokui
transect
I
c..:,.s,, .....
···-·-@
··,...s-' ·c;:r.
0
I Lolnsi transect I oo, o.u ....
Sumatra
···-~ \I
? •• , ..
.
'""'\0 Indian Ocean S1aa: 1, ·•u
t COHI
Padang Islands
s ••
I
1oo·os·e
,oo·,o·E
Gambar ~- ··=···- PetX lokasi peneIIi:Ian perairan kodya Padang. Sumber Kunzmann & Efendi, 1994
O'""'".....
dan
1_00_ ·2_o·_e __
posisi
transect
di
15
3.2.
Peralatan
yang
Peralatan
yang digunakan
1. Peralatan
digunakan.
scuba
lengkap
dalam penelitian
yang terdiri
dari:
rubber
papan
ini
adalah:
- Tabung scuba - BCD, pemberat - Regulator - Masker,
snorkel,
fins
pisau
selam
- Wet suit, - Kompresor 2. Rol meter
(50 meter)
3. Alat-alat
tulis
kedap air
4. Kamera bawah air 5. Alat
tranportasi
6. Literatur 7. Alat
(kapal,
boat,
mantatow)
taksonomi
untuk
mengamati
kualitas
air,
terdiri
dari
- Salinometer - pH meter - Secchi
disc
- Thermometer - Conduktifitas
3.3.
Metode
meter
Penelitian
Metode penelitian melakukan
observasi
Persentase
penutupan
manta-tow
survei
dilakukan
untuk
yang dipakai lansung karang
dan
metode
kelapangan.
dan pengumpulan
metoda
menentukan
adalah
transect
lokasi
dimana
survei
Untuk
penentuan
data digunakan
gar is.
Manta tow
terumbu
dengan
karang
metode survei banyak
16
tumbuh,
sedangkan
rnantatow
didapatkan.
3.3.1. a.
Prosedur
Mantatow
lebih
keahlian sebagai
perlu
kapal
data
dari
tirn yang
terdiri
dari
satu
Tugas tirn dibagi sebagai
pengernudi
sesuai kapal/
dengan boat
dan
dari
penelitian
parallel
arah
karang
kernbali
pada puncak
yang rnudah dikenal,
diadakan. karang
sehingga
seluruh
dilihat. kapal
- Pengarnatan
penarik
karang
penarikan
- Setelah
yaitu
dirnulai
saat
ditarik
- Kecepatan knot) .
boat/kapal
oleh
yang terlatih.
pengarnat
dapat
rnencatat
setelah
pengarnat.
- Pengarnat
rnenil
dilakukan
rnasing-rnasing,
sangat
karang
dilakukan
Penelitian
survei
pasangan
- Penarikan ini
garis
Survei.
Mantatow atau
transect
data.
harus
dilakukan
dapat
Penghentian
dicatat,
bahwa 2 rnenit
untuk rnenit-rnenit
tiap
dihentikan
kepada pengarnat data
tetap
ini
berikutnya.
( 1 knot
dua rnenit. untuk diberi
Tiap
kode
oleh
siap
rnernberi diteruskan,
kode
telah
kepada
dernikian
atau
akhir
rnernungkinkan
bahwa dua rnenit pertarna
pengarnat kedua
konstan
1.5
dua
pengarnat pengernudi selesai. pengernudi
seterusnya
17
---..:~~=,.;~=4:=t==-------===:-----efo=:-----=--,,-1 I
:-
:
~
6m __, ____ 6m ---;--
I
6m ----.;
I
I
I
I
I
I
Distance Visibilitycategory . 4
Gambar
18
12
3
4: Metode mantatow jarak penglihatan
6 2
1
untuk menentukan lokasi pengamat (UNEP, 1993)
transect
dan
18
C
Garnbar
D
5
:Posisi penarikan pengarnat pengarnat (UNEP, 1993)
dan
lebar
penglihatan
19
b.
Transect
garis.
Transect
garis
dikumpulkan.
dilakukan
Dari
daerah/lokasi
hasil
persentase
karang
yang
dan
lebih
tersebut
mantatow
dapat
Transect
yang hidup
daerah
hasil
baru
dilakukan.
karang
mati
data
tersebut
transect
apabila
setelah
ditentukan
garis
besar
dilakukan
dari
mewakili
persentase
keadaan
karang
sekitarnya. Meteran Ujung supaya atau (titik
dibentangkan meteran
meteran arus, 5000
Setelah berdasarkan
sejajar
(titik tidak
demikian
dengan
0 cm) diikatkan hanyut
dan
juga
dengan
terbawa ujung
garis
pantai.
pada oleh
salah
satu
hempasan
meteran
karang
gelombang
yang
terakhir
cm). mete.ran jenis
dibentangkan karang,
sampai
transisi untuk
-----
-~ ----
dan transect
5000
cm,
data
dicatat
kategorinya. berikutnya.
:-··· .,
WIM 251
I
CF
2n I cs
dan
cara
pencatatan
20
Gambar 7
c.
Kualitas
Peneliti meteran
mencatat jenis (UNEP, 1993)
dan metode
Tabel NO
1
yang dilalui
Perairan
Semua parameter alat
karang
kualitas
dilapangan
Metode dan alat perairan PARAMETER
perairan
yang diamati
sebagaimana
terlihat
yang digunakan
untuk
menggunakan
pada
Tabel
mengukur
kualitas
KETERANGAN
ALAT
1
Suhu
Thermometer
in situ
2
pH
pH meter
in situ
Salinometer
in situ
Oxy-meter
in situ
3
4
Salinitas 02
5
Conduktifitas
6
Kecerahan
Conduktifitas Sechi
meter disc
1.
in situ in situ
21
3.3.2.
Metode
Data
Pengurnpulan
primer
meliputi
dikumpulkan
keadaan
perairan,
suhu
sekunder
diperoleh
a tau
penelitian
perikanan
dari
Tabel
ini
tutupan
dilanjutkan
kecerahaan
salini
Pusat
tas
Studi
dan
data
Pengembangan
laporan-laporan
transect
jenis
karang
karang,
bentuk
jurnal
Life
persentase
tutupan
dari
program
transect.Dari
hasil
berdasarkan
persentase
tutupan
karang
hidup
Acropora.
Sedangkan
untuk
mengetahui
dilakukan dengan
rusak
berat,
uji
memilih rusak,
pada
transect
dan dengan
kategori
life
transect
tiap
lokasi
dan
jumlah
Acropora
dengan
dan
untuk
posisi
hubungan
statistik lokasi
Program
posisi
dari
I I I,
metoda
masing-masing
ratakan
Non-Acropora
ini
karang,
digunakan
dengan
form
tabel.
. Data-data
Dbase
khusus
karang
suatu
perairan
(P30 LIPI).
yang
karang
terumbu
program
life
dikelompokkan
atau
Form
terumbu
dalam
dasar
dalam
program
dan
ditabulasikan
program
Hasil
umum karang
garis
merupakan
menghi tung
kategori
air,
dan dari
keadaan
dimasukkan
dengan
ini
sederhana
garis,
tersebut
laut.
transect
ini
garis.
Bung Hatta
berisikan
persentase
form
pH
laporan-laporan
menentukan hasil
transect
transect
data
Data
Untuk data
dilapangan,
karang,
temperatur,
dari
Universitas
Analisa
lansung
terumbu
Perikanan
3.3.3.
Data
diratadan
Acropora rumus dengan baik
Nondengan regresi kondisi
sekali.
22
3.4.
Asumsi
Asumsi
1.
dan Hipotesa
:
Acropora
di ternukan
penyebarannya 2.
Acropora dengan
3.
kedalarnan
tingginya
lokasi
dengan
suatu
rata-rata.
wakil bagian
terurnbu
Terurnbu persentase
pengarnatan,
yang berbeda
sarnpai
10 meter.
sebagai
hubungan
Hipotesa
adalah
setiap
di ternukan j uga pada kedalarnan
Acropora
dari
pada
karang-karang barat,
tirnur
lain atau
tidak
ada
utara,
selatan
dengan
sernakin
karang.
karang tutupan
dikatakan karang
hidup
baik oleh
Acropora.
~ ~......
.
'
-
.
-
23
Acropora tabulate (ACT)
Acropora submassive (ACS) (:.
;"":;
/"
'\
t;
. ·.··./ " Ii'
;;
·_1,
Acropora submassive (ACS)
Primary branching
Gambar 8:
Contoh
bentuk
karang
dari
Secondary branching
genus
Acropora
(UNEP, 1993)
-
24
Coral submassive (CS)
Coral massive (CM) Millepora (CME)
Gambar
9:
Conteh bentuk (UNEP, 1993)
karang
dari
spesies
Non-Acropora
25
Hard Coral: Dead Coral
DC
recently dead, white to dirty white
Dead Coral with Algae
DCA
this coral is standing, but no longer white
Branching
ACB
at least 2• branching, e.g. Acropora pslmsta, A. fonnosa.
Encrusting
ACE
usually the base-plate of Immature Acropora forms, e.g. A. pslifera and A. cunesta
Submassive
ACS
Acropora
robust with knob or wedge-like fonn e.g.
A. palifera
Non-Acropora
Gambar
10:
Jenis kode
Digitate
ACD
no 2° branching, typically lndudes A. humilis, A. digitiferaand A. gemmlfera
Tabulate
ACT
horizontalflattenedplatese.g. A hyacinthus
Branching
CB
at least2° branchinge.g. Seristopora hystrix
Encrusting
CE
major portion attached to substratum as a laminar plate e.g. Porites vaughani, Montipora undata.
Foliose
CF
coral attached at one or more points, leaf-6keappearancee.g. Meru6na ampliata,Montipora sequituberculata.
Massive
CM
solid boulder or mound e.g. Plstygyra daedalea.
Submassive
cs
tends to fonn small columns,knobs,or wedges e.g. Poriteslichen,Psammocora digitata
Mushroom
CMR
solitary, free-living corals of the Fungia
M11/epora
CME
fire coral
He/iopora
CHL
blue coral
karang menurut (UNEP,1993)
metode
"Life
Form",
kategori
dan
....
.
.. ..--... .-...-
,.
-
"""~
--
.
-
-
26
BAB IV BASIL DAN PEMBABASAN 4.1.
Basil
4.1.1.
Penelitian.
Kondisi
Tutupan
Disamping
menggunakan
keadaan umum terumbu (tingkat
Terumbu Karang
tutupan
Acropora
metode manta-tow
karang,
karang
oleh
dapat
hidup)
survey
juga dilihat
yang ditemui
untuk melihat
dari
persen
dilokasi
transect.
SUKARNO ( 1993) mengemukakan bahwa per sen cover merupakan kriteria
untuk
membagi atas rusak,
menentukan
rusak
empat tingkatan
50 - 74% baik, Hasil
Sumatera
mengalami
cover
( tingka t
tutupan
karang
dia
25 - 49%
dapat
hidup) yang
EFENDI,
&
ang perairan dilihat
dari
di temui
pada
buah lokasi
Tabel
Kondisi terumbu karang pada beberapa pulau dan gosong di perairan pantai Kodya Padang (KUNZMANN & EFENDI 1994) , angka adalah persen cover.
LOKASI
UTARA
TIMUR
(Tabel
karang,
beberapa 3:
penelitian
Hal ini
satu
baik.
terumbu karang disepanj
kerusakan.
salah
berat,
(KUNZMANN
pendahuluan
bahwa kondisi
terumbu
O - 24% rusak
yaitu
1994) melaporkan
per sen
baiknya
dan 75 - 100% sangat
penelitian
Barat
atau
cover
3)
SELATAN BARAT
RATA-RATA
P.Pisang
0
0
58 .8
0
14.7
G.Gabuo
58
0
0
76.9
33.7
P.Sauh
0
11.2
0
64 .9
19.0
P.Air
0
37
0
0
9.2
G.Sipakal
0
0
86.2
0
21.6
G.Gedang
0
29.2
0
0
7.3
P.Sinyaru
17
34.1
0
21.4
18.1
P .Sirandah
37 .1
29.4
0
0
16.6
0
25
56.4
0
20 .4
P.Pasumoahan
, :,...
C.
.......
•
27
Peneli tian dilakukan Pulau
dengan
pada
Air,
lokasi
Acropora Pulau
Gosong Sipakal,
Lokasi
ini
dipilih
al
1994,
KUNZMANNet
sebagai
Pisang,
indikator
Gosong Gabuo,
Gosong Gedang didasarkan
bahwa pada
kerusakan
dari
(lihat
Pulau
Gambar 3).
penelitian
lokasi
ini
Sauh,
pendahuluan
banyak
ditemukan
Acropora.
Pulau
ini
Pisang
Transect
dilakukan
ditemukan
banyak
dengan dari
program Acropora
(branching} 0.6%,
Life
7%,
sebesar
37. 4% dan dari
karang
hidup.
Form didapatkan
16. 2% yang
. Sedangkan
Acropora
pada posisi
Acropora
didominasi Encrusting
persentase
tutupan
42.6% yang didominasi Non-Acropora
cover
Pulau
Pisang
ini
rusak
berat
( Tabel
4).
bercabang
adalah
Selatan, Dari persen oleh
karena hasil
pada posisi
analisis
cover
karang
Acropora
8.6%, Acropora karang
hidup
bercabang
marga Non-
oleh Non-Acropora
14. 7% yang
dapat
hidup
Sub Massive
dari
5. 2%. Rata-rata
data
Foliose
dari
persen
dikategorikan
Tabel 4 : PersentasetutupanAcroporadan Non-Acroporayang terdapatdi Pulau Pisang Angka adalah persencover) LIFE POSIS! FORM Acropora Branching 7 Tabulate Encrustin 8.6 Sub Massive 0.6
16.2
5.2 Massive Encrustin Sub Massive Foliose Mushroom Mille ora Heliopora
37.4
42.6
lt@tM:f ))§$. %lil Wtt=ttlJJ 't@tftI
-
.
28
Gosong
Gabuo
Rata-rata hasil
persentase
transect
Pada posisi
pada posisi Utara
Acropora
oleh
Sedangkan
massive
ditutupi
branching
tutupan
yang ditutupi
tutupan
dari
Non-Acropora
dari
Famili
oleh
Acropora
hidup
Barat
dari 76.9%.
35.1% yang didominasi
Acropora
encrusting
Non-Acropora
oleh
branching
O.1%.
adalah
12. 7%
6.2% dan Non-Acropora
0.5%, Sub massive
yang berbentuk
Fungidae
33.7% yaitu
47.83% dan posisi
Non-Acropora
3,8%, encrusting
hidup
Utara
35. % dan
karang
oleh
karang
3.8%, Foliose
istimewa
dari
marga
1.5% dan
Mushroom
0.1%.
Tabet 5 : Persentase tutupan Acroporadan Non-Acroporayang terdapat di Gosong Gabuo ( Angka adalah persen cover) LIFE POSISI FORM Acropora Branching 35.5 39.65 Tabulate 2.7 Encrustino 0.1 4 .3 Sub Massive 81.77
RfJt~ta?A¢r.&p9.ffi:t ttt :1:-
....... ...... ti:t:t:iltt,:tt·st::ts?:n :Jtl'tI?Qi4.4 Nlit=
Non-Acropora Branching Massive Encrusting Sub Massive Foliose Mushroom Millepora Heliopora
6.27
4.65
3.87 0.5 0.35
0.2 15 7.75
1.55 0.17
1.1
1.55 42.96
TOT AL
4 7 .83
Transect karang
hidup
Non-Acropora Acropora
yang dilakukan
76.4
pada posisi
76.9% yang ditutupi 30.2%.
branching
Tutupan
Barat
oleh dari
39,6%, Acropora
persentase
Acropora
Acropora encrusting
tutupan
46.6% dan dari didominasi
2.7%, Acropora
oleh
Sub
29
massive
4. 3%. Tutupan
Acropora
branching
massive
4.6%,
7.7% . foliose
rata-rata rusak
dari
persen ( Tabel
Non-Acropora
massive
0.2%,
1 . 1% serta
cover
didominasi encrusting
Helliopora
oleh
Non-
15% dan sub
1.5%.
yang hanya 33. 7% Gosong ini
Dilihat
dari
di kategorikan
5).
Tabet 6 : PersentasetutupanAcroporadan Non-Acroporayang terdapat di Pulau Sauh (Angkaadalah persencover) LIFE POSIS! FORM Acropora 38.99 BranchinQ Tabulate 0.62 0.1 Encrusting Sub Massive
ill
Raffi.Wat ~tAttoP&:ta ::= JJ:t:Non-Acropora Branching Massive Encrusting Sub Massive Foliose Mushroom Millepora Heliopora
9.3
7
=== ~=
TOTAL
==:
1 ::
Pulau
Sauh
64.9%.
dari
Sedangkan 39.7%
dan
didominasi
64.9
transect
pada
bagian
oleh hasil
pada
Timur
Helliopora transect
dari oleh
0.62%, dan Acropora
1
bagian
bagian
Timur
Timur
ditutupi
dan
Non-Acropora
oleh
Acropora encrusting
Barat
25.1%.
branching
bagian
Barat.
11. 2% dan bagian Non-Acropora
9.3% dan Non-Acropora pada posisi
36.28
:tc-f:-:-:t-: -::(:-: -:, :-::g-:,:-j:,f:tl]?tt :::1::1:1 1:::::1:::::~: : :::::::::::::1:: : :1:
.,.
dilakukan
Pada
didominasi
11.2
1:::::1:: __
Transect Hasil
1.4 0.37 1.7 10.17 4.11 0.44
1.9
ditutupi Tutupan
Barat 11.2%
massive
1.9%.
oleh Acropora dari
Acropora
32. 3%, Acropora
Tabulate
0.1%. Persentase
tutupan
dari
Non-
----30
di tutupi
Acropora
oleh
1.7%,
encrusting
sub
dan Helliopora
0.25%
Rata-rata
Pulau
10.17%,
foliose
Pulau
Sauh
4.11%,
O. 4 %,
mushroom
cover
berat
(Tabel
ini
adalah
karena
dari
19%
6).
Air
manta tow
dilakukan
yang
karang
yang
persen
cover
karang
didominasi Acropora
oleh
posisi
kan
hanya
hidup.
Dari
hidup
Acropora
Milliopora
dikategorikan
Gosong
pada
dilakukan
adanya
timur, pada
hasil
37%.
ini
karang
32.8%
dan ditutupi
persen
berat
7).
cover
hasil
di temukan
yang
Tutupan
branching
(Tabel
posisi
transect
4%. Rata-rata
rusak
dilakukan
hidup
Pulau
disini
oleh Air
ini
Non-
9. 2%
Sipakal
Pada posisi transect
garis
Acropora
Sub Massive Acropora
selatan yang
1.8%.
massive
dikategorikan
persentase
dilakukan
branching
4.6% yang
Non-Acropora
21.6%
1. 4%, massive
7.0%.
rusak
Transect
oleh
massive
persen
dikategorikan
bercabang
Non-Acropora
tutupan
didapatkan
4 7%, Acropora
Sedangkan ditutupi
1. 6% • Ra ta-ra rusak
(Tabel
81.6%
Tabulate
tuupan oleh
karang
karang
dari branching
ta per sen cover 8).
yang
menurut
didominasi
32. 2% dan Acropora
hidup
Non-Acropora
hidup
marga
Non-
3.% dan
Gosong Sipakal
.
. ........""",.
-~
-
I•--
-
c.-·-
,r- i,•
•-
,. -
.-.,,
...--
I'
-
---.
31
Tabel 7: Persentase tutupan Acropora dan Non-Acropora yang terdapat di Pulau Air An ka adalah rsen cover POSIS! LIFE FORM
32.8 Encrustin Sub Massive
Massive Encrustin Sub Massive Foliose Mushroom Millepora Helio ra
4 4
TOTAL
Tabel 8: Persentase tutupan Acropora dan Non-Acropora yang terdapat di Gosong Sipakal An ka adalah rsen cover LIFE FORM Acropora Branchin 47.6 Tabulate 32.2 Encrustin Sub Massive 81.6
Encrustin Sub Massive Foliose Mushroom Mille ora Heliopora TOTAL
Ralaf=faffi. N.Qti{Af ···• •
1.6
4.6
••
-------32
Gosong
Gedang
Transect 29.2% karang Sedangkan
dilakukan hidup,
persentase
Non-Acropora Gedang ini
foliose
pada posisi
oleh Acropora
yang didominasi tutupan
Timur dan didapatkan
Non-Acropora
dari
0.5%.
Rata-rata
7.3% dikategorikan
rusak
persen berat
branching
branching cover
( Tabel
hasil
dari
28%.
O. 7% dan Gosong
9).
Tabel 9 : Persentase tutupan Acropora dan Non-Acropora yang terdapat di Gosong Gedang (Angka adalah persen cover) LIFE FORM Acropora Branching 28 Tabulate Encrusting Sub Massive
&ijtastmaAffi'oPQfa @tt@nt Non-Acropora Branching Massive Encrusting Sub Massive Foliose Mushroom Millepora Heliopora
=
ntttt ''' 0.7
0.5 1.2
33
4.1.2.
Kualitas
Data
Perairan
lingkungan
dalampenelitian
karang
batu
syarat
28
antara
lain
-
tersebut.
30°c,
berkisar
8.25
untuk
dapat
Suhu perairan
kecerahaan
tabel
kualitas
pertumbuhan
sekitar
dalam
kehidupan
karang
perairan
antara
30 meter,
54.3 ini
untuk
berada
29 - 34%. 0 2 berkisar
- 7.6 mg/O2 /1 dan Conduktifitas Data pengamatan 2.
Padang
2
pH,
yang baik
mendukung
antara
salinitas
Padang
Kodya Padang berkisar
berkisar
- 8.42,
bagi
perairan Kodya
Kodya temperatur,
penentu
kualitas
perairan
perairan
salinitas,
Faktor
adalah
baik
pada
kecerahan,
Kuali tas
yang cukup
diperairan
adalah
diamati
dan Conduktifitas.
hidupnya.
kisaran
yang
ini
0 2 dalam air
Kodya Padang.
pH air
antara
6.0
- 60.2 mS/cm. dapat
dilihat
pada
Tabel 2 : Kualitas perairan Kodya Padang ( Goedegebuur, Juterzenka, Farouk , 1995) Keterangan : Pada posisi IV, V, dan VI conduktifitas tidak diukur kareha alat rusak Parameter LO KASI Jttt@et@$H:~ $arii@Ktt \KMf: #QS:i~tlh& ~~ iJ@ Mfo iMH1E o$/~NiftkW~i~HfhK\ ku alitas air Suhu C pH (1) 02 (mg) Cond.(mS) Salinitas (%) Kecerahan (m)
-----------------3J
3J
28
8.3
8.4
8.4
8.4
5.5
6.8
6
7.6
7.4
54
57
00
57
57
29
31
3J
3J
3J
3.3
2
7.5
LOKASI
3J
29
29
3J
3J
29
28
3)
29
29
29
8.4
8.4
7.5
7.3
31
31
8.4
8.4
8.3
8.4
8.4
8.4
8.4
8.4
8.4
7.4
7.4
7.5
7.6
7.7
7.6
7.3
7.5
7.4
3J
3)
32
32
32
34
34
34
31
kehidupan
17.5
18.7
Suhu merupakan proses
29
8.4
Parameter kualitas air Suhu C pH (1) 02 (mg) Cond.(mS) Salinitas (%) Kecerahan (m)
3J
salah
satu
dan penyebaran
faktor
19.7
yang penting
organisme
dalam mengatur
. Suhu perairan
Kodya
,..__.
.....
'
~
-
-
L ..
34
Padang baik
berkisar
untuk
28 - 30oC. Kisaran
kehidupan
al. (1983)
yang
pertumbuhan
karang
karang,
sesuai
mengatakan
demikian
adalah
dengan
pendapat
suhu
paling
bahwa
berkisar
pada suhu rata-rata
suhu
cukup
SUKARNOet baik
untuk
25°C - 28°C. Karang tumbuh dengan baik
tahunan
23 °c - 25°C (MEADOW dan CAMPELL, 1988
dalam EFENDI 1994).
Derajat
keasaman
menunjukkan perairan
nilai
(pH) dan salinitas
yang menyamai lautan
Kodya Padang
Indonesia.
Hasil
Kodya Padang salinitas
pengukuran
8.25
- 8.42,
demikian
sangat
rata-rata
penentu
organisme
laut
yang jelas Tetapi
bagi
di Teluk
Parsia
Kecerahan mulut
sejati
karang
mulut
muara
merupakan
hidup
salinitas
Ba tang
mill
kecerahan
VI dengan perairan
jarak
posisi sekitar dari
menunj ukkan
dengan
posisi
jarak
NYBAKKEN satu
faktor
batu
adalah
pada yaitu
salinitas 32 - 35 %.
tinggi
jarak
muara
18. 7 meter
yang diukur
jarak
dari
II dengan
7.5 meter, mulut
laut
sekitar
menunjukkan
I dengan
III
perairan
seperti
40%.
Arau
2 meter,
karang
salinitas
Kodya Padang
Arau sampai
kecerahan
pada
pada
di
salah
bertahan air
Samudera
karang.
karena
dapat
dapat
posisi
3.3 meter,
karang,
dikarenakan
29 - 34%. pH dan
salinitas
salinitas
di perairan
laut
berkisar
dari
bervariasi,pada hanya
dengan
kehidupan
dan tidak
dengan
muara Batang
lansung
mendukung
kehidupn
menyimpang
terumbu
ini
pH air
salinitas
Kodya Padang
terbuka,
yang berhadapan
(1988) mengemukakap bahwa, kimia
diperairan
dari
jarak
muara
sekitar sampai
dari
5 mill
dari
kecerahan mulut
sedangkan
mulai
muara 1 mill
sungai pada
yang 0.5 mill kecerahan
sekitar posisi
4 - 5 mill 19. 7 meter
2.5 IV, V,
kecerahan ( Tabel
2) .
·----
-----
35
Kecerahan
perairan
menembus perairan, menembus air al.
jadi
laut
sangat
intensitas penting
cahaya bagi
matahari
terumbu
matahari
yang dapat
karang(SUKARNO et
1983) Untuk
parameter 1.1
berkai tan dengan kemampuan sinar
lebih
jelasnya
kualitas
perairan
masing-masing dapat
dilihat
lokasi
pengamatan
pada gambar
11 (angka
- 1.6).
near the rviuara
VVater samp[e stations
Kg. S ipakal
q..
Pu .
Pu. Sibunt~r
o Pu.
p ciS I.T • -6.1 --
- ·6.
- ··
5.1
./. I
.
.'
5. .
6.1
5.1
6. ./
5../
3.1
./ .
3.
./.2
3.1
1. I
Binda!ang Pu. Pisang ./../
D I . ./
3. .:/
Teluk Bayur 6.6
Gambar 11 : Posisi
Sumber
5.6
4. 6 •-
penguJian kualitas perairan : Kunzmann & Goedegebuur, 1995
3.6
1.6
·......_-
·,
0
-
Kodya Padang
.
TB I
;-,
36
4.2.
Pembahasan
Komposisi penelitian oleh
tutupan
ternyata
karang
menunjukkan
bervariasinya
karena
penyebaran
beberapa pada
jenis
habitat
persentase
lokasi jenis
tertinggi
karang
terdapat
lainnya.
Dari
adalah
karang pada
perbedaan.
Hal ini yang
batu pada
Tabel
habitat 4-9
lokasi
Gosong
karang
ini disebabkan
merata,
satu
sehingga
tidak
tersebut
Acropora
di perlihatkan
menutupi
yang tidak
hidup dari
terdapat
terlihat
bahwa
persentase
tutupan
Gabuo dan Gosong
oleh Acropora
Pada Gosong Gabuo ditutupi
di enam lokasi
(Tabel 4-9) . Perbedaan
yang
tutupan
Acropora
Acropora
jenis-jenis
hidup dimasing-masing
dari
hidup
Sipakal.
20. 4% dan Gosong Sipakal
20.4%. Total
persentase
Gabuo adalah
tutupan
karang
hidup
karena
pengaruh
oleh
itu
pembersih tutupan koloni
Acropora
kondisi
arus
diri
dari
karang
hidup
dilokasi
meja
Gosong
ini
Acropora
dari
karena
(Acropora yai tu
sehingga
harus
daerah
menghadapi
rata-rata
lokasi air
ini
diduga
serta
cahaya
dalam mensuplai et
pada
al,
1983) .Perbedaan lokasi
ini
lebih
banyak
ditemukan
sebesar
32. 2%, sedangkan
tabulate
hyacinthus,
diduga
yang
arus dan gelombang
yaitu
pada
yang menutupi
tingginya
Gosong Sipakal penelitian
makanan dan
kedua
2. 7%. Acropora
lokasi
Tingginya
kedua
tabulate)
Acropora
pada
pada Gosong
(CHONdan TEO dalam EFENDI, 1994).
Acropora
dari
hidup
kedalaman
endapan(SUKARNO
suku
lokasi
pada
juga berperan
Sipakal
tabulate
21.6%.
substrat,
Gosong Gabuo sebesar
lokasi
oleh
pola
karang
lokasi
dari
yang menembus perairan
Disamping
karang
31.2% dan Gosong Sipakal
tutupan
matahari
rata-rata
relatif
tutupan disebabkan terbuka
yang kuat(SUHARSONO
37
et
al.
1985 dalam SUTARNA, 1991).
SUTARNA, 1991, yang
cukup
menyatakan
kuat
yang jatuh
untuk
MARSHALLdan ORR, 1931 dalam
bahwa Acropora
membersihkan
diri
kategori
tersebut
hidup
oleh
Pulau Pisang, rata-rata
ditutupi
oleh tipe
tutupan
termasuk
berat.
dasar
sedimen
karang
4.05%.
transect laut
terj adi . pergera ·kan
air,
Teluk
Bayur
dinyatakan
Kecilnya
Air,
Pulau
dari
transect
air
yang
juga
oleh
NYBAKKEN( 1982)
dilokasi
endapan
pasir
disamping
akan
ini
kekeruhan
persentase
tutupan
yang juga berupa
relatif ini
kecil
pasir
sehingga
jenis
perairan
oleh
kehidupan pada
juga
air,
karang
hewan
lokasi
Pulau
tipe
dasar
karena
subtrat
tak marnpu untuk membersihkan
sedimen-
URIP SANTOSO(1985)
Acropora
halus
hanya
kekeruhan
rnenganggu
Sauh dan Gosong Gedang diduga
yang tidak
j uga
rnengakibatkan
akan
disebabkan
keruh bila
i tu
LEVINTON (1982)da1am
Tutupan
Pada Pulau
halus
mudah menjadi
karang
14. 7% hanya
yang dibawa oleh Batang Arau dan pencernaran
karang.
arus
pada lokasi
hidup
Diduga hal
berupa
air
Pelabuhan seperti
tutupan
sebesar
dari
ditemukan
Pulau Air dan Gosong Gedang.
persentase Acropora
rusak
yang terkecil
Sauh,
yang menyebabkan
sediki t
dan
Acropora
Pulau
Pisang
stabil,
timbunan
maka persentase
di Gosong Gabuo dan Gosong Sipakal
karena
dari
adanya
padanya.
Berdasarkan
karang
memerlukan
dan pergerakan batu
dirinya
yang
hidup
dari
timbunan
rurnus
regresi
pasir. Dari sederhana Acropora Gabuo,
uji
statistik
dengan
yang
dilakukan
terhadap
dan Non-acropora dan
Gosong
Sipakal
rnenggunakan tutupan
yang terdapat tern ya ta
karang
diPulau
rnenunj ukkan
hidup
Pisang, hubungan
oleh Gosong yang
38
sangat
kuat.
Sangat
disebabkan
oleh
(sama-sama
dekat
yang keras
serta
eratnya
karena
arus
terdiri
dari
menjamin
tiga
ini
lokasi
saling
ini
berdekatan substrat
kuat.
tumbuh diatas
subtrat
URIP SANTOSO, 1985). Gosong Gabuo
yang keras
Hal
ini
karena
jelas
lokasi
ini
yang keras.
yang keras
ini berpengaruh
kedudukannya,
tutupan
Acroporanya
yang ditemukan
relatif
ditutupi
karang,
jelas
terlihat
mengurangi
sedangkan
yang persentase
ini
lokasi
lebih
Gosong Sipakal,
kestabilan
hal
pada
dan juga mempunyai dasar
untuk
dalam
subtrat
Subtrat
ketiga
yang relatif
cendrung
(SUMADIHARJA, 1971 dilokasi
letak
dengan pantai)
Karang batu
telihat
hubungan
kecil,
oleh
kekeruhan
pada
lokasi-lokasi
kondisi
pasir
pada lokasi
dan
subtrat
lokasi
dan patahan-patahan Pulau
Sauh,
Pulau Air
dan Gosong Gedang. Acropora
yang
umumnya terdapat karena bagi
ditemukan dilereng
dilereng
terumbu
pertumbuhan
pada
tiap-tiap
terumbu. kadar
jenis-jenis
Hal
oksigen
Acropora
lokasi ini
dapat
dij elaskan
yang penting
peranannya
kebutuhannya
URIP
jenis
ini
memerlukan
yang cukup kuat untuk membantu membersihkan
diri
dari
sedimen
dilereng
yang melekat,
terumbu,
kedua faktor
khususnya
bagian
Selain
cukup tinggi
(VERWEY dalam arus
SANTOSO, 1985).
penelitian
ini
itu
hanya dapat
dipenuhi
atas(SUKARNO, 1977 dalam URIP
SANTOSO, 1985). Sebenarnya di tampilkan
ini
sesungguhnya, melakukan
persentase lebih karena
Manta-tow
yang banyak
tumbuh.
tutupan kecil
bila
pengukuran untuk mengetahui
rata-rata
dari
dibandingkan (transect) dilokasi
Acropora dengan
dilakukan mana terumbu
yang
keadaan setelah karang
39
V.KESIMPULANDAN SARAN
5 . 1. KESIMPULAN Dari dapat 1.
enam
lokasi
yang
dipilih
diambil
beberapa
kesimpulan:
Keadaan
terumbu
karang
mengalami
kerusakan
sebagai
stasiun
diperairan dengan
penelitian
Kodya
kondisi
Padang
rusak
telah
berat
dan
rusak. 2.
Dilihat dari
dari
persen
Acropora
dan Gosong cover
cover
(tingkat
yang tertinggi
Sipakal
adalah
dengan
rata-rata
dari
tutupan pada
persentase
kedua
karang
lokasi
hidup)
Gosong Gabuo
20.4% sedangkan
gosong
ini
adalah
persen
31.18%
dan
21. 6%. 3.
Acropora karang
4.
cocok di
dalam
Acropora
di
tinggi
karang
karang.
Gosong
tutupan
Gabuo
dan
dengan
tutupan subtrat
hidup
oleh
pengukuran
keseluruhan pH dan
kerusakan
terumbu
karang
Gosong
lokasi
disini lokasi
Sipakal
keras
arus
oleh lebih
lainnya,
karena yang
hidup
diduga yang
lebih
yang baik
untuk
karang.
Tutupan
Hasil
dari
indikator
persentase
dibandingkan
dan tipe
didominasi 6.
arti
persentase
kehidupan
sebagai
Kodya Padang.
lokasi
bila
tingginya
5.
Perairan
Kepadatan
kuat
dijadikan
yang
kecerahan
diperairan
Acropora
adalah
Padang
Acropora
oleh
branching.
kuali tas meliputi
Kodya
perairan suhu
baik
air,
Kodya
Padang
salinitas,
dan dapat
mendukung
secara
0 2 dalam
air,
kehidupan
40
5.2.
Saran
1.Perlu
dicari
metode
batu untuk menilai indikator 2.Perlu
selain
persentase
penutupan
karang
terumbu
karang
atau Acropora
sebagai
tentang
berbagai
kerusakan.
kemungkinan
lanjutan
rekoralisasi
di perairan
Barat
umumnya.
3.Untuk
penelitian
yang diukur hubungan
selanjutnya
dilakukan
4.Diperlukan
lebih
dapat
dimanfaatkan
penanaman
disarankan
pada tiap-tiap lingkungan
aspek
tentang
dan penyebaran
dan perairan
parameter
lokasi
terhadap
lain
Sumatera
lingkungan
penelitian
kehidupan
supaya
karang
dapat
mendetail.
adanya
yang berwenang
yangmencakup
Kodya Padang khususnya
parameter
diketahui
ini
kondisi
penelitian
karang
lain
kebijaksanaan
untuk
terjaga untuk
menangani kemampuan tujuan
lain.
pemerintah secara
atau
semua pihak
terpadu,agar
sumberdaya
kelestariannya
serta
dapat
i
-
...
•
-
-
•
~-
41
DAFTARPUSTAKA BOLI , P. 1994. Respon pertumbuhan Acropora aspera pada Pulau Lancang dan Pari Kepulauan Seribu. Kumpulan Hasil Hasil Penelitian Pelatihan LanjutanMetodologi Penelitian Penentuan Kondisi Terumbu Karang. Puslitbang Oseanologi LIPI,Jakarta. 10 halaman. EFENDI. J. 1994. Studi Kondisi Karang Batu (scleractinia corals) dan Beberapa Parameter Lingkungannya diperairan Pulau Mapur Kabupaten Riau, Propinsi Jambi.Fakultas Perikanan Universitas Riau, 52 halaman. DITLEV, H. 1980. A field guide the Indo Pacific. Backhuys,
to the reef building Rotterdam,291pp.
KUNZMANN.A & EFENDI.Y 1994. Apakah Terumbu Barat Sudah Rusak?. Jurnal Penelitian press) .
corals
Karang di Perikanan
of
Sumatera Laut (in
Terumbu Karang di Beberapa KUNZMANN.A& EFENDI. Y, 1994. Kondisi Gosong yang ada di Perairan Pantai Sumatera Barat.INFO FISH I, Seminqr Hasil Penelitian Dosen Tetap Fakultas Perikanan 1994. 6 halaman KUNZMANN.A. ; EFENDI. Y. ; ZIMMERMANN,C. 1993. Are the coral reefs of Padang city cudanjered by pollution and fishing with explosives?, S. Jahres bajung GTO,Bremen. Mempengaruhi MARDIA SYARIF, 1994. Komponen Utama Yang Kehidupan Terumbu Karang di Perairan Pantai Barat Kodya Padang. Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta Padang (tidak dipublikasikan)48 halaman. NURA1NI, 1986. Studi pertumbuhan Acropora Perairan Bandegan Jepara, Jawa Tengah Perikanan Laut. No 37, 101-105halaman.
aspera Jurnal
(DANA) di Peneli tian
NUSYIRWAN, 1994. Pengaruh Pembuangan Limbah Wood Factory Bungus Terhadap Kehidupan Terumbu Karang di Perairan Bungus Teluk Kabung, Sumatera Barat Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta Padang (tidak dipublikasikan)45 halaman. NYBAKKEN, J.W, 1988. Gramedia, Jakarta. UNEP, 1993. Monitoring Methods For Marine
Biologi Laut 459 pp.
Suatu
Pendekatan
Ek ologi.
coral reef of global change , Pollution Studies No 61. 72 h al.
URIP SANTOSO, 1985. Studi Kepadatan dan Penyebaran di Pulau Tikus, Gugus Pulau Pari Kepulauan Jakarta. Fakultas Perikanan Institut Pertanian dipublikasikan) 48 halaman .
PT.
Reference
Karang Batu Seribu Teluk Bogor (tidak
-
_,..
42
SUHARSONO; SUKARNO; SISWANDODO. 1985. Sebaran, Keaneka ragaman dan Kekayaan Jenis Karang Batu di Pulau Kotok Kecil, Pulaupulau Seribu. Oseanologi di Indonesia 19 : 1-16 halaman. SUHARSONO, 1994. Metoda Penelitian tihan Metodologi penelitian rang, Puslitbang Oseanologi
Terumbu Karang. Materi PelaPenentuan Kondisi Terumbu KaLIPI, Jakarta, 6 halaman.
SUKARNO, 1994. Mengenal Ekosistim Terumbu Karang, Materi han Metodologi Penelitian Penentuan Kondisi Terumbu Puslitbang oseanologi LIPI, Jakarta, 10 halaman.
PelatiKarang,
SUTARNA. I. NYOMAN, 1987. Keaneka Ragaman dan Kekayaan Jenis Karang Batu (stony coral) di Teluk Ambon Bagian Luar Pulau Ambon. Teluk Ambon I, Puslitbang Oseanologi LIPI, Ambon, 9 halaman. SCOT.
P.J.B, press.
1984. 112 p.
The
corals
of
Hongkong.
Hongkong
University
SUKARNO; HUTOMO,M; MOOSA,M.K; DARSONO,P. 1982. Terumbu Karang halarran. di Indonesia.Lembaga oseanologi Nasional. LIPI.109 VERON, J.E.N, versity
1986. Corals of Australia and Indo-Pacific. of Hawaii Press edition 1993, 644 pp.
Uni-
WALLACE. C. & WOLSTENHOLME. J, 1994. Field and Laboratory Guide to the coral Genus Acropora, Museum of Tropocal Queesland. Prepared · for: Workshop on reef coral identification and taxonomy, Institute of Marine Biology, National Sun YatSen: University, Kaohsiung, Taiwan, Republic of China, 22 halaman. LEATEMIA, W.F. 1994. Kondisi Terumbu Karang Teluk Kotania, Pulau Seram Ditinjau dari Persentase Penutupan Karang Batu. Kumpulan Hasil-hasil Penelitian Pelatihan Lanjutan Metodologi Penelitian Penentuan Kondisi Terumbu Karang. Puslitbang Oseanologi LIPI, Jakarta. 10 halaman. YONGE, C.M. 1963. Biology. vol
The Biology 1.
of Coral
reefs.
Advances
YOSEPHINE, M.I; RAHMAT, 1994. Analisis Data Morfologi Dasar Terumbu Karang. Materi Pelatihan Metodologi an Penentuan Kondisi Terumbu Karang,Puslitbang LIPI, Jakarta, 9 halaman.
in Marine substratpenelitiOseanologi