Komunikasi Efektif
FIDEL BUSTAMI
[email protected]
Menurut (Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss)
• • • • •
Komunikasi dianggap efektif paling tidak harus menghasilkan 5 hal : pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik tindakan.
1
Menghasilkan Pengertian Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi pesan seperti yang dimaksud oleh pemberi /sumber pesan.
Menghasilkan kesenangan Komunikasi seperti ini membuat hubungan kita hangat, akrab, dan menyenangkan.
2
Mempengaruhi sikap
Komunikasi ini yang paling sering kita lakukan. Komunikasi ini kita sebut komunikasi persuasif.
Menghasilkan hubungan sosial yang lebih baik Komunikasi Efektif Memudahkan Kita Mendapatkan Hubungan Sosial Yang Lebih Baik
3
Komunikasi yang menimbulkan pengertian memang sukar, jauh lebih sukar lagi komunikasi persuasif yang menghasilkan tindakan nyata atau yang mendorong orang untuk bertindak.
Namun demikian, keberhasilan komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dihasilkan. Karena untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil lebih dahulu menanamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap atau menumbuhkan hubungan yang baik.
4
Tindakan adalah hasil kumulatif seluruh proses komunikasi.
Komunikasi akan lebih efektif bila para komunikan saling menyukai. (Wolosin 1975)
5
Setiap kali kita berkomunikasi, kita bukan hanya sekadar menyampaikan isi pesan; kita juga menentukan kadar hubungan – bukan hanya menentukan “content” tetapi juga “relationship”.
Dari segi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara komunikan.
6
Hubungan Interpersonal • Hubungan interpersonal melibatkan dan membentuk kedua belah pihak. Ketika saya berhubungan dengan anda, anda bukan lagi anda yang biasa; anda berubah karena pertemuan dengan saya. Saya pun berubah juga karena kehadiran anda. • Tiga psikolog terkenal – R.D. Laing, H. Phillipson, A.R. Lee – mengungkapkan seperti ini: When Peter meets Paul, Paul’s behaviour becomes Peter’s experience; Peter’s behaviour becomes Paul’s experience.
Hubungan Interpersonal Semua hubungan interpersonal harus berakhir, bagaimanapun kita mengusahakannya (karena toh kematian tidak dapat kita hindari). Jadi hubungan interpersonal berlangsung melewati tiga tahap: pembentukan hubungan, peneguhan hubungan, dan pemutusan hubungan.
7
Pembentukan Hubungan Interpersonal Tahap ini sering disebut sebagai tahap perkenalan (acquaintance process) kita tidak akan menguraikan apa yang terjadi secara rinci dalam proses ini. Kita akan fokus pada proses penyampaian dan penerimaan informasi dalam pembentukan hubungan interpersonal.
Pada fase perkenalan kedua belah pihak berusaha “menggali” secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. Bila merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses pengungkapan diri, bila berbeda, mereka akan berusaha menyembunyikan dirinya. Dan usaha pembentukan hubungan interpersonal diakhiri.
8
Informasi yang diperoleh pada tahap perkenalan tidak selalu melalui komunikasi verbal. Kita juga membentuk kesan dari petunjuk proksemik, kinesik, paralinguistik, dan artifaktual. Caranya ia mempertahankan jarak, gerak tangan dan lirikan mata, intonasi suara, dan pakaian yang dikenakannya akan membentuk kesan pertama.
Kesan pertama ini amat menentukan apakah hubungan interpersonal akan diakhiri atau diperteguh.
9
Kita sebagai TRAINER
Peneguhan Hubungan Interpersonal Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Oleh sebab itu diperlukan tindakan-tindakan tertentu pada setiap perubahan untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini: keakraban, kontrol, respons yang tepat, dan nada emosional yang tepat.
10
Faktor Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan interpersonal akan terpelihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan.
Faktor Kontrol adalah kesepakatan tentang siapa yang akan mengontrol siapa, dan bilamana. Jika dua orang mempunyai pendapat yang berbeda sebelum mengambil keputusan, siapa yang harus berbicara lebih banyak, siapa yang menentukan, siapa yang dominan. Konflik umumnya terjadi bila masing-masing ingin berkuasa, atau tidak ada pihak yang mau mengalah.
11
Faktor Ketepatan Respons artinya, respons A harus diikuti oleh respons B yang sesuai.
• Dalam konteks ketepatan respons, kita membagi respons ke dalam dua kelompok: konfirmasi dan diskonfirmasi (Tubbs dan Moss, 1974:259-298) • Konfirmasi menurut Sieburg dan Larson adalah “Konfirmasi akan memperteguh hubungan interpersonal, sedangkan diskonfirmasi akan merusakkannya.
12
Respons yang termasuk konfirmasi: • Pengakuan langsung (direct acknowledgement) Saya menerima pernyataan anda dan memberikan respon segera, misalnya, “Saya setuju. Anda benar.” • Perasaan positif (positive feeling) Saya mengungkapkan perasaan yang positif terhadap apa yang sudah anda katakan. • Respons meminta keterangan (clarifying response) Saya meminta anda menerangkan isi pesan anda, misalnya, “Anda menyukainya, mengapa ?” atau “Ceritakan lebih banyak tentang itu”. • Respons setuju (agreeing response) Saya memperteguh apa yang telah anda katakan, misalnya, “Saya setuju – ia memang bintang yang terbaik saat ini.” • Respons suportif (supportive response) Saya mengungkapkan pengertian, dukungan, atau memperkuat anda, misalnya, “Saya mengerti apa yang anda katakan.”
Respons yang termasuk Diskonfirmasi: •
Respons sekilas (tangential response)
•
Respons impersonal (impersonal response)
•
Respons kosong (impervious response)
•
Respons yang tidak relevan (irrelevant response)
•
Respons interupsi (interrupting response)
•
Respons rancu (incoherent response)
•
Respons kontradiktif (incongruous response)
13
Faktor Keserasian Suasana Emosional selama berlangsungnya komunikasi akan memelihara hubungan interpersonal. Mungkin saja dua orang berinteraksi dengan suasana emosional yang berbeda, namun interaksi itu tidak akan stabil. Besar kemungkinan salah satu pihak mengakhiri interaksi atau mengubah / menyamakan suasana emosinya.
Pemutusan Hubungan Interpersonal Menurut analisis R.D. Nye (1973) ada lima sumber konflik: Kompetisi Salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan mengorbankan orang lain, misalnya, menunjukkan kelebihan dalam bidang tertentu dengan merendahkan orang lain. Dominasi Salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain sehingga orang itu merasa hakhaknya dilanggar. Kegagalan Masing-masing berusaha menyalahkan yang lain apabila tujuan bersama tidak tercapai. Provokasi Salah satu pihak terus menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui menyinggung perasaan yang lain. Perbedaan Nilai Kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut.
14
FAKTOR-FAKTOR YANG MENUMBUHKAN HUBUNGAN INTERPERSONAL DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Tidak benar anggapan orang bahwa makin sering orang melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain, makin baik hubungan mereka. Yang menjadi soal bukan berapa kali komunikasi dilakukan, tetapi bagaimana komunikasi itu dilakukan.
15
Tiga hal yang akan menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik : percaya, sikap suportif, dan sikap terbuka.
Ada tiga faktor utama yang dapat menumbuhkan sikap percaya atau mengembangkan komunikasi yang didasarkan pada sikap saling percaya, yakni: menerima, empati dan kejujuran.
16
Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi. Orang bersikap defensif bila ia tidak menerima, tidak jujur, dan tidak empatis. Sudah jelas, dengan sikap defensif komunikasi interpersonal akan gagal; karena orang defensif akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi ketimbang memahami pesan orang lain.
Perilaku Defensif dan Suportif dari Jack Gibb Iklim Defensif
Iklim Suportif
1. Evaluasi 2. Kontrol 3. Strategi 4. Netralitas 5. Superioritas 6. Kepastian
1. Deskripsi 2. Orientasi masalah 3. Spontanitas 4. Empati 5. Persamaan 6. Provisionalisme
17
Terima Kasih
18