KOMUNIKASI DIFABEL KORBAN GEMPA BUMI (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Interpersonal Volunteer Perkumpulan SCI “Spinal Cord Injury” Klaten Terhadap Orang Difabel Korban Gempa Bumi 2006 Dalam Meningkatkan Motivasi Diri) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi
Oleh : AYU FAJARNINGRUM L100110094
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016
ABSTRAK Ayu Fajarningrum, L100110094, KOMUNIKASI DIFABEL KORBAN GEMPA BUMI (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Interpersonal Volunteer Perkumpulan SCI “Spinal Cord Injury” Klaten Terhadap Orang Difabel Korban Gempa Bumi 2006 Dalam Meningkatkan Motivasi Diri) Skripsi, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi Dan Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2016. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan yang terpenting bagi manusia untuk bertahan di lingkungannya. Maka dari itu komunikasi merupakan hal yang mutlak untuk behubungan pada sesama. Terutama komunikasi antar pribadi (interpersonal) menjadi kebutuhan yang penting bagi manusia untuk menjaga keharmonisan hubungan antar sesama manusia. Subjek dalam penelitian ini adalah Volunteer dan Korban. Sedangkan objek penelitian adalah SCI komunikasi interpersonal yang dilakukan anggota volunteer terhadap orang difabel dengan patah tulang bagian belakang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh para volunteer terhadap korban patah tulang belakang, sehingga bisa menumbuhkan rasa percaya diri dan timbul motivasi diri sehingga mau melanjutkan hidupnya. Teori yang di adopsi yaitu teori komunikasi interpersonal, diri (self) dan motivasi. Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif. Peneliti sebelumnya telah melakukan observasi dan wawancara mendalam. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa Komunikasi interpersonal yang di bangun menghasilkan hasil yang positif, Semua indikator yang diambil dalam teori menunjukan bahwa semua bisa ditunjukan. Pada awalnya para korban tidak mempunyai rasa percayadiri hingga akhirnya dibujuk dengan pendekatan keluarga dan masyarakat, kemudian menemukan teman-teman yang senasib, nyaman dan termotivasi sehingga mereka mampu untuk bertahan hidup hingga sekarang.
kata kunci : komunikasi interpersonal, diri (self), motivasi, difabel
ABSTRACT Ayu Fajarningrum, L100110094, Difabel Communication of earthquake (Descriptive Qualitative Study Of Interpersonal Communication On Volunteer Of SCI Klaten Toward Difabel Earthquake Victims Year 2006 On Increasing Self-Motivation). Undergraduate Thesis, Communication Science Study Program, Communication and Technology Information Faculty, Muhammadiyah University Of Surakarta, 2016. Communication is important things in human being life. Here, communication become absolute thing to communicate each other’s especially interpersonal communication. Actually Interpersonal communication is the important needs for keeping human being relationship. The subject of this research is volunteer and victims. While, the object of this research is volunteer group of SCI which was used interpersonal communication with difabel of SCI. The purpose of the research is to know how interpersonal communication doing by volunteer toward the difabel SCI it would build a self-confident and motivation in continuing future life. The writer adopts interpersonal communication, self and motivation. The type of this research is descriptive qualitative. On the other hand. The writer had done depth observation and interview. The result of this research show that interpersonal communication is positive. All the indicator in the theory could be show. On the first time, victims did not a self-confidence until they persuade by volunteer with family and social approach, then found other friends with the same life, confert and motive, so they can survive from life until know.
Keyword : Interpersonal Communication, Self, Motivation, Difabel.
Indonesia Cedera Tulang Belakang,
A. PENDAHULUAN Manusia membutuhkan interaksi dengan
manusia
memenuhi
lainnya
kodratnya
untuk sebagai
adalah salah satu komunitas yang di gagas
beberapa
mengabdikan diri
orang
yang
untuk kaum
makhluk sosial. Interaksi diperlukan
Difabel korban gempa bunmi di kota
agar manusia mampu bersosialisasi
Klaten. Komunitas tersebut di bentuk
di lingkungannya. Adanya kebutuhan
dengan tujuan untuk penanganan dan
tersebut,
pengobatan kaum
menjadikan
komunikasi
difabel
akibat
sebagai salah satu hal yang penting
korban gempa bumi 2006 silam yang
untuk
melanda sebagian Jawa Tengah,
diperhatikan.
merupakan
Komunikasi
kunci
dari
segala
akibat bencana alam tersebut banyak
kegiatan untuk bersosialisasi agar
korban yang mengalami patah tulang
tidak menimbulkan kesalahpahaman.
dan sebagian lagi mengalami luka
Komunikasi
interpersonal
dicobitus. Data dari SCI, sepanjang
komunikasi
2007 pasca gempa bumi di Kota
antara seseorang dengan orang lain
Klaten, ada sebanyak 72 orang
secara
yang
menderita patah tulang. Sedangkan
pesertanya
23 di antaranya mengalami luka
(antarpribadi)
adalah
tatap
memungkinkan menangkap
muka, setiap
reaksi
lawan
bicara
dicobitus. Berdasarkan keadaan ini,
secara langsung, baik secara verbal
maka dibentuklah komunitas SCI
ataupun nonverbal (Mulyana, 2010:
yang melakukan sosialisasi tentang
81).
dampak dan upaya perawatan luka
Komunikasi ini merupakan
salah satu komunikasi yang sering di
dicobitus
gunakan,
mengurangi risiko kematian, agar
karena
memungkinkan
untuk hasil yang maksimal.
Difabel
satu For
menamakan
kelompok
volunteer
Humanity, diri
difabel
untuk
korban yang mengalami penyakit
Seperti halnya yang terjadi pada salah
bagi
yang dengan
tersebut masih mempunyai semangat hidup untuk memperjuangkan masa depannya. Dari
kejadian
diatas
peneliti
Perkumpulan atau Komunitas SCI
tertarik untuk meneliti dan mencari
(Spinal Cord Injury) dalam bahasa
informasi
lebih
lanjut
tentang
komunitas SCI (Spinal Cord Injury)
Jika seseorang bisa mengerti apa
yang berusaha untuk membantu para
maksud orang lain pasti komunikasi
korban gempa bumi pada tahun 2006
yang ada akan berjalan dengan lancar
lalu.
tanpa adanya noice.
Bagaimana
komunikasi
interpersonal yang dilakukan oleh kedua
belah
pihak,
Penelitian ini berfokus pada level
sehingga
komunikasi
interpersonal
karena
terbentuk kegiatan-kegiatan positif
peneliti ingin melihat hubungan satu
pasca gempa bumi. Berdasarkan
individu dengan inividu lainnya.
permasalahan diatas, peneliti ingin mengangkat
judul
mengenai
Gempa
Deskriptif
Kualitatif
Perkumpulan
Komunikasi
(Studi
merupakan
Komunikasi
Terhadap
salah
satu
proses
orang
Cord
untuk
hubungan
membentuk
suatu
dirasakan
lebih
dan
Orang
efektif, karena bisa mendapatkan
Difabel Korban Gempa Bumi 2006
umpan balik secara langsung dan
Dalam Meningkatkan Motivasi Diri)
memungkinkan untuk hasil yang
B.
Klaten
“Spinal
interpersonal
komunikasi yang sering dilakukan
Volunteer SCI
Interpersonal
dalam kelompok
Difabel
Bumi
Interpersonal Injury”
penelitian
Komunikasi
Korban
2. Komunikasi
maksimal.
LANDASAN TEORI
Menurut
Mulyana
(2010:81) Komunikasi interpersonal
1. Komunikasi Manusia sebagai mahluk sosial
adalah komunikasi antara orang satu
memerlukan manusia lain untuk
dengan orang lain secara tatap muka,
berinteraksi. Lasswel dalam Mulyana
yang
(2010), menyatakan bahwa cara yang
pesertanya menangkap reaksi orang
baik
menggambarkan
lain secara langsung, baik secara
komunikasi adalah dengan menjawab
verbal ataupun nonverbal. Di dalam
pertanyaan Who Says What In Which
komunikasi
Chanel To Whom With What Effect?
terpenting
atau Siapa Mengatakan Apa Dengan
seberapa
Saluran Apa Kepada Siapa Dengan
mengatakan
Pengaruh Bagaimana (2010: 69).
bagaimana
ntuk
5
memungkinkan
kelompok
setiap
hal
yang
tidak
terletak
pada
banyak
anggota
yang
sesuatu, mereka
tetapi
memberikan
respons atau tanggapan terhadap anggota
lain
sehingga
Self-concept
muncul
(konsep
diri/
identitas diri), berkenaan dengan
atmosfir komunikasi yang efektif
bagaimana
dalam kelompok.
dirinya secara konsisten dengan label
DeVito dalam
Walgito (2007) menjelaskan bahwa dalam
komunikasi
seseorang
mengenal
yang diberikan kepada dirinya.
interpersonal
Self-awareness
(kesadaran
secara umum ada lima kualitas yang
diri), berkaitan dengan bagaimana
efektif,
Openness
membuat konsep diri semakin jelas.
(keterbukaan); (2) Empathy (empati);
Kesadaran diri memungkinkan untuk
(3) Supportiveness (suportivitas); (4)
memahami orang lain, bagaimana
Equality (kesamaan) Walgito (2007:
orang lain memandang kita dan
84-86).
tanggapan kita kepada orang tersebut
yaitu:
(1)
Interaksi sangat penting dalam membentuk
hubungan
pada
dan
waktu
kesadaran
tertentu.
diri
Dengan
seseorang
dapat
menentukan tujuan yang dicapai. Hal
bergerak lebih dekat untuk hidup
ini menunjukan bahwa komunikasi
berdasarkan
tidak bisa mengisolasi dirinya, tetapi
mewujudkan semua impian itu dalam
ia merupakan bagian dari sistem
kehidupan nyata.
yang lebih besar. Interaksi juga harus
Self-esteem
dilatih
agar
bisa
belajar
untuk
menurut
memahami keadaan sekitar. Pada
dasarnya
Carla
Liliweri semua
nilai-nilai
penerimaan,
kita
dan
(harga
diri),
Valensia
dalam
(2015:184) rasa
adalah hormat,
aktivitas komunikasi antarpersonal
kepercayaan dan kepuasan yang ada
yang dilakukan dimulai dan berakhir
pada dalam diri sendiri sebagai
pada diri kita seorang komunikator.
pribadi yang baik. Harga diri bisa
Menurut Liliweri (2015:179), ada
dikatakan tinggi apabila pendapat
beberapa dimensi “self” yang bisa
tentang diri kita baik, sebaliknya
dihubungkan
harga diri rendah jika kita berpikir
dengan
komunikasi
antarpersonal yaitu : a. Self
(self-concept,
tentang diri kita jelek. Harga diri bukan sekedar “konsep diri” dan
self-
“sadar diri” tetapi merupakan sikap
awareness, dan self-esteem)
6
umum terhadap diri sendiri yang bisa
mengubah pola komunikasi dengan
diukur
kita.
dengan
skala
dari
arah
negatif-ke positif.
c. Communication apprehension
b. Self-disclosure
“pemahaman terhadap komunikasi”,
Self disclosure (keterbukaan
merupakan
situasi
diri), merupakan tindakan yang sadar
antarpersonal
yang di
maupun di “bawah sadar” untuk
mengandung
mengungkapkan
ketakutan anatarpersonal.
lebih
banyak
komunikasi dalamnya
kecemasan
dan
tentang diri sendiri kepada orang
Dalam semua hal, komunikasi
lain. Biasanya keterbukaan diri akan
memegang peranan penting untuk
terjadi jika kita membangun relasi
berinteraksi dengan manusia lainnya.
dengan orang lain , kemudian terus
Komunikasi yang bersifat dinamis
dikembangkan. Pengungkapan diri
akan mendorong individu melakukan
yang dilakukan meliputi pikiran,
interaksi
perasaan, aspirasi, tujuan, kegagalan,
sekitarnya. Komunikasi yang terus-
kesuksesan, ketakutan, mimpi serta
menerus, akan menumbuhkan suatu
rasa suka dan tidak suka. Keadaan ini
pola komunikasi. Pola komunikasi
membantu
diartikan
seseorang
untuk
dengan
sebagai
lingkungan
kecenderungan
mengenal satu sama lain karena bisa
gejala umum yang menggambarkan
mengungkapkan informasi tentang
cara berkomunikasi yang terjadi
diri sendiri kepada orang lain.
dalam
Dengan seperti itu maka bisa
suatu
kelompok
sosial
tertentu.
menambah pengetahuan tentang diri
Tidak terbatas itu saja, dalam
sendiri, meningkatkan kemampuan
literatur yang lain, pola komunikasi
untuk mengatasi masalah relasi dan
didefinisikan sebagai bentuk atau
komunikasi,
pola hubungan dua orang atau lebih
meningkatkan
kebermanaan relasi antar personal,
dalam
dan meningkan kesehatan fisiologis.
penerimaan cara yang tepat sehingga
Sementara
pesan
dampaknya
semakin
proses
yang
pengiriman
dimaksud
dan
dapat
banyak orang yang mengetahui diri
dipahami. Dimensi pola komunikasi
kita
terdiri dari dua macam, yaitu pola
sehingga
mereka
tidak
7
yang berorientasi pada konsep dan
menjelaskan fenomena atau peristiwa
sosial
dan
yang
mempunyai
arah
data
sedalam-dalamnya,
hubungan yang berlainan (Tubbs and
(Kriyantono 2006:56). Penelitian ini
Moss, dalam Ahimsha 2014).
bertujuan
3. Motivasi
bagaimana
Dorongan yang berorientasi pada sebuah
tindakan
untuk
menjelaskan
pola
komunikasi
interpersonal yang dilakukan oleh
sesungguhnya
volunteer
SCI
dalam
memberi
menjadi motivasi sebab jika tidak
motivasi para korban gempa yang
ada tindakan atau aplikasi, situasi
mempunyai kekurangan fisik, agar
ketidakseimbangan yang dihadapi
tetap bersemangat melanjutkan hidup
seseorang tidak akan teratasi. Tidak
dan masa depannya.
bisa dipungkiri manusia memerlukan
Subyek penelitian ini adalah
pemuasan kebutuhan sosial, karena
volunteer SCI Klaten dan korban
manusia
sosial.
bencana alam yang mengalami patah
Kebutuhan sosial menurut Siagian
tulang belakan, Objek dari penelitian
(2004:152-155)
ini adalah komunikasi interpersonal
adalah
makhluk
tercermin
dalam
empat bentuk “perasaan” yaitu: (a) Perasaan
diterima
yang dilakukan oleh volunteer SCI
(sense
of
dalam memberi motivasi para korban
belonging);
gempa yang mempunyai kekurangan
(b) ego dan merasa dirinya penting
fisik,
(sense of importance);
diikutsertakan
digunakan perasaan
(sense
of
Dalam
dengan
penelitian ini
tipe
dan
masa
adalah
wawancara,
penelitian
ini
peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data
C.METODE PENELITIAN
penelitian
hidup
observasi, dan dokumentasi.
participation)
Metode
bersemangat
depannya. Metode penelitian yang
(need for achievement); akan
tetap
melanjutkan
(c) Kebutuhan akan perasaan maju
(d) Kebutuhan
untuk
dalam
adalah
kualitatif
deskriptif.
Metode
primer
yaitu
partisipan.
Dengan
pengamatan
secara
observasi melakukan
langsung
di
lokasi penelitian yaitu di tempat
penelitian kualitatif digunakan untuk
perkumpulan SCI Klaten.
8
Dokumentasi merupakan sebuah metode
pengumpulan
(Kriyantono
dokumen
data
2006:120).
mengumpulkan
data,
penjelasan tema,
Kegiatan baik
Pengelola,
dari
buku-buku
ini,
penelitian
analisis ini,
kelompok-
data
2. Penyajian
yang
Data,
melibatkan
langkah-langkah mengorganisasikan data, yakni
peneliti
menjalin (kelompok) data yang
menggunakan teknik triagulasi data. Metode
atau
dengan
bersangkutan.
Untuk menjaga keabsahan data penelitian
pola
kelompok
maupun literatur yang relevan.
dalam
berkenaan
satu dengan data yang lain,
data
dalam
sehingga seluruh data benar-
dilakukan
dalam
benar
dilibatkan.
Menyajikan
beberapa tahap. Setelah melakukan
deskripsi
penelitian dan memperoleh data, data
volunteer dengan orang difabel
akan
korban bencana gempa bumi.
dianalisis
menemukan tentang
deskripsi
pola
dilakukan
sehingga
berkenaan
komunikasi
volunteer
dapat
SCI
pola
komunikasi
3. Penarikan
yang Klaten
Simpulan,
pengimplementasian
prinsip
induktif
dengan
dengan korban bencana alam. Dalam
mempertimbangkan
penelitian deskriptif ini, metode yang
data yang ada.
pola-pola
digunakan adalah analisis model
D. HASIL PENELITIAN DAN
Milles dan Haberman (1994) dalam
PEMBAHASAN
Zahro
dengan
istilah
interactive
Hasil penelitian ini menunjukan
model. Teknik ini terdiri dari tiga
bahwa
komponen yakni:
yang dilakukan oleh para volunteer
1. Reduksi Data, mempunyai tiga
perkumpulan
tahap
yaitu
editing, catatan berkenaan
melalui
peneliti atau
interpersonal
spinal
cord
injury
tahap
klaten ini memberikan dampak yang
menyusun
positif bagi para korban. Dengan
memo dengan
komunikasi
yang proses
penelitian. Peneliti menyusun
adanya
pendekatan,
motivasi
mereka
sampai sekarang.
rancangan konsep-konsep serta
9
bisa
perhatian, bertahan
Mereka menggali indikator pada
komunikasi antar keduanya berjalan
dalam diri korban sehingga bisa
dengan
menemukan cara untuk mendekati
ditutup-tutupi.
korban patah tulang belakang ini.
lancar,
Karena
tidak
ada
pemahanam
yang
terhadap
Para volunteer pun berusaha keras
komunikasi mereka sangat tinggi,
untuk bisa membujuk korban agar
dan
bisa
perasaan
membuka
diri
(oppeness),
berfikiran positif (possitiveness).
dianggap
Rasa empati (emphaty) yang tinggi
menjadikan
mengabdikan diri
bergabung
ingin
mempunyai
diterima,
penting,
sertakan
para
ingin
mempunyai
walaupun
keadaannya
korban pun banyak yang percaya untuk
korban
perasaan ingin maju dan ingin diikut
volunteer
sehingga
para
memang
sekarang
tidak
sempurna.
dengan
Para
volunteer
melakukan
perkumpulan SCI Klaten. Tidak
komunikasi secara intensif anggota
hanya dari volunteer tetapi keluarga
keluarga korban dan korban difabel
dan
dari korban gempa bumi tersebut.
masyarakat
banyak
mendukung
yang
(supportiveness).
Kegiatan
diadakan
korban
SCI
Ditambah dengan adanya kesamaan
membuat
nasib
anggota
menjadi lebih percaya diri di dalam
menjadikan komunikasi interpersonal
berinteraksi sosial. Dampak yang
terjalin dengan baik.
diperoleh informan yang kita pilih
(equality)
antar
Jika tidak ada rasa keyakinan
para
yang
ini
adalah sebagai berikut :
pada diri sendiri para korban SCI
Informan I pada awalnya juga
juga tidak bisa maju. Sebagian
sangat terpuruk akan keadaannya
korban yang mengikuti perkumpulan
pasca gempa, tapi dengan adanya
SCI ini kebanyakan mempunyai
dukungan
konsep diri (self) seperti identitas
masyarakat, ia akhirnya memiliki
diri, kesadaran diri, harga diri.
rasa percaya diri dan ikut andil dalam
sehingga
mendirikan
ada
bangkit Keterbukaan
keinginan
dari diri
untuk
para
keluarga
perkumpulan
dan
SCI.
keterpurukan.
Sampai saat ini ia bisa membantu
menjadikan
istrinya di rumah, seperti berternak
10
dan menjadi salah satu pengurus
Bisa di gambarkan komunikasi
dalam masyarakat.
interpersonal yang dilakukan oleh
Informan II adalah salah satu
Perkumpulan SCI, sebagai berikut :
anggota SCI. Ia mengalami patah
Gambar 5
tulang belakang dari kecelakaan.
Olahan Peneliti
Informan ini juga mengikuti segala Bertahan dan melanjutkan masa depan
macam kegiatan yang diadakan oleh SCI,
sebelumnya
dukungan
dari
ia
mendapat
masyarakat
dan
Komunikasi interpersonal yang harmonis
teman-teman untuk tetap bertahan hidup. Setelah bergabung dengan SCI informan merasa lebih baik, karena masih ada teman-teman yang
Membuka diri, mengikuti kegiatan di lingkungan
senasib seperti dirinya. Dari para volunteer ia bisa mendapatkan akses dan alat bantu. Volunteer
SCI
Pendekatan oleh volunteer dengan keluarga dan korban
selalu
menggunakan pendekatan door to door dengan alasan utama bisa merangkul para korban, dan disisi
Vonis patah tulang belakang (menarik diri)
lainnya bisa berkomunikasi juga dengan keluarganya. Ini dikarenakan orang yang mempunyai cidera tulang
E. KESIMPULAN DAN SARAN
belakang
1. Kesimpulan
dirinya
tidak sendiri,
bisa
mengobati
sehingga
peran
Dari hasil penelitian yang sudah
keluarga sangat diperlukan.
dilakukan, bisa disimpulkan bahwa
Rasa dianggap ada, diperhatikan
komunikasi
interpersonal
yang
membuat para korban SCI lebih
dilakukan anatara keduanya berjalan
percaya diri dan mengikuti berbagai
dengan lancar dan menghasilkan
macam acara yang diadakan oleh
perubahan pada diri korban. Dengan
perkumpulan tersebut.
11
ditunjukannya
indikator
yang
demi sedikit hilang. Dengan adanya
diambil dalam penelitian ini. Pada merasa
awalnya
persamaan nasib itu membuat korban
para
kehilangan
korban
percaya
lebih termotivasi untuk melanjutkan
diri
hidup.
Bahkan
sampai
sekarang
sehingga menyebabkan mereka tidak
sudah banyak yang bisa bekerja
bisa berjalan kembali seperti orang
walaupun dengan semampunya.
normal. Hal
para
Komunikasi interpersonal yang
volunteer perkumpulan spinal cord
dilakukan oleh volunteer ternyata
injury melakukan pendekatan dengan
berdampak positif untuk para korban
para korban SCI tersebut. Dengan
patah
mendatangi
dengan bertahannya mereka sampai
melakukan
ini
membuat
rumah
korban,
pengobatan,
motivasi
Bagi korban, diharapkan terus
kembali melanjutkan hidup.
percaya diri dan semangat untuk
Para volunteer tidak menyerah korban
Terbukti
2. Saran
diri mempunyai semangat untuk
semua
belakang.
saat ini.
dorongan agar para korban membuka
merangkul
tulang
SCI.
menjalani
masa
depan
melanjutkan
kehidapan
dan
sosialnya.
Dengan melakukan pendekatan pada
Serta terus menjalin komunikasi
keluarga dan masyarakat sesering
interpersonal
mungkin
membentuk
agar dapat memotivasi orang lain
SCI
juga.
dalam
kepercayaan
korban
dan
kepada
masyarakat
hasilnya semakin sering volunteer
Bagi Anggota Spinal Cord Injury
berkunjung, para korban pun secara
Klaten,
perlahan membuka diri, mengikuti
diharapkan bisa
segala aktivitas yang diadakan.
dengan perkumpulannya. Serta dapat
Kegiatan yang dilakukan seperti rapat,
teraphy,
home
tetap komitmen
melanjutkan dan memperbaiki usaha
care,
ekonomi mikro yang dulu sempat
menghadiri undangan, dan masih
dicanangkan agar bisa menolong
banyak lagi. Dengan maksud agar
perekonomian para korban.
para korban bisa melihat orang banyak dan rasa minder akan sedikit
12
Bagi keluarga dan masyarakat, Diharapkan
dapat
membina
hubungan komunikasi yang baik dengan
semua
memandang
orang
status
sosial,
tanpa latar
belakang, keadaan fisik, suku, ras, agama, dan lain-lain. Diharapkan bisa
memberi
orang-orang
dukungan
kepada
disekitarnya
yang
memiliki kekurangan fisik. Bagi
akademisi,
diharapkan ada
penelitian lanjutan mengenai pola komunikasi
interpersonal
orang
difabel di perkumpulan SCI dengan menggunakan
pendekatan
Fenomenologi.
13
Siagian, Sondang P. 2004. Teori Motivasi
F. DAFTAR PUSTAKA
Dan
Aplikasinya.
Jakarta : PT. Rineka Cipta. BUKU Kriyantono, Rahmat. 2006. Teknik Praktis
Riset
Walgito,
Komunikasi.
2010.
Psikologi
Offset.
Liliweri, Alo. 2015. Komunikasi antarpersonal. Jakarta. PT. Kencana Prenada Media. Deddy.
2007.
Kelompok. Yogyakarta : PT. Andi
Jakarta : PT. Kencana Perdana.
Mulyana,
Bimo.
SKRIPSI Ahimsha, Roosvina Lasdavi. 2014.
Ilmu
Pola Komunikasi Interpersonal
Komunikasi Suatu Pengantar.
Orang Dengan Lupus (Odapus).
Bandung :PT Bumi Aksara.
Skripsi Pada Program Sarjana Jurusan
Ilmu
Surakarta : UMS.
14
Komunikasi.