MAKALAH
KOMPONEN PEMBELAJARAN “Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran”
Disusun Oleh : Riskha Pratama
( 09330117 )
Ridwan Nutrino
( 09330127 )
Ismi Fatimatus Zahro
( 09330141 )
Ninuk Juni Rahayu
( 09330144 )
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kami hadirkan atas segala kasih sayang yang telah kami terima, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tanpa hambatan yang berarti. Makalah yang berjudul “ Komponen Pembelajaran” ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Atas tersusunnya makalah ini, tidak lupa penulis sampaikan terima kasih yang tiada terhingga kepada : 1.) Bapak Husamah, S.Pd selaku dosen serta pembimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini 2.) Kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan atas terselesaikannya makalah ini 3.) Kepada seluruh teman kami yang telah memberikan dukungan kepada kami Atas jasa baik tersebut, penulis hanya mampu berdoa, semoga Allah SWT berkenan menerimanya sebagai amal kebaikan. Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk menghindari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca sangat kami butuhkan, demi perbaikan penulisan lebih lanjut. Semoga tulisan ini membawa manfaat.
Malang, 11 Maret 2010
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pendidikan sangat penting dalam kehidupan. Maju mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan bangsa itu sendiri. Mengingat sangat pentingnya bagi kehidupan, maka pendidikan harus dilaksanakan sebaik - baiknya sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Untuk mencapainya, salah satu yang harus dilakukan sebagai seorang yang berkecimpung di dunia pendidikan, seseorang harus mengetahui dan memahami komponen pembelajaran dengan baik. Karena jika semua komponen disatukan, maka proses belajar-mengajar akan berjalan lancar.
1.2
Rumusan Masalah • Apa pengertian dari komponen pembelajaran? • Apa saja komponen pembelajaran itu? • Bagaimana hubungan masing - masing komponen pembelajaran? • Apa fungsi dari masing - masing komponen pembelajaran?
1.3
Tujuan • Mengetahui pengertian dari komponen pembelajaran • Mengetahui hal - hal apa saja yang termasuk dalam komponen pembelajaran • Mengetahui hubungan masing - masing komponen pembelajaran • Mengetahui fungsi masing - masing komponen pembelajaran
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Komponen Pembelajaran Pandangan mengenai konsep pembelajaran terus menerus mengalami
perubahan dan perkembangan sesuai dengan perkembangan IPTEK. Pembelajaran sama artinya dengan kegiatan mengajar. Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: kurikulum, guru, siswa, materi, metode, media dan evaluasi. Pelaksanaan pembelajaran adalah operasionalisasi dari perencanaan pembelajaran, sehingga tidak lepas dari perencanaan pengajaran / pembelajaran yang sudah dibuat. Oleh karenanya dalam pelaksanaannya akan sangat
tergantung
pada
bagaimana
perencanaan
pengajaran
sebagai
operasionalisasi dari sebuah kurikulum. Pembelajaran kontestual merupakan salah satu model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam proses belajar-mengajar, yaitu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan enam komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan ( Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment). Jadi dapat disimpulkan bahwa komponen pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa item yang saling berhubungan satu sama lain yang merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar.
2.2
Macam Komponen Pembelajaran Di dalam pembelajaran, terdapat komponen-komponen yang berkaitan
dengan proses pembelajaran, yaitu : 1.
Kurikulum Secara etimologis, kurikulum ( curriculum ) berasal dari bahasa Yunani,
curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. yaitu suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Secara terminologis, istilah kurikulum mengandung arti sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai suatu tingkatan atau ijazah. Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata pelajaran atau bidang studi dan kegiatan-kegiatan belajar siswa saja, tetapi juga segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Misalnya fasilitas kampus, lingkungan yang aman, suasana keakraban dalam proses belajar mengajar, media dan sumber-sumber belajar yang memadai. Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat. Dengan
diterapkannya
kebijakan
pemerintah
(Depdiknas)
yaitu
pengembangan kurikulum operasional dilakukan oleh setiap satuan pendidikan dengan program Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka seluruh jajaran di setiap satuan pendidikan harus memiliki pemahaman yang luas dan mendalam tentang landasan pengembangan kurikulum, dan secara operasional harus dijadikan rujukan dalam mengimplementasikan kurikulum di setiap satuan pendidikan yang dikelolanya.
2.
Guru Kata Guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru” yang juga berarti guru,
tetapi arti harfiahnya adalah “berat” yaitu seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Di dalam masyarakat, dari yang paling terbelakang sampai yang paling maju, guru memegang peranan penting. Guru merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk utama calon warga masyarakat. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar (penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Daoed Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu •
Tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau transmisi ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui anak dan seharusnya diketahui oleh anak.
•
Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat memenuhi tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya. Tugas-tugas manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian tentang diri sendiri.
•
Tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga negara yang baik, turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh bangsa dan negara lewat UUD 1945 dan GBHN.
Ketiga tugas guru itu harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan organis harmonis dan dinamis. Seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas saja tetapi seorang guru harus mampu menjadi katalisator, motivator dan dinamisator pembangunan tempat di mana ia bertempat tinggal.
3.
Siswa Siswa atau Murid biasanya digunakan untuk seseorang yang mengikuti
suatu program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah bimbingan seorang atau beberapa guru. Dalam konteks keagamaan murid digunakan sebagai sebutan bagi seseorang yang mengikuti bimbingan seorang tokoh bijaksana. Meskipun demikian, siswa jangan selalu dianggap sebagai objek belajar yang tidak tahu apa-apa. Ia memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan yang berbeda. Bagi siswa, sebagai dampak pengiring (nurturent effect) berupa terapan pengetahuan dan atau kemampuan di bidang lain sebagai suatu transfer belajar yang akan membantu perkembangan mereka mencapai keutuhan dan kemandirian.
4.
Metode Metode pembelajaran adalah cara yang dapat dilakukan untuk membantu
proses belajar-mengajar agar berjalan dengan baik, metode-metode tersebut antara lain : a. Metode Ceramah Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. (Muhibbin Syah,2000). Metode ceramah dapat dikatakan
sebagai
satu-satunya
metode
yang
paling
ekonomis
untuk
menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.Metode ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan fakta pada akhir perkuliahan ditutup dengan tanya jawab antara dosen dan mahasiswa.
Kelebihan Metode Ceramah : •
Guru mudah menguasai kelas
•
Mudah mengorganisasikan tempat duduk / kelas
•
Dapat diikuti oleh siswa dalam jumlah besar
•
Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya
•
Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik
Keterbatasan metode ceramah adalah : •
Membuat siswa pasif (Peran serta siswa dalam pembelajaran rendah)
•
Keberhasilan siswa tidak terukur (sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik)
•
Mengandung unsur paksaan kepada siswa
•
Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya
•
Perhatian dan motivasi siswa sulit diukur
•
Pembicara sering melantur
•
Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
•
Bila sering digunakan dan terlalu lama membosankan
b. Metode Tanya Jawab Metode Tanya jawab adalah suatu metode dimana guru menggunakan atau memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu ( Soetomo, 1993 : 150 ) Metode ini dipandang lebih baik dari pada metode pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah. Alasannya karena metode ini dapat merangsang siswa untuk berfikir dan berkreativitas dalam proses pembelajaran. Metode Tanya jawab juga dapat digunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapa jauh materi atau bahan pengajaran yang telah dikuasai oleh siswa.
Kelebihan metode tanya jawab ini : •
Lebih mengaktifkan siswa dibandingkan dengan metode ceramah
•
Siswa akan lebih cepat mengerti, karena memberi kesempatan siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas atau belum dimengerti sehingga guru dapat menjelaskan kembali
•
Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat
•
Mengetahui perbedaan pendapat antara siswa dan guru , dan akan membawa kearah suatu diskusi
•
Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa
Keterbatasan metode ini adalah : •
Menyita waktu lama dan jumlah siswa harus sedikit
•
Mempersyaratkan siswa memiliki latar belakang yang cukup tentang topik atau masalah yang didiskusikan
•
Dapat menimbulkan beberapa masalah baru
•
Mudah menyimpang dari pokok persoalan
•
Metode ini tidak tepat digunakan pada tahap awal proses belajar bila siswa baru diperkenalkan kepada bahan pembelajaran yang baru
c. Metode Diskusi Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation).Metode diskusi dapat pula diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Guru, peserta didik atau kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi.
Kelebihan metode diskusi antara lain: •
Dapat mendorong partisipasi peserta didik secara aktif baik sebagai partisipan, penanya, penyanggah maupun sebagai ketua ataupun moderator.
•
Menimbulkan kreativitas dalam ide, pendapat, gagasan, prakarsa ataupun terobosan-terobosan baru dalam pemecahan masalah
•
Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis dan partisipasi demokratis
•
Melatih kestabilan emosi dengan menghargai dan menerima pendapat orang lain dan tidak memaksakan pendapat sendiri sehingga tercipta kondisi memberi dan menerima (take dan give)
•
Keputusan yang diambil kelompok akan lebih baik daripada berfikir sendiri
Sedangkan kelemahan metode ini adalah : •
Sulit menentukan topik masalah yang sesuai dengan tingkat berfikir peserta didik yang memiliki relevansi dengan lingkungan
•
Memerlukan waktu yang tidak terbatas
•
Pembicaraan atau pembahasan sering meluas dan mengambang
•
Didominasi oleh orang-orang tertentu yang biasanya aktif
•
Kadang tidak membuat penyelesaian yang tuntas walaupun kesimpulannya telah disepakati namun implementasi sangat sulit dilaksanakan
•
Perbedaan pendapat dapat mengundang reaksi di luar kelas bahkan dapat menimbulkan bentrokan fisik
d. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Metode Demonstrasi juga bisa kita definisikan sebagai metode mengajar dengan menggunakan peragaan
untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya atau bekerjanya suatu proses atau langkah-langkah kerja dari suatu alat atau instrumen tertentu kepada siswa. Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat dilakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode Demonstrasi cukup baik apabila digunakan dalam penyampaian bahan pelajaran sains dan teknologi, misalnya : bagaimana cara kerja suatu mesin cuci atau apa yang terjadi jika suatu balon berisi air bakar dengan api dsb. Kelebihan metode ini : •
Membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret
•
Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
•
Proses pengajaran lebih menarik
•
Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan
Kekurangan Metode ini : •
Memerlukan keterampilan guru secara khusus
•
Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik
•
Memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang
e. Metode Karyawisata Metode karyawisata adalah metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk mengunjungi obyek-obyek dalam rangka untum menambah dan memperluas wawasan obyek yang dipelajari tersebut ( sesuai dengan bidangnya). Misalnya untuk pelajaran pendidikan geografi siswa
dapat diajak ke obyek
pemukiman transmigrasi atau obyek morfologi. Untuk pelajaran pendidikan sejarah, siswa dapat diajak ke situs sejarah. Untuk pelajaran pendidikan ekonomi
siswa dapat diajak mengunjungi pabrik, atau obyek kegiatan ekonomi.
Kelebihan Metode Karyawisata : •
Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran
•
Membuat bahan yang dipelajari disekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat
•
Pengajaran daoat lebih merangsang kretifitas anak
Kekurangan metode ini : •
Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak
•
Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang
•
Sering unsure studinya terabaikan
•
Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik siswa di lapangan
•
Biaya nya cukup mahal
•
Memerlukan tangung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata jangka panjang dan jauh
f.
Metode Penugasan Metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan
tugas tertentu agar siswa melakukankegiatan belajar. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak , sementara waktu sedikit.Metode pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Tugas-tugas itu dapat berupa mengikhtisarkan karangan, (dari surat kabar, majalah atau buku bacaan) membuat kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan.
Kelebihan Metode ini adalah : •
Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok
•
Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan guru
•
Dapat membina tanggung jwab dan disiplin siswa
•
Dapat mengembangkan kreativitas siswa
Kekurangannya adalah : •
Siswa sulit dikontrol mengenai pengerjaan tugas
•
Khusunya untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan adalah anggota tertentu saja , sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik
•
Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan pervedaan individu siswa
•
Sering memberikan tugas yang monoton dapat menimbulkan kebosanan siswa
g. Metode Eksperimen Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran,
atau
mencoba
mencari
suatu
hukum
atau
dalil,
dan
menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu. Metode eksperimen adalah metode atau cara di mana guru dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi. Kelebihan metode eksperimen : •
Dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri.
•
Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi tentang ilmu dan teknologi.
•
Akan terbina manusia yang membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Kekurangan Metode Eksperimen : •
Tidak cukup alat-alat mengakibatkan tidak setiap siswa berkesempatan mengadakan eksperimen.
•
Metode ini menuntut ketelitian , keuletan dan ketabahan.
•
Memerlukan jangka waktu yang lama.
•
Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
h. Metode Bermain Peran/Simulasi Metode
ini
menampilkan
symbol-simbol
atau
peralatan
yang
menggantikan proses kejadian atau benda yang sebenarnya. Metode ini adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak didik. Metode yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka. Kelebihan metode ini : •
Memupuk daya cipta, sebab simulasi dilakukan sesuai dengan kreasi siswa masing-masing dalam membawakan peranannya.
•
Dapat merangsang siswa untuk menjadi terampil dalam menanggapi dan bertindak secara spontan, tanpa memerlukan persiapan dalam waktu lama.
•
Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta pengalaman tidak langsung, yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
Kelemahan metode ini : •
Biaya pengembangannya tinggi dan perlu waktu lama.
•
Fasilitas dan alat-alat khusus yang dibutuhkan mungkin sulit diperoleh serta mahal harganya dan pemeliharaannya.
•
5.
Resiko siswa atau pengajar tinggi.
Materi Materi juga merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa.
Adapun karakteristik dari materi yang bagus menurut Hutchinson dan Waters adalah: •
Adanya teks yang menarik.
•
Adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi kemampuan berpikir siswa.
•
Memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah mereka miliki.
•
Materi yang dikuasai baik oleh siswa maupun guru. Dalam kegiatan belajar, materi harus didesain sedemikian rupa, sehingga cocok untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan komponenkomponen yang lain, terutama komponen anak didik yang merupakan sentral. Pemilihan materi harus benar-benar dapat memberikan kecakapan dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Beberapa kriteria materi yaitu :
1. Kesahihan (Valid) yaitu materi yang dituangkan dalam kegiatan belajar mengajar benar-benar telah teruji kebenaran dan kesahihannya, juga merupakan materi yang aktual, tidak ketinggalan zaman dan memberikan kontribusi untuk pemahaman kedepan. 2. Tingkat kepentingan : materi yang dipilih benar-benar diperlukan peserta didik, sejauh mana materi tersebut penting untuk dipelajari. 3. Kebermaknaan : materi yang dipilih dapat memberikan manfaat akademis yaitu memberikan dasar – dasar pengetahuan dan keterampilan yang
akan
dikembangkan
dan
manfaat
non
akademis
yaitu
mengembangkan kecakapan hidup dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Kelayakan : materi memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya maupun aspek kelayakannya terhadap pemanfaatan materi dan kondisi setempat. 5. Ketertarikan/Menarik minat : materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memotivasi dan menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik.
6.
Alat Pembelajaran (Media) Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
“medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media pembelajaran adalah perangkat lunak (soft ware) atau perangkat keras (hard ware) yang berfungsi sebagai alat belajar atau alat bantu belajar. Media pada hakekatnya merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. Ujung akhir dari pemilihan media adalah
penggunaaan
media
tersebut
dalam
kegiatan
pembelajaran,
sehingga
memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan media yang kita pilih. Dilihat dari jenisnya,media dibagi menjadi 3 macam, yaitu : •
Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder.
•
Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indera penglihatan, seperti foto, gambar atau lukisan, slide dll.
•
Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsure suara dan unsure gambar,seperti film, video-cassete, dll.
7.
Evaluasi Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Evaluation”. Menurut
Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari suatu hal. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar. Evaluasi yang efektif harus mempunyai dasar yang kuat dan tujuan yang jelas. Dasar evaluasi yang dimaksud adalah filsafat, psikologi, komunikasi, kurikulum,
manajemen,
sosiologi-anthropologi
dan
evaluasi-measuremen.
Sedangkan tujuan dari evaluasi antara lain : • Memperoleh informasi yang diperlukan untuk meningkatkan produktifitas serta efektifitas belajar siswa. • Memperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan mengajar guru. • Memperoleh
informasi
yang
diperlukan
menyempurnakan serta mengembangkan program.
untuk
memperbaiki,
Di sekolah, biasanya guru menggunakan bentuk evaluasi yang terdiri dari : a. Tes tertulis adalah tes yang diikuti secara serempak oleh pengikut tes yang harus menjawab sejumlah pertanyaan/soal secara tertulis dalam waktu yang telah ditentukan. b. Tes lisan adalah bila sejumlah pengikut tes, satu demi satu diuji secara lisan oleh seorang penguji atau lebih. c. Tes praktek adalah tes yang dinilai berdasarkan praktek dalam melakukan sesuatu, seperti mata pelajaran olahraga.
2.3
Hubungan Masing-Masing Komponen Pembelajaran Dari semua komponen pembelajaran, antara komponen yang satu dengan
yang lain memiliki hubungan saling keterkaitan. Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan di lapangan, sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum, guru juga sebagai pengembang kurikulum. Bagi guru, memahami kurikulum merupakan suatu hal yang mutlak. Setelah guru mempelajari kurikulum yang berlaku, selanjutnya membuat suatu desain pembelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan awal siswa (entering behavior), tujuan yang hendak dicapai, teori belajar dan pembelajaran, karakteristik bahan yang akan diajarkan, metode dan media atau sumber belajar yang akan digunakan, dan unsur-unsur lainnya sebagai penunjang. Setelah desain dibuat, kemudian KBM atau pembelajaran dilakukan. Dalam hal ini ada dua kegiatan utama, yaitu guru bertindak mengajar dan siswa bertindak belajar. Kedua kegiatan tersebut berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Pada akhirnya implementasi pembelajaran itu akan menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil ini akan memberikan dampak bagi guru dan siswa. Bagi setiap guru, dituntut untuk memehami masing-masing metode secara baik. Dengan pemilihan dan penggunaan metode yang tepat untuk setiap unit
materi pelajaran yang diberikan kepada siswa,maka akan meningkatkan proses interaksi belajar-mengajar. Siswa juga akan memperoleh hasil belajar yang efektif dan mendapatkan kesempatan belajar yang seluas-luasnya. Jika ada salah satu komponen pembelajaran yang bermasalah, maka proses belajar-mengajar tidak dapat berjalan baik
2.4
Fungsi Masing-Masing Komponen Pembelajaran Meskipun hubungan masing-masing komponen pembelajaran sangatlah
berkaitan, tetapi setiap komponen memiliki fungsi tersendiri, antara lain : a. Fungsi Kurikulum •
Alat untuk mencapai tujuan pendidikan
•
Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan barometer atau alat pengukur keberhasilan program pendidikan di sekolah yang dipimpinnya.
•
Dapat dijadikan sebagai pedoman, patokan atau ukuran dalam menetapkan bagian mana yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pelaksanaan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan.
b. Fungsi Guru •
Sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugastugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.
•
Sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokohtokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.
•
Sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar. Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat.
•
Sebagai pelajar (leamer). Seorang guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan supaya pengetahuan dan keterampilan
yang
dirnilikinya
tidak
ketinggalan
jaman.
Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan. •
Sebagai administrator. Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
c. Fungsi Siswa •
Sebagai objek, siswa yang menerima pelajaran
•
Sebagai subjek, siswa ikut menentukan hasil belajar
d. Fungsi Metode •
Untuk mempermudah dan memperlancar proses belajar-mengajar
•
Membantu guru dalam menjelaskan berbagai macam materi kepada siswa.
•
Membuat siswa menjadi aktif, berani dan mandiri
e. Fungsi Materi •
Sebagai bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran
•
Menambah dan memperluas pengetahuan siswa
•
Menjadi dasar pengetahuan kepada siswa untuk pembelajaran lebih lanjut
•
Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan belajar
•
Membangun kemampuan untuk melakukan asesmen-diri atas hasil pembelajaran yang dicapai.
f. Fungsi Media •
Fungsi edukatif : dapat memberika pengaruh baik yang mengandung nilai-nilai pendidikan, memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien
•
Fungsi sosial : hubungan antara pribadi anak dapat terjalin baik
•
Fungsi ekonomis : Efisiensi dalam waktu dan tenaga, dengan satu macam alat media, pendidikan sudah dapat dinikmati oleh sejumlah anak didik dan bisa dipergunakan sepanjang waktu
•
Fungsi Seni : dengan adanya media pendidikan, kita bisa mengenalkan bermacam-macam hasil budaya manusia.
g. Fungsi Evaluasi •
Mengetahui kemajuan kemampuan belajar siswa
•
Mengetahui penguasaan, kekuatan dan kelemahan seorang siswa dalam mendalami pelajaran.
•
Mengetahui efisiensi metode belajar yang digunakan
•
Memberi laporan kepada siswa dan orangtua
•
Sebagai alat motivasi belajar-mengajar
•
Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan penyaluran anak pada suatu pekerj.
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran sama
artinya dengan kegiatan mengajar. Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru untuk
menyampaikan
pengetahuan
kepada
siswa.
Pembelajaran
merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: kurikulum, guru, siswa, materi, metode, media dan evaluasi. Semua komponen merupakan satu kesatuan, jika ada salah satu komponen yang bermasalah, maka proses belajar-mengajar akan terganggu. Sehingga hasil yang dicapai dalam pembelajaran tidak memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar.1991. Pendidikan GuruKonsep dan Strategi.Bandung: Mandar Maju. Hamzah, Sulaeman. 1979. Media Audio Visual. Jakarta: PT. Gramedia. James Popham dan Evi L.B. 1992. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: PT. Rineka Cipta. N, Sudirman,dkk. 1987.Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya. N.K, Roestiyah. 1986. Masalah-Masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: PT. Bina Aksara. Wayan Nurkancana dan Sumartana. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Zaenudin H.R.L,dkk.1985. Pusat Sumber Belajar. Jakarta: Dirjen PT.Dep.T dan K. http://curriculumstudy.files.wordpress.com/2007/10/pelaksanaanpembelajaran.doc . diakses pada 11 Maret 2010 http://file-hameedfinder.blogspot.com/2008/02/belajar-mengajar.html
http://www.idonbiu.com/2009/05/komponen-komponen-pembelajaran.html