ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Vol 1, No 2, Juli – Desember 2016
KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARI’AH (Analisa Terhadap Kekuatan Hukum dan Materinya) Hasneni Fakultas Syari’ah IAIN Bukittinggi Email:
[email protected] Diterima: 10 Agustus 2016
Direvisi : 14 November 2016
Diterbitkan: 26 Desember 2016
Abstract The economic development of Islam lately very rapidly, both in the academic level as well as a valid system at the global level. In Indonesia, the institutional practice of law mu'amalah. Muamalah started since the establishment of Bank Indonesia (BMI) in 1990. This was followed by a financial institution of Sharia (LKS) others. However, the fact it has urged the clergy and framers of law in Indonesia to make regulations relating to the settlement of the case in such issues, especially those related to economic practice. Thus came the fatwas of innovative products and designs multi revolutionarily of the contract. In the next phase in 2008 was born the rules issued by the Supreme Court, the Economic Law Compilation of Sharia (KHES). This paper wants to present about the fatwa forms and regulations that must have a theoretical basis of Shariah which has its own characteristics that distinguish it from other Islamic country mua'amalah rules ever Keywords: Law Compilation, Economic Syari'ah
Abstrak Perkembangan ekonomi Islam akhir-akhir ini sangat pesat, baik dalam tataran akademis maupun sebagai sebuah sistem yang berlaku di tingkat global. Di Indonesia, secara institusional praktek hukum mu’amalah dimulai semenjak berdirinya Bank Muamalah Indonesia (BMI) pada tahun 1990. Kemudian disusul oleh Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS) lainnya. Namun, kenyataan itu telah mendesak para ulama dan perumus hukum di Indonesia untuk membuat regulasi yang berhubungan dengan penyelesaian kasus dalam
masalah tersebut, terutama yang berhubungan dengan praktek ekonomi.
Sehingga muncullah fatwa-fatwa produk-produk inovatif dan desain-desain multi akad secara revolutif.
Pada tahap berikutnya pada tahun 2008 lahirlah aturan yang
dikeluarkan oleh Mahkamah Agung, yaitu Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES). Makalah ini ingin menyajikan tentang bentuk fatwa dan regulasi itu
tentunya
mempunyai landasan teori syari’ah yang mempunyai ciri khas tersendiri yang membedakannya dengan aturan mua’amalah dinegara Islam lainnya yang pernah ada Kata Kunci: Kompilasi Hukum, Ekonomi Syari’ah
PENDAHULUAN Hukum tentang
dalam bermu’malah
bermasyarakat.
Karena
mengatur tentang bagaimana individu,
memiliki posisi yang sangat penting
lembaga
dalam mengatur hubungan manusia
hubungan, terutama mu’amalah.
Hasneni
ia
205
dan
negara
melakukan
Kompilasi Hukum Ekonomi...
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Perkembangan
Vol 1, No 2, Juli – Desember 2016
ekonomi
Islam
dikeluarkan oleh Mahkamah Agung,
akhir-akhir ini begitu pesat, baik dalam
yaitu
tataran
Syari’ah (KHES).
akademis
maupun
sebagai
Kompilasi
Hukum
Ekonomi
sebuah sistem yang berlaku di tingkat
Semua bentuk fatwa dan regulasi
global. Di Indonesia, secara institusional
itu tentunya mempunyai landasan teori
praktek
syari’ah yang
hukum
mu’amalah
dimulai
cukup kuat. Namun
semenjak berdirinya Bank Muamalah
karena aturannya disusun oleh dan
Indonesia
1990.
untuk masyarakat Indonesia, tentunya
Lembaga
ia mempunyai ciri khas tersendiri yang
(BMI)
Kemudian
pada
disusul
tahun
oleh
Keuangan Syari’ah (LKS) lainnya.
membedakannya
Perkembangan ini juga ditandai dengan lahirnya UU no 3 tahun 2006 tentang
Peradilan
Agama,
yang pernah ada.
sebagai
Dengan keluarnya UU no 3 tahun 2006, Agama
EKONOMI
ISLAM
DI
INDONESIA
semula
Perjuangan menegakkan syari’at
yang
Islam di Indonesia telah melampaui
berhubungan dengan keluarga, seperti
berbagai tahap dan telah beberapa kali
nikah, thalak dan rujuk, waris, wasiat,
pula mengalami kegagalan. Hal ini
hibah, wakaf dan shadaqah, selanjutnya
dapat dilihat menjelang kemerdekaan,
juga berkompeten untuk menyelesaikan
setelah
sengketa menyangkut tentang zakat,
mencapai kemerdekaan sejak awal abad
sengketa hak milik dan keperdataan
ke 20, pada akhirnya tim perumus
lainnya antara sesama muslim, dan
(BPUPKI) berhasil merumuskan Piagam
ekonomi syari’ah, sebagaimana yang
Jakarta
tercantum dalam pasal 49.
Mukaddimah UUD 1945. Dalam Piagam
menyelesaikan
yang
aturan
mua’amalah dinegara Islam lainnya
amandemen terhadap UU no 7 1989.A. PRAKTEK Pengadilan
dengan
perkara
Kenyataan itu telah mendesak para ulama
dan perumus hukum di
menempuh
yang
perjuangan
akan
dijadikan
Jakarta dicantumkan lima sila yang menjadi dasar
negara, dimana
sila
Indonesia untuk membuat regulasi yang
pertamanya adalah “Ketuhanan yang
berhubungan
Maha
dengan
penyelesaian
Esa
dengan
kewajiban
kasus dalam masalah tersebut, terutama
melaksanakan
syariat
Islam
yang
pemeluknya.”
Rumusan
itu
berhubungan
dengan
praktek
bagi sudah
ekonomi. Sehingga muncullah fatwa-
merupakan kompromi dari tuntutan
fatwa
dan
Islam sebagai dasar negara. Pemimpin
secara
Islam hanya meminta agar ummat Islam
produk-produk
desain-desain
multi
inovatif akad
revolutif. Pada tahap berikutnya pada
menjalankan
tahun
tuntutan yang telah kompromis itu pun
Hasneni
2008
lahirlah
aturan
yang
206
syari’atnya.
Namun
Kompilasi Hukum Ekonomi...
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
ditolak.
Sehingga
persatuan
seruh
Vol 1, No 2, Juli – Desember 2016
demi
ini
bertujuan
untuk
menegakkan
Indonesia,
syari’at Islam atau kekuasaan Islam; dan
pemimpin Ummat Islam yang diwakili
kedua, Islam kultural, yang memilih jalur
oleh Ki Bagus Hadikusumo, akhirnya
budaya
merelakan dicabutnya 7 kata “dengan
bertujuan
kewajiban menjalankan syariat Islam
masyarakat Islam, peradaban Islam atau
bagi pemeluknya.”1
masyarakat madani.
Peristiwa
rakyat
menjaga
itu
kemasyarakatan, untuk
yang
menciptakan
oleh
Mengenai pemberlakuan syari’at
seorang pemimpin Masyumi ketika itu,
Islam di tengah masyarakat, Abdul
Muhammad
Roem, sebagai “air susu
Mughits 2 mengatakan bahwa terdapat
yang telah tumpah”, tetapi air susu
perbedaan kesadaran ketika masyarakat
tersebut
mempraktekkan
telah
“membasahi
disebut
dan
telah
keluarga
dengan hukum muamalat. Menurutnya
formulasi
hukum keluarga itu memang telah
syaria’at Islam masih terus berlanjut
dipraktekkan oleh umat Islam sejak
yang
lama
itu
umat
hukum
Islam”.
Karena
sanubari
terlanjur
perjuangan
memuncak
pada
Sidang
dengan
kesadarannya
sendiri,
Konstituante 1959. Dalam forum itu
sehingga telah menjadi bagian dari adat
seluruh partai Islam setuju mengusulkan
istiadat umat Islam. Dalam masyarakat
agar Islam dijadikan sebagai dasar
adat dikenal banyak adagium, seperti
negara. Artinya syari’at Islam bukan
orang Aceh mengatakan ”hukum agon
hanya berlaku untuk ummat Islam,
Adat
tetapi untuk seluruh rakyat Indonesia.
sipeut” (hukum Islam dan hukum Adat
Namun
tidak dapat dicerai-pisahkan karena
perjuangan
itu
kembali
hantom
lagee’
ngon
erat
peserta yang mendukung lebih kecil
hubungan zat dan sifat suatu barang
dari yang menentangnya.
atau
orang
seperti
Minangkabau
setelah
mengatakan ”Adat dan Syara’ sanda-
mengalami beberapa kegagalan secara
menyanda, Syara’ mengatao Adat memakai”
politik, secara keseluruhan syariat Islam
(hubungan hukum Adat dengan hukum
itu diimplementasikan dalam dua pola;
Islam
pertama,
yang
menopang, karena sesungguhnya yang
menempuh jalan kekuasaan sebagai alat
dinamakan Adat yang benar-benar Adat
untuk menegakkan syari’at Islam. Pola
adalah
pola
demikian,
benda),
hubungannya,
zat
mengalami kegagalan, karena jumlah
Walaupun
sekali
cre’s
Islam
politik,
erat
sekali,
Syara’
saling
itu
topang-
sendiri).
Sedangkan hukum muamalat, secara M. Dawam Raharjo, dalam Adi Warman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fikih dan Keuangan, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), hal. vii 1
Hasneni
Abdul Mughits, Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES) dalam Tinjauan Hukum Islam, Journal Al-Mawarid Edisi XVIII tahun 2008 2
207
Kompilasi Hukum Ekonomi...
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
umum
belum
Vol 1, No 2, Juli – Desember 2016
dipraktekkan
Tetapi untuk hukum muamalat tidak
dan belum menjadi adat-istiadat umat
demikian,
Islam.
mengatakan
Hukum
kelembangaan
muamalat
hanya
secara
dipraktekkan
meskipun lebih
lain,
memang harus ada yang mengaturnya
masyarakat
karena
perkembangan
hak-hak
dan
menerima
tidak teori
Receptie secara totalitas. Dengan kata
lewat LKS-LKS yang secara hukum menyangkut
untuk
praktek
hukum
mungkin
di
sudah banyak
baru,
yang
sudah
normatifitas
fikih,
kepentingan banyak pihak dan dalam
bergeser
skala
Sehingga
meskipun hal ini perlu pembuktian di
perbedaan tersebut juga berimplikasi
lapangan. Sebagai contoh sederhana
terhadap
adalah
yang
lebih
besar.
perbedaan
proses
positifisasinya.
Islam
Positifisasi gejala
ini berangkat
institusionalisasi
muamalat
yang
hukum
dalam
mayoritas
praktek
bunga
umat bank
konvensional yang dihukumi haram oleh fatwa DSN/MUI. Terlepas dari pertentangan teori
sepenuhnya dipraktekkan oleh seluruh
tersebut, tetapi norma hukum Islam
umat Islam. Jika dilihat langsung di
menghendaki
pemberlakuan
lapangan, justru masih banyak sekali
oleh
pemeluknya.
praktek ekonomi umat Islam yang
bagaimana cara pemberlakuannya, hal
semakin menyimpang dari hukum Islam
itu
dan
menjadi
pendekatannya, karena metode inilah
dalam
yang akan membedakan antara satu
konteks usul al-fiqh, disebut dengan ’urf
ilmu dengan yang lainnya, meskipun
fasid. Bahkan LKS-LKS yang menjadi
obyeknya sama.
semacam
barisan
adat
keterlibatan
belum
semakin
secara
dari
dari
muamalat
mengkristal
kebiasaan.
terdepan
Kalau
dalam
setiap kembali
kepada
hukum Masalah metode
penegakan
Perkembangan aplikasi Ekonomi
hukum muamalat pun juga belum
Islam di Indonesia telah dimulai sejak
sepenuhnya menerapkannya, masih ada
didirikannya Bank Muamalat Indonesia
penyimpangan di sana sini.
(BMI) tahun 1992, dengan landasan
Berbeda halnya dengan kasus
hukumnya UU no 7 tahun 1992 tentang
hukum keluarga, mungkin lebih cocok
perbankan. UU ini selanjutnya direvisi
dengan teori Receptie in Complexu. 3
dalam UU no 10 tahun 1998, yang mengatur landasan hukum dan jenis
Teori ini dipelopori oleh Scholten van Oud Harleem dan Lodewijk Willem Christian van den Berg (1845-1927). Menurut teori ini bahwa hukum (Adat) itu mengikuti agama seseorang.Hukum Adat akan diterima jika tidak bertentangan dengan hukum Islam. Daud Ali, HukumIslam : Pengantar Ilmu Hukum dan Tata 3
Hasneni
usaha
yang
dioperasikan
oleh
Perbankan syari’ah, juga arahan bagi bank konvensional untuk melakukan Hukum di Indonesia, cet ke 3,( Jakarta: PT. Raja Grafindo Rosada, 1993), h. 28-50 208
Kompilasi Hukum Ekonomi...
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Vol 1, No 2, Juli – Desember 2016
dual banking system atau konversi.
URGENSI
Selanjutnya
ISLAM DI INDONESIA
berturut-berturut
telah
hadir beberapa regulasi, sebagai bentuk dukungan
pemerintah
HUKUM
Sebagaimana
EKONOMI
telah
dijelaskan
terhadap
bahwa keberlakuan hukum Islam di
kemajuan aplikasi ekonomi Islam di
Indonesia dapat dilihat dari dua pola;
Indonesia. Tahun 1999 lahir UU no 23
yaitu pola kultural dan politik hukum.
yang direvisi dengan UU no. 3 tahun
Secara kultur Indonesia di huni oleh
2004 tentang Bank Indonesia. Kemudian
masyarakat yang mayoritas
disusul dengan disahkannya UU no 19
Islam. Sekurang-kurangnya di daerah-
tahun 2008 tentang Surat Berharga
daerah tertentu, hukum ekonomi Islam
Syari’ah Negara (SBSN). Sedangkan
dalam konteksnya yang sangat luas
yang
pernah
paling
signifikan
adalah
berlaku,
dan
beragama
paling
tidak
disahkannya UU no 21 2008 tentang
sebagian dari padanya masih berlaku
perbankan syari’ah.
sampai sekarang. Sistem bagi hasil
Dalam
perkembangan
dalam bentuk paroan dalam bidang
berikutnya, bentuk praktik ekonomi
pertanian atau peternakan, tidak dapat
Islam
dipungkiri, bahwa masyarakat Islam di
semakin
berkembang
dalam
bentuk kelembagaan. Seperti perbankan
Indonesia
syari’ah,
Syari’ah,
secara Islam. Ajaran Islam yang dianut
modal
dan diamalkan itu secara terus menerus
mikro
pada
Pegadaian syari’ah,
BPRS,
Asuransi
Syari’ah, lembaga
pasar
keuangan
masih
tahap
melaksanakannya
berikutnya
menjadikan
syari’ah, maupun lembaga keuangan
masyarakat berbudaya dengannya. Atas
publik Islam, seperti lembaga pengelola
dasar ini maka sungguh merupakan
zakat dan lembaga pengelola harta
kewajaran bila hukum sebuah negara
wakaf. Semenjak lahir sampai tahun
dipengaruhi oleh agama yang dianut
2013 telah 2872 LKS yang muncul di
oleh bagian terbesar penduduknya.
Indonesia. Terdri dari 11 Bank Unit
Dari
sudut
politik
sistem
hukum
Syari’ah dengan 1858 kantor; 24 Usaha
hukum,
Unit Syari’ah dengn 538 kantor Bank
ekonomi Islam di Indonesia merupakan
umum yang memiliki UUS; dan 159
kebutuhan masyarakat pada umumnya.
Bank Pembiayaan syari’ah dengan 386
Dalam kajian
kantor di seluruh Indonesia.
terdapat teori ubi societas ibi ius, dimana
4
kehadiran
pandang
hukum Barat
ada masyarakat maka disitu ada hukum. Menurut teori ini bahwa hukum itu tumbuh Bank Indonesia, periode Agustus 2013 4
Hasneni
Statistik Bank Syari’ah
dan
berkembang
bersama
masyarakatnya. Oleh karena itu dalam membuat 209
hukum
harus
selalu
Kompilasi Hukum Ekonomi...
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
mengakomodir masyarakatnya,
kenyataan 5
Vol 1, No 2, Juli – Desember 2016
sosiologis
sangat diperlukan karena hal itu akan
sebagaimana teori
berdampak pada efektifitas dan respon
Anglo Saxon. Dalam hukum Islam
masyarakat
dikenal teori ’urf atau adat, sebagai
ekonomi Islam itu sendiri. Di sinilah
salah satu metode istinbat hukum.
perlunya pendekatan sosiologis dalam
dalam teori ini hukum dirumuskan
legislasi
dengan
dengan pola buttonup. Sejarah mencatat,
mempertimbangkan
adat
istiadat masyarakat. Islam
hukum
prospek
untuk
hukum
masyarakat
pemberlakuan hukum dengan pola sui
Sehingga dalam kajian istinbat hukum
serta
kaidah,
akan menimbulkan keruwetan dalam
”perubahan hukum itu (ditentukan)
penegakannya, karena tidak akomodatif
oleh perubahan waktu, tempat, dan
dan komunikatif dengan kebutuhan
adat-istiadat.”
wilayah
sosiologis masyarakat, dan cenderung
dalam
menjauhi rasa keadilan masyarakat.
masyarakat secara langsung yang sarat
Pengalaman bangsa Indonesia dengan
dimensi
pemberlakuan
BW
dan
telah memberikan isyarat sifat hukum
produkBelanda
secara
paksa
muamalat yang dinamis dan terbuka
cukup menjadi pelajaran.
muamalat
6
itu
dikenal
generis (normatif) dan top-down hanya
Apalagi berkaitan
sosiologisnya.
Nabi
sendiri
dengan mengatakan, ”kamu sekalian yang
lebih
sudah
hukum dikenal
urusan
pendapat tentang pola pembentukan
dengan
hukum. Menurut Friedrich Karl von
fleksibelitas dalam hukum muamalat
Savigny, pendiri Mazhab Sejarah dan
dikenal kaidah, ”semua akad muamalat
Kebudayaan
itu mutlak diperbolehkan sampai ada
setiap
hukum yang melarangnya.”Oleh karena
volksgeistnya sendiri yang berbeda-
itu,
beda antara satu dengan lainnya.
duniamu.”
mengetahui
Dalam kajian
WvS
Kaitannya
akomodasi
terhadap
kenyataan
dalam
masyarakat
hukum,
bahwa
mempunyai 7
sosiologis umat Islam yang berkaitan
Menurut Uegen Ehrlich (1826-1922),
dengan
pelopor Mazhab Ilmu Hukum Sosiologis
praktek
hukum
muamalat
(Socological Zulfa Djoko Basuki. “Mazhab Sejarah dan Pengaruhnya terhadap Pembentukan Hukum Nasional Indonesia” dalam Lili Rasjidi dan B. Arie Sidharta (peny.), Filsafat Hukum,Mazhab dan Reflksinya. (Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya) h. 30 dan; Soerjono Soekanto.. Pokok-pokok Sosiologi Hukum. Cet. 1.( Jakarta: CV. Rajawali,1980), h. 41 6 Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah. 1973. I‘lam alMuwaqqi‘in ‘an Rabb al-‘Alamin.( Beirut: Dar alJail). III, h. 14. 5
Hasneni
Jurisprudence)
bahwa
hukum akan efektif jika digali dari msayarakat.8
Volksgeist adalah filsafat hidup suatu bangsa, pola kebudayaan atau kepribadian yang tumbuh akibat pengalaman dan tradisi masa lalu. Lihat Zulfa Djoko Basuki. Ibid. 8 Soerjono Soekanto. Pokok-pokok Sosiologi Hukum. (Jakarta: CV. Rajawali, 1980) , cet 1. h. 42 7
210
Kompilasi Hukum Ekonomi...
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Dalam samping
bidang
masyarakat
aturan
muamalah
Vol 1, No 2, Juli – Desember 2016
ekonomi,
di
melaksanakan
menyelesaikan
perkara
di
tingkat
dianutnya
pertama antara orang –orang yang
(hukum Islam), perkembangan ekonomi
beragama Islam di bidang ekonomi
di
syariah.
bidang
LKS
kemajuan.
yang
berwenang memeriksa, memutus dan
juga
mengalami
Sebagaimana
hasil
Dalam
aplikasinya,
penghitungan yang di lakukan Bank
amandemen
Indonesia,
penegakkan hukum kontrak bisnis di
berdasarkan
Statistiknya
UU
bahwa sampai akhir tahun 2013 tercatat
lembaga-lembaga
2872 LKS yang beroperasi melayani dan
tersebut
mengelola keuangan masyarakat.
KUHPerdata.
Sebagaimana bahwa
dengan
telah
dijelaskan
berdirinya
Bank
7/1989
keuangan
mengacu
ekonomi
No
sebelum
pada
ini,
syariah ketentuan
Penyelesaian sengketa
9
Syari”ah
di
PN
tentunya
mengalami dilema hukum, sebab dasar
Muamalah Indonesia pada tahun 1992,
hukum
pemerintah
telah
KUHPerdata yang notabene produksi
peraturan
Hukum Belanda, atau bukan Hukum
mengeluarkan
Indonesia beberapa
yang
digunakan
perundang-undangan seperti, UU No. 7
Islam.
Tahun 1992 tentang perbankan, yang
kompetensi Peradilan Agama. Lahirnya
direvisi dengan UU No. 10 tahun 1998,
UU No. 3 tahun 2006 ini membawa
yang mengatur landasan hukum dan
implikasi baru. Sehingga formalisasi
jenis usaha yang dapat dioperasikan
hukum ekonomi Islam di Indonesia
oleh perbankan syari’ah, juga arahan
menjadi suatu kebutuhan yang urgen.
bagi
Dengan UU itu, membawa implikasi
perbankan
konvensional
kemudian
tentunya
absolut
melakukan dual banking system atau
besar
konversi.
yang mengatur harta benda, bisnis dan
Kemudian untuk menyelesaikan
terhadap
menjadi
perundang-undangan
perdagangan secara luas.
sengketa di LKS, pemerintah telah
Ketika
wewenang
mengeluarkan pula UU No. 3 tahun
sengketa
2006 tentang PA sebagai revisi UU No.7
menjadi wewenang absolut hakim PA,
tahun
maka
1989.
Dimana
sebelumnya
hukum
mengadili
kehadiran
KHES
syariah
(Kompilasi
sengketa mengenai perkara ekeonomi
Hukum
diantara umat Islam diselesaikan di PN
komprehensip menjadi urgen, seperti
atau
Syari’ah,
yang pernah dibuat oleh pemerintahan
kemudian menjadi absolut kompetensi
Turki Usmani dengan nama Al-Majallah
Badan
Arbitrase
Ekonomi
ekonomi
Syari’ah)
yang
Peradilan Agama. Sebagaimana yang dituangkan pada pasal 49 point i , bahwa Pengadilan Agama bertugas dan Hasneni
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktik, ( Jakarta: Gema Insani Press , 2001), h. 214. 9
211
Kompilasi Hukum Ekonomi...
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Al-Ahkam hukum
al-’Adliyah[14]. ekonomi
kepastian
hukum
Vol 1, No 2, Juli – Desember 2016
Sehingga
pada tahun 1991, yang penyusunannya
memiliki
banyak melibatkan para ulama, pondok
syariah
hakim
pesamtren, akademisi fakultas syari’ah
memiliki rujukan standar. Hal ini juga
beberapa IAIN ternama di Indonesia,
menjadi
masalah
dan praktisi. Namun karena dalam
asuransi syari’ah, reasuransi, pegadaian
penyusunannya KHES ini karena sudah
syari’ah, reksadana syariah, obligasi
didesak oleh kebutuhan, harus diakui
syari’ah, pasar modal syariah, dan
bahwa
berbagai
belum
karya besar dan terobosan baru dalam
memiliki payung hukum yang kuat.
sejarah pemikiran hukum Islam di
Selama
Indonesia.
signifikan
institusi ini
dan
para
karena
lainnya
aturan-aturan
hukum
KHES
adalah
tersebut tersebar ke berbagai tempat.
Secara teori hasil fatwa, KHES
seperti Fatwa DSN, regulasi BI, kitab-
dan aturan-aturan yang berhubungan
kitab fiqih dan fatwa-fatwa ulama klasik
dengan pengaplikasian hukum ekonomi
dan
Islam di Indonesia dikategorikan kepada
kontemporer.
Sehingga
belum
menjadi satu dalam bentuk kodifikasi.
fiqih.
Karena secara terminologi ahli
Kenyataan inilah yang dijawab MA
usul
dengan menghadirkan KHES.
berarti ilmu tentang
al-fiqh
(usuliyyun)
fiqh
hukum-hukum
KHES itu terdiri dari 4 buku, 43
syara’ yang diperoleh melalui ijtihad. 18
bab, 796 pasal. Buku I tentang Subyek
Karean secara garis besar, unsur-unsur
Hukum dan Amwal (3 bab, 19 Pasal),
dalam definisi fiqh ini adalah: (1)
Buku II tentang Akad (29 bab, 655
ilmu tentang hukum syara’; (2) hukum
Pasal). Buku III tentang Zakat dan Hibah
Syara’
(4 bab, 60 Pasal), dan Buku IV tentang
perbuatan mukallaf yang bersifat praktis
Akuntansi Syariah (7 bab, 62 Pasal).
dan
Menurut walaupun
Abdul
penyusunan
Mughits, KHES
ini
tersebut konkret,
berkaitan sehingga
dengan perbuatan
abstrak tidak termasuk dalam wilayah ini;
3)
pengetahuan
itu
diperoleh
nampak seperti tergesa-gesa, karena
dengan cara ijtihad atau istidlal, yaitu
dalam proses penyusunannya kurang
mencurahkan
banyak
memperhatikan
kesempatan dalam rangka mencapai
aspek-aspek sosiologis umat Islam dan
kesimpulan hukum yang diderivatkan
legal
pakar,
dari sumber pokoknya. Dengan kata lain
ulama, pesantren, dan akademisi. Yang
bahwa ilmu ini hanya dapat diperoleh
dilibatkan
oleh
opinion
di
hanya
kalangan sebagain
kecil
orang
segala
yang
potensi
sudah
dan
mencapai
sa. Lain halnya ketika penyusuann
kualifikasi mujtahid, bukan sembarang
Kompilsi Hukum Islam (KHI), yang
orang atau dengan cara main-main saja
dilegalkan dengan instruksi presiden
dan (4) bahwa sumber-sumber hukum
Hasneni
212
Kompilasi Hukum Ekonomi...
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
tersebut
sudah
Vol 1, No 2, Juli – Desember 2016
terperinci
menurut
Hal ini sekaligus menegaskan
cabangnya masing-masing, baik yang
bahwa secara umum fiqh itu bersifat
bersifat qat’i maupun zanni.
zanni
10
Dari urian term fiqh di atas, maka KHES
dapat
ketika
masih
dalam
tingkatan produk pemikiran, sehingga
sebagai
tidak mengikat setiap muslim. Tetapi,
karena
ketika fiqh itu naik menjadi qanun atau
mencakup empat unsur di atas, yaitu
hokum positif atau menjadi rujukan
berisi tentang hukum Islam (Syari’at);
dalam keputusan hakim di pengadilan
hukum
maka otomatis mengikat setiap umat
produk
dikategorikan
(relatif)
pemikiran
tersebut
fiqh
tentang
perbuatan
mukallaf yang bersifat konkret; bahwa
Islam
hukum
merupakan bentuk dari peng-qanun-an
tersebut
digali
dengan
enggunakan metode ijtihad dan istidlal; yaitu
para
pihak.
KHES
terhadap fiqh.11
dan hukum praktis itu digali dari sumbersumbernya,
atau
Namun
karena
materi
KHES
Al-Qur’an,
pada dasarnya adalah fiqh, sehingga
Sunnah, Ijma’ dan rasio (ra’y). Namun,
kurang tepat jika menggunakan istilah
dalam rangka merumuskan fiqh tersebut
Hukum Ekonomi Syari’ah karena istilah
tidak dapat terlepas dari latar sosial-
Syari’at
budaya masyarakat sekitarnya dan pada
peraturan-peraturan yang bersifat asasi,
zamannya,
sehingga
tetap
membawa
warna
fiqh
selalu
lebih dan
diartikan
lebih
luas
sebagai
cakupannya.
lingkungannya,
Sementara penggunaan istilah hukum
seperti fiqh-nya Imam Abu Hanifah (80-
ekonomisyariah atau perbankan syariah
150
tidak
H/699-767
M)
lebih
bercorak
dapat
menjamin
terwujudnya
kedaerahan Kufah dan Bagdad dan fiqh
nilainilai Syar’i yang bersifat tetap,
Imam Malik (93-179 H/712-795 M) lebih
karena
bercorak lokal Madinah. Demikian juga,
pemikiran manusia, lebih-lebih ketika
KHES
fiqh
adalah
fiqh
yang
sudah
semuanya
itu
telah
adalah
hasil
terkontaminasi
oleh
semestinya bercorak ke-Indonesia-an,
kepentingan kepentingan manusia yang
karena memang lahirnya sebagai respon
bersifat
duniawi-nisbi.
terhadap kebutuhan umat Islam akan
Mahmud
Syaltut,
penerapan
aturan-aturan atau pokok-pokok yang
hukum
ekonomi
di
Indonesia.
ditetapkan manusia
Syari’ah Allah
menjadikannya
Menurut adalah agar sebagai
peraturan dalam hubungannya dengan Tuhan, Sya‘ban Muhammad Isma‘il. 1405/1985. at-Tasyri‘al-Islami, Masadiruh wa Atwaruh.( Kairo: Maktabah an-Nahdah al-Misriyyah, 1985). Cet. 1, h. 13. 10
Hasneni
sesama
Muslim,
sesama
manusia, dan lingkungannya. Menurut 11
213
Abdul Mughits, op.cit. h. 152 Kompilasi Hukum Ekonomi...
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Vol 1, No 2, Juli – Desember 2016
Muhammad ’Ali at-Tahanawi, Syari’ah
Indonesia. Namun pada pasal 8 di
itu mencakup seluruh aspek ajaran
tegaskan bahwa: “jenis peraturan perundangundangan selain sebagaimana yang dimaksud pada pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh Majlis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau pemerintah atas perintah undang-undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota, Bupati/walikota, kepala Desa atau yang setingkat.” Dari pasal 8 tersebut dapat
Islam, meliputi aqidah, ibadah, akhlak, dan
mu’amalat
(sosial).
Mungkin
akan lebih tepat jika menggunakan istilah
Hukum
Ekonomi
Islam,
Perbankan Islam, sebagaimana yang digunakan
di
negara-negara
Islam
lainnya. KEDUDUKAN KHES DALAM TATA HUKUM DI INDONESIA KHES diatur melalui Peraturan Mahkmah
Agung
(Perma).
Secara
yuridis menurut pasal 7 ayat (1) UU no 12 tahun 2011 tentang pembentukan Perundang-undangan dijelaskan tentang apa
saja
yang
termasuk
sebagai
peraturan perundang-undangan. Jenis dan hirarkhinya adalah sebagai berikut: 1. Undang Undang Dasar Negara
bagi
Permusyawaratan Rakyat;
aturan
telah
dijelaskan
terbitnya UU No. 3 Tahun 2006 Tentang
5. Peraturan Presiden;
Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1989
6. Peraturan Daerah Provinsi; dan 7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tersebut,
dapat
peraturan
yang
dirumuskan oleh Mahkamah Agung tidak termasuk salah satu jenis dan
Hasneni
dengan
bahwa lahirnya KHES berawal dari
4. Peraturan Pemerintah;
perundang-undangan
terkait
Sebagaimana
Undang
hirarkhis
yang
Undang-Undang yang lebih tinggi.
Pemerintah Pengganti Undang-
bahwa
termasuk
tersebut, sepanjang di perlukan oleh
3. UndangUndang/ Peraturan
dipahami
PERMA
undangan yang diakui dan mengikat
2. Ketetapan Majelis
pasal
bahwa
salah satu jenis peraturan perundang-
Republik Indonesia tahun 1945
Dari
dipahami
di
Tentang Peradilan Agama (UUPA). UU No.3
Tahun
kewenangan
2006
ini
memperluas
PA
sesuai
dengan
perkembangan hukum dan kebutuhan umat Islam Indonesia saat ini. Dengan perluasan kewenangan tersebut, kini PA tidak hanya berwenang menyelesaikan 214
Kompilasi Hukum Ekonomi...
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Vol 1, No 2, Juli – Desember 2016
sengketa di bidang perkawinan, waris,
Secara
historis,
norma-norma
wasiat, hibah, wakaf, dan sadaqah saja,
yang bersumber dari hukum Islam di
melainkan juga menangani permohonan
bidang perikatan (transaksi) ini telah
pengangkatan
dan
lama memudar dari perangkat hukum
menyelesaikan sengketa dalam zakat,
yang ada akibat politik penjajah yang
infaq, serta sengketa hak milik dan
secara sistematis mengikis keberlakuan
keperdataan
hukum Islam di Indonesia. Akibatnya
anak
(adopsi)
lainnya
antara
sesama
muslim, dan ekonomi syari’ah.
lembaga
Dalam penjelasan UU tersebut disebutkan dengan
bahwa
ekonomi
yang
dimaksud
syariah
adalah
keuangan
perbankan
dan
lembaga
lainnya,
sangat
terbiasa
menerapkan ketentuan Buku Ke tiga BW (Burgerlijk
Wetboek)
yang
sudah
perbuatan atau kegiatan usaha yang
diterjemahkan. Sehingga untuk memulai
dilaksanakan menurut prinsip syari’ah,
suatu transaksi secara syariah tanpa
antara lain meliputi : a. Bank syariah,
pedoman teknis yang jelas akan sulit
2.Lembaga keuangan mikro syari’ah, c.
sekali dilakukan.
asuransi syari’ah, d. reasurasi syari’ah, e. reksadana syari’ah, f. obligasi syariah dan surat berharga berjangka menengah syariah,
g.
sekuritas
Pembiayaan
syari’ah,
syari’ah,
dana
j.
syariah, i.
h.
Pegadaian
pensiun
lembaga
keuangan syari’ah dan k. bisnis syari’ah. Amandemen
ini
membawa
implikasi dalam sejarah hukum ekonomi Islam
di
Indonesia.
wewenang
untuk
Selama
ini,
menangani
perselisihan atau sengketa dalam bidang ekonomi syariah diselesaikan di PN yang
notabene
dasar
hukum
yang
digunakannya belum bisa dianggap sebagai hukum syari’ah, karena dalam aplikasinya, sebelum amandemen UU No 7/1989 ini, penegakkan hukum kontrak
bisnis
di
lembaga-lembaga
Ketika sengketa
Hasneni
hukum
mengadili
ekonomi
syariah
menjadi wewenang absolut hakim PA, maka
kehadiran
Hukum
KHES
Ekonomi
(Kompilasi
Syari’ah)
yang
komprehensip menjadi urgen, seperti yang
dibuat
pemerintahan
Turki
Usmani bernama Al-Majallah Al-Ahkam al-’Adliyah[14].
Sehingga
hukum
ekonomi syariah memiliki kepastian hukum
dan
para
hakim
memiliki
rujukan standar. Hal ini juga menjadi signifikan
karena
masalah
asuransi
syari’ah, reasuransi, pegadaian syari’ah, reksadana syariah, obligasi syari’ah, pasar modal syariah, dan berbagai institusi lainnya belum memiliki payung hukum yang kuat.
keuangan syariah tersebut mengacu pada ketentuan KUH Perdata.
wewenang
Kalaupun
ada
aturan-aturan
hukum tersebut tersebar ke berbagai 215
Kompilasi Hukum Ekonomi...
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Vol 1, No 2, Juli – Desember 2016
tempat. seperti Fatwa DSN, regulasi BI,
Dalam pasal inilah sebenarnya fungsi
kitab-kitab fiqih dan fatwa-fatwa ulama
rule making power Mahkamh Agung
klasik
dan
berasal,
belum
menjadi satu
kodifikasi. dijawab
kontemporer. dalam
Kenyataan
MA
Sehingga
Mahkamah
Agung
bentuk
dapat membuat peraturan mengenai
yang
penyelesaian suatu perkara yang tidak
menghadirkan
diatur dalam undang-undang. Tentu
inilah
dengan
dimana
KHES.
saja kewenangan ini juga sebenarnya di dasari atas ketentuan Pasal 10 Undang-
Kehadiran
KHES
berdasarkan
Undang No. 48 Tahun 2009 Tentang
PERMA No 2 Tahun 2008 tanggal 10
kekuasaan
September,
dan
didalamnya terkandung prinsip hakim
direspon konstruktif dengan melakukan
tidak boleh menolak suatu perkara
studi kritis terhadap materi yang ada di
dikarenakan belum ada atau tidak jelas
dalam KHES yang berisi 4 buku, 43 bab,
hukumnya. Hal ini mutlak dibutuhkan
796 pasal. Buku I tentang Subyek
oleh Mahkamah Agung sebagai badan
Hukum dan Amwal (3 bab, 19 Pasal),
yudikatif
Buku II tentang Akad (29 bab, 655
kekuasaan
Pasal). Buku III tentang Zakat dan Hibah
lambanya reproduksi hukum nasional.
(4 bab, 60 Pasal), dan Buku IV tentang
Berbeda
Akuntansi Syariah (7 bab, 62 Pasal).
administratif yang dapat menggunakan
layak
diapresiasi
kehakiman
dalam di
dimana
sistem
pemisahan
Indonesia,
mengingat
dengan
wilayah
hukum
prinsip freies ermessen Mahkamah Agung Kedudukan Perauran
Mahkamah
dalam
mengisi
kekosongan
hukum
Agung tentang KHES diatas ditinjau
dalam hal penanganan perkara (hukum
dari jenis aturan yang mengikat bagi
acara) harus berdasarkan oleh peraturan
Peradilan
perundang-undangan
Agama
dapat
dianalisa
dengan
14 Tahun 1985 tentang Mahkamah
kewenangan rule making power yang
Agung. Pasal itu berbunyi
sebagai
diberikan oleh pasal 79 Undang-Undang
dapat
No. 14 Tahun 1985 ini sangatlah penting
yang
kedudukanya.
“Mahkamah
mengatur
lebih
lanjut
Agung hal-hal
legalitas.
terikat
dengan Pasal 79 Undang-Undang No.
berikut:
asas
karena
Sehingga
diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan Untuk
peradilan apabila terdapat hal-hal yang
memahami
lebih
jauh
belum cukup diatur dalam Undang-undang
kedudukan PERMA dalam fungsi rule
ini”.
making power Mahkamah Agung, kita juga harus melihat penjelasan dari pasal 79 Undang-Undang tersebut. Dalam penjelasannya disebutkan bahwa:
Hasneni
216
Kompilasi Hukum Ekonomi...
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Apabila terdapat
dalam
jalannya
kekurangan
atau
Vol 1, No 2, Juli – Desember 2016
peradilan kekosongan
wilayah hukum acara dengan tidak melampaui
dan
mencampuri
hukum dalam suatu hal, Mahkamah Agung
pengaturan tentang hak dan kewajiban
berwenang
sebagai
warga negara serta tidak mengatur
pelengkap untuk mengisi kekurangan atau
kekuatan alat pembuktian. Sehingga
kekosongan tadi. Dengan Undang-undang
bentuk
ini
Agung yang dimaksud dalam Pasal 79
membuat
Mahkamah
menentukan
peraturan
Agung
pengaturan
berwenang tentang
cara
produk
hukum
Mahkamah
Undang-Undang No. 14 Tahun 1985
penyelesaian suatu soal yang belum atau
dapat
dalam bentuk PERMA dan
tidak diatur dalam Undang-undang ini.
SEMA.
Dalam hal ini peraturan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung dibedakan dengan
Dengan
demikian
produk
peraturan yang disusun oleh pembentuk
hukum
Undang-undang.
Mahkamah Agung berupa KHES hanya
peradilan
Penyelenggaraan
oleh
dapat berlaku sebagai pedoman bagi
undang ini hanya merupakan bagian dari
hakim di Pengadilan Agama dan tidak
hukum acara secara keseluruhan. Dengan
mengikat.
Karena
demikian Mahkamah Agung tidak akan
konsideran
Peraturan
mencampuri dan melampaui pengaturan
Agung tentang KHES dalam bahagian
tentang hak dan kewajiban warga negara
memutuskan
pada umumnya dan tidak pula mengatur
dikemukakan bahwa:
kekuatan,
dimaksudkan
dirumuskan
Undang-
sifat,
yang
yang
alat
pembuktian
pasal
berdasarkan
1
Mahkamah KHES
itu
serta
penilaiannya atau- pun pembagian beban
(1) Hakim
pembuktian.”
pengadilan
lingkungan
dalam
peradilan
agama
yang memeriksa, mengadili dan Memahami
penjelasan
pasal
79
menyelesaikan
perkara
yang
Undang-Undang No. 14 Tahun 1985
berkaitan
tersebut dapat disimpulkan
bahwa
syari’ah,
peraturan
dalam
sebagai pedoman prinsip syari’ah
yang
dimaksud
dengan
mempergunakan
penjelasan pasal 79 Undang-Undang
dalam
No. 14 Tahun 1985 ini
Ekonomi syari’ah.
dapat
diartikan
secara harfiah
sebagai
Peraturan
ekonomi
Kompilasi
(2) Mempergunakan
Hukum sebagai
Mahkamah Agung (PERMA). Termasuk
pedoman yang prinsip syari’ah
segala bentuk peraturan yang dibentuk
dalam
Mahkamah Agung yang isinya memuat
Ekonomi Syari’ah sebagaimana
atau berkaitan dengan peraturan yang
dimaksud
mengisi Hasneni
kekosongan
hukum
Kompilasi ayat(1),
Hukum tidak
dalam 217
Kompilasi Hukum Ekonomi...
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
mengurangi hakim,
Vol 1, No 2, Juli – Desember 2016
tanggung
untuk
jawab
mengadili
menemukan
hukum
dan untuk
akan
semakin
mempersempit
cakupannya. Justru dalam KHES lebih banyak
menyebutkan
kaidah-kaidah
menjamin putusan yang adil dan
fiqhiyyah dalam satu rangkaian yang
benar.
belum diklasifikasikan jenis, cakupan
Oleh sebab itu KHES hanya
dan
fungsinya.
Justru
setiap
topik
dijadikan sebagai salah satu pedoman
itu memerlukan kaidah-kaidah tersebut
bagi
sebagai
hakim
di
pengadilan
dalam
landasan
filosofisnya.
Hal
mengadili dan menyelesaikan perkara
demikian itu akan semakin membuat
ummat Islam yang berhubungan dengan
kesimpangsiuran dalam penerapannya,
kasus ekonomi syari’ah. Mahkamah
sementara yang terjadi masih banyak
Agung
untuk
ikhtilaf dalam hukum mu’amalat di
memenuhi salah satu pilar pengadilan,
kalangan ulama. Persoalan itu akan
yaitu
muncul ketika para pihak yang bertikai
merumuskannya sumber
hukum.
Disebabkan
karena lahirnya UU no 3 tahun 2006
adalah
para
pakar
dalam
yang memperluas wewenang PA yaitu
muamalat. Masih dalam akad, KHES
masalah ekonomi syari’ah.
belum
menyebutkan
hukum
sub-sub
topik
penting dalam akad, masih terlalu ANALISA
TERHADAP
KOMPILASI
HUKUM
MATERI
global. Hal itu akan menimbulkan
EKONOMI
masalah ketika muncul perkara yang
SYARI’AH
tidak ter-cover dalam KHES, sehingga
Kaitannya dengan materi fiqh, menurut
hemat
penulis,
penafsiran hakim yang “dipaksakan” itu
materi
justru akan menimbulkan masalah lain,
KHES ini masih banyak isi yang perlu
yaitu rasa keadilan para pihak. Di
dikritisi dan disempurnakan.. Seperti
sinilah perlunya format hukum yang
dalam
belum
lebih rinci, sehingga dapat menjawab
menyebutkan asas-asas pokok dalam
banyak persoalan. Jika hukum itu terlalu
hukum akad (perjanjian), yakni asas asas
global,
ibahah,
terelakkan,
ketentuan
Akad,
kebebasan
konsensualisme,
mengingat
tak
para
dapat hakim
mempunyai paradigma dan perspektif
keseimbangan, kemaslahatan, amanah,
yang berbeda-beda. Sebagai contoh lain
dan keadilan.
Asas-asas ini sangat
adalah dalam ketentuan Mudarabah
penting sebagai pertimbangan filosofis
tidak menyebutkan ketentuan jaminan,
dalam mengembangkan reinterpretasi
padahal
hukum-hukum
dalam
mudarabah termasuk topik yang sangat
cakupan yang lebih luas, karena ketika
popular kajian fikih dan dalam praktek
hukum
hukum
Hasneni
itu
perbedaan
mengikat,
sudah
janji
berakad,
maka
muamalat
ke
dibakukan
maka
218
masalah
muamalat
jaminan
di
dalam
LKS-LKS.
Kompilasi Hukum Ekonomi...
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Vol 1, No 2, Juli – Desember 2016
Dalam akad Qard tidak disinggung
pengaturan tentang masalah transaksi
tentang status hukum riba, sementara
atau aqad, apa yang diatur dalam KHES
larangan riba merupakan ikon dalam
tidak jauh berbeda dengan apa yang
propaganda perbankan syari’ah dan
diatur oleh DSN-MUI.12 Mengenai zakat
ekonomi
disebutkan
aturannya sama dengan yang terdapat
bahwa biaya administrasi dalam akad
dalam UU tentang Pengelolaan Zakat.
Qard
nasabah,
Begitu juga tentang Hibah lebih banyak
dengan tanpa diberi batasan. Hal itu
seperti yang diatur di dalam KHI.
akan
ketika
Namun demikian seharusnya di dalam
kreditur menafsirkan secara berlebihan
KHES juga di atur tentang Wakaf yang
yang terlalu membebani debitur.
juga menjadi wewenang PA.
Islam.
Tetapi
dibebankan menimbulkan
kepada
masalah
Dalam ketentuan Zakat Tanamtanaman
Buah-buahan
ketiga
buku
ini
tidak
menjelaskan Inovasi Produk Perbankan
nisabnya,
dan Keuangan Syariah dalam konteks
sedangkan jenis harta yang lainnya
ke-Indonesiaan, sebagai contoh nyata
disebutkan semuanya. Hal ini akan
bentuk fikih muamalah Indonesia di
menyisakan masalah dalam prakteknya
bidang
nanti ketika menentukan besarnya nisab
syariah. Di bab keempat dipaparkan
yang terkena wajib zakat. Demikian
teori dan praktek hybrid contrak. Teori
juga, dalam ketentuan zakat ini tidak
ini
disebutkan kriteria para mustahiqq dan
penting
muzakki.
produk
dan
industri
perbankan
disebutkan
dan
Bagian
ketentuan
Begitu juga dalam masalah hibah,
keuangan
merupakan
tidak dijelaskan secara rinci tentang
syariah.13
syarat orang yang boleh berhibah. Jika
Dr
dalam
Mabid
dan
salah
perbankan
satu
elemen
melakukan
inovasi
pengembangan dan
Al-Jarhi,
keuangan mantan
dibandingkan dengan ketentuan yang
direktur IRTI IDB pernah mengatakan,
terdapat dalam KHI, di sana disebutkan
kombinasi akad di zaman sekarang
bahwa orang yang boleh memberikan
adalah sebuah keniscayaan. Bentuk akad
hibahnya adalah kalau ia telah berumur Secara keseluruhan materi KHES merupakan kodifikasi terhadap regulasi yang berhubungan dengan kewenangan PA dalam menyelesaikan perkara dalam kasus ekonomi masyarakat Islam di Indonesia
dan
pihak
yang
menundukkan diri kepadanya. Dalam Hasneni
Atho’ Mudzhar dan Muhammad Ma’shum, SYNERGY OR CONFLICT OF LAWS? commparison of the KHES and the DSN’s fatwas, Makalah seminar pada forum kedua Ekonomi Syari’ah dan Keuangan. Kerjasama Bank Indonesia dan IAEN pada tanggal 12 dan 13 2013 di Jakarta 13 Agustianto, Reaktualisasi dan Kontektualisasi Fikih Muamalah Keindonesiaan: Upaya Menciptakan Produk Perbankan dan Keuangan Syari’ah 12
21 tahun.
219
Kompilasi Hukum Ekonomi...
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
tunggal
sudah
meresponi
tidak
mampu
transaksi
kontemporer.
Vol 1, No 2, Juli – Desember 2016
lagi
keuangan
Metode hybridcontracts
dan
kemunduran
keuangan Semua
dan
pihak
bagi
industri
perbankan yang
ekonomi
syariah.
berkepentingan
seharusnya menjadi unggulan dalam
dengan
syariah,
wajib
pengembangan produk.
memahami dan menerapkan konsep ini,
Dalam konteks itulah Dr.Aliudin
mulai dari dirjen pajak, regulator (BI
Za’tary dalam buku Fiqh Muamalah Al-
dan OJK), bankers/praktisi LKS, DPS,
Maliyah
banyak
notaris, auditor, akuntan, pengacara,
membahas teori dan praktik hybridcontracts
hakim, dosen (akademisi), dsb. Jadi
dalam Islamic finance. Bahkan Dr Nazih
semua
Hammad menulis buku secara khusus
ekonomi dan keuangan syariah wajib
mengenai hybrid contracts.
memahami teori dan praktek ini dengan
al-Muqaran
al-Murakkabah
fî
Damaskus:
Dâr
Demikian
pula
(2008)
Al-’uqûd
14 15
al-Fiqh
al-Islâmy,
al-Qalam, Abdullâh
2005. bin
pihak
yang
terkait
dengan
tepat dan dengan baik. Kesimpulan
Muhammad bin Abdullâh al-‘Imrâni,
Perjuangan menegakkan syari’at
menulis buku Al-’uqûd al-Mâliyah al-
Islam di Indonesia telah melampaui
Murakkabah: Dirâsah Fiqhiyyah Ta’shîliyah
berbagai tahap dan telah beberapa kali
wa Tathbîqiyyah, Riyadh:
Kunûz
pula mengalami kegagalan. Hal ini
Eshbelia li al-Nasyr wa al-Tauzî’, 2006),
dapat dilihat menjelang kemerdekaan,
Selain mereka masih banyak ulama yang
setelah
membahas hybrid contracts
buku-
mencapai kemerdekaan sejak awal abad
buku fiqh muamalah, seperti Dr.Usman
ke 20, pada akhirnya tim perumus
Tsabir dalam buku Fiqh Muamalah
(BPUPKI) berhasil merumuskan Piagam
Maliyah al-Mu’ashirah (2006).
Jakarta
Teori
hybrid
penting
dalam
industri
perbankan
Dâr
di
menempuh
yang
akan
perjuangan
dijadikan
sangat
Mukaddimah UUD 1945. Buah dari
mengembangkan
perjuangan itu ditandai dengan Di
contracts
keuangan
Indonesia, secara institusional praktek
syariah, Tanpa memahami konsep dan
hukum mu’amalah dimulai semenjak
teori hybrid kontracts, maka seluruh stake
berdirinya Bank Muamalah Indonesia
holders ekonomi syariah akan mengalami
(BMI) pada tahun 1990. Kemudian
kesalahan dan kefatalan, sehingga dapat
disusul
menimbulkan kemudhratan, kesulitan
Syari’ah (LKS) lainnya
dan
oleh
Lembaga
Keuangan
Daftar Pustaka Nazhih Hammad, Al-’uqûd al-Murakkabah fî al-Fiqh al-Islâmy, (Damaskus: Dâr al-Qalam, 2005) 14
Hasneni
M. Dawam Raharjo, dalam Adi Warman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fikih 220
Kompilasi Hukum Ekonomi...
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam
Vol 1, No 2, Juli – Desember 2016
dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), hal. vii Abdul Mughits, Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES) dalam Tinjauan Hukum Islam, Journal AlMawarid Edisi XVIII tahun 2008 Daud Ali, Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum di Indonesia, cet ke 3,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Rosada, 1993), Bank Indonesia, Statistik Bank Syari’ah periode Agustus 2013
Keuangan. Kerjasama Bank Indonesia dan IAEN pada tanggal 12 dan 13 2013 di Jakarta Agustianto, Reaktualisasi dan Kontektualisasi Fikih Muamalah Keindonesiaan: Upaya Menciptakan Produk Perbankan dan Keuangan Syari’ah Nazhih Hammad, Al-’uqûd alMurakkabah fî al-Fiqh al-Islâmy, (Damaskus: Dâr al-Qalam, 2005)
Zulfa Djoko Basuki. “Mazhab Sejarah dan Pengaruhnya terhadap Pembentukan Hukum Nasional Indonesia” dalam Lili Rasjidi dan B. Arie Sidharta (peny.), Filsafat Hukum,Mazhab dan Reflksinya. (Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya) Soerjono Soekanto.. Pokok-pokok Sosiologi Hukum. Cet. 1.(Jakarta: CV. Rajawali,1980), Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah. 1973. I‘lam al-Muwaqqi‘in ‘an Rabb al‘Alamin.(Beirut: Dar al-Jail). I Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press , 2001), Sya‘ban Muhammad Isma‘il. 1405/1985. at-Tasyri‘al-Islami, Masadiruh wa Atwaruh.( Kairo: Maktabah anNahdah al-Misriyyah, 1985). Cet. 1, h. 13. Atho’ Mudzhar dan Muhammad Ma’shum, SYNERGY OR CONFLICT OF LAWS? commparison of the KHES and the DSN’s fatwas, Makalah seminar pada forum kedua Ekonomi Syari’ah dan Hasneni
221
Kompilasi Hukum Ekonomi...