KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) PANCASILA 8 SLOGOHIMO WONOGIRI
KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) PANCASILA 8 SLOGOHIMO WONOGIRI
Abdul Wahid Ahmadi
Abstrak
Oleh ABDUL WAHID AHMADI 26.11.7.3.001
Tesis Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mendapatkan Gelar Magister
PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA TAHUN 2016 i
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui perencanaan kompetensi manajerial; (2) pelaksanaan kompetensi manajerial; (3) dan evaluasi kompetensi manajerial kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri dalam meningkatkan profesionalisme guru. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian diskriptif kualitatif. Subyeknya yaitu kepala sekolah. Adapun informannya yakni wakil kepala sekolah dan guru. Teknik pengumpulan data (1) observasi, (2) wawancara dan (3) dokumentasi. Data yang terkumpul dilakukan pemeriksaan keabsahan data, menggunakan triangulasi, dengan verifikasi dan pengecekan mengenai kecukupan referensi. Teknik analisis data menggunakan model interaktif. Hasil penelitian ini adalah: (1) Perencanaan kompetensi manajerial yang dilakukan oleh kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri meliputi: (a) Perencanaan berdasarkan visi, misi, tujuan sekolah, dan kebutuhan (need assesment); (b) Melibatkan seluruh unsur civitas akademika sekolah; (c) Melakukan rekrutmen guru GTT baru dan melakukan analisis jabatan pekerjaan; (d) dilakukan dalam rapat kerja. (2) Pelaksanaan kompetensi manajerial dalam meningkatkan profesionalisme guru yang dilakukan oleh kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri meliputi: (a) Mengikutkan dalam diklat, seminar, maupun workshop; (b) Studi lanjut; (c) Revitalisasi MGMP; (d) Membentuk forum silaturrahim antar guru; (e) Meningkatkan kesejahteraan guru; (f) Penambahan fasilitas penunjang; (g) Mengoptimalkan bimbingan konseling; (h) Studi banding ke sekolah lain, dan (i) sertifikasi guru. Sedangkan (3) evaluasi yang dilakukan oleh kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri meliputi: (a) melakukan supervisi, baik secara personal maupun kelompok; (b) Teknik yang digunakan adalah secara langsung (directive) dan tidak langsung (non direcvtive); (c) Aspek penilaian dalam supervisi adalah presensi guru, kinerja guru di sekolah, perkembangan siswa, RPP, dan silabus; (d) menggunakan format SKP/DP3. Kata kunci
: Kompetensi Manajerial, Profesionalisme Guru
ii
MANAGERIAL COMPETENCIES PRINCIPALS IN IMPROVING THE PROFESSIONALISM OF TEACHERS AT SECONDARY VOCATIONAL SCHOOLS ( SMK ) PANCASILA 8 SLOGOHIMO WONOGIRI Abdul Wahid Ahmadi Abstract The purpose of this research is: (1) Knowing planning managerial competence; (2) Implementation of managerial competence; (3) and managerial competency evaluation principals SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri to improving the professionalism of teachers. This research was conducted using qualitative descriptive approach. Which is the principal as subject, as for the informant is the deputy principal and teachers. The techniques of data collection using : (1) observation; (2) interviews; and (3) documentation. Data have been collected followed by examination of the validity of data, using triangulation, with the verification and checking on the adequacy of reference. While technique of data analysis using an interactive model. The results of this research are : (1) Planning managerial competence that is done by the SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri’s principal include : (a) planning based on vision, mission, the purpose of schools and the needs of ( need assessment ); (b) involve all elements of the school it broadcasts; (c) perform new temporary teachers (GTT) recruitment and perform analysis of job position; (d) which it is carried out in a working meeting. (2) The implementation of managerial competence in improving the professionalism of teachers is done by SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri’s principal : (a) to join in the training; seminar, and workshop; (b) advanced study; (c) revitalization of MGMP; (d) formed get together between teachers; (e) increase the welfare of teachers; (f) adding supporting facilities; (g) optimize guidance counseling; (h) study visits to other schools; (i) teachers certification. (3) The evaluation is done by the principal of SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri covers : (a) perform supervision both personal and group; (b) techniques used is directly and indirectly; (c) the aspects of the assessment in supervision is pupils teachers, teacher performance in schools, the development of students, RPP, and Syllabus; (d) using format SKP/DP3. Key words : Managerial competence, the professionalism of teachers.
iii
ﻛﻔﺎﺋﺔ اﻟﺘﻨﻈﻴﻢ ﻟﺮﺋﻴﺲ اﻟﻤﺪرﺳﺔ ﻓﻲ ﺗﻨﻤﻴﺔ اﺣﺘﺮاف اﻟﻤﺪرس ﻓﻲ اﻟﻤﺪرﺳﺔ اﻟﻤﺘﻮﺳﻄﺔ اﻟﻤﺘﺨﺼﺼﺔ ﺳﻠﻮﻏﻮﻫﻤﻮا ووﻧﻮﻏﻴﺮي۸ ﺑﺎﻧﺠﺎﺳﻴﻼ ﻋﺒﺪ اﻟﻮاﺣﺪ اﺣﻤﺪى اﻟﻤﻠﺨﺺ ( ﺗﻄﺒﻴﻖ ﻛﻔﺎﺋﺔ۲) : ( ﳌﻌﺮﻓﺔ ﻛﻴﻔﻴّﺔ اﻟﺘّﺨﻄﻴﻂ ﻟﻜﻔﺎﺋﺔ اﻟﺘّﻨﻈﻴﻢ اﻟ ّﺪراﺳﻲ۱) : أﻗﻴﻢ ﻫﺬا اﻟﺒﺤﺚ أﻫﺪاف ﻣﻨﻬﺎ
.( ﺗﻘﻮﱘ ﻟﻜﻔﺎﺋﺔ اﻟﺘﻨﻈﻴﻢ اﻟ ّﺪراﺳﻲ ﰲ ﺗﻨﻤﻴﺔ اﺣﱰاف اﳌﺪرس۳) ,اﻟﺘﻨﻈﻴﻢ اﻟ ّﺪراﺳﻲ و اﳌﺒﺤﺚ ﻫﻮ رﺋﻴﺲ اﳌﺪرﺳﺔ و اﳌﺨﱪ ﻫﻮ ﻧﺎﺋﺐ رﺋﻴﺲ.أﻗﻴﻢ ﻫﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﺑﺎﺳﺘﺨﺪام ﻣﻘﺎرﺑﺔ اﻟﺒﺤﺚ اﻟﻨﻮﻋﻲ ﳎﻤﻮﻋﺔ.( و اﻟﺘّﻮﺛﻴﻖ٣) , ( اﳌﻘﺎﺑﻠﺔ۲) , ( اﻟﺘّﺘﺒّﻊ۱) ﻃﺮﻳﻘﺔ ﲨﻊ اﻟﺒﻴﺎﻧﺎت ﺗﺸﻤﻞ ﻋﻠﻰ.اﳌﺪرﺳﲔ ّ اﳌﺪرﺳﺔ و ﻧﺎﺋﺐ ﻣﻦ ﻃﺮﻳﻘﺔ ﲢﻠﻴﻞ. و ﺗﻀﺒﻴﻂ ﻋﻠﻰ اﳌﺮاﺟﻊ اﻟﻜﺎﻓﻴﺔ ﳍﺎ, اﻟﺒﻴﺎﻧﺎت ﻣﻀﺒﻮﻃﺔ ﺑﺈﺟﺮاءات ﻣﻨﻬﺎ إﺛﺒﺎت اﻟﺒﻴﺎﻧﺎت اﻟ ّﺪﻗﻴﻘﻲ .اﻟﺒﻴﺎﻧﺎت ﻋﻠﻰ ﺷﻜﻞ اﻟﺘّﻌﺎﻣﻞ
اﳌﺘﺨﺼﺼﺔ اﳌﺘﻮﺳﻄﺔ ّ ّ ( اﻟﺘّﺨﻄﻴﻂ ﻋﻠﻰ ﻛﻔﺎﺋﺔ اﻟﺘّﻨﻈﻴﻢ ّاداﻩ رﺋﻴﺲ اﳌﺪرﺳﺔ۱) : اﻟﻨّﺘﺎﺋﺞ ﻣﻦ ﻫﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﻫﻲ و ﻏﺎﻳﺔ اﳌﺪرﺳﺔ ﲝﻮاﺋﺠﻬﺎ, واﳌﺄﻣﻮرﻳﺔ, )أ( اﻟﺘﺨﻄﻴﻂ ﻋﻠﻰ اﻟﺮؤﻳﺔ: ﺳﻠﻮﻏﻮﻫﻴﻤﻮا ووﻧﻮﻏﲑي ﻳﺸﻤﻞ ﻋﻠﻰ۸ ﺑﺎﳒﺎﺳﻴﻼ اﳌﺪرﺳﲔ اﳉﺪد و اﻟﻘﻴﺎم ﻋﻠﻰ اﻟﺘّﺤﻠﻴﻞ ّ )ج( اﻟﺘّﺸﻐﻴﻞ ﻋﻠﻰ, ﺎاﺳﻲ ﲜﻤﻴﻊ ﺷﺆو ّ )ب( داﺧﻞ ﻓﻴﻬﺎ اﻟﺘّﺪﺑﲑ اﻟ ّﺪر, اﳌﺘﺨﺼﺼﺔ ﻄﺔ اﳌﺘﻮﺳ اﳌﺪرﺳﺔ ﺋﻴﺲ ر ﻣﻦ س اﳌﺪر اف ﱰ اﺣ ﺗﻨﻤﻴﺔ ﰲ ﻨﻈﻴﻢ اﻟﺘ ﻛﻔﺎﺋﺔ ( أداء۲) .اﻟﺸﻮرى ّ ّ )د( أداء, اﳌﻬﻦ ّ ّ ّ ۰ ( واﻟﻨّﺪوة و اﳌﻌﻤﻞ )ب, )أ( اﻹﺷﱰاك ﰲ اﳊﻠﻘﺔ اﻟ ّﺪراﺳﻴّﺔ: ﺳﻠﻮﻏﻮﻫﻴﻤﻮا ووﻧﻮﻏﲑي وﻳﺸﻤﻞ ﻋﻠﻰ۸ ﺑﺎﳒﺎﺳﻴﻼ اﳌﺪرﺳﲔ )ه( ﺗﻨﻤﻴﺔ ﺑﺮﻓﺎﻫﻴﺔ اﳌﺪرس )و( زﻳﺎدة ّ (اﻟ ّﺪراﺳﺔ اﳌﺘﺎﺑﻌﺔ )ج ّ اﳌﺪرﺳﲔ )د( ﺗﻜﻮﻳﻦ اﳌﻨﺘﺪى ﺑﲔ ّ اﻟﺸﻮرى ﺑﲔ
(۳) أﻣﺎ. )ق( و ﻣﺼ ّﺪق اﳌﺪرس, اﳌﺮاﻓﻖ اﻟﻌﻤﺎدﻳّﺔ )ز( اﻹﺳﺘﺸﺎرة ﻟﺪى اﻟﻄّﻠﺒﺔ )ف( اﳌﻘﺎرﻧﺔ إﱃ اﳌﺪارس اﻷﺧﺮى اﻟﱰﻗﻴﺐ ﺘﻮﺳﻄﺔ ّ )أ( أداء: ﺳﻠﻮﻏﻮﻫﻴﻤﻮا ووﻧﻮﻏﲑي ﻳﺸﻤﻞ ﻋﻠﻰ۸ اﳌﺘﺨﺼﺼﺔ ﺑﺎﳒﺎﺳﻴﻼ ّ ّ اﻟﺘّﻘﻴﻢ ّأداﻩ رﺋﻴﺲ اﳌﺪرﺳﺔ اﳌ اﻟﱰﻗﻴﺐ ﻫﻮ ّ )ج( ﻧﺎﺣﻴﺔ اﻟﺘّﻘﺪﻳﺮ ﰲ, )ب( اﻟﻄّﺮﻳﻘﺔ اﳌﺴﺘﺨﺪﻣﺔ ﻣﺒﺎﺷﺮة و ﻏﲑ ﻣﺒﺎﺷﺮة, ً ّإﻣﺎ ﻓﺮدﻳﺔً و ّإﻣﺎ ﲨﺎﻋﺔ,
)د( اﺳﺘﺨﺪام اﳍﻴﺌﺔ,ﻳﺴﻲ ّ ﲢﻘﻴﻖ, ﺣﻀﻮر اﳌﺪرس ّ و ﲣﻄﻴﻂ اﻟﺘّﺪر, ﳎﺮى اﻷﺣﺪاث ﺑﲔ اﻟﻄّﻠﺒﺔ, اﳌﺪرس ﺑﺎﳌﺪرﺳﺔ .ﻟﻠﻤﺪرﺳﲔ ّ اﳌﻘﺮرة ّ .اﳌﺪرس ّ اﺣﱰاف, ﻛﻔﺎﺋﺔ اﻟﺘّﻨﻈﻴﻢ: اﻟﺮﺋﻴﺴﻴّﺔ ّ اﻟﻜﻠﻤﺎت
iv
LEMBAR PENGESAHAN
PERSEMBAHAN
TESIS Tesis ini kupersembahkan kepada : KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) PANCASILA 8 SLOGOHIMO WONOGIRI
2. Kedua orangtua dan saudaraku 3. Teman-teman
Disusun Oleh : Nama NIM
1. Isteri tercinta dan anak tersayang
: ABDUL WAHID AHMADI : 26.11.7.3.001
Surakarta, 23 Februari 2016 Ketua / Sekretaris Sidang,
Dr. Moh. Bisri, M.Pd NIP. 19620718199303 1 003
Penguji Utama,
Prof. Drs. H. Rohmat, M.Pd., Ph.D NIP. 19600910 199203 1 003
Dr. H. Baidi, M.Pd NIP. 19640302 199603 1 001
Direktur Program Pascasarjana,
Prof. Drs. H. Rohmat, M.Pd., Ph.D NIP. 19600910 199203 1 003
v
dan
almameterku
Pascasarjana IAIN Surakarta Program MPI.
Telah dipertahankan di depan Majelis Dewan Penguji Tesis Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta pada hari Selasa Tanggal 23 Bulan Februari tahun dua ribu enam belas dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I)
Penguji I,
seperjuangan
vi
MOTTO
ّ َو ُ ِ ا ْ َ ُ ْا َ َ َ َ ى َ ِ ْ" َو َر ُ ُ ُ َوا ْ ُ ْ ِ ُ نَ َو َ ُ َ ﱡدونَ إ#ُ َ َ َ ُﷲ َ َ ُ ن$ْ َ% "ْ ُ &ُ ' َ (ِ "#ُ ُ)+َ' َد ِة َ ُ َ ﱢ-/ َوا ﱠ0 ِ ْ 1َ ْ َ' ِ ِ" ا Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian dalam penulisan Tesis yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
dan etika penulisan ilmiah.
(Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. At Taubah: 105)
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruhnya atau sebagian Tesis ini bukan asli karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Ing ngarsa sung tuladha Ing madya mangun karsa
Surakarta,
Februari 2016
Yang Menyatakan
Tut wuri handayani ( Ki Hajar Dewantara )
vii
Abdul Wahid Ahmadi NIM : 26.11.7.3.001
viii
6. Kedua orang tuaku yang senantiasa mendoakan kebaikan dan kebahagiaan
KATA PENGANTAR
untuk putra-putrinya. Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, 7. Istri tercinta dan anak-anakku tersayang, tiada kata-kata yang bermakna cukup karena atas Rahmat, Taufiq, dan Hidayah serta Inayah-Nya, Tesis dengan Judul: sepadan atas pengorbanan dan ketabahan kalian selama ini, marilah kita ”Kompetensi Manajerial Kepala Sekolahdalam Meningkatkan Profesionalisme syukuri nikmat Allah dengan amal sholih. Guru (Studi Kasus di SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri)” ini dapat penulis 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu selesaikan. selama penulis studi hingga penyelesaian Tesis ini. Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyarataan dalam Semoga Allah SWT berkenan memberikan balasan yang sesuai dengan budi mendapatkan gelar Magister Pendidikan Islam pada Program Pascasarjana Institut baik yang telah mereka berikan. Penulis berharap semoga Tesis ini bermanfaat Agama Islam Negeri Surakarta. bagi pengembangan pendidikan, terutama di bidang Manajemen Pendidikan Tesis ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena Islam. itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan Wonogiri, Penulis
yang setinggi-tingginya kepada: 1. Rektor IAIN Surakarta, Bapak Dr. Mudhofir, S.Ag, M.Pd 2. Direktur Pasca Sarjana IAIN Surakarta Bapak Prof. Drs. H. Rohmat, M.Pd, Ph.D 3. Bapak Prof. Drs. H. Rohmat, M.Pd, Ph. D, selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran disela-sela kesibukannya selalu memberikan
petunjuk,
bimbingan, saran-saran serta dorongan bagi penyelesaian tesis ini. 4. Para Dosen pengampu mata kuliah pada Magister Manajemen Pendidikan Islam IAIN Surakarta, yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis. 5. Bapak Drs Aris Trilaksono, Kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri, yang telah memberikan izin bagi studi penulis.
ix
x
Februari 2016
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 80
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
ABSTRAK .................................................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... v LEMBAR PERNYATAAB KEASLIAN TESIS ........................................... vi PERSEMBAHAN......................................................................................... vii MOTTO ....................................................................................................... viii KATA PENGATAR ..................................................................................... ix DAFTAR ISI ............................................................................................... x BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar belakang masalah ........................................................................... 1 B. Perumusan masalah ................................................................................. 9 C. Tujuan penelitian ..................................................................................... 10 D. Manfaat penelitian ................................................................................... 10 BAB II KAJIAN TEORI............................................................................... 12 A. Teori yang Relevan .................................................................................. 12 1. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah .............................................. 12 a. Pengertian Kompetensi .................................................................... 12 b. Pengertian Manajerial...................................................................... 13 c. Pengertian Kepala Sekolah .............................................................. 32 2. Profesionalisme Guru .......................................................................... 41 a. Kompetensi pedagogik ................................................................... 47 b. Kompetensi Kepribadian ................................................................. 47 c. Kompetensi Profesional ................................................................... 48 d. Kompetensi Sosial ........................................................................... 49 3. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah dalam Peningkatan Profesionalisme Guru .......................................................................... 60 a. Perencanaan Peningkatan Profesionalisme Guru .............................. 64 b. Pengembangan Profesionalisme Guru.............................................. 71
A. Metode Penelitian ................................................................................... 80 B. Latar SettingPenelitian ............................................................................ 83 C. Subjek dan Informan Penelitian ................................................................ 87 D. Metode pengumpulan data ...................................................................... 88 1. Observasi terlibat ................................................................................ 88 2. Wawancara mendalam ........................................................................ 88 3. Dokumentasi ....................................................................................... 89 E. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................................... 89 F. Teknik Analisa Data ................................................................................. 92 BAB IV HASIL PENELITIAN..................................................................... 95 A. Deskripsi data .......................................................................................... 95 1. Perencanaan Peningkatan Profesionalisme Guru .................................. 95 2. Pelaksanaan Peningkatan Profesionalisme Guru ................................... 96 3. Evaluasi Peningkatan Profesionalisme Guru ......................................... 97 B. Penafsiran ................................................................................................ 97 1. Perencanaan Peningkatan Profesionalisme Guru .................................. 97 2. Pelaksanaan Peningkatan Profesionalisme Guru ................................... 99 3. Evaluasi Peningkatan Profesionalisme Guru ......................................... 100 C. Pembahasan ............................................................................................. 102 1. Perencanaan Peningkatan Profesionalisme Guru .................................. 102 2. Pelaksanaan Peningkatan Profesionalisme Guru ................................... 108 3. Evaluasi Peningkatan Profesionalisme Guru ......................................... 122 BAB V PENUTUP ....................................................................................... 126 A. Kesimpulan .............................................................................................. 126 B. Implikasi .................................................................................................. 128 C. Saran ........................................................................................................ 130 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 132 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 133
c. Penilaian Profesionalisme Guru ....................................................... 74 B. Penelitian yang relevan ............................................................................ 77 xi
xii
KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) PANCASILA 8 SLOGOHIMO WONOGIRI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Panduan Observasi .................................................................... 142
Abdul Wahid Ahmadi
Lampiran 2 Panduan Wawancara ................................................................... 143
Abstrak
Lampiran 3 Foto-foto Kegiatan ..................................................................... 145 Lampiran 4 Catatan Lapangan ........................................................................ 146
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui perencanaan kompetensi manajerial; (2) pelaksanaan kompetensi manajerial; (3) dan evaluasi kompetensi manajerial kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri dalam meningkatkan profesionalisme guru. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian diskriptif kualitatif. Subyeknya yaitu kepala sekolah. Adapun informannya yakni wakil kepala sekolah dan guru. Teknik pengumpulan data (1) observasi, (2) wawancara dan (3) dokumentasi. Data yang terkumpul dilakukan pemeriksaan keabsahan data, menggunakan triangulasi, dengan verifikasi dan pengecekan mengenai kecukupan referensi. Teknik analisis data menggunakan model interaktif. Hasil penelitian ini adalah: (1) Perencanaan kompetensi manajerial yang dilakukan oleh kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri meliputi: (a) Perencanaan berdasarkan visi, misi, tujuan sekolah, dan kebutuhan (need assesment); (b) Melibatkan seluruh unsur civitas akademika sekolah; (c) Melakukan rekrutmen guru GTT baru dan melakukan analisis jabatan pekerjaan; (d) dilakukan dalam rapat kerja. (2) Pelaksanaan kompetensi manajerial dalam meningkatkan profesionalisme guru yang dilakukan oleh kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri meliputi: (a) Mengikutkan dalam diklat, seminar, maupun workshop; (b) Studi lanjut; (c) Revitalisasi MGMP; (d) Membentuk forum silaturrahim antar guru; (e) Meningkatkan kesejahteraan guru; (f) Penambahan fasilitas penunjang; (g) Mengoptimalkan bimbingan konseling; (h) Studi banding ke sekolah lain, dan (i) sertifikasi guru. Sedangkan (3) evaluasi yang dilakukan oleh kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri meliputi: (a) melakukan supervisi, baik secara personal maupun kelompok; (b) Teknik yang digunakan adalah secara langsung (directive) dan tidak langsung (non direcvtive); (c) Aspek penilaian dalam supervisi adalah presensi guru, kinerja guru di sekolah, perkembangan siswa, RPP, dan silabus; (d) menggunakan format SKP/DP3. Kata kunci
xiii
: Kompetensi Manajerial, Profesionalisme Guru
i
MANAGERIAL COMPETENCIES PRINCIPALS IN IMPROVING THE PROFESSIONALISM OF TEACHERS AT SECONDARY VOCATIONAL SCHOOLS ( SMK ) PANCASILA 8 SLOGOHIMO WONOGIRI
Abdul Wahid Ahmadi
كفائة التنظيم لرئيس المدرسة في تنمية احتراف المدرس في المدرسة المتوسطة المتخصصة
Abstract
عبد الواحد احمدى
سلوغوهموا وونوغيري۸ بانجاسيال الملخص
The purpose of this research is: (1) Knowing planning managerial competence; (2) Implementation of managerial competence; (3) and managerial competency evaluation principals SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri to improving the professionalism of teachers. This research was conducted using qualitative descriptive approach. Which is the principal as subject, as for the informant is the deputy principal and teachers. The techniques of data collection using : (1) observation; (2) interviews; and (3) documentation. Data have been collected followed by examination of the validity of data, using triangulation, with the verification and checking on the adequacy of reference. While technique of data analysis using an interactive model. The results of this research are : (1) Planning managerial competence that is done by the SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri’s principal include : (a) planning based on vision, mission, the purpose of schools and the needs of ( need assessment ); (b) involve all elements of the school it broadcasts; (c) perform new temporary teachers (GTT) recruitment and perform analysis of job position; (d) which it is carried out in a working meeting. (2) The implementation of managerial competence in improving the professionalism of teachers is done by SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri’s principal : (a) to join in the training; seminar, and workshop; (b) advanced study; (c) revitalization of MGMP; (d) formed get together between teachers; (e) increase the welfare of teachers; (f) adding supporting facilities; (g) optimize guidance counseling; (h) study visits to other schools; (i) teachers certification. (3) The evaluation is done by the principal of SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri covers : (a) perform supervision both personal and group; (b) techniques used is directly and indirectly; (c) the aspects of the assessment in supervision is pupils teachers, teacher performance in schools, the development of students, RPP, and Syllabus; (d) using format SKP/DP3. Key words : Managerial competence, the professionalism of teachers.
) تطبيق كفائة۲( : ) ملعرفة كيفيّة التّخطيط لكفائة التّنظيم ال ّدراسي۱( : أقيم هذا البحث أهداف منها .) تقومي لكفائة التنظيم ال ّدراسي يف تنمية احرتاف املدرس۳( ,التنظيم ال ّدراسي و املبحث هو رئيس املدرسة و املخرب هو نائب رئيس.أقيم هذا البحث باستخدام مقاربة البحث النوعي جمموعة.) و التّوثيق٣( , ) املقابلة۲( , ) التّتبّع۱( طريقة مجع البيانات تشمل على.املدرسني ّ املدرسة و نائب من طريقة حتليل. و تضبيط على املراجع الكافية هلا, البيانات مضبوطة بإجراءات منها إثبات البيانات ال ّدقيقي .البيانات على شكل التّعامل املتخصصة املتوسطة ّ ّ ) التّخطيط على كفائة التّنظيم ّاداه رئيس املدرسة۱( : النّتائج من هذا البحث هي و غاية املدرسة حبوائجها, واملأمورية, (أ) التخطيط على الرؤية: سلوغوهيموا وونوغريي يشمل على۸ باجناسيال املدرسني اجلدد و القيام على التّحليل ّ (ج) التّشغيل على, اسي جبميع شؤوهنا ّ (ب) داخل فيها التّدبري ال ّدر, املتخصصة املتوسطة ّ (د) أداء, املهن ّ ّ املدرس من رئيس املدرسة ّ ) أداء كفائة التّنظيم يف تنمية احرتاف۲( .الشورى ۰ ) والنّدوة و املعمل (ب, (أ) اإلشرتاك يف احللقة ال ّدراسيّة: سلوغوهيموا وونوغريي ويشمل على۸ باجناسيال املدرسني (ه) تنمية برفاهية املدرس (و) زيادة ّ )ال ّدراسة املتابعة (ج ّ املدرسني (د) تكوين املنتدى بني ّ الشورى بني )۳( أما. (ق) و مص ّدق املدرس, املرافق العماديّة (ز) اإلستشارة لدى الطّلبة (ف) املقارنة إىل املدارس األخرى الرتقيب املتوسطة ّ (أ) أداء: سلوغوهيموا وونوغريي يشمل على۸ املتخصصة باجناسيال ّ ّ التّقيم ّأداه رئيس املدرسة الرتقيب هو ّ (ج) ناحية التّقدير يف, (ب) الطّريقة املستخدمة مباشرة و غري مباشرة, ً ّإما فرديةً و ّإما مجاعة, (د) استخدام اهليئة,يسي ّ حتقيق, حضور املدرس ّ و ختطيط التّدر, جمرى األحداث بني الطّلبة, املدرس باملدرسة .للمدرسني ّ املقررة ّ .املدرس اف رت اح , نظيم الت كفائة : ة ئيسي الر الكلمات ّ ّ ّ ّ
ii
iii
1
2
Berkaitan dengan pentingnya guru dalam meningkatkan kualitas/mutu
BAB I PENDAHULUAN
pendidikan, H.A.R. Tilaar (1999:23) mengatakan bahwa pendidik (guru) abad 21 harus memenuhi empat kriteria yaitu: (1) mempunyai kepribadian yang
A. Latar Belakang Masalah
matang (mature and developing personality), (2) menguasai ilmu
Seiring dengan tantangan kehidupan global, pendidikan merupakan hal
pengetahuan
dan
tekonologi,
(3)
mempunyai
keterampilan
untuk
yang sangat penting karena pendidikan merupakan salah satu penentu mutu
membangkitkan minat peserta didik, dan (4) mengembangkan profesinya
sumberdaya manusia (SDM). Keunggulan suatu bangsa tidak lagi ditandai
secara kesinambungan. Dari pendapat Tilaar tersebut tugas pendidik sangat
dengan
kompleks dan penuh dengan tantangan untuk diaplikasikan dalam profesinya,
melimpahnya
kekayaan
alam,
melainkan
pada
keunggulan
sumberdaya manusianya. Mutu SDM berkorelasi positif dengan mutu
oleh sebab itu guru dituntut untuk terus mengembangkan profesionalitasnya.
pendidikan, dan mutu pendidikan sering diindikasikan dengan kondisi yang
Seorang guru yang profesional menurut Muhaimin (2003: 217) harus
baik, memenuhi syarat, dan segala komponen yang harus terdapat dalam
mempunyai karakteristik yakni: (1) komitmen terhadap profesionalitas, yang
pendidikan. Komponen-komponen tersebut adalah masukan, proses, keluaran,
melekat pada dirinya sikap dedikatif, komitmen terhadap mutu proses dan
tenaga kependidikan, sarana prasarana serta biaya.
hasil kerja serta sikap continous improvement. (2) menguasai ilmu dan
Mutu pendidikan akan tercapai apabila masukan, proses, keluaran, guru,
mampu mengembangkan serta menjelaskan fungsinya dalam kehidupan,
sarana dan prasarana serta biaya tersedia dan terlaksana dengan baik. Namun
menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya atau sekaligus melakukan
dari beberapa komponen tersebut yang lebih banyak berperan adalah guru
“transfer ilmu/pengetahuan, internalisasi serta amaliyah (implementasi)”. (3)
yang bermutu atau berkualitas (Sri Damayanti, 2008: ). Seorang guru dituntut
memiliki
untuk dapat memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pendidikan di
pengetahuan
lingkungan sekolah terutama dalam hal belajar. Guru memegang peranan
mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan mereka serta
sentral dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu mutu pendidikan
melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
disuatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh
kemampuan yang
Berdasarkan pendapat Muhaimin tersebut, peningkatan profesionalisme guru
dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan tugas-tugasnya (Zainal Aqib,
harus menjadi prioritas utama pemerintah dan instansi terkait demi
2002: 22). Guru merupakan komponen yang sangat penting dalam
terwujudnya guru yang profesional.
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
1
kepekaan dan
intelektual keahliannya
dan
informasi
secara
serta
berkelanjutan
memperbaharui dan
berusaha
3
4
Di sisi lain, profesionalisme guru di Indonesia masih jauh dari apa yang
dan paradigma baru manajemen pendidikan, yang perlu diperhatikan seperti
dicita-citakan. Berdasarkan hasil tes kompetensi yang dilakukan Departemen
transparansi, akuntabilitas, fleksibilitas, efektivitas dan efisiensi, partisipasi
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Lanjutan Pertama yang
seluruh warga dan stakeholders, penyederhanaan birokrasi, dan penyaluran
bekerjasama dengan Pusat Penilaian Pendidikan Tahun 2003, menunjukkan
aspirasi dengan sistem bottom up, serta penerapan manajemen terbuka/open
rata-rata nilai kompetensi guru hanya mencapai 42, 25 %. Angka ini masih
management (Kusnan, 2007:1). Oleh sebab itu, kedudukan kepala sekolah
relatif jauh dibawah standar nilai kompetensi minimal yang diharapkan yaitu
sangat penting dan strategis dalam mengelola dan mencapai tujuan institusi
75 %. Di samping itu menurut Human Development Index (HDI), guru yang
sekolah yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan kepala sekolah sebagai
memiliki standar kualifikasi mengajar adalah berkisar 60% untuk SD, 40 %
pemimpin puncak (top leader) di sekolah mempunyai otoritas penuh untuk
untuk SMP, 34% untuk SMA. dan 17, 2 % guru mengajar tidak sesuai dengan
mengelola sekolah termasuk melakukan pengelolaan dan pengembangan
bidang studi atau latar belakang pendidikannya (Arni Hayati, 2009).
profesionalisme guru.
Menjadi guru yang profesional tidak akan terwujud begitu saja tanpa
Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam meningkatkan
adanya upaya untuk meningkatkannya, hal ini membutuhkan dukungan dari
profesionalisme
pihak-pihak yang mempunyai peran penting dalam hal ini adalah kepala
pelaksanaan
sekolah/madrasah, dimana kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan
pengorganisasian,
yang sangat penting karena berhubungan langsung dengan pelaksanaan
melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut, kepala sekolah dituntut
program pendidikan di sekolah. Ketercapaian dan terwujudnya guru yang
menguasai sejumlah kompetensi atau kemampuan manajerial.
profesional sangat bergantung pada kecakapan/kemampuan manajerial kepala sekolah.
Secara
guru
dapat
fungsi-fungsi
mencakup manajerial,
pelaksanaan,
operasional
kepala
maupun
sekolah
implementasi mulai
dari
pengawasan.
adalah
orang
kegiatan
atau
perencanaan, Untuk
yang
dapat
paling
bertanggungjawab dalam merencanakan, mengkoordinasikan, menggerakkan,
Dalam konteks paradigma desentralisasi dan otonomi pendidikan,
dan menyelaraskan semua sumberdaya (resources) sekolah serta dapat
sekolah mempunyai wewenang yang sangat besar untuk mengatur dan
mengevaluasinya. Kepala sekolah merupakan faktor pendorong untuk
mengelola sekolahnya sendiri. Otonomi yang lebih besar dari institusi sekolah
mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah yang dipimpinnya menuju
ini menuntut adanya kemauan dan kemampuan seluruh personel sekolah yang
sekolah yang bermutu, bermutu di bidang pelayanan, di bidang pembelajaran,
lebih berkualitas. Hal ini berkaitan erat dengan implementasi berbagai prinsip
5
6
di bidang sarana prasarana, profesionalisme guru, dan di bidang prestasi
dengan
hasil
penelitian
Moedjiarto,
hasil
penelitian
Lamatenggo
akademik dan non akademik (Syarnubi Som, 2008).
menunjukkan bahwa ada korelasi yang positif dan meyakinkan antara
Berdasarkan kajian, dan hasil penelitian para ahli tentang kepala sekolah
perilaku kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru Sekolah Dasar di
dapat dikatakan bahwa kepala sekolah adalah kunci keberhasilan pendidikan
Daerah Gorontalo. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat perilaku
di sekolah (Sudarwan Danim, 2005:96).
kepemimpinan kepala sekolah, semakin tinggi pula kinerja para gurunya
Kepala sekolah merupakan the
keyperson (penanggungjawab utama atau faktor kunci) untuk membawa sekolah menjadi center of excellence, pusat keunggulan dalam mencetak dan mengembangkan sumberdaya manusia.
(Lamatenggo, 2001: 98). Sutermeister mengemukakan hasil kajiannya bahwa ada beberapa faktor determinan terhadap pruduktivitas kerja (termasuk produktiftas guru dalam
Penelitian tentang kepala sekolah sebagai salah satu faktor yang dapat
institusi pendidikan) antara lain iklim kepemimpinan (leadership climate),
meningkatkan profesionalisme guru adalah hasil kajian yang dilakukan oleh
tipe kepemimpinan (type of leadership), dan pemimpin (leaders), dari 33
Kusnan, dari hasil kajian tersebut disimpulkan bahwa kemampuan manajerial
faktor lain yang berpengaruh (Robert Sutermeister, 1976: 44). Ini berarti,
kepala sekolah merupakan faktor penting dan strategis dalam kerangka
profesionalisme kepala sekolah menjadi sebuah keharusan. Keller (1979)
peningkatan kualitas guru dan kemajuan sekolah yang dipimpinnya. Dengan
memperjelas pernyataan ini dengan ungkapan sebagai berikut: “The key to
kemampuan manajerial, baik kemampuan teknik, kemampuan hubungan
the educational cookie is the principal. The principal is the motivational
kemanusian, maupun kemampuan konseptual yang memadai kepala sekolah
yeast: how high the students and the teachers rise to their challenge is the
mampu menggerakkan seluruh potensi sekolah termasuk dapat memacu
principal’s responsibility”.
peningkatan kualitas kinerja profesional para guru di sekolah (Kusnan, 2007:1).
De Roche, pakar pendidikan mengungkapkan bahwa tidak ada sekolah yang baik tanpa kepala sekolah yang baik. Sergiovanni (1987) menyatakan
Hasil penelitian Moedjiarto menyebutkan kepemimpinan kepala sekolah
bahwa tidak ada siswa yang tidak dapat dididik, yang ada adalah guru yang
pada SMA Swasta di Surabaya yang tergolong unggul ternyata dinilai cukup
tidak berhasil mendidik. Tidak ada guru yang tidak berhasil mendidik, yang
baik dalam arti kepala sekolah mempunyai pemahaman yang baik terhadap
ada adalah kepala sekolah yang tidak mampu membuat guru berhasil
visi dan misi sekolahnya, melaksanakan kontrol terhadap siswa dan proses
mendidik. Wahjosumidjo (1999: 3) berpendapat bahwa keberhasilan sekolah
pembelajaran terutama tugas para gurunya (Moedjiarto, 2001:90). Senada
adalah keberhasilan kepala sekolah.
7
8
Kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam
kepala sekolah, (3) seleksi calon kepala sekolah, (4) pendidikan dan pelatihan
organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumberdaya organisasi dan
calon kepala sekolah, (5) uji kompetensi calon kepala sekolah, dan (6) uji
bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan
akseptabilitas calon kepala sekolah (Ibrahim Bafadal, 2008).
pendidikan
serta
memahami
semua
kebutuhan
sekolah.
Dengan
Namun banyak faktor penghambat tercapainya profesionalisme kepala
keprofesionalan kepala sekolah, pengembangan profesionalisme guru mudah
sekolah seperti proses pengangkatannya tidak transparan, kurang memenuhi
dilakukan karena sesuai dengan peran dan fungsinya. Menurut Mulyasa
persyaratan dan kriteria tertentu yang sudah ditetapkan dalam Permendiknas
(2007: 78-79) yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan
No 13 tahun 2007, misalnya tidak mempunyai keahlian (kompetensi)
profesionalisme guru adalah sesebagai berikut: (1) menyusun penyetaraan
manajerial dalam mengelola dan mengembangkan profesionalisme guru,
bagi guru yang memiliki kualifikasi SMA/DIII agar mengikuti penyetaraan
rendahnya mental kepala sekolah yang ditandai dengan kurangnya motivasi
S1/Akta 1V, sehingga mereka dapat menambah wawasan keilmuan dan
dan semangat serta kurangnya disiplin dalam melakukan tugas, dan seringnya
pengetahuan yang menunjang tugasnya, (2) mengikutsertakan guru-guru
datang terlambat, wawasan kepala sekolah yang masih sempit, serta banyak
dalam forum ilmiah seperti seminar, pendidikan dan latihan maupun
faktor penghambat lainnya yang menghambat tumbuhnya kepala sekolah
lokakarya, (3) revitalisasi KKG (kelompok kerja guru), dan MGMP
yang profesional untuk meningkatkan kualitas mutu guru dan mutu
(musyawarah guru mata pelajaran), serta (4) meningkatkan kesejahteraan
pendidikan secara nasional.
guru.
Menyimak dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa salah satu
Profesionalisme kepala sekolah dapat tercapai apabila sudah memenuhi
indikasi sebuah sekolah bermutu adalah tersedianya guru yang profesional,
syarat dan memiliki kompetensi tertentu yang sudah ditetapkan dalam
tersedianya guru yang profesional tercapai apabila ada pihak-pihak yang
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 13 Tahun 2007.
selalu konsisten mengembangkannya dalam hal ini adalah kepala sekolah.
Ada lima kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah yakni: kompetensi
Kepala sekolah selaku pemimpin dan manajer di sekolah dituntut professional
kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Dengan
dalam mengemban tugas khususnya dalam mengelola dan meningkatkan
terbitnya Permendiknas tersebut, pemerintah akan melakukan sertifikasi bagi
profesionalisme guru. Dengan kata lain semakin profesional seorang kepala
calon kepala sekolah di seluruh Indonesia. Adapun sertifikasi calon kepala
sekolah maka semakin besar harapan meningkatnya profesional guru di
sekolah meliputi: (1) penetapan formasi kepala sekolah, (2) rekrutmen calon
sekolah.
9
10
Slogohimo telah banyak terserap di dunia kerja baik dalam maupun luar Upaya mempertahankan bahkan mengembangkan SMK Pancasila 8 Slogohimo
sebagai
lembaga
pendidikan
swasta
di
negeri.
tengah-tengah
berkembangnya sekolah negeri tentu bukanlah pekerjaan yang mudah dan ringan. Di sini diperlukan kerja keras, komitmen, dedikasi, loyalitas dan semangat pantang menyerah semua stakeholder di dalamnya. Dan aktor fital
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka secara rinci dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
dalam membangun kualitas pendidikan,agar lebih maju dan memberikan nilai
1. Bagaimana perencanaan manajerial yang dilakukan oleh kepala SMK
manfaat bagi lulusan dan masyarakat adalah kepala sekolah. Sebab
Pancasila 8 Slogohimo, Wonogiri dalam meningkatkan profesionalisme
kedudukan kepala sekolah bukan hanya selaku top manajer tapi juga sebagai
guru?
motivator dan dinamisator yang mampu menggerakkan semua elemen di sekolah. Prestasi akademik dan non akademik yang selama ini dicapai oleh SMK
2. Bagaimana pelaksanaan kompetensi manajerial yang dilakukan oleh kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo, Wonogiri dalam meningkatkan profesionalisme guru?
Pancasila 8 Slogohimo tentunya tak lepas dari peran kepala sekolah dalam
3. Bagaimana evaluasi manajerial yang dilakukan oleh kepala SMK
mengeksplorasi dan memberdayakan segala potensi yang ada di sekolah,
Pancasila 8 Slogohimo, Wonogiri dalam meningkatkan profesionalisme
terutama dalam mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme guru.
guru?
Berdasarkan paparan di atas, penulis terdorong untuk mengkaji dan meneliti tentang kompetensi manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru menjadi sebuah penelitian. Penelitian ini akan dilakukan di SMK Pancasila 8 Slogohimo, Wonogiri. Karena SMK ini termasuk sekolah swasta yang berdiri sejak tahun 1988 dan belum ada satupun SMK Negeri di wilayah timur Kabupaten Wonogiri, dan hingga kini sangat banyaknya bermunculan SMK Negeri, SMK ini tetap eksis berdiri dan menjadi pilihan utama para peserta didik dan masyarakat. Bahkan lulusan SMK Pancasila 8
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka secara rinci yang menjadi tujuan utama penelitian ini adalah: 1. Untuk mendiskripsikan perencanaan manajerial yang dilakukan oleh kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo, Wonogiri dalam meningkatkan profesionalisme guru.
11
12
2. Untuk mendiskripsikan pelaksanaan manajerial yang dilakukan oleh
tugasnya,
kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo, Wonogiri dalam meningkatkan profesionalisme guru.
utamanya
yang
berkaitan
dengan
peningkatan
profesionalisme guru b. Bagi para guru di Indonesia khususnya para guru SMK Pancasila 8
3. Untuk mendiskripsikan evaluasi manajerial yang dilakukan kepala SMK
Slogohimo, Wonogiri untuk senantiasa menyadari akan pentingnya
Pancasila 8 Slogohimo, Wonogiri dalam meningkatkan profesionalisme
peningkatan kualitas dalam melaksanakan proses belajar mengajar
guru.
guna menciptakan out-put yang berkualitas c.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian terhadap kompetensi manajerial kepala sekolah dalam peningkatan profesionalisme guru ini diharapkan memberikan manfaat antara
Bagi seluruh civitas pendidikan khususnya di lingkungan sekolah agar
senantiasa
memperhatikan
pentingnya
peningkatan
profesionalisme guru d. Bagi pemerintah daerah maupun pemerintah pusat agar semakin
lain :
meningkatkan perannya terhadap peningkatan profesionalisme guru
1. Manfaat teoritis
demi kemajuan sekolah
a. Sebagai penambahan referensi mengenai kompetensi manajerial
e. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan tentang kompetensi
kepala sekolah baik pada aspek perencanaan, pelaksanaan maupun
manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan professionalisme
evaluasinya.
guru
b. Sebagai bahan rujukan ilmiyah dalam pengembangan kompetensi dan profesionalisme guru.
2. Manfaat praktis Manfaat praktis yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : a. Bagi kepala sekolah secara umum dan secara khusus bagi kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo, Wonogiri dalam melaksanakan
f. Bagi peneliti lain selanjutnya sebagai bahan rujukan untuk penelitian yang sama atau penelitian yang lebih luas pada umumnya.
13
BAB II KAJIAN TEORI
14
Spencer and Spencer menambahkan bahwa “a competency is an underlying characteristic of individual that is causally related to criterion-referenced effective and/or superior performance in a job or
A. Teori yang Relevan
situation” (Spencer, M,. Lyle, Jr and Signe M. Spencer, 1993: 8).
1. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah a. Pengertian Kompetensi
Artinya bahwa kompetensi seseorang menjadi ciri dasar individu dikaitkan dengan standar kriteria kinerja yang efektif dan atau superior.
Menurut Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005
Dari penjelasan diatas spencer berpendapat bahwa kompetensi
disebutkan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
disamping menentukan perilaku dan kinerja seseorang juga menentukan
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
apakah seseorang melakukan pekerjaannya dengan baik berdasarkan
oleh guru, dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.
standar kriteria yang telah ditentukan.
Louise Moqvist berpendapat bahwa “competency has been defined
b. Pengertian Manajerial
in the light of actual circumsastances relating the indivudual and
Istilah manajerial merupakan kata sifat yang berhubungan dengan
work”. Kompetensi menurut training agency sebagaimana disebutkan
kepemimpinan dan pengelolaan. Dalam banyak kepustakaan, kata
oleh Len Holmes menyebutkan bahwa” a competence is a description
manajerial sering disebut sebagai asal kata dari management yang
of something wich a person mhi works in a given occupational area
berarti melatih kuda atau secara harfiah diartikan sebagai to handle
should be able to do. It is description of an action, behavior or outcome
yang berarti mengurus, menangani, atau mengendalikan. manajemen
which a person should be able to demonstrate (E.Mulyasa, 2007: 25).
merupakan kata benda yang dapat berarti pengelolaan, tata pimpinan
Dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
atau ketatalaksanaan (Ulbert Silahahi, 2002: 135).
kompetensi pada hakikatnya merupakan gambaran tentang apa yang
Kata manajemen menurut Mochtar Effendy berasal dari bahasa
seyogyanya dapat dilakukan seseorang dalam suatu pekerjaan, berupa
Inggris, yakni dari kata kerja to manage yang bersinonim dengan kata
kegiatan, perilaku dan hasil yang dapat ditampilkan atau ditunjukkan.
to hand yang berarti mengurus, to control memeriksa dan to guide yang
Agar dapat melakukan sesuatu dalam pekerjaannya, orang harus
berarti memimpin. Jadi, apabila dilihat dari arti etimologi, manajemen
mempunyai kemampuan dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan (skill) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya. 13
15
16
berarti pengurusan, pengendalian, memimpin atau membimbing
Malayu S. P. Hasibuan (2001: 2) mengartikan manajemen adalah
(Mochtar Effendy, 1986: 96). Sedangkan pengertian manajemen secara terminologi sebagaimana dikemukakan oleh Fridreck Taylor adalah : Management, the art of
ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber- sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
management is defined as knowing exactly what you want to do, and
Dari beberapa definisi tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa
then seing that they do tersebut in the bestand cheapest way (Fridreck
manajemen merupakan suatu ilmu dan seni yang dimiliki oleh manusia
Taylor W., 1974: 2). Manajemen adalah seni yang ditentukan untuk
dalam upaya memanfaatkan sumber daya manusia (SDM) dan sumber
mengetahui dengan sungguh-sungguh apa yang ingin kamu lakukan,
daya yang lain dalam kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
dan mangawasi bahwa mereka mengerjakan sesuatu dengan sebaik-
pelaksanaan dan pengawasan, yang dilakukan secara fektifdan efisien
baiknya dan dengan cara yang semudah-mudahnya.
dengan melibatkan seluruh anggota secara ektif untuk mencapai tujuan
Dimek menyebutkan bahwa : management is knowing where you
yang telah ditetapkan sebelumnya.
want to go, what shall you must avoid, what the forces are with to
Pada prinsipnya pengertian manajemen mempunyai beberapa
which you must deal, and how to handle your ship, and your crew
karakteristik sebagai berikut: (1) ada tujuan yang ingin dicapai; (2)
effectively and without waste, in the process of getting there (Dimeck,
sebagai perpaduan ilmu dan seni; (3) merupakan proses yang sistematis,
1954: 10). Sedangkan Mondy, Sharplin, dan Flippo mengartikan
terkoordinasi, koperatif, dan terintegrasi dalam memanfaatkan unsur-
manajemen sebagai “the process of getting thing done through the
unsurnya; (4) ada dua orang atau lebih yang bekerjasama dalam suatu
effort of other people” (Mondy, R.W., Sharplin, A. dan Flippo, 1988:
organisasi; (5) didasarkan pada pembagian kerja, tugas dan tanggung
9).
jawab; (6) mencakup beberapa fungsi; (7) merupakan alat untuk Manajemen adalah suatu disiplin ilmu untuk mengetahui kemana
arah yang dituju, kesukaran apa yang harus dihindari, kekuatan-
mencapai tujuan (Malayu SP. Hasibuan, 2001: 3). Manajemen merupakan suatu proses pengelolaan sumber daya
kekuatan apa yang harus dijalankan, dan bagaimana memimpin para
yang
guru dan staf secara efektif tanpa adanya pemborosan dalam proses
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Hal ini sesuai dengan
mengerjakannya.
ada
mempunyai
empat
fungsi
yaitu
perencanaan,
17
18
pendapat George R. Terry dalam Sutopo (1999: 14) menyatakan bahwa
rangka mencapai tujuan yang efektif. Semua sumberdaya yang terkait
fungsi manajemen mencakup kegiatan-kegiatan:
dan pelaksanaan kegiatan tersebut perlu dikoordinasikan secara terpadu
1) Perencanaan
(planning):
Budgetting,
Programming,
Decision
Making, Forecasting 2) Pengorganisasian (organizing): Structuring, Assembling Resources, Staffing 3) Penggerakan (directing): Coordinating, Directing, Commanding, Motivating, Leading, Motivating
agar tercapai suatu kerjasama yang harmonis dalam mencapai tujuan tersebut. Keterpaduan kerja organisasi memerlukan pengarahan, dorongan, koordinasi, dan kepemimpinan efektif. Pelakasanan semua kegiatan tersebut harus dikendalikan, dimonitor dan dievaluasi kefektifan dan keefisiennya. Hasilnya merupakan feedback yang sangat berguna untuk
4) Pengawasan (controlling): Monitoring, Evaluating, Reporting yang
menyempurnakan dan meningkatkan perencanaan, pengorganisasian,
dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui
dan pelaksaanaan kegiatan berikutnya (Hendyat Sutopo, 2001:5).
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumberdaya lainnya.
Secara visual siklus proses kegiatan manajemen dapat digambarkan
Proses kegiatan manajemen dalam dunia pendidikan merupakan
sebagai berikut:
suatu sistem yang terdiri dari sub-sub sistem yang saling berkaitan satu
Planning
dengan yang lain. Kegiatan tersebut meruapakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi. Perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
Controlling
Organizing
pengawasan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain meskipun
Actuating
pelaksanaannya dikerjakan oleh unit-unit kerja yang berbeda. Apabila keterpaduan proses kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik,
Gambar 1 Siklus Kegiatan Manajemen
maka keterpaduan proses kegiatan tersebut menjadi suatu siklus proses kegiatan yang dapat menunjang perkambangan dan peningkatan kualitas kerja (Hendyat Sutopo, 2001: 5). Upaya pencapaian tujuan pendidikan harus direncanakan dengan memperhitungkan sumberdaya, situasi, dan kondisi yang ada dalam
Seorang manajer dalam hal ini adalah kepala sekolah, di samping harus mampu melaksanakan proses manajemen yang merujuk pada fungsi-fungsi
manajemen
(planning,
organizing,
actuating,
controlling), juga dituntut untuk memahami sekaligus menerapkan
19
20
seluruh substansi kegiatan pendidikan. Wayan Koster mengemukakan
Wujud perubahan dan perkembangan yang paling aktual saat ini adalah
bahwa dalam konteks MPMBS, kepala sekolah dituntut untuk memiliki
makin tingginya aspirasi masyarakat terhadap pendidikan, dan
kemampuan: (1) menjabarkan sumber daya sekolah untuk mendukung
gencarnya tuntutan kebijakan pendidikan yang meliputi peningkatan
pelaksanaan proses belajar mengajar, (2) kepala administrasi, (3)
aspek-aspek pemerataan kesempatan, mutu, efisiensi dan relevansi.
sebagai manajer perencanaan dan pemimpin pengajaran, dan (4)
Pada bagian lain, Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir dengan
mempunyai tugas untuk mengatur, mengorganisir dan memimpin
mengutip dari Dirawat mengemukakan tentang pemikiran Bogdan
keseluruhan
sekolah.
bahwa dalam perspektif peningkatan mutu pendidikan terdapat empat
Dikemukakan pula bahwa sebagai kepala administrasi, kepala sekolah
kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin pendidikan,
bertugas
serta
yaitu: (1) kemampuan mengorganisasikan dan membantu staf di dalam
bertanggungjawab dalam pelaksanaan keputusan manajemen dan
merumuskan perbaikan pengajaran di sekolah dalam bentuk program
kebijakan sekolah (Akhmad Sudrajat, 2008: 6).
yang lengkap; (2) kemampuan untuk membangkitkan dan memupuk
pelaksanaan
untuk
tugas-tugas
membangun
pendidikan
manajemen
di
sekolah
Sementara itu, menurut pendapat Sanusi dalam Akhmad Sudrajat (2008: 6) menjelaskan bahwa:
kepercayaan pada diri sendiri dari guru-guru dan anggota staf sekolah lainnya; (3) kemampuan untuk membina dan memupuk kerja sama
“ Perubahan dalam peranan dan fungsi sekolah dari yang statis di jaman lampau kepada yang dinamis dan fungsional-konstruktif di era globalisasi, membawa tanggung jawab yang lebih luas kepada sekolah, khususnya kepada administrator sekolah. Pada mereka harus tersedia pengetahuan yang cukup tentang kebutuhan nyata masyarakat serta kesediaan dan keterampilan untuk mempelajari secara kontinyu perubahan yang sedang terjadi di masyarakat sehingga sekolah melalui program-program pendidikan yang disajikannya dapat senantiasa menyesuaikan diri dengan kebutuhan baru dan kondisi baru”.
dalam mengajukan dan melaksanakan program-program supervisi; dan (4) kemampuan untuk mendorong dan membimbing guru-guru serta segenap staf sekolah lainnya agar mereka dengan penuh kerelaan dan tanggung jawab berpartisipasi secara aktif pada setiap usaha-usaha sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan sekolah itu sebaik-baiknya (Akhmad Sudrajat, 2008: 6).
Diisyaratkan oleh pendapat tersebut, bahwa kepala sekolah sebagai Diantara tugas dan fungsi seorang kepala sekolah/madrasah adalah salah satu kategori administrator pendidikan perlu melengkapi wawasan kepala sekolah sebagai seorang manajer. A. F Stoner (1982: 8-13) kepemimpinan pendidikannya dengan pengetahuan dan sikap yang mengemukakan bahwa keberadaan manajer pada suatu organisasi antisipatif
terhadap
perubahan
yang
terjadi
dalam
kehidupan sangat diperlukan. Menurut Stoner ada delapan fungsi seorang manajer
masyarakat, termasuk perkembangan kebijakan makro pendidikan.
21
22
yang perlu dilakanakan dalam suatu organisasi yaitu: (1) bekerja dan
Pertama, memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama
dengan melalui orang lain; (2) dengan waktu dan sumber yang terbatas
yang dimaksudkan bahwa dalam peningkatan profesionalisme tenaga
mampu menghadapi berbagai persoalan; (3) bertanggung jawab dan
kependidikan, kepala sekolah harus mementingkan kerjasama dengan
mempertanggung jawabkan; (4) berfikir secara realistik dan konseptual;
tenaga kependidikan dan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan
(5) adalah juru penengah; (6) adalah seorang politis; (7) adalah seorang
setiap kegiatan.
diplomat; (8) mengambil keputusan yang sulit.
mendayagunakan seluruh seluruh sumber daya sekolah dalam rangka
Kedelapan fungsi manajer dikemukakan oleh Stoner tersebut tentu saja berlaku bagi setiap manajer dari suatu organisasi apapun, termasuk
Sebagai
manajer kepala
sekolah harus mau
mewujudkan visi, misi dan mencapai tujuan. Kepala sekolah harus mampu bekerja melalui orang lain / wakil-wakilnya.
kepala madrasah Manajemen pada hakekatnya merupakan proses
Kedua, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan
untuk meningkatan profesinya, sebagai manajer kepala sekolah harus
mengendalikan usaha pada anggota organisasi dalam rangka mencapai
meningkatkan profesi secara persuasif dan dari hati ke hati. Kepala
tujuan yang telah ditetapkan.
sekolah harus bersikap demokratis dan memberi kesempatan kepada
Dikatakan suatu proses karena semua manajer dengan ketangkasan dan
keterampilan
yang
dimilikinya
mengusahakan
seluruh tenaga kependidikan untuk mengembangkan potensinya.
dan
Ketiga, mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan,
mendayagunakan berbagai kegiatan yang saling berkaiatan untuk
dimaksudkan bahwa kepala harus berusaha untuk mendorong
mencapai tujuan. Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya
keterlibatan semua tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan di
sebagai manajer, kepala sekolah harus mempunyai strategi yang tepat
sekolah (pastisipatif). Dalam hal ini kepala sekolah bisa berpedoman
untuk meningkatkan profesionalisme guru melalui kerjasama yang
pada asas tujuan, keunggulan, mufakat, persatuan, empiris, keakraban,
kooperatif, memberikan daorongan dan kesempatan bagi guru untuk
dan asas integritas (E.Mulyasa, 2007: 103).
meningkatkan profesinya.
Tugas dan tanggung jawab kepala madrasah adalah merencanakan,
Menurut Mulyasa ada beberapa strategi yang dapat dilakukan
mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi dan
kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru sebagai
mengevaluasi seluruh kegiatan madrasah, yang meliputi bidang proses
berikut:
belajar mengajar, peningkatan dan pengembangan profesionalisme
23
24
guru, administrasi kantor, administrasi siswa, administrasi pegawai,
dikerjakan. Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan dapat
administrasi
administrasi
meliputi penetapan tujuan, penegakan strategi, dan pengembangan
perpustakaan, dan administrasi hubungan masyarakat (Burhanudin,
rencana untuk mengkoordinasikan kegiatan. Kepala madrasah
1994: 29).
sebagai top management di madrasah mempunyai tugas untuk
perlengkapan,
administrasi
keuangan,
Oleh sebab itu, dalam rangka mencapai tujuan organisasional,
membuat perencanaan, baik dalam bidang program pembelajaran
kepala madrasah pada dasarnya mempunyai tugas dan tanggung jawab
dan kurikulum, guru dan kepegawaian, kesiswaan, keuangan
untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
maupun perlengkapan (Ngalim Purwanyo, 1998: 107).
pengawasan terhadap seluruh sumberdaya yang ada dan kegiatankegiatan yang dilakukan di sekolahnya. Adapun penjelasan mengenai unsur atau fungsi/kegiatan dari manajemen adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan (planning) Planning atau perencanaan adalah keseluruhan proses dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
Dalam proses perencanaan terhadap program pendidikan yang akan dilaksanakan, khususnya dalam lembaga pendidikan Islam, maka prinsip perencanaan harus mencerminkan terhadap nilai-nilai Islami yang bersumberkan pada Al-Qur'an dan Al-Hadits. Dalam hal perencanaan, al-Qur'an mengajarkan kepada manusia dalam surat alHajj ayat 77 yang berbunyi:
…
ditentukan (A.W. Widjaya, 1987: 33). Perencanaan merupakan
Artinya : … Dan berbuatlah kebajikan supaya kamu mendapatkan keberuntungan (Al-Hajj: 77).
keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang tentang
Selain ayat tersebut, terdapat pula ayat yang menganjurkan
hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam
kepada para manejer untuk menentukan sikap adil dan bijaksana
rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan (Sondang P. Siagian,
dalam proses perencanaan pendidikan.
1992: 50). Di dalam perencanaan ini dirumuskan dan ditetapkan
seluruh aktivitas lembaga yang menyangkut apa yang harus dikerjakan, mengapa dikerjakan, di mana dikerjakan, kapan akan dikerjakan, siapa yang mengerjakan dan bagaimana hal tersebut
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan atau kebaikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang perbuatan yang keji, mungkar dan permusuhan.
25
26
Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran (An-Nahl: 90).
dikelompokkan; (4) siapa melapor ke siapa; (5) di mana keputusan itu harus diambil (Stephen R. Robbins, 2003:5).
Ayat tersebut merupakan suatu hal yang sangat prinsipil dalam Wujud dari pelaksanaan organizing ini adalah tampaknya proses perencanaan pendidikan, agar supaya tujuan yang ingin kesatuan yang utuh, kekompakan, kesetiakawanan dan terciptanya dicapai dapat tercapai dengan sempurna. Disamping itu pula, intisari mekanisme yang sehat, sehingga kegiatan lancar, stabil dan mudah ayat tersebut merupakan suatu “pembeda” antara manajemen secara mencapai tujuan yang ditetapkan (Jawahir Tanthowi, 1983: 71). umum dengan manajemen dalam perspektif Islam yang sarat dengan Proses organizing yang menekankan pentingnnya tercipta kesatuan nilai. dalam segala tindakan, dalam hal ini al-Qur'an telah menyebutkan 2) Pengorganisasian (organizing) betapa pentingnya tindakan kesatuan yang utuh, murni dan bulat Menurut Terry sebagaimana ditulis oleh Ulbert Silalahi (2002: dalam suatu organisasi. Firman Allah dalam surat Ali Imron ayat 170) adalah pembagian pekerjaan yang direncanakan untuk 103: diselesaikan
oleh
anggota
kelompok
pekerjaan,
penentuan
للا َجمِيعا ً َوالَ َت َفرَّ قُو ْا ِ ّ َواعْ َتصِ مُو ْا ِب َحب ِْل
hubungan-hubungan pekerjaan di antara mereka dan pemberian lingkungan pekerjaan yang sepatutnya. Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang
Artinya : Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali Allah (agama Allah), dan janganlah kamu bercerai berai…… (AliImran: 103).
perlu mendapatkan perhatian dari kepala madrasah. Fungsi ini perlu dilakukan untuk mewujudkan struktur organisasi madrasah, uraian tugas tiap bidang, wewenang dan tanggung jawab menjadi lebih jelas, dan penentuan sumber daya manusia dan materil yang diperlukan. Menurut Robbins, bahwa kegiatan yang dilakukan dalam pengorganisasian dapat mencakup (1) menetapkan tugas yang harus dikerjakan; (2) siapa yang mengerjakan; (3) bagaimana tugas itu
Selanjutnya al-Qur'an memberikan petunjuk agar dalam suatu wadah,
tempat,
persaudaraan,
ikatan,
organisasi,
kelompok,
janganlah timbul pertentangan, perselisihan, percekcokan yang mengakibatkan
hancurnya
kesatuan,
runtuhnya
mekanisme
kepemimpinan yang telah dibina. Firman Allah dalam surat Al-Anfal ayat 46:
ْ َوأَ ِطيع َْب ِري ُح ُك ْم َْ وا َوت َْذه ْْ ُوا فَتَ ْف َشل ْْ لَ تَنَاسَ ُع ْ للاَ َو َرسُولَ ْهُ َو ّْ ُْوا َْللاَ َم َْع الصابِ ِزين ّْ ُْوا إِن ْْ َواصْ بِز
27
28
Artinya : Dan taatilah Allah dan RasulNya, jangalah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar, hilang kekuatanmu, dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al-Anfal : 46)
Masalah penggerakan ini pada dasarnya berkaitan erat dengan unsure manusia sehingga keberhasilannya juga ditentukan oleh kemampuan kepala madrasah dalam berhubungan dengan para guru
3) Penggerakan/pengembangan (actuating) Actuating adalah aktivitas untuk memberikan dorongan, pengarahan, dan pengaruh terhadap semua anggota kelompok agar mau bekerja secara sadar dan suka rela dalam rangka mencapai suatu tujuan yang ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi. Fungsi actuating merupakan bagian dari proses kelompok atau organisasi yang tidak dapat dipisahkan. Adapun istilah yang dapat dikelompokkan ke dalam fungsi ini adalah directing commanding, leading dan coordinating (Jawahir Tanthowi, 1983: 71). Karena tindakan actuating sebagaimana tersebut di atas, maka proses ini juga memberikan motivating, untuk memberikan penggerakan dan kesadaran terhadap dasar dari pada pekerjaan yang mereka lakukan, yaitu menuju tujuan yang telah ditetapkan, disertai dengan member motivasi-motivasi baru, bimbingan atau pengarahan, sehingga mereka bisa menyadari dan timbul kemauan untuk bekerja dengan tekun dan baik. Bimbingan menurut Hadari Nawawi adalah memelihara, menjaga dan memajukan organisasi melalui setiap personal, baik secara structural maupun fungsional, agar setiap kegiatannya tidak terlepas dari usaha mencapai tujuan (Hadari Nawawi, 1983: 74).
dan karyawannya. Oleh sebab itu, diperlukan kemampuan kepala madrasah dalam berkomunikasi, daya kreasi serta inisiatif yang tinggi dan mampu mendorong semangat dari para guru/karyawannya (Soewadji Lazaruth, 1984: 4). Untuk dapat menggerakkan guru agar mempunyai semangat dan gairah kerja yang tinggi, maka perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut: a) Memperlakukan para pegawai (guru) dengan sebaik-baiknya; b) Mendorong pertumbuhan dan pengembangan bakat dan kemampuan para pegawai tanpa menekan daya kreasinya; c) Menanamkan semangat para pegawai agar mau terus berusaha d) meningkatkan bakat dan kemampuannya; e) Menghargai setiap karya yang baik dan sempurna yang dihasilkan para pegawai; f) Mengusahakan adanya keadilan dan bersikap bijaksana kepada setiap pegawai tanpa pilih kasih.; g) Memberikan kesempatan yang tepat bagi pengembangan pegawainya, baik kesempatan belajar maupun biaya yang cukup untuk tujuan tersebut;
29
30
h) Memberikan motivasi untuk dapat mengembangkan potensi
diadakan perbaikan. Pengawasan dilakukan untuk mengumpulkan
yang dimiliki para pegawai melalui ide, gagasan dan hasil
data tentang penyelenggaraan kerja sama antara guru, kepala
karyanya (Nunung Chomzanah dan Atingtedjasutisna, 1994:
madrasah, konselor, supervisor, dan petugas madrasah lainnya dalam
56).
institusi satuan pendidikan. Pada dasarnya ada tiga langkah yang
Al-Qur'an dalam hal ini telah memberikan pedoman dasar
perlu ditempuh dalam melaksanakan pengawasan, yaitu (1)
terhadap proses pembimbingan, pengarahan ataupun memberikan
menetapkan alat ukur atau standar, (2) mengadakan penilaian atau
peringatan dalam bentuk actuating ini. Allah berfirman dalam Surat
evaluasi, dan (3) mengadakan tindakan perbaikan atau koreksi dan
al-Kahfi Ayat 2:
tindak lanjut. Oleh sebab itu, kegiatan pengawasan itu dimaksudkan
ون َ ُِين َيعْ َمل َ ِين الَّذ َ َقيِّما ً لِّيُنذ َِر َبأْسا ً َشدِيداً مِن لَّ ُد ْن ُه َو ُي َب ِّش َر ْالم ُْؤ ِمن
untuk mencegah penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan,
ً ت أَنَّ لَ ُه ْم أَجْ راً َح َسنا ِ الصَّال َِحا
menilai proses dan hasil kegiatan dan sekaligus melakukan tindakan perbaikan (Ngalim Purwanto, 1998: 106).
Artinya : Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman yang mengerjakan amal sholeh, bahwa mereka akan mendapat pahala yang baik. (Al-Kahfi: 2).
setelah tahap-tahap penelitian, perencanaan dan penggiatan yang
Faktor membimbing dan memberikan peringatan sebagai hal
memiliki karakteristik pengukuran dan penilaian, apakah kuantitaf
penunjang demi suksesnya rencana, sebab jika hal itu diabaikan akan
atau kualitatatif. Evaluasi dalam hal ini diartikan sebagai suatu
memberikan pengaruh yang kurang baik terhadap kelangsungan
pengukuran (measurenment) atau penilaian (evaluation) terhadap
suatu roda organisasi dan lain-lainnya.
suatu perencanan yang telah dilakukan oleh organisasi yang biasa
4) Pengawasan/evaluasi (controlling and evaluating),
Menurut Onong Uchjana Efendy evaluasi adalah tahap terakhir
dilaksanakan oleh suatu organisasi. Dalam beberapa hal, evaluasi
dilakukan pada pertengahan, akhir bulan atau tahun. Terdapat suatu
Pangawasan dan evaluasi dapat diartikan sebagai salah satu
perbedaan antara pengukuran dan penilaian dalam suatu obyek
kegiatan untuk mengetahui realisasi perilaku personel dalam
dilakukan dalam suatu evaluasi (Onong Uchjana Efendy, 1993: 131).
organisasi pendidikan dan apakah tingkat pencapaian tujuan
Pengukuran (measurement) adalah membandingkan sesuatu
pendidikan sesuai dengan yang dikehendaki, kemudian apakah perlu
dengan satu ukuran, dan pengukuran ini bersifat kuantitatif.
31
32
Sedangkan penilaian (evaluation) adalah mengambil suatu keputusan
pedoman yang dijadikan sebagai suatu prinsip dalam evaluasi.
terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk, dan penilaian bersifat
Sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW:
kualitatif. Mengadakan penilaian meliputi dua langkah tersebut,
حاسبوا آنفسكم قبل أن بحاسبوا و نوا أعمالكم قبل أن توزن
yaitu mengukur dan menilai (Suharsimi Arikunto, 2001: 3). Adapun unsur-unsur pokok dalam suatu evaluasi yaitu:
Artinya: Periksalah dirimu sebellum memeriksa orang lain. Lihatlah terlebih dahulu atas kerjamu sebelum melihat atas kerja orang lain.( Al Hadits)
adanyaobyek yang mau dievaluasi, adanya tujuan pelaksanaan Hadits tersebut memberikan anjuran kepada setiap pemimpin evaluasi,
adanya
alat
pengukuran
(standar
pengukuran/ organisasi maupun para stafnya untuk tidak saling menyalahkan
perbandingan), adanya hasil evaluasi apakah bersifat kualitatif terhadap suatu suatu kelompok atau orang lain, melainkan berusaha maupun kuantitatif (M. Chabib Thoha, 1991: 3). Kualitatif artinya untuk berubah ke arah yang lebih baik secara bersama-sama. adalah hasil tersebut tidak bisa diukur secara statistik, melainkan Selanjutnya al-Qur'an juga menyatakan mengenai proses diukur melalui pengalaman dan perbandingan nyata. Sedangkan evaluasi dalam Surah Al-Shaf ayat 2-3: kuantitatif maksudnya adalah hasil dalam suatu pelaksaanan evaluasi dapat diukur berdasarkan angka-angka atau statistik.
Dari pengertian tersebut di atas, maka akan dapat diketahui
mengenai tujuan dan fungsi dari evaluasi tersebut. Evaluasi dalam
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Amat besarlah kebencian di sisi Allah, bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan (Q. S. AS-Shof : 2-3).
hal ini bertujuan untuk mengetahui implikasi suatu lembaga pendidikan terhadap publik/khalayak dalam berbagai hal. Sedangkan
c. Pengertian Kepala Sekolah fungsi dari evaluasi di berbagai lembaga pendidikan, khususnya Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi lembaga pendidikan Islam yaitu evaluasi berfungsi selektif, evaluasi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses berfungsi diagnostik dan evaluasi berfungsi sebagai pengukuran belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang keberhasilan. member pelajaran dan murid yang menerima pelajaran (Wahjosumidjo, Mengingat pentingnya evaluasi dalam suatu organisasi, maka :83). Rahman mengungkapkan bahwa “kepala sekolah adalah seorang Islam sebagai suatu agama yang komprensip memberikan pedoman-
33
guru (jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki jabatan struktural di sekolah” (Rahman. Et., al., 2006: 106).
34
1) Kualifikasi Umum: a) Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah sorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama.
(D-IV) kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi; b) Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggitingginya 56 tahun; c) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima)
Jabatan kepala sekolah bila dikaitkan dengan pengertian
tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di
profesional adalah suatu bentuk komitmen para anggota suatu profesi
Taman Kanak-kanak /Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki
untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang
pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di
bertujuan agar kualitas keprofesionalannya dalam menjalankan dan
TK/RA; dan
memimpin segala sumberdaya yang ada pada suatu sekolah/madrasah untuk mau bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.
d) Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan
Menjadi seorang kepala madrasah yang profesional tidaklah
yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang
mudah, karena ada beberapa syarat dan kriteria (standar) yang harus
(Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13
dipenuhi, misalnya seorang kepala sekolah harus memenuhi standar
Tahun 2007 Tanggal 17 April 2007 Tentang Standar Kepala
tertentu seperti kualifikasi umum dan khusus, serta harus mempunyai
Sekolah).
kompetensi-kompetensi
tertentu.
Oleh
sebab
itu,
pemerintah
mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang standar kepala sekolah/madrasah Nomor 13 Tahun 2007. Adapun secara rinci isi Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tersebut adalah sebagai berikut:
2) Kualifikasi Khusus menyangkut: a) Berstatus sebagai guru sesuai jenjang mana akan menjadi kepala sekolah; b) Mempunyai sertifikat pendidik sebagai guru sesuai jenjangnya; c) Mempunyai sertifikat kepala sekolah sesuai jenjangnya yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.
35
36
Sedangkan standar kompetensi yang harus dikuasai oleh kepala
optimal 2.8 Mengelola hubungan sekolah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah 2.9 Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik 2.10 Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional 2.11 Mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien 2.12 Mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah 2.13 Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah 2.14 Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumberdaya sekolah secara optimal 2.15 Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasipembelajar yang efektif 2.16 Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya Kewirausahaan 3.1 Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah 3.2 Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif 3.3 Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah 3.4 Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah 3.5 Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah sebagai sumber belajar peserta didik 3.6 Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah
sekolah adalah sebagai berikut: (1) Kompetensi kepribadian; (2) Kompetensi Manajerial; (3) Kompetensi Kewirausahaan; (4) Kompetensi
Supervisi;
(5)
Kompetensi
Sosial.
Adapun
penjelasannya sebagai berikut:
1
Dimensi Kompetensi Kepribadian
2
Manajerial
No
Kompetensi 1.1 Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah 1.2 Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin 1.3 Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah 1.4 Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi 1.5 Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah 1.6 Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan 2.1 Menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan 2.2 Mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan 2.3 Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumberdaya sekolah secara optimal 2.4 Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasipembelajar yang efektif 2.5 Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik 2.6 Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal 2.7 Mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara
3
37
4
5
Supervisi
Sosial
4.1 Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru 4.2 Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat 4.3 Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru 5.1 Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah 5.2 Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan 5.3 Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
38
b) Mampu menyusun rencana strategis (renstra) pengembangan sekolah berlandaskan kepada keseluruhan kebijakan pendidikan nasional, melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan perencanaan strategis yang memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan rencara strategis baik c) Mampu menyusun rencana operasional (Renop) pengembangan sekolah berlandaskan kepada keseluruhan rencana strategis yang telah
disusun,
melalui
pendekatan,
strategi,
dan
proses
penyusunan perencanaan renop yang memegang teguh prinsipTabel 1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tanggal 17 April 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah
prinsip penyusunan rencana operasional. d) Mampu menyusun rencana tahunan pengembangan sekolah
Menteri
berlandaskan kepada keseluruhan rencana operasional yang telah
Pendidikan Nasional diatas khususnya pada kompetensi manajerial,
disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan
menurut Akhmad Sudrajat kalau dijabarkan/dikembangkan lagi
perencanaan tahunan yang memegang teguh prinsip-prinsip
Melihat
standar
kompetensi
menurut
Peraturan
seorang kepala sekolah dituntut menguasai hal-hal sebagai berikut:
penyusunan rencana tahunan yang baik. e) Mampu menyusun rencana anggaran belanja sekolah (RAPBS)
1) Mampu menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan berlandaskan kepada keseluruhan rencana tahunan yang telah perencanaan, dalam hal ini seorang kepala madrasah dituntut disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan mempunyai keahlian diantaranya adalah: RAPBS yang memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan a) Menguasai teori perencanaan dan seluruh kebijakan pendidikan RAPBS yang baik. nasional sebagai landasan dalam perencanaan sekolah, baik f) Mampu menyusun perencanaan program kegiatan berlandaskan perencanaan strategis, perencanaan operasional, perencanaan kepada keseluruhan rencana tahunan dan RAPBS yang telah tahunan, maupun rencana angaran pendapatan dan belanja disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan sekolah,
39
perencanaan program kegiatan yang memegang teguh prinsipprinsip penyusunan perencanaan program yang baik.
40
f) Mampu
melakukan
penempatan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan sesuai dengan prinsip-prinsip tepat kualifikasi, tepat
g) Mampu menyusun proposal kegiatan melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan perencanaan program kegiatan yang
jumlah, dan tepat persebaran. g) Mampu mengembangkan aneka ragam organisasi informal
memegang teguh prinsip-prinsip-prinsip penyusunan proposal
sekolah
yang baik (Akhmad Sudrajat, 2008: 1).
pengorganisasian formal sekolah dan sekaligus pemenuhan
2) Mampu
mengembangkan
organisasi
sekolah
sesuai
dengan
kebutuhan:
yang
efektif
dalam
mendukung
implementasi
kebutuhan, minat, dan bakat perseorangan pendidikan dan tenaga kependidikan (Akhmad Sudrajat, 2008: 2).
a) Menguasai teori dan seluruh kebijakan pendidikan nasional dalam pengorganisasian kelembagaan sekolah sebagai landasan dalam mengorganisasikan kelembagaan maupun program insidental sekolah.
3) Mampu memimpin guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal: a) Mampu mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, sasaran, dan program strategis sekolah kepada keseluruhan guru dan staf.
b) Mampu mengembangkan struktur organisasi formal kelembagaan
b) Mampu mengkoordinasikan guru dan staf dalam merelalisasikan
sekolah yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan melalui
keseluruhan rencana untuk mengapai visi, mengemban misi,
pendekatan, strategi, dan proses pengorganisasian yang baik.
mengapai tujuan dan sasaran sekolah.
c) Mampu mengembangkan deskripsi tugas pokok dan fungsi setiap unit
kerja
melalui
pendekatan,
strategi,
dan
proses
pengorganisasian yang baik. d) Menempatkan personalia yang sesuai dengan kebutuhan. e) Mampu mengembangan standar operasional prosedur pelaksanaan tugas pokok dan fungsi setiap unit kerja melalui pendekatan, strategi, dan proses pengorganisasian yang baik.
c) Mampu berkomunikasi, memberikan pengarahan penugasan, dan memotivasi guru dan staf agar melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan. d) Mampu membangun kerjasama tim (team work) antar guru, antarstaf, dan antara guru dengan staf dalam memajukan sekolah. e) Mampu melengkapi guru dan staf dengan keterampilanketerampilan profesional agar mereka mampu melihat sendiri apa
41
42
yang perlu dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
e) Mampu mengelola pemberian kesejahteraan kepada guru dan staf
masing-masing. f) Mampu melengkapi staf dengan ketrampilan-ketrampilan agar
sesuai kewenangan dan kemampuan sekolah (Akhmad Sudrajat, 2008: 4).
mereka mampu melihat sendiri apa yang perlu dan diperbaharui untuk kemajuan sekolahnya. g) Mampu memimpin rapat dengan guru-guru, staf, orang tua siswa dan komite sekolah. h) Mampu melakukan pengambilan keputusan dengan menggunakan strategi yang tepat. i) Mampu menerapkan manajemen konflik (Akhmad Sudrajat, 2008: 3). 4) Mampu mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal: a) Mampu merencanakan kebutuhan guru dan staf berdasarkan rencana pengembangan sekolah. b) Mampu melaksanakan rekrutmen dan seleksi guru dan staf sesuai tingkat kewenangan yang dimiliki oleh sekolah.
2. Profesionalisme Guru Profesionalisme merupakan sebutan yang mengacu pada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalannya (Muhammad Surya, 2007: 14). Profesionalisme adalah proses usaha menuju kearah terpenuhinya persyaratan suatu jenis model pekerjaan ideal berkemampuan, mendapat perlindungan, memiliki kode etik profesionalisasi, serta upaya perubahan struktur jabatan sehingga dapat direfleksikan model profesional sebagai jabatan elit. Sedangkan profesi itu sendiri pada hakekatnya adalah sikap bijaksana (informend responsiveness) yaitu pelayanan dan pengabdian yang dilandasi oleh keahlian, kemampuan, teknik dan prosedur yang mantap diiringi sikap kepribadian tertentu (Syaiful Sagala, 2002: 197).
c) Mampu mengelola kegiatan pembinaan dan pengembangan professional guru dan staf d) Mampu melaksanakan mutasi dan promosi guru dan staf sesuai kewenangan yang dimiliki sekolah.
Menurut Volmer dan Mills (1996) dalam Sagala bahwa pada dasarnya profesi adalah sebagai suatu spesialisasi dari jabatan intelektual yang diperoleh melalui studi dan training, bertujuan mensuplay ketrampilan melalui pelayanan dan bimbingan pada orang lain untuk mendapatkan bayaran (fee) atau gaji. Dalam perspektif sosiologi, bahwa profesi itu sesungguhnya suatu jenis model atau tipe pekerjaan ideal,
43
44
karena dalam realitasnya bukanlah hal yang mudah untuk mewujudkannya
menerus meningkatkan mutu karyanya secara sadar, melalui pendidikan
(Syaiful Sagala, 2002: 195).
dan pelatihan (H.A.R. Tilaar , 2002: 86).
Kusnandar mengemukakan bahwa “profesionalisme adalah kondisi,
Ada tiga kriteria suatu pekerjaan dikatakan profesional; 1)
arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang
Pengabdian,
berkaitan dengan mata pencaharian seseorang” (Kusnandar, 2007: 46).
masyarakat dengan beberapa pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki,
Sudarwan Danim mendefinisikan profesionalisme adalah komitmen para
anggota
suatu
profesi
untuk
meningkatkan
kemampuan
profesionalnya dan terus-menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya itu (Sudarwan Danim, 2002: 23).
yaitu untuk
memberikan pelayanan tertentu kepada
2) Idealisme, yaitu tercakup pengetian pengabdian pada suatu yang luhur dan idealis, 3) Pengembangan, yaitu, menyempurnakan prosedur kerja yang mendasari pengabdiannya secara terus-menerus. Berdasarkan uraian tersebut, tingkat profesionalisme dapat diketahui melalui tiga hal : 1) apakah dalam bidang pekerjaan itu terdapat unsur-
Profesionalisme dapat diartikan sebagai konsep mengenai bidang
unsur pengabdian dalam kadar yang memadai, 2) apakah kegiatan-
pekerjaan, yaitu pandangan yang menganggap bidang pekerjaan sebagai
kegiatan yang dilakukan dalam bidang pekerjaan itu merupakan kegiatan-
suatu pengabdian melalui keahlian tertentu dan menganggap keahlian ini
kegiatan yang bertumpu pada temuan dan wawasan akademik, 3) apakah
sebagai suatu yang harus diperbaharui secara terus-menerus dengan
prosedur kerja yang dipergunakan dalam bidang pekerjaan tersebut
memanfaatkan
merupakan prosedur kerja yang terus menerus mendapat pembaruan.
kemajuan-kemajuan
yang
terdapat
dalam
ilmu
pengetahuan.
Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu
Selanjutnya sebagai profesi, seorang profesional juga harus memiliki
pendidikan. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan
etos kerja yang maju, antara lain dapat bekerja dengan hasil kualitas yang
oleh sejauh mana kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya
unggul, tepat waktu, disiplin, sungguh-sungguh, cermat, teliti, sistematik,
melalui kegiatan belajar-mengajar. Dengan kata lain, untuk meningkatkan
dan berpedoman pada dasar keilmuan tertentu (Abuddin Nata, 2001: 139).
mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional
Seorang profesional menjalankan pekerjaannya sesuai dengan
mengajar guru.
tuntunan profesi atau dengan kata lain memiliki kemampuan dan sikap
Sebutan guru dapat menunjukkan suatu profesi atau jabatan
sesuai dengan tuntunan profesinya. Seseorang profesional akan terus
fungsional dalam bidang pendidikan dan pembelajaran, atau seseorang
45
46
yang menduduki dan melaksanakan tugas dalam bidang pendidikan dan
penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan, penelusuran karya
pembelajaran. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
ilmiah dan lain sebagainya.
Pendidikan Nasional Indonesia Pasal 39 ayat 3 dinyatakan bahwa pendidik
Dengan cara demikian, ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh guru
yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan menengah disebut guru.
kepada para siswanya akan tetap up to date, aktual dan relevan dengan
Sementara itu, tugas guru sebagaimana disebutkan dalam Pasal 39 ayat 2
kebutuhan masyarakat, sehingga peserta didik akan mengetahui tentang
adalah merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hal-hal yang baru dan actual dalam kehidupannya.
hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
Kedua, seorang guru professional harus memiliki kemampuan
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (UU No. 20
menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya secara efisien dan efektif.
Tahun 2003).
Untuk itu, sebagai seorang guru yang profesional harus mempelajari ilmu
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing,
mengarahkan,
melatih,
menilai,
keguruan dan ilmu pendidikan secara mendalam, terutama yang berkaitan
dan
dengan didaktik dan metodik serta metodologi pembelajaran yang
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
didukung oleh pengetahuan di bidang psikologi anak atau psikologi
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Hal ini
pendidikan.
berarti bahwa selain mengajar atau proses pembelajaran, guru juga
Ketiga, sebagai guru yang profesional, guru harus memiliki
mempunyai tugas melaksanakan pembimbingan maupun pelatihan
kepribadian dan budi pekerti yang mulia yang dapat mendorong para siswa
pelatihan bahkan perlu melakukan penelitian dan pengabdian kepada
untuk mengamalkan ilmu yang diajarkannya dan agar para guru dapat
masyarakat sekitar.
dijadikan sebagai panutan (Abudin Nata, 2001: 139-140).
Guru sebagai jabatan profesional, paling tidak ada tiga hal yang harus dikuasai, yaitu:
Seorang pekerja profesional misalnya guru akan menampakkan adanya ketrampilan teknis yang didukung oleh sikap kepribadian tertentu
Pertama, harus menguasai bidang keilmuan, pengetahuan dan
karena dilandasi oleh pedoman-pedoman tingkah laku khusus (kode etik)
keterampilan yang akan diajarkan kepada murid. Sebagai guru yang
yang mempersatukan mereka dalam satu korps profesi. Pendidikan yang
profesional, ilmu pengetahuan dan keterampilannya itu harus terus
baik sebagaimana yang diharapkan modern dewasa ini dan sifatnya yang
ditambah dan dikembangkan dengan melakukan kegiatan penelitian, baik
selalu menantang, adalah model pendidikan yang mengharuskan tenaga
47
48
a. Kompetensi Pedagogik kependidikan dan guru yang berkualitas dan profesional. Setidaknya ada 7 (tujuh) ciri-ciri profesionalisasi jabatan guru yaitu: 1) Guru bekerja semata-mata hanya memberi pelayanan kemanusiaan bukan usaha untuk kepentingan pribadi 2) Guru secara hukum dituntut memenuhi berbagai persyaratan untuk mendapatkan lisensi mengajar serta persyaratan yang ketat untuk menjadi anggota profesi keguruan. 3) Guru dituntut memiliki pemahaman serta keterampilan yang tinggi. 4) Guru dalam organisasi profesional memiliki publikasi yang dapat melayani para guru sehingga tidak ketinggalan bahkan selalu mengikuti perkembangan yang terjadi.
Yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran,
evaluasi
hasil
belajar,
dan
pengemambangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (PP. Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan). Seorang guru harus mampu mengelola proses pembelajaran dengan sebaik mungkin untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, disamping itu seorang guru juga harus mampu memahami karakteristik peserta didik, baik itu dari segi kecerdasan, kreatifitas, kondisi fisik, maupun perkembangan kognitifnya.
5) Guru selalu diusahakan mengikuti kursus-kursus, workshop, seminar, konvensi dan terlibat secara luas dalam berbagai kegiatan in service training.
b. Kompetensi Kepribadian Adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
6) Guru diakui sepenuhnya sebagai suatu karir hidup (a live carier).
arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak
7) Guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional maupun
mulia (PP. Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
secara local (Oteng Sutisna, 1983: 78).
Pendidikan).
Guru sebagai jabatan profesional dituntut mempunyai beberapa
Kompetensi kepribadian seorang guru sangat dibutuhkan oleh
kompetensi, dalam hal ini pemerintah telah merumuskan empat jenis
peserta didik dalam proses pembentukan pribadinya. Kompetensi
kompetensi guru sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP)
kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan
Tentang Standar Nasional Pendidikan Nomor 19 Tahun 2005 diantaranya
perkembangan pribadi para peserta didik. Kompetensi ini memiliki
adalah:
peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian
49
anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumberdaya manusia (E. Mulyasa, 2003: 117).
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Peningkatan profesionalisme guru adalah upaya membantu pendidik yang belum matang menjadi matang, yang tidak mampu mengelola sendiri
diterapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi profesional merupakan kompetensi yang harus dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas utamanya yaitu mengajar. Adapun ruang lingkup kompetensi profesional guru adalah: a) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik secara
menjadi mampu mengelola sendiri, yang belum memenuhi kualifikasi, yang belum terakreditasi menajadi terakreditasi (Ibrahim Bafadal, 2003: 44). Selain itu peningkatan profesionalisme guru diartikan sebagai upaya membantu pendidik yang belum profesional menjadi profesional. Peningkatan
filosofi, psikologis, maupun sosiologis b) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf
profesional
pendidikan
diartikan
usaha
untuk
memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan mengajar, dan menumbuhkan sikap profesional sehingga para guru menjadi ahli dalam
perkembangan peserta didik. c) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang
mengelola kegiatan belajar mengajar untuk membelajarkan peserta didik (Depdikbud RI, 1994: 12).
menjadi tanggung jawabnya. d) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang
Guru yang profesional adalah pendidik yang memiliki visi yang tepat dan berbagai inovatif yang mandiri.88 Visi dapat diartikan sebagai
bervariasi.
pandangan sehingga guru harus memiliki pandangan yang benar tentang
e) Mempu mengembangkan pembelajaran yang bervariasi Mampu mengembangkan dan menggunakan alat, media, dan
mengorganisasikan
pembelajaran
yaitu:
(a)
kualitas
guru
terletak
pada
kualitas
pembelajarannya, (b) pembelajaran memerlukan proses yang terus
sumber belajar yang relevan g) Mampu
d. Kompetensi Sosial Adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
c. Kompetensi Profesional
f)
50
dan
melaksanakan
pembelajaran (Martinis Yamin, 2006: 35).
program
menerus berkembang, dan (c) pendidik sebagai sebuah pengabdian.
51
52
Apabila visi diartikan sebagai sesuatu yang dinamis yaitu sebagai harapan
5) Menetapkan bentuk dan pengembangan instrumen penilaian yang akan
yang ingin dicapai dimasa yang akan datang.
dikenakan dalam
Proses peningkatan kemampuan profesional guru ada dua macam, yaitu:
mengukur keberhasilan
program
peningkatan
profesionalisme guru. 6) Menyusun dan mengalokasikan anggaran program peningkatan
1) Pembinaan kemampuan guru melalui supervisi pendidikan, program sertifikasi dan tugas belajar
7) Melaksanakan program peningkatan kemampuan profesionalisme guru
2) Pembinaan komitmen atau motivasi atau moral kerja pendidik/guru melalui pembinaan kesejahteraannya seperti penataran, bimbingan, latihan, kursus, pendidikan formal, promosi, rotasi jabatan, konferensi, rapat kerja, lakakarya, seminar, diskusi dan studi kasus (Ibrahim Bafadal, 2003: 44). Adapun
langkah-langkah
kemampuan profesionalisme guru.
dengan materi, metode, dan media yang telah ditetapkan dan dirancang. 8) Mengukur
keberhasilan
program
peningkatan
kemampuan
profesionalisme guru. 9) Menetapkan program tindak lanjut program peningkatan kemampuan pendidik (Ibrahim Bafadal, 2003: 45).
yang
sistematis
untuk
program
peningkatan kemampuan profesionalisme guru sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi kekurangan, kelemahan, kesulitan, atau masalahmasalah yang sering kali dimiliki atau dialami pendidik/guru.
Adapun program/strategi yang dapat ditempuh oleh kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme adalah sebagai beikut: 1. Pendidikan dan Pelatihan (inservice training/up grading) Dalam bahasa Indonesia sering disebut pendidikan dalam jabatan.
2) Menetapkan program peningkatan kemampuan profesionalisme guru
Istilah lain yang juga dipergunakan adalah up-grading atau penataran
yang diperlukan untuk mengatasi kekurangan, kelemahan, kesulitan,
dan inservice training education yang pada dasarnya mempunyai
atau masalah-masalah yang seringkali dimiliki atau dialami guru.
maksud yang sama. Inservice training diberikan kepada guru-guru yang
3) Merumuskan tujuan program peningkatan kemampuan profesionalisme
dipandang perlu meningkatkan keterampilannya atau pengetahuannya
guru yang diharapkan dapat dicapai pada akhir program pengembangan.
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang
4) Menetapkan serta merancang materi, metode dan media yang akan
pendidikan. Seorang guru pada dasarnya sudah dipersiapkan melalui
digunakan dalam peningkatan profesionalisme guru.
lembaga pendidikan guru sebelum terjun ke dalam jabatannya. Pendidikan persiapan itu disebut pre-service education. Diantara
53
54
mereka banyak yang sudah cukup lama meninggalkan pre-service
mereka yang tidak berubah-ubah. Mereka tidak mengetahui dan tidak
education dan bertugas di lingkungan yang tidak memungkinkan untuk
dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan sosial, budaya,
mengikuti berbagai perkembangan dan kemajuan (Hadari Nawawi,
tekhnologi yang ada pada masyarakat.
1988: 111). Di samping itu banyak pula dari mereka yang memang
Program inservice training dapat melingkupi berbagai kegiatan
tidak berusaha untuk berkembang di dalam meningkatkan kemampuan
seperti mengadakan aplikasi kursus, ceramah-ceramah, work shop,
sebagai guru atau pendidik dan tenggelam dalam kegiatan mengajar
pelatihan,
secara rutin. Untuk mengejar ketinggalan itu agar guru selalu up-date,
masyarakat,
actual dan sesuai dengan harapan masyarakat, dalam menjalankan
demonstrasi mengajarmenurut metode-metode yang baru, fieldtrip,
tugas-tugasnya diperlukan inservice training secara terarah dan
kunjungan-kunjungan ke sekolah-sekolah di luar daerah dan persiapan-
berencana.
persiapan khusus untuk tugas-tugas baru.
Sejalan dengan uraian di atas, inservice training dapat diartikan
seminar-seminar, kunjungan
ke
mempelajari obyek-obyek
kurikulum, tertentu,
survey
demonstrasi-
Dari beberapa ulasan tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa
sebagai usaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam
inservice
bidang tertentu sesuai dengan tugasnya, agar dapat meningkatkan
mengadakan perubahan ke arah yang lebih maju dan upaya
efisiensi dan produktivitas dalam melakukan tugas-tugas tersebut.
pengembangan skill guru dalam proses pembelajaran yang mengarah
Menurut Ngalim Purwanto (1998: 68), inservice training adalah
training
merupakan
sarana/program/strategi
untuk
pada profesionalitas individu (A. Usmara (ed), 2002: 162).
segala kegiatan yang diberikan dan diterima oleh para petugas
Agar supaya inservice training berhasil dalam upaya peningkatan
pendidikan yang bertujuan untuk menambah dan mempertinggi mutu
mutu guru, maka guru-guru harus diberi kekuasaan lebih besar untuk
pengetahuan, kecakapan dan pengalaman guru-guru atau petugas
bertindak sesuai dengan apa yang mereka inginkan dengan didasarkan
pendidikan lainnya, dalam menjalankan tugas kewajibannya.
pada komitmen untuk mengembangkan budaya mutu bagi sekolah.
Sebab-sebab perlunya inservice training, disamping pendidikan
2. Sertifikasi guru
persiapan (pre service training) yang kurang mencukupi, juga banyak
Guru memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam
guru-guru yang telah keluar dari sekolah guru tidak pernah atau tidak
upaya membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa
menambah pengetahuan mereka, sehingga menyebabkan cara kerja
dalam kerangka pembangunan pendidikan di Indonesia, Oleh sebab itu,
55
56
diperlukan guru yang memiliki kemampuan yang maksimal untuk
agar guru mampu membantu para siswa dalam belajar untuk menjadi
mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan diharapkan secara
lebih baik dari sebelumnya (Saiful Sagala, 2008: 230). Supervisi
berkesinambungan mereka dapat meningkatkan kompetensinya, baik
sebagai bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar yang
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, maupun profesional. Untuk
lebih baik.
menguji kompetensi tersebut, pemerintah menerapkan sertifikasi bagi
Secara general supervisi dapat dimaknai atas dasar keseluruhan
guru khususnya guru dalam jabatan. Penilaian sertifikasi dilakukan
aktivitasnya yang dilakukan secara individu maupun kelompok sesuai
secara portofolio.
dengan tujuan masing-masing terhadap personel, kelompok ataupun
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen).
A. Gorton, 1977: 207). Adapun
rangkaian
kegiatan
supervise
pendidikan
dapat
dikelompokkan empat tahap kegiatan sebagai berikut:
Adapun tujuan diadakannya sertifikasi guru adalah sebagai berikut:
a) Penelitian terhadap keadaan guru/orang yang disupervisi dalam menjalankan tugas-tugasnya.
a) Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran
b) Penilaian (evaluation) yakni penafsiran tentang keadaan guru atau orang yang disupervisi, baik mengenai kekurangan atau kelemahan-
b) Meningkatkan profesionalisme guru
kelemahannya, berdasarkan data hasil penelitian.
c) Mengangkat harkat dan martabat guru Sedangkan
terhadap suatu program dalam berbagai bidang kependidikan (Richard
manfaat
diadakannya
c) Perbaikan (improvement) yakni memberikan bimbingan dan sertifikasi
guru
adalah
petunjuk untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan guru, serta
melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang
mendorong pengembangan kebaikan-kebaikan atau kelebihan setiap
dapat merusak citra profesi guru.
guru yang disupervisi. Usaha mengatasi kesulitan dan kelemahan itu
3. Supervisi Pendidikan
harus dilakukan oleh guru yang bersangkutan.
Supervisi menurut Burton dalam Sagala adalah upaya bantuan
d) Pembinaan yakni kegiatan menumbuhkan sikap yang positif pada
yang diberikan kepada guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya
guru atau orang yang disupervisi agar mampu menilai diri sendiri
57
58
dan berusaha memperbaiki atau mengembangkan diri sendiri ke arah
guru dapat menganalisa penampilan yang diamati sebagai introspeksi
terbentuknya keterampilan dan penguasaan ilmu pengetahuan yang
diri.
selalu up to date, aktual dan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan
Adapun pendekatan dalam melakukan supervisi pendidikan yaitu ada
globalisasi (Hadari Nawawi, : 112-113).
dua, supervisi secara langsung (klinikal/direct) dan supervisi umum (non
Adapun teknik pelaksanaan supervisi yang dapat diambil oleh
direct) (E. Mulyasa, 2003: 111-112).
seorang supervisor sesuai dengan kebutuhan, antara lain adalah dengan melalui rapat dan kunjungan kelas (M. Daryanto, 2001: 185-187).
4. Tugas belajar/studi lanjut Tugas belajar atau studi lanjut merupakan pendidikan lanjutan bagi
Menurut Mulyasa teknik pelaksanaan supervisi menjadi 4 hal pokok, yaitu:
guru kejenjang pendidikan yang lebih tinggi baik magister dan doctoral agar kualifikasi akademiknya bertambah meningkat dan sesuai dengan
a) Diskusi kelompok, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan bersama guna
standar/undang-undang yang ditetapkan oleh pemerintah ada tiga tujuan
memecahkan berbagai masalah di sekolah dalam mencapai suatu
yang ingin dicapai dalam program tugas belajar:
keputusan.
a) Meningkatkan kualifikasi formal guru sehingga sesuai dengan
b) Kunjungan kelas, yaitu salah satu teknik untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara langsung, sehingga mengetahui segala hal yang berkenaan dengan pembelajaran secara langsung di lapangan, hal ini bisa diberitahukan sebelumnya atau juga bisa tidak dalam artian mendadak.
peraturan kepegawaian yang berlaku secara nasional. b) Meningkatkan kemapuan profesional para guru dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan. c) Menumbuhkembangkan motivasi para pegawai/guru daam rangka meningkatkan kinerjanya (Ibrahim Bafadal, : 56).
c) Pembicaraan individual, yaitu teknik bimbingan dan konseling yang sangat
efektif
guna
mencapai
profesionalitas
para
guru
dan
Adapun sifat tugas belajar diberikan secara selektif, mengikat dan
memecahkan berbagai masalah terutama yang berkenaan dengan
waktu penyelesaian studi terbatas. Artinya hanya mereka yang memenuhi
pribadi para tenaga pengajar.
persaratan tertentu yang dapat mengikuti program tugas belajar, seteleh
d) Simulasi pembelajaran, yaitu teknik supervisi yang berbentuk
selesai mengikuti pendidikan, peserta tugas belajar harus kembali
demontrasi pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah sehingga
melanjutkan tugas di instansi asal kecuali ada ketentuan lain, dan
59
maksimal studi 30 bulan (5 semester) di luar negeri atau 24 bulan (4 semester) di dalam negeri (Iif Khoiru Ahmadi, : 24). 5. Penyediaan Fasilitas Penunjang (peningkatan layanan Perpustakaan dan penambahan koleksi)
60
6. Peningkatan Kesejahteraan Guru Kesejahteraan guru tidak dapat diabaikan, karena merupakan salahnsatu faktor penentu dalam peningkatan kinerja yang secara langsung berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Peningkatan kesejahteraan guru
Dalam paradigma manajemen pendidikan, pengelolaan fasilitas yang
dapat dilakukan antara lain pemberian insentif di luar gaji, imbalan dan
mencakup pengadaan, pemeliharaan, perbaikan, dan pengembangan
penghargaan, serta tunjangan yang dapat meningkatkan kinerja guru
merupakan kewenangan sekolah, karena sekolah yang paling mengetahui
(E.Mulyasa, 2007: 78).
secara pasti fasilitas yang paling diperlukan dalam operasional sekolah,
Seorang
kepala
sekolah
seyogyannya
harus
memperhatikan
terutama fasilitas pembelajaran seperti perpustakaan, sambungan internet
kesejahteraan guru, agar guru tidak lagi direpotkan dengan mencari
untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, dan
penghasilan tambahan guna membiayai hidup keluarga mereka. Dengan
kemudahan bagi guru untuk memperkaya wawasan dan disiplin ilmu
memberikan tunjangan kesejahteraan guru yang memadai, kinerja guru
sesuai dengan bidang studinya masing-masing.
akan meningkat dan akan berpengaruh terhadap kualitas kinerja dan
Menurut Mulyasa salah satu sarana peningkatan profesionalisme guru adalah tersedianya buku yang dapat kegiatan belajar. Sangat sulit
keprofesionalan guru di sekolah. 7. Revitalisasi organisasi profesi kependidikan
rasanya meningkatkan profesionalisme guru jika tidak ditunjang oleh
Organisasi profesi pendidikan seperti musyawarah guru mata
sumber belajar yang memadai. Pengadaan buku pustaka diarahkan untuk
pelajaran (MGMP), kelompok kerja guru (KKG) dan kelompok kerja
mendukung kegiatan pembelajaran serta memenuhi kebutuhan peserta
madrasah merupakan wadah yang sangat bermanfaat bagi peningkatan
didik dan guru akan materi pembelajaran (E.Mulyasa, 2007: 82).
profesionalisme guru di sekolah (E. Mulyasa, 2007: 70).
Berdasarkan pendapat Mulyasa tersebut, kepala sekolah harus
Menurut Mulyasa, dengan MGMP, dan KKG dapat dipikirkan
memperhatikan penyediaan sarana dan prasarana penunjang tersebut agar
begaimana menyiasati padatnya kurikulum, memecahkan persoalan dan
para guru bertambah wawasan dan mendapatkan sumber belajar yang
masalah yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran, dan mencari
banyak serta memadai, sehingga akan berdampak terhadap kualitas
alternatif pembelajaran yang tepat serta dapat menemukan berbagai variasi
pembelajaran di sekolah.
metode dan media pembelajaran. Dengan mengefektifkan MGMP, dan
61
62
KKG, semua kesulitan dan permasalahan yang dihadapi guru dalam
bertanggung jawab atas keberhasilan sekolah yang bersangkutan. Namun
kegiatan pendidikan dan pengajaran dapat dipecahkan, dan diharapkan
demikian, bukan berarti komponen lain yang terkait di sekolah diabaikan,
dapat meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan (E.
melainkan sebagai satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan dalam
Mulyasa, 2007: 70).
upaya mencapai fungsi tertentu sebagaimana diharapkan. Dengan demikian, dalam kerangka pelaksanaan otonomisasi
3. Kompetensi
Manajerial
Kepala
Sekolah
dalam
Meningkatkan
Profesionalisme Guru Melalui Penerapan Unsur-Unsur Manajemen
pendidikan khususnya di sekolah, paling tidak ada dua hal penting yang perlu mendapatkan perhatian secara signifikan, yaitu kompetensi
Setelah disahkannya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi manajerial kepala sekolah dan peningkatan profesionalisme para guru. Daerah (OTODA) kemudian ditindak lanjuti dengan PP. Nomor 25 tahun Kompetensi manajerial kepala sekolah merupakan kecakapan (skill) yang 2000, kemudian disempurnakan dengan UU nomor 32 Tahun 2004 tentang dimiliki oleh seorang kepala sekolah dalam melaksanakan tugas Pemerintahan Daerah yang berimplikasi terhadap otonomisasi pendidikan, pengelolaan terhadap seluruh sumber daya yang ada di madrasahnya sekolah mempunyai wewenang yang sangat besar untuk mengatur dan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditatapkan. Kompetensi mengelola sekolahnya sendiri. Otonomi yang lebih besar dari institusi manajerial kepala sekolah ini erat kaitannya dengan tugas dan tanggung sekolah ini menuntut adanya kemauan dan kemampuan seluruh personel jawabnya di sekolah. sekolah yang lebih berkualitas. Hal ini berkaitan erat dengan implementasi Tugas dan tanggung jawab kepala madrasah tersebut dapat berbagai prinsip dan paradigma baru manajemen pendidikan, yang perlu mencakup
implementasi
kegiatan
atau
pelaksanaan
fungsi-fungsi
diperhatikan seperti transparansi, akuntabilitas, fleksibilitas, efektivitas manajerial, mulai dari perencanaan, pembinaan, pengembangan, hingga dan efisiensi, partisipasi seluruh warga dan stakeholders, penyederhanaan evaluasi terhadap seluruh bidang garapan lembaga madrasah yang birokrasi, dan penyaluran aspirasi dengan sistem bottom up, serta bersangkutan. Bidang garapan lembaga pendidikan di madrasah meliputi penerapan manajemen terbuka (open management). Oleh sebab itu, bidang kesiswaan, personalia, keuangan, ketatalaksanaan, kurikulum, kedudukan kepala madrasah sangat penting dan strategis dalam mengelola hubungan sekolah dan masyarakat, dan unit-unit penunjang lainnya yang dan mencapai tujuan institusi sekolah yang bersangkutan. Hal ini ada di sekolah tersebut seperti unit kantin, poliklinik, asrama siswa, dikarenakan kepala sekolah sebagai pemimpin puncak (top leader) di koperasi, dan lain-lain. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung sekolah mempunyai otoritas penuh untuk mengelola sekolah dan sekaligus
63
64
jawab tersebut, kepala madrasah dituntut menguasai sejumlah kecakapan
n) Memiliki apresiasi, empati, dan simpati terhadap tenaga kependidikan
atau kompetensi manajerial.
(Depdiknas).
Secara spesifik kompetensi kepala sekolah tingkat SMP/MTs dalam
Melihat
kompetensi
kepala
madrasah
diatas,
bisa
diambil
bidang pengelolaan tenaga kependidikan adalah sebagai berikut:
kesimpulan bahwa meningkatnya profesionalisme guru sangat ditentukan
a) Mengidentifikasi karakteristik tenaga kependidikan yang efektif
oleh keberhasilan kepala madrasah dalam mengelola tenaga kependidikan.
b) Merencanakan tenaga kependidikan sekolah (permintaan, persediaan,
Dalam hal ini peningkatan produktifitas dan prestasi kerja dapat dilakukan
dan kesenjangan)
dengan meningkatkan profesionalisme guru di madrasah melalui aplikasi
c) Merekrut, menyeleksi, menempatkan, dan mengorientasikan tenaga kependidikan baru
beberapa konsep dan teknik manajemen sumberdaya manusia. Manajemen sumberdaya manusia merupakan bagian dari ilmu
d) Mengembangkan profesionalisme tenaga kependidikan
manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada pengaturan peranan
e) Memanfaatkan dan memelihara tenaga kependidikan
sumberdaya manusia dalam kegiatan suatu organisasi (Tjutju Yuniarsih
f) Menilai kinerja tenaga kependidikan
dan Suwatno, 2008: 1).
g) Mengembangkan sistem pengupahan, reward, dan punishment yang mampu menjamin kepastian dan keadilan
Adapun langkah-langkah peningkatan profesionalisme guru yang dapat dilakukan oleh kepala madrasah melalui aplikasi unsur/fungsi dari
h) Melaksanakan dan mengembangkan sistem pembinaan karir
manajemen sumberdaya manusia adalah sebagai berikut:
i)
a. Perencanaan Peningkatan Profesionalisme Guru
Memotivasi tenaga kependidikan
j) Membina hubungan kerja yang harmonis k) Memelihara
dokumentasi
personel
Perencanaan peningakatan profesionalisme guru/tenaga kerja sekolah
atau
mengelola
administrasi personel sekolah
merupakan operasi dari manajemen sumber daya manusia. Perencanaan sumber daya manusia (human resource planning) merupakan bagian
l) Mengelola konflik
dari alur proses manajemen dalam menentukan pergerakan sumber daya
m) Melakukan analisis jabatan dan menyusun uraian jabatan tenaga
organisasi (sekolah), dari posisi saat ini menuju posisi yang diinginkan
kependidikan
di masa depan.
65
66
Perencanaan ketenagaan/guru adalah proses kegiatan penentuan
pekerjaan yang tepat untuk jangka waktu tertentu (Tjutju Yuniarsih dan
kebijaksanaan dan perkiraan jumlah kebutuhan personalia untuk jangka waktu tertentu menurut bidang-bidang kegiatan yang terdapat dalam suatu organisasi. Perencanaan personalia dalam hal ini guru adalah meliputi jumlah
Suwatno, 2008: 82). Dalam merencanakan profesionalisme guru, para pengambil kebijakan (policy makers) dalam hal ini kepala sekolah menurut Udin Syaifudin Sa’ud harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
dan jenis keahlian atau keterampilan orang, ditempatkan pada pekerjaan
a) Perencanaan peningkatan profesionalisme guru harus berorientasi
yang tepat, pada waktu tertentu yang dalam jangka panjang akan
masa depan, karena pendidikan adalah proses jangka panjang dan
memberi keuntungan bagi individu dan organisasi (Made Pidarta,1988:
jauh untuk menghadapi masa depan
120).
b) Perencanaan Perencanaan merupakan langkah awal yang dilakukan dalam
proses manajemen sumberdaya manusia, yaitu dengan menyusun rancangan sekitar guru sekolah. Perencanaan guru menyangkut penetapan jumlah dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan
peningkatan
profesionalisme
harus
selalu
memperhatikan masalah, kebutuhan (analisis kebutuhan/need assesment), situasi, dan tujuan (visi dan misi sekolah) c) Perencanaan peningkatan profesionalisme guru harus bersifat inovatif, kuantitatif dan kualitatif.
semua program kerja dalam rangka mencapai visi, misi, dan tujuan
d) Perencanaan peningkatan profesionalisme harus kenyal dan
madrasah. Dalam hal ini dirancang atas dasar job analysis, job
responsive terhadap kebutuhan yang berkembang dimasyarakat
discription, job spesification, dan job evaluation (Tjutju Yuniarsih dan
(dinamis dan kontinyu) (Udin Syaifudin Sa’ud, dkk, 2007: 12).
Suwatno, 2008: 82).
Perencanaan Tenaga kependidikan merupakan kegiatan untuk
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan oleh kepala sekolah
menentukan kebutuhan tenaga kependidikan, baik secara kualitatif
sebagai manajer dalam proses perencanaan guru antara lain: 1) berapa
maupun kuantitatif untuk sekarang dan masa depan. Penyusunan tenaga
jumlah tenaga yang dibutuhkan oleh madrasah, 2) berapa macam
pendidikan yang baik dan tepat memerlukan informasi yang lengkap
keterampilan yang dibutuhkan dan dan berapa orang yang dibutuhkan
dan jelas tentang pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan dalam
pada setiap jenis keahlian, dan 3) upaya menempatkan mereka pada
setiap lembaga pendidikan.
67
68
Oleh karena itu sebelum menyusun rencana, perlu dilakukan
harus berlandaskan tujuan dan kebijakan corporate yang jelas. Tujuan
analisis
pekerjaan (job analysis), dan analisis
jabatan untuk
utama
penetapan
kebijakan
dalam
perencanaan
sumberdaya
memperoleh diskripsi pekerjaan (gambaran tentang tugas dan pekerjaan
manusia/guru adalah merancang kebutuhan jumlah dan kualifikasi yang
yang harus dilaksanakan).
handal dan memilliki kompetensi professional untuk mendukung
Informasi tersebut sangat membantu dalam menentukan jumlah tenaga kependidikan yang di butuhkan, dan juga akan menghasilkan
tercapainya sasaran corporate/sekolah. Tahap ketiga, human resource programming. Pada tahap ini
spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan zaman.
dirancang
mekanisme
dan
prosedur
manajemen
sumberdaya
Spesifikasi jabatan ini memberikan gambaran tentang kualitas
manusia/guru yang dapat diimplementasikan dengan baik, terutama
minimum calon tenaga kependidikan (guru) yang dapat diterima dan
dalam meningkatkan daya tawar bagi rekrutmen yang qualified.
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana mestinya
Kegiatan meliputi penyusunan program yang berkaitan dengan hal-hal
(E. Mulyasa, :152).
berikut: program pengadaan guru baru (mulai dari proses rekrutmen,
Adapun mengenai tahapan-tahapan perencanaan sumberdaya guru
seleksi, sampai pada penempatan), program perancangan kompensasi,
merujuk pendapatnya Schuler (1987: 62-78) dapat disimpulkan empat
pemberdayaan, pengembangan yang optimal (melalui pendidikan,
tahapan proses perencanaan yaitu:
pelatihan).
Tahap pertama, gathering, analyzing, and forecasting supply and
Tahap
keempat,
human
resource
planning-controll
and
demand data. Pada tahap ini dilakukan sejumlah aktifitas untuk
evaluation. Pada tahap ini, kegiatan lebih difokuskan untuk mengawasi
mengumpulkan, menginvestigasi, menganalisis, dan memprediksi
dan mengevaluasi implementasi program-program manajemen guru
kebutuhan data untuk menetapkan supply dan demand. Sumber data
yang sedang berjalan agar tetap pada jalurnya (on the right track).
bisa berasal dari lingkungan internal dan eksternal, yang digali dari
Berdasarkan hasil evaluasi dapat diketahui kondisi obyektif SDM
pengalaman masa lalu, pengamatan masa kini, dan prediksi kebutuhan
organisasi yang kemudian dimanfaatkan sebagai feedback untuk
masa depan.
merevisi kebijakan, disamping itu hasil evaluasi dapat digunakan
Tahap kedua, Estabilishing, human resource objective and policies. Penetapan tujuan dan kebijakan sumberdaya manusia/guru
sebagai basis feedforward, khususnya untuk menyusun perencanaan
69
70
selanjutnya di masa yang akan dating (Randall S. Schuler, 1987: 62Pengadaan tenaga kependidikan merupakan kegiatan untuk 78). memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan pada suatu lembaga Secara skematik, dasar pertimbangan dan proses perencanaan pendidikan, baik jumlah maupun kualitasnya. Untuk mendapatkan sumberdaya guru di madrasah dapat diilustrasikan dalam diagram tenaga pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan maka dilakukan berikut: kegiatan rekrutmen (E.Mulyasa, 2007: 153). Keadaan pegawai saat ini: • Jumlah guru • Tingkat kompetensi guru
Pengadaan ketenagaan adalah usaha yang dilakukan untuk mengisi jabatan tertentu yang masih kosong, baik akibat pembentukan unit baru yang menyebabkan timbulnya kegiatan yang memerlukan
Keadaan Sekolah: • Visi, Misi, dan Tujuan • Sarpras • Dukungan sumber daya Lainnya
Perencanaan Profesionalisme Guru
Pengadaan: Rekrutmen, seleksi, penempatan
pelaksana-pelaksana, maupun sebagai akibat terjadinya mutasi atau pergantian pegawai mulai dari penerimaan, pengangkatan, dan penempatan yang selanjutnya masih dapat diperinci lagi menjadi
Kebutuhan masa yang akan datang, terkait dengan: • Kualifikasi • Jumlah • Perkembangan (kelas & teknologi)
langkah-langkah pengadaan yang lebih detail. Rumusan yang lebih teknis dan menurut pedoman umum administrasi kepegawaian dan lingkungan departemen Pendidikan dan Kebudayaan (P&K) sebagai berikut: “pengadaan pegawai adalah proses kegiatan yang mengisi
Gambar 2 Diagram Perencanaan Sumberdaya manusia/guru di sekolah Kebutuhan (Demand)
Visi Sekolah
Misi Sekolah
Memotret Profil Guru yang Ada
formasi yang lowong mulai perencanaan, pengumuman pelamaran, penyaringan sampai dengan pengangkatan menjadi pegawai negeri”
Kebutuhan Berlebih
(E.Mulyasa, 2007: 153). Prekrutan
Analisa S&D Dekrutmen
Ada beberapa faktor
yang harus diperhatikan mengenai
pengadaan guru, yaitu: analisis jabatan, sumber-sumber tenaga kerja
Tujuan Sekolah Penawaran (Supply)
Penawaran Berlebih
dan seleksi. George
Gambar 3 Proses Perencanaan Sumberdaya manusia/guru di Sekolah
R.
Terry
sebagaimana
dikutip
oleh
Slamet
mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan analisis jabatan adalah
71
72
proses penyelidikan secara mendalam mengenai tugas, kewajiban dan
h) Dan harus berdasarkan mutu, dan sejalan dengan semangat
tanggung jawab dari suatu jabatan. Analisis jabatan ini diperlukan untuk:
otonomi daerah, dan desentralisasi pendidikan. b. Pengembangan Profesionalisme Guru
a) memperoleh gambaran mengenai segala macam karakteristik, fisik,
Yang dimaksud dengan pengembangan ketenagaan adalah usaha-
mental, pendidikan, pengetahuan dan pengalaman yang harus
usaha untuk meningkatkan mutu serta efisiensi kerja seluruh tenaga yang
dimiliki oleh seorang untuk menjalankan suatu jabatan dengan
berada dalam suatu unit organisasi.
baik. b) menyusun rencana pendidikan dan latihan yang perlu dilakukan dalam mengajarkan suatu pekerjaan pada pegawai baru. c) memperoleh informasi unuk menilai jabatan, memperbaiki syaratsyarat pekerjaan, merencanakan organisasi, pemindahan, dan promosi (Slamet Saksono: 1997: 49-52). Menurut Mulyasa (2007: 129), Seleksi dapat dilakukan dengan
Usaha-usaha pengembangan itu melalui beberapa hal, di antaranya adalah; (1) pendidikan dan latihan (inservice training), pendidikan dan pelatihan adalah unsur utama dalam proses pengembangan pegawai (guru). Pendidikan disajikan untuk membekali pendidik dalam memperluas kapasitas mereka untuk menerapkannya dimasa yang akan datang, (2) tugas belajar, (3) formasi dalam arti penempatan pada jabatan yang lebih
cara:
dari semula, (4) pemindahan jabatan, (5) pemindahan lapangan dan
a) Persiapan menerima para pelamar yang akan mengikuti seleksi
pemindahan wilayah (tour of duty and tour of area), usaha-usaha lain
b) Menyelenggarakan berbagai macam tes
dalam bentuk seminar, work shop, konferensi, rapat dinas dalam berbagai
c) Wawancara
bentuk. Dalam hal ini perlu diperhatikan data mengenai rata-rata ijazah
d) Penelitian latar belakang pelamar
dan usaha promosi guru (Sanusi Uwes, 1999: 28).
e) Evaluasi medis f) Penelitian pendahuluan tentang kecakapan, pengetahuan, dan keterampilanpelamar. g) Pengambilan keputusan, apakah lamaran diterima atau ditolak.
Dalam pengembangan pegawai negeri sipil ada beberapa macam latihan jabatan, yaitu latihan pra jabatan (preservice training atau presentry training), dan latihan dalam jabatan (inservice training). Latihan pra jabatan dibedakan menjadi dua, yaitu yang bersifat umum dan khusus. Latihan pra jabatan yang bersifat khusus hanya diikuti oleh
73
74
CPNS yang ditunjuk oleh pimpinan instansi yang bersangkutan.
pemenuhan kebutuhan tersebut di atas antara lain; gaji, tunjangan
Sedangkan latihan pra jabatan yang bersifat umum adalah latihan yang
kesejahteraan, pemeliharaan kesehatan maupun keselamatan fisik dan
diikuti oleh setiap CPNS yang baru diangkat.
mental pegawai, perlakuan yang adil dan wajar, penghargaan terhadap
Latihan dalam jabatan terdiri dari latihan jabatan staf yang diberikan kepada para staf pimpinan atau para pembantu pimpinan,
setiap prestasi, perwujudan semangat kekeluargaan, persaudaraan dan kerja sama.
latihan jabatan lini yang diberikan pada para pimpian lini, dan latihan
Fungsi pemeliharaan/perawatan (maintenance) berkaitan dengan
jabatan pimpinan yang diberikan kepada para pegawaiyang menduduki
upaya untuk memelihara dan mempertahankan guru yang produktif dan
jabatan kepala dan wakil kepala kantor, biro dan sebagainya (Wursanto,
professional. Perawatan dapat dilakukan melalui berbagai program,
1988: 86).
misalnya:
Secara skematik dapatlah digambarkan sasaran dari pengembangan profesionalisme guru sebagai berikut:
SASARAN: PROFESIONALISME GURU
keselamatan
kerja),
kesejahteraan, pembagian kerja dan pemberdayaan kompetensi yang adil,
menampakkan adanya ketrampilan teknis yang didukung oleh sikap kepribadian tertentu karena dilandasi oleh pedoman-pedoman tingkah laku khusus (kode etik) yang mempersatukan mereka dalam satu korps profesi. Pendidikan yang baik sebagaimana yang diharapkan modern dewasa ini
Gambar 4 Sasaran pengembangan Sumberdaya Guru
pemeliharaan
dan
Sebagai seorang pekerja profesional misalnya guru akan
Pengembangan Skill: • Pendidikan • Latihan • Mutasi
pemeliharaan,
(kesehatan
c. Penilaian Profesionalisme Guru
Pengembangan Psikologis: • Kepuasan • Kenyamanan • Aktualisasi
mengembangkan
K3
dan perencanaan karir dan sebagainya (Tjutju Yuniarsih, 2008: 85-86).
Pengembangan Fisik: • Peningkatan kesehatan • Keamanan lingkungan • Pemenuhan Kebutuhan
Dalam
perlindungan
profesionalisme ketenagaan
ialah
guru
harus
usaha-usaha
dan sifatnya yang selalu menantang, adalah model pendidikan yang ada
mengharuskan tenaga kependidikan dan guru yang berkualitas dan
untuk
profesional. Setidaknya ada 7 (tujuh) ciri-ciri profesionalisasi jabatan guru
menjamin terpenuhinya secara optimal kebutuhan sosial ekonomi maupun social psychologis para guru. Yang termasuk dalam berbagai usaha
yaitu:
75
76
8) Guru bekerja semata-mata hanya memberi pelayanan kemanusiaan
supervision) untuk mengetahui hal-hal yang menyangkut pribadi, status,
bukan usaha untuk kepentingan pribadi 9) Guru secara hukum dituntut memenuhi berbagai persyaratan untuk
pekerjaan, prestasi kerja maupun perkembangan guru sehingga dapat dikembangkan pertimbangan nilai obyektif dalam mengambil tindakan
mendapatkan lisensi mengajar serta persyaratan yang ketat untuk
terhadap
seorang
tenaga,
khusus
yang
diperlukan
untuk
menjadi anggota profesi keguruan.
mempertimbangkan; kenaikan pangkat, gaji berkala, pemindahan jabatan
10) Guru dituntut memiliki pemahaman serta keterampilan yang tinggi.
(promosi), perpindahan wilayah kerja (mutasi). Fungsi controlling
11) Guru dalam organisasi profesional memiliki publikasi yang dapat
diarahkan untuk mengatur dan menilai sejauh mana rencana dapat
melayani para guru sehingga tidak ketinggalan bahkan selalu mengikuti perkembangan yang terjadi.
dilaksanakan dan tujuan dapat direalisasikan. Selain itu, penilaian khususnya terhadap guru harus dilakukan
12) Guru selalu diusahakan mengikuti kursus-kursus, workshop, seminar,
untuk memantau perkembangan profesionalisme guru dan untuk
konvensi dan terlibat secara luas dalam berbagai kegiatan in service
mempermudah meningkatkannya. Dalam hal ini Ronald T.C. Boyd
training.
(2002) mengemukakan bahwa evaluasi kinerja guru didesain untuk
13) Guru diakui sepenuhnya sebagai suatu karir hidup (a live carier).
melayani dua tujuan, yaitu : (a) untuk mengukur kompetensi guru dan (b)
14) Guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional maupun
mendukung pengembangan profesional. Sistem evaluasi kinerja guru
secara local (Oteng Sutisna, 1983: 78).
hendaknya memberikan manfaat sebagai umpan balik untuk memenuhi
Untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang dikemukakan diatas,
berbagai kebutuhan di kelas (classroom needs), dan dapat memberikan
diperlukan sistem penilaian tenaga kependidikan secara transparan,
peluang bagi pengembangan teknik-teknik baru dalam pengajaran, serta
objektif, dan akurat, adalah dilakukannya proses penelian atau
mendapatkan konseling dari kepala sekolah, pengawas pendidikan atau
pengontrolan. Penilaian tenaga kependidikan biasanya lebih difokuskan
guru lainnya untuk membuat berbagai perubahan di dalam kelas
pada prestasi individu, dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah
(Akhmad Sudrajat, 2008: 29).
(Mulyasa, 2007: 157).
Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang evaluator dalam hal ini
Penilaian ketenagaan adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk
adalah kepala sekolah atau pengawas sekolah) terlebih dahulu harus
mengetahui secara formal (conduite) maupun informal (managerial
menyusun prosedur spesifik dan menetapkan standar evaluasi. Penetapan
77
78
standar hendaknya dikaitkan dengan : (1) keterampilan-keterampilan
dalam kelas, seperti hasil test dan tugas-tugas merupakan indikator
dalam mengajar; (2) bersifat seobyektif mungkin; (3) komunikasi secara
sejauh mana guru dapat mengkaitkan antara perencanaan pengajaran ,
jelas dengan guru sebelum penilaian dilaksanakan dan ditinjau ulang
proses pengajaran dan testing (evaluasi).
setelah selesai dievaluasi, dan (4) dikaitkan dengan pengembangan
c. Memperluas jumlah orang-orang yang terlibat dalam evaluasi. Jika
profesional guru. Kepala sekolah sebagai seorang evaluator hendaknya
tujuan evaluasi untuk meningkatkan pertumbuhan kinerja guru maka
mempertimbangkan aspek keragaman keterampilan pengajaran yang
kegiatan evaluasi sebaiknya dapat melibatkan berbagai pihak sebagai
dimiliki guru. dan menggunakan berbagai sumber informasi tentang
evaluator, seperti: siswa, rekan sejawat, dan tenaga administrasi.
kinerja guru, sehingga dapat memberikan penilaian secara lebih akurat.
Bahkan self evaluation akan memberikan perspektif tentang
Menurut Ronald T.C. Boyd (2002) ada beberapa prosedur evaluasi
kinerjanya. Namun jika untuk kepentingan pengujian kompetensi,
kinerja guru yang dapat digunakan oleh evaluator, diantaranya :
pada umumnya yang bertindak sebagai evaluator adalah kepala
a. Mengobservasi kegiatan kelas (observe classroom activities). Ini
sekolah dan pengawas.
merupakan bentuk umum untuk mengumpulkan data dalam menilai
Diantara format penilaian yang sering digunakan dalam melakukan
kinerja guru. Tujuan observasi kelas adalah untuk memperoleh
penilaian terhadap perkembangan guru khususnya yang berstatus PNS
gambaran secara representatif tentang kinerja guru di dalam kelas.
oleh kepala sekolah adalah Daftar Penilaian Pekerjaan (DP3) yang
Kendati demikian, untuk memperoleh tujuan ini, evaluator dalam
sekarang menjadi nilai SKP (Sasaran Kerja Pegawai). Format penilaian
menentukan hasil evaluasi tidak cukup dengan waktu yang relatif
ini telah dibakukan dan berlaku bagi Pagawai Negeri Sipil (PNS).
sedikit atau hanya satu kelas. Oleh karena itu observasi dapat
Dengan adanya penilaian itu, maka setiap guru akan mengetahui
dilaksanakan secara formal dan direncanakan atau secara informal dan
kelebihan
tanpa pemberitahuan terlebih dahulu sehingga dapat diperoleh
membangkitkan dorongan untuk melakukan perbaikan (Hendyat Sutopo,
informasi yang bernilai (valuable)
2001: 145).
dan
kekurangannya,
sehingga
diharapkan
dapat
b. Meninjau kembali rencana pengajaran dan catatan – catatan dalam
Setiap
kelas. Rencana pengajaran dapat merefleksikan sejauh mana guru
memberikan
dapat memahami tujuan-tujuan pengajaran. Peninjauan catatan-cataan
kelemahannya. Dalam hal ini, beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
hasil umpan
evaluasi balik
seyogyanya kepada
guru
dilaporkan tentang
agar kekuatan
dapat dan
79
80
evaluator : (a) penyampaian umpan balik dilakukan secara positif dan
persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti pada
bijak; (b) penyampaian gagasan dan mendorong untuk terjadinya
tabel di bawah ini:
perubahan pada guru; (c) menjaga derajat formalitas sesuai dengan keperluan
untuk
mencapai
tujuan-tujuan
evaluasi;
(d)
menjaga
keseimbangan antara pujian dan kritik; (e) memberikan umpan balik yang bermanfaat secara secukupnya dan tidak berlebihan (Hendyat Sutopo, 2001: 148).
B. Penelitian yang Relevan Penelitian terdahulu dicantumkan untuk mengetahui perbedaan penelitian yang terdahulu sehingga tidak terjadi plagiasi (penjiplakan) karya dan untuk mempermudah fokus apa yang akan dikaji dalam penelitian ini. Adapun beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain: Kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalisme guru (studi kasus di MAN 1 Malang) oleh Sri Rahmi, Manajemen pengembangan kompetensi pendidik (studi kasus di SMA unggulan Zainul Hasan Probolinggo) oleh Khoirul Camalia, Manajemen pengembangan profesionalisme pendidik di MI (studi kasus di MIJS Malang) oleh Iif Khoiru Ahmadi, dan Manajemen strategik peningkatan mutu pendidik (studi multi kasus di MAN Tlogo Blitar dan SMAN Talun Blitar) oleh Siti Mardiyatul Jannah. Dari keempat penelitian diatas dapat diketahui secara rinci tentang
No 1
Nama Peneliti, Persamaan dan Tahun Sripenelitian Rahmi 1. Fokus (2002) penelitian pada peningkatan profesionalisme guru. 2. Aktor manajemen dalam hal ini kepala sekolah melakukan pembinaan dalam meningkatkan profesionalisme guru
Perbedaan
Originalitas Penelitian
1. Dalam 1. fokus pada penelitian kompetensi tersebut manajerial fokusnya kepala adalah sekolah kepemimpinan dalam kepala meningkatkan madrasah dan profesionalis tidak me guru 2. meneliti mengaplikasik an unsur-unsur berbagai manajemen aspek dari secara lengkap kompetensi manajerial 2. Peningkatan profesionalisme kepala guru di sekolah tentukan oleh dalam gaya mengaplikasi kan unsurkepemimpinan kepala madrasah unsur 3. Jenjang manajemen, pendidikan mulai dari yang berbeda proses (MAN) perencanaan, 4. Lokasi pengembangan, hingga penelitian evaluasi (MAN 1 3.Lokasi atau Malang) obyek penelitian di Slogohimo, Wonogiri
81
81
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Penelitian ini adalah berupaya untuk mengetahui, dan menelaah tentang "kompetensi manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru” (studi kasus di SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif manusia adalah sebagai sumber data utama dan hasil penelitiannya berupa kata-kata atau pernyataan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya (alamiah). Hal ini sesuai dengan pendapat Denzin dan Lincoln yang mangatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada (Lexy J. Moleong, 2006: 5). Menurut Donal Ary (2002: 424 - 425), penelitian kualitatif memiliki enam ciri yaitu: (1) memperdulikan konteks dan situasi (concern of context), (2) berlatar alamiah (natural setting), (3) manusia sebagai instrumen utama (human instrument), (4) data bersifat deskriptif (descriptive data), (5) rancangan penelitian muncul bersamaan dengan pengamatan (emergent design), (6) analisis data secara induktif (inductive analysis). Penelitian kualitatif menurut Muhajir (1988: 118) setidak-tidaknya mengakui empat kebenaran, yaitu kebenaran empirik senual, empirik logik teoritik, empirik etik, dan kebenaran empirik transendental. Kemampuan dan pemaknaan manusia atas indikasi empirik manusia menjadi mampu mengenal
81
82
83
keempat kebenaran tersebut. Menurut Williams penelitian kualitatif adalah
kasus
perbandingan.
Studi
ini
menggunakan
studi
kasus
untuk
pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode
mendiskripsikan kompetensi manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan
alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah
profesionalisme guru dengan menggunakan latar penelitian di SMK Pancasila
(Lexy J. Moleong, 2006: 5).
8 Slogohimo, Wonogiri.
Studi tentang kompetensi manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan prfesionalisme
guru
akan
dikaji
dengan
menggunakan
pendekatan
B. Latar Seting Penelitian
fenomenologi, sebab dalam studi atau penelitian ini memerlukan penghayatan
Fokus penelitian ini adalah tentang kompetensi manajerial kepala
dan interpretasi terhadap perilaku kepala sekolah, guru-guru maupun tenaga
sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru,baik pada aspek
pendukung lainnya.
perencanan, pelaksanaan maupun evaluasinya.
Selanjutnya mengenai penelitian kualitatif menurut Marriam dan
Kompetensi manajerial atau pelaksanaan proses manajemen yang
Simpson (1984) dalam buku Sardjan terdapat enam jenis, yaitu: (1) etnografi,
dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru
(2) studi kasus; (3) grounded teori; (4) interaktif; (5) ekologi dan (6) fututre.
merupakan gejala sosial (social action) yakni interaksi antara kepala sekolah
Dari enam rancangan penelitian tersebut yang dipergunakan peneliti
para guru dan seluruh civitas akademika sekolah. Sehingga dalam konteks ini
dalam penelitian adalah studi kasus (case study) yang menurut Bogdan (1982)
peneliti memahami proses tersebut dengan menggunakan sudut pandang
adalah suatu strategi penelitian yang mengkaji secara rinci suatu latar atau
persepsi emik, yang menurut Moeleong adalah suatu pendekatan yang
suatu subyek atau suatu tempat penyimpanan dokumen atau suatu pristiwa
berusaha memahami suatu fenomena yang berangkat dari titik dalam (internal
tertentu. Menurut Donal Ary studi kasus adalah: “In case study the
atau domestik). Sasaran studi ini adalah perilaku atau tindakan-tindakan,
investigator attemp to examine an individual or unit in depth. The
kebijakan-kebijakan yang dipergunakan dan diambil oleh kepala sekolah
investigator tries to discover all the variables that are important in the
dalam mengelola dan meningkatkan profesionalisme guru.
history or development of the subject” (Donal Ary, 2002: 424 – 425).
Berkaitan dengan hal tersebut, maka pendekatan penelitian kualitatif
Tentang jenis dan ragam studi kasus menurut Lingfood (1978) yang
yang sesuai adalah fenomenologik naturalistic. Penelitian fenomenologi
dikutip oleh Maidatul Jannah dalam penelitiannya menyebutkan terdapat tiga
menurut Moeleong bermakna memahami peristiwa dalam kaitannya dengan
macam studi kasus, yaitu studi kasus tunggal, studi multi kasus dan studi
orang dalam situasi tertentu. Penelitian ini memahami fenomena-fenomena
84
85
yang terjadi yaitu pertama perencanaan yang dilakukan oleh kepala SMK
suatu proses melihat, mengamati dan mencermati serta merekam perilaku
Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri dalam meningkatkan profesionalisme guru,
secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.
kedua adalah pengembangan yang dilakukan oleh kepala SMK Pancasila 8
Definisi lain observasi adalah suatu kegiatan mencari data yang
Slogohimo Wonogiri dalam meningkatkan profesionalisme guru, dan ketiga
dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis. Inti
adalah evaluasi yang dilakukan oleh kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo
dari observasi ialah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang
Wonogiri dalam meningkatkan profesionalisme guru.
ingin dicapai. Pengamatan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana
C. Subjek dan Informan Penelitian Taylor dan Bogdan (1998) menyebutkan istilah informan untuk
peranan kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo dalam meningkatkan profesionalisme guru di SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri.
mengganti istilah subjek penelitian dalam penelitian kualitatif. Informan digunakan karena mengacu pada pengertian bahwa informan merupakan pihak yang memberikan informasi mengenai pemahamannya sendiri terhadap
2. Wawancara Mendalam Dalam
penelitian
kualitatif,
wawancara
menjadi
metode
pengalaman dan apa yang terjadi disekitarnya. Subjek dalam penelitian ini
pengumpulan data yang utama. Menurut moleong, wawancara adalah
adalah kepala sekolah dan informannya adalah wakil kepala sekolah dan guru
percakapan dengan maksud tertentu, percakapan dilakukan oleh dua pihak
SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri.
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
D. Metode Pengumpulan Data 1. Observasi Terlibat Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan dan mengikuti, memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati dengan teliti dan sistematis sasaran perilaku yang dituju. Menurut Cartwright yang dikutip dalam Haris Herdiansyah (2010: 131) mendefinisikan sebagai
tersebut. Definisi lain dari wawancara merupakan percakapan antara dua orang yang salah satunya bertujuan untuk menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu (Moleong, 2002). Wawancara ditujukan kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru di SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri.
86
87
1. Kredibilitas
3. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data
Dalam penelitian ini dipenuhi dengan melalui beberapa kegiatan,
kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang
pertama, aktivitas yang dilakukan untuk membuat temauan dan interpretasi
dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain oleh subjek. Dokumentasi
yang
merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk
memperpanjang waktu observasi di lapangan, perpanjangan waktu
mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media
berkaitan dengan kompetensi manajerial kepala kepala sekolah dalam
tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek
meningkatkan profesionalisme guru (studi kasus di SMK Pancasila 8
yang bersangkutan (Haris Herdiansyah, 2010: 143).
Slogohimo Wonogiri) dilakukan sebagai langkah untuk menggali data
Dengan metode ini, peneliti mengumpulkan data dari dokumen yang
akan
dihasilkan
lebih
terpercaya,
terdiri
dari:
pertama,
lebih mendalam.
sudah ada, sehingga penulis dapat memperoleh catatan-catatan yang
Kedua melakukan pengamatan secara terus menerus; disini peneliti
berhubungan dengan penelitian seperti: gambaran umum sekolah, struktur
mengadakan observasi terus menenerus sehingga memahami gejala
organisasi sekolah dan personalia, keadaan guru dan peserta didik, catatan-
dengan lebih mendalam sehingga mengetahui aspek yang penting, terfokus
catatan, foto-foto dan sebagainya. Metode dokumentasi ini dilakukan
dan relevan dengan topik penelitian.
untuk mendapatkan data-data yang belum didapatkan melalui metode observasi dan wawancara.
Ketiga melakukan trianggulasi. Dalam penelitian trianggulasi dilakukan dengan menggunkaan sumber, metode, dan teori. Trianggulasi sumber digunakan dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari
E. Pemeriksaan Keabsahan Data seorang informan dengan informan lainnya. Trianggulasi metode Pengecekan keabsahan data dibutuhkan untuk membuktikan bahwa data dilakukan dengan cara pengumpulan data yang beredar, seperti observasi, yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya melaui verifikasi wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan trianggulasi teori adalah data. Moleong menyebutkan ada empat kriteria yaitu: (1) kredibilitas pengecekan data dengan membandingkan teori-teori yang dihasilkan para (validitas
internal),
(2)
transferabilitas
(validitas
eksternal),
(3) ahli yang dianggap sesuai dan sepadan melalui penjelasan banding,
dependabilitas (reliabilitas), dan (4) konfirmabilitas (objektivitas). kemudian hasil penelitian dikonsultasikan dengan subyek penelitian sebelum dianggap mencukupi.
88
89
Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan dua triangulasi
trail). Dalam pelacakan audit ini peneliti menyiapkan bahan-bahan yang
yaitu triangulasi sumber dan metode, hal ini berdasarkan pendapatnya
diperlukan seperti data lapangan berupa (1) catatan lapangan dari hasil
Sanapiah Faisal (1990) bahwa untuk mencapai standar kredibilitas hasil
pengamatan peneliti tentang aktivitas kompetensi manajerial kepala kepala
penelitian stidak-tidaknya menggunakan triangulasi metode dan triangulasi
sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru di SMK Pancasila 8
sumber data.
Slogohimo Wonogiri, (2) kompetensi manajerial kepala sekolah, (3)
2. Transferabilitas
kemampuan/profesionalisme para tenaga kependidikannya, (4) interaksi
Transferabilitas berfungsi untuk membangun keteralihan dalam
antara kepala sekolah dan guru (5) wawancara dan transkip wawancara
penelitian ini dilakukan dengan cara “uraian rinci” untuk menjawab
dengan kepala sekolah, (6) hasil rekaman, (7) analisis data, (8) hasil
persoalan sampai sejauh mana hasil penelitian dapat “ditransfer” pada
sintesa dan (9) catatan proses pelaksanaan penelitian yang mencakup
beberapa konteks lain. Dengan teknik ini peneliti akan melaporkan
metodologi, strategi, serta usaha keabsahan.
penelitian seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan dengan mengacu pada fokus penelitian. 3. Dependabilitas Dependabilitas adalah kriteria menilai apakah proses penelitian bermutu atau tidak. Cara untuk menetapkan bahwa proses penelitian dapt
Dengan demikian pendekatan konfirmabilitas lebih menekankan pada karakteristik data yang menyangkut kegiatan para pengelolanya dalam mewujudkan konsep tersebut. Upaya ini berujuan mendapatkan kepastian bahwa data yang diperoleh itu benar-benar obyektif, bermakna, dapat dipercaya, faktual dan dapt dipastikan.
dipertahankan ialah dengan audit dependabilitas oleh auditor independent
Berkaitan dengan pengumpulan data ini, keterangan dari kepala
guna mengkaji kegiatan yang dilakukan oleh peneliti. Dalam hal ini yang
SMK Pancasila 8 dan civitas akademikanya perlu diuji kredibilitasnya.
menjadi auditor independent adalah Prof. H. Rohmat, Ph.D selaku
Hal inilah yang menjadi tumpuan penglihatan, pengamatan obyektifitas,
pembimbing yang terlibat secara langsung dalam penelitian ini.
subyektifitas untuk menuju kepastian.
4. Konfirmabilitas Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang yang
F. Teknik Analisis Data
dilakukan dengan cara mengecek data dadn informasi dan interpretasi hasil
Analisis data merupakan proses mencari dan mengatur secara sistematis
penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit (audit
transkip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain yang telah
90
91
dihimpun oleh peneliti untuk menambah pemahaman peneliti sendiri dan
merupakan kegiatan-kegiatan mereduksi data. Dengan demikian reduksi
untuk memungkinkan peneliti melaporkan apa yang telah ditemukan pada
data ini akan berlangsung secara terus menerus selama penelitian
pihak lain. Oleh karena itu, analisis dilakukan melalui kegiatan menelaah
berlangsung.
data,manata
membagi
menjadi
satuan-satuan
yang
dapat
dikelola,
mensintesiskan, mencari pola, menemukan apa yang bermakna, dan apa yang akan diteliti dan diputuskan peneliti untuk dilaporkan secara sistematis (Bogdan dan Biklen, 1982: 145). Secara umum, langkah-langkah menganalis data adalah sebagai berikut: 1. Penyajian data
3. Penarikan kesimpulan (verifikasi) Penarikan kesimpulan dimaksudkan untuk member arti atau memakai data yang diperoleh baik melalui observasi, wawancara, maupun dokumentasi (Miles dan Huberman, 1988: 21-23). Analisis data dilakukan setelah data terkumpul melalui suatu siklus
Penyajian data dimaksudkan untuk memaparkan data secara rinci
yang bersifat interaktif antara peneliti dan data-data yang diperoleh di
dan sistematis setelah dianalisis ke dalam format yang disiapkan untuk itu.
lapangan. Oleh karena itu harus bergerak diantara keempat sumbu tersebut
Namun data yang disajikan masih dalam bentuk data sementara untuk
selama pengumpulan data. Hal ini tersebut seperti yang digambarkan
kepentingan penelti dalam rangka pemeriksaan lebih lanjut secara cermat,
dalam diagram dibawah ini:
sehingga diperoleh tingkat keabsahannya. Jika ternyata data yang disajikan
Data Collection (1)
Data Display (3)
Data Reduction (2)
Conclution Drawing Verifying(4)
telah teruji kebenarannya maka akan bisa dilanjutkan pada tahap pemeriksaan kesimpulan-kesimpulan sementara. Akan tetapi jika ternyata data yang disajikan belum sesuai, maka konsekuensinya belum dapat ditarik kesimpulan melainkan harus dilakukan reduksi data kembali. 2. Reduksi data Reduksi data merupakan bentuk analisis untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak relevan, dan mengorganisasikannya, sehingga kesimpulan akhir dapat dirumuskan, menseleksi data secara ketat, membuat ringkasan dan rangkuman inti,
Gambar 3.1 Komponen dan siklus analisis data model interaktif
92
BAB IV HASIL PENELITIAN
93
Pancasila 8 Slogohimo kembali memperoleh akreditasi dengan peringkat Terakreditasi B. Bidang Keahlian yang dibuka pada awalnya adalah Bisnis Manajemen
A. Deskripsi Data 1. Gambaran umum Lokasi Penelitian SMK Pancasila 8 Slogohimo berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Pancasila Pusat Surakarta Cabang Wonogiri. Pada tanggal 10
Program Keahlian Keuangan Kompetensi Keahlian Akuntansi dan pada tahun pelajaran 2012/2013 membuka Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi
Program
Keahlian
Teknik
Komputer
dan
Informatika
Kompetensi Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak.
Oktober 1989 dengan surat Nomor: 1704/YPP/Cab/2/Wng/St/88 tentang
Yang menjabat Kepala Sekolah di SMK Pancasila 8 Slogohimo:
permohonan ijin/persetujuan pendirian sekolah swasta, akhirnya mendapat
Tahun 1989 – 2000
: Drs. Triyono
Surat Persetujuan Pendirian / Penyelenggaraan Sekolah Swasta dari
Tahun 2001 – 2004
: Drs. M. Subur
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kantor Wilayah Provinsi Jawa
Tahun 2005 – 2006
: Drs. M. Subur
Tengah Nomor: 610/I.03/I/89 tanggal 30 Maret 1989.
Tahun 2007 – 2011
: Drs. Aris Trilaksono
Tahun 2012 – 2016
: Drs. Aris Trilaksono
Pada awal berdirinya bernama SMEA Pancasila dengan alamat Jl. Raya Slogohimo – Wonogiri tepatnya di Ngerjopuro RT. 02 Rw. 03 Desa
Untuk mengetahui mengeanai gambaran dan keadaan umum SMK Pancasila
Slogohimo Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa
8 Slogohimo dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tengah. Mendapat status DIAKUI berdasarkan Piagam Jenjang Akreditasi
1. Visi dan Misi SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri
dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
VISI :
Dasar dan Menengah Nomor: 35/CC/Kep/MN/1998 tanggal 10 Maret 1998.
Terciptanya tenaga kerja tingkat menengah yang berjiwa Pancasila dan
Kemudian pada tanggal 28 Januari 2006 berdasarkan Sertifikat
Profesional yang mampu berkompetisi di era globalisasi
Akreditasi Sekolah dari Badan Akreditasi Sekolah Nasional Departemen
MISI :
Pendidikan Nasional Republik Indonesia, SMK Pancasila 8 Slogohimo
a) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berbasis produktif
memperoleh akreditasi dengan peringkat TERAKREDITASI B, pada tanggal
b) Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang unggul sesuai
11 Nopember 2009 dari Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia melalui Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M), SMK
dengan kebutuhan dunia usaha / dunia industri
94
c) Memberikan bekal kepada siswa agar mampu mengembangkan diri dan meningkatkan martabatnya d) Menghasilkan tamatan yang dapat mengakses pasar kerja
2. Struktur Organisasi SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri STRUKTUR ORGANISASI SMK PANCASILA 8 SLOGOHIMO TAHUN DIKLAT 2014/2015
95
Kelas X AK4
: Sudir, S.Pd.
Kelas X RPL1
: Taryanto, S.Pd.
Kelas X RPL2
: Nanik Winarni, S.S.
Kelas XI AK1
: Nanang Widi Setiawan, S.Pd.
Kelas XI AK2
: Riana Widya Palupi, S.Pd.
Kelas XI AK3
: Sri Rahayu, S.Pd.
Kelas XI RPL1
: Muryati, S.Kom.
Kelas XI RPL2
: Toto Kasih Suhartoko, S.Pd.
Kelas XII AK1
: Sri Mulyani, S.Pd.
Kelas XII AK2
: Heri Susanto, S.Pd.
Kelas XII RPL1
: Yossy Firman P, S.Pd. S.Kom.
Kelas XII RPL2
: Gathot Suseno, A.Md.Kom
I. Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan Kepala Tata Usaha 1. Kepala Sekolah
: Drs. Aris Trilaksono
2. Waka Bidang Kurikulum
: Sri Haryanti, B.A.
3. Waka Bidang Kesiswaan
: Maryadi, S.Pd.
4. Waka Bidang Sarana Prasarana : Pujiono, A.MPd. IV. BP / BK
: Dra. Endang Purwantiningsih
5. Waka Bidang Humas / : Toto Kasih Suhartoko, S.Pd. Kerjasama DUDI
: : Paryanti, S.E., S.Pd.
6. Kepala Tata Usaha
: Widodo V. Pembina Ekstrakurikuler
II. Ketua Kompetensi Keahlian 1. Akuntansi
: Drs. Marmin
2. Rekayasa Perangkat Lunak
: Gathot Suseno, A.Md.Kom
1. Pembina OSIS
: Maryadi, S.Pd., Nanik W,S.S.
2. Pembina Olahraga
: Toto Kasih Suhartoko, S.Pd.
3. Pembina Pramuka
: Paryanti, SE, S.Pd,
III. Wali Kelas
: Wahyudi
Kelas X AK1
: Yuyun Wahyusri, S.Pd.
Kelas X AK2
: Suradi, S.Pd.
Kelas X AK3
: Paryanti, S.E, S.Pd.
4. Pembina Hansek/PKS
: Gathot Suseno, A.Md.Kom
5. Pembina PMR
: Waluya, S.Pd.I
6. Pembina Rohis
: Heri Susanto, S.Pd.
96
7. Pembina Seni Theater
: Nanik Winarni, S.S.
8. Pembina Seni Tari
: Gempa Pamulat, S.Sn.
97
Menyimak table 1.1 di atas, dapat dilihat dengan jelas bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki adalah berupa ruang kelas 15 buah (840 m2),
VI. Ketua Bursa Kerja Khusus : Drs. Marmin
laboratorium komputer 3 buah (168m2), laboratorium bahasa 1 buah (56 m2),
VII. Ketua Perpustakaan
: Sri Haryanti, B.A.
ruang bengkel komputer 1 buah (56m2), ruang perpustakaan 1 buah (56m2),
VIII. Ketua Koperasi
: Sri Rahayu, S.Pd.
ruang Bursa Kerja Khusus 1 buah (56m2), ruang seni/musi dan teater 1 buah
IX. Laboran Komputer
: Ambar Yulianti
(56m2),ruang koperasi/took 2 buah (40m2), ruang praktik PAI 1 buah (56m2), ruang kepala sekolah 1 buah (42m2), ruang guru 1 buah (105m2),
3. Sarana dan prasarana
ruang TU 1 buah (56m2), mushalla 1 buah (36m2), kamar mandi/WC 12
Tabel 1.1. Sarana dan prasarana No.
Nama Ruang
Jumlah
Volume (M2)
Buku
Jumlah
buah (48m2), gudang 1 buah (42m2), ruang UKS 2 buah (12m2). Sedangkan buku yang dimiliki perpustakaan sebanyak 2125 buah, yang terdiri tidak
1.
Kelas/teori
15
840
Judul Buku
155
2.
Lab. Komputer
3
168
Juml. Buku
2125
3.
Lab. Bahasa
1
56
4.
Bengkel Komputer
1
56
5.
Perpustakaan
1
56
6.
BKK
1
56
7.
Seni/Musik/Teater
1
56
8.
Koprasi/Toko
2
40
9.
Praktik PAI
1
56
10.
Kepala Sekolah
1
42
1.
11.
Guru
1
105
2.
12.
TU
1
56
13.
Musholla
1
36
14.
Kamar mandi/WC
12
15.
Gudang
16.
UKS
kurang dari 155 judul. 4. Tenaga guru dan tenaga administratif Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas tenaga edukatif dan tenaga administrative dapat dilihat pada table 1.2. Tabel 1.2. Keadaan tenaga edukatif dan tenaga administratif Tingkat Pendidikan No
Sumber Daya
Jumlah
SLTA
D1
D2
D3
S1
S2
Guru tetap
-
-
-
-
34
1
35
Guru tidak tetap
-
-
-
-
4
1
4
3.
Pegawai tetap
4
-
-
2
2
-
8
4
Pegawai tidak tetap
-
-
-
-
1
-
48
Jumlah
4
-
-
2
41
1
42
Presentase
8%
-
-
4%
84 %
2
12
Sumber : Dokumen SMK Pancasila 8 Slogohimo
Sumber : Dokumen SMK Pancasila 8 Slogohimo
1 48
4%
100 %
98
99
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa dari tingkat pendidikan, kualitas tenaga
peran Bursa Kerja Khusus (BKK) yang berhasil menyalurkan lulusan ke
edukatif maupun tenaga administrative sudah cukup memadai untuk ukuran SMK Pancasila 8 Slogohimo, di mana yang berpendidikan strata du (S2) ada
berbagai perusahaan di dalam maupun luar negeri. 6. Keadaan lulusan yang disalurkan ke dunia kerja tiga tahun terakhir
2 orang atau 4 %, S1 ada 41 orang atau 84 %, D3 ada 2 orang atau 4 %,
Tabel 1.4. Keadaan peserta didik SMK Pancasila 8 Slogohimo
SLTA ada 4 orang atau 8 %. No.
5. Keadaan peserta didik Tabel 1.3. Keadaan peserta didik SMK Pancasila 8 Slogohimo Pendaftar No.
Tahun Pelajaran
1 1.
2 2010/2011
L 3 121
2.
2011/2012
126
Diterima J
P 4 370
Jml 5 491
L 6 105
P 7 342
8 447
381
507
114
360
474
3.
2012/2013
131
402
533
115
372
487
4.
2013/2014
160
415
575
140
378
518
5.
2014/2015
172
422
594
155
409
564
Menyimak tabel 1.3 tersebut di atas ternyata jumlah peserta didik dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, baik dari jumlah pendaftar maupun jumlah yang diterima. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab meningkatnya jumlah peserta didik yang mendaftar ke SMK Pancasila 8 Slogohimo. Disamping sarana prasarana/fasilitas yang kian memadai, jenis kegiatan yang terus dikembangkan, serta prestasi dalam berbagai kegiatan dan kejuaraan yang sering diraih. Pengaruh yang paling dominan meningkatnya jumlah peserta didik di SMK Pancasila 8 Slogohimo adalah
Nama Perusahaan
Jumlah Lulusan disalurkan
Lokasi
Jml.
2013
2014
2015
1.
ASJ Components
Malaysia
3
4
6
13
2.
NXP Semiconductor
Malaysia
4
5
6
15
3.
Win Textile
Korea di Indonesia
2
4
5
11
4.
PT. Cheil Jedang
Korea di Indonesia
3
3
5
11
5.
PT. Bumi Cikarang
Indonesia
4
7
8
19
6.
PT. Astra
Indonesia
5
6
7
18
7.
PT. Citra Bunda
Indonesia
6
6
7
19
8.
Karya Tama MS.
Indonesia
-
9
11
20
9.
Hartono Mall
Indonesia
-
8
9
17
10.
Tomang Mas
Indonesia
-
12
10
22
27
64
74
165
Tabel 1.4 di atas menunjukkan bahwa para lulusan yang terserap di dunia kerja tiga tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Bekerja di ASJ Componens Malaysia sebanyak 13 orang, bekerja di NXP Semiconductor Malaysia sebanyak 15 orang, bekerja di Win Textile sebanyak 11 orang, bekerja di PT Cheil Jedang sebanyak 11 orang, bekerja di PT Bumi Cikarang sebanyak 19 orang, bekerja di PT Astra sebanyak 18 orang, bekerja di PT Citra Bunda sebanyak 19 orang, bekerja di Karya Tama MS sebanyak 20 orang, bekerja di Hartono Mall sebanyak 17 orang dan bekerja di Tomang Mas sebanyak 22 orang.
100
101
Proses perencanaan profesionalisme guru di SMK Pancasila 8 Slogohimo
B. Penafsiran 1. Perencanaan Manajerial dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru a.
Perencanaan peningkatan profesionalisme guru yang berlandaskan visi,misi, dan tujuan sekolah yang sudah direncanakan dan ditetapkan
hingga rekrutmen kalau digambarkan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut: Kebutuhan (Demand)
Visi SMK P 8
serta melibatkan para guru dapat mempermudah mencapai tujuan yaitu Misi SMK P 8
meningkatnya guru yang professional
Memotret Profil Guru yang Ada
Kebutuhan Berlebih
Prekrutan Analisa S&D Dekrutmen
b. Perencanaan yang berdasarkan analisa kebutuhan, analisa pekerjaan
Tujuan SMK P Penawaran (Supply)
dan berorientasi masa depan dapat menghindari salah sasaran, tumpang
Penawaran Berlebih
tindih (over lapping) pekerjaan dan tugas c. Pengadaan atau rekrutmen guru baru yang melalui prosedur yang tepat akan menjadi faktor determinan tersedianya guru baru yang
2. Pelaksanaan Manajerial dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru a. Guru yang mengikuti pendidikan, latihan (inservice training education),
profesional.
seminar, dan workshop akan menjadi faktor determinan meningkatnya
Gambar Perencanaan peningkatan profesionalisme guru
profesionalisme guru b. Guru yang memenuhi standar kualifikasi, lulus sertifikasi guru,
Keadaan Guru di SMK Pancasila 8 saat ini: • Jumlah guru kompetensi • Tingkat guru
ditempatkan secara tepat, dan kesejahteraannya dipenuhi akan menjadi faktor determinan meningkatnya profesionalisme guru. c.
Keadaan SMK Pancasila 8 Slogohimo saat ini: • Visi, Misi, dan Tujuan • Sarpras • Dukungan sumber daya Lainnya Kebutuhan masa yang akan datang, terkait dengan: • Kualifikasi • Jumlah • Perkembangan (kelas & teknologi)
Perencanaan Profesionalis me Guru
Pengadaan: Rekrutmen, seleksi, penempatan
Efektifnya organisasi profesi guru, kuatnya hubungan emosional dan rasa kekeluargaan yang tercipta dengan adanya wadah atau forum silaturrahim antar guru dapat meningkatkan kualitas guru dalam mengajar, berkepribadian, profesional, dan bermasyarakat.
d. Pengelolaan dan peningkatan layanan kepustakaan yang baik dengan tersedianya buku teks bacaan yang memadai dapat memperluan wawasan dan mempertinggi kualitas mengajar guru.
102
e. Pengelolaan dan penyediaan fasilitas akses internet, laboratorium
103
c.
langsung (non directif)
komputer dan bahasa dapat meningkatkan profesionalisme guru. Secara
skematik
sasaran
dari
pelaksanaan
pengembangan
Pendekatan yang digunakan adalah secara langsung (directif) dan tidak
d. Dalam melakukan supervisi kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo adalah melakukan dengan cara langsung dan tidak langsung.
profesionalisme guru di SMK Pancasila 8 Slogohimo dapat digambarkan
Sasaran maupun aspek yang dievaluasi adalah kehadiran guru
sebagai berikut:
(presensi), kinerja guru, prestasi dan perkembangan siswa, catatan Pengembangan Fisik: • Pemenuhan Kebutuhan (Tunjangan Kesejahteraan Guru)
kelasdalam hal ini adalah tes harian, mingguan, bulanan hingga semesteran,silabus dan RPP guru
Pengembangan Psikologis: • Kepuasan • Kenyamanan • Aktualisasi
e. SASARAN:
Ketika ada guru yang mempunyai masalah, kepala sekolah memanggil secara pribadi masalah apa yang sedang dihadapi guru tersebut,
PROFESIONALISME GURU
kemudian dicarikan pemecahannya. Pengembangan Skill: • Pendidikan • Latihan • Seminar
f.
Dalam mengevaluasi guru secara kelompok adalah diadakannya forum silaturrahmi para guru yang diikuti oleh kepala sekolah, pengawas pendidikan dan tenaga kependidikan secara bergiliran setian bulan
3. Evaluasi Manajerial dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru untuk melakukan koordinasi dan pemecahan masalah yang ada. Dalam meningkatkan profesionalisme guru, Kepala SMK Pancasila 8 g.
Evaluasi tesebut diharapkan dapat membantu menyelesaikan
Slogohimo melakukan langkah-langkah evaluasi sebagai berikut : permasalahan yang ada dan untuk membina serta meningkatkan a. Penilaian dan supervisi yang berdasarkan prosedur, format dan instrumen penilaian yang tepat dapat mempermudah mengetahui kondisi dan perkembangan guru secara obyektif b. Teknik supervisi yang digunakan ada tiga yaitu: 1) Teknik kunjungan kelas 2) Pembicaraan pribadi 3) Diskusi kelompok
profesionalisme guru kedepan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. h. Metode penilaian yang diterapkan oleh kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo selain melakukan supervisi juga menggunakan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) atau Daftar Penilaian Kinerja (DP3)
104
105
yang dihadapi para guru dalam proses pembelajaran dikelas, serta
B. Pembahasan 1. Perencanaan kompetensi manajerial yang dilakukan Kepala SMK
bagaimana
cara
pemecahannya.
Berkaitan
dengan
perencanaan
Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri dalam meningkatkan profesionalisme
profesionalisme guru Sri Haryanti, B.A.selaku wakil kepala sekolah
guru
bidang kurikum menjelaskan:
menentukan pergerakan sumberdaya manusia (guru), dari posisi saat ini
“Dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru, kepala sekolah dan jajarannya selalu mengundang para guru untuk diskusi bersama merencanakan dan menentukan program-program yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan sekolah khususnya dibidang peningkatan profesionalisme guru sesuai dengan visi dan misi SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri, dalam rapat tersebut kepala sekolah memberikan keleluasaan bagi guru untuk mengungkapkan ide, saran yang membangun yang berhubungan dengan peningkatan profesionalisme guru, misalnya mendorong guru untuk melakukan studi lanjut, mengikuti pelatihan, dan seminar-seminar yang menunjang kualitas mengajar guru”.
menuju posisi yang diinginkan di masa depan.
Ungkapan di atas didukung oleh penyataan Yossy Firman P, S.Pd.
Perencanaan merupakan rangkaian kegiatan pertama dalam proses manajemen, tidak terkecuali dalam meningkatkan profesionalisme guru. Perencanaan profesionalisme guru merupakan tindakan untuk masa yang akan datang demi tercapainya visi dan misi suatu sekolah. Perencanaan profesionalisme guru merupakan bagian dari alur proses manajemen dalam
Berkaitan dengan pelaksanaan perencanaan profesionalisme guru yang merupakan rangkaian kegiatan/bagian dari manajemen, Drs. Aris Trilaksono
kepala
SMK
Pancasila
8
Slogohimo
Wonogiri
mengungkapkan: “Di SMK Pancasila 8 Slogohimo, perencanaan profesionalisme guru direncanakan dan ditentukan dalam bentuk rapat/pertemuan tatap muka bersama para guru, karyawan, wakil kepala sekolah, waka kurikulum dan seluruh tenaga kependidikan yang dipimpin oleh kepala Sekolah. Rapat semacam ini biasanya dilakukan pada awal ajaran baru, awal semester, dan pertengahan semester.”
S.Kom salah satu guru SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri menyatakan: “Saya selaku guru dan juga guru-guru yang lain selalu dilibatkan dalam rapat mengenai perencanaan dan program sekolah ke depan diantaranya adalah tentang perencanaan profesionalisme guru, pak Aris sebagai kepala sekolah sangat demokratis dalam mengambil kebijakan terutama menyangkut perencanaan profesionalisme guru, setiap guru diminta pendapat dan ide kreatifnya tentang bagaimana meningkatkan profesionalisme guru di SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri, karena para guru merupakan orang yang paling mengerti tentang kondisi dan keadaan yang menyangkut kegiatan belajar mengajar dan kondisi dirinya sendiri”. Seperti penjelasan di atas, setiap awal tahun pembelajaran, SMK
Lebih lanjut kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri melakukan rapat untuk membahas dan menjelaskan bahwa dalam rapat tersebut semua guru diminta pendapat dan menetapkan program/rencana-rancana ke depan (khususnya rencana gagasannya
terkait
dengan
program-program
sekolah
lebih-lebih peningkatan profesionalisme guru) berdasarkan visi dan misi yang sudah
menyangkut pengembangan profesionalisme guru, hambatan-hambatan ditetapkan. Diantara rencana yang yang sudah ditetapkan adalah antara
106
107
lain rencana strategis (renstra) SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri
akademika yang ada disekolah. Dalam rapat dan musyawarah tersebut
untuk meningkatkan profesionalisme guru. Adapun rencana tersebut
akan dibahas program-program perencanaan kedepan. Oleh karena itu,
adalah:
para guru dituntut berperan akatif dalam menyampaikan ide dan
1. Peningkatan profesionalisme guru dengan mengikutkan program
gagasannya karena kepala sekolah sangat demokratis dalam artian
sertifikasi guru dalam jabatan, 2. Peningkatan profesionalisme guru dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM)
memberikan keleluasaan kepada para guru untuk menyampaikan ide maupu gagasannya. Dalam proses perencanaan profesionalisme guru, kepala SMK
SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri disamping memiliki rencana
Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri yang mempunyai kebijakan menetapkan
strategis seperti di atas juga memiliki rencana yang berbentuk operasional
perencanaan profesionalisme guru selalu memperhatikan kebutuhan
(RENOP), hal ini merupakan program-program oprasional sekolah dalam
(demand/need assesment), memperhatikan visi dan misi dan tujuan
jangka pendek dan menengah, yaitu:
pendidikan sekolah, serta analisis jabatan pekerjaan, untuk kemudian
a. Perekrutan guru baru untuk GTT
menyusun desain struktur yang tepat, sebagai landasan utama dalam
b. Pembinaan dan pengembangan profesionalisme guru
menempatkan orang/guru dalam posisi yang tepat. Hal ini sejalan dengan
1. Pendidikan dan Latihan 2. Seminar dan workshop 3. Studi lanjut 4. Revitalisasi MGMP 5. Mengadakan forum silaturrahmi antar guru 6. Penyediaan sarana dan fasilitas penunjang c. Monitoring dan evaluasi.
konsep the right man in the right job at the right time. Berkaitan dengan hal ini Drs. Aris Trilaksono selaku kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri menyampaikan: “Dalam merencanakan profesionalisme guru, saya selaku pimpinan dengan dibantu para guru selalu mengadakan analisis kebutuhan, memperhatikan visi, misi dan tujuan SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri dan analisis jabatan pekerjaan. Analisis tersebut dilakukan berdasarkan data-data yang berhasil dikumpulkan dari hasil identifikasi dari tahun-tahun sebelumnya agar kami tepat sasaran dalam merencanakan profesionalisme guru demi tercapainya visi dan misi sekolah yang sudah ditetapkan”.
Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri dalam melakukan perencanaan dengan cara
Untuk mendapat hasil optimal dari sebuah proses perencanaan guru
melakukan rapat (musyawarah) atau pertemuan antara seluruh civitas
di SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri, maka pada saat perumusan
108
109
rencana harus didukung oleh data faktual yang aktual, perencanaan
PNS tidak melalui mekanisme perekrutan akan tetapi bantuan dari
profesionalisme guru disusun berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi
pemerintah yang didistribusikan langsung oleh Dinas Pendidikan maupun
internal saat ini yang dipadukan dengan analisis prediksi kebutuhan di
Kemenag, sehingga SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri hanya
masa yang akan datang. Analisis eksternal dilakukan untuk memahami dan
memerlukan usaha peningkatan profesionalisme guru.
memprediksi perubahan kebutuhan guru sebagai dampak adanya
Untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan, pihak sekolah harus
perkembangan kelas, kemajuan teknologi. Data-data maupun hasil dari
melakukan seleksi secara ketat, mulai dari tes kemapuan yang dilakukan
proses manajemen peningkatan profesionalisme guru di SMK Pancasila 8
dengan cara lisan (wawancara), tertulis (tes tulis), dan praktek. SMK
Slogohimo Wonogiri dari tahun-tahun sebelumnya diperlukan dalam
Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri dalam melakukan pengadaan guru GTT
perencanaan sebagai acuau dalam merencanakan agar perencanaan yang
baru melalui rangkaian kegiatan mulai dari persiapan menerima para
dilakukan tepat sasara, efektif, efisien dan selalu sesuai dan sejalan dengan
pelamar yang akan mengikuti seleksi, menyelenggarakan berbagai macam
visi dan misi sekolah.
tes, melakukan wawancara, penelitian latar belakang pelamar, penelitian
Rekrutmen merupakan rangkaian kegiatan dari proses perencanaan,
pendahuluan tentang kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan pelamar.
rekrutmen/pengadaan guru baru dalam hal ini adalah guru, rekrutmen
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Kepala SMK Pancasila 8
merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan akan guru pada suatu
Slogohimo Wonogiri Drs. Aris Trilaksono sebagai berikut:
sekolah baik dari segi kuantitatif dan kualitatif. Perekrutan guru baru merupakan rangkaian lanjutan dari proses perencanaan, dalam proses rekrutmen harus memperhatikan guru-guru yang sudah ada yang dibandingkan
dengan
pekerjaan
yang
tersedia
(job
analysis),
“Di SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri dalam melakukan rekrutmen/pengadaan guru baru melalui serangkaian kegiatan dimulai dari persiapan menerima para pelamar yang akan mengikuti seleksi, menyelenggarakan berbagai macam tes, melakukan wawancara, penelitian latar belakang pelamar, penelitian pendahuluan tentang kecakapan, nilai akademiknya yang dibuktikan dengan transkip nilainya, wawasan pengetahuan, dan keterampilan pelamar dibidang pembelajaran”.
memperhatikan kebutuhan (demand), penawaran (supply), melakukan Dengan diadakanya seleksi yang ketat, calon guru yang berhasil analisis antara keduanya yang kemudian dilanjutkan dengan perekrutan direkrut adalah benar-benar guru yang sesuai dengan harapan dan yang guru baru. telah direncanakan sebelumnya (sesuai kebutuhan) karena sudah melalui Pengadaan guru baru di SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri proses mulai dari analisis jabatan hingga analisa pekerjaan. dalam hal ini adalah guru tidak tetap (GTT), karena guru yang berstatus
110
111
SMK
Bentuk Peningkatan profesionalisme guru di SMK Pancasila 8
Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri terlebih dahulu mengkonsultasikan ke
Slogohimo Wonogiri antara lain mengikutkan para guru dalam forum
Yayasan dan Dinas Pendidikan KabupatenWonogiri seperti yang
ilmiah (seminar, diklat, lokakarya, wokshop dan kursus), studi lanjut,
dipaparkan kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri, Drs.Aris
revitalisasi
Trilaksono:
kesejahteraan, penyediaan fasilitas penunjang seperti penyediaan fasilitas
Dalam
melakukan
pengadaan/rekrutmen
guru,
kepala
“Sebelum mengadakan rekrutmen guru, saya terlebih dahulu mengkonsultasikan ke Yayasan dan Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri karena secara hirarkis SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri dibawah naungan Dinas Pendidikan, apabila disetujui ya kami melakukan rekrutmen, tapi apabila tidak diperkenankan kami tidak melaksanakan, tapi biasanya apabila kami mengusulkan perekrutan guru baru selalu disetujui karena berdasarkan pertimbangan kebutuhan, seperti perkembangan kelas, dan perkembangan iptek. Untuk mengetahui itu kami malakukan analisa pekerjaan/jabatan”. Kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri yang melakukan konsultasi
kepada
Dinas
Pendidikan
adalah
dimaksudkan
untuk
MGMP,
forum
silaturrahmi
antar
guru,
tunjangan
internet untuk mengakses informasi baru, pembelian buku baru yang menunjang terhadap profesionalisme guru, hal ini seperti yang dipaparkan oleh Kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri Drs.Aris Trilaksono sebagai berikut: “Program ataupun usaha untuk meningkatkan profesionalisme guru yang saya lakukan selaku kepala sekolah yang dibantu wakil kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri dan jajaran yang terkait, adalah mengikutkan seminar, diklat, kursus-kursus, MGMP, Studi lanjut, meningkatkan kesejateraan guru, penyediaan sarana penunjang seperti internet dan buku bacaan baru penunjang dan kami membentuk forum silaturrahmi antar guru”.
menghindari kesalah pahaman (miss communication) karena SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri secara hirarkis birokrasi berada dibawah naungan kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri.
Secara detail, usaha pembinaan dan pengembangan yang dilakukan oleh Kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri adalah sebagai berikut:
2. Pelaksanaan kompetensi manajerial yang dilakukan Kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri dalam meningkatkan profesionalisme guru
a. Mengadakan dan mengikutsertakan guru dalam forum ilmiah (Pendidikan dan latihan (up grading/inservice training), workshop, dan seminar) Pendidikan dan latihan (inservice training/up grading) merupakan
Pembinaan dan pengembangan profesionalisme guru merupakan
salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan/profesionalisme guru.
tindak lanjut dari proses perencanaan dan perekrutan guru. Perencanaan
Selain meningkatkan kemampuan profesionalisme guru dalam kegiatan
yang matang dan perekrutan guru GTT baru akan menentukan
belajar mengajar (KBM), pendidikan dan latihan juga bermanfaat bagi
keberhasilan proses pembinaan dan pengembangan profesionalisme guru.
guru untuk memperoleh informasi baru yang berkaitan dengan pendidikan,
112
113
pengajaran, metode-metode yang baru dalam bidang pembelajaran
“Untuk meningkatkan profesionalisme guru, pihak sekolah mengikutsertakan para guru dalam penataran, pelatihan, workshop, seminar yang relevan serta dibiayai oleh sekolah”.
sekaligus bermanfaat bagi guru yang sedang menyusun portofolio sertifikasi guru sebagai poin tambahan untuk memenuhi poin yang
Senada dengan pernyataan kepala dan wakil kepala sekolah bidang ditetapkan untuk mencapai kelulusan. Mengenai hal ini Drs. Aris sarpras tersebut, Maryadi, S.Pd. wakil kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Trilaksono selaku kepala sekolah menjelaskan: Wonogiri bidang kesiswaan yang pernah diikutkan dalam pelatihan dan “Dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru, kami selalu seminar mengungkapkan: mengirimkan para guru secara bergiliran dan yang sesuai dengan bidang studinya untuk mengikuti pelatihan, seminar, lokakarya, workshop ataupun kegiatan pendidikan lainnya baik yang diadakan oleh balai diklat (pemerintah), penyelenggara swasta maupun diklat yang diadakan secara mandiri oleh sekolah”.
“Kepala sekolah sering menunjuk guru-guru secara bergiliran untuk ikut pendidikan dan latihan, workshop, dan seminar yang sesuai dengan mata pelajaran dan yang relevan dengan kependidikan dan pengembangan profesionalisme guru. Para guru yang sudah mengikuti pelatihan diminta untuk menjelaskan hasil dari pelatihan dan seminar kepada guru yang lain dalam rapat sekolah, MGMP, maupun dalam forum silaturrahmi antar guru SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri”.
Lebih lanjut Drs. Aris Trilaksono menjelaskan bahwa SMK Kepala sekolah selaku pengambil kebijakan (policy makers) dalam Pancasila
8
Slogohimo
Wonogiri
dalam
rangka
meningkatkan mengikutkan para guru dalam diklat, seminar, maupun workshop adalah
profesionalisme guru pada bulan Februari 2014 menyelenggarakan Diklat dengan membiayai secara penuh kegiatan tersebut. Hal ini seperti yang tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara mandiri, hal ini sesuai diungkapkan oleh Drs. Aris Trilaksono kepala SMK Pancasila 8 dengan pernyataan Drs. Aris Trilaksono: Slogohimo Wonogiri: “Pada bulan Februari 2014, SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri menyelenggarakan Diklat secara mandiri tentang penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) hal ini dimaksudkan agar guruguru SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri lebih memahami dan dapat melakukan penelitian tindakan kelas sehingga proses belajar mengajar (PBM) dapat berjalan dengan baik dan lancar”.
Bapak Pujiono, A.M.Pd sebagai wakil kepala sekolah bagian sarana prasarana juga memberikan pernyataan:
“Dalam hal pembiayaan mengikutsertakan guru-guru dalam pelatihan, seminar, maupun lokakarya pihak sekolah membiayai secara penuh semua biaya yang timbul akibat kegiatan tersebut, dalam artian para guru yang diikutkan dalam kegiatan pelatihan tersebut secara gratis, sehingga guru lebih bersemangat dan tidak mengalami kendala dalam hal biaya”. Salah satu bentuk pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh guru SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri adalah pendidikan dan pelatihan mengenai Implementasi kurikulum 2013 yang dilaksanakan oleh LPMP
114
Jawa Tengah pada tahun 2014. Untuk lebih mengetahui detil nama guru,
115
10.
Toto Kasih
Regional
2012
2. Peningkatan Kompetensi Guru
Kab.
2013
Regional
2014
Nasional
2013
Regional
2006
Suhartoko, S.Pd
jenis diklat, tingkat diklat dan tahun dilaksanakan diklat dapat melihat tabel di bawah ini yang diambil dari dokumen TU SMK Pancasila 8
Penjasorkes 11.
Slogohimo Wonogiri.
1. Diklat Kepalatihan Atletik
Sri Haryanti, BA
1. Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 2. Diklat Manajemen Perpustakaan Sekolah
Tabel 1.5. Guru yang pernah mengikuti diklat 13. No.
NAMA
JENIS DIKLAT
TINGKAT
Sri Mulyani, S.Pd
Diklat Kompetensi Akuntansi Pola 50 Jam
TAH UN
Para guru yang sudah selesai mengikuti kegiatan seperti pendidikan 1.
Drs. Aris Trilaksono
Manajemen Peningkatan
Regional
2014
dan latihan, dan seminar oleh Kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo
Kompetensi Kepala Sekolah 2.
Drs. Marmin
Peningkatan Kompetensi Komputer
Nasional
2012
Wonogiri diminta untuk memaparkan dan melaporkan hasilnya bagi
Akuntansi 3.
Dra. Endang
1. Pelatihan Enterpreneur Insight
Kab.
2012
Purwantiningsih
2. Pelatihan Implementasi
Regional
2014
4.
Siti Rahayu, S.Pd
Pelatihan Enterpreneur Insight
Kab.
2012
5.
Drs. Sudir
Pelatihan Implementasi Kurikulum
Regional
2014
6.
Suradi, S.Pd
Kab.
2014
Kurikulum 2013
kepala sekolah secara khusus dan kepada guru-guru secara umum, hal ini bertujuan agar materi maupun ilmu yang diperoleh dapat ditularkan kepada guru-guru yang lain.
2013
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mengembangkan profesionalisme guru, kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri
1. Workshop Penyusunan Perangkat Pembelajaran
mengikutkan guru-guru dalam program pendidikan dan latihan, dan
Kurikulum 2013 Kompetensi
bahkan menyelenggarakan pendidikan dan latihan yang dilaksanakan
Keahlian Akuntansi 2. Diklat Kompetensi Akuntansi
Regional
2006
Pola 50 Jam 7.
Abdul Wahid, S.Ag
Workshop Peningkatan
organisasi MGMP. Kab.
2013
Nasional
2012
Kompetensi Guru PAI 8.
Maryadi, S.Pd
TOT Sistem Pendataan Manajemen
b. Studi Lanjut Studi lanjut sangat diperlukan dalam menunjang karir guru
Sekolah Berbasis IT 9.
Sri Mulyani, S.Pd
Pelatihan Implementasi Kurikulum
secara mandiri oleh guru SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri melalui
Regional
2014
khususnya dalam kenaikan pangkat bagi guru PNS, bermanfaat dalam
116
117
meningkatkan kualifikasi akademik seorang guru lebih-lebih bagi guru
serta meningkatnya profesionalismenya harus melakukan studi lanjut, dan hal ini akan menjadi motifasi bagi guru-guru yang lain untuk mengikuti jejak kami”.
yang akan mengikuti sertifikasi guru dalam jabatan. Selain itu, studi lanjut juga bermanfaat bagi pengembangan keilmuan seorang guru. Kepala SMK
Tindakan yang dilakukan oleh kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri selalu memberikan dorongan dan Wonogiri dalam memotifasi, dan mendorong para guru untuk melakukan motifasi bagi guru untuk melakukan studi lanjut ke jenjang yang lebih studi lanjut bagi guru merupakan sebuah inisiatif dan kebijakan untuk tinggi. Pada tahun ajaran 2014/2015 sudah ada dua orang yang meningkatkan kualifikasi akademik guru, dan mempermudah guru yang melaksanakan study lanjut ke jenjang pasca sarjana yaitu: akan mengikuti program sertifikasi guru dalam jabatan. Dengan 1) Drs. Marmin sedang melanjutkan study di Unwidha Klaten meningkatkan kualifikasi akademiknya, para guru diharapkan lebih 2) Abdul Wahid Ahmadi, S.Ag sedang melanjutkan di IAIN Surakarta meningkat daya, dan kemampuannya dalam mengemban tugas sebagai Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Drs. Aris Trilaksono yaitu: pendidik di sekolah. “Untuk meningkatkan karir guru dan peningkatan kualifikasi akademik dan juga akan berdampak terhadap meningkatnya profesionalisme guru, studi lanjut sangat dan bahkan mutlak dilakukan, guru SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri yang sedang melaksanakan study ke pasca sarjana ada dua yaitu Bapak Drs. Marmin dan Bapak Abdul Wachid Ahmadi, S.Ag.”
c. Revitalisasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) MGMP maupun kelompok kerja guru (KKG) merupakan wadah atau organisasi para guru untuk melakukan kegiatan-kegiatan diantaranya adalah menyusun dan mengevaluasi perkembangan kemajuan pendidikan
Dalam melakukan studi lanjut ada dua macam jalur yang dapat di sekolah, menyiasati kurikulum yang padat dan mencari alternative ditempuh yaitu melalui pendidikan kedinasan (beasiswa dari pemerintah) pembelajaran yang tepat serta menemukan berbagai variasi metode, variasi dan ada yang melalui jalur biaya mandiri (biaya pribadi). Guru SMK media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. SMK Pancasila 8 Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri yang sedang melakukan studi lanjut ke Slogohimo Wonogiri dibawah kendali Drs. Aris Trilaksono selaku kepala jenjang pasca sarjana semuanya atas inisiatif sendiri atau biaya sekolah sudah memiliki dan mengoptimalkan MGMP sebagaimana yang sendiri/pribadi, hal ini seperti yang disampaikan oleh Drs. Marmin guru diungkapkan: SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri: “Saya dan Pak Wahid melanjutkan kuliah ke S-2 atas dorongan kepala sekolah dan inisiatif sendiri dan pembiayaan kami tanggung secara pribadi, karena saya sadar bahwa seorang guru untuk dapat naik karir dan kepangkatannya, meningkat kualifikasi akedemiknya,
“Untuk mencapai kualitas pembelajaran yang optimal, mengatasi persoalan-persoalan yang timbul dalam proses pembelajaran, di SMK ini telah berhasil membentuk MGMP dan sudah berjalan dengan baik, MGMP disini bersifat internal dan eksternal
118
119
bekerjasama dengan MGMP sekolah yang berada dibawah naungan Diknas”.
dibiayai oleh Diknas Kabupaten Wonogiri, Diklat ini diadakan agar para guru dapat dan mampu melakukan penelitian tindakan kelas di lingkungan sekolahnya masing-masing”.
Senada dengan pernyataan kepala sekolah di atas, Ibu Sri Rahayu, S.Pd selaku koordinator MGMP Bahasa Indonesia menyatakan: “Saya dengan guru basaha Indonesia lainnya selalu mengoptimalkan organisasi MGMP untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia, bagaimana menggunakan metode pembelajaran terbaru dan media pembelajaran yang efektif”
MGMP SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri diadakan setiap setengah bulan sekali, dan ada yang setiap bulan sekali, dan tempatnya kondisional berdasarkan kemufakatan anggota MGMP, akan tetapi paling sering dilaksanakan di sekolah untuk lebih kondusifnya pertemuan.
Setiap pertemuan MGMP dilakukan, para anggota MGMP saling Kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri Drs. Aris Trilaksono bertukar pendapat mengenai persoalan-persoalan yang timbul dalam menyatakan: kegiatan belajar mengajar, serta mencari solusi. Disamping itu juga para anggota MGMP saling bertukar informasi mengenai metode-metode baru untuk mempermudah penyampaian materi pembelajaran bagi perserta didik.
“MGMP IPA SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri dilaksanakan setiap bulan, MGMP Bahasa Inggris setiap bulan sekali, dan MGMP Matematika setiap setengah bulan sekali. Mengenai waktu dan tempatnya kondisional berdasarkan keputusan dan kesepakatan antar guru anggota MGMP, akan tetap yang paling sering adalah diadakan di sekolah”.
MGMP SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri selain membahas Adapun mengenai biaya MGMP ada yang dibiayai oleh pihak atau tentang bagaimana mengefektifkan proses dan kegiatan belajar mengajar lembaga donator seperti Penerbit Buku LKS, dan juga dapat bantuan dari di kelas, juga sudah berhasil menyelenggarakan diklat secara mandiri Diknas Kabupaten Wonogiri serta ada juga yang dibiayai sendiri oleh tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada bulan Januari dan bulan sekolah, hal ini sebagaimana pernyataan kepala SMK Pancasila 8 April untuk guru-guru dibawah naungan MGMP intenal dan eksternal Slogohimo Wonogiri: SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri dan SMK se-Kabupaten Wonogiri bekerjasama (dibiayai) dengan Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri. Berkaitan dengan hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh kepala
“Mengenai biaya yang timbul akibat diadakannya MGMP di SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri ada tiga model pembiayaan, yaitu bantuan dari pihak Penerbit yang buku /LKS-nya kami gunakan, MGMP juga dapat bantuan dari Diknas Wonogiri dan juga dibiayai oleh sekolah”.
SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri, Drs. Aris Trilaksono: Dengan adanya organisasi profesi guru seperrti MGMP, maka kepala “Pada pertengahan bulan Januari tahun 2013 MGMP SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri telah mengikutsertakan guru-guru kami untuk mengikuti diklat bagi guru SMK se-Kabupaten Wonogiri kerjasama MGMP SMK dengan Diknas Wonogiri tentang PTK yang
sekolah sudah menjalankan proses pengembangan profesionalisme guru, karena dengan adanya forum seperti MGMP ini para guru dapat bertukar
120
121
pikiran dan informasi dalam hal mata pelajaran yang akan mereka
Dengan tersedianya fasilitas penunjang tersebut, menurut hasil
sampaikan kepada peserta didik, baik menyangkut metode, media maupun
pengamatan peneliti yang berhasil didapat. Di perpustakaan, lab komputer,
materi pelajaran. Selain itu, para guru juga bisa saling berdiskusi denga
maupun di ruang guru, para guru SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri
masalah-masalah yang mereka hadapi dalam proses belajar mengajar di
pada hari Senin tanggal 26 Januari 2015 sekitar jam 12.10 WIB terlihat
sekolah dan mencari jalan keluarnya.
para guru sangat enjoy menikmati fasilitas yang tersedia, ada yang asik
d. Penyediaan Fasilitas Penunjang
baca buku, mengakses internet, berdiskusi antar guru, maupun ada yang
Fasilitas penunjang sangat mutlak dibutuhkan untuk menunjang
khusyuk membaca majalah dan jurnal kependidikan, hal tersebut
proses dan kegiatan belajar mengajar (KBM), dalam hal ini adalah
dilakukan untuk menunjang dan memperkaya bahan ajar yang akan
penyediaan sumber belajar seperti sarana internet agar para guru dapat
disampaikan pada peserta didik.
mengakses
informasi-informasi
baru
yang
mendukung
terhadap
e. Meningkatkan Tunjangan Kesejahteraan Guru
pengembangan keilmuan dan profesionalnya, pengadaan bahan bacaan baru seperti buku, majalah kependidikan, jurnal kependidikan, dan akses internet sebagai tambahan sumber belajar juga menunjang terhadap peningkatan profesionalisme guru. Berkaitan dengan hal ini, kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri Drs. Aris Trilaksono menjelaskan: “Penyediaan fasilitas penunjang seperti sambungan internet dan pengadaan buku-buku penunjang merupakan salah satu perhatian saya selaku kepala sekolah, di SMK ini sudah ada sambungan internet untuk diakses, dan pihak sekolah selalu memperbaharui buku buku dengan membeli buku-buku baru, dan saya selalu menganjurkan kepada guru agar selalu mengakses informasiinformasi baru dan membeli buku-buku baru yang relevan dengan mata pelajaran masing-masing dan pihak sekolah yang membiayainya.” Di SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri sudah tersedia fasiltas penunjang seperti buku-buku perpustakaan, akses internet, media pembelajaran seperti audio visual, lab komputer dan lab bahasa.
Tunjangan kesejahteraan guru termasuk bagian yang menjadi prioritas utama kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri dalam meningkatkan profesionalisme guru, berkaitan dengan hal ini, Drs. Aris Trilaksono menyatakan: “Tunjangan kesejahteraan merupakan bagian dari usaha saya dalam meningkatkan profesionalisme guru SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri, para guru yang mendapat tugas tambahan mengajar, les privat, binsus, maupun yang terlibat dalam kegiatan intrakurikuler dan ekstra kurikuler saya beri tambahan insentif dan transport diluar gaji pokok guru”. Lebih lanjut Drs. Aris Trilaksono menjelaskan: “Tunjangan insentif dan transport yang diberikan kepada guru semata-mata untuk membantu meningkatkan kesejahteraan guru agar kinerja dan semangat guru menjadi meningkat, disamping itu, tunjangan kesejahteraan guru diberikan agar para guru menjadi fokus terhadap pekerjaannya supaya tidak disibukkan dengan mencari uang tambahan diluar tugas utamanya yaitu mengajar”.
122
Dengan adanya perhatian kepala sekolah terhadap kesejahteraan guru, maka para guru-guru di SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri diharapkan lebih berkonsentrasi terhadap pekerjaannya sebagai seorang pendidik dan selalu termotivasi untuk meningkatkan kemampuan dan
123
Kemudian
kepala
SMK
Pancasila
8
Slogohimo
Wonogiri
menerangkan lebih lanjut mengenai forum silaturrahmi ini: “Forum silaturrahmi ini diadakan secara bergiliran di rumah guruguru SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri, dan juga kadangkadang disini, acara ini diselenggarakan setiap dua bulan sekali.”
keahliaanya demi tercapainya visi dan misi sekolah kedepan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, para civitas f. Membentuk Forum Silaturrahmi Antar Guru SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri Dalam usaha meningkatkan kemampuan profesionalisme guru, kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri Drs. Aris Trilaksono
akademika SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri mulai dari kepala sekolah, wakil kepala bidang, kepala TU maupun juga guru terlihat akrab dan terlihat hangat penuh rasa kekeluargaan, hal ini merupakan manfaat dari diadakannya forum silaturrahmi antar guru.
membentuk forum silaturrahmi antar guru SMK Pancasila 8 Slogohimo g. Mengikutkan Dalam Program Sertifikasi Guru Wonogiri seperti yang dipaparkan oleh Drs. Aris Trilaksono Kepala SMK Usaha yang dilakukan kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri: dalam meningkatkan profesionalisme guru adalah dengan mengikutkan “Sejak saya menjabat kepala di sini saya membentuk forum semi formal yaitu forum silaturrahmi antar guru SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri untuk menjalin keakraban, mempererat hubungan emosional dan komunikasi antar guru, melakukan diskusi seputar pendidikan dan pengajaran, forum curhat antar guru mengenai persoalan-persoalan yang dihadapi guru di sekolah dan juga dalam forum tersebut sebagai wadah untuk mencari solusi mengatasi persoalan-persoalan yang ada”. Senada dengan pernyataan kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo
guru dalam program sertifikasi guru. Dalam hal ini, Drs. Aris Trilaksono menjelaskan: “Semua guru disini saya ikutkan sertifikasi guru kalau memang sudah sesuai aturan untuk mengikuti sertifikasi, dan alhamdulillah sudah 9 orang yang berhasil lulus dalam sertifikasi guru termasuk saya”.
Wonogiri tersebut, Drs. Marmin (guru DPK) mengemukakan bahwa: Senada dengan penjelasan kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo “Di SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri sudah terbentuk forum silaturaahmi para guru SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri sebagai wadah silaturrahmi dan tempat melakukan diskusi mengenai persoalan yang dihadapi para guru, dan bertukar pendapat dan berbagi informasi baru antar guru. Di samping itu forum ini juga menampung pendapat, ide ide baru yang dikemukakan oleh guru demi kemajuan sekolah”.
Wonogiri tersebut, Dra. Endang Purwantiningsih guru SMK Pancasila 8 Slogohimo yang lulus sertifikasi guru menjelaskan: “Guru-guru disini sudah ada 9 orang yang sudah lulus sertifikasi, diantaranya adalah saya dan kepala sekolah”.
124
125
Adapun guru SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri yang lulus
kinerja guru di sekolah. Berkaitan dengan hal ini kepala SMK Pancasila 8
sertifikasi guru dalam jabatan adalah Dra. Endang Purwantiningsih, Toto Kasih Suhartoko, S.Pd., Suradi, S.Pd., Sri Mulyani, S.Pd., Sri Rahayu, S.Pd., Sudir, S.Pd., Maryadi, S.Pd.,Drs. Aris Trilaksono, S.Pd dan Drs. Marmin Subur, S.Pd. Kebijakan kepala sekolah dalam mengikutkan guru-
Slogohimo menyampaikan, bahwa: “Untuk melihat perkembangan guru, terutama dalam proses belajar mengajar di kelas dan kinerja guru di sekolah, saya selaku kepala selalu memantau dan menilai guru dengan melakukan supervisi terhadap guru, baik melalui teknik kunjungan kelas, pembicaraan secara individu maupun dalam diskusi kelompok dalam acara silaturrahmi antar guru”.
guru dalam program sertifikasi adalah sebuah tindakan yang membantu Lebih lanjut Drs. Aris Trilaksono menjelaskan, guru untuk memperoleh pengakuan secara resmi dengan diterbitkannya piagam/sertifikat sebagai tenaga guru yang profesional. Dengan adanya dorongan dan motifasi yang kuat dari kepala sekolah, guru-guru SMK Pancasila 8 Slogohimo akan lebih bersemangat dalam mempersiapkan bahan-bahan untuk mengikuti ujian sertifikasi, sehingga guru yang lolos
“Di samping melakukan kegiatan supervisi pendidikan dalam melakukan penilaian pribadi, saya setiap hari mengecek kehadiran guru melalui presensi kehadiran guru di kelas, ketika saya mendapatkan guru-guru yang mempunyai masalah, saya memanggilnya ke kantor untuk menanyakan problem-problem apa yang sedang dihadapi, kemudian saya mengajak diskusi untuk mencari jalan keluarnya, selain itu saya juga mengoptimalkan layanan bimbingan konseling untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh guru”.
sertifikasi secara dejure diakui oleh undang-undang sebagai guru yang Penilaian terhadap guru yang dilakukan kepala SMK Pancasila 8 profesional. Slogohimo untuk mengetahui hal-hal yang menyangkut pribadi, status, 3. Evaluasi Kompetensi Manajerial yang dilakukan Kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri dalam meningkatkan profesionalisme guru Dalam mengembangkan profesionalisme guru, evaluasi secara
pekerjaan, prestasi kerja maupun perkembangan guru sehingga dapat dikembangkan pertimbangan nilai obyektif dalam mengambil tindakan terhadap
seorang
tenaga
khusus
yang
diperlukan
untuk
transparan dan obyektif mutlak diperlukan, dan evaluasi merupakan
mempertimbangkan; kenaikan pangkat, gaji berkala, penghargaan,
kegiatan akhir dari proses dan tindakan manajemen. Evaluasi atau
pemindahan jabatan (promosi), perpindahan wilayah kerja (mutasi).
penilaian terhadap guru biasanya lebih difokuskan pada prestasi individu
Seorang evaluator dalam hal ini kepala sekolah selalu bersikap
guru terutama dalam kegiatan proses belajar mengajar, dan peran sertanya
obyektif dalam melakukan penilaian terhadap guru agar mudah untuk
dalam kegiatan pendidikan di sekolah. SMK Pancasila 8 Slogohimo
membina dan meningkatkannya. Sasaran penilaian terhadap guru yang
dibawah pimpinan Drs. Aris Trilaksono sebagai kepala sekolah selalu
dilakukan Kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri adalah meninjau
mengadakan penilaian dan evaluasi terhadap guru terutama menyangkut
126
127
kembali catatan-catatan dalam kelas seperti prestasi dan perkembangan
Terkait dengan hal ini, pada tanggal 27 Januari 2015, Drs. Aris
siswa, hasil tes, rencana pembelajaran.
Trilaksono terlihat mondar mandir mengelilingi seluruh kelas yang ada di
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Drs. Aris Trilaksono:
SMK Pancasila 8 Slogohimo, dan beliaupun berhenti didepan kelas XII
“Yang menjadi sasaran penilaian selain kinerja guru, kehadiran guru, saya juga melakukan penilaian terhadap guru dengan mengecek catatan-catatan dikelas, perkembangan siswa, prestasi siswa, hasil tes baik harian, mingguan, bulanan hingga semesteran dan juga silabus dan RPP yang dibuat oleh guru”.
Ak.3 karena kelas tersebut tampak kosong karena guru Bahasa Inggris hari itu izin tidak bisa mengajar, kemudian beliau mengucapkan salam “Assalamu’alaikum?” kemudian para siswa kelas tersebut seperti dikomando mungkin dari saking gembirannya diajar langsung oleh kepala
Penjelasan kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo tersebut diperkuat sekolah “wa’alaikum salam”. Kemudian beliau bertanya kabar seluruh oleh pernyataan Sri Haryanti, B.A. selaku wakil kepala sekolah bidang sisiwa kelas XII, dan kepala sekolah juga bertanya seputar cara mengajar kurikum menyatakan: guru bahasa Inggris ini. Ternyata mayoritas para siswa menjawab “Evaluasi guru dilakukan oleh kepala sekolah dengan menyesuaikan waktu yang ada”. Selain melakukan supervisi, metode yang dipakai untuk menilai kondisi dan perkembangan guru baik kinerja dan kompetensinya adalah dengan membuat format penilaian yang sudah dibakukan oleh pemerintah untuk menilai kinerja guru dan staf dilingkungan Dinas Pendidikan yaitu Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang dulu disebut Daftar Penilaian Kinerja (DP3). Penilaian ini biasanya dilakukan disetiap akhir tahun. Pernyataan kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo dan Wakil kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo diatas sesuai dengan hasil pengamatan peneliti di lapangan, Drs Aris Trilaksono sebagai kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo setiap pagi selalu berkeliling sekolah untuk mengecek satu persatu ruang kelas untuk memastikan apakah ada ruang kelas yang kosong/guru yang tidak masuk kelas.
menyenangkan.
128
129
1. Perencanaan Kompetensi Manajerial yang dilakukan Kepala SMK
BAB V PENUTUP
Pancasila
8
Slogohimo
Wonogiri
dalam
Meningkatkan
Profesionalisme Guru Dalam bab ini akan dikemukakan kesimpulan, implikasi dan saran.
Perencanaan kompetensi manajerial dalam meningkatkan profesionalisme
Penarikan kesimpulan berdasarkan paparan data, analisis kasus, dan temuan
guru yang dilakukan oleh kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri
penelitian yang disesuaikan dengan fokus penelitian. Saran-saran yang
adalah berdasarkan visi, misi, tujuan sekolah, dan kebutuhan (need
dikemukakan berupa hal-hal yang menarik yang belum terungkap dan terpecahkan
assesment).
dalam studi ini, sehingga dapat menjadi bahan penelitian selanjutnya.
kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri melibatkan seluruh unsur
A. Kesimpulan
civitas akademika sekolah termasuk guru.
Dalam merencanakan peningkatan profesionalisme guru
Dalam merencanakan
Sesuai dengan fokus utama penelitian ini yaitu kompetensi manajerial
peningkatan profesionalisme guru kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo
kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru di SMK Pancasila
Wonogiri melakukan rekrutmen guru GTT baru dan melakukan analisis
8 Slogohimo Wonogiri dengan sub fokus penelitian yaitu : perencanaan
jabatan pekerjaan, juga dalam melakukan proses rekrutmen kepala SMK
kompetensi manajerial yang dilakukan kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo
Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri melalui prosedur seleksi yang
Wonogiri
komprehensif (comprehensive selection).
dalam
meningkatkan
profesionalisme
guru,
pelaksanaan
Perencanaan peningkatan
kompetensi manajerial yang dilakukan kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo
profesionalisme guru dilakukan dalam rapat kerja dan dijabarkan dalam
Wonogiri dalam meningkatkan profesionalisme guru, dan
rencana strategis dan rencana operasional sekolah.
evaluasi
kompetensi manjerial yang dilakukan kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri dalam meningkatkan profesionalisme guru, maka berdasarkan
2. Pelaksanaan Kompetensi Manajerial yang Dilakukan Kepala SMK
paparan data, analisis kasus, temuan penelitian dan pembahasan dapat
Pancasila
8
Slogohimo
disimpulkan sebagai berikut:
Profesionalisme Guru
Wonogiri
dalam
Meningkatkan
Pelaksanaan kompetensi manajerial yang dilakukan oleh kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri dalam meningkatkan profesionalisme guru adalah dengan melakukan berbagai upaya diantaranya adalah :
128
130
131
Mengikutkan dalam berbagai forum ilmiah (seperti diklat, penataran,
2) Perencanaan yang berdasarkan analisa kebutuhan, analisa pekerjaan dan
seminar, maupun workshop),studi lanjut, revitalisasi MGMP, membentuk
berorientasi masa depan dapat mengindari salah sasaran, tumpang tindih
forum silaturrahim antar guru, meningkatkan kesejahteraan guru,
(over lapping) pekerjaan dan tugas
penambahan fasilitas penunjang dan layanan serta penambahan koleksi perpustakaan, mengoptimalkan layanan bimbingan konseling, studi banding ke sekolah/madrasah lain secara personal dan sertifikasi guru.
3) Pengadaan atau rekrutmen guru baru yang melalui prosedur yang tepat akan menjadi faktor determinan tersedianya guru baru yang profesional. 4) Guru yang mengikuti pendidikan, latihan (inservice training education), seminar, dan workshop akan menjadi faktor determinan meningkatnya
3. Evaluasi yang Dilakukan Kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo profesionalisme guru Wonogiri dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru 5) Guru yang memenuhi standar kualifikasi, lulus sertifikasi guru, Melakukan supervisi pendidikan bagi guru secara personal maupun ditempatkan secara tepat, dan kesejahteraannya dipenuhi akan menjadi kelompok, baik dengan
teknik supervisi pendidikan secara langsung faktor determinan meningkatnya profesionalisme guru.
(directive) dan tidak langsung (non direcvtive). Aspek penilaian dalam 6) Efektifnya organisasi profesi guru, kuatnya hubungan emosional dan rasa supervisi pendidikan adalah presensi guru, kinerja guru di sekolah, kekeluargaan yang tercipta dengan adanya wadah atau forum silaturrahim perkembangan siswa (hasil tes dan prestasi siswa), RPP, dan silabus. antar guru dapat meningkatkan kualitas guru dalam mengajar, Dalam melakukan evaluasi, kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri berkepribadian, profesional, dan bermasyarakat. disamping menggunakan supervisi pendidikan, juga menggunakan format 7) Pengelolaan dan peningkatan layanan kepustakaan yang baik dengan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) / Daftar Penilaian Pekerjaan (DP3). tersedianya buku teks bacaan yang memadai dapat memperluan wawasan B. Implikasi 1) Perencanaan peningkatan profesionalisme guru yang berlandaskan visi, misi, dan tujuan sekolah yang sudah direncanakan dan ditetapkan serta melibatkan para guru dapat mempermudah mencapai tujuan yaitu meningkatnya guru yang professional
dan mempertinggi kualitas mengajar guru. 8) Pengelolaan dan penyediaan fasilitas akses internet, laboratorium komputer dan bahasa dapat meningkatkan profesionalisme guru. 9) Penilaian atau supervisi terhadap guru yang dilakukan secara obyektif dan transparan sangat membantu mengetahui kondisi dan perkembangan profesionalisme guru
132
133
10) Penilaian dan supervisi yang dilakukan berdasarkan prosedur, format dan
b) Memperhatikan aspek keberhasilan pengelolaan dan peningakatan
instrumen penilaian yang tepat dapat mempermudah mengetahui kondisi
profesionalisme guru selain ditentukan oleh kompetensi manajerial
dan perkembangan guru secara obyektif
dan kepiawaian kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru juga di pengaruhi oleh komitmen guru dan keterlibatan dan
C. Saran partisipasi dari semua civitas pendidikan sekolah untuk turut Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka berikut ini kami merencanakan, mengembangkan dan mengevaluasi peningkatan sampaikan saran kepada: profesionalisme guru. 1. Kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo Wonogiri 3. Pemerintah/pengambil kebijakan a) Agar tetap berusaha lebih optimal dalam merencanakan program a) Agar segera dilaksanakannya sertifikasi kepala sekolah supaya calon peningkatan profesionalime guru yang berorientasi pada tercapainya kepala sekolah memenuhi standar visi, misi dan tujuan sekolah. Pengadaan guru tetap mengacu pada b) Agar selalu memberikan dukungan dan motivasi terhadap sekolah prosedur dan mekanisme yang sudah ditetapkan dalam rencana seiring diberlakukannya otonomi sekolah secara luas. operasional (Renop). 4. Para peneliti lain b) Agar lebih meningkatkan kesempatan bagi para guru untuk mengikuti a) Agar dilakukan penelitian lebih lanjut yang mampu mengungkapkan program peningkatan
kompetensi dan profesionalisme baik yang lebih dalam tentang kompetensi manajerial kepala sekolah dalam
diadakan oleh sekolah, pemerintah maupun pihak lain yang memiliki menigkatkan profesionalisme guru ditinjau dari berbagai bidang yang kualifikasi dan telah tersertifikasi. lain. Sebab penelitian ini mengandung sejumlah keterbatasan. 2. Penyelenggara pendidikan dan kepala SMK dan SMU dan atau yang b) Agar ditindak lanjuti langkah-langkah dengan menyelenggarkan studi sederajat pada umumnya yang sama pada setting yang lain, juga sekolah lain pada umumnya a) SMK ini bisa dijadikan percontohan kepala sekolah sebagai seorang yang dapat berperan sebagai kasus negatif yang diperlukan untuk manajer dalam mengelola dan meningkatkan profesionalisme guru memberi data tambahan guna mengurangi kesalahan temuan bagi SMK dan atau yang sederajat yang masih kurang optimal dalam penelitian ini. hal penegelolaan dan peningkatan profesionalisme guru
134
135
_____. (2005). Visi Baru Manajemen, Dari Unit Birokrasi ke Lembaga. Akademik. Jakarta : Bumi Aksara
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, M. (2001). Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta Aqib. Zainal. (2002). Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Cendikia Arikunto, Suharsimi. (2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara ____. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Sertifikasi Guru dalam Jabatan (Materi Sosialisasi sertifikasi guru) Depdikbud RI. (1994). Pedoman Pembinaan Profesional Pendidik Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Dimeck. (1954). The Executive in Action. New York: Harpen and Bross
Bermutu.
Efendy, Onong Uchjana. (1993). Human Relation dan Public Relation. Bandung: Mandar Maju
Arsyad, Muhammad. (2008). Mencermati Standar Kepala Sekolah. (online) (www.PendidikanNetwork.co.id)
Effendy, Mochtar. (1986). Manajemen: Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam. Jakarta: PT Bhatara Karya Aksa
Ary, Donal.(2002). An Invtation to Research in Social Education. Baverly Hills: Sage publication
____. (1986). Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam. Jakarta: Bhrata Karya Aksara
Bafadal, Ibrahim. (2003). Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar: Dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Faisal, Sanapiah. (1990). Penelitian Kualitatif, Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh
Arni
Hayati. (tt). Guru www.Fai.Uhamka.ac.id
Bermutu
Pendidikan
Juga
____. (2008). Tuntutan Profesionalisme Kepala Sekolah. Materi Seminar “Menyongsong Era Profesionalisme Kepala Sekolah” disajikan pada tanggal 15 Desember 2008 di Aula Utama Universitas Negeri Malang (UM) Bogdan, RC dan Biklen. SK. (1992). Qualitative Research for Educational to theory and methods. London; Allyn and Bacon. Inc. Burhanuddin. (1994). Analisis Administrasi, Mmanajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. Camalia, Khoirul. (2005). Manajemen Pengembangan Kompetensi Pendidik. Tesis, tidak diterbitkan. Malang Program Pascasarjan UIN Malang Chomzanah, Nunung et., al. (1998). Dasar-Dasar Manajemen. Bandung: Penerbit Armico Damayanti, Sri. (2008). Profesionalisme Kepala Sekolah. (online), (http://Akhmadsudrajat.wordpress.com) Danim, Sudarwan. (2002). Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: PT Pustaka Setia
134
Glasser, BG. & Strauss, A.L. (1974). The Discovery of Grounded Theory Strategies for Research. Chicago: Aldine Publishing Company Gorton, Richard A. (1977). School Administration (challenge and opportunity for leadership). USA: Wm. C Brown Company Publishers H. A. R. Tilaar. (1999). Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam Persepektif Abad 21. Magelang: Indonesia Tera Haris Herdiansyah. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika Hasibuan, Malayu SP. (2001). Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara Hayati, Arni. (2009). Guru www.Fai.Uhamka.ac.id
Bermutu
Pendidikan
Juga
Bermutu.
Ibrahim Bafadal. (2008). Tuntutan Profesionalisme Kepala Sekolah. Materi Seminar Nasional “Menyongsong Era Profesionalisme Kepala Sekolah” disampaikan pada tanggal 15 Desember 2008 di Aula Utama Universitas Negeri Malang (UM)
136
Iif Khoiru Ahmadi. (2005). Manajemen pengembangan profesionalisme pendidik di MI (studi kasus di MIJS Malang). Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs UIN Malang Jannah, Maidatul. (2004). Manajemen Kinerja Guru Dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru Studi Kasus di MTsN 1 Malang. Tesis, tidak diterbitkan. Malang Program Pascasarjana UIN Malang Khoirul Camalia. (2005). Manajemen pengembangan kompetensi pendidik (studi kasus di SMA unggulan Zainul Hasan Probolinggo). Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs UIN Malang Kusnan. (2007). Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah dan Implikasinya Terhadap Kinerja Guru. Jakarta: Jurnal IQRA’ Volume 3 Januari 2007 Kusnandar. (2007). Guru Profesional. Jakarta: PT Raja Grafindo Lamatenggo. (2001). Kinerja Guru: Korelasi antara Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Kinerja Guru SD di Gorontalo. Tesis. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta
137
Muhajir. (1988). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin Muhammad Arsyad. (tt). Mencermati www.pendidikan.network.co.id
Standar
Kepala
Sekolah.
Mulyasa, E. (2004). Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep,Strategi dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya _____. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya _____. (2003). Menjadi Kepada Sekolah Profesional, dalam Mensukseskan MBS dan KBK. Bandung: PT. Remaja Rosda karya
konteks
_____. (2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, cet ke-VII Nata, Abuddin. (2001). Paradigma Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Grasindo Nawawi dan Mimi Martini. (1994). Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Lazaruth, Soewadji. (1994). Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Nawawi. Hadari. (1983). Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Gunung Agung
Lincoln, Guba.(tt). Naturalistic Inquiry. New Delhi: Sage Publication, inc
_____. (2001). Kepemimpinan Menurut Islam. Yogyakarta: Gajahmada University Press
M.B.Miles, dan Huberman, A.M. (1994). Qualitatif Data Analysis. Jakarta: UI Press _____. (1988). Qualitatif Data Analysis. California: Sage Publication Inc Miftah Toha. (1995). Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Moedjiarto. (2001). Sekolah Unggul: Metodologi untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jakarta: Duta Graha Pustaka Moleong, Lexy. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Mondy, R.W., Sharplin, A. dan Flippo, E.B. (1988). Management, Concept and Practice. Boston : Allyn and Bacon, Inc Muhadjir, Noeng. (1993). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Muhaimin. (2003). Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah dan Madrasah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. (2007). Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah Nomor 13 Tanggal Tahun 2007 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. (2007). Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pidarta, Made. (1988). Manajemen pendidikan Indonesia. Jakarta: Bina Aksara Purwanto, Ngalim. (1998). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Rahman (at all). (2006). Peran Strategis Kapala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jatinangor: Alqaprint. Republik Indonesia. (2006). Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen serta UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS. Bandung: Penerbit Citra Umbara
138
139
Robbins. SP. (1984). Essentials of organizational behavior. Englewoods Cliffs, NJ: Prentice Hall, inc
STAIN Surakarta. (tt). Panduan Pascasarjana STAIN Surakarta
Robert A. Sutermeister. (1976). People and Productivity. New York: McGraw Hill Book Company
Stephen P Robbin. Alih bahasa: Halida, dan Dewi Sartika. (1999). Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Erlangga
Sa’ud, Udin Syaifudin. (at all). (2007). Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Stoner. James A.F. (1982). Management, Second Edition. Englewood Cliffs: Prantice Hal Inc
Sadili, Samsudin. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV. Pustaka Setia
Sudarwan Danim. (2005). Visi Baru Manajemen, Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik. Jakarta: Bumi Aksara
Sagala, Syaiful. (2002). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta
Sudrajat, Akhmad. (tt). Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah. http://andalas-comunity.blogspot.com/2008/06/kemampuan-manajerialkepala-sekolah.html
Sahertian, Piet. A. (2000). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Penulisan
Tesis.
Surakarta:
Program
_____. (tt). Manajemen Kinerja Guru. (online), (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/29/manajemenkinerjaguru/
Saksono, Slamet. (1997). Administrasi Kepegawaian. Yogyakarta: Kanisius Schuler, Randall S. (1987). Personal and Human Resource Management. Third Edition. United States Of America, tanpa penerbit Scriven, Michael. (2008). Formative and http://www.heirn.com/atoz/atozf/formeval.php
Summative
Evaluation.
Sergiovanni, Thomas J.( tt). Educational Governance and Administration. Prentice Hall Inc Siagian, Sondang. P. 1992. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara
Sukarno, Edy. (2000). Sistem Pengendalian Manajemen, Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Surya, Muhammad. (2007). Organisasi Profesi, Kode Etik dan Kehormatan Guru. Tanpa nama kota dan penerbit Sutisna, Oteng. (1983). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek dan Profesional. Bandung: Angkasa Sutopo, Hendyat . (2001). Manajemen Pendidikan. Malang: Program Pascasarjan Universitas Negeri Malang
_____. (2004). Manajemen Strategik. Jakarta: Bumi Aksara
Sutopo. (1999). Administrasi, Manajemen dan Organisasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Silahahi, Ulbert. (2002). Studi tentang Ilmu Administrasi: Konsep, Teori, dan Dimensi. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Syarifuddin. (2002). Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan : Konsep, Strategi dan Apliaksi. Jakarta, PT. Grasindo
Siti Mardiyatul Jannnah. (2008). Manajemen strategik peningkatan mutu pendidik (studi multi kasus di MAN Tlogo Blitar dan SMAN Talun Blitar). Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs UIN Malang
Syarnubi Som. (2008). Kepala Madrasah Sebagai The Key Person Madrasah. http://syarnubi.wordpress.com/2008/12/31/75/kepalamadrasahsebagaithe key person madrasah
Spencer, M,. Lyle, Jr and Signe M. Spencer. (1993). Competency at work Models for Superior Performance. New York: John Wiley & Sons Inc
Tanthowi, Jawahir. (1983). Unsur-unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur'an. Jakarta: Pustaka al-Husna
Sri Rahmi. (2003). Kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalisme guru (studi kasus di MAN 1 Malang). Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs UIN Malang
Taylor W. Fridreck. (1974). Scientific Management. New York : Happer and Breos Thoha, M. Chabib. (1991). Tekhnik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
141
140
Thomas J. Sergiovanni. (tt). Educational Governance and Administration. Prentice Hall Inc Tilaar. H. A. R. (1999). Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam Persepektif 21. Magelang: Indonesia Tera Toha, Miftah. (2005). Perilaku Organisasi Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: PT.Raja Grafindo Usmara, A. (ed). (2002). Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Amara Books Uwes, Sanusi. (1999). Manajemen Pengembangan Mutu Dosen. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu Wahidmurni. (2008). Menulis Proposal Dan Laporan Penelitian Lapangan: Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Skripsi, Tesis, Desertasi. Tidak diterbitkan, Malang Program Pascasarjan UIN Malang Wahjosumidjo. (1999). Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Widjaya, AW. (1987). Perencanaan sebagai Fungsi Manajemen. Jakarta: PT Bina Aksara Wursanto. (1988). Manajemen Kepegawaian 2. Yogyakarta: Kanisius Yamin, Martinis. (2006). Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta: Gaung Persada Press Yuniarsih, Tjutju dan Suwatno. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta Zainal Aqib. (2002). Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Cendikia
LAMPIRAN-LAMPIRAN
142
LAMPIRAN 1
143
LAMPIRAN 2 PANDUAN OBSERVASI
No. 1.
2.
3.
Aktivitas Yang diamati
PANDUAN WAWANCARA Keterangan
Pengamatan komplek sekolah
Sekolah berada di pinggir jalan raya
dan lingkungannya
sehingga memudahkan akses transportasi
Pengamatan ruang kepala
Ruang kepala sekolah tersendiri dan tidak
sekolah
jauh dari ruang guru dan ruang tata usaha
Pengamatan struktur organisasi
Struktur yang baik, efisien, efektif dan
sekolah
praktis
Pengamatan suasana kegiatan
KBM berjalan dinamis, kreatif dan
belajar mengajar di kelas
inovatif
Pengamatan suasana belajar di
Sangat kondusif, terkendali dan
kelas
menyenangkan
Pengamatan ruang guru
Ruang guru dalam kondisi bersih, tertata
A. Perencanaan Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah 1. Bagaimana proses perencanaan peningkatan profesionalisme guru di SMK Pancasila 8 Slogohimo ? 2. Sejauh mana keterlibatan dan kontribusi para guru dalam proses perencanaan peningkatan profesionalisme guru di SMK Pancasila 8 Slogohimo? 3. Bagaimana sikap kepala sekolah terhadap pendapat dan masukan guru
4.
pada waktu musyawarah perencanaan peningkatan profesionalisme guru? 4. Apa strategi yang dilakukan untuk merumuskan perencanaan peningkatan 5.
6.
profesionalisme guru sehingga visi dan misi sekolah dapat tercapai ? 5. Bagaimana proses rekruitmen tenaga pendidik untuk memenuhi kebutuhan guru di SMK Pancasila 8 Slogohimo ?
dengan rapi dan indah 7.
Pengamatan ruang kelas
Ruang kelas dalam keadaan bersih, rapi, dan setiap ruang dilengkapi dengan LCD
B.
Pelaksanaan Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah 1. Apa saja usaha yang dilakukan dalam upaya peningkatan profesionalisme guru di SMK Pancasila 8 Slogohimo ?
8.
Pengamatan ruang perpustakaan
Penataan buku dalam keadaan rapi, ruang baca cukup memadai
2. Bagaimana strategi pembiayaan yang dilakukan oleh sekolah terhadap kegiatan peningkatan profesionalisme guru di SMK Pancasila 8 Slogohimo? 3. Bagaimana optimalisasi kegiatan MGMP sebagai forum peningkatan
9.
Pengamatan kegiatan ekstra
Kegiatan ekstra Rohis, Pramuka, Musik,
kurikuler
Teater dan olah raga berjalan dengan baik
profesionalisme guru di SMK Pancasila 8 Slogohimo ? 4. Bagaimana ketersediaan fasilitas yang ada di SMK Pancasila 8 Slogohimo
144
145
dalam upaya mendukung peningkatan profesionalisme guru ? 5. Apa strategi yang dibangun dalam rangka meningkatkan interaksi
LAMPIRAN 3
antara kepala sekolah dan jajarannya dengan guru seluruh stakeholder
DOKUMENTASI KEGIATAN
di SMK Pancasila 8 Slogohimo ? 1. C. Evaluasi Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah 1. Apa bentuk kegiatan yang Anda lakukan untuk menilai profesionalisme guru di SMK Pancasila 8 Slogohimo ? 2. Apa usaha yang Anda lakukan ketika menjumpai guru yang sedang menghadapi masalah sehingga mengganngu kinerjanya ? 3. Apa yang menjadi sasaran efaluasi terhadap profesionalisme guru di SMK Pancasila 8 Slogohimo ?
Kegiatan di Laboratorium Bahasa
146
2. Kegiatan Pembelajaran di Laboratorium Komputer
147
3. Praktek peserta didik jurusan RPL di bengkel Komputer
148
149
CATATAN LAPANGAN
CATATAN LAPANGAN
Hari
: Senin, 5 Januari 2015
Hari
: Senin,12 Januari 2015
Waktu
: 09.40 – Saat istirahat
Jam
: 09.40 – Saat istirahat
Tempat
: Kantor SMK Pancasila 8 Slogohimo
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah
Pelaku
: Bapak Drs. Aris Trilaksono
A. Diskripsi Pada tanggal 5 Januari 2015 jam 09.00 saat istirahat peneliti datang ke SMK
A. Diskripsi
Pancasila 8 Slogohimo untuk mengadakan penelitian tentang kompetensi manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru. Pada saat itu saya datang disambut oleh bapak kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo dan segenap guru dan karyawan karena bersamaan dengan sosialisasi Ujian Nasional tahun pelajaran 2014/2015. Pada waktu itu saya mengutarakan maksud dan keinginan saya untuk
Pada tanggal 12 Januari 2015 saya datang kembali ke SMK Pancasila 8 Slogohimo untuk mendapatkan data-data yang saya inginkan dengan bertemu Bapak kepala sekolah. Di samping itu saya juga memberikan beberapa pertanyaan kepada beliau diantaranya : Peneliti
: Apakah Bapak menyusun rencana program peningkatan profesionalisme guru di SMK Pancasila 8 Slogohimo?
mengadakan penelitian di SMK Pancasila 8 Slogohimo dengan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian agar tidak terjadi salah faham dari semua fihak. Setelah saya
Drs. Aris Tri L. : Iya. Program peningkatan profesionalisme tersebut merupakan prioritas utama dalam perencanaan kami. Karena mutu tidaknya
presentasi secukupnya di hadapan bapak/ibu guru dan karyawan saya meminta
kualitas KBM ditentukan oleh profesionalisme pendidiknya.
jadwal waktu untuk mengadakan penelitian. Setelah selesai presentasi saya minta selama lima hari kedepan untuk disiapkan profil sekolah dan data-data lain yang akan saya gunakan sebagai bahan penelitian
Peneliti
: Bagaimana proses perencanaan itu dilakukan?
Drs. Aris Tri L. : Proses perencanaan itu dilakukan melalui pertemuan, diskusi atau musyawarah untuk merumuskan perencanaan yang baik,
tentang kompetensi manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme
akurat dan mampu diwujudkan.
guru di SMK Pancasila 8 Slogohimo Peneliti B. Tafsir
: Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan itu?
Drs. Aris Tri L. : Kami melibatkan seluruh stakeholder, utamanya bapak/ibu guru yang merupakan aktor utama dalam KBM.
Seperti yang kita ketahui bahwa kepemimpinan di SMK Pancasila 8 Slogohimo bersifat kolektif kolegial. Setiap ada kegiatan apa pun selalu dipersiapkan dan
B. Tafsir
direncanakan dengan adanya musyawarah dan selalu disosialisasikan ke semua
Peningkatan profesionalisme guru di SMK Pancasila 8 Slogohimo
warga sekolah. Hal ini untuk menanamkan rasa tanggung jawab dan kebersamaan
merupakan program prioritas yang didesain secara bersama-sama khususnya para guru dalam forum rapat.
dalam usaha mencapai tujuan bersama.
150
CATATAN LAPANGAN
151
B. Tafsir Nilai-nilai demokrasi sangat dikembangkan di SMK Pancasila 8 Slogohimo. Terbukti kepala sekolah sangat akomodatif dalam merespon terhadap ide-ide, usul,
Hari
: Kamis,15 Januari 2015
Jam
: 09.40 – Saat istirahat
Tempat
: Kantor SMK Pancasila 8 Slogohimo
Pelaku
: Ibu Sri Haryanti, BA (Waka Bidang Kurikulum)
A. Diskripsi Pada tanggal 15 Januari 2015 saya datng kembali ke SMK Pancasila 8 Slogohimo untuk bertemu dan melakukan wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum dengan materi pertanyaan : Peneliti
: Bagaimana interaksi antara kepala sekolah dengan
Sri Haryanti, BA
: Interaksi antara kepala sekolah dengan guru dan
para guru gi SMK Pancasila 8 Slogohimo?
dan seluruh stakeholder berlangsung harmonis, akrab dan penuh dengan rasa persaudaraan. Peneliti
: Apakah kepala sekolah bersikap akomodatif dalam merespon ide atau gagasan para guru?
Sri Haryanti, BA
: Iya. Kepala sekolah kami sangat demokratis dan responsive, sehingga beliau sangat menghargai terhadap segala usul, saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya.
Peneliti
: Apakah di SMK Pancasila Slogohimo forum diskusi untuk memperluas pengetahua dan ,wawasan guru?
Sri Haryanti, BA
: Iya. Bahkan sudah berjalan selama tiga tahun yang lalu. Ternyata manfaatnya sangat besar sekali. Bahkan bukan hanya pengetahuan dan wawasan guru yang meningkat, tetapi kawan-kawan juga semakin PD dalam berinteraksi dengan pihak-pihak lain.
masukan dan saran bahkan kritik dari para guru. Ini karena dampak dari forum diskusi yang diadakan setiap tengah semester dan guru secara bergiliran menyampaikan makalah.
152
CATATAN LAPANGAN
153
B. Tafsir Semua program kegiatan sekolah harus berorientasi pada pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah. Agar dalam pelaksanaan program tidak tumpang tindih dan
Hari
: Senin,19 Januari 2015
Jam
: 09.40 – Saat istirahat
Tempat
: Kantor SMK Pancasila 8 Slogohimo
Pelaku
: Bapak Yossy Firman P, S.Pd. S.Kom (Guru)
A. Diskripsi Untuk melengkapi data yang kami perlukan, kami melakukan wawancara dengan bapak Yossy Firman P, S.Pd. S.Kom salah satu guru mata diklat komputer dengan beberapa pertanyaan : Peneliti
: Apakah di SMK Pancasila 8 Slogohimo memiliki Rencana Operasional (Renop)?
Yossy F.P. S.Pd
: Benar. Sekolah kami memiliki rencana operasional sebagai pedoman dan rambu-rambu agar semua kegiatan sejalan dengan visi dan missi sekolah.
Peneliti
: Apa saja program-program dalam Renop yang bapak ketahui?
Yossy F.P., S.Pd
: Rekrutmen guru, pembinaan dan pengembangan
Peneliti
: Apakah program-program tersebut sejauh ini dapat
profesionalisme guru, monitoring dan evaluasi.
direalisasikan? Yossy F.P., S.Pd
: Alhamdulillah, menurut saya program-program tersebut dapat direalisasikan dengan baik.
Peneliti
: Apa dampak yang dihasilkan ?
Yossy F.P.,S.Pd
: Tanggung jawab guru baik secara administratif maupun kegiatannya semakin baik dan tertib.
tetap sejalan dengan visi, misi dan tujuan sekolah maka perlu disusun rencana operasional (Renop).
154
CATATAN LAPANGAN
155
B. Tafsir Untuk mendapatkan calon tenaga pendidik yang berkualitas, kompeten dan memiliki komitmen perlu dilakukan seleksi dengan menetapkan beberapa
Hari
: Rabu,21 Januari 2015
Jam
: 09.40 – Saat istirahat
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah
Pelaku
: Bapak Drs. Aris Trilaksono
A. Diskripsi Pada hari Rabu tanggal 21 Januari 2015 peneliti melakukan wawancara dengan kepala SMK Pancasila 8 Slogohimo untuk melengkapi data-data yang peneliti perlukan. Peneliti
: Apakah jumlah guru di SMK Pancasila 8 sudah sesuai dengan kebutuhan?
Drs. Aris Tri L.
: Ya. Alhamdulillah jumlah guru di sekolah kami sesuai dengan kebutuhan, sehingga masing-masing dapat melaksanakan tugas secara optimal.
Peneliti
: Apakan guru-guru mengajar sesuai dengan latar
Drs. Aris Tri L.
: Ya benar. Bapak/ibu guru mengajar sesuai dengan
belakang pendidikannya?
latar belakang pendidikannya. Peneliti
: Bagaimana proses rekrutmen guru yang dilakukan di SMK Pancasila 8 Slogohimo?
Drs. Aris Tri L.
: Kami selama ini melakukan seleksi secara ketat, agar kami benar-benar mendapatkan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi dan komitmen.
Peneliti
: Apakah dalam rekrutmen guru juga melibatkan
Drs. Aris Tri L.
: Benar. Dalam proses rekrutmen guru kami juga
pihak lain?
berkonsultasi dengan pihak Yayasan dan Dinas Pendidikan.
kreteria dan kualifikasi yang dibakukan. Sehingga para guru mampu melaksanakan KBM secara baik.
156
157
CATATAN LAPANGAN
CATATAN LAPANGAN
Hari
: Rabu,21 Januari 2015
Hari
: Kamis, 22 Januari 2015
Jam
: 09.40 – Saat istirahat
Jam
: 09.40 – Saat istirahat
Tempat
: Kantor SMK Pancasila 8 Slogohimo
Tempat
: Kantor SMK Pancasila 8 Slogohimo
Pelaku
: Bapak Marmin Subur, S.Pd (Ketua Program)
Pelaku
: Bapak Maryadi, S.Pd (Waka Bidang Kesiswaan)
A. Diskripsi
A. Diskripsi
Pada hari Rabu, tanggal 21 Januari 2015 peneliti juga melakukan wawancara
Pada hari Kamis tanggal 22 Januari 2015 peneliti menemui Bapak Maryadi,
dengan Ketua Program Akuntansi SMK Pancasila 8 Slogohimo untuk melengkapi
S.Pd, selaku Waka Kesiswaan untuk melakukan wawancara dengan beberapa
data-data yang peneliti perlukan.
pertanyaan berikut ini :
Peneliti
: Apakah guru-guru di SMK Pancasila 8 Slogohimo
Peneliti
sudah tersertifikasi? Marmin Subur,S.Pd
: Belum semuanya. Karena mayoritas guru-guru di
Peneliti Marmin Subur,S.Pd
katkan profesionalisme guru? Maryadi, S.Pd
: Mengikutkan guru dalam program diklat, workshop,
: Ada berapa orang yang sudah sertifikasi? Siapa saja?
Peneliti
: Bagaimana pembiayaannya?
: Yang sudah sertifikasi ada 9 orang. Mereka adalah
Maryadi, S.Pd
: Semua biaya untuk mengikuti kegiatan tersebut
Sini baru memiliki masa kerja di bawah 8 tahun.
ditanggung oleh pihak sekolah, sehingga guru
Mulyani, bu Sri Rahayu, pak Maryadi dan pak
tidak merasa terbebani. Peneliti
: Sejauh mana aplikasi hasil diklat dalam kegiatan
Maryadi, S.Pd
: Mereka berusaha untuk menerapkannya dalam
: Bagaimana sikap profesionalisme guru-guru yang sudah sertifikasi?
Marmin Subur,S.Pd
seminar, loka karya secara bergantian.
pak Aris, Bu Endang, pak Toto, pak Suradi, Bu Sri
Marmin Subur. Peneliti
: Apa yang dilakukan kepala sekolah untuk mening-
KBM di sekolah?
: Alhamdulillah menurut saya mereka sangat
kegiatan belajar mengajar di kelas meskipun belum
tertib, disiplin, penuh rasa tanggung jawab dalam menjalankan KBM dan tugas-tugas lainnya. B. Tafsir Program sertifikasi sangat berpengaruh terhadap profesionalisme guru.
sepenuhnya. B. Tafsir Untuk meningkatkan kompetensinya para guru harus difasilitasi dalam mengikuti kegiatan diklat, workshop, seminar pendidikan, loka karya. Oleh
Karena program tersebut mampu merubah mainset guru sehingga guru merasa
karena itu alokasi penganggaran untuk peningkatan kompetensi guru harus di-
Tertuntut untuk meningkatkan kompetensinya baik secara pedagogis, personal,
tingkatkan.
sosial dan profesionalnya.
158
159
DAFTAR RIWAYAT HIDUP CATATAN LAPANGAN
Hari
: Kamis, 22 Januari 2015
Jam
: 09.40 – Saat istirahat
Tempat
: Kantor SMK Pancasila 8 Slogohimo
Pelaku
: Bapak Pujiono, S.Pd (Waka Bidang Sarpras)
Nama
: Abdul Wahid Ahmadi
NIM
: 26.11.7.3.001
Tempat/Tgl. Lahir
: Wonogiri, 1 Maret 1970
Alamat
: Dusun Kembar RT 02 RW 01 Desa Pandan Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri. KP 57694.
A. Diskripsi
Agama
: Islam
S.Pd, selaku Waka Bidang Sarpras untuk melakukan wawancara dengan beberapa
Jenis Kelamin
: Laki-laki
pertanyaan berikut ini :
Pekerjaan
: Guru
Pada hari Kamis tanggal 22 Januari 2015 peneliti menemui Bapak Pujiono,
Peneliti
: Bagaimana ketersediaan fasilitas penunjang KBM Di SMK Pancasila 8 Slogohimo?
Pujiono, S.Pd
: Fasilitas penunjang KBM di sini sangat memadai untuk semua jurusan yang ada. Sehingga pelaksanaan KBM dapat berjalan lebih produktif.
Peneliti
: Apa saja fasilitas tersebut?
Pujiono, S.Pd
: Sambungan internet, laboratorium bahasa, lab komputer, bengkel computer,dan perpustakaan. masih ada lagi sarana olah raga yang memadai, Alat seni musik baik keroncong maupun band, ruang untuk membatik sekaligus alatnya.
Peneliti
: Bagaimana optimalisasi pemanfaatan fasilitas itu?
Pujiono, S.Pd
: Semua fasilitas yang ada dimanfaatkan dengan baik dan maksimal. Semua didaya gunakan.
PENDIDIKAN 1. Tamat SD Negeri 2 Pandan
Tahun 1983
2. Tamat MTs Negeri Purwantoro
Tahun 1986
3. Tamat MA Negeri Wonogiri
Tahun 1989
4. Tamat IAIN Walisongo Semarang
Tahun 1995
PENGALAMAN PEKERJAAN 1. Guru di MTs Ar Rahman Slogohimo mulai Tahun 1995 s.d sekarang 2. Guru di MTs Negeri Purwantoro mulai tahun 1999 s.d 2005 3. Kepala MTs Ar Rahman Slogohimo mulai tahun 1997 s.d tahun 2015 4. Tanggal 1 Januari 2007 DPK PNS di MTs Ar Rahman Slogohimo
B. Tafsir
Slogohimo, 16 Februari 2016
Untuk menciptakan KBM yang berkualitas dan penuh dengan produktifitas
Yang bertanda tangan
perlu ketersediaan sarana penunjang, sehingga mampu menumbuhkan suasana belajar yang dinamis, inovatif dan tidak membosankan. Abdul Wahid ahmadi
160
161
162