2006-2008 HAGI
Kolom Editorial
Executive Committee Presiden Abdul Mutalib Masdar Mobile : +62.815.8051484 +62.888.8469400 Email :
[email protected] [email protected] VP. Organization Elan Biantoro Mobile : +62.812.56135 Email :
[email protected] [email protected]
VP. PIT & Special Event Yosi Hirosiadi Mobile : +62.812.8171824 Email :
[email protected] [email protected]
VP. Science & Technology Dr. Ir. Yusuf Surachman, MSc Mobile : +62.0811.157962 Email :
[email protected] [email protected]
VP. Gov. University & Industry Bob Wikan H. Adibrata, Phd Mobile : +62.812.1007791 Email :
[email protected] [email protected]
Akankah Jakarta Tenggelam ? Isu ini diangkat dalam luncheon talk HAGI yang diadakan pada bulan Februari 2007 dan dalam Resonansi HAGI yang kedua edisi Februari, “Jakarta tenggelam” menjadi headline utama yang disepakati oleh redaksi untuk dimunculkan ke permukaan. Alasan utama mengapa topik ini dipilih, karena beberapa pertimbangan, antara lain : karena masalah banjir ini tidak hanya masalah lingkungan semata, tetapi lebih luas lagi disebabkan banyak hal termasuk adanya perubahan iklim global, kecilnya luasan daerah resapan dan hal-hal teknis lain yang notabene merupakan coverage area dari ilmu Geofisika. Rekomendasi para ahli yang tergabung dalam HAGI (hasil Luncheon Talk HAGI) untuk penyelesaian masalah banjir secara komprehensif layak untuk disuarakan dan disajikan dalam Resonasi edisi Februari 2007. Rubrik profesional yang berisi tulisan “Interpretasi Seismik Refleksi” oleh Senior HAGI, Bpk. Dr. Ir. Basuki Puspoputro MSc akan ditampilkan secara berseri. Sedangkan pada rubrik organisasi ditampilkan profile seluruh anggota dewan penasehat HAGI, serta beberapa tulisan dari anggota HAGI yang berjudul “Quo Vadis HAGI” (oleh Bp. Mailendra) dan Sistim Teknologi Informasi HAGI oleh Sdr. Roy Baroes ikut mewarnai Resonansi kali ini. Pada bagian akhir ditampilkan event-event HAGI dari bulan Januari hingga Februari 2007, yang meliputi : Luncheon Talk HAGI Perihal Lapindo dan Banjir Jakarta , HAGI Peduli banjir dan beberapa pertemuan/rapat internal HAGI, termasuk informasi-informasi perihal kerjasama HAGI dengan IAGI dan IATMI dalam JOINT CONVENTION BALI 2007 di Bali, serta laporan singkat rapat internal HAGI soal Sertifikasi Profesi dan Short Course HAGI yang akan dilaksanakan pada tahun 2007. Semoga apa yang tertuang dalam media Resonansi ini dapat berfungsi sebagai dokumentasi organisasi dan bermanfaat untuk sharing informasi, ilmu dan teknologi Geofísika di lingkungan HAGI dan ilmu kebumian khususnya serta masyarakat Indonesia umumnya. Masukan/Saran sangat diharapkan untuk kemajuan dan berkembangnya Resonansi HAGI ini. Salam HAGI,
Chief Editor Dr. Hendra Grandis Mobile : +62.812.2308775 Email :
[email protected] [email protected]
VP. Certification Dr. Abdul Haris Mobile : +62.815.950848 Email :
[email protected] [email protected]
2
Redaksi
Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Graha Simatupang, Tower II b, 9th Floor Jl. Letjen. T. B. Simatupang Kav. 38, Jakarta 12450 Indonesia Phone : +62. 21. 7829401 Fax : +62. 21. 7829401 Email :
[email protected] http : www.hagi.or.id Penanggungjawab Presiden HAGI Editor Chief Editor Dr. Hendra Grandis, Editor 1 Dr. Wahyudi Editor 2 Dr.Adi Susilo Editor 3 Syaeful Bahri Creative & Publisher Nova Shinta Graphic Designer Roy Baroes
HAGI I Resonansi I February 2007 I 2
Kolom Presiden
2050
JAKARTA TENGGELAM ???
K
etika mendengar isu banjir yang ditenggarai karena siklus 5 tahunan seperti yang dikutip oleh pers dari keterangan para “penguasa” Jakarta, banyak pertanyaan yang muncul, “Apakah benar banjir yang terjadi pada siklus 5 tahunan?”. Juga ada komentar lain yang sering terdengar di masyarakat bahwa banjir di Jakarta adalah banjir kiriman dari Bogor, karena BogorPuncak dan sekitarnya sudah gundul akibat kurangnya resapan air, hutannya sudah dibabat habis digantikan dengan vila, pemukiman atau tempat rehat para pejabat dan jendral RI. Sesederhana itukah penyebab banjir Jakarta? Kalau banjir yang terjadi lokasinya di seputaran bantaran kali/sungai, mungkin semua orang sudah maklum. Namun banjir yang terjadi di wilayah Jakarta dan sekitarnya pada awal bulan Februari 2007 yang merambah masuk kewilayah-wilayah pemukiman dan sentra-sentra bisnis yang semula bebas banjir, ternyata telah menafikan komentar-komentar diatas. “Di Bogor tidak turun hujan kok di Jakarta tetap ada banjir”. Argumen-argumen bahwa banjir yang terjadi adalah akibat banjir kiriman dari Bogor mulai diragukan masyarakat. Beberapa kalangan masyarakat mencoba melakukan interpretasi sendiri-sendiri terhadap fenomena banjir ini. Para ahli iklim dan hidrometeorologi ITB mencatat bahwa volume curah hujan di Jakarta pada bulan Februari 2007 memang relative lebih besar diban dingkan tahun-tahun sebelumnya. Kerugian materi akibat banjir apabila dikuantifikasi dalam rupiah, mungkin sudah masuk dalam skala milyar bahkan triliyunan rupiah. Belum lagi penyakit-penyakit sosial yang diakibatkan oleh banjir. Sungguh suatu fenomena alam yang sangat dahsyat dan berakibat buruk terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari.
3
Isu banjir sudah merambah masuk ke segala area, tidak hanya diseputar isu penataan lingkungan atau tata ruang semata, tapi lebih jauh lagi sudah memasuki wilayah ekonomi, sentra-sentra bisnis, sosial bahkan politik. Sebagian kegiatan ekonomi menjadi lumpuh, pabrik-pabrik banyak yang tutup, kegiatan ekspor-impor terhenti akibat banjir, transportasi dan komunikasi sebagian lumpuh. Banjir Jakarta 2007 ini seharusnya menjadi momentum para pengambil keputusan negeri ini untuk mencari solusi terbaik guna mengatasi tidak hanya masalah banjir semata, tetapi lebih luas lagi mengatasi problema lingku ngan, perubahan iklim akibat meningkatnya konsentrasi dan emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. (pembakaran bahan bakar fosil) dan lain sebagainya. Ada pertanyaan sedikit nakal dan lebih ekstrim lagi, “Bagaimana kalo yang terjadi di Jakarta tidak hanya banjir, tapi “tsunami”, apakah Jakarta masih ada?, tenggelamkah Jakarta? Apakah Negara RI masih berdiri, apakah bus way Jakarta kebanggaan bang Yos masih ada? Walahualam…. Uppsss…kata tetangga saya “banjir saja sudah demikian menakutkan, apalagi tsunami, sungguh mengerikan dan susah untuk dibayangkan”. Himpunan Ahli Geofisika Indonesia pada tanggal 21 Februari 2007 lalu mencoba memfasilitasi dan mendiskusikan fenomena dan penyebab banjir serta solusi-solusi alternative untuk mengatasi melalui luncheon
HAGI I Resonansi I February 2007 I 2
Kolom Presiden bangunan gedung & transportasi), kompaksi ilmiah dan struktur geologi aktif yang ada di Jakarta. Meningkatnya volume curah hujan dan ditambah terbatasnya daerah resapan air untuk menambah limpasan air maksimum menjadi salah satu faktor meningkatnya genangan air di Jakarta. Peneliti dan sekaligus pakar Hidrometeorologi ITB, Ibu Atika Lubis menyampaikan bahwa peluang banjir di Jakarta akan tetap besar di tahun-tahun mendatang. Pembuatan Banjir Kanal Barat dan Timur diperkirakan tidak akan mampu menahan limpasan maksimum dari Curah Hujan yang ada, ditambah dengan kondisi dimana hampir 40% dataran Jakarta berada di bawah permukaan laut (Mean Sea Level), membuat Jakarta dan sekitarnya akan tetap akrab dengan banjir di tahun-tahun mendatang apabila tiTalk yang bertemakan kan “Menyiasati Perubahan Iklim dak dilakukan langkah-langkah konkrit untuk mengatasi hal Global dan Trend Penurunan Muka Tanah Untuk Menghin- ini. dari Tenggelamnya Jakarta”. Dr.-rer.nat Armi Susandi MT, Pakar Iklim ITB, menyampaikan dampak perubahan iklim Solusi-solusi konkrit seperti pembuatan reservoir underglobal yang menyebabkan peningkatan temperatur dan ground, bendungan, revitalisasi sungai-sungai, danaupeningkatan tinggi muka air laut, meningkatnya runoff danau dan situ-situ lama serta pembangunan system moni(meningkatnya debit aliran air pada daerah kekurangan toring dan forecasting banjir yang sedang dikembangkan air), meningkatnya kekeringan dan kebanjiran serta terjad- oleh Dr. Fadli dkk dari BPPT harus terus disuarakan dan inya perubahan pola cuaca dan iklim. disosialisasikan kepada para stakeholder negeri ini. Secara global terjadi kenaikan temperature 0.03 derajat Celcius/th dan kenaikan curah hujan 3 hingga 3 persen pertahun. Proyeksi trend kenaikan muka laut di Teluk Jakarta sekitar 0.57 cm/tahun dan trend penurunan muka tanah di Jakarta 0.8 cm/tahun.
Berbagai upaya penanggulangan yang ditawarkan oleh para ahli kebumian pada luncheon talk HAGI ini patut mendapat ruang untuk disampaikan dan ditindak lanjuti oleh Pemerintah atau instansi terkait, sebelum Jakarta benarbenar menjadi “tenggelam”. Dan bukan suatu hal yang mustahil apabila masalah banjir Kita berandai-andai apabila angka-angka kenaikan muka ini tidak diselesaikan secara menyeluruh dalam 10 tahun laut dan penurunan muka tanah diatas kita kalikan 10 ta- kedepan kota Jakarta akan benar-benar menjadi “kota hun, maka kenaikan muka laut akan menjadi 5.7 cm/th dan yang tenggelam”. penurunan muka tanah menjadi 8 cm/th, artinya secara mudah bias disimpulkan bahwa relatif akan terjadi penurunan rata-rata muka tanah sebesar 13.7 cm/10 tahun. Bagaimana kalo 20 tahun, 30 tahun atau 100 tahun ? Apa yang akan terjadi dengan Jakarta? Jakarta, Februari 2007 Abdul Mutalib Masdar Lambok M. Hutasoit Ph.D, Pakar geohidrologi dari ITB yang banyak meneliti penurunan muka tanah di Jakarta menyampaikan terjadi penurunan muka tanah yang cukup signifikan akibat pengambilan airtanah, pembebanan (pem
4
HAGI I Resonansi I February 2007 I 2
>> Seputar Lancheon Talk HAGI Luncheon Talk HAGI
“ Menyiasati Perubahan Iklim Global dan Trend Penurunan Muka Tanah untuk menghindari Tenggelamnya Jakarta” Luncheon Talk Himpunan Ahli Geofisika (HAGI) dengan tema “Menyiasati Perubahan Iklim Global dan Trend Penurunan Muka Tanah untuk menghindari Tenggelamnya Jakarta” telah dilaksanakan pada tanggal 21 Febuari 2007 bertempat Hotel Kartika Candra, Jl. Gatot Subroto, yang dihadiri lebih kurang 50 peserta terdiri atas beberapa kalangan swasta, instansi pemerintah maupun media massa seperti Lemigas, Pertamina, BPMIGAS, Medco Energi, NGC, KLH, BPLHD DKI, BPPT, P2G LIPI, Greenpeace, KOMPAS, ANTARA, The Jakarta Post, Tempo, UI, ITB, • Diperkirakan luas wilayah Jakarta yang akan tergenang secara IAGI dan instansi lainnya. permanen akibat kenaikan muka air laut seluas 24% dari total wilayah Jakarta atau seluas 160 km2 pada tahun 2050, dengan Pembicara pada Luncheon Talk 2 HAGI adalah: Dr. –rer. nat Armi total kerugian diperkirakan sebesar US$ 16 Milyar Susandi, MT (Pakar Perubahan Iklim – ITB), diikuti Dr. Lambok Hutasoit (Pakar Hidrogeologi – ITB), Dra. Atika Lubis, MS (Pakar Hidrometeorologi – ITB) dan terakhir Dr. Eng Fadli Syamsudin Usulan Tindakan/ Rekomendasi penyelesaian masalah banjir (Pakar Dinamika Atmosfer – BPPT), yang bertindak sebagai adalah : moderator Brigita Ismoro (wartawan Kompas). Hal-hal penting • Perlu kajian mendasar terhadap proyeksi curah hujan sebagai yang menjadi kesimpulan dari Luncheon Talk ini adalah : implikasi dari perubahan iklim yang terjadi di wilayah Jakarta • Dampak perubahan iklim global menyebabkan dua kondisi dan sekitarnya. penting yaitu: peningkatan temperatur dan peningkatan tinggi • Melibatkan para ahli terkait dalam bidang geosains (perubahan muka air laut. iklim, geologi, hidrometeorologi, dinamika atmosfer dan laut) • Perubahan iklim telah terjadi dan berpengaruh terhadap cuaca serta ahli perencanaan tata kota untuk penanganan banjir mendatang. yang terjadi di Jakarta, termasuk pola curah hujannya, dimana perubahan pola curah hujan di Jakarta ditandai dengan • Mengembangkan sistem pemantauan banjir dengan konsep pergeseran daerah curah hujan dari Bogor menuju Jakarta. early warning system, sehingga Jakarta dapat lebih • Banjir yang terjadi pada tahun 2007 ini disebabkan oleh tidak mempersiapkan diri dalam menghadapi kemungkinan banjir mendatang. hanya banjir ”kiriman” yang berasal dari wilayah Bogor tetapi juga terjadi karena tingginya intensitas curah hujan di wilayah • Membuat simulasi prediksi banjir berdasarkan skenario Jakarta, terutama di wilayah Selatan Jakarta. bencana banjir akibat perubahan iklim, termasuk akibat • Konveksi (pergerakan massa udara) lokal wilayah Jakarta dan kenaikan muka air laut dan penurunan muka tanah. pengaruh Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) menjadi • Mengembalikan fungsi lahan/daerah resapan di wilayah Bogor salah satu penyebab terjadinya penumpukan massa uap air di dan Jakarta dengan mempertimbangkan fungsi sosial dan ekonomis, sehingga daerah resapan ataupun daerah wilayah Jakarta dan sekitarnya sebelum saat kejadian banjir. • Banjir pada tanggal 2 Februari 2007 di Jakarta disinyalir juga penyangga aliran air (dam) dapat berguna bagi masyarakat dan pembangunan. akibat perubahan tata guna lahan yang tidak mampu lagi • Membuat rencana terpadu untuk penindaklanjutan bencana menampung limpasan air hujan di permukaan tanah Jakarta. • Pembangunan Banjir Kanal Barat dengan kapasitas 300m3/ banjir termasuk untuk peluapan sungai dan manajemen resiko banjir. detik belum mampu mengatasi limpasan air ke wilayah Jakarta yang diperkirakan sekitar 1600 m3/detik. Pembangunan Banjir • Revitalisasi Aliran Sungai dan situ-situ/danau-danau di seluruh Kanal Timur dengan kapasitas yang sama (300m3/detik) area Jabodetabek, termasuk kemungkinan pembangunan diperkirakan juga belum mampu mengatasi seluruh limpasan air underground reservoir dan rehabilitasi sistem drainage secara permukaan tersebut. menyeluruh. • Kenaikan muka air laut terjadi di wilayah pantai utara Jakarta dengan trend kenaikan muka laut sebesar 0,57 cm/tahun sementara itu daratan Jakarta mengalami penurunan (land subsidence) yaitu 0,8 cm/tahun. • Salah satu faktor terpenting penyebab terjadi banjir adalah kondisi geologi (geomorfologi dan hidrogeologi). • Penurunan muka tanah di Jakarta diakibatkan oleh pengambilan air tanah dan pembebanan, termasuk gejala alam lainnya.
5
HAGI I Resonansi I February 2007 I 2
>> Rubrik Profesional
INTERPRETASI SEISMIK REFLEKSI Oleh : Dr. Ir.Basuki Puspoputro Msc.
(Bagian-1)
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GELOMBANG-DATA ACQUISTION & PROCESSING
1.1 Umum Tulisan ini biasanya dipersiapkan bagi penyelenggaraan kursus dan kuliah interpretasi seismik refleksi sekaligus sebagai catatan kursus/kuliah. Bahan ini berisi tentang dasar interpretasi data seismik refleksi dan aplikasinya dalam eksplorasi dan eksploitasi hidrokarbon. Catatan ini bukan merupakan buku pegangan melainkan memuat bahan kursus/kuliah, yang sebenarnya isinya dikumpulkan dari berbagai sumber buku dan bacaan pegangan yang dianjurkan untuk dibaca untuk mendapatkan pengertian yang mendalam. Sumber bacaan disajikan di daftar referensi. Penulis sangat menyambut kritik ataupun saran untuk memperbaiki tulisan ini yang pada hakekatnya memang masih banyak kelemahan.
2.1 Gelombang Seismik 1.Unsur-unsur gelombang Gelombang dikenal dan dipisahkan satu dengan yang lain didasarkan pada unsur gelombang tersebut diantaranya yang utama adalah frekuensi, perioda, panjang gelombang, jumlah gelombang, amplitudo, fasa dan polaritas. Pengetahuan yang mendalam tentang unsur-unsur gelombang ini mutlak diperlukan untuk memahami data seismik umumnya dan interpretasi khususnya. Beberapa sifat gelombang seismik diketengahkan berikut ini. 2. Gelombang Seismik Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang dapat di nyatakan sebagai sebuah gangguan elastik yang dijalarkan dari titik ketitik sepanjang suatu medium (anelastic disturbance which is propagated from point to point trough a medium, Sherif, 1984). Dalam eksplorasi seismologi dikenal tiga tipe gelombang: gelombang P, gelombang S ,dan gelombang lain. Gelombang P juga dinamakan gelombang kompresional atau gelombang longitudinal. Gelombang S juga dikenal dengan nama gelombang geser atau gelombang transversal. Termasuk tipe gelombang lain diantaranya adalah groundrolls, gelombang Rayleigh dan gelombang Stoneley.
1.2 Tujuan Tujuan tulisan interpretasi seismik adalah untuk memberikan pengetahuan dasar interpreasi seismik refleksi. Penguasaan pe ngetahuan dasar ini memungkinkan pembaca untuk melaksanakan interpretasi seismik menuju tingkat keahlian. Patut dikete ngahkan bahwa tingkat keahlian diyakini dapat dicapai dengan melaksanakan interpretasi seismik secara berkelanjutan dalam praktek ini. Selain itu, untuk mencapai keahlian tersebut pembaca diharapkan telah menguasai atau setidaknya memahami ilmu- Gelombang P dan gelombang S dikategorikan sebagai body wave ilmu geologi struktur, stratigrafi dan geologi minyak, penyelidi- karena menjalarnya melalui/memakai tubuh material secara kesekan seismik refleksi, dan pengolahan dasar data seismik. luruhan (Robinson, 1983). Gelombang P dibedakan dari gelombang S berdasarkan cara penjalarannya. Gelombang P dicirikan oleh pergerakan partikel mundur dan maju, sebagai tanggapan 1.3 Materi Materi tulisan terbagi menjadi empat bab. Bab II mengete atas tegangan kompresi dan tensional, sepanjang arah penjalaran. ngahkan secara singkat kilas balik mengenai gelombang seismik, Sebagai medium penjalaran, partikel batuan berubah volume naurutan data acquisition dan urutan pengolahan data. Bab III mun tidak berubah bentuk. Gelombang S dicirikan oleh gerakan membahas tentang gelombang dan pengeboran yang datanya partikel yang tegak lurus terhadap arah penjalaran, sebagai tangakan digunakan dalam interpretasi seismik refleksi. Bab IV gapan atas tegangan geser. Partikel-partikel batuan berubah benadalah bab yang memuat dasar, cara dan petunjuk interpretasi. tuk namun tidak berubah volume dalam bertindak sebagai meSelain ke-empat Bab tersebut, dalam menyelenggarakan kursus / dium penjalaran (Robinson, 1983, Domenico dan Danbom, kuliah juga dilakukan latihan interpretasi dan uraian geologi yang 1987). relevan dengan interpretasi. Hal ini sudah tentu dapat dimuat di tulisan ini. Sampai dengan saat ini mayoritas gelombang yang dipakai dalam teknologi seismik refleksi adalah gelombang P, walau sejak tahun 1980-an teknologi dan penggunaan gelombang S telah semakin
6
HAGI I Resonansi I February 2007 I 2
>> Rubrik Profesional berkembang. Tulisan ini hanya akan membahas tentang gelom- ditabel Tabel II.2. Angka-angka tersebut menyatakan bahwa pada bang P. Studi gelombang S dan pemanfaatannya termuat di buku kedalaman 3000 kaki, gelombang tersebut mengandung frekuensi 60 Hz ke atas amat lemah atau mungkin sudah tidak mengandung karangan Tatham dan McCormack (1991). lagi (Basuki, 1999). 2.2 Aspek Kedalaman Dalam penyelidikan seismik, energi yang bersumber dari titik Resolusi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk ledak, terpancar sebagai gelombang seismik kesegala arah, terma- memisahkan dua kenampakan yang sangat berdekatan suk merambat ke bawah menuju kedalaman dimana bidang (Sheriff, 1984). reflector berada. Dalam perjalanannya, mulai dari titik tembak ke Resolusi terbagi menjadi resolusi vertikal dan resolusi horisontal. bidang refleksi, dipantulkan dan akhirnya sampai dititik rekam, Beberapa peneliti terdahulu membuktikan bahwa resolusi vertikal gelombang seismik mengalami pelemahan atau atenuasi besarnya berkisar antara satu per delapan panjang gelombang (attenuation). Atenuasi menyebabkan perubahan magnitudo am- sampai satu per empat panjang gelombang (Sheriff, 1984). Tuliplitudo dan kandungan frekuensi, dan secara tidak langsung san ini cenderung menggunakan batas resolusi sebesar satu per mempengaruhi resolusi gelombang seismik. Semakin besar ke- empat panjang gelombang, karena batas resolusi satu per delapan dalaman akan semakin berkurang pula kandungan frekuensi panjang gelombang amat sulit terdeteksi. tinggi suatu gelombang, sehingga semakin rendah daya resolusi Ambang batas resolusi horisontal atau spatial adalah sama dengan jari-jari (radius) zona Fresnel pertama, nilainya tergannya. tung dari panjang gelobang dan kedalaman. Dengan demikian Atenuasi adalah pengurangan magnitudo amplitudo atau energi maka resolusi nilai horisontal dan vertikal tergantung pada nilai gelombang yang disebabkan oleh karakteristik fisik media panjang gelombang, dimana nilai panjang gelombang tergantung pa da kecepatan frekuensi. Nilai kecepatan umumnya membesar dimana gelombang itu menjalar (Sheriff, 1984). sesuai dengan kedalaman, yang dinyatakan sebagai (Yilmaz, Atenuasi dapat dinyatakan sebagai : Dimana adalah faktor atenuasi, f adalah frekuensi, Q adalah 1988): RV = Rs = kualitas medium dan V adalah kecepatan rambat gelombang (Waters, 1981). Kualitas suatu media adalah tetap, sehingga besarnya faktor atenuasi tergantung pada frekuensi dan kecepatan Dimana Rv adalah resolusi vertikal, Rs adalah resolusi horisonrambat. Tabel II.1 memeperlihatkan model perubahan harga tal, adalah pajang gelombang, V adalah kecepatan rambat, faktor atenuasi terhadap perubahan frekuensi. Pada table ini nilai f adalah frekuensi dan t adalah waktu refleksi. Q adalah tetap sebesar 17.15, yaitu nilai kualitas dari Piere Shale (Waters, 1981), dan kecepatan dianggap tetap sebesar 7000 feet Tabel II.1 dan Tabel II.2 memperlihatkan perubahan besarnya perdetik. Tabel II.2 menunjukkan model perubahan nilai faktor resolusi terhadap perubahan kedalaman. Tabel tersebut membukatenuasi bila kecepatan berubah sesuai kedalaman, dinyatakan tikan bahwa semakin besar kedalaman, semakin berkurang sebagai Vz = 6000 + 0,333z dimana Vz adalah kecepatan pada kandungan frekuensi tinggi dan semakin rendah daya resolusinya. Resolusi pada 5000 kaki untuk frekuensi di atas 60 Hz, misalnya, kedalaman z. menunjukkan tingkat resolusi yang baik, namun amplitudonya Magnitudo amplitudo, disingkat amplitudo sebagai gelombang amat lemah sehingga resolusi tersebut tidak dapat diaplikasikan, akan berkurang setelah gelombang itu merambat pada jarak terbatas hanya pada teori saja. tertentu. Bila amplitudo pada titik awal adalah Ao dan amplitudo setelah merambat sejau z adalah Az, didapat hubungan sebagai Tabel II.1: Perubahan amplitudo dan resolusi (Waters, 1981) : disebabkan perubahan frekuensi dan kedalaman Tabel II.1 dan Tabel II.2 menunjukkan model perhitungan AF Z (-z*AF) Az/Ao Rv Rs Az/Ao. Perhatikan bahwa untuk frekuensi 30Hz, pada kedalaman Frek 3000 kaki, nilai Az/Ao adalah 0,095, sedang untuk frekuensi 30 0.000785 2930 -2.29902 0.1004 58.3333 584.6651 60Hz, 90Hz, dan 120 Hz, nilai Az/Ao berturut=turut adalah 0,009 60 0.001569 2930 -4.59805 0.0101 29.1667 413.4207 dan 0,0009 serta 0,0001 (Tabel II.1). Hal yang sama juga terlihat
7
90
0.002354
2930
-6.89707 0.0010
19.4444
337.5566
120
0.003139
2930
-9.1961
14.5833
292.3326
0.0001
HAGI I Resonansi I February 2007 I 2
>> Rubrik Profesional 30
0.000785
1000
-0.78465
0.4563
58.3333
341.5650
30
5000
7665
0.000716
-3.58121
0.0278
63.8750
799.2184
30
0.000785
2000
-1.5693
0.2082
58.3333
483.0459
60
1000
6333
0.001734
-1.73378
0.1766
26.3875
229.7281
2000
6666
0.001647
-3.29433
0.0371
27.7750
333.3167
30
0.000785
3000
-2.35395
0.0950
58.3333
591.6080
60
30
0.000785
4000
-3.1386
0.0433
58.3333
683.1301
60
3000
6999
0.001569
-4.70639
0.0090
29.1625
418.3001
30
0.000785
5000
-3.92325
0.0198
58.3333
763.7626
60
4000
7332
0.001498
-5.99018
0.0025
30.5500
494.3683
60
5000
7665
0.001432
-7.16243
0.0008
31.9375
565.1327
90
1000
6333
0.002601
-2.60066
0.0742
17.5917
187.5722
90
2000
6666
0.002471
-4.94149
0.0071
18.5167
272.1519
90
3000
6999
0.002353
-7.05958
0.0009
19.4417
341.5406
90
4000
7332
0.002246
-8.98527
0.0001
20.3667
403.6500
60
0.001569
1000
-1.5693
0.2082
29.1667
241.5229
60
0.001569
2000
-3.1386
0.0433
29.1667
341.5650
60
0.001569
3000
-4.7079
0.0090
29.1667
418.3300
60
0.001569
4000
-6.2772
0.0019
29.1667
483.0459
60
0.001569
5000
-7.8465
0.0004
29.1667
540.0617
90
5000
7665
0.002149
-10.7436
0.0000
21.2917
461.4289
90
0.002354
1000
-2.35395
0.0950
19.4444
197.2027
120
1000
6333
0.003468
-3.46755
0.0312
13.1938
162.4423
90
0.002354
2000
-4.7079
0.0090
19.4444
278.8867
120
2000
6666
0.003294
-6.58866
0.0014
13.8875
235.6905
90
0.002354
3000
-7.06185
0.0009
19.4444
341.5650
120
3000
6999
0.003138
-9.41277
0.0001
14.5813
295.7829
90
0.002354
4000
-9.4158
0.0001
19.4444
394.4053
120
4000
7332
0.002995
-11.9804
0.0000
15.2750
349.5712
90
0.002354
5000
-11.7698
0.0000
19.4444
440.9586
120
5000
7665
0.002865
-14.3249
0.0000
15.9688
399.6092
120 0.003139
1000
-3.1386
0.0433
14.5833
170.7825
120 0.003139
2000
-6.2772
0.0019
14.5833
241.5229
120 0.003139
3000
-9.4158
0.0001
14.5833
295.8040
120 0.003139
4000
-12.5544-
0.0000
14.5833
341.5650
120 0.003139
5000
-15.693
0.0000
14.5833
381.8813
Frek = frekuensi ; AF = faktor atenuasi ; z = kedalaman Az = amplitudo pada kedalaman z ; Ao = amplitudo awal Rv = resolusi vertikal ; Rs = resolusi horisontal (dikutip dari Basuki, 1999) Medium : Piere Shale Vz = 6000+0,33z Q = 17.15 Tabel II.2 : Perubahan amplitudo dan resolusi disebabkan perubahan frekuensi, kedalaman dan kecepatan Frek
z
Kec
AF
(-z*AF)
Az/Ao
Rv
Rs
30
2930 6975.69 0.000787
-2.30597
0.0997
58.1308
583.6490
60
2390 6975.69 0.001574
-4.61193
0.0099
29.0654
412.7022
90
2930 6975.69 0.002361
-6.9179
0.0010
19.3769
336.9699
120
2930 6975.69 0.003148
-9.22386
0.0001
14.5327
291.8245
30
1000
6333
0.000867
-0.86689
0.4203
52.7750
324.8846
30
2000
6666
0.000824
-1.64716
0.1926
55.5500
471.3809
30
3000
6999
0.000784
-2.35319
0.0951
58.3250
591.5657
30
4000
7332
0.000749
-2.99509
0.0500
61.1000
699.1423
8
2.3 Data Acquisition Pengetahuan interpreter tentang aktivitas data acquisition dan tentang faktor-faktor yang memperngaruhi kualitas penampang seismik cukup penting, karena dengan pengetahuan itu interpreter dapat menganalisa kenampakan dan anomali yang terdapat pada penampang seismik. Faktor tersebut antara lain adalah kondisi permukaan, geologi permukaan, sumber energi, dan peralatan penyelidikan seismik lapangan. Kondisi permukaan terdiri dari berbagai keadaan mulai dari topografi sampai gangguan kultural. Topografi kasar menimbulkan problema koreksi statik, meskipun secara teori seharusnya tidak demikian. Gangguan kultural, misalnya jaringan jalan raya, daerah industri dan pemukiman, selain menimbulkan noise juga dapat mengganggu keteraturan posisi titik rekam. Informasi kondisi permukaan biasanya tercantum pada bagian atas penampang seismik. Yang dimaksud dengan geologi permukaan adalah batuan di permukaan sampai kedalaman kurang lebih 50 meter. Dua hal yang perlu diketahui adalah tentang zona lapuk (weathered zone) dan jenis batuan. Zona lapuk bersifat menyerap energi sehingga sumber energi seismik harus diletakkan dibawah zona lapuk. Keadaan menjadi sulit bila zona lapuk cukup tebal, melebihi ketebalan ekonomis yang dapat dicapai pemboran seismik.
HAGI I Resonansi I February 2007 I 2
>> Rubrik Profesional Selain itu, beberapa zona lapuk amat tidak kondusif untuk dibor, misalnya bila terdiri dari kerikil atau gravel. Disisi lain, apabila batuan yang terdapat di permukaan terdiri dari batuan yang amat keras atau campuran amat keras dan lunak, juga menghalangi tercapainya kedalaman pemboran ideal, yang akhirnya mengakibatkan kurangnya kualitas data seismik yang terekam. Demikian juga bila batuan dipermukaan meskipun segar tetapi bersifat menyerap energi, misalnya lapisan batubara, maka kualitas data terekam juga menurun. Sumber energi penyelidikan seismik di darat dapat berupa dinamit, vibroseis, dinoseis, air gun, dan mini sosie. Untuk kondisi di Indonesia yang paling layak digunakan secara meluas adalah jenis dinamit. Parameter sumber energi dinamit yang dapat mempengaruhi kualitas data adalah charge size (besarnya muatan dinamit), kedalaman (harus terletak dibawah zona lapuk), dan coupling (dinamit terekat erat atau menyatu dengan batuan di sekeli lingnya). Bila parameter itu tidak terpenuhi maka kualitas data akan turun (Table II.3) Selain tersebut diatas, parameter peralatan penyelidikan seismik yang lain yaitu geophone dan recorder juga mempengaruhi kualitas data yang terekam. Dalam hal terakhir ini interpreter relatif sulit mendeteksi, kecuali dari informasi yang dicantumkan atau menyertasi penampang seismik.
2.4 Data Processing Urutan pengolahan data dasar (basic data processing) dapat dikatakan terdiri dari koreksi static, dekonvolusi, koreksi NMO, residual static, stack, display. Gambar 2.1 misalnya menunjukkan urutan pengolahan data dasar menurut Yilmaz (1988). Urutan ini pun masih dapat diperdebatkan karena yang disebut “dasar” dari satu ke lain institusi. Pengolahan data tahap selanjutnya (advance and special processings) tergantung pilihan dan problema yang harus diatasi. Paket-pake tambahan seperti DMO (Dip Moveout), dept migration, seismic inversion, AVO, modeling, wavelet pro cessing dan yang lain, penggunaannya tergantung pandangan pengguna dalam usaha memecahkan problema yang dihadapi, dan tentu saja tergantung kemajuan teknologi. Gambar 2.2 memperlihatkan sebuah urutan pengolahan yang bertujuan untuk mempelajari variasi kekuatan amplitudo refleksi, sehingga digunakan paket surface consistence dan preserved amplitude. Parameter processing yang sangat mempengaruhi terhadap hasil penampang seismik, dan yang lebih mudah dikenali adalah tepat atau tidaknya pemilihan kecepatan. Pembelajaran hal ini dapat dijumpai di publikasi Yilmaz (1988), sementara Tucker dan Yoston (1973) mengetengahkan contoh-contoh jebakan (pifall) yang disebabkan oleh geometri reflektor maupun akibat pengolahan data seismik, yang perlu diwaspadai oleh interpreter. (bersambung)
Tabel II.3: Hubungan antara parameter data acquisition dan pengaruhnya dalam menurunkan kualitas seismik. DAFTAR REFERENSI FAKTOR
RINCIAN
TINDAKAN (CHECK)
Bising (noise)
Noise menutup/ merusak signal
Tandai lokasinya
Topografi
Topografi kasar
Check elevasi (profil topografi)
Kultural
Bangunan, jalan,rel, jalur listrik
Kumpulan informasi, hindari
Batuan permukaan
Sangat keras, gembur, kerikil
Informasi, teknik tanggulangi
Bt. Dekat permukaan
Tuff, coal, agglomerates
Check kedalaman pemboran
Wheathered zone
Bila tidak tertembus pembo- Check kedalaman pemboran ran
Muatan dinamit
Terlalu besar atau terlalu kecil
Check muatan dinamit
Kopling
Dinamit dan geophone
Check kualitas traces
Bawah permukaan
Struktur, stratigrafi, alamiah Gunakan ”interpretation lain pitfall”
9
Basuki, P.P.,1999, Keefektifan teknologi seismik-3D di lapangan Alha Barat: disertasi, Institut Teknologi Bandung. Domenico, S.N., Danbom, S.H., 1987, Shear wave technology in petroleum exploration-past current, future, in Danbom, S.H, and Domenico, S.N., Shear-waves exploration: S.E.G., Tulsa Robinson, E.A., 1983, Seismic velocity analysis and the convulational model : International Human Resources Development, Boston Sheriff, R. E., 1984, Encyclopedic dictionary of exploration geophysics, second editions: S.E.G., Tulsa Tatham, R. H., McCormack, M.D., 1991, Multicomponent seismology in petroleum exploration, Investigations in geophysics No. 6: S.E.G., Tulsa Waters, K.H., 1981, Reflection seismology, atool for renergy resource exploration, second edition: John Wiley and Sons, Toronto Yilmaz, O., 1988, Seismic data processing, Investigations in geophysics No. 2, third printing: S.E.G., Tulsa
HAGI I Resonansi I February 2007 I 2
>> Rubrik Organisasi Profile Dewan Penasehat HAGI Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M. Sc Pria kelahiran Bandung, 9 September 1953 adalah guru besar Teknik Geofisika dan Doktor Ilmu Tek nik-ITB, yang sekarang menjabat sebagai Rektor ITB (periode 2005-2010). Menamatkan pendidikan sarjana dari Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung (1972-1976), kemudian beliau meraih Post Graduate Diploma (Seismology) dari International Institute of Seismology and Eartquake Engginering, Tokyo-Jepang (1978-1979). Satu tahun kemudian, beliau melanjutkan studi ke Asian Institute of Technology, BangkokThailand dan meraih gelar Master of Science (Geotechnical Engineering) pada tahun1980-1982. Gelar Doktor Ilmu Teknik diraih dari Institut Teknologi Bandung tahun 1990. Sebelum terpilih sebagai Rektor, beliau menjabat Ketua Senat Akademik ITB, (Januari 2002-Juli 2004 dan Juli 2004Januari 2005) dan Pembantu Rektor II ITB (1997-2001). Ketua Program Studi Teknik Geofisika, FTM-ITB (1989-1997), Ketua Program Magister Geofisika Terapan, PPS-ITB (1997-2003), Sekretaris Program Magister Geofisika Terapan, PPS-ITB (1986-1997) dan Kepala Laboratorium Eksplorasi Sumberdaya Bumi, Departemen Teknik Geofisika ITB (20002005). Selain mengabdi dalam tugas-tugas akademik, beliau juga aktif berorganisasi terutama yang berkaitan dengan keahlian dan profesinya. Pernah menjadi Ketua Umum HAGI periode 1998-2000, dan aktif sebagai anggota Society of Exploration Geophysicist (SEG-USA) (Active member and country representative for Indonesia) dari tahun 1995 hingga sekarang. Anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) sejak 1976, Anggota Australian Sociaty of Exploration Geophysicist (ASEG)( Active member) sejak 2000. Anggota Enviromental and Engineering Geophysical Society (EEGSUSA) dan anggota Southeast Asia Geotechnical Society (SEAGS), sejak 1982. Atas pengabdiannya dalam bertugas, beliau menerima penghargaan Life Membership Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI, 2000), Certificate of 5 Years Loyalty to American Association of Petroleum Geologist (AAPG, 1999), Certificate of 10 Years Loyalty to AAPG 2004, Certificate of Recognation AAPG 2000, AAPG&IPA, Certificate of Merit AAPG 2000, dan Medali 25 Tahun ITB 2003. Pada kepengurusan HAGI periode 2006-2008, beliau termasuk kedalam salah satu anggota “Dewan Penasehat HAGI”.
Dr. Ir. Hery Harjono Pria kelahiran Banyuwangi, 10 Februari 1951, menyelesaikan pendidikan Doktor (S-3) dari Geofisika Uni versitas Paris Sud, Prancis. Awal karirnya di Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan-PU (1978), kemudian pada tahun 1980 hingga kini bergabung di Lembaga Geologi dan Pertambangan Nasional yang kini dikenal dengan PUSLITBANG Geoteknologi LIPI. Ditahun 1998 hingga 2001, beliau diangkat menjadi Kapuslit Limnologi LIPI, 2001-2006 dipercaya untuk menjadi Kapuslit Geoteknologi LIPI, dan sekarang menjadi Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI sejak 19 September 2006. Beliau juga aktif berorganisasi, pernah menjabat sebagai Ketua Umum HAGI pada periode1992-1994, Ketua II HAGI pada periode 1990-1992 dan pada kepengurusan HAGI sekarang, dipercaya sebagai salah satu anggota Dewan Penasehat HAGI.
PERTAMINA
10
HAGI I Resonansi I February 2007 I 2
>> Rubrik Organisasi Profile Dewan Penasehat HAGI Adriansyah Ph. D Lahir di Palembang, 18 Juli 1960, menyelesaikan pendidikan Sarjana S-1 dan S-2 di bidang Geofisika, ITB, S-3 diperoleh dari Geosciences Dept, University of Texas at Dallas, Richardson, USA. Mengawali karir di Geco sebagai Processing Geophysicist pada tahun 1987-1988. Pada tahun 19881990 beliau bergabung dengan Pertamina UEP I Pangkalan Brandan sebagai Operation Geophysicist, tahun 1993 menjabat sebagai processing Geophysicist Pertamina Exploration Div, dan sekarang sebagai senior Geophysicist pada perusahaan yang sama, sekarang menjadi salah satu anggota tim Pertamina EP untuk kegiatan Eksplorasi di Libya. Semenjak kuliah aktif berorganisasi dan pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Geofisika & Meteorologi Institut Teknologi Bandung pada tahun 1982-1983, kemudian beliau diangkat sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni Geofisika & Meteorologi- ITB tahun 2001-2005. Pada Himpunan Ahli Geofisika Indonesia, beliau pernah menjabat sebagai Ketua Umum pada periode 2002-2004. Pada kepungurusan HAGI periode2006-2008, beliau dipercaya sebagai salah satu anggota “Dewan Penasehat HAGI”.
Syamsu Alam Ph. D Syamsu Alam merupakan salah satu manajer eksplorasi Pertamina EP. Pria kelahiran Purworejo, 2 April 1963, ini menamatkan S1 (Teknik Geologi) dari Institut Teknologi Bandung, S2 (Geofisika Terapan)-ITB dan S3 Geophysicit Texas A&M College Station Texas. Bapak satu anak ini, aktif berorganisasi semenjak kuliah pernah menjadi Ketua Himpunan M a h a s i s w a Teknik Geologi– ITB, Ketua PERMIAS di Station Texas dan Sekjen HAGI pada periode 2002-2004, serta aktif dalam keanggotaan HAGI dan IAGI. Pada kepengurusan HAGI periode ini , penggemar berat golf ini dipercaya untuk menjadi salah satu anggota “Dewan Penasehat HAGI”.
Dr. Wawan Gunawan Mantan Presiden HAGI (periode 2004-2006) yang juga wakil dekan bidang akademik di ITB,kesehariannya sebagai staf pengajar pada bidang studi Teknik Geofisika-ITB dan kelompok pengab dian masyarakat ITB di industri yang berhubungan dengan geofisika. Kelahiran Subang, 9 Desember 1959, menamatkan pendidikan sarjana dari FMIPA jurusan Fisika Lab Geofisika, Universitas Gadjah Mada-Yogyakarta pada tahun 1982, S2 dari universitas yang sama jurusan Geofisika tahun 1990, S3-nya dari ilmu teknik bidang geologi ITB (1993-1966). Aktif berorganisasi dan banyak menulis dalam bidang microgravity, dipengurusan periode 2006-2008, merupakan salah satu anggota dewan penasehat HAGI.
Himpunan Ahli Geofisika Indonesia, Graha Simatupang, Tower II b, 9th Floor Jl. Letjen. T. B. Simatupang Kav. 38, Jakarta 12450 Indonesia Phone : +62. 21. 7829401, Fax : +62. 21. 7829401 Email :
[email protected] http : www.hagi.or.id
11
HAGI I Resonansi I February 2007 I 2
>> Rubrik Organisasi
Mailendra
PT. Sigma Cipta Utama
[email protected]/
[email protected]
“ Quo Vadis HAGI ??? “ HAGI berdiri sejak tahun 1976 tepatnya tanggal 9 Oktober 1976 di Auditorium Direktorat Geologi. Yang dianggap sebagai pendiri HAGI adalah peserta pertemuan pertama tersebut, tercatat nama-nama Prof. Mugiono, Dr. M. Untung, Prof. Iwan T. Taib, Prof. Bermawi, Neni Sri Utami, Siti Z. Besari, dan lainlain. Kalu kita lihat tahun berdirinya, maka Oktober 2007 HAGI akan berumur 31 tahun. Tentu dalam perjalanan, HAGI telah mengalami berbagai hal sebagai organisasi swadaya dan swadana. HAGI me ngalami pasang surut dan dinamika sebagai organisasi yang tidak bertujuan mencari keuntungan. Sebagaimana layaknya organisasi profesi, dari sekian banyak tujuan HAGI diantaranya adalah bertujuan meningkatkan kualitas para ahli geofisika Indonesia dan lebih jauh HAGI dengan sendirinya akan melakukan berbagai kegiatan sehingga ilmu geofisika dapat dikenal oleh masyarakat secara lebih luas. Dengan merefleksi kepada perjalanan HAGI selama 31 tahun tersebut, sampai dimanakah HAGI saat ini? Bagaimana dengan perkembangan kualitas ahli geofisika Indonesia? Pertanyaan apa yang dapat kita sampaikan untuk mengetahui perkembangan keilmuan ahli geofisika? Apakah cukup dikenal oleh masyarakat geofisika internasional, atau apakah sudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri? Banyak pertanyaan yang dapat diberikan untuk mengevaluasi perkembangan ahli geofisika? Tujuan HAGI berikutnya adalah, mengenalkan GEOFISIKA kepada masyarakat lebih luas. Bagaimana posisi ilmu dan datadata geofisika sudah menjadi bagian dari perencanaan ataupun pelaksanaan pembangunan? Apakah pemahaman masyarakat tentang geofisika sudah menjadi lebih baik? Kalau kita lihat sejauh mana perjalanan HAGI untuk mencapai dua (2) tujuan organisasi diatas dilakukan dengan dua cara utama: Pertama : Melalui pelaksanaan PIT yang bisa dilaksanakan secara berturut-turut setiap tahun sejak tahun 1976. PIT sejak dilakukan tahun 1976 dihadiri oleh 150-300 orang
12
kecuali pada tahun 2003 dan 2005, dilaksanakan bersama-sama dengan IAGI, (juga PERHAPI tahun 2005) yang dihadiri oleh lebih 700 orang. Dengan jumlah presentasi sebanyak 50-60 makalah ilmiah. Jumlah peserta PIT yang 150-300 orang dan jumlah makalah ilmiah yang dipresentasikan mungkin akan bisa menjadi barometer perjalanan HAGI. Kemudian juga perlu dilihat kualitas makalah yang dipresentasikan. Kedua : Melalui penerbitan majalah ilmiah dan buku-buku. HAGI mempunyai jurnal ilmiah yang disebut GEOFISIKA dan terbit sejak tahun 1993, dan pada tahun 2006 mendapatkan ISSN sehingga dari sudut pandang penerbitan majalah ilmiah, jurnal geofisika sama dengan majalah atau jurnal ilmiah lainnya yang telah mendapatkan ISSN. Dalam perjalanannya Jurnal (sebelumnya disebut majalah) mengalami pasang surut, kadang-kadang terbit dan lebih banyak tidak terbit. Dalam satu periode kepengurusan adakalanya cuma terbit 1 kali dari rencana terbit 2 bulan sekali. Tidak terbitnya Jurnal Geofisika bukan karena pengurus pada periode tersebut tidak mencoba, tapi lebih banyak disebabkan tidak adanya tulisan ilmiah yang diterima dan layak dimuat. Berbagai usaha tentu coba dilakukan masing-masing periode pengurus dan editornya. Lalu bagaimana kaitannya dengan pemahaman masyarakat tentang bidang ilmu geofisika? Hal ini jauh lebih sulit untuk mencermatinya. Melalui dua saran diatas, tampaknya HAGI belum melakukan apapun sehingga ilmu geofisika lebih terasa keberadaannya ditengah-tengah aktifitas masyarakat luas. Ilmu geofisika yang begitu luas cakupannya seperti tidak diperlukan oleh berbagai pihak dalam perjalanan bangsa ini? Disiplin ilmu mana yang paling tepat dalam menjelaskan issue tentang tenggelam atau hilangnya 2000 pulau kecil? Saya kira ilmu geofisikalah yang paling pas dalam menjelaskannya. Demikian juga fenomena/kasus banjir, longsor, tsunami, keamanan lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir, penentuan jalur pelayaran laut, jalur penerbangan dan kondisi cuaca ekstrim lainnya.
HAGI I Resonansi I February 2007 I 2
>> Rubrik Organisasi
Berapa banyak makalah yang sudah dipresentasikan atau diterbitkan di jurnal HAGI berkaitan dengan hal-hal diatas? Saya kira sangat sedikit sekali, baik karena memang aktifitas ahli geofisika dalam bidang-bidang yang bersentuhan langsung dengan masyarakat banyak tersebut sangat kurang. Kalau hal ini terus berlanjut, ilmu geofisika paling tidak di negara ini akan hilang dari kepala semua orang. Justru pada waktu-waktu terakhir ini, bagi anggota HAGI sendiri, ilmu geofisika sepertinya mengalami perubahan makna kalau tidak disebut terjadinya penciutan arti. Saat ini terlihat kecenderungan ilmu geofisika hanya mengurusi persoalan dan kebutuhan dilingkungan eksplorasi minyak dan gas bumi serta pertambangan saja. Hal ini dapat dilihat dari lahirnya jurusanjurusan dan program studi geofisika yang hanya mengajarkan mata kuliah yang berkaitan dengan eksplorasi !!! Adalah suatu hal yang wajar penyediaan lulusan perguruan tinggi melihat pasar dalam memproyeksikan lulusannya. Adalah wajar juga jika perguruan tinggi tidak ingin hanya menghasilkan lulusan yang akan jadi pengangguran. Adalah wajar juga kalau kemudian HAGI hanya memikirkan masalah eksplorasi saja ...!!! Suatu hal yang tampaknya harus ditinjau ulang. Kualitas ahli geofisika Indonesia juga dapat dilihat dalam penerimaan dan kedudukan ahli geofisika Indonesia dalam percaturan ilmu geofisika internasional…. Tapi pertanyaannya adalah, dari demikian banyaknya ahli geofisika Indonesia, berapa banyak anggota HAGI yang tulisan karya ilmiahnya dimuat di jurnal internasional ataupun diundang dalam pertemuan ilmiah internasional?. Angka-angka yang didapat walaupun saya yakini lebih banyak dari masa-masa sebelumnya, tapi lebih banyak sebagai co-author. Hal ini belumlah secara meyakinkan menyatakan bahwa ahli geofisika Indonesia sederajat dengan para ahli dari negara lain. Ahli geofisika Indonesia belum banyak yang berani tampil di depan. Kalau dulu anggota HAGI yang menjadi Doktor atau Profesor dapat dihitung dengan jari, saat ini anggota HAGI dengan gelar Doktor sudah tidak terhitung dan kebanyakan lulusan dari perguruan tinggi luar negeri.
13
Dengan demikian seharusnya lebih mempunyai kesempatan dalam suatu relasi keilmuan secara global. Lalu bagaimana selanjutnya? Kalau HAGI tidak mampu memberikan hasil-hasil nyata dalam meningkatkan kualitas ahli geofisika Indonesia, berarti apapun yang telah dilakukan selama ini HAGI tidak memberikan dampak bagi perjalanan ahli geofisika secara umum. Karena secara khusus untuk beberapa orang tertentu, mereka telah mengambil manfaat dari keberadaan HAGI. HAGI harus lebih bekerja keras agar usahausaha yang dilakukan lebih dinikmati oleh lebih banyak orang. Pengurus dan anggota harus terus saling mendorong satu sama lain sehingga HAGI bisa menangkap kebutuhan-kebutuhan mendasar yang ada ditengah para ahli geofisika. Tentang keberadaan HAGI ditengah masyarakat luas, saya kira inilah saatnya HAGI bisa lebih berperan. Saat ini banyak sekali para sesepuh HAGI yang menempati posisi strategis dalam pengembalian kebijakan. Baik di pemerintahan maupun di swasta. Potensi yang ada ini harus bisa segera disinergikan untuk kepentingan masyarakat luas. Dengan demikian HAGI akan lebih terasa keberadaannya ditengah masyarakat. Jangan sampai ilmu geofisika makin hilang ditengah masyarakat, kembalikan geofisika kepada masyarakat luas, geofisika jelas bukan hanya urusan eksplorasi migas dan pertambangan. Terlalu banyak kejadian ditengah-tengah masyarakat yang menunggu peran HAGI… Saya mengajak pengurus dan anggota memberikan pertanyaan ”Kemana Arah Perjalanan HAGI Berikutnya…?“ Salam,
Mailendra
HAGI I Resonansi I February 2007 I 2
>> Rubrik Organisasi
Roy Baroes Reservoir Geophysics JOB Pertamina Petrochina East Java
[email protected]/
[email protected]
Sistem Teknologi Informasi HAGI 2006-2008 www.hagi.or.id
Milis hagi-network
K
Selain website, media komunikasi lainnya adalah milist haginetwork, yang saat ini dimoderatori oleh Dr. Rer-nat Makky S. Jaya. Milist ini pertama kali dirilis sekitar bulan Februari 1999,
ehadiran Website www.hagi.or.id sebagai salah satu media komunikasi - informasi Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) dalam mendukung roda organisasi dan pengembangan keilmuan geofisika pada kepengurusan HAGI periode 20062008 merupakan hasil dress-up dari website HAGI terdahulu yang sempat vakum untuk beberapa waktu lamanya. Ide dan semangat menghidupkan kembali situs www.hagi.or.id ini didasarkan pada fakta bahwa teknologi informasi merupakan salah satu ujung tombak media komunikasi dan transformasi ide serta ilmu pengetahuan yang tidak dibatasi oleh waktu dan jarak. Dengan kondisi keberadaan anggota hagi yang tersebar baik didalam dan diluar negeri, website www.hagi.or.id merupakan alternatif solusi tranformasi tersebut. Selain untuk anggota, www.hagi.or.id merupakan salah satu media diseminasi informasi ke-geofisika-an kepada masyarakat luas. Situs www.hagi.or.id yang pertama kali diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 November 2006 pada acara PIT HAGI ke-31 di Semarang, dibangun berdasarkan konsep Contain Management System (CMS) dengan tulang punggung bahasa pemrograman PHP dan dukungan database Mysql. Pasangan bahasa pemrograman web yang sangat populer ini sudah terpadu dalam sebuah paket opensource CMS Joomla!. CMS Joomla! pada situs www.hagi.or.id telah dimodifikasi dan di-customize baik dari modul dan layout sesuai dengan kebutuhan organisasi. Sistem administrasi dan maintenance pada situs ini didesain sedemikian rupa dan sangat user friendly, sehingga situs ini dapat terus digunakan untuk jangka panjang meskipun kepengurusan HAGI telah berganti.
Milist hagi dengan alamat
[email protected] memiliki server yang berlokasi di Universitas Karlshure, Jerman. Menurut pendirinya, substansi awal dibangunnya milist ini adalah sebagai forum diskusi dan tukar menukar informasi dengan cita-cita suatu saat hagi akan memiliki domain milist sendiri dan keinginan untuk membuat forum diskusi dengan bahasan yang lebih tajam seperti untuk bidangseismik,non-seismik, karakterisasi reservoar, drilling, geostatistik, software development dan sebagainya yang berkaitan dengan pengembangan ilmu geofisika. Saat ini, dengan dukungan sarana hosting dan domain hagi.or.id, maka pengurus hagi beserta administrator milist berencana melakukan migrasi milist dari
[email protected] menjadi
[email protected] sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kapasitas milist termasuk kemudahan administrasi demi kelancaran komunikasi dan diskusi sesama anggota. Pengembangan dan perbaikan kedua media komunikasi ini akan terus lakukan seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi. Saran dan ide dari rekan-rekan anggota HAGI merupakan masukan yang sangat berharga bagi kami sehingga secara bertahap media ini benar-benar dapat mendukung HAGI sebagai sebuah organisasi profesi yang dikelola secara profesional dan bermanfaat bagi anggota secara khusus dan masyarakat luas secara umumnya.
Salam hangat, Selain sebagai situs berita dan informasi, salah satu modul utama yang dikembangkan dalam situs www.hagi.or.id adalah system manajemen keanggotaan HAGI. Secara ide, sistem ini mentranformasi sistem database anggota hagi offline menjadi database anggota online hingga dapat diakses oleh anggota untuk mengetahui status keanggotaan seperti jenis keanggotaan, iuran tahunan, komwil, maupun biodata pribadi anggota.
14
Roy Baroes WEB IT HAGI 2006-2008
HAGI I Resonansi I February 2007 I 2
>> Event HAGI
Luncheon Talk HAGI
“ Killing Mud Softly”with high Density Chained
Luncheon Talk Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) dengan tema “Killing Mud Softly” with Density Chained Balls telah dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2007 bertempat di Hotel Crown Plaza, Jl. Gatot Subroto, dihadiri sekitar 40-50 peserta yang berasal dari kalangan swasta, instansi pemerintah seperti Lemigas, Pertamina, BPMIGAS, Medco Energi, NGC, Geotech, BPPT dan instansi lainnya. Acara dibuka oleh sekjen HAGI Bpk. Martinus Sembiring, yang diawali dengan makan siang dilanjutkan dengan kata sambutan dari Bpk. Abdul Mutalib Masdar (Presiden HAGI). Luncheon Talk HAGI-1 ini dimulai dengan presentasi dari Dr. Bagus Endar B. Nurhandoko dan Dr.-rer. Nat Umar Fauzi (Departemen FisikaITB) dengan moderator Bpk. Batara Sakti Simanjuntak, M. Eng (NGC), kemudian dilanjutkan sesi tanyajawab selama kurang lebih 1 jam. Kesimpulan yang dihasilkan dari Luncheon Talk/diskusi “Killing Mud Softly” with Density Chained Balls ini adalah bahwa Metoda Insersi High Density Chained Ball (HDCB) merupakan metoda alternative untuk menyelesaikan masalah semburan lumpur panas di Sidoarjo dengan prinsip memasukkan rangkaian material bola berdensitas tinggi kedalam lubang kawah semburan lumpur yang bertujuan untuk mengurangi debit dan energi semburan lumpur serta subsidence (amblesan) disekitar lubang. Hasil Luncheon Talk ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan yang objektif kepada seluruh anggota HAGI di instansi terkait sehubungan dengan penanggulangan bencana LUSI.
15
HAGI I Resonansi I February 2007 I 2
>> Event HAGI
HAGI PEDULI BANJIR 2 Febuari 2007 Jumat (2/2/2007) pukul 15.00 WIB, Presiden HAGI Abdul Mutalib Masdar beserta pengurus HAGI lainnya (Martinus Sembiring, Mailendra, Leo Anis, Melvin dan Nova Shinta) menuju lokasi banjir Jakarta tepatnya daerah Gudang Peluru, Kelurahan Kebon Baru Kampung Melayu dengan misi untuk memberikan bantuan berupa makanan ringan, obat-obatan, keperluan ”khusus wanita” kepada warga setempat yang menjadi korban banjir. Sesampai di lokasi, rombongan HAGI disambut oleh Ketua Posko Penanggulangan Pengungsi Bpk. Saleh, yang mengungkapkan bahwa banjir melanda di sejumlah RT dan RW, terutama yang berada disekitar Sungai Ciliwung dengan genangan air bervariasi antara 50 cm sampai 2 meter. Berdasarkan data yang diterima dari bagian administrasi, korban banjir berjumlah sekitar 700 KK, dan dievakuasi kegedung sekolah, gedung kelurahan dan beberapa ketempat saudara mereka masingmasing yang tidak terkena banjir. Rombongan HAGI melanjutkan memberikan bantuan langsung ketempat penampungan yaitu di gedung sekolah yang di huni lebih kurang 500 KK yang dapat di tampung disana, kemudian meninjau lokasi pemukiman warga yang berada disekitar Sungai Ciliwung. Beberapa hari sebelumnya, HAGI juga memberikan sumbangan untuk korban banjir di daerah Rawa Jati, Kalibata yang diserahkan oleh Bpk. Mailendra dalam bentuk uang sebesar 2 juta rupiah. (Nova Shinta , 02/02/07)
16
HAGI I Resonansi I February 2007 I 2
>> Event HAGI Agenda Rapat HAGI Rapat Internal JCB 2007 Pada tanggal 11 Januari 2007, diadakan rapat internal HAGI di Gedung Patra Jasa Jakarta. Pertemuan ini membahas rencana Joint Convention HAGI-IAGI dengan kesimpulan rapat sebagai berikut: 1. HAGI sepakat bekerjasama dengan IAGI untuk pelaksanaan Joint Convention 2007 di BALI dengan nama Joint Convention Bali HAGI-IAGI 2007 (JCB HAGI-IAGI 2007). 2. Selain dengan IAGI, HAGI juga akan mengundang IATMI untuk bekerjasama dalam pelaksanaan event ini. Tema yang diusulkan adalah “Optimization of Mix Energy Resources for National Energy Security”, dengan sub tema: - Conventional Energy Resources (Hydrocarbon, Coal & Mining) - Alternative Energy Development (Hydro Power Geothermal, Nuclear, Biomass, Solar, Wind, and Ocean Energy) - Mix Energy Scenario and Policy - Mineral & Energy Resources Management - Hazard Mitigation and Environmental Issues - Petrology, Sedimentology & Stratigraphy - Geodynamic, Seismology and Vulcanology, Atmosphere Sciences, Oceanography and Marine Geology - G & G Method, Technology and Application - Unconventional G & G. 3. JCB 2007 direncanakan akan diselenggarakan di Patra Jasa atau Bali Covention Centre (BCC), pada tanggal 19-22 November 2007 dan yang ditunjuk sebagai perwakilan dari HAGI di JCB 2007 adalah: Elan Biantoro-BP Migas (Steering Committee); Yosi Hirosiadi-Pertamina EP (Vice Chairman); Armi Susandi-ITB (Secretary General); Dian Nugrahaningsih-Elnusa (Treasurer).
Rapat JCB HAGI–IAGI-IATMI Pada tanggal 28 Feb 2007, telah ditandatangani Perjanjian Kesepakatan antara ketiga organisasi profesi yaitu HAGI-IAGI-IATMI, untuk melaksanakan pertemuan ilmiah tahunan bersama yang diberi nama Joint Convention Bali 2007 (JCB 2007) oleh masingmasing Presiden dan Ketua Umum asosiasi. Tema dari JCB 2007 ini adalah “Optimization of Mixed-Energy Resources for National Energy Security” yang dilaksanakan pada minggu kedua bulan November 2007 bertempat di Bali Convention Center. Bersamaan dengan penandatanganan tersebut, telah terbentuk juga kepanitiaan JCB 2007 sebagai berikut: Mohammad Syaiful-ETTI (Chairman); Dr. –rer.nat.Armi Susandi MT-ITB (Secretary General); Yosi Hirosiadi-Pertamina EP (Vice Chairman); C. F. Sugembong-Star Energy (Vice Chairman). Selanjutnya, panitia tersebut diberi wewenang untuk menentukan kepanitiaan secara lengkap yang akan terdiri dari para anggota maupun pengurus dari ketiga asosiasi profesi. Diharapkan para anggota HAGI dapat berpartisipasi dan mendukung untuk kesuksesan acara akbar tahun ini. Informasi selanjutnya dapat diperoleh dengan menghubungi sekretariat panitia di (021) 7891234 atau email
[email protected] atau di sekretariat HAGI, email
[email protected] . Rapat Sertifikasi Pada hari Kamis 8 Maret 20007, diadakan pertemuan Bidang Sertifikasi Profesi HAGI di Jakarta, dihadiri oleh: Bpk. Abdul Haris (VP. Certification), Bpk. Adji Gatot Tjiptono (Koor. Bid. Certification), Mailendra (Koor. Bid. Gov & Industri), Bpk. Basuki Puspoputro (Senior-HAGI), Bpk. Suprajitno Munadi (Senior HAGI), Melvina (HAGI Secretary), dengan kesimpulan sebagai berikut : • Pemantapan Kelembagaan sertifikasi profesi untuk menjadi lembaga yang certified. • Komisi sertifikasi harus membuat target untuk bisa mensertifikasi 50% anggota HAGI, untuk itu dilakukan sosialisasi anggota bekerjasama dengan bidang membership HAGI. Diharapkan pada JCB 2007 di Bali, sertifikasi bisa dibagikan kesebagian anggota HAGI, yang dimulai dari pengurus HAGI terlebih dahulu. • Dalam tempo sebulan diharapkan komisi sertifikasi bisa melengkapi personil yang akan membantu dalam kegiatan sertifikasi. • Melakukan terobosan ke instansi terkait untuk mencari formula berkaitan dengan perlu dan pentingnya sertifikasi. Rapat Short Course HAGI Pada hari Kamis tanggal 8 Maret 2007, diadakan pertemuan internal HAGI di Jakarta untuk membahas pelaksanaan kursus yang akan diadakan oleh HAGI. Pertemuan ini dihadiri oleh: Abdul Mutalib Masdar (Presiden HAGI), Bob Wikan (VP.Gov, Univ & Industry), Yosi Hirosiadi (VP. PIT& Special Event), Melvine (HAGI Secretary) dan Nova Shinta Uly. M (Tech. Assistan HAGI). Hasil rapat menyepakati bahwa dalam tahun 2007 HAGI akan mengadakan 4 (empat) kursus yang akan dimulai pada bulan Mei 2007.
17
HAGI I Resonansi I February 2007 I 2
>> Kursus HAGI & Event
Himpunan Ahli Geofisika Indonesia JADWAL KURSUS-2007 1.
Judul Instruktur Waktu Biaya Tempat
How to get better seismic data: 3D Seismic Design parameter and Acquisition field Ir. Imam Setiadji, Msc, Ir. Djoko Padmono, Msc, Ir. A. Guntar, Msc Mei 2007 (Tentative) US$ Hotel Sheraton Bandung
(4 hari Kursus)
2.
Judul Instruktur Waktu Biaya Tempat
Neural Network Application in seismic modeling Bob Wikan Ph.D & Paradigm Group Mei 2007 (Tentative) US$ Hotel Sheraton Bandung
(4 hari Kursus)
3.
Judul Instruktur Waktu Biaya Tempat
Seismic Processing & Interpretation for Geoscientist Awali priyono Ph.D & Wahyu Trioso Ph.D Juli 2007 (Tentative) US$ Hotel Ramada, Bali
(5 hari Kursus)
4.
Judul Instruktur Waktu Biaya Tempat
Seismic Modeling for Exploration and Development Sony Winardhie Ph.D & Wahyu Trioso Ph.D Juli 2007 (Tentative) US$ Hotel Ramada, Bali
(5 hari Kursus)
CALL FOR PAPER Internasional Workshop on Seismo-Electromagnetic Phenomena : Recent Progress Under JSPS-LIPI Bilateral Program
Bandung, Indonesia November 6-8,
2007
HAGI-IAGI-IATMI CONFERENCE & EXHIBITION
“Optimization of Mixed-Energy Resources for National Energy Security” Bali-Indonesia, 13-16
November 2007
For Information : Email :
[email protected]
http: www.jcb2007.com