KODE ETIK DOSEN VISI : Terdepan dalam dharma, widya dan budaya MISI : 1. Meningkatkan
Kualitas
dan
Pengembangan
Sumber Daya Manusia Hindu melalui Pendidikan Tinggi Hindu; 2. Mengembangkan sumber daya manusia dibidang teknologi, seni dan budaya; 3. Meningkatkan
kualitas
sarana
prasarana
penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Hindu.
LEMBAGA PENJAMINAN MUTU ]
2015
KODE ETIK DOSEN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU
INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR
Tim Penyusun : I Ketut Sudarsana, I Ketut Gunarta, I Nyoman Kiriana, dan I Wayan Nerta
Diterbitkan Oleh : Lembaga Penjaminan Mutu Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Jln. Ratna Nomor 51 Denpasar Tlp/Fax (0361) 226656
KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR NOMOR : Ihn/1122/Kep/2015 TENTANG KODE ETIK DOSEN INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR REKTOR INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR Menimbang
: a. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan kebebasan akademik dan mimbar akademik dosen dapat berjalan dengan baik, maka dipandang perlu menetapkan Kode Etik Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar; b. bahwa Kode Etik Dosen ini adalah bagian dari kode etik akademik yang diberlakuan untuk seluruh dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar dalam mengemban tugas dan kewajibannya baik sebagai pribadi maupun anggota sivitas akademika; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b di atas, maka dipandang perlu menetapkan Keputusan Rektor Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar tentang Kode Etik Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar.
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi; 3. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2008 tentang Dosen; 7. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 Tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Agama; 8. Peraturan
Pemerintah
Nomor
4
Tahun
2014
Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;
9. Peraturan Menteri Agama Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar; 10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi; 11. Keputusan Menteri Agama Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Statuta Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Memperhatikan
: 1. Hasil Workshop Penyusunan Pedoman Audit Mutu Internal Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar pada tanggal 25 sampai dengan 27 Juni 2015; 2. Hasil Rapat Senat Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar tentang Pengesahan Pedoman Audit Mutu Internal, Kode Etik Dosen dan Tata Tertib Mahasiswa pada tanggal 13 Juli 2015. MEMUTUSKAN
Menetapkan
: KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR TENTANG KODE ETIK DOSEN INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR.
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Kode Etik Dosen adalah pedoman dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku bagi dosen dalam menjalankan tugas dan kewajiban dan pergaulan, serta kewajiban terhadap keluarga dan diri sendiri untuk mewujudkan keluhuran profesi dosen. 2. Institut adalah Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. 3. Rektor adalah Rektor Institut. 4. Senat Akademik adalah Badan Normatif dan perwakilan tertinggi pada Institut. 5. Dosen adalah tenaga pendidik pada Institut, yang diangkat dengan tugas utama mengajar, meneliti dan pengabdian kepada masyarakat. 6. Kebebasan akademik adalah kebebasan yang dimiliki oleh segenap sivitas akademika Institut untuk menyampaikan pikiran dan pendapat sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan serta bertanggung jawab dan mandiri dalam melaksanakan kegiatan akademik yang terkait dengan pendidikan dan pengajaran.
7. Kebebasan
mimbar
akademik
adalah
bagian
dari
kebebasan
akademik
yang
memungkinkan dosen menyampaikan pikiran dan pendapat di Institut sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan. 8. Civitas akademika adalah satuan yang terdiri atas dosen dan/atau pegawai serta mahasiswa pada Institut.
BAB II KODE ETIK Pasal 2 KODE ETIK DOSEN 1.
Menampilkan diri sebagai seorang yang memiliki Sradha dan Bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta bermartabat di dalam keluarga, kampus dan masyarakat.
2.
Menjunjung tinggi, memelihara, melaksanakan tugas dan profesi secara jujur dan profesional.
3.
Memelihara kesadaran yang tinggi, bertanggung jawab dalam bekerja, berkarya atas dasar semangat pengabdian dan selalu mempergunakan ilmu - ilmu yang ditekuninya untuk membantu memecahkan masalah-masalah kemanusiaan.
4.
Senantiasa mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) secara bertanggungjawab dan terbuka.
5.
Secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan ilmu yang ditekuninya serta meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
6.
Memelihara
hubungan
seprofesi
serta
meningkatkan
semangat
kekeluargaan,
kesetiakawanan dan sportivitas. 7.
Menciptakan dan mendorong kelancaran proses belajar mengajar.
8.
Memelihara hubungan baik dengan sivitas akademika dan masyarakat serta mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur.
9.
Menjungjung tinggi martabat profesi dan senantiasa menjaga kehormatan Institut.
10. Dosen tidak boleh meminta imbalan dalam bentuk apapun pada mahasiswa dalam menjalankan profesinya. 11. Di samping Kode Etik ini, dosen Institut juga terikat oleh peraturan perundangan yang berlaku bagi Aparatur Sipil Negara.
BAB III RUANG LINGKUP Pasal 3 Ruang Lingkup Kode Etik Dosen, meliputi sikap, perkataan dan tingkah laku dosen dalam melaksanakan kewajiban yang berhubungan dengan: 1. Institut; 2. Sesama dosen; 3. Mahasiswa; 4. Tenaga Kependidikan; 5. Keluarga; 6. Masyarakat; 7. Pelaksanaan Kode Etik. Pasal 4 Dalam kaitan kewajiban dosen terhadap Institut seorang dosen wajib: 1. Menjunjung tinggi visi, misi serta maksud dan tujuan penyelenggaraan Institut; 2. Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, pembinaan karier akademik, profesi dosen, dan kegiatan pelayanan administrasi; 3. Menghayati dasar-dasar kemasyarakatan dalam penyelenggaraaan Institut antara lain: a. Dalam bentuk tugas sosial; b. Memelihara dan mengembangkan tata nilai kemasyarakatan dan kebudayaan. 4. Lebih mengutamakan tugas Institut daripada tugas dan atau kegiatan di lembaga lain; 5. Mengimplementasikan penyelenggaraan Institut berdasarkan Statuta. Pasal 5 Dalam kaitan kewajiban dosen terhadap sesama dosen, seorang dosen wajib : 1. Memelihara serta menumbuhkembangkan masyarakat dan budaya akademik; 2. Memegang teguh dan menghormati hak kebebasan akademik serta hak kebebasan mimbar akademik; 3. Menjaga hubungan baik antar dosen dan saling menghormati. Pasal 6 Dalam kaitan kewajiban dosen terhadap mahasiswa, seorang dosen wajib: 1. Melaksanakan tugas mengajar, dan pelayanan akademik yang diberikan kepadanya secara profesional sebagai seorang pendidik;
2. Memberikan layanan akademik dengan dedikasi, disiplin dan kearifan; 3. Menghindari hal-hal yang mengarah pada kemungkinan terjadinya kepentingan pribadi dalam proses belajar mengajar; 4. Menghindari hal-hal atau perbuatan yang dapat merugikan dan merendahkan derajat serta martabat dosen sebagai pendidik profesional; 5. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar dosen hanya menyampaikan materi pembelajaran. Pasal 7 Dalam kaitan kewajiban dosen terhadap tenaga kependidikan, seorang dosen wajib: 1. Memperlakukan tenaga kependidikan sebagai mitra kerja; 2. Menjaga hubungan baik antar dosen dan tenaga kependidikan. Pasal 8 Dalam kaitan kewajiban dosen terhadap keluarga, seorang dosen wajib menjaga keharmonisan, keutuhan, dan kesejahteraan keluarga, serta reputasi sosialnya dalam masyarakat. Pasal 9 Dalam kaitan kewajiban dosen terhadap masyarakat, seorang dosen wajib: 1. Menjadi teladan dalam cara berpikir, bersikap dan berperilaku; 2. Peka terhadap kemungkinan munculnya permasalahan dan mengambil sikap serta memberikan solusi. Pasal 10 Dalam kaitan kewajiban dosen terhadap pelaksanaan Kode Etik, seorang dosen wajib mengindahkan, melaksanakan serta mentaati peraturan Kode Etik ini. BAB IV KEWAJIBAN DOSEN Pasal 11 Seorang dosen wajib: 1. Memiliki Sraddha dan Bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, menjunjung tinggi hukum, Sumpah Aparatur Sipil Negara, dan Sumpah Jabatan;
2. Menjunjung tinggi tata susila; 3. Menjunjung tinggi sifat universal dan obyektif IPTEKS, untuk mencapai kenyataan dan kebenaran; 4. Menjunjung tinggi sifat adab dan beradab serta tujuan pengembangan ilmu pengetahuan guna keberadaan, kemanfaatan dan kebahagiaan manusia. Pasal 12 Seorang dosen wajib menjunjung tinggi kebebasan akademik, untuk memelihara dan memajukan IPTEKS melalui kajian, penelitian, pembahasan, penyebarluasan ilmu secara bertanggung jawab dengan dilandasi oleh norma dan kaidah keilmuan yaitu: 1. Kejujuran, berwawasan, dan cara berpikir ilmiah; 2. Menghargai penemuan dan pendapat akademik lain. Pasal 13 Seorang dosen wajib menjunjung tinggi kebebasan akademik, untuk menyampaikan pikiran dan pendapat dalam lingkungan serta forum akademik dengan bentuk kegiatan antara lain; ceramah, seminar, bedah buku, workshop atau kegiatan ilmiah lain sesuai norma dan kaidah keilmuan. BAB V SANKSI Pasal 14 1.
Pelanggaran terhadap Kode Etik Dosen ini dapat dikenai sanksi moral dan sanksi lain sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.
Bentuk sanksi sebagaimana tersebut ayat (1) di atas adalah: a. Sanksi moral; b. Sanksi akademik; c. Sanksi administratif; d. Sanksi lain berdasarkan rekomendasi Senat Akademik kepada Rektor dan atau hasil Monitoring, Evaluasi dan Audit LPM IHDN Denpasar.
BAB VI PENUTUP Pasal 15 1. Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan diatur lebih lanjut dalam keputusan Rektor setelah mendapat pertimbangan Senat Akademik. 2. Semua ketentuan yang bertentangan dengan kode etik ini, dinyatakan tidak berlaku lagi. 3. Kode etik ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Bangli Pada tanggal 22 Juli 2015 Rektor,
Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si. NIP. 19671231 200112 1 003