kobarkan Api Pentakosta!
02/2011 - MAJELIS PUSAT GEREJA GERAKAN PENTAKOSTA
DAFTAR ISI 25 perayaan hut ke 88 di papua 26 WOMAN’S CAMP 28 Kunjungan kerja & KKR Tim MP GGP ke Mada GGP Kaltim 17-22 Juni 2011 30 PEDULI KEPADA MEREKA YANG DI BAWAH KOLONG JEMBATAN
02
Begitu pentingnya makna sebuah persekutuan yang akan saling menguatkan. Kita manusia yang tidak akan bisa 100% hidup tanpa masalah. Ada kalanya kita terjatuh, di saat itulah saudara-saudara kita akan mengangkat kita. Ada kalanya saudara kita yang jatuh, giliran kita untuk menopangnya. Ada banyak hal yang mungkin bisa menghalangi kita untuk hadir dalam persekutuan. Mungkin pekerjaan, keluarga, kesehatan, atau suasana hati, atau malah malas.
04 Siapa sebenarnya Rev Johannes Gerhard Thiessen? 10 Sidang Majelis Pekerja Lengkap PGI 16 Peran Media Komunitas Kristen dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara 18 Pelatihan Monitoring HAM PGI 2011 20 SEMINAR WAWASAN KEBANGSAAN 21 Pertemuan Media Keagamaan 22 CALL 2 ALL JAKARTA
Agar bisa terus tumbuh dan terus kuat, dan agar kita tetap bisa hidup sesuai kehendak Tuhan, kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menghindari pertemuan-pertemuan ibadah, termasuk di dalamnya persekutuan bersama saudarasaudara seiman. Keep walking on strong together in Jesus!
Penasehat Pdt. Drs. Harsanto Adi S., M.M., M.Th. Pemimpin Redaksi Pdt. Rommy Steven Palit M.Th. Redaksi Pdm. Sopar Sinaga, M.Th., Ferry K.W. Tarumingi, S.E., M.M., Debora Sibarani
24 PERAYAAN HUT GGP KE 88 DI GGP ECCLESIA CHRISTI, JAKARTA
32 SEKILAS PELAYANAN DI BUMI CENDERAWASIH 34 BERITA DARI Verband Mülheimer 36 BERITA DUKA: Pdt. Pilimon Martinus Benaya, S.T., M.M. 38 BERITA DUKA: Pdt. Daniel Tirtawangsa 40 BERITA DUKA: Pdt. YOHANES RERUNG ALLO 42 BERITA DUKA: Pdp. FRANS ANDRIS TIWOW 44 Hasil Sidang Lengkap Majelis daerah Jakarta & Sekitarnya 45 SUSUNAN PENGURUS MAJELIS DAERAH JAWA BARAT 46 Hasil Sidang Lengkap Majelis DAERAH SULAWESI UTARA
SUARA GGP
SUARA GGP
EDITORIAL
03
SUARA GGP
SUARA GGP 04
PROFIL Rev Johanes Thiessen Kalau kita berbicara tentang tentang Kekristenan, kita tidak mungkin lepas dari Yesus Kristus, kalau kita bicara tentang Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, kita tidak mungkin lepas dari Soekarno dan Hatta, kalau kita bicara tentang Tentara Nasional Indonesia, kita tidak mungkin lepas dari figur Jenderal Soedirman, dan kalau kita bicara tentang Pinksterbeweging, Gereja Gerakan Pentakosta, kita tidak mungkin lepas dari figur Rev Johannes Gerhard Thiessen.
S
iapa sebenarnya Rev Johannes Gerhard Thiessen? Dia tidak lain adalah seorang Penginjil Holistik, dimana hasil tuaiannya adalah Gereja Gerakan Pentakosta (Pinksterbeweging), karena itu bicara Gereja Gerakan Pentakosta (Pinksterbeweging) di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan tokoh pendirinya, yakni Rev Johannes Gerhard Thiessen. Rev Johannes Gerhard Thiessen dilahirkan di Kitchkas, Ukraina, 22 November 1869. Beliau menyelesaiakan pendidikannya di Seminary Theologia St. Chrischona di Switserland, dan menyelesaikan Sekolah Kedokteran di Roterdam.
Rev Johannes Gerhard Thiessen yang kemudian akrab disapa Papa Thiessen menikah dengan Anna Maria Vink, di karuniai tiga orang putra dan tiga orang putri yang semuanya nanti lahir di Sumatera. Rev Johannes Gerhard Thiessen mengawali pelayananya, sebagai Utusan Injil di Pulau Sumatera pada Tahun 1901. Rev Johanes Thiessen bersama isterinya meninggalkan negeri Belanda, diutus oleh Doopgzinke Kerk sebagai guru injil ke daerah Sumatera Utara untuk melayani suku Batak. Dikatakan di atas bahwa Rev Johannes Thiessen melayani penginjilan
05
Pada tahun 1916, karena penugasannya di Sumatera telah selesai beliau bersama keluarga kembali ke Negeri Belanda. Pada waktu itu muncullah suatu Gerakan Pentakosta yang dimulai di Amerika Serikat kemudian melanda benua Eropa. Kebangunan Rohani terjadi di manamana dan kuasa Roh kudus dinyatakan dalam setiap kebaktian kebangunan Rohani. Kebangunan Rohani yang diikutinya di Switzerland.
Hoofd Onderwyzer (Kepala Sekolah), mereka dari satu persekutuan yang bernama “De Bond Voor Evangelistie” yang membentuk suatu yayasan De Zendings Vereeniging. Yayasan ini mengelola/ mengasuh sebuah sekolah Kristen yakni Hollands Chineesche school met de Bijbel, sebagai pimpinan Sekolah ditunjuk Wenink Van Loon. Di samping itu, di kota Temanggung terdapat pula yayasan Zwakzinhigenzorg yang disponsori oleh Pa Van Steur. Yayasan tersebut bergerak di bidang penampungan anak-anak terlantar yang mempunyai sebuah Panti Asuhan yang pimpinannya adalah suster M A Van Alt, semua tokoh tersebut ternyata adalah simpatisan Gereja Gerakan Pentakosta yang diperkenalkan oleh John Bernard, rekan Papa Thiessen.
Dari Switzerland, Papa Thiessen kemudian ke Jerman dan berkenalan dengan Pastor Jonathan Paul, perintis Pinskter Beweging (Gerakan Pentakosta) di Jerman dan juga Br Roelof Polman pelopor Pinskter Beweging di Belanda. Setelah mengalami baptisan Roh Kudus, Tuhan memperbaharui visi dan misi Papa Thiessen.
Dalam waktu yang hampir bersamaan bulan Maret 1921 datang pula dua penginjil dari Bethel Tempel dari Seatle Amerika Serikat yakni Pdt C E Grosbeck dan Pdt DR Van Klaveren. Keduanya membawa serta keluarganya.Mereka tiba di pelabuhan Batavia dengan menumpang KM Suwa Maru pada bulan Maret 1921, dan keduanya langsung menuju ke Denpasar Bali.
Selanjutnya, pada Tahun 1921 Papa Thiessen bersama keluarganya meninggalkan Belanda dan kembali ke Indonesia. Mereka tidak kembali di Pulau Sumatera melainkan ke pulau Jawa dengan membawa visi baru dari Tuhan dengan predikat Evangelist (penginjil). Beberapa pelopor aliran Pentakosta lainnya bergabung dengan Papa Thiessen antara lain: Br John Bernard dari Liverpool, Inggris dan Weenink Van Loon
Rencana Pdt C E Grosbeck dan Pdt DR Van Klaveren untuk melayani di Pulau bali ternyata belum berhasil, sebab pada waktu itu oleh pemerintah Hindia Belanda menyatakan bahwa Pulau Bali tertutup untuk penginjilan, sebab Pulau Bali didisain oleh pemerintah Belanda untuk dijadikan sebagai pulau wisata dalam rangka menarik para pelancong dari luar negeri supaya dapat meningkatkan pendapatan keuangan negara.
Oleh karena itu kedua penginjil tadi tidak dapat berbuat banyak sekalipun sempat memberitakan injil di pulau dewata ini, namun hasilnya tidak menggembirakan, untuk itu selanjutnya pada bulan Desember 1922 keduanya berangkat menuju ke Surabaya.
Setelah mengalami baptisan Roh Kudus, Tuhan memperbaharui visi dan misi Papa Thiessen.
Sesampainya di kota Surabaya, keduanya berpisah, Pdt Van Klaveren menuju Jakarta dan bergabung dengan Gerakan Pentakosta (Pinksterbeweging) pimpinan Papa Thiessen, sedangkan Pdt Groesbeck tetap di Surabaya dan giat mengadakan penginjilan (Camp Meetings). Dalam camp meeting ini kebanyakan yang hadir adalah pemuda-pamuda berdarah campuran Belanda Indonesia (Ambon, Minahasa, Timor). Selanjutnya Pdt Groesbeck bertemu dengan Van Gesel seorang karyawan BPM di Cepu, mereka bersama-sama bergabung pada persekutuan De Bond Voor Evangelisatie yang pada waktu itu secara relatif dapat dinilai tingkat kerohaniannya lebih maju daripada orang-orang Kristen lainnya. Ibu Moeke Wynen salah seorang yang aktif pada organisasi ini, memperkenalkan penginjil dari Seatle USA ini pada organisasi De bond Voor Evangelisatie yang berpusat di Bandung dan pimpinannya adalah antara lain Wenink Van Loon yang waktu itu telah bergabung bersamasama dengan Pinksterbeweging pimpinan Papa Thiessen. Pada tanggal 29 Maret 1923, Papa Thiesen bersama Wenink Van Loon tiba di Cepu dari Bandung, dalam rangka mengadakan kebaktian. Pada keesokan harinya, yakni hari Jumat Agung (Goede Vrijdag) Tanggal 30 Maret 1923 diumumkan akan adanya baptisan air di daerah pasar sore. Jumlah yang dibaptis pada waktu itu adalah 13 jiwa yang nama-nama mereka sebagai berikut : Jan Jeckel, Ny. Jeckel, Tn. F G van Gesel, Ny. van Gesel, Ch C De Vriew, Tn. Frists S Lumoindong, Tn. Win Vincentie, Ny. Vincentie, Tn. Agust Kops, Corie Eiderbrink, Anton Leterman, Tn. Sambow Ignatius Paulus Lumoin-
SUARA GGP
SUARA GGP 06
secara holistik dalam arti sambil menginjil beliau juga membantu pelayanan kesehatan masyarakat disekitarnya. Ia mendirikan Gereja dan juga rumah sakit di Pekantan Sumatera, dan ketika melayani di Pekantan, dan disana Tuhan mengaruniakan tiga orang putra dan tiga orang putri.
07
“
Pada hari-hari biasa orang-orang jahat diadili dan dijatuhkan hukuman di ruangan ini, tetapi dalam kebaktian ini mereka yang bertobat dari segala dosa dan kejahatannya meneriman anugerah pengampunan dari Hakim Agung yaitu Yesus Kristus.
dong, Ny. SIP Lumoindong Vincentie. Mereka dibaptis oleh Pdt Thiessen dan Pdt Groesbeck dalam kebaktian Kebangunan Rohani di Cepu pada tanggal 2930 Maret 1923 itu. Pada waktu Kebaktian dan Acara Pembaptisan air pembaptisan tersebut, terjadi pemenuhan Roh Kudus, sehingga tanggal 29 Maret 1923 dipilih sebagai hari berdirinya Pinksterbeweging oleh Rev Johannes Thiessen. Papa Thiessen dan Wenink Van Loon akhirnya kembali ke Bandung dan meneruskan pelayanan di sana, sedangkan dari Api Pentakosta dari kota Cepu terus menjalar dengan disertai kuasa dan mukjizat, ke Surabaya dan hampir seluruh Jawa Timur. Para Pelopor aliran Pentakosta ini kemudian membagi wilayah pelayanan mereka, untuk itu Papa Thiessen memilih Kota Bandung sebagai basis pelayanannya. Pada mula pelayanannya Papa
”
Thiessen di Bandung menyewa gedung pangadilan negeri (Landraadzaal) sebagai tempat kebaktian, karena pada malam hari dan minggu gedung pengadilan tersebut tidak dipergunakan. Setiap kebaktian yang diadakan di tempat tersebut selalu mendapat perhatian banyak pengunjung karena kuasa Tuhan dan Mukjizat banyak dinyatakan. Banyak orang bertobat dan lahir baru, yang sakit disembuhkan dan menerima Tuhan Yesus Kristus pribadi. Suatu saat dalam Khotbahnya, Papa Thiessen mengatakan, “Pada hari-hari biasa orang-orang jahat diadili dan dijatuhkan hukuman di ruangan ini, tetapi dalam kebaktian ini mereka yang bertobat dari segala dosa dan kejahatannya meneriman anugerah pengampunan dari Hakim Agung yaitu Yesus Kristus.” Ada sekelompok orang Kristen yang sudah lama berdoa untuk dipenuhi dengan Roh Kudus kemudian menerima kepenuhan
SUARA GGP
SUARA GGP 08
Roh Kudus antara lain: Mama Litson, Keluarga Tefer, Keluarga Kuilenbegr, Keluarga Droop, dan masih banyak lagi untuk dapat disebutkan satu persatu. Dalam waktu relatif singkat, kebaktian di ruangan pengadilan tersebut sudah tidak dapat menampung para pengunjung yang semakin banyak sehingga, timbul hasrat untuk membangun gedung gereja sendiri. Tuhan menggerakkan hati Zr Kuilsoonlaan (sekarang Jl. Marjuk No. 11 Bandung) untuk dibangun gedung gereja. Dengan pertolongan Tuhan berdirilah gereja (gedung) Pinksterbeweging yang pertama di Bandung diberi nama BETHEL. Gedung gereja ini dapat menampung kurang lebih 300 orang, dan di tempat inilah papa Thiessen kemudian dibantu oleh putra-putranya mengabarkan injil yang penuh kuasa dan heran. Untuk memenuhi ketentuan dari pemerintah dari Hindia Belanda, maka papa Thiessen mangajukan permohonan untuk memberitakan injil di daerah Jawa Barat pada tanggal 4 April 1923.Permohonan tersebut dikabulkan oleh pemerintah dan dikeluarkan Surat Keputusan No. 28 tertanggal 04 Juli 1924 dari Gouvernour Generral Butitenzorg. Dengan Surat Keputusan tersebut tersebut pelayanan papa Thiessen mendapat pengakuan pemerintah, dan pelayanannya punsemakin meluas ke kota-kota lainnya.
09
Dalam dekade 30 tahun (1923-1953) atau sampai meninggalnya Rev. Johannes Thiessen (meninggal pada tanggal 1 Maret 1953) dalam usia 83 tahun, Gereja Gerakan Pentakosta sudah menyebar ke beberapa kota di pulau Jawa, di Makassar Sulawesi Selatan sampai ke pedalaman tanah Toraja, dan di Minahasa, Sulawesi Utara. Dan dalam dekade 30 tahun berikutnya Gereja Gerakan Pentakosta atau sampai tahun tahun 1980 telah meluas ke pedalaman Kalimantan Timur dan Barat, serta Sumatera Selatan atau Lampung sampai ke Sumatera Utara dan Sanger Talaud, Sulawesi Utara. Sampai tahun 2011 ini Gereja Gerakan Pentakosta (Pinksterbeweging) telah meluas ke propinsi Papua, Bali, Maluku dan Nusa Tenggara Barat.
10
SUARA GGP
SUARA GGP
pesan
11
Tobelo, 4-8 Februari 2011
Sidang Majelis Pekerja Lengkap PGI K
ita patut bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus, Raja Gereja, karena persidangan Majelis Pekerja Lengkap-Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (MPL-PGI) pada tanggal 0408 Februari 2011 di Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara berlangsung dengan baik, dan berakhir penuh damai dan persaudaraan. Persidangan yang berlangsung dalam suasana kebatinan gerejawi yang mendambakan persekutuan di antara sesama umat beriman, dan persaudaraan anak bangsa ini telah menghasilkan sejumlah keputusan penting, strategis dan mendasar, yang merefleksikan pergumulan gereja-gereja dengan tugas panggilannya yang terus-menerus dan senantiasa baru, baik di dalam lingkup gerejagereja sendiri, maupun di tengah-tengah
masyarakat, bangsa, negara serta kemanusiaan. Kami telah menikmati keramahtamahan jemaat-jemaat, masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara, serta seluruh masyarakat Maluku Utara pada umumnya yang menerima kami dengan penuh persaudaraan. Kami juga merasakan dengan penuh terima kasih pelayanan Panitia Pelaksana yang menopang seluruh kegiatan ini sehingga berlangsung dengan baik. Semua ini memperlihatkan bahwa semangat beroikoumene tetap berkobar-kobar di hati para anggota jemaat. Khususnya kepada Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Halmahera (GMIH), dan Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara kami menyampaikan ucapan terima kasih yang
tulus karena memungkinkan peristiwa oikoumenis ini berlangsung dengan penuh semarak. Ketika kita sedang merasakan suasana damai dan persaudaraan ini, tiba-tiba kita dikejutkan oleh berita tentang terjadinya kekerasan bernuansa agama yang ditujukan kepada warga Ahmadiah di Pandeglang (Banten) dan warga-gereja di Temanggung (Jawa Tengah). Kita menyatakan keprihatinan mendalam terhadap peristiwaperistiwa ini. Kita sedih karena bangsa kita belum mampu belajar dari pengalaman masa lampau, bahwa kekerasan tidak pernah menyelesaikan persoalan. Sebaliknya kekerasan dapat melahirkan lingkaran kekerasan yang tidak habis-habisnya. Kita menyampaikan rasa duka mendalam terhadap korban-korban yang jatuh. Kita juga prihatin karena Pemerintah tidak mam-
Persidangan MPL-PGI ini dibimbing oleh Pikiran Pokok: “Memperkuat Persekutuan, Merawat Kemajemukan, dan Memelihara Lingkungan.” Ini adalah penjabaran Tema Sidang Raya ke15 di Mamasa, Sulawesi Barat: “Tuhan Itu Baik Kepada Semua Orang…” (Maz. 145:9a) dan Sub-tema: “Bersama-sama Seluruh Komponen Bangsa Mewujudkan Masyarakat Majemuk Indonesia Yang Berkeadaban, Inklusif, Adil, Damai dan Demokratis.” Pilihan Pikiran Pokok ini merefleksikan kesadaran dan pergumulan persidangan MPL-PGI dalam memahami secara jujur kondisi-kondisi obyektif dalam hal bergereja, berbangsa, bernegara dan berkemanusiaan. Semuanya ini secara terus-
menerus mendorong kita untuk prihatin, peduli, dan bertanggung jawab guna bersama-sama dengan seluruh komponen masyarakat, bangsa dan para penganut agama-agama mencari dan menemukan penyelesaian-penyelesaian yang lebih kreatif dan produktif. Penyelesaian-penyelesaian dimaksud sekaligus mengejawantahkan “Kebaikan Tuhan” melalui upaya-upaya bersama memperkuat persekutuan, merawat kemajemukan, dan memelihara lingkungan, yang pada akhirnya memperkuat kemanusiaan itu sendiri, serta memperteguh kesetiakawanan kebangsaan yang adalah proyek bersama, berintikan rasa senasib dan sepenanggungan, sekaligus juga menegaskan kembali komitmen oikoumenis kita. Kami mencatat beberapa kondisi obyektif akhir-akhir ini baik sebagai gere-
Sekretaris Umum Majelis Pusat GGP hadir di Tobelo
ja maupun sebagai bangsa: 1. Persekutuan dan semangat oikoumenis belum sepenuhnya dihayati sebagaimana diharapkan, seperti terlihat dalam kenyataan-kenyataan berikut: Dokumen Keesaan Gereja (DKG) sebagai komitmen bersama gereja-gereja belum sepenuhnya dilaksanakan; masih lemahnya rasa “senasib” di antara gereja-gereja karena kecenderungan gereja dan jemaat-sentris; terlampau bervariasinya tantangan-tantangan dan dinamika kehidupan sosial-politik yang dihadapi oleh gereja-gereja yang menuntut respons yang beranekaragam pula. 2. Prinsip kemajemukan di antara bangsa kita masih belum dilihat sebagai kekayaan. Sebaliknya ada kecenderungan mempertentangkan perbedaan-perbedaan tersebut sehingga belum sepenuhnya bangsa kita merasakan keadilan dan kesetaraan, serta kemerdekaan sejati sebagaimana terungkap dalam fakta-fakta berikut: rakyat Papua masih terus menjerit mengenai harkat dan martabat kemanusiaannya secara kultural, politik dan ekonomi. Jatidiri mereka sebagai manusia mengalami pengebirian; stigmatisasi dan politisasi dengan mempergunakan isu-isu ideologis telah melahirkan ketakutan, bahkan kekerasan di kalangan masyarakat; kekerasan bernuansa agama dan etnis yang ditujukan kepada penganut agama dan berkeyakinanan lain masih terus terjadi, sebagaimana terwujud dalam aksi-aksi penutupan rumah-rumah ibadah serta ketidakbebasan beribadah; hukum masih dilecehkan, di mana kekuasaan dan uang ditabalkan sebagai panglima. Kepastian hukum tidak diikuti oleh
keadilan hukum. Penyelewengan dan mafia hukum terus terjadi tanpa kepastian penyelesaiannya; kemiskinan dan penderitaan sebagian rakyat Indonesia masih ditemui di manamana. Sistem dan kebijakan ekonomi yang dijalankan oleh negara kita sekarang, yang sering diklaim sebagai ekonomi berbasis kerakyatan oleh pemerintah ternyata tidak berpihak kepada rakyat. Masih banyak warga yang menderita gizi buruk dan tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai; praktek-praktek korupsi makin merajalela yang dilakukan tidak lagi tertutup, melainkan terangterangan; pelanggaran hak-hak asasi manusia berat tidak ditangani dengan serius. Komitmen bersama untuk menegakkan Konstitusi dan nilai-nilai Pancasila ternyata kian memudar dan tidak berjalan semestinya sebagaimana dicita-citakan oleh para Pendiri bangsa ini; 3. Bencana alam yang membawa korban manusia terjadi di mana-mana: Wasior, Mentawai, Merapi dan lainlain. Perusakan lingkungan antara lain melalui berbagai kebijakan-kebijakan yang tidak ramah lingkungan marak di mana-mana. Atas dasar kenyataan-kenyataan ini dan dibimbing oleh iman serta tanggungjawab kepada Tuhan dan sesama manusia, kami, peserta Sidang MPL-PGI Tobelo menyampaikan seruan dan pesan berikut: a. Kepada gereja-gereja dan warga gereja untuk: Terus-menerus memperkuat persekutuan, dan secara konsisten dan konsekuen mendaratkan dan/atau menje-
SUARA GGP
SUARA GGP 12
pu melindungi warganya sebagaimana secara sangat jelas ditegaskan di dalam UUD 1945.
13
SUARA GGP
SUARA GGP 14
maatkan DKG secara terprogram. Mengupayakan agenda-agenda bersama gereja-gereja melalui program-program aksi bersama guna menanggulangi masalah-masalah kemanusiaan. 1. terus-menerus menegaskan Pancasila sebagai rumah bersama, dan ideologi bermasyarakat, berbangsa dan bernegara melalui aksi-aksi bersama. Secara terus-menerus mengupayakan tata-kehidupan berbangsa dan bernegara dengan berpegang teguh pada Konstitusi dengan mewujudkan kehidupan bersama yang adil, damai-sejahtera, serta ikut-serta menjunjung tinggi tegaknya harkat dan martabat manusia. 2. terus-menerus merawat kemajemukan dengan membangun saling percaya-mempercayai, dialog dan kerjasama lintas-agama guna menjawab masalah-masalah kemanusiaan bersama seperti: bencana alam, penyakit-penyakit sosial, lingkungan hidup, kemiskinan, dan seterusnya. 3. terus-menerus membangun budaya ramah-lingkungan, memperluas jejaring guna mencegah perusakan alam dan lingkungan secara sewenangwenang dan yang tidak manusiawi. Membangun spiritualitas cinta-bumi dalam bentuk memelihara lingkungan, menghijaukan dan mencegah perambahan hutan, mencegah pencemaran, dan membangun kehidupan keluarga yang bersih, hemat enerji, dan seterusnya. 4. mendukung serta mengawal atas dasar prinsip-prinsip etika dan moral terwujudnya pemerintahan yang bersih, bermoral, beretika, transparan dan akuntabel dengan melawan segala bentuk dan praktek KKN baik secara individu maupun institusi dengan
agenda-agenda nyata. 5. mengembangkan program-program pelayanan yang berpihak pada penderitaan dan pengharapan hidup orang banyak dalam lingkungan gereja, lintas-gereja, lintas-agama, dan lintas lembaga-lembaga sosial. b. kepada Pemerintah untuk: Melindungi segenap tumpah-darah Indonesia, dan semua warga yang hidup di dalamnya tanpa memandang agama, ras, etnis dan golongan, termasuk golongan Ahmadiah. 1. menjamin secara sungguh-sungguh kebebasan beragama dan beribadah bagi setiap warga negara Indonesia. 2. memberi perhatian secara serius terhadap substansi Pernyataan Terbuka Gerakan Tokoh Lintas-agama Melawan Kebohongan Publik yang disampaikan kepada Presiden RI pada tanggal 17 Januari 2011. 3. mendengarkan jeritan rakyat Papua mengenai harkat dan martabat mereka dan berbagai persoalan kemanusiaan lainnya sebagai akibat kegagalan UU Otonomi Khusus, serta memberi perhatian serius terhadap kritik-kritik yang disampaikan oleh gereja-gereja di Tanah Papua terhadap proses-proses pemerintahan, politik dan sosial. Memperhatikan secara sungguh-sungguh desakan gereja-gereja di Tanah Papua bersama Masyarakat Adat Papua untuk mewujudkan dialog Papua-Jakarta. 4. meninjau kembali berbagai kebijakan pembangunan kehutanan dan maritim yang merusak lingkungan. 5. membangun sistem demokrasi yang substansial, di mana antara lain kepentingan dari mereka yang disebut “minoritas” dijamin sepenuhnya.
15
Sekretaris Umum Majelis Pusat GGP diantara peserta Sidang Lengkap PGI
6. membangun dialog yang terusmenerus dengan seluruh komponen bangsa guna menguatkan tegaknya kemajemukan dan demokrasi bagi kebaikan dan kemaslahatan bersama. c. Kepada seluruh komponen bangsa untuk: Menyatakan keprihatinan mendalam atas berbagai kekerasan bernuansa agama yang ditujukan kepada anak bangsa, termasuk golongan Ahmadiah. 1. menyatakan bahwa kekerasan dalam bentuk apapun tidak menyelesaikan persoalan. Bahkan kekerasan menciptakan kekerasan baru.
2. ikut serta merawat kemajemukan sebagai kekayaan bersama, bukan sebagai yang dipertentangkan. 3. memelihara lingkungan dengan melestarikan pohon-pohonan dan mencegah agar lingkungan tidak dicemarkan dengan berbagai tindakan-tindakan nyata. Demikianlah Pesan Dan Seruan ini disampaikan kepada segala pihak sebagai wujud memperkuat persekutuan, merawat kemajemukan dan memelihara lingkungan.Tuhan yang baik itu memampukan kita untuk berbuat baik bagi sesama makhluk.
Ditandatangani oleh: Pdt. DR. Andreas A. Yewangoe (Ketua Umum PGI)
Pdt. Gomar Gultom (Sekretaris Umum PGI)
dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
1
Peran Media (Pers) di masyarakat sangat signifikan, bahkan media kerap disebut kekuatan keempat di sebuah negara demokrasi setelah eksekutif, yudikatif dan legislatif. Peran pers di tengah kehidupan masyarakat, bangsa dan negara ini, amatlah penting, apalagi sejak disahkan UU Pokok Pers Nomor 40 tahun 1999, dampaknya adalah medua makin bergairah untuk berkarya.
Yusuf Mujiono (Pemimpin Umum Majalah Gaharu), Yuli Mariana (Pemimpin Usaha Majalah Gaharu).
2
Peran Pers Kristiani dalam ikut serta membangun nilai-nilai Kristiani (menyuarakan kabar baik, keadilan, perdamaian, kerukunan, pro sosial dan kesejahteraan rakyat, ditengah masyarakat majemuk). Media Kristiani berjuang untuk sebuah nilai,nilai perdamaian, kerukunan, kasih (kepedulian), keadilan, kebersamaan dan kebenaran yang semua itu juga merupakan
Jonro L. Munthe, Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Majalah Narwastu bersama Humas Polri
SUARA GGP
SUARA GGP 16
KEGIATAN Peran Media Komunitas Kristen
17
Ketua Umum memimpin diskusi Peran Media Pers Komunitas Kristen dengan Nara sumber Jonro L. Munthe (Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Majalah Narwastu), Yusuf Mujiono (Pemimpin Umum Majalah Gaharu), Yuli Mariana (Pemimpin Usaha Majalah Gaharu).
nilai-nilai Kristiani yang di ajarkan Yesus Kristus. Ketika terjadi penutupan dan pembakaran gereja, sejumlah media Kristiani menunjukan keperdulian untuk memberitakannya agar masyarakat mengetahuinya. Demikian juga ketika terjadi diskriminasi dan aksi anarkhisme dari sekelompok massa terhadap kelompok masyarakat lainnya, media-media Kristiani juga peduli mempublikasikannya (fungsi media membela komunitas yang termarginalisasi). Ketika terjadi bencana alam, media komunikasi Kristiani peduli dengan memberitakannya, mediator bagi penyaluran bantuan kemanusiaan walaupun bukan dari komunitas Kristen. Media Komunitas menjalankan fungsi kontrol termasuk kepada tokoh-tokoh Kristen yang tidak lagi
3 4 5
menjalankan visi dan misi kekristenan. Media Komunitas Kristiani berusaha untuk bisa mempersatukan gereja-gereja yang berasal dari berbagai aliran maupun suku yang berbeda dalam berbagai acara dan kegiatan rohani. Media komunitas Kristen membuka ruang (opini) bagi tokoh dan pemikiran dari kalangan non Kristen, sehingga pembaca dari kalangan Kristiani juga dapat mengerti, memahami pikiran dan pendapat di luar Komunitas Kristen. Dalam pemahaman Media Komunikasi Kristiani bahwa NKRI sudah final. Pilar bangsa Pancasila, Pembukaan UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan perlu ditambah satu lagi Sumpah Pemuda 1928.
6 7 8 9
Dalam kerangka inilah dibutuhkan adanya pendidikan dan penyadaran tentang HAM yang terus menerus di berbagai kalangan masyarakat.
Pelatihan Monitoring
HAM PGI 2011 Isu HAM yang tadinya hanya menjadi perhatian LSM, kini diakui sebagai persoalan universal. Kepekaan dan kepedulian ini ada ketika disadari bahwa persoalan HAM ada di sekeliling kehidupan manusia. Masalah HAM bukan cuma menyangkut kehidupan individu tetapi kolektif dan dalam multi dimensi kehidupan. Akhirnya sering menimbulkan permasalahan yang kompleks dan membutuhkan penanganan yang komprehensif, teliti dan jitu. Menyadari kompleksitas permasalahan itu maka diperlukan kepekaan, pengetahuan, keberanian bersikap dan keterampilan khusus dalam penanganannya. Dengan demikian, diharap-
kan penanganannya akan mentransformasikan keadaan manusia, baik yang hak azasinya dilanggar maupun yang melakukan pelanggaran HAM. Dalam konteks Indonesia yang tengah bertransisi menuju negara yang lebih demokratis muncul euphoria dari arus kebebasan yang lahir dari gerakan reformasi. Arus kebebasan yang semestinya menjadi kekuatan kontruktif pembangunan bangsa, malah menjadi persoalan baru. Sebagian masyarakat merasa berhak melakukan apa saja atas nama kebebasan bahkan melalui caracara kekerasan dengan dalih memerangi ketidakbenaran menurut ukuran mereka
Gereja dan umat Kristen, khususnya para pemimpin Gereja, adalah bagian yang utuh dari masyarakat dan bangsa Indonesia. Gereja dipanggil dan diutus untuk menghadirkan dan memperjuangkan kebenaran, keadilan, kesamaan hak sebagaimana yang dikehendaki oleh Tuhan Allah, ketika Ia menciptakan manusia. Dalam kerangka itu, Gereja dan umat Kristen utamanya para pemimpin Gereja perlu dibekali dengan pemahaman tentang HAM dan bagaimana melakukan Pemantauan dan Advokasi terhadap kasus-kasus HAM yang muncul. Dengan demikian maka gereja : a. Memahami kerangka dasar HAM secara sitemastis. b. Memahami dukungan iman Kristen terhadap nilai-nilai HAM. c. Berpihak pada nilai-nilai HAM pada kehidupan sehari-hari.
d. Mensosialisasikan dan memperjuangkan penegakan HAM. e. Membangun komitemen untuk terjun dan terlibat langsung dalam permasalahan di seputar HAM.
SUARA GGP
SUARA GGP 18
KEGIATAN
sendiri atau kelompoknya, tanpa mengindahkan hukum yang berlaku dan mengabaikan hak-hak asasi manusia.
19
Ketua Departemen Pelayanan Hukum dan HAM GGP Pdp. Suryadi Tanuwidjaja, S.H., M.Th. mewakili GGP dalam rangka mengikuti Pelatihan Monitoring Hukum dan HAM yang diselenggarakan PGI pada tanggal 26-29 April 2011 di Cisarua Puncak Bogor.
Foto bersama peserta dan salah satu pembicara Jhonson Panjaitan, S.H., penggiat HAM di Indonesia
KEGIATAN Pertemuan Media Keagamaan (Komunitas) Muslim Dan Kristen, dengan jajaran Pemerintahan yang dihadiri oleh Pimpinan Redaksi Majalah Sabili, Tabloid Umat, Majalah Hidayatullah, Majalah Narwastu, Majalah Gaharu, Majalah Bahana, Majalah Inspirasi, Suara HKBP dan Suara GGP. Dari Pemerintah dihadiri oleh Pejabat Humas Kemendagri, Kejaksaan Agung, Puspen TNI, Dispen TNI AD, TNI AL, TNI AU, Kemenhan RI, dan Pejabat Kominfotur Kemenkopolhukam.
20
Dari kiri kekanan Prof. Dr. Irzan Tanjung, Brigadir Jenderal TNI Drs. Harsanto Adi, M.M.,M.Th., Said Damanik S.H., M.H., Laksamana Madya TNI (Pur) Fred Lonan dan Cornelius D. Ronowidjojo
Ketum MP GGP diundang Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia dan Persatuan Wartawan Media Kristen Indonesia sebagai pembicara Seminar Wawasan Kebangsaan, Revitalisasi Peran Strategis Kaum Cerdik Pandai dalam Era Dekadensi Multi Dimensional, pada tanggal 4 Februari 2011 di Ruang Sidang PGI, Jalan Salemba Raya 10, Jakarta Pusat.
Pertemuan ini sebagai media komunikasi baik antara Pimpinan Media Keagamaan dengan Humas jajaran pemerintah, juga antar media
Pertemuan Media Keagamaan
Tampak dalam gambar Redaktur SUARA GGP Pdt. Rommy Palit, M.Th., Pdm. Sopar Sinaga, M.Th., Ketua Departemen PI/PJ Pdt. Andreas Bambang, S.Th., M.A., Pimpinan Redaksi Majalah SABILI, Pdt. Benyamin Erlan, S.Th. dan KETUM GGP dalam Pertemuan Komunikasi Antar Media Keagamaan.
keagamaan itu sendir. Peran media keagamaan yang selama ini mungkin tidak begitu diperhitungkan selain media umum atau sekuler, namun ternyata perannya tidak kalah dengan media umumj. Hal ini dapat dilihat dari omplah mereka yang ternyata cukup besar, content mereka cukup menjadi perhatian pembacanya, dimana media keagamaan ini menjadi bahan bacaan elite agama, kalangan komunitasnya maupun umum. Diharapkan para pimpinan media komunitas ini dapat saling berkomunikasi, terutama mengenai pemberitaan yang sensitif di masyarakat.
SUARA GGP
SUARA GGP
KEGIATAN
21
Komitmen Ketua Departemen PI/PJ MP GGP untuk melayani jiwa-jiwa yang belum terjangkau.
22
1
Network (jaringan). Membentuk jaringan global untuk bekerja secara sinergi menyelesaikan amanat Agung. Melatih. Membantu tubuh Kristus diseluruh Indonesia dan Asia Tenggara menyebarkan dan membagikan metoda yang terbaik dan melakukannya bersama sama. Fokus. Menggunakan peta dunia yang sama untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang memiliki kebutuhan-kebutuhan yang besar dan untuk memenangkan daerah-daerah yang paling sulit dijangkau.
2 3
Presiden Call 2 all Global Pastors Network bersama timnya telah
Call
memetakan masyarakat yang belum terjangkau di daerah-daerah Indonesia pada khususnya, dan dunia pada umumnya. Pemetaan ini adalah hasil penelitian yang luar biasa, yang membutuhkan dana, sarana, sumber daya manusia dan waktu. Dengan hasil penelitian ini dapat diketahui daerah mana di Indonesia yang belum pernah didatangi oleh para pekerja/penginjil/misionaris, belum ada tempat ibadah, belum ada Alkitab bahasa mereka, berapa jumlah masyarakatnya, keyakinan apa yang sudah ada disana. Suku-suku ini adalah bagian sasaran Amanat Agung, mereka perlu mendengar, mereka perlu diselamatkan.
All
Call 2 all Jakarta Conggres yang diselenggarakan pada tanggal 16 s/d 19 Mei 2011merupakan suatu pertemuan para Pekerja Tuhan dari berbagai daerah dan Negara, untuk menyelesaikan sasaran-sasaran:
Sebagai peserta Call 2 All, Pdt. Andreas Bambang, Brigadir Jenderal TNI Drs. Harsanto Adi, M.M., M.Th., Uun, dan Pdt Eddy Cornelius (tidak ada di dalam foto).
SUARA GGP
SUARA GGP
KEGIATAN
23
SUARA GGP
SUARA GGP 24
KEGIATAN
ibadah perayaan
25
HUT GGP
Foto hamba-hamba Tuhan GGP Papua pada saat merayakan HUT GGP ke 88 di Papua. Ketua Mada GGP Papua Pdt. Paulinus Raunsay, memotong kue ulang tahun GGP.
Suasana ibadah Perayaan HUT GGP yang diselenggarakan di GGP Ecclesia Christi Jakarta yang di hadiri seluruh jemaat GGP Jakarta.
Foto bersama Hamba-hamba Tuhan GGP Mada DKI Jakarta pada saat perayaan HUT GGP ke 88.
ibadah syukur
HUT GGP
Foto bersama peserta, nara sumber dan panitia Woman’s Camp.
26
SUARA GGP
SUARA GGP
KEGIATAN
27
WOMAN’S CAMP Ketua Komisi Wanita GGP Pusat Pdt Elisabeth Semi Haryani yang kita kenal dengan panggilan Ibu Els Abraham bersama dengan Wakil Sekretaris Umum Majelis Pusat GGP Pdm Ir Yolla EM Pinaria, M.Th telah melaksanakan kunjungan atas undangan Komisi Wanita GGP Mada Papua, dalam rangka kegiatan Woman’s Camp. Dengan Woman’s Camp Wanita GGP
di Mada Papua ini ini diharapkan terwujudnya persekutuian, tukar menukar pengalaman, dan belajar satu dengan yang lain, dalam memberikan kotribusi bagi pencapaian visi GGP idaman Kristus. Komisi wanita mencermati betapa pentingnya pembinaan karakter yang sesuai dengan Firman Allah dan pembenahan organisasi wanita GGP yang efektif dan efisien.
Foto kantor MADA Papua.
28
Sabtu, 18 Juli 2011 tim bertolak ke Kutai Barat (Kubar) mengunjungi jemaat2 GGP di disana yang berada dalam 2 Mawil GGP yakni Mawil Kubar 1 (terdiri atas 7 jemaat GGP dan 2 Pos PI) dan Mawil Kubar 2 (terdiri atas 8 jemaat GGP dan 2 Pos PI). Kunjungan ke Kubar diawali pertemuan dengan seluruh pengurus Mawil & gembala jemaat bertempat di rumah keluarga Pdp.Sorianto, tempat tim menginap selama berada di Kubar (tempat tsb lebih cocok disebut hotel karena memang dipersiapkan beliau untuk tempat menginap hamba2 Tuhan yang melakukan pelayanan ke Kubar).
Kunjungan kerja & KKR Tim MP GGP ke
Mada GGP17-22 Kaltim Juni 2011
Tim dari MP GGP terdiri atas Sekum, Ferry K.W.Tarumingi, dan Ketua Dep.PIPJ, Pdt. Andreas Bambang H., STh, MA melakukan kunjungan kerja dan penginjilan ke GGP Daerah Kaltim pada tgl.17-22 Juni 2011.
Selain kegiatan KKR selama 3 malam, selama di Kubar tim dari MP melakukan kunjungan on the spot ke hampir semua jemaat GGP yang masing2 diantar oleh Ketua Mawil ybs yakni Pdt.Rusmanto (Ketua Mawil GGP Kubar 1) dan Pdt.Neron Assa (Ketua Mawil GGP Kutai 2), kecuali GGP Muara Kalag yg belum sempat dikunjungi karena lokasinya cukup jauh. Seluruh gembala jemaat GGP di Kubar nampak tetap setia dan penuh semangat dalam melayani jemaat2 disana, sekalipun perjuangan yang dihadapi cukup berat. Mari kita tetap mendoakan semua Gembala, hamba Tuhan dan saudara2 seiman dalam tubuh GGP di Kaltim agar tetap setia dalam iman dan pelayanan kepada Tuhan Yesus Kristus.
SUARA GGP
SUARA GGP
KEGIATAN
Jumat, 17 Juli 2011 pagi hingga siang dilakukan kunjungan ke jemaat2 GGP di kota Balikpapan. Pada sore hari mengadakan pertemuan dengan hamba2 Tuhan se Mawil GGP Balikpapan dan malam harinya Pdt.Andreas Bambang H. STh, MA memimpin KKR gabungan se Mawil Balikpapan bertempat di GGP El Shaddai, Manggar, Balikpapan dengan Gembala Pdt. Janis D.Mogot.
29
mereka
peduli kepada yang di bawah
30
kolong jembatan
Pelayanan Pemuda GGP di kolong jembatan Jakarta.
Mengajar anak kolong ini untuk mencintai Merah Putih.
Mengajar hidup sehat dengan menggosok gigi. Tuhan Yesus mencintai anak-anakanak ini, Tuhan Yesus ingin mereka sehat, cerdas dan ceria.
SUARA GGP
SUARA GGP
pelayanan
31
SUARA GGP
SUARA GGP
pelayanan Pdt. Solgarey Dominggus dengan anak-anak Sekolah Minggu.
32
33
Salah satu tempat ibadah GGP “Bukit Gloria” di Gedung Gelael Lt. 2 Kfc Jayapura
Pdt Dominggus dengan prajurit TNI di perbatasan Papua & Papua Nugini
Pdt Dominggus dengan prajurit Yoni 725/WRB
Pdt Dominggus dengan prajurit Yonif 713 Gorontalo
Peserta mendengarkan Laporan Tahunan dari Ketua Umum.
beri t a dari Mülheimer
SUARA GGP
SUARA GGP 34
INFO
35
Verband
Pastor Ekkehart Vetter, Ketua Umum Mülheimer Verband freikirchlichevangelischer Gemeinden Delegasi dari seluruh Jerman
Saudara dan saudari terkasih, Majelis Pusat GGP Kami menyambut Anda semua dalam nama indah Yesus Kristus, Tuhan kita yang bangkit dan Juruselamat manusia! “Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan Tuhan Yesus Kristus, yang memberikan diriNya karena dosa-dosa kita untuk menyelamatkan kita dari zaman yang jahat ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita, kepada siapa kemuliaan selama-lamanya. Amin.” (Galatia1,3-5) Pada hari-hari kita conferring, berbicara dan berdoa bersama sebagai delegasi, orang tua dan gembala dari Mülheimer Verband; selama konferensi kepemimpinan tahunan kami di Mülheim.Dariourse, MV - komisi kami untuk Indonesia, akan berbicara dan melaporkan tentang Indonesia, perjalanan kami pada September 2010 yang lalu dan kemitraan kami untuk GGP dalam membangun kerajaan Allah. Perkenankan saya meyakinkan Anda semua yang kita cintai di Indonesia! Seperti Tuhan mengijinkan kita, kita akan terus berdoa dan mendukung pelayanan Anda mulai dari penanaman gereja dan mencapai keluar kepada orang-orang belum terjangkau, suku dan kelompok bahasa.
Anggota komisi MV-Indonesia - DT di Mülheim. Dari kanan ke kiri: Pastor Ingo Bröckel, M.Div. (Bremen), Pastor Matthias Pache (Hamburg), Reinhold Sommer (Bad Malente), Roland & Brunhilde Weber (Ellmendingen)
Di dalam Kristus, Ps Ingo Bröckel
36
Pdt. Pilemon Martinus Benaya, S.T., M.M.
Pilemon yang saya kenal :
Telah dipanggil pulang ke rumah Bapa di Surga
Pilemon yang saya kenal itu orang yang mempunyai semangat tinggi,sejak muda dia memberikan motifasi kepada generasi di bawahnya untuk tetap setia melayani Tuhan terutama di dalam gereja lokal GGP. Sejak masih kuliah dia setia melayani MPS (Musik Pujian dan Sound System) di GGP Shalom Bandung. Setelah lulus dia pindah ke GGP Immanuel Bogor sebagai ketua pemuda...dan setelah bekerja dan pindah ke Surabaya, dia tetap melayani di GGP Sola Gratia,dan sempat menjadi salah satu pengurus Mada Jatim. Keseharian dia selalu tersenyum, meskipun ada banyak hal atau masalah yg dia hadapi. Dia adalah figure yang sangat perhatian terhadap keluarga,meskipun tugas pelayanan dan pekerjaan begitu banyak.Walaupun dia memiliki pengetahuan,terutama di bidang musik yang rata-rata lebih dari pada yang lain,tetapi dia tidak pernah merasa lebih hebat dari yang lain dan semangatnya untuk terus belajar dan belajar. Pada saat kita sama-sama dalam pelayanan Forum Insan Musik GGP,dia sering melakukan tukar pikir maupun tukar pengalaman dengan kami semua, baik dalam bidang musik maupun dalam pelayanan lainnya. Buat sahabatku Pilemon...selamat jalan...tugasmu sudah berakhir di dunia ini, kami sebagai insan musik GGP akan meneruskan perjuangan dan pelayananmu di Forum insan musik GGP. Sahabatmu Pdp. Andrew Sinengko,S.S.
Kamis, 21 April 2011 Pukul 00.42 di R.S. BMC Bogor Selain sebagai Pelayan Tuhan, Pdt. Pilemon adalah Pembantu Ketua II & Dosen STT Surabaya. Ia meninggalkan seorang isteri dan dua orang putera.
Sambutan Ketua Umum Majelis Pusat Gereja Gerakan Pentakosta pada saat Ibadah Penutupan Peti Jenasah, Kamis 21 April 2011, di GGP Immanuel Bogor.
SUARA GGP
SUARA GGP
INFO
37
38
Pdt. Daniel Tirtawangsa
Telah dipanggil pulang ke rumah Bapa di Surga
Beliau melayani di GGP Cianjur, dan sebagai Ketua Komisi Sekolah Minggu Mada Jabar. Menurut saya Pdt.Daniel Tirtawangsa adalah seorang Hamba Tuhan yang setia, yang telah mengabdi seumur hidup dalam pelayanan di GGP. Pdt.Daniel Tirtawangsa adalah seorang Guru Sekolah Minggu Senior di GGP, Seorang Guru Sekolah Minggu teladan dan penuh pengorbanan dalam pelayanan di GGP. Terima kasih, God Bless.” Pdt. Olga Pakasi Tiwow
Pelayanan Di GGP
Tahun 1979: membantu Pelayanan di GGP Surabaya. Tahun 1980: membantu Pelayanan di GGP Shalom Bandung. Tahun 1985-sampai akhir hidup: membantu pelayanan di jemaat GGP Pniel Cianjur.
Pengabdian Dalam Pelayanan Sekolah Minggu GGP
Tahun 1993-1997: menjabat sebagai Ketua SMGGP MADA JAWA. Tahun 1997: bersama Team SM Pusat mengadakan Pelatihan Guru Sekolah Minggu di jemaat GGP SOLO. Tahun 1996-2001: Bendahara SM Pusat GGP yang pada waktu itu Ketua SM Pusat adalah Pdt.Grace Massie. Tahun 2001-2006: beliau kembali menjabat Bendahara SM Pusat GGP, yang pada periode itu Ketua SM Pusat adalah Pdt.Olga Pakasi Tiwow. Tahun 2004: bersama Team Sekolah Minggu Pusat GGP Mengadakan Pelatihan Guru Sekolah Minggu dan KKR Sekolah Minggu MADA RIAU. Tahun 2011: Menjabat sebagai Ketua SM MADA JABAR sampai beliau menghembuskan nafas terakhir pada bulan April 2011 karena sakit.
Pelayanan Di Luar GGP
Sepengetahuan saya, beliau pernah menjadi salah satu Pengurus di sebuah Yayasan Apostole, dan peran beliau untuk GGP waktu itu adalah mengirimkan bantuan untuk beberapa Hamba-hamba Tuhan dalam perintisan di GGP, salah satunya yang merasakan bantuan beliau adalah saya yang waktu itu membantu pelayanan perintisan di Pos2 penginjilan Di jemaat GGP Sola Gratia Surabaya. Pdt.Daniel Tirtawangsa pernah menjabat sebagai KETUA BKSAG (Badan Kerja sama Antar Agama) Sekota Cianjur ada tahun 2002 - 2006
SUARA GGP
SUARA GGP
INFO
Nama: Pdt.Daniel Tirtawangsa Tempat Tgl.Lahir: Cianjur, 12 Januari 1959 Istri: Martha Tirtawangsa Anak: Victori Damaris Tirtawangsa Pendidikan Terakhir: Lulusan Program Diploma Teologia SATI, Batu Malang Tahun 1976
39
40
Pdt. YOHANES RERUNG ALLO
Telah dipanggil pulang ke rumah Bapa di Surga
GGP kehilangan salah satu tokoh seniornya yakni Pdt. Yohanes Rerung Allo – Gembala GGP “Alfa Omega” Nunukan, Kaltim yang meninggal dunia pada hari Senin, 04 Juli 2011 di Nunukan setelah menderita sakit beberapa waktu lamanya. Beliau adalah seorang figur yang sulit dicari penggantinya karena sangat dikenal luas oleh masyarakat Nunukan. Secara internal GGP, beliau dikenal sebagai seorang hamba Tuhan GGP yang gigih berjuang merintis pelayanan di daerah pedalaman Kaltim, khususnya di Nunukan, disamping menggembalakan
jemaat GGP Alfa Omega di Nunukan. Secara eksternal GGP, beliau bergaul secara akrab dan luas dengan berbagai kalangan, mulai dari hamba2 Tuhan dari gereja2 lain hingga Pemerintah di daerah Nunukan. Bahkan salah seorang tokoh non Kristen yang masih aktif dalam pemerintahan Kab.Nunukan saat ini mengakui dalam kata sambutannya bahwa “mereka belajar dari kegigihan dan kesabaran alm. Pdt Yohanes Rerung Allo, bagaimana caranya memperkenalkan agama Kristen ke masyarakat Sebuku di pedalaman utara Kaltim”.
SUARA GGP
SUARA GGP
INFO
Pdt. Yohanes Rerung Allo dilahirkan di Rantepao, Tana Toraja pd tgl. 9 Juli 1930. Beliau mulai pelayanan pekerjaan Tuhan di Sulawesi Selatan kemudian ke Manado, Jawa dan Kalimantan. Pada dekade 1970an mulai melayani di berbagai daerah Kalimantan Timur. Setelah melalui perjuangan yang berat maka pada tahun 1978 beliau memulai pelayanan (merintis) GGP Alfa Omega di Nunukan, Kaltim, disamping tetap membuka pelayanan ke daerah2 baru dan sulit, khususnya di daerah Sebuku, pelosok di bagian utara Kaltim Figur kebapakan beliau yang sabar namun tetap gigih dan setia dalam Hadir dalam pemakaman, Sekretaris Majelis pelayanan sangat membekas di hati Pusat GGP dan Ketua MADA GGP Kaltim. jemaat dan hamba-hamba Tuhan yang beliau bina. Bahkan beberapa hamba Tuhan dari denominasi gereja lain sering meminta nasehat beliau sehingga mereka telah menganggap beliau sebagai orang tua sendiri. Setelah menderita sakit beberapa waktu lamanya maka 5 hari menjelang usia ke 81 tahun, beliau dipanggil pulang ke rumah Bapa di sorga pada tgl.4 Juli 2011 di Nunukan. Selama jenazah disemayamkan 6 hari berturut-turut telah dilaksanakan Kebaktian Penghiburan yang dihadiri oleh bukan saja jemaat GGP tetapi dari gereja lain di Nunukan, bahkan pelayanan Firman Tuhan digilir oleh hamba2 Tuhan dari non GGP. Pada Kebaktian pelepasan jenazah Minggu, 10 Juli 2011 banyak kalangan yang menghadiri acara yang berlangsung selama +/- 4 jam untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum yang dikenal luas sebagai tokoh agama di Nunukan. Banyak pihak yang telah memberikan kata sambutan (ucapapan belasungkawa), mulai dari pimpinan gereja dan lembaga keagamaan se-Nunukan, organisasi kerukunan Toraja hingga pihak Pemerintah Kab.Nunukan yang diwakili Wakil Bupati ibu Hj. Asmah Gani yang ternyata sangat mengenal dekat bahkan mengagumi alm. Pdt.Yohanes Rerung Allo sebagai pribadi yang sabar dan kebapakan. Ibadah pelepasan jenazah alm Pdt.Yohanes Rerung Allo dipimpin oleh MP GGP yang diwakili oleh Pdt.Janis D.Mogot (Ketua Mada GGP Kaltim) bersama Sekum MP GGP, bapak Ferry K.W.Tarumingi, SE, MM.
41
42
Pdp. FRANS ANDRIS TIWOW
Telah dipanggil pulang ke rumah Bapa di Surga
Nama : Pdp.Frans Andris Tiwow Umur : 74 Tahun Tempat/Tgl.Lahir : Kasuratan, 15 April 1937 Istri : Alm.Hermine Walangitan Anak-anak : Menantu : 1. Pdt.Ronny R.Tiwow Ny.Aneke Pangayouw 2. Roune Tiwow Bpk.Marthen Kairupan 3. Pdt.Olga Tiwow Pdt.Edmond Pakasi 4. Pdm.Siske Tiwow Bpk.Ifer Manggribeth 5. Pdt.Reify Tiwow Ny.Livi Mogot 6. Pdt.Nofry Tiwow Pdt.Tenjune Pangkey 7. Jen Jefry Tiwow ( Alm)
PENGABDIAN PELAYANAN DI GGP Pdp. Frans Andris Tiwow dipanggil pulang ke Rumah Bapa, dengan tutup usia 74 tahun 3 Bulan, pada hari Minggu,17 Juli 2011, pukul 15.30 dirumahnya di Desa Bumbungon Kec. Dumoga Bolaang Mongondow - SULUT. Beliau meninggal karena Sakit.
Sejak dilahirkan sudah menjadi anggota jemaat GEREJA GERAKAN PENTAKOSTA. Pada tahun 1972, Pdp. Frans Andris Tiwow menjabat Sebagai Sekretaris Majelis GGP Kakas. Tahun 1975 dipercayakan sebagai Penjaga Gereja/Kostor Di GGP Wineru/Kakas. Dan pada tahun 1985, dia diangkat sebagai Gembala Jemaat di GGP Mahembang/Kakas. Tahun 1992, Pdp. Frans Andris Tiwow pindah ke Bolaang Mongondow Membantu pelayanan di GGP Bombanon/Lolayan. Tahun 1995 - 1999 menjadi Gembala Jemaat GGP Toruakat/Dumoga. Kemudian dari tahun 2000 sampai dipanggil Tuhan, beliau menjadi Penasehat jemaat GGP Idaman Kristus Bumbungon/ Dumoga.
SUARA GGP
SUARA GGP
INFO
43
Hasil Sidang Lengkap Majelis daerah Jakarta & SekitarnyA GEREJA GERAKAN PENTAKOSTA
29 Januari 2011 di GGP Ecclesia Christi, Jakarta Hadir dalam acara tersebut, Ketua Dewan Pembina GGP Bpk. Rhonny Kumontoy dan Ketua Umum Majelis Pusat GGP Pdt. Drs. Harsanto Adi, M.M, M.Th. Dimana juga dibahas mengenai perubahan nama menjadi Majelis Daerah Khusus Ibukota Jakarta & Sekitarnya. SUSUNAN PENGURUS MAJELIS DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA & SEKITARNYA PERIODE 2011-2015 Penasehat: 1. Bpk. Rhonny Kumontoy 2. Pdt. Roy A.C Waworoentoe 3. Pdt. Daniel Sukendra, BA 4. Pdt. DR. Natanael Sunarno, M.Th 5. Pdt. Suhanto Efendy, S.Th Ketua Wakil Ketua Sekretaris Wakil Sekretaris Bendahara Wakil Bendahara
: Pdt. Reinhardt Wiryadinata : Pdt. Haryati Lo : Pdt. Yusuf Ishak : Pdt. Boyke Montolalu, S.Th : Pdp. Ie Lie Kian : Pdm. Erna Widjaya
Komisi-Komisi: Kaum Wanita Kaum Pria Pemuda Remaja Sekolah Minggu PIPJ BINDIK Diakonia
: Pdm. Chrisant Wiryadinata : Pdt. John Pinaria, S.Th : Pdm. Daniel Gunawan De Vries : Pdt. Olga Pakasi Tiwow : Pdt. Herry Kaowan : Pdt. Edmond Pakasi, S.Th : Pdm. Yvonne A.M Makaminan
SUSUNAN PENGURUS MAJELIS DAERAH JAWA BARAT GEREJA GERAKAN PENTAKOSTA PERIODE 2011-2015 Badan Kehormatan: Pdt. David Hengky Benaya Pdt. Almon Retika Pdt. Daniel Gunawan, M.Th Dewan Pembina: Pdt. Eddy Cornelius, M.Th Pdt. Timotius Sukarna, Ph.D Ketua Wakil Ketua Sekretaris Wakil Sekretaris Bendahara Wakil Bendahara
: Pdt. Komar Gieta Wierawan : Pdt. Dicky Suwarta : Pdt. Robertus Sela, M.Th : Pdp. Willy Setiawan :Pdt. Wirya Sutandi : Pdp. Cornelius Daud
Komisi-Komisi: Kaum Wanita Kaum Pria Pemuda Sekolah Minggu PIPJ DDS R & D
: Pdt. Ester Herawati : Bpk. Andreas Santana : Pdm. Kordin Sagala, M.Th : Pdt. (Alm) Daniel Tirtawangsa (Belum ada pengganti) : Pdt. Sigit Ariwibowo : Pdp. Dede Hendrawan : Pdt. Mangapul Sihombing, M.Th
SUARA GGP
SUARA GGP 44
INFO
45
Hasil Sidang Lengkap Majelis DAERAH SULAWESI UTARA GEREJA GERAKAN PENTAKOSTA 28 - 29 April 2011 di Tomohon
Dalam sidang ini membahas penggabungan dua MADA, yaitu: MADA I SULUT & MADA II SULUT menjadi MADA SULUT Penasehat: 1. Pdt. Nico Kojongian, MA 2. Pdt. Drs. Gerung Assa, S.Th 3. Pdt. Herry Mumu, BA, S.Th 4. Pdt. Welly Mamusung, M.Th 5. Pdt. Dra. Y.E.A Rompas Awuy, MA Ketua Wakil Ketua Sekretaris Wakil Sekretaris Bendahara Wakil Bendahara
: Pdt. Herro Walukow : Pdt. Stany Wales, M.Th : Pdt. John Goni, S.Sos, MA : Pdt. Belly Wowiling, M.Th : Pdp. Yessi Mawuntu, SE : Pdm. Hesky Mangala, SE
Komisi-Komisi: BINDIK Litbang PIPJ Kategorial DDS INFOKOM Pelayanan Hukum Pengembangan SDM & Organisasi Diakonia & Kemandirian Jemaat
: Pdt. Jemmy Mamusung, M.Th : Pdm. Nofri Pesik, S.Th : Pdt. Hengly Mantak : Pdp. Suryana : Pdt. Adri Botu, S.Th : Pdp. Drs. Adi Zainal Abidin : Pdm. Jantje Kuhu, SH, MA : Pdt. Holy Rombot, S.Th : Pdm. Anderson Rawung, S.Th
Selesai menghadiri Sidang Lengkap GGP MADA SULUT, Ketum melakukan dialog interaktif di Pasific TV Menado, antara lain membahas bagaimana kerukunan umat di wilayah Minahasa, peran media massa dalam rangka ikut menanggulangi radikalisme yang masuk ke Minahasa dan menjaga keutuhan NKRI.
SUARA GGP
SUARA GGP 46
INFO
Penyatuan MADA I & II SULUT, serta Sidang Lengkap MADA SULUT dihadiri oleh Asisten Kesra Pemkot Tomohon dan pejabat Kanwil Kementerian Agama Sulut.
47