Pelindung Fadly Rahman, M.A Pimpinan Redaksi M. Febri Ramadhan (Selalu benar) Redaktur Nisa Hujrotul J. (Senjata) Editor Rizky A. (Siapa?) “Bicara wanita, tidak lagi tentang Meilan S. (Saya) Galina S. (Penggerak) emansipasi. Mereka yang paham tentang kodratnya sebagai wanita, Layouting bahkan lebih hebat dari emansipasi Qobly M. itu sendiri.” M. Rizky F. (Harus dilindungi)
TEMPAT BERBISIK
Twitter: @HimseUnpad Facebook: /himseunpad Email:
[email protected] atau 08997107979 (Febri)
Ilustrator Abdul M. (Instrumen keindahan) Afif M. (Pejuang) Reporter Siti P. (Murni) Tengku R. (Kenangan) M. Firman ( Pemasaran Ucu Feni (Keindahan dunia) Fotografer M. Bachtiar (Embun di balik lensa)
KIRIM KE:
[email protected] Kriteria: - Maks. 400 kata - Spasi 1,5 - Tidak mengandung SARA - Tema tulisan bebas
EVENT
DOSEN
Sebelum memasuki babak semifinal, Kamis 26 Maret, FIB bertanding dua kali dalam sehari, di pertandingan pertama melawan sebuah universitas dari Karawang yaitu, UNSIKA dari Grup F, selama pertandingan berlanjut beberapa pemain FIB mencetak gol hingga FIB lebih unggul -2 gol terhadap UNSIKA yaitu 4-2. Pertandingan ini mengantarkan FIB bertanding selanjutnya melawan FAPET Unpad. Selang beberapa jam pertandingan kedua pada hari yang sama tidak membuat semangat para pemain FIB turun meski sudah bertanding sebelumnya. Ini di buktikan dengan kemenangannya kembali melawan FAPET dengan skor 1-0 dan membawa FIB masuk kedalam semifinal melawan FPOK UPI dihari selanjutnya. Sayang, dalam babak semifinal melawan FPOK UPI di hari Jumat FIB mengalami ketertinggalan gol sebanyak 3 gol, terhitung 5 gol yang dibuat di gawang FIB oleh pemain UPI tidak membuat para pemain FIB patah arang, dengan mencetak 2 gol sebagai “balas dendam” yang dilakukan oleh pemain FIB membuat FIB setidaknya tidak tertinggal gol yang terlalu jauh dari lawannya tersebut, dengan hasil akhir 5-4 membuat FIB gagal memasuki babak final dan menjadikannya sebagai peringkat-3 dari kejuaraan futsal itu, semua usaha yang telah dilakukan para pemain dan suporter FIB yang selalu setia dan mendukung FIB saat bertanding menjadikan FIB berhasil maju hingga mendapat gelar juara, meskipun peringkat ke-3.
Oleh: Siti Parhani
Sebagai salah satu dosen yang sangat baru, bisa mungkin ibu perkenalan dulu! Nama saya Ayu Septiani, tinggal di DU, saya asli dari Depok. Lulus tahun 2010 S1-nya, langsung melanjutkan S2 dan lulus tahun 2013. Saya juga aktif di museum sribaduga sebagai staff ahli non PNS, kemudian terakhir saya menjadi dosen non PNS pendidikan sejarah di UNTIRTA, Serang, Banten. Kenapa ibu memilih Sejarah? Dulu waktu SMA kelas 2 dan kelas 3, saya belajar sejarah itu gurunya engga bikin ngantuk, udah gitu antara guru di sekolah dan di tempat bimbel itu gurunya singkron, meskipun begitu gak ada arahan dari keluarga untuk memilih jurusan apa, mereka membebaskan saya untuk memilih jurusan apa yang saya suka. Kenapa ibu lebih memilih UNPAD, ketimbang Depok? Karena memang saya inginnya kuliah di bandung. Biar bisa lebih mandiri, dan sejarah UNPAD saya jadikan pilihan pertama. Pendapat ibu mengenai perkembangan Sejarah di UNPAD? Kalau saya lihat jika dibandingkan dengan angkatan saya, sekarang Sejarah UNPAD itu lebih terbuka dalam hal kajian-kajian sejarahnya. Kalau angkatan saya itu dulu masih konvensional, artinya masih ngomongin politik, tokoh-tokoh ternama, dan orang-orang besar. Angkatan sekarang itu lebih pariatif, misalnya ada yang mengkaji tentang pendidikan wanita, majalah-majalah, budaya, busana, bahkan ada juga tentang representasi perempuan dalam majalah. Kalau untuk judul skripsi sama thesis ibu ngambil apa? Saya ngambil Pakaian Perempuan Bangsawan Pribumi di Jawa 1900-1942, sebenarnya itu terinspirasi dari saya sendiri yang ketika memilih pakaian pasti lebih ‘extra’ ya, sempat kepikiran untuk buka butik khusus perempuan yang memakai pakaian éxtra’, sampai akhirnya ngambil skripsi tentang ini. Tadinya mau ngambil topic tentang seragam, karena kurangnya sumber, ditarik ke belakang jadi pas zaman Hindia Belanda. Kita juga tahu kalau pembaratan sudah mulai terjadi pada waktu itu.masalah thesis itu merupakan kelanjutan dari skripsi saya.
BISIK | APRIL 2015 | HIMSE FIB UNPAD
BISIK | APRIL 2015 | HIMSE FIB UNPAD
DOSEN
EVENT
Sejak kapan punya rencana jadi dosen? Sebenarnya saya sudah memikirkan jadi dosen itu pas semester akhir, ya kita kan udah mulai mikir buat jadi apa. Mau jadi guru tapi persyaratannya harus ada akta 4, sedangkan di UNPAD sendiri itu engga ada, UNPAD kan ilmu murni. Kenapa engga jadi gurunya guru aja (dosen). Ya akhinya sekolah lagi ngambil S2. Gimana proses dan kendala sampe bisa jadi dosen? Mungkin untuk sekarang saya masih dalam kaya pengenalan administrasi, saya masih membaca peraturan soal aparatur sipil negara, siapa yang disebut dosen, kemudian hak dan kewajiban dosen PNS, dan non PNS itu apa, ya yang kaya gitu-gitu. Menurut pendekatan secara personal kepada mahasiswa itu penting ? Penting banget, karena buat saya mahasiswa itu partner, mereka bukan siswa yang harus kita suruh-suruh. Harusnya dijadikan partner kerja, artinya ketika akan menyuruh pun harus dengan rekan kerja, bukan bawahan. Harapan ibu untuk mahasiswa dan perkuliahan seperti apa? Harapan saya untuk mahasiswa agar dapat menerapkan apa yang sudah diperoleh, baik itu teori-teori, dalam bentuk skripsi yang di publikasikan. Kemudian mahasiswa juga memiliki link seperti menulis di koran atau di majalah. Sedangkan untuk dosennya lebih ditingkatkan lagi penelitiannya, dan mempublikasikannya, agar orang-orang juga tahu bahwa sejarah itu tidak melulu peristiwa yang berdarah-darah, tetapi bisa juga orang-orang kecil seperti buruh, perempuan, hal-hal yang tidak terpikirkan untuk dijadikan kajian sejarah.
BISIK | APRIL 2015 | HIMSE FIB UNPAD
Creat Fest:
FIB, Gagal Juara Lagi ! skor 5-1, FIB yang beraggotakan 12 orang yaitu, Danki Sastra Jerman 2011 (1), Yusuf Bachtiar Sejarah 2013 (3), Menjelang akhir maret kemarin, team futsal Fakultas Ilmu Budaya Hasan Sejarah 2011 (5), Iqbal Sastra (FIB) mengikuti kejuaraan event olah- Arab 2011 (7), Ilung Sastra Prancis 2013 (8), Dwi Sastra Indonesia 2011 raga yang di selenggarakan oleh Jurusan Humas, Fakultas Ilmu Komuni- (9), Sidiq Sastra Indonesia 2011 (10), kasi, event olahraga ini bernama Creat Ridwan Sastra Prancis 2013 (11), Alfian Sastra Sunda 2011 (12), Lutfhi Feast. Creat Feast dimulai terhitung Sastra Prancis 20114 (14), Adil Sastra tanggal 16 Maret 2015 s/d 28 Maret 2015, tak hanya seluruh fakultas-fakul- Arab 2014 (16), dan Krisna Sastra Sunda 2012 (19). Kemudian di pertandtas di UNPAD saja yang mengikuti event, melainkan seluruh pelajar SMA ingan kedua melawan MIPA Unpad, di Bandung dapat mendaftarkan seba- FIB kembali memenangkan pertandgai peserta di beberapa cabang kejuar- ingan tersebut dengan skor 2-1 dan aan yang diselenggarakan Creat Feast. tentu saja maju ke tahap selanjutnya. Rabu 25 Maret, FIB kembali bertandKali ini secara khusus BISIK ing melawan UIN, dalam pertandinmerangkum perjalanan Team futsal Fakultas Ilmu Budaya dalam pertand- gan tersebut skor yang didapat oleh ingan futsal pada event ini. Pada babak FIB merupakan skor tertinggi yang didapat selama pertandingan tersebut, penyisihan grup FIB masuk kedalam yaitu 8-0 yang membawa FIB kembali Grup E bersama dengan FISIP UIN, AKUN POLTEK-PAJ, dan MIPA UN- bertanding dan maju kedalam babak selanjutnya. Pertandingan futsal yang PAD dari jumlah keseluruhan hingga dimulai hari Senin 23 Maret dan sele8 grup. Dalam pertandingan pertama sai di hari Jumat 27 Maret, membawa melawan Poltek Pajajaran, FIB bisa grup futsal FIB maju hingga babak memenangkan pertandingan tersebut semifinal. dan maju ke tahap berikutnya dengan BISIK | APRIL 2015 | HIMSE FIB UNPAD
OPINI
PROFIL
sampai senior pulang dari 8,2 juta per orang per jamuan. pekerjaannya. , mereka , mahal sekalii!! mulai magang dengan senior, menghibur para tamu namun dilarang tampil, hanya boleh mengamati senior dari jauh bagaimana cara menghibur tamu dengan sempurna. , mulai diperbolehkan menunjukan keahlian mereka ke depan para tamu. Tahap ini mulai diharuskan memakai super tebal lengkap dengan tatanan rambut yang sempurna. dan (Ikat pinggang)yang dipakai didominasi warna dan corak yang harus lebih mencolok dari profesional. Tahap harus ditempuh setidaknya lima tahun untuk menjadi profesional, sampai nantinya bisa menentukan sendiri masa pensiun mereka. Menjadi seorang itu sangat sulit, sehingga semakin lama tidak banyak peminatnya. Masa kejayaan sekitar tahun 1928 dengan 80.000 orang peminat.. Namun semakin lama tidak lebih dari 1000-2000 peminat, bahkan sekarang jauh lebih sedikit dari itu. Karena jumlah makin sedikit, banyak yang memilih gulung tikar, terlebih menyewa seorang itu mahal, bisa sampai 80.000 yen/ BISIK | APRIL 2015 | HIMSE FIB UNPAD
Bincang-Bincang dengan
DIki Andriadi Diki, begitulah Bisik akrab menyapa tokoh FIB ini. Laki-laki ini masih berstatus sebagai mahasiswa di Jurusan Ilmu Sejarah Unpad 2011. Sekilas dia memang tipikal mahasiswa yang rapi dan serius, belum tahu saja kalau dibalik intelijensinya, terselip sifat humorisnya yang renyah, yang bikin laki-laki ini istimewa adalah tidak lain dan tidak bukan karena prestasinya yang cemerlang dalam bidang akademik. Dari sekian banyak orang di FIB, Bisik memilih Kak Diki sebagai tokoh FIB sebagai mahasiswa berprestasi. Gimana perasaan Kak Diki? Kalau ditanya perasaan, ya senanglah. Alhamdulilah kalau saya dianggap seperti itu. Kan anak Sejarah jarang yang berprestasi secara akademik. Kebanyakan di kita berprestasi di bidang non-akademik. Jadi ya, kalau ada yang bilang saya berprestasi, ya alhamdulilah aja. Kan harus bageur, enggak boleh sombong.
Orang bisa berprestasi pasti bertahap, dulu Kak Diki emang niat ngambiskah atau mengalir aja kayak air? Kalau dulu mah, kan saya masih Maba terus saya juga dari IPA jadi masih susah buat ngejarnya. Dulu IPK saya Cuma, 2.8 kan dan temen-temen yang dari IPS itu nilainya gede-gede, makanya saya minder dan jadi berpikir gimana ya supaya nilainya kekejar. Jadi saya usaha terus dari semester dua sampai seterusnya. Rajin-rajin ngerjain tugas aja kan ya, ngerti maunya dosesn itu kayak apa. Sempat ikut ESU, FAAC, Greenpeace, Himse sama UBTU , Cuma, waktu itu kita lagi di panitia PS2 kan, susah juga ngatur jadwalnynya. Jadi lebih baik ikut kegiatan jurusan-jurusan aja. Lebih rajin ikut kepanitiaan aja sih, awalnya dari staff terus koordinator deh. Tapi, masih banyak sebetulnya keinginan yang belum tercapai.
BISIK | APRIL 2015 | HIMSE FIB UNPAD
PROFIL
OPINI
Emang keinginan-keinginan Kak Diki itu apa aja? Terus apa yang bikin gak kesampaiannya? Ya, kan kita tahu kalau Ilmu Sejarah itu kuliahnya padat-padat ya, dulu sempet pengen exchange ke Malaysia. Tapi karena jadwal kuliah yang padat, banyak mata kuliah yang berlanjut dari semester ke semester lainnya, jadi gak bisa ambil cuti. Sempet ngiri juga kan sama anak jurusan lain yang bisa ikut iniitu karena jadwal mereka gak begitu padat. Yaudahlah ya, yang penting cepetcepet keluar aja dari sini. Terus ya, pinginnya sih, lebih banyak lagi anak-anak Sejarah yang juga bisa ikutan kegiatan akademiklah biar kita gak kalah sama yang lain. Terakhir nih, Kak. Bisik kan punya tema soal Wanita nih. Pingin dong Bisik tahu pandangan kak Diki soal wanita saat ini? Sebenernya sih, mau soal cewek atau cowok ya sama aja, cuman perempuan itu memang punya simbol kesuburan, kecantikan dan kelembutan walaupun gak semua lembut, ya. Kalau bicara soal posisi sih, posisi cewek sekarang itu penting. Karena banyak perusahaan-perusahaan yang di posisi tertentu, apalagi perusahaan kosmetik, yang butuh posisi perempuan. Terus udah banyak juga perepuan single parent, makanya kurang tangguh apalagi coba perempuan zaman sekarang? jadi, udah gak perlu ada diskriminasi ya. Tapi saya sih tetep gak setuju sama poliandri sih. Harapannya sih tetap emansipasi aja, jangan takut buat bersainglah, dan jangan mau dipermainkan aja deh.
“Always be yourself even you are nobody” -Diki AndriadiBISIK | APRIL 2015 | HIMSE FIB UNPAD
GEISHA
Sebuah Realita
Semenjak munculnya film Memoirs of Geisha (2005), pandangan orang tentang seniman yang satu ini langsung berubah drastis. Arti kata adalah ‘penghibur’ (dan jangan disalahartikan), sudah ada sejak abad ke-18 dan berkembang pesat abad ke-19. Sebelum menjadi profesional, mereka diajari pelatihan tatakrama, alat musik tradisional, bernyanyi, menari dan seni tradisional Jepang lain. Bahkan soal berbicara dengan geisha, mereka diberi pembekalan pengetahuan yang luas supaya tidak membuat tamu-tamu yang datang bosan. Orang awam menganggap merupakan wanita bayaran yang sifatnya negatif, padahal itu salah. saja, mereka mempunyai bakat yang luar biasa. Bahkan mereka fasih segala hal mengenai seni tradisional Jepang. Bermain alat musik drum, (gitar senar tiga), (seruling bambu), bahkan cara pemakaian yang sulithnya luar biasa.Yang paling wajib mereka pelajari adalah tata
cara menyajikan teh ala Jepang ( ) dan menuangkan dengan cara menarik. Dulu seorang berasal dari keluarga kurang mampu yang ‘dijual’ keluarga mereka untuk jadi seniman, dididik di (rumah geisha). Namun sejak Perang Dunia II selesai, pemerintah Jepang mulai melarang perdagangan anak-anak di bawah umur untuk dijadikan seorang . Untuk menjadi seorang , mereka harus di didik dari kecil, dan mempunyai beberapa tahapan, diantaranya, yaitu , dan . , mereka diperlakukan seperti pembantu. Membereskan semua pekerjaan rumah tangga, mengurus keperluan senior bahkan harus menunggu sampai subuh
BISIK | APRIL 2015 | HIMSE FIB UNPAD
EXTRA
BICARA KLASIK
FASHION PEREMPUAN BANGSAWAN PRIBUMI DI JAWA 1900-1942 Oleh Ayu Septiani, M.Hum.
Judul: Ratu Mongol, Kisah Ketangguhan Putri-putri Genghis Khan Memimpin Kekaisaran Terbesar Dunia Penulis: Jack Weatherford Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Cetakan: I, 2011 Sebuah novel yang menceritakan Genghis Khan yang menempatkan puteri-puterinya sebagai penguasa atas wilayah suami-suami mereka. Menjadikan puteri-puterinya sebagai tameng. Salah satu ucapan yang terkenal adalah, “Jadikanlah negaramu sebagai suami pertamamu”
Penulis : Charles Moore Penerbit : Bentang Pustaka Tahun terbit : Dari buku ini kita bisa mengetahui bagaimana seorang wanita menjadi pemimpin. Gaya bercerita yang tak tertandingi dan dramatis, biografi resmi Margaret Thatcher karya Charles Moore mengungkapkan halhal yang belum pernah diungkap sebelumnya tentang masa-masa awal kehidupan, kekuasaan, dan kepemimpinan sebagai perdana menteri dari seorang wanita yang mengubah Inggris raya dan dunia di akhir abad ke-20. BISIK | APRIL 2015 | HIMSE FIB UNPAD
Fashion selalu identik dengan perempuan. Beragam gaya pakaian dan aksesoris ditawarkan untuk mempercantik penampilan para kaum hawa ini. Hal ini berkait dengan pengertian fashion yakni konstruksi budaya sebagai perwujudan identitas meliputi gaya berpakaian, gaya rambut, aksesoris yang digunakan (Valerie Steele. 2005. Encyclopedia of Clothing and Fashion). Oleh karenanya kemudian muncul komunitas-komunitas perempuan yang terklasifikasi berdasarkan fashion yang mereka gunakan seperti kelompok sosialita. Kita ingat bahwa periode akhir abad ke-19 s.d. awal abad ke-20 gejala pembaratan terlihat dari kecenderungan untuk mengadopsi cara berpenampilan orang Eropa. Hal tersebut hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang berasal dari kalangan bangsawan, begitupun perempuan. Hanya perempuan dari kalangan bangsawan yang dimungkinkan untuk dapat mengadopsi gaya berpenampilan perempuan-perempuan Eropa. Itu pun melalui proses yang relatif lama. Kehidupan perempuan bangsawan pribumi pada akhir abad ke-19 dibatasi oleh adat istiadat yang mengekang keinginan mereka untuk secara
bebas mengekspresikan diri. Adat istiadat membatasi kegiatan mereka hanya pada urusan rumah tangga. Aturanaturan tidak tertulis seperti norma kesopanan dan kesusilaan membatasi ruang gerak perempuan untuk menghasilkan sesuatu yang dapat menunjukkan siapa dirinya. Faktor pendidikan memberikan wawasan ilmu pengetahuan yang menjanjikan, yang dapat membantu perempuan untuk mengetahui bagaimana caranya meningkatkan kedudukan mereka. Mereka dapat bergaul dengan perempuan-perempuan Eropa yang memberikan mereka ide tentang bagaimana perempuan seharusnya berpenampilan. Ide untuk berpakaian seperti cara-cara berpakaian perempuan Eropa mulai ditiru oleh perempuan bangsawan pribumi, bahkan sampai ada yang menggunakannya. Pakaian yang dipakai oleh perempuan pribumi adalah kebaya. Pakaian kebaya perempuan bangsawan pribumi pada awal abad ke-20 sungguh telah berubah dibandingkan dengan kebaya perempuan bangsawan pribumi sebelum abad ke-20. Sebelum abad ke-20 atau sekitar tahun 1800-an, kebaya perempuan pribumi tidak dijahit di bahu dan lengan digunting berdasarkan lebarnya kain (in de breedte). Sedangkan, kebaya awal abad ke-20 atau sekitar tahun 1900-an disebut kebaya modern, karena sudah mengalami modifikasi, seperti kebaya
BISIK | APRIL 2015 | HIMSE FIB UNPAD
BICARA KLASIK
EXTRA
digunting berdasarkan ukuran dan bentuk badan dengan menggunakan “coupe”. Memasuki abad ke-20, ketika politik etis diberlakukan, perempuan bangsawan pribumi memiliki kesempatan untuk sekolah dan bergaul dengan perempuan-perempuan Eropa. Mereka melihat bahwa perempuan-perempuan Eropa memiliki aturan dan ragam model dalam berpakaian. Kebaya dengan model kimono dan dipakai pagi hari ketika sedang mengurus pekerjaan rumah. Warna kuning dan hitam menjadi perpaduan yang cantik untuk kebaya model ini, apalagi jika dihiasi dengan motif bunInlandsche Meisje van Vorstelijke Afkomst, ga-bunga. 1890 Perempuan pribumi yang mengenakan pakaian kebangsawanan.
Judul :Perempuan di titik nol Penulis :Nawal el-Saadawi Penerbit :Yayasan obor Indonesia Tahun terbit: 1989 Merupakan sebuah novel feminisme, terdapat keberanian seorang perempuan dalam menghadapi sebuah hukuman karena mempertahankan harga dirinya. Seorang perempuan malang yang memiliki keberanian besar dan semangat yang tinggi dalam menjalani hidup. Seorang perempuan yang mencari keadilan.
Judul Buku : The Girls of Riyadh Penuli : Rajaa Alsanea Penerbit : Ufuk Publishing House, Ufukpress Mengungkap kebenaran peristiwa yang terjadi di Arab. Mengenai penindasan terhadap kaum perempuan yang tinggal di sana. Seolah-olah perempuan itu adalah sesuatu yang rendah sekali. Novel ini merupakan novel kontroversial yang dilarang keras beredar di Arab. Isi buku ini menimbulkan pemikiran reformatif dan revolusioner.
Editor:
Hadiz, Liza. , Susanto, Astrid S.
Penerbit: Jakarta : LP3ES, 2004. Berbicara tentang peran para wanita di masa Orde Baru dan gerakan para kaum feminis. Buku ini berbicara juga mengenai peran wanita dalam politik. Merupakan kumpulan artikel-artikel yang disatukan menjadi sebuah buku. BISIK | APRIL 2015 | HIMSE FIB UNPAD
BISIK | APRIL 2015 | HIMSE FIB UNPAD
PAHLAWAN WANITA kapal Eversten. Di dalam kapal ini, para tawanan dari jasirah tenggara dan Nusalaut akhirnya bertemu dengan Kapitan Pattimura dan beberapa tokoh pejuang lainnya. Buyskes, seorang kapten kapal akhirnya memvonis mati Paulus Tiahahu dan bersama para tokoh pejuang lainnya, Martha pun dibebaskan. Mendengar keputusan tersebut, ia memandang sekitar pasukan Belanda dengan tatapan sayu namun kuat yang menandakan keharuan mendalam terhadap sang Ayah. Martha pun memohon ampun kepada Beyskes agar ayahnya dibebaskan namun di tolak oleh sang kapten. Pada tanggal 16 Oktober 1817, ayahnya pun di eksekusi di benteng Beverwijk, Nusalaut. Sepeninggal ayahnya, Martha Christina Tiahahu pun memasuki hutan dan berkeliaran seperti orang yang kehilangan akal sehingga kesehatannya terganggu. Dalam suatu operasi pembersihan yang dilaksanakan oleh Belanda pada bulan Desember 1817, Martha bersama 39 orang lainnya pun tertangkap dan dibawa ke Pulau Jawa untuk di pekerjakan secara paksa di perkebunan kopi. Selama berada di atas kapal, kondisi Martha pun semakin memburuk dan akhirnya pada tanggal 2 Januari 1818 Martha Christina Tiahahu pun gugur akibat mogok makan sebagai aksi protes yang dilakukannya terhadap Belanda selama berada di atas kapal Evesten kemudian jenazahnya di beri penghormatan militer dan disemayamkan di Laut Banda. Berdasar-
EVENT
kan Keppres No. 012/1969, tanggal 20 Mei 1969, Martha Christina Tiahahu secara resmi akhirnya diakui sebagai Pahlawan Nasional. Karena keberaniannya tersebut, maka tidak ayal lagi bahwa gelar “Srikandi Dari Timur” merupakan sebuah julukan yang pantas dialamatkan kepadanya. (Ucu/Alvie – pen)
BISIK | APRIL 2015 | HIMSE FIB UNPAD
Mengawali kepengurusan baru, FSSU, organisasi futsal FIB ngadain acara “FSSU League: Liga Futsal Putri” dan pesertanya adalah cewe-cewe yang berasal dari 9 jurusan di FIB. Acara ini nih bakalan dimulai tanggal 31 maret 2015 sampai 16 April, dan jadwal pertandingan sendiri bakal diadakan setiap minggu. Setiap minggunya bakalan ada 2 sampai 4 pertandingan. Untuk venue pertandingan sendiri bakal digelar di 2 tempat, yakni Lapangan Pedca dan Bale Santika. Untuk penutupan acaranya sendiri bakal diadakan di Bale Santika dengan empat pertandingan, ditambah Perang Bintang yang akan melibatkan pemain terbaik terpilih melawan tim inti futsal putri FIB yang tahun kemarin meraih juara 3 di PORSI. Kata ketua FSSU, Ahmad Yusuf Bachtiar, kenapa ngadain Liga Futsal Putri ini, katanya dilatarbelakangi oleh keinginan adanya pengembangan futsal putri di FIB, dan juga sebagai pengganti dari jadwal latihan futsal putri juga. “Kalau latihan biasa sih kurang kondusif, dan liga ini juga merupakan Program Kerja dari FSSU itu sendiri dalam mengembangkan bakat futsal putri” kata mahasiswa yang akrab dengan panggilan Ucup ini. “Selain itu, futsal putri ini mempunyai tujuan yaitu untuk memberi jam terbang untuk para pemain, biar nantinya ga kaget kalo main di turnamen besar, soalnya atmosfer turnamen besar dan latihan itu beda banget. Emang sih dalam latihan juga ada gamenya tetapi gamenya itu berbeda banget kalo udah dalam pertandingan besar” Jelas Ucup. Harapan dari diadakan acara ini sendiri, kata ketua FSSU. Diharapkan dapat menemukan talenta berbakat, yang nantinya bisa membuat prestasi bagi futsal putri FIB, Serta bisa menjadi unggulan juga seperti futsal putra FIB, dan dapat membuktikan diri dan juga layak untuk dipertimbangkan dalam setiap pertandingan yang bakalan diikuti. Juga ga kelupaan untuk para peserta diharapkan punya kesempatan mengeksplor potensi mereka.
BISIK | APRIL 2015 | HIMSE FIB UNPAD
POJOK FIB Tanggal 5 Maret 2015, Rumah Perancis resmi dibuka di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran. Rumah Perancis ini berdiri atas kerja sama FIB Unpad dengan Institut Français d’Indonésie (IFI). Rumah Perancis di Unpad merupakan Rumah Perancis ke-37 di Indonesia. Pertama kalinya warung ini dibuat yang pastinya di Negara Perancis. Tujuan utamanya untuk menyatukan mahasiswamahasiswa dari seluruh dunia yang ingin mencari informasi apapun yang berkaitan dengan Perancis, soalnya Rumah Perancis memberikan fasilitas bagi mahasiswa-mahasiswa yang ingin mengetahui tentang Perancis itu sendiri, misalnya ingin melanjutkan studi di Perancis, dan lain-lain. Sebelumnya, Rumah Perancis telah didirikan di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia atas kerja sama dengan IFI. Diantaranya perguruan tinggi di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan juga Surabaya. Rumah Perancis di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran ini tidak hanya untuk mahasiswa jurusan sastra Perancis saja kok, melainkan terbuka untuk umum dan mahasiswa jurusan atau fakultas lain. Isi Rumah Perancis seperti yang telah dijelaskan di atas tadi, berupa berbagai informasi mengenai Perancis seperti kumpulan buku-buku, brosur universitas, film, dan sebagainya. Informasi terutama disampaikan bagi mereka yang tertarik untuk studi di Perancis. Informasi yang diberikan
PAHLAWAN WANITA diantaranya mengenai beasiswa, perguruan tinggi, biaya hidup, cara beradaptasi, kepengurusan visa, hingga bahasa. Berbagai kegiatan juga akan dilakukan, seperti pemutaran film, diskusi buku, diskusi film, dan pengajaran kebahasaan. Rumah Perancis ini menjadi surga untuk mereka yang mempunyai impian untuk bisa menimba ilmu di Negeri Menara Eiffel itu. Mereka yang tinggal di Jatinangor dan sekitarnya tidak harus mendatangi Kedutaan Perancis yang berada di Jakarta maupun IFI yang ada di Bandung karena akan memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Setidaknya untuk yang belum berniat belajar di Perancis dengan dibangunnya Rumah Perancis ini, akan menambah wawasan para mahasiswa mengenai negara, kebudayaan, bahasa, pendidikan, dan kuliner yang ada di Negara Perancis itu sendiri. Mungkin saja setelah mengunjungi rumah perancis ini malah akan ada yang tertarik untuk belajar disana. Who knows?
BISIK | APRIL 2015 | HIMSE FIB UNPAD
MARTHA CHRISTINA TIAHAHU “SRIKANDI DARI TIMUR”
Teriak seorang pejuang remaja putri yang sepanjang masa remajanya mendampingi ayahnya mengusir Belanda dari negerinya, Ambon dan Nusa Laut dengan gagah berani. Martha Christina Tiahahu, seorang wanita yang baru saja menginjak umur 17 tahun pada masa perjuangannya. Dia adalah seorang pendekar wanita yang berani terjun langsung ke medan pertempuran tanpa ada rasa takut sedikit pun. Ia dilahirkan di Nusa Laut, Maluku pada tanggal 4 Januari 1800. Ayahnya adalah seorang pejuang yang bernama Kapitan Paulus Tiahahu yang merupakan seorang jawara dari desanya, ia juga seorang pembantu dari Thomas Matulessy pada masa perang Pattimura. Ayahnya dikenal juga sebagai seorang yang berjasa merebut benteng Beverwijk di negeri Sila Leinitu. Memang buah tidak pernah jatuh jauh dari pohonnya, sifat patriotis ayahnya akhirnya menurun kepada dirinya. Pada umur 17 tahun, akhirnya ia ikut membantu perjuangan ayahnya untuk mengusir penjajah Belanda dari negerinya, Nusa Laut. Pada masa perang Pattimura berkecamuk, berbagai tokoh Maluku seperti Kapitan Pattimura, Thomas Matulessy, Raja Hehanusa, Raja Ullath, Pati Ouw, Anthony Reebok dan ayahnya akhirnya ikut andil dalam peperangan memper-
tahankan tanahnya. Alasan terjadi peperangan karena adanya pajak atas tanah atau landrente yang di bebankan Belanda kepada Maluku serta pelayaran Hongi yang sangat merugikan rakyat. Perang tersebut mulai berkecamuk pada tahun 1817, tepat ketika Martha Christina Tiahahu berusia 17 tahun. Ia bersama ayahnya memulai perjuangan di Nusalaut. Pada 11 Oktober 1817, pasukan Belanda dibawah pimpinan Richemont dan Meyer bergerak ke Ulath. Rakyat Nusalaut bersama Paulus Tiahahu akhirnya bertempur, ditengah pertempuran, Richemont berhasil tertembak. Meyer bersama pasukannya akhirnya tertahan di tanjakan Negeri Ouw. Dari seluruh penjuru, rakyat mengepung Meyer bersama pasukannya tersebut. Di tengah pertempuran sengit tersebut, muncullah Martha Christina Tiahahu yang menantang peluru musuh. Dalam pertempuran tersebut, Martha bahkan memberikan semangat kepada para wanita dari Ulath dan Ouw agar ikut mendampingi kaum laki-laki untuk berjuang. Pada 12 Oktober 1817, Meyer akhirnya tertembak. Komando pasukan Belanda akhirnya diambil alih oleh Vermeleun Kringer. Di bawah komandonya, pasukan Belanda berhasil memukul mundur rakyat hingga ke hutan
BISIK | APRIL 2015 | HIMSE FIB UNPAD
LIPUTAN
LIPUTAN
HMD Sabtu, 4 April 2015 lalu Himpunan Mahasiswa Sejarah FIB UNPAD atau akrab disapa Himse baru saja berkunjung ke salah satu desa yang letaknya tidak begitu jauh dari lingkungan kampus UNPAD Jatinangor, yaitu Desa Cimanggung. Teman-teman dari Himse serta para relawan yang berasal dari mahasiswa/i Ilmu Sejarah FIB UNPAD bukan hanya berkunjung ke desa tersebut, tapi Himse juga ingin sekali bertemu dengan rekan-rekan siswa/i SMA/ SMK/MA di Desa Cimanggung, salah satunya SMK Al-Amah untuk ngobrol bersama mengenai persiapan menuju perkuliahan serta dengan para orangtua siswa/i tersebut melalui sosialisasi “perubahan Pola Pikir”. Bagaimanapun doa dan kepercayaan dari orangtua adalah hal yang sangat berharga.
HIMSE MASUK
DESA
Acara pertama HMD bertempat di Aula Desa Kelurahan Cimanggung. Acara dimulai dengan sambutan Ketua Pelaksana kegiatan HMD yaitu Muhammad Subiyani, dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua HIMSE yaitu Eman Suherman dan tibalah saatnya sambutan sekaligus pembukaan acara HMD dari Bapak Yayat Hidayat selaku Kepala Desa Cimanggung. Setelah acara HMD resmi dibuka, kita mulai dengan paparan pertama dari Perwakilan Dosen Ilmu Sejarah FIB UNPAD sekaligus sebagai Wakil Dekan I FIB Bapak Dr. Mumuh Muhsin Z. Beliau memberikan motivasi kepada para orang tua siswa/i SMK Al-Amah yang hadir dalam acara ini. Beliau menjeBISIK | APRIL 2015 | HIMSE FIB UNPAD
laskan bahwa ilmu adalah hal yang sangat penting. Derajat seseorang bukan lagi diukur dari latar belakang keturunan, luasnya sawah, tapi ilmulah yang dapat menjadi jembatan kita untuk bisa menata hidup lebih baik dari sebelumnya. Beliau menjelaskan bahwa banyaknya peluang beasiswa, program UNPAD Nyaah ka Jabar, dan banyaknya jalan untuk dapat berkuliah walau dengan segala keterbatasan. Selain itu pemaparan kedua dilanjutkan oleh Ressy Syarifah salah satu perwakilan mahasiswa/i Ilmu sejarah FIB UNPAD. Ressy berusaha menceritakan sedikit hal-hal berkesan saat menuju bangku perkuliahan. Salah satu pegangan hidupnya adalah nasihat dari ibunya bahwa : “Seorang perempuan harus belajar lalu berkarir, jangan hanya menggantungkan hidup pada seseorang, karena belum tentu suami mu kelak punya umur yang panjang”. Dengam modal kepercayaan, doa dan usaha keras menjadi awal yang membawa Ressy memilih untuk berkuliah walau dengan segala keterbatasan. Percayalah bahwa “Usaha Keras Tak akan Mengkhianati”. Selanjutnya paparan dari pihak komite sekolah AlAmah mengenai dukungan para siswa/i untuk melanjutkan kuliah. Setelah beres acara perubahan pola pikir dilanjutkan dengan pemberian bingkisan berupa “Sembako” kepada masyarakat, hingga tiba saatnya Panitia serta relawan HMD mengunjungi SMK Al-Amah untuk berdiskusi bersama dengan rencana setelah lulus. Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu acara ini yaitu Akar Ilalang Putri Koneng sebagai sponsor utama, Blue Radio, dan Radio Mu sebagai media partner dan para donatur serta relawan yang penuh semangat. Semoga kegiatan HMD memberikan manfaat untuk kita semua. Terimakasih. –R-
Media Partner
Terimakasih kepada : Akar Ilalang Putri Koneng Sebagai Sponsor Utama
BISIK | APRIL 2015 | HIMSE FIB UNPAD
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada -Sapardi Djoko Darmono-