KINERJA PEMASARAN LAYANAN PENDIDIKAN NONFORMAL (PNF) DI KOTA MADYA YOGYAKARTA, PROVINSI DI. YOGYAKARTA
Entoh Tohani Dosen Jurusan PLS FIP Universitas Negeri Yogyakarta E-mail:
[email protected] ABSTRAK Penelitian survey ini bertujuan mengetahui kinerja pemasaran pendidikan nonformal. Penelitian ini dilakukan didasarkan pada pemikiran bahwa penyelenggaraan kegiatan pemasaran perlu dilakukan secara integratif dengan mekanisme yang terarah, efektif, efesien, dan akuntabel. Subyek penelitian ini adalah Lembaga Penyelenggara Kursus (LPK) yang ditentukan secara purposive. Pengumpulan data menggunakan angket tervalidasi. Data dianalisis dengan cara analisis kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pemasaran program PNF belum optimal dimana masih terdapat aspek pemasaran yang dalam kategori rendah yaitu kegiatan penyampaian program dan penetapan harga atau dana. Hal ini akibat pengaruh dari kendala yang dihadapi baik internal lembaga seperti warga belajar kurang aktif dan perubahan kurikulum maupun eksternal lembaga seperti kejenuhan cakupan, kerja sama yang minim dan minimnya pendanaan. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan lembaga pendidikan nonformal (LPK) dapat membaca dan mengembangkan program masing-masing yang terbekali. Kata kunci: Kinerja, Pemasaran, Pendidikan Nonformal dan Jasa Pendidikan.
Eksistensi
dan
keberfungsian
lembaga
animo
masyarakat
mengikuti
satuan pendidikan nonformal tergantung
pelatihan,
pada
masyarakat.
perempuan, dan pengembangan lapangan
memiliki
usaha, maupun mengambarkan pengaruh
berbagai dimensi kehidupan yang selalu
negatif misal peningkatan angka putus
mengalami perubahan-perubahan baik dalam
sekolah, peningkatan jumlah pekerja anak,
skala kecil maupun skala besar, atau
penggangguran dan kemiskinan. Perubahan
perubahan yang dikendaki maupun tidak
masyarakat mensyaratkan satuan pendidikan
dikehendaki. Berbagai bentuk perubahan
nonformal
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat
baik yang bersifat antisipatif maupuan
dapat diamati dengan banyak kenyataan
adaptasi
perubahan
Masyarakat
yang
kehidupan notabene
yang menggambarkan pengaruh positif misal 1
peningkatan
melakukan
guna
jumlah
berbagai pekerja
tindakan-tindakan
memanfaatkan
berbagai
peluang dan menghindari berbagai hambatan
berkembang sebagai organisasi penyedia
dalam mengembangkan masyarakat.
layanan pendidikan sampai pada tingkat
Satuan pendidikan nonformal yang
prestasi
lembaga
yang
optimal
yaitu:
dewasa ini mengalami perkembangan pesat
mencapai tataran ekspansi (Helfin Princes,
adalah Lembaga Pelatihan Keterampilan
2006:46). LPK dituntut untuk mencapai
(LPK), yang salah satu fungsinya adalah
kondisi
memberikan
pertumbuhan,
layanan
pendidikan
dan
yang
pelatihan kepada warga masyarakat untuk
perkembangan
mengembangkan
melakukan
mengatasi
potensi
masalah
diri
guna
menggambarkan kemudian dan
mengalami
akhirnya
perluasan,
dan
terjadi
mampu
menghindari
dalam
kehidupan.
pelaksanaan program yang hanya dilakukan
ini
merupakan
secara asal jalan atau hanya bertahan hidup.
perwujudan respon masyarakat terhadap
Dengan kata lain, LPK perlu mengarahkan
berbagai
yang
pada pencapaian kinerja yang menekankan
kebutuhan-kebutuhan
pada pencapaian prestasi yang efektif,
Keberadaan
lembaga
perubahan
mengandung
masyarakat
pendidikan. Hal ini dapat diketahui dari
terjadinya
adanya perbedaan fokus kegiatan LPK
dan terwujudnya penjaminan mutu (Bush,
antara lain bidang pelatihan teknologi
T., & Coleman, M. 2006:47-185) baik pada
informasi dan komunikasi, pelatihan bahasa,
aspek penyelenggaraan program pendidikan
pelatihan tata kecantikan/tata rias wajah, dan
maupun pengelolaannya.
pelatihan Perkembangan
bidang pesat
salah satunya terjadi
kesekretarisan. lembaga di
diri sendiri menjadi lembaga yang efektif
DI.
tidak lepas dari keberhasilan pelaksanaan
Yogyakarta, sebagaimana dinyatakan oleh
fungsi
Kasub
dilakukan
Direktorat
Informasi,
perbaikan-perbaikan,
Kemampuan LPK untuk menjadikan
pelatihan
Provinsi
berbagai
Direktorat
pemasaran
(markerting)
lembaga
kepada
yang
masyarakat
Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, Dirjen
melalui berbagai kegiatan promosi seperti
PNFI Depdiknas bahwa jumlah lembaga
pameran, penyebaran informasi melalui
kursus di DIY yang sudah mempunyai
media massa, penerbitan leaflet, dsb. Tujuan
nomer induk dan bersertifikat adalah 308
pelaksanaan kegiatan promosi dimaksudkan
lembaga (www.krjogja.com).
untuk
Seiring dengan berjalannya dengan
meningkatkan
masyarakat
perubahan masyarakat, LPK diharapkan
baik
partisipasi
perorangan
warga maupun
organisasi dalam kegiatan LPK baik sebagai 2
pengguna
maupun
pendukung
layanan
dapat
diamati/dilihat,
tidak
produksi,
dapat
pendidikan. Selain itu, pemasaran layanan
terlibat
pendidikan
dibawa, persediaan dapat diciptakan, dapat
yang
optimal
menunjukkan
dalam
konsumen
proses
keberhasilan suatu LPK bersaing dalam
diujicobakan
rangka
kepemilikan berpindah pada saat penjualan
mengembangkan
pendidikannya
dan
layanan mendapatkan
mampu
pemahaman
yang
memberikan jelas
kepada
ditawarkan,
dan sebagainya.
sumberdaya. Dengan kata lain, suatu LPK diharapkan
sebelum
Sedangkan karakteristik jasa menurut
suatu
Griffin (1999) dalam Rambat Lupiyoadi
warga
(2001:7) mencakup: 1)
Intangible (tidak
masyarakat mengenai layanan pendidikan
berwujud), jasa tidak dapat dilihat, dirasa,
yang ditawarkan LPK sehingga warga
diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa
masyarakat
dengan
itu dibeli. Nilai penting dalam hal ini adalah
layanan pendidikan dari lembaga sejenis dan
nilai yang tidak berwujud yang dialami
selanjutnya termotivasi dan ikut terlibat
konsumen
dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan.
kepuasan, atau keamanan; 2) Unstorability,
dapat
membedakan
Pentingnya
kegiatan
pemasaran
jasa
tidak
dalam
bentuk
mengenal
kenikmatan,
persediaan
atau
lembaga pendidikan dapat dipahami bahwa
penyimpanan dari produksi yang telah
lembaga pendidikan menghasilkan layanan
dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga
pendidikan sebagai produk/jasa penting. Jasa
tidak dapat dipiisahkan mengingat pada
pendidikan dimaknai sebagai setiap tindakan
umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi
atau aktivitas dan bukan benda, yang dapat
secara bersamaan; dan 3) Customization,
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak
jasa juga seringkali didesain khusus untuk
lain dalam rangka memenuhi kebutuhan
kebutuhan pelanggan sebagaimana pada jasa
pendidikan warga masyarakat, yang pada
asuransi dan kesehatan.
dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud
Walau pun sebagai organisasi yang
fisik), konsumen terlibat secara aktif dalam
bersifat ”non profit”, lembaga pendidikan
produksi
menghasilkan
diharapkan tetap mengembangkan kegiatan-
Terkait dengan ini,
kegiatannya atau menjual produknya kepada
Produk jasa tidak memiliki karakteristik
masyarakat, khususnya kepada kelompok
yang sama dengan barang (produk fisik).
sasaran,
Barang memiliki karakteristik antara lain
peningkatan partisipasi kelompok sasaran
dan
tidak
kepemilikian sesuatu.
3
dengan
tujuan
terciptanya
dalam
pengelolaan
pendidikan.
Selain
kegiatan
karakteristik-karakteristik
dari
suatu
perkembangan
produk/jasa dalam hal kemampuannya untuk
berbagai kegiatan di sektor jasa akan
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah
memberikan pengaruh pada suatu lembaga
ditentukan
pendidikan baik pengaruh yang memberikan
dengan ini, menurut Parasuraman (Farida
keuntungan maupun sebaliknya. Oleh karena
Jasfar, 2005:51) suatu jasa harus memiliki
itu,
dimensi
pemasaran
itu,
lembaga
(marketing)
jasa/produk
atau
bersifat
kualitas
yaitu:
1)
Terkait
Reliability
lembaga pendidikan menjadi fungsi penting
(kehandalan),
dalam merespon kebutuhan masyarakat dan
memberikan pelayanan yang dijandikan
untuk
dengan
mempertahankan
eksistensi
dan
keberfungsian suatu lembaga pendidikan.
yaitu
laten.
tepat
dipercaya;
kemampuan
dan
2)
kemampuan
Responsiveness
untuk
untuk (daya
Situasi lembaga pendidikan yang
tanggap), yaitu kemauan atau keinginan para
menjalankan fungsi marketing akan berbeda
karyawan untuk membantu dan memberikan
dengan lembaga yang tidak berorientasi pada
jasa
marketing. Dengan pendekatan marketing
Assurance (jaminan), meliputi pengetahuan,
lembaga pendidikan akan terikat selalu
kemampuan, ramah, dan sifat yang dapat
memperhatikan hubungan dengan langanan
dipercaya dari personil untuk meyakinkan
terutama warga belajar. Lembaga pendidikan
kelompok sasaran; 4) Empathy (empati),
akan
dan
meliputi sikap kontak personil maupun
dari
lembaga
selalu
menonjolkan pelayanan
memperhatikan
kebaikan dan
dan
mutu
dibutuhkan
pendidikan
konsumen;
untuk
3)
memahami
Kegiatan
kebutuhan maupun kesulitan, konsumen dan
marketing akan dapat membantu lembaga
komunikasi yang baik dan sebagainya; 5)
pendidikan menghadapi masa depan yang
Tangibles (produk-produk fisik), tersedia
lebih baik karena terdapat usaha didalamnya
fasilitas fisik, perlengkapan dan sarana
yang
komunikasi, dan lain-lain serta harus ada
hendak
fasilitasnya.
yang
dicapai
yaitu
mencari
konsumen dan mencarai sumberdaya dari
dalam proses jasa.
pihak yang berkepentingan. Layanan
pendidikan
(jasa)
Pemasaran
yang
layanan
pendidikan
dipasarkan harus memiliki kualitas yang
memerlukan pengelolalan yang tepat yang
diharapkan
Kualitas
dapat mencapai hasil optimal. Pengelolaan
dimaknai sebagai keseluruhan ciri-ciri dan
pemasaran jasa dapat mencakup beberapa
oleh
masyarakat.
4
kegiatan mencakup penelaahan terhadap
pengembangan program dalam kegiatan
lingkungan
manajemen program dan/atau lembaga.
yang
diorientasikan
pada
pembentukan positioning dan penentuan target
pemasaran
penyusunan
(segmentasi
strategi
Mendasarkan pada pemikiran di atas,
pasar);
pemasaran
dipandang
yang
perlu
untuk
pengkajian terhadap pelaksanaan kegiatan
didalamnya mengandung strategi bauran
pemasaran
layanan
pemasaran
dilakukan
LPK
meliputi
penentuan
melakukan
produk,
pendidikan dalam
rangka
penentuan harga, lokasi, promosi, pimpinan,
memberdayakan
bangunan/alat dan proses; pengorganisasian
terhadap fokus ini diharapkan memberikan
sumberdaya, pemanfaatan fasilitas yang ada;
masukan untuk kepentingan peningkatan
dan penilaian terhadap hasil pemasaran jasa
kapasitas atau kemampuan kelembagaan
pendidikan. Selain itu, pengembangan nilai-
LPK, dimana melalui kajian yang akan
nilai utama dalam organisasi, kepemimpinan
dilakukan ini nantinya dapat diperoleh
yang transformatif, lingkungan organisasi
informasi sebagai masukan bermanfaat guna
yang kondusif dan orientasi pada pelanggan
menjadikan LPK lebih profesional dan
merupakan
mampu menjadi lembaga yang mampu
kunci
penting
untuk
keberhasilan pemasaran jasa pendidikan. Namun masyarakat,
pada terjadi
kenyataan perbedaan
membelajarkan di
berakibat
Pengkajian
masyarakat
secara
berkelanjutan.
dalam
pengelolaan pemasaran layanan pendidikan yang
masyarakat.
yang
METODE
kekurangoptimalan
Penelitian survey ini dilakukan untuk
pencapaian tujuan LPK dan pengembangan
mendeskripsikan (Babbie, Earl, 1990:51-53)
lembaga misalnya LPK tidak memiliki
mengenai pelaksanaan kegiatan pemasaran
rencana yang jelas untuk memasarkan
layanan
layanan
dilakukan
pendidikan
sumberdaya
dan
manusia.
keterbatasan
pendidikan oleh
nonformal
Lembaga
yang
Pelatihan
Program-program
Keterampilan (LPK). Populasi penelitian
pendidikan yang diselenggaran LPK kadang
adalah semua LPK yang berada di Kota
menjadi sesuatu yang tidak dapat bertahan
Madya
lama
Istimewa Yogyakarta. Sampel penelitian
atau
berkembangan
terus
Yogyakarta,
Provinsi
menyesusaikan permintaan masyarakat yang
ditentukan
heterogen
pengambilan sampel secara purposive dan
karena
kurang
kemampuan 5
menggunakan
Daerah
teknik
mendasarkan pada cakupan wilayah Provinsi
keterampilan perbaikan computer, teknisi
DIY. Sedangkan responden penelitian adalah
elektronika, dan keterampilan perancangan
pengelola/penyelenggara,
busana atau bordil. Selama dua tahun
tenaga
kependidikan, dan warga belajar pada LPK
terakhir,
yang diteliti dimana dipilih secara purposive.
mendaftar ke kedua LPK dapat digambarkan
Pengumpulan
dalam grafik di bawah:
data
dilakukan
dengan
jumlah
warga
belajar
yang
menggunakan instrumen berupa angket yang telah divalitadasi baik konstruks maupun isi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan teknik analisis kuantitatif-deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
ini
berusaha
untuk
mengetahui kinerja pemasaran lembaga penyelenggaran
penyelenggaran
Jumlah warga belajar perempuan baik
Kursus
pada LPK produk dan LPK jasa nampaknya
yang terdapat di wilayah Kota Yogyakarta, provinsi
Daerah
Istimewa
dalam dua tahun terakhir (2009-2010)
Yogyakarta.
mencapai jumlah lebih tinggi dibandingkan
Penelitian ini dilakukan dengan subyek
dengan jumlah warga belajar laki-laki. Pada
analisis yaitu LPK sebanyak 14 lembaga
LPK bidang produk jumlah warga belajar
yang terdiri dari LPK yang bergerak di bidang
penyediaan
keahlian
perempuan mengalami penurunan sebanyak
perbaikan
562 orang dari 3592 orang pada tahun 2009
produk dan di bidang penyediaan jasa, masing-masing 7
lembaga.
LPK
menjadi 3030 orang pada tahun 2010. Begitu
yang
pula tahun 2010, jumlah warga belajar pria
bergerak di bidang layanan jasa mencakup pelatihan
bahasa,
perawat,
keterampilan
kesekretarisan. bergerak
produk/alat
LPK
keterampilan untuk
mencakup
asisten
akupuntur,
Sedangkan
dalam
diorientasikan
keterampilan
mengalami penurunan sebanyak 959 orang. Sedangkan pada LPK bidang jasa, baik
dan
jumlah warga belajar lelaki mengalamii
yang
penurunan dari tahun 2009 sampai dengan
yang
2010. Penurunan drastic terjadi pada warga
memperbaiki LPK
di
belajar pria dalam dalam dua tahun terakhir
bidang
dimana 6
jumlahnya
sangat
kecil
jika
dibandingkan dengan warga belajar pria
pemasaran yang dikaji mencakup kegiatan
pada LPK bidang produk.
pengembangan
Sedangkan jumlah pendidik dan/atau tenaga
pendidikan
kegiatan
yang
terlibat
penyelenggaraan
program
pendidikan,
penetapan harga, kegiatan penyampaian
pada
layanan,
kegiatan
promosi
program
program
pendidikan, penyesuaian pada persaingan,
pendidikan pada LPK yang diteliti dapat
dan pengembangan sumberdaya manusia.
digambarkan dalam Grafik berikut:
Pengkategorian skor kajian berjenjang dari (0) – (4), dimana menggunakan ketetapan criteria normative yaitu skor 0 – 2 berarti kurang, dan 2,01 – 4,00 kategori baik. Berikut hasil penelitian menggambarkan masing-masing aspek.
Jumlah
pendidik
pada
lembaga
penyelenggara kursus (LPK) tidak lepas dari kuantitas lembaga yang ada pada suatu daerah. LPK bidang jasa memiliki jumlah pendidik yang relative besar dibanding dengan LPK bidang produk. Kondisi ini dimungkinkan terjadi adanya peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap layananGambar 3. di atas menunjukkan
layanan pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan layanan
keterampilan langsung
memberikan
kinerja kegiatan pengembangan program.
individu,
LPK bidang jasa nampaknya melakukan
kepada
aktivitas pengembangan program yang dapat
kelompok, atau masyarakat.
dikatakan lingkungan
Kinerja Pemasaran Pemasaran
program
atau
baik
(skala
merumuskan atau
layanan
dalam
hal
pengkajian
2,25),
kegiatan
mengembangkan ide
pendidikan yang diselenggaran LPK perlu
program (skala 2,33), melakukan uji desain
diketahui
program (skala 2,33), melibatkan berbagai
secara
seksama.
Aspek-aspek 7
pihak dalam pengembangan program (skala
sudah tersegmentasikan. Proses penentuan
2,33), dan mengarahkan mengutamakan
biaya
relevansi program pendidikan yang disusun
dimaksud belum mempertimbangkan segala
(skala 2,03). Begitu pula pada LPK bidang
hal yang dapat mempengaruhi kemampuan
jasa, semua aspek dalam pengembangan
ekonomi
program berada pada kategori baik (skor di
ketatnya persaingan, karakteristik program,
atas skala 2), kecuali pada aspek pengujian
dan karakteristik masyarakat. Dilihat dari
desain program yang dikembangkan masih
sumber
dalam kategori rendah (skala 1,95). Dengan
pendidikan dimaksud memiliki sumber dana
demikian
kemampuan
yang sedikit, dimana pada skala (1,18) untuk
merumusakan dan mengujicobakan desain
LPK jenis produk dan skala (0,9) untuk LPK
program layanan pendidikan pada LPK
jenis jasa. Artinya, pembiayaan program
bidang jasa perlu ditingkatkan.
masih sangat mengandalkan pada sumber
pengembangan
Aspek penentuan biaya program juga menjadi
unsur
dana,
warga
kedua
kedua
belajar
jenis
lembaga
seperti
lembaga
dana tertentu. Sedangkan untuk pemanfaatan dana, kedua jenis lembaga pendidikan
pemasaran jasa pendidikan. Biaya atau harga
dimaksud menggunakan dana secara efektif
yang ditentukan tentunya sangat dipengaruhi
dan
oleh berbagai hal khususnya kemampuan
penyelenggaran dan pengelolaan program
daya
(skala 2).
program
warga
yang
penentuan
terdapat
calon
pada
dalam
beli
yang
program
masyarakat
ditawarkan.
harga,
hasil
terhadap
Dalam
efesien
untuk
kepentingan
hal
penelitian
menunjukkan informasi sebagaimana dalam grafik
4
berikut.
Penentuan
harga
dipengaruhi oleh seberapa besar jumlah kelompok sasaran yang menjadi peluang pemasaran. Pada LPK bidang produk, cakupan sasaran pemasaran sudah cukup
Aspek
penyampaian
layanan
besar atau luas (skala 1,57) atau sasaran
merupakan kegiatan lain dalam kegiatan
program ditujukan kepada semua lapisan
pemasaran. Hasil penelitian terhadap aspek
masyarakat dibanding LPK bidang jasa
ini dideskripsikan sebagaimana dalam grafik
(skala 1,57) atau cakupan kelompok sasaran
5. 8
Grafik dimaksud menunjukkan adanya
penentuan
lokasi
atau
tempat
untuk
program yang optimal dan hasil yang belum
menyampaikan program kepada masyarakat.
optimal.
Baik pada LPK bidang jasa dan bidang produk, pemikiran strategis atau tidak menguntungkan menjadi dasar penetapan lokasi melaksanakan kegiatan pemberian layanan pendidikan, dimana dua jenis LPK melaksanakan aktivitas dimaksud secara baik (skala 2). Sedangkan penyampaian layanan pendidikan kepada masyarakat baik pada
LPK
bidang
jasa
menunjukkan
kegiatan yang belum optimal, masing-
Program pendidikan yang ditawarkan
masing pada skala 0,9 dan skala 1,06.
kepada
Artinya, layanan pendidikan disampaikan
disampaikan
kepada masyarakat
dilaksanakan
yang efektif atau melalui kegiatan promosi.
dengan beragam cara/mekanisme misalnya
Promosi program pendidikan dimaksudkan
pembukaan cabang lembaga baru dan kerja
untuk
sama dengan pihak lain. Begitu pula, hasil
program yang diselenggarakan lembaga
dari
pendidikan
kegiatan
belum
penyampaian
layanan
masyarakat melalui
tentunya
perlu
pengkomunikasian
memberikan gambaran mengenai
sehingga
sasaran
dapat
pendidikan pada kedua lembaga dimaksud
mengetahui, merasa tertarik dan merasa
masih rendah, masing-masing pada skala
membutuhkan program, dan selanjutnya
0,77. Dengan demikian dapat dikatakan
bertindak untuk berpartisipasi pada kegiatan
bahwa, penyampaikan layanan pendidikan
pembelajaran. Adapun kegiatan promosi
sudah
program
memperhatikan
daya
dukung
lingkungan yang kondusif, namun belum
pada
LPK
yang
dideskripsikan pada grafik 6 berikut.
didukung dengan pelaksanaan penyampaian
9
diteliti
Promosi (0-4)
Cara promosi Produk
1,89
Tingkat keberhasilan 1,54
Jasa
2,2
2,14
Respon masyarakat 2,29 2,33
menunjukkan Grafik 6. Promosi program
bahwa
untuk
lebih
meningkatkan respon warga masyarakat,
LPK bidang produk sebagaimana dalam
pemilihan cara-cara promosi yang lebih
diagram 6 di atas melakukan upaya promosi
variatif dan efektif perlu dilakukan sehingga
yang masih kurang optimal atau rendah
keberhasilannya segera dapat optimal.
dibanding dengan LPK bidang jasa. Kondisi serupa terjada dalam pencapaian tingkat keberhasilan kegiatan promosi. Walaupun demikian,
respon
program
pendidikan
masyarakat
program
pendidikan pada LPK-LPK yang diteliti
cukup
menunjukkan ada persaingan yang mana
menggembirakan atau baik, dimana masing-
telah memberikan pengaruh pada pencapaian
masing berada dalam skala 2,3. Hal ini
tujuan
pendidikan
kedua
Penyelenggaraan
jenis
lembaga
pada
terhadap
tersebut
program
maupun
Jasa; Tingkat Produk (0-4) Jasa Persaingan Produk; persaingan; Tingkat Produk; Produk; 2,86 persaingan; Menang Dampak Jasa; Menang Produk; Jasa; Kajian Kajianpersaingan; 2,43 Jasa; Dampak positik; 2,29 persaingan; Produk; persaingan; persaingan; 2,04 negatif; 2,07 Jasa; Dampak 1,89 positik; 1,86 1,791,79 Dampak negatif; 1,5
10
lembaga
Grafik 7 . Persaingan
pendidikan.
Persaingan
dalam
dunia
manusia
sebagai
pelaksananya
tidak
pendidikan terjadi sebagai akibat dari adanya
memadai baik dalam kuantitas maupun
keterbatasan-keterbatasan
kompetensinya.
dalam
Keberhasilan
sumberdaya yang dapat dimanfaatkan untuk
program
kepentingan program pendidikan. Setiap
ditentukan oleh penyelesaian tugas atau
lembaga dituntut untuk mempertahankan
peran yang diemban pelaksannya. Pelaksana
keberadaannya
agar
mengembangkan
layanan
pemasaran
pendidikan
sangat
tetap
optimal
pemasaran tentunya harus memiliki berbagai
masyarakat.
Terkait
pengetahuan
dan
dibutuhkan
aspek persaingan sebagaimana dalam grafik
Penelitian yang dilakukana ini pun bertujuan
7, diketahui bahwa tingkat persaingan yang
untuk mengetahui kinerja pemasaran dalam
tinggi
aspek pelakunya. Grafik 8 di bawah
pada
kedua
jenis
LPK
kesuksesan
yang
dengan hal ini, kegiatan pemasaran dalam
terjadi
guna
keterampilan
dimaksud yaitu dalam skala (2,43) untuk
menggambarkan
LPK bidang produk, dan berada dalam skala
manusia pelaksana pemasaran. Ketersediaan
(2,89) untuk LPK bidang jasa. Dampak
sumberdaya yang dapat mendukung program
persaingan
semua
pendidikan seperti pendidik dan tenaga
mengalami hal yang sam, pada LPK bdiang
pendidikan pada masing-masing jenis LPK
produk dampak negative persaingan relative
masih kurang memadai, masing-masing
rendah (skala 1,5) namun dapat positifnya
dalam skala (1,75). Hal ini dapat dipahami
dipandang besar (skala 2,29). Sebaliknya,
bahwa sedikitnya tenaga pendidikan yang
LPK bidang jasa mengalami hal yang
terlibat
berbeda. Walaupun terdapat pengaruh yang
program pendidikan yang spesifik sehingga
berbeda dari persaingan terhadap keberadaan
tidak semua individu dapat memerankannya.
program/lembaga, lembaga pendidikan LPK
Dalam hal kompetensi personalia,
yang
nampaknya
diteliti
kegiatan
belum
pengkajian
tidak
dapat
melakukan
LPK
sumberdaya
diakibatkan
bidang
karakteristik
produk
dipandang
kejadian-
memiliki personalia atau tenaga pendidikan
kejadian persaingan. Selain itu, keinginan
yang masih kurang kompeten (skala 1,98),
untuk memenangkan persaingan pada LPK
sebaliknya
bidang jasa cukup rendah (skala 1,89).
kompetensi tenaga pendidikan dipandang
Kegiatan
terhadap
pada
dapat
kondisi
pemasarn.
pemasaran
tidak
pada
LPK
bidang
jasa
akan
cukup memadai (skala 2,31). Namun, pada
dengan mudah dilakukan jika sumberdaya
pemanfaatan sumber daya dan peningkatan 11
sumberdaya manusia dipandang baik pada kedua
jenis
LPK
dimaksud.
Dengan
demikian pengembangan sumberdaya dapat
lembaga nampaknya relative tidak jauh
dilakukan dengan optimalisasi peran-peran
berbeda dimana LPK bidang produk dan
personalia secara efektif dan akuntabel.
LPK bidang jasa pada aspek pengembangan
Pengembangan SDM (0-4) Produk Produk; JasaJasa; Produk; Jasa; Kebermanfaa Jasa; Upaya Upaya Produk; Kompetensi; Kebermanfaa tan; 2,4 peningkatan; Produk;Jasa; Kompetensi; peningkatan; 2,31 tan; 2,29 Ketersediaan; 1,98 Ketersediaan; 2,02 2,05 1,71 1,75
Grafik 9 . Kinerja Pemasaran per Jenis L
program, Grafik 8 . Pengembangan SDM
pengembangan
sumberdaya
manusia, penyesuaian terhadap persaingan Lebih menyeluruh untuk mengetahui kinerja
sudah dapat dipandang baik (di atas skala 2),
pemasaran yang dilakukan oleh kedua
Namun untuk kegiatan penentuan harga dan
lembaga pendidikan dimaksud digambarkan
kegiatan penyampaian layanan masih dalam
dalam grafik 9. Kinerja kedua
kategori kurang optimal. Sedangkan untuk
Kinerja Pemasaran Per Jenis LPK Produk
Jasa
Jasa; Pengemb. Program; Produk;2,24 Pengemb. Jasa; Program; 2,1 Produk; Pengembangan Produk; Penentuan SDM; 2,06 Pengembangan Jasa; Penentuan Harga; 1,69 SDM; 2 Harga; 1,64 Produk;Jasa; Produk; Penyampaian Penyampaian Persaingan; 2,01 Layanan; 1,32 1,44 Layanan; Jasa; Produk; Promosi Persaingan; 2,05 Program; 1,9 Jasa; Promosi Program; 2,23
12
kegiatan
promosi,
LPK
bidang
jasa
memerlukan
tindakan-tindakan
nampaknya melakukan promosi yang lebih
pengembangan untuk meningkatkan kedua
baik (skala 2,23) dibanding dengan promosi
aspek tersebut. Sebaliknya, kinerja aspek
yang dilakukan oleh LPK bidang produk
pengembangan
(skala 1,9). Mendasarkan pada informasi
pengembangan sumberdaya manusia (skala
tersebut, peningkatan kinerja dalam aspek
2,03), penyesesuaian pada persaingan (skala
penentuna harga, penyampaian layanan dan
2,050), dan promosi program (skala 2,05)
kegiatan promsi perlu dilakukan dengan cara
dapat dipandang cukup baik.
program
(2,12),
yang lebih cepat, efektif, dan efesien dengan tidak mengesampinkan aspek-aspek yang
Kendala-Kendala yang Dihadapi
telah optimal.
Kegiatan pemasaran yang dilakukan
Kinerja Pemasaran LPK Series1; Pengemb. Program; 2,12Series1;
Series1; Pengembanga n SDM; 2,03
Penentuan Harga; 1,67
Series1; Persaingan; 2,05
Series1; Penyampaian Layanan; 1,38
Series1; Promosi Program; 2,05
Grafik 10 . Kinerja Pemasaranoleh LPK LPK
tidak lepas dari kendala-kendala Gambar 10 . Kinerja Pemasaran LPK
yang dihadapi yang memberikan pengaruh Grafik 10 di atas menampilkan
kepada pencapaian tujuan lembaga. Kendala
gambaran umum kinerja pemasaran LPK-
yang dihadapai berupa minimnya pendanaan
LPK yang diteliti, yang mana diketahui
untuk
bahwa hanya pada aspek penentuan harga
pendidikan termasuk membiayai kegiatan
(skala 1,67) dan penyampaian layanan
pemasaran
pendidikan (skala 1,38) masih menunjukkan
pendanaan yang diperoleh oleh LPK yang
kinerja
diteliti
yang
belum
optimal
sehingga 13
menyelenggarakan
program.
bersumber
program
Sebagian
dari
biaya
besar
yang
dikeluarkan
oleh
peserta
program
nasional dalam program keterampilan telah
pendidikan sehingga masih dipandang kecil
menyebabkan
untuk
pendidikan.
dimana lembaga pendidikan tidak dapat
Kerja sama dengan instansi pemerintah juga
menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan
dipandang masih belum optimal terbina.
secara
Instansi pemerintah seperti dinas pendidikan
kurangnya pembinaan atau pendampingan
setempat dipandang kurang memberikan
setelah warga belajar lulus pembelajaran,
bimbingan dalam penyelenggaraan lembaga
khususnya pendampingan yang berorientasi
sehingga
terdapat
pada pengembangan sikap dan emosional
kekurangpahaman penyelenggara terhadap
sehingga dapat berpartisipasi aktif dan
berbagai peraturan yang berlaku. Persaingan
konstruktif dalam kehidupan masyarakat.
mendukung kegiatan
menimbulkan
membesarnya
memadai.
Kendala
pendanaan
lain
adalah
yang ketat juga dipandang sebagai kendala, yang
mana
munculnya
penyelenggara kursus
Pembahasan
lembaga
Pemasaran
yang baru telah
ditandai
masyarakat
yang
sekaligus
dengan semakin
menyebabkan
pengelolaan kelembagaan suatu lembaga
animo
pendidikan
menurun menurunnya
semangat organisasi menjadi melemah.
pemasaran
merupakan
pendidikan
salah
penerimaan
keberadaan
layanan
pengelolaan
layanan,
kelulusan
layanan
proses
pengembangan
Kendala pada aspek kurikulum adalah
belum
dan
oleh
terhadap
Pemasaran
pembelajaran
seperti pemberian motivasi secara langsung.
nasional
tumbuh
dan
pendidikan khusus
dan
didukung oleh sumberdaya yang memadai.
mencari cara untuk mengajak terus warga
standar
ditentukan
membutuhkan
pembelajaran sehingga memaksa pengelola
keterampilan
lembaga
itu,
sering kurang aktif mengikuti kegiatan
pengadoptasian
berkembang
Pentingnya
manfaat program pendidikan. Oleh karena
dan kurikulum pendidikan. Warga belajar
mengikuti
disebabkan
masyarakat
LPK yang diteliti mencakup warga belajar
untuk
nonformal.
pemasaran
satunya
Kendala internal juga dihadapi oleh
belajar
pendidikan
merupakan suatu aktivitas penting dalam
menyebabkan kejenuhan dalam lingkungan. Kejenuhan
program
timbal
program,
penetapan
pendidikan
harga,
balik
penyampaian pelaksanaan
promosi, penyesuaian terhadap persaingan,
semuanya
dan
dapat dilakukan. Adanya standar kelulusan 14
pengembangan
personalia
atau
sumberdaya manusia. Keberhasilan suatu
pendidikan tidak perlu dikelola dengan
aktivitas
menggunakan
pemasaran
berpengaruh
pada
prinsip-prinsip
keberhasilan aktivitas yang lain. Misalnya
misalnya
terumuskannya program berdaya jual tinggi
Kekurangkreatifan personalia juga dalam
tidak akan dapat terselenggara dengan baik
penyampaian program kepada masyarakat
apabila
kajian
secara lebih komprehensif, variatif, dan
kemampuan ekonomi dari warga masyarakat
bermanfaat menjadi penyebab minimnya
yang akan dilayani. Maka, pelaksanaan
pencapaian kinerja penyampaian layanan.
kegiatan pemasaran perlu memperhatikan
Sebab lain adalah terdapat pemahaman yang
bauran aspek-aspek tersebut. Terkait dengan
hanya mempercayai cara-cara konvensional
hal ini, penelitian yang dilakukan ini
atau mengandalkan suatu cara penyampaian
berusaha untuk menggambarkan bagaimana
program
kinerja masing-masing aspek pada LPK-
tindakan pengembangan yang inovatif.
tidak
disertai
dengan
LPK yang diteliti.
program
dan
tidak
berorientasi
berani
profit.
melakukan
Aspek penentuan harga menunjukkan
Hasil penelitian menunjukkan kinerja pemasaran
pemikiran
ekonomi
menunjukkan
kegiatan penyampain program. LPK yang
bahwa aktivitas penyampaian program dan
diteliti nampaknya mengalami kesulitan
pelaksanaan promosi masih belum optimal
dalam pencarian pendanaan. Dalam hal ini,
tercapai
mempengaruhi
LPK masih mengalami kesulitan untuk
ketercapaian tujuan program pendidikan.
mendapatkan berbagai peluang yang dapat
Kekurangoptimalan kedua aspek tersebut
mendatangkan pemasukan guna pembiayaan
dimungkinkan oleh berbagai factor yang
program
mempengaruhinya.
Ketidakadaan
pendanaan belum dapat dihasilkan dari
kemampuan personalia dalam mengelola
sumber-sumber yang beragam dan memadai.
kegiatan
Tinggi persaingan di masyarakat dalam
sehingga
LPK
kondisi yang tidak jauh berbeda dengan
dapat
penyampaian
program
dan
dan
Selama
mencari
factor penyebabnya. Pemikiran yang sempit
pembiayaan
mengenai orientasi program pendidikan
tersendiri
dimana
pengelola lembaga. Idealnya, dukungan
pemikiran
yang
mendapatkan
ini,
pelaksanan promosi dapat menjadi salah satu
terdapat
dan
lembaga.
menjadi bagi
suatu
peluang tantangan
penyelenggaran
mengutamakan aspek substansi atau muatan
pendanaan
program atau pemikiran bahwa program
dibutuhkan banyak dialami oleh semua LPK. 15
sebagai
sumberdaya
atau
yang
Namun, selama ini keberagaman sumber
personalia lembaga yang kompeten seperti
dana masih sangat minim dimiliki LPK.
kemampuan
Kekurangan pendanaan disebabkan salah
pendidikan secara efektif dan efesien,
satunya
memiliki
adalah
melakukan
ketidakmampuan
terobosan-terobosan
untuk
mengkomunikasi
kemampuan
layanan
memahami
kepada
karateristik calon sasaran program atau
berbagai pihak melalui pembentukan kerja
masyarakat, kemampuan membangkinkan
sama
bercaya,
motivasi dan keinginan warga masyarakat
menguntungkan dan berkelanjutan. Selain
untuk berpartisipasi dalam pembelajaran
itu, kurangnya pendanaan disebabkan tingkat
disertai
daya beli masyarakat dan pemanfaatan
menggunakan fasilitas pendukung kegiatan
pendanaan yang tidak efesien.
promosi seperti kemampuan pemanfaatan
yang
dilandasi
saling
Terkait dengan kedua aspek di atas,
penguasaan
keterampilan
media komunikasi.
salah satunya adalah kegiatan promosi. Promosi
sebagai
mengkomunikasikan
suatu
cara
program
kepada
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kinerja pemasaran yang dilakukan
masyarakat luas juga menjadi unsur penting dalam
keberhasilan
pemasaran
layanan
oleh LPK yang dipilih sebagai subyek
pendidikan. Idealnya promosi dilakukan dengan pendekatan yang sistematis dan terarah pada pencapaian tujuan program. Tujuan
promosi
adalah
program
pendidikan
mau
dan
berpartisipasi
belum
juga terlaksana baik (skala 2,03), aspek
dalam
pengembangan sumberdaya manusia juga dapat dilaksanakan secara baik pula (skala 2,05), dan pelaksanaan kegiatan promosi
citra positif program dalam diri sasaran
sudah berjalan baik juga (skala 2,05). Walau
program pendidikan baik individu dan/atau promosi
pendidikan
2,12), aspek penyesuaian dengan persaingan
promosi dimaksudkan untuk membentuk
Kegiatan
layanan
sudah dapat dilakukan dengan baik (skala
yang
kegiatan pendidikan. Dengan kata lain,
kelompok.
pemasaran
aspek-aspek
Aspek pengembangan program pendidikan
ditawarkan, dan selanjutnya diharapkan sasaran
menggambarkan
semuanya dapat tercapai secara optimal.
terbentuknya
persepsi positif sasaran program pendidikan terhadap
penelitian
keempat aspek dimaksud belum secara
layanan
penuh pencapai kinerja yang paling optimal.
pendidikan semestinya dilaksanakan oleh
Selain 16
itu,
terdapat
dua
aspek
yang
memerlukan upaya peningkatan yang lebih
penyelenggara/pengelola
bermakna yaitu aspek penentuan harga dan
mengembangkan program pendidikan yang
penyampaian program, dimana kedua aspek
bersifat
ini
kelompok sasaran yang potensial; Ketiga,
masih
kurang
optimal
atau
baik
menarik
dan
perlu
bermanfaat
bagi
terselenggara; masing-masing dalam skala
penyelenggara/pengelola
(1,67) dan skala (1,34).
mengembangkan jaringan kerja sama yang
Pelaksanaan
kegiatan
pemasaran
bersifat
saling
perlu
menguntungan
dan
layanan pendidikan terkendala oleh beberapa
berkelanjutan dengan berbagai pihak dalam
hal yang
rangka peningkatan pendanaan program; dan
memberikan pengaruh kurang
menguntungkan pada pencapaian tujuan
mengembangkan
program/lembaga pendidikan. Kendala yang
Keempat,
dihadapi
eksternal
menggunakan sumberdaya yang ada secara
program/lembaga seperti kejenuhan pasar,
efektif, efesien dan akuntabel; Kelima,
kerja sama antar lembaga minim, dan
penyelenggara, personalia, dan tutor perlu
sulitnya pendanaan. Kendala dari internal
selalu meningkatan profesionalisme sebagai
mencakup warga belajar yang kurang aktif,
tenaga pendidikan secara terencana guna
rendahnya tingkat kompetensi afektif para
tercapainya
lulusan
kelulusan
masyarakat baik perseorangan, kelompok,
program kursus yang diacu dari pemerintah
ataupun instansi perlu mengubah pemikiran
yang menyebab peningkatan beban ekonomi
yang
dalam operasional program pendidikan.
pendidikan
bersumber
dan
adanya
dari
standar
usaha-usaha
produktif;
penyelenggara/pengelola
tujuan
tersegment
lembaga;
terhadap
keterampilan
perlu
Keenam,
lembaga sehingga
pengembangan masyarakat dapat dilakukan secara terintegrasi. Saran Berdasarkan pada hasil penelitian dan kesimpulan, beberapa saran dapat dikemukakan
sebagai
berikut:
Penyelenggara/pengelola
Pertama, perlu
mengembangkan pemahaman inovatif yang mengarah
pada
pengembangan
pencapaian pemasaran;
ide-ide Kedua, 17
DAFTAR PUSTAKA
Babbie,
Earl. 1990. Survey research methods. California: Wadsworth Publishing Company. Buchari Alma. 2003. Pemasaran stratejik jasa pendidikan. Bandung: PT Alpabeta. Bush, T., & Coleman, M. 2006. Kepeminpinan pendidikan. Terjemahan Farrurozi. Yogyakarta: IRCISoD. Farida Jasfar. 2005. Manajemen jasa: pendekatan terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia. Helfin Princes. 2006. Manajemen stratejik: resep daya saing dan unggul. Yogyakarta: Mida Pustaka. Lubienski, Christopher. 2007. Marketing school: comsumer goods and competitives for consumer information. Education and urban society journal. Diakses dari www.eus.sagepub.com pada tanggal 25 Maret 2010. Rambat Lupiyoadi. 2001. Majajemen pemasaran jasa: teori dan praktek. Jakarta: Salemba Empat. Wahyudi Ruwiyanto. 1994. Peranan pendidikan dalam pengentasan masyarakat miskin. Jakarta: PT Grafindo Indonesia.
18