PEDAGOGIA Vol. 1, No. 1, Desember 2011: 51-62 KINERJA GURU TERSERTIFIKASI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DI MI AL FATTAH – MALANG Nurdyansyah, Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Email:
[email protected] ABSTRACT The function and role of teachers in the modernist era today are very important in improving the quality of education. Based on the Law of the Republic of Indonesia Number 14 Year 2005 on Teachers and Lecturers precisely on the fifth part of Article 32 paragraph 2, states that the naan ¬ speaker and teacher professional development, professional teachers are required to master the four competencies, covering: (1) Competence Personality, (2) Pedagogic Competence, (3) Professional Competence, and (4 ) Social Competence. This study aimed to determine an academic activity, the efforts undertaken and Constraints faced by teachers in improving student achievement. The type of research used in this research is qualitative descriptife. The results of this study, researchers found three substantive findings. First, the intensity of academic activities by teacher pre and post certification far adrift. Second, efforts to improve teacher professional madrasah is to: (1) Development of teachers and teacher supervision, (2) To promote the welfare of teachers, and (3) Running Programs Featured Madrasah, namely: E_SEMEL Program and BAMBAS Program, actively engaged in KKG, Providing guidance to students, Mastery and perencanakan learning materials, and Use of variation methods of learning. For the liveliness of the teachers in the use of variations of KKG and learning methods has been performing well. However, for the implementation of planning guidance and learning need of improvement through (a) the addition of qualified faculty guidance, (2) specialized training for teachers who will be supervising, (3) students according to the character mapping studies, and (4) membelajarkan teachers to do more research and development of education. Third, the constraints faced by professional teachers in meningkatkn student achievement include: (1) factor is the creativity of teachers, (2) The mastery of technology, (3) internal and external factors of students, (4) Perbaiakan library facilities, and (5) Establishment of learning climate madrasa is still minim Keyword: Performance, Profesional teacher, Student achievement
53
KINERJA GURU TERSERTIFIKASI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA ABSTRAK Fungsi dan peran guru dalam era modernis saat ini sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen tepatnya pada bagian kelima Pasal 32 ayat 2, menyatakan para guru profesional dituntut untuk menguasai empat kompetensi, meliput: (1) Kompetensi Kepribadian; (2) Kompetensi Pedagogik; (3) Komptensi Profesional; dan (4) Kompetensi Sosial Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kegiatan akademis, upayaupaya yang dilakukan guru profesional dan Kendala yang dihadapi guru dalam meningkatkan prestasi siswa. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dengan subjek penelitian para guru yang sudah tersertifikasi di MI Al Fattah Malang. Hasil kajian dari penelitian ini, peneliti menemukan tiga temuan substantif. Pertama, intensitas kegiatan akademis yang dilakukan guru pra dan pasca sertifikasi terpaut jauh. Kedua, Upaya yang dilakukan madrasah dan guru dalam meningkatkan profesional guru adalah dengan: Pembinaan guru, supervisi guru, Meningkatkan kesejahteraan guru, dan Menjalankan Program Unggulan Madrasah, yaitu: Program E_SEMEL dan Program BAMBAS, Aktif dalam kegiatan KKG, bimbingan siswa, Penguasaan dan perencanakan pembelajaran, dan Pengunaan variasi metode pembelajaran. Ketiga, kendala yang dihadapi guru profesional dalam meningkatkn prestasi siswa antara lain: Faktor kreatifitas guru, Penguasaan teknologi, Faktor internal dan eksternal siswa, dan Pembentukan iklim belajar madrasah yang masih minim. Kata Kunci: Kinerja, Guru Profesional, Prestasi siswa.
A. PENDAHULUAN Secara umum terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam sebuah pendidikan yang bermutu untuk menuju masyarakat yang berpengetahuan. Faktor-faktor tersebut antara lain: guru, siswa, sarana dan prasarana, lingkungan pendidikan dan kurikulum. 1 Guru adalah pelaku utama dalam pendidikan karena guru yang bersingunggan langsung dengan peserta didik. Namun, sering kali pendidikan di Indonesia mengasumsikan bahwa apabila ada kemerosotan dalam pendidikan, memposisisikan kurikulum, sarana dan prasarana sebagai penyebab utama merosotnya pendidikan di Indonesia. Hal tersebut tercermin dengan adanya perubahan kurikulum mulai kurikulum 1975 sampai dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Sebagaimana Nasanius2 menjelaskan bahwa pada realita yang ada ternyata kemerosotan pendidikan bukan dikarenakan oleh lemahnya kurikulum dan saranaprasarana, melainkan oleh kurangnya kompetensi guru. Sehingga pendidikan kita belum menemukan model pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi peserta didik kita. Sejalan dengan pendapat tersebut Nana sudjana menyebutkan bahwa prestasi siswa sangat dipengaruhi oleh guru dan guru murupakan pelaku utama dalam peningkatan prestasi belajar siswa. 3 1 2 3
Nana Sudjana, 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. hlm. 42 Ibid., hlm. 05 Ibid., hlm. 42
54
PEDAGOGIA Vol. 1, No. 1, Desember 2011: 51-62 Peran guru dalam meningkatkan prestasi siswa akan semakin kelihatan apabila berada pada keterbatasan sarana dan prasarana. Sejalan dengan penelitian Nana di atas dari hasil study yang dilakukan oleh Heyneman dan Loxly dalam Dedi Supriyadi4 menjelaskan bahwa dari 16 negara berkembang guru memberikan kontribusi besar terhadap prestasi siswa sebesar tiga puluh empat prosen. Berdasarkan hasil penelitian di atas, tergambar secara jelas bahwa peran guru sangat penting dalam peningkatan prestasi siswa dalam pendidikan. Meskipun sarana dan prasarana sudah begitu lengkap dan cangih, namun apabila tidak di tunjang oleh keberadaan guru yang kompeten dan profesional maka mustahil pendidikan bisa berjalan dengan maksimal. Guru adalah faktor kunci bagi terlaksanannya pendidikan nasional. Setiap pendidik dan tenaga kependidikan layaknya memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. 5 Kompetensi guru tersebut merupakan seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerja secara tepat dan efektif. 6 Sedangkan guru yang profesional adalah guru yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. 7 Pencapaian menjadi seorang guru profesional tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada lima syarat yang harus dilewati untuk menjadi guru profesional8, yaitu: 1) Memiliki Ijazah (S1/D4),9 2) Guru adalah seorang ahli, 3)
4
5
6
7 8
Nana Sudjana menjelaskana bahwa prosentase prestasi dipengaruhi oleh pendidik sebesar 76,6% dengan rincian: kompetensi guru dalam mengajar memberikan sumbangan sebesar 32,43%, profesional guru dalam pengajaran memberikan sumbangan 32,38% dan sikap guru memberikan sumbangan sebesar 8,60%. Dedi Supriyadi, 1999. Menggangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa. hlm. 178 Dari hasil penelitian tersebut kontribusi guru berpengaruh besar terhadap prestasi siswa yang prosentasenya mencapai 34%, manajemen 22%, waktu belajar 18% dan sarana fisik 26%. Serta di 13 negara industri peran guru dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa adalah 36%, manajemen 23%, waktu belajar 22% dan sarana fisik 19%. Panan Paulina. 2006. Kajian Substansi SNP dan UU Guru-Dosen, Makalah disampaikan pada Rountable Discussion FKIP. hlm. 17 Lihat pada: Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, (Bandung: Citra Umbara, 2006. hlm. 2-3). Depdiknas, 2001, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Jakarta, Direktorat Tenaga Kependidikan. Hlm. 5 Suparlan, 2006. Belajar dari Kebijakan Pendidikan Tempo Doeloe. Bandung: Rosda. hlm.24 http///www. Wikipedia.guru-profesional-sertifikasi//ad.co.er. (diakses pada tanggal 20 januari 2010) Diperkuat dengan pemikiran Kamal yang memberikan penjelasan bahwa: guru atau pendidik yang profesional adalah pemimpin sejati, pembimbing dan pengarah yang bijaksana, pencetak para tokoh dan pemimpin ummat. Untuk itu maka guru adalah pintu gerbang menuju masyarakat yang berkeadilan. Kamal Muhammad .Isa, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Fikahati Anesta, 1994, Cet. Ke-1, hlm. 64). Selanjutnya dipertegas dengan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yakni sebagaimana tercantum dalam Bab I Ketentuan Umum pasal 1 ayat (1) guru adalah
55
KINERJA GURU TERSERTIFIKASI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA Guru dituntut untuk menunjukkan keterampilannya secara unggul dalam bidang pendidikan dan pembelajaran, 4) Guru bekerja dengan kualitas tinggi., dan 5) Guru dapat berperilaku sejalan dengan kode etik profesi. Berdasarkan uraian di atas, kita ketahui bahwa untuk menjadi guru dengan predikat sebagai profesional tampaknya tidaklah mudah, tidak cukup hanya dinyatakan melalui selembar kertas yang diperoleh melalui proses sertifikasi. Namun guru dituntut untuk memiliki kemampuan menyelenggarakan proses pembelajaran dan penilaian yang menyenangkan dan sesuai dengan kriteria yang berlaku dengan tujuan agar dapat mendorong peningkatan dan tumbuhnya prestasi, motivasi, dan kreatifitas pada diri siswa. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kualitatif Deskriptif. Adapun landasan teoritik dari penelitian ini mengunakan fenomenologi. Ali Saukah dkk.10 berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang berusaha mengungkapkan secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrument. Adapun data yang dihasilkan adalah data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau sesuatu yang dapat di amati. Melalui data-data tersebut tidak dimaksudkan untuk menguji teori, justru kecenderungannya ialah akan memunculkan teori baru. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang sudah tersertifikasi di MI Al Fattah Malang. Selajutnya, penelitian ini dalam prosesnya akan berusaha mendeskripsikan suatu latar, subyek dan peristiwa tertentu secara detail/rinci dan mendalam. Segala aspek permasalahan yang di teliti akan mendapat perhatian yang lebih. Dengan demikian akan terlihat secara jelas kebulatan atau keutuhan permasalahan-permasalahan yang dikaji. 11 Sedangkan pengunaan landasan teoritik fenomenologi dalam penelitian ini bertujuan untuk memahami fenomena-fenomena yang terjadi dalam subyek penelitian. Dengan kata lain, akan berusaha mencari dan memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitanya terhadap situasi tertentu.12 Kaitannya dengan penelitian ini, peneliti akan memahami, mencari, dan memaparkan tentang kegiatan akademik
9
10
11
12
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah. Dijelaskan dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 yang disebutkan bahwa untuk dapat memangku jabatan guru profesional minimal memiliki kualifikasi pendidikan D4/S1. Ali Saukah, dkk. 2000. Pedoman Penelitian karya Ilmiah. (Malang: Universitas Negeri Malang). hlm. 20 Selanjutnya lihat Kjell Eric Rudestam dan Ree R. Newton. 2000. Kiat Mempertahankan Tesis dan Disertasi. (alih bahasa Hartono). (Malang: UMM Press) hlm. 47 Winarno, Surakhmad. 1989. pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar metodologi dan Tehnik. (Bandung: Tarsito) hlm. 143 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000) hlm.17
56
PEDAGOGIA Vol. 1, No. 1, Desember 2011: 51-62 guru tersertifikasi dan upaya yang dilakukan dalam meningkatan prestasi siswa di MI Al Fattah Malang. Pengumpulan data dalam penelitian mengunakan Observasi, Interview dan Dokumentasi. Adapun langkah-langkah analisis dalam penelitian ini, sebagaimana Usman dan Akbar 13 membagi menjadi tiga yaiutu: pertama, reduksi data, Kedua, display data dan Ketiga, pengambilan kesimpulan dan verifikasi. Dari data yang didapat peneliti mencoba mengambil kesimpulan, verifikasi dapat dilakukan dengan singkat yaitu dengan cara mengumpulkan data yang baru. TEMUAN DAN KESIMPULAN A.
Kegiatan akademis guru pra dan pasca sertifikasi
Keadaan guru yang bertugas di MI AL Fattah Malang pada waktu sekarang ini bisa dikatakan baik dan memadai dari segi disiplin ilmu, jenjang pendidikan, dan jumlah tenaga pengajarnya, hal ini berdasarkan hasil temuan peneliti pada data guru dan karyawan MI Al Fattah Malang, sebagian besar guru yang bekerja sesebagai tenaga pengajar di MI Al Fattah Malang dahulu pendidikannya kebanyakan hanya setingkat PGA/MA, atau D2/D3 saja, namun pada waktu 2006 sampai sekarang jenjang pendidikan para guru rata-rata banyak yang sudah sarjana S1 dan bahkan ada dua orang yang memiliki gelar Magister (S2) meskipun ada beberapa guru yang masih menumpuh S1. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 menyebutkan bahwa untuk dapat memangku jabatan guru profesional minimal memiliki kualifikasi pendidikan D4/S1. Berdasarkan undang-undang tersebut MI Al Fattah Malang telah mengupayakan memenuhi target minimal dari UU yang telah ditetapkan. Sebagaimana para guru di MI AL Fattah Malang rata-rata telah memiliki gelar sarjana di bidangnya masing-masing. Ada banyak kegiatan yang dilakukan oleh para guru di MI Al Fattah Malang. Namun tidak semua kegiatan tersebut berkaitan langsung dengan kegiatankegiatan akademis yang dapat memberikan tambahan ilmu dan pelajaran baru bagi para guru untuk meningkatkan kinerjanya. Dari hasil temuan peneliti, dinyatakan bahwa: Kegiatan-kegiatan guru sebelum sertifikasi lebih banyak dan lebih inten di bandingkan dengan sesudah sertifikasi. Ada sekitar 20-12 kegiatan yang diikuti guru untuk meningkatkan kinerja dan kemampuannya dalam dunia pendidikan pra-sertifikasi. Namun kegiatan-kegiatan ilmiah yang dilakukan guru pasca-sertifikasi mengalami penurunan dan hanya sekitar 5-3 kegiatan saja. Dari hasil temuan peneliti di atas, dapat dijelaskan bahwa kegiatankegiatan guru sebelum sertifikasi lebih banyak dan lebih inten di bandingkan dengan sesudah sertifikasi. Ada sekitar 76,5 persen kegiatan yang diikuti guru untuk meningkatkan kinerja dan kemampuannya dalam dunia pendidikan prasertifikasi. Namun kegiatan-kegiatan ilmiah yang dilakukan guru pasca-sertifikasi mengalami penurunan dan hanya sekitar 23,5 persen kegiatan saja.
13
Matthew dkk, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: Ui Press, 1992), hlm. 16
57
KINERJA GURU TERSERTIFIKASI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA Dari analisa paparan di atas terlihat bahwa guru lebih aktif ketika guru akan melakukan proses sertifikasi. Sebagaimana Syafi’i menjelaskan bahwa kebanyakan guru-guru beberapa tahun terakhir ini sangat aktif dalam mengikuti pelatihan-pelatihan maupun workshop kependidikan. Hal tersebut hanya bertujuan untuk mengumpulkan sertifikat guna pengajuan sertifikasi saja bukan untuk peningkatan mutu pendidikan. 14 Para guru termotivasi mengikuti pelatihan dan workshop hanya untuk mendapatkan sertifikat semata tanpa adanya dorongan dalam hati untuk mengembangkan potensi dan kemampuan guru dalam meningkatkan kompetensinya. Sebenarnya sertifikasi adalah program yang sangat baik guna peningkatan mutu (kualitas) dan SDM tenaga pendidik di Indonesia. Namun tidak sedikit pula yang memanfaatkan sertifikasi hanya sebatas untuk mendapatkan pendapatan yang lebih besar. Prestasi akademik guru dan karya pengembangan profesi guru ini sering tidak terisi. Para guru lebih memilih melampirkan sertifikat dan piagam seminar dari pada bukti pengembangan profesi. Padahal secara teoritis jumlah sertifikat tidak berkorelasi dengan kompetensi guru. Disorientasi tersebut seharusnya menjadi perhatian yang serius dari pihak-pihak yang berwenang sehingga dapat di ambil kebijakan yang tepat guna mengatasi permasalahan tersebut. Temuan teori peneliti dari hasil pembahasan di atas bahwa: proses sertifikasi tidak menjamin seseorang menjadi profesional karena guru yang profesional adalah guru yang telah mendedikasikan seluruh kemampuan dan potensinya untuk mengabdi dan mengembangkan pendidikan, sehingga akan muncul kesadaran dan kedewawasan sikap dan mental sebagai pendidik. B.
Kinerja Guru Tersertifikasi dalam Meningkatkan Prestasi Siswa Ukuran kualifikasi guru profesional adalah adanya suatu tuntutan keahlian, kemampuan, atau ketrampilan yang jelas. Guru sebagai tenaga profesional harus memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan juga jiwa kependidikan yang baik dalam rangka mengefektifkan proses pembelajaran kepada siswa. Bidang keahlian guru seharusnya sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya. Sebagaimana Tobroni15 menjelaskan bahwa seorang guru profesional harus memiliki kualifikasi yang jelas antara lain: “kompetensi akademik, kompetensi metodologis, kemantapan pribadi, sikap penuh dedikasi, kesejahteraan yang memadai, pengembangan karier, dan budaya kerja dan suasana kerja yang kondusif” Ada beberapa upaya yang dilakukan madrasah dan para guru dalam mencetak guru yang profesional, yaitu:
14
15
Statemen ini muncul ketika diskusi ilmiah nasional yang di perbincangkan oleh bapak Syafi’i ma’arif pada tanggal 10 maret 2010 di balai BAU UMM. Tobroni, Pendidikan Indonesia di Tahun 2000-2006. hlm. 12 http://jakarta.indymedia.org. (diakses pada tanggal 4 januari 2010)
58
PEDAGOGIA Vol. 1, No. 1, Desember 2011: 51-62 1. Upaya Yayasan dan Kepala madrasah dalam meningkatkan Profesional guru dan Prestasi Siswa. Sebagaimana hasil temuan peneliti, bahwa sebagian besar guru-guru yang mengajar di MI AL Fattah Malang dahulu latar belakang pendidikannya masih kurang dan sedikit yang Sarjana, maka kepala MI AL Fattah Malang sejalan dengan peranan dan tugas, serta tanggungjawabnya memegang peranan penting untuk melakukan pengembangan guru profesional, terutama guru-guru yang sudah S1. Ada beberapa upaya yayasan dan Kepala Madrasah dalam meningkatkan kinerja profesional guru, antara lain: a. Pembinaan guru dan supervisi guru Supervisi yang dilakukan kepala madrasah merupakan pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja para guru dan sebagai kontrol agar kegiatan belajar mengajar di madrasah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pembimbingan dan pengawasan yang dilakukan kepala madrasah terhadap tenaga pendidik atau guru ini biasa disebut supervisi klinis, sebagaimana penjelasan Mulyasa 16 bertujuan untuk “Meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pembelajaran yang efektif.” Supervisi yang dilakukan di MI Al Fattah Malang berdasarkan hasil temuan peneliti belum maksimal dikarenakan belum ada penjadualan yang rutin dan pembinaan lebih lanjut sehingga terkesan supervisi yang dilakukan belum tertata dengan baik. Hanya terlihat sebagai rutinitas dan tidak ada pembimbingan dan pengawasan yang bersinambungan. b. Kesejahteraan dan motifasi kepada Guru Kepala madrasah berusaha memenuhi kesejahteraan dan para guru, diantaranya: Pertama, memberi pengakuan dan penghargaan. Kedua, Yayasan dan Kepala madrasah memberikan motivasi dan kebebasan kepada guru dalam bekerja, Ketiga, Mengikutsertakan guru dalam mengambil kebijakan madrasah. Keempat, Menjalankan Program Unggulan Madrasah Pogram E_SEMEL (English for Saince, English Mathematic and English Language) dan Program BAMBAS (Bahasa Arab Matematik dan Bahasa Arab Sains) Namun, berdasarkan hasil temuan peneliti, program unggulan yang dilaksanakan di MI Al Fattah Malang belum dapat menghasilkan output yang nyata. Hal tersebut terlihat dari keseluruhan hasil prestasi yang diraih oleh siswa di MI Al Fattah Malang berpusat pada perlombaan-perlombaan MTQ dan Tartil serta perlombaan-perlombaan baca puisi dan kaligrafi. Seharusnya MI Al Fattah Malang dapat meraih perlombaan-perlombaan akademik yang lebih baik seperti perlombaan Sains, Bahasa, Pidato bilingual dan sebagainya. 2. Upaya Guru Tersertifikasi dalam Meningkatkan Prestasi Siswa Ada beberapa kinerja atau upaya yang dilakukan oleh para guru di MI Al Fattah Malang untuk meningkatkan prestasi siswa, antara lain:
16
Op.cit., Mulyasa,2002 hlm. 112
59
KINERJA GURU TERSERTIFIKASI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA a. Guru aktif dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) Berdasarkan hasil temuan peneliti, para guru di MI Al Fattah Malang aktif dalam mengikuti Kelompok Kerja Guru (KKG). Keikut sertaan para guru dalam kegiatan KKG merupakan salah satu upaya pengembangan guru profesional yang tepat, karena dalam kegiatan KKG tersebut memiliki berbagai manfaat untuk pengembangan profesional guru, sebagaimana terdapat enam manfaat 17 antara lain: KKG sebagai sarana pembinaan profesional guru, tempat informasi dan inovasi, tempat kerjasama dan kompetisi, tempat bertukar pikiran, wadah koordinasi kegiatan dan sebagai peningkatkan kapasitas dan kemampuan. b. Melakukan Bimbingan kepada siswa Secara keseluruhan bimbingan guru di MI Al Fattah Malang sudah berjalan baik, namun dalam pelaksanaanya masih belum dapat dimaksimalkan. Bimbingan yang dilakukan di MI Al Fattah Malang belum mampu mengangkat atau menghasilkan outcome yang maksimal. Ada beberapa faktor yang menyebabkan Bimbingan di MI Al Fattah Malang masih belum dapat maksimal, antara lain: Tenaga pengajar yang masih terbatas, SDM pengajar yang belum terlatih, SDM dan motivasi siswa yang kurang. c. Penguasaan Materi dan Perencanakan Pembelajaran Dari hasil temuan peneliti mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para guru di MI Al Fattah Malang dalam upaya mengembangkan materi dan perencanaan pembelajaran, dapat dikatakan sudah baik, walaupun masih minim. Karena untuk menguasai dan mengembangkan materi serta pengetahuan, masih kurang seperti penyusunan RPP hanya untuk memenuhi kewajiban, minimnya penelitian yang dilakukan guru, Misalnya melakukan penelitian tindakan kelas, seperti yang dikatakan oleh Abuddin Nata,18 “sebagai guru yang profesional, ilmu pengetahuan dan ketrampilan itu harus ditambah dan dikembangkan dengan melakukan kegiatan penelitian, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan.” d. Penggunaan Metode Pembelajaran Berdasarkan hasil temuan peneliti metode pembelajaran yang diterapkan di MI Al Fattah Malang sudah bervariasi, guru di MI AL Fattah Malang dalam penggunaan metode mengajarnya sudah baik dan bervariasi atau sudah menggunakan kombinasi. Hanya saja masih perlu variasi-variasi yang baru, karena masih ditemukan para guru dalam penyampaian materi lebih dominan dengan metode ceramah, sedangkan metode-metode yang lain seperti tanya jawab, diskusi, demontrasi, praktek sangat jarang diterapkan. Hal yang demikian bisa menyebabkan kurang adanya keseimbangan antara aspek kognitif, aspek psikomotorik, dan aspek afektif. C.
Kendala Guru Tersertifikasi dalam Meningkatkan Prestasi siswa
17
http.www.pendidikan-ac.do.itr.KKG/2010. (di akses pada tangga; 12 Maret 2009, pukul 05.27 WIB) 18 Abuddin Nata. 2001. Pengembangan Pendidikan. Jakarta: Grasindo. hlm. 139
60
PEDAGOGIA Vol. 1, No. 1, Desember 2011: 51-62 1. Faktor Kreatifitas Guru Kreatifitas guru di MI AL Fattah Malang dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi dan ketrampilan siswa, baik kegiatan yang berkaitan dengan ekstrakurikuler sudah berjalan dengan baik naun dalam bidang intrakurikuler (mata pelajaran) masih belum maksimal. Hal ini berdasarkan temuan peneliti yang berupa hasil prestasi siswa dalam bidang akademik yang belum maksimal. Walaupun para guru sudah berupaya untuk mengunakan bermacam variasi metode pembelajaran. Target pencapaaian siswa berprestasi dalam hal akademik yang belum tercapai, lebih dikarenakan kegiatan pembelajaran yang hanya bersifat rutinitas saja dan kurang adanaya inovasi dan kreativitas yang baru, karena kegiatan-kegiatan tersebut kebanyakan berasal dari inisiatif dan kebijakan madrasah, kurangnya kreatifitas guru juga menjadi kendala, menurut Mulyasa, 19 sebagai orang yang kreatif, guru menyadari bahwa kreatifitas merupakan hal yang universal dan oleh karenanya semua kegiatannya ditopang, dibimbing, dan dibangkitkan oleh kesadarannya itu.” Dalam mencetak guru yang kreatif tidak akan terjadi secara instan dan semata-mata melalui cara-cara top-down seperti : perintah, petunjuk, dan pengarahan. Partisipasi aktif yang didasari oleh motivasi intrinsik dan didukung oleh iklim dan suasana madrasah yang sehat merupakan pendorong berkembangnya kreatifitas guru. 2. Penguasaan Teknologi oleh tenaga pendidik Berdasarkan hasil temuan peneliti, MI Al Fattah Malang dalam pemanfaatan Teknologi oleh tenaga pendidik belum maksimal. Hal ini terlihat dari belum maksimalnya pemanfaatan laboraturium multimedia yang seharusnya dapat dimaksimalkan. Ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan oleh pihak madrasah dan para guru, terkait dengan pengunaan Teknologi dan pemberdayaanya yaitu: Ada penjadualan yang rutin, pelatihan dan pembinaan untuk para guru dalam pengoperasian dan pemanfaatan laboraturium multimedia di MI Al Fattah Malang. 3. Faktor Internal dan Eksternal siswa Berdasarkan hasil temuan peneliti, faktor internal siswa juga menjadi kendala dalam peningkatan prestasi dikarenakan rendahnya semangat (motivasi) siswa dalam belajar dan tingkat intelegensi (IQ) siswa yang kurang. Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi adalah dengan membuat siswa merasa nyaman dan aman bila berada di lingkungan madrasah. Rasa aman dan nyaman yang dirasakan siswa tersebut akan mampu membangkitkan semangat siswa dalam menerima dan memahi materi-materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu guru juga harus mampu memberi petuah-petuah motivatif agar siswa terus terjaga motivasinya dan terus dapat berprestasi. Sebagaimana Oumar20 menjelaskan bahwa “tingkat prestasi siswa tidak ditentukan oleh
19 20
Ibid., Mulyasa, hlm: 51 Oemar hamalik. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung:
61
KINERJA GURU TERSERTIFIKASI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA kepandaian siswa akan tetapi oleh tingkat motivasi dan ketekunan belajar siswa”. Adapun beberapa faktor eksternal yang menjadi kendala dalam peningkatan prestasi siswa diantaranya: Kurangnya kesadaran lingkungan terhadap pentingnya pendidikan, perhatian orang tua yang kurang dan tekanan ekonomi keluarga. Tiga hal tersebut yang menjadi faktor utama siswa dari orang tua siswa dalam meraih prestasi. Sebagaimana Slameto21 menjelaskan dalam bukunya bahwa, ”orang tua adalah domain dari penciptaan karakter siswa.” 4. Fasilitas Perpustakaan yang masih minim Berdasarkan hasil temuan penelitian yang menjadi hambatan dalam pencapaian prestasi siswa adalah faktor sedikitnya fasilitas dan sarana prasarana pendidikan, diantaranya: buku paket sebagai sumber belajar dan bacaan, macam jenis, dan jumlah buku yang masih terbatas. Gedung perpustakaan, perlengkapan pembelajaran, serta minimnya media untuk kegiatan praktek siswa. 5. Iklim lingkungan madrasah yang belum kondusif Sebagaimana penjelasan Slameto22 di atas yang memaparkan bahwa: lingkungan adalalah salah satu fakor yang penting dalam penciptaan prestasi siswa, karena siswa akan mudah terbentuk oleh lingkungan. Hal ini juga terkait erat dengan pembentukan Iklim lingkungan madrasah yang harus baik dan tertata. Berdasarkan hasil temuan peneliti belum terlihatnya lingkungan yang kondusif di MI Al Fattah Malang lebih pada masih belum adanya kesadaran dan pembentukan dari madrasah maupun dari siswa itu sendiri tentang pembentukan lingkungan madrasah yang nyaman, aman dan mendukung kegiatan pembelajaran. SIMPULAN 1. Kegiatan Akademis guru pra dan pasca sertifikasi Kegiatan akademis yang dilakukan guru di MI Al Fattah pra dan pasca sertifikasi hampir sama, yaitu: mengikuti pelatihan, Seminar, Semiloka Pendidikan, Workshop dan lain sebagainnya. Namun ada perbedaan yang mendasar terkait hal di atas yaitu intensitas keikut sertaan para guru yang terpaut jauh. Sebelum sertifikasi para guru rata-rata mengikuti kegiatan dan pelatihan akademik sekitar 76,5% dari keseluruhan kegiatan guru, namun setelah sertifikasi para guru rata-rata hanya mengikuti 23,5% kegiatan ilmiah.. .
Tarsito Ibid., Slameto, hlm. 56 22 Ibid., Slameto hlm.56 21
62
PEDAGOGIA Vol. 1, No. 1, Desember 2011: 51-62
DAFTAR PUSTAKA Depdiknas, 2001, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Jakarta, Direktorat Tenaga Kependidikan. Hamalik, Oemar. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito J. Moloeng, Lexy. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, Kjell Eric Rudestam dan Ree R. Newton. 2000. Kiat Mempertahankan Tesis dan Disertasi. alih bahasa Hartono, Malang: UMM Press Nata, Abuddin. 2001. Pengembangan Pendidikan. Jakarta: Grasindo. Ma’arif, Syafi’I, Diskusi ilmiah Nasional “ Pendidikan dan Masa Depaan” pada tanggal 10 maret 2010 di balai BAU UMM. Matthew dkk, 1992. Analisis Data Kualitatif., Jakarta: Ui Press. Muhammad, Kamal, Isa. 1994. Manajemen Pendidikan Islam. Cet. Ke-1, Jakarta: PT. Fikahati Anesta. Paulina, Panan. 2006. Kajian Substansi SNP dan UU Guru-Dosen, Makalah disampaikan pada Rountable Discussion FKIP UMM. Saukah, Ali, dkk. 2000. Pedoman Penelitian karya Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang. Sudjana, Nana. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Suparlan, 2006. Belajar dari Kebijakan Pendidikan Tempo Doeloe. Bandung: Rosda. Supriyadi, Dedi. 1999. Menggangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa. Tobroni, Pendidikan Indonesia di Tahun 2000-2006. http://jakarta.indymedia.org. (diakses pada tanggal 4 januari 2010) 63
KINERJA GURU TERSERTIFIKASI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Bandung: Citra Umbara, 2006. Winarno, Surakhmad. 1989. pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar metodologi dan Tehnik. Bandung: Tarsito. ______, http///www. Wikipedia.guru-profesional-sertifikasi//ad.co.er. (diakses pada tanggal 20 januari 2010) ______, http.www.pendidikan-ac.do.itr.KKG/2010. (di akses pada tangga; 12 Maret 2009, pukul 05.27 WIB)
64