KINERJA CAMPURAN BETON DENGAN FILLER SIKA FUME DITINJAU DARI FAKTOR LAMA PERENDAMAN Yetty Riris Rotua Saragi1, Partahi Lumbangaol2 1
Program Studi Teknik Sipil, Universitas HKBP Nommensen, Jl.Sutomo No 4A Medan Email:
[email protected] 2 Program Studi Teknik Sipil, Universitas HKBP Nommensen, Jl.Sutomo No 4A Medan Email :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan Sika Fume® terhadap nilai slump dan kuat tekan beton. Kadar Sika Fume® yang digunakan sebanyak 0%, 5%, 5.5%, 6% , 6.5% dan 7% dari berat semen. Nilai slump yang direncanakan adalah 5.0 cm – 7.5 cm, sesuai penggunaan beton pada perkerasan jalan. Mutu beton yang direncanakan f’c 30 MPa dan kuat tekan beton karakteristik (σ’bk) adalah 300 kg/cm2 yang diuji pada umur 3 hari, 7 hari, 9 hari 14 hari, 21 hari dan 28 hari setelah terlebih dahulu dilakukan perendaman. Penelitian ini menggunakan benda uji berbentuk silinder ukuran Ø 15 cm x 30 cm, sebanyak 108 benda uji dimana untuk setiap variasi sebanyak 3 benda uji. Penggunaan Sika Fume® optimum pada penambahan 6.5% - 7.0% sehingga dapat memenuhi spesifikasi nilai slump dan kuat tekan. Semakin besar persentase kadar Sika Fume® yang ditambahkan pada adukan beton maka kelecakan adukan akan berkurang. Hal ini terjadi karena butiran Sika Fume® sangat halus sehingga memerlukan air yang lebih banyak untuk membasahi permukaan butiran silika fume, yang pada akhirnya akanmengurangi kelecakan beton pada kadar silika fume yang lebih tinggi. Penambahan persentase penggunaan Sika Fume® tidak secara langsung menambah kuat tekan beton, tetapi konversi beton 28 hari menunjukkan bahwa waktu pengerasan beton akan semakin cepat seiring bertambahanya kadar Sika Fume® yang digunakan. Penggunaan kadar Sika Fume® yang digunakan sebanyak 0%, 5%, 5.5%, 6% , 6.5% dan 7% dari berat semen juga memenuhi target kuat tekan beton karakteristik (σ’bk) 300 kg/cm2. Kata kunci: base course, slump, kuat tekan, Sika Fume®
1.
PENDAHULUAN
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kerusakan jalan lebih awal (kerusakan dini) antara lain akibat pengaruh beban lalu lintas kendaraan yang berlebihan (over loading), temperatur (cuaca), air, dan konstruksi perkerasan yang kurang memenuhi persyaratan teknis. Pada saat musim hujan tiba, tidak sedikit jalan-jalan yang ada di Indonesia terendam oleh air akibat banjir. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja perkerasan pada lapisan Base Course (BC) khususnya masalah ketahanan atau keawetan jalan (durability). Indikasi awal yang dapat dijadikan sebagai hipotesis bahwa semakin lama lapisan BC terendam oleh air, maka sifat durabilitas suatu campuran beton tersebut juga akan berkurang sehingga lambat laun perkerasan jalan akan lebih cepat getas (rapuh). Berkaitan sifat durabilitas campuran beton untuk BC, selain pengaruh air, faktor pemadatan juga mempunyai peran yang sangat penting terhadap kinerjalapisan BC. Salah satu parameter kinerja campuran beton adalah ketahanan (durability) campuran akibat pengaruh cuaca dan air. Untuk mendapatkan durabilitas yang baik biasanya dibutuhkan kadar semen yang tinggi. Walaupun dengan menggunakan kadar semen yang tinggi tetapi bila jalan tersebut selalu terendam oleh air maka lambat laun jalan akan cepat mengalami kerusakan (getas) sebelum mencapai batas umur rencana. Agar tahan terhadap deformasi seringkali bahan untuk lapis pondasi distabilisasi dengan bahan lain diantaranya aspal,penggunaan bahan pengisi filler dari abu batu, semen dan penambahan bahan aditive lainnya. Dalam penelitian ini filler yang digunakan adalah Sika Fume ®. Filler Sika Fume® dicampur ke campuran beton dengan kadar 0%, 5%, 5.5%, 6% , 6.5% dan 7% dari berat semen. Nilai slump yang direncanakan adalah 5.0 cm – 7.5 cm, sesuai penggunaan beton pada perkerasan jalan. Mutu beton yang direncanakan f’c 30 MPa dan kuat tekan beton karakteristik (σ’bk) adalah 300 kg/cm2 yang diuji pada umur 3 hari, 7 hari, 9 hari 14 hari, 21 hari dan 28 hari setelah terlebih dahulu dilakukan perendaman. Dari penelitian ini akan diperoleh kadar Sika Fume® yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh Bina Marga untuk lapisan BC.
2.
METODE PENELITIAN
Bahan/material Semen adalah bahan-bahan yang memperlihatkan sifat-sifat karakeristik mengenai pengikatan serta pengerasannya jika dicampur dengan air, sehingga terbentuk pasta semen. Menurut ASTM C-150, 1985, semen portland didefenisikan sebagai semen hidrolik yang dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling bersama-sama dengan bahan utamanya. Semen merupakan bahan pengikat yang penting dan banyak digunakan dalam pembangunan fisik di sektor industri sipil. Jika ditambah air, semen akan menjadi pasta semen. Jika ditambah agregat halus, pasta semen akan menjadi mortar yang jika digabungkan dengan agregat kasar akan menjadi campuran beton segar yang setelah mengeras akan menjadi beton keras (concrete). Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen dengan merk dagang Semen Padang Tipe I dalam kemasan 50 kg. Untuk memperoleh keseragaman kekuatan agregat kasar yang digunakan, maka agregat kasar (batu pecah) yang dipakai dalam penelitian ini diambil dari AMP PT Adhi Karya,Patumbak, Deli Serdang, Sumatera Utara. Pemeriksaan yang dilakukan terhadap agregat kasar meliputi analisa ayak kerikil, pemeriksaan kadar air kerikil, pemeriksaan kadar lumpur, pemeriksaan berat isi kerikil, pemeriksaan keausan menggunakan mesin pengaus Los Angeles ,berat jenis dan absorbsi batu pecah. Agregat halus yang digunakan pada penelitian ini merupakan agregat alam yang juga berasal dari AMP PT Adhi Karya,Patumbak, Deli Serdang, Sumatera Utara. Pemeriksaan yang dilakukan terhadap agregat halus meliputi analisa ayak pasir, pemeriksaan kadar air pasir, pemeriksaan kadar lumpur dan kadar liat, pemeriksaaan kandungan organik, pemeriksaan berat isi pasir, berat jenis dan absorbsi pasir. Air diperlukan pada pembuatan beton untuk proses kimiawi semen, membasahi agregat dan memberikan kemudahan dalam pekerjaan beton. Air yang banyak mengandung senyawa-senyawa yang berbahaya, yang tercemar garam, minyak, gula atau bahan kimia yang lainnya, bila dipakai dalam dalam campuran beton akan menurunkan kualitas beton, bahkan dapat mengubah sifat-sifat beton yang dihasilkan. Air yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Laboratorium Beton Teknik Sipil Universitas HKBP Nommensen. Bahan tambah (admixture) adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam campuran beton pada saat atau selama pencampuran berlangsung. Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan menjadi dua yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi (Chemical Admixture) dan bahan tambah yang bersifat mineral (Additive). Sika Fume® merupakan bahan tambah bersifat mineral hasil produk sampingan dari reduksi quarsa murni (SiO2) dengan batu bara di tanur listrik dalam pembuatan campuran silikon dan ferrosilikon. Sika Fume® mengandung kadar SiO2 yang tinggi, dan mempunyai permukaan yang sangat halus, berbentuk bulat dengan diameter 1/100 dari diameter semen, sehingga mampu bergerak dan mengisi rongga pori dalam struktur beton (Subakti, 1995). Sika Fume® mempunyai peranan penting terhadap pengaruh sifat kimia dan sifat mekanis beton. Ditinjau dari sifat mekanis, secara geometrikal Sika Fume® mengisi rongga-rongga butiran semen (grain of cement), dan mengakibatkan diameter pori mengecil serta total volume pori juga berkurang. Ditinjau dari sifat kimia, reaksinya bersifat pozolan di mana Sika Fume® dapat bereaksi dangan kapur (lime) yang lepas langsung dari semen (Subakti, 1995). Pada pembuatan beton mutu tinggi, penggunaan Sika Fume® dapat meningkatkan kekuatan beton. Hal ini disebabkan karena partikel Sika Fume® dapat mengisi struktur pori pasta semen serta mampu bereaksi dengan Ca(OH)2 yang dihasilkan dari proses hidrasi air dan semen. Reaksi sekunder yang terjadi antara Ca(OH)2 dengan SiO2 dapat membentuk calcium silicate hidrat (CSH) yang mampu meningkatkan kekuatan beton menjadi lebih tinggi. Sifat fisik Sika Fume® adalah warna abu abu, berbentuk bubuk, BJ 0.60 kg/lt, ukuran < 0.1 um. Sika Fume® yang digunakan adalah produk PT Sika Indonesia. Penggunaan Sika Fume® akan meningkatkan kemampuan beton dengan cara memperkecil permeability sehingga kemampuan durabilitas beton bertambah baik, memperbaiki daya ikat dan stabilitas beton segar, meningkatkan ketahanan terhadap karbonasi, mempertinggi kekuatan stabilitas beton, penyusupan klorin menurun tajam, resapan terhadap gas menurun tajam, memperkecil terjadinya shrinkage, kuat tekan awal dan akhir tinggi.
Perencanaan campuran beton dan pembuatan benda uji Pembuatan sampel dilakukan berdasarkan hasil mix design campuran beton (Tabel 1 dan 2). Pengisian campuran beton ke dalam cetakan dilakukan dengan tetap melakukan rojokan agar beton menjadi padat dan menghilangkan rongga udara. Pembuatan sampel dapat dibedakan atas dua bagian besar yaitu sampel beton normal dan sampel beton dengan Sika Fume®. Sampel beton normal dibuat sebanyak 18 buah dengan rincian sesuai Tabel 3. Sampel dengan filler Sika Fume® dibuat dengan variasi kadar Sika Fume® 5%, 5.5%, 6%, 6.5% dan 7% dari semen yang digunakan. Sampel beton dengan filler Sika Fume® dibuat sebanyak 108 buah.
Tabel 1. Perbandingan komposisi campuran beton normal Bahan campuran beton (kg) untuk 18 bh silinder S : P : K : A = 1 : 1.62 : 2.55 : 0.43 Semen Pasir Kerikil Air 6.96 11.31 17.19 2.01
Umur rendaman (hari) 3,7, 9,14, 21,28
Tabel 2. Perbandingan komposisi campuran beton dengan Sika Fume® Jenis sampel berdasarkan kadar Bahan campuran beton (kg) per silinder Sika Fume® (%) (12.72 kg/silinder) S : P : K : A = 1 : 1.62 : 2.55 : 0.43 Semen 2.27 2.27 2.27 2.27 2.27
5.0 5.5 6.0 6.5 7.0
No
1
Umur beton (hari) 3
2
7
3
9
4
14
5
21
6
28
Total sampel per kadar Sika Fume®
Pasir 3.68 3.68 3.68 3.68 3.68
Kerikil 5,79 5,79 5,79 5,79 5,79
Air 0,98 0,98 0,98 0,98 0,98
Sika Fume® 0,11 0,12 0,14 0,15 0,16
Tabel 3 Rincian sampel beton normal dan pengkodean Jumlah sampel setiap kadar Sika Fume® (%) / kode sampel 0.0
5.0
5.5
6.0
6.5
7.0
3
3
3
3
3
3
3(0)A 3(0)B 3(0)C
3(5)A 3(5)B 3(5)C
3(5.5)A 3(5.5)B 3(5.5)C
3(6)A 3(6)B 3(6)C
3(6.5)A 3(6.5)B 3(6.5)C
3(7)A 3(7)B 3(7)C
3 7(0)A 7(0)B 7(0)C 3 9(0)A 9(0)B 9(0)C 3 14(0)A 14(0)B 14(0)C 3 21(0)A 21(0)B 21(0)C 3 28(0)A 28(0)B 28(0)C
3 7(5)A 7(5)B 7(5)C 3 9(5)A 9(5)B 9(5)C 3 14(5)A 14(5)B 14(5)C 3 21(5)A 21(5)B 21(5)C 3 28(5)A 28(5)B 28(5)C
3 7(5.5)A 7(5.5)B 7(5.5)C 3 9(5.5)A 9(5.5)B 9(5.5)C 3 14(5.5)A 14(5.5)B 14(5.5)C 3 21(5.5)A 21(5.5)B 21(5.5)C 3 28(5.5)A 28(5.5)B 28(5.5)C
3 7(6)A 7(6)B 7(6)C 3 9(6)A 9(6)B 9(6)C 3 14(6)A 14(6)B 14(6)C 3 21(6)A 21(6)B 21(6)C 3 28(6)A 28(6)B 28(6)C
3 7(6.5)A 7(6.5)B 7(6.5)C 3 9(6.5)A 9(6.5)B 9(6.5)C 3 14(6.5)A 14(6.5)B 14(6.5)C 3 21(6.5)A 21(6.5)B 21(6.5)C 3 28(6.5)A 28(6.5)B 28(6.5)C
3 7(7)A 7(7)B 7(7)C 3 9(7)A 9(7)B 9(7)C 3 14(7)A 14(7)B 14(7)C 3 21(7)A 21(7)B 21(7)C 3 28(7)A 28(7)B 28(7)C
18
18
18
18
18
18
Pengujian nilai slump Slump adalah suatu percobaan untuk mengukur kelecakan adukan beton. Semakin besar nilai slump maka campuran beton semakin encer. Sesuai SNI 2000 maka nilai slump yang memenuhi tercantum pada Tabel 4. Cara mendapatkan nilai slump adalah dengan memasukkan adukan beton ke dalam corong baja berbentuk conus berlubang pada kedua ujungnya, bagian bawah berdiameter 30 cm dan bagian atas 20 cm. Adukan dimasukkan tiga tahap dan dirojok. Kemudian tunggu 60 detik lalu tarik corong lurus ke atas. Ukur penurunan campuran beton segar dari permukaan atas, yang nilainya adalah nilai slump.
Tabel 4. Nilai slump yang disyaratkan untuk berbagai konstruksi Pemakaian beton Slump (cm) Maksimum Minimum Dinding, pelat pondasi dan pondasi telapak bertulang 12.5 5.0 Pondasi telapak tidak bertulang koison, struktur di bawah tanah 9.0 2.5 Pelat, balok, kolom dan dinding 15.0 7.5 Pengerasan jalan 7.5 5.0 Pembetonan massal 7.5 2.5
Perawatan benda uji Perawatan ini dilakukan setelah beton mengalami final setting, artinya beton telah mengeras. Perawatan ini dilakukan agar proses hidrasi selanjutnya tidak mengalami gangguan. Jika hal ini terjadi, beton mengalami keretakan karena kehilangan air yang begitu cepat. Perawatan benda uji dilakukan dengan perendaman selama 3,7,9,14,21 dan 28 hari.
Pengujian benda uji Setelah beton dirawat dan telah berumur 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari, dilakukan pengujian kuat tekan beton dengan menggunakan alat mesin kuat tekan, hal ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan dari benda uji. Setelah didapatkan hasil data kuat tekan beton, maka dapat dihitung kuat tekan beton karakteristik.
3.
HASIL
Batas nilai slump 5.0 - 7.5 cm
Gambar 1. Hasil nilai slump
Gambar 2. Hasil uji tekan
4.
ANALISA
Nilai slump Workability (kemudahan pengerjaan) beton dapat dilihat dari nilai slump yang terjadi. Karena nilai slump merupakan parameter workability, semakin tinggi nilai slump maka semakin mudah proses pengerjaan beton ( workability ). Beton mutu tinggi menggunakan nilai fas rendah, berarti air yang digunakan sangat sedikit, sehingga nilai slump rendah. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membuat beton mutu tinggi dengan adukan yang mudah dibentuk dan dikerjakan, serta mempunyai faktor air semen yang rendah sehingga kuat tekan beton menjadi tinggi. Faktor air semen yang rendah menyebabkan adukan beton menjadi kaku sehingga sulit dibentuk dan dikerjakan (workability rendah). Adukan beton yang mengandung Sika Fume® akan membutuhkan air yang lebih banyak, diatas 5 persen daripada beton tanpa silika fume, adukan beton lebih kohesif, sehingga tidak menimbulkan segregasi dan secara signifikan mengurangi terjadinya bleeding (ACI Committee 234) Semakin besar persentase kadar Sika Fume® yang ditambahkan pada adukan beton maka kelecakan adukan akan berkurang (Gambar 1). Hal ini terjadi karena butiran Sika Fume® sangat halus sehingga memerlukan air yang lebih banyak untuk membasahi permukaan butiran silika fume, yang pada akhirnya akanmengurangi kelecakan beton pada kadar silika fume yang lebih tinggi.
Nilai kuat tekan Dari Gambar 2 yang menunjukkan kuat tekan beton, dapat dilihat bahwa kuat tekan beton yang mencapai 30 MPa terdapat pada campuran beton normal dan dengan penambahan Sika Fume® sebanyak 6.0%, 6.5% dan 7.0% dari berat semen pada umur pengujian 28 hari. Kuat tekan beton mempunyai standard deviasi (s) 1.42 MPa, sesuai dengan yang disyaratkan (s < 5.0 MPa). Kuat tekan beton minimum atau terendah terdapat pada campuran beton dengan penambahan Sika Fume® sebanyak 5.0% dari berat semen, memiliki nilai kuat tekan beton sebesar 28.59 MPa pada umur pengujian 28 hari. Gambar 2 menunjukkan bahwa peningkatan kekuatan beton akan terus bertambah sesuai dengan naiknya umur beton. Kekuatan beton akan naik secara cepat (linier) sampai umur 28 hari. Gambar 4.2 didapat kuat tekan beton maksimum yang dihasilkan penelitian ini yaitu 32.25 MPa yaitu berdasarkan penambahan Sika Fume® 7.0 % pada umur beton 28 hari. Berdasarkan uraian kepustakaan dan hasil penelitian ternyata penambahan Sika Fume® dapat membuat daerah interfacial zone menjadi lebih baik (bertambahnya kerapatan) yaitu bertambah kuatnya ikatan antara agregat dengan pasta. Sika Fume® yang secara fisik lebih halus dari pada semen dan secara kimia mengandung unsur SiO2 yang tinggi, akan dapat menambah kekuatan beton apabila digunakan sebagaibahan tambahan pada beton. Pemikiran ini sangat beralasan karena secara mekanik Sika Fume® akan mengisi rongga antara butiran semen dan secara kimiawi akan memberikan sifat hidrolik pada kapur mati yang dihasilkan dari proses hidrasi.
Nilai kuat tekan beton dengan koreksi umur Beton akan mengalami pengerasan secara sempurna setelah 28 hari sehingga pada hari-hari sebelumnya akan mempunyai kuat tekan berbeda, dimana untuk mengetahuinya dapat menggunakan rumus tabel konversi beton umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari (Tabel 5). Nilai ini biasanya diperlukan ketika hendak menetapkan waktu pembongkaran bekisting sehingga tidak perlu menunggu sampai 28 hari dan bekisting bisa digunakan untuk bagian pekerjaan beton yang lain. Nilai kuat tekan beton sebelum 28 hari juga dibuat oleh kontraktor skala besar untuk keperluan laporan kualitas beton kepada pemilik proyek bahwa beton yang digunakan dilapangan mempunyai kuat tekan minimal sama dengan perencanaan.
Umur Beton (hari) 3 7 14 21 28
Tabel 5. Konversi beton Perbandingan Kuat Tekan 0.46 0.70 0.88 0.96 1.00
Dengan menggunakan konversi beton dari Tabel 5 dan hasil uji beton di Gambar 2 dapat diperkirakan kekuatan beton pada umur 28 hari. Tabel 6 berikut memperlihatkan waktu pengerasan beton mencapai 30 MPa sesuai peruntukannya pada perkerasan jalan. Kuat tekan 30 MPa sudah dapat dicapai dalam 7 hari dengan menggunakan Sika Fume® kadar 6% - 7%. Tabel 6 juga memperlihatkan ketidaksesuaian hasil konversi dengan hasil uji tekan pada umur 28 hari. Pada beton normal terdapat standard deviasi (s) 2.45 MPa dan pada beton dengan Sika Fume® berbagai variasi terdapat standard deviasi (s) 4.88 MPa, dimana keduanya masih memenuhi syarat standar deviasi (s) 5.0 MPa.
Tabel 6. Hasil kuat tekan beton menggunakan konversi beton umur 28 hari Umur Test (hari) 3 7 14 21 28
Hasil Test (MPa) 0.0%
5.0%
5.5%
6.0%
6.5%
7.0%
Koreksi umur
15.01 18.15 25.75 27.22 30.11
18.22 20.15 26.22 26.88 28.59
18.57 20.73 26.79 28.55 29.33
19.31 21.21 27.31 28.92 30.52
19.89 21.96 27.81 29.23 31.88
20.44 22.46 28.18 29.84 32.25
0.46 0.70 0.88 0.96 1.00
Kekuatan silinder umur 28 hari (MPa) 0.0%
5.0%
5.5%
6.0%
6.5%
7.0%
32.63 25.93 29.26 28.35 30.11
39.61 28.79 29.80 28.00 28.59
40.37 29.61 30.44 29.74 29.33
41.98 30.30 31.03 30.13 30.52
43.24 31.37 31.60 30.45 31.88
44.43 32.09 32.02 31.08 32.25
Nilai kuat tekan beton karakteristik Setelah pengujian kuat tekan beton, selanjutnya pada penelitian ini ditentukan nilai kekuatan tekan beton karakteristik berdasarkan variasi campurannya. Untuk menghitung kekuatan tekan beton karakteristik dihitung dari benda uji kubus 15x15x15 cm pada umur 28 hari dengan satuan kg/cm 2. Apabila benda uji bukan berupa kubus karena alasan tertentu, seperti pada penelitian ini benda uji yang digunakan adalah benda uji silinder ukuran Ø 15 cm x 30 cm, maka hasil uji kuat tekan beton bentuk silinder dikonversikan ke dalam bentuk kubus dengan faktor pembagi 0,83. Setelah itu akan ditentukan nilai kekuatan tekan beton karakteristik berdasarkan rumus σ’ bk = σ’bm 1.64.s. Tabel 7 yang memuat nilai kuat tekan beton karakteristik. Nilai kuat tekan beton karakteristiknya bervariasi, tetapi secara keseluruhan mutu pelaksanaan untuk semua variasi campuran baik karena telah mencapai 300 kg/cm 2. Tabel 7. Nilai kuat tekan beton karakteristik Kadar Sika Fume® (%) 0.0 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0
5.
Kuat Tekan Silinder (kg/cm2) 310.1 285.9 293.3 305.2 318.8 322.5
Konversi
Kuat Tekan Kubus (kg/cm2)
Standar deviasi, s
0.83 0.83 0.83 0.83 0.83 0.83
362.77 344.46 353.37 367.71 384.10 388.55
17.14
Kuat Tekan Beton Karakteristik (kg/cm2) 334.66 316.35 325.26 339.60 355.99 360.44
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan Sika Fume® sebagai penambahan filler pada lapisan base Course (BC), dapat disimpulkan sebagai berikut :
Persentase Sika Fume® yang optimum dan memenuhi spesifikasi nilai slump 5.0 cm – 7.5 cm cm adalah penambahan Sika Fume® 6.5% dan 7.0%. Penggunaan Sika Fume® yang lebih besar akan menghasilkan nilai slump yang semakin kecil. Kuat tekan 30.0 MPa pada umur 7 hari dipenuhi dengan penambahan Sika Fume® 6.0%, 6.5% dan 7.0%. Penggunaan Sika Fume® optimum pada penambahan 6.5% - 7.0% sehingga dapat memenuhi spesifikasi nilai slump dan kuat tekan. Penambahan Sika Fume® dapat membuat daerah interfacial zone menjadi lebih baik (bertambahnya kerapatan) yaitu bertambah kuatnya ikatan antara agregat dengan pasta. Sika Fume® yang secara fisik lebih halus dari pada semen dan secara kimia mengandung unsur SiO2 yang tinggi, akan dapat menambah kekuatan beton apabila digunakan sebagai bahan tambahan pada beton. Karena secara mekanik Sika Fume® akan mengisi rongga antara butiran semen dan secara kimiawi akan memberikan sifat hidrolik pada kapur mati yang dihasilkan dari proses hidrasi. Konversi beton 28 hari menghasilkan untuk beton normal mencapai 30 MPa pada 28 hari (30.11 MPa). Konversi beton 28 hari dari penambahan Sika Fume® 6.0%, 6.5% dan 7.0% mencapai 30 MPa sebelum 28 hari. Penambahan Sika Fume® 6.0%, 6.5% dan 7.0% menghasilkan waktu pengerasan beton yang lebih cepat. Kuat tekan beton karakteristik (σ’bk) 300 kg/cm2 dicapai untuk beton normal dan penambahan Sika Fume® 5.0% - 7.0%.
Saran Beberapa hal yang dapat disarankan berdasarkan hasil penelitian ini adalah :
Pelaksanaan pembuatan campuran beton harus dilakukan dengan seksama, mengingat perubahan persentase Sika Fume® yang digunakan sangat berpengaruh terhadap kelecakan dan kuat tekan yang dihasilkan. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagian unsur kimia dari Sika Fume® yang paling berpengaruh terhadap kelecakan dan kuat tekan beton. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh penggunaan Sika Fume® pada kondisi lingkungan yang berubah, seperti basah dan kering dan variasi suhu.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. (1987). “Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton Untuk Jalan Raya No 13/PT/B/1987”. Direktorat Jendral Bina Marga. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta Anonim. (1995). “Guides for Use of Silica Fume in Concrete”. ACI Materials Journals. ACI Commitee 234, Vol 92, No 4 Anonim. (2002). “SNI 03-T-15-2002 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton “. Badan Standardisasi Nasional (BSN). Jakarta Anonim. (2004). “Annual Book of ASTM Standard 2004, Section 4, Volume 04.02, Concrete and Aggregates”. International Standard Worldwide Anonim. (2011). “Sika Fume® Data Teknis 1.2011”. PT Sika Nusa Indonesia Bosoi,A.,et.al,. (2009). “Influence of Chemical Admixtures on The Drying Shringkage of Concrete”. 9th CANMET/AC International Conference os Superplasticizer and ither Chemical Admixtures in Concrete. Selville, Spain Mahmud,F. (2007). “Optimasi Campuran Material Pozzolan Abu Batu Apung Dan Sika Fume Sebagai Bahan Pengganti Semen Pada Beton Mutu Tinggi”. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Mataram, Mataram Irawan,I. (2012). “Pengaruh Sika Fume Terhadap Beton Mutu Tinggi Self Compacting Concrete”. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Pendidikan Indonesia, Jakarta Irene,S. (2011). “Pengaruh Tambahan Sika Cim Terhadap Kuat Tekan Dan Workabilitas Beton Normal Dengan Agregat Asal Terah Buluh”. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam Riau, Pekan Baru Tambak,I. (2014). “Pengaruh Penggunaan Sika Fume® Sebagai Filler Pada Lapisan Base Course (BC) Campuran Aspal Beton”. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Universitas HKBP Nommensen, Medan Parmawati,N. (2014). “Pengaruh Variasi Jenis Dan Persentase Superplasticizer Terhadap Sifat dan Prilaku Beton Mutu Tinggi Pada Umur Musa (Fresh Concrete) dan Setelah Mengeras (Hardended Concrete)”. Thesis, Program Pasca Sarjana, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Subakti. (1995). “Teknologi Beton Dalam Praktek”. Jurnal Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. ITS, Surabaya Susilo,I. (2009). “Pengaruh Penambahan Sika Fume Terhadap Kuat Tekan Dan Porositas Beton Non Pasir”. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negri Medan, Medan Saragi,Y.,et.al. (2012). “Analisa Perbandingan Kualitas Aspal Beton Dengan Penambahan Zat Aditif Wetfix”. Jurnal Teknik, Vol 1, No 1, ISSN 2089-8797 Saragi,Y. (2014). “Analisa Perbandingan Kualitas Lapisan Base Course (BC) Dengan Filler Sika Fume®”. Lembaga Penelitian, Universitas HKBP Nommensen Sebayang,S. (2011). “Tinjauan Sifat Sifat Mekanik Beton Alir Mutu Tinggi Dengan Silika Fume Sebagai Bahan Tambahan”. Jurnal Rekayasa, Vol 15 No 2, 131-138 Simbolon, Y. (2011). “Analisa Perbandingan Kualitas Aspal Beton Dengan Penambahan Zat Aditif Wetfix”. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Universitas HKBP Nommensen, Medan Young,J., et.al. (1998). The Science and Technology of Civil Engineering Materials. Prentice Hall Inc, New Jersey Zai,K.,et.al,. (2014). “ Pengaruh Penambahan Silica Fume Dan Superplasticizer Terhadap Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi Dengan Metode ACI”. Jurnal Teknik Sipil USU, Vol.3, No 2, Medan