EDISI TAHUN I VOL 12
KILAU OFFSHORE
Implementasi BPMS 2
TAHUN I VOLUME 12 pep.pertamina.com
D A R I R E D A K S I
ASPIRASI 2025
P cover
: Sumur Offshore Poleng di Blok Madura PT Pertamina EP Field Poleng.
ADA , PT Pertamina (Persero) menargetkan produksi minyak dan gas bumi perusahaan mencapai , juta barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/boepd) pada yang akan bertumpu pada produksi dari lapangan eksisting dan juga ekspansi internasional. Untuk mencapai target tersebut, produksi harus tumbuh 7% per tahun sehingga produksi dari lapangan eksisting diproyeksikan mencapai 900.000 barel setara minyak per hari (boepd). Sementara itu, tambahan produksi dari ekspansi internasional ditargetkan mencapai 600.000 boeped. Sisanya akan diperoleh dari peningkatan hak partisipasi, pengembangan shale gas dan CBM, dan pengelolaan wilayah kerja domestik yang sudah berakhir masa kontraknya. Saat ini, Pertamina secara korporat telah menjadi produsen migas terbesar di Indonesia dengan total 465.220 boepd. Khusus Pertamina EP pada 2018 ditargetkan menjadi produsen migas terbesar di Indonesi dengan target produksi sebesar 375.000 boepd. Dengan target produksi yang digenjot, target cadangan yang harus ditemukan bagian eksplorasi meningkat sehingga rasio reserve to production tetap terjaga. Jika mengacu pada Asprirasi 2025, bagian eksplorasi harus menemukan play-play baru yang besar dengan cadangan 10 sampai 20 MMBOE sehingga target mendapatkan cadangan 3-4 kali produksi tercapai. Melihat jejak perjalanan eksplorasi sejak 2005, seiring beridirinya Pertamina EP, target tersebut kemungkinan besar tercapai. Tentu diperoleh dengan tetesan keringat. Era minyak mudah kini telah berakhir. Bagian ekplorasi pun menyiapkan strategi baru, misalnya dengan mulai menyisir cadangan di wilayah offshore yang tak pernah dilakukan sebelumnya. Soal peluang di lepas pantai ini jadi menu utama Energia PEP edisi 12, Selamat Membaca!
VOLUME 12
TAHUN I
3
S U R A T P E M B A C A
Industri Migas dan Pertumbuhan Ekonomi . KEHADIRAN setiap industri, selalu diikuti oleh efek dari kegiatan usaha industri tersebut. Hanya saja, ada yang memiliki efek berantai yang besar, tetapi banyak pula yang multiplier effect-nya tidak besar. Salah satu industri yang memeiliki efek berlipat yang cukup besar adalah industri minyak dan gas bumi (Migas). Industri ini menjadi katalisator, penggerak perekonomian nasional maupun daerah. Itu tentunya dengan catatan, jika industri ini berkembang dan maju. Namun jika sebaliknya, maka perekonomian pun akan stagnan. Multiplier effect kehadiran industri migas, terlihat dari bertumbuhnya industri pendukung utamanya. Ketika sebuah perusahaan migas memulai kegiatan operasionalnya, maka akan didahului oleh beberapa kegiatan pendahuluan. Mulai dari survei geologi, eksplorasi hingga masuk ke tahap pengembangan produksi dan komersialisasi. Bila perusahaan melakukan pengeboran di lepas pantai dengan membuat anjungan migas, maka industri pendukung akan ikut bertumbuh. Misalnya, pembuat anjungan migas (platform), perusahaan baja, industri pipa migas, industri cat dan sebagainya. Kehadiran industri pendukung migas lokal pun mendapat sokongan melalui beleid yang diatur oleh Kementerian ESDM dan SKK Migas, melalui peraturan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Dalam aturan itu, perusahaan yang beroperasi di Indonesia, diharuskan memenuhi tingkat kandungan lokal tersebut. Pemanfaatan produk lokal ditentukan mencapai 50 persen. Sejak peraturan TKDN dikeluarkan pemerintah, industri pendukung migas pun berkembang cukup pesat.
Data yang dirilis SKK Migas menyebutkan, nilai peng adaan barang dan jasa di sektor hulu migas periode Januari hingga November 2013 sebesar US$11.78 miliar. Nilai tingkat kandungan dalam negeri mencapai 56,42 persen atau senilai US$5,321 miliar. Di luar energi utama pendukung usaha hulu migas itu, dampak kehadiran industri migas adalah bertumbuhnya perekonomian masyarakat di sekitar lokasi usaha. Biasanya, ketika sebuah industri hadir, maka wilayah atau daerah tersebut akan berkembang dengan baik. Industri ibarat gula, rombongan semut akan datang mengerubungi. Daerah yang sebelumnya sepi, kemudian menjadi ramai, perekonomian, usaha kecil dan menengah hidup. Kondisi daerah akan berkembang dengan baik, karena perusahaan juga ikut turut serta melalui kegiatan CSR dan Community Development. Bagus kiranya, jika ENERGIA PEP memberikan ulasan mengenai kondisi suatu daerah atau wilayah dimana kegiatan migas beroperasi, khususnya kegiatan yang dilakukan oleh Pertamina serta anak usahanya. Kondisi daerah sebelum perusahaan hadir dan sesudahnya. Bagaimana perekonomian di daerah tersebut, bagaiman pendapatan masyarakat meningkat sebelum dan sesudah perusahaan migas hadir. Pun demikian bagaimana pendapatan daerah meningkat sejak perusahaan beroperasi. Dalam banyak kasus, banyak daerah yang akhirnya melakukan pemekaran wilayah menjadi daerah baru, kabupaten baru, karena adanya perusahaan yang beroperasi. Ini penting untuk mengabarkan kepada khalayak, bahwa perusahaan migas itu, benar-benar memberi manfaat yang sangat signifikan bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat, daerah, juga negara.
Kafka Cakrawala. Pekanbaru, Riau.
Pemimpin Redaksi: Aji Prayudi (VP Legal Relations) Redaktur Pelaksana: Arya Dwi Paramita, Panjie Galih Anoraga Redaksi: Hidayat Tantan, Tatan Agus RST, Sigit Widihardono, Humas Asset 1, Humas Asset 2, Humas Asset 3, Humas Asset 4, Humas Asset 5, Humas Pangkalan Susu, Humas Rantau, Humas Lirik, Humas Jambi, Humas Adera, Humas Ramba, Humas Pendopo, Humas Prabumulih, Humas Limau, Humas Tambun, Humas Jatibarang, Humas Subang, Humas Cepu, Humas Tarakan, Humas Sangatta, Humas Sangasanga, Humas Tanjung, Humas Bunyu, Humas Sorong. Alamat Redaksi: Menara Standard Chartered, Lantai 21-29, Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164 Jakarta Selatan email:
[email protected]
Redaksi menerima kiriman artikel dan foto seputar kegiatan dunia migas dan hal yang berkaitan, maksimal 6.000 karakter. Kirim ke:
[email protected]
4
TAHUN I
VOLUME 12
D A F T A R I S I
WAWANCARA:
Doddy Priambodo
KILAU OFFSHORE
TATA N A G U S R S T
6
TATA N A G U S R S T
EXPLORATION & DISCOVERY PROJECT DIRECTOR PT PERTAMINA EP
26
Setelah mampu mengelola produksi X-Ray dan Poleng, Pertamina EP mulai menyasar Lapangan Glagah di Sumatera Utara. Menjadi kegiatan eksplorasi pertama di lapangan lepas pantai.
CARI MINYAK MAKIN SULIT
11 BERSAMA EKSPLORASI BISA
“Dari ke hari mencari itu minyak itu semakin sulit. Kita hanya ingin memastikan setidaknya dari alurnya sudah kita lakukan dengan benar.”
Upaya penemuan sumber-sumber baru masih akan terus dilakukan, dari Sabang hingga Merauke. Mengandalkan kerjasama tim untuk mengejar aspirasi 2025.
14 SHIFTING TO GAS Indonesia menduduki urutan ke-14 sebagai penghasil gas alam tersbesar di dunia. Akan menjadi tumpuan masa depan energi Indonesia. ◆
Alarm Bahaya Kepunahan Kehati
16
◆
Jangan Rusak TKP
20
◆
Inspirasi: Pejuang dari Gunung Hejo
22
◆
Rana: Di sebuah Terminal Bekas
30
◆
Lensa Asset
42 TATA N A G U S R S T
Cerita Tiga Kota 38
ANYAMAN TEPAS PAYA BEDI JUHRI SELAMET
34 WISATA:
Selain memberikan manfaat ekonomi, tepas pelepah sawit berkontribusi pada lingkungan dengan menahan CO2.
VOLUME 12
TAHUN I
5
L A P O R A N U T A M A
KILAU OFFSHORE TATA N A G U S R S T
Setelah mampu mengelola produksi X-Ray dan Poleng, Pertamina EP mulai menyasar Lapangan Glagah di Sumatera Utara. Menjadi kegiatan eksplorasi pertama di lapangan lepas pantai.
6
TAHUN I VOLUME 12
ZAKY/PEP CHANNEL
M
ESKI belum lama bermain di ladang kepas pantai, Pertamina EP percaya diri untuk terus me ngembangkan offshore. “Potensinya luar biasa,” ujar Exploration & Discovery Project Director PT Pertamina EP, Doddy Priambodo. Tak sekedar mengoptimalkan ladang-ladang eksisting, juga mencari sumber-sumber baru. “Kita akan melakukan ekplorasi di Blok Glagah, Kambuna di Sumatera Utara,” Doddy menegaskan. Ini menjadi pengeboran eksplorasi pertama Pertamina EP di laut. Pengeboran itu akan dilakukan sekitar . Gelagah sebelumnya dioperasikan Selamander dengan status TAC. Doddy menyadari eksplorasi di lepas pantai lebih berisiko dibandingkan di darat, membutuhkan kompentensi khusus dan dana lebih besar. Ia juga tak menutup mata banyak KKKS yang harus merelakan uang jutaan dollar amblas saat melakukan eksplorasi di lautan. “Begitulah bisnis minyak, high risk,” ujarnya. Dengan tim yang dipunyainya, ia optimis eksplorasi yang dilakukan akan membuahkan hasil. Dalam catatan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terdapat 12 kontraktor kontrak kerja sama migas (KKKS) asing mengalami kerugian US $1.9 miliar setara Rp19 triliun akibat kegagalan eksplorasi di laut dalam. Eksplorasi itu dilakukan di enam belas blok laut dalam selama periode 2009-2013. Semua kerugian ditanggung sendiri oleh kontraktor dan tak diganti negara. Duit yang dikeluarkan semasa eksplorasi baru diganti negara jika ditemukan minyak. Itupun penggantiannya lewat mekanisme cost recovery, artinya setelah minyak diproduksi baru biaya yang dikeluarkan selama eksplorasi bisa dikompensasi.
Proses penandatanganan pengalihan Technical Assistance Contract dan pengalihan operasi wilayah kerja Poleng, Jakarta (20/12)
Ladang offshore memang menggiurkan. Di Indonesia sekarang ini, sejak anjungan pertama dibangun di sekitar Kepulauan Seribu pada 1971, berkembang pesat hingga saat ini mencapai 458 anjungan migas yang tersebar di selur uh perairan Indonesia, meliputi perairan Jawa, Perairan Kalimantan Timur, Perairan Timur Laut Sumatera dan Natuna. Sekitar seperempatnya (170-an anjungan) berkategori tua karena telah berumur lebih dari 30 tahun, termasuk X-Ray dan Poleng yang dikelola Pertamina EP. Lapangan X-Ray sebelumnya bernama Arimbi mulai diproduksikan pada 1976 oleh Arco, sebuah perusahaan multinasional Amerika Serikat. Pada 1999 X-Ray diserahkan kembali kepada pemerintah karena dianggap sudah tidak ekonomis. Pemerintah kemudian menyerahkannya kepada Pertamina yang kemudian membukanya kembali pada 2001. “Awalnya hanya sebagai tempat belajar,” ujar Charles Siallagan, Field Manager Poleng yang pernah ditugaskan mengelola X Ray 2002-2005. Ternyata potensinya masih besar. Akhirnya X-Ray diputuskan untuk dikembangkan.
Anjungan X-Ray terdiri dari 4 remote platform, dimana setiap remote platform memiliki 9 sumur. Remoteremote platform tersebut yaitu, Alpha, Bravo, Delta dan XMA. Saat ini yang masih berproduksi adalah Alpha, Delta dan XMA, sedangkan Bravo, meskipun diperkirakan masih memiliki cadangan minyak dan gas cukup besar, tidak lagi berproduksi disebabkan adanya kebocoran pada MOL (mine oil line) menuju platform pengumpul di Alpha. Untuk ukuran lapangan tua, produksi X-Ray, lumayan besar sekitar 1.250 BOPD. Bahkan menurut catatan Charles Siallagan, saat meninggalkan lapangan itu, produksinya sekitar 2.500 BOPD. “X-Ray masih potensial. Produksi X-Ray masih bisa ditingkatkan sampai 7.500 BOPD.” ujar Charles. Selain minyak, lapangan X-Ray juga menghasilkan gas dari sumur 5 Alpha dan sumur XMA yang digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik yang dipakai untuk kebutuhan operasi di sumur-sumur X-Ray. Tak sekedar produksi, seperti niat semula untuk tempat belajar, X-Ray menjadi “kawah candradimuka” bagi karyawan Pertamina EP untuk me-
VOLUME 12
TAHUN I
7
TATA N A G U S R S T
L A P O R A N U T A M A
ningkatkan kompetensi dalam mengelola lapangan offshore. Charles mengakui kemampuannya mengoperasikan ladang lepas pantai terasah di lapangan yang kini jadi andalan Field Jatibarang tersebut. Ia tak gagap saat diserahi tugas mengelola Lapangan Poleng di Blok Madura. Belum setahun bergabung, lapangan ini mencatat prestasi mengesankan. Produksi September untuk minyak sudah menyentuh 3.200-an BOPD, melebihi target yang dibebankan perusahaan sebesar 2.40O BOPD. “Ini semua berkat kerja tim yang tak mengenal lelah. Mereka bekerja siang dan malam,” ujar Field Manager Poleng, Charles Siallagan. Wajahnya menyungging senyum. Lapangan Poleng sebelumnya dikelola oleh konsorsium Kodev dan CNOOC. Penandatangan pengakhiran Technical Assistance Contract (TAC) 8
TAHUN I
VOLUME 12
dan pengakhiran operasi wilayah kerja sama Poleng di ruang rapat lantai 27 kantor pusat PT Pertamina EP di Menara Standard Chartered, Jakarta (20/12). Support Director, Pribadi Mahagunabangsa selaku General Manager Asset 4 Pertamina EP. Lapangan Poleng pernah mencatat produksi 10.000-an BOPD, tapi saat diserahterimakan produksinya hanya sekitar 2.000-an BOPD. Di bawah pengelolaan PT Pertamina EP, produksi langsung terkatrol di level 3.000-an. Pencapaian ini menjadi semakin berarti mengingat rata-rata yang menggawangi Poleng adalah orang-orang baru yang tak punya pengalaman mengelola lapangan offshore, selain Charles, yang telah kenyang makan asam garam di operasi lepas pantai. Sekitar 40-an anak buahnya berasal dari lapangan onshore. Mereka berasal dari Lapangan
Cepu, serta lapangan eksisting lain. “Saya beruntung. Mereka masih muda dan gairah belajarnya tinggi.” ujarnya. Sebelum bergabung di Poleng, beberapa orang adalah champion di fieldnya masig-masing yang jadi role model bagi karyawan lain. Dengan tim yang masih hijau, Charles cukup tahu diri. Ia tak memasok taget tinggi. Ia hanya memasang komitmen produksi 2014 sebesar 2.251 BOPD di bawah target yang dibebankan perusahaan. Dengan pencapaian produksi yang terus membaik, meski sempat terseok di awal tahun, tentunya komitmen ini akan mudah terlampaui. Anjungan minyak di Poleng memompa minyak dari kedalaman 60 m di bawah permukaan laut, lebih dalam dibandingkan X-Ray di Indramayu yang hanya 40 m. Poleng sudah dieksplorasi pada 1972, dan mulai dikem-
TATA N A G U S R S T
Sasaran Produksi Tahun 2014 Field Poleng 2.287
2.257
Feb
Mar
2.468
2.335
2.436
2.509
Jun
Jul
3.194 2.719
2.506
2.517
2.509
Oct
Nov
Dec
1.842
Jan
Apr
bangkan pada 1978. Tetapi pengembangannya tak maksmal karena gas lebih dominan. Saat itu harga gas dianggap tidak ekonomis. Apalagi kemudian ditemukan cadangan minyak yang lebih besar di tempat lain, masih
May
Aug
di Blok Madura, dikenal dengan anjungan AW dan BW. Praktis Poleng seperti terlupakan. Charles meyakini Poleng masih menyimpan cadangan hidrokarbon potensial. “Kita baru garap formasi
Sep
Ujung,” ujarnya. Padahal di situ masih ada Yarong, Ranca, Nimbang. Ke depan, pihaknya akan melakukan survei 3D untuk sebagai persiapan untuk membuka wilayah-wilayah perawan tersebut. Kemungkinan ditemukan-
VOLUME 12
TAHUN I
9
TATA N A G U S R S T
TATA N A G U S R S T
L A P O R A N U T A M A
nya “harta karun” sangat besar karena di tempat lain yang masih satu hamparan terbukti bisa mengalirkan minyak dan gas. Produksi Poleng tak serta merta naik. Pada awal-awal, sempat mengalami periode “kecemasan”. Sebulan setelah diterimakan produksinya langsung anjlok. Karena cuaca ekstrem, hoist yang menghubungkan produksi dari sumur ke kapal lepas. “Otomatis sumur kita shutdown,” u jar C harles. Produksi sama sekali berhenti, Masa mati angin berlangsung hampir seminggu. Total pada Januari produksi Poleng hanya 1.842 BOPD. Setelah itu merambat naik, sampai akhirnya mencapai 3.000-an BOPD pada September. “Meski sempat jeblok di awal, kita optimis, produksi rata-rata 2014, bisa melampaui target,” ujarnya. Menurut Charles, peluang untuk menaikkan produksi di Poleng sangat ter10
TAHUN I
VOLUME 12
buka lebar. Dari 34 sumur, baru 13 sampai 15 sumur yang dioperasikan. Produksi yang dilakukan sekarang praktis baru ditempuh lewat optimalisasi peralatan dan sumur. Baru pada 2015, direncanakan ada tiga pengeboran sumur baru
dan sembilan pengeboran workover. “Kita targetkan pada 2015, produksi kita mencapai 5.000 BOPD,” ujar Charles. Ia menyebut target tersebut sangat realistis. Selain mengandalkan pengeboran baru, sumur-sumur yang ada pun bisa langsung diproduksikan. Dengan meminjam peralatan jack up dari PHE WMO ia sempat melakukan pengetesan di dua sumur. Hasilnya lumayan, masing-masing 180 BOPD dan 120 BOPD. “Tanpa perlu melakukan pengeboran, hanya tinggal pasang pompa, produksi bisa langsung nambah 300 BOPD,” ujar Charles. Poleng boleh dibilang jantungnya Blok Madura. Di sana ada anjungan produksi yang mengelola migas dari blok tersebut. Selain WK Pertamina EP, di situ juga beroperasi lima anjungan milik PHE WMO yang kini produksinya sudah 20.000-an BOPD. “Fasilitas produksi yang kebetulan ada di wilayah kita bisa mengelola fluida sampai 50.000 BOPD,” ujar Charles. Dengan mengelola bersama fasilitas tersebut, ia mengaku dapat manfaat lebih. Anak buahnya bisa belajar dari PHE WMO yang lebih dulu main di offshore. Dia terus menyemangati anak buahnya yang rata-rata muda tersebut untuk terus maju. Di grup sebuah sosial media yang diikuti seluruh karyawan Poleng, dia menuliskan status target produksi yang harus dicapai, mulai dari “Poleng go 2.000”, sampai kini “Poleng go 3.500”. Setiap tercapai, Charles selalu menyempatkan mengajak anak buahnya makan-makan. “Pernah satu minggu saya harus traktir sampai dua kali,” ujarnya ngakak. Dia bermimpi dalam satu dua tahun ke depan, dia akan menulis “ Poleng Go 10.000”.
Charles Siallagan, Field Manager Poleng yang pernah ditugaskan mengelola X Ray 2002-2005.
TATA N A G U S R S T
L A P O R A N U T A M A
BERSAMA EKSPLORASI BISA Upaya penemuan sumber-sumber baru masih akan terus dilakukan, dari Sabang hingga Merauke. Mengandalkan kerjasama tim untuk mengejar aspirasi 2025.
B
E R B AG A I temuan penting dibukukan oleh Pertamina EP (PEP),mulai dari Benggala, Jati Asri sampai Pondok Mulya. Temuan-temuan ini merupakan bagian dari komitmen PEP dalam
memberikan kontribusi terhadap produksi minyak dan gas bumi Indonesia. Ekeplorasi EP tak pernah berhenti. Upaya menemukan cadangan migas di perut bumi terus digenjot. Mulai mempersiapkan sumber daya manusia, menyaipkan aspek teknis, meminimalisir kendala non teknis,
sampai mendatangkan ahli untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan. Untuk tahun ini, Exploration & Discover y Project Director PT Pertamina EP, Doddy Priambodo optimis target pengeboran sebanyak 12 bisa terlaksana semua sampai akhir tahun. Meskipun sejauh ini ada 2 pengeboran yang tidak terlaksana. Penyebabnya, pertama overlap dengan perusahaan batu bara. Kesepakatan dengan perusahaan batu bara tersebut sudah selesai dibicarakan. Namun kegiatan lanjutan urung dilakukan, karena dari sisi cost sangat mahal. “Secara prinsip sudah, cuma kita harus memotong topografi
VOLUME 12
TAHUN I
11
jalan sehingga tidak mengganggu hilir mudik batu bara,” jelasnya lagi. Sementara satu pengeboran lain yang tertunda, karena berada di hutan tanaman produksi. Namun persoalan ini sudah akan selesai dan kegiatannya akan dilanjutkan. Meski dua pengeboran tak bisa dilaksanakna, , namun pada pertengahan tahun ia sudah mengajukan penambahan 5 pengeboran. Dari kelimanya, yang sudah pasti dilaksanakan ada 2 buah. “jadi minimal tahun ini, sama dengan target RJPP, yakni 12 pengeboran,” terangnya. Semua itu dilakukan, karena ada harapan dan espektasi yang besar terhadap Pertamina EP sebagai ujung tombak dalam memberikan kontribusi terhadap cadangan migas nasional maupun penemuan sumber-sumber minyak baru. “Mencari sumber minyak baru sekarang makin susah,” ujar Doddy. Berbagai temuan sumber migas yang dilakukan PEP, menurut Pria 12
TAHUN I
VOLUME 12
kelahiran Bondowoso, Jawa Timur pada 1961 itu, tidak luput dari kerja cerdas, kerja keras dan kerjasama tim di jajaran Pertamina EP khususnya di bidang eksplorasi. Paduan antara pengalaman para senior dengan anak-anak muda yang cerdas dan berdedikasi tinggi, menjadi kekuatan utamanya. Sesuai dengan RJPP, kinerja eksplorasi ditargetkan bertumbuh 6 persen atau penemuan cadangan harus dua kali dari total produksi. Sejauh ini, target yang dipatok sudah terpenuhi. Namuan jika mengacu pada aspirasi 2025, maka dua kali penemuan dari total produksi tidak cukup, setidaknya tiga sampai empat kali. “Karena itu dibutuhkan kerja yang lebih keras lagi,” ujar Doddy Priambodo. Pada 2025, Pertamina menargetkan PT Pertamina (Persero) menargetkan produksi minyak dan gas bumi perusahaan mencapai 2,2 juta barel setara minyak per hari (barrel oil
equivalent per day/boepd) pada 2025 yang akan bertumpu pada produksi dari lapangan eksisting dan juga ekspansi internasional. Untuk mencapai target tersebut, Direktur Huklu yang juga Plt Dirut PT Pertamina (Persero), Muhamad Husen menargetkan pertumbuhan produksi 7% per tahun sehingga produksi dari lapangan eksisting diproyeksikan mencapai 900.000 barel setara minyak per hari (boepd). Sementara itu, tambahan produksi dari ekspansi internasional ditargetkan mencapai 600.000 boepd. Sisanya akan diperoleh dari peningkatan hak partisipasi, pengembangan shale gas dan CBM, dan pengelolaan wilayah kerja domestik yang sudah berakhir masa kontraknya. “Melihat apa yang diperoleh dalam beberapa tahun terakhir, di mana produksi Pertamina terus tumbuh kami optimistik target 2,2 juta boepd pada 2025 dapat diraih. “ujar Husen Saat ini, Pertamina secara kor-
TATA N A G U S R S T
L A P O R A N U T A M A
“Pada 2018 nanti, kami bahkan optimistis dari produksi Pertamina EP saja sudah bisa meraih posisi sebagai produsen migas terbesar di Indonesia.” porat telah menjadi produsen migas terbesar di Indonesia dengan total 465.220 boepd. “Pada 2018 nanti, kami bahkan optimistis dari produksi Pertamina EP saja sudah bisa meraih posisi sebagai produsen migas terbesar di Indonesia dengan target produksi sebesar 375.000 boepd,” Husen menegaskan Dengan target produksi yang digenjot, target cadangan yang harus ditemukan bagian eksplorasi meningkat sehingga rasio reserve to production tetap terjaga. Jika mengacu pada Asprirasi 2025, menurut Doddy Priambodo yang mengawali karir di Pertamina sejak 1989 ini, bagian eksplorasi harus menemukan play-play baru yang besar dengan cadangan 10 sampai 20 MMBOE. “Inilah yang menjadi challenge teman-teman,” ungkapnya. Ada banyak kendala yang dihadapi mulai dari persoalan operasional terutama terkait perizinan, kemudian ada juga kendala subsurface, karena harus berhadapan dengan risiko yang berbeda dari biasanya, karena harus menemukan playplay baru. Namun persoalan subsurface, lanjutnya, relatif lebih bisa diatasi dengan teknologi juga pengalaman yang dimiliki tim. “Insya Allah tim kita strong. Dari sisi scientific, keputusan daerah mana yang harus dibor bisa dipertangungjawabkan. Minimal flow-nya benar,” ujarnya.
BUKAN SUPERMAN TAPI SUPER TIM SELAIN pengeboran, kegiatan survei 3D adalah bagian dari rencana yang dilakukan tim Eksplorasi. Menurut Doddy, tahun ini direncanakan melakukan survei 3D sekitar 2.000 km2. Wilayahnya masih berkutat di Sumatera dan Jawa kemudian tahun berikutnya akan menyebrang ke wilayah Irian (Papua). Dari wilayah Sabang di Aceh hingga Merauke di Papua, akan dilakukan survei. Ia berharap, dengan kegiatan survei 3D ini, bisa menambah jumlah cadangan migas PEP. Doddy Priambodo menyebutkan Wilayah Kerja (WK) yang dimiliki Pertamina EP masih sangat potensial Dari petroleum system, menurut Doddy Priambodo, Sumatera Utara, Jambi, Jawa maupun Papua memiliki potensi ditemukannya “big fish” temuan besar. Benggala, menjadi contoh bagaimana temuan besar wilayah Sumatera Utara. Jati Asri dan Pondokmulya di wilayah Jawa. Dengan terus melakukan eksplorasi di semua wilayah, ia berharap bisa mendong krak cadangan migas Pertamina. Khusus untuk Papua, selama ini belum digarap serius. Sejauh ini yang baru disentuh hanya di Kawista dan Kuansu. Kedua lapangan ini menjadi pintu masuk untuk membuka wilayah yang lebih luas lagi di bumi Mutiara Hitam ini. Dengan penemuan “big fish” di struktur baru, bisa menambah struktur yang sudah ditemukan sebelumnya. “Sepanjang 2005, sejak Pertamina EP berdiri sampai 2013, kita sudah menemukan sekitar 70 struktur,” ujar Doddy.
Tuntutan dan ekspektasi yang demikian besar memang harus ditopang oleh kehandalan sumber daya manusia. Apalagi di tim eksplorasi diakuinya jumlahnya masih kurang. Untuk menanganai semua wilayah kerja Pertamina EP di seluruh Indonesia, hanya disokong oleh 140 orang. Meski tim nahkodainya terbilang ramping, semua pekerjaan dapat tertangani dengan baik. Doddy mengistilahkan dengan total football, meniru skema permainan sepakbola ala Negeri Kincir Angin Belanda. Selain itu, dukungan dari fungsi lain juga sangat berperan besar. Untuk persoalan pembebasan lahan misalnya, banyak dibantu oleh L&R. SKK Migas sebagai lembaga pengawas kegiatan hulu migas juga tutur serta membantu. Apalagi, saat ini, satau-satunya perusahaan migas di Indonesia yang sedang mengalami tren kenaikan adalah Pertamina. “Kita semua all out. Keberhasilan eksplorasi adalah keberhasilan tim, bukan individu,” tegasnya. Dengan berbekal pengalaman puluhan tahun di eksplorasi, Doddy Priambodo selalu menanamkan jiwa kerjasama kepada bawahannya juga kepada karyawan baru di Pertamina EP. Semangat kerjasama dan kerja keras inilah menjadi ruh yang tertanam kuat di setiap insan Pertamina EP. Dalam banyak kesempatan, Alumnus Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) ini selalu menekankan bahwa tidak ada one man show, tidak ada super man. Kesuksesan eksplorasi selalu ditentukan oleh tim, super tim.
VOLUME 12
TAHUN I
13
L A P O R A N U T A M A
SHIFTING TO GAS
WA H Y U / P E P C H A N N E L
Indonesia menduduki urutan ke-14 sebagai penghasil gas alam tersbesar di dunia. Akan menjadi tumpuan masa depan energi Indonesia.
Exploration & Discovery Project Director PT Pertamina EP, Doddy Priambodo bersama manajemen PT Pertamina EP sedang melakukan diskusi di Di Sumur Eksplorasi PDL-1.
G
A S menjadi masa depan Pertamina EP, menyusul beberapa temuan cadangan gas lumayan besar di beberapa areal eksplorasi. “Play baru bergerak lebih lebih dalam sehingga kita cenderung menemukan gas,” ujar Exploration & Discovery Project Director PT Pertamina EP, Doddy Priambodo kepada Energia PEP. Ia menyebutkan ekplorasi Pertamina EP ke depan mengarah ke gas. “Eksplorasi kita Shifting to gas” Doddy menegaskan. Tentu tanpa melupakan play-play minyak yang masih ada Setelah sumur Benggala, khabar menggembirakan datang dari sumur eksplorasi Pondok Mulya (PDL-1), Jawa Barat. Sumur PDL-1 ini merupakan temuan eksplorasi yang pertama pada semester kedua tahun 2014. VP Eksplorasi PT Pertamina EP, Indra Prasetya menyebutkan, sumur eksplorasi PDL-1 saat ini sudah melakukan pengeboran pada keda14
TAHUN I
VOLUME 12
laman akhir sekitar 3.050 meter, dengan hasil gas yang cukup bagus pada jepitan sekitar 32/64 dengan hasil 8-9 mmscfd dan condensate sekitar 300 barrel kondensat perhari. Selain itu dikatakan oleh Indra bahwa di sumur PDL-1 ini tim ekplorasi menemukan reservoar baru yang begitu tebal untuk ukuran wilayah jawa barat. Ketebalan karboannatnya sekitar 150 meter dengan zona hidro karbon itu sekitar 30-40 meter dengan zona karbonat, “Dalam tes ketiga ini kita mendapatkan jebakan baru, sehingga memberikan peluang eksplorasi lagi kedepan,” ujar Indra. Ketebalan karbonatnya sekitar 150 meter dengan zona hidro karbon itu sekitar 30-40 meter. “itu sangat tebal untuk ukuran di Jawa Barat, Indra menambahkan Seperti juga Benggala, tak menutup kemungkinan Pondok Mulya langsung di-POP. Biasanya POP dilakukan setelah pengeboran sumur delineasi kedua dan ketiga selesai.
Untuk kasus Benggala tekanan eksternal untuk mengalirkan gas dari lapangan Benggala sangat besar. Provinsi Sumatera Utara diambang krisis energi. Listrik kerap mati karena pembangkitnya kurang pasokan gas. Begitupun dengan kalangan industri. Manajemen Pertamina meresponnya dengan mempercepat pengaliran gas agar segera dimanfaatkan masyarakat, Sekarang ini dari satu sumur baru bisa dialirkan 4 MMSCF. Kalau sudah full development, bisa mencapai 6-10 MMSCF per sumur Doddy Priambodo sangat mengaapresiasi temuan anak buahnya. “Eksplorasi kita sudah on the track, “ ujarnya saat melakukan Management Walk Through (MWT) ke sumur eksplorasi Pondok Mulya (PDL-1), pada 8 Agustus lalu.Ia menyebutkan ada beberarap sumur eksplorasi yang sedang running secara bersamaan. Dari lima sumur yang sedang melakuan tes, dua diantaranya sukses menemukan cadangan hidrokarbon. Tak hanya di Pertamina EP, gas akan menjadi tumpuan harapan Indonesia. Menurut Data BP Statistics 2014, Indonesiamasuk top fifteen sebagai penghasil gas alam terbesar di dunia, Indonesia bereda pada urutan 14 di dunia dan kedua terbesar dengan cadangan terbukti mencapai 103,3 triliun kaki kubik dan kedua di Asia setelah. China yang memiliki 115,6 triliun kaki kubik gas alam. Cadangan gas alam terbesar di dunia adalah Iran dengan volume cadangan mencapai 1.192,9 triliun kaki kubik. Posisi kedua disusul oleh Rusia dengan jumlah cadangan gas terbukti sebesar 1.103,6 triliun kaki kubik. Mengacu pada tingkat produksi sekarang, cadangan gas alam Indonesia bisa bertahan untuk jangka waktu 50 tahun. Bandingkan dengan minyak yang memiliki cadangan terbukti saat ini hanya mencapai 4 miliar barel, jika produksi minyak saat ini rata-rata 800.000 barel per hari, maka cadangan terbukti tersebut habis 10 tahun lagi.
Cadangan Gas Terbukti Dunia
K ATA D ATA R E S E A R C H
(triliun kaki kubik)
Indonesia menempati posisi ke-14 sebagai pemilik cadangan gas alam terbesar di dunia. Data BP Statistics 2014 menunjukkan cadangan gas alam terbukti Indonesia mencapai 103,3 triliun kaki kubik (TFC).
Indonesia sebetulnya masih punya potensi cadangan baru yang mencapai 43,7 miliar barel namun masih harus butuh pembuktian dengan eksplorasi atau Dengan EOR dapat dimanfaatkan potensi OOIP (original Oil In Place) yang sebesar 43,7 Miliar Barel untuk diubah sebagian menjadi cadangan terbukti. “Bila 5%-10% saja dapat dimanfaatkan, maka akan ada penambahan cadangan sebesar 4 miliar barel sehingga cadangan naik 100% dari 4 miliar barel menjadi 8 miliar barel,” ung-
kap Sekretaris Satuan Kerja Khusus Migas Gde Pradnyana dalam sebuah diskusi. Artinya jika ada tambahan 4 miliar barel lagi maka cadangan minyak Indonesia bisa bertambah 10 tahun lagi. Gde menambahkan, Indonesia saat ini memiliki 60 cekungan sedimen tersier dimana cekungan tersebut diperkirakan berisi timbunan minyak. Dari 60 cekungan sedimen tersebut saat ini 16 cekungan sudah berproduksi, 9 cekungan sudah ada discoveries
namun dibutuhkan eksplorasi tambahan untuk bisa dikembangkan, 13 cekungan sudah dibor tapi belum ada discovery, dan ada 22 cekungan belum dibor Kendati memiliki cadangan gas yang cukup besar, namun gas alam belum digunakan secara maksimal di Indonesia. Sebagian besar gas alam tersebut dijual ke pasar ekspor. Untuk konsumsi domestik, proporsi pemakaian gas alam hanya mencakup 17 persen dari total kebutuhan energi Indonesia.
VOLUME 12
TAHUN I
15
L I N G K U N G A N
ALARM BAHAYA KEPUNAHAN KEHATI
Oleh: Inspection-HSSE
K
EANEKARAGAMAN hayati, biasa disingkat Kehati tidak terdistribusi secara merata di bumi; Wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya, Jumlah keanekaragaman hayati terus menurun jika semakin jauh dari ekuator. Tentunya Indonesia yang berada di lintas ekuator menjadi surga keanekaragaman hayati., Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat besar, yakni persen dari seluruh jumlah spesies di dunia walaupun hanya memiliki luas wilayah sebesar , persen dari luas. Beberapa spesies menduduki “top five” di dunia, Untuk mamalia , misalnya menduduki urutan kedua di dunia, sekitar 12 % (515 spesies, 39 % endemik). Untuk reptile menjadi juara keempat, sekitar 7,3 % (511 spesies, 150 endemik) dari total spesies reptilia, urutan keempat didunia 16
TAHUN I
VOLUME 12
Indonesia juga sangat kaya dengan spesies burung, menduduki urutan kelima atau sekitar. 17 % (1531 spesies, 397 endemik). Untuk primata Indonesia mendudki uturan keempat dengan 35 spesies primata (urutan keempat, 18 % endemik). Untuk keanekaragaman ikan air tawar , dengan 1400 spesies, Indonesia menduduki urutan ke-3 Tapi kekaayaan itu berangsur susut. Data yang dihimpun dari “red list” menyatakan tujuh jenis flora dan fauna di Indonesia dinyatakan punah, 160 spesies dinyatakan dalam katagori kritis terancam punah dan 175 jenis dikatagorikan terancam punah. Dalam daftar merah itu disebut juga harimau yang diperkirakan populasinya kini hanya sekitar 3.500 ekor. Keberadaan harimau di Asia, termasuk Indonesia, diyakini dalam kondisi sangat terancam karena perburuan liar, konversi lahan, dan pembukaan hutan. Selain itu, 465 jenis dikatagorikan “vurnerable” atau mudah terancam punah dan 20 jenis dikatagorikan terancam dan sangat tergantung pada upaya konservasi.
Tak hanya di Indonesia, ancaman kepunahan keanekaragaman hayati sudah menjadi fenomena global. Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan, banyaknya spesies yang hilang dapat mempengaruhi kondisi kehidupan manusia. Pengembangan wilayah perkotaan, lahan pertanian, dan infrastruktur merupakan alasan utama sulitnya menahan kerusakan keanekaragaman hayati. PBB juga melaporkan, saat ini sistem alami seperti hutan dan lahan basah telah rusak. Proses alami seperti pemurnian udara dan air juga hilang. Menurut hasil penelitian Global Species Assessment (GSA) tahun 2004, sekitar 15.589 spesies yang terdiri dari 7.266 spesies satwa dan 8.323 spesies tumbuhan dan lumut kerak, diperkirakan berada dalam risiko kepunahan. Belum lagi ditambah dengan jenis makhluk hidup lain yang tidak teridentifikasi. S.L. Pimm dalam The Future Of Biodiversity mengemukakan bahwa laju kepunahan spesies saat ini adalah 10 hingga 100 kali lipat dari laju kepunahan alami. Bila tingkat laju kepunahan berlanjut atau terus meningkat, jumlah spesies yang menjadi punah dalam dekade berikut bisa berjumlah jutaan. Sebagian besar orang hanya berpikir hanya spesies mamalia berukuran besar dan burung yang terancam kepunahan, tapi sebenarnya kestabilan seluruh ekosistem menjadi terganggu dengan punahnya spesies kunci pada salah satu rantai makanan. Gangguan atau kerusakan pada berbagai ekosistem yang paling menonjol dan yang menyebabkan komponen
yang menyusun ekosistem, yaitu keanekaragaman varietas (genetic, variety, atau subspecies diversity), keanekaragaman jenis (species diversity) juga ikut terganggu. Akibatnya, terjadilah kepunahan varietas atau jenis hayati yang hidup di dalam ekosistem. Pada akhirnya, baik secara langsung ataupun tidak langsung, manusia yang sangat tergantung pada kelestarian ekosistem tapi berlaku kurang bijaksana terhadap lingkungannya akan merasakan berbagai akibatnya.
Faktor–Faktor Penyebab Kepunahan Jenis: 1. Kerusakan Hutan Kerusakan hutan berperan dalam menurunnya kenekaragaman hayati (spesies). Di Aceh, hampir 30 hektar hutan rusak setiap tahunnya. Total luas hutan di Aceh adalah 3,3 juta hektare atau sekitar 62,7 persen luas total wilayah Aceh. Pembalakan liar dan pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit meruapakan faktor terbesar rusaknya hutan Aceh. Akibat dari rusaknya hutan dan pencemaran lingkungan adalah semakin meningkatnya pemanasan global (global warming) yang berdampak pada perubahan iklim. 2. Perburuan Liar Perburuan liar banyak dilakukan oleh masyarakat,misalnya perburuan burung jalak putih, gajah Sumatra, harimau Sumatra, badak bercula satu, cendrawasih, orang utan, dan lainlain.Perburuan liar lainnya, contoh perburuan ikan di laut yang banyak
menggunakan pukat atau bom, tanpa disadari cara tersebut telah merusak seluruh ekosistem yang ada di sekitarnya. 3. Pertambahan Penduduk Saat ini pertambahan penduduk adalah ancaman terbesar dari masalah lingkungan hidup di Indonesia dan bahkan dunia. Setiap orang memerlukan energi, lahan dan sumber daya yang besar untuk bertahan hidup. Jika populasi bisa bertahan pada taraf yang ideal, maka keseimbangan antara lingkungan dan regenerasi populasi dapat tercapai. Namun kenyataannya populasi bertumbuh lebih cepat dari kemampuan bumi dan lingkungan kita untuk memperbaiki sumber daya yang ada sehingga pada akhirnya kemampuan bumi terlampaui dan berdampak pada kualitas hidup manusia yang rendah. Pada tahun 1960 hingga 1999, populasi bumi berlipat ganda dari 3 milyar menjadi 6 milyar orang. Pada tahun 2000 populasi sudah menjadi 6.1 milyar. PBB memprediksi bahwa populasi dunia pada tahun 2050 akan mencapai antara 7.9 milyar sampai 10.9 milyar. Dapat dibayangkan berapa banyak bahan pangan, lahan untuk pertanian, lahan untuk perumahan, dan barang konsumsi lainnya yang dibutuhkan oleh penduduk.Dengan tingginya laju pertumbuhan populasi, maka jumlah kebutuhan makanan pun meningkat padahal lahan yang ada sangat terbatas.
kannya pupuk kimia dan pestisida yang semakin tak terkendali. Perkembangan teknologi yang pesat, memudahkan orang untuk mengeksploitasi keanekaragaman hayati secara berlebihan. 5. Daya Regenerasi Yang Rendah Banyak hewan yang butuh waktu lama untuk masuk ke tahap berkembang biak, biasa memiliki satu anak perkelahiran, butuh waktu lama untuk merawat anak, sulit untuk kawin, anaknya sulit untuk bertahan hidup hingga dewasa, dan sebagainya. Tumbuhan tertentu pun juga terkadang membutuhkan persyaratan situasi dan kondisi yang langka untuk bisa tumbuh berkembang. Hal tersebut menyulitkan spesies yang memiliki daya regenerasi rendah untuk memperbanyak dirinya secara signifikan. 6. Campur Tangan Manusia Adanya manusia terkadang menjadi malapetaka bagi keseimbangan makhluk hidup di suatu tempat. Manusia kadang untuk mendapatkan sesuatu yang berharga rela membunuh secara membabi buta tanpa memikirkan regenerasi hewan atau tumbuhan tersebut. Gajah misalnya diburu hanya untuk diambil gadingnya, harimau untuk kulitnya, monyet untuk dijadikan binatang peliharaan, dan lain sebagainya. Perubahan areal hutan menjadi pemukiman, pertanian dan perkebunan juga menjadi salah satu penyebab percepatan kepunahan spesies tertentu.
4. Perkembangan Teknologi Semakin maju perkembangan teknologi, banyak cara praktis dan 7. Bencana Alam Besar mudah yang dapat dilakukan, misalAdanya bencana besar seperti nya dalam bidang pertanian, diguna- banjir, kebakaran, tanah longsor, tsu-
VOLUME 12
TAHUN I
17
L I N G K U N G A N
nami, tumbukan meteor, dan lain sebagainya dapat mengakibatkan kepunahan. Didesak Populasi Lain Yang Kuat Kompetisi antar predator seperti macan tutul dengan harimau mampu membuat pesaing yang lemah akan terdesak ke wilayah lain atau bahkan bisa mati kelaparan secara masal yang menyebabkan kepunahan. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat besar, yakni 17 persen dari seluruh jumlah spesies di dunia walaupun hanya memiliki luas wilayah sebesar 1,3 persen dari luas.
Upaya Yang Dapat Dilakukan Untuk Menjaga Kelestarian Flora Dan Fauna Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan. Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna diantaranya adalah:
hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar ya n g d i l a k u k a n manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan: ☛ Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul. ☛ Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang. ☛ Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon. ☛ Menerapkan sistem tebang– tanam dalam kegiatan penebangan hutan. ☛ Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.
nyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara: ☛ Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai. ☛ Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut. ☛ Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan. ☛ Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan. 3. Membuat Suaka Margasatwa Suaka Margasatwa adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada hewan/binatang yang hampir punah, contoh : harimau, komodo, tapir, orangutan, dan lain sebagainya.
4. Membuat Cagar Alam Cagar Alam adalah suatu tempat yang dilindungi baik dari segi tanaman maupun binatang yang hidup di dalamnya yang nanti2. Pelestarian laut dan pantai nya dapat dipergunakan untuk berba1. Pelestarian hutan Seperti halnya hutan, laut juga se- gai keperluan dimasa kini dan masa Eksploitasi hutan yang terus bagai sumber daya alam potensial. mendatang, contoh : cagar alam ujung menerus berlangsung sejak dahulu Kerusakan biota laut dan pantai ba- kulon, cagar alam way kambas, dsb. 18
TAHUN I
VOLUME 12
Upaya Perlindungan Keanekaragaman Hayati PT Pertamina EP Selaras dengan komitmen perusahaan untuk menjalankan operasi yang ramah lingkungan dan menciptakan hubungan harmonis dengan stakeholder dan lingkungan sekitarnya, PT Pertamina EP turut berperan dalam upaya perlindungan keanekaragaman Hayati di wilayah operasinya. Beberapa upaya perlindungan keanekaragaman Hayati yang telah dilaksanakan di wilayah operasi PT Pertamina EP antara lain adalah : No
Field
Kegiatan
5. Perlindungan Hutan Perlindungan hutan adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada hutan agar tetap terjaga darikerusakan, contoh : hutan lindung, hutan wisata, hutan buru, dan lain sebagainya.
1
Rantau
Studi keanekaragaman hayati burung, orang utan, karts, ekosistem hutan tropis dan mangrove serta DAS Taman Wisata Sibolangit dan Taman Hutan Raya Sibolangit; konservasi orang utan, pelestarian satwa tuntong laut (kura-kura).
2
Pangkalan Susu
Konservasi ekosistem mangrove.
3
Jambi
Pemantauan keanekaragaman Hayati, menjaga dan merawat keasrian area konservasi Bajubang, rencana kerja sama dengan instansi terkait perihal konservasi suaka marga satwa dan cagar alam.
6. Membuat Taman Nasional Taman Nasional adalah perlindungan yang diberikan kepada suatu daerah yang luas yang meliputi sarana dan prasarana pariwisata di dalamnya, contoh : Ta m a n N a s i o n a l Lorentz, Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kutai, dan lain-lain.
4
Lirik
Pembangunan hutan mangrove jenis pidada, bakau yang diharapkan dapat menjadi tempat ecowisata.
5
Prabumulih
Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS), Nursery dan penanaman jenis tanaman langka.
6
Pendopo
Program penanaman jenis tanaman umum seperti mahoni, sangon, kapuk, dll; dan jenis tanaman langka seperti bawang, bambang lanang, tembesu dan bungur.
7
Limau
Penanaman beberapa jenis tanaman di cluster-cluster lokasi Kerja, seperti : jati solomon, mahoni, meranti, sungkal, perupuk, trembesi, dll.
8
Adera
Program pengelolaan sumberdaya hayati yang dibagi dalam tiga zona dan tipe ekosistem yaitu (1) ekosistem vegetasi buatan di sekitar perkantoran dan perumahan; (2) ekosistem rehabilitasi kawasan penggalian dan (3) ekosistem sumur tua dengan penanaman jenis acacia, bayur, pulai, karet, kelapa sawit.
9
Subang
Konservasi hutan dengan penanaman jenis-jenis tanaman ki tambleg, kenari, lame, wuni, tanaman buah-buahan khas Subang, meranti Jawa, kayu manis, pulai pudak, salam; Konservasi owa Jawa.
10
Tambun
Pembangunan hutan mangrove
11
Jatibarang
Pelestarian flora di TN Gunung Ciremai jenis ambit, caruy, huni, huru, peutag, puspa, dll.
12
Cepu
Pelestarian rusa jawa (Cervus Timorensis), pelestarian mangrove, dan program menanam dan menulis
13
Tanjung
Budi daya tanaman langka, endemik; budi daya tanaman sayur dan buah dengan teknologi hidroponik; penangkaran rusa sambar; optimalisasi luas lokasi sumur; pengembangan area hijau komplek perkantoran dan perumahan.
14
Sangatta
Konservasi orangutan, penanaman tanaman jenis ulin, meranti, mahoni, trembesi, glodok, dll
15
Sangasanga
Program Penghijauan dan Rehabilitasi area bekas penambangan batubara dengan melakukan reboisasi jenis ulin (Eusideroxylon zwageri) danbibit lai (Durio Kutejensis).
16
Tarakan
Pelestarian kawasan mangrove, perbaikan habitat bekantan.
17
Bunyu
Konservasi ekosistem mangrove jenis bakau, api-api dan parepat.
18
Papua
Penanaman tanaman langka kopal keruling, penghijauan lahan gundul, penanaman mangrove, penghijauan kota, penanaman tanaman obat dan tanaman hias, penangkaran buaya.
Taman Laut Taman Laut adalah suatu laut yang dilindungi oleh undang-undang sebagai teknik upaya melindungi kelestariannya dengan bentuk cagar alam, suaka marga satwa, taman wisata, dsb, contoh : Taman Laut Bunaken, Taman Laut Taka B o n e ra te , Ta m a n L a u t S e l a t Pantar, Taman Taut Togean, dan lain-lain. Kebun Binatang Kebun Binatang adalah suatu perlindungan lokasi yang dijadikan sebagai tempat obyek penelitian atau objek wisata yang memiliki koleksi flora dan atau fauna yang masih hidup.
VOLUME 12
TAHUN I
19
H
S
S
E
JANGAN RUSAK TKP Oleh: Juing K.R. dan Yurisandra (HSSE-Security)
T
INDAKAN Pertama Te m p a t K e j a d i a n Perkara merupakan suatu kegiatan yang harus dilaksanakan setiap orang yang pertama kali melihat secara langsung suatu kejadian. Yang bersangkutan harus segera mengamankan korban, saksi, barang bukti(BB), dan tempat kejadian perkara(TKP) sampai petugas yang berwenang datang dan melaksanakan Olah TKP guna melakukan penyidikan lebih lanjut Bila kita (pekerja atau pekarya) di luar fungsi Security dalam pelaksanaan tugas sehari-hari menemukan adanya kejadian tindak pidana berupa. kehilangan aset perusahaan yang disebabkan oleh ulah orangorang yang tidak bertanggung jawab harus bertindak cermat dalam menghadapi kondisi tersebut Dalam proses penyelidikan terkait kehilangan aset tersebut sering dijumpai fakta bahwa proses penyelidikan dari aparat keamanan tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya disebabkan terjadinya kerusakan atau perubahan bentuk dari lokasi terjadinya kehilangan asset tersebut. Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP) merupakan salah satu kunci pengungkapan kasus kehilangan aset perusahaan akibat Pencurian ataupun penggelapan. Tindakan pertama di Tempat Kejadian Perkara (TPTKP) merupakan tindakan segera setelah terjadinya tindakan Pidana untuk menolong masyarakat guna mengamankan dan menutup tempat kejadian. Siapapun kita baik Pekerja maupun Pekarya bila menemukan terjadinya kehilangan asset diharapkan 20
TAHUN I
VOLUME 12
untuk tidak melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan perubahan bentuk Tempat Kejadian Perkara(TKP) tersebut, Misalnya ada pencurian pipa yang dilakukan oleh orang yang tidak dikenal dengan cara memotong pipa, Yang pertama sekali menemukan hal tersebut segera mengecek kehilangan pipa tersebut dengan memegang di tempat potongan pipa tersebut hal ini dapat menyebabkan rusak atau hilangnya sidik jari di potongan pipa apakah korban masih dalam keadaan hidup atau sudah meninggal dunia, tersebut. Bila masih hidupl akukan pertolongan sesuai PPPK dan segera evakuasi kerumah sakit terdekat untuk menyelamatkan jiwa korban ke rumah sakit terdekat. Namun bila korban sudah meninggal dunia maka jangan sekali sekali merubah posisi dan beri tanda dimana korban tersebut berada. Setelah korban berhasil dievakuasi maka selanjutnyakita mengamankan TempatKejadianPerkara(TKP) dari masuknya orang-orang yang tidak berkepentingan atau mengamankan lokasiTempatKejadianPerkara (TKP) tersebut selama petugas Security belum tiba di lokasi tersebut. Mengamankan lokasi dalam pengertian mencegah dari terjadinya perubahan bentuk, baik itu dari rusak atau hilangnya Barang Bukti ataupun dari rusak atauhilangnya jejak bila ada di lokasi tersebut. bila petugas security telah tiba, Segera hubungi petugas security yang terdekat dengan lokasi terjadi- pengamanan terhad ap lokasi nya tindak pidana pencurian tersebut Tempat Kejadian Perkara diserahataupun menghubungi Pekerja fungsi kan ke yang bersangkutan.. Petugas Security untuk melaporkan tentang segera menyisir daerah sekitar loterjadinya tindak pidana tersebut. kasi untuk memastikan tidak ada Apabila di lokasi tempat terjadinya ke- Pelaku yang bersembunyi di sekitar hilangan aset tersebut ditemukan lokasi tersebut, bila mendapati adaadanya korban jiwa akibat tindakan nya Pelaku maka segera lakukan pepelaku pencurian maka segera cek nangkapan dan membawa pelaku ke
Pemahaman terhadap langkahlangkah yang diambil bila kita merupakan orang pertama yang tiba di lokasi tindak pidana ini perlu kita (pekerja atau ekarya) pahami agar kita tidak salah mengambil tindakan yang justru mengakibatkan rusaknya TKP.
P O L R I . G O. I D
pos security terdekat untuk dilakukan BAP singkat. Selanjutnya petugas security yang masih berada di lokasi, pasang security line dan lakukan pengumpulan bahan keterangan(Pulbaket) yang diperoleh berdasarkan hasil penyelidikan dengan mencari saksi yang melihat terjadinya kehilangan aset tersebut ataupun melihat adanya orang yang mencurigakan pada lokasi tempat terjadinya kehilangan asset tersebut. Petugas Security yang lain yang berada di lokasi melakukan penggambaran Sket terhadap lokasi tersebut. Security melakukan proses BAP di lapangan untuk mencatat semua bahan keterangan yang diperoleh di lokasi kejadian maupun berdasarkan informasi yang diberikan saksi yang
melihat terjadinya pencurian asset tersebut termasuk asset apa yang hilang termasuk mencatat identitas saksi. Bila proses tersebut telah selesai, maka Security beserta Pekerja atau Pekarya yang menemukan terjadinya kehilangan asset akibat pencurian oleh orang yang tidak dikenal tersebut, atau bila diketemukan Pelaku maka Pelaku juga dibawa kekantor Kepolisian untuk membuat Laporan Kepolisian terkait terjadinya kehilangan asset tersebut kepihak aparat Keamanan dalam hal ini Kepolisian. Proses penyelidikan selanjutnya di tangani oleh pihak aparat keamanan yaitu Kepolisian. Pemahaman terhadap langkahlangkah yang diambil bila kita meru-
pakan orang pertama yang tiba di lokasi tindak pidana ini perlu kita (Pekerja atau Pekarya) pahami agar kita tidak salah mengambil tindakan yang justru mengakibatkan rusaknya Tempat Kejadian Perkara sehingga justru mengganggu jalannya proses penyelidikan yang akan dilakukan oleh aparat Keamanan. Proses Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP) ini menjadi penting untuk kita ketahui bersama yaitu Pekerja atau Pekarya sehingga bila proses ini bisa berjalan sebagaimana mestinya maka akan sangat membantu proses pengungkapan kasus terjadinya kehilangan asset perusahaan. Keamanan merupakan tanggung jawab kita bersama.
VOLUME 12
TAHUN I
21
I N S P I R A S I
S
F OTO - F OTO : TATA N A G U S R S T
Kisah seorang lelaki tua yang berupaya keras menjadikan lingkungan sekitarnya melek pengetahuan dengan tradisi membaca.
F OTO - F OTO : H E N D I J O
PEJUANG DARI GUNUNG HEJO
22
TAHUN I
VOLUME 12
UATU hari di Desa Gunung Hejo, Purwakarta. Desau angin menyapa rimbunan pohon karet. Suaranya gemerisik, ditingkahi bunyi riang beberapa bocah yang tengah bermain petak umpet. Tak jauh dari bocah-bocah itu, di sebuah rumah sederhana, Djudju Djunaedi () tengah sibuk memasukan beberapa majalah dan buku bekas ke tas kain sandang yang berwarna hitam lusuh. Usai membenahi barang-barang tersebut, ia lantas meraih topi bisbolnya dan mengenakan sepasang sepatu usang berwarna hitam. Setelah pamit kepada sang istri, Heni Saeni, lelaki itu bergegas keluar dan dengan langkah pasti memulai aktivitas mulianya: mengajak orang-orang kampung untuk membaca. Begitulah kiprah Bah Udju (panggilan akrab orang Gunung Hejo kepada
Djudju Djunaedi) dalam mengisi hariharinya. Laiknya petugas perpustakaan keliling profesional, Abah Udju tanpa mengenal rasa lelah terus mengajak orang-orang kampung di Gunung Hejo dan sekitarnya untuk mencintai buku dan gandrung membaca. Apa yang menyebabkan ia bersikeras melaksanakan aktivitasnya yang pernah dicibir orang sebagai “perbuatan aneh dan gila” itu? “Saya hanya ingin menularkan manfaat membaca buku yang saya rasakan kepada orang-orang di sini,” katanya lugu.
Berawal dari Rengekan Anak BAH UDJU memang sudah lama mencintai hobi membaca. Persinggungannya dengan buku dan majalah berawal sejak 1983. Kala itu anak sulungnya yang bernama Edi Rochman selalu merengek minta dibelikan benda-benda itu. “Anak saya suka sekali majalah otomotif dan bacaan anak-anak,” kenang ayah dari tiga putra itu.
Kendati hanya seorang karyawan kecil di perkebunan milik pemerintah, demi sayangnya kepada sang anak, Si Abah lantas meluluskan permintaan itu. Alih-alih merasa cukup dengan satu dua buku dan majalah, tiap minggu Edi kecil malah semakin rutin meminta dibelikan benda-benda tersebut. Bah Udju tak lantas berang dan memarahi sang anak. Tak jarang untuk menyenangkan sang anak, ia malah rela pinjam uang sana sini. “Saya pikir tidak apa-apa, toh itu positif dan memang saya secara pribadi juga hobi membaca,” kata pensiunan pegawai PTPN 8 Cikumpay Afdeling Gunung Hejo tersebut. Dari hari ke hari, majalah dan buku yang dibelinya kian bertambah. Hingga 1988, sudah sekitar 200 majalah dan buku menumpuk di rumahnya. Meskipun demikian, dia belum memiliki rencana apapun. Sampai suatu hari, beberapa anak yang menjadi murid mengaji sang istri meminjamnya. Selain untuk dibaca, “Ada
yang disuruh gurunya untuk membuat kliping,” ujarnya. Ia merasa senang saja melihat minat anak-anak itu dan tak terbetik sedikit pun di hatinya untuk membatasi anak-anak lain ikut membaca koleksi buku dan majalah miliknya. Bahkan khusus untuk membuat kliping, kadang dia memberikan bahan-bahannya itu secara gratis. “Mau diapakan majalah itu, asal berguna, mangga wae (silakan saja),” kata Bah Udju. Masalahnya, tiap hari anak-anak yang berminat membaca jumlahnya semakin meningkat, sedangkan jumlah bahan bacaan sangat terbatas. Menyaksikan itu, Djuju mendapat ide untuk mengirim surat ke beberapa media nasional. Isinya meminta para pembaca untuk menyumbangkan majalah-majalah bekas dan buku ke perpustakaannya. Gayung bersambut. Tak lama kemudian, sumbangan dari berbagai penjuru mengalir deras ke rumahnya. Hampir tiap minggu, kiriman majalah dan buku tiba sampai angka ratusan.
VOLUME 12
TAHUN I
23
I N S P I R A S I
Mendirikan Perpustakaan Saba Desa SIANG malam Djudju memikirkan cara yang efektif untuk mengelola bahan-bahan bacaan itu. Hingga akhirnya sampailah ia pada sebuah keputusan untuk mendirikan perpustakaan. Persoalan muncul saat peminat yang datang hanya anak-anak semata. Padahal, ia pun menginginkan orang-orang dewasa (terutama anak muda) untuk aktif membaca. Lantas, terbetiklah “ilham” untuk menyebarkan sendiri majalah dan buku tersebut. Caranya? “Saya datangi orang kampung, saya tawari dari rumah ke rumah,” ujarnya mantap. Maka jadilah dia petugas keliling perpustakaan Saba Desa (artinya: keliling desa). Sepulang kerja, berjalan kaki dia menyusuri pelosok beberapa kampung, menawari orang-orang untuk membaca majalah dan buku. Pada mulanya, orang-orang kampung bersikap sinis terhadap aksinya itu. Bahkan salah satu tetangganya pernah menolak tawaran Bah Udju untuk membaca sambil berkata: “Ngapain baca buku dan majalah? Kayak orang gedean aja.” Tapi bukanlah Bah Udju jika lantas berkecil hati menghadapi penolakan seperti itu. Dengan berbagai cara, ia terus berupaya menjadikan orang-orang tertarik untuk membaca. Di antaranya dengan menawarkan berbagai majalah perempuan yang memuat berbagai resep makanan kepada para ibu dan memperlihatkan buku-buku cerita bergambar kepada para bocah. Hasilnya, langganan Bah Udju pun makin bertambah.
F OTO - F OTO : H E N D I J O
Saat itu jumlah majalah dan buku yang ada sudah mencapai angka sepuluh ribuan eksemplar. Dia sampai bingung sendiri, “Bagaimana caranya amanah ini disampaikan ke masyarakat?”
saat ia dirampok sekelompok preman kampung. Ceritanya, suatu sore di tahun 1996. Saat itu hujan turun, dan dia berteduh di sebuah warung yang di dalamnya ada banyak pemuda. Beberapa jam kemudian, begitu hujan reda, ia pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Namun baru saja berjalan sekitar 100 meter dua pemuda besepeda motor memepet Udju. “Pak, minta rokok?!” hardik salah seorang dari pemuda tersebut. Bah Udju berusaha tenang. Sambil berkata lembut, ia menyatakan bahwa dirinya tidak merokok. “Kalau begitu, saya minta uang!” kata pemuda yang satunya lagi dalam nada kasar. Tidak ingin berpanjang mulut, Bah Udju lalu memberikan uang Rp 5.000 kepada mereka. “Masa cuma segini?!” Ditanya demikian, Bah Udju coba menjelaskan bahwa ia hanya punya uang Rp 6.500. Alih-alih merasa iba, para pemuda itu justru dengan kasar merebut buntalan kain yang dibawa Udju sambil langsung melarikan sepeda motornya. Diperlakukan seperti itu, Bah Udju tidak coba melawan. Ia pasrah. Di tengah sisa asap knalpot sepeda motor yang meludahi udara sekitarnya, ia hanya bisa berdoa dalam hati semoga Tuhan melindunginya. “Saya putuskan Dirampok Preman untuk pulang saja ke rumah saat itu,” Kampung kenangnya. SELAMA berkeliling, banyak kejadian Setelah sekitar 30 meter berjalan unik yang dialami Bah Udju. Termasuk dari tempat kejadian, betapa terkejut24
TAHUN I
VOLUME 12
nya Bah Udju saat melihat buntelan yang tadi dirampas para pemuda tersebut ada di pinggir jalan dalam kondisi isinya sudah berserakan. “Rupanya mereka membuangnya karena isi buntalan itu bukan barang berharga di mata mereka, tapi hanya buku dan majalah bekas,” ujar Bah Udju seraya tersenyum. Kendati sebagian buku tersebut basah karena air hujan yang menggenang di jalanan, Udju tetap tak tega untuk mengacuhkannya. Dengan hatihati, ia pun memunguti satu persatu buku-buku yang berserakan itu dan kembali membawanya pulang. “Bukubuku itu ibarat hidup saya, jadi harus saya rawat sebaik mungkin,” katanya. Saat mengedarkan buku dan majalah bekasnya, Bah Udju tidak pernah menetapkan tarif resmi. Berapapun dibayar dia selalu menerimanya. Namun, menurutnya, kebanyakan buku dan majalahnya dipinjamkan secara gratis. “Teu nanaon, yang penting mereka mau baca, saya udah senang,” katanya polos. Lalu dari mana ia menghidupi dirinya dan keluarganya? Selain dari uang pensiunannya yang hanya Rp250.000/ bulan, Bah Udju hanya mengandalkan pemberian dari para langganannya.” Ya tiap harinya, alhamdulillah selalu cukup buat hidup saya dan keluarga. Kadang hanya mendapatkan Rp 20.000,- atau Rp 30.000 atau malah hanya Rp 5.000,” ungkapnya seraya tersenyum.
Soal rezeki ini, Bah Udju benarbenar pasrah kepada ketentuanNya. Pun saat anak-anaknya menyarankan ia untuk menentukan tarif penyewaan buku, Bah Udju langsung menolaknya. Ia enggan melakukan itu sebab yakin tanggung jawab kerjanya adalah langsung kepada Tuhan. Karena itu, dia tidak ingin menyianyiakan tanggungjawab tersebut dengan menangguk keuntungan pribadi dari kegiatan yang dicintainya. Sri Lestari (41), salah seorang pelanggannya, menjadi saksi keteguhan tekad Bah Udju. Menurut ibu muda itu, Djudju melakukan kerjanya seolah tanpa mengenal kata lelah, “Mau hujan lebat, panas terik, dia mah terus nawarin buku dan majalah sampai ke pelosok kampung-kampung,” ujar staf umum di balai desa Linggarsari tersebut. Soal keuletan itu juga diakui oleh Tutang Hendra (46). Lelaki yang sejak muda sudah menjadi pelanggan Bah Udju itu kadang merasa malu dan
kagum kepada semangat Bah Udju. ”Saya kadang ngenes kalau melihat beliau datang ke sini dengan kondisi basah kuyup atau bermandikan keringat,” ujar lelaki yang saat ini menjabat Kepala Sekolah SD Linggarsari I itu. Walau hidupnya terhitung sangat sederhana, Bah Udju pantang minta dikasihani. Selain keikhlasan dan kejujurannya, masyarakat Kecamatan Darangdan pun mengenal lelaki sepuh ini sebagai pribadi yang memiliki tekad kuat mencapai keinginan mulianya. Untuk cita-citanya itu, tak jarang Bah Udju harus pulang hampir tengah malam. Dengan sepatu usang, baju lusuh dan tas bututnya, ia menyusuri hari-hari dalam sebuah pengabdian yang tak berbatas, “Saya begini karena saya ingin masyarakat di sini pintar dan hobi membaca,” katanya sambil tersenyum tulus. Belakangan ini, Bah Udju berkeliling hanya seminggu dua kali. Bukan karena ia sudah merasa malas dan tak
bersemangat lagi, namun tak lebih karena bahan-bahan bacaan yang ia punya sudah habis terbaca para pelanggannya. “Yang saya butuhkan sekarang adalah buku-buku novel dan cerita buat anak-anak karena banyak peminatnya,” ungkapnya. Rimbunan pohon karet mengepung sebuah rumah sederhana di Desa Gunung Hejo, Purwakarta. Di bagian depan rumah yang dipenuhi tanaman obat dan sayur mayur itu, ribuan buku dan majalah tergeletak, sebagian sudah ditata rapi di dua rak buku. Kendati hanya barang-barang bekas, buku-buku dan majalah-majalah itu adalah saksi bisu upaya mulia dari seorang pejuang tua. HENDIJO Catatan dari Redaksi: Jika ada kawan-kawan yang berkenan menyumbangkan apapun, terutama buku-buku novel dan cerita anak-anak, silakan kirim ke alamat ini: Bapak Djudju Djunaedi (Abah Udju) d/a Perpustakaan Saba Desa RT 10/ RW 03 Desa Gunung Hejo, Darangdan, Purwakarta.
VOLUME 12
TAHUN I
25
W A W A N C A R A
Doddy Priambodo EXPLOR ATION & DISCOVERY PROJECT DIRECTOR PT PERTAMINA EP
CARI MINYAK MAKIN SULIT
26
TAHUN I VOLUME 12
TATA N AG U S R S T
D
ALAM jagat eksplorasi Indonesia, nama Prof DR R.P. Koesoemadinata disebut dengan penuh takjub dan takzim. Pengalaman dan pengetahuan Ketua IAGI periode - berada pada level tertinggi. “Pak Profesor dua kali seminggu buka praktek di EP,” ujar ujar Exploration & Discovery Project Director PT Pertamina EP, Doddy Priambodo. Pada kesempatan itu semua orang boleh menghadap, menanyakan setiap problem subsurface yang sedang dihadapi. Siapa pun bisa berkonsultasi, termasuk para fresh graduate yang baru bergabung. Selain mendatangkan Profesor Koesoemadinata, Pertamina EP juga merekrut para ahli yang sudah malang melintang di sunia ekplorasi. “Barubaru ini ada delapan expert baru yang kita rekrut” ujar Doddy. Semua itu dilakukan agar minyak dan gas yang tersembunyi di dalam perut bumi bisa ditemukan. “Dari ke hari mencari itu minyak itu semakin sulit. Kita hanya ingin memastikan setidaknya dari alurnya sudah kita lakukan dengan benar,” Doddy menegaskan. Dengan upaya mendatangkan “para begawan” geologi, plus kerja keras para eksplorist Pertamina EP yang tak kenal lelah, Anak Usaha Pertamina ini terus membukukan temuan penting. Sebut saja, Benggala, Jati Asri, dan yang terakhir temuan di Pondok Mulya. Bagaimana kinerja Eksplorasi? Kalau mengikuti RJPP, pertumbuhan sekitar 6% atau kalau diangkakan penemuan cadangan tahun ini harus dua kali dari total produksi. Tapi kalau berbicara aspirasi 2025 maka dua kali tidak cukup. Penemuan eksplorasi harus lebih, sekitar tiga sampai empat kali produksi 3-4 Nah. Jangankan bicara aspiasi 2025, memenuhi target RJPP saja tidak mudah, Mencari minyak sekarang makin susah, baik subsurface maupun perasional yang berhubungan dengan prizinan. Sedangkan dari subsurface, kita harus menghadapi
risiko yang berbeda dari biasanya karena harus mene mukan play-play baru. Alhamdulillah, dengan kerja keras semua, kalau mengacu ke RJPP sudah terpenuhi. saat ini kita sudah mencapai dua lebih sedikit Tapi kalau acuannya, aspirasi 2025 kita harus bekerja lebih keras lagi. Teman-teman ekplorasi harus mencari play-play baru yang besar, minimal cadangannya 10-20 MMBOE. Inilah yang menjadi challenge teman-teman Dar semua WK yang dimiliki Pertamina, di daerah mana lagi yang potensial. Kalau melihat petroleum system Sumatera Utara, Jambi, Jawa dan Irian berpotensi untuk temuantemuan besar. Di Sumatera Utara karena kita lama tak melakukan ekplorasi, peluangnya besar. Begitu eksplorasi dilakukan langsung ketemu Benggala. Di Jawa, setelah Jati Asri kita menemukan gas yang lumayan besar di Pondok Mulya, cadangannya kurang lebih 10 MMBOE terambil kalau di tempatnya bisa sampai empat kali. Kita berharap eksplorasi Sumatera Utara dan Irian bisa mendongkrak cadangan kita. Apakah Pondok Mulya akan langsung POP seperti di Benggala dan Jati Asri? Trennya memang begitu. Tapi kita harus bicarakan dulu dengan Asset dan SKK Migas Bagaimana dengan Irian? Selama ini belum kita garap serius. Kita baru akan lakukan sekarang di Kawista dan Kuansu. Ini menjadi pintu masuk untuk membuka area yang lebih besar. Mudah-mudahan kita menemukan “big fish” di struktur baru untuk menambah sutruktur yang sudah ditemukan sebelumnya. Sepanjang 2005, sejak Pertamina EP berdiri sampai 2013, kita sudah menemuakan sekitar 70 struktur. Tren penemuan ekplorasi lebih ke gas dibandingkan minyak? Play baru bergerak lebih dalam, migas cenderung ke dalam membuat kita cenderung menemukan gas.
VOLUME VOLUME 1212 TAHUN TAHUNII
27
W A W A N C A R A
F OTO - F OTO : TATA N A G U S R S T
Sabang-Merauke Dibandingkan dengan perusahaan migas, personalia Pertamina EP memang sangat ramping. Misalnya ONWJ yang wilayahnya hanya di Jawa Barat, untuk tenaga Geofisika-nya saja ada sekitar 16 orang. Tapi sejauh ini, semua pekerjaaan tertangani. Semua total football, termasuk Fungsi lain. Pembebasan lahan, misalnya kita dibantu Fungsi L&R. SKK Migas juga sangat memback-up kita. Selain sama-sama dimiliki negara, satu-satunya perusahaan minyak yang trennya naik ya Pertamina. Kita semua all out. Keberhasilan eksplorasi adalah keber-
Indonesia Timur Indonesia yang paling kaya dengan gas. Eksplorasi sedikit demi sedikit mengarah ke sana, shifting to gas. Tetapi tidak melupakan play-play minyak yang masih ada seperti di Jawa. Biaya memang lebih mahal, tapi mana ada bisnis migas yang murah. Target pengeboran tahun ini berapa? Dari target dua belas pengeboran. dua tidak terlaksana. Penyebabnya overlap dengan perusahaan batubara. Secara prinsip sudah dicapai kesepakatan. Cuma, kita harus memotong topografi untuk jalan sehingga tidak terganggu hilir mudik batubara. Kita masih hitung karena cost-nya ternyata mahal. Satu lagi sedikit terhambat karena berada di hutan taman produksi. Sebentar lagi rampung. Urusan dengan pemerintah lebih gampang dibandingkan dengan swasta. Pertengahan tahun, kita mengusulkan penambahan lima pegeboran baru. Yang sudah pasti terlaksana dua buah. Jadi minimal tahun ini sama dengan target semula, yakni 12 pengeboran. Bagaimana dengan rencana survey 3D? Rencananya tahun sekitar 2.000 km2. Masih di Sumatera dan Jawa, 28
TAHUN TAHUNII VOLUME VOLUME 1212
Insya Allah tim kita strong, Dari sisi scientific, keputusan daerah mana yang harus dibor bisa dipertangungjawabkan. Minimal flownya benar. baru tahun depan kita mulai melakukan 3D di Irian, pokoknya kita buka dari Sabang Sampai Merauke. Kita masih di Sumatera dan Jawa. Tahun depan Kuansua, Kamudan, Selawatyi, Bintuni, buka dari Sabang sampai Marauke. Rencananya tahun ini 2000 km2. Mudah-mudahan bisa mendongkrak, cadangan kita. Dengan pekerjaaan yang semakin banyak SDM gak masalah? Dari sisi jumlah sebenarnya sangat kurang. Karyawan di bagian eksplorasi itu hanya 140 orang untuk mengurusi wilayah dari
hasilan tim, bukan individu. Tantangan Eksplorasi apa? Tantangan utama dari sisi perizinan. Kalau tantangan subsurface bisa diselesaikan dengan pengetahuan dan pengalaman. Untuk memperkuat ekplorasi, beberapa senior yang mumpuni kita tarik, termasuk minta bantuan Profesor Koesoemadinata yang dua minggu sekali rutin datang ke EP. Dengan beliau, kita berdiskusi dari pagi sampai sore. Insya Allah tim kita strong, Dari sisi scientific, keputusan daerah
MENJAGA KERJASAMA TIM
D mana yang harus dibor bisa dipertangungjawabkan. Minimal flow-nya benar. Sukses rasio EP berapa? Sekitar 70% sampai 80%. Sebagian mencibir, sukses rasio besar karena EP bermain di in between field. Kita juga menyadari itu. Tapi gimana lagi, selama potensinya masih ada. Ke depan untuk menemukan play-play baru, tentunya kita pun siap untuk eksplorasi di lokasi-lokasi yang masih perawan. Termasuk di offshore. Risikonya, sukses rasio akan turun. Tapi kita harapkan terkompensasi oleh temuan-temuan baru. Hanya dengan begitu perusahaan bisa terus tumbuh. Dari sisi kompetensi, sudah siap eksplorasi di offshore? Sebetulnya sama saja dengan ekplorasi di onshore, cuma materialnya yang lebih spresifik. Kita juga punya pengalaman untuk bermain di offshore, seperti X-Ray di Indramayu. Tahun 2016, kita akan mulai eksplorasi di offshore, di Gelagah Kambuna. Ini sebelumnya wilayah TAC Salamander yang setelah terminasi, kita kelola sendiri. Potensinya masih besar terutama di lapisan yang lebih dalam.
ODDY PRIAMBODO sudah puluhan tahun berkarir di ekplorasi. Dari perjalanannya yang panjang itu, dia bisa menyimpulkan eksplorasi hanya akan sukses jika tim solid. “Untuk eksplorasi gak ada individu, gak ada jagoan sendiri,” ujarnya. Semangat kerjasama itu terus dipupuk sejak mereka masuk Pertamina EP. “Kita tak beda-bedakan perempuan atau laki-laki. Semua kita perlakukan sama,” Dari sekitar karyawan ekplorasi, di antaranya perempuan. Untuk sampai pada tahap “siap pakai”, menurut Doddy, berdasarkan pengalamannya dibutuhkan sekitar empat tahun. “Tapi sekarang mungkin bisa lebih cepat. Anak-anak sekarang kan pintar,” ujar Doddy. Kalau basic knowledge-nya kuat, skill bisa dengan mudah diasah. Sekadar contoh dari lima belas fresh graduate, semuanya ber-IPK di atas 3,5. Bahkan ada yang 4 dari skala empat. Untuk sampai pada tahap matang, ada delapan keahlian yang harus dimiliki seorang eksplorist, Tiap keahlian itu punya cabang lagi sendirisendiri. Perusahaan menyiapkan berbagai kursus untuk diikuti karyawan agar mencapai level yang diinginkan. “Tinggal sekarang karyawannya mau tidak. Kalau tidak, ya harus siap kalau ketinggalan gerbong,” Doddy menambahkan.
Ia menyadari selalu ada kemungkinan karyawan yang sudah dididik dibajak perusahaan lain. “Ya kita usahakan bagaimana mereka senyaman mungkin di sini,” ujar Doddy. Barangkali karena itulah, ia tak pernah rewel jika karyawannya membuat berbagai komunitas hobi. Malah kegiatan tersebut difasilitasi perusahaan, mulai dari klub fotografi, bowling sampai futsal. “Dulu saat masih di Lantai 22 malah ada klub Tamiya. Lengkap dengan track-nya,” kata Doddy. Kini bagian Explorasi menempati Lantai 17. Pertamina EP juga membuka dual career path, jalur struktural dan profesional. Dulu salah satu yang memicu kepindahan itu di level senior karena merasa mentok karir. Jabatan direktur sangat terbatas, paling hanya beberapa orang. “Sekarang di jalur profesional dibuka sampai selevel direktur,” ujar Doddy Segala ikhtiar untuk mengamankan SDM, menurut Doddy, cukup berhasil. Setidaknya dari sedikitnya karyawan yang keluar pindah ke perusahaan lain. Yang sudah terlanjur ke luar malah kerap menelpon untuk melepas kangen. “Katanya, di sini lebih guyub,” ujar Doddy ngakak. Dengan susasana guyub itu, Bagian Eksplorasi menatap masa depan dengan optiimistis. “Kita targetkan pada 2025 seluruh area sudah well explore,” Doddy menegaskan.
VOLUME VOLUME 1212 TAHUN TAHUNII
29
R
A
N
A
Di sebuah Terminal Bekas Foto: Hari Maulana Naskah: Tatan Agus RST
S
EPASANG mata memandang di sebuah jeruji besi, bertanya, lalu tertawa lepas setelah lawan bicaranya menjawab, sekilas tak ada yang berbeda dari adegan itu, tapi bila disimak itulah dialog antara musik dan lagu yang tidak beiringan, itulah pemandangan di Yayasan Keris Nangtung. Seperti tercermin pada namanya --Keris Nangtung-dalam bahasa Sunda berarti Keris Berdiri, tentu bukan urusan mudah membuat keris itu bisa tegak berdiri, tak hanya menuntut kemampuan tingkat tinggi seorang mpu pembuat keris, dan hanya seorang pendekar sakti lah yang bisa melakukannya. Tapi itu yang coba dilakukan di sebuah bangunan di bekas terminal Cilembang, Tasikmalaya, Jawa Barat. Di 30
TAHUN I VOLUME 12
tempat ini para penderita kelainan jiwa yang selama ini berkeliaran di jalan-jalan, bebas, tak ada yang mengurusnya, diboyong dan ditampung di yayasan Keris Nangtung. Mereka “diobati” dengan dimulai dimandikan, bahkan kalau perlu dirantai kedua kakinya agar bisa diisolir dan tidak kemana-mana, dan lambat laun dengan pendekatan kasih sayang, rantai pun dilepas, mereka berbaur dengan sesama penghuni. Bukan persoalan mudah tentunya, tetapi tak akan pernah ada jalan buntu di bumi ini, itu lah keyakinan yang tertanam di para relawan yayasan ini, mereka bertekad “memanusiakan” orang-orang yang selama ini dianggap adanya sama dengan tidak adanya itu.
VOLUME 12 TAHUN I
31
R
32
A
N
A
TAHUN I VOLUME 12
VOLUME 12 TAHUN I
33
W I S A T A
CERITA TIGA KOTA
Lanskap Kota Venesia
Mereguk keindahan Venesia, menikmati surga renaissance Florence, digenapkan mahakarya arsitektur Roma.
Oleh: Juhri Selamet
34
TAHUN I
VOLUME 12
K
URANG lebih satu setengah jam, AirOne yang saya tumpangi dari Praha, Prague mendarat di Bandara Internasional Venisia, Venice Marco Polo (VCE). Di depan pintu keluar airport, saya membolakbalik lembaran booking tempat saya menginap, mempelajari kembali rute menuju kearah penginapan saya dan menahan senyum ketika membaca kembali yang tertulis di rute itu, “Pay attention or you may end up swimming here.” Mohon perhatian, jika tidak, anda bisa berenang untuk bisa sampai
kesini (penginapan). Bukan rahasia umum lagi, Venesia adalah kota air yang terhubung melalui kanal-kanal atau lebih terkenalnya dengan sebutan, Gondola. “Hello Sir, how can I help you?” disambut ramah dengan aksen kental khas Italia ketika saya membeli tiket layanan bus ATVO ke Venesia Piazzale Roma. Sebuah port dermaga untuk menuju ke pusat Venisia. Piazza San Marco yang terendam air.
Il Duomo Florence
Gereja St Mary Roma
Per jalanan menuju Venesia Piazzale Roma ini memakan waktu sekitar 20 menit dengan harga tiket € 6 untuk sekali jalan, untuk tiket PP (pulang pergi) sebesar € 11. Setibanya di Piazzale Roma, saya berjelan ke halte Vaparetto untuk naik vaporetto (Ferry) bernomor 2 ke Giudecca Island dan turun di halte Zitelle. Sekitar 30 menit, perjalanan saya naik Ferry menuju tempat saya meng inap di pulau
Lukisan di Kubah Il Duomo Interior Il Duomo
Giudecca. Diatas ferry ini, disuguhkan landscape kota Venisia dengan kekuatan ekonomi utama maritim dan pariwisata. Piazza San Marco Pagi pertama di Venisia, saya mengunjungi pulau yang berhadapan dengan Giudecca Island, San Marco dan mengunjungi Piazza San Marco atau juga dikenal dengan sebutan St. Mark’s Square. Piazza san Marco adalah alun-
Gondole Port Venice
alun utama di Venisia. Perluasan dari Piazza San Marcp menuju laguna di sudut tenggara dan membentuk pusat sosial, agama dan politik Venesia dan biasanya dianggap bersama-sama. Piazza San Marco letaknya tidak jauh dari atas permukaan laut dan jika terjadi Acqua Atla”air tinggi” dari gelombang badai Laut Adriatik atau pun hujan deras, maka alun-alun ini sangat cepat tergenang banjir. Air mengalir ke saluran air di Piazza berjalan langsung ke Grand Canal. Ini adalah hal biasa tapi, ketika laut tinggi, ia memiliki efek sebaliknya, dengan air dari laguna akan merangsek naik ke alun-alun. Menuju Florence Setelah merasa cukup puas menjelajahi Venisia, saya membeli tiket kereta Trenitalia menuju kota tujuan saya selanjutnya, Florence. Dengan jarak tempuh kurang lebih 2 jam, saya sampai di Florence, kota capital di regional Tuscany, Provensi Firenza. Kota ini dibelah oleh sungai Arno di kaki perbukitan Apennine. Sebagai salah seorang traveller yang sangat menikmati karya-karya Renaissance, Florence seperti surga bagi saya, Florence ini merupakan tempat kelahiran Renaissance, sejak abad ke-14 sampai 16, Florence (Firenze) dikenal sebagai pusat budaya, ekonomi dan keuangan penting di Italia dan Eropa sehingga dijuluki “Athena di Barat”. Firenze dianggap sebagai kota pelopor kebangkitan seni budaya Italia. Karya sastra yang lahir dari sastrawan besar asal Firenze seperti Dante, Boccaccio, dan Petrarch, ditulis
VOLUME 12
TAHUN I
35
W I S A T A
Suasana di Trevi Fountain Roma
Trevi Fountain Roma
dalam dialek Toscana yang kemudian berkembang menjadi bahasa Italia modern. Sebagian besar orang-orang yang berperan dalam perkembangan Renaissance banyak lahir di Firenze seperti Giotto, Luca della Robbia, Botticelli, Verrocchio, Fra Angelico, Leonardo da Vinci dan Michelangelo. Tokoh-tokoh asal Firenze lain yang berpengaruh dalam berbagai bidang antara lain Brunelleschi (arsitek),
Donatello (pematung), dan Mosaccio (pelukis). Machiavelli dan Guicciardini yang merupakan bapak politik dan sejarah moderen juga lahir di sini. David (Michelangelo) Pertemuan saya dengan traveller dari San Francisco, mengantarkan saya ke The Accademia, tempat patung asli David di pertontonkan untuk pengunjung. Dia sempat memberi peringatan, “If you want see the Orginal
Mini Toko Souvenir di Venesia yang buka hingga malam hari.
36
TAHUN I
VOLUME 12
David, you have to go to The Accademia. There’s some Davids in Florence, the Original one is in the Accademia”. David adalah sebuah patungmasterpiece pada abad Renaisans yang dibuat antara tahun 1501 sampai tahun 1504 oleh seniman Italia, Michelangelo. Patung ini terbuat dari marmer dan memiliki tinggi 5.17 meter (17 kaki). Patung ini figure dari pahlawan David yang ada di Alkitab, yang saat ini menjadi subject seni favorite di Florence yang kemudian belakang menjadi symbol kota Firenze. Keistimewaan dari David dapat dilihat dari ketelatenan Michelangelo yang begitu detail secara anatomy dengan penuh emasional. Hal yang disayangkan bagi pengunjung biasa, tidak diperbolehkan mengambil gambar.
Senja di Colosseum
Il Duomo Il Duomo, Florence Cathedral, atau juga dikenal dengan The Basilica di Santa Maria del Fiore adalah gereja utama Florence, Italia. Dibangun pada tahun 1296 dengan gaya Gothic dan di desain oleh Arnolfo di Cambio dan penyelesaian struktural di tahun1436 dengan kubah yang direkayasa oleh Filippo Brunelleschi. Eksterior Basilika dihadapkan dengan panel marmer polikrom dalam berbagai nuansa hijau dan merah muda berbatasan dengan putih. Kompleks Katedral, terletak di Piazza del Duomo, termasuk Baptistery dan Giotto Campanile. Tiga bangunan merupakan bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO yang meliputi pusat bersejarah Florence dan merupakan daya tarik utama bagi wisatawan yang mengunjungi Tuscany. Basilika ini merupakan salah satu gereja terbesar di Italia, dan sampai pengembangan bahan struktural baru di era modern yang kubahnya terbesar di dunia.
Roma dalam perencanaan saya, merupakan kota penutup perjalanan secara keseluruhan di Eropa. di Itinerary yang saya buat sendiri, saya memiliki waktu selama 3 hari di Roma. Dan, harus saya akui, sangatlah tidak cukup.
Mengunjungi Colosseum Jika Indonesia memiliki peninggalan bersejarah seperti Borobudur, maka Itali memiliki Colosseum yang merupakan peninggalan bersejarah berupa arena gladiator, dibangun oleh Vespasian. Tempat pertunjukan yang besar berbentuk elips yang disebut amfiteater atau dengan nama aslinya Flavian Amphitheatre, yang termasuk salah satu dari Enam Puluh Sembilan Keajaiban Dunia Pertengahan. Situs ini terletak di kota kecil di Italia, Roma, yang didirikan oleh Walikota Vespasian pada masa Domitianus dan diselesaikan oleh anaknya Titus, dan menjadi salah satu karya terbesar dari arsitektur Kerajaan Romawi yang pernah dibangun. Kolosseum diranBermalam di Roma cang untuk menampung 50.000 Dari Florence, saya kembali naik orang penonton. Kereta Api Trenitalia menuju Roma.
Trevi Fountain Trevi Fountain, di Itali disebut Fontana di Trevi adalah air mancur di distrik Trevi di Roma, Italia, dirancang oleh arsitek Italia Nicola Salvi dan diselesaikan oleh Pietro Bracci. Berdiri 26,3 meter (86 kaki) tinggi dan 49,15 meter (161,3 kaki), Trevi Fountain ini air mancur Baroque terbesar di kota dan salah satu air mancur paling terkenal di dunia. Air mancur telah muncul dalam beberapa film terkenal, termasuk Federico Fellini La Dolce Vita, dan merupakan daya tarik wisata yang populer. Trevi Fountain ini juga memiliki mitos yang mana jika pengunjung melemparkan uang koin ke fountain dengan menyebutkan harapan, maka harapannya akan terkabul. Setelah menghabiskan waktu 6 hari di 3 kota Itali, saya mengemas tas backpack saya dan menuju Rome Fiumicino Airport untuk pulang ke Indonesia. Tentu ada banyak tempat yang masih terlewatkan dan sangat ingin saya kunjungi di Italy, Milan Salah satunya. Saya sangat ingin melihat langsung the Last Supper karya Da Vinci di Milan. Mungkin nanti saya akan kembali menjelajahi Itali.
VOLUME 12
TAHUN I
37
C
S
R
ANYAMAN TEPAS PAYA BEDI Selain memberikan manfaat ekonomi, tepas pelepah sawit berkontribusi pada lingkungan dengan menahan CO2.
38
TAHUN I
VOLUME 12
F OTO - F OTO : TATA N A G U S R S T
D
ERU mesin pemotong itu tak menggentarkannya. Ia malah sempat bercanda dengan temannya saat memasukkan seikat pelepah sawit untuk dipotong sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Sebelumnya, limbah yang biasanya dibakar itu diraut dengan mesin peraut supaya ketebalannya sama. ”Awalnya kami deg-degan juga pakai mesin, tapi lama-lama biasa juga,” ujar Efika Jana, tahun. Begitulah ibu-ibu di Paya Bedi, Dusun Bakti, Kabupaten Aceh Tamiang. Di sela-sela kesibukan urusan domestik, beberapa hari dalam seminggu mereka menyempatkan membuat anyaman tepas. Biasanya kerajinan ini dipakai untuk plafond ataupun dinding rumah. Jika di tempat lain, misalnya di Jawa memakai material bambu di sana dipakai pelepah sawit. Di Aceh Tamiang meski dijadikan logo Pemerintah Kabupaten, bambu sudah hampir punah. Ibu-ibu pun kemudian beralih ke pelepah sawit yang memang berlimpah di situ. Tak susah menjumpai kebun sawit di Aceh Tamiang. Dalam sejarahnya, sawit merupakan penggerak utama roda perekonomian daerah tersebut. Di sana lah tercatat, perkebunan sawit pertama di Indonesia yang dikembangkan pengusaha Belgia, dengan waktu yang hampir bersamaan dengan pengusahaan minyak di
Rantau pada 1928. Salah satu kawasan perkebunan sawit terdapat di Paya Bedi. Pelepahnya bertebaran di mana-mana. Itulah yang coba dimanfaatkan Efika Jana dan kawan-kawan. Bersama dengan sepuluh ibu lainnya, sejak Agustus 2013, Efika mulai belajar menganyam tepas, mulai dari memilah pelepah sawit, kemudian menyiapkan agar siap dianyam dengan mesin peraut dan pemotong. Tak lama belajar, mereka pun mulai menjualnya. Dari anyaman sederhana, kini mereka sudah terampil membuat aneka motif, seperti motif wajik. Semakin rumit sebuah motif, harga tepasnya makin mahal. ”Untuk ukuran 2x2 m, kalau anyaman biasa Rp 40 ribu, yang wajik bisa sampai Rp 50 ribu,” ujarnya. Untuk satu lembar tepas dibutuhkan enam pelepah sawit yang dibeli Rp 15.000. ”Bahan baku pelepah sawit di sini berlimpah. Dulu malah dibakar begitu saja,” ujar Efika. Puluhan lembar sudah berhasil dijual. Semua penjualan itu dicatat sebagai penghasilan kelompok. Untuk anyaman tepas ini, para perajin menyatukan kreativitasnya dalam kelompok ”Karya Muda”. ”Biar semangatnya muda terus,” ujar Efika yang dipercaya oleh teman-temannya untuk mengetuai ”Karya Muda”. Wanita lulusan SMA ini punya mimpi besar, tak sekadar tepas, kelompoknya bisa menghasilkan produk lain yang lebih simple dan mudah dibawa, seperti lampu, piring,
VOLUME 12
TAHUN I
39
S
R
F OTO - F OTO : TATA N A G U S R S T
C
Memanfaatkan limbah pelepah sawit, mereka bekerjasama dari kegiatan memotong, meraut, dan menganyam pelepah sawit.
penutup nasi, dll. ”Nanti kita datangkan instrukturnya,” Efika menambahkan. Karya Muda adalah potret sinergi pemberdayaan masyarakat. Bengkel kerja, misalnya berasal dari sumbangan PNPM. Tempat berukuran 6x10 meter ini sekaligus berfungsi sebagai gedung serba guna yang bisa difungsikan untuk berbagai keperluan warga. Sementara Dinas Tenaga Kerja Aceh Tamiang menyumbangkan mesin peraut, sedangkan Pertamina EP Field Rantau sebagai inisiator program, selain menyumbangkan mesin pencacah dan mesin potong,
40
TAHUN I
VOLUME 12
juga melakukan pendampingan dengan mengggandeng rumah zakat. Kerajinan tepas dipilih untuk dikembangkan di Paya Bedi karena secara turun-temurun sudah ada yang memanfaatkan pelepah sawit untuk anyaman tepas. Dibandingkan dengan bambu, material pelepah sawit punya beberapa kelebihan, antara lain lebih liat sehingga tidak mudah patah. Kelemahannya tak tahan oleh air. Yang jadi concern Pertamina EP Field Rantau di Paya Bedi yang memang dikelilingi kebun sawit, pelepah sawit selama ini dimusnahkan dengan dibakar,
Tentunya ini akan menambah beban pencemaran karena pembakaran itu melepaskan CO2 ke udara. Untuk itulah, pengembangan kerajinan tepas ini didesain untuk zero limbah. Sisa hasil rautan, lidi, dan, sisa pelepah yang tak terpakai dimasukkan mesin pencacah berkali-kali kemudian difermentasi untuk dijadikan makanan ternak. Untuk sementara, dipakai ternak di kampung situ, tapi kalau produksinya banyak, bisa dijual ke luar. Pasar tak akan kekurangan. Pernah ada permintaan dari tetangga kabupaten, untuk dipasok pakan secara rutin.
Tak bisa dipenuhi karena terlalu banyak, sekitar 3 ton per bulan. Padahal produksi pakan Karya Muda baru beberapa ratus kilo saja. Dalam hitung-hitungan Pertamina EP Field Rantau, dalam satu tahun bisa memproduksi sekitar 423 keping dengan penghasilan rerata anggota sebesar Rp 1.800.000. Ini dihasilkan dari sekitar 129,6 ton pelepah sawit. Selain memberikan manfaat eonomi, kerajinan tepas juga ikut berkontribusi pada pengurangan pemanasan global. Dengan tidak dibakarnya limbah pelepah sawit, terjadi pengurangan 21 ton CO2.
VOLUME 12
TAHUN I
41
L E N S A A S E T
RAKSASA MULAI MENGGELIAT
Manajemen Sangasanga Field bersama dengan jajaran pemerintahan kota Samarinda di lokasi penajakan sumur UMM-01.
Setelah Louis& Nonni, Field Sangasanga mulai menggerakkan bor di struktur Under Mahakam Muara. Disebut-sebut menyimpan cadangan hidrokarbon potensial. SAMARINDA – Field Manager Sangasanga Hanief Jauhari menyebut Struktur Under Mahakam Muara (UMM) sebagai raksasa yang sedang tidur. Selama ini, belum disentuh. Padahal potrensinya luar biasa. “Berdasarkan hasil penelitian tim geologi, potensi di UMM ini sangat besar,” ujarnya. Keyakinan itu mulai terbukti. Melalui pengeboran sumur MRA-1065 (UMM-01) yang ditajak pada tanggal 10 Agustus 2014 dengan menggunakan Rig D-700/26 milik PDSI, berhasil membuktikan adanya potensi migas di bawah sungai Mahakam. Geologist Asset 5 mengungkapkan bahwa sumur MRA1065 (UMM-01) diproduksi dari lapisan B-0, perforasi pada interval 366-372 MKU pada tanggal 12 Oktober 2014. “Saat ini, sumur MRA-1065 (UMM-01) diproduksikan menggunakan ESP dan menghasilkan minyak sebesar 148 BOPD, dialirkan ke SP Muara-1”, ungkap tim Geologist Asset 5. Sumur MRA-1065 (UMM-01) yang berada di Samarinda merupakan sumur pertama yang berhasil membuktikan adanya potensi migas di bawah sungai Mahakam.Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1897, data-data yang dimiliki tentang potensi migas di bawah sungai Mahakam sangatlah minim. Keberhasilan pembuktian adanya potensi migas tersebut merupakan kerjasama tim yang solid dan buah pemikiran out of the box dari rekan-rekan muda PEP di Aset 5”. Rencana untuk tahun anggaran 2014-2015, akan dibor enam sumur “Saat ini satu sumur untuk percobaan, jika 42
TAHUN I
VOLUME 12
hasilnya bagus akan dilanjutkan pengeboran lima sumur lagi,” ujarnya. Tiap sumur diproyeksikan bisa berproduksi sekitar 200 barrel per hari. Jadi total akan ada penambahan produksi dari kawasan Samarinda sekitar 1200 BOPD. Angka ini merupakan target minimal, bisa saja lebih, Tak mustahil beberapa sumur potensial sanggup menghasilkan minyak bumi hingga 4000 barel per hari. Jika prediksi ini betul-betul, Produksi Sangasanga tentunya akan berlipat-lipat dari sekarang. Selain struktur UMM, Field Sangasanga sedang mengintensifkan pengeboran di struktur Louis & Noni yang terbukti mengandung cadangan hidrokarbon yang besar. Pengeboran di UMM ini menggunakan teknologi terbaru karena bentuk pipa akan menyamping atau berada tepat di bawah Sungai Mahakam. “Biasanya hanya vertikal saja, karena sumber minyak berada di bawah Sungai Mahakam, dan mesin pengemboran berada di darat. Jadi harus vertikal kemudian horizontal ke samping,” ujar Hanif Jauhari. Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang mengaku banggai, setelah dipegang Pertamina EP, hasil pengeboran sumur bisa meningkat. “Anak bangsa jika diberi kesempatan, bisa berkarya lebih baik,” sebutnya. Diharapkan Field Sangasanga bisa meningkatkan pendapatan daerah. Pada 2013 Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil (DBH) dari kegiatan Hulu Migas sudah mencapai Rp 451,5 miliar, masing-masing dari minyak bumi sebesar Rp 334,1 miliar dan gas bumi sebesar Rp 117,3,” harap Jaang. Dana inilah yang digunakan untuk melakukan pembangunan berbagai sektor di Samarinda. Seperti infrastruktur, sosial, kesehatan, pendidikan den beberapa sektor lain. “Multi player effect dangan baik dan positif bagi kemajuan Samarinda,” sebutnya. LR99/DENI KP
Safety is Everybody’s Business
pep.pertamina.com