IK
L HL AS - BER AMA
“
Terinspirasi Newton
Gagas Mobil Tenaga Angin
Nomor
8
Juli - September 2014
Sekolah Binaan UIN Adaptasi pada Mapel Agama di halaman 2
Kaji Data Sebaran Guru di halaman 3
Efek Domino Efektif di halaman 6
Robot Said Budaya Baca di halaman 9
Sulap Sekolah Kumuh di halaman 11
Tiga siswa SMPN 5 Kota Cimahi peragakan penerapan hukum Newton guna menggagas perakitan mobil bertenaga angin. Archi, Haifa, dan Safira begitu terampil memperagakan proses pembelajaran tahaptahap merakit mobil itu dengan komunikasi berbahasa Inggris yang fasih. Di bawah asuhan Bu Tita, mereka menunjukkan hasil karya yang dikembangkannya dalam proses pembelajaran aktif. Mereka menunjukkan implementasi Hukum Newton III pada mobil dengan pendorong tenaga angin. (Baca “Menjadi Kreatif Itu tidak Harus Mahal” di halaman 11.) Simulasi dilakukan di hadapan kepala LPMP seluruh Indonesia dalam lokakarya pengembangan Sekolah Berbasis Standar Nasional Pendidikan (SBSNP), Pusat Peningkatan Mutu Pendidikan (PPMP) Kemdikbud RI (20/8). PPMP Kemdikbud RI bekerjasama dengan Badan Pembangunan Internasional Amerika (USAID) melalui Program USAID PRIORITAS. Lokakarya diselenggarakan dalam rangka sharing pengalaman praktik yang baik dalam pembelajaran di sekolah dengan mengundang para Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) di seluruh Indonesia. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu LPMP mendampingi guru dan kepala sekolah dalam mewujudkan SBSNP. “Kami bekerjasama dengan USAID untuk memperkuat standar proses, standar penilaian, dan standar pengelolaan yang sesuai implementasi Kurikulum 2013 dalam rangka pengembangan SBSNP,” kata Dr. Bastari, kepala PPMP Kemdikbud.
Siswa Mts al-Mukhtariyyah Bandung Barat peragakan peluncuran roket air karyanya.
Ia menilai, program USAID PRIORITAS yang melibatkan LPTK, LPMP, dinas pendidikan, dan sekolah dalam mengembangkan praktik yang baik dalam pembelajaran serta manajemen sekolah, sejalan dengan program PPMP. ”Para fasilitator yang kami latih terdiri atas pengawas sekolah, kepala seksi/bidang peningkatan mutu pendidikan di dinas pendidikan, kepala sekolah, guru, widyaiswara LPMP, dan dosen LPTK. Mereka akan mengimbaskan materi pelatihan di daerahnya,” tambahnya. Kepala BPSDMPK-PMP Kemdikbud Prof. Dr. Syawal Gultom menyebut sinergi ini dapat memperkuat implementasi Kurikulum 2013, khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Menurut Erna Irnawati, Kordinator USAID PRIORITAS Jawa Barat, program pelatihan yang dikembangkan USAID akan didiseminasikan oleh LPMP di Jabar. ‘Sejalan dengan Kurikulum 2013, kami bersinergi dengan LPMP menerapkan pendekatan saintifik, pembelajaran efektif, pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tingkat tinggi, penilaian autentik, dan budaya literasi,” tuturnya. [ds]
Kian Terampil Jalankan K-13 USAID PRIORITAS Jabar melatih 150 tenaga pendidik (guru, kepala sekolah, pengawas, widyaiswara, dan dosen ) perwakilan dari lima daerah mitra (Sukabumi, Bogor, Karawang, Garut, dan Indramayu), UPI, dan UIN Bandung (9-14/9). Pelatihan ini mempersiapkan para fasilitator kabupaten/kota yang akan melatih dan mendampingi sekolah mitra dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013. “Kita memberikan keterampilan praktis dalam menerapkan pendekatan saintifik, penilaian autentik, pengembangan budaya baca, dan manajamen sekolah yang mendukung keberhasilan pembelajaran,” kata Erna Irnawati, koordinator USAID PRIORITAS Jawa Barat.
Yulia Rahmawati, dosen UPI Bandung, menilai pelatihan ini sangat bagus untuk memperkuat implementasi K-13. “Pelatihan ini langsung menyentuh jantung K-13, yakni praktik pembelajaran saintifik. Ini sangat membantu kami mendorong mahasiswa mengembangkan pendekatan belajar sesuai K-13,” ujar Yulia. Dian Ekawati, dosen UIN Bandung, memandang penting andil pelatihan ini dalam membantu madrasah menerapkan K-13. “Pelatihan ini memberikan gambaran utuh dan proses praktis K-13. Pelibatan siswa secara individu, berpasangan, berkelompok, dan klasikal benar-benar memberikan contoh praktis implementasi K-13 yang efektif,” tuturnya. [ds]
Kabar Utama Showcase Madrasah Mitra UIN Adaptasi pada Mapel Agama Madrasah Tsanawiyyah Ar-Rasyidiyyah bukan hanya telah menerapkan program USAID PRIORITAS melainkan juga telah mendiseminasikannya ke semua guru mata pelajaran. Dalam rangka diseminasi telah dilakukan pelatihan untuk semua guru, baik guru mata pelajaran umum maupun mata pelajaran Agama Islam. Ini merupakan wujud komitmen madrasah mitra UIN Bandung terhadap program USAID PRIORITAS dan komitmen untuk menularkan. Demikian disampaikan oleh Ayi Rahmat, Kepala MTs Ar-Rosyidiyyah, pada kegiatan Meeting and Working with TTI Lab and
Kepala sekolah berbagi strategi diseminasi.
Partner Schools di Bandung (24/7). Kegiatan yang bertempat di Grand Setiabudi Hotel Bandung itu dimaksudkan untuk evaluasi dan perencanaan implementasi program di sekolah dan madrasah mitra UPI dan UIN Bandung. Pada kesempatan itu, Kepala Madrasah Tsanawiyah Ar-Rosyidiyah Bandung berbagi pengalaman mengenai kegiatan implementasi dan desiminasi program USAID PRIORITAS. Chaerul Rochman, Spesialis Pengembangan LPTK USAID PRIORITAS, menyampaikan bahwa begitu tinggi komitmen sekolah/madrasah mitra LPTK untuk implementasi praktik pembelajaran yang baik setelah mendapatkan pelatihan dari USAID PRIORITAS. “Upaya sekolah/madrasah untuk menyebarluaskan praktik yang baik ke
semua guru itu merupakan bukti komitmen yang baik,” ujar Chaerul. Pertemuan dihadiri oleh 52 orang terdiri atas kepala sekolah/madrasah, pengurus komite, dan guru sekolah/madrasah mitra UPI dan UIN Bandung. Mereka mewakili sekolah/madrasah mitra jenjang SD/MI dan SMP/MTs. Jenjang SD/MI meliputi SDN KayuAmbon 1, SDN Cirateun, SDN Isola, SD Lab School UPI Bandung, SDN Sukarasa 3-4, SDN Gegerkalong, MIN 1 Bandung, MIN 2 Bandung, MI Abdurrahan, MI Al-Misbah, MI Miftahul Falah, dan MI Nailusibyan. Sedangkan jenjang SMP/MTs meliputi SMPN 3 Lembang, SMPN 12 Bandung, SMP Lab UPI Bandung, MTsN 2 Bandung, MTs Ar-Rosyidiyah, dan MTs Kifayatul Achyar. Pada akhir kegiatan disimpulkan bahwa (1) semua sekolah mitra UPI dan UIN Bandung berkomitmen menerapkan pembelajaran yang baik di sekolah dan madrasah masing-masing, (2) menyiapkan pendampingan Agustus 2014 sampai dengan Maret 2015, dan (3) menyiapkan pelatihan guru putaran kedua. [Cr/Ds].
Dongkrak Derajat Literasi secara Praktis Komitmen Jurnalis Calon guru di perguruan tinggi perlu membangun keterampilan mendorong budaya baca di sekolah. Guru hendaknya mampu mengitegrasikan pendidikan literasi dalam setiap mata pelajaran dan pembelajaran literasi bagi siswa hendaknya bersifat praktis dan menyenangkan. Hal itu disampaikan Prof. Soemarto, ketua LPPM UPI Bandung, pada pertemuan sekolah lab dan mitra UPI dan UIN Bandung (20/9). Pertemuan tersebut diikuti oleh 60 orang yang terdiri atas kepala sekolah, komite sekolah, guru, dan dosen dari 18 sekolah mitra, UPI, serta UIN Bandung. Chaerul Rochman, staf USAID PRIORITAS Jabar, mengatakan bahwa rapat kerja ini dimaksudkan untuk evaluasi dan perencanaan program. "Selain itu, kami mencoba mengidentifikasi praktik yang baik di perguruan tinggi dan sekolah mitranya untuk persiapan showcase awal tahun depan," ujarnya. "Beragam karya siswa sangat
2
membanggakan kami," kata Yusuf Suparlan, guru SMPN 3 Lembang. Ia menggambarkan tingginya kreativitas siswa saat diberi tugas membuat bangun benda dengan menggunakan barang bekas. "Guru juga sudah terbiasa membuat lembar kerja yang mendorong siswa kreatif," tambah Yusuf. Tyas Ayu, guru SDN 1 Gegerkalong, menyampaikan saat siswa membuat poster bertema 'berbeda itu indah,' awalnya siswa cenderung imitatif. "Kami kemudian bekerjasama dengan komite membuat alat peraga yang berupa kincir air. Siswa tampak mendapat inspirasi dan terpicu kreativitasnya," tuturnya Tendi Setiadi, guru MTsN 2 Kota Bandung, mengaku gembira USAID telah mendorong literasi di madrasah. "Kami akui budaya baca di madrasah masih rendah bahkan di kalangan guru sekalipun. Maka, program USAID PRIORITAS yang fokus pada literasi menjadi amat penting bagi madrasah," tegasnya. [ds]
Dua puluh orang jurnalis dari berbagai media di Jawa Barat mengikuti media briefing USAID PRIORITAS (11-12/9). Berpartisipasi dalam praktik pembelajaran sesuai Kurikulum 2013, mereka tampak antusias dan mengaku menemukan banyak hal baru. Mereka juga mendapat gambaran praktis pengembangan manajemen sekolah dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pendidikan. Berikut ungkapan reflektif anonimous sebagian peserta. “Materi yang disampaikan sangat menarik dan bermanfaat terutama untuk pembelajaran aktif. Saya semakin merasa hal tersebut perlu dan bermanfaat bagi sekolah-sekolah non mitra USAID. Media brieifing perlu dilanjutkan dan diagendakan secara periodik.” “Pelatihan ini membuka wawasan mengenai dinamika yang terjadi di dunia pendidikan kita. Ini sebaiknya dilakukan secara berkala dan kontinyu.” “Saya mendapatkan inspirasi untuk menunjang tugas. Saya juga mendapat pencerahan cara membimbing anak dalam belajar.” “USAID memberikan pencerahan terhadap dunia pendidikan. Kegiatan ini sangat baik bagi wartawan.” “Perlu dibentuk forum untuk menjaga komunikasi dan sharing konsep. Dengan begitu program USAID PRI0RITAS semakin meluas.” “Pembelajaran aktif dengan dukungan MBS sangat bagus dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Lanjutkan dan tambah jumlah sekolah binaan.” [ds]
Nomor 8
Kabar Utama Oleh-oleh Praktik yang Baik Sekolah dan madrasah di Binjai dan Medan yang dikunjungi menunjukkan gambaran praktik yang baik hasil pelaksanaan PAKEM/CTL. Di sekolah itu juga tampak contoh praktik yang baik penerapan budaya baca dan proses implementasi Kurikulum 2013. Pengelolaan sekolah juga tampak partisipatif, transparan, dan akuntabel. Keterlibatan orangtua, masyarakat, dan pihak lain juga terlihat dalam upaya meningkatkan kerjasama dengan masyarakat/lembaga/badan di luar sekolah. Demikian kesan umum peserta kunjungan belajar (study visit) dari Jawa Barat ke Sumatera Utara (27-28/8). Peserta kunjungan berjumlah 58 orang pemangku kepentingan pendidikan daerah Cimahi, Ciamis, dan Bandung Barat. Mereka terdiri atas guru, kepala sekolah, komite sekolah, staf disdik, dan staf kemenag dari tiga daerah mitra USAID PRIORITAS di Jawa Barat. Pada hari pertama (27/8 ), mereka berkunjung ke Binjai (SDN 023895 Binjai, MIN Binjai, SMPN 11 Binjai, dan MTsN Binjai) dan pada hari kedua (28/8) ke Medan (SDN 060843, MIN Medan Barat, SMPN 16, dan MTsN 2). Guru, kepala sekolah, dan komite yang mengikuti kunjungan ini merupakan perwakilan dari dua belas sekolah/ madrasah yang terseleksi menjadi Sekolah Praktik Baik atau Good Practice School
(GPS). GPS adalah sekolah mitra USAID PRIORITAS yang menunjukkan praktik yang baik dalam lingkungan sekolah, kegiatan guru, kegiatan siswa, kepemimpinan sekolah, dan partisipasi masyarakat. Pada setiap daerah kabupaten/kota mitra USAID PRIORITAS dipilih empat sekolah GPS yang terdiri atas satu SD, satu MI, satu, SMP, dan satu MTs. Sekolah praktik baik (GPS) diproyeksikan untuk menjadi pusat layanan pengembangan profesional serta akan menjadi pusat kunjungan sekolah lain. Wildan, guru MI Tembongsari, Kab. Bandung Barat, mengaku mendapatkan pelajaran berharga mengenai proses pembelajaran aktif. “Kunjungan kami di MIN Binjai memberikan gambaran praktik yang baik PAKEM. Kami bertekad mempelajari praktik-praktik tersebut untuk kemudian mempraktikkannya di madrasah kami,” kata dia. Eddy Junaedi, kepala Disdikpora Kota Cimahi, mengaku mendapatkan contoh praktik yang baik penerapan budaya baca di kelas awal. “Lebih dari itu, melalui diskusi berbagi pengalaman dengan dinas pendidikan dan Walikota Binjai, saya juga mendapat tambahan strategi penerapan Kurikulum 2013,” ujar Eddy. Ahmad Hanafiah, kepala MTs AlMukhtariyyah, Bandung Barat, menemukan praktik yang baik di madrasah yang dikunjungi. Hanafiah mengaku kagum
mengenai cara kepala MTsN Binjai dan MTsN 2 Medan mengelola madrasah berbasis pada prinsip partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas (MBS). “Saya khususnya belajar cara menggalang dana melalaui 'Geminus' (gerakan minimal seratus rupiah) yang telah menghimpun dana sebesar Rp.70 juta lebih untuk membeli mobil,” kata Hanafiah. Karman, komite MTsN Wanayasa Ciamis, mengatakan mendapat pengalaman baru dalam hal meningkatkan partisipasi orangtua, masyarakat, dan pihak lain di madrasah. “Pelajaran ini menjadi bekal kami untuk meningkatkan kerjasama dengan masyarakat/lembaga/badan di luar sekolah,” tuturnya. Selepas kunjungan sekolah, peserta study visit tersebut melakukan refleksi dan menyusun rencana tindak lanjut di hotel berdasar hasil pengamatan mereka di sekolah-sekolah yang dikunjungi.Yusuf Umar, kepala Kemenag Ciamis, menjelaskan, “Sebagai hasil study visit, kami menganalisis temuan-temuan yang menarik untuk pengembangan sekolah agar lebih maju lagi.” Acih Suarsih, pengawas sekolah Kabupaten Bandung Barat, mengatakan, “Sesuai dengan hikmah pelajaran yang kami temukan di sekolah yang dikunjungi, kami menyusun rencana pelatihan yang dibutuhkan untuk pengembangan sekolahsekolah kami.” [ds]
Kaji Data Sebaran dan Kualifikasi Guru Isu tentang ketidakseimbangan ketersediaan guru di sekolah, baik sebagai guru kelas, maupun guru mata pelajaran perlu segera diatasi. Ketidakseimbangan distribusi guru menjadi salah satu hambatan pengembangan profesi guru. Demikian dikatakan oleh Mark Heyward, Penasehat USAID PRIORITAS bidang manajemen dan tatakelola pendidikan, pada lokakarya analisis data kependidikan (17-19/9). Lokakarya tingkat Jawa Barat ini diselenggarakan sebagai tahap awal upaya penataan dan pemerataan guru (PPG) di daerah mitra. Sebagai bagian dari program USAID PRIORITAS, PPG dilandaskan pada Peraturan Bersama 5 Menteri, yaitu Mendikbud, Mendagri, MenPAN dan RM, Menag, dan MenKeu tahun 2011 tentang Penataan dan Pemerataan Guru PNS. Mark menjelaskan bahwa program
Juli - September 2014
“Ini terlihat pada data sekolah dengan PPG seharusnya dijalankan secara rasio guru kelas-rombel di atas satu, terencana, menempuh tahap-tahap namun rasio siswa-rombel di bawah sistematis, dan bersifat komprehensif. standar pelayanan minimal (1:32),” jelas “Analisis data merupakan langkah awal Erna. “Berarti terdapat kelebihan guru di untuk menata dan memeratakan guru sekolah-sekolah dengan jumlah siswa per antarsekolah, antarkabupaten/kota, dan kelasnya di bawah 32 (kelas kecil),” kata antarprovinsi,” kata Mark. Erna lebih jauh. [ds] Erna Irnawati, Koordinator USAID PRIORITAS Jabar, menjelaskan bahwa berdasarkan data awal yang bersumber dari DAPODIK, sebaran guru di daerah kab/kota mitra masih belum terdistribusi dengan baik. Grafik distribusi sekolah menurut rasio siswarombel dan rasio guru kelas-rombel menunjukkan ada indikasi inefisiensi Tim PPG Bekasi seksama lakukan analisis data kependidikan di penempatan guru. daerahnya. Jajang (paling kanan), dosen UPI, tampak mendampingi.
3
Kabar Daerah Putaran Dua Bergulir, Kedepankan LiterasiShowcase dan Sikap yang baik. Maka seorang pendidik dituntut pelatihan tingkat daerah putaran kedua banyak membaca. “Itulah tujuan pokok bergulir di dua daerah mitra USAID program USAID PRIORITAS,” ujarnya. PRIORITAS, yakni Ciamis dan Bandung Edien Kholidin, Kepala SDN 3 Barat. Untuk tingkat SD/MI di Kecamatan Sukaraja, Ciamis, mengaku senang Sindangkasih Ciamis, pelatihan PAKEM menjadi peserta pelatihan USAID dihelat pada 15-19 September 2014. PRIORITAS. Menurutnya, Sementara itu, pelatihan CTL bagi Kami telah berbekal pelatihan ini ia dapat sekolah tingkat SMP/MTs menyiapkan dana menjadi guru yang mengajar diselenggarakan pada 22-26 agar program ini dengan cara yang baik sehingga September di Kecamatan bisa disebarluaskan dapat meningkatkan mutu Sindangkasih, Ciamis. Di ke seluruh sekolah pendidikan di Ciamis. Bandung Barat, pelatihan non mitra USAID di daerah Ciamis. “Pelatihan ini sangat cocok PAKEM bagi sekolah mitra dengan Kurikulum 2013 yang tingkat SD/MI dilaksanakan pada Toto Marwoto mengedepankan aspek sikap atau 24-27 September 2014. Kadis Kemdikbud Ciamis perilaku,” katanya. Dra. Agustina Piryanti, M.M., Toto Marwoto, Kepala kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Disdikbud Ciamis, yang memastikan Olahraga Kabupaten Bandung Barat, program USAID PRIORITAS sejalan berharap para guru dapat memfasilitasi dengan kebijakan daerah terkait pembelajaran yang menyenangkan dan implementasi Kurikulum 2013. “Kami telah menumbuhkan motivasi menyiapkan dana agar program ini bisa belajar. “Untuk itu, guru disebarluaskan ke seluruh sekolah non dituntut tidak pernah bosan mitra USAID di daerah Ciamis,” tegas meningkatkan kompetensi Toto. dan keterampilannya. Salah Sementara itu, Erna Irnawati satunya dengan mengikuti Salah satu bagian penting pelatihan mengapresiasi perubahan positif di sekolah pelatihan ini sampai tuntas,” adalah praktik mitra sebagai dampak pelatihan putaran kata Agustina (24/9). mengajar. Tampak siswa bekerja pertama. “Perubahan tampak pada cara Menurutnya, Kurikulum berpasangan guru mengajar dan juga perilaku belajar 2013 menuntut siswa mengerjakan lembar kerja. siswa,” ujarnya. [ds] memiliki kemampuan literasi
Pelatihan guru hanya diberikan kepada 24 sekolah binaan per daerah kab/kota mitra. Padahal, tujuan kita adalah memeratakan mutu pendidikan dengan meningkatkan mutu guru, kepala sekolah, dan komitenya. Karena itu, sekolah binaan diharapkan menjadi model dan acuan bagi sekolahsekolah lain di dalam kab/kota yang sama, khususnya berkenaan dengan implementasi Kurikulum 2013 dan peningkatan literasi. Demikian dikatakan Erna Irnawati, Koordinator USAID PRIORITAS Jawa Barat pada pelatihan sekolah di Kecamatan Sindangkasih, Ciamis (15/9). Erna menjelaskan bahwa fokus utama modul dua adalah mendorong para guru, kepala sekolah, dan komite agar terampil dengan pendekatan saintifik, penilaian autentik, dan pengembangan literasi di sekolah mitra. Pada bulan September ini, rangkaian
, ‘
Ratakan Kualitas Pendidikan, Kuningan Dorong Guru Disebar Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Kuningan yang bekerjasama dengan USAID melalui program PRIORITAS mengadakan kegiatan pendampingan pertama Penataan dan Pemerataan Guru/PPG, (02-03/09). Pendampingan tersebut menghadirkan service provider atau konsultan yang membidangi program PPG, Moh. Sulhan dan Muh. Muttaqin dari UIN Bandung. Pada kesempatan tersebut, Asep Taufik Rohman, kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Kuningan, berpesan bahwa keberanian diperlukan untuk melakukan program tersebut. “Kita berharap adanya dukungan semua pihak, bukan hanya dari Dinas Pendidikan, tetapi juga seluruh stakeholder terkait, khususnya BKD. Tentunya, guru yang akan diratakan penempatannya itu terlebih dahulu diberi pengertian dan pemahaman akan pentingnya pemerataan kualitas guru,” katanya. Taufik menambahkan, dukungan dari
4
USAID PRIORITAS ini sangat membantu dalam pemetaan guru by name dan by address, “Data Dapodikdas membuka semua, kita bisa tahu berapa kebutuhan di desa dan di kota, jangan sampai semua berbondong – bondong ingin di kota, lah yang di desa ditinggalkan. Inilah yang kita khawatirkan. Karena itu, dengan adanya program ini kami sangat terbantu,” ungkapnya. Masa lah sebaran guru memang menjadi permasal ahan pelik yang harus segera dipecahkan
bersama, karena ini menyangkut pemerataan kualitas pendidikan, ”Idealnya memang kebutuhan guru itu harus seimbang, antara kebutuhan guru dan jumlah siswa. Jangan sampai semua menumpuk di kota. Apalagi guru harus 24 jam mengajar untuk mendapatkan sertifikasi. Inilah yang harus dipahami dan dijalankan oleh guru,'' ujar Muhammad Sulhan. [asb]
Siswa SMPN 1 Cilimus, Kuningan, tengah berdiskusi. Tampak dinding ruang kelas mulai semarak dengan pajangan karya siswa.
Nomor 8
Kabar Daerah Aceh Belanja Pendidikan di Cimahi dan Bandung Barat kelas, cara guru membimbing siswa inklusi, Dinas Pendidikan dan Olahraga dan Kepala Kantor Kemenag Aceh Jaya, saat pendekatan guru dengan muridnya yang penuh kasih sayang, semua menjadi memberikan arahan dan motivasi pelajaran berharga bagi kami dalam kepada rombongan study visit dari kunjungan ini,” kata Fauzi. Aceh Jaya dan Bener Meriah (2/9). M.Yusuf, Kepala Disdikpora Kab. Aceh Rombongan berjumlah 44 orang, terdiri Jaya, menegaskan akan menjadikan sekolah atas guru, kepala sekolah, dan yang telah melakukan kunjungan belajar stakeholder pendidi-kan Aceh Jaya dan sebagai sekolah acuan di kabupatennya. Bener Meriah itu melakukan kunjungan “Karena itu rencana tindak lanjut yang belajar ke sekolah dan madrasah di mereka susun akan kami dukung daerah Kabupaten Bandung Barat dan sepenuhnya,” jelas Yusuf. [ds] Kota Cimahi. Pada hari pertama Suasana proses pembelajaraan saat para tamu (3/9 ), mereka study visit mengamati proses pembelajaran dampak berkunjung ke MI Asih program USAID PRIORITAS. Putera Kota Cimahi dan Manfaatkan belanja pendidikan, belanja SMPN 1 Cihampelas pengalaman, dan ilmu pengetahuan dari Kab. Bandung Barat. Pada sekolah di sini untuk dibawa pulang ke hari kedua (4/9) mereka daerah kita. Jangan terlalu banyak belanja berkunjung ke MTsN material. Belanja ilmu pengetahuan tentu Sukasari Cimahi dan SDN 2 lebih penting karena tidak semua pendidik Rajamandala Bandung Barat. mendapat kesempatan seperti ini, apalagi Fauzi, guru SDN 4 di tengah keterbatasan APBD di daerah Calang, Kab. Aceh Jaya, kita. Jadi, janganlah kita sia-siakan anggaran mengaku mendapatkan yang telah disediakan oleh USAID pelajaran berharga PRIORITAS untuk kegiatan ini tanpa mengenai proses Peserta study visit mengamati ruang perpustakaan SDN menghasilkan perubahan di daerah kita. pembelajaran aktif. “Cara Rajamandalakulon 2 Cipatat Bandung Barat. Tampak siswa sedang 'mengamati' tayangan audio visual sesuai dengan pendekatan Demikian pesan Bupati Aceh Jaya Ir. belajar siswa, cara guru pembelajaran saintifik Kurikulum 2013. Azhar Abdurrahman, didampingi Kepala mengelola pembelajaran di
Tren Positif Diseminasi di Kota Bogor Kota Bogor memiliki rekam jejak sangat baik dalam diseminasi program DBE dan USAID PRIORITAS. Dari segi jumlah guru yang dilatih dan dana daerah yang digunakan, Kota Bogor menempati peringkat pertama Jabar. Seyogianya kita pertahankan tren positif ini. Demikian dikatakan Fetty Qondarsyah, kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, sebagaimana disampaikan oleh Ipendi Suhendri, Sekretaris Disdik, pada kegiatan Lokakarya Evaluasi dan Perencanaan Diseminasi (2/7). Lokakarya tersebut dihadiri oleh segenap stakeholder pendidikan Kota Bogor yang meliputi disdik, kemenag, bappeda, BKPP, DPRD, Dewan Pendidikan, K3S, MKKS, KKG/MGMP, pengawas, Fasda, dan kepsek. Soni Nasution, Sekretaris Bappeda, mendorong segenap pihak berkomitmen menyebarkan praktik yang baik dan menjamin dukungan kebijakan. “Pencapaian IPM Kota Bogor dalam bidang pendidikan yang mencapai angka lebih dari 80 tidak
Juli - September 2014
program USAID PRIORITAS ke seluruh terlepas dari peran USAID. Kebijakan Pemkot tentang Kota Bogor yang CERDAS sekolah/madrasah di Kota Bogor. “Kita melakukan analisis masalah untuk dan dukungan anggaran pendidikan yang menentukan paket-paket mana yang besar tentu dapat mendukung program mendesak didiseminasikan berikut mencari diseminasi lebih lanjut,” kata Soni. celah sumber dananya,” ujarnya. Erna juga Apendi Arsyad, Sekreatris Dewan berharap Bogor mampu menyamakan Pendidikan, juga menganggap penting kualitas sekolah agar tidak timpang. diseminasi program USAID PRIORITAS. Kabid Dikdas Elok Tri Kusumaningsih Alasan pokok, menurut Apendi, adalah menegaskan pentingnya diseminasi aspek adanya ketimpangan kualitas sekolah, MBS program USAID PRIORITAS. terutama antara negeri dan swasta. “Sekolah, khususnya jenjang SD, sangat “Diseminasi program USAID diharapkan dapat meningkatkan akses pendidikan yang membutuhkan sentuhan dalam bidang MBS,” kata Elok. “Pelatihan harus diikuti berkualitas,” ujar Apendi. Ia juga berharap dengan proses pendampingan yang program USAID dapat meredam konflik intensif,” tambahnya. [ds] antara masyarakat, orangtua, dan sekolah mengenai biaya pendidikan. Erna Irnawati, Koordinator USAID PRIORITAS Jawa Barat, mengatakan perlunya strategi penyebarluasan Ki-ka: Ipendi, Apendi, Soni, Elok, dan Erna.
5
Praktik yang Baik Efek Domino Matematika Terbukti Efektif Showcase Siswa cenderung menganggap matematika mata pelajaran yang sulit. Motivasi belajar rendah dan hasil belajar pun memprihatinkan. Di sisi lain, variasi media belajar juga rendah sehingga tidak mampu mendorong gairah belajar. Akibatnya, pemahaman konsep menjadi tidak prima. Saya mencoba menggunakan kartu domino matematika sebagai media belajar. Materinya adalah Pangkat Tak Sebenarnya dan Bentuk Akar. Ide ini terinspirasi dari permainan domino yang dikenal luas dan mudal memainkannya. Sebelum itu, saya melihat daftar nilai matematika tahun 2012/2013 materi pangkat tak sebenarnya dan bentuk akar. Saya melakukan jajak pendapat mewawancara siswa kelas IXA tentang matematika. Informasi ini menjadi bahan penilaian pada ranah kognitif dan afektif. Dilaksanakan juga tes pra tindakan dengan hasil 61,03 dan ketuntasan 13%. Saya menyiapkan 7 set kartu domino matematika berupa soal dan jawaban. Pada tiap-tiap kartu dibuat sisi soal yang jawabannya ada di kartu lain dan sisi jawaban yang soalnya juga ada di kartu lainnya lagi. Maka jika kartu domino matematika ini dimainkan masing-masing
Proses pembuatan kartu domino matematika saya lakukan sendiri mulai mencari bahan berupa barang bekas hingga pengisian materi matematika pada setiap kartu.
kartu akan berpasangan antara soal dan jawabannya dan saling berangkaian. Siswa menunjukkan keingintahuan bcara memainkan kartu domino matematika tersebut. Mereka tampak masih bingung karena belum memahami cara memainkan kartu domino. Pada kegiatan berkelompok, siswa tidak sabar untuk memulai kegiatan dan waktu dirasakan kurang. Penyebabnya siswa memerlukan waktu untuk menata meja dan kursi dalam formasi kelompok. Tetapi di tengah permainan mereka terlihat senang, walau ada beberapa siswa yang kelihatan masih belum berpartisipasi. Saat presentasi, siswa tampak masih malumalu dan takut salah dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan pada kartu. Usai putaran pertama, dilakukan tes hasil belajar. Ternyata siswa mengalami kemajuan dari 61,03 menjadi 80,69. Ini berarti prestasi belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 19,66 dengan
ketuntasan belajar 79,31%. Pada putaran kedua, siswa terlihat sangat bersemangat, tampak gembira selama mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan media kartu domino matematika, termasuk ketika melakukan diskusi. Peserta didik aktif berdiskusi, bekerja dalam kelompok, dan mengajukan pertanyaan. Hasil tes setelah putaran kedua menunjukkan kemajuan. Rata-rata tes hasil belajar putaran pertama adalah 80,69 dan setelah putaran kedua menjadi 88,52. Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 7,83 dengan ketuntasan belajar 86,21%. Pembelajaran matematika dengan media kartu domino ternyata efektif. Eti Herawati SMPN Unggulan Sindang, Indramayu
Meraih hadiah INOBEL (Inovasi Belajar) nasional 2014 berkat inovasi domino ini.
Literasi, Baca Cerita lalu Tanggapi Isi dan Hikmahnya Pada siklus pertama tampak siswa masih bingung karena belum paham cara bermain.
ng siswa enam ora sari, ng Taufik dan a d DN 1 Sin mbaca kelas VI S e m , is m ia ,C lis Banjarsari ual, menu ara individ cerita sec dividual, lalu in tanggapan an tanggapan itu sik mendisku ggapan mbuat tan untuk me . kelompok arwinah Wiwin C s VI Guru Kela
Pada putaran kedua tampak siswa asyik menikmati permainan dan efeknya signifikan.
6
Nomor 8
Praktik yang Baik SDN Bugelalis, Ciawi,Tasikmalaya
Karang Taruna Masuk Tim Pengembang Sekolah membutuhkan lapangan untuk upacara dan kegiatan olahraga. Sementara areal sekolah sangat sempit. Maka, komite sekolah dan tim pengembang sekolah berembug mencari solusi. Muncullah usulan untuk menyewa tanah kosong dekat sekolah. Muncul juga kesediaan Karang Taruna Desa Bugelalis untuk membantu sekolah. Demikian kata Karyono, ketua komite sekolah SDN Bugelalis, Ciawi, Tasikmalaya. Karyono mengaku, setelah mengikuti program pelatihan MBS dari USAID PRIORITAS, ia mendapat inspirasi cara menumbuhkan peran serta masyarakat bagi kemajuan sekolah. “Sekarang sekolah telah membentuk tim pengembang sekolah. Anggotanya terdiri atas sepuluh orang meliputi kepala sekolah (Uci Sanusi), Komite sekolah (Karyono dan Amin), guru (Enjid,Yuyun, dan Maman), dan dibantu oleh tokoh masyarakat termasuk karang taruna (Ohan, Empep Suryatman, Dedi, dan Yana),” papar Karyono. Dian Rindiana, UPTD Ciamis yang juga fasilitator daerah (Fasda) USAID PRIORITAS bidang MBS, menilai komite sekolah SDN Bugelalis sebagai kompak dan mendukung penuh kemajuan sekolah.
"Komite SD Bugelalis sangat eksis. Sepuluh anggota tim pengembang sekolah ini begitu tulus membantu kemajuan sekolah. Mereka banyak berkorban untuk sekolah,” tutur Dian. Karyono lebih jauh menjelaskan bahwa Karyono potensi peran serta Karang taruna juga mendukung siswa belajar menghargai dan masyarakat sebenarnya melestarikan budaya lokal seperti angklung dan lengser. sudah ada sejak lama. “Masyakarat di sini, desa,” ucap Karyono. Ia juga menjelaskan setiap panen hasil pertanian selalu bahwa karang taruna ikut berperan dalam menyisihkan sebagian hasil panen untuk melatih olahraga dan pengembangan sumbangan ke sekolah. Setelah ada budaya lokal di sekolahnya. pembinaan dari USAID PRIORITAS, Komite sekolah juga sudah menyusun potensi sumbangan masyarakat itu dikelola program pengadaan perpustakaan sekolah sedemikian rupa agar lebih efisien dan guna mendukung budaya baca. Menurut mendukung kualitas pembelajaran,” ujar Karyono, pihak komite sudah bersepakat Karyono. dengan kepala sekolah untuk alihfungsi Karyono juga menjelaskan bahwa rumah dinas kepala sekolah menjadi pengadaan lapang olahraga/upacara itu perpustakaan dan ruang unit kesehatan terwujud atas kerjasama dengan sekolah. karangtaruna dan pemerintah desa. “Kami akan segera merehab rumah “Sudah ada deal/komitmen dengan pemilik dinas itu. Sudah ada komitmen dari dinas tanah. Pihak karang taruna akan pendidikan Tasikmalaya untuk bantuan menyewakan tanah itu untuk digunakan perpustakaan,” ujar Karyono. [ds] secara bersama oleh sekolah dan pemuda
Orisinal, Kelas Awal Lahirkan Karya Tulis dan Gambar SDN Utama Mandiri 1 Kota Cimahi
Karya tulis dan gambar kreasi siswa kelas II ini tentu saja sangat membanggakan. Kreativitas seperti ini hanya dimungkinkan oleh suatu proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM). Sebuah proses belajar yang memberi ruang kreasi dan ekspresi bagi para siswa belia.
Juli - September 2014
7
Praktik yang Baik Mobil Demokrasi Kreasi Siswa
Showcase
Berikut karya kelompok siswa SMPN 1 Indramayu dalam mata pelajaran PKn hasil proses pembelajaran mengamati dan mendiskusikan sikap terhadap demokratisasi. Materi pembelajaran adalah demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan. Kompetensi Dasar yang dikembangkan di sini adalah “Menunjukkan sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan.” Siswa memberi judul karyanya ini dengan “Periode Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia.” Kelompok ini mengekspresikan sikapnya secara imajinatif dalam bentuk mobil-mobilan yang mencerminkan perjalanan demokrasi bangsa Indonesia dari masa ke masa.
Anggota Kelompok: Dwiky Haura Heikal Insanul Kelvin Maylinda Anggi Indah.
Kesebangunan Hitung Tinggi Pohon Kelompok 'Kongruen' terdiri atas Cika, Aang, Aditya, dan Bela, siswa SMPN 1 Limbangan, Garut asuhan Cicin Kuraesin, lakukan percobaan penghitungan tinggi pohon dengan konsep kesebangunan. Sebelah kanan adalah laporan mereka.
8
Nomor 8
Praktik yang Baik Robot Said Perpustakaan Tumbuhkan Budaya Baca Strategi utama menciptakan budaya baca di kalangan siswa adalah mengoptimalkan fungsi perpustakaan. Layanan prima perpustakaan SDN 2 Rajamandalakulon, Cipatat, Bandung Barat, berhasil menciptakan kondisi nyaman buat anak untuk membaca. Sebagai nilai tambah, perpustakaan ini juga menyediakan layanan informasi visual. Perpustakaan ini semula bernama Pusat Sumber Belajar (PSB) berdiri sejak tahun 2010. Pusat Sumber Belajar berubah nama menjadi Perpustakaan pada tahun 2013 dan mengalami perpindahan lokasi dari lantai satu ke lantai dua. Perpustakaan kini mengunakan software Senayan Manajemen Library Sistem Versi Meranti. Dengan sistem layanan terbuka, setiap pemustakaan bisa langsung memilih sendiri bahan pustaka ke dalam rak koleksi. Peserta didik lebih leluasa untuk memilih ataupun mencari bahan pustaka yang diinginkan. Anggota diberikan kartu anggota yang dilengkapi barcode. Saat berkunjung, anggota mengisi daftar kunjung dengan cara menggesekkan kartu anggota ke alat scanner barcode, sehingga dapat terekam langsung ke dalam program perpustakaan. Dengan sistem otomasi ini pustakawan bisa lebih mudah mengetahui siapa saja yang sering berkunjung. Setiap tahun ada pemberian reward terhadap anggota perpustakaan yang paling sering berkunjung. Reward ternyata menumbuhkan motivasi anggota untuk berkunjung. Untuk menambah daya tarik pengunjung perpustakaan dilengkapi sebuah robot cerdas dan pintar. Robot tersebut menyambut setiap kedatangan pemustaka berkunjung. Robot itu diberi nama 'Said' yang diambil dari kata USA–Indonesia. Robot Said pandai berdialog dengan para pemustaka. Robot tersebut dirakit oleh para siswa SDN 2 Rajamandalakulon. Walaupun robot ini cerdas dan pintar, pembuatannya sangat sederhana. Bahannya terbuat dari barangbarang bekas, antara lain: 1. Enam kaleng bekas minuman; 2. Dua plastik bekas minuman seperti milkuat; 3. Sendok dan garfu bekas mi instan; 4. Satu batang lilin bakar; 5. Satu buah mobil mainan bekas;
Juli - September 2014
6. Satu buah speaker bluethooth. Robot Said bisa dikendalikan melaui remote control, komputer, Ipad, ataupun handphone dengan mengunakan sinyal bluetooth. Layanan perpustakaan meliputi referensi, audio visual, sirkulasi, pojok baca,
Siswa gesek kartu anggota perpustakaan untuk daftar pengunjung.
story telling, perpustakaan keliling, internet, komputer, dan lain-lain. Layanan referensi diberikan kepada para pemustaka yang sedang mencari bahan-bahan rujukan. Layanan ini lebih banyak dibutuhkan oleh guru yang sedang mencari bahan untuk pembelajaran di kelas. Layanan audio visual diberikan untuk pembelajaran yang bersifat interaktif dan rekreatif, seperti pembelajaran yang mengunakan CD interaktif dan pemutaran film yang bersifat mendidik dan menunjang terhadap pembelajaran. Siswa sangat antusias untuk mengikuti layanan ini karena mengunakan sistem audio visual yang lebih menarik dan menyenangkan dibandingkan dengan pembelajaran mengunakan buku teks. Layanan sirkulasi adalah layanan yang paling utama perpustakaan. Pemustaka bisa meminjam bacaan ke rumah. Keterlambatan mengembalikan bahan pustaka dikenai denda. Data peminjaman
Siswa mencari bahan bacaan yang diminati melalui katalog online.
sudah terintegrasi dengan program komputer. Apabila terjadi keterlambatan komputer dengan otomatis memberikan peringatan sekaligus menginformasikan jumlah denda. Layanan pojok baca disediakan untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung karena perpustakaan belum bisa memenuhi kebutuhan ±750 orang anggota. Di luar perpustakaan yang hanya berukuran 56 m2, sudut baca disiapkan di sudut-sudut strategis sekolah. Siswa tampak nyaman membaca baik di ruang perpustakaan maupun di sudut baca sesuai dengan 'selera' masing-masing. Pojok baca juga tersedia di setiap ruang kelas. Layanan story telling dapat membentuk karakter anak dengan cara menyenangkan. Cerita-cerita menarik ternyata menumbuhkan karakter positif siswa. Selain pustakawan dan guru, ternyata tidak sedikit siswa yang ingin belajar membawakan cerita di depan temantemanya sendiri. Layanan perpustakaan keliling merupakan bentuk kerjasama antara perpustakaan sekolah dengan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Prov. Jawa Barat (Bapusipda Jabar) serta Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kab. Bandung Barat. Setiap ada perpustakaan keliling, siswa begitu antusias membaca. BAPUSIPDA Jabar juga membantu penambahan koleksi perpustakaan sebanyak 300 eksemplar buku yang bisa ditukar kembali apabila para pemustaka sudah merasa bosan dengan koleksi tersebut. Ke depan ada juga layanan televisi komunitas. Layanan ini memungkinkan siswa memanfaatkan perpustakaan dari kediaman dengan cara menonton siaran televisi yang disiarkan langsung dari perpustakaan sekolah. Kami berencana membuat pemancar televisi dengan radius ±2 km di sekitar sekolah. Layanan ini membutuhan dana sekitar Rp.60 juta rupiah. Layanan televisi komunitas memungkinkan siswa mengembangkan potensi diri melalui film-film pendek sekolah. Selain film-film pendek, layanan ini juga bisa menayangkan pembelajaranpembelajaran interaktif dan rekreatif yang dapat mendorong gairah belajar dan minat baca. Deni Nurzaman Guru yang juga pengelola perpustakaan
9
Praktik yang Baik Kurtilas Cetak Ilmuwan Cilik
menggali informasi dengan membaca tabel Showcase
berdialog mengenai kalimat matematika dan bentuk Aljabar. Siswa tampak antusias menjelaskan pertambahan, perkalian, dan kalimat matematika lainnya. Kami kemudian mengomunikasikan tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang diharapkan tercapai serta manfaat bentuk aljabar dalam kehidupan sehari-hari. Untuk belajar mengamati, siswa secara klasikal diberi permasalahan yang terdapat pada kegiatan 2.1. halaman 36. Kami juga menayangkan gambaran visual yang berkaitan dengan bentuk aljabar. Untuk lebih mengenal bentuk aljabar, siswa dalam kelompok mengamati informasi (dialog) pada LK secara individual. Mereka kemudian mengerjakan perintah nomor 1 dan 2 dalam LK. Para siswa lantas mengasah kemampuan bertanya. Kami memberi kesempatan kepada Lembar Kerja seluruh peserta untuk bertanya terkait dengan Amati dialog di bawah ini: bentuk aljabar. Dedi Suatu ketika terjadi percakapan antara Maryam, Dudi dan Heni. mengacungkan tangan dan Mereka baru saja membeli minuman di koperasi. Maryam : “Dudi, kelihatannya kamu beli air mineral banyak sekali.” bertanya, “Bu, ada berapa Dudi : “Iya, Maryam. Ini pesanan dari kelas saya. Saya membeli dua gelas dalam satu dus air dus air mineral. Kalau kamu membeli apa saja?” mineral itu?” Demikianlah Maryam : “Saya membeli 2 gelas air mineral saja, untuk saya dan Rima. para siswa mengajukan Kalau kamu Heni, apa yang sudah kamu beli?” beragam pertanyaan yang Heni : “Saya membeli satu dus dan 10 gelas air mineral.” tentu saja membanggakan 1. Gambarkanlah barang yang dibeli ke-tiga anak pada dialog di atas semenarik mungkin. 2. Buatlah bentuk aljabar dari gambar yang kalian buat pada soal no. 1 kami. 3. Manakah dari bentuk aljabar tersebut yang merupakan koefisien, variabel, dan konstanta? Menghimpun 4. Buatlah suatu cerita yang bermakna bentuk aljabar 4x + 8. Perjelas makna informasi, para siswa variabel dari cerita yang kalian buat. kemudian berupaya
Sebagaimana dikehendaki Kurikulum 2013 (kurtilas), kami ingin setiap siswa (1) menunjukkan perilaku suka mencoba atau menyelesaikan pekerjaan yang menantang, (2) suka bertanya selama proses pembelajaran, (3) berani presentasi di depan kelas, (4) mampu mengubah soal cerita ke dalam bentuk aljabar atau sebaliknya, dan (5) mampu menentukan unsur-unsur aljabar. Kini materi pembelajaran adalah mengenal bentuk aljabar dan klasifikasi bentuk aljabar berdasakan sukunya: suku, koefisien, variabel, dan konstanta. Maka kami ingin mengajak siswa menerapkan operasi aljabar yang melibatkan bilangan rasional. Siswa diajak mengambil inspirasi dari buku Matematika Kelas VIII Kurikulum 2013 Kemendikbud RI halaman 36–42. Mengawali pembelajaran, siswa diajak
Tuah Literasi Peluit Budaya Baca Priiit…. Suara peluit itu menggerakkan siswa-siswi SDN 1 Sukamanah, Sindangkasih, Ciamis, berlarian ke sana ke mari untuk mencari sesuatu. Apa yang sebenarnya mereka cari? Oh, ternyata mereka sedang mencari buku. Mereka membaca buku tersebut secara serentak. Ada yang membaca yang di halaman sekolah, kebun, dan kelas. Pokoknya di mana saja saat itu mereka berada. Ada sesuatu yang menarik dari kegiatan ini. Anak-anak yang berlarian itu seketika membaca menjadi hening, senyap, tanpa terdengar suara apapun kecuali tarikan napas khas anak-anak. “Ini jadwal membaca senyap,” kata Apep, guru di SDN 1 Sukamanah. “Kegiatan ini sudah berlangsung sejak tanggal 26 Agustus lalu, setelah Pak Taya mengikuti ToT program USAID di Bandung. Saat ini
10
sekolah kami sedang melaksanakan budaya membaca,” tambahnya. “Kami berupaya merealisasikan budaya baca di sekolah ini. Kami bersama Fasda USAID PRIORITAS Pak Taya Sodikin dan kepala sekolah, berharap program ini berjalan dengan baik, karena manfaatnya sudah terlihat,” ujar Apep. Ia menjelaskan bahwa walaupun kegiatan ini baru berjalan kurang lebih dua minggu, tampak perubahan anak-anak menjadi lebih disiplin. Wawasan keilmuan para siswa kelas IV dan VI yang membacanya sudah lancar menjadi bertambah. Sedangkan siswa yang masih di kelas I sampai III kian lancar kemampuan membacanya. Apep juga menyebut manfaat lain kegiatan membaca, yakni anak-anak secara tidak langsung dapat mempersiapkan pelajaran hari itu. Program budaya membaca senyap di
2.2 halaman 38 dan “Ayo Kita Menggali Informasi” halaman 40. Setelah merasa cukup memiliki informasi, siswa mengerjakan pertanyaan nomor 3 dan 4 dalam LK. Dalam hal ini siswa tengah mengasah kemampuan menalar. Setiap siswa kami perhatikan layaknya ilmuwanilmuwan cilik. Tibalah saatnya para siswa saling berkomunikasi. Setiap siswa mempertukarkan hasil kerjanya dalam satu kelompok. Mereka saling berbincang merespon karya satu sama lain. Setiap siswa juga berusaha memberikan kritik dan penilaian atas karya temannya. Mereka akhirnya bersepakat menentukan satu karya yang mereka pandang terbaik dalam kelompok. Karya terbaik inilah yang kemudian dipresentasikan di hadapan kelompok lain. Menutup kegiatan, kami membimbing siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. Siswa diajak bermain kuis guna mengukur tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran. Secara individu siswa melakukan refleksi tentang apa yang telah dipelajari/dipahami, apa yang dirasakan selama proses belajar, dan apa yang akan dilakukan kemudian. Akhirnya kami menyarankan siswa untuk mengerjakan latihan 2.1 (halaman 42) di kediaman masing-masing, sambil tak lupa mereka diberi informasi rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Cicin Kuraesin (MTsN, Garut) Cucu Hadiati (Pengawas, Karawang)
SDN 1 Sukamanah dilaksanakan setiap hari 10 menit sebelum pembelajaran dimulai. Adapun buku yang dibaca anak-anak tersebut sementara masih buku pelajaran, karena sekolah ini belum memiliki buku bacaan umum. “Semangat kegiatan ini sementara adalah budaya membacanya, bukan bukunya. “Yang penting bagaimana caranya agar anak-anak jadi gemar membaca,” kata Taya Sodikin. “Nanti kalau kegiatan ini sudah berjalan dengan baik, baru kami siapkan buku-buku cerita yang menarik yang disukai mereka,” lanjut dia. Upaya lain yang dilakukan SDN 1 Sukamanah dalam rangka mengembangkan program budaya baca adalah menyediakan sudut baca di luar kelas. Sudut baca disediakan di tempat anak-anak suka berkumpul. “Agar pada saat tiba jam membaca mereka tidak jauh-jauh mencari bukunya”, kata Iwa, kepala SDN 1 Sukamanah. [mir]
Nomor 8
Praktik yang Baik Sulap Sekolah Kumuh Jadi Percontohan menjadi seorang murid. Adapun materi yang disampaikan adalah pendekatan whole school approach dan strategi pelatihan yang selama ini digunakan serta program USAID PRIORITAS dengan LPTK. Lalu, praktik yang baik dalam pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013. Selama 5,5 jam wartawan menyimak materi dan berdiskusi layaknya seorang tenaga pengajar. Bagi wartawan, kegiatan tersebut merupakan hal baru dan penuh tantangan. Untuk mengenalkan lebih dekat mengenai Pukul 07.00 hari berikutnya, para praktik yang baik dalam pembelajaran dan peserta terjun ke dua sekolah, SMPN 3 manajemen sekolah, USAID PRIORITAS dan SDN Utama Mandiri 1. Wartawan Jabar selama dua hari melakukan dibagi dua kelompok. Wartawan Radar kegiatan media briefing (11-12/9). Kegiatan kebagian berkunjung ke SD. Mereka bisa yang mengundang para jurnalis di Jabar itu melihat dari dekat kemajuan sekolah mitra diikuti oleh 20 wartawan dari berbagai USAID PRIORITAS. media. Dari pantauan Radar, proses belajar Acara tersebut dihelat di Hotel Grand mengajar berlangsung sangat dinamis Aquila Kota Bandung mulai Kamis pukul sesuai kurikulum 2013 (kurtilas). Siswa terlihat aktif dan berdiskusi dengan para guru. Kondisi sekolah pun terlihat sangat berbeda. Sekolah tampak rindang dengan berbagai pepohonan (green house). WC murid pun sudah tertata rapih. Ada musala. Di setiap sudut disediakan buku bacaan. Perpustakaan Agus Mustawan (kedua kanan) berbincang dengan Cucum Suminar pun dibuat nyaman. Bahkan, (paling kiri) dan Komite Sekolah Nunu Nugraha (paling kanan). para orangtua diberi ruang untuk berkarya yang nanti 13.00 WIB hingga Jumat pukul 11.00 WIB. dipajang di perpusatakan. Panitia memberikan kepada para jurnalis “Dulu sekolah ini merupakan sekolah informasi program pendidikan USAID terkumuh di Cimahi karena mayoritas PRIORITAS di Jabar. adalah menengah ke bawah. Siswanya Para jurnalis mendapatkan materi yang merupakan anak para pekerja pabrik. selama ini digunakan di sekolah atau Namun, kini sekolah ini sudah menjadi madrasah. Dalam kesempatan ini para sekolah terbaik di Cimahi dan menjadi wartawan melakukan praktik langsung Praktik yang baik ini diadaptasi dari Koran Radar Kuningan tulisan Agus Mustawan. Ini menjadi praktik yang baik dari dua sisi. Pertama, ini praktik yang baik seorang wartawan yang mampu menangkap sebuah praktik pendidikan yang baik dan mampu mengemasnya dengan baik. Kedua, dari sisi sekolah, ini merupakan praktik manajemen berbasis sekolah yang baik [Red.].
Menjadi Kreatif Itu tidak Harus Mahal Dalam kelompok, siswa mengamati benda yang menjadi sumber belajar. Setiap kelompok mendapatkan benda yang berbeda. Ada yang berupa kalender bergambar makanan, mobil-mobilan, kamera, laptop, dan mikrofon. Pada tahap selanjutnya, saya meminta siswa mencari gagasan dari benda-benda tersebut. Ide-ide itu dijabarkan dalam bentuk instruksi. Anak-anak membuat dan melaksanakan instruksi dalam bahasa Inggris dengan jelas. Untuk memiliki kompetensi tersebut, siswa saling bertanya jawab dalam
Juli - September 2014
kelompok mengenai alat dan bahan yang dibutuhkan serta tahapan membuat karya sesuai pilihan kelompok. Siswa juga banyak bertanya kepada saya. Artinya, kegiatan saya pada saat kerja kelompok, adalah mendampingi siswa terutama yang mengalami kesulitan. Semua siswa mencari informasi yang mendukung terbentuknya karya setiap kelompok. Ada yang mencari informasi cara membuat mobil yang bertenaga angin. Ada yang mencari informasi cara menjalankan instruksi membuat makanan yang lezat. Ada yang mencari instruksi
percontohan bagi sekolah di Indonesia,” ucap Kepala SDN Utama Mandiri 1 Cucum Suminar, S.Pd. Cucum menerangkan, keberhasilan ini tak lepas dari program USAID PRIORITAS yang diterapkan sejak 2013. Semua program pendidikan diterapkan, termasuk manajemen berbasis sekolah (MBS). Dengan adanya MBS semua dilibatkan termasuk Komite sekolah. “Awalnya, penerapan program pendidikan USAID PRIORITAS membuat guru dan murid kesulitan. Apalagi banyak guru yang sudah tua. Namun, dengan kerja keras, semua bisa berhasil,” jelasnya. Komite SDN Utama Mandiri Nunu Nugraha, SPd. menambahkan, keberhasilan yang dicapai selama ini merupakan hasil kerja keras antara guru, komite, orang tua dan murid. Bahkan, dengan keberhasilan tersebut, banyak sekolah yang ingin mengadopsi cara yang diterapkan oleh pihak komite. “Tentu keberhasilan ini ingin memacu kami lebih maju lagi. Kemudian ingin menjadi contoh bagi yang lain dalam meningkat kualitas pendidikan di Indonesia,” jelasnya. Provincial Coordinator USAID PRIORITAS Jabar Erna Irnawati mengatakan, di Jabar ada 13 kabupaten/kota mitra. Total di Indonesia ada 91 kabupaten/kota di 8 provinsi. “Kami sengaja mengundang wartawan agar bisa melihat dari dekat upaya yang selama ini dilakukan USAID PRIORITAS. Ini murni untuk membantu kemajuan pendidikan di negara kita,” jelas Erna yang menyebutkan program tersebut dimulai tahun 2012 dan berakhir pada 2017. []
Agus Mustawan Radar Kuningan
mengoperasikan mikrofon. Ada juga yang mencari informasi tentang cara mengoperasikan laptop dengan benar. Informasi yang mereka peroleh kemudian didiskusikan sehingga terbangun rancangan karya setiap kelompok. Pada setiap tahapan, saya selalu membimbing siswa terutama yang mengalami kesulitan. Dengan menggunakan Bahasa Inggris, setiap kelompok (kelompok kamera, mobil, laptop, makanan) menjelaskan cara kerja karyanya. Antarkelompok kemudian saling memberikan masukan.
Tita Trisnawati, SMPN 5 Kota Cimahi
11
Kabar Diseminasi Betah Praktik Mengajar di Sekolah, Dosen Lupa Waktu USAID PRIORITAS menyediakan pelatihan pembelajaran aktif dengan pendekatan saintifik sesuai Kurikulum 2013. Pelatihan ini berlangsung secara interaktif dan partisipatif sehingga para dosen mendapatkan pengalaman langsung implementasi K-13. Dengan dosen yang terlatih secara praktis diharapkan proses pelatihan guru prajabatan, yakni perkuliahan mahasiswa keguruan, lebih sejalan dengan tujuan dan sasaran K-13. Demikian dikatakan Erna Irnawati, Koordinator USAID PRIORITAS Jawa Barat, terkait dengan diseminasi program USAID PRIORITAS di Unswagati Cirebon. Pelatihan itu diikuti 50 dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan 1 berlangsung selama tiga hari (16-18/9). Prof. Dr. Abdul Rozak, Dekan FKIP Unswagati, menjelaskan bahwa pihaknya 2 sengaja meminta para dosen dilatih oleh USAID guna mengoptimalkan implementasi K-13 yang gencar 3 disosialisasikan oleh Kemdikbud RI. “Kami ingin membekali dosen dengan pengalaman praktik pembelajaran di
sekolah menggunakan pendekatan K-13. Yusuf Kami yakin pendekatan USAID PRIORITAS dalam mengembangkan pembelajaran aktif sangat cocok dengan pendekatan saintifik K-13,” ujar Prof. Rozak. “Ini praktik pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi dosen karena terasa ringan dan tidak melelahkan. Siswa lebih aktif dan mereka menyukainya, sampai-sampai beberapa di antara kami lupa waktu dalam praktik mengajar di sekolah” kata Subali Noto, dosen Matematika. Untuk dosen pendidikan/keguruan, pelatihan dan praktik mengajar ini adalah sebuah refleksi dan upgrading. Bagi dosen yang tidak berlatar belakang pendidikan ini adalah sesuatu yang baru dan menyenangkan. “Pengelolaan kelas yang bervariasi, aktivitas siswa secara individual, berpasangan, hingga berkelompok, lembar kerja yang menuntut kreativitas siswa, dan dibukanya kesempatan siswa untuk bertanya, itu semua benar-benar
mengasyikkan baik bagi siswa maupun bagi guru. Saya yakin para mahasiswa, sebagai calon guru, pun akan menyukai model pembelajaran ini,” kata Mira Nuryanti, dosen Bahasa Indonesia. “Pelatihan ini menyadarkan kekeliruan kami selama ini dalam melaksanakan perkuliahan. Bagaimana kita bisa mencetak calon-calon guru yang inovatif dan kreatif di lapangan bila perkuliahan masih dilaksanakan secara konvensional,” kata Bela Nurzaman, Ketua Jurusan Bahasa Indonesia. Nur Msuludin Sementara itu, Hidayatul Firdaus, Koordinator USAID PRIORITAS Kab. Cirebon, berharap agar diseminasi program di perguruan tinggi non mitra Unswagati ini dapat meningkatkan mutu dosen, mutu mahasiswa sebagai calon guru, dan pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. “Para dosen FKIP hendaknya menjalankan pembelajaran aktif agar mahasiswa siap menjadi guru berkualitas yang menghasilkan siswa yang kreatif, inovatif, dan berkarakter,” ujar Firdaus. [ds]
Daerah Mitra Berlomba Anggaran Diseminasi Program USAID PRIORITAS sangat singkron dengan program pendidikan Jawa Barat. Jabar memberikan dana bantuan sosial untuk kegiatan KKG/MGMP. Dana ini bisa digunakan secara bersinergis dengan diseminasi program USAID PRIORITAS. Demikian dikatakan oleh Wahyuddin Zarkasyi, Kepala Disdikbud Jawa Barat, pada kegiatan Lokakarya Perencanaan Diseminasi program USAID PRIORITAS tingkat Jawa Barat (16-17/7). Lokakarya dihadiri oleh segenap stakeholder pendidikan di delapan daerah mitra USAID PRIORITAS, meliputi Kota Bogor, Bandung Barat, Cimahi, Kab. Sukabumi, Indramayu, Ciamis, Garut, dan Karawang. Erna Irnawati, Kordinator USAID PRIORITAS Jawa Barat, merasa senang melihat komitmen delapan daerah mitra tersebut untuk mendiseminasikan program
12
sekolah/madrasah di Ciamis. USAID PRIORITAS. “Kami merasa tidak “Dengan demikian, total dana yang salah menawarkan perpanjangan kerjasama kami siapkan untuk diseminasi program dengan delapan daerah ini,” ujar Erna USAID PRIORITAS adalah sebesar 1,4 Irnawati, sambil mengapresiasi komitmen Milyar,” jelas Syamsu. daerah. Sementara itu, tim “Disdikbud dan Kabupaten Sukabumi juga Kemenag Ciamis telah menganggarkan dana lebih sepakat bekerjasama besar untuk program melaksanakan diseminasi diseminasi tahun 2015. program USAID “Kami menyiapkan dana PRIORITAS di sekolah dan sebesar 1,7 Milyar untuk madrasah,” ujar Syamsu, diseminasi program pengawas sekolah Ciamis. Utomo (kanan) tampak serius USAID PRIORITAS di Ciamis telah menyediakan menyusun anggaran diseminasi bersama tim Kab. Sukabumi (17/7). Kabupaten Sukabumi,” dana sebesar dua ratus ujar Utomo, Kasi Kurikulu dua puluh dua juta rupiah Disdik Kab. Sukabumi. untuk program diseminasi pada tahun Enam daerah mitra lain juga telah 2014. Pada tahun 2015, tim Ciamis bersepakat untuk berkomitmen bersepakat pada lokakarya ini untuk menggalakkan diseminasi di daerah menganggarkan tidak kurang dari 1,2 masing-masing. [ds] Milyar untuk menjangkau lebih banyak