IV.
TINJAUAN PUSTAKA
Scbagaimana masalah yang tolah duolaskan pada Lalar Dclakang salah satu faktor yang mencntukan kualitas hilusan suatu pcrguruan tinggi adalah dosen. Mcngingat tuntutan peningkatan kuatita» dan kuantitas materi pengajaran di lembaga peigufuan tinggi sangat banyak, dosen di dorong unhik tidak semata-mata berperan sebagai penyaji materi di depan kelas, totapi juga berperan sebagai fasilitator yang dapat membelajarkan mahasiswa. Dengan demikian., tersedianya materi pengajaran dalam bentuk bahan ajar yang dapat digunakan oleh mahasiswa secara mandiri menjadi sangat penting. Menurut Suparman et aL (1994), bahan ajar atau bahan instruksional untuk peikuliahan dapat bersifat self-instructional dan merhpunyai kemampuan mei^elaskan sendiri (self-explanator power), hanislah bersifat lengkap (self-contained). Bahan instruksional yang bersifat seperti ini tidak saja bensi uraian ten tang tsi pelajaran, tetapi berisi pemyataan tentang tujuan instruksional, contoh-contoh, latihan, rangkuman, tes formatif, umpan balik, dan tindak lanjut serta tidak mengacu kepada bahan atau buku lain yang lumtinya akan mempersulit mahasiswa karena ketidak tersedianya literatur tersebut di lingkungan mereka. Banyak desain intruksional yang dilakukan dalam bidang pengajaran, salah sato di antaranya adalah mengembangkan strategi instruksional (Suparman, 1997). Menurutnya,
ada empat komponen utama dalam pengembangan strategi
instruksional, yaitu urutan kegiatan instruksional, metode instruksional, media instruksional, dan wakm. Ini sebaiknya secara keseluruhan hanislah dituangkan dalam Garis-Garis Bcsar Program Pengajaran (GBPP) dengan komponcn-komponen yang lebih mudah, seperti: (1) Tujuan instruksional umum (TIU), (2) Tujuan instruksional 6
khusiw (TIK), (3) Pokok bahasan (PB),^(4) Sub pokok bahasan (SPB), (5) Eatimaai waktu yang dibutuhkan pengi^ar dalam mengi^jarkan materi perkuliahan yang relevan dengan setiap sub pokok bahasan dan (6) Sumber kepustakaan. Untuk memudahkan merealisasikan OBPP ini di kelas sebaiknya hams membuat Satuan Acara Perkuliahan (SAP) yang akan mcruniuskan secara spesifik komponcn-komponen dari sctiap GBPP tersebut, sehingga proses pcmbelajaran yang dilakukan oleh doscn dan mahasiswa dapat menyclesaikan materi perkuliahannya dengan baik (Suparman, 199T). Menurut Paulina dan Purwanto (1997), dosen berfungsi sebagai manajer di kelas yang mampu meiyadikan dirinya sebagai sumber informasi dan iptek, menyusun bahan ajar untuk mahasiswa, dan menyampaikan bahan ajar di kelas secara sistematik. Peningkatan kualitas melalui strategi kognitif yaitu kemampuan berflkir secara internal yang terorganisasi dalanTpemecahan masalah dan berfikir kritis setta kreatif yaitu dengan diskusi di kelas dan diberi kesempatan bertanya. Sesuai dengan hal tersebut maka cara/metode pengajaran ceramah dikombinasikan dengan metode diskusi, sehingga mahasiswa yang dihasilkan mempunyai kemampuan kognitif dan analisis yang baik, karena kemampuan memecahkan masalah. Kalau dilihat penman dosen sebagai pasilitator, perencana dan evaluator, maka dalam perbaikan proses pcmbelajaran ini, penggunaan fasilitas ajar bukan hanya papan tulis saja, tetapi dosen hams dapat memilih media instraksional yang tepat, misabiya penggunaan media OHP, OHT mungkin beberapa permainan yang mencqjtakan mahasiswa senang, riang dan gembira sehingga materi-materi yang disampaikan berkesan dan cara ini miygkin akan meningkatkan atau menciptakan daya tngat mahasiswa lebih tinggi berbanding cara-cara yang biasa dilakukan. Hal ini sangat sesuai dengan pendapat Prasetya dan TrinI Prastati (1997), bahwa dengan 7
penggunaan OHP, OHT memiliki banyak manfaat dan kebcriiasilan pengajaran akan lebih
Rukflcfl,
yaitu (1) I^neff pembelajaran lebih menarik, (2) Pcnyampaiannya
seragam, (3) Dapal mcnggunakan waktu efesien, (4) Dapat meningkatkan kualitas belajar, (S) Dalam proses pembeliyaran terjadi interaktif antara dosen dengan mahasiswa dan (6) ]:)apal meningkatkan pcran doscn. Untuk membenkan hasil belxyar yang lobili baik dan bermakna menurut Depdikbud (1989) adalah proses belajar seharusnya merupakan suatu proses yang aktif dari dan di dalam diri mahasiswa. Untuk itu, perlu diketahui bagaimana metode pembelajaran yang cocok dan sesuai untuk mencapai efektifitas dan efisiensi perkuiiahan. Metode pembelajaran adalah suatu cara menciptakan kondisi untuk merangsang mahasiswa untuk melaksanakan belajar. Metode mengajar bertujuan untuk memudahkan mahasiswa untuk memahami pengajaran dengan aktivitas sendiri. Disini dicantumkan 11 metode belajar, dan hanya beberapa saja yang digunakan di dalam pembelajaran matakuliah Budidaya Mohiska dan telah disesuaikan dengan karakteristik pokok bahasan yang diajarkan. Metode-metode pembelajaran yang dapat dipilih menurut Depdikbud (1989) adalah sebagai berikut: 1. Metode Ceramah. Metode ini adalah suatu cara mengajar atau penyajian materi melalui penuturan dan penerapan ^san oleh dosen kepada mahasiswa. Agar mahasiswa aktif dalam proses pembelajaran yang mcnggunakan metode ini, mahasiswa perlu dilatih mengembangkan keteran:ipilan mental imtuk memahami suatu proses dengan cara mengajukan pertanyaan, memberikan tanggqian dan mencatat penalarannya secara sistematis. Beberapa hal yang perhj dipeihatikan dalam pelaksanaan metode ini antara lain sebagai berikut : a. Penyiapan bahan pelajaran secara matang dan mantap b. Pemberitahuan tujuan pelajaran kepada mahasiswa c. Penjelasan garis-garis besar materi pelajaran d. Pengajuan pertanyaan sebagai konsep prasyarat e. Penyajian pelajaran dengan menekankan bagian-bagian yang penting yang ditunjang dengan tanya jawab dan atau peragaan 8
f. Penilaian pemahaman mahasiswa dengan meng^ukan pertanyaan pokok g. Pomborian tanggapan, ponghargaan dan umpan bahk torliadap jawaban atau hasil pekerjaan mahasiswa h. Pcmbuatan Rangkuman hasil ceramah 2. Metode Diskuiii. Metode ini adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui tukar pendapat berdasarkan pengctahuan dan pengalaman yang telah diperolch masing-masing mahasiswa guna memecahkan suatu masalah. Melalui diskusi dapat dikembangkan antara lain keterampilan mengamati, mengklasifikasi, menyusun hypotesis, menginteipretasi, menarik kesimpulan, menerapkan dan mengkomunikasikan. Selain ini dikembangkan pula sikap tertentu seperti berani mengcmukakan pendapat dan mcngluu-gai pendapat orang lain. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan'metode diskusi, antara lain adalah : a. Perumusan masalah atau masalah-masalah yang didiskusikan agar dilakukan bcrsama-sama dengan mahasiswa b. Menjelaskan hakikat masalah itu disertai tujuan mengapa masalah tersebut dipilih imtuk didiskusikan c. Pengaturan peran mahasiswa yang meliputi pemberian tangg2q)an, saran, pendapat, pertanyaan dan jawaban yang timbul untuk memecahkan masalah d. Memberitahukan tata tertib diskusi e. Pengarahan pembicaraan agar sesuai dengan tujuan f. Pemberian bimbingan siswa untuk mengambil kesimpulan 3. Metode Demonstrasi. Metode ini merupakan suatu cara mengajar dengan mempertunjukkan sesuatu atau mendcmonstrasikan sesuatu. Hal yang dipertunjukkan dapat berupa rangkaian percobaan, model alat, atau keterampilan tertentu. Metode ini menuntut mahasiswa untuk mempeihatikan suatu objek atau tugas yang didemonstrasikan. Melalui metode ini dapat dikembangkan antara lain keterampilan-keterampilan mengamati, mengklasifikasi, membuat inferensi, menarik kesimpulan, menerapkan dan mengkomunikasikan. Demonstrasi ini dapat diperhatikan dalam pelaksanaan metode demonstrasi, antara lain sebagai berikut: a. Penetapan tujuan demonstrasi b. Persiapan alat dan kelas yang digunakan c. Pembuatan lembar keija d. Pembuatan laporan hasil kegiataif 9
4. Metode Pemberian Tugas. Metode ini menipalcan metode yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa unhik melaksanakan higas berdasarkan petuiyuk langvung yang tclnh dipcrsiapkan doscn. Dengan metode ini mahasiswa dapat mcngcnali pcnugasonnya secara nyata. Tugus dapat diborikan secara kelompok ulau iKforangiin. Mai yang \yerlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode ini adalali fungsi, silat dan bentuk tugas yang diberikan serta tingkat kemampuan mahasiswa untuk melaksanakan tugas tersebut. 5. Metode Eksperi men. Metode ini merupakan metode pemberian kesempatan kepada mahasiswa, perorangan atau kelompok untuk melatih melakukan suatu proses percobaan. Melalui metode ini mahasiswa diharapkan sepenuhnya terlibat untuk merencanakan eksperimen, menemukan fakta, mcngumpulkan data, mengendalikan variabel dan memecalikan masalah yang dihadapinya secara nyata. Metode ini mengharapkan mahasiswa agar tidak menelan begitu saja sejumlah informasi yang dipcrolehnya dengan cara membandingkannya dengan fakta yang ditemukan dalam percobaan yang dilakukan. Berbagai keterampilan mahasiswa dapat dikembangkan sekaligus dengan metode ini, antara lain keterampilan mengamati, mengklasifikasi, merumuskan pertanyaan, menghitung, mengukur, mencari hubungan ruang/waktu, menemukan pola, membuat hypotesis, merencanakan eksperimen, mengendalikan variabel, mengmterpretasi data, membuat inferensi, meramalkan, menerapkan dan mengkomimikasikan. Hal-hal yang perlu diperliatikan dalam melaksanakan metode eksperimen adalah sebagai berikut: a. Bentuk eksperimen hendaklah dipilih yang menumbuhkan keterampilan proses b. Persiapan/pengativan laboratorium/kelas serta sarana yang akan digunakan hendaklah dilakukan sebaik-baiknya c. Keselamatan kerja, disiplin kerja dan tata tertib hendaklah dhitamakan d. Pembuatan rencana kerja dan lapAran hendaklah dibuat secara jelas 6. Metode ProyeL Metode ini merupakan suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mcnggunakan unit-unit kehidupan seharihari sebagai bahan pembelajarannya. Metode ini bertujuan agar mahasiswa tertarik untuk belajar. Pelajaran melalui metode ini dilakukan dengan cara menghubungkan sebanyak mungkin pengctahuan yang telah diperolch mahasiswa. 10
Prinnip dari mcrode ini adalah mcmbahas suatu unit bahan ^ar ditir\jau dari mata kutlah. Metode ini dnpnl mcmantapkan pengctahuan yang diperolch mahasiswa, menyalurkan minat scrla melatih mahasiswa untuk menelaalt suatu materi pelajaran dengan wawasan yang lebih luas. Melalui metode ini dapat dikembangkan antara lain keterampilan mengamati, menghitung, mengklaiifikasi, mencari hubungan/waktu, menemukan pola, menyusun hypotesis, merencanakan penelitian, menafsirkan data, menarik kesimpulan, meramalkan, menerapkan konsep dan mengkomunik^sikannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mclasanakan metode ini, adalah : a. Pcrcnconaan. Perlu mencntukan suatu pokok baliasan sebagai unit bahan mata kuliah yang berkaitan dengan mata kuliah yang lain, dan penyediaan formatformat pengamtan atau lembar kerja mahasiswa yang diperlukan. b. Pelaksanaan. Langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut: i. menjelaskan tema pokok ii. membagi tugas secara jelas iii. mcngumpulkan data/inTurmasi yang bcrhubungan dengan tema proyek iv. mengolah data dan informasi yang diperolch V. menyusim laporan vi. menyerahkan dan mempertanggungjawabkan laporan vii. mendiskusikan laporan viiL menyusun dan menyerahkan laporan diskusi c. Tindak lanjut Tindak lanjut dilakukan dengan menyelenggarakan pameran atau pajang dalam kelas d. Penilaian. Penilaian dilakukan dengan tujuan untuk memperolch gambaran kemampuan siswa melalui proses pembelajaran dengan metode proyek. Penilaian dapat dilakukan secara lisan dan atau tertulis baik perorangan maupun kelompok. Metode Karyawisata (Kerja Lapangan). Metode ini menipakan suatu cara penguasaan materi perkuliahan oleh para mahasiswa dengan jalan membawa mcrcka langsimg kepada objck yang tcrdapat di luar kelas (atau di lingkungan kehidupan nyata), agar mcrcka dapat mengalami atau mengamati secara langsung, Penerapan metode ini antara lain karena objek yang akan dipelajari hanya terdapat ditempat tertentu. Selain itu, pengalaman langsung dtqiat membuat mahasiswa lebih tertarik kepada periculiahan yang disajikan sehingga mahasiswa ingin lebih mendalami ihwal ydng diamati dengan mencari informasi dari buku-buku sumber lainnya serta menumbuhkan rasa cinta kepada alam sekitar. Metode ini berfungsi 11
juga untuk memhcrikan hiburan kepftda mahaiiiswa dan rekreatiC. Melalui metode ini dapat dikembangkan antara lain keterampilan mengcimatt, menghitung, mengukur, mengklaRiflkaai, mencari hubungan ruang/waklu, merencanakan penelitian dan membuat suahi model. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pclakHanaan metode ini adalali: a. Pentiapan. Persiapan hendaknya dilakukan dengan mahasiswa, agar mereka terlibat sepenuhnya dalam kaitan yang akan dilaksonakan. Persiapan yang baik akan mcnuiijang kclancaran pelaksanaan kerja lapangan. Kegiatan persiapan mdiputi hal-hal hcrikut : i. Penentuan tujuan, objek, lokasi, waktu, tcknik pelaksanaan dan teknik penyusunan laporan ii. Pcmbagian dan pemberian tugas kepada kelompok mahasiswa untuk mcnghubungi instansi/pejabat yang berwenang yang bcrhubungan dengan objek yang akan dikunjungi. Mengadakan orientasi keadaan lokasi objek serta mempersiapkan bahan-bahan dan perlengkapan yang diperlukan iii. Penentuan kelompok dan hjgas-tugas kelompok iv. Penjelasan tatatertib yang hams diikuti b. Pelaksanaan. Dalam pelaksanaan mahasiswa akan melalui tugas perorangan atau kelompok sesuai dengan perencanaan. Misalnya mengamati, beiwawancara, bertanya, mencatat serta mencarai informasi sebanyakbanyaknya dari beibagai sumber yang ada. Dalam pelaksanaannya mahasiswa hams dibimbing agar semua aktif dalam kegiatan. c. Tindak lanjut, Diskusi antar kelompok dapat dilakukan di kelas dengan dtdahului mengcmukakan hasil yang diperolch kelompok tersebut untuk melengkapi formasi sebagai bahan laporan tertulis. Hasil karyawisata/kerja lapangan don laporan dapat bempa bcnda asli atau tiruan, gambar-gambar dengan beberapa catatan, skema, deiagram dan karangan atau tulisan. Hendaknya semua ini dipamerkan di dalam kelas. Metode Bermain Pcran. Metode ini mempakan suatu cara penguasaan materi periculiahan melalui pengembangan imaginasi dan penghayatan mahasiswa. Pengembangan imaginasi dan penghayatan ini dilakukan mahasiswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Kegiatan memerankan ini akan membuat mahasiswa lebih meresapi perolehannya. Melalui metode ini dapat dikembangkan antara lain mengan^ menarik kesimpulan, menerapkan dan mengkomunikasikannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode ini, antara lain sebagai berikut : a. Penentuan topik b. Penaituan anggota pemcran 12
c Pembuatan lembar kcija (jika diperlukan) d. Laliiian sitiglvat dialog (jika diperlukan) c Pelaksanaan permainan peran y. Mctudc Tunya Juwab. Mctude ini merupukun suatu earn punyujian malcri perkuliahan mulului berbagai bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh mahasiswa. Melalui metode ini dapat dikembangkan antara lain keterampilan-keterampilan mengamati. menginterpretasi. mengklasifikasi, membuat diferensi, menarik kesimpulan, menerapkan dan mengkomunikasikan. Hal-hal yang perlu dipeihatikan dalam pelaksanaan metode ini, antara lain adalah : a. Persiapan .semua bentuk pertanyaaft yang akan digunakan dengan cermat b. Pertanyaan hams singkat dan jelas c. Penetapan waktu yang cukup kepada mahasiswa untuk merumuskan dan atau mcmikirkan j awabanny a d. Pemberian giliran kepada mahasiswa untuk menjawab secara acak dengan menyebutkan namanya 10. Metode Bercerita. Metode ini merupakan suatu cara mengajak dengan bercerita. Dalam metode ini, baik dosen ataupun mahasiswa dapat berperan sebagai penutur. Dosen bisa saja inenugaskan salah seorang atau beberapa mahasiswa menceritakan suatu perisliwa atau topik. Salah satu bentuk metode bercerita antara lain sebagai benkut: a. Kejelasan arah dan tujuan cerita b. Bentuk penyampaian dan sistematik cerita c. Tingkat kemampuan dan perkembangan mahasiswa d Situa-si dan kondisi kelas e. Penyimpulan hasil cerita 11. Metode Sosiodrama. Metode ini merupakan suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu, seperti yang terdapat dalam masyarakat (kehidupan sosial). Seperti metode bermain peran, dalam metode sosiodrama mahasiswa dibina agar terampil mendramatisasikan atau mengekspresikan sesuatu yang dihayati. Penggunaan lembar pengamafan perlu diperhatikan untuk mengetahui pencapaian Tujuan Instruksional Khu.sus yang telah ditcntukan. Dalam pelaksanaannya lembar pengamatan dapat diisi oleh semua mahasiswa yang tidak memainkan peran (penonton). Melalm metode ini dapat dikembangkan antara lain keterampilan-keterampilan mengamati, menginterpretasi, mengkomunikasikan, menerapkan dan menyimpulkan. Pada prinsipnya metode ini hampir sama dengan metode bermain peran.
13