1
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Pada Kompetensi Dasar Bumbu dan Rempah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Jasa Boga SMK Negeri 4 Madiun
which implementing TTW 96% students completed and 4% were completed yet. Thus could be concluded that students learning achievement have been improved. Student response on the implementation of cooperative learning model type of TTW was very positive, where 98% of students gave response “yes”, if it categorized then score for cooperative learning was very proper. Keywords: Cooperative learning method, Think Talk Write (TTW, students activity, teacher activity in learning management, students learning achievement, students response
untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
PENDAHULUAN
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara
Pembangunan pendidikan menempati peran sangat
yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
strategis dalam pembangunan nasional. Hal ini tercantum
serta
dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang mengamanatkan pemerintah
dalam
menyelenggarakan
satu
pendidikan dengan baik kepada siswa supaya siswa dapat memiliki ketrampilan yang tinggi dengan ketuntasan
Sistem pendidikan nasional tersebut harus mampu
hasil belajar yang maksimal.
menjamin pemerataan kesempatan pendidikan serta
Salah satu SMK yang bertanggung jawab untuk
peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi manajemen
menciptakan manusia yang berkompeten serta siap kerja
pendidikan menghadapi tantangan perubahan kehidupan
dalam lingkungan keahlian adalah SMK Negeri 4
lokal, nasional, dan global (Anynomous, 2012: 1).
Madiun. Visi SMK Negeri 4 Madiun menurut (Dokumen
Keberhasilan pembangunan Sekolah Menengah
Administras KBM tahun 2012/2013) yaitu menjadi
Kejuruan (SMK) sangat ditentukan oleh jaringan yang
lembaga pendidikan dan pelatihan bidang kepariwisataan
dibangun pada tingkat pusat maupun daerah. Hal ini
yang mandiri, berjiwa entreprenur, peduli terhadap
visi dan misi Pembinaan Sekolah
lingkungan hayati dan berwawasan internasional. SMK
Menengah Kejuruan (SMK) oleh berbagai pihak sangat
Negeri 4 Madiun memiliki komitmen untuk memberikan
menentukan. Komitmen dalam rangka peningkatan mutu
pelayanan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan yang
SMK harus dibangun antara lain melalui pemahaman dan
terbaik bagi pelanggan, serta selalu melakukan perbaikan
penyamaan persepsi terhadap kebijakan Direktorat
berkelanjutan sesuai persyaratan sistem manajemen mutu
Pembinaan SMK dan program-program implementasi
ISO 2001:2008. Komitmen ini
tahun 2012 antara pengelola pendidikan yang ada di
memberikan arahan terhadap terwujudnya Visi dan Misi
dan praktisi pendidikan di daerah sebagai pengembang
SMK Negeri 4 Madiun.
Visi Direktorat Pembinaan
Dalam mencapai tujuan SMK, program Studi
SMK pada tahun 2010 yaitu: “Terselenggaranya layanan
Keahlian
prima pendidikan nasional untuk membentuk insan
berdasarkan Kurikulum 2013 yang
Jasa
Boga
SMK
Negeri
4
Madiun
mempersiapkan banyak standar kompetensi yang harus
indonesia cerdas komprehensif” (Anynomous, 2012: 17). Kejuruan
diwujudkan dalam
kebijakan mutu sekolah. Kebijakan Mutu ini untuk
pusat sebagai perumus kebijakan, serta unsur pengelola
Menengah
kehidupan
SMK tersebut guru dituntut untuk membeikan pelayanan
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sekolah
pada
dunia (Anynomous, 2013: 4). Dengan adanya tujuan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak
dan pelaksana kebijakan.
berkontribusi
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban
sistem
pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan dan
tertuang dalam
mampu
ditempuh oleh peserta didik. Salah
(SMK)
satu Standar
Kompetensi yang harus ditempuh peserta didik adalah
memiliki tujuan
“Pengetahuan 2
Bahan
Makanan”
yang
salah
satu
e-journal boga, Volume 03, Nomor 1, edisi yudisium periode Februari tahun 2014, hal. 1-10
Kompetensi Dasarnya adalah “Bumbu dan Rempah”,
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mencapai
kompetensi ini wajib ditempuh oleh peserta didik pada
tiga tujuan pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik,
kelas X.
penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan Berdasarkan hasil observasi pada tangal 6
pola interaksi siswa (Ibrahim, 2005: 7). Think Talk Write
September 2013 di SMK Negeri 4 Madiun diketahui
(TTW)
bahwa hasil belajar siswa kelas X Jasa Boga 1 pada
pembelajaran
Kompetensi Dasar
bertanggung
“Bumbu dan Rempah”
tergolong
merupakan
salah
kooperatif jawab
satu yang
pada
strategi
dalam
menuntut
siswa
kelompoknya
melalui
rendah. Hal ini disebabkan oleh pelaksanaan proses
kemampuan individu, sehingga mampu mengembangkan
belajar
oleh
kemampuan siswa dalam berfikir logis, kritis, dan kreatif.
pembelajaran tradisional (Teacher centered), dimana
Selain itu mampu mengembangkan keaktifan belajar
siswa hanya sebagai pendengar, siswa belum aktif terlibat
siswa pada saat proses pembelajaran di kelas.
mengajar
yang
masih
didominasi
sepenuhnya dan didominasi oleh guru, sehingga hasil
Berdasarkan teori yang disampaikan Vygotsky
yang dicapai siswa belum menunjukkan ketuntasan
dalam Huda (2011: 78), bahwa mental siswa pertama kali
secara maksimal dalam prestasi belajarnya. Selain itu
berkembang pada level interpersonal dimana mereka
model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi
belajar menginternalisasikan dan mentransformasikan
dimana hanya menggunakan pembelajaran langsung,
interaksi personal mereka dengan orang lain lalu pada
sehingga siswa tidak mampu menguasai materi dengan
level intra personal dimana mereka mulai memperoleh
baik dan menjadi jenuh pada saat pembelajaran
pemahaman dan ketrampilan baru dari hasil interaksi
berlangsung. Kurang bervariasinya model pembelajaran
Penelitian ini akan menerapkan model pembelajaran
yang
kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) pada Kompetensi
digunakan
memberikan
kontribusi
terhadap
penurunan motivasi siswa untuk belajar mendalami
Dasar Bumbu dan Rempah.
materi yang diajarkan di kelas sehingga pada akhirnya
Berdasarkan pada permasalahan yang sudah
akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Kelas yang
disebutkan di atas, maka dapat dapaat dirumuskan tujuan
akan digunakan untuk penelitian adalah kelas X Jasa
dari penelitian ini, yaitu: mengetahui aktivitas siswa kelas
Boga 1.
X Jasa Boga 1 SMK Negeri 4 Madiun dalam penerapan Pada tahun ajaran 2011-2012 hasil belajar siswa
model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write
pada standar kompetensi ini tidak mencapai ketuntasan
(TTW) pada Kompetensi Dasar Bumbu dan Rempah.
maksimsal, yaitu 16 siswa yang tuntas dengan persentase
mengetahui
66,7%, dan siswa yang tidak tuntas 8 siswa dengan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif
persentase 33,3% (hasil ulangan harian bumbu dan
tipe Think Talk Write (TTW) pada Kompetensi Dasar
rempah, terlampir pada lampiran 7).
Bumbu dan Rempah di kelas X Jasa Boga 1 SMK Negeri
aktivitas
guru
dalam
pengelolaan
Berdasarkan uraian diatas perlu adanya suatu
4 Madiun, Mengetahui hasil belajar siswa kelas X Jasa
cara agar siswa berpartisipasi secara aktif dalam
Boga 1 SMK Negeri 4 Madiun dengan penerapan model
pembelajaran, dan siswa mencapai ketuntasan hasil
pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write pada
belajar yang maksimal. Salah satu cara yang dapat
Kompetensi Dasar Bumbu dan Rempah, dan mengetahui
menumbuhkan kemampuan pemahaman dan komunikasi
respon siswa kelas X Jasa Boga 1 SMK Negeri 4 Madiun
matematis
terhadap penerapan model pembelajajaran Think Talk
siswa
adalah
dengan
menerapkan
pembelajaran kooperatif yang menggunakan pendekatan
Write
komunikatif. Salah satu model yang termasuk dalam
Rempah.
pendekatan ini adalah Think Talk Write (TTW) (Huda, 2013: 215). Model pembelajaran ini merupakan jenis 3
(TTW) pada Kompetensi Dasar Bumbu dan
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Pada Kompetensi Dasar Bumbu dan Rempah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Jasa Boga SMK Negeri 4 Madiun a. Observasi
METODE Penelitian dalam skripsi ini merupakan Experimental
Designs
karena
belum
Pre-
Observasi
merupakan
mengadakan
yang
dilakukan
wawancara
dengan
adalah
guru
mata
eksperimen sungguh-sungguh dan masih terdapat variabel
pelajaran bumbu dan rempah kelas X Jasa Boga
luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
SMK Negeri 4 Madiun. Hal tersebut dilakukan
dependen. Rancangan ini berguna untuk mendapatkan
untuk mengetahui proses pembelajaran di SMK
informasi awal terhadap pertanyaan yang ada dalam
Negeri 4 Madiun dan untuk menentukan waktu
penelitian. Penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar
pelaksanaan penelitian.
siswa dengan menggunakan cara memberikan tes tulis.
b. Pembuatan Perangkat Pembelajaran
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X
Perangkat pembelajaran yang dibuat meliputi
Jasa Boga SMK Negeri 4 Madiun dengan jumlah 72
silabus, RPP, LKS, dan media pembelajaran yaitu
siswa. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X
media
Jasa Boga 1 dengan jumlah siswa 24 orang, dan (3)
pembelajaran
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang diambil
penelitian ini adalah metode observasi, tes, angket, dan
oleh peneliti.
dokumentasi.
Instrumen
yang
digunakan
lembar
power
point.
Pembuatan
disesuaikan
perangkat
dengan
Standart
c. Pembuatan Media Pengajaran
pengamatan, tes hasil belajar, angket respon siswa. Teknik
Media pengajaran dalam proses belajar
analsis data yang digunakan adalah deskiptif.
mengajar merupakan peranan yang penting yaitu
Rancangan penelitian yang digunakan adalah
sebagai alat bantu untuk menciptakan proses
One–Shoot Case Study dimana dalam desain penelitian
belajar mengajar yang efektif. Media pengajaran
ini terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan)
merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari
dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah
unsur lain dalam proses pembeajaran karena
sebagai variabel independen dan hasil adalah sebagai
berfungsi
variabel dependen). Adapun rancangan penelitan sebagai
menyampaikan materi ajar kepada siswa. Media
berikut:
pengajaran yang digunakan yaitu LCD, modul,
sebagai
cara
atau
teknik
untuk
dan Power Point. X
O
d. Validasi.
Gambar 1.1 Design One – Shoot Case Study
Perangkat pembelajaran dan instrument
Keterangan:
penelitian sebelum digunakan untuk penelitian
X adalah treatment atau perlakuan (penerapan Model
terlebih
Pembelajaran Think Talk Write (TTW). O adalah
hasil belajar
dahul
dilakukan
validasii
untuk
mengetahui kelayakan. Berikut ini rekapitulasi
sesudah treatment (kelas
data
hasil
validasi
kelayakan
perangkat
eksperimen yang diberi Post-Test) (Arikunto,
pembelajaran. Persentase skor rata-rata hasil
2006: 85).
validasi yang diberikan oleh masing-masing
Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi tiga tahap,
validator.
adapun tahpan tersebut yakni: 1. Tahap Persiapan Langkah-langkah yang ditempuh pada tahap ini meliputi:
4
e-journal boga, Volume 03, Nomor 1, edisi yudisium periode Februari tahun 2014, hal. 1-10
3.
Tahap Analisis Data Kegiatan yang dilakukan pada tahap analisis adalah menganalisis data hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, menganalisis data hasil observasi aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran, menganalisis data hasil belajar (post-
Gambar 1.2 Diagram Persentase Skor Rata-Rata Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran dari MasingMasing Validator
test), dan menganalisis data hasil respon siswa terhadap
Berdasarkan
Gambar
1.2 di atas dapat
diketahui bahwa validator pertama
pembelajaran kooperatif tipe Think Talk
Write (TTW).
memberikan skor
Untuk mengumpulkan data dalam kegiatan
3,86 atau persentase skor rata-rata 96,50% yang berarti
penelitian diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan
sangat layak, validator kedua memberikan skor 3,78 atau
data tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan
persentase skor rata-rata 94,50% yang berarti sangat
lancar. Berkaitan dengan proses pengumpulan data
layak, dan validator ketiga memberikan skor 3,43 atau
tersebut, Arikunto (2006: 89), mengatakan bahwa
persentase skor rata-rata 85,75% yang berarti juga sangat
pengumpulan
layak. Kemudian jika dilihat dari total skor rata-rata yang
memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat dan
diberikan ketiga validator ahli didapatkan skor 3,78 atau
reabel. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
prosentase skor rata-rata sebesar 92,3% yang berarti
penelitian ini adalah:
bahwa perangkat pembelajaran sangat layak untuk
1. Metode Observasi
digunakan dalam penelitian.
dalam
penelitian
bermaksud
Metode ini digunakan untuk mengamati
2. Tahap Pelaksanaan Kegiatan
data
kondisi dan potensi sekolah yang digunakan untuk yang
tahap
penelitian, selain itu data yang diperoleh dari
pelaksanaan adalah menerapkan model pembelajaran
observasi adalah aktivitas guru selama kegiatan
kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) pada
belajar mengajar. Pengamatan dilakukan terhadap
kompetensi
aktivitas siswa dan guru yang dilakukan oleh tiga
dasar
dilakukan
bumbu
dan
pada
rempah,
serta
mengumpulkan data hasil observasi aktifitas guru
guru
dalam pengelolaan pembelajaran, dan hasil belajar
(Mahasiswa Tata Boga 2009).
siswa (Post Test), dan data hasil respon siswa
mata
diklat
dan
tiga
observer
lainnya
2. Metode Tes
terhadap pembelajaran kooperatif tipe Think Talk
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan
Write (TTW). Berikut langkah-langkah pembelajaran
siswa setelah diberikan
pembelajaran dengan
dengan menggunakn model Think Talk Write (TTW):
menggunakan model Think Talk Write (TTW) (PostTest).
Tabel 1.1 Fase-fase Think Talk Write (TTW)
3. Angket Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data pendidikan diskriptif tentang validasi perangkat pembelajaran berdasarkan pendapat ahli materi dan pendidikan tentang kelayakan perangkat pembelajaran dalm
Sumber: Huda (2013)
5 Sumber: Huda (2013) Sumber: Huda (2013)
penelitian
ini.
Disamping
itu
juga
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Pada Kompetensi Dasar Bumbu dan Rempah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Jasa Boga SMK Negeri 4 Madiun dikembangkan lembar angket respon siswa terhadap
model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write
metode pembelajaran Think Talk Write (TTW).
(TTW). Data yang dianalisis dengan statistik deskriptif.
4. Metode Dokumentasi Metode
dokumentasi
mengumpulkan
data
yang
digunakan berkaitan
untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan
Hasil penelitian dan pembahasan yang akan
dokumentasi di lapangan yang mendukung proses
dijelaskan meliputi aktivitas siswa selama pembelajaran,
penelitian.
aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran, hasil
Instrumen penelitian adalah alat peneliti yang di
belajar siswa (Post-Test ), dan respon siswa terhadap
gunakan untuk mengumpulkan data (Sugiyono, 2010:
model pembelajaran kooperatif tipe Tink Talk Write
305). Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam
(TTW).
penelitian ini adalah: Penilaiaan aktivitas siswa dengan penerapan
1. Lembar Validasi
pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW)
Lembar validasi digunaka sebagai kegiatan memvalidasi
perangkat
pembelajaran
sangat baik dengan rata-rata skor persentase 97,25%.
dengan
Berikut hasil penilaiaan dari keempat aspek penilaian
menggunakan model kooperatif tipe ThikK Talk Write
aktivitas siswa yaitu: (1) mensyukuri karunia Tuhan
(TTW) yang akan digunakan penelitian. Analisis
Yang Maha Esa sebesar 100%, (2) memiliki motivasi
validasi kelayakan perangkat pembelajaran dianalisis
internal dan menunjukkan rasa ingin tahu diketahui
menggunakan skala Linkert pada rentang 1-4 dengan
persentase sebesar
kriteria interpreasi skor validasi.
89%,
pada aspek ini
kurang
mendapatkan persentase maksimal karena siswa kurang
2. Lembar Pengamatan Pembelajaran
memiliki rasa ingin tahu lebih dalam tentang materi
a. Lembar pengmatan aktivitas guu
Bumbu dan Rermpah sehingga hanya sebagian besar
b. Lembar pengamatan aktivitas siswa
siswa yang bertanya kepada guru pada Kegiatan Belajar
3. Lembar Tes Hasil Belajar
Mengajar (KBM). (3) menunjukkan perilaku ilmiah
Lembar tes hasil belajar digunakan untuk
sebesar 100%, dan (4) menghargai kerja individu dan
mengukur tingkat pengetahuan siswa terhadap materi
kelompok sebesar 100%.
yang diberikan. Tes hasil belajar akan diberikan setelah kegiatan pembelajaran ThinK Talk Write
Pada pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan
(TTW) pada koompetensi dasar bumbu dan rempah
sesuai dengan RPP yang digunakan dan dilakukan pada
dilaksanakan.
satu
4. Lembar Angket Lembar
kali
pertemuan,
saat
proses
pembelajaran
berlangsung terdapat tiga observer yang menilai jalannya angket
untuk
proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
mengumpulkan data tentang pendapat dosen boga dan
kooperatif tipe TTW. Pengamat satu memberikan
ahli pendidikan yang digunakan dalam penelitian ini.
persentase skor rata-rata 96,5 % dari skor ideal yang
Instrument yang berupa angket yaitu lembar validasi,
berarti sangat baik, pengamat dua memberikan persentase
lembar
skor rata-rata 97% dari skor ideal yang berarti sangat
pengamatan
ini
aktivitas
digunakan
guru,
lembar
pengamatan aktivitas siswa dan lembar respon siswa.
baik, dan pengamat tiga memberikan presentase skor
Teknik analisis data yang digunakan dalam
rata-rata 96,25% dari skor ideal yang berarti sangat baik,
penelitian ini merupakan analisis diskriptif, yaitu
skor yang diberikan oleh ketiga pengamat tersebut jika
memaparkan hasil penelitian berdasarkan data yang telah
diambil rata-rata totalnya didapatkan hasil sebesar
diperoleh untuk mengetahui keberhasilan penerapan
96,58% dari skor ideal yang berarti sangat baik. Dari
6
e-journal boga, Volume 03, Nomor 1, edisi yudisium periode Februari tahun 2014, hal. 1-10
penyajian
data ini,
ketiga pengamat memberikan
5. Suasana Kelas
penilaian bahwa kegiatan pembelajaran yang telah
Menurut Suprijono (2009) suasana belajar
dilakukan dalam penelitian ini berjalan dengan sangat
merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan
baik. Hal ini dapat diketahui dari persentase tiap – tiap
belajar. Pada suasana kelas didapatkan skor rata-rata
tahap sebagai berikut :
persentase sebesar 87,5% dengan kategori sangat baik
1. Pendahuluan
karena pada saat proses kegiatan pembelajaran guru
Pada tahap pendahuluan diperoleh skor rata-rata
antusias memberikan materi kepada siswa dan siswa
persentase 83,8% dengan kategori sangat layak,
menanggapi secara aktif.
dalam hal ini guru sudah menyampaikan latar
Jika dilihat dari skor penilaiaan yang diberikan oleh
belakang pada kompetensi dasar bumbu dan rempah
masing-masing pengamat dapat digambarkan dalam
telah menyampaikan latar belakang materi dan
bentuk diagram presentase skor yang diberikan masing-
menjelaskan tujuan pembelajarandengan jelas dan
masing pengamat:
baik. 2. Kegiatan Inti Pada tahap kegiatan inti diperoleh skor rata-rata persentase 91,6% dengan kategori sangat layak karena pada tahap ini guru sudah menyajikan dan menjelaskan dengan baik materi pembelajaran tentang bumbu dan rempah dan modul sebagai bahan ajar siswa pada kegiatan pembelajaran. Guru mampu mengkoordinasikan siswa dengan baik sehingga pada
Gambar 1.3 Diagram Presentase Skor yang Diberikan Masing-masing Pengamat
tahap ini siswa mengerti dan paham dengan materi yang sudah disampaikan.
Berdasrkan
3. Penutup
pada
diagram
di
atas
dapat
diketahui bahwa pengamat satu memberikan persentase
Pada tahap penutup diperoleh skor rata-rata
skor rata-rata 96,5% dari skor ideal yang berarti sangat
persentase 100% dengan kategori sangat layak
baik, pengamat dua memberikan persentase skor rata-rata
karena pada tahap ini guru telah menyelesaikan
97% dari skor ideal yang berarti sangat baik, dan
penjelasan tentang materi bumbu dan rempah dan
pengamat tiga memberikan presentase skor rata-rata
menyimpulkan dari materi yang sudah disampaikan.
96,25% dari skor ideal yang berarti sangat baik, skor
Selain itu juga guru mengkoordinasikan siswa dengan
yang diberikan oleh ketiga pengamat tersebut jika
memberikan umpan balik dengan memberikan Post-
diambil rata-rata totalnya didapatkan hasil sebesar
Test kepada siswa.
96,58% dari skor ideal yang berarti sangat baik. Dari
4. Pengelolaan Pembelajaran Pada
tahap
pengelolaan
penyajian
data ini,
ketiga pengamat memberikan
pembelajaran
penilaian bahwa kegiatan pembelajaran yang telah
diperoleh skor rata-rata persentase 93,7% dengan
dilakukan dalam penelitian ini berjalan dengan sangat
kategori baik karena guru pada tahap ini mampu
baik.
mengalokasikan waktu pada saat
pembelajaran
Pada penelitian hasil belajar data yang diperoleh
dengan baik dan dapat memanfaatkan sumber serta
merupakan data hasil belajar siswa pada ranah kognitif.
media belajar yang ada secara optimal.
Dari 24 siswa
terdapat 23 atau
dinyatakan tuntas dan satu atau
96% siswa yang 4%
siswa lainnya
dinyatakan tidak tuntas. Dari hasil evaluasi hasil belajar 7
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Pada Kompetensi Dasar Bumbu dan Rempah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Jasa Boga SMK Negeri 4 Madiun yang diperoleh siswa yang tidak tuntas, karena pada soal
penyajian materi di dalam modul bumbu dan rempah,
identifikasi gambar Bumbu dan Rempah siswa kurang
sebanyak 91,67% siswa menyatakan “ya” dan 8,33%
teliti dan cermat dalam memberikan contoh hidangan
siswa menyatakan tidak”. Hal tersebut terjadi karena
berdasarkan gambar yang telah tersedia dilembar post-
gambar yang ada dalam modul tidak jelas sehingga siswa
test.
sulit untuk memahami materi.
Hai ini berarti terdapat peningkatan hasil belajar
dan ketuntasan belajar meningkat atau sudah tercapai.
Dari 24 siswa sebanyak 98% siswa menjawab
menggunakan
“ya” dan 2% siswa menjawab “tidak“, berdasarkan dari
pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW)
evaluasi peneliti hal tersebut terjadi karena gambar yang
pada Kompetensi Dasar Bumbu dan Rempah untuk siswa
ada dalam modul tidak jelas sehingga materi sulit untuk
kelas X Jasa Boga 1 SMK Negeri 4 Madiun dengan
dipahami oleh siswa. Secara
persentase tuntas sebesar
sangat baik terhadap penerapan pembelajran kooperatif
ketuntasan
belajar
siswa
setelah
96%. Berikut presentase
ketuntasan hasil belajar dari hasil post-test.
keselur siswa merespon
tipe Think Talk Write (TTW) pada Kompetensi Dasar Bumbu dan Rempah untuk siswa X Jasa Boga 1 SMK Negeri 4 Madiun. Diagram persentase rata-rata respon siswa terhadap model pembelajaran TTW dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1.4 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar (Post-Test) Respon
atau
tanggapan
siswa
terhadap
pembelajaran menggunakan model Think Talk Write (TTW) diperoleh melalui pembagian angket pada siswa. Gambar 1.5 Diagram Persentase Rata-Rata Respon Siswa terhadap Model Pembelajaran TTW
Angket ini terdiri dari sepuluh pertanyaan dengan dua pilihan jawaban “ya” atau “tidak”. Pada indikator penyajian fisik diketahui bahwa 100% siswa menyatakan suka terhadap model pembelajran Think Talk Write
PENUTUP
(TTW). Sedangkan untuk kualitas power point sebagai
Simpulan
media untuk pembelajaran diketahui 95,83% yang
Bersarkan hasil penelitian dan pembahasan
menyatakan “ya” dan 4,17% menyatakan “tidak”. Pada
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
indikator penyajian konsep, sebanyak
Think Talk Write (TTW) pada Kompetensi Dasra Bumbu
100% siswa
menyatakan model pembelajaran Think Talk Write
dan Rempah dapat
(TTW) lebih mudah untuk dimengerti, mempermudah
aktivitas
untuk mengerjakan LKS Bumbu dan Rempah, dan
menggunakan pembebelajaran kooperatif tipe Think Talk
memotivasi siswa untuk lebih aktif selama proses
Write (TTW)
pembelajaran.
Rempah untuk siswa kelas X Jasa Boga 1 SMK Negeri 4
Untuk aspek “Apakah materi dalam modul bumbu dan rempah
siswa
diperoleh kesimpulan selama
pembelajaran
bahwa dengan
pada Kompetensi Dasar Bumbu dan
Madiun mendapatkan nilai sangat baik yaitu dengan skor
ini menunjang proses belajar
rata-rata persentase sebesar 97,25%.
mengajar? “ terdapat 95,83% siswa mengatakan “ya” dan 4,17% siswa menyatakan “tidak”. Berkaitan dengan 8
e-journal boga, Volume 03, Nomor 1, edisi yudisium periode Februari tahun 2014, hal. 1-10
Aktivitas guru dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW)
pembelajran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW)
pada
dengan perkembangan yang lebih baik.
Kompetensi Dasar Bumbu dan Rempah untuk siswa kelas
3. Meningkatkan materi pembelajaran bumbu dan
X Jasa Boga 1 SMK Negeri 4 Madiun mendapatkan nilai
rempah yang sudah ada, sehingga memberikan
sangat baik yaitu dengan skor yang diberikan oleh ketiga
kontribusi lebih besar pada hasil belajar siswa.
pengamat
tersebut
jika
diambil rata-rata
totalnya DAFTAR PUSTAKA
didapatkan hasil sebesar 96,58% dari skor ideal yang
Arikunto,
berarti sangat baik. Hasil
belajar
siswa
setelah
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. 7 Tips Aplikasi Pakem. Yogyakarta: Diva Press.
dilakukan
pembelajaran dengan menggunakan pembebelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW)
Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
pada
Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Kompetensi Dasar Bumbu dan Rempah untuk siswa kelas X Jasa Boga 1 SMK Negeri 4 Madiun terdapat 96%
Budiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
siswa yang dinyatakan tuntas dan 4% siswa lainnya dinyatakan tidak tuntas.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum & Pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika.
Respon siswa terhadap pembelajaran dengan Huda, Miftahul. 2011. Coopertive Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) pada Kompetensi Dasar Bumbu dan Rempah mencapai
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pembelajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
kriteria sangat baik, hal ini
ditunjukkan dari analisis data yang menunjukkan persentase 98%
Ibrahim, Muslimin. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA-Universiti Press.
siswa menjawab “ya” dan 2% siswa
menjawab “tidak “, artinya semua siswa kelas X Jasa Kristiastuti, Dwi. 2004. Pengolahan Nusantara. Surabaya.
Boga 1 SMK Negeri 4 Madiun merasa lebih tertarik dan
Makanan
termotivasi untuk belajar dengan pembelajaran kooperatif Riduwan, M.B.A, 2003. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
tipe Think Talk Write (TTW). Saran Saran
dari
peneliti
tentang
Riyanto, Yatim. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC.
menggunakan
pembebelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW)
Sugiyono.
pada kompetensi dasar bumbu dan rempah terhadap peningkatan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:
2009. Metode Penelitian Bandung: CV. Alfabeta.
Pendidikan.
Sujarweni, Wiratna V. 2012. Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
1. Pengembangan model pembelajaran semacam ini perlu untuk dilanjutkan oleh tenaga pendidik di SMK
Suprijono,
Negeri 4 Madiun supaya siswa menjadi lebih aktif dan pembelajaran menjadi lebih efektif sehingga hasil
Agus. 2009. Cooperative Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Learning.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.
belajar menjadi meningkat. 2. Berdasrkan dari aktivitas guru, aktivitas siswa,
Taniredja,
ketuntasan hasil belajar dan respon siswa pada penelitian ini diharapkan guru bisa menerapkan model
9
Tukiran, dkk. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta.
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Pada Kompetensi Dasar Bumbu dan Rempah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Jasa Boga SMK Negeri 4 Madiun Winneke, Odilian dan Habsari, Rinto. 2001. Kamus Lengkap Bumbu Indonesia. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. Yamin, Martinis & Ansari, Bansu I. 2008. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press. Yuanari, Novita. 2011. Penerapan Strategi TTW(ThinkTalk-Write) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Disposisi Matematis Siswa Kelas VIIISMP N 5 Wates Kulonprogo.Skripsi. (online) (http://eprints.uny.ac.id/2082/1/NOVITA_YU ANARI_07301244091.pdf) Zulkarnaini. 2011. Model Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Dan Berfikir Kritis(online). (http://jurnal.upi.edu/file/15-ZulkarnainiEDIT.pdf)
10