KEPADATAN POPULASI KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros L.) PADA TANAMAN KELAPA SAWIT DI PLASMA II OPHIR KANAGARIAN KOTO BARU KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT 1
Rukayati1, Ismed Wahidi2, Abizar2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT Population density of horn beetles in oil palm plant by many factors, one of which is the breeding bed of the insect. Beetle horns like a decomposing food spell, female beetles are usually egg rolls on the remains of decayed organic matter, such as rotted oil palm rods. Besides it happens beetle horn also by environmental factors (abiotic factors) such as temperature, humidity and light. At the location of the research found many palm trees damaged former horn beetle. This study aims to determine the density of beetle horn beetle (Oryctes rhinoceros L.) in Plasma II Ophir Kanagarian Koto Baru Luhak Nan Duo Subdistrict of Pasaman Barat Regency. This research is descriptive survey research. The collection of horn beetles was randomly assigned at 10% (25 stem) and each sample plant was marked with a number. Horn beetle obtained in labeled ingredients that have been given 70% alcohol. The results showed that the horn beetle found was 0.8 tail / stem. Environmental factors in Plasma II Ophir Kanagarian Koto Baru Luhak Nan Duo District West Pasaman Regency is air temperature 27oC, soil pH 6.60, air humidity 72%, wind speed 0.16 m / s. Keywords: Oryctes rhinoceros L., Oil palm plant, Population PENDAHULUAN
minyak jarak dan tetes
Kelapa sawit (Elaeis guenensis)
Pengolahan minyak kelapa sawit bisa
merupakan tanaman penting yang langsung
berhubungan
tebu.
menghasilkan bioenergi yang nilai
dengan
kalorinya tidak kalah dengan energi
kebutuhan hidup manusia. Terutama,
fosil (minyak bumi dan batu bara)
sebagian bahan utama minyak nabati
(Nurhakim, 2014).
pada masakan rumah tangga hingga
Salah satu serangga yang sering
industri makanan berskala besar.
ditemukaan pada tanaman kelapa
Disamping itu, kelapa sawit juga bisa
sawit
dimanfaatkan sebagai bahan dasar
adalah
Kumbang
tanduk
(Oryctes rhinoceros L.) Menurut
utama energi alternatif selain dari 1
2
Borror
dkk.,
(1992),
ciri
dari
kumbang tanduk (Oryctes rhinocerus L.) adalah bentuk tubuh bulat telur atau
memanjang,
warna
coklat
banyak
tempat
perkembang
biakannya. Kumbang
tanduk
meletakkan
telurnya
dewasa diantara
kehitaman, mengkilat, memiliki satu
tumpukan bahan-bahan organik yang
tanduk
sedang
pada
bagian
kepalanya,
terdekomposisi.
Batang
ukurannya cukup besar, memiliki
kelapa sawit mati masih berdiri tegak
kaki yang berduri tajam, mempunyai
sangat disukai oleh kumbang ini.
dua pasang sayap, kumbang jantan
Tumpakan
memiliki tanduk lebih panjang dari
tandan buah, tandan kosong yang
kumbang betina, kumbang betina
sedang
memiliki
tempat hidup yang baik bagi telur
rambut
pada
ujung
kayu-kayu,
terdekomposisi
abdomen sedangkan kumbang jantan
hingga
tidak
(Nurhakim, 2014).
memiliki
rambut
pada
abdomen.
kumbang
sebagai
tanduk
Berdasarkan hasil observasi di
Peningkatan populasi kumbang tanduk
larva
serasah,
(O.rhinoceros
lapangan dan wawancara dengan
L.)
pemilik kebun di Plasma II Ophir
dipengaruhi oleh tempat berkembang
Kanagarian Koto Baru Kecamatan
biaknya. Kumbang tanduk menyukai
Luhak Nan Duo Kabupaten pasaman
tumpukan
organik.
Barat, ditemukan kumbang tanduk
Terutama bahan organik yang sedang
menyerang tanaman kelapa sawit,
terdekomposisi.
dengan cara menggerek menghisap
bahan-bahan
Menurut
Andoko
dan Widodoro (2013), kumbang
cairan
betina biasanya meletakkan telur
seperti pelepah daun dan batang.
pada sisa-sisa bahan organik yang
Tanda serangan juga terlihat pada
telah melapuk seperti, batang kelapa
bekas lubang gerekan pada pangkal
sawit yang telah lapuk. Oleh sebab
pelepah,
itu ledakan populasi sering terjadi
daun mudah putus dan membusuk
diperkebunan kelapa sawit yang
kering, jika dibiarkan terus-menerus
kotor atau yang terletak disekitar
kumbang tanduk menyerang tanaman
tempat-tempat
kelapa sawit, maka tanaman sawit
yang
mengandung
dan
melubangi
tanaman
mengakibatkan pelepah
3
akan mati. Berdasarkan hal di atas
Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman
telah dilakukan penelitian mengenai
Barat.
kepadatan populasi kumbang tanduk
Adapun alat yang digunakan
(O. rhinoceros L.) pada kelapa sawit
dalam dalam penelitian ini adalah
di Plasma II Ophir Kenagarian Koto
botol koleksi, pinset, parang, kertas
Baru Kecamatan Luhak Nan Duo
label,
Kabupaten Pasaman Barat.
thermometer alkohol, soil tester,
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kepadatan
populasi
selotip,
hygrometer,
lampu
penerang,
anemometer,
pisau,
kamera digital dan alat-alat tulis.
kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros
Bahan
yang
digunakan
adalah
L.) pada tanaman kelapa sawit di
kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros
Plasma II Ophir Kenagarian Koto
L.) dan alkohol 70%.
Baru Kecamatan Luhak Nan Duo kabupaten Pasaman Barat.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan
METODE PENELITIAN
yang telah dilakukan pada tanaman
Penelitian ini dilakukan dengan metode
survey
dengan
cara
kumbang
deskriptif koleksi
tanduk
dilapangan,
yaitu
langsung
yang
menangkap
ada dengan
tangan (handsortir) dan alat bantu pinset. Pengambilan kumbang tanduk dilakukan pada malam hari.
pada bulan Juli 2017. Pengambilan dan penghitungan sampel kumbang (Oryctes
dilakukan
di
rhinoceros
Plasma
II
Kanagarian Koto Baru Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat, dari 25 pohon yang diamati ditemukan sebanyak 20 individu, maka kepadatan populasi kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros L.) 0,8 ind/batang.
Penelitian ini telah dilaksanakan
tanduk
kelapa sawit di Plasma II Ophir
L.)
Ophir
Kanagarian Koto Baru Kecamatan
4
Tabel. Faktor lingkungan di Plasma II Ophir Kanagarian Koto Baru Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat. Kondisi Parameter Lingkungan o Suhu udara ( C) 27oC pH tanah 6,60 Kelembaban Udara 72 (%) Kecepatan Angin 0,16 (m/s)
populasi
kumbang
ind/batang.
Hal
tanduk
ini
0,5
disebabkan
karena, ketersediaan makanan pada lokasi penelitian, seperti tersedianya tumpukan batang kelapa sawit yang telah lapuk, ini memberi peluang bagi
kumbang
mendapatkan
tanduk tempat
untuk berbiak.
Kondisi tersebut menyediakan bahan Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
tanaman
sawit
yang
organik dan tempat yang nyaman untuk
tinggal
dan
berkembang
berumur 3 tahun yang dijadikan
biaknya kumbang tanduk. Menurut
sampel,
Ophir
Jumar (2000) makanan merupakan
Kanagarian Koto Baru Kecamatan
sumber gizi yang diperlukan oleh
Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman
serangga
Barat ditemukan kumbang tanduk
berkembang.
di
sebanyak
Plasma
0,8
II
ind/batang
dan
untuk
Selain
hidup
ketersedian
dan
sumber
serangannya
masih
makanan, faktor abiotik juga sangat
dibawah
batas
mempengaruhi kepadatan populasi
banyak
kumbang tanduk, seperti suhu, pH
ditemukan ditajuk dan dipelepah
tanah, kelembaban, dan kecepatan
tanaman
angin.
intensitas dikategorikan ambang,
kumbang
yang
sawit
dipermukaan
luar
sedangkan tandan
sawit
kumbang tanduk tidak ditemukan.
Hal
pernyataan menyatakan
ini
sesuai
Fauzi
(2002)
bahwa
dengan yang
penyebaran
Hasil yang didapat lebih tinggi
hewan dan tumbuhan di alam ini
jika dibandingkan dengan peneliti
bukanlah terjadi secara kebetulan
sebelumnya. Seperti penelitian yang
namun sebagai hasil interaksi dari
telah
pengaruh faktor-faktor lingkungan
(2014)
dilakukan di
oleh
Kanagarian
Handayani Surantih
Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan
didapatkan
kepadatan
terhadapnya. Berdasarkan
tabel
faktor
lingkungan di Plasma II Ophir
5
Kanagarian Koto Baru Kecamatan
Kepadatan populasi kumbang
Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman
tanduk pada tanaman sawit masih di
Barat
bawah
suhu
udara
pada
saat
batas
ambang.
Menurut
pengambilan sampel yaitu 270C,
Herman (2012) intensitas serangan
suhu yang diperoleh sesuai dari
mencapai batas ambang yaitu 3
kisaran suhu O. rhinoceros L. yaitu
ind/batang. Dari hasil penelitian yang
berkisar antara 270C-290C. Hasil
telah dilakukan masih dikategorikan
yang
masih di bawah batas ambang karena
didapat
lebih
tinggi
jika
dibandingkan dengan penelitian yang
imago
dilakukan oleh
ditemukan 0,8 ind/batang.
Syuhada
(2014),
kumbang
tanduk
yang
suhu udara pada saat pengambilan sampel yaitu 260C.
KESIMPULAN
Selain suhu udara kelembaban udara
juga
perkembangan Kelembaban
ikut
mempengaruhi
kumbang udara
tanduk.
pada
Berdasarkan yang
telah
disimpulkan
hasil
penelitian
dilakukan kepadatan
dapat kumbang
saat
tanduk yang ditemukan adalah 0,8
72%.
ind/batang, intensitas serangannya
tersebut
masih dikategorikan di bawah batas
berbanding terbalik dengan suhu
ambang serta Faktor lingkungan di
udara,
kelembaban
Plasma II Ophir Kanagarian Koto
merupakan jumlah kandungan uap
Baru Kecamatan Luhak Nan Duo
air yang ada di udara. Menurut
Kabupaten Pasaman Barat yaitu suhu
Khamadibrata (1995) dalam Yustina
udara
(2011), kelembaban tinggi maka
kelembaban udara 72%, kecepatan
suhu udara akan rendah. Banyak
angin 0,16. Faktor lingkungan yang
serangga yang menyukai kelembaban
didapat
rendah. Selain suhu dan kelembaban
keberadaan kumbang tanduk.
pengambilan
sampel
Kelembaban
udara
dimana
27oC,
sangat
pH
tanah
cocok
6,60,
dengan
perkembangan kumbang tanduk juga dipengaruhi oleh pH tanah. pH tanah pada saat pengambilan sampel yaitu 6,60.
DAFTAR PUSTAKA Adi, P. 2010. Kaya dengan Bertani Kelapa Sawit. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
6
Andoko, A, dan Widodoro. 2013. Berkebun Kelapa Sawit Si Emas Cair. Jakarta Selatan : Agromedia Pustaka. Borror, D. J., Charles, A. T., Norman, F.J. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi Keenam. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Fauzi, Y., yustina, E. W., Iman, S dan Rudi. 2002. Kelapa Sawit. Edisi revisi. Penebar Swadaya, Jakarta. Handayani, W. F. 2014. Kepadatan Populasi Kumbang Tanduk Oryctes rhinoceros L. (Coleptera : Scarabaeidae) Pada Tanaman Sawit Di Kanagarian Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. jurnal. Padang: STKIP PGRI PT. Herman, J. Hennie Laoh, Desita Salsabiah. 2012. Uji tingkat Ketinggian Perangkap Feromon Untuk Mengendalikan Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros L.) Pada Tanaman Kelapa Sawit. Jurnal Fakultas Pertanian Hlm. 2 Riau: Universitas Riau. Jumar. 2000. EntomologiPertanian. Jakarta: Rineka Cipta Nurhakim, Y. I. 2014. Perkebunan Kelapa Sawit Cepat Panen. Jakarta: Infra Group. Syuhada, W. 2014. Kepadatan Populasi Kumbang Tanduk
(Oryctes rhinoceros L.) Pada tanaman Kelapa sawit Di PTPN VI Unit Ophir Pasaman barat. Skripsi. Padang: STKIP PGRI PT. Yustina., Yuslim, F., dan Rika S. 2011. Struktur Populasi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros L.) Di Area Perkebunan kelapa Sawit Masyarakat Desa Kenatan Kabupaten Kampar-Riau. Jurnal Riau: Universitas Riau