JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
EFEKTIVITAS SISTEM CONSTRUCTED WETLANDS KOMBINASI MELATI AIR (Echinodorus palaefolius) DAN KARBON AKTIF DALAM MENURUNKAN KADAR COD (Chemical Oxygen Demand) LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT BANYUMANIK SEMARANG Restu Andri Setiyanto1), Yusniar Hanani Darundiati 2), Tri Joko3) Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Email:
[email protected]
Abstract :: Medical liquid waste is all wastewater originating from the activities of the hospital and contains microorganisms, toxic chemicals, hazardous radioactive and other hazardous materials. Wastewater with high organic content can cause environmental pollution. Characteristics of high organic waste water shown by the high parameter Chemical Oxygen Demand (COD) in wastewater. High levels of COD can cause a decrease in dissolved oxygen in water. Then needed alternative biological sewage treatment systems which is a Constructed Wetlands System. This research aims to determine the effectiveness of the combined Constructed Wetlands system mexican sword plant and activated carbon to reduce the COD levels. The research is a quasi experimental study with pretestposttest design with control group. The total sample is 48 sample which 32 treatment and 16 control samples. Anova test results with significant p-value <0.05 indicates that the treatment combined mexican sword plant and activated carbon and mexican sword plant treatment and control provide varying levels of COD. The average COD level before treatment was 86.18 mg/L, 86.95 mg/L, 87.66 mg/L. The precentage decreased levels of COD in control is 30,37%, and mexican sword plant treatment is 53.98% and combined of mexican sword plant and activated carbon treatment is 69.76%. Constructed Wetlands systems capability mexican sword plant and activated carbon have been effective in lowering COD levels of hospital wastewater because the result is already well below the standards based Central Java Provincial Regulation No. 5 in 2012 of 80 mg/L. Therefore, this system can be applied to hospital wastewater treatment. Keywords: Hospital Wastewater, COD, Echinodorus palaefolius, Actived Carbon PENDAHULUAN Latar Belakang Rumah sakit merupakan instansi pelayanan
kesehatan
yang
memiliki
kegiatan
pokok
dalam
pelayanan
preventif, kuratif, rehabilitasi, dan promosi.
436
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Kegiatan
tersebut
menimbulkan
dalam limbah cair RS Banyumanik pada
negatif
bagi
pemeriksaan 3 bulan terakhir sebesar
Dampak
144,6 mg/L pada bulan September 2014,
positif rumah sakit di antaranya adalah
186,6 mg/L pada bulan Oktober 2014, dan
meningkatkan
kesehatan
149 mg/L pada bulan Nopember 2014.
dampak
Kadar ini melebihi baku mutu COD yaitu
dampak
positif
masyarakat
akan
maupun
dan
lingkungan.
derajat
masyarakat,
sedangkan
sebesar 80 mg/L. 5,6
negatifnya di antaranya adalah rumah sakit
menghasilkan
limbah
yang
Oleh
berbahaya.1
karena
itu
diperlukan
alternatif pengolahan limbah cair rumah
Limbah cair medis adalah semua
sakit yang murah dan efisien. Mengingat
air buangan yang berasal dari kegiatan
karakteristik air limbah rumah sakit yang
rumah
banyak
sakit
dan
mengandung
mengandung
bahan
organik,
mikroorganisme, bahan kimia beracun,
maka alternatif sistem pengolahan limbah
radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan
secara biologis dapat dijadikan pilihan
dan bahan berbahaya lainnya. cair
rumah
organik
sakit
tinggi
dengan dapat
2
Limbah
utama.
Salah
satu
alternatif
sistem
kandungan
pengolahan air limbah tersebut adalah
menyebabkan
Sistem Lahan Basah Buatan (Constructed Wetlands).7
terjadinya pencemaran lingkungan apabila tidak dikelola secara tepat. Karakteristik
Constructed
wetlands
adalah
air limbah organik tinggi dapat ditunjukkan
sistem rekayasa yang telah didesain dan
dengan tingginya parameter Chemical
dibangun dengan memanfaatkan proses
Oxygen Demand (COD) dalam air limbah.
alamiah
Kadar
tanah,
COD
menyebabkan
yang
tinggi
penurunan
dapat
kandungan
yang
melibatkan
dan
mikroba
berhubungan
untuk
tumbuhan,
yang
saling
membantu
oksigen terlarut di perairan, yang dapat
pengolahan limbah cair.8 Ada dua jenis
mengakibatkan
organisme
Lahan Basah Buatan, yaitu jenis aliran
akuatik seperti ikan dan menimbulkan bau
permukaan (Surface Flow) dan aliran
busuk.3,4
bawah permukaan (Sub Surface Flow).
kematian
Berdasarkan
hasil
pemeriksaan
Namun mengingat bahwa jenis aliran
yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup
permukaan
Kota Semarang terhadap kualitas fisik,
meningkatkan populasi nyamuk di sekitar
kimia dan mikrobiologi limbah cair Rumah
lokasi
Sakit
permukaan (Sub Surface Flow) lebih layak
Banyumanik
parameter
yang
ada
beberapa
melebihi baku mutu
(Surface
IPAL,
digunakan
maka
sebagai
aliran
alternatif
limbah
dapat
bawah
sistem
sesuai Peraturan Daerah Propinsi Jawa
pengolahan
Tengah Nomor 5 Tahun 2012. Kadar COD
Indonesia.9 Sistem Lahan Basah Aliran 437
air
Flow)
domestik
di
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Bawah Permukaan (Sub Surface Flow –
Berdasarkan uraian di atas maka
Wetlands) menggunakan tumbuhan yang
akan dilakukan suatu penelitian tentang
memiliki keragaman akar, yaitu jenis
pengaruh sistem pengolahan air limbah
tumbuhan
air
dengan metode constructed wetlands tipe
(Echinodorus palaefolius), dimana pada
subsurface flow system gabungan melati
setiap akar tumbuhan terdapat mikroba
air dan karbon aktif terhadap penurunan
akar
kadar dan Chemical Oxygen Demand
air
yang
seperti
melati
mengonsumsi
eksudat 10
tumbuhan untuk menyerap polutan. . Berdasarkan
penelitian
(COD)
yang
limbah
cair
Rumah
Sakit
merupakan
jenis
Banyumanik Semarang.
dilakukan oleh Sarwoko pada penelitian pengolahan
air
limbah
rumah
METODE PENELITIAN
sakit
menggunakan kompos tidak stabil dan eksudat
tumbuhan
ini
sistem
penelitian quasi eksperimen yaitu meneliti
evapotranspirasi menggunakan tanaman
efektivitas pengolahan limbah metode
melati air mampu menurunkan COD dari
constructed wetlands tanaman melati air
mg/L.10
dan karbon aktif dalam menurunkan kadar
yang
COD pada limbah cair Rumah Sakit
280mg/L
menjadi
Sedangkan
menurut
dalam
Penelitian
21,33 penelitian
dilakukan oleh Endo Sasono dan Pungut
Banyumanik
pada penelitian penurunan kadar BOD
dalam penelitian ini menggunakan bentuk
dan COD air limbah Puskesmas Janti
Pretest – Postest design with Control
Kota Malang dengan metode contructed
Group.
wetland menggunakan tanaman melati air
Populasi
efisien dalam menurunkan kandungan
adalah
COD air limbah rata-rata 92 %.11
Banyumanik
Untuk
dapat
Semarang.
menambah
dalam
limbah
cair
Rancangan
penelitian Rumah
Semarang.
menggunakan
ini Sakit
Peneliti
pengulangan
16
kali,
kemampuan tumbuhan dalam menyerap
penelitian ini menggunakan 2 perlakuan
polutan, maka dikombinasikan dengan
dan
adsorpsi karbon aktif. Karbon aktif adalah
dibutuhkan sebanyak 48 sampel, yaitu 32
karbon (arang) yang diaktifkan dengan
sampel
cara perendaman dalam bahan kimia atau
Dilakukan pretest-posttest pada kontrol
dengan cara mengalirkan uap panas ke
dan kedua perlakuan sehingga total 96
dalam
sampel.
bahan,
sehingga
pori
bahan
kotrol
menjadi lebih terbuka. permukaan arang
sehingga
perlakuan
Instrumen
dan
atau
sampel
16
alat
yang
kontrol.
yang
aktif yang semakin luas berdampak pada
digunakan dalam penelitian ini adalah
semakin tingginya daya serap terhadap
sebuah
bahan gas atau cairan.12 438
rangkaian
pengolahan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
cair Rumah Sakit Banyumanik Semarang.
constructed wetland tipe Subsurface Flow System.
Gambar 1. Desain Constructed Wetlands
Gambar 2. Perbandingan Grafik Selisih
tipe Subsurface Flow System gabungan
Penurunan
melatiair dan karbon aktif.
penurunan
B = kerikil dengan tinggi 5 cm
Limbah
kadar
COD
pada
kontrol
penurunan kadar COD tertinggi adalah
C = pasir dengan tinggi 5 cm
pada pengulangan pertama yaitu sebesar
D = Air limbah rumah sakit
38,07 mg/L sedangkan penurunan kadar
E = Tanaman melati air
COD terendah yaitu pada pengulangan
F = Keran inlet air limbah
ke-16
sebesar
15,43
mg/L.
Pada
perlakuan melati air penurunan kadar
HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan
Air
Gambar 2 menunjukkan bahwa
A = karbon aktif dengan tinggi 5 cm
ini
COD
Rumah Sakit.
Keterangan :
Penelitian
Kadar
COD tertinggi adalah pada pengulangan
untuk
pertama
menurunkan kadar COD pada limbah cair
yaitu
sedangkan
rumah sakit dengan menggunakan sistem
sebesar
penurunan
61,74
mg/L
kadar
COD
terendah yaitu pada pengulangan ke-16
Constructed Wetlands gabungan melati
sebesar 39,62 mg/L. Pada perlakuan
air dan karbon aktif dengan perlakuan tipe
gabungan melati air dan karbon aktif
Subsurface Flow System. Limbah cair yang dilakukan pengolahan adalah limbah
tertinggi
adalah
pertama
yaitu
sedangkan
pada sebesar
penurunan
pengulangan 89,52
mg/L
kadar
COD
terendah adalah pada pengulangan ke-16 yaitu sebesar 42,19 mg/L. Kadar COD antara kontrol dan masing-masing perlakuan melati air dan gabungan melati air dan karbon aktif disimpulkan pada tabel di bawah ini:
439
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Tabel 1. Perbandingan selisih kadar COD antara kontrol, melati air, dan gabungan melati air dan karbon aktif Kadar COD (mg/L)
Kontrol
Melati air
Rata-rata pre (mg/L) Rata-rata post (mg/L) Selisih (mg/L) Efisiensi (%)
86,18 60,52 25,66 30,37
86,95 39,88 47,08 53,98
Gabungan melati air dan karbon aktif 87,66 26,50 61,16 69,76
Perbandingan kadar COD rata-rata
hasil rata-rata posttest terendah yaitu pada
pretest menunjukkan hasil yang tidak
gabungan melati air dan karbon aktif
terlalu jauh berbeda, hasil tertinggi yaitu
sebesar 26,50 mg/L sehingga didapatkan
pada gabungan melati air dan karbon aktif
selisih tertinggi yaitu sebesar 61,16 mg/L
sebesar
dan
87,66
mg/L.
Hasil
rata-rata
posttest menunjukkan hasil yang berbeda,
efisiensi
tertinggi
yaitu
sebesar
69,76%.
Gambar 4. Diagram Penurunan Postest COD Dibandingkan Dengan NAB Perda
Gambar 3. Perbandingan Efisiensi Kontrol
Prov. Jateng No.5 tahun 2012
dan Perlakuan.
Gambar 4 menunjukkan bahwa
Gambar 3. menunjukkan bahwa
pada kontrol nilai posttest kadar COD
perlakuan gabungan melati air dan karbon
terendah ada pada pengulangan ke-2
aktif lebih efisien untuk menurunkan kadar
sebesar 44,67 mg/L dan nilai posttest
COD limbah cair Rumah Sakit Banyumanik
tertinggi pada pengulangan ke-12 sebesar
dibandingkan perlakuan melati air saja
79,14 mg/L. Pada perlakuan melati air nilai
maupun Kontrol.
posttest kadar COD terendah ada pada pengulangan ke-1 sebesar 26,66 mg/L dan nilai posttest tertinggi pada pengulangan ke-16 sebesar 47,75 mg/L. Pada perlakuan gabungan melati air dan karbon aktif nilai posttest kadar COD terendah ada pada pengulangan ke-1 sebesar 4,54 mg/L dan
440
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
nilai posttest tertinggi pada pengulangan
Rumah Sakit Banyumanik Semarang. Dan
ke-13 sebesar 44,67 mg/L. Hal ini berarti
efektivitas ditentukan dengan cara melihat
pada kedua perlakuan dan pada kontrol
nilai posttest, dikatakan sudah efektif bila
tersebut sudah di bawah nilai baku mutu
nilai posttest sudah di bawah baku mutu
yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah
menurut Perda Propinsi Jawa Tengah No.
Propinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012
5 tahun 2012 sebesar 80 mg/L
yaitu
sebesar
80
mg/l.
Maka
dapat
Sumber tingginya kadar COD di
disimpulan bahwa ketiganya sudah efektif
rumah sakit berasal dari instalasi rawat
dalam menurunkan kadar COD air limbah
inap, instalasi bedah sentral, dan instalasi
Rumah Sakit Banyumanik Semarang.
IGD. Limbah cair yang berasal dari ruang
Berdasarkan uji normalitas data
perawatan dan ruang bedah diproses ke
dengan Shapiro Wilk, data kadar COD
dalam septic tank kemudian dialirkan ke
didapatkan nilai p-value = 0,338 maka Ha
flow control (pengendali arus), selanjutnya
ditolak,
dipompa masuk ke dalam activated filter
Ho
diterima,
sehingga
berdistribusi
normal.
Berdasarkan
perbedaan
Anova
diketahui
data uji
dari
nilai
bagian
saringannya
filter
dan
hasil
keluar
dari
bagian
atas.
yang
telah
jernih
akan
Sig=0.0001 maka Ha diterima, Ho ditolak.
Limbah
Dengan
mengalir menuju bak chlorinasi sebelum
demikian
ada
perbedaan
penurunan kadar COD limbah cair Rumah Sakit
Pretest yang dilakukan pada bulan
perlakuan gabungan melati air dan karbon
Mei dan Juni 2015 di outlet limbah cair
aktif dengan melati air. Dapat dilihat bahwa
Rumah Sakit banyumanik sebanyak 16 kali
efisiensi penurunan kadar COD pada
pengulangan menunjukkan hasil rata-rata
perlakuan gabungan melati air dan karbon
COD sebesar 87 mg/l. Hal tersebut berarti
aktif lebih efisien dalam menurunkan kadar
Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah
COD
perlakuan
Sakit Banyumanik masih belum efektif
kontrol.
untuk menurunkan kadar COD dibawah
dibandingkan
Semarang
dibuang ke badan air.
dengan
melati
Banyumanik
cair
dasar
dengan
air
maupun
Menghitung
efisiensi
pada
penurunannya
baku mutu yaitu sebesar 80 mg/l.
menggunakan rumus :
COD
adalah
dibutuhkan untuk
oksigen
yang
menguraikan bahan-
bahan organik yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia, dinyatakan Keterangan : S0 : nilai pretest
dengan satuan milligram per liter (mg/lt).13
S : nilai posttest
Dalam hal ini buangan organik akan
untuk mengetahui kemampuan constructed
dioksidasi oleh Kalium bichromat menjadi
wetlands melati air dan karbon aktif dalam
gas CO2, H2O serta sejumlah ion Chrom.
menurunkan kadar COD pada limbah cair 437
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Kalium bichromat atau K2Cr2O7 digunakan
selama
sebagai
September, Oktober dan November 2014
sumber
oksigen
(oxidizing
tiga
bulan
terakhir
yaitu
14
sebesar
Dari penelitian ini diketahui bahwa
Sedangkan pada hasil pretest penelitian
pada kontrol sudah dapat menurunkan
yang dilakukan pada bulan Juni rata-rata
kadar COD hingga di bawah baku mutu
kadar COD sebesar 86,18 mg/l – 87,66
yang ditentukan. Walaupun pada bak
mg/l. Nilai pretest tersebut sudah sangat
kontrol hanya terdapat lapisan pasir dan
dekat dengan baku mutu yang ditentukan
kerikil untuk menyaring air limbah hasil dari
oleh Peraturan Daerah Propinsi Jawa
rumah sakit tanpa ditanami melati air
Tengah No. 5 Tahun 2012 yaitu sebesar
maupun ditambahkan karbon aktif. Hal ini
80
disebabkan karena dalam masa tinggal
perlakuan
selama
kontrol
penurunan kadar COD hingga di bawah
cair
baku mutu yang ditentukan. Begitu pula
didiamkan, dan COD pada limbah organik
pada perlakuan gabungan melati air dan
biodegradabel dapat turun secara alamiah
karbon aktif dan pada perlakuan melati air
dan berproses secara aerobik dengan
tanpa
memanfaatkan
perlakuan dan kontrol tersebut memiliki
agent).
3
hari
Constructed
dalam
bak
Wetlands
oksigen
limbah organik.
14
limbah
terlarut
dalam
Selain itu pengolahan
pasir
–
sehingga pada
karbon
186,6
saat
kontrol
aktif.
mg/L.
dilakukan
akan
terjadi
Namun
kedua
Aklimatisasi
tanaman
dilakukan
menghilangkan
selama 10 hari, 2 hari dengan air sumur, 4
polutan organik, warna dan kekeruhan
hari dengan limbah 25% dan 4 hari dengan
akibat padatan tersuspensi akibat proses
limbah 50% nampak perubahan pada
penyaringan
yaitu
morfologi pada daun, batang dan akar.
sedimentasi dan filtrasi.15 Sehingga Proses
Nilai pH sangat penting dalam proses
secara
aklimatisasi,
fisika
dapat
mg/l,
mg/L
perbedaan efisiensi yang berarti.
limbah cair dengan menggunakan saringan bermedia
144,6
secara
ini
fisika,
dapat
mengurangi
konsentrasi COD dalam bak kontrol. Selain
itu
dari
rentang
pH
yang
optimum
untuk
pertumbuhan melati air yaitu 4,5 – 7. Pada waktu
saat air limbah dimasukkan ke dalam bak
pengambilan data awal yaitu pada bulan
wetland
Desember 2014 hingga penelitian pada
sehingga sudah berada pada rentang pH
bulan Juni 2015, telah dilakukan perbaikan
dalam kondisi normal. Suhu pada reaktor
dan penyempurnaan IPAL pada Rumah
tidak kalah pentingnya, suhu optimum
Sakit Banyumanik Semarang. Pada data
pertumbuhan melati air yaitu 25 – 350 C.
awal
Badan
Pada saat air limbah dimasukkan ke dalam
Lingkungan Hidup Kota Semarang kadar
bak wetland air limbah memiliki suhu
COD Rumah Sakit Banyumanik Semarang
sebesar 290 C. Nilai pH dan suhu ini sudah
yang
diperoleh
dari
438
air
limbah
memiliki
pH
6,2
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
memenuhi syarat constructed wetlands
diadsorpsi lebih besar daripada gaya tarik-
sehingga tidak perlu dikondisikan.
menarik sesama solut itu sendiri di dalam larutan, maka solut akan terkonsentrasi
Proses penurunan COD dalam air
pada permukaan padatan.
limbah rumah sakit dapat terjadi karena
Pada
peranan tanaman melati air, adsorpsi
kelompok
COD
mikroorganisme yang ada dalam bak
30,37%.
wetlands. Proses yang terjadi akibat dari
menunjukkan
zat organik yang terkandung dalam air
penurunan
limbah
air
perlakuan gabungan melati air dan karbon
proses
aktif kadar COD mengalami penurunan
mikroorganisme
sebesar 69,76%. Penurunan kadar COD
dalam reaktor ini menguraikan partikel-
yang terjadi pada perlakuan sudah di
partikel organik dalam air dengan bantuan
bawah nilai baku mutu yang ditetapkan
transfer oksigen oleh tanaman melati air.
Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah
Oksigen tersebut mengalir ke akar melalui
nomor 5 tahun 2012. Hal ini berarti pada
batang setelah berdifusi dari atmosfer
kontrol, perlakuan melati air dan perlakuan
melalui pori-pori daun.16
gabungan melati air dan karbon aktif sudah
sebagai
nutrien
fotosintesis.
oleh
dan
Peranan
Proses-proses
melati
untuk
yang
terjadi
Pada
penurunan
kadar
karbon, dan bahan-bahan organik serta
dimanfaatkan
mengalami
kontrol
perlakuan
kadar
melati
COD
sebesar
sebesar air
mengalami
53,98%.
Pada
efektif dalam menurunkan kadar COD
di
limbah cair rumah sakit.
dalam sistem constructed wetlands secara lengkap meliputi proses fisika, fisika-kimia
Penelitian dilakukan selama kurang
dan biokimia. Proses fisika terdiri dari
lebih 48 hari dengan 16 kali pengulangan
proses sedimentasi dan filtrasi. Proses
dan tiga hari waktu tunggu, melati air
fisika-kimia terdiri dari proses adsorpsi
terlihat
bahan
pengulangan ke-16 yaitu pada hari ke-47
pencemar
sedimen
dan
oleh
tanaman
substrat
air,
pada
menunjukkan
organik.
kondisi
efisiensi
jenuh
yang
pada
menurun
yaitu
tetapi tidak terlalu jauh dari pengulangan
melalui penambahan karbon aktif dimana
sebelumnya. Jadi, melati air merupakan
sebagai adsorban karbon dapat menjerap
tanaman air yang mempunyai daya hidup
substansi
lama dan dapat secara optimal menyerap
Pengoptimalan
proses fisik-kimia
terlarut
ke
dalam
porinya.
limbah meskipun dalam waktu yang lama.
Adsorpsi yang terjadi pada karbon aktif
Pada perlakuan gabungan melati
dengan limbah cair merupakan adsorpsi fisik. Peristiwa adsorpsi pada karbon aktif
air
terjadi karena adanya gaya Van der Walls
mengalami
yaitu gaya tarik-menarik intermolekuler
daripada perlakuan melati air. Hal ini
antara molekul padatan dengan solut yang
berarti sistem constructed wetlands lebih 439
dan
karbon
aktif
penurunan
menunjukkan lebih
banyak
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
efisien
dengan
ditambahkan
material
mg/L. Selisih rata-rata kadar COD
karbon aktif. Proses adsorpsi karbon aktif
adalah sebesar 61,16 mg/L.
dapat lebih memaksimalkan proses fisikkimia
sistem
constructed
2. Efisiensi
wetlands
perlakuan
wetlands
kontrol
constructed
sebesar
30,37%,
dibandingkan hanya dengan melati air
pada perlakuan constructed wetlands
saja. Sedangkan pada kelompok kontrol
melati air sebesar 53,98%,dan pada
dimana pada bak wetlands terdapat pasir
gabungan melati air dan karbon aktif
dan kerikil hanya terjadi proses fisika yaitu
sebesar 69,76%.
sedimentasi dan filtrasi. Namun semua
3. Perlakuan constructed wetlands pada
sudah efektif untu menurunkan kadar COD
kontrol, dan perlakuan constructed
Rumah
Semarang
wetlands melati air, dan gabungan
sesuai baku mutu menurut Perda Propinsi
melati air dan karbon aktif, dan sudah
Jawa Tengah No. 5 tahun 2012
efektif dalam menurunkan kadar COD
Sakit
Banyumanik
limbah cair Rumah sakit Banyumanik KESIMPULAN
Semarang
1. Constructed wetlands pada kontrol sebelum
pengolahan
kadar
efisiensi
COD
diperoleh
nilai sudah
4. Pengolahan limbah cair rumah sakit
wetlands
menggunakan constructed wetlands
melati air kadar COD sebesar 60,52
efektif untuk diterapkan karena dapat
mg/L. Selisih rata-rata kadar COD
memanfaatkan proses alamiah yang
adalah 25,66 mg/L. Dan pada melati
melibatkan
air
sebelum
mikroba
wetlands
untuk membantu pengolahan limbah
tanpa
constructed
yang
dari
dibawah NAB.
sebesar 86,18 mgL dan setelah masuk pengolahan
ditunjukkan
karbon
pengolahan
aktif
constructed
kadar COD sebesar 86,95 mg/L dan setelah
masuk
tumbuhan,
yang
saling
tanah,
dan
berhubungan
cair.
pengolahan DAFTAR PUSTAKA
constructed wetlands melati air kadar COD sebesar 39,88 mg/L. Selisih rata-
1. Khusnuryani,
A.
Mikrobia
rata kadar COD adalah 47,08 mg/L.
Agen
Sedangkan pada gabungan melati air
Pengolahan
dan karbon aktif sebelum pengolahan
Sakit. Seminar Nasional Aplikasi Sains
constructed
dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND
sebesar masuk
wetlands
87,66
mg/L
pengolahan
kadar dan
COD setelah
Penurun
Sebagai
Fosfat
Pada
Cair
Rumah
Limbah
Yogyakarta. 2008
constructed
2. Mukono.
Program
wetlands gabungan melati air dan
Pengelolaan
karbon aktif kadar COD sebesar 26,50
Program Pengelolaan Limbah Medis 440
Limbah
Nasional Medis
dan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Instansi Rumah Sakit. Semarang :
Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan
EHSA. 2014
Perencanaan, ITS Surabaya. 2008
3. Moertinah, S. Kajian Proses Anaerobik Sebagai
dan
Pungut.
Penurunan Kadar BOD dan COD Air
Limbah Industri Organik Tinggi. Jurnal
Limbah UPT Puskesmas Janti Kota
Riset TPPI Vol 1 No 2 : 104-114. 2010
Malang Dengan Metode Contructed
4. Selamet, JS. Kesehatan Lingkungan.
Wetland. Jurnal Teknik Waktu Vol 11
Mada
Teknologi
Endro
Air
Gajah
Alternatif
11. Sasono,
University
Press.
No 01 ISSN : 1412-1867. 2013
Yogyakarta : 1994 5. Peraturan
12. Kirk, R. E and Orthmer. “Encyclopedia
Daerah
Propinsi
of Chemical Technology, 2nd edition.
Jawa
Tengah Nomor 5 Tahun 2012
Intersciences publishers John Wiley
6. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
and Sons, Inc. New York. 1984
Nomor 58/MENLH/12/1995 7. Supradata.
13. Wardhana,
Pengolahan
Domestik
Menggunakan
Limbah
A.
W.
Pencemaran
Lingkungan. Yogyakarta : Gajah Mada
Tanaman
University Press. 2002
Hias Cyperus Alternifolius,L. Dalam
14. Fardiaz, S. Polutan Air dan Polusi
Sistem Lahan Basah Buatan Aliran
Udara. Yogyakarta : Kanisius. 1992
Bawah Permukaan (SSF-Wetlands). Tesis
Universitas
15. Said,
Diponegoro
Teknologi
Semarang. 2005
“Up
Constructed Wetlands Manual, vol 1. of
Conservation
&
Engineering
Wahjono.
Pengolahan
Air
H.D. Bersih
Land
New
and
Water
South
Wales
Flow”.
16. Mthembu, Swalaha, Constructed
Eddy.
Wastewater
Treatment,
Jakarta
:
Direktorat
Tekhnologi Lingkungan. 1999
Australia. 1998 9. Metcalf
dan
dengan Proses Saringan Pasir Lambat
8. Greg, W, R.Young dan M, Brown.
Department
N.I.,
Alternative
Disposal,
M.S., F.M.,
Odinga, dan
Wetlands Wastewater
Bux, A
1993
pada 10 desember 2015 dan
Permatasari, Dewi. Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Menggunakan Kompos Tidak Stabil Dan Eksudat Tumbuhan Evapotranspirasi.
Dalam Jurnal
Future
Technology. Review (online). 2013. www.mdpi.com/journal/water
Sarwoko
F.
Treatment
Reuse. McGraw Hill Comp. New York.
10. Mangkoedihardjo,
C.A.,
Sistem Teknik
441
diakses