APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT MATA DENGAN METODE FORWARD CHAINING Nalarati Teknik Informatika STMIK ATMA LUHUR PANGKALPINANG Jl. Jend. Sudirman Lama Pangkalpinang Kepuluan Babel Email :
[email protected] ABSTRACTION Eye disease diagnosis expert system uses a forward chaining method aims at tracing the symptoms that appear in the form of questions to diagnose the disease with a WEB-based software. Expert system software can recognize the type of eye disease after consultation by answering some of the questions are displayed by the application of expert system and can infer the type of eye disease who suffered by patients. Data disease known to customize rules (the rules) as well as the decision tree that was created to be able to match the symptoms of eye diseases and illnesses of the patients. The making of this expert system using PHP programming and MySQL as the database. Statistical methods used were forward chaining, the inference is a method of reasoning that doing a problem to a solution. Keyword: application, diagnosis expert system for eye diseases, forward chaining, php and mysql
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pakar ini dirancang untuk menirukan keahlian seorang pakar dalam menjawab pertanyaan dan menyelesaikan suatu permasalahan baik di bidang kesehatan atau kedokteran, bisnis, ekonomi dan sebagainya. Salah satu masalah di dalam dunia medis atau kedokteran adalah adanya ketidak seimbangan antara pasien dan dokter. Selain itu, sebagian besar dari masyarakat tidak terlatih secara medis sehingga apabila mengalami gejala penyakit yang diderita belum tentu dapat memahami cara-cara penanggulangannya. Sangat disayangkan sebenarnya gejala-gejala awal yang bisa ditangani lebih awal menjadi penyakit yang serius akibat kurangnya pengetahuan. Oleh karena itu, di dunia kedokteran sudah banyak bermunculan aplikasi sistem pakar. Dengan adanya sistem pakar ini, orang awam mampu mendeteksi adanya penyakit pada dirinya berdasarkan gejalagejala yang dirasakan oleh orang tersebut dengan menjawab pertanyaan pada aplikasi seperti halnya berkonsultasi ke dokter. Dengan demikian, orang awam pun dapat mendeteksi penyakit beserta solusi pengobatannya sejak dini sehingga bisa dilakukan penanganan segera, bahkan dapat dilakukan upaya pencegahan terhadap
penyakit tertentu. Jadi, dengan pengembangan sistem pakar, diharapkan orang awam pun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. B. Tujuan Dan Manfaat Penenelitian Tujuan dari pembuatan sistem pakar ini adalah untuk dapat mendiagnosa penyakit mata pada manusia menggunakan rekayasa sistem pakar (expert system). Agar setiap penderita penyakit mata dapat dengan mudah dan cepat mengetahui jenis penyakit mata tanpa harus ke dokter terlebih dahulu.. C. Metode Penelitian Metode penelitian yang diterapkan dalam penulisan skripsi ini meliputi : a. Pengumpulan Data b. Browsing c. Desain aplikasi d. Implementasi e. Uji coba program aplikasi D. Batasan Masalah Aplikasi ini membahas penyakit mata pada manusia yaitu : a. Tatacara mengenali penyakit yang sedang dialami. b. Penjelasan mengenai penyakit mata yang diderita berdasarkan gejala-gejala yang dialami.
c. d. e.
Tatacara menangani penyakit mata yang diderita. Interaksi antara system dan user menggunakan pertanyaan. Membahas penyakit mata yang gejalanya dapat dilihat masyarakat umum yaitu tanpa dilakukannya pemeriksaan oleh dokter mata atau ahli medis.
2. LANDASAN TEORI A. Sistem Pakar Sistem pakar adalah sebuah perangkat lunak komputer yang memiliki basis pengetahuan untuk domain tertentu dan menggunakan penalaran inferensi menyerupai seorang pakar dalam memecahkan masalah. a. Perbandingan Antara Pakar dan Sistem Pakar Perbedaan antara pakar dan sistem pakar dapat digambarkan ke dalam tabel berikut : Faktor
Pakar
Ketersediaan Waktu
Hari kerja
Letak
Tertentu
Keamanan
Tidak tergantikan Ya Relatif Relatif Tinggi
Dapat habis Performa Kecepatan Biaya
Sistem pakar 24 jam/setiap saat Dimana saja Tergantika n Tidak Konsisten Konsisten Terjangkau
Perbandingan antara pakar dan sistem pakar
b. Keuntungan Sistem Pakar a. Memungkinkan orang awam bekerja seperti layaknya seorang pakar. b. Menghemat waktu dan menyerhanakan pekerjaan dalam menggambil keputusan. c. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis. d. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar. e. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk keahlian langka).
c. Kelemahan Sistem Pakar Sistem pakar juga memiliki beberapa kelemahan, sebagai berikut: a. Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal. b. Sulit dikembangkan. Hal ini tentu saja erat kaitannya dengan ketersediaan pakar di bidangnya. c. Sistem pakar tidak 100% bernilai benar. B. Metode Forward Chaining Forward chaining merupakan metode inferensi yang melakukan penalaran dari suatu masalah kepada solusinya. Contoh : Terdapat 10 aturan yang tersimpan dalam basis pengetahuan yaitu : R1 : if A and B then C R2 : if C then D R3 : if A and E then F R4 : if A then G R5 : if F and G then D R6 : if G and E then H R7 : if C and H then I R8 : if I and A then J R9 : if G then J R10 : if J then K Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri (IF dulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis. C. PHP PHP adalah bahasa pemrograman script yang paling banyak dipakai saat ini. PHP banyak dipakai untuk memprogram situs web dinamis, walaupun tidak tertutup kemungkinan digunakan untuk pemakaian lain.Contoh terkenal dari aplikasi PHP adalah forum (phpBB) dan MediaWiki (software dibelakang Wikipedia). 3. PEMODELAN PROYEK A. Penjadwalan Proyek Proyek pengembangan aplikasi sistem pakar penyakit mata dimulai atau start dari tanggal 09 April 2013 dan akan berakhir pada tanggal 10 juli 2013, Jam kerja proyek ditentukan sesuai dengan waktu kerja nasional yang sudah dijadwalkan yaitu pada hari senin–jumat saja. Penjadwalan proyek dibuat dengan menggunakan
Microsoft project 2007 dan dalam bentuk WBS (work breakdown structure), berikut adalah tahapan–tahapan dalam penjadwalan proyek pengembangan aplikasi sistem pakar penyakit mata. a. Pengembangan aplikasi sistem pakar penyakit mata. Merupakan awal dalam proyek aplikasi sistem pakar penyakit mata, berikut adalah tahapannya. 1) Inisiasi 2) Analisa 3) Implementasi 4) Closing dibawah ini adalah penjelasan tahapantahapan pengembangan aplikasi sistem pakar penyakit mata diatas. a. Inisiasi 1) Penggumpulan data (studi refrensi) 2) Uji Referensi 3) Persiapan analisa pakar b. Analisa 1) Analisa Kebutuhan Sistem Pakar 2) Analisa prosedur penggunaa sistem pakar (SOP) c. Implementasi 1) Perancangan aplikasi a. Perancangan Interface b. Perancangan Database 2) Coding 3) Pengujian Internal d. Closing 1) Penyusunan dokumen listing program 2) Penyusunan softcopy aplikasi 3) Penyusunan dokumen user manual a. Work Breakdown Strukture (WBS) Berikut adalah work breakdown structure dari proyek pengembangan aplikasi sistem pakar penyakit mata.
B. Milestone Berikut adalah milestone dari proyek pengembangan aplikasi sistem pakar penyakit mata: a) Penandatanganan project charter b) Penyetujuan proyek c) Penyelesaian pengembangan aplikasi d) Penyelesaian inisiasi e) Penyelesaian analisa f) Penyelesaian implementasi g) Penyelesaian perancangan aplikasi h) Closing Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dibawah ini. No Milestone Finish 1 Penandatanganan 18/03/20 project charter 13 2 Penyetujuan 23/03/20 proyek 13 3 Proyek 10/07/20 pengembangan 13 aplikasi 4 Penyelesaian 22/04/20 Inisiasi 13 5 Penyelesaian 30/04/20 analisa 13 6 Penyelesaian 18/06/20 implementasi 13 7 Penyelesaian 14/05/20 perancangan 13 aplikasi 8 Closing 10/07/20 13 Milestone
C.
Jadwal Proyek
Berikut adalah Jadwal proyek berdasarkan task pada proyek pengembangan aplikasi sistem pakar penyakit mata:
Jadwal proyek 1. work breakdown structure
4. ANALISA DAN RANCANGAN A. Analisa Masalah Berdasarkan analisis masalah penyakit mata maka melalui skripsi ini dibuat alternatif penyajian informasi dan konsultasi tentang penyakit mata dan gejala-gejala yang diimplementasikan pada aplikasi web sebagai sistem pakar yang dapat dipakai untuk mengetahui gejala-gejala umum dengan menggunakan option dan pilihan YA atau TIDAK dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. sehingga dapat memecahkan permasalahan yang tidak dapat dipecahkan oleh kebanyakan orang atau dapat memecahkan masalah dengan cara yang lebih efisien. B. Rancangan Sistem Pakar Perancangan sistem pakar pada penyakit mata ini bertujuan untuk menerapkan solusi pemecahan masalah penyakit mata yang terjadi dan untuk mempermudah dalam proses-proses selanjutnya. Adapun rancangan sistem ini adalah : a. Diagram konteks b. Tabel Keputusan c. Pohon keputusan d. Mesin inferensi a. Diagram Konteks Diagram konteks merupakan gambaran secara umum mengenai sebuah sistem yang dirancang secara global. Diagram konteks pada sistem pakar ini dapat dilihat pada gambar 4.1 Info Analisa Hasil User
Daftar Penyakit
Info Data Buku tamu yang sudah dihapus Info Data Relasi
Data Konsultasi Sistem Pakar Penyakit Mata Data Buku Tamu
Info Data Gejala Info Data Penyakit Info Login
Keputusan
Tabel 4.1 menjelaskan setiap penyakit dengan beberapa gejala dengan tanda „X‟, penjelasan ini menggunakan pencocokan kode gejala dengan kode penyakit. Keterangan dari tabel keputusan 4.1 dapat dilihat pada tabel gejala dan tabel penyakit dibawah ini. c. Pohon Keputusan Pohon keputusan merupakan suatu rancangan yang digunakan untuk membangun sebuah sistem pakar, di dalam diagram pohon keputusan tersebut akan dicari solusi hasil akhir dari setiap pemeriksaan. Diagram pohon keputusan akan mempermudah untuk menyusun basis pengetahuan dan aturan serta menentukan faktor kepastian dari setiap pelaksanaan identifikasi gejala pada penyakit mata. Keterangan : Gejala
Data Login
: Penyakit
Data Penyakit Data Gejala Data Relasi
Tidak G011
G005
Tidak
Ya G012
Tidak
Ya
Ya
Tidak
G014 G018 G022 G023 Tidak Ya Ya
G006 G015 G017 G019 Tidak Ya Ya Ya Ya Ya G009 G016 P006 G007 Ya P004 P007 Ya Ya G010 G008 Ya P005
P001
G033 Tidak
Ya
G024 Ya
G021
G013 Ya
Tidak
G028 Ya Tidak
Tidak
Tidak
G004 Ya
Ya
Tabel keputusan digunakan sebagai acuan dalam membuat pohon keputusan dan kaidah yang digunakan.
G027 Ya
G020 Ya
Ya
diagram konteks
Tidak
Tidak
G003
Data Buku Tamu Yang Akan Dilihat dan Dihapus
b. Table Keputusan
G001
G002 Ya
Pakar
Ya
Ya
G025 Ya
G029 Ya G030 Ya
G026 P011
P008 P009
G031
G032 Ya P012
Ya G036
P003
P002
pohon keputusan
Tidak
G039 Ya G040
P013 Ya
P010
Ya G038 Ya P000
G035
Ya Ya
G037
G034 Ya
Ya
P014
d. Mesin Intefensi Mesin inferensi untuk program sistem pakar penyakit mata merupakan sturktur If Then. Metode yang digunakan adalah metode deduksi (forward chaining) dimana program mengambil kesimpulan dari jawaban user, yaitu ”Ya” atau “Tidak” atas pertanyaan yang diberikan. Adapun aturan If then pada sistem ini adalah: a. Rule (aturan) IF-THEN Rule (aturan) pada sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit mata dibagi berdasarkan banyaknya gejala. Adapun aturan-aturannya adalah : Rule (Aturan) IF-THEN Rule 1 If Mata terasa nyeri AND Sensitif terhadap cahaya AND Mata merah AND Iritasi Mata AND Tampak Noda-noda yang mengambang didepan mata THEN Penyakit Uveitis. Rule 2 If Mata terasa nyeri AND Sensitif terhadap cahaya AND Mata merah AND Iritasi Mata AND Kelopak mata tampak berminyak AND Kerontokan bulu mata AND Bulu mata berkerak saat bangun tidur. THEN Penyakit Blefaritis. Rule 3 If Mata terasa nyeri AND Sensitif terhadap cahaya AND Mata merah AND Iritasi Mata AND Nyeri dalam beberapa hari kemudian gejala tersebut menghilang AND meninggalkan pembekakan tanpa rasa nyeri THEN Penyakit Kalazion.
Rule 4 If Mata terasa nyeri AND Sensitif terhadap cahaya AND Mata merah AND nyeri saat ditekan dan makin nyeri saat menundukAND bintik berwarna keputihan atau kekuningan THEN Penyakit Hodeolum. Rule 5 If Mata terasa nyeri AND Sensitif terhadap cahaya AND Rasa mengganjal pada kelopak mata AND Rasa terbakar pada mata AND Mata terasa ngeres "tercakar" AND Terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun tidur THEN Penyakit Konjungtivis. Rule 6 If Mata terasa nyeri AND Sensitif terhadap cahaya AND Rasa mengganjal pada kelopak mata AND Terdapat bercak putih dikornea THEN Penyakit Ulkus Kornea Mikrobial. Rule 7 If Mata terasa nyeri AND Sensitif terhadap cahaya AND Memerlukan pencayahan yang terang untuk membanca AND Lapang pandangan tampk keruh THEN Penyakit Katarak. Rule 8 If Mata terasa nyeri AND Penglihatan tidak jelas "tampak buram" AND Tidak ada reflex terhadap cahaya AND Mual, muntah, berkeringat THEN Penyakit Glukoma. Rule 9 If Mata terasa nyeri AND Penglihatan tidak jelas "tampak buram" AND Kornea tampak menebal dan berawan THEN Penyakit Distrofi kornea.
Rule 10 If Mata terasa nyeri AND Kilatan cahaya AND tampak benda melayang-layang didepan mata AND Ada semacam tirai tipis berbentuk parabola
relationship entitas yang lainnya, dimana terdapat empat relasi database yaitu penyakit, relasi, gejala dan analisa hasil. Kd_gejala
Kd_penyakit
Kd_penyakit
Kd_gejala Nm_penyakit
M
Relasi
Penyakit
N Gejala
Definisi 1 Nm_gejala Solusi
Kd_penyakit
THEN Penyakit Ablasio retina. Rule 11 If Penuruan ketajaman penglihatan AND Merah dan bengkak pada kelopak mata AND terdapat benjolan pada kelopak mata AND tampak nanah kadang bercampur darah dikelopak mata THEN Penyakit Gonoblenore. Rule 12 If Penuruan ketajaman penglihatan AND Rasa gatal ringan pada mata AND Mata mengeluarkan kotoran THEN Penyakit Trakoma Rule 13 If Mata berair AND Terasa seperti ada benda asing AND Terdapat bintik yang tumbuh dengan warna merah AND Timbul bentukan seperti daging yang menjalar ke kornea
Isi Id Id Nama Kelamin Alamat
1 Analisa_Hasil
Pekerjaan Kd_penyakit Noip Tanggal
ERD
D. Algoritma Suatu kaidah dapat disusun jika pengetahuan dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu bagian fakta dan bagian kesimpulan. Dalam hal ini, akan dijelaskan bagaimana aliran proses jika menggunakan metode forward chaining yang dapat dilihat pada flowchart di bawah ini: START Ya Data Pasien, Nama, Kelamin, Alamat, Pekerjaan
Kaidah Berbasis Aturan Tidak Ya
Kaidah Telah Sesuai
Ya
File Basis Pengetahuan
Ya Diagnosa Penyakit Mata Ya
THEN Penyakit Pretigium. Rule 14 If Mata bengkak AND Pembuluh darah yang bengkak atau melebar pada bagian putih mata AND Terdapat gumpalan atau benjolan pada sudut bagian dalam kelopak mata bawah AND Demam THEN penyakit Dakriosistitis Rule (aturan) if then
C. Entity Relationship Diagram (ERD) Entity Relationship Diagram (ERD) adalah sebuah diagram yang mengambarkan hubungan atau relasi antar entitas (entity), dan setiap entity terdiri atas satu atau lebih atribut yang mempresentasikan seluruh kondisi (fakta). Gambar berikut menunjukkan hubunganhubungan antara tabel database dengan
Terkena Penyakit Mata
Ya Tidak
Kesimpulan dan Solusi Ya Ya
Analisa
Ya Data Hasil Konsultasi
END
flowchart algoritma forward chaining E. Kelebihan dan Kekurangan Program Berikut ini adalah kekurangan dan kelebihan program : a. Kelebihan Program Kelebihan dari program ini adalah sebagai berikut: a. Dapat menambah wawasan pengguna terhadap gejala-gejala yang ditimbulkan oleh beberapa penyakit mata. b. Memberikan penanganan sementara pengguna sebelum didiagnosa oleh dokter.
c. Perangkat lunak ini sangat mudah digunakan karena menu-menunya tidak membingungkan sehingga dapat mudah dimengerti oleh pengguna. b. Kekurangan program Kekurangan dari program ini adalah sebagai berikut: a. Hasil diagnosa tidak 100% benar. b. Hanya memberikan solusi dan resep obat tetapi bukan resep spesifik. c. Data-data penyakit hanya diperoleh dari buku kedokteran sehingga hasil akhir tidak bisa jadi acuan. d. Perangkat lunak masih belum bisa diakses melalui internet untuk saat ini, sehingga perlu pengembangan lebih lanjut.
5. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas dan diselesaikan melalui laporan ini, maka terdapat beberapa kesimpulan: a. Metode Sistem Pakar (expert system) yang dibuat dengan proses penelusuran fordward chaining untuk mengenali jenis penyakit mata pada manusia. b. Hasil yang diberikan berupa penyakit yang diderita berdasar gejala-gejala yang dialami, pencegahan dan pengobatan dari penyakit terdeteksi. c. Dengan adanya aplikasi sistem pakar untuk mendeteksi penyakit mata ini, diharapkan masyarakat awam dapat memperoleh informasi mengenai penyakit mata berdasar gejala-gejala yang dialami. d. Materi yang dimuat dalam program ini masih kurang mewakili kepakaran dalam hal penyakit mata secara menyeluruh, karena jenis-jenis penyakit mata dalam program ini hanya sebagian. e. Sistem hanya dapat mengenali dan mendiagnosa jenis penyakit mata yang ada dalam tabel kebenaran penyakit. f. Sistem hanya dapat mendiagnosa satu pasien dalam melakukan konsultasi, dan dapat mengulangi kembali konsultasi. B. Saran Setelah mengembangkan sistem pakar ini, ada beberapa saran yang harus
diterapkan guna pengembangan sisten pakar lebih lanjut: a. Pengetahuan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit mata, kiranya semakin diperkaya dengan penambahan kompleksitas jenis penyakit mata dan gejala-gejala yang diberikan, agar dapat memberikan penjelasan informasi yang lebih optimal dan lebih luas. b. Pengembangan program dan analisis data agar dapat lebih diperluas cakupannya sesuai dengan kebutuhan program. c. Untuk penanganan terapi lebih lanjut sehingga dapat menghasilkan perkembangan yang maksimal, sebaiknya user langsung mendatangi dokter spesialis penyakit mata. d. Semua kekurangan yang tidak disadari oleh penulis agar dapat di sempurnakan lagi. DAFTAR PUSTAKA Tamsuri, Ns., Anas, S.kep, Klien Gangguan Mata dan Penglihatan. Jakarta : Buku Kedokteran 2011. Sutojo, T S.si, M.kom., Edi Mulyanto, S.Si., M.kom., Dr. Vincent Suharto. Kecerdasan Buatan. Yogyakarta : Andi 2011. Siswoutomo,
wiwit,
PHP
Undercover
Mengungkap Rahasia Pemprograman PHP. Yogyakarta: Alex media komputindo 2004. Kusumadewi,
S,
Artificial
Intellegence
(Teknik
Aplikasinya).
Yogyakarta:
dan
Graha Ilmu 2003. Fatansyah,
Ir.
Basis
Data.
Bandung:
Informatika 1999. http://archive.bisnis.com/articles/penyakitmata-dokter-minim-and-sistem-pengobatanbelum-terorganisir http://www.neraca.co.id/harian/article/24657 /Jumlah.Penderita.Penyakit.Mata.Cukup.Tin ggi#.UV9IcVJCXM