59
BAB VIII FAKTOR-FAKTOR YAG BERHUBUGA DEGA PERSEPSI KHALAYAK TETAG PROGRAM ACARA REALITY SHOW JIKA AKU MEJADI 8.1.
Hubungan Faktor Intrinsik Khalayak dengan Persepsi Khalayak tentang Program Acara Reality show Jika Aku Menjadi Hubungan antara faktor intrinsik khalayak (meliputi usia, jenis kelamin,
pekerjaan orangtua, dan pendapatan orangtua) dengan persepsi terhadap program JAM (meliputi isi cerita, talent, narasumber, keadaan lokasi, tema cerita, dan penayangan) dianalisis dengan menggunakan Uji Chisquare dan Rank Spearman. Pada Tabel 7 dapat dilihat dari hasil pengujian bahwa hanya ada satu variabel yang memiliki hubungan nyata, yaitu hubungan antara variabel faktor intrinsik responden (jenis kelamin) dengan variabel persepsi (keadaan lokasi. Hal ini membuktikan bahwa Hipotesis 1 yang menyatakan “ada hubungan antara faktor intrinsik khalayak dengan persepsi khalayak terhadap program reality show JAM” dapat diterima. Variabel-variabel yang berhubungan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 7. ilai Koefisien Korelasi Spearman dan Korelasi Chi Square antara Faktor Intrinsik Khalayak dengan Persepsi terhadap Program Jika Aku Menjadi
o.
1 2 3 4
Faktor Intrinsik Khalayak Jenis kelamin Usia Pekerjaan orangtua Pendapatan orangtua
Keterangan:
** *
Koefisien Kore lasi
Kriteria Persepsi Program JAM Trans TV ara sumber
Keadaan lokasi
Tema cerita
Pena yangan
Isi cerita
Talent
X2 C rs X2 C
8,572** 0,318 0,623 5,993 0,270
1,624 0,145 0,374 1,969 0,159
3,263 0,203 0,097 2,088 0,164
4,787 0,243 0,117 3,357 0,206
0,478 0,079 0,103 1,002 0,114
0,546 0,084 0,262 0,485 0,080
rs
0,194
0,242
0,503
0,635
0,453
0,386
berhubungan sangat nyata pada (p <0,01) berhubungan nyata pada (p <0,05)
Tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar variabel faktor instrinsik khalayak tidak terbukti memiliki hubungan yang nyata dengan proses pembentukan persepsi. Meskipun banyak variabel yang tidak memiliki hubungan nyata, namun ada beberapa variabel yang mengungkapkan tingkat hubungan yang cukup berarti (rs atau c > 0,2)
60
8.1.1. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kriteria Persepsi Program JAM Trans TV Faktor intrinsik jenis kelamin responden memiliki hubungan nyata dengan kriteria persepsi program JAM Trans TV yaitu isi cerita tetapi tidak berhubungan nyata dengan kriteria persepsi lain sepertiisi talent, narasumber, tema cerita, keadaan lokasi dan penayangan. Hal ini berarti presepsi setelah menonton program JAM Trans TV antara laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang cukup nyata. Setiap mahasiswa mempunya persepsi yang berbeda mengenai program JAM Trans TV, ada yang berpresepsi baik dan buruk. Terdapat hubungan nyata antara faktor intrinsik usia dengan kriteria persepsi program JAM. Hal ini berarti bahwa mahasiswa yang berbeda jenis kelamin membuat perbedaan pada saat menilai suatu program JAM. Jenis kelamin yang berbeda menjadi alasan untuk mahasiswa dalam menilai suatu program yang telah ditontonnya. Uji statistik yang dilakukan dengan Uji Chi Square (X2 ) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara variabel jenis kelamin dengan variabel persepsi responden terhadap program JAM Trans TV Angka korelasi menunjukkan positif yang berarti arahnya sejajar antara dua variabel, artinya semakin sering perempuan menonton program JAM Trans TV maka semakin baik persepsi terhadap program JAM Trans TV kriteria isi cerita dan sebaliknya semakin jarang responden laki-laki menonton program JAM Trans TV maka semakin buruk persepsi terhadap kriteria yang ada pada program JAM Trans TV. Tabel 8. Hubungan Jenis kelamin dengan Isi Cerita Persepsi terhadap Isi Cerita Jenis kelamin
Persepsi buruk
Persepsi baik
Total
Jumlah (orang) 6 3 9
Persen Jumlah Persen Jumlah Persen (%) (orang) (%) (orang) (%) 18,42 14 10,53 20 26,32 Laki-laki 69,74 53 50,00 56 73,68 Perempuan 39,47 67 60,53 76 100 Total 2 X = 8,572 p=0,003 C=0,318 Hal ini terjadi karena responden perempuan lebih menyukai menonton program JAM Trans TV, sementara responden laki-laki yang pada dasarnya
61
kurang memiliki ketertarikan dalam menonton program JAM Trans TV, sehingga cara menilai antara perempuan dan laki-laki berbeda. Persepsi perempuan terhadap program JAM Trans TV lebih baik dibandingkan laki-laki, karena lakilaki jarang menonton sehingga persepsinya kurang baik dan ini akan menimbulkan hasil yang kurang nyata. Responden laki-laki memiliki minat menonton yang kurang, karena laki-laki lebih suka menghabiskan waktunya untuk melakukan kegiatan lain, seperti main Playstation (PS), olah raga (main bola bakset, futsal, dan lain-lain), main band, dan lain-lain.
8.1.2. Hubungan Usia dengan Kriteria Persepsi Program JAM Trans TV Usia responden dalam penelitian ini cukup beragam yaitu antara usia 1819 tahun, 20-21 tahun, dan 22-23 tahun akan tetapi berapapun usia responden dan kurang beragamnya usia mahasiswa tidak membuat perbedaan dalam berpresepsi mereka setelah menonton program JAM Trans TV. Berdasarkan uji Korelasi Rank Spearman bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara faktor intrinsik usia dengan kriteria persepsi program JAM. Hal ini berarti bahwa mahasiswa yang berbeda usia tidak membuat perbedaan pada saat menilai suatu program JAM. Usia yang berbeda tidak menjadi alasan untuk mahasiswa dalam menilai suatu program yang telah ditontonnya.
8.1.3. Hubungan Pekerjaan Orang Tua dengan Kriteria Persepsi Program JAM Trans TV Jenis pekerjaan orang tua responden berbeda-beda, ada yang bekerja sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, pegawai wiraswastya, dan lain-lain. Akan tetapi, apapun jenis pekerjaan orang tua responden tidak membuat perbedaan dalam presepsi mereka setelah menonton program JAM Trans TV. Uji statistik yang dilakukan dengan Uji Chi Square (X2 ) menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara pekerjaan orang tua responden dengan kriteria persepsi program JAM. Hal ini berarti pekerjaan orang tua responden tidak menjadi alasan untuk mahasiswa dalam menilai suatu program yang telah ditontonnya.
62
8.1.4. Hubungan Pendapatan Orang Tua dengan Kriteria Persepsi Program JAM Trans TV Pendapatan orang tua responden berbeda-beda, ada yang termasuk ke dalam golongan rendah, menengah maupun golongan tinggi. Akan tetapi, berapapun pendapatan orang tua responden tidak membuat perbedaan dalam presepsi mereka setelah menonton program JAM Trans TV. Berdasarkan uji Korelasi Rank Spearman bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara pendapatan orang tua responden dengan kriteria persepsi program JAM. Hal ini berarti pendapatan orang tua responden tidak menjadi alasan untuk mahasiswa dalam menilai suatu program yang telah ditontonnya. 8.2.
Hubungan Faktor Ekstrinsik dengan Persepsi Khalayak tentang Program Acara Reality show Jika Aku Menjadi Hubungan antara faktor ekstrinsik khalayak (ketersediaan TV, interaksi
teman, dan interaksi keluarga) dengan persepsi tentang program JAM (isi cerita, talent, narasumber, keadaan lokasi, tema cerita, dan penayangan) dianalisis menggunakan Uji Chisquare dan
Rank Spearman. Berdasarkan
Tabel 9
diperoleh keterangan bahwa hanya ada satu variabel yang memiliki hubungan nyata, yaitu intersaksi keluarga dengan tema cerita. Hal ini membuktikan bahwa Hipotesis 2 yang menyatakan “ada hubungan antara faktor eksrinsik khalayak dengan persepsi khalayak terhadap program reality show JAM” diterima. Variabel-variabel yang berhubungan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 9. ilai Koefisien Korelasi Spearman antara Faktor Ekstrinsik Khalayak dengan Persepsi terhadap Program Jika Aku Menjadi o.
1 2 3
Faktor Ekstrinsik Khalayak Ketersediaan televisi Interaksi teman Interaksi keluarga
Keterangan:
** *
Koefisien Korelasi
Kriteria Persepsi Program JAM Trans TV Talent
arasu mber
Keadaan lokasi
rs
0,853
0,382
0,212
0,767
0,367
0,468
rs
0,524
0,388
0,853
0,158
0,723
0,899
rs
0,565
0,257
0,931
0,338
0,008**
0,273
berhubungan sangat nyata pada (p<0,01) berhubungan nyata pada (p<0,05)
Tema cerita
Penayangan
Isi cerita
63
8.2.1. Hubungan Ketersediaan Televisi dengan Kriteria Persepsi Program JAM Trans TV Ketersediaan televisi dikategorikan menjadi tiga tingkatan yaitu kurang tersedia, cukup tersedia, dan sangat tersedia. Berdasarkan Uji statistik yang dilakukan dengan Uji Rank Spearman menunjukkan bahwa ketersediaan televisi tidak memiliki hubungan dengan kriteria persepsi mengenai isi cerita, talent, narasumber, lokasi, tema cerita dan penayangan. Dengan demikian, ketersediaan televisi baik kurang, cukup, atau sangat tersedia tidak akan membuat persepsi mereka berbeda terhadap isi cerita,talent, narasumber, lokasi, tema cerita dan penayangan. Meskipun banyak variabel yang tidak memiliki hubungan nyata, namun ada beberapa variabel yang mengungkapkan tingkat hubungan yang cukup berarti (rs > 0,2).
8.2.2. Hubungan Interaksi Teman dengan Kriteria Persepsi Program JAM Trans TV Berdasarkan Uji statistik yang dilakukan dengan Uji Rank Spearman menunjukkan bahwa interaksi teman tidak memiliki hubungan dengan kriteria persepsi mengenai isi cerita, talent, narasumber, lokasi, tema cerita dan penayangan. Dengan demikian, interaksi teman rendah maupun tinggi tidak akan membuat persepsi mereka berbeda terhadap isi cerita,talent, narasumber, lokasi, tema cerita dan penayangan. Meskipun banyak variabel yang tidak memiliki hubungan nyata, namun ada beberapa variabel yang mengungkapkan tingkat hubungan yang cukup berarti (rs > 0,2).
8.2.3. Hubungan Interaksi Keluarga dengan Kriteria Persepsi Program JAM Trans TV Faktor intrinsik interaksi keluarga responden memiliki hubungan nyata dengan kriteria persepsi program JAM Trans TV yaitu tema cerita. Hal ini berarti presepsi setelah menonton program JAM Trans TV antara interaksi keluarga yang tinggi dan rendah memiliki perbedaan yang nyata. Setiap mahasiswa mempunya persepsi yang berbeda mengenai program JAM Trans TV, ada yang berpresepsi
64
baik dan buruk. Akan tetapi tidak berhubungan dengan isi cerita, talent, narasumber, keadaan lokasi dan penayangan. Meskipun banyak variabel yang tidak
memiliki
hubungan
nyata,
namun
ada
beberapa
variabel
yang
mengungkapkan tingkat hubungan yang cukup berarti (rs > 0,2).
Hubungan Interaksi Keluarga dengan Persepsi Tema Cerita Faktor intrinsik interaksi keluarga responden memiliki hubungan nyata dengan kriteria persepsi program JAM Trans TV yaitu tema cerita. Hal ini berarti presepsi setelah menonton program JAM Trans TV antara interaksi keluarga yang tinggi dan rendah memiliki perbedaan yang nyata. Berdasarkan uji Korelasi Rank Spearman, interaksi keluarga responden berhubungan nyata (p= 0,008 <0,01) dengan persepsi tema cerita. Angka korelasi menunjukkan positif yang berarti arahnya searah antara dua variabel, artinya semakin tinggi berinteraksi dengan keluarga, maka semakin baik persepsi terhadap tema cerita yang ada pada program JAM Trans TV, dan sebaliknya semakin rendah berinteraksi dengan keluarga maka semakin buruk persepsi terhadap tema cerita yang ada pada program JAM Trans TV. Hal ini terjadi karena dengan banyaknya interaksi keluarga maka akan meningkatkan
intensitas responden dalam menonton
program JAM, sehingga persepsi yang diberikan oleh responden mengenai tema cerita baik.
8.3.
Hubungan Keterdedahan Program Jika Aku Menjadi dengan Persepsi khalayak tentang Program Reality show Jika Aku Menjadi Hubungan antara keterdedahan program
reality show JAM (cara
menonton, lokasi menonton, suasana menonton, durasi menonton, dan frekuensi menonton) dengan persepsi khalayak terhadap program reality show JAM (meliputi isi cerita, talent, narasumber, keadaan lokasi, tema cerita, dan penayangan) dianalisis dengan menggunakan Uji Chisquare dan Uji Rank Spearman. Hasil uji menunjukkan bahwa ada beberapa variabel yang memiliki hubungan nyata, yaitu hubungan antara cara menonton dengan persepsi tema cerita, dan hubungan antara frekuensi menonton dengan persepsi talent. Hal ini membuktikan bahwa Hipotesis 3 yang menyatakan “ada hubungan antara faktor
65
keterdedahan program JAM dengan kriteria persepsi khalayak program reality show JAM” dapat diterima. Variabel-variabel yang berhubungan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 10. ilai Koefisien Korelasi Rank Spearman dan Korelasi Chi Square antara Keterdedahan Trogram JAM dengan Persepsi terhadap Program Jika Aku Menjadi o. 1 2 3 4 5
Keterdedahan program JAM Cara menonton Lokasi menonton Suasana menonton Durasi menonton Frekuensi menonton
Keterangan:
** *
Koefisien Korelasi
Kriteria Persepsi Program JAM Trans TV Penayangan
Isi cerita
Talent
arasu mber
Keadaan lokasi
Tema cerita
X2 C X2 C X2 C
1,918 0,157 0,737 0,098 0,207 0,052
0,375 0,070 0,263 0,059 0,379 0,070
2,946 0,193 0,791 0,102 2,555 0,180
1,913 0,157 0,742 0,098 1,434 0,136
6,595* 0,283 1,809 0,152 0,801 0,102
2,895 0,192 0,613 0,089 0,664 0,093
rs
0,553
0,576
0,420
0,362
0,220
0,190
rs
0,409
0,789
0,622
0,633
0,074
0,620
berhubungan sangat nyata pada (p<0,01) berhubungan nyata pada (p<0,05)
Tabel 10 menunjukkan bahwa sebagian kecil variabel keterdedahan program JAM memiliki hubungan yang nyata dengan persepsi terhadap program JAM. Meskipun banyak variabel yang tidak memiliki hubungan nyata, namun ada beberapa variabel yang mengungkapkan tingkat hubungan yang cukup berarti (rs atau c > 0,2)
8.3.1. Hubungan Cara Menonton Responden dengan Persepsi tentang Program Reality show JAM Kebiasaan responden dalam menonton, tidak hanya dilakukan sendirian tetapi bisa juga dilakukan dengan orang lain, baik teman, keluarga, maupun pacar dan lain-lain. Cara
responden dalam menonton berbeda-beda, maka persepsi
mereka terhadap kriteria program JAM pun berbeda. Uji statistik yang dilakukan dengan Uji Chi Square (X2 ) menunjukkan bahwa cara menonton
memiliki
hubungan dengan kriteria persepsi mengenai tema cerita, akan tetapi kriteria lain seperti isi cerita, talent, narasumber, lokasi, dan penayangan tidak dipengaruhi oleh cara menonton sehingga berhubungan. Dengan demikian, cara khalayak
66
menonton baik sendiri maupun bersama orang lain tidak akan membuat persepsi mereka berbeda terhadap isi cerita, talent, narasumber, lokasi, dan penayangan.
Hubungan Cara Menonton dengan Tema Cerita Cara menonton khalayak berbeda-beda dalam menonton tayangan program JAM, perbedaan ini terjadi karena akses kepemilikan televisi khalayak. Menonton sendiri lebih santai dibandingan nonton bersama-sama, karena otoritas ada pada seseorang yang menonton. Sehingga khalayak yang menonton sendiri akan memiliki persepsi yang jauh lebih baik dibandingkan nonton bersama-bersama yang memiliki keinginan lain dalam memindahkan channel kesukaannya, sehingga tidak fokus menonton program JAM dan persepsi yang dinilai kurang begitu baik. Uji statistik yang dilakukan dengan Uji Chi Square (X2 ) menunjukkan bahwa cara menonton memiliki hubungan dengan kriteria persepsi mengenai tema cerita, dengan demikian cara menonton sendiri maupun bersama orang lain akan membuat persepsi mereka berbeda terhadap tema cerita. Hasil Uji Chi Square (X2 ) menunjukkan bahwa nilai hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai tabel 6,595>3,841(df=1), dan
nilai signifikasi(p=0,037< 0,05), maka
Hipotesis diterima. Tabel 11. Hubungan antara Cara Menonton dengan Tema Cerita Tema Cerita Cara Menonton Sendiri Bersama orang lain Total
Persepsi buruk Jumlah Persen (orang) (%) 15 19,74
Persepsi baik Jumlah Persen (orang) (%) 14 18,42 29
Total Jumlah (orang) 29
Persen (%) 38,16
18
23,68
38,16
47
61,84
33
43,42 43 56,58 2 X = 6,595 p=0,037 C=0,283
76
100
67
8.3.2. Hubungan Lokasi Menonton Responden dengan Persepsi tentang Program Reality show JAM Lokasi menonton dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua, yaitu di tempat sendiri (kosan/kontrakan, rumah), dan tempat umum (warung atau tempat umum lainnya). Lokasi
responden sewaktu menonton berbeda-beda, maka
persepsi mereka terhadap kriteria program JAM pun berbeda. Uji statistik yang dilakukan dengan Uji Chi Square (X2 ) menunjukkan bahwa lokasi menonton tidak memiliki hubungan dengan kriteria persepsi mengenai isi cerita, talent, narasumber, lokasi, tema cerita dan penayangan. . Dengan demikian, lokasi menonton khalayak baik ditempat sendiri maupun tempat umum
tidak akan
membuat persepsi mereka berbeda terhadap isi cerita,talent, narasumber, lokasi, tema cerita dan penayangan.
8.3.3. Hubungan Suasana Menonton Responden dengan Persepsi tentang Program Reality show JAM Pada saat menonton, suasana/keadaan lingkungan sekitar berbeda-beda. Ada yang suasananya kondusif sehingga tenang untung menikmati acara, ada juga yang suasananya banyak gangguan dari lingkungan sekitar. Suasana responden sewaktu menonton berbeda-beda, maka persepsi mereka terhadap kriteria program JAM pun berbeda. Uji statistik yang dilakukan dengan Uji Chi Square (X2 ) menunjukkan bahwa suasana menonton tidak memiliki hubungan dengan kriteria persepsi mengenai isi cerita, talent, narasumber, lokasi, tema cerita dan penayangan. Dengan demikian, suasana
menonton khalayak baik kondusif
maupun berisik/banyak gangguan tidak akan membuat persepsi mereka berbeda terhadap isi cerita,talent, narasumber, lokasi, tema cerita dan penayangan.
8.3.4. Hubungan Durasi Menonton Responden dengan Persepsi terhadap Program Reality show JAM Durasi menonton yang digunakan responden untuk menonton program JAM setiap kalinya berbeda-beda. Ada yang menonton hanya sebagian kecil menonton (0-30 menit), ada juga menonton full/secara keseluruhan (31-60 menit). Durasi
responden menonton berbeda-beda, maka persepsi mereka terhadap
kriteria program JAM pun berbeda. Berdasarkan Uji korelasi yang dilakukan
68
dengan uji Rank Spearman menunjukkan bahwa durasi menonton tidak memiliki hubungan nyata dengan kriteria persepsi mengenai isi cerita, talent, narasumber, lokasi, tema cerita dan penayangan. Dengan demikian, durasi menonton khalayak baik lama maupun
sebentar dalam menonton tidak akan membuat persepsi
mereka berbeda terhadap isi cerita,talent, narasumber, lokasi, tema cerita dan penayangan.
8.3.5. Hubungan Frekuensi Menonton Responden dengan Persepsi tentang Program Reality show JAM Frekuensi menonton
program JAM
responden berbeda-beda, ada
sebagian besar hanya menonton 1-4 kali per bulan, ada juga sebagian kecil menonton program JAM 5-6 kali per bulan. Hasil dalam penelitian ini bahwa frekuensi menonton responden sangat kurang (1-4 kali) dalam sebulan, hal ini disebabkan oleh waktu luang responden kurang banyak karena adanya kesibukan kuliah di kampus, sama hal dengan durasi menonton responden. Frekuensi responden menonton berbeda-beda, maka persepsi mereka terhadap kriteria program JAM pun berbeda. Berdasarkan Uji korelasi yang dilakukan dengan Uji Rank Spearman menunjukkan bahwa frekuensi menonton tidak memiliki hubungan nyata dengan kriteria persepsi isi cerita, talent, narasumber, lokasi, tema cerita dan penayangan. Dengan demikian, frekuensi menonton khalayak baik sering maupun jarang tidak akan membuat persepsi mereka berbeda terhadap isi cerita, narasumber, lokasi, tema cerita dan penayangan.