51
Kesiapan Mengikuti SNMPTN
KESIAPAN SISWA SMA MENGIKUTI UJIAN MASUK PERGURUAN TINGGI DAN PERAN KONSELOR SEKOLAH Tri Anjar Program Studi Bimbingan dan Konseling UM Metro
Abstrak: Proses menyiapkan untuk mengikuti tes SNMPTN merupakan hal yang sering membuat calon mahasiswa mengalami berbagai masalah. Menyiapkan diri untuk mengikuti seleksi diperlukan baik secara fisik, materi, dan juga psikologis. Penelitian ini diawali dari adanya masalah yang terjadi dalam penyiapan seleksi masuk perguruan tinggi negeri oleh calon mahasiswa yang berasal dari sekolah swasta.. Masalah tersebut seperti tingginya pelanggaran tata tertib sekolah/kurang disiplin, belajar kurang termotivasi untuk belajar. Kondisi ini sangat mempengaruhi kesiapan siswa untuk mencapai kesuksesan lulus SNMPTN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesiapan siswa SMA mengikuti ujian masuk perguruan tinggi dan peran guru BK/Konselor sekolah. Populasi penelitian adalah siswa SMA Muhammadiyah 1 Metro sejumah 212 siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, dan angket digunakan sebagai instrumen pengumpul data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor ratarata sebesar 80.53 dengan persentase rata-rata sebesar 26,84 %, berada pada ketegori tidak siap. Peran guru BK dalam menyiapkan siswa pada sekolah swasta yaitu membantu siswa terkait dengan sekolah lanjutan dengan membuat program bimbingan konseling baik secara individual ataupun secara klasikal. Meningkatkan kerjasama dengan sesama guru dan orang tua wali murid untuk pembinaan dan pengembangan potensi anak.
Kata Kunci: Kesiapan Siswa, Peran guru BK
oleh pemerintah, melalui pola seleksi
PENDAHULUAN Seleksi
Nasional
Masuk
secara
nasional
dilakukan
seluruh
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
perguruan tinggi secara besama untuk
jalur tertulis merupakan ajang paling
diikuti
kompetitif dan penuh tantangan bagi
indonesia. Dengan demikian SNMPTN
para siswa lulusan SMA sederajatdi
(Seleksi Nasional Masuk Perguruan
seluruh Indonesia.
Tinggi Negeri) merupakan ajang paling
Berdasarkan Permendiknas No. 34
calon
mahasiswa
seluruh
kompetitif bagi siswa lulusan SMA di
tahun 2010 tentang Pola Penerimaan
seluruh
indonesia.
Mahasiswa Baru Program Sarjana pada
pengalaman
Perguruan Tinggi yang diselenggarakan
Bimbingan Konseling tahun 2010 di
Praktik
Berdasarkan lapangan
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
52 Tri Anjar
salah satu sekolah swasta dan obeservasi
belajar untuk menghadapi ujian masuk
dibeberapa sekolah di kota Metro, salah
perguruan
satunya adalah SMA Muhammadiyah 1
ketidaksiapan
Kota Metro. Fenomena di lapangan
perguruan tinggi dipengaruhi masalah
menunjukkan bahwa di antara sekolah-
ekonomi keluarga. Banyak di antara
sekolah SMA swasta, lebih banyak
siswa sambil sekolah turut membantu
permasalahan yang dialalmi siswa bila
bekerja
dibandingakan
keluarga, sehingga banyakwaktu belajar
sekolah
negeri.
tinggi.
Di siswa
orangtua
itu
memasuki
mencari
tersita
saja pada pembelajaran, namun juga
kemampuan
menyangkut kehidupan secara pribadi,
waktu
seperti tingginya pelanggaran tata tertib
orangtuanya
sekolah/kurang disiplin, belajar kurang
ekonomi, maka berpengaruh terhadap
termotivasi. Sulit berkonsentrasi ketika
sarana dan prasarana belajar siswa yang
mengikuti pelajaran di kelas karena
minim/seadanya.
kelelahan membantu orangtua, sering
mempengaruhi penguasaan materi dan
mengantuk
sedang
keterampilan
kurang
siswa tidak cukup memiliki keberanian
belajar
berlangsung,
sehingga
memperhatikan
pelajaran
siswa
belajar.
kurangnya
dalam
Bagi
tidak
siswa
mampu
Pada
belajar,
mengatur
maka
yang secara
akhirnya
banyak
di
dan/kepercayaan dari berkompetisi pada
sampaikan guru. Kemudian ada juga
ujian masuk perguruan tinggi negeri
siswa yang mengobrol dengan kawan
jalur tertulis dan khawatir tidak diterima
duduknya/main
di perguruan tinggi tersebut.
pembelajaran
hand
yang
disebabkan
nafkah
Permasalahan yang dialami siswa bukan
ketika
yang
samping
phone
berlangsung,
saat
sehingga
materi pelajaran kurang dikuasai.
Hal itu tentu tidak bisa dibiarkan belangsung terus menerus, namun harus
Selain itu beberapa siswa secara
ada upaya dari berbagai pihak terkait
bergantian sering izin keluar kelas
dan terpadu untuk dapat mengatasi
ketika pembelajaran berlangsung hanya
permasalahan tersebut, agar siswa dapat
untuk
meningkatkan
merokok
di
kamar
disiplin
dan
kualitas
sehingga
dapat
kecil/menyelinap dibelakang kelas, ada
pemebelajarannya
juga yang pergi ke kantin sekolah. Hal-
meningkatkan kesiapan untuk mengikuti
hal
ujian masukperguruan tinggi.
seperti
itu
juga
sangat
besar
pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar
siswa,
ketidaksiapan
siswa
Kesiapan adalah salah satu faktor
mengakibatkan
penentu keberhasilan mengikuti ujian
sambil
masuk dan diterima diperguruan tinggi.
dalam
Kesiapan Mengikuti SNMPTN
Hamalik
(2003)
53
mengemukakan
bahwa faktor-faktor kesiapan meliputi
“kesiapan adalah keadaan kapasitas
(a) kesiapan fisik yakni selalu berusaha
yang
dalam
menjaga kesehatan tubuh agar selalu
hubungan dengan tujuan pengajaran
sehat, bugar dan fit (terhindar dari
tertentu”.
tersebut
gangguan sakit, lesu, mengantuk, dan
mengandung arti bahwa kesiapan itu
sebagainya), (b) kesiapan psikis yakni
tergantung pada diri pribadi siswa yakni
berusaha menjaga suasana hati dan/atau
mencakup fisik, psikologis, dan hal lain
emosi agar merasa senang, tenang dan
yang
terkait
tidak stress, sehingga ada hasrat untuk
dapat
belajar, dapat berkonsetrasi, dan ada
dikembangkan dan diupayakan dengan
motivasi intrinsic, (c) kesiapan materiil
berbagai cara agar dapat mencapai
yakni
tujuan yang diinginkan. Adapun faktor-
dipelajarai atau dikerjakan berupa buku
faktor kesiapan menurut Slameto (2010)
bacaan, catatan, soal-soal dll, sebagai
yaitu, kondisi kesiapan mencakup tiga
latihan
hal, yaitu: (1)
sehingga dapat membantu kesiapan
kondisi fisik, mental dan emosional, (2)
siswa untuk mengikuti ujian yang
kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan,
dimaksud.
(3)
dan
Menilik beberapa pendapat di atas,
telah
maka dapat diambil kesimpulan bahwa
ada
pada
diri
Dari
pendapat
mendukung
pembelajaran
dan untuk
keterampilan,
pengertian
siswa
yang
pengetahuan lain
yang
dipelajari. Senada
adanya
bahan
dan
yang
menambah
bisa
wawasan,
kesiapan adalah keseluruhan kondisi dengan
pendapat
fisik dan psikologis
siswa untuk
sebelumnya yang diungkapkan oleh
membentuk sikap dangancara tertentu
Darsono (2000) bahwa faktor kesiapan
sehingga individu mempunyai keinginan
meliputi; (a) kondisi fisik yang tidak
bertindak untuk melakukan suatu upaya
kondusif, seperti: sakit, pasti akan
dalam mempersiapkan dirinya sampai
memepengaruhi kesiapan siswa dalam
kondisi diri siap.
menghadapi ujian, (b) kondisi psikologis
Brunner (1963) mengatakan“readiness
yang kurang baik, seperti gelisah,
for learning” dapat dipengaruhi oleh
tertekan, dan sebagainya. Hal ini tidak
beberapa
menguntungkan
menghambat
Intelecktualdevelopment (perkembangan
kesiapan siswa untuk menghadapi ujian.
intelektual), b) The act of learning
Kemudian Djamarah (2002) menyatakan
(tindakan dalam belajar), c) Spiral
dan
hal
yaitu;
a)
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
54 Tri Anjar
curriculum introduce earlier (tindakan
kesiapan siswa SMA mengikuti ujian
memperkenalkan kurikulum spriral lebih
masuk perguruan tinggi dan peran guru
awal).
BK/Konselor sekolah.
Slameto (2003) mengemukakan ada dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan
METODE PENELITIAN
siswa dalam belajar yaitu faktor intern yang terdiri
dari
(kesehatan,
faktor jasmaniah
cacat
ini
merupakan
penelitian kuantitatif dengan metode
faktor
deskriptif. Menurut Lehmann (dalam
psikologis (inteligensi, perhatian, minat,
Yusuf, 2005) penelitian deskriptif yaitu
bakat motif, kematangan dan kesiapan,
“penelitian yang mendeskripsikan secara
serta
faktor
sistematis, aktual dan akurat mengenai
dan
rohani).
fakta-fakta dan sifat populasi tertentu,
ektern
seperti,
atau
keterampilan
kelelahan
(
tubuh),
Penelitian
belajar),
jasmani
Sedangkan
faktor
lingkungan
keluarga,
sekolah
dan
masyarakat.
mencoba
menggambarkan
fenomena secara detail”. Penelitian ini akan mendeskripsikan tentang kesiapan
Djamarah (2008:) bahwa kesiapan
siswa SMA mengikuti ujian masuk
sumber belajar yakni adanya bahan yang
perguruan
bisa dipelajari atau dekerjakan berupa
BK/Konselor
buku bacaan, catatan, soal-soal dll,
terungkap
dari
sehingga dapat membantu kesiapan
instrumen
yang
siswa untuk mengikuti ujian yang
subyek dalam penelitian ini adalah
dimaksud.
seluruh guru BK/Konselor sekolah pada
Dengan
demikian
tinggi
dan
sekolah hasil
peran
guru
yang
akan
pengolahan
diberikan.
Adapun
diharapkan
SMA Muhammadiyah 1 Kota Metro,
siswa memiliki keterampilan belajar
berjumlah 3 orang dan siswa kelas XII
khususnya dalam mengerjakan soal-soal
berjumlah 212 orang yang terdaftar pada
ujian sejenis
tahun
dengan soal SNMPTN,
sehingga siswa lebih memiliki kesiapan untuk mengikuti ujian SNMPTN tertulis
ajaran
2011/2012,
dengan
menggunakan purposive sampling. Penelitian
ini
mendeskripsikan
dan berhasil diterima di PTN. Kemudian
tingkat kesiapan siswa mengikuti ujian
tidak
adalah
masuk perguruan tinggi (PT) dan peran
pengulangan pelajaran dan penguasaan
guru BK/Konselor sekolah. Adapun
meteri pelajaran.
teknik
kalah
Secara bertujuan
pentingnya
umum untuk
penelitian
ini
mendeskripsikan
pengumpulan
mengukur
tingkat
data
untuk
kesiapan
siswa
mengikuti ujian masuk perguruan tinggi
55
Kesiapan Mengikuti SNMPTN
menggunakan angket tertutup model skala Likert. Data yang telah terkumpul
Tabel 1. Kategori Skala Kesiapan
dianalisis dengan menggunakan rumus
Rentangan ST = > St-I T = St-2.I s.d. St-I SD = St-3.1 s.d.St-2.I RD = St-4.I s.d. St- 3.I SR = <St – 4.I
persentase : P=
100
Keterangan : P = Tingkat persentase jawaban f = Frekuensi jawaban n = Jumlah sampel (A. Muri Yusuf, 2005)
HASIL Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel
Sedangkan untuk mendeskripsikan
2. Deskripsi Kesiapan mengikuti Ujian Masuk PT.
No
peran guru BK/Konselor sekolah dalam memebantu siswa memepersiapkan diri
1
wawancara.
wawancara naratif,
dianalisis
maksudnya
Data
hasil
dengan
cara
jawaban
2
3
yang
diperoleh dari pertanyaan yang diajukan akan dideskripsikan dan selanjutnya ditarik kesimpulan.
Keseluruhan (42)
Moment dan uji reabilitas instrumen teknik
Alpha
Indikator 1 2
Cronbach
menggunakan program SPSS versi 18.0
3
diperoleh nilai Alpha Cronbach variabel 4
kesiapan siswa adalah 0,713 dengan 5
tingkat kepercayaan 95%. Selanjutnya untuk melihat tingkat capaian kesiapan
responden siswa
4455 80.75
pada
variabel
digunakan
Mean
hypothetic atau kreterium Strurgess (dalam Mangkuatmodjo, 1997:37).
% Rata- Kategori rata 26.92 Tidak
siap 3604 75.69
25.23
Tidak siap
848
85.14
28.38
Sangat siap
8907 80.53
26.84
Tidak Siap
Tabel 3. Kesiapan Fisik dan Psikologis Siswa
Uji validasi instrumen dilakukan
dengan
Kesiapan diri pribadi Kesiapan dalam belajar Kesiapan informasi PT
Jum
Ratarata
No
dengan rumus korelasi Pearson Product
Siswa
Skor Sub Variabel
mengikuti ujian masuk perguruan tinggi dengan
Keterangan Sangat Siap Siap Cukup Siap Kurang Siap Tidak Siap
6
Menjaga Kesehatan Pengaturan Waktu istirahat & rekreasi Pengaturan waktu istirahat &rekreasi Motivasi Belajar Motivasi Belajar Aspek mental apiritual
Keseluruhan (21)
Jum
Ratarata
Skor % Ratarata
Kategori Tidak siap
4776 159.2
12.52 Tisak siap
2267 151.13 23.76
2487 165.8
26.07
1558
155.8
36.75
2883
144.2
17.00
Kurang siap
Cukup Siap Tidak siap
2363 159.5 16363
155.8
25.07 3.50
Kurang siap
Tidak siap
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
56 Tri Anjar Tabel 4. Kesiapan belajar Siswa
informasi untuk mengikuti ujian masuk
No
PT melalui jalur SNMPTN tertulis.
Skor
1983
132.2
% Rata- Kategori rata Tidak siap 12.52 Tidak siap 20.79
1702
165.8
26.07
Kurang siap
3372
155.8
36.75
Cukup Siap
966
144.2
17
Indikator Jum 1 Ketermpilan Belajar 2 Penguasaan meteri pelajaran 3 Pengulangan meteri pelajaran 4 Pengaturan waktu belajar 5 Kelengkap an catatan 6 Pemehaman teknis mengerjak an soal ujian Keseluruhan (17)
4776
Ratarata 159.2
2407
160.5
12579
148.16
Tidak siap Kurang siap
Berikut dijelaskan pembahasan untuk masing–masing sub variabel yang dikaji dalam penelitian ini. 1. Kesiapan Siswa mengikuti ujian Masuk PT Berdasarkan hasil analisis data, secara umum skor rata-rata sebesar 80.53
dengan
persentase
rata-rata
sebesar 26,84 %, berada pada ketegori
25.23
Kurang siap
25.26
Hasil analisis menunjukkan bahwa
tidak siap. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa berdasarkan hasil temuan penelitian, sebagai besar siswa
capaian tingkat kesiapan belajar siswa
belum
memiliki
kesiapan
yang
untuk mengikuti ujian masuk perguruan
memadai. Hal itu disebabkan oleh
tinggi berada pada katergori kurang
karena siswa dalam pengaturan waktu
siap.
istirahat dan rekreasi masih rendah, motivasi belajar masih sangat rendah
Tabel 5. Kesiapan informasi PT No
dan kelengkapan catatan siswa sangat
Skor Indikator
1 Kelengakapan informasi PT 2 Ketegasan arah jurusan yang diinginkan Keseluruhan (4)
Jum
Ratarata
% Ratarata
1688
168.8
39.81
1588
158.8
16363
155.8
rendah. Hal itu tentunya tidak bisa Kategor i Sangat siap Sangat siap
37.5
35.0
diabaikan bagitu saja, namun semestinya menjadi perhatian khusus bagi kepala sekolah, guru mata
pelajaran, guru
BK/Konselor sekolah dan orang tua Sangat siap
Hasil analisis menunjukkan bahwa
murid. Untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar perlu
capaian tingkat kesiapan siswa tentang
diupayakan
informasi untuk mengikuti ujian masuk
kegiatan belajar, pengembangan sikap
PT berada pada kategori sangat siap.
dan
PEMBAHASAN Kesiapan siswa ditinjau dari diri pribadi,
dalam
balajar
dan
segi
kegiatan
pengajaran
belajar
perbaikan,
yang
efektif
(Prayitno & Erman Amti, 2004) Berkaitan dengan peningkatan motivasi belajar siswa, dapat dilakukan
57
Kesiapan Mengikuti SNMPTN
dengan menempuh prosedur menurut
motivasi belajar,
Abu Ahmadi & Widodo Supriono
kelompok), bisa juga dengan konseling
(dalam Ahmad, 2011) sebagai berikut :
perorangan dan konseling kelompok.
(1) Meningkatkan dorongan kepada siswa untuk belajar (2) Emnjelaskan secara kongkrit kepada siswa apa yang dapat dilakukannya setelah akhir program pengejaran (3) Meciptakan suasana belajar yang menantang, merangsang dan menyenangkan (4) Memberikan penguatan dan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai (5) Menciptakan hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. (6) Menghindari tekanan yang tidak menentu, seperti suasana menakutkan, menjengkelkan dan mengecewakan (7) Melengkapi sumber dan peralatan belajar
keuntungan belajar
Dengan demikian diharapkan seluruh siswa memiliki tingkat kesiapan yang memadai berkompetisi
sehingga
siap
untuk
dalam
ujian
masuk
perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN tertulis. 2. Kesiapan fisik dan psikologis siswa Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan menunjukan bahwa capaian tinbgkat kesiapan fisik dan psikologis siswa untuk mengikuti ujian masuk PT berada kategori tidak siap. Hal ini ditunjukkan dengan capaian persentasi siswa yang rata–rata berada
Dari pendapat tersebuat dapat dimaknai
bahwa
masalah
kesulitan
belajar dapat diatasi dengan perbaikan dan penigkatan pembelajaran oleh si pembelajar, guru mata pelajaran dan bersama guru BK/Konselor sekolah. Dalam hal ini guru BK/ Konselor sekolah dapat membantu siswa melalui layanan misalnya, layanan penguasaan konten, seperti (cara membuat catatan yang baik, pemberian tips cara belajar yang efektif, dll) bisa juga dengan layanan
informasi
dan
bimbingan
kelompok topik tugas, seperti (sikap belajar
yang
baik,
meningkatkan
pada kategori kurang siap dan tidak siap. Berdasarkan pada temuan penelitian, maka guru BK/konselor sekolah dapat memberikan berbagai bimbingan dan layanan dalam membantu meningkatkan kesehatan
siswa
seperti:
layanan
informasi yang terkait dengan menjaga kesehatan
(pola
hidup
sehat,
tips
menjaga kebugaran tubuh). Dalam hal ini guru BK/ Konselor sekolah juga perlu berkerjasama dengan orang tua siswa,
agar
memperhatikan
asupan
gizinya atau nutrisi sehingga tubuh siswa terjaga kesehatanya.
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
58 Tri Anjar
Apabila
kesehatan
individual
terjaga secara baik, maka individual
merokok, minuman beralkohol, dan sejenisnya.
tersebut dengan kemampuan fisiknya
Ada 7 kebiasan hidup sehat yang
dapat berdaya guna baik pribadi maupun
perlu
sosial dalam kehidupan. Kesiapan fisik
kesehatan dan kekuatan fisik, yakni
merupakan salah satu kondisi yang
sarapan pagi, makan secara teratur,
sangat menentukan hasil dari setiap
makan secukupnya untuk menjaga berat
aktifitas,
pembelajaran,
badan yang normal, tidak meroko, tidak
bekerja dan lain-lain, terutama dalam
minum yang mengandung alkohol, olah
segi kesehatan.
raga secara teratur, dan tidur secara
baik
dalam
Faktor–faktor
untuk
memelihara
yang
teratur (Mulyani, 2007:5). Pendapat
berhubungan dengan belajar adalah
tersebut dapat dimaknai bahwa jika
keadaan jasmani atau nutrisi
yang
tubuh sehat maka kita senantiasa siap
dikonsumsi siswa. Kebutuhan gizi harus
untuk melakukan aktifitas apapun tanpa
diperhatikan oleh orang tua untuk
ada gangguan yang disebabkan oleh
menunjang keberhasilan belajar siswa.
kondisi fisik. Hal itu dapat terwujud
Selain itu kesehatan merupakan faktor
apabila
penting dalam belajar, bila kondisi siswa
tubuh/fisik secara baik dengan menjaga
kurang sehat apalagi mengidap penyakit
kesehatan,
kronis akan mempengaruhi kehadiranya
tubuhnya dapat berfungsi secara optimal
dan
dalam mengerjakan soal ujian.
ini
fisiologis
dilakukan
akan
mempengaruhi
siswa
mempersiapkan
sehingga
semua
organ
penguasaanya terhadap materi pelajaran.
Selain kondisi fisik yang sehat, maka
Maka kesehatan fisik perlu dijaga dan
kondisi psikologis sama pentingnya
diperhatikan.
untuk persiapan dalam mengikuti ujian
Terkait
dengan
hal
tersebut
masuk PT. Dari hasil temuan ini
Prayitno (2002) mengungkapkan bahwa
menunjukkan
untuk menjaga kesehatan dan kesegaran
sejumlah
fisik, ada beberapa hal yang perlu
kesiapan
diperhatikan yaitu : 1) biasakan tidur
khususnya dari segi emosi maupun
secara cukup sebelum mengikuti proses
motivasi belajarnya untuk mengikuti
belajar mengajar
esok harinya, 2)
ujian masuk perguruan tinggi. Motivasi
usahakan makan makanan yang bergizi
merupakan salah satu unsur penting
setiap harinya,3) biasakan melakukan
untuk meraih suatu tujuan.
oleh
raga
yang
teratur,4)
hindari
bahwa
siswa psikologis
masih
belum yang
ada
memiliki memadai
Kesiapan Mengikuti SNMPTN
Motivasi adalah suatu perubahan seseorang
yang
ditandai
ujian
masuk
PTN
juga
59
perlu
dengan
dipersiapkan dengan baik, yakni dengan
timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi
menjaga agar kondisi psikis sehat yang
untuk
ditandai
mencapai
tujuan.
Seperti
dengan
kemandirian
siswa
Djamarah (2006) mengatakan motivasi
dalam menangani masalah keseharian
merupakan
gejala psikologis dalam
dengan
bentuk dorongan yang timbul pada diri
positif.
seseorang sadar atau tidak sadar untuk
3. Kesiapan Belajar Siswa
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Oleh
sebab
itu
mencerminkan
sikap
yang
Berdasarkan hasil analisis data
motivasi
yang dilakukan menunjukkan bahwa
mempunyai peranan yang amat penting
persentase pencapaian tingkat kesiapan
dalam segala aktivitas, termasuk belajar.
belajar siswa kurang siap. Hal itu
Jika tidak ada motivasi belajar, berarti
disebabkan
tidak ada kegiatan belajar karena tidak
keterampilan belajar siswa, penguasaan
ada aktifitas tanpa motivasi.
materi pelajaran sangat rendah, selain
masih
rendahnya
Pada indikator motivasi belajar
itu kelengkapan catatan siswa masih
dan emosi, guru BK/Konselor sekolah
kurang lengkap serta pemahaman teknis
dapat melakukan bimbingan pribadi dan
mengerjakan soal ujian masih rendah.
bimbingan belajar kepada siswa serta
Hal ini perlu mendapat perhatian dari
bimbingan
guru
kelompok,
konseling
kelompok dan konseling individual. Selain
guru
diharapkan dorongan
bidang mampu
kepada
studi
mata
pelajaran
dan
guru
BK/Konselor sekolah.
juga
Agar siswa berada dalam kondisi
memberikan
siap dalam belajar untuk menghadapi
untuk
ujian,
dalam
(dalam Ahmad, 2011) ada beberapa hal
membangun gagasan, tanggung jawab
yang perludi lakukan agar siswa siap
belajar yang kondusif tanpa adanya
menghadapi
tekanan dan mendorong motivasi siswa
penjadwalan
untuk belajar, sehingga siswa semakin
mempelajari kembali, (3) menyiapkan
terbantu dan lebih memiliki kesiapan
perlengkapan
secara psikologis.
perlengkapan sekecil apapun merupakan
memberikan
siswa
otoritasnya
Oleh sebab itu
kesiapan psikis
siswa/calon mahasiswa untuk mengikuti
menurut
Sumadi
ujian,
Suryabrata
yakni
waktu
ujian.
:
(1)
belajar,
(2)
Artinya
hal yang mendukung kesuksesan dalam menempuh ujian.
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
60 Tri Anjar
Dengan
demikian
dapat
Artinya sebagian besar siswa telah
disimpulkan bahwa kondisi siap atau
memiliki
tidaknya seseorang untuk menghadapi
berkenan dengan informasi perguruan
ujian, salah satunya ditentukan oleh
tinggi. Hasil penelitian ditemukan pada
penguasaan materi pelajaran/ujian.
indikator ketegasan arah jurusan yaitu
Selain
itu
penguasaan
materi
2,99%
kesiapan
dan
yang
2,91%
memadai
siswa
belum
pelajaran dan ketermpilan belajar sisiwa,
bisa/masih bingung dalam menentukan
perlu ditingkatkan agar siswa lebih
jurusan apa yang akan dipilih jika
banyak menguasai materi pelajaran dan
mengikuti ujian masuk perguruan tinggi
juga mempunyai banyak keterampilan
nanti, karena kurangnya informasi. Oleh
dalam belajar.
sebab itu guru BK/Konselor sekolah
Berdasarkan
atas
perlu memberikan layanan informasi
kesiapan
yang lebih lengkap, seperti ; informasi
dalam belajar adalah bagaimana siswa
tentang sekolah lanjutan, macam-macam
tersebut
perguruan
dapat
pendapat
disimpulkan
bahwa
dapat
belajarnya
di
mengoptimalkan
dengan
mengupayakan
tinggi
persyaratan penerimaan,
untuk memasuki perguruan tinggi, baik
perkerjaan).
keterampilan
belajar,
catatan
bahan
dan
diperlukan. diharapkan
kelengkapan belajar
Dengan siswa
yang
demikian lebih
siap
jurusan,
pendaftaran
berbagai cara, sebagai bentuk persiapan
dari segi pengaturan waktu belajar,
dan
informasi
dan
karir,
jenis
Dalam hal itu juga diharapkan kerjasama
pihak
sekolah
dengan
perguruan tinggi, agar informasi lebih mudah
diakses
didapat
siswa.
dan
lebih
lengkap
Khulthau
(1991)
berkompetisi mengikuti ujian masuk PT
menyoroti aspek afektif dalam proses
jalur tertulis.
pencarian informasi. Dalam modelnya, Kulthau
4.
Kesiapan
Informasi
tentang
Dari hasil analisisi data yang dilakukan
kegiatan
pencarian informasi sebagai sebuah proses
Perguruan Tinggi
menggambarkan
konstruksi
(pengembangan,
pembangunan) yang dilalui seseorang
menunjukkanbahwa
dari tahap ketidak-pastian (uncertainty)
persentase pencapaian tingkajt kesiapan
menuju pemahaman (understanding).
siswa
informasi
Ada 6 tingkatan atau langkah yang
perguruan tinggi secara keseluruhan
terkandung dalam proses konstruksi ini,
berada
yaitu : awalan (initiation), pemilihan
berkenaan
pada
dengan
kategori
sangat
siap.
Kesiapan Mengikuti SNMPTN
61
(selection), penjelajahan (exploration),
yang ampuh untuk semua klien dan
penyusunan (formulation), pengumpulan
semua masalah. Bahkan masalah yang
(collection),dan penyajian(presentation).
samapun
Dari
pemecahannya
perlu
pendapat
tersebut
dibedakan. Masalah yang kelihatannya
bahwajika
seseorang
“sama” setelah dikaji secara mendalam
mencari informasi hendaklah melalui
mungkin ternyata hakekatnya berbeda,
langkah-langkah dan proses yang benar,
sehingga diperlukan cara yang berbeda
sehingga
menanganinya. Lebih lanjut Prayitno
menyiratkan
orang
itu
memperoleh
informasi yang akurat dan lengkap,
(2004)
maka diharapkan siswa bisa memahami
pemakaian suatu cara tergantung pada
dan mencari informasi seperti model
pribadi siswa, jenis dan sifat masalah,
diatas, kemudian dapat
tujuan yang ingin dicapai, kemampuan
menyajikan
dalam bentuk kesiapan yang optimal. Dari
uraian
di
atas
dapat
mengatakan, pada dasarnya,
guru BK dan sarana yang tersedia. Dengan demikian, tidaklah mungkin
disimpulkan bahwa capaian tingkat
memberikan
kesiapan siswa tentang informasi berada
tehadap siswa yang memiliki perbedaan
pada
satu sama lain.
kategori
sangat
siap
untuk
mengikuti ujian masuk perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN tertulis.
Selain
pelayanan
itu
yang
guru
BK
sama
masih
menganjar mata pelajaran tertentu pada beberapa kelas, sehingga waktu yang
5. Peran guru BK/Konselor sekolah
seharusnya
digunakan
untuk
untuk
memberikan layanan konseling, tersita
persiapan mengikuti ujian masuk
untuk mengajar. Kemudian guru BK
PT
juga terkesan dalam melaksanakan tugas
dalam
membantu
Berdasarkan
siswa
temuan
pokok dan fungsinya lebih memilih
penelitian membuktikan bahwa peran
jalan mudah dan praktis, terlihat dari
guru
pengambilan keputusan yang begitu
BK/Konselor
hasil
sekolah
belum
optimal. Hal ini ditunjukkan dengan
mudah
untukmengembalikan
siswa
adanya perlakuan yang sama oleh guru
kepada orang tua wali, tanpa terlebih
BK dalam penanganan masalah siswa,
dahulu mendalami permasalahan yang
yang sebenarnya tidak dibenarkan oleh
sebenarnya terjadi pada siswa itu. Hal
profesi. Seperti yang diungkapkan oleh
ini tentunya tidak bisa dibenarkan dan
Prayitno (2004) tidak ada suatu carapun
dibiarkan karena dapat merugikan siswa
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
62 Tri Anjar
untuk memperoleh haknya dan dapat
bimbingan dan konseling, serta ilmu
menciderai profesi konseling.
bantu
Oleh karenanya sekolah sebagai salah
satu
membutuhkan
lainnya,
2)
memahami
karakteristik pribadi siswa, khususnya
lembaga
pendidikan
tugas-tugas perkembangan siswa faktor-
pelayanan
Bimbingan
faktor
yang
mem
pengaruhi,
dan Konseling oleh guru BK/Konselor
merumuskan
sekolah yang memenuhi kualifikasi
layanan
sesuai dengan Permendiknas No. 27
program layanan BK, 5) melaksanakan
tahun 2008 tentang standar Kualifikasi
program
Akademik dan Kompetensi Konselor,
bimbingan layanan responsive, layanan
pasal 1 ayat 1, menyebutkan bahwa
perencanaan individual dan layanan
untuk dapat diangkat sebagai konselor,
dukungan
seseorang
program hasil (perubahan sikap dan
wajib
memenuhi
standar
perencanaan
3)
BK,
program
4)mensosialisasikan
layanan
BK,
sistem,
6)
mengevaluasi
perilaku
konselor yang berlaku secara nasional
pribadi, sosial, belajar dan karir), 7)
serta
menindaklanjuti
triologi
profesi
konselor.
baik
dasar
kualifikasi akademik dan kompetensi
menguasai
siswa,
yaitu
dalam
(follow
aspek
up)
hasil
evaluasi, 8) menjadi guru dan konselor
Bimbingan dan konseling adalah
bagi guru dan orang tua siswa, 9)
salah satu unsur yang amat penting dari
bekerjasama dengan pihak-pihak lain
sistem
Oleh
yang terkait, 10) mengadministrasikan
guru
program
pendidikan
karenanya
disekolah.
keberadaan
layanan
bimbingan,
11)
BK/Konselor sekolah seharusnya bisa
menampilkan pribadi secara matang,
menjadi
baik
motor
kemajuan
penggerak di
menyangkut
aspek
emosional,
sekolah.
sosial, maupun moral spiritual, 12)
Dengan demikian maka guru BK harus
memiliki kemampuan dan kemauan
bisa melaksanankan tugas pokok dan
untuk
senantiasa
fungsinya sebagai konselor sekolah,
model
layanan
sehingga dapat berperan aktif dalam
dengan kebutuhan dan masalah siswa,
membantu
potensi
13)
layanan
kegiatan kepada kepala sekolah.
siswa
pendidikan
untuk
mengoptimalkan
melalui
berbagai
konseling. Tugas
bimbingan
peran
guru
BK/
seiring
mempertanggungjawabkan
Berdasarkan dan
mengembangkan
seorang
guru
pendapat
BK/Konselor
tugas
di
atas
sekolah
Konselor sekolah menurut Yusuf (2006)
harus menguasai dan memahami dasar
yaitu; 1) memahami konsep-konsep
konsep BK, karakteristik siswa dan
Kesiapan Mengikuti SNMPTN
berbagai
layanan,
BK/Konselor
guru
sekolah
mengoptimalkan yang
maka
disesuaikan
dapat
pemberian
layanan
kebutuhan
siswa.
63
jalur SNMPTN tertulis, berada pada kategori kurang siap. 4. Capaian tingkat kesiapan siswa tentang
informasi
PT
untuk
Dengan demikian diharapkan siswa
mengikuti ujian masuk perguruan
dapat berkembang potensinya, sehingga
tinggi
siswa memiliki gambaran tentang arah
tertulis, berada pada kategori tidak
masa depannya, tahu apa yang harus
siap.
dilakukan dan dapat menentukan arah masa
depannya
pilihannya,
sendiri
termasuk
pilihan
melalui
jalur
SNMPTN
5. Peran guru BK//Konselor sekolah
sesuai
dalam
membantu
untuk
mengikuti ujian masuk perguruan
mengikuti ujian masuk perguruan tinggi
tinggi
melalui jalur SNMPTN tertulis.
tertulis, belum optimal.
SIMPULAN
melalui
siswa
jalur
untuk
SNMPTN
SARAN
Berdasarkan
pembahasan
hasil
Berdasarkan
hasil
penelitian,
penelitian yang telah di lakukan dapat di
pembahasan, kesimpulan dan implikasi
kemukakan sebagai berikut :
yang telah dikemukakan di atas, ada
1. Capaian tingkat kesiapan siswa dari
beberapa saran yang diajukan peneliti,
segi (diri pribadi, dalam belajar dan
yaitu :
informasi) untuk mengikuti ujian
1. Kepada guru BK/Konselor sekolah
masuk perguruan tinggi berada pada
untuk membantu siswa terkait dengan
kategori tidak siap.
sekolah lanjutan dengan membuat
2. Capaian tingkat kesiapan dari segi pribadi
(fisik
dan
psikikologis
program bimbingan konseling baik secara individual ataupun secara
siswa) untuk mengikuti ujian masuk
klasikal. Meningkatkan
kerjasama
perguruan melalui jalur SNMPTN
dengan sesama guru dan orang tua
tertulis, berada pada kategori tidak
wali murid untuk pembinaan dan
siap.
pengembangan potensi anak.
3. Capaian tingkat kesiapan siswa
2. Kepada guru mata pelajaran agar bisa
dalam belajar untuk mengikuti ujian
lebih inovatif dan kreatif lagi untuk
masuk perguruan tinggi melalui
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, sehingga siswa lebih
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
64 Tri Anjar
mudah memahami dan menguasai materi pelajaran. 3. Kepada orang tua wali murid agar punya waktu lebih untuk dapat
Ilmiah.(http://episentrum.com) diakses 12 Januari 2015). Mangkuatmojo, Soegiyarto.1997. Dasar-dasar Statistik. Jakarta: Angkasa
memperhatikan anak dalam aktifitas belajarnya di rumah, mengingatkan jika ada tugas dari sekolah untuk segera
mengerjakannya,
siswa
tidak
lalai
sehingga dan
jika
memungkinkan ekonomi orang tua untuk bisa melengkapi sarana dan prasarana agar belajar lebih baik dan hasil lebih optimal. 4. Peneliti
selanjutnya,
Hamalik, Oemar. 2009. Psikologi Belajar. Membantu Guru dalam Perencanaan, Pengajaran, Penilaian Perilaku dan Memberi Kemudahan kepada Siswa dalam Belajar. Bandung : Sinar Baru Agensindo. Permendiknas No 34 tahun 2010 Prayitno.1997. Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMU (SPPBK). Jakarta : Depdiknas.
direkomendasikan untuk memperluas dan mengem bangkan variabel yang diteliti sekarang. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Riska. 2011. “Model Penyiapan Siswa Menghadapi Ujian Akhir”.(Studi pada Siswa Kelas III di SMA Padang). (Disertasi).Tidak dipublikasikan.
--------, 2002. Seri Keterampilan Belajar (Program Semi Que IV). Padang : Depdiknas. Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasardasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta. Slameto. 2003. Belajar dan faktor-fator yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Yusuf,
Brunner, Jerome S. 1963. The Process of Education. Vintage Books. New York. Darsono, dkk, 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002, Rahasia Sukses Belajar. Jakarta : Cerdas Kuhlthau. 1991. Ragam Teori Informas. PusatDokumentasi dan Informasi
A. Muri. 2005. Evaluasi Pendidikan; Dasar-dasar dan Teknik. Padang: UNP Press.
Yusuf, Syamsu. 2006. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. Winkel dan Sri H. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.