JURNAL FOURIER | April 2017, Vol. 6, No. 1, 9-20
ISSN 2252-763X; E-ISSN 2541-5239
Kesemiprimaan Aljabar Lintasan dan Aljabar Lintasan Leavit Khurul Wardati Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga, Jl. Marsda Adisucipto No. 1 Yogyakarta, Indonesia Korespondensi; Email:
[email protected]
Abstrak Aljabar lintasan πΉπ¬ dan aljabar lintasan Leavitt π³πΉ (π¬) atas ring komutatif unital R dikonstruksi dari semigrupring yang merupakan aljabar asosiatif dan bebas. Syarat perlu dan cukup πΉπ¬ prima mendasar, semiprima mendasar dan π³πΉ (π¬) prima mendasar masing-masing berkaitan dengan struktur grafnya. Akan tetapi, kesemiprimaan π³πΉ (π¬) bergantung pada R yang semiprima. Hal ini berakibat sebarang aljabar lintasan leavitt atas lapangan selalu semiprima. Kata Kunci:
Abstract The path algebras πΉπ¬ and The Leavitt path algebras π³πΉ (π¬) over a commutative unital ring πΉ are constructed by semigrouprings, and both are free associative algebras. Necessary and sufficient conditions of basically prime πΉπ¬ and π³πΉ (π¬) and basically semiprime πΉπ¬ are related to the structure of graph π¬. However, the semiprimeness of π³πΉ (π¬) are based on the semiprimeness of πΉ. It implies that any Leavitt path algebra over field is always semiprime. Keywords
Pendahuluan Aljabar lintasan (path algebra) merupakan gabungan antara graf dan aljabar. Telaah tentang aljabar lintasan atas lapangan K pada graf E yang dinotasikan dengan KE dapat dilihat [6] dan [7]. Beberapa sifat penting aljabar lintasan KE yang telah dibahas dalam [7], antara lain: aljabar lintasan KE merupakan aljabar bertingkat (graded algebra) yang asosiatif, KE adalah aljabar unital jika graf E berhingga, serta KE berdimensi berhingga jika graf E berhingga dan asiklis. Selain itu, hasil penelitian [6] adalah ditemukannya syarat perlu dan cukup pada suatu graf E sedemikian sehingga aljabar lintasan KE bersifat semiprima. Sebarang graf E dapat diperluas menjadi graf perluasan dengan notasi πΈΜ . Aljabar lintasan Leavitt (Leavitt path algebra) atas lapangan K pada graf E adalah aljabar lintasan πΎπΈΜ yang memenuhi dua (2) syarat Cuntz-Krieger, yang selanjutnya dinotasikan dengan πΏπΎ (πΈ). Penelitian tentang aljabar lintasan Leavitt πΏπΎ (πΈ) terus berkembang yang menghasilkan teori-teori baru. Beberapa topik penelitian telah dilakukan dan diperoleh hasil antara lain: ditemukannya syarat perlu dan cukup pada graf E sedemikian sehingga aljabar lintasan Leavitt πΏπΎ (πΈ) berdimensi hingga [4], πΏπΎ (πΈ) bersifat sederhana [1], πΏπΎ (πΈ) adalah Locally Finite atau Noether [2], dan πΏπΎ (πΈ) bersifat prima [5]. Hasil lain dari [6] bahwa πΏπΎ (πΈ) bersifat non-degenerate atau merupakan aljabar semiprima. Sifat sederhana aljabar lintasan Leavitt πΏπΎ (πΈ) bergantung pada struktur graf yang memenuhi syarat tertentu dan bukan karena kesederhanaan lapangan K. Demikian pula syarat perlu dan cukup dari sifat-sifat πΏπΎ (πΈ) di atas juga bergantung pada struktur grafnya. Selain itu, kesemiprimaan aljabar
2017 JURNAL FOURIER
Versi online via www.fourier.or.id
10
Khurul Wardati
lintasan KE ditentukan pula oleh struktur grafnya. Hai inilah yang memotivasi pengembangan aljabar lintasan dan aljabar lintasan Leavitt pada ruang lingkup yang lebih umum. Aljabar lintasan Leavitt atas ring komutatif R dengan elemen satuan, yang dinotasikan dengan πΏπ
(πΈ) telah dikaji oleh [9]. Sebagian sifat aljabar lintasan Leavitt πΏπΎ (πΈ) tetap bertahan dalam πΏπ
(πΈ), namun ada beberapa sifat yang sedikit berbeda antara keduanya, seperti Teorema Ketunggalan Bertingkat dan Teorema Ketunggalan Cuntz-Krieger [10]. Temuan lain dari [9] adalah didefinisikannya ideal dasar (basic ideal) dari πΏπ
(πΈ), di mana setiap ideal dari πΏπΎ (πΈ) adalah ideal dasar. Berdasarkan ideal dasar ini, didefinisikan sifat sederhana mendasar (basically simple) aljabar lintasan Leavitt πΏπ
(πΈ), yaitu aljabar yang ideal dasarnya hanyalah ideal nol dan πΏπ
(πΈ) sendiri [9]. Syarat perlu dan cukup aljabar lintasan Leavitt πΏπ
(πΈ) sederhana mendasar sama dengan syarat perlu dan cukup πΏπΎ (πΈ) bersifat sederhana yang tergantung pada struktur grafnya. Artikel ini akan memberikan gagasan konseptual pengembangan aljabar lintasan dan aljabar lintasan Leavitt. Artikel dimulai dari bagaimana menggabungkan graf dengan aljabar sebagai konstruksi aljabar lintasan dan aljabar lintasan Leavitt. Pembahasan berikutnya adalah beberapa hasil penelitian berkaitan dengan sifat-sifat aljabar lintasan dan aljabar lintasan Leavitt atas ring komutatif unital. Sebelum bab penutup, akan dikaji pengembangan dan beberapa masalah terbuka (open problems) berkaitan dengan aljabar lintasan dan aljabar lintasan Leavitt. Konstruksi Aljabar Lintasan dan Aljabar Lintasan Leavitt Aljabar lintasan dan aljabar lintasan Leavitt dikonstruksi dari graf yang dipandang secara aljabar. Graf dalam artikel ini adalah graf berarah (directed graph) atau quiver yang tidak dipandang sebagai objek kombinatorik, dan selanjutnya hanya dikatakan dengan graf. 1. Graf, Graf Perluasan dan Sifat-sifatnya Secara umum, graf dipandang sebagai sepasang himpunan E ο½ (E0 ,E1 ) dengan πΈ 0 adalah himpunan tak kosong dari titik-titik (vertices) dan πΈ1 merupakan himpunan sisi-sisi (edges). Definisi graf secara aljabar yang digunakan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut. Definisi 1.1 [7] Graf πΈ = (πΈ 0 , πΈ1 , π , π) terdiri dari himpunan titik-titik πΈ 0 dan himpunan sisi-sisi πΈ1 yang menghubungkan titik di πΈ 0 dengan fungsi-fungsi π , π: πΈ1 β πΈ 0 , secara berurutan didefinisikan π (π) = sumber (source) dan π(π) = ujung atau bayangan (range). Graf dapat dipisahkan dengan tetap memperhatikan sisi dan titik di dalamnya. Sebagaimana himpunan, bagian dari graf yang dipisahkan dari graf aslinya disebut sebagai subgraf. Definisi 1.2 [7] Diberikan graf πΈ = (πΈ 0 , πΈ1 , π , π). Graf πΈβ² = ((πΈβ²)0 , (πΈ β² )1 , π β², πβ²) adalah subgraf dari E, jika (πΈβ²)0 β πΈ 0 , (πΈ β² )1 β πΈ1 , π β² = π |(πΈβ² )1 dan π β² = π|(πΈβ² )1 . Jika (πΈ β² )1 = {π β πΈ1 : π (π), π(π) β (πΈ β² )1 } maka πΈβ² disebut subgraf penuh dari E. Lintasan π dalam graf E yang panjangnya π adalah barisan sisi-sisi, katakan π = π1 π2 β¦ ππ dengan ππ β πΈ1 dan π(ππ ) = π (ππ+1 ) untuk π = 1,2, β¦ , π β 1. Sumber dan ujung dari lintasan π secara berurutan dinotasikan oleh π (π) dan π(π) dengan π (π) = π (π1 ) dan π(π) = π(ππ ). Setiap titik π£ β πΈ 0 diasosiasikan dengan lintasan yang panjangnya 0 dan disebut lintasan trivial atau stasioner, sedangkan setiap sisi e β πΈ1 merupakan lintasan yang panjangnya 1. Suatu sisi π β πΈ1 disebut sisi keluar (exit) dari lintasan π = π1 π2 β¦ ππ , jika terdapat π sedemikian sehingga π (π) = π (ππ ) dan π β ππ . Lintasan π = π1 π2 β¦ ππ disebut sikel (Cycle) jika sumber dan ujungnya sama dan tidak ada sisi yang diulang, dengan kata lain, π(π) = π (π) dan untuk setiap π β π, π (ππ ) β π (ππ ). Sikel yang panjangnya 1 disebut loop. Himpunan semua lintasan dalam graf E dinotasikan dengan Path(E). Operasi perkalian sebarang dua lintasan dapat didefinisikan pada Path(E). Definisi operasi perkalian ini digunakan untuk mendefinisikan aljabar lintasan.
JURNAL FOURIER (2017) 6 9-20
www.fourier.or.id
Kesemiprimaan Aljabar Lintasan dan Aljabar Lintasan Leavit
11
Definisi 1.3 [7] Diberikan graf πΈ = (πΈ 0 , πΈ1 , π , π) dan lintasan π, π β πππ‘β(πΈ). dengan π = π1 π2 β¦ ππ ; π = π1 π2 β¦ ππ yang secara berturutan bersumber di π, π dan berujung di π, π untuk suatu π, π, π, π β πΈ 0 . Operasi dua lintasan π dan π adalah π π β¦ ππ π1 π2 β¦ ππ , jika π(ππ ) = π (π) ππ = { 1 2 , jika π(ππ ) β π (π) 0
(1)
dengan 0 dikatakan sebagai lintasan nol. Graf E dapat diperluas dengan memandang arah sebaliknya dari sisi-sisi dalam πΈ1 . Sisi dalam πΈ1 disebut sisi real (real edge) dan sisi dengan arah sebaliknya disebut sisi hantu (ghost edge). Himpunan semua sisi hantu dalam graf E dinyatakan dengan (πΈ1 )β . Berikut diberikan definisi dari graf yang diperluas. Definisi 1.4 [4] Graf perluasan (extended graph) dari graf πΈ = (πΈ 0 , πΈ1 , π , π) adalah graf baru πΈΜ = (πΈ 0 , πΈ1 βͺ (πΈ1 )β , π β², πβ²) dengan (πΈ1 )β = {π β |π β πΈ1 } himpunan semua sisi hantu dan fungsi π β² , πβ² adalah π β²|πΈ1 = π , πβ²|πΈ1 = π, π β² (π β ) = π(π), πβ²(π β ) = π (π). Beberapa sifat aljabar ditentukan oleh sifat ideal-idealnya. Ideal dalam aljabar lintasan dan aljabar lintasan Leavitt dapat dibentuk oleh subhimpunan dari πΈ 0 dengan sifat khusus yang disebut herediter (hereditary). Sifat herediter berkaitan dengan relasi mendahului (preorder) " β€ " : untuk setiap π£, π€ β πΈ 0 , π£ β€ π€ jika dan hanya jika π£ = π€ atau terdapat lintasan π sehingga π (π) = π£, π(π) = π€. Selain herediter, sifat lain dari subhimpunan dari πΈ 0 adalah tersaturasi (saturated). Definisi 1.5 [1] Subhimpunan π» β πΈ 0 disebut herediter jika untuk setiap π£, π€ β πΈ 0 dengan π£ β€ π€, π£ β π» berakibat π€ β π». Subhimpunan π» dikatakan tersaturasi jika untuk setiap π£ β πΈ 0 dengan π β1 (π£) β Μ
. β
, r(π β1 (π£)) β H berakibat π£ β π». Penyaturasi subhimpunan herediter π» dinotasikan dengan π» Dua buah subhimpunan herediter, gabungan dan irisan keduanya merupakan subhimpunan herediter. Namun, gabungan dua buah subhimpunan tersaturasi belum tentu tersaturasi, meskipun irisan dua subhimpunan tersaturasi selalu tersaturasi. Komplemen dari subhimpunan herediter tersaturasi yang memenuhi kondisi ekor maksimal (maximal tail) berpengaruh pada keprimaan ideal dalam aljabar lintasan dan aljabar lintasan Leavitt. Definisi 1.6 [5] Subhimpunan tak kosong π β πΈ 0 disebut memenuhi kondisi ekor maksimal jika π memenuhi sifat-sifat : (MT1) Jika π£ β πΈ 0 , π€ β π dan π£ β€ π€ maka π£ β π (MT2) Jika π£ β π dengan π β1 (π£) β β
maka terdapat π β πΈ1 dengan π (π) = π£ dan π(π) β π. (MT3) Untuk setiap π£, π€ β π terdapat π¦ β π sehingga π£ β€ π¦, π€ β€ π¦. Contoh 1.7 Perhatikan Gambar 1, π = {π£0 , π£1 , π£2 } merupakan ekor maksimal, sedangkan πΈ 0 bukan ekor maksimal karena πΈ 0 tidak memenuhi (MT3) : βπ£2 , π£3 β πΈ 0 dengan π£2 β° π£, π£3 β° π£, βπ£ β πΈ 0 . Subhimpunan πΏ = {π£1 , π£2 , π£3 } dan π = {π£0 , π£1 } keduanya bukan ekor maksimal karena πΏ tidak memenuhi (MT1) dan π tidak memenuhi (MT2). Hal ini dikarenakan π£1 β πΏ, π£0 β€ π£1 tetapi π£0 β πΏ, dan karena π β1 (π£1 ) β β
tetapi βπ β πΈ1 dengan π(π) = π£1 , π(π) β π.
Gambar 1 Ilustrasi Kondisi Ekor Maksimal. www.fourier.or.id
JURNAL FOURIER (2017) 6 9-20
12
Khurul Wardati
Perhatikan kembali Gambar 1 dan Contoh 1.6, πΈ 0 \π = {π£3 } bersifat herediter dan tersaturasi, πΈ 0 \πΏ = {π£0 } tidak herediter namun tersaturasi, dan πΈ 0 \π = {π£2 , π£3 } herediter tetapi tidak tersaturasi. Hal ini mengilustrasikan keterkaitan antara kondisi ekor maksimal dengan sifat herediter tersaturasi. Lemma 1.8 [5] Diberikan graf E dan π» β πΈ 0 . Subhimpunan H bersifat herediter dan tersaturasi jika dan hanya jika π = πΈ 0 \π» memenuhi kondisi (MT1) dan (MT2). Menurut [6], aljabar lintasan KE atas lapangan K pada graf E merupakan subaljabar bertingkat dari aljabar lintasan Leavitt πΏπΎ (πΈ). Perlunya dikaji aljabar lintasan atas ring komutatif unital R beserta sifat-sifatnya, termotivasi dari [9] yaitu perumuman aljabar lintasan Leavitt πΏπ
(πΈ) dari πΏπΎ (πΈ). 2. Aljabar Lintasan Atas Ring Komutatif Unital dan Sifat-sifatnya Jika diperhatikan Definisi 1.2, operasi perkalian dua buah lintasan dalam persamaan (1) dan diasumsikan adanya lintasan nol dalam graf E, maka himpunan semua lintasan Path(E) dapat dipandang sebagai semigrup. Menurut [8], semigrup ring dari Path(E) atas ring komutatif unital R yang dinotasikan dengan R(Path(E)) adalah himpunan kombinasi linear berhingga Path(E) atas R dan merupakan R-aljabar asosiatif dengan basis Path(E). Aljabar bebas R(Path(E)) yang memenuhi syarat tertentu disebut aljabar lintasan atas R, yang selanjutnya dinotasikan dengan RE. Definisi 2.1 [12] Diberikan ring komutatif unital R dan graf E. Aljabar lintasan pada graf E atas R adalah R-aljabar bebas RE dengan basis himpunan semua lintasan Path(E) yang memenuhi : 1. π£π π£π = πΏππ π£π untuk setiap π£π , π£π β πΈ 0 2. ππ = ππ π(ππ ) = π (ππ )ππ untuk setiap ππ β πΈ1 . Berdasarkan Definisi 2.1 poin 1, sebarang titik dari suatu graf merupakan elemen idempoten dalam aljabar RE. Selain itu, sebarang dua titik berlainan akan membentuk pasangan elemen idempoten ortogonal di RE. Perhatikan contoh graf dan representasi aljabarnya berikut. Contoh 2.2 Gambar 2 melukiskan graf D,F,G dengan π·0 = {π£}, π·1 = {π}, πΉ 0 = {π’1 , π’2 , π’3 , π’4 }, πΉ1 = {π1 , π2 , π3 } dan πΊ 0 = {π’, π€}, πΊ 1 = {π, π}.
Gambar 2 Ilustrasi Aljabar Lintasan.
1. Graf D memuat loop π maka πππ‘β(π·) = {π£, π, π 2 , β― , π π , β― } basis tak berhingga dari aljabar lintasan π
π· β
π
[π‘], jika π£ β¦ 1, π β¦ π‘ (peubah indeterminate). 2. Aljabar lintasan RF adalah R-aljabar bebas dengan basis berhingga πππ‘β(πΉ ) = {π’1 , π’2 , π’3 , π’4 , π1 , π2 , π3 , π2 π3 }. Lintasan-lintasan ini dapat direpresentasikan oleh bentuk matriks unit berikut: 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0), π’ β¦ ( 0 0), π’ β¦ (0 0 0 0), π’1 β¦ ( 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 π’4 β¦ (0 0 0 0), π1 β¦ (0 0 0 0), π2 β¦ (0 0 0 0), 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
JURNAL FOURIER (2017) 6 9-20
www.fourier.or.id
Kesemiprimaan Aljabar Lintasan dan Aljabar Lintasan Leavit
0 π3 β¦ (0 0 0
0 0 0 0
0 1 0 0
0 0 0), π π β¦ (0 2 3 0 0 0 0
0 0 0 0
1 0 0 0
π
0 0), sehingga π
πΉ β
( 0 0 0 0 0
π
π
0 0
13
π
π
π
0 ). π
0 0 π
3. Graf G memuat dua buah sikel ππ, ππ dengan π (ππ) = π(ππ), π (ππ) = π(ππ). Aljabar lintasan RG mempunyai basis tak berhingga, πππ‘β(πΊ) = {π’, π€, π, π, ππ, ππ, πππ, πππ, β― , (ππ)π , (ππ)π , (ππ)π π, (ππ)π π, β― }. Jika diperhatikan berlakunya Definisi 2.2.1, maka elemen-elemen basis tersebut dapat direpresentasikan sebagai : 2 1 0 0 0 0 π‘ 0 0 0), π’β¦( ),π€ β¦ ( ),π β¦ ( ),π β¦ ( ) , ππ β¦ (π‘ 0 0 0 1 0 0 π‘ 0 0 0 3 2π 0 0 0 0 0 π‘ 0), π ππ β¦ ( ), πππ β¦ ( 3 ) , β― , (ππ) β¦ (π‘ 2 ) , πππ β¦ ( 0 π‘ π‘ 0 0 0 0 0 0 π‘ 2π+1 ), π π (ππ)π β¦ (0 0 2π ) , (ππ) π = π(ππ) β¦ ( 0 π‘ 0 0 π
[π‘ 2 ] π
[π‘ 2 ]π‘ 0 0 π(ππ)π = (ππ)π π β¦ ( 2π+1 ). Aljabar lintasan RπΊ β
( 2 ). π‘ 0 π
[π‘ ]π‘ π
[π‘ 2 ] Perhatikan Contoh 2.2, jika dicermati representasi masing-masing maka jumlah dari semua titiknya dapat direpresentasikan dengan elemen satuan dalam matriks. Selain berhingga, graf F adalah asiklis dan aljabar lintasan RF memiliki basis berhingga. Namun, graf D dan G tidak asiklis dan aljabar lintasannya memiliki basis tak berhingga. Uraian ini menginspirasikan bahwa selain merupakan aljabar asosiatif, aljabar lintasan mempunyai sifat lain yang dinyatakan dalam proposisi berikut. Proposisi 2.3 [12] Jika diberikan aljabar lintasan RE, maka : 1. RE adalah aljabar asosiatif bertingkat (graded associative algebra) 2. RE adalah aljabar unital jika dan hanya jika πΈ 0 berhingga 3. RE berdimensi berhingga jika dan hanya jika E berhingga dan asiklis. Aljabar lintasan merupakan R-aljabar bebas yang beberapa sifatnya berkaitan dengan sifat idealnya. Definisi ideal dasar (basic ideal) dalam aljabar lintasan Leavitt atas ring komutatif unital πΏπ
(πΈ) dapat diperumum menjadi ideal dasar dalam R-aljabar bebas. Perumuman tersebut akan digunakan untuk mengkonstruksi ideal dasar dalam aljabar lintasan RE. Definisi 2.4 [13] Diberikan R-aljabar bebas A. Ideal πΌ β π΄ disebut ideal dasar dalam A, jika untuk setiap elemen tak nol π β π
, π₯ β π sedemikian hingga ππ₯ β πΌ, berakibat π₯ β πΌ, untuk sebarang basis π β π΄. Jika ring komutatif unital R digantikan dengan lapangan K maka ideal dari K-aljabar bebas A merupakan ideal dasar. Hal ini dikarenakan setiap elemen dalam lapangan K mempunyai invers. Tampak jelas dari Definisi 2.4 bahwa ideal nol dan A selalu merupakan ideal dasar. Berdasarkan definisi ideal sisi dalam KE [7], dapat didefinisikan ideal sisi πΌπΈ dalam RE yaitu πΌπΈ = πππππ
{π β πππ‘β(πΈ)\πΈ 0 } yang elemen-elemennya merupakan kombinasi linear dari lintasan-lintasan dengan panjang π β₯ 1 [12[. Jadi, πΌπΈ merupakan ideal dasar yang tak memuat titik. Ideal πΌπΈ diperumum menjadi ideal dasar yang memuat titik dan dikonstuksi dari subset herediter. Definisi 2.5 [12] Diberikan graf E dan subhimpunan herediter π» β πΈ 0 . Ideal dasar dalam RE yang memuat H adalah : πΌπ» = πππππ
{π β πππ‘β(πΈ): π(π) β π» β¨ π β π»} (2) Berdasarkan definisi ideal dasar dalam πΏπ
(πΈ), telah didefinisikan sifat sederhana mendasar (basically simple) [9]. Sifat lain yang juga berkaitan dengan sifat ideal dasarnya, adalah sifat prima mendasar (basically prime) yang bergantung pada keprimaan ideal dasar nol.
www.fourier.or.id
JURNAL FOURIER (2017) 6 9-20
14
Khurul Wardati
Definisi 2.6 [12] Diberikan R-aljabar bebas A dan ideal dasar πΌ β π΄. Ideal I disebut ideal dasar prima jika πΌ β π΄ dan untuk setiap π, π ideal dasar di π΄, jika ππ β πΌ maka π β πΌ atau π β πΌ. Ideal I dikatakan ideal dasar semiprima, jika πΌ β π΄ dan untuk setiap ideal dasar π di π΄, jika π2 β πΌ maka π β πΌ. Aljabar A bersifat (semi) prima mendasar jika ideal dasar nolnya merupakan ideal dasar (semi) prima. Keprimaan ideal dasar πΌπ» dalam persamaan (2) bergantung pada struktur grafnya, demikian pula ideal dasar {0} = πΌβ
. Berikut diberikan syarat perlu dan cukup suatu ideal dasar dalam aljabar lintasan RE merupakan ideal dasar prima, yang berakibat ditemukannya syarat perlu dan cukup aljabar lintasan RE bersifat prima mendasar. Teorema 2.7 [12] Diberikan aljabar lintasan RE dan subhimpunan herediter tersaturasi π» β πΈ 0 . Ideal πΌπ» dalam persamaan (2) adalah ideal dasar prima jika dan hanya jika π = πΈ 0 \π» adalah ekor maksimal dan untuk setiap lintasan π dengan π(π) β π, terdapat lintasan π β πππ‘β(πΈ) sehingga π(π) = π (π) dan π (π) = π(π). Bukti Teorema 2.7 cukup panjang, dapat dilihat dalam bukti [12, Theorem 4.6]. Ideal dasar πΌπ» yang memuat H menurut Definisi 2.5 adalah herediter dan tidak harus tersaturasi. Namun dengan Lemma 1.8, subhimpunan herediter H dalam Teorema 2.7 mengharuskan tersaturasi, agar π = πΈ 0 \π» memenuhi kondisi (MT1) dan (MT2). Artinya, jika H tidak tersaturasi, pastilah ideal dasar πΌπ» tidak prima. Subhimpunan β
bersifat herediter dan tersaturasi, sehingga πΈ 0 memenuhi kondisi (MT1) dan (MT2) menurut Lemma 1.8. Karena ideal dasar {0} = πΌβ
dan berdasarkan Definisi 2.6, maka Teorema 2.7 memiliki akibat berikut. Akibat 2.8 [12] Aljabar lintasan RE merupakan aljabar prima mendasar jika dan hanya jika πΈ 0 memenuhi kondisi (MT3) dan untuk setiap lintasan π, terdapat lintasan π sedemikian sehingga π(π) = π (π) dan π (π) = π(π). Akibat 2.8 memperlihatkan syarat perlu dan cukup keprimaan mendasar aljabar lintasan RE atas ring komutatif unital R. Karena sebarang ideal dalam KE merupakan ideal dasar, maka syarat perlu dan cukup keprimaan aljabar lintasan KE atas lapangan sama persis dalam akibat 2.8 tersebut. Contoh 2.9 Perhatikan kembali Gambar 2 pada Contoh 2.2 di atas, bahwa ideal {0} dalam aljabar lintasan RD dan RG merupakan ideal dasar prima, sehingga RD dan RG merupakan aljabar litasan yang prima mendasar. Karena πΉ 0 tidak memenuhi kondisi (MT3), yakni βπ’2 , π’4 β πΉ 0 dengan π’2 β° π’ β¨ π’4 β° π’, βπ’ β πΉ 0 maka ideal nol dalam RF tidak prima, sehingga RF aljabar lintasan yang tidak prima mendasar. Berdasarkan perluasan graf pada Definisi 1.4, dapat dikonstruksi aljabar lintasan π
πΈΜ pada graf perluasan, secara sama dengan konstruksi aljabar lintasan RE. Aljabar lintasan π
πΈΜ yang memenuhi syarat Cuntz-Krieger disebut aljabar lintasan Leavitt, yang konstruksi dan beberapa sifatnya akan dibahas pada subbab berikut. 3. Aljabar Lintasan Leavitt Atas Ring Komutatif Unital dan Sifatnya Aljabar lintasan Leavitt adalah aljabar lintasan pada graf perluasan (Definisi 1.3) πΈΜ = (πΈ 0 , πΈ1 βͺ (πΈ1 )β , π β², πβ²) yang memenuhi syarat tertentu. Agak berbeda dengan konstruksi aljabar lintasan Leavitt atas lapangan, [9] mengkonstruksi aljabar lintasan Leavitt dengan keluarga Leavitt atas ring pada suatu graf. Berikut diberikan definisi aljabar lintasan Leavitt atas ring komutatif unital R, yang mengkombinasikan definisi πΏπΎ (πΈ) oleh [4] dan πΏπ
(πΈ) oleh [9]. Definisi 3.1 [11] Diberikan graf E maka aljabar lintasan Leavitt atas ring komutatif unital R yang dinotasikan πΏπ
(πΈ) adalah R-aljabar bebas yang memenuhi : 1. π£π π£π = πΏππ π£π untuk setiap π£π , π£π β πΈ 0 , 2. ππ(π) = π (π)π = π dan π β π (π) = π(π)π β = π β untuk setiap π β πΈ1 , JURNAL FOURIER (2017) 6 9-20
www.fourier.or.id
Kesemiprimaan Aljabar Lintasan dan Aljabar Lintasan Leavit
15
3. π β π = πΏπ,π π(π) untuk setiap π β πΈ1 , dan 4. π£ = βπβπΈ1 :π (π)=π£ ππ β untuk setiap titik π£ β πΈ 0 , π β1 (π£) β β
. Perhatikan bahwa syarat 1. dan 2. dalam Definisi 3.1, merupakan syarat aljabar lintasan (Definisi 2.1) pada graf perluasan πΈΜ dan syarat ke 3. dan 4. disebut syarat Cuntz-Krieger yang secara berurutan disingkat dengan CK1, CK2. Jadi, aljabar lintasan Leavitt πΏπ
(πΈ) merupakan R-aljabar asosiatif yang terbentuk dari semigrup ring π
πΈΜ , yakni terdiri semua lintasan dalam graf perluasan πΈΜ dan memenuhi syarat Cuntz-Krieger. Perhatikan graf F pada Gambar 2 yang telah dilengkapi dengan sisi hantu (Definisi 1.3), dilukiskan sebagai berikut:
Graf perluasan πΉΜ
Gambar 3 Ilustrasi Aljabar Lintasan Leavitt.
π
Aljabar lintasan π
πΉΜ β
(π
π
π
π
π
π
0
π
π
π
0 ) pada Contoh 2.2 di π
0 0 π
0 π β1 (π’1 ) = {π1 , π1 } dan π’1 β π1 π1β + π2 π2β dengan π1β β¦ (0 0 1
atas tidak memenuhi syarat CK2 karena 0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0), π β β¦ (1 0 2 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0
0 0). 0 0
Berdasarkan [7], representasi aljabar lintasan tidak tunggal. Berikut diberikan contoh aljabar lintasan dari graf perluasan πΉΜ yang memenuhi CK1, dan CK2. Contoh 3.2 Diberikan graf perluasan πΉΜ (Gambar 2.3) dengan (πΉ1 )β = {π1β , π2β , π3β } dan ring komutatif unital R. Berdasarkan syarat CK2, karena π β1 (π’1 ) = {π1 , π1 } maka haruslah berlaku π’1 = π1 π1β + π2 π2β . Terdapat dua buah titik π’3 , π’4 β πΉ 0 dengan π β1 (π’3 ) = π β1 (π’4 ) = β
dan graf F dapat dipisahkan menjadi dua subgraf tak penuh πΉ1 , πΉ2 dengan πΉ10 = {π’1 , π’2 , π’3 }, πΉ11 = {π2 , π3 }, πΉ20 = {π’1 , π’4 }, πΉ21 = {π1 }. Jika diperhatikan syarat CK2, maka lintasan dalam Path(F) dapat direpresantasikan sebagai pasangan berurutan matriks-matriks unit sebagai berikut: 1 π’1 β¦ [(0 0 0 π’3 β¦ [(0 0 0 π1 β¦ [(0 0 0 π3 β¦ [(0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0) , ( 0 0 0 0 0) , ( 0 1 0 0 0) , ( 0 0 0 0 1) , ( 0 0
0 0 )] ; π’2 β¦ [(0 0 0 0 0 )]; π’4 β¦ [(0 0 0 0 1 )]; π2 β¦ [(0 0 0 0 0 )]; π2 π3 β¦ [(0 0 0
0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0) , ( 0 0 0 0 0) , ( 0 0 0 0 0) , ( 0 0 1 0 0) , ( 0 0
0 )]; 0 0 )]; 1 0 )]; 0 0 )] 0
Representasi tersebut memenuhi Definisi 2.1, sehingga RF merupakan aljabar lintasan dengan setiap elemennya merupakan kombinasi linear dari ke delapan elemen dalam πππ‘β(πΉ) = {π’1 , π’2 , π’3 , π’4 , π1 , π2 , π3 , π2 π3 } dan diperoleh bahwa: www.fourier.or.id
JURNAL FOURIER (2017) 6 9-20
16
Khurul Wardati
π
π
πΉ β
[( 0 0
π
π
0
π
π
π
) , ( 0 π
π
)] = π3 (π
) x π2 (π
). π
Sisi hantu dan lintasan-lintasan lain dalam graf perluasan πΉΜ direpresentasikan sebagai: 0 0 0 0 β¦ [(0 0 0) , ( 1 0 0 0 0 0 0 0 0 π3β β¦ [(0 0 0) , ( )]; 0 0 0 1 0 0 0 0 1 β π1 π1 β¦ [(0 0 0) , ( 0 0 0 0 π1β
0 0 β )]; π2 β¦ [(1 0 0
0 0 0 0 )]; 0 0) , ( 0 0 0 0 0 0 0 (π2 π3 )β = π3β π2β β¦ [(0 0 0) , (0 0)]; 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 β )]; π2 π2 β¦ [(0 0 0) , ( )], 0 0 0 0 0 0
sehingga π’1 = π1 π1β + π2 π2β . Tampak bahwa aljabar lintasan π
πΉΜ memenuhi syarat Cuntz-Krieger, sehingga diperoleh aljabar lintasan Leavitt atas ring komutatif unital R, π
(πΉ) πΏπ
β
[(π
π
π
π
π
π
π
π
) , ( π
π
π
)] = π3 (π
) x π2 (π
). π
Proposisi 3.4. dalam Tomforde (2011) telah dibuktikan bahwa himpunan {π£, π, π β : π£ β πΈ 0 , π β πΈ , π β β (πΈ1 )β } terdiri dari elemen-elemen tidak nol dan ππ£ β 0 untuk setiap elemen tak nol π β π
, π£ β πΈ 0 . Berdasarkan kondisi Cuntz-Krieger maka elemen-elemen pembangun πΏπ
(πΈ) berbentuk monomial πΌπ½ β dengan πΌ, π½ β πππ‘β(πΈ), π(πΌ) = π(π½), dan asumsi bahwa untuk setiap titik π’ β πΈ 0 , π’β = π’ = π(π’) = π (π’). Misalkan himpunan semua elemen pembangun πΏπ
(πΈ) ditulis πππ(πΈ), maka : πππ(πΈ) = {πΌπ½ β : πΌ, π½ β πππ‘β(πΈ), π(πΌ) = π(π½)} (3) 1
Contoh 3.3 Perhatikan kembali graf perluasan πΉΜ (Gambar 3) dan Contoh 3.2, maka πππ(πΉ) = {π’1 , π’2 , π’3 , π’4 , π1 , π2 , π3 , π2 π3 , π1β , π2β , π3β , π1 π1β , π2 π2β , π3β π2β } merupakan pembangun πΏπ
(πΉ). Karena π’1 = π1 π1β + π2 π2β maka πππ(πΉ) tidak bebas linear, yang berarti πππ(πΉ) bukan basisnya πΏπ
(πΉ). Basisbasis dari πΏπ
(πΉ) dapat ditentukan dari subhimpunannya πππ(πΉ), yaitu: π΅1 = {π’1 , π’2 , π’3 , π’4 , π1 , π2 , π3 , π2 π3 , π1β , π2β , π3β , π2 π2β , π3β π2β }, π΅2 = {π’1 , π’2 , π’3 , π’4 , π1 , π2 , π3 , π2 π3 , π1β , π2β , π3β , π1 π1β , π3β π2β }, π΅3 = {π’2 , π’3 , π’4 , π1 , π2 , π3 , π2 π3 , π1β , π2β , π3β , π1 π1β , π2 π2β , π3β π2β }. Secara umum, elemen dalam aljabar lintasan Leavitt πΏπ
(πΈ) merupakan kombinasi linear dari elemen-elemen dalam πππ(πΈ), sehingga dari (3) diperoleh: πΏπ
(πΈ) = π ππππ
{πΌπ½ β : πΌ, π½ β πππ‘β(πΈ), π(πΌ) = π(π½)}
(4)
Sebagai akibat syarat CK1, perkalian dua buah monomial πΌπ½ β , πΎπΏ β β πΏπ
(πΈ) adalah : Jika πΎ = π½πΎβ² πΌπΎβ²πΏ β β Jika πΎ = π½ (πΌπ½ β )(πΎπΏ β ) = { πΌπΏβ β Jika π½ = πΎπ½ πΌπ½β² πΏ Jika bukan salah satu kondisi di atas 0
JURNAL FOURIER (2017) 6 9-20
(5)
www.fourier.or.id
Kesemiprimaan Aljabar Lintasan dan Aljabar Lintasan Leavit
17
Semua sifat aljabar lintasan RE dalam Proposisi 2.3 di atas, juga tetap berlaku pada aljabar lintasan Leavitt πΏπ
(πΈ). Selain πΏπ
(πΈ) juga merupakan aljabar asosiatif bertingkat, syarat perlu dan cukup πΏπ
(πΈ) merupakan aljabar unital dan πΏπ
(πΈ) berdimensi berhingga [10]. Definisi ideal dasar dalam πΏπ
(πΈ) dalam [9] tidak melibatkan basisnya πΏπ
(πΈ), seolah berbeda dengan Definisi 2.4. Definisi ideal dasar dalam πΏπ
(πΈ) hanya akan ditentukan oleh himpunan bagian dari πΈ 0 . Definisi 3.4 [9] Ideal πΌ β πΏπ
(πΈ) disebut ideal dasar jika untuk setiap elemen tak nol π β π
, π£ β πΈ 0 dengan ππ£ β πΌ berakibat π£ β πΌ. Menurut [9], sebarang ideal dasar bertingkat π½ β πΏπ
(πΈ) terdapat subhimpunan herediter dan tersaturasi π» = π½ β© πΈ 0 , sehingga π½ = πΌ(π») dengan πΌ(π») = π ππππ
{πΌπ½ β : πΌ, π½ β πππ‘β(πΈ), π(πΌ) = π(π½) β π»}
(6)
Ideal dasar πΌ(π») dibangun oleh subhimpunan herediter tersaturasi H. Jika π» herediter (tidak harus Μ
) = πΌ(π»). Berdeda dengan ideal dasar dalam RE pada tersaturasi) maka dapat dibentuk ideal dasar πΌ(π» persamaan (2), jika subhimpunan H herediter dan tidak tersaturasi maka πΌπ» β πΌπ»Μ
. Contoh 3.5 Diberikan π»1 = {π’3 } β πΉ 0 subhimpunan herediter dan tidak tersaturasi pada graf Gambar Μ
Μ
1Μ
= {π’2 , π’3 }, dan 2.3. Diperoleh penyaturasi dari π»1 adalah Μ
π» β Μ
Μ
Μ
1Μ
) β
πΌ(π»1 ) = π ππππ
{π’3 , π3 , π2 π3 , π’2 = π3 π3 , π2 = π2 π3 π3β , π2β = π3 π3β π2β , π3β , π2 π2β , π3β π2β } = πΌ(π» π
π
π
(π
π
π
) adalah ideal dasar dalam πΏπ
(πΉ) yang dibangun oleh π»1 . Ideal dasar dalam RF yang π
π
π
0 0 π
0 π
π
dibangun oleh π»1 , πΌπ»1 = π ππππ
{π’3 , π3 , π2 π3 } β
(0 0 π
) β (0 π
π
) β
0 0 π
0 0 π
Μ
Μ
Μ
Μ
π ππππ
{π’2 , π’3 , π2 , π3 , π2 π3 } = πΌΜ
Μ
Μ
Μ
π»1 , yang dibangun oleh π»1 . 0 Μ
Μ
Μ
Μ
Berdasarkan Teorema 2.7, ideal dasar πΌΜ
Μ
Μ
Μ
π»1 tidak prima dalam RF, meskipun πΉ \π»1 merupakan ekor Μ
Μ
Μ
1Μ
, π(π1 ) β π (π) untuk setiap π β πππ‘β(πΉ). Namun, πΌ(π» Μ
Μ
Μ
1Μ
) maksimal karena terdapat π1 , π(π1 ) β πΉ 0 \π» Μ
Μ
Μ
Μ
adalah ideal dasar prima dalam πΏπ
(πΉ), tampak dari isomorfiknya πΌ(π»1 ) dengan π3 (π
). Perhatikan kembali konstruksi ideal dasar bertingkat dalam RE dan πΏπ
(πΈ) bahwa persamaan (6) merupakan perluasan dari (2), karena lintasan dalam πΏπ
(πΈ) berbentuk πΌπ½ β dengan πΌ, π½ β πππ‘β(πΈ), π(πΌ) = π(π½). Syarat perlu dan cukup kedua dalam Teorema 2.7: untuk setiap lintasan π dengan π(π) β π = πΈ 0 \π», terdapat lintasan π β πππ‘β(πΈ) sedemikian sehingga π(π) = π (π) dan π (π) = π(π), selalu terpenuhi oleh ideal dasar πΌ(π») pada persamaan (6) dengan H subhimpunan herediter tersaturasi. Telah menemukan syarat perlu dan cukup ideal dasar bertingkat πΌ(π») dalam πΏπ
(πΈ) merupakan ideal dasar prima [11].
Teorema 3.6 [11] Diberikan Graf E dan π» β πΈ 0 adalah herediter tersaturasi. Ideal dasar (bertingkat) πΌ(π») dalam πΏπ
(πΈ) adalah ideal dasar prima jika dan hanya jika π = πΈ 0 \π» memenuhi kondisi (MT3). Bukti lengkap Teorema 3.6 dapat disimak dalam [11, Teorema 3.5]. Berdasarkan persamaan (6) ideal dasar πΌ(β
) = {0} dalam πΏπ
(πΈ), dan menurut Lemma 1.8, πΈ 0 senantiasa memenuhi (MT1) dan (MT2). Artinya, ideal {0} dalam πΏπ
(πΈ) merupakan ideal dasar prima jika dan hanya jika πΈ 0 memenuhi (MT3). Akibat 3.7 [11] Aljabar lintasan Leavitt πΏπ
(πΈ) bersifat prima mendasar jika dan hanya jika πΈ 0 memenuhi kondisi (MT3).
www.fourier.or.id
JURNAL FOURIER (2017) 6 9-20
18
Khurul Wardati
Contoh 3.8 Perhatikan kembali Gambar 2.2 di atas, bahwa π·0 , πΊ 0 keduanya memenuhi kondisi (MT3), sehingga aljabar lintasan Leavitt πΏπ
(π·) dan πΏπ
(πΊ) adalah prima mendasar. Berdasarkan Contoh 2.9, πΉ 0 tidak memenuhi (MT3), maka πΏπ
(πΉ) tidak prima mendasar. Pengembangan Aljabar Lintasan dan Aljabar Lintasan Leavitt Perhatikan kembali Contoh 3.5, πΌΜ
Μ
Μ
Μ
π»1 bukan ideal dasar prima dalam RF. Selain itu, terdapat ideal dasar 0 π
π½ = ππππ{π1 } β
( ) di RF dengan π½2 = {0} β πΌΜ
Μ
Μ
Μ
π»1 tetapi π½ β πΌΜ
Μ
Μ
Μ
π»1 maka ideal dasar πΌΜ
Μ
Μ
Μ
π»1 tidak 0 0 semiprima. Perhatikan graf T dengan π 0 = {π’, π£, π€}, π 1 = {π, π} yang dilukiskan pada gambar di bawah ini. Diberikan π = {π€} β π 0 yang herediter tersaturasi dan π 0 \π tidak memenuhi (MT3). Menurut Teorema 2.7, ideal dasar πΌπ = π ππππ
{π€, π, ππ, π 2 π, β¦ , π π π, β¦ } tidak prima. Namun πΌπ merupakan ideal dasar semiprima. jelas dari Gambar di samping bahwa setiap lintasan π dengan π(π) β π 0 \π, terdapat π β πππ‘β(π) sehingga π(π) = π (π) dan π (π) = π(π). Syarat ini tidak dipenuhi oleh πΌΜ
Μ
Μ
Μ
π»1 . Ideal dasar prima merupakan ideal dasar semiprima, tetapi tidak sebaliknya. Kasus πΌπ di atas mengilustrasikan syarat kedua dalam Teorema 2.7 merupakan syarat perlu dan cukup πΌπ» semiprima. Teorema 4.1 Diberikan aljabar lintasan RE dan subhimpunan herediter tersaturasi π» β πΈ 0 . Ideal πΌπ» β π
πΈ adalah ideal dasar semiprima jika dan hanya jika untuk setiap lintasan π dengan π(π) β π = πΈ 0 \π», terdapat π β πππ‘β(πΈ) sedemikian sehingga π(π) = π (π) dan π (π) = π(π). Bukti : (ο) Andaikan terdapat lintasan π dengan π(π) β π, sehingga π(π) β π (π) atau π (π) β π(π) untuk setiap lintasan π β πππ‘β(πΈ). Akibatnya, ππ
πΈπ = {0} β πΌπ» . Karena ideal dasar πΌπ» semiprima maka π β πΌπ» sehingga π(π) β π», kontradiksi dengan π(π) β πΈ 0 \π». (ο) Andaikan ideal dasar πΌπ» tidak semiprima. Artinya, terdapat lintasan πΌ sehingga πΌπ
πΈπΌ β πΌπ» tetapi πΌ β πΌπ» atau π(πΌ) β π. Jika πΌπ
πΈπΌ β {0} maka terdapat lintasan π½ sehingga 0 β πΌπ½πΌ β πΌπ» . Artinya, π(πΌπ½πΌ) = π(πΌ) β π», sehingga πΌ β πΌπ» yang kontradiksi dengan πΌ β πΌπ» . Jika πΌπ
πΈπΌ = {0} maka untuk setiap lintasan πΎ berlaku πΌπΎπΌ = 0, sehingga π(πΌ) β π (πΎ) atau π (πΌ) β π(πΎ). Hal ini kontradiksi dengan hipotesis, sehingga haruslah πΌπ» semiprima. Kesemiprimaan mendasar aljabar lintasan bergantung kesemiprimaan dari ideal dasar {0}. Secara analog Akibat 2.8, Teorema 4.1 memiliki akibat berikut. Akibat 4.2 Aljabar lintasan RE merupakan aljabar semiprima mendasar jika dan hanya jika untuk setiap lintasan π, terdapat lintasan π sedemikian sehingga π(π) = π (π) dan π (π) = π(π). Setiap lintasan real π dalam aljabar lintasan π
πΈΜ terdapat π β , yakni lintasan hantu sedemikian sehingga π(π) = π (π β ) dan π (π) = π(π β ). Hal ini berarti bahwa π
πΈΜ selalu semiprima mendasar. Aljabar lintasan Leavitt πΏπ
(πΈ) merupakan aljabar lintasan π
πΈΜ yang memenuhi Definisi 3.1, sehingga Akibat 4.2 berakibat berikut. Akibat 4.3 Aljabar lintasan Leavitt πΏπ
(πΈ) pasti semiprima mendasar. Akan dicari syarat perlu dan cukup πΏπ
(πΈ) bersifat semiprima. Proses pembuktiannya memerlukan Teorema Reduksi (The Reduction Theorem) dalam [3, Theorem 2.2.11] yang menyatakan bahwa setiap elemen tak nol π₯ β πΏπ
(πΈ) terdapat lintasan πΌ, π½ β πππ‘β(πΈ) sedemikian hingga (i) 0 β πΌ β π₯π½ β π
π£ untuk suatu π£ β πΈ 0 atau (ii) 0 β πΌ β π₯π½ = π(π) dengan π suatu sikel tanpa jalan keluar dan π(π) polinomial tak nol dalam π
[π₯, π₯ β1 ]. JURNAL FOURIER (2017) 6 9-20
www.fourier.or.id
Kesemiprimaan Aljabar Lintasan dan Aljabar Lintasan Leavit
19
Perhatikan kembali πΏπ
(πΉ) pada Contoh 3.2, jika ring R diganti β€4 yang tidak semiprima maka πΏβ€4 (πΉ) semiprima mendasar tetapi tidak semiprima. Karena, terdapat ideal tak nol π½ β
π3 ({0Μ
, 2Μ
}) x π2 ({0Μ
, 2Μ
}) dalam πΏβ€4 (πΉ), dengan π½2 = {0}. Kesemiprimaan πΏπ
(πΈ) tidak bergantung pada struktur grafnya. Teorema 4.4 Aljabar lintasan Leavitt πΏπ
(πΈ) adalah semiprima jika dan hanya jika ring komutatif unital R juga semiprima. Bukti : (ο) Andaikan R tidak semiprima, maka terdapat elemen taknol π β π
, sehingga π 2 = 0. Karena π β 0, maka ππ£ β 0 untuk setiap titik π£ β πΈ 0 , dan terdapat π β πΏπ
(πΈ) sedemikian sehingga β ππ£πππ£ β 0 dikarenakan πΏπ
(πΈ) semiprima. Dapat ditulis π = βπ π=1 ππ πΌπ π½π untuk suatu ππ β π
, πΌπ , π½π β πππ‘β(πΈ), π β β, sehingga π π β β β 2 ππ£πππ£ = ππ£(βπ dan terjadilah π=1 ππ πΌπ π½π )ππ£ = π£(βπ=1 πππ ππΌπ π½π )π£ = π£(βπ=1 π ππ πΌπ π½π )π£ = 0, kontradiksi. Diperoleh R semiprima. (ο) Sebaliknya, andaikan πΏπ
(πΈ) tidak semiprima. Artinya, terdapat ideal tak nol β β πΏπ
(πΈ) sehingga β2 = {0}. Ambil 0 β π₯ β β maka dengan Teorema Reduksi dapat ditemukan πΌ, π½ β πππ‘β(πΈ) sehingga memenuhi (i) atau (ii). Kasus (i), 0 β πΌ β π₯π½ = ππ£ β β. Kesemiprimaan R berakibat π 2 β 0 dan 0 β π 2 π£ = (ππ£)2 β β2 = {0} adalah suatu kontradiksi. Kasus ke (ii), 0 β πΌ β π₯π½ = π(π) β β. Karena R semiprima dan juga π
[π₯, π₯ β1 ], maka π(π)2 β 0. Diperoleh, 0 β π(π)2 β β2 = {0} juga suatu kontradiksi. Jadi, πΏπ
(πΈ) semiprima. Telah dibahas suatu ideal admisibel (admissible ideal) dalam aljabar lintasan KE, sebagai ideal sisi yang mempunyai syarat tertentu [7]. Bagaimana dapat dikonstruksi ideal dasar admisibel dalam aljabar lintasan RE berdasarkan konstruksi ideal dasarnya. Jika konstruksi ini berhasil, dapat dilanjutkan pembentukan aljabar faktor dari RE berkaitan dengan ideal dasar admisibelnya. Selain sifat sederhana, prima dan semiprima mendasar, dapat dikembangkan klasifikasi lain Raljabar bebas berdasarkan ideal dasarnya, seperti R-aljabar reguler, reguler kuat, reguler lemah, primitif beserta sifat-sifatnya. Implementasi hasil penelitian yang mungkin adalah mencari syarat perlu dan cukup aljabar RE dan πΏπ
(πΈ) mempunyai klasifikasi khusus tersebut. Masih banyak masalah terbuka dapat dikaji dari aljabar lintasan dan aljabar lintasan Leavitt, yang tidak hanya pengembangan aljabar, tetapi analisis dan terapannya.
Penutup Aljabar lintasan π
πΈ dan aljabar lintasan Leavitt πΏπ
(πΈ) atas ring komutatif unital R dikonstruksi dari semigrupring yang merupakan aljabar asosiatif sekaligus bebas. Ideal dasar dalam π
πΈ dapat dibentuk dari subhimpunan herediter tersaturasi dalam πΈ 0 , demikian juga ideal dasar dalam πΏπ
(πΈ). Sifat prima mendasar, semiprima mendasar dalam π
πΈ maupun πΏπ
(πΈ) didefinisikan berdasarkan ideal dasarnya. Keprimaan mendasar aljabar lintasan RE dan aljabar lintasan Leavitt πΏπ
(πΈ) bergantung pada struktur grafnya, demikian pula kesemiprimaan mendasar dari RE. Sebarang πΏπ
(πΈ) bersifat semiprima mendasar, namun belum tentu semiprima. Aljabar lintasan Leavitt aljabar lintasan Leavitt πΏπ
(πΈ) semiprima jika dan hanya jika ring komutatif unital R juga semiprima. Karena lapangan K senantiasa semiprima, maka sebarang aljabar lintasan Leavitt πΏπΎ (πΈ) adalah semiprima.
Referensi [1] [2] [3]
Abrams, G. and Aranda Pino, G., 2008, The Leavitt Path Algebra of Arbitrary Graph, Houston J. Math., 34, pp. 423442. Abrams, G., Aranda Pino, G., and Molina, M.S., 2008, Locally Finite Leavitt Path Algebra, Israel J. Math., 165, pp. 329-348. Abrams, G., Ara, P. and Molina M.S., 2014, Leavitt Path Algebras, A Primer and Handbook, Springer, To appear. https://www.dropbox.com/s/ gqqx735jddrip8f/AbramsAraSiles_BookC1C2.pdf/dl=0
www.fourier.or.id
JURNAL FOURIER (2017) 6 9-20
20 [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13]
Khurul Wardati Aranda Pino, G., Perera, F., Molina, M. S., 2007, Graph algebras: bridging the gap between analysis and algebra, University of Malaga Press, Spain. Aranda Pino, G., Pardo, E., Molina, M.S., 2009, Prime Spectrum and Primitive Leavitt Path Algebras, Indiana Univ. Math. Journal 58, 869 β 890. Aranda Pino, G. , Barquero, D. M., Gonzalev, C. M., Molina, M. S., 2010, Socle Theory for Leavitt Path Algebra of Arbitrary Graph, Rev. Mat Iber. 26, pp. 611 β 638. Assem, I., Simson, D., Skowronski, A., 2005, Elements of the Representation Theory of Associative Algebras, Cambridge University Press, New York. Passman, D., 1997, The Algebraic Structure of Group Rings, John Wiley and Sons, New York. Tomforde, M., 2011, Leavitt Path Algebras With Coefficient In A Commutative Ring, J. Pure Appl. Algebra 215, pp. 471-484. Wardati, K., Wijayanti, I.E., Wahyuni, S., 2011, The Cuntz-Krieger Uniqueness Theorem of Leavitt Path Algebras, Proceedings of βThe 6th SEAMS-UGM Conference 2011β Algebra, pp. 183 β 192. Wardati, K., Wijayanti, I.E., Wahyuni, S., 2014, Keprimaan Mendasar Aljabar Lintasan Leavitt Atas Ring Komutatif, Artikel dipresentasikan dalam Seminar Nasional Aljabar dan Pengajarannya, di Jurusan Matematika Universitas Hasanudin Makassar, 3 β 4 Mei, 2014. Wardati, K., Wijayanti, I.E., Wahyuni, S., 2014, On Primeness of Path Algebras over a Commutative Unital Ring, JP Journal of Algebra, Number Theory and Applications, 34 (2), pp. 121 β 138. Wardati, K., Wijayanti, I.E., Wahyuni, S., 2015, On Free Ideal in Free Algebra over a Ring, J. Indones. Math. Soc., 21 (1), pp. 59 β 69.
JURNAL FOURIER (2017) 6 9-20
www.fourier.or.id