KESEHATAN GIGI DAN MULUT YANG EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK Oleh : Adelina Barus Email :
[email protected]
Abstrak Penelitian ini dilakukan melalui penyuluhan kesehatan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan kesehatan dan kecerdasan spiritualitas anak Sekolah Dasar dengan menggunakan media poster dan leaflet pada murid Sekolah Dasar Widuri Kelas I sampai dengan kelas VI. Kesehatan fisik dan mental merupakan faktor penentu dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional khususnya kesehatan individu, seperti kesehatan gigi dan mulut pada siswa. Basil dari SKRT 2001 (Survey Kesehatan Rumah Tangga) penyakit gigi dan mulut mencapai 60% dan hasil survey yang dilakukan Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia tahun 2003 terhadap anak-anak di Jakarta menunjukkan bahwa 70% dari jumlah anak yang menderita karies gigi dan peradangan gusi. Penyakit gigi pada peradangan merupakan ranking ke-10 di Indonesia. Karies gigi ini disebabkan oleh berbagai hal antar lain konsumsi makanan, pemeliharan gigi, dan mulut keadaan gigi itu sendiri. Kesehatan gigi dan mulut tidak lepas dari perilaku (Soekidjo, 1997). Pendidikan kesehatan anak sekolah khususnya untuk perilaku pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melakukan penyuluahan menggunakan media poster dan leaflet dan efektif dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak. Penelitian Endang Purwaningsih, dkk (Surabaya, 2002) menyatakan bahwa program pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut dalam penyuluhan status kesehatan gigi anak sekolah dengan menggunakan alat pemeriksaan OHIS (Oral hygiene Index Symplified) mempunyai hasil perubahan setelah dilakukan penyuluhan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis tingkat pengetahuan murid Sekolah Dasar Widuri Lebak Bulus Jakarta Selatan tentang kesehatan gigi dan mulut sebelum dan sesudah diberi penyuluhan dengan menggunakan media poster dan leaflet. Metode penghitungan penelitian ini menggunakan penelitian Quest experiment (Pre test dan pos test) dengan objek penelitian murid kelas I sampai dengan kelas VI Sekolah Dasar Widuri Lebak Bulus Jakarta Selatan dengan jumlah sebanyak 103 murid sebagai responden. Hasil dari analisis menggambarkan bahwa terdapat perbedaan yang.- signifikan dari pengaruh metode penyuluhan kesehatan dengan poster dan leaflet, serta dapat efektif dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak.
Keywords : Penyuluhan kesehatan gigi, leaflet, poster, kecerdasan spiritual
belum ditangani, dan penduduk yang pernah mengalami karies gigi
PENDAHULUAN
sebesar 71,2%. Hasil survey yang dilakukan Yayasan Kesehatan Gigi
A. Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan gigi dan mulut
(gilut)
pembangunan
penting
dalam
kesehatan,
salah
satunya disebabkan oleh rentannya kelompok anak usia sekolah dari gangguan kesehatan gigi.1 Menurut Andini kesehatan mulut dan gigi adalah
pintu
tubuh
secara
menuju
kesehatan
keseluruhan
dan
kesehatan mental.2 Penyakit gigi dan mulut yang menjadi masalah kesehatan
masyarakat
pada
umumnya adalah pada jaringan penyangga gigi (priodental desease) dan karies gigi/lubang gigi. Karies gigi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain konsumsi makanan, pemeliharaan gigi dan
gigi
pada
anak
merupakan masalah yang sangat penting dan utama dari penyakit gigi dan mulut di Indonesia. Survey Departemen
Kesehatan
(YKGI)
tahun
terhadap
anak-anak
di
menunjukkan
bahwa
2003 Jakarta
70%
dari
jumlah anak menderita karies gigi dan peradangan gusi. Penyakit gigi akibat
perpadangan
merupakan
ranking ke-10 di Indonesia. Karies gigi adalah penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor di antaranya terjadi interaksi dari empat faktor utama yang ada di dalam mulut yaitu 1) host (gigi dan saliva). 2) microorganisms (plak), 3) substrat (diet karbohidrat), 4) waktu.4 Faktor lain sebagai faktor predisposisi adalah a) Jenis kelamin, b) tingkat pendidikan, c) tingkat ekonomi, dan d) perilaku.5 Karies gigi merupakan penyakit kronis
keadaan gigi itu sendiri.3 Karies
Indonesia
pada
Kesehatan Rumah Tangga (KRT) tahun 2001 bahwa prevalensi karies aktif pada penduduk anak usia 10 sampai 12 tahun adalah 52% yang
yang bersifat irreversibel di mana kerusakan pada gigi tidak dapat sembuh seperti luka jaringan, bila dibiarkan
berlanjut
akan
menyebabkan kehilangan gigi dan kemudian
akan
mempengaruhi
proses pengunyahan, fungsi bicara dan penampilan estetis.6
Memelihara kesehatan gigi
Untuk itu, dalam upaya mengatasi
anak usia sekolah dilakukan dengan
dan mencegah terjadinya penyakit
cara
pemahaman
gigi dan mulut pada anak dilakukan
tentang kebersihan gigi dan mulut.
pendidikan kesehatan inasyarakat
Oleh karena itu, kepedulian akan
untuk perilaku pencegahan penyakit
kesehatan gigi harus ditanamkan
gigi dan mulut melalui penyuluhan.
sejak dini, sehingga menghindarkan
Tujuannya
anak dari masalah penyakit gigi.
perubahan dalam perilaku pada anak
Seringkali anak lalai untuk menjaga
usia sekolah imtuk dapat hidup
kesehatan gigi yang disebabkan oleh
sehat.
memberikan
perilaku anak yang negatif. Namun
adalah
agar
terjadi
Usaha promosi kesehatan
demikian, menanamkan kesadaran
dengan
anak akan pentingnya kebersihan
penyuluhan kesehatan gigi dengan
gigi memang tidak bisa dilakukan
menggunakan poster dan leaflet
secara
bertujuan agar terjadi perubahan
instan,
kesabaran
bahkan
ekstra.
dalam perilaku di bidang kesehatan
dilakukan, maka kesadaran menjaga
gigi dan mulut pada anak, dengan
kesehatan gigi ini akan menjadi
penekanan pada perilaku saat ini
kebiasaan sampai anak menjadi
dan
dewasa.
Dikemukakan
yang
akan oleh
datang. Notoatmojo
menjadi
(2002) bahwa perilaku kesehatan
hambatan dalam membersihkan gigi
sebagai respons seseorang terhadap
adalah 1)
stimulus yang berkaitan dengan
dengan
yang
hal
metoda
ini
Hal-hal
Bila
butuh
menggunakan
Anak tidak terbiasa
kegiatan
menyikat
gigi
penyakit.8
Lain
halnya
dengan
sehingga dianggap sebagai hal yang
Gochman (1998), yang menjelaskan
menakutkan bahkan menyakitkan,
bahwa perilaku atau sifat seseorang
2)
seperti harapan, keyakinan, presepsi,
Trauma
yang
diakibatkan
penyikatan gigi yang dipaksa oleh
dan
elemen
kognitif
lainnya
orang tua, 3) Pemilihan pasta gigi
mempengaruhi perilaku kesehatan.9
maupun sikat gigi yang tidak tepat
Pendidikan kesehatan gigi
sehingga anak tidak merasa nyaman
adalah suatu upaya atau kegiatan
serta
mengakibatkan
muntah.7
untuk
menyampaikan
pesan
mengenai kesehatan gigi kepada
suatu kurun waktu tertentu dan
anak
diselenggarakannya upaya ini secara
sekolah
dengan
kelompok/individu
harapan
mereka
dapat
berkesinambungan melalui paket
memperoleh pengalaman tentang
UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
kesehatan gigi yang lebih baik, dan
Usaha yaitu Paket Minimal, Paket
akhimya diharapkan pengetahuan
Standar, dan Paket Optimal.11 Di
tersebut,
bawah ini ada beberapa penjelasan
dapat
perubahan
mempengaruhi
perilaku
mereka.
mengenai
paket
UKGS
(Usaha
Perubahan perilaku yang dimaksud
Kesehatan Gigi Sekolah) yaitu:
adalah
1. Paket Minimal UKGS Tahap I
perilaku
yang
tidak
menguntungkan terhadap kesehatan
yang
giginya. Perubahan perilaku ini juga
Pendidikan/penyuluhan
yang menjadi tujuan dari pendidikan
kesehatan
secara umum pendidikan kesehatan
Pencegahan penyakit gigi mulut.
gigi
membutuhkan
kesungguhan
2. Paket
meliputi
gigi
Standar
a)
mulut.
UKS
b)
Yaitu
dalam pengetahuannya, sehingga
UKGS tahap II yang meliputi a)
peran pemulihan strategi dalam
Pelatihan
merencanakan pendidikan kesehatan
kesehatan
yang
dan sesuai dengan
kesehatan
Diharapkan
Pendidikan/
tepat
kebutuhan.
dengan
guru
dan
dalam gigi
tenaga bidang
mulut.
b)
penyuluhan
pembinaan penyuluhan kesehatan
kesehatan gigi dan mulut. c)
gigi
meningkatkan
Pencegahan penyakit gigi dan
anak-anak
mulut. d) Penjaringan kesehatan
struktur
gigi dan mulut siswa kelas 1 SD.
kebersihan gigi dan mulut.10 Usaha
e) Pengobatan darurat untuk
Kesehatan Gigi Sekolah adalah
menghilangkan rasa sakit. f)
bagian
Usaha
Pelayanan medic gigi dasar atas
Kesehatan Sekolah (UKS) yang
permintaan pada kelas I sampai
melaksanakan pelayanan kesehatan
dengan
gigi dan mulut secara terencana
demand), g) Rujukan bagi yang
pada para siswa terutama siswa
memerlukan.
dapat
pengetahuan sekolah
pada
dasar,
Integral
tentang
dari
sekolah tingkat dasar (STD). Dalam
kelas
VI
(care
on
3. Paket
Optimal
UKS
yaitu
memandirikan
masyarakat
untuk
UKGS Tahap III yang meliputi:
memelihara,
a) Pelatihan guru dan tenaga
melindungi kesehatannya melalui
kesehatan
peningkatan kesadaran,
kesehatan
dalam gigi
bidang mulut
b)
Pendidikan/penyuluhan kesehatan
gigi
dan
meningkatkan
dan
kemauan
kemampuan
serta
pengembangan lingkungan sehat".
mulut,
c)
Upaya
memperoleh
kesehatan
Pencegahan penyakit gigi mulut,
adalah anjuran semua agama. Dalam
d) Penjaringan kesehatan gigi
Alquran
dan mulut siswa kelas I, e)
Muhammad juga merujuk pada
Pengobatan
kesehatan
darurat
untuk
maupun
hadis
jasmani,
rohani,
dan
menghilangkan rasa sakit, f)
sosial
Pelayanan medic gigi dasar atas
berbentuk
permintaan pada kelas I sampai
kuratif, rehabilitatif.14 Pencegahan
dengan
on
pemeliharaan kesehatan gigi dan
demand), g) Pelayanan medic
mulut harus sejak dini, dimulai dari
gigi dasar sesuai kebutuhan
keluarga, sehingga meningkatkan
(treatment need) pada kelas
kesehatan
terpilih.
kelas
VI
(care
12
ajaran
upaya
Nabi
yang
dilakukan
promotif,
prefentif,
merupakan
agama
Islam
perintah kebersihan
adalah sebagian dari iman dan Penyuluhan Kesehatan di sekolah meliputi berbagai aspek di antaranya
penyuluhan
kesehatan
gigi yang merupakan bagian dari program pokok Puskesmas melalui Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS).
Merujuk
pada
hasil
Konferensi Internasioal I di Ottawa tahun
1986
kesehatan mulai
bahwa
Promosi
dikenal secara
luas.13 Promosi kesehatan adalah: "proses
pemberdayaan/
bahwa sehat adalah ibadah15.
dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan.
B. Metode Penelitian " 1. Jenis Penelitian dan Sumber
2. Sumber Penelitian Subyek
Data
penelitian
ini
Berdasarkan pembatasan
adalah informasi dari seluruh
dan perumusan masalah yang
Anak SD Widuri Lebak Bulus
telah diuraikan di atas, maka
Kec. Cilandak Jakarta Selatan,
judul penelitian mengarah pada
data hasil pra tes dan post tes
promosi kesehatan dengan nilai-
dokumentasi
nilai agama dalam poster dan
dengan
leaflet dapat merubah perilaku
sampel purpositive sampling,
anak
total sampling, simple random
SD
mereka
dan
menjadikan
peduli
terhadap
tentang
cara
sampling. perawat
gigi
Efektif
Lebak
Bulus
dalam
Meningkatkan
Kecerdasan Spiritual.
dengan
deskriptif,
metode
menggunakan
pendekatan
jenis
di
penelitian 1
potong lintng/croxs
sectional
dengan
Puskesmas
kesadaran
kesehatan gigi dan muiut dan tingkat
pelaksanaan
pemeliharaan pribadi terhadap sikat
siswa
dan
kecerdasan
spiritual mereka.
dengan desain penelitian Quasi Experiment
sebagai
melakukan
observasi terhadap
Metoda penelitian adalah kualitatif
pengambilan
Peneliti
Kesehatan Gigi dan Mulut Yang
UKGS
Sumber sekunder dalam penelitian
ini
adalah
buku
menggunakan cara pre test dan
kepustakaan, majalah Kesehatan
post tes di Sekolah Dasar Widuri
Gigi jurnal Kesehatan, hasil
Lebak Bulus. mengetahui
30
Peneliti ingin apakah
ada
penelitian (promosi kesehatan gigi,
Penyuluhan
Kesehatan
perubahan perilaku anak tentang
Gigi dan mulut menggunakan
kesehatan
Poster dan Leaflet, merubah
gigi
dan
mulut
sebelum dan setelah diberikan penyuluhan untuk itu penelitian
perilaku).
September 2012. Sikat gigi bersama anak-anak dituntun langsung oleh peneliti.
3. Desain Penelitian Desain
penelitian
digunakan
yang
yaitu
"Quasi
2) Mendapatkan,
data
awal
(base line data) tentang
Eksperiment" jenis Pre Test-Post
pengetahuan
test Nonequivalent Group Design,
siswa sebelum penelitian
dengan cara:
dimulai. Pre test dibeiikan
a. Tahap Persiapan
melalui
Pendekatan
dengan
dan
kuesioner
sikap
pada
Kepala
kelompok yang akan diberi
Sekolah melalui Guru masing
penyuluhan dengan media
Kelas 1-6 dengan jumlah sampel
poster, untuk mengetahui
103
sejauh mana siswa telah
siswa
kemudian
dikelompokkan
menjadi
bagian,
a)
yaitu
tiga
kelompok
mengetahui
tentang
pencegahan penyakit gigi.
diberikan metode poster, b) Satu
Kemudian
kelompok
media
penyuiuhan dengan media
leaflet, c) satu kelompok lagi
Poster selesai subjek (siswa)
tanpa diberikan perlakuan atau
diberi jeda waktu selama
intervensi sebagai (kelompok
satu
kontrol).
dilakukan post test dengan
diberikan
b. Pelaksanaan
setelah
(1)
minggu
pertanyaan
1) Dilakukan penjelasan dari
yang
untuk
untuk
sama,
mengetahui
peneliti kepada siswa atau
pemahaman\entang
pengunjung tentang proses
materi yang telah diberikan
pendidikan kesehatan gigi
melalui poster.
dan mulut serta maksud dan
3) Di
hari
kedua,
apa
peneliti
tujuannya.
Peneliti
melakukan hal yang sama
kemudian
membagikan
dengan hari pertama, hanya
sikat gigi kepada semua
saja
siswa.
kelompok
yakni
Waktu pada
penelitian
bulan
Juni-
pada
adalah diberikan
hari yang
kelompok
kedua diteliti yang
penyuluhan
dengan memberikan media leaflet
ke
setiap
adapun pelaksanaannya
anak,
Gambar 3.1
teknis
Diagram Variable Kelas
sama
dengan hari pertama. 4) Satu minggu setelah Poster dan
pemberian
leaflet
mengenai kesehatan gigi,
Tabel 3.1
peneliti melakukan pos test terhadap semua kelompok
Frekuensi Variabel Kelas
termasuk kelompok kontrol, Jumlah
Persentase
Kelas I
17
16.5%
sebelumnya untuk masing-
Kelas II
9
8.7%
masing kelompok. Setelah
Kelas III
20
19.4%
post
dilakukan
Kelas IV
15
14.6%
awancara
Kelas V
23
22.3%
Kelas VI
19
18.4%
103
100.0%
dengan yang
hari
kedatangan
telah
ditentukan
test,
observasi
dan
dengan
siswa
mengetahui
untuk
peningkatan
pelaksanaan ibadat
Kelas
Total
Dari diagram dan tabel di atas
C. Analisis Penelitian
dapat dilihat bahwa jumlah responden
1. Analisis Univariat / Stat
dari kelas I ada 17 orang (16.5%), dari
Deskriptif yang
kelas II ada 9 orang (8.7%), pada saat
digunakan dalam penelitian ini
penelitian dilakukan memang jumlah
adalah Kelas, Skor Pile-Test dan
murid kelas II paling sedikit dengan
Skor
hasil
kelas yang lainnya, dari kelas III ada 20
kuesioner yang disebar kepada
orang (19.4%), dari kelas IV ada 15
103 responden,mendapat hasil
orang (14.6%), dari kelas V ada 23
Variabel/parameter
Post-Test.
Dari
sebagai berikut:
orang (22.3%), dan dari kelas VI ada 19
(1) Kelas Untuk
orang (18.4%). variabel
Kelas,
diperoleh diagram dan tabel frekuensi sebagai berikut:
Dari keseluruhan
jumlah
responden
berjumlah
103
murid
dengan usia rata-rata sebagai berikut :
Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah responden yang berusia 10 tahun ada
sejumlah
57
orang
(49,5%),
<10 tahun dengan jumlah 51
sedangkan yang berusia > 10 tahun ada
orang (49.5%).
sejumlah 52 orang (50,5%).
>10 tahun dengan jumlah 52 orang (50.5%).
(3) Metode Penyuluhan Menggunakan Media
Artinya
karakteristik
umur
Untuk
pada responden ini umur diatas 10
penyuluhan
tahun, lebih banyak dari umur 10 tahun.
media
Artinya, tingkat pemahaman tentang
diperoleh
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut,
berikut:
variable dengan
Poster
dan
tabel
metode
menggunakan Leaflet
frekuensi
dapat sebagai
dengan menggunakan metode poster dan media leaflet, lebih baik atau lebih
Tabel 3.3
mengerti selain itu rersponden yang
Frekuensi Metode Penyuluhan
tinggal dekat sekolah sedikit karena lokasi
lingkungan
komplek
perumahan
dibuktikan
dengan
atau awal
penerimaan tahun ajaran baru muridmurid f yang mendaftar hanya sekitar
Jenis/Media
Kelas
Jumlah
Present ase
Poster
V dan VI
42
40,8%
Leaflet
III dan IV
35
34,0%
I dan II
26
25,2%
103
100,0%
Tanpa Media Total
lingkungan perumahan tersebut. (2) Usia
Dari tabel di atas dapat diambil
Untuk
variabel
diperoleh
tabel
usia frekuensi
sebagai berikut:
dilihat bahwa jumlah responden yang diberikan promosi dengan media poster pada kelas V dan VI ada sejumlah 42
Tabel 3.2
orang murid (40,8%) dengan media
Frekuensi Variabel Usia
leafletpada kelas III dan IV ada sejumlah 35 orang murid (34,0%) dan
Usia
Jumlah
Present ase
<10 tahun
51
49,5%
> l0 tahun
52
50,5%
Total
103
100,0%
yang tidak diberikan Hasil Pre test dengan skor baik adalah >80 dan jumlah siswa nya
terdapat 4 anak, nilai sedang diperoleh
Berikut ini adalah nilai
71 anak dengan nilai <80 dan 28 anak
mean
mendapat skor buruk dengan nilai <60.
deviasi dan skor Pre-
Setelah diberikan penyululian tentang
Test dan Post-Test:
dan
standar
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada liasil pos-test terdapat 98 anak
Tabel 3.6
mendapat nilai baik >80 dan 5 anak
Nilai Mean Skor Pre-Test dan
mendapat nilai sedang <80, sedangkan
Post-Test Skor OHIS
tidak ada satu pun orang yang mendapat
Mean
nilai buruk. Hal ini menunjukkan bahwa
N
Std Deviation Std. Error Mean
Pair
Skor
OHIS 2.3806
premi membawa liasil yang lebih
(Pre-Test)
efektifbagi
1 Skor OHIS
103 103 75862
07475
35714
03519
7903
(Post -Test)
Dilihat pada liasil Post test dengan jumlah 98 orang mendapat nilai
Terlihat bahwa mean (rata-rata)
baik, dan 5 orang mendapat nilai
skor Post-Test lebih kecil dan Pre-Test.
sedang. Sedangkan 0 orang mendapat
Artinya penilaian pada Post-Test lebih
nilai buruk. Sebagai perbandingan skor
baik daripada Pre-Test.
Pre test dan Post test ada perbedaan
Berikut ini adalah liasil analisa
sigmifikan.
statistik dan Paired-Samples T Test: 2. Analisis Statistik Bivariat Analisis bivariat yang digunakan Tabel 3.7
dalam penelitian ini adalah PairedSamples
T
Test,
karena
Hasil Analisa Statistik dan Paired-
ingin
Samples T Tes
membandingkan skor Pre-Test dan
Paired Difference
Post-Test. vaniansi),
Serta karena
ANOVA
(analisis
ingin
melihat
Mean
Std. Deviatio n
Std. Error Mean
perbedaan liasil dan metode promosi yang dibuat.
Pair Skor OHIS (Pre-Test) 159029 76396 1
07527
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
144098
173960
Skor OHIS (Post-Test)
a. Skor OHIS 1) Perbandingan Skor Pre-Test dan Post-Test
t
df
21.126
102
Sig (2.tailed .000
Dari tabel di at as terlihat bahwa
nilai
0.000<0.05.
Sig.
sebesar
Artinya
perbedaan
yang
ada perbedaan yang signifikan di antara masing-masing kelompok.
ada
signifikan
Tabel di bawah ini untuk melihat
apakah
ada
skor
perbedaan
antara skor Pre-Test dan Post-
peningkatan
OHIS
untuk
Test. Di mana nilai skor Post-
kelompok siswa yang diberikan metode
Test lebih rendah dari Pre.Jest.
promosi dengati yang tidak diberikan
Atau dengan kata lain nilai
metode promosi.
pengukuran OHIS pada PostTest lebih baik dari Pre-Test.
Tabel 3.9 Analisis statistik ANOV Metode Promosi Terhadap Skor OHIS
2) Pengaruh Metode Promosi Sum of df Squares
Terhadap Skor OHIS Berikut ini adalah analisis statistik
ANOVA,
untuk
melihat
apakah
ada
perbedaan
skor
post-test
untuk kelompok siswa yang diberikan metode promosi dengan yang tidak diberikan
Between Groups Within Groups Total
1.322 58.209 59.530
2 100 102
Mean F Squares
Sig
.661 .582
.325
1.135
Dari tabel di at as terlihat bahwa nilai Sig. sebesar 0.325 0.05. Artinya tidak ada perbedaan yang signiflkan di antara masing-masing kelompok.
met ode promosi. Tabel 3.8
b. Skor Pengetahuan
Analisis statistik ANOV Metode Promosi
1) Perbandingan Skor Pre-Test dan Post-Test
Terhadap Skor OHIS
Berikut ini adalah nilai mean dan standar deviasi dan skor
Sum of Squares Between Groups 1.539 Within Groups 11.471 Total 13.010
df
Mean Squares
2 .769 100 .115 102
F
Sig
Pre-Test dan Post-Test: 6.707 .002
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai Sig. sebesar 0.000 <0.05. Artinya
kata lain pengetahuan siswa pada Post-
Tabel 3.10 Skor Pre-Test dan Post-Test Mean N Pair Skor 9.83 103 Pengetahuan 1. (Pre Test) Skor Pengetahuan 18.34 103 (Post-Test)
Test lebih baik dan Pre-Test.
Std. Deviation
Std.Error Mean
2.405
.237
1.866
.184
2) Pengaruh
Met
ode
Promosi
Terhadap Pengetahuan Siswa Berikut ini adalah analisis statistik ANOVA, untuk melihat apakah ada perbedaan skor post-test
Terlihat bahwa mean (rata-rata)
untuk
skor Post-Test lebih besar dan Pre-Test.
kelompok
siswa
yang
diberikan metode promosi dengan
Artinya penilaian pada Post-Test lebih
yang
baik daripada Pre-Test.
tidak
diberikan
metode
promosi.
Berikut ini adalah hasil analisa statistik dari Paired-Samples T Test:
Tabel 3.12 Pengaruh Metode Promosi Terhadap Pengetahuan Siswa
Tabel 3.11 Paired Samples Test Peirde Differences 95% Confidence Std. Std Error Interval of the Mean Deviation Mean Difference
Pair Skor Pengetahuan 1 (Pre Test) Skor Pengetahuan (Post-Test)
-8.505 2.441
.241
Lower
Upper
-8.982
-8028
Sum of Squares df
Mean F Squares
Sig
Between Groups
65.559 289.548 2
32.780
.000
Within Groups
355.107
2.895
Total
100
11.321
102
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai Sig sebesar 0.000<0.05. Artinya ada perbedaan yang signifikan di antara
T
df
Sig (2-tailed)
-35.361
102
.000
masing-masing kelompok. Sedangkan tabel di bawah ini untuk melihat apakah ada perbedaan
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai Sig. sebesar 0.000<0.05. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pengetahuan pada Pre-Test dan Post-Test. Di mana nilai skor Post-Test lebih tinggi dan Pre-Test. Atau dengan
peningkatan
pengetahuan
untuk
kelompok siswa yang diberikan metode promosi dengan yang tidak diberikan metode promosi.
Tabel 3.13 Pengaruh Metode Promosi Terhadap Pengetahuan Siswa kue diff Sum of df Squares Between Groups Within Groups Total
Mean F Squares
56.556 2 28.278 551.192 100 5.512 607.748 102
Sig
5.130 .008
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai Sig. sebesSr 0.008 0.05. Artinya ada perbedaan
yang signifikan di
antara masing-masing kelompok.
perencanaan yang baik serta memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
PEMBAHASAN
1. Dapat
dilihat
adanya
pengaruh
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
2. Berorientasi ke masa depan 3. Dapat
leaflet
dalam
meningkatkan
menyelesaikan
suatu
masalah
dengan menggunakan media poster dan media
terus
menerus
Dari penelitian analisis diatas dapat
dilaksanakan
4. Mempunyai tujuan Gigi merupakan organ manusia
pengetahuan terhadap kesehatan gigi dan mulut (OHI-S) Oral Hygiene Index
yang terpenting. Tanpa gigi manusia
Simplefied, sehingga peneliti bermaksud
tidak
lebih
jauh
tentang
penyuluhan
akan enak
makanan.
Gigi
dalam
mencerna
berfungsi
untuk
mengunyah setiap makanan yang masuk
kesehatan gigi lebih ditingkatkan. untuk
ke mulut untuk diteruskan ke tubuh
mencegah terjadinya penyakit gigi dan
manusia, tentunya makanan yang sudah
mulut
diadakan
halus. Masa ini akan terus berlangsung
penyuluhan kesehatan gigi secara dini
mulai dari masa anak-anak. sampai
pada
dewasa.
Salah
satu
adalah anak,
upaya perlu
karena
penyuluhan
Gigi
kesehatan gigi merupakan tindakan
merupakan
bagian
pencegahan primer sebelum terjadinya
terpenting dalam mulut yang dap at
suatu penyakit. Penyuluhan kesehatan
berfungsi untuk makan dan berbicara.
gigi memegang peranan penting di
Kerusakan gigi merupakan salah satu
sekolah untuk meningkatkan kesadaran
penyakit
para murid dalam menjaga giginya agar
kurangnya kebersihan gigi dan mulut,
bertahan
adalah
Anak usia sekolah merupakan usia
penyampaian informasi dari sumber
dimana mereka lebih cenderung untuk
informasi
atau
memilih makanan yang manis seperti
sekelompok orang mengenai berbagai
cokelat dan permen. Hal ini menjadi
hal
faktir utama meningkatnya anak usia
yang
lama.
Penyuluhan
kepada berkaitan
seseorang dengan
suatu
disebabkan
oleh
sekolah dengan masalah kerusakan gigi.
program. Program
yang
penyuluhan
dalam
pelaksanaannya harus membuat suatu
Oleh
karena
itu,
perlu
dilakukan
pendidikan kesehatan terhadap anak
usia
sekolah
tentang
kesehatan gigi dan mulut.
pentingnya
Terlihat bahwa rata-rata A.
skor post-test lebih kecil dari pre-
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis penelitian Pengaruh Penyuluhan
test artinya penilaian pada posttest lebih baik dari pre-test. Berdasarkan metode yang
Kesehatan Gigi clan Mulut dengan menggunakan media poster dan
digunakan
media
pengetahuan sebelum dilakukan
leaflet
efektif
meningkatkan
dalam
pengetahuan
intervensi
bahwa
pada
nilai
kelompok
terhadap kesehatan gigi dan mulut
responden dengan metode media
OHIS
poster dan media leaflet pada
(Oral
Simplified) spiritual Sekolah
Hygene serta
pada Dasar
Index
kecerdasan murid-murid
Widuri
Lebak
Bulus Jakarta Selatan 2012.
murid-murid
Sekolah
Dasar
Widuri kelas I - VI ada perbedaan skor post-test untuk kelompok murid
yang diberikan metode
pengaruh
promosi dimana terlihat bahwa
signifikan dari hasil penelitian dari
nilai sig sebesar 0,0000 < 0,05
pre test dan post test pada skor
artinya
OHIS. Terlihat tingkat kebersihan
signifikan antar skor pre-test dan
gigi dan mulut sebelum diberi
post-test lebih rendah dari pre-test
penyuluhan OHIS 2.3806 dan
atau dengan kata lain melalui
setelah diberi penyuluhan OHIS
pengukuran OHIS (Oral Hygene
0.7903 dari seluruh murid kelas 1
Index Simplified) pada post-test
s/d 6 SD Widuri Lebak Bulus,
lebih baik dari pre-test.
Adanya
ada
perbedaan
yang
Jakarta Selatan sejumlah 103 anak
Terlihat bahwa rata-rata
yang diperiksa sebagai responden
skor Post-Test lebih besar dan
seluruhnya serta standart deviasi
Pre-Test artinya penilaian pada
35714 serta standart eror mean
Post-Test lebih baik daripada Pre-
03519 teiiihat bahwa rata-rata skor
Test.
post test lebih kecil dari pre tets,
Dari hasil statistis yang
artinya penilaian pada post test
telah diteliti bahwa terdapat hasil
lebih baik dari pre test.
dengan penyuluhan dengan media poster terjadi penurunan OHIS
menjadi lebih baik sebesar 41kali
poster
sehingga
lebih
merupakan suatu metode yang
kali
efektif untuk meneguhkan sikap
sedangkan dengan hasil media
responden untuk mencapai tujuan
leafet terjadi penurunan OHIS
dengan
sebesar 34 kali dan pengetahuan
penyuluhan
menjadi meningkat 34 kali dan
yang bersifat dua arah sehingga
tanpa
media
harapan
penurunan OHIS 25 kali serta
tercapai.
pengetahuan
meningkat
sebesar
41
menggunakan
dan
media
mengatur
alur
kepada
yang
leaflet
waktu
responden
dituju
dapat
pengetahuannya juga meningkat hanya 25 kali.
B.
SARAN-SARAN
Media penyuluhan dengan
Kesimpulan dari penelitian
menggunakan media poster dan
ini dapat diambil saran untuk
media leaflet sering dilakukan
upaya pencegahan penyakit karies
dengan
gigi/lubang
harapan
menyampaikan
dapat
informasi
gigi
terhadap
dan
pengetahuan tingkat kebersihan
meneguhkan sikap yang positif
gigi dan mulut pada murid-murid
terhadap topikyang tersampaikan
Sekolah Dasar Widuri Cilandak,
dalam informasi. Media poster
Jakarta Selatan.
dan leaflet memiliki peran untuk
Upaya
pencegahan
mengubah atau meneguhkan sikap
penyakit karies gigi/lubang gigi
audiensi sesuai dengan keinginan
dilakukan setelah mengidentifikasi
yang
Keberhasilan
karakteristik responden dengan
metode poster dan leaflet ini
mempertimbangkan pengetahuan
ditentukan
kemampuan
dan perilaku responden mengenai
penyuluh untuk menyampaikan
tingkat kebersihan gigi dan mulut
informasi
sebelum dilakukan intervensi.
diharapkan.
oleh
tentang
pentingnya
kesehatan gigi dan mulut pada murid-murid
Sekolah
Dasar
Untuk Kecamatan
Puskesmas Cilandak
Barat,
Widuri Jakarta Selatan. Meskipun
Jakarta Selatan perlu kerja sama
demikian
membuat program UKGS (Usaha
dengan
metode
penyuluhan
menggunakan
media
Kesehatan
Gigi
Sekolah)
di
Sekolah
Dasar
Widuri
Lebak
pada anak-anak atau murid-murid
Bulus Jakarta Selatan, berupa
terutama
dalam
kegiatan
perilaku
yang
penyuluhan
kesehatan
gigi
tentang
dan
menanamkan positif
serta
mulut
menanamkan perilaku bersih dan
(promotif), pencegahan penyakit
sehat khusus dalam ibadah selalu
gigi dan mulut (preventif), dan
mengingatkan
perawatan gigi dan mulut yang
murid agar selalu hidup ersih dan
bermasalah
sehat (gigi sehat, ibadah dahsyat).
(kuratif),
murid-murid
sehmgga
mengetahui
kepada
murid-
dan
Untuk responden (murid-
mengerti bagaimana memelihara
murid) Sekolah Dasar Widuri
kesehatan gigi dan mulut sejak
Lebak Bulus Cilandak, Jakarta
dini.
Selatan disarankan agar anak-anak Perlu diadakan kegiatan-
kegiatan
seperti
dapat
lebih
meningkatkan
promotif,
kesehatan gigi dan mulut dengan
preventif, kuratif secara berkala
raj in menggosok gigi 3 kali
dan sikat gigi massal, lomba gigi
sehari, minimal 2 kali sehari
sehat
dapat
setelah sarapan dan sebelum tidur
memotivasi murid-murid untuk
malam, perbanyak makanan yang
mempunyai
dalam
berserat dan berair, menghindari
memelihara kesehatan gigi dan
makanan yang manis-manis dan
mulut sejak dini.
yang mudah melekat pada gigi,
yang
Untuk
bertujuan
kebiasaan
Dasar
kontrol ke klinik gigi atau dokter
Widuri Jakarta Selatan, untuk
gigi terdekat setiap 6 bulan sekali
UKS/UKGS agar dapat bekerja
sehingga apabila ada kelainan
sama dengan Puskesmas setempat
ditangani
seperti
Sekolah
kegiatan
penyuluhan,
pencegahan dan perawratan pada gigi yang bermasalah. Para guru juga disarankan bekerja sama dengan para orang tua murid untuk ikut berrtanggung jawab terhadap kesehatan gigi dan mulut
sedini
mungkin.
DAFTAR PUSTAKA Suwelo, Karies Gigi pada Anak dengan Berbagai Faktor Etiologi 21 (Jakarta: EGC, 1992) Trisnawati Tjahyadi, Arroyyan Dwi Andini, Gigi Sehat Ibadah Dahsyat (Jogyakarta: Pro- U Media, 2011) Suwelo, Karies Gigi pada Anak dengan Berbagai Faktor Etiologi 16 (Jakarta: EGC, 1992) Reich E. Lussi A & Newbrun,E ‘’Caries- resk Assesmet’’ Internasall Dental Jurnal,1999 Suwelo, Peranan Pelayanan Kesehatan Gigi Anak, 32 Kid,E.A.M and Bechal Sj. Dasar Caries Penyakit dan Penanggulangannya, alih bahasa Narlan Sumawinata,dkk, 18 Trisnawati Tjahyadi A.D.A Gigi Sehat Ibadah Dahsyat, 24 Noto Atmojo S. Ilmu Perilaku Kesehatan (Jakarta: Tineka Cipta, 2002), 20 Gocman,D.S. Health Behavior, Emergency Research Perspectives (New York: Plenum.Press, 1998), 10 Noto Atmojo S. Ilmu Perilaku Kesehatan (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),20
Pedoman Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pelayanan Medis, Direktorat Kesehatan RI, 1996) Pedoman Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (DepKes RI, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Direktorat Kesehatan Gigi, 1996) 3- 4 _________, Promosi Kesehatan Komitmen Global Dari OtawaJakarta, Nairobi Menuju Rakyat Sehat (Jakarta: Departemen Kesehatan, 2000) 3 Al-Hafidzh Ahsin W. A. A, Fikih Kesehatan (Jakarta: Amzah, 2007). 14 Al-Hafidzh Ahsin W. A. A, Fikih Kesehatan (Jakarta: Amzah, 2007). 17 G.Rizali Noon ‘’Mempersiapkan Praktek Dokter Gigi Menjelang Indonesia Sehat 2010’’ (UI, 2010) Penelitian Djuita, Ani dkk, "Hubungan Kualitas Pelayanan Dan Promosi Terhadap Hasil Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Balai Pengobatan Gigi Puskesmas Dati II Blora" (1998) Penelitian. Ronny Komitour, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis (Jakarta: 8PM,2005) 7