KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII MTSN TALAOK KECAMATAN BAYANG
ARTIKEL ILMIAH
RAFLI NANDA PUTRA NPM. 09080368
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL ILMIAH
Kesalahan Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan dalam Teks Berita Siswa Kelas VIII MTsN Talaok Kecamatan Bayang Nama NPM Program Studi Institusi
: Rafli Nanda Putra : 09080368 : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat
Padang, 26 September 2014 Disetujui oleh, Pembimbing I
Drs. Wirsal Chan
Pembimbing II
Silvia Marni, M.Pd
HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH Kesalahan Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan dalam Teks Berita Siswa Kelas VIII MTsN Talaok Kecamatan Bayang Nama NPM Program Studi Institusi
: Rafli Nanda Putra : 09080368 : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat
Padang, 26 September 2014 Disahkan oleh: Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Wirsal Chan
Silvia Marni, M.Pd
Diketahui, Ketua Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia
Iswadi Bahardur, S.S.,M.Pd.
KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII MTsN TALAOK KECAMATAN BAYANG
Oleh Rafli Nanda Putra1 , Drs. Wirsal Chan2, Silvia Marni, M.Pd.3, 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) dan 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kesalahan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan dalam teks berita siswa kelas VIII MTsN Talaok Kecamatan Bayang. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Data berjumlah 40 teks berita. Hasil penelitian menunjukkan. Pertama, kesalahan penggunaan huruf kapital terdapat sepuluh kesalahan dari lima belas aturan pemakaian huruf kapital. jenis kesalahan penggunaan huruf kapital yang cenderung dilakukan adalah huruf kapital dipakai di tengah dan akhir kata. Kedua, kesalahan penggunaan tanda baca terdapat enam kesalahan dari lima belas aturan pemakaian tanda baca. Jenis kesalahan penggunaan tanda baca yang cenderung dilakukan adalah kesalahan penggunaan tanda koma tidak dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Kata kunci: Kesalahan, penggunaan, EYD, teks berita, siswa
USE OF SPELLING ERRORS ARE ENHANCED TEXT IN THE NEWS CLASS VIII MTsN TALAOK DISTRICT SHADOWS
by Rafli Nanda Putra1, Drs. Wirsal Chan2, Silvia Marni, M.Pd.3, 1) Students STKIP PGRI West Sumatra 2) and 3) Lecturer Education Studies Program Language and Literature Indonesia STKIP PGRI West Sumatra ABSTRACT The problems discussed in this study is how the label spelling errors using enhanced text In the news class VIII grade students MTsN Talaok District of Bayang. Tension this study is a qualitative label articles using descriptive methods. Data are 40 text news. Results indicate. First, there is a misuse of capital letters fault ten rules of fifteen usage of capital letters. Tension misapplication the capital letters capital letters tend to do is used in the middle and end said. Second, there is a misapplication read signs six errors of fifteen use punctuation rules. Tension misapplication read signs that tends to be done is misuse comma is not regular prayers used to avoid articles read in rear specification mutation found in sentences.
Keywords : Errors, use, EYD, text news, students
PENDAHULUAN Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan kaidah atau aturan-aturan yang digunakan untuk memindahkan bahasa lisan ke dalam bahasa tulis. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Lamuddin (2013:19), menyatakan bahwa ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Bahasa lisan mengandung aspek tekanan suara serta bahasa tubuh, sedangkan bahasa tulis mengandung aspek tentang ejaan, diksi, kalimat, dan paragraf. Agar sebuah tulisan dapat dibaca secara jelas oleh pembaca, maka tulisan tersebut harus memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Teks berita merupakan salah satu naskah yang berisikan informasi penting berupa fakta dan opini dengan membahas peristiwa terhangat yang terjadi dalam kehidupan manusia. Agar suatu berita memiliki isi yang bisa diterima dengan mudah oleh penerima berita, maka bahasanya harus jelas. Penggunaan bahasa Indonesia secara jelas dalam suatu tulisan ditunjang oleh penerapan ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia, yaitu Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Oleh sebab itu, penerapan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) perlu diperhatikan penulis dalam menulis teks berita. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan guru Bahasa Indonesia (Melia Kontesa, S.Pdi) MTSN Talaok Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan pada tanggal 21 November 2013, diperoleh informasi bahwa masih ada siswa yang belum bisa menulis berita menggunakan bahasa yang baik dan benar. Para siswa lebih cenderung menggunakan bahasanya sendiri tanpa memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dengan tepat. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian kesalahan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan dalam teks berita siswa. Penelitian ini difokuskan pada Kesalahan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam Teks Berita Siswa Kelas VIII MTsN Talaok Kecamatan Bayang ditinjau dari penggunaan huruf kapital dan penggunaan tanda baca yang meliputi tanda titik, tanda koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda seru, serta tanda petik. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah kesalahan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam teks berita siswa kelas VIII MTsN Talaok Kecamatan Bayang ditinjau dari penggunaan huruf kapital dan penggunaan tanda baca yang meliputi tanda titik, tanda koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda seru, serta tanda petik? Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan kesalahan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam teks berita siswa kelas VIII MTsN talaok Kecamatan Bayang ditinjau dari penggunaan huruf kapital dan penggunaan tanda baca yang meliputi tanda titik, tanda koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda seru, serta tanda petik. Ejaan adalah seperangkat sistem yang digunakan untuk memindahkan bahasa lisan ke dalam bahasa tulis (Semi, 2009:151). Menurut Lamuddin (2013:19), ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Selanjutnya Ermanto (2009:26) menyatakan bahwa ejaan merupakan seperangkat aturan yang diibuat untuk dipedomani dalam memindahkan bahasa lisan suatu masyarakat menjadi bahasa tulis. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ejaan adalah salah satu kaidah berbahasa baku yang mengatur pemindahan bahasa lisan ke bahasa tulisan. Pemakaian ejaan diatur dalam buku Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang dikeluarkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Dalam buku tersebut, dilampirkan unsur-unsur yang terdapat dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang terdiri dari pemakaian huruf, pemakaian huruf kapital dan huruf miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca. Mengingat luasnya permasalahan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), maka dalam penelitian ini hanya dua unsur yang dipakai dalam kajian teori, yaitu pemakaian huruf kapital dan pemakaian tanda baca. Menurut Assegaf (1991:24), berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karena luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula karena segi human interes seperti humor, emosi, dan ketegangan. Dapat disimpulkan bahwa berita adalah informasi terbaru tentang suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia yang menarik perhatian dan mengundang keingintahuan pembaca. Isi berita tersebut harus menggunakan bahasa yang jelas agar diterima dengan mudah oleh penerima berita.
METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan di MTsN Talaok Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Sekolah ini terletak di Jalan Pasar Baru-Asam Kumbang KM 6. Entri penelitian ini adalah kesalahan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam teks berita siswa kelas VIII MTsN Talaok Kecamatan Bayang. Peneliti hadir di sekolah dan melakukan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia tentang kesalahan penggunaan EYD yang terdapat dalam tulisan siswa. Objek penelitian ini adalah kesalahan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam teks berita siswa. Data dalam penelitian ini adalah kalimat yang terdapat kesalahan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam teks berita siswa. Sumber data dalam penelitian ini adalah teks berita siswa kelas VIII MTsN Talaok Kecamatan Bayang yang berjumlah 40 teks berita siswa. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang berperan sebagai perencana, pengumpulan data, penafsiran data, dan pelapor hasil penelitian. Instrumen lain adalah format inventarisasi data. Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan teknik sebagai berikut. Pertama, memberi kode sumber data. Kedua, mengidentifikasi kesalahan penggunaan ejaan yang disempurnakan. Ketiga, mengkalisifikasikan kesalahan penulisan ejaan yang disempurnakan yang terdapat dalam teks berita siswa. Keempat, penginventarisasian data, data yang telah diklasifikasi kemudian diinventarisasi. Untuk memeriksa keabsahan data penelitian ini, digunakan teknik triangulasi. Teknik triangulasi dalam penelitian ini dimanfaatkan sebagai pengecekan keabsahan data yang peneliti temukan dari hasil identifikasi kesalahan penggunaan ejaan yang disempurnakan dalam teks berita siswa. Teknik analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut. Pertama, membaca teks berita siswa. Kedua, mengidentifikasi bentuk kesalahan penggunaan EYD yang terdapat dalam teks berita siswa. Ketiga, mengklasifikasikan sesuai dengan kategori kesalahan yang ditemukan. Keempat, memberikan kesimpulan terhadap kesalahan penggunaan EYD dalam teks berita siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam teks berita siswa kelas VIII MTsN Talaok Kecamatan bayang, huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat, petikan langsung, nama Tuhan dan kitab suci, unsur-unsur nama orang, nama bulan dan hari, nama geografi, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, judul karangan, penunjuk hubungan kekerabatan, dan huruf kapital dipakai di tengah dan akhir kata. Total kesalahan penggunaan huruf kapital yaitu 947 kesalahan. Dalam hal ini ditemukan sepuluh kesalahan dari 15 aturan pemakaian huruf kapital. Penulisan tersebut seharusnya menggunakan huruf kapital pada awal katanya, tetapi ditulis dengan huruf kecil dan juga ditulis dengan huruf kapital di tengah kalimat. Kesalahan penggunaannya dapat dilihat pada pembahasan berikut ini. a. Huruf Kapital Tidak Dipakai sebagai Huruf Pertama Awal Kalimat Kesalahan penggunaannya dapat dilihat pada contoh berikut. kejadian ini mengakibatkan 2 orang luka bakar (Data 02). Pada contoh tersebut, terdapat kesalahan penggunaan huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat. Kesalahan tersebut terdapat pada kata kejadian. Dalam Ejaan Yang Disempurnakan, penulisan setiap awal kalimat menggunakan huruf kapital. Penulisan yang benar, yaitu Kejadian ini mengakibatkan 2 orang luka bakar (Data 02). b. Huruf Kapital Tidak Dipakai sebagai Huruf Pertama Petikan Langsung Kesalahan penggunaannya dapat dilihat pada contoh berikut. “mungkin bukan rezeki saya” (Data 12). Pada contoh tersebut, terdapat kesalahan penggunaan huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama pada petikan langsung. Penulisan kata mungkin seharusnya menggunakan huruf kapital, tetapi ditulis dengan huruf kecil. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu “Mungkin bukan rezeki saya” (Data 12). c. Huruf Kapital Tidak Dipakai sebagai Huruf Petama dalam Ungkapan yang Berhubungan dengan Nama Tuhan dan Kitab Suci, termasuk Kata Ganti untuk Tuhan Kesalahan penggunaannya dapat dilihat pada contoh berikut. akibat kecelakaan itu alhamdulillah tidak ada yang meninggal, tapi hanya luka-luka kecil saja (Data 13). Pada contoh tersebut, terdapat kesalahan penggunaan huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama yang berhubungan dengan nama Tuhan. Penulisan kata alhamdulillah seharusnya menggunakan huruf kapital, tetapi ditulis dengan huruf kecil. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu Akibat kecelakaan itu, Alhamdulillah tidak ada yang meninggal, tapi hanya luka-luka (Data 13). d. Huruf Kapital Tidak Dipakai sebagai Huruf Pertama Unsur-Unsur Nama Orang Kesalahan penggunaannya dapat dilihat pada contoh berikut. Sedangkan rumah adrian rahman baru melalap atap dan loteng rumah (Data 04). Pada contoh tersebut, terdapat kesalahan penggunaan huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama pada unsur-unsur nama orang. Pada kata adrian rahman seharusnya menggunakan huruf kapital pada huruf pertama, tetapi ditulis dengan huruf kecil. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu Sedangkan rumah Adrian Rahman baru melalap atap dan loteng rumah (Data 04). e. Huruf Kapital Tidak Dipakai sebagai Huruf Pertama Nama Tahun, Bulan, Hari, Hari Raya, dan Peristiwa Sejarah Kesalahan penggunaannya terdapat pada contoh berikut. Pd hari kamis, Tanggal 15 mei 2014, (Data 14). Pada contoh tersebut, terdapat kesalahan penggunaan huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama pada nama bulan dan hari. Penulisan kata mei dan kamis, seharusnya menggunakan huruf kapital, tetapi ditulis dengan huruf kecil. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu Pada hari Kamis, tanggal 15 Mei 2014, (Data 14). f. Huruf Kapital Tidak Dipakai sebagai Huruf Pertama Nama Geografi Kesalahan penggunaannya terdapat pada contoh berikut. Kecelakaan ini terjadi di tangerang, banten (Data 19). Pada contoh tersebut, terdapat kesalahan penggunaan huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama pada nama geografi. Penulisan kata tangerang dan banten seharusnya menggunakan huruf kapital, tetapi ditulis dengan huruf kecil. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu Kecelakaan ini terjadi di Tangerang, Banten (Data 19). g. Huruf Kapital Tidak Dipakai sebagai Huruf Pertama Semua Unsur Nama Negara, Lembaga Pemerintah, dan Ketatanegaraan Kesalahan penggunaannya terdapat pada contoh berikut. sementara dr pemerintah daerah telah memberikan bantuan sementara sebesaR 2 Jt serta logistik lainnya dr dinas sosial, Tenaga kerja dan transmigrasi (Data 04). Pada contoh tersebut, terdapat kesalahan penggunaan huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama pada semua unsur nama lembaga pemerintah. Penulisan kata dinas sosial, kerja, dan transmigrasi seharusnya menggunakan huruf kapital, tetapi ditulis dengan huruf kecil. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu Sementara pemerintah daerah telah memberikan bantuan sebesar Rp. 2000.000,00 serta logistik lainnya dari Dinas Spesi Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Data 27). h. Huruf Kapital Tidak Dipakai sebagai Huruf Pertama di Dalam Nama Buku, Majalah, dan Judul Karangan kecuali Kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang Tidak Terletak pada Posisi Awal Kesalahan penggunaannya terdapat pada contoh berikut. kecelakaan lalu lintas (Data 09). Pada contoh tersebut, terdapat kesalahan penggunaan huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama pada judul karangan. Penulisan kata kecelakaan, lalu, dan lintas seharusnya menggunakan huruf kapital, tetapi ditulis dengan huruf kecil. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu Kecelakaan Lalu Lintas (Data 09). i. Huruf Kapital Tidak Dipakai sebagai Huruf Pertama Kata Penunjuk Hubungan Kekerabatan yang Dipakai dalam Penyapaan dan Pengacuan Kesalahan penggunaannya terdapat pada contoh berikut. Luka bapak Dito juga cukup parah (Data 07). Pada contoh tersebut, terdapat kesalahan penggunaan huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama pada kata penunjuk hubungan kekerabatan yang dipakai dalam pengacuan. Penulisan kata bapak seharusnya menggunakan huruf kapital, tetapi ditulis dengan huruf kecil. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu Luka Bapak Dito juga cukup parah (Data 07).
j. Huruf Kapital Dipakai di Tengah dan Akhir Kata Kesalahan penggunaannya terdapat pada contoh berikut. PADA tgl 8-7-2012 tjD PeRiStiwa kEBAkARAn RumAh yAng tempAtnyA kAB PeSiSiR SeLAtAn kec. BayAng yAng tjD Satu unit RumAh teRBAKAR (Data 34). Dari contoh tersebut, terdapat kesalahan penggunaan huruf kapital dipakai di tengah dan akhir kata. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu Pada tanggal 08-07-2012, terjadi peristiwa kebakaran rumah yang tempatnya Kabupaten Pesisir Selatan, Kecamatan Bayang yang terjadi satu unit rumah terbakar (Data 34). Selanjutnya, kesalahan penggunaan tanda baca dalam teks berita siswa kelas VIII MTsN Talaok Kecamatan Bayang ditemukan enam jenis kesalahan dari lima belas jenis penggunaan tanda baca. Kesalahan tersebut terdapat pada tanda titik sebanyak 43 kesalahan, tanda koma sebanyak 92 kesalahan, tanda titik dua sebanyak 3 kesalahan, tanda hubung sebanyak 29 kesalahan, tanda seru sebanyak 2 kesalahan, dan tanda petik sebanyak 6 kesalahan. Kesalahan penggunaannya dapat dilihat pada pembahasan berikut ini. a. Tanda Titik (.) Kesalahan penggunaan tanda titik yang ditemukan dalam teks berita siswa kelas VIII MTsN Talaok Kecamatan Bayang adalah sebagai berikut. 1) Tanda Titik Tidak Dipakai pada Akhir Kalimat yang Bukan Pertanyaan atau Seruan Kesalahan penggunaannya terdapat pada contoh berikut. Banyak anak-anak yang menangis karena orang tuanya belum pulang( ) (Data 08). Pada akhir kalimat tersebut seharusnya diberi tanda titik. Apabila pada akhir kalimat belum diberikan tanda titik, maka belum disebut sebagai kalimat. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu Banyak anak-anak yang menangis karena orang tuanya belum pulang. (Data 08). 2) Tanda Titik Tidak Dipakai untuk Memisahkan Angka Jam, Menit, dan Detik yang Menunjukkan Waktu Kesalahan penggunaannya terdapat pada contoh berikut. Pada tanggal 20 April 2014 tepatnya pada Hari kamis Jam 23-30 (Data 17). Pada deretan angka jam dan menit seharusnya diberi tanda titik, bukan tanda baca yang lain. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu Pada tanggal 20 April 2014, tepatnya pada hari Kamis jam 23.30 (Data 17). 3) Tanda Titik Dipakai pada Akhir Judul yang Merupakan Kepala Karangan atau Kepala Ilustrasi Kesalahan penggunaannya terdapat pada contoh berikut. RUMAH DILALAP SIJAGO MERAH(.) (Data 05). Pada akhir kalimat seharusnya tidak diberi tanda titik karena kalimat tersebut merupakan judul karangan. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu RUMAH DILALAP SIJAGO MERAH 4) Tanda Titik Dipakai Sebelum Akhir Kalimat Kesalahan penggunaannya terdapat pada contoh berikut. kejadian ini mengakibatkan dua orang luka bakar(.) karena tertimpa tiang yang terbakar (Data 02) . Pada kalimat tersebut seharusnya tidak diberi tanda titik karena belum sampai pada akhir kalimat. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu Kejadian ini mengakibatkan dua orang luka bakar karena tertimpa tiang yang terbakar (Data 02).
b. Tanda Koma Kesalahan penggunaan tanda koma yang ditemukan dalam teks berita siswa kelas VIII MTsN Talaok Kecamatan Bayang adalah sebagai berikut. 1) Tanda Koma Tidak Dipakai di antara Unsur-unsur dalam Suatu Perincian atau Pembilangan Kesalahan penggunaannya terdapat pada contoh berikut. Luka bapak Dito di bagian telinga( ) tangan, dan kaki (Data 07) . Pada akhir kata telinga seharusnya diberi tanda koma karena contoh kalimat di atas merupakan unsur-unsur perincian. Hal ini tidak sesuai dengan aturan EYD. Penulisan yang benar yaitu Luka Bapak Dito di bagian telinga, tangan, dan kaki (Data 07). 2) Tanda Koma Tidak Dipakai untuk Memisahkan Kalimat Setara yang Satu dengan Kalimat Setara Berikutnya yang Didahului oleh Kata seperti tetapi dan melainkan Kesalahan Penggunaannya terdapat pada contoh berikut. Kejadian Itu tidak ada korban Jiwa dan Juga tidak ada kerugian( )tetapi polisi dan pencuri Itu kejar-kejaran (Data 17) . Sebelum kata tetapi seharusnya diberi tanda koma agar kalimat setara tersebut bisa terpisahkan. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu Kejadian Itu tidak ada korban jiwa dan juga tidak ada kerugian, tetapi polisi dan pencuri Itu kejar-kejaran (Data 17). 3) Tanda Koma Tidak Dipakai untuk Memisahkan Anak Kalimat dari Induk Kalimat jika Anak Kalimat Itu Mendahului Induk Kalimatnya Kesalahan penggunaanya terdapat pada contoh berikut. karena hari sudah terlalu senja( ) anak itu pulang ke rumahnya (Data 03). Sebelum kata anak seharusnya diberi tanda koma agar kalimat tersebut bisa terpisahkan. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu Karena hari sudah terlalu senja, anak itu pulang ke rumahnya (Data 03). 4) Tanda Koma Dipakai untuk Memisahkan Anak Kalimat dari Induk Kalimat jika Anak Kalimat itu Mengiringi Induk Kalimatnya Kesalahan penggunaannya terdapat pada contoh berikut. Kecelakaan maut itu membuat warga takut(,) karena baru kali ini ada kecelakaan maut di kampungnya (Data 20). Sebelum kata karena seharusnya tidak diberi tanda koma karena anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu Kecelakaan maut itu membuat warga takut karena baru kali ini ada kecelakaan maut di kampungnya (Data 20). 5) Tanda Koma Tidak Dipakai di Belakang Kata atau Ungkapan Penghubung antar Kalimat yang Terdapat pada Awal Kalimat Kesalahan penggunaannya terdapat pada contoh berikut. dengan kejadian tersebut( ) Pak Rudi tidak bisa berjualan lagi (Data 12). Pada akhir ungkapan dengan kejadian tersebut dan akibatnya seharusnya diberi tanda koma karena merupakan penghubung antar kalimat. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu Dengan kejadian tersebut, Pak Rudi tidak bisa berjualan lagi (Data 12). 6) Tanda Koma Tidak Dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang Ditulis Berurutan Kesalahan penggunaannya terdapat pada contoh berikut. Peristiwa tersebut terjadi di Pasar Sualayan( ) kabupaten tangerang( ) Provinsi DKI Jakarta (Data 17) . Pada akhir kata di antara tempat tersebut seharusnya menggunakan tanda koma karena tanda koma dipakai di antara (i) nama tempat dan tanggal dan (ii) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu Peristiwa tersebut terjadi di Pasar Sualayan, Kabupaten Tangerang, Provinsi DKI Jakarta (Data 17).
7) Tanda Koma Tidak Dipakai untuk Mengapit Keterangan Tambahan yang Sifatnya Tidak Membatasi Kesalahan penggunannya terdapat pada contoh berikut. nama-nama tersebut adalah ardi( ) seorang anak buah dari Ida (Data 33). Sebelum kata seorang seharusnya menggunakan tanda koma karena tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu Namanama tersebut adalah Ardi, seorang anak buah dari Ida (Data 33). 8) Tanda Koma Tidak Dipakai untuk Menghindari Salah Baca di Belakang Keterangan yang Terdapat pada Awal Kalimat Kesalahan penggunaannya terdapat pada contoh berikut. dalam kejadian ini( ) warga banyak kehilangan harta benda (Data 10). Pada akhir keterangan yang terdapat pada contoh tersebut,, seharusnya diberi tanda koma agar tidak terjadi salah baca. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar yaitu Dalam kejadian ini, warga banyak kehilangan harta benda (Data 10). c. Tanda Titik Dua (:) Kesalahan penggunaan tanda titik dua (:) di dalam teks berita siswa kelas VIII MTsN Talaok Kecamatan Bayang adalah sebagai berikut. 1) Tanda titik dua dipakai pada keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Kesalahan penggunaannya terdapat pada contoh berikut. menurut saksi mata(:) remaja ini dtang dari arah lb. gambir mau ke kapencong dan lawannya berasal dari arah Koto Berapak (Data 03). Setelah kata mata seharusnya di beri koma, bukan titik dua. Hal ini dikarenakan tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Penulisan yang benar, yaitu Menurut saksi mata, remaja ini datang dari arah Lubuk Gambir mau ke Kapencong dan lawannya berasal dari arah Koto Berapak. 2) Tanda Titik Dua Dipakai pada Singkatan Nama Tahun Kesalahan penggunaan tanda titik dua dipakai pada singkatan nama tahun terdapat pada contoh berikut. telah terbakar sebuah rumah di daerah pasar baru pd 23 Maret :14 (Data 10). Sebelum angka 14 seharusnya diberi tanda penyingkat (‘) karena merupakan singkatan dari tahun. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar yaitu Telah terbakar sebuah rumah di daerah Pasar Baru pada 23 Maret ’14. 3) Tanda Titik Dua Dipakai pada Penulisan Angka Jam dan Menit yang Menunjukkan Waktu Kesalahan penggunaan titik dua pada penulisan angka jam dan menit yang menunjukkan waktu terdapat pada contoh pemilik Rumah baRu keluaR daRi RumahNya sekitaR Jam 04:30 wIb (Data 27).. Pada angka 04:30 seharusnya tidak diberi tanda titik dua. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam ejaan yang disempurnakan. Penulisan yang benar, yaitu Pemilik rumah baru keluar dari rumahnya sekitar jam 04.30 WIB. d. Tanda Hubung (-) Kesalahan penggunaan tanda hubung (-) di dalam teks berita siswa kelas VIII MTsN Talaok Kecamatan Bayang adalah sebagai berikut. 1) Tanda Hubung Tidak Dipakai untuk Meyambung Suku-suku Kata Dasar yang Terpisah oleh Pergantian Baris Kesalahan Penggunaannya terdapat pada contoh berikut. Dr perhitungan semen( )tara diperkirakan kerugian Rp 225 Juta (Data 04). Pada kata sementara dalam data tersebut seharusnya diberi tanda hubung karena terpisah oleh pergantian baris. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu Dari perhitungan semen-tara diperkirakan kerugian Rp. 225 juta (Data 04)
2) Tanda Hubung Tidak Dipakai untuk Menyambung Awalan dengan Bagian Kata di Belakangnya atau Akhiran dengan Bagian Kata di depannya pada Pergantian Baris Kesalahan penggunannya terdapat pada contoh berikut. karena ter( )timpa tiang yang terbakar (Data 02). Pada kata tertimpa seharusnya diberi tanda hubung karena awalan atau akhirannya terpisah oleh pergantian baris. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu Karena ter-timpa tiang yang terbakar (Data 02). 3) Tanda Hubung Tidak Dipakai untuk Menyambung Unsur-unsur Kata Ulang Kesalahan Penggunaannya terdapat pada contoh berikut. lalu tiba( )tiba orang tua salsa menjenguk (Data 18). Pada kata tiba tiba seharusnya diberi tanda hubung karena merupakan kata ulang. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu Lalu tiba-tiba orang tua Salsa menjenguk (Data 18) e. Tanda Seru (!) Di dalam teks berita siswa kelas VIII MTsN Talaok Kecamatan Bayang, kesalahan tanda seru ditemukan pada penulisan akhir kalimat yang bukan seruan terdapat pada contoh berikut. tibanya dirumah sakit dia tidak bisa ditolong lagi!!! (Data 06). Pada akhir kalimat tersebut seharusnya tidak diberi tanda seru karena bukan kalimat seruan. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu Tibanya dirumah sakit, dia tidak bisa ditolong lagi (Data 06). f. Tanda Petik (“...”) Di dalam teks berita siswa kelas VIII MTsN Talaok Kecamatan Bayang adalah sebagai berikut. 1) Tanda Petik Tidak Dipakai sebagai Tanda yang Megapit Petikan yang Berasal dari Pembicaraan Kesalahan penggunaannya terdapat pada contoh berikut. Kata bapak sutirman ( ) awalnya sebelum saya pergi saya sudah mencium bau bakaran, tetapi saya tidak menghiraukannya.( ) (Data 31). Seharusnya sebelum kata awalnya dan sesudah tanda titik diberi tanda petik karena kalimat tersebut merupakan pembicaraan yang berasal dari Bapak Sutirman. Hal ini tidak sesuai dengan aturan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulisan yang benar, yaitu Kata bapak sutirman, “Awalnya sebelum saya pergi saya sudah mencium bau bakaran, tetapi saya tidak menghiraukannya.” 2) Tanda Petik Digunakan untuk Mengapit Nama Orang Kesalahan penggunaannya terdapat pada contoh berikut. Menurut keluarga korban yang meninggal di tempat kejadian hanya satu orang yaitu “Febrian” Data (20). Pada kata “Febrian” seharusnya tidak diberi tanda petik karena bukan nama buku. Hal ini tidak sesuai dengan atran dalam ejaan yang disempurnakan. Penulisan yang benar, yaitu Menurut keluarga korban yang meninggal di tempat kejadian hanya satu orang yaitu Febrian. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan temuan penelitian kesalahan penggunaan ejaan yang disempurnakan dalam teks berita siswa kelas VIII MTsN Talaok Kecamatan Bayang, dapat disimpulkan bahwa adanya kesalahan pada penggunaan huruf kapital dan penggunaan tanda baca. Pada penggunaan huruf kapital ditemukan sepuluh jenis kesalahan dari lima belas jenis penggunaan huruf kapital, yaitu kesalahan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama: pada awal kalimat, petikan langsung, nama Tuhan dan kitab suci, unsur-unsur nama orang, nama bulan dan hari, nama geografi, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, judul karangan, penunjuk hubungan kekerabatan, serta huruf kapital dipakai di tengah dan akhir kalimat. Total kesalahan penggunaan huruf kapital yaitu 947 kesalahan. Jenis kesalahan penggunaan huruf kapital yang cenderung dilakukan adalah huruf kapital dipakai di tengah dan akhir kalimat. Pada penggunaan tanda baca ditemukan enam jenis kesalahan dari lima belas jenis penggunaan tanda baca. Kesalahan tersebut terdapat pada pemakaian tanda titik sebanyak 43 kesalahan, tanda koma sebanyak 92 kesalahan, tanda titik dua sebanyak 3 kesalahan, tanda hubung
sebanyak 29 kesalahan, tanda seru sebanyak 2 kesalahan, dan tanda petik sebanyak 6 kesalahan. Jenis kesalahan penggunaan tanda baca yang cenderung dilakukan adalah kesalahan penggunaan tanda koma untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Berdasarkan hasil deskripsi data, analisis data, dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat diajukan saran untuk siswa kelas VIII MTsN Talaok Kecamatan Bayang yaitu agar siswa lebih memperhatikan aturan penggunaan ejaan yang disempurnakan dalam menulis, terutama dalam menggunakan huruf kapital dan tanda baca. Hal ini bertujuan agar pembaca tidak salah paham terhadap tulisan yang dibuat penulis. Untuk guru bidang studi, agar bisa membuat suatu rancangan pembelajaran yang dapat memotivasi anak dalam memahami EYD. Bagi peneliti lain, agar bisa meneliti lebih mendalam tentang penggunaan EYD yang terdapat dalam sebuah tulisan. DAFTAR KEPUSTAKAAN Assegaff, H. Dja’far. 1991. Jurnalistik Masa kini. Jakarta: Ghalia Indonesia. Ermanto dan Emidar. 2009. Bahasa Indonesia Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Padang: UNP Press. Finoza, Lamuddin. 2013. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1993. Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan. Jakarta. Semi, M. Atar. 2009. Menulis Efektif. Padang: UNP Press.