KERAJINAN COR KUNINGAN DI DESA CINDOGO, KABUPATEN BONDOWOSO Alfan Hisbullah, Dr.Drs. I Nyoman Sila, M. Hum., I Nyoman Rediasa.S.Sn, M.Si
Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Bali, Indonesia
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) keberadaan kerajinan cor kuningan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso, (2) alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan cor kuningan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso, (3 proses pembuatan kerajinan cor kuningan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso. (4) Jenis kerajinan yang dihasilkan dari kerajinan cor kuningan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Hasil penelitian ini menujukkan (1) Keberadaan kerajinan cor kuningan yang merupakan kerajinan turun – temurun. Awal pembuatan kerajinan masih sangat sederhana dan pengerjaanya menggunakan alat tradisional. Pada tahun 1990 hingga sekarang perajin kuningan di Desa Cindogo Bondowoso mengalami kemajuan, alat yang digunakan sudah mengalami perubahan (modern), barangbarang yang dihasilkan semakin bervariasi.(2) alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan cor kuningan antara lain: cetakan, penjepit, pengasah, saringan, tungku api, palu, gerinda, kowi, blower, kikir, pahat kuningan, spidol, mesin las listrik, mesin poles, mesin bor tangan, kompresor, kuas lukis, blender, tang, gunting kuningan, ampelas, lem kuning, batu hijau, gelput dan bahan yang digunakan adalah logam kuningan, malan, tanah liat, pasir halus, cat minyak, arang halus, serbuk brown, thinner, dan clear. (3) proses pembuatan kerajinan kuningan meliputi pembentukan cetakan, pelapisan, pemopokan, penjemuran, pembakaran dan peleburan, pengecoran, perbaikan, pengikiran, pembuatan motif (sk etsa), mengukir, pemolesan, pewarnaan, dan finisihing. (4) jenis kerajinan kuningan yang dihasilkan antara lain: (fungsional) cetakan kue, nampan, kinangan (tempat menyirih), pot bunga, lampu tidur. (non fungsional), miniature kereta kencana, guci jumbo, vas india, garuda pancasila, hiasan dinding kepala kuda, patung ayam jago, patung angsa, patung harimau, patung bebek, patung burung merak dan patung rusa. Kata kunci: Kerajinan cor kuningan, jenis produk, fungsi.
Abstract This study aims to describe (1) the presence of brass casting in Cindogo Village, Bondowoso Regency, (2) tools and materials used in the manufacture of brass casting in Cindogo Village, Bondowoso Regency, (3 processes of brass casting in Cindogo Village, Regency of Bondowoso (4) The type of craft produced from the brass casting in Cindogo Village, Bondowoso Regency This research is descriptive qualitative research The data collection technique used is observation, interview, documentation and bibliography. The results of this study indicate (1) The existence of brass casting craft which is a handicraft hereditary. Early crafting is still very simple and the pengerjaanya using traditional tools. In 1990 until now the b rass craftsmen in Cindogo Bondowoso Village progressed, the tools used have undergone a change (modern), the goods produced more varied, (2) tools and materials used in the manufacture of brass casting crafts, among others: mold, Clamps, sharpener, strainer, fireplace, hammer, grinder, k owi, blower, miser, brass chisel, mark er, electric welding machine, polishing machine, hand drill machine, compressor, paintbrush, blender, pliers, brass scissors, Yellow, green stone, gelput and materials used are brass metal, malan, clay, fine sand, oil paint, fine charcoal, brown powder, thinner, and clear. (3) the process of mak ing brass handicrafts including mold formation, coating, pitting, drying, burning and smelting, casting, repairing, think ing, mak ing motifs (sk etches), carving, polishing, coloring, and finisihing. (4) types of brass handicrafts produced, among others: (functional) cook ie cak e, tray, k inangan (place menyirih), flower pots, sleeping lights. (Non functional), miniature carriage, jumbo jar, vase india, garuda pancasila, horse head wall decoration, statue of rooster, goose statue, tiger statue, duck statue, peacock sculpture and deer statue. Keywords: Brass casting, product type, function.
PENDAHULUAN Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kesenian. Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan, dimana kegiatan berkesenian banyak tersebar di daerah-daerah yang mengacu pada ciri corak dan karakter yang mencerminkan kebudayaan daerah. Kesenian Indonesia tampil dengan berbagai ekspresi seni yang menonjol beserta keragaman jenis hasil-hasil karya seni, baik seni rupa murni atau seni rupa terapan. Dari sekian banyak kesenian yang berkembang salah satunya adalah seni kerajinan. Kerajinan adalah usaha manusia yang merupakan salah satu dari hasil kesenian yang dikerjakan dengan keterampilan tangan, ketekunan, kemampuan daya cipta, yang menghasilkan barang-barang hiasan, prabot rumah tangga, maupun alat upacara yang mempunyai nilai estetis. Seni kerajinan yang menjadi hasil kesenian masih berkembang dari zaman dulu hingga sekarang. Kesenian yang tumbuh di Indonesia beragam jenisnya, sebagian besar hasil olah budaya masyarakat yang hidup di suatu desa sesuai dengan adat istiadat dan kondisi lingkungan masing-masing. Salah satu kerajinan Indonesia yang masih bertahan dan memiliki sejarah adalah seni kerajinan logam. Kerajinan cor logam kuningan adalah sebagai salah satu produk karya seni rupa, yang terdapat di sebagian besar wilayah Indonesia, bentuk dan jenisnya bervariasi sesuai dengan daerah masing-masing. Salah satunya kerajinan cor kuningan yang masih bertahan hingga saat ini adalah kerajinan cor kuningan yang berada di Desa Cindogo, Kecamatan Tapen, Kabupaten Bondowoso. Cindogo adalah salah satu desa yang mempunyai aktivitas seni kerajinan kuningan yang cukup menonjol, Daerah ini menghasilkan berbagai hasil kerajinan kuningan fungsional dan non fungsional, hampir semua pelaku kerajinan adalah warga Desa Cindogo sendiri, yang bergerak disektor ini mulai sekala kecil hingga besar. Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan penelitian tentang kerajinan Cor Kuningan yang berada di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso penting untuk dilakukan penelitian, guna mengetahui dan mengkaji lebih dalam perkembangan kerajinan cor kuningan di Desa Cindogo yang terkait dengan sejarah keberadaannya, proses pembuatanya, alat dan bahan serta jenis kerajinan cor kuningan yang
dihasilkan di Desa Cindogo, Kecamatan Tapen, Kabupaten Bondowoso. Jawa Timur. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mengumpulkan data dalam bentuk karya tulis penelitian. a.
Jenis dan Sumber data Data yang digunakan dalam penelitian adalah sumber data primer dan data sekunder. 1. Sumber data primer adalah informan pemilik UD. Imanda Kerajinan Kuningan yaitu Bapak Kusairi dan perajin lain di Desa Cindogo Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso. 2. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku, majalah dan dari sumber lainnya yang diolah dan disempurnakan dengan pembahasan tentang proses pembuatan kerajinan cor kuningan dan jenis kerajian cor kuningan yang dihasilkan di Desa Cindogo, Kecamatan Tapen, Kabupaten Bondowoso. Jawa Timur. b.
Sasaran Penelitian Dalam penelitian ini dibutuhkan narasumber sebagai sumber utama mendapatkan informasi penelitian. Bapak Kusaeri dan perajin lain dipilih sebagai narasumber penelitian untuk dimintai keterangan tentang informasi yang dibutuhkan tentang keberadaaan, proses pembuatan, alat dan bahan dalam proses pembuatan, serta jenis Kerajinan cor kuningan di Desa Cindogo Kabupaten Bondowoso. Bapak Kusaeri dipilih sebagai narasumber karena keahliannya dalam membuat kerajinan cor kuningan sudah diakui oleh penduduk setempat, luar daerah bahkan mancanegara. c.
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian berkaitan erat dengan teknik pengumpulan data dan sangat penting penggunaannya untuk memperoleh data yang diperlukan. Pada penelitian ini, Instrumen observasi dalam penelitian menggunakan beberapa peralatan untuk membantu dalam melakukan penelitian. Instrumen observasi menggunakan chek list / daftar chek pertanyaan dan kamera foto untuk mengambil gambar. Instrumen wawancara dalam peneitian yang digunakan berupa pulpen standart dan dibuku catatan kecil (kiky A5) sebagai media membuat catatan kecil mengenai kerajinan cor
kuningan, serta instrumen lain yang digunakan wawancara dengan informan adalah alat rekam, menggunakan Hp Asus Zenfone 2 laser, untuk hasil jawaban yang diberikan narasumber langsung diterapkan dalam penulisan penelitian. Intrumen dokumentasi dalam penelitian, alat yang digunakann untuk memperoleh data adalah buku-buku penunjang tentang kerajinan cor kuningan dan alat dokumentasi yang digunakan adalah kamera Canon Eos 60 d. Kamera berguna untuk memperoleh foto tentang alat dan bahan, proses pembuatan, jenis kerajinan cor kuningan yang dihasilkan, yang nantinya akan dipergunakan untuk menunjang data – data yang diperoleh dari hasil observasi maupun wawancara. d.
Teknik Pengumpulan data Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan 4 teknik. 1.
Observasi Teknik Obserasi dilakukan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso tentang keberadaan kerajinan kuningan, alat dan bahan yang digunakan, proses pembuatan kerajinan cor kuningan dan jenis kerajinan cor yang dihasilkan. 2.
Wawancara Dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara terstruktur, dengan mewawancarai Bapak Kusaeri selaku pemilik UD. Imanda kuningan dan perajin lain untuk menggali informasi tentang keberadaan, alat, bahan yang digunakan, proses pembuatan, jenis kerajinan cor kuningan yang dihasilkan di Desa Cindogo Kabupaten Bondowoso. 3.
Dok umentasi Teknik Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mencari data baik berupa gambar atau foto, maupun data yang tertulis. Teknik ini berfungsi melengkapi penjelasan tentang masalah yang diteliti, seperti alat dan bahan, proses pembuatan dan jenis kerajinan yang dihasilkan. 4. Kepustak aan Dalam pengumpulan data kepustakaan menggunakan dari buku-buku, hasil penelitian, majalah maupun internet.
e.
Teknik analisis Data Data yang sudah didapat dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan kepustakaan, selanjutnya data dianalisis dengan cara: 1. Analisis Domain Sanafiah(1997:16) menyatakan analisis domain merupakan pengolahan data yang bertujuan untuk memperoleh gambaran atau pengertian umum, relatif dan menyeluruh tentang apa yang ada di dalam permasalahan yang diteliti. Data yang sudah diperoleh dianalisis domain untuk memperoleh gambaran umum tentang kerajinan cor kuningan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso. 2. Analisis Tak sonomi Data yang sudah ada pada tingkat analisis domain, selanjutnya data dianalisis dengan analisis taksonomi untuk memperoleh gambaran secara khusus tentang kerakinan cor kuningan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso. f.
Menyusun Laporan Pengumpulan data yang sudah dianalisis, selanjutnya dilakukan penyusunan laporan penelitian tentang kerajinan cor kuningan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Keberadaan kerajnan cor kuningan Dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi dan kepustakaan, diperoleh data tentang sejarah, alat dan bahan, proses pembuatan dan jenis kerajinan cor kuningan yang dihasilkan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso. Sejarah keberadaan kerajinan cor kuningan di Desa Cindogo merupakan kerajinan turun-temurun sejak Zaman Belanda. Kerajinan ini dilakukan oleh masyarakat secara turuntemurun. Awal pembuatannyan kerajinan ini masih sederhana, Pengerjaanya masih menggunakan alat-alat tradisional serta kerajinan yang dihasilkan sangat terbatas. Seiring berjalannya waktu dan pekembangan zaman, kerajinan cor kuningan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Alat yang digunakan sekarang sudah menggunakan alat mesin dan mulai menunjukan hasil yang menggembirakan dengan semakin banyaknya barang-barang kerajinan yang dihasilkan, bentuk-bentuk ornamen yang ditampilkan semakin bervariasi.
2.Alat dan bahan yang digunakan kerajinan cor kuningan. Dari hasil observasi, wawancara dilapangan, diperoleh data tentang alat dan bahan yang digunakan dalam peroses pembuatan kerajinan cor kuningan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso sebagai berikut. 2.1 Alat-alat yang digunakan 1) Cetakan / Mal Cetakan /Mal ini berfungsi untuk memberikan bentuk pada kerajinan kuningan yang akan dibuat sesuai dengan pola desain kerajinan kuningan. Mal bertujuan mempermudah dalam pembuatan kerajinan dikarenakan mal digunakan sebagai acuan dalam pembentukan karya kerajinan kuningan. Mal terbuat dari malam yang dicairkan. Bahan mal adalah malam/lilin.
Ganbar 03. Peji/ pengasah 4) Tungku Api Tungku api ini berfungsi sebagai peleburan malan padat hingga mencair, untuk peroses pencetakan mal dan peleburan logam kuningan. Di bawah merupakan contoh tungku api yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan.
Gambar 04. Tungku api
Gambar 01. Cetakan / mal 2) Penjepit Besi Penjepit ini berfungsi sebagai alat untuk mengangkat dan memindahkan kowi / musah (Gambar 08) yang berisi logam kuningan cair yang sudah mengalami peroses peleburan.
5) Mesin Blower Mesin blower adalah mesin atau alat yang digunakan untuk menaikan atau memperbesar tekanan udara atau gas yang akan dialirkan dalam suatu ruangan tertentu juga sebagai pengisapan atau pemvakuman udara atau gas tertentu. Blower berfungsi untuk memberi tekanan udara yang terhubung pada tungku api pembakaran untuk mencairkan logam kuningan. Di bawah merupakan contoh blower yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan.
Gambar 02. Penjepit besi 3) Peji / Pengasah Peji / pengasah digunakan sebagai pengasah pahat kuningan agar tajam. Di bawah merupakan contoh Peji / Pengasah yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan.
Gambar 05. Mesin Blower 6) Palu Palu adalah alat pemukul yang harus disediakan pada setiap bengkel kayu. Palu dilengkapi dengan pemegang/gagang kayu sebagai tangkai pemukul. Jenis dan ukuran palu bervariasi sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan bahan yang digunakan, palu dibedakan menjadi 3 jenis, palu besi, palu kayu
dan palu karet, (Enget dkk, 2008:89). Palu, dalam kehidupan sehari-hari merupakan alat yang digunakan untuk memberikan tumbukan atau pukulan kepada benda. Umumnya, palu terbuat dari besi dan kayu. Palu digunakan untuk memaku, memperbaiki benda, menempa logam dan menghancurkan suatu benda. Di bawah merupakan contoh palu yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan.
bawah merupakan contoh Kowi /Musah yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan.
Gambar 08. Kowi / Musah 9) Kikir Gambar 06. Palu Besi 7) Mesin Gerinda Mesin gerinda adalah alat yang cara kerjanya menggunakan bantuan arus listrik. Mesin gerinda memiliki mata gerinda bermacam bentuk dan memiliki fungsinya masing-masing. Mesin gerinda biasanya digunakan untuk membelah suatu benda. Mesin gerinda juga bisa digunakan sebagai alat untuk meratakan tonjolan pada benda atau sisa-sisa pada pengelasan dengan mengganti mata gerinda yang khusus digunakan untuk mengasah atau yang sudah dilapisi amplas. Di bawah merupakan contoh mesin gerinda yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan.
Kikir berfungsi untuk meratakan pinggiran atau permukaan kerajinan kuningan agar tidak tajam dan membahayakan. Kikir adalah alat dari besi baja yang bergerigi, dipakai untuk meratakan (menajamkan dan sebagainya). Pada kikir No 1 berfungsi untuk menghaluskan permukaan kerajinan yang sudah di kikir kasar, No 2 berfungsi untuk menghaluskan bagian dalam kerajinan, No 3 berfungsi untuk menghaluskan cela- cela kecil yang sulit di jangkau dengan kikir ukuran besar, No 4 berfungsi untuk meratakan permukaan kerajinan bagian luar agar tidak membahayakan. Di bawah merupakan contoh kikir yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan.
Gambar 09. Kikir Gambar 07. Mesin Gerinda 8) Kowi / Musah Kowi / Musah digunakan untuk tempat peleburan logam kuningan. Kontruksi kowi ini terdiri dari bagian silinder baja yang dilapisi dengan batu tahan api pada bagian dalamnya. Kowi berbahan dasar lempung atau tanah sawah dan memiliki ukuran diameter 20 cm. Dalam hal ini kowi sebagai tempat cairan berada dibagian dalam, kowi juga dilengkapi dengan transisi rongga gigi, sehingga dapat mempermudah untuk mengeluarkan logam cair yang kemudian cara pemakaian kowi yang sudah berisi cairan logam yang sudah melalui peroses peleburan dituang dengan cara dimiringkan, (Soedjono BSc. 1994: 49). Di
10) Pahat Kuningan Pahat adalah perkakas pertukangan berupa bilah besi yang tajam pada ujungnya untuk melubangi atau mengukir benda keras seperti kayu, batu, atau logam. Dalam penelitian ini pahat kuningan berfungsi sebagai alat untuk mengukir dan memberi motif pada kerajian cor kuningan. Di bawah ini merupakan contoh pahat kuningan yang digunakan dalam pembentukan motif kerajinan kuningan.
Gambar 13. Mesin Poles Gambar 10. Pahat Kuningan 11) Sepidol Permanen (Snowman) Sepidol berfungsi untuk membuat sketsa pada kerajian kuningan yang belum diukir dan memberi hiasan atau motif. Di bawah merupakan contoh sepidol yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan.
14) Mesin Bor Tangan Mesin bor tangan digunakan untuk membuat lubang pada kayu, besi, plastik, dan bahan lainnya. Mesin ini cara kerjanya dengan menggunakan bantuan arus listrik. Mesin bor memiliki mata bor berbagai ukuran dan besar diameternya. Mesin ini digunakan untuk membuat lubang pada benda atau kerajinan logam kuningan. Di bawah merupakan contoh mesin bor tangan yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan.
Gambar 11. Sepidol Permanen 12) Mesin Las Listrik Mesin las adalah mesin yang digerakkan menggunakan tenaga listrik, mesin las listrik berfugsi untuk menyambung logam seperti besi dan plat logam menjadi satu. Akibat panas dengan cara mencairkan satu logam induk hingga menjadi perekat. Alat ini sangat berperan penting dalam peroses pembentukan dan penempelan karya. Di bawah merupakan contoh mesin las listrik yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan.
Gambar14. Mesin Bor Tangan 15) Kuas Lukis “Kuas alat yang digunakan untuk “memasang” cat pada permukaan landasan” (Susanto, 2011:231). Kuas merupakan alat yang terbuat dari bulu dan kayu sebagai gagangnya. Kuas yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuas berukuran sedang dan kecil. Kuas digunakan untuk memberi sentuhan akhir dengan melukis motif pada kerajinan kuningan. Di bawah merupakan contoh kuas lukis yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan.
Gambar 12. Mesin Las Listrik 13) Mesin Poles Mesin ini berfungsi untuk menghaluskan dan menampakkan kesan kuningan yang sebelumnya dioleskan pada batu hijau, biasanya digunakan pada waktu finishing. Di bawah merupakan contoh mesin penghalus yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan.
Gambar 15. Kuas Lukis
16) Kompresor Kompresor digunakan sebagai alat untuk mengecat dan pelapisan anti gores pada kerajinan kuningan supaya tahan terhadap goresan. Di bawah merupakan contoh kompresor yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan.
Gambar 16. Kompresor 17) Blender Blender digunakan untuk menghaluskan pada cekungan-cekungan ukiran atau lubang yang tidak bisa terjangkau dengan mesin gerinda. Di bawah merupakan contoh blender yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan.
Gambar 17. Blender 18) Tang Tang merupakan alat yang biasa digunakan untuk memotong kawat. Tang memiliki berbagai bentuk yang masing-masing bentuk memiliki fungsi yang berbeda. Di bawah merupakan contoh tang yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan.
Gambar 18. Tang 19) Gunting Plat Logam Gunting plat digunakan untuk memotong lembaran plat dan digunakan untuk memotong bentuk-bentuk yang sudah disket pada plat kuningan. Gunting ini sangat berbeda dengan gunting kertas, karena digunakan
khusus untuk memotong plat dan mata pisau dibuat lebih tebal dan lebih pendek. Tujuannya supaya saat digunakan memotong gunting tidak rusak atau mata pisaunya tidak terlipat. Di bawah merupakan contoh gunting plat logam yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan.
Gambar 19. Gunting Plat Logam 20) Saringan Saringan berfungsi untuk menyaring pasir halus dipisahkan dari pasir kasar. Membersihkan barang cair dengan memakai alat yang berlubang halus-halus. Di bawah merupakan contoh saringan yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan.
Gambar 20. Saringan 21) Ampelas Ampelas adalah salah satu alat yang digunakan untuk meratakan dan menghaluskan suatu benda kerja seperti kayu, besi, tembok, dan lain-lain (Enget dkk, 2008:53). Ampelas sejenis alat kerja yang terbuat dari kertas atau kain yang telah ditambahkan dengan bahan yang kasar seperti butiran pasir sehingga kadang-kadang ampelas juga disebut dengan kertas pasir. Dalam penelitian ini Ampelas berfungsi untuk menghaluskan permukaan yang kasar pada kerajinan kuningan setelah masuk pada proses las, Ampelas yang digunakan ialah ampelas halus dengan nomor 40, 100, 320, 400. Di bawah merupakan contoh Ampelas yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan.
Gambar 21. Ampelas 22) Gelput Gelput adalah mata mesin penghalus yang berbentuk lingkaran terbuat dari tumpukan kain kasar, berfungsi untuk mengkilapkan kerajinan kuningan setelah masuk pada proses pengamplasan. Di bawah merupakan contoh Galput yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan.
selongsong peluru, kuningan bekas, kuningan kuno, yang kemudian dilebur kembali. Pengolahan ini menggunakan cara tradisional yaitu mencampur kuningan dan perunggu dengan perbandingan 100 : 10. Acuan titik lebur pada campuran tersebut ditandai dengan kepulan asap pada kowi / musah pembakaran, yang menandakan bahan siap dituangkan. Kuningan merupakan logam paduan antara tembaga (Cu) dan seng (Zn). Titik lebur dari perunggu beragam, tergantung dengan perbandingan komponen penyusunnya. Umumnya perunggu memiliki titik lebur 950 C. Namun, pada peleburan kerajinan kuningan perbandingan 60%Cu – 40%Zn memiliki titik lebur mencapai 1030-1080 °C. Perbandingan antara tembaga dan seng beragam tergantung dengan karakteristik kuningan yang ingin dihasilkan. Di bawah merupakan contoh kuningan (gambar A) dan peunggu (gambar B) yang digunakan dalam kerajinan kuningan.
Gambar 23. Gelput 23) Batu Hijau / Langsol Batu hijau / langsol berfungsi untuk sentuhan akhir pada pemolesan kerajinan kuningan, bertujuan agar kesan kuningannya timbul dan mengkilapkan kerajinan kuningan. Di bawah merupakan contoh Batu Hijau / Langsol yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan.
Foto 24. Batu Hijau / Langsol
Gambar 24. Kuningan dan Perunggu 2) Malam /malan Malan terbuat dari parafin, mudah mencair jika dipanaskan. Dapat dipakai sebagai pelita untuk membatik dan dapat digunakan sebagai pengecoran. Bahan ini mengandung lemak, lekat, mengental, mencair jika dipanaskan. Malan dicetak dulu berbagai bentuk untuk alat penerang (dengan diberi sumbu di tengahnya) atau benda mainan hidrokarbon padat yang mempunyai titik cair rendah dan mudah larut. Di bawah merupakan contoh malam yang digunakan dalam kerajinan kuningan.
a. Bahan yang digunakan 1) Kuningan dan Perunggu Kuningan merupakan bahan utama yang digunakan dalam kerajinan. Cor kuningan campuran dari perunggu dan timah seng. Kuningan yang digunakan yaitu kuningan dari
Gambar 25. Malam
3) Tanah liat (lempung) Lempung atau tanah liat ialah kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar silikat yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung berfungsi untuk lapisan cetakan agar cetakan kuat. Lempung mengandung leburan silika dan/atau aluminium yang halus. Di bawah merupakan contoh tanah liat yang digunakan dalam kerajinan kuningan.
Gambar 28. Cat berbasis minyak 6) Arang Halus Arang halus berfungsi untuk melapisi cetakan yang terbuat dari malam yang belum dilapisi kembali oleh pasir halus. Di bawah merupakan contoh arang halus yang digunakan dalam kerajinan kuningan.
Gambar 26. Tanah Liat (Lempung) 4) Pasir Halus Pasir halus berfungsi untuk memperkuat rongga cetak. Pasir membuat sistem saluran, mengisi rongga cetak dengan logam cair, membiarkan logam cair membeku, membongkar cetakan yang berisi produk coran membersihkan produk cor. Di bawah merupakan contoh pasir halus yang digunakan dalam kerajinan kuningan.
Gambar 29. Arang Halus 7) Serbuk Brown Serbuk brown berfungsi untuk menutupi bekas penghalusan pada permukaan dalam kerajinan kuningan, serbuk brown umumnya berwana emas. Di bawah merupakan contoh Serbuk Brown yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan.
Gambar 27. Pasir Halus 5) Cat Minyak (Suzaka) Cat merupakan material produk yang digunakan untuk melindungi dan memberikan warna pada suatu objek atau permukaan dengan melapisinya dengan lapisan berpigmen. Cat dapat digunakan pada hampir semua jenis objek material termasuk pada logam seperti besi dan seng. Cat Minyak juga berfungsi sebagai pewarnaan dan memberi motif hiasan pada kerajinan kuningan supaya lebih menarik. Pewarnaan menggunakan cat berbasis minyak dengan merek (SUZAKA). Di bawah merupakan contoh cat berbasis minyak yang digunakan dalam kerajinan kuningan.
Gambar 30. Serbuk Brown 8) Thinner (A Special) Thinner adalah zat cair yang biasanya berfungsi mengencerkan cat kayu dan besi, pelitur serta bahan-bahan finishing lain. Bahanbahan finishing biasanya merupakan bahan padat yang sifatnya kental sehingga sulit untuk diaduk dan diratakan tanpa diencerkan terlebih dahulu. Di bawah merupakan contoh Thinner yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan.
Tahap Awal Tahap awal merupakan tahapan yang paling mendasar dalam pembuatan kerajinan cor kuningan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso, adapun tahapan tersebut antara lain. 1. Gambar 31. Thinner (A Special) 9) Anti Gores (clear) Anti gores digunakan pada saat proses akhir dan berfungsi sebagai pelapis kerajinan kuningan yang bertujuan agar warna pada kerajinan tahan lama. Di bawah merupakan contoh Anti Gores (clear) yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan (foto. 33)
Cetakan /Mal ini berfungsi untuk memberikan bentuk pada kerajinan kuningan yang akan dibuat sesuai dengan pola desain kerajinan kuningan. Mal bertujuan mempermudah dalam pembuatan kerajinan dikarenakan mal digunakan sebagai acuan dalam pembentukan karya kerajinan kuningan, mal bervariasi bentuknya sesuai dengan bentuk kerajinan yang diinginkan dalam proses cetak. Di bawah merupakan contoh proses pembuatan Cetakan / Mal yang digunakan dalam kerajinan kuningan.
Gambar 32. Cetakan / Mal (pola)
Gambar 31. Anti Gores (clear) 10) Lem Kuning (Rajawali) Lem kuning merupakan lem yang dipergunakan untuk menempelkan ampelas ke mata mesin penghalus yang berbentuk lingkaran. Di bawah merupakan contoh Lem yang digunakan dalam pembentukan kerajinan kuningan (foto. 22)
Proses Pembuatan Cetakan / Mal (pola)
2.
Pelapisan arang halus Setelah mal/cetakan jadi, cetakan malam dicelupkan pada arang halus berfungsi arang halus melapisi cetakan bagian dalam sebelum dilakukan proses pemopokan. Di bawah merupakan contoh proses pelapisan arang halus yang digunakan dalam kerajinan kuningan.
Gambar 32. Lem Kuning (Rajawali) Gambar 33. Pelapisan arang halus a. Proses pembuatan Dalam pembuatan kerajinan cor kuningan, ada beberapa tahap yang harus dilakukan, anntara lain tahap awal, tahap inti dan tahap akhir. Adapun tahapan sebagai berikut.
3.
Pemopokan Pemopokan cetakan dilakukan dua kali agar cetakan kuat dan tidak pecah. Pemopokan yang (pertama) mal dari lilin yang sudah dilapisi arang halus dipopok atau dibungkus dengan tanah dicampur arang halus agar hasil cetakan rata. Setelah pemopokan maka hasil dijemur
dibawah sinar matahari. Pemopokan (kedua) dengan tanah campur pasir. Hal ini dapat menguatkan cetakan pada waktu pembakaran. Pada pemopokan ini dilakukan pemberian getting sistem pemberian lubang pada cetakan agar lilin / malan bisa mencair apabila sudah dipanaskan. Di bawah merupakan contoh proses pemopokan yang digunakan dalam kerajinan kuningan.
berlangsung sekitar 2 sampai 3 jam pembakaran. Di bawah merupakan contoh proses pembakaran dan peleburan kuningan yang digunakan dalam kerajinan kuningan.
Gambar 35. Pembakaran dan peleburan Gambar 34. Pemopokan 4.
Penjemuran Sistem penjemuran cetakan yang sudah dipokpok dengan arang halus, pasir dan tanah liat (lempung) dilakukan selama 2-5 hari penjemuran dibawah trik sinar matahari supaya cetakan yang sudah dipokpok tersebut benarbenar kering. Penjemuran sangat penting bertujuan supaya cetakan tersebut kuat dan tidak pecah saat mulai proses pengecoran dilakukan. Di bawah merupakan contoh proses penjemuran cetakan yang digunakan dalam kerajinan kuningan.
6.
Pengecoran Adonan kuningan yang sudah cair dituangkan ke dalam cetakan dan didinginkan. Setelah dingin cetakan dipecahkan dan diambil hasil kuningan yang sudah mengeras dan membentuk kerajinan. Di bawah merupakan contoh proses pengecoran kuningan yang digunakan dalam kerajinan kuningan.
Gambar 36. Pengecoran 7. Gambar 35. Penjemuran Tahap Inti 5.
Pembakaran dan Peleburan kuningan Pembakaran berfungsi untuk mengeluarkan malam dari matras cetakan dilakukan dengan cara pembakaran. Apabila malan sudah keluar dari matras cetak, selanjutnya didinginkan. Selanjutnya peleburan kuningan. Peleburan masih menggunakan cara tradisional yaitu dengan menandai kepulan asap. Apabila kepulan asap keluar dari kowi/musah (tempat adonan logam kuningan dan timah seng) berarti titik lebur sudah tercapai dan siap untuk dituangkan ke dalam cetakan. Peleburan
Perbaikan Pada tahap perbaikan kerajinan cor kuningan, hasil dari cetakan biasanya tidak 100% berhasil dengan baik, sehingga perlu perbaikan bentuk kerajinan kuningan dengan cara dilas pada bagian-bagian yang berlubang. Di bawah merupakan contoh proses perbaikan yang digunakan dalam kerajinan kuningan.
Gambar 37. Perbaikan
8.
Pengikiran Tahap pengikiran kerajinan cor kuningan bertujuan untuk meghaluskan bagian permukaan yang kasar agar tidak membahayakan. Pengikiran dilakukan menggunakan Kikir dilihat pada gambar B di bawah dan mesin gerinda pada gambar A. Di bawah merupakan contoh proses pengikiran yang digunakan dalam kerajinan kuningan.
Gambar 39. Mengukir (pemberian motif) Tahap Finishing
Gambar 38. Pengikiran 9.
Membuat Motif (sketsa) Pada tahap ini kerajinan kuningan diberi motif menggunakan sepidol permanen. Membuat motif atau sket merupakan proses menggambar pada permukaan kerajinan kuningan. Dalam pembuatan motif atau sket perajin bisa menggunakan dua cara yaitu, sket secara langsung pada permukaan kuningan dan sket yang menggunakan alat bantu cetakan atau mal. Di bawah merupakan contoh membuat motif (sk et) yang digunakan dalam kerajinan kuningan.
Gambar 39. Membuat Motif (sk et) 10. Mengukir (pemberian motif) Langkah selanjutnya kerajinan kuningan yang sudah disket diukir menggunakan pahat ukir. Pahat yang di gunakan pahat pengusap, pahat girik, pahat kukon, pahat pemlaku, pahat pemilah, dan pahat penucuh. Memberi hiasan torehan pada kerajinan, motif biasanya berbentuk bunga, burung dan kaligrafi, tujuan diberikan motif hiasan agar kerajinan cor kuningan lebih indah dan menarik. Di bawah merupakan contoh proses mengukir (pemberian motif) yang digunakan dalam kerajinan kuningan.
11. Pemolesan Pemolesan dilakukan untuk menghaluskan kerajinan setelah melewati proses-proses sebelumnya. Pada proses ini seluruh permukaan dari kerajinan kuningan dihaluskan mengunakan mesin pemoles hingga benar-benar halus. Pemolesan dilakukan menggunakan mesin dinamo dengan mata ampelas dari kasar ukuran 40. Pemolesan kedua menggunakan ampelas ukuran 100, yang ketiga menggunakan ukuran 320, yang keempat menggunakan ukuran 400 dan pemolesan yang terakhir menggunakan mata Galput , yang terbuat dari kain kasar yang diberi polesan dengan batu hijau, bertujuan supaya kerajinan kuningan menonjolkan kesan kuningannya dan mempercantik kerajinan kuningan tersebut. Di bawah merupakan contoh proses pemolesan yang digunakan dalam kerajinan kuningan.
Gambar 40.Pemolesan 12. Pewarnaan Proses mewarnai kerajinan kuningan ada dua. (pertama), perwarnaan menggunakan kuas lukis dengan cara pewarnaan manual. Proses pewarnaan dengan kuas dilakukan pada bagian objek / motif kerajinan yang sudah mengalami proses ukir lihat gambar A, sedangkan proses pewarnaan yang ke (dua) menggunakan mesin kompresor dengan tekanan udara 26 psi, pewarnaan menggunakan mesin kompresor dilakukan pada bagian latar belakang dan pada bagian gradasi bertujuan agar pewarnaan terkesan halus bergradasi, dilihat pada gambar B. Di bawah merupakan contoh proses pewarnaan yang digunakan dalam kerajinan kuningan.
b. Jenis-jenis kerajinan yang dihasilkan. Jenis-jenis kerajinan cor kuningan yang dihasilkan Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso dibagi menjadi dua golongan berdasarkan nilai guna yaitu fungsional dan non fungsional: Gambar 41. Pewarnaan 13. Pelapisan Tahap akhir dalam pembuatan kerajinan cor kuningan ini yaitu pemberian cat anti gores dengan menggunakan kompresor yang dileburkan pada seluruh pewarnaan kuningan. Anti gores berfungsi agar pewarna pada kuningan tidak luntur dan tahan lama ketika terkena goresan. Di bawah merupakan contoh proses finishing yang digunakan dalam kerajinan kuningan.
a. Fungsional Adapun produk kerajinan fungsional yang dihasilkan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso antara lain : 1.
Nampan
Gambar 44. Nampan Nampan kuningan merupakan jenis produk fungsional, yang dihasilkan kerajinan cor kuningan Bondowoso. Nampan berfungsi untuk menyajikan makanan dan minuman, dengan ukuran diameter 50 cm. 2.
Kinangan (tempat menyirih)
Gambar 42. Finishing 14. Melapisi bagian dalam kerajinan Tahap ini adalah tahap paling akhir proses pembuatan kerajinan kuningan sebelum dikemas. Melapisi bagian dalam kerajinan menggukan serbuk brown yang dicampur dengan thinner, bertujuan agar semua sisi kerajinan kuningan terlihat indah dan menarik. Di bawah merupakan contoh proses finishing yang digunakan dalam kerajinan kuningan.
Gambar 46. Kinangan (tempat menyirih) Kinangan atau tempat menyirih, berfungsi untuk tempat meletakan berbagai bahan dan perlengkapan mengunyah sirih yang biasa digunakan oleh nenek / kakek. Kerajinan kinangan memiliki ukuran Tinggi 35 cm dan diameter 20 cm.
Gambar 43. Melapisi bagian dalam kerajinan
3.
Bokor /Pot Bunga
Toples permen berfungsi untuk tempat permen yang biasa diletakkan diruang tamu dan ruang keluarga, toples permen memiliki ukuran diameter pada bagian atas 10 cm dan pada bagian bawah 15 cm. b.
Non Fungsional
Adapun produk kerajinan non fungsional yang dihasilkan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso antara lain : 1.
Hiasan dinding kepala kuda
Gambar 47. Bokor / Pot Bunga Bokor atau pot bunga berfungsi untuk hiasan tempat bunga kertas atau plastik. Bokor memiliki ukuran diameter 30 cm pada bagian atas, 15 cm pada bagian bawah dan tinggi 35 cm. Memiliki motif bunga mawar dengan paduan warna putih pada permukan kuningan, sehingga dapat memperindah tampilan bokor atau pot bunga terebut. 4.
Lampu Tidur
Gambar 50. Hiasan dinding kepala kuda Hiasan kepala kuda ini merupakan hiasan yang ditempelkan pada dinding, bertujuan untuk menambah keindahan dalam rumah maupun luar rumah agar terlihat cantik dan menarik dengan warna emas asli dari kuningan, dengan ukuran tinggi 50 cm. 2.
Patung Kuda Jumbo
Gambar 48. Lampu Tidur Lampu tidur merupakan jenis poduk fungsional yang dihasilkan kerajinan kuningan. Lampu tidur berfungsi untuk penerangan saat tidur dengan cahaya yang tidak terlalu kuat. Lampu tidur biasanya diletakkan pada sudut ruangan tempat tidur, memiliki ukuran tinggi 50 cm. 5.
Toples Permen Gambar 51. Patung kuda jumbo
Gambar 49. Toples Permen
Produk ini merupakan hiasan di dalam rumah. Kerajinan kuningan patung kuda jumbo memiliki ukuran 120 cm. Dilihat dari komposisi karya ini memiliki kesan yang sedang bergerak, didukung oleh gerakan kaki depan yang mengangkat ke atas. Selain bentuk dan gerak warna jadi salah satu elemen yang dapat membuat karya menjadi lebih indah dengan corak warna abu-abu pada bulu kepala dan ekor
kuda yang menjadikan karya ini terlihat seperti aslinya. 3.
Patung Angsa
Patung Gajah
Gambar 52. Patung Kuda Patung gajah merupakan karya tiga dimensi yang memiliki ukuran 30cmx25 cm. Patung ini hanya sebagai pajangan lemari. Pilihan warna hanya menggunakan sedikit warna coklat yang dipadukan dengan warna emas asli dari kuningan yang terkesan indah dan sangat mewah. 4.
5.
Patung ayam jago
Gambar 4.75. Patung Angsa Patung angsa merupakan karya berbahan logam kuningan yang berwujud tiga dimensi dengan ukuran tinggi 100 cm x 30 cm. Karya ini memiliki corak bulu yang berwarna biru, hijau, kuning, orange, dan emas dengan pewarnaan bergradasi, membuat karya indah dan cantik. Patung angsa ini digunakan sebagai benda hias / pajangan. Selain itu ada jenis-jenis produk yang dihasilkan oleh perajin di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso. PENUTUP 1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang kerajinan cor kuningan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut.
Gambar 53. Patung ayam jago Patung ayam jago merupakan hiasan yang mengadopsi bentuk binatang. Pewarnaan pada patung ini menggunakan warna biru, hijau, coklat, orange, dan kuning dengan corak warna yang bergradasi sehingga terkesan seperti aslinya, dan patung ayam jago ini memiliki ukuran tinggi 55cm. Patung ayam jago hanya digunakan sebagai benda pajangan hiasan rumah.
1.1 Sejarah keberadaan kerajinan cor kuningan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso Sejarah keberadaan kerajinan cor kuningan di Desa Cindogo merupakan kerajinan turun-temurun sejak Zaman Belanda. Kerajinan ini dilakukan oleh masyarakat secara turuntemurun. Awal pembuatannyan kerajinan ini masih sederhana, Pengerjaanya masih menggunakan alat-alat tradisional serta kerajinan yang dihasilkan sangat terbatas seperti lonceng kecil / k lonnong sebagai perhiasan kalung sapi aduan yang menjadi kegemaran masyarakat bondowoso. Seiring berjalannya waktu dan pekembangan zaman, kerajinan cor kuningan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Alat yang digunakan sekarang sudah menggunakan alat mesin dan mulai menunjukan hasil yang menggembirakan dengan semakin banyaknya barang-barang kerajinan yang dihasilkan, bentuk-bentuk ornamen yang ditampilkan semakin bervariasi.
1.2 Alat dan Bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan cor kuningan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan cor kuningan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso adalah sebagai berikut. Alat-alat yang digunakan: cetakan / mal, penjepit, peji / pengasah, saringan, tungku api, palu, mesin gerinda, kowi / musah, kikir, pahat kuningan, sepidol,mesin poles, mesin penghalus, mesin bor tangan, kuas, kompresor, tang, gunting logam, apelas, batu hijau. Bahan-bahan yang digunakan: Logam kuningan, malan, tanah liat, lem kuning, pasir halus, cat minyak dan arang halus. 1.3 Proses pembuatan kerajinan cor kuningan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso Proses pembuatan kerajinan cor kuningan dapat dibagi menjadi beberapa bagian antara lain: 1. Pembuatan cetakan / mal, 2. Pemopokan, 3. Penjemuran, 4. Pembakaran, 5. Pengecoran, 6. Perbaikan, 7. Pengikiran, 8. Mengukir (pemberian motif), 9. Pemolesan, 10. Pewarnaan, 11. Finishing, sehingga menghasilkan kerajinan cor kuningan. 1.4 Jenis kerajinan cor kuningan yang dihasilkan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso Jenis-jenis kerajinan cor kuningan yang dihasilkan Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso dibagi menjadi dua golongan berdasarkan nilai guna yaitu fungsional dan non fungsional: -
Jenis kerajinan kuningan (Fungsional) Jenis kerajinan kuningan (Non Fungsional) 2 Saran Melihat kembali tujuan dan manfaat dari penelitian yang berjudul Kerajinan Cor Kuningan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso maka beberapa saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut. Bagi pemilik atau perajin kerajinan kuningan. Bagi pemilik atau perajin kuningan, Kerajinan kuningan Bondowoso adalah sebuah kerajinan logam yang terdapat di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso. Untuk meningkatkan kualitas kerajinan Logam kuningan di daerah Bondowoso disarankan pada perajin untuk mengembangkan ide-ide kreativitasnya dengan mengeksplorasi alam dan sekitarnya. Bagi peneliti lain. Bagi peneliti selanjutnya yang mengangkat tentang kerajinan cor kuningan
diharapkan untuk menambah informasi atau wawasan terkait dengan kerajinan tersebut agar dapat mengembangkan serta menambah aspek pemasaran dan manajemen produksi agar penelitian yang dihasilkan menyentuh persoalan ekonomi. DAFTAR PUSTAKA Bahari, Nooryan 2008. Kritik Seni, Wacana Apresiasi dan Kreasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bungin, Burhan. 2005. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Radja Grafindo Persada. Enget dkk. 2008. Kriya Kayu Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Hartono. Anton J. dan Tomijiro Kaneko. 1992. Mengenal Pelapisan logam. Yogyakarta : Andi Offset. Kartika, Dharsono Sony dan Nanang Ganda Perwira. 2004. Pengantar Estetik a. Bandung: Rekayasa Sains Susanto, Mikke. 2011. Dik si Rupa, Kumpulan Istilah dan Gerak an Seni Rupa. Yogyakarta. Suha Madsuha. 2006. Pengolahan MacamMacam Bahan. Seri Pengerjaan Logam. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Suhendrawan, Rachmad dkk. 2010. Seni Rupa untuk SMP/MTs. Jakarta Kementrian Pendidikan Nasional. Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidik an. Jakarta : PT. Bumi Akasara. Sulastito, Harry. 1987. Pendidik an Seni Rupa SMA k elas I. Bandung : Ganeca Exact. Sribandono, A. 1980. Tek nik Pengecoran Logam. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Tim Penyusun 1957. Ensik lopedia Indonesia. Jakarta : Letiar Baru Van Hoeve. Yudosaputro, Wiyoso. 1983. Seni Kerajinan Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.