KERAGAAN PENERAPAN PENDIDIKAN G U l Dl SEKOLAH DASAR (SD)
f
DAN MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) DALAM PELAKSANAAN PMT-AS Dl PERDESAAN Dl LAMPUNG TENGAH Oleh: Hermina; ljetjep S.Hidayat; Trintrin T.Mu~iantodon Djoko Susanto ABSTRACT l%e program of supplementary feeding for Elementary School children has been implemented for severaIyecvs One of the muMple purposes of the program is to improve underdunding and knowledge of nubition for children and teachers through nuirition educntr.on and feeding p r u d e s . The sludy ~ l a carried s out to colleci informntr'ons on nutrition education within am'vities related to supplementary feeding program at government Elementary School OD) and Islamic EIementary School (Madrasah Ibtidoiyah) in the D M d of Central Lumpung. Thefm&gs shmu thai nu*n education ach'vities given by the teachers has not been done properly due to several reasons such m limitofion of time avoilabilily, and teachers do not have adequate knmvledge on food and nutrition leading to the constraint in applying nutrition education. Futher training for teochers is needed to enable them to carry out nuhition education wiihin the aftivities of Supplementary Feeding Program (PMT-AS) in appropriate wcrys.[Penel Gizi Makan 199831: 21-31]. Key word :nutrition education, schoolj2edingprogram (PMT-AS), elementary school children.
PENDAHULUAN
P
rogram perbaikan gizi jangka panjang kedua
(PJPlI)
ditujukan
kepada
Komunikasi. lnformasi dan Edukasi (KIE) gizi mempakan
upaya peningkatan strategi
peningkatan kesadaran gizi yang tinggi
penyebaran informasi gizi melalui pendekatan
pada masyarakat, antara lain tercermin dari pola
yang efisien, efektif dan rasional yang ditujukan
konsumsi
untuk mencapai pembahan perilaku konsumsi
pangan
masyarakat
yang
beranekaragam dan bermutu gizi seimbang.
pangan
Kondisi kesadaran gizi masyarakat yang tinggi
berdasarkan kebiasaan makan sehat sehari-hari
mempakan cita-cita jangka panjang dalam
(3). Pendekatan KIE dalam i n t e ~ e n s i gizi
knnteks me~ngkaikan kualitas sumberdaya
adalah
manusia (SDM) (1)(2). Kelompok anak usia
informasi berkaitan dengan pangan, gizi dan
sekolah (6-12 iahun) mempakan salah satu
kesehatan
segmen penting di masyarakat dalam upaya
Pengantar Pembaruan (agent of change) dalam
meningkatkan pemahaman dan kesadaran gizi
ha1 ini adalah guru dan murid S D M dan
sejak dini yakni sejak anak masuk sekolah dasar
masyarakat sasaran, sehingga dapat dicapai
(SDIMI).
tilik-temu antar
yang
bermutu
proses belajar saling
gizi
dimana
seimbang
informasi-
dikomunikasikan
oleh
berbagai sumber kebenaran
PGM 1998.2 1: 2 1-3 1 Pendidikan Gizi di SD dan MI Dalam Pelaksanan PAF1:A.Y
Hermina: dkk
perilaku. dan pada gilirannya masyarakat
sehat dan bidup bersih sejak anak-anak yang
sasaran dapat lebih berdaya di dalam mengatasi
diberikan dalam
masalah gizi secara mandiri (4).
kwhatan anak sekolah dengan partisifasi aktif
Masalah gizi pada anak usia sekolah masih cukup tinggi dan memerlukan perhatian yang lebih serius. Dari hasil survei terhadap 600 ribu anak sekolah dasar di 27 propinsi menunjukkan
Sahl
paket pendidikan gizi dan
gum, orang tua murid dan masyarakat dl lingkungan sekolah. Menurut Kodyat B (1996) prinsip dasar kegiatan PMT-AS ini pada hakekatnya
adalah
merupakan
sarana
bahwa anak sekolah mengalami gangguan
"penyuluhan gizi" atau "pendidikan gizi" untuk
pertumbuhan berkisar 13.6 persen OK1 Jakarta)
murid S D M yang diwujudkan dalam bentuk
sampai 43.4 persen (Kalimantan Tengah). Hal
pemberian makanan tambahan pada anak
ini diperberat lagi oleh banyaknya anak sekolah
sekolah dengan parlisipasi aktif guru, orangtua
yang menderita anemia gizi besi. Studi lain
murid dan masyarakat di lingkungan sekolah
menemukan
bahwa
anak
sekolah
hanya
mengkonsumsi sekitar 70 persen dari kebutuhan
(7). Tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
cnergi setiap harinya. Untuk menuntaskan
mengidentifikasi keragaan dari upaya penerapan
masalah gizi kurang khususnya pada anak usia
pendidikan gizi di Sekolah Dasar (SD) dan
sekolah. diperlukan pendidikan gizi masyarakat
Madrasah lbtidaiyah (MI) di pedesaan dalam
yang
rangka pelaksanaan PMT-AS.
bertujuan
untuk
merubah
perilaku
masyarakat ke arah konsumsi pangan yang sehat dan bergizi ( 5 ) Dalam rangka meningkatkan status gizi anak
sekolah
diselenggarakan
program
BARAN DAN CARA Lokasi penelition
makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS). Program tersebut mulai dilaksanakan di desadesa tertinggal di luar pulau Jawa clan Bali dalam
usaha
pengentasan
kerniskinan
khususnva gangguan kurang gizi tennasuk PMT-AS
telah dipilih secara sengaja di tiga desa IDT (Inpres Desa Tertinggal) di Kecamatan Rumbia. Kabupaten
Lampung
Tengah.
Provinsi
Lampung. Keempat sekolah tersebut mendapat
dikembangkan di selumh desa tertinggal di 27
PMT-AS telah hampir dna tahun yakni tahun
provinsi di Indonesia. Salah satu tujuan PMT-
19%/1997 dan tahun 1997/1998. Rancangan
AS adalah menanamkan kebiasaan makan yang
penelitian dilakukan secara cross sectional
(6).
ini
Dasar (SD) dan dua Madrasah Ibtidaivah (MI)
sudah
tinggi
Saat
Empat sekolah terdiri dari dua Sekolah
PGM 1998.2 1: 2 1-3 1 Prndidikon Gizi di .TI) don Afl Ilolnnl I'rlnknnoon I'.hflLAS
Herrnina: dkk
Rincian lokasi penelitian adalah sebagai berikut:
Desa
Sekolah Dasar (SD)
Madrasah lbtidaiyah (MI)
Bina Karya Putra
a Negeri I Bina K a ~ Putra
Al - Islam
Bina Karya Jaya
Negeri 1 Bim Karya Jaya Mihhul Huda
Rantan laya llir
Responden
1. Responden di tingkat desa adalah gum-gum
4.
sanaan PMT-AS dan kendalanya.
dan Kepala Sekolah S D M yang bersedia diwawancara sebanyak 18 orang terdiri dari
2.
Penyarnpaian pendidikan gizi pada pelak-
5.
Pengetahuan gizi dan sikap gum-guru
8 orang gum SD dan 10 orang gum MI.
terhadap upaya peningkatan
Responden di tingkat
gizi pada murid SDMl.
pusat.
pmvinsi.
kabupaten dan kecamatan adalah pejabat dan
petugas
instansi
kesehatan
(Departemen Kesehatan) yang mengelola PMT-AS
dan
bersedia
pengetahuan
6 . Keberadaan materi gizi di dalarn kurikulum SDMI dan
kendalanya
dalam
upaya
penerapan pendidikan gizi.
diwawancarai
berjumlah sebanyak 8 orang Sedangkan pejabat
dari
instansi
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan yang bersedia diwawancara di tingkat provinsi. kabupaten
Semua datalinformasi diperoleh dengan cara
dan kecamatan berjumlah sebanyak 8
wawancara
orang.
peneliti dengan menggunakan kuesioner dan
langsung yang dilakukan oleh
pedoman pengamatan. Jenis data yang dikumpulkan
I.
Keadaan umum sekolah di SDfMI
2.
Karakteristik guru S D M mengenai umur Analisis data dilakukan secara
dan tingkat pendidikan 3.
deskriptif.
penyuluhad
Penilaian pengetahuan gizi gum dianalisis
pendidikan gizi di SD dan MI yang telah
secara skoring. Skor tertinggi adalah 100 dan
didistribusikan oleh petugas PMT-AS.
terendah adalah 0. Tingkat pengetahuan gizi
Ketersediaan
bahan-bahan
PGM 1998.2 1: 2 1-3 1 Pendidikan Gizi di SD dun MI Dalam Pelaksanan P W - A S
Hermina; dkk
gum kemudian diklasifiiasikan menjadi tiga
memberikan informasi tentang jumlah murid
kategori yakni baik. sedang dan kurang.
dan guru di SD dan MI yang diteliti. Kedua SD
Kategori baik jika jumlah nilai > 80%. kategori
yang diteliti m e ~ p a k a nsekolah Negeriilnpres
sedang jika jumlah nilai di antara 60-80 dan
dan kedua MI adalah sekolah swasta&ayasan.
kategori kurang jika jumlah nilai. < 60% dari
Dan Dan Tabel 1. tersebut tampak bahwa ratio
nilai total (8. 9)
muridgum
pada
Nilai maksimum didasarkan
kebenaran.
kelengkapan
dan
atau
di
SD rata-rata
adalah
39.2
sedangkan di MI rata-rata adalah 19.3. Jadi beban gum di SD jauh lebih berat dibandingkan
kepositifan jawaban gum.
dengan di MI. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh
Muhilal.
dkk. (1997)
menunjukkan bahwa ratio muridgum di S D N I
HASlL DAN BAHASAN
desa IDT di tujuh propinsi di Indonesia cukup bervariasi yakni di Bengkulu Utara ratio
Keadaan umum sekolah
muridgum adalah 21.1. di Lombok Barat Seperti tercantum dalam Buku Pedoman
adalah 48.4 dan di Maluku Tengah adalah 19.0
Umum PMT-AS pelaksanaan program makanan
(10). Namun hasil penelitian Husaini dkk.
jajanan di keempat sekotah yang diteliti adalah
(1993) di perkotaan yakni di Kotamadya
tiga kali dalam seminggu. Jadwal pembagian
Bandung (Jawa Barat) mengungkapkan babwa
makanan dilakukan secara serempak setiap hari
ratio muridguru di SD favorit adalah 33.5.
Senin. Kamis dan Sabtu di semua SDMI IDT
sedangkan di SD kurang favorit adalah 16.1
di wilayah Kecamatan Rumbia. Tabel
(11).
1
Tahel 1 S e b m jumlrh murid dan gum SDIMI Jumlab Sekolah
SDfNegeri SDN Bina Karya h t r a SDN Bina Karya Jaya
Murid
GUN
397 270
9 8
106 164
6 8
837
31
MUSwasta
MI Al-Islam Bina Karya h t r a MI Miftahul Huda Jumlah
Hermina: dkk
PGM 1998.2 1: 2 1-31 Pendidikon (iizi d1 S D clan A!I Dalnm Pelnksannn PhFlLAS Rata-rata jumlah murid per kelas di SD
temp dan belum semuanva menjadi Pegawai
besar
Negeri Sipil (PNS) karena beberapa dari mereka
dibandingkan dengan di MI (22 muridkelas).
statusnya masih honorer. Sementara itu ram-ram
Bahkan di SD pada setiap jenjang kelas terdiri
jumlah guru di MI Swasta adalah 7 orarg
dari dua kelas paralel yakni kelas pagi clan kelas
termasuk Kepala Sekolah. semuanya bukan PNS
siang karena kekurangan ruang kelas untuk
dan hampir semuanya adalah guru tidak tetap.
belajar. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan
Sebagian besar
masyarakat untuk menvekolahkan anak di
antara 20-30 tahun. Selebihnva adalah berusia
tingkat dasar terutama di SD cukup besar.
30-40 tahun (27.8%). 40-50 tahun (I 1.1%) dan
Namun sarana dan prasarananya termasuk
< 20 tahun (16.7%). Sebagian besar (47.1%)
tenaga guru belum cukup memadai. Jumlah
guru SD berpendidikan lulus dari .SMEA
ruang kelas di setiap sekolah berkisar antara 4 4
(Sekolah Menengah Ekonomi Tingkat Atas).
ruangan. Ketersediaan sumber air dan sarana
Sementara itu sebagian besar (71.6%) guru MI
kebersihan
berpendidikan
adalah
38
muridkelas
sekolah
dan
secara
lebih
umum
masih
(44.4%) guru SDMI berusia
Madrasah
Tsanawiyah atau
mengkhwatirkan bahkan di satu MI tidak ada
setara
sumur dan kakus.
Penama (SLTP) (lihat Tabel 2). Dari Tabel 2
dengan
Sekolah Lanjutan
Tingkat
tersebut tampak bahwa karakteristik gum di SDMI cukup beragam sehingga pemahaman guru tentang gizi juga akau berbeda. Hal ini akau Rata-rata jumlah guru di SD adalah 8 orang termasuk Kepala Sekolah. Mereka adalah guru
sangat
penyampaian
berpengaruh pesan-pesan
muridnya.
Tabel 2 Komposisi jumlah p r u berdasarkan latar belakang pendidikan Jenis Pendidikan
terhadap gizi
cara kepada
PGM 1998.21: 2 1-3 1 Pendidikan Gizi di SD don MI Dalam Pelaksanan PMT-AS lnteraksi guru SDMI di desa WT dengan
PMT-AS
temtama
Hermina: dkk tentang
pelaksanaan
bubu-bukdmedia cetak relatif kurang. Keadaan
penyuluhan gizi. Kecuali Kepala Sekolah yang
ini
mungkin karena distribusi buku-buku
pernah mengikuti pelatihan mengenai tata
penunjang termasuk buku pegangan gum yang
laksana PMT-AS di tingkat Kccamatan. Hal
menunjang bidang-bidang studi clan metodik
yang
pengajaran untuk S D M di desa IDT tersebut
sebelumnya oleh Lamid A. dkk. di Bengkulu
tidak merata. Seperli untuk mata ajaran yang
(1997) (12). Namun pada pengumpulan data
ada muatan materi gizi yakni buku-buku
dasar monitoring dan evaluasi PMT-AS di tujuh
pelajaran pendidikan Jasmani dan Kesehatan
propinsi di Indonesia yang dilakukan oleh
(Penjaskes) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Muhilal, dkk. (1997) ditemukan bahwa kegiatan
Kerajinan Tangan dan Kesenian (KTK) yang
tersebut pernah dilakukan oleh gum kelas di
dulu
47% S D M contoh yang diteliti, oleh Bidan
lebih
populer
dengan
Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga (PKK) mereka tidak
-
sama
ditemukan
pada
penelitian
desa (48%) dan oleh gum Olahraga dan Kesehatan (30%) (10).
memilikinya secara lengkap.
Bentuk
sarana
pendidikan
gizi
dan
kesehatan yang sudah ada di keempat sekolah yang diteliti adalah bempa poster "Gizi
Penyampaian pmdidikan gi* dalam
Seimbang"
pelaksanaun PMT-AS
dan
poster
"Cara
mencegah
cacingan dan diare". Kedua poster tersebut Di
keempat
SDMI
yang
diteliti,
penyampaian pesan-pesan gizi oleh gum atau pen.ielasan tentang manfaat jajanan pada saat pembagian makanan tambahan di sekolah kepada murid belum dapat dilaksanakan sesuai petunjuk buku pedoman umum PMT-AS. Alasan yang dikemukakan oleh hampir semua gum adalah karena mereka belum
tahu
diterima di SDiMI pada bulan luli 1998 tanpa penjelasan bagaimana penyampaian pesan gizi dan kesehatan tersebut kepada murid. Hanya di satu MI tampak bahwa kedua poster tersebut di tempel di dinding kelas, walaupun tidak semua kelas ada. Di ketiga S D M lainnya kedua poster tersebut masih tersimpan di dalam lemari sekolah.
bagaimana cara penyampaian pesan gizi yang diinginkan oleh pengelola program. Selain itu
Pengelahuan gizi dun sikap guru terhadap
keterbatasan waktu gum di S D M yang diteliti
upaya pminghtun Pengdahuan gizi pa&
menvebabkan
murid S D M
sulitnya
mereka
melakukan
pendidikan gizi pada saat pembagian makanan dan pada saat istirahat. Keadaan tersebut
Pengetahuan gizi guru-guru S D M meliputi
mereka
pengetahuan tentang hubungan keadaan gizi
umumnya belum pernah terlibat dalam pelatihan
dengan penumbuhan dan daya tahan tubuh
diperkuat oleh
kenyataan bahwa
PGM 1998.21: 21-3 1 Pendidikan Gizi di SD dun MI Dalam Pelaksanan PMT-AS
Hermina. dkk
seimbang,
(22.2%) adalah sedang. Tidak seorangpun dari
pengertian dan maksud dari konsumsi makanan
responden yang tergolong berpengelahuan gizi
garam
baik. Hal ini diduga karena masih kurangnya
anak,
pengertian
yang
istilah
beranekaragam,
gizi
kegunaan
beryodium dan jenis-jenis makanan menumt
informasi
mengenai gizi sampai ke tingkae
sumber zat gizi (zat tenaga, zat pembangun dan
sekolah di desa IDT, baik melalui buku
zat pengahlr) (Lihat Tabel 3). Sebagian besar
penunjang kurikulum SD/MI maupun melalui
gum SDIMI (77.8%) memiliki pengetahuan gid
program gizi dan kesehatan.
yang masih relatif kurang. dan sebagian kecil Tahel 3 Tingkat Pengetahuan Gizi GUN SDI MI
Jumlah responden
Klasifikasi tingkat SD (a+) n Y'
Pengetahuan Pengetahuan &i : Sedang Kurang
Sikap
gum
terhadap
8
upaya
MI (n=10) n %
0
4
100.0
6
penerapan
40.0 60.0
SD+MI (11x18) n Oh
4 14
22.2 77.8
kurikulum sekolah kemungkinan akan
lebih
pendidikan gizi kepada murid adalah sikap
berkesi-nambungan. Namun hampir semua gum
positif terhadap manfaat pendidikan gizi pada
merasa kesulitan &lam menyampaikan materi
murid. Selanjutnya sikap positif ini akan
gizi di kelas karena kurangnya bahan bacaan
mempengamhi niat untuk ikut serta dalam
tentang gizi. Mereka menyatakan perlu adanya
kegiatan penyuluhan atau pendidian gizi, baik
pelatihan singkat mengenai gizi dan kesehatan
melalui kurikulum S D M maupun dalam
untuk gum.
pelaksanaan
Hal
PMT-AS.
tersebut
dinngkapkan oleh hampir semua guru dan mereka setuju bila ikut serta dalam kegiatan
Keberadaan materi
tersebut.
kurikulum .SD/n.fI
Alasan yang dikemukakan adalah
karena hal itu sudah gum
sebagai
menjadi
kewajiban
pendidik . Selain itu proses
belajar-belajar-mengajar di
kelas
pendidikan gizi dalam
melalui
Pada dasamya pelaksanaan belajar-mengajar di SD dan MI adalah sama. yakni mengikuti
PGM 1998.2 1: 2 1-3 1 Pendidikan Gizi di SD don MI Dolam PeCaksnnan PMT-AS
Hermina: dkk
Garis-garis Besar Program Pendidikan (GBPP)
yang pada masa lalu lebih dikenal
kurikulum Sekolah Dasar tahun 1994. Bedanya
pelajaran
proporsi pendidikan agama Islam di MI lebih
keluarga) yakni sebesar 20.0% (14) (Tabel 4).
PKK
(pendidikan
dengan
kesjahteraan
besar dibandingkan dengan di SD. Bila
Dari Tabel 4 tampak secara umum bahw
mengkaji GBPP kurikulum SD tahun 1994
penyampaian materi pendidikan gizi sudah ada
tampak bahwa materi gizi dan makanan sudah
di dalam kuriMum S D M yakni di k&ga mata
ada. dan penerapannya disisipkan di dalam
ajaran
beberapa mata ajaran yakni Penjaskes. P A dan
penerapan pendidikan gizi di sekolah akan lebih
KTK. Materi pendidikan gizi dan pmporsinya
berkesinambungan dan ha1
dalam GBPP berdasarkan kelas dan mata ajaran
penyampaian maferi gizi bukan mempakan
selengkapnya pada Tabel 4.
beban baru bagi guru karena sudah tejadwal
Penyampaian
materi
pendidikan
gizi
di
dalam met&
atas.
Keunlungannya
adalah
terpenting y a h i
pengajaran dan GBPP di S D M .
disisipkan di dalam kurikulum S D M pada
Sementara itu kelemahannya adalah penerapan
setiap tahunnya pada cam wulan (cawu)
pendidikan gizi di sekolah melalui guru masih
tertentu. Materi gizi mulai diperkenaIkan di
diragukan keberhasilannya jika tidak dimjang
dalam mata ajaran Penjaskes di kelas satu
oleh peningkatan pengetahuan guru tentang gizi
walaupun proporsinya relatif kecil (8,3%) . Hal
d q sarana pendidikan giu yang cukup,
ini tejadi karena lebih banyak praktek olah
term&
raga di lapangan.
Dari hasil pengamatan
guru untuk ketiga pelajaran di atas. Seperti pada
ternyata bahwa keempat S D M yang diteliti
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
tidak memiliki guru khusus b i g studi
Suhardjo, dkk. (1988) di beberapa SD di kota
Penjaskes sehingga biasanya dilakukan oleh
Bogor (labar) dan kota
guru kelas. Proporsi materi gizi terbanyak
ditemukan bahwa guru-guru SD mengalami
terdapat pada mata ajaran P A di kelas tiga pada
kesulitan &lam me-
c a w dua yakni sebanyak 385% (14/36), artinya
kelas, akibat ketiadaan buku pegangan dan alat
dalam 36 jam pelajaran IPA di kelas tiga
peraga. Peneli!ian tersebut juga mencmuksn
tersebut sebanyak 14 jam p e l & a n (7 kali
bahwa ada beberapa bukn pcgangan (dari
pertemuan) guru membahas
gizi.
p e n d i t buku) yang ada di sekolah yang diteliti
Sementara itu praktek memasak disisipkan pada
temyata memuat materi yang tidak ssuai
pelajaran KTK (kerajinan tangan dan kesenian)
dengan kebenaran ilmu gizi (IS).
materi
kelengkapan buku penunjang bagi
~b(Sumbar) materi gizi di
PGM 1998.21: 21-3 1 Pendidikan Fir; di SD don A f l Dalanr Pelaksanan Ph'hflLflilS
Hermina; dkk
Tabel 4 Materi Pendidikan G b i dm Proponinya Dalam GBPP (Garis Besar Program Pengajaran) 1994 Berdasarkan Kelas dan Mata Ajaran -
Kelas
I
2
3
Mata Pelajamn
1. Penjaskes -Caw 2
2/24
8.3
Penjaskes -Caw2
2/24
8.3
a. Penjaskes Caau 2
2/24
8.3
b. P A Caw 2
14/36
38.9
a. Penjaskes -Caw 2
2/24
8.3
b. P A Caw 3
3/60
5.0
a.IF'A Cawu 2
20/72
27.8
b.KTK -Caw2 - Cawu 3
4/24 4/20
16.7 20.0
a.Penjaskes -Caw 1
1/24
4.2
- Cawu 3
4/20
20.0
b. IF'A -Caw2
6/72
8.3
-
-
4
-
5
6
.
F'roporsi Materi Pendidikan Gizi % Jam
-
Uraian Materi
Mengenal makanan dan minuman yang bersih dan sehat. dan manfaatnya bagi tubuh. Mengenal jenis dan bahan makanan sehat. manfaatnya dan mengetahui waktu makan yang tepat dan yang benar. Mengenal bahan makanan yang termasuk makanan pokok. lauk-pauk. sayur-mayur dan buah-buahan manfaat unsur-unsur empat sehat lima sempurna. Mengenal sumber makanan: a.Yang berasal dari tumbuhan dan dari hewan. Mengenal mutu makanan. komposisi makanan. kebersihan dan kesegaran makanan; Mengenal kebisaan makan teratur.
-
Mengenal cara mengisi KMS AS dan menentukan keadaan gizi; Megenal berbagai penyakit akibat kurang gizi. Mengenal bahwa pertumbuhan yang sehat teijadi karena makan yang cukup dan teratur. a. Membahas jenis makanan yang mudah dicema dan yang tidak dapat dicema ; b. Makanan bergizi menjadikan tubuh sehat; c. Makanan dengan zat pengawet dan pewama, d.Pencemaan .makanan dan hasilnya diangkut keselumh tubuh dengan darah dan sisanya dikeluarkan dari tubuh. Siswa dapat memasak bahan makanan pokok daerah setempat, memasak bahan makanan pokok lain Siswa dapat memasak sayur-mayur ; - memilih menu dan memasak sayuran. Penganekaragaman makanan: arti dan tujuan penganekaragaman makanan secara sederhana dan manfaatnya. a.Mengena1 bahan makanan yang mengandung zat gizi yang sesuai di daerah masing-masing; b. Mengenal makanan jadi di daerah masing-masing yang di buat dari bahan yang berbeda tetapi mengandung zat gizi yang sama. Membahas fungsi darah: a. mengedarkan sari-sari makanan dan mengedarkan oksigen: b. kelainan darah.
Hermina: dkk
PGM 1998.2 1: 2 1-3 1 l'c~~rdidikan Gizi di ,Sl> don hfl L)alom t'elaksanan P.&fl:.4.4S
rnengernbangkan materi pendidikan gizi dan cara penyampaiannya kepada murid. Sehingga Pada saat dilakukan penelitian Program
intenrensi
tenebut
dapat
melengkapi
Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS)
penyelenggaraan pendidikan gizi di SDMI saat
telah be rjalan hampir dna tahun di SD dan MI
ini dan dapat menunjang PMT-AS.
di Lampung Tengah. Salah satu tujuan dari PMT-AS adalah menanamkan kebiasaan makan yang sehat dan hidup benih sejak anak-anak
UCAPAN TERlMAKASIH
yang diberikan dalam satu paket pendidikan g z i dan kesehatan anak sekolah dengan partisipasi
Penulis menyampaikan terima kasih kepada
aktif guru, orang tua murid dan masyarakat di
Sdr. Nursaid. SKM.. Sdri. Bertalina. SKM. dan
linglungan sekolah seperti PKK dan LSM.
Sdri. Rina Hirdawati. B.Sc. dari Kanwil dan
Keragaan di lapangan menunjukkan bahwa upaya penerapan pendidikan gi7i di SDIMI kurang dapat berkesinambungan
di dalam
pelaksanaan PMT-AS. Keadaan ini
kana
gum-gum
dalam
merasa
kesulitan
menyampaikan materi gizi kepada murid akibat
Dinas Kesehatan di Lampung dan Lampung Tengah. Sdr. dr. Adhi M. Duarsa. Sdr. Herly Siany (TPG)
dari Puskesmas Kecamatan
Rnmbia. Semua gum dan Kepala Sekolah di SD Bina Karya Putra, SD Bina Karya Jaya, MI Al-
ketidaktahuan. Sebagian besar gum SDlMl
Islam dan MI Miftahul Hnda di Kecamatan
yang diteliti mempunyai pengetahuan gizi yang
Rumbia.
relatif kurang. Di lain pihak sebenarnya guru
Kelompok Program Penelitian KIE G i i
dituntut
materi
Puslitbang Gizi, dan semua pihak yang tak
pendidikan gizi seperti terlihat di dalam garis-
dapat disebutkan namanya clan semuanya telah
garis
bekerjasama dengan baik dan membantu dalam
untuk
besar
kurikulum
menyampaikan
program SD
pengajaran
tahun
(GBPP)
1994 yang
sudah
Sdr. Hartono dan Sulaeman dari di
kelancaran pelaksanaan penelitiah di lapangan.
disempumakan. Proporsi materi gizi terdapat pada pelajaran Penjaskes (8.3-20.0%).
IPA
(27.8-38.9%) dan K W K K (16.7-20.0%).
RUJUKAN 1. Indonesia. RI?PEI,IT,l Keenam 1994/1995--
SARAN
1998/1999. Bab 11. Pangan dun perbaikan
Diperlukan
intervensi
pendidikan
dengan menyiapkan buku panduan pelatihan
gum
untuk
gizi. Jakarta: Setneg. 1995.
gizi
gizi dan
meningkatkan
2.
Rifai, Mien A. dkk (eds). 1994. Laporan umum, kesimpulan dun saran Wi+akava
pengetahuan, sikap dan perilaku gizi guru-gum
Pangan dun Gizi V Dalam: Risalah Widya
mereka lebih
Karya Pangan dan Gizi V. LIPI: Jakarta,
SD/MI di p e r d m
agar
memahami tujnan P m - A S , memahami dan
20-22 April 1993.
Hermina; dkk
PGM 1998.21: 21-3 1 Pendidikan Gizi di SD dan MI Dalam Pelaksanan PMT-AS
3. BKKBN. Materi kampanve KIE gerakan
4.
Metode Penelilian Sumei. Jakarta: LP3ES.
1991.
1982.
Susanto. Djoko. Intervensi gizi dengan edukaci
kontunikasi
gizi
di
informasi
don
Makalah
perdesaan.
disajikan pada: Pelatihan Singkat lntegrasi Pangan,
Gizi
dan
Kesehatan
dalam
Pembangunan Perdesaan. lPB & Dikti Depdiibud Bogor, 24-29 Agustus 1998. Jalat, Fasli. Gizi dan halitas hidup: agenda perumusan program gin REPELITA C71 untuk
mendukung
pengemhangan
sumberdava manusia yang
6.
herkualilas.
10. Muhilal; dkk. Pengunrpulan darn dasar monitoring dan evaluasi program makanan tambahan anak sekolah /P,Lff-AS). Laporan
Penelitian. Bogor: Puslitbang Gizi Depkes, GMSK lPB_ FKM UI. Puslitbang Sosek Pertanian
Deptan dan Dit. Bina Gizi
Masyarakat Depkes. 1997. 11. Husaini dkk. Kehiasaan makan, konsumsi jajanan dan aspek-aspek kesehalan anak sekolah dasar Laporan Penclitian. Bogor:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi. 1993.
Makalah disajikan dalam: Widyakarya
12. Lamid, A,, dkk. Pcnelifian dan dafnpak
Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG) VI.
pelaksanaan PMT.4.5 di empat SD IDT
Serpong, 17-20 Febmari 1998: 37 hlm.
Rengkulu.
Soekirman. Peranan program makanan
Puslitbang Gizi. Depkes. 1997.
Laporan
Penelitian.
Bogor:
tambahan pada anak sekolah (PAR-AS)
13. Hermina, Tjetjep S. Hidayat, Trintrin
unhik meningkotknn mutu sumberdaya
T.Mudjianto. Penerapan pendidikan gizi
manusia. Makalah disajikan pada: Semiloka
don Kesehatan dalam pelaksanaan PMT-AS
Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung
di SD dan MI IDT. Laporan
Program Makanan Tambahan pada Anak
Bogor: Puslitbang Gizi, Depkes 1998.
Sekolah (PMT-AS). IPB & Ditjen Dikti 7.
Singarimbun, Masri clan Sofiian Effendi.
sadar pangan dan gizi. Jakarta : BKKBN,
pendekalan
5.
9.
Penelitian.
14. Depdikbud. Kurikulum pendidikan dmar.
Depdikbud, Bogor, 3-4 luni 1996.
Garis-garis hesar program pengajaran
Kodyal Benny A. Pengalaman pelaksonaan
(GRPP) sekolah dasar (SI)). Jakarta: Dit.
PMT-AS bagi siswa SD don MI di desa
Pendidikan Dasar. Ditjen Dikdasmen, 1994.
pada: Seminar Sehari "Peran PMT-AS dalam
15. Suhardjo; dkk. Model pendidiknn gizi unhrk sekolah dasar. Laporan Penelitian. Bogor:
fertinggal.
Makalah
Menyiapkan Indonesia
disajikan
Sumberdaya yang
Berkualitas",
Manusia
Pusat Antar Univenitas Pangan dan Gizi,
Persagi,
lPB. 1989.
Jakarta, 25 April 1995. 8. Anwk. Djamaludin. Teknik penyusunan skala
penphr.
Yogyakarta:
Pusat
Penelitian Kependudukan, UGM, 1985.