KEPUTUSAN NASABAH MENABUNG DI PERBANKAN SYARIAH (STUDI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG)
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Andriano Januar 115020507111010
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016
LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL
Artikel Jurnal dengan judul : KEPUTUSAN NASABAH MENABUNG DI PERBANKAN SYARIAH (STUDI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG)
Yang disusun oleh : Nama
:
Andriano Januar
NIM
:
115020507111010
Fakultas
:
Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
:
S1 Ilmu Ekonomi
Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 5 Februari 2016
Malang, 5 Februari 2016 Dosen Pembimbing,
Prof. Candra Fajri Ananda, SE., M.Sc NIP. 19550527 198103 2 001
Keputusan Nasabah Menabung di Perbankan Syariah (Studi Pada Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang) Andriano Januar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email:
[email protected]
ABSTRAK Perbankan sebagai lembaga keuangan mempunyai salah satu tugas sebagai penghimpun dana masyarakat, yang kemudian dana tersebut akan disalurkan kembali ke pihak yang membutuhakan dana. Masuknya industry perbankan syariah ke peta kompetisi perbankan nasional mengakibatkan semakin ketatnya persaingan dalam merebut market share. Salah satu cara yang digunakan perbankan dalam melakukan perhimpunan dana masyarakat melalui produk tabungan yang dikeluarkan. Terdapat perbedaan principal antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional dalam hal operasional perbankan. Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk mengetahui besarnya variabel-variabel dalam mempengaruhi tingkat keputusan konsumen menabung dalam perilaku pemilihan sistem perbankan. Variabel-variabel yang dianalisa meliputi karakteristik, pelayanan dan kepercayaan, pengetahuan nasabah, serta obyek fisik bank. Variabel-variabel tersebut disusun menjadi sebuah model yang diestimasi menggunakan analisis loggit, selanjutnya akan di deskripsikan variabel yang paling dominan mempengaruhi.. Hasil Analisis dari model loggit, dapat diketahui bahwa ada pengaruh variabel karakteristik, pelayanan dan kepercayaan, pengetahuan nasabah, serta obyek fisik bank terhadap keputusan konsumen menabung dalam perilaku pemilihan sistem perbankan. Variabel pelayanan dan kepercayaan mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap perilaku keputusan konsumen, hal ini dikarenakan besarnya nilai beta X2 sejumlah 1,261 dibandingakan variabel lain. Variabel karakteristik dan pengetahuan nasabah mempunyai mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap perilaku konsumen, hal ini dikarenakan hasil uji signifikansi dari kedua variabel tersebut lebih kecil dari 0,5% Kata kunci: Karakteristik, Pelayanan dan kepercayaan, Pengetahuan Nasabah, Obyek fisik
A. PENDAHULUAN Kompetisi perbankan Indonesia mulai terasa sejak adanya keterbukaan industry perbankan nasional, hal ini diinisiasi dengan dikeluarkannya paket kebijakan 1 Oktober (Pakto) 1983 dengan tujuan modernisasi perbankan nasional, dan kemudian dengan diterapkan regulasi dual banking system dalam beberapa tahun terakhir menjadikan industri perbankan nasional menjadi semakin ketat dengan masuknya industri perbankan syariah ke peta kompetisi perbankan nasional. Dengan kondisi persaingan yang semakin ketat, pertumbuhan yang terjadi pada setiap bank akan menjadi penentu keberhasilan di industry perbankan. Pertumbuhan setiap bank dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menghimpun dana masyarakat, salah satu cara yang digunakan perbankan melalui produk tabungan yang dikeluarkan. Strategi untuk mencapai market share diduga mempengaruhi perilaku konsumen menabung dalam perilaku pemilihan sistem perbankan. Fenomena akan adanya pasar muslim bagi perbankan syariah dapat menjadi kuntungan tersendiri dengan sudah jelasnya target utama perbankan syariah, akan tetapi keunggulan intansi perbankan dan persepsi konsumen diduga tetap memiliki pengaruh terhadap perilaku konsumen. Penelitian ini menetapkan fokus terhadap analisis keputusan nasabah menabung dalam perilaku pemilihan sistem perbankan, yaitu pada variabel karakteristik, pelayanan dan kepercayaan , pengetahuan nasabah, serta objek fisik bank. Variabel yang diuji diduga tetap mempunyai pengaruh yang besar terhadap pemilihan sistem perbankan meskipun terdapat larangan penggunaan riba pada variabel karakteristik melalui indikator kepatuhan agama. Penelitian ini menjadikan 200 Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang sebagai responden,
dengan masing-masing 100 responden kepemilikan bank syariah dan 100 responden kepemilikan bank konvensional. Dari uraian tersebut didapatkan rumusan masalah bagaimana pengaruh karakteristik, pelayanan dan kepercayaan, pengetahuan nasabah, serta objek fisik bank terhadap keputusan menabung Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang dalam perilaku pemilihan sistem perbankan ?
B. KAJIAN PUSTAKA Teori Preferensi Preferensi berasal dari kata prefer yang berarti kesukaan atau kecenderungan seseorang untuk memilih sesuatu Simamora (2003) dalam Ikram (2014). Melalui preferensi konsumen maka dapat diketahui bagaimana suatu produk dinilai berdasarkan ukuran kegunaan serta daya tarik yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan kegiatan ekonomi. Dominick Salvatore dalam bukunya teori mikro ekonomi (1989 : 126), mengungkapkan bahwa sulitnya untuk mengetahui secara pasti dan terperinci mengenai preferensi konsumen untuk memilih diantara semua kombinasi komoditi yang mungkin. Menurut teori preferensi yang diungkapkan (theory of revealed preference), preferensi konsumen dapat disimpulkan (dan kurva kepuasan samanya diperoleh) dari sejumlah pengamatan yang cukup atas pilihan atau pembelian di pasar, tanpa keinginan apapun untuk menyelidiki preferensi individu secara langsung. Preferensi Menabung Menurut Ekonomi Konvensional Dalam pandangan ekonomi konvensional, menabung diartikan sebagai dana yang disimpan akibat adanya selisih antara pendapatan dengan pengeluaran. Sehingga fungsi tabungan atau menabung yang akan didapatkan adalah : MPS = 1 – MPC Dimana ; MPS = Marginal Propensity to Save (kecenderungan menabung marginal) MPC = Marginal Propensity to consume (Kecenderungan mengkonsumsi marginal) 1 = Konstanta (Pendapatan). Penjelasan preferensi menabung dalam ekonomi konvensional juga terdapat dalam bahasan teori permintaan uang (money demand). Berdasarkan teori Keynes, permintaan uang memiliki tiga motif utama, yaitu motif transaksi (transaction), motif berjaga-jaga (precautionary) dan motif spekulasi (speculation). Dalam motif spekulasi segala sesuatu nya belum jelas, sehingga tidak dapat ditentukan motif memegang uang dari awal berdasarkan motif ini. Oleh karenanya motif yang ada untuk memegang uang hanyalah motif untuk transaksi dan berjaga-jaga, atau dengan kata lain motif untuk konsumsi (memunuhi kebutuhan) dan menabung. Preferensi Menabung Menurut Ekonomi Islam Dalam ajaran Islam, konsep menabung dapat dicermati dari ayat al-Quran dan alHadist secara tersirat maupun tersurat menganjurkan menabung, sebagaimana ayat-ayat dan hadist-hadist berikut : 1. Q.S. AL Isra ayat 29 :
Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu, dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal Ayat diatas secara tersurat menjelaskan tentang larangan umat muslim untuk hidup secara berlebihan, dan adanya anjuran untuk menyisihkan sebagian hartanya untuk keperluan mendatang (menabung).
2.
Q.S. AL Isra ayat 27
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudaranya syaitan dan syaitan itu adalah sangat kepada Tuhannya. (Q.S Al Isra ayat 27) 3.
Hadist Riwayat Bukhari: “…Rasulullah SAW pernah membeli kurma dari Bani Nadhir dan menyimpannya untuk perbekalan setahun buat keluarga…” Hadist ini secara tersurat bahwa Nabi Muhammad SAW pernah melakukan konsep menabung.
Preferensi menabung dalam Islam merupakan bentuk konsekuensi atas penjabaran prinsip ekonomi Islam serta nilai moral Islam, yang menyebutkan bahwa manusia harus hidup hemat dan tidak bermewah-mewahan secara berlebihan diluar kebutuhan Selain itu, tingkat tabungan dari individu dalam teori Islam juga tidak terlepas dari pertimbangan kemaslahatan ummat secara keseluruhan. Pada kondisi tertentu dimana masyarakat begitu membutuhkan harta atau dana, maka individu yang memiliki dana lebih, akan mengurangi tingkat tabungannya atau lebih tepatnya mengurangi tingkat kekayaannya untuk membantu masyarkat yang kekurangan. Mekanisme ini dapat berupa mekanisme sukarela atau mekanisme yang mengikat, artinya negara memiliki kewenangan dalam memaksa individu yang berkecukupan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Dengan demikian tingkat tabungan dalam Islam memiliki korelasi yang kuat dengan kondisi ekonomi. Teori Tentang Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan tindakan rasional berdasarkan perpektif konsumen yang dijadikan acuan dalam melakukan kegiatan ekonomi. Dalam arti lain perilaku konsumen juga dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber daya terbatas yang telah dikeluarkan konsumen, seperti uang, waktu, ataupun tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan. Kajian mengenai perilaku konsumen menjadi demikian penting dikarenakan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi produsen dalam menawarkan output produksinya. Perilaku konsumen merupakan tindakan rasional berdasarkan perpektif konsumen yang dijadikan acuan dalam melakukan kegiatan ekonomi. Dalam arti lain perilaku konsumen juga dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber daya terbatas yang telah dikeluarkan konsumen, seperti uang, waktu, ataupun tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan. Kajian mengenai perilaku konsumen menjadi demikian penting dikarenakan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi produsen dalam menawarkan output produksinya. The American Marketing Association dalam Setiadi (2003) menyatakan bahwa perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi &kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Dari definisi tersebut terdapat 3 (tiga) ide penting perilaku konsumen, yaitu : 1. Perilaku konsumen bersifat dinamis. Itu berarti bahwa perilaku seorang konsumen, grup konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. 2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara afeksi (perasaan) dan kognisi (pemikiran), perilaku dan kejadian di sekitar. 3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, karena itu peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan strategi pemasaran. W. Stoner & D.C. Hague (A Text book of Economic Theory : 1980) dalam Lutfi Efendi (2009) membuat ilustrasi keadaan apabila konsumen dihadapkan pada beberapa pilihan ekonomi, maka tindakan ekonomi yang akan dilakukan adalah sesuai dengan prinsip “economic ratio”, Konsumen bertindak rasional dalam arti bahwa konsumen memperoleh kepuasan yang paling besar dari pembeliannya dengan pertimbangan secara teliti dan memilih
barang-barang sesuai urutan prioritasnya. Hal ini bukan berarti konsumen bertindak mementingkan diri sendiri dalam arti moral , akan tetapi keputusan pembelian barang tersebut juga untuk orang-orang disekitarnya. Kemudian, secara lebih mendetail W. Stoner & D.C Hague menjelaskan bahwa dalam praktiknya, faktor harga menjadi pertimbangan konsumen sehingga mempengaruhi perilaku konsumen. Namun demikian, yang menjadi perhatian adalah bukan hanya saja harga barang-barang yang akan dibeli, akan tetapi juga harga barang-barang lainnya yang ada di pasar akan mempengaruhi keputusan konsumen.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Kotler (2000) menyebutkan dalam Wahyuni (2008), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain : faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor personal dan faktor psikologis. 1.) Faktor Kebudayaan. Faktor kebudayaan memiliki pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku, peran budaya, sub-budaya, dan kelas sosial yang sangat penting, seperti : a.) Kultur. Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan perilaku seseorang. b.) Sub-Budaya. Merupakan identifikasi dari sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya, ada empat macam sub-budaya yakni terdiri dari : kelompok kebangsaan, kelompok keagamaan, kelompok ras, dan kelompok wilayah geografis. c.) Kelas Sosial. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relative homogen dan permanen yang tersusun secara hirarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. (Kotler, 2000 ; 186). 2.) Faktor Sosial. Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial diantaranya adalah kelompok sosial, kelompok referensi, serta keluarga. a.) Kelompok Acuan. Menurut Kotler (2000:187) kelompok acuan adalah seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau pengaruh perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. b.) Keluarga. Keluarga adalah suatu unit masyarakat terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan. Keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orang tua, dimana seseorang mempengaruhi suatu orientasi terhadap agama, politik, dan ekonomi. c.) Status dan Peran. Status dan peran berhubungan dengan kedudukan seseorang dalam masyarakat, setiap peranan yang dimainkan akan mempengaruhi perilaku pembelinya. 3.) Faktor Pribadi. a.) Usia dan tahap daur hidup Usia dan tahap daur hidup merupakan salah satu faktor pribadi yang berpengaruh terhadap faktor sosial. Usia merupakan perkembangan fisik dari seseorang yang mempunyai pengaruh terhadap kebutuhan barang ataupun jasa. b.) Keadaan Ekonomi. Keadaan ekonomi mempunyai pengaruh terhadap tingkat pemenuhan barang ataupun jasa yang digunakan. Semakin baik keadaan ekonomi individu, maka akan semakin banyak pilihan atau sikap yang mendasari perilaku konsumsi. Begitu juga dengan sebaliknya, semakin tidak baik keadaan ekonomi individu, maka akan semakin sedikit pilihan atau sikap yang mendasari perilaku konsumsi.
c.) Pekerjaan. Aktivitas individu mempunyai pengaruh terhadap perilaku konsumsi. Hal ini dikarenakan, pekerjaan yang dilakukan mempunyai kebutuhan barang atau yang berbeda-beda. Sehingga mempunyai dampak pada perilaku konsumsi. d.) Gaya Hidup. Gaya hidup seseorang adalah pola pikir seseorang dalam kehidupan seharihari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan dan berdampak terhadap kebutuhan akan barang ataupun jasa. 4.) Faktor Psikologis. Faktor psikologis yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen meliputi : a.) Motivasi. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup menekan seseorang untuk mengejar kepuasan. b.) Persepsi. Persepsi diartikan sebagai proses dimana individu memilih, merumuskan, dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenai dunia. c.) Belajar. Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman dan kebanyakan perilaku manusia adalah hasil proses belajar. Secara teori, pembelajaran seseorag dihasilkan melalui dorongan, rangsangan, syarat, tanggpan, dan penguatan. d.) Kepercayaan dan Sikap. Kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu, sedangkan sikap adalah organisasi dari motivasi, perasaan emosional, persepsi, dan proses kognitif kepada suatu aspek. Melalui tindakan dan prses belajar, orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian mempengaruhi perilaku pembeli. Pengambilan Keputusan Menurut Amirullah (2002:61) dalam Handayani (2012) pengambilan keputusan merupakan suatu proses penilaian dan pemulihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilhan yang dianggap paling menguntungkan. Selain itu, menurut salusu (2006) pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Pengambilan keputusan memerlukan satu seri tindakan membutuhkan beberapa langkah. Menurut Marimin (2004:10) dalam Wachid (2014) dalam mengambil keputusan seseorang seringkali dihadapkan pada berbagai kondisi antara lain unik, tidak pasti, jangka panjang dan kompleks. Pertama, pengertian dari kondisi unik adalah masalah tersebut tidak mempunyai preseden dan di masa depan mungkin tidak akan berulang kembali. Kedua, pengertian dari tidak pasti adalah faktor-faktor yang diharapkan mempengaruhi dan memiliki kadar ketahuan atau informasi yang sangat rendah. Ketiga, pengertian dari jangka panjang adalah implikasinya memiliki jangkauan yang cukup jauh ke depan dan melibatkan sumbersumber usaha yang penting. Adapun kompleks yaitu dalam pengertiannya preferensi pengambilan keputusan atas resiko dan waktu memiliki peranan yang besar. Tingkat-Tingkat Keputusan Menurut Salusi (2006:53), setiap keputusan mempunyai kehebatan yang berbedabeda. Ada keputusan yang tidak mempunyai makna, sebaliknya ada yang mempunyai makna global yang luar biasa. Ada keputusan yang sangat sederhana, ada yang sangat kompleks. Brinckloe (1977) menawarkan bahwa sebenarnya ada empat tingkat keputusan, yaitu (1) automatic decisions, (2) expected information decision, (3) faktor weighting decision dan (4) dual uncertainty decision. Setiap keputusan, menurutnya, jatuh dalam salah satu katagori itu. 1.) Keputusan otomatis (Automatic decision)
Keputusan ini dibuat dengan sangat sederhana. Meski ia sederhana, informasi tetap diperlukan. Hanya, informasi yang ada itu sekalimelahirkan satu keputusan. 2.) Keputusan berdasarkan informasi yang diharapkan (expected information decision) Tingkat informasi pada tingkat ini mulai sedikit kompleks, artinya informasi yang ada sudah sedikit memberikan gambaran untuk mengambil keputusan. Akan tetapi, belum segera dibuat, karena informasi itu masih perlu dipelajari. Setelah hasil studi diketahui, keputusan langsung dibuat, sama seperti keputusan otomatis. 3.) Keputusan berdasar berbagai pertimbangan (factor weighting decision) Keputusan jenis ini lebih kompleks lagi. Lebih banyak informasi yang diperlukan. Informasi-informasi itu harus dikumpulkan dan dianalisis. Faktor-faktor yang berperan dalam informasi itu dipertimbangkan dan dibandingkan, kemudian dicari yang paling banyak memberi keuntungan atau kesenangan. 4.) Keputusan berdasar ketidakpastian ganda (dual uncertainty decisions) Keputusan tingkat empat ini merupakan keputusan yang paling kompleks. Jumlah informasi yang masih akan diharapkan, terdapat ketidakpastian. Itulah sebabnya dikatakan “dual uncertainty” ketidakpastian ganda. Semakin luas ruang lingkup dan semakin jauh dampak dari suatu keputusan, semakin banyak informasi yang dibutuhkan dan semakin tinggi ketidakpastian itu. Oleh karena itu, keputusankeputusan semacam itu sering mengandung resiko yang jauh lebih besar dari pada keputusan-keputusan tingkat dibawahnya. Keputusan Memilih Bank Bank merupakan industri jasa yang tingkat persaingannya besar dalam lingkup nasional maupun internasional, dengan persaingan industry perbankan yang demikian, baik itu konsumen ataupun para pelaku usaha perbankan harus memahami situasinya dengan baik. Dari segi perbankan, pihak manajemen harus mengetahui tentang strategi dalam meningkatkan pangsa pasar, melalui pemahaman mengenai proses penilaian informasi terhadap pemilihan suatu bank dari calon nasabahnya. Untuk itu, menurut Ghazali Mazki (2010) , keputusan pemilihan bank didasarkan kepada : (1) Karakteristik bank; (2) Pemberian bobot pada kepentingan pada ciri-ciri yang relavan di mana banyak calon nasabah lebih mementingkan pada tingkat kesehatan suatu bank ; (3) kepercayaan akan merk bank ; (4) Fungsi utilitas ; (5) Prosedur evaluasi. Ada lima determinan kualitas jasa yang dapat dijadikan pijakan dalam memilih penyedia jasa, meliputi : (1) Kehandalan, yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan terpercaya dan akurat ; (2) Daya tanggap, yaitu kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa yang cepat ; (3) Kepastian, yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan dan kemampuan mereka untuk menimbulan kepercayaan dan keyakinan ; (4) Empati, yaitu kesediaan untuk peduli dan memberikan perhatian pribadi bagi pelanggan ; (5) Berwujud, yaitu penampilan fasilitas fisik, perlatan personil dan materi komunikasi. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi suatu bank sangat diperlukan oleh calon nasabah, baik berasal dari bank itu sendiri maupun dari pengalamn orang lain sebelum memutuskan untuk menabung pada suatu bank. C. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah diskriptif kuantitatif. Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk mengetahui besarnya variabel-variabel dalam mempengaruhi perilaku konsumen menabung dalam perilaku pemilihan perbankan syariah. Variabel-variabel yang dianalisa meliputi variabel karakteristik, pelayanan dan kepercayaan, pengetahuan nasabah, dan obyek fisik bank. Variabel-variabel tersebut disusun menjadi sebuah model yang diestimasi menggunakan analisis logit, selanjutnya akan di deskripsikan dan mengetahui variabel yang paling dominan mempengaruhi Obyek Penelitian Penelitian dilakukan pada Universitas Brawijaya Malang. Populasi dalam penelitian ini Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang yang memiliki rekening tabungan di perbankan konvensional atau syariah . Dalam penelitian ini responden yang diambil adalah 100 responden
yang memiliki rekening perbankan konvensional dan 100 responden yang memiliki rekening perbankan syariah. Jenis dan dan Sumber Data Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan dan observasi secara langsung terhadap obyek yang diteliti melalui kuesioner. Dalam hal ini Mahasiswa UB Malang yang diperoleh melalui kuesioner. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi-instansi atau lembaga yang berkaitan dengan penelitian ini, misalnya studi literature terdahulu. Selain itu, data sekunder di dapat dari studi kepustakaan, jurnal literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan dan untuk melengkapi informasi yang disajikan dalam penyusunan skripsi. Teknik Pengumpulan Data Penelitian menggunakan teknik pengumpulan data menggunakan Kuisioner, observasi, dan studi kepustakaan Pengukuran Variabel Penelitian Dalam penelitian ini tanggapan responden diukur dengan skala likert yaitu memberikan pilihan jawaban untuk satu pertanyaan. Skor tersebut akan bergeser antara nilai satu sampai lima. Skala likert umumnya menggunakan lima angka untuk penilaian, yaitu skor 1 untuk sangat tidak setuju (STS), skor 2 untuk Tidak Setuju (TS), skor 3 untuk Kurang Setuju (KS), skor 4 untuk setuju (S), skor 5 untuk Sangat Setuju (SS). Metode Analisis Model logistik (logit) adalah merupakan perkembangan lebih lanjut dari model probabilitas linier yang menjelaskan bahwa, model logit digunakan untuk estimasi probabilitas suatu fenomena dengan mereduksi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada model probabilitas linear. Model Logit digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Model Logit dibentuk dari persamaan sebagai berikut : = e zi …………………………………………… (1) dimana Zi = β0 + ∑ Jadi = eβ∑
……………………………….. (2) .....................................................(3)
Jika persamaan (3) di atas di ubah ke bentuk Log natural, maka : Li = Dimana L disebut log odd Odd = Bentuk model Logit dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + µI Dimana : Y = Keputusan nasabah untuk menabung di bank Y = 1 ; Keputusan nasabah menabung di bank syariah (Sampel Bank syariah) Y = 0 ; Keputusan nasabah menabung di bank konvensional (sampel bank konven) X1 = Karakteristik bank X2 = Pelayanan dan kepercayaan pada bank X3 = Pengetahuan X4 = Obyek fisik bank Adapun untuk mengetahui keputusan menabung, pada penelitian ini digunakan metode scoring dengan menggunakan skala likert, dimana menurut Sugiyono, (2012 : 93) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
D. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Responden Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian dengan cara menyebar kuisioner kepada Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang yang memiliki rekening tabungan di perbankan syariah atau perbankan konvensional. Adapun hasil pengumpulan data responden yang memiliki rekening tabungan di perbankan syariah atau konvensional sebagai berikut : Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berikut ini merupakan data responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 1. Data Responden berdasarkan jenis kelamin No. Data Responden Jumlah 1 Laki-Laki 105 2 Perempuan 95 Jumlah 200 Sumber : Data Primer diolah (2015)
Persentase (%) 52, 5 47, 5 100
Data responden berdasarkan jenis kelamin menunjukan mayoritas responden Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang yang menabung pada perbankan syariah atau konvensional. Responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 95 atau 47, 5 % dan responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 105 atau 52,5 % . Berdasarkan data yang telah didapat responden berjenis kelamin perempuan cenderung lebih memperhatikan faktor internal yang ada pada diri pribadi seseorang, biasanya berupa kepercayaan serta pengetahuan yang dimiliki dan untuk responden berjenis kelamin laki-laki biasanya lebih cenderung memperhatikan hal-hal yang bersifat operasional, seperti pelayanan serta produk-produk perbankan yang ditawarkan. Data Responden Berdasarkan Fakultas atau Disiplin Ilmu Universitas Brawijaya Malang memiliki 16 Fakultas yang terdiri dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Pertanian (FP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Faklutas Ilmu Budaya (FIB), Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM), Vokasi, Fakultas Teknik (FT), Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), Fakultas Hukum (FH) dan Fakultas Peternakan (FAPET). Sehingga dalam penelitian ini Mahasiswa diklasifikasikan berdasarkan disiplin ilmu Tabel 2. Data Responden Berdasarkan Fakultas No Fakultas 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2 Fakultas Ilmu Administrasi 3 Fakultas Teknologi Pertanian 4 Fakultas Kedokteran 5 Fakultas Pertanian 6 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 7 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 8 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik 9 Fakultas Ilmu Budaya 10 Fakultas Ilmu Komputer 11 Fakultas Teknik 12 Fakultas Kedokteran Gigi 13 Fakultas Kedokteran Hewan 14 Fakultas Hukum
Jumlah
Presentase (%)
101 13 3 9 13 9 1
50, 5 6,5 1,5 4,5 6,5 4,5 0,05
7 2 8 17 0 0 11
3,5 1 4 8,5 0 0 5,5
No 15 16
Fakultas Jumlah Presentase (%) Fakultas Peternakan 6 3 VOKASI 0 0 Jumlah 200 100 Sumber: diolah oleh penulis (2015) Data responden berdasarkan fakultas atau disiplin ilmu menunjukan hampir mencakup keseluruhan fakultas di Universitas Brawijaya, sehingga tujuan penelitian ingin mengetahui preferensi Mahasiswa Universitas Brawijaya menabung dapat tercapai. Berdasarkan data, mayoritas responden berasal dari fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), hal ini juga dikarenakan dengan spesifikasi ilmu yang dimiliki responden FEB dapat memperkaya hasil penelitian. Rincian responden berdasarkan fakultas adalah sebagai berikut, Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebanyak 101 atau 50,5 %, Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) sebanyak 13 atau 6,5 %, Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) sebanyak 3 atau 1,5 %, Fakultas Kedokteran sebanyak 9 atau 4,5 %, Fakultas Pertanian sebanyak 13 atau 6,5 %, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan sebanyak 9 atau 4,5 %, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) sebanyak 1 atau 0,5 %, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) sebanyak 7 atau 3,5 %, Fakultas Ilmu dan Budaya (FIB) sebanyak 2 atau 1 %, Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM) sebanyak 8 atau 4 %, Fakultas teknik sebanyak 17 atau 8,5 %, Fakultas Hukum sebanyak 11 atau 5,5 %, dan Fakultas Peternakan (Fapet) sebanyak 6 atau 3 %. Berdasarkan data diatas dapat dijelaskan bahwa keseluruhan responden sebanyak 200 telah memiliki rekening perbankan, baik itu perbankan syariah ataupun perbankan konvensional. Data Responden Berdasarkan Kota Asal Universitas Brawijaya Malang merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri terbesar di Indonesia. Melalui kebijakan universitas menerima mahasiswa baru dalam jumlah yang tidak sedikit pada setiap tahunnya, menjadikan Universitas Brawijaya mempunyai Mahasiswa dari beragam daerah. Daerah asal Mahasiswa dalam penelitian ini diklasifikasikan dalam 2 katagori, yaitu : Malang dan Luar Malang. Berikut ini merupakan data asal responden : Tabel 3. Data Responden Berdasarkan Kota Asal No Asal Responden Jumlah Persentase 1 Malang 19 9,5 % 2 Luar Malang 181 90,5 % 200 100 % Sumber: diolah oleh penulis (2015) Pada tabel 3 menunjukan kota asal responden. Pembagian kota asal responden dibagi menjadi dua, yaitu Malang dan luar Malang. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah kota domisili mempengaruhi keputusan untuk menabung di Bank. Berdasarkan data, responden yang berasal dari kota Malang sebanyak 19 atau 9, 5 %, dan sebanyak 181 responden atau 90,5 % berasal dari Luar Malang. Berdasarkan survey yang telah dilakukan, menunjukan bahwa responden yang berasal dari kota Malang tetap memilih untuk menggunakan jasa perbankan meskipun dalam menjalankan proses perkuliahan berdomisili di kota asalnya. Berdasarkan data di dapatkan bahwa responden cenderung memiliki kemampuan ekonomi yang cukup sehingga kemudahan dalam melakukan penarikan uang tunai melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) menjadi suatu pilihan yang diambil. Selain itu, dengan dasar ilmu yang dimiliki keputusan menggunakan jasa perbankan juga dipengaruhi oleh rasa aman ketika menyimpan uang di bank. Data Responden Nasabah Berdasarkan Sumber Pendapatan yang Diterima Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang terdiri dari berbagai latar belakang, salah satunya tentang sumber pendapatan yang diterimanya. Pendapatan Mahasiswa pada umumnya akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup selama menuntut ilmu dan juga dapat digunakan untuk menabung ataupun melakukan aktivitas ekonomi lainnya. Sumber pendapatan Mahasiswa pada penelitian ini diklasifikasikan menjadi 3 katagori, yaitu : penghasilan sendiri, kiriman dari pihak lain, serta penghasilan sendiri dan kiriman dari pihak lain.
Tabel 4. Data Responden Berdasarkan Sumber Pendapatan Yang Diterima No Sumber Pendapatan Jumlah Presentase (%) 1 Penghasilan sendiri 3 1,5 2 Kiriman dari pihak lain 154 77 3 Penghasilan sendiri dan 43 21,5 kiriman dari pihak lain Jumlah 200 100 Sumber: diolah oleh penulis (2015) Pada tabel 4 menunjukan mayoritas sumber pendapatan responden berasal dari kiriman pihak lain, seperti keluarga ataupun kerabat sebanyak 154 atau 77 %, responden yang sumber pendapatannya berasal dari penghasilan sendiri dan kiriman dari pihak lain sebanyak 43 atau 21,5 %, dan yang bersumber murni dari penghasilan sendiri sebanyak 3 atau 1,5 %. Data tersebut menunjukan bahwa mayoritas responden memiliki latar belakang keluarga dengan kemampuan ekonomi yang baik, sehingga dapat mencukupi kebutuhan responden selama proses perkuliahan, dan meskipun berjumlah lebih minoritas terdapat juga responden yang memiliki semangat kemandirian ekonomi, baik itu yang baru setengahnya ataupun secara keseluruhan. Perilaku responden yang telah memiliki penghasilan sendiri ataupun tambahan uang saku dengan hasil usaha sendiri memiliki kecenderungan frekuensi aktivitas perbankan yang lebih intens dikarenakan adanya dana yang dapat ditabung di bank. Data Responden Berdasarkan Jumlah Uang Saku Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang terdiri dari latar belakang kemampuan financial yang berbeda. Baik itu yang berasal dari penghasilan sendiri, kiriman dari pihak lain, ataupun gabungan diantara keduanya. Jumlah uang saku yang diterima Mahasiswa pada setiap bulannya akan mempengaruhi aktivitas ekonomi ataupun aktivitas perbankan dari Mahasiswa. Dalam penelitian ini terkait dengan uang saku yang diterima responden diklasifikasikan dalam 4 kategori, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5 : Data Responden Berdasarkan Jumlah Uang Saku No Jumlah Uang Saku Jumlah Presentase 1 < Rp 500.000/bulan 25 12,5 % 2 Rp 500.000 – Rp 1.000.000/ bulan 96 48 % 3 Rp. 1.000.000 – Rp 1.500.000/ bulan 70 35 % 4 Rp 2.000.000 / bulan 9 4,5 % Jumlah 200 100 % Sumber: diolah oleh penulis (2015) Pada tabel 5 data responden menunjukan mayoritas jumlah uang saku yang diterima responden Mahasiswa UB adalah Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000/bulan sebanyak 96 atau 48%, kemudian responden sebanyak 70 atau 35 % memiliki uang saku Rp. 1.000.000 – 1.500.000/bulan, uang saku lebih dari Rp.2.000.000/bulan dimiliki responden sebanyak 9 atau 4,5 %, dan responden sebanyak 25 atau 12,5 % memiliki uang saku kurang dari Rp. 500.000/bulan. Hasil survei diatas menguatkan bahwa kemampuan ekonomi responden dapat di katagorikan cukup baik, karna mayoritas memiliki penghasilan per bulan Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000, sehingga mempunyai kesempatan untuk menyisikan sebagian uang saku untuk ditabung pada bank yang dimilikinya. Selain itu, pola penyimpanan uang saku responden melalui jasa bank, menjadikan aktivitas perbankan responden berjalan setiap bulannya. Data Responden Berdasarkan Aktivitas Perbankan Secara umum aktivitas perbankan yang dilakukan responden Mahasiswa UB berupa penarikan uang tunai di ATM dan/atau aktivitas menabung. Pada penelitian ini frekuensi aktifitas perbankan diklasifikasikan dalam 4 katagori, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 6. Data Responden Berdasarkan aktivitas perbankan No Frekuensi Aktivitas Perbankan Jumlah Presentase (%) 1 < 1 Bulan Sekali 46 23 2 1 Bulan Sekali 94 47 3 2 Bulan Sekali 15 7,5 4 > 3 Bulan Sekali 45 22,5 Jumlah 200 100 Sumber: diolah oleh penulis (2015) Pada tabel 6 menunjukan frekuensi aktivitas perbankan responden dalam 1 bulan sekali sebanyak 94 atau 47 %, sehingga menjadi perilaku responden yang mayoritas. Kemudian sebanyak 46 atau 23 % responden kurang dari 1 bulan sekali, sebanyak 15 responden atau 7,5 %, dengan frekuensi 2 bulan sekali, dan sebanyak 45 atau 22,5 % dengan frekuensi lebih dari 3 bulan sekali. Ini menunjukan dengan mayoritas frekuensi menabung di perbankan selama 1 bulan sekali, menunjukan besarnya kebutuhan responden akan jasa perbankan baik itu untuk penarikan uang tunai ataupun untuk keperluan menabung. Persepsi Responden Terdapat beberapa hal yang diduga mendasari perilaku nasabah dalam mengambil keputusan menabung di bank. Faktor-faktor tersebut antara lain karakteristik bank, pelayanan dan kepercayaan pada bank, pengetahuan nasabah, serta obyek fisik bank. Untuk mengetahui persepsi responden terhadap masingmasing item dari karakteristik bank(X1), pelayanan dan kepercayaan pada bank(X2), pengetahuan(X3) serta obyek fisik bank(X4) dapat dijelaskan dalam Tabel kontijensi berikut ini : Variabel Karakteristik Bank (X1) Salah satu faktor yang diduga mempengaruhi Mahasiswa UB menabung pada perbankan adalah karena adanya karakteristik religiusitas. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan mendasar antara perbankan syariah dan perbankan konvensional, yaitu tentang unsur kepatuhan agama (riba / non riba) . Tabel 7. Data Responden Berdasarkan Aktivitas Perbankan No Uraian Responden Bank Responden Bank Seluruh Syariah Konvensional Responden 1 Memperhatikan prinsip syariah a. Sangat setuju 31 14 45 b. Setuju 55 39 94 c. Ragu-ragu 14 43 57 d. Tidak setuju 0 4 4 e. Sangat tidak setuju 0 0 0
100
Total 2
Memperhatikan produkproduk perbankan a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Total
31 57 11 1 0
100
35 48 11 6 0 100
200
66 105 22 5 0 100
200
No 3
Uraian
Responden Bank Syariah
Memperhatikan keuntungan yang ditawarkan a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
31 57 8 4 0
Responden Bank Konvensional
44 38 17 1 0
Seluruh Responden
75 95 25 5 0
Total
100
100
200
Total
100
100
200
Tabel 7 menunjukan responden yang menabung di bank syariah sebagian besar memperhatikan prinsip syariah (55 orang), kemudian responden perbankan konvensional (39 orang) juga cenderung memperhatikan prinsip syariah, akan tetapi berdasarkan survey didapatkan responden (43 orang) bank konvensional menyatakan ragu-ragu. Berdasarkan data tersebut menunjukan dua hal yang berlainan untuk responden perbankan konvensional, yaitu unsur memperhatikan prinsip syariah tidak sebanding lurus dengan kepemilikan tabungan bank syariah . Hal ini disebabkan kepercayaan responden terhadap institusi perbankan syariah belum sepenuhnya terbentuk, meskipun berdasarkan ilmu responden sudah memahami adanya ;larangan riba dalam ajaran agama Islam. Untuk faktor yang kedua, sebanyak (57 orang) responden perbankan syariah memperhatikan produk perbankan yang ditawarkan dalam menentukan jasa perbankan. Kemudian responden perbankan konvensional menyatakan setuju (48 orang) untuk memperhatikan produk perbankan yang ditawarkan. Berdasarkan data tersebut, didapatkan bahwa adanya kecenderungan sikap selektif responden dalam menentukan jasa perbankan. Sementara untuk responden yang menyatakan ragu-ragu dan tidak setuju baik itu perbankan syariah ataupun konvensional disebabkan karena aktivitas perbankan yang dilakukan relative sedikit, yaitu untuk keperluan menabung dan kiriman uang saku. Sebanyak (57 orang) responden perbankan syariah setuju, dan (44 orang) responden perbankan konvensional menyatakan sangat setuju untuk memperhatikan keuntungan yang ditawarkan bank dalam menentukan jasa perbankan. Berdasarkan data juga didapatkan adanya responden yang menyatakan ragu-ragu dan tidak setuju menjadikan faktor pertimbangan keuntungan yang ditawarkan sebagai bahan pertimbangan. Hal ini disebabkan aktivitas responden mahasiswa UB dalam menggunakan jasa perbankan tidak mencakup keperluan bisnis ataupun investasi. Variabel Pelayanan dan Kepercayaan (X2) Salah satu faktor yang diduga mempengaruhi pilihan Mahasiswa UB menabung dalam menentukan jasa perbankan adalah karakteristik pelayanan dan kepercayaan. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya karakteristik pelayanan dan kepercayaan akan menumbuhkan perasaan nyaman dan aman ketika memilih jasa perbankan Tabel 8. Variabel Pelayanan dan Kepercayaan No Uraian Responden Syariah 1 Memperhatikan pelayanan cepat, tepat, sesuai, dan terpercaya a. Sangat setuju 48 b. Setuju 41 c. Ragu-ragu 10 d. Tidak setuju 1 e. Sangat tidak setuju 0 Total 100
Bank
Responden Bank Konvensional
Seluruh Responden
56 40 4 0 0 100
104 81 14 1 0 200
No
Uraian
2
Memperhatikan pelayanan yang sopan, ramah, dan nyaman a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Total
3
Responden Syariah
Bank
Responden Bank Konvensional
Seluruh Responden
43 44 9 4 0
59 35 6 0 0
102 79 15 4 0
100
100
200
Adanya rasa kepercayaan dan keyakinan terhadap intansi perbankan a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Total
29 52 17 2 0
34 52 14 0 0
63 104 31 2 0
Total
100 100
100 100
200 200
Tabel 8 menunjukan bahwa responden perbankan syariah ataupun konvensional memiliki kecenderungan memperhatikan pelayanan yang diberikan pihak perbankan. Hal ini dapat ditunjukan dari keseluruhan responden yang sangat setuju sebesar (104 orang) untuk pelayanan yang cepat, tepat, dan terpercaya, memperhatikan pelayanan yang sopan, ramah, dan nyaman (102), dan responden yang setuju adanya rasa kepercayaan dan keyakinan terhadap instansi sebesar (104 orang). Hal ini menunujukan bahwa karakteristik pelayanan dan kepercayaan membuat penabung nyaman berhubungan dengan suatu bank baik itu untuk responden perbankan syariah ataupun konvensional. Variabel Pengetahuan Nasabah (X3) Faktor nasabah merupakan salah satu faktor penting menentukan jasa perbankan, dimana pengetahuan dapat diartikan sebagai landasan sikap nasabah. Pilihan responden terhadap karakteristik pengetahuan nasabah sebagai berikut Tabel 9. Variabel Pengetahuan Nasabah No Uraian Responden Syariah 1 Mengetahui sistem perbankan a. Sangat setuju 21 b. Setuju 52 c. Ragu-ragu 22 d. Tidak setuju 5 e. Sangat tidak setuju 0
Total
100
Bank
Responden Bank Konvensional
Seluruh Responden
24 43 21 12 0
45 95 43 17 0
100
200
No
Uraian
Responden Syariah
2
Mengetahui informasi perbankan a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Total
3
Pengaruh nama dan citra baik bank a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Total Total
Bank
Responden Bank Konvensional
Seluruh Responden
21 65 13 1 0
19 55 21 5 0
40 120 34 6 0
100
100
200
16 57 25 2 0
24 49 25 2 0
40 106 50 4 0
100
100
200
100
100
200
Tabel 9 menunjukan bahwa sebagian besar responden perbankan syariah telah mengetahui sistem perbankan dengan baik sebanyak (52 orang), Sebelum menabung di bank syariah (65 orang responden) setuju untuk mencari tau informasi perbankan, dan responden bank syariah sebagian besar mempunyai anggapan (57 orang) responden nama dan citra baik bank mempengaruhi keputusan pemilihan jasa perbankan. Perbankan konvensional sebanyak (43 orang) responden menyatakan telah mengetahui informasi sistem perbankan sebelum memutuskan jasa perbankan yang akan dipakai, sebanyak (55 orang) responden menyatakan setuju pencarian informasi perbankan diperlukan, dan (49 orang ) responden menyatakan nama dan citra instansi bank mempengaruhi pengambilan keputusan pemilihan penggunaan jasa perbankan. Berdasarkan survei didapatkan angka ragu-ragu pada masing-masing responden cukup besar, sebanyak (25 orang) menyatakan ragu-ragu baik itu responden bank syariah ataupun konvensional. Hal ini menunjukan bahwa proses seleksi responden Mahasiswa UB dalam menentukan jasa perbankan tidak terlalu dianggap serius berdasarkan sistem perbankan, informasi perbankan, dan nama serta citra baik Instansi. Pemilihan jasa perbankan oleh responden juga berdasarkan penggunaan rekening yang sama dengan anggota kelurga khususnya orang tua atau pihak yang memberikan uang saku bulanan. Variabel Obyek Fisik Bank (X4) Salah satu faktor yang diduga mempengaruhi pilihan Mahasiswa UB menentukan jasa perbankan adalah karakteristik obyek fisik bank. Hal tersebut dikarenakan faktor kemudahan dalam melakukan akses terhadap perbankan merupakan salah satu cara yang efektif dan tepat untuk mempertahankan loyalistas nasabah ataupun menjangkau nasabah baru
Tabel 10. Variabel Obyek Fisik Bank No Uraian Responden Syariah 1 Faktor lokasi yang strategis a. Sangat setuju 20 b. Setuju 43 c. Ragu-ragu 21 d. Tidak setuju 14 e. Sangat tidak setuju 2 Total
Bank
Responden Bank Konvensional
Seluruh Responden
26 43 22 9 0
46 86 43 23 2
100
2
Daya tarik fisik bank a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Total
7 37 35 20 1
100
12 48 27 12 1
19 85 62 32 2
100 3
Fasilitas computer, ATM, dan phone plus yang memuaskan a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Total Total
28 54 17 1 0
200
100
36 54 8 2 0
200
64 108 25 3 0
100 100
100 100
200 200
Berdasarkan data dapat diketahui bahwa sebagian besar responden bank syariah (43 orang) dan responden bank konvensional (43 orang), menyatakan setuju faktor lokasi bank yang strategis menjadi salah satu pertimbangan penting dalam penentuan jasa bank. Selain itu total keseluruhan responden sebanyak (85 orang) menyatakan daya tarik fisik bank juga menjadi pertimbangan, dan sebanyak (108 orang) responden menyatakan bahwa fasilitas computer, ATM, dan phone plus juga menjadi pertimbangan dalam penentuan bank. Hal ini menunjukan bahwa banyaknya kantor cabang atau pembantu serta kemudahan dalam melakukan transasi seperti aplikasi perbankan online atau banyaknya fasilitas mesin ATM menjadi pertimbangan nasabah dalam menentukan jasa perbankan yang akan digunakan. Analisa Loggit Hasil dari pengujian regresi logistik terhadap keputusan nasabah dalam menabung di bank syariah atau bank konvensional dengan menggunakan bantuan program SPSS 22.00 for window dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 11. Variables in the Equation B S.E. Wald Df Step 1a X1 -.049 .092 .283 X2 .232 .108 4.582 X3 -.195 .102 3.652 X4 .172 .087 3.895 Constant -2.076 1.472 1.989
Sig. 1 1 1 1 1
.594 .032 .056 .048 .158
Exp(B) .952 1.261 .823 1.187 .125
Dari nilai koefisien regresi yang diperoleh maka dapat dibuat persamaan regresi logistik sebagai berikut : ln ( ) = - 2.076 – 0,049 X1 + 0,232 X2 – 0,195 + 0,172 X4 Uji Statistik Untuk mengetahui tingkat keeratan dan hubungan antar variabel dilakukan uji statistik. Uji statistic yang telah dilakukan hasilnya ditampilkan dalam table berikut ini Tabel 12. Model Summary Step
-2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
1 263.873a Sumber : data primer diolah (2015)
Nagelkerke R Square
.065
.086
Berdasarkan data, dapat dilihat bahwa R2 (Negelkerke R2) yaitu sebesar 0,86. Angka tersebut menunjukan total kontribusi variabel bebas dalam ikut menjelaskan keragaman variabel terikat. Sehingga total variasi yang dapat dijelaskan melalui model yang terpakai adalah sebesar 8,6 % atau dengan kata lain, variabel karakteristik bank, pelayanan dan kepercayaan pada bank, nasabah, dan obyek fisik bank mampu menjelaskan sebesar 8,6 % total variabel (baik yang terdeteksi atau tidak) yang ikut menjelaskan variabel terikat. Sedangkan sisanya, yaitu sebesar 17,7 % dalam hal ini diwakili oleh ii. Uji Model dan Parameter Pengujian model logistic regression dengan analisis Hosmer and Lemeshow Test seperti tabel berikut ini : Tabel 13. Hosmer and Lemeshow Test Step 1
Chi-square
Df 7.397
Sig. 8
.494
Sumber : data primer diolah (2015) Berdasarkan data dapat disimpulkan bahwa model yang diajukan adalah baik karena nilai statistik Hosmer and Lemeshow lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima. Tampilan output SPSS menunjukan bahwa besarnya nilai statistik Hosmer and Lemeshow sebesar 7,397 dengan probabilitas 0,496 yang nilainya jauh diatas 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model dapat diterima. Berdasarkan analisis parsial pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap keputusan menabung di bank dilakukan dengan membandingkan nilai statistik wald pada setiap variabel yang diperoleh dari analisis regresi logistic dengan Tabel Chi-square pada derajat bebas df=1 dan melihat taraf signifikansi pada tingkat kepercayaan sebesar 95 %. Interpretasi Model dan Parameter Dari hasil analisis regresi logistik didapat persamaan yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel karakteristik bank, pelayanan dan kepercayaan pada bank, nasabah serta obyek fisik bank terhadap keputusan nasabah dalam menabung sebagai berikut : ln ( ) = - 2,076 – 0,049 X1 + 0,232 X2 – 0,195 X3 + 0,172 X4 Dari persamaan tersebut, koefisien variabel bebas sesuai dengan hasil analisis regresi logit dapat diinterpretasikan sebagai berikut : 1. Variabel Karakteristik Bank
Slope untuk variabel karakteristik bank mempunyai parameter = - 0,049. Artinya proporsi responden yang menerima prinsip syariah, produk bank, dan keuntungan lebih kecil bila dibandingkan dengan responden yang tidak menerima prinsip syariah, produk perbankan dan keuntungan yang ditawarkan. Besaran ln ( ) = -0,049 ; perbandingan risiko sebesar e-0,049 = 0,952 . Artinya : kecenderungan responden yang menerima prinsip syariah, produk perbankan, dan keuntungan yang ditawarkan adalah 0,952 kali bila dibadingkan responden yang tidak menerima prinsip syariah, produk perbankan, dan keuntungan yang ditawarkan. Dalam konsep manajemen pemasaran disebutkan membangun kepercayaan pelanggan menjadi cara untuk pengembangan hubungan pelanggan jangka panjang (Kotler dan Keller). Oleh karenanya, penting bagi suatu perusahaan untuk menciptakan kepercayaan pelanggan sehingga akan mempunyai pengaruh terhadap keputusan konsumen dalam memilih produk. Berdasarkan data responden diatas, mempunyai kesimpulan bahwa tidak cukup faktor pemahaman larangan riba menjadikan perilaku responden memilih menggunakan jasa perbankan syariah tanpa disertai dengan rasa percaya terhadap instintusi perbankan. .Rasa ketidakpercayaan responden bisa disebabkan karena usia operasional perbankan. Selain itu, aktivitas perbankan yang dilakukan oleh responden juga memiliki kecenderungan terpusat pada keperluan menabung dan keperluan uang saku bulanan. Sehingga, terdapat responden yang tidak menjadikan faktor produk serta keuntungan yang ditawarkan bank dalam pertimbangan penggunaan jasa perbankan. Kecenderungan perilaku responden ini yang dapat menjadi salah satu strategi manajemen perbankan dalam memperbaiki market share pasar, khususnya pasar dilkalangan Mahasiswa. Dalam konteks ada nya prinsip syariah seharusnya dapat menjadi pembeda segmentasi pasar antara keduanya. Sasaran utama pasar perbankan syariah adalah masyarakat muslim, akan tetapi peluang tersebut belum dapat dioptimalkan untuk saat ini. Manajemen perbankan syariah diharapkan lebih gencar dan memperluas sosialisasi pengetahuan tentang perbankan syariah dan produk-produknya. Sosialisasi ini lebih ditujukan untuk membuka pemahaman dan kesadaran tentang perbankan syariah. Dengan demikian, jumlah nasabah yang terarik untuk bertransaksi dengan bnk syariah pun bertambah. Sementara itu untuk perbankan konvensional, strategi dalam menjaga loyalitas konsumen menjadi salah satu perhatian manajemen, seperti keunikan produk dan keuntungan yang ditawarkan. Dengan demikian, hal tersebut dapat menjadi penyeimbang perbankan konvensional untuk mendapatkan nasabah dalam konteks adanya larangan praktik riba. 2.
Variabel Pelayanan dan Kepercayaan pada Bank Slope untuk variabel pelayanan dan kepercayaan pada bank mempunyai parameter 0,232. Artinya proporsi responden yang menyatakan setuju terhadap variabel pelayanan dan kerpercayaan untuk menyimpan danaya di bank syariah ataupun konvensional lebih besar bila dibandingkan dengan yang tidak setuju. Besaran = 0,232 ; perbandingan risiko sebesar e 0232 = 1.261 Artinya : kecenderungan responden yang setuju terhadap pelayanan bank syariah dan konvensional dan percaya untuk menyimpan dananya di perbankan 1.261 kali bila dibandingkan responden yang tidak setuju. Kecenderungan yang besar dari perilaku responden terhadap variabel tersebut menunjukan salah satu strategi yang harus dipertahankan dan ditingkatkan berupa kualitas pelayanan kepada pelanggan. Variabel tersebut nantinya berpengaruh terhadap preferensi nasabah dalam memilih suatu bank. Pelayanan yang terbaik akan menjadikan responden memiliki rasa puas dan senang dalam menabung ataupun melakukan aktivitas perbankan lainnya. Sehingga perilaku konsumen yang kemudian muncul adalah sikap loyalitas terhadap bank yang telah dipilihnya. Ketika sikap loyalitas sudah menjadi bagian dari responden, maka
keluarga ataupun kerabat responden akan memiliki keterikatan untuk menggunakan bank tersebut. Hal ini diperkuat melalui penelitian yang dilakukan oleh Lutfi Efendi pada tahun 2009, pada penelitian tersebut didapatkan pengaruh yang signifikan oleh variabel pelayanan yang baik terhadap pengambilan keputusan nasabah menabung pada Bank Muamalat Cabang Malang. Selain itu, menurut Richart L. Daft dalam bukunya Era Baru Manajemen, sumber daya manusia merupakan aspek penting dalam keberhasilan perusahaan. Sumber daya perusahaan adalah pegawainya, melatih pegawai untuk memberikan pelayanan yang terbaik juga penting karena membantu mereka memahami tujuan dan pentingnya strategi baru, mengatasi kendala, dan menguasai keahlian, serta perilaku yang diperlukan dalam penerapan strategi. 3.
Variabel Pengetahuan Nasabah Slope untuk variabel mnasabah mempunyai parameter = - 0,195. Artinya proporsi responden yang mengetahui informasi jasa perbankan yang akan dipilih lebih kecil bila dibandingkan dengan responden yang tidak mengetahui informasi perbankan. Besaran = - 0,195 ; perbandingan risiko sebesar e-0,195 = 0,823 . Artinya : kecenderungan responden yang mengetahui informasi bank syariah ataupun konvensional adalah 0,823 kali bila dibandingkan responden yang tidak mengetahui informasi perbankan dengan baik dan benar. Variabel nasabah ini berpengaruh negatif terhadap keputusan nasabah menabung dalam perilaku pemilihan sistem perbankan. Hal ini mungkin disebabkan karena rasa kurang perhatian nasabah dalam mencari informasi perbankan, selain itu responden Mahasiswa dalam menentukan jasa perbankan apa yang dipilih cenderung berdasarkan rekomendasi keluarga, orang tua, ataupun pihak terkait sebagai sumber pendapatan.
4.
Variabel Obyek Fisik Bank Slope untuk variabel obyek fisik bank mempunyai parameter = 0,172. Artinya proporsi responden yang memperhatikan obyek fisik bank seperti lokasi, bentuk gedung, teknologi, maupun fasilitas yang dapat dipakai lebih besar bila dibandingkan dengan responden yang tidak memperhatikan obyek fisik bank. Besaran = 0,172 ; perbandingan risiko sebesar e 0,172 = 1.187. Artinya : kecenderungan responden yang memperhatikan obyek fisik bank untuk pilihan jasa menabung adalah 1.187 kali bila dibandingkan dengan responden yang tidak memperhatikan obyek fisik bank. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Irwinda pada tahun 2011, dimana pada penelitian tersebut didapatkan bahwa faktor lokasi dan obyek fisik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen yang menabung pada PT. Bank Mandiri (Persero) TBK, cabang Makassar Kartini. Oleh karenanya, kecenderungan perilaku responden Mahasiswa UB menjadikan variabel objek fisik sebagai pertimbangan keputusan, dapat menjadi strategi pihak manajemen dalam menjangkau kalangan mahasiswa, seperti faktor lokasi strategis yang dekat dengan aktivitas perkuliahan ataupun banyaknya ketersedian mesin ATM. Hal ini berkaitan dengan kecenderungan penarikan uang tunai yang berupa saku bulanan melalui mesin ATM.
Variabel yang paling dominan Dari keempat variabel bebas di atas, variabel pelayanan dan kepercayaan pada bank memiliki koefisien b yang paling besar. Dengan demikian variabel pelayanan dan kepercayaan pada bank mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap keputusan nasabah dalam perilaku menentukan jasa perbankan.
Besarnya pengaruh variabel pelayanan serta kepercayaan terhadap perilaku menabung dalam pemlihan jasa perbankan sesuai dengan konsep penerapan nilai, kepuasan, dan loyalitas pelanggan sebagaimana yang telah dijelaskan Philip Kotler dan Kevin Lane Keller dalam manajemen pemasaran. Nilai yang dipersepsikan pelanggan merupakan kerangka kerja berguna yang diterapkan dalam banyak situasi dan menghasilkan pandangan yang kaya untuk pembuatan strategi managemen. Dalam hal ini, nilai yang dominan adalah pelayanan dan kepercayaan responden.. Implikasinya adalah manajemen perbankan harus menilai persepsi responden yang berhubungan dengan pelayanan serta kepercayaan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen dalam variabel ini. Secara umum, kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa pelanggan yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi, pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja sesuai dengan ekspektasi, pelanggan akan puas. Kualitas pelayanan dan kepercayaan yang diberikan kepada pelanggan akan menimbulkan rasa loyalitas untuk perbankan. Menciptakan hubungan yang kuat dan erat dengan pelanggan menjadi kunci keberhasilan jangka panjang. Sehingga, akan terciptanya hubungan yang terikat antara pelanggan dengan perbankan. Hal ini dpat dilihat dari kecenderungan responden yang memilih jasa perbankan salah satu nya dikarenakan faktor rekomendasi orang tua ataupun keluarga. Dalam mengamati tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan dan rasa percaya pada instansi dapat menggunakan metode survey berkala. Metode ini dapat melacak kepuasan pelanggan secara langsung dan juga mengajukan pertanyaan tambahanan untuk mengukur niat penggunaan jasa kembali dan kemungkinan atau kesediaan responden untuk merekomendasikan jasa perbankan yang dipilih kepda orang lain. Dari beberapa alasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa seorang responden akan puas jika mendapatkan pelayanan yang sesuai, terpercaya, akurat, cepat dan ramah dari suatu perbankan sehingga menimbulkan kepercayaan dan keyakinan pada responden untuk menyimpan tabungannya di bank.
E. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Bank syariah tidak berhasil menjangkau pasar utamanya, yaitu pasar muslim. Variabel karakteristik bank (X1) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku konsumen dalam menabung di perbankan syariah dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,5 % yaitu 0,594 %, kemudian berdasarkan indikator memperhatikan prinsip syariah, pemahaman yang didapat tidak berbanding lurus dengan kepemilikan bank syariah, hal ini dikarenakan belum timbulnya rasa kepercayaan konsumen yang disebabkan kurangnya sosialisasi ke konsumen. 2. Variabel pelayanan dan kepercayaan (X2) mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap perilaku konsumen menabung dalam menggunakan perbankan syariah. Variabel Pelayanan dan Kepercayaan (X2) juga memiliki pengaruh yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,5 % yaitu 0,32 %, hal ini dikarenakan melalui variabel X2 akan terbentuk loyalitas konsumen dan menimbulkan ketertarikan untuk mengajak kerabat menggunakan jasa perbankan yang sama. 3. Bank syariah tidak dapat menjadikan aspek religiusitas dan pengetahuan nasabah sebagai satu-satunya pengikat dalam mencapai market sharenya, variabel pengetahuan nasabah (X3) mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap perilaku konsumen menabung dalam menggunakan bank syariah. Nilai signifikansi X3 lebih kecil dibandingkan 0,5 % yaitu 0,823 %. Hal ini menunjukan bank syariah tetap harus meningkatkan kualitas pelayanan, daya tarik obyek fisik, serta menguatkan karakteristik bank yang menunjukan kualitas perbankan syariah. 4. Variabel obyek fisik bank (X4) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah menabung dalam perilaku pemilihan perbankan syariah. Nilai signifikansi X4 lebih besar dari 0,5 % yaitu 0,48 %. Hal ini menunjukan bahwa aspek teknologi seperti fasilitas ATM ataupun lokasi bank yang strategis serta daya tarik fisik tetap menjadi daya tarik konsumen untuk memilih perbankan syariah. Saran
1.
2.
3.
4.
Mengacu kepada kesimpulan diatas, maka implikasinya adalah : Bank syariah perlu memperkuat aspek karakteristik bank untuk meningkatkan market sharenya, Hal ini dapat dilakukan melalui sosialisasi yang massive dari perbankan syariah yang dapat diterima oleh berbagai kalangan, baik itu berdasarkan profesi ataupun usia, Dalam penelitian ini bank syariah perlu untuk meningkatkan kepercayaan serta daya tarik Mahasiswa dengan tujuan pemahaman akan aspek religiusitas berbanding lurus dengan kepemilikan bank syariah. Peningkatan pelayanan dan kepercayaan nasabah tetap harus menjadi perhatian utama pengelolaan perbankan syariah. Dalam aspek pelayanan hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas SDM bank syariah ataupun peningkatan fasilitas berupa kerjasama dengan instansi pendidikan atau penambahan fasilitas mesin ATM. Kerjasama dengan instansi pendidikan harapannya dapat meningkatkan kepercayaan konsumen pada operasional perbankan syariah. Bank syariah perlu meningkatkan kualitas pelayanan, daya tarik obyek fisik, serta penguatan karakteristik bank untuk menjadi ciri khas dari perbankan syariah. Penekanan pada aspek pengetahuan nasabah dengan pemberian fokus pada ciri khas perbankan syariah harapannya akan menjadi penguat variabel pengetahuan nasabah sehingga akan berpengaruh signifikan terhadap pemilihan perbankan syariah. Bank Syariah perlu menambah unit mesin anjungan tunai mandiri (ATM) ke dalam area Universitas. Hal ini berdasarkan kondisi di lokasi penelitian bahwa belum adanya fasilitas mesin atm bank syariah di area universitas. Harapannya dengan adanya unit mesin ATM bank syariah dapat meningkatkan ketertarikan konsumen karena faktor kemudahan, hal ini juga dikarenakan kecenderungan perilaku responden yang sering menggunakan fasilitas mesin ATM.
UCAPAN TERIMA KASIH Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga panduan ini dapat terselesaikan.Ucapan terima kasih khusus kami sampaikan kepada Asosiasi Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang memungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan. DAFTAR PUSTAKA Armanto, Boedi., & Ratna, S. W. 2013. Kompetisi Industri Perbankan Indonesia. Jakarta : Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Bank Indonesia. Basuki, S. 2006. Metode penelitian. Jakarta : Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Bernadib, Imam. 1996. Dasar-Dasar Kependidikan : Memahami Makna dan Perspektif Beberapa Teori Pendidikan. Bogor : Ghalia Indonesia. Berry, L. L., Parasuraman, A., & Zeithaml, V. A. 1988. The service-quality puzzle. Business horizons, 31(5), 35-43. Efendi Lutfi. 2009. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah pada Bank Muamalat Malang. Skripsi. Handayani, W. 2012. Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Samsung Galaxy Series. Skripsi. Hermawan, Agus. 2012. Komunikasi Pemasaran. Jakarta : Erlangga.
Ikram, M. A. 2014. Pengaruh Faktor Sosial dan Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Kamera DSLR Canon di Kota Pekanbaru. Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan, 3(9), 253-267. Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Cetakan pertama. Jakarta : Erlangga. J. Salusu. 2006. Pengambilan Keputusan Strategik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non Profit. Jakarta : Grasindo. Karim, Adiwarman. 2011. Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta : Rajawai Press. Kaynak, E., & Kara, A. 2004. Market Orientation and Organizational Performance: A Comparison of Industrial Versus Consumer Companies in Mainland China Using Market Orientation Scale (MARKOR). Industrial Marketing Management, 33(8), 743-753. Kevin, L., Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga. Lupiyoadi, Rambat. 2013. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta : Salemba Empat. Mazki, Ghozali. 2010. Analisis Keputuhan Nasabah Menabung : Pendekatan Kompenen dan Model Logistik Studi Pada Bank Syariah di Malang. Journal of Indonesian Applied Economics Vol.4 No.1 Mei 2010, 43-57. Miller., & Mainers. 2003. Teori Ekonomi Mikro Intermidiate. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Moorman, C., Deshpande, R., & Zaltman, G. 1993. Factors affecting trust in market research relationships. the Journal of Marketing, 81-101. Muflikhah, Alfi. 2015. Pengaruh Religiusitas, Produk Bank, Kepercayaan, Pengetahuan, dan Pelayanan Terhadap Preferensi Menabung Pada Perbankan Syariah (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang). Skripsi. Mukhis. 2011. Perilaku Menabaung Di Perbankan Syariah Jawa Tengah. Disertasi diterbitkan. Yogyakarta : Program studi Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Diponogoro Semarang. Multifiah. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Malang : Universitas Brawijaya Press. Mussry, Jacky, Wirtz, Jochen dan Lovelock, Christoper. 2010. Pemasaran Jasa : Manusia, Teknologi, Strategi. Jakarta : Erlangga. Nazir, M. 2003. Metode penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Rositasari Zhenty. 2009. Faktor-Faktor yang mempengaruhi keinginan konsumen untuk menabung. Skripsi. Rotter, J. 1967. A new scale for the measurement of interpersonal trust. Journal of personality. Ruslan, Rosadi. 2005. Management Public Relations. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Setiadi, N. J. 2013. Perilaku Konsumen : Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Jakarta : Kencana. Shaban, R. A., Abu-Ghaida, D., & Al-Naimat, A. S. 2001. Poverty alleviation in Jordan: Lessons for the future. World Bank Publications.
Sirri, E. R., & Tufano, P. 1998. Costly search and mutual fund flows. Journal of finance, 15891622. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. Sukirno, S. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada Sumarwan, U. 2002. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Jakarta : Ghalia Indonesia. Tjiptono, F. 2000. Perspektif Manajemen dan Pemasaran Kontemporer.Yogyakarta: Andi. Tufano, P., & Sevick, M. 1997. Board structure and fee-setting in the US mutual fund industry. Journal of Financial Economics, 46(3), 321-355. Wachid, F. U. 2014. Analisis Dampak Referensi Terhadap Keputusan BMT dalam Memberikan Pembiayaan Mudarabah Bagi Nasabah di Koperasi BMT Nurul Jannah Petrokimia Gresik. Thesis. Wahyuni, D. U. 2008. Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek" Honda" di Kawasan Surabaya Barat. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan (Journal of Management and Entrepreneurship), 10(1), pp-30