Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
14 Pages
ISSN 2302-0156 pp. 32- 45
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PADA SMA NEGERI 4 WIRA BANGSA MEULABOH DAN SMA NEGERI 3 MEULABOH Ishaq1, Yusrizal2, Bahrun3 1)
Magister Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Prodi Magister Administrasi Pendidikan Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia
2,3)
Abstract: Headmaster is one of the components that affect teachers' performance. Educational success in school is largely determined by the success of the headmaster in managing academic staff at the school. This study generally aims to examine the leadership of headmaster in improving the performance of teachers at SMAN 4 Wira Bangsa and SMAN 3 Meulaboh, West Aceh. The approach used in this study is a qualitative approach with technique of collecting data through observation, interview, and documentation. Subjects were headmasters, teachers, school committee, and students of SMAN 4 Wira Bangsa and SMAN 3 Meulaboh. Conclusions of this study are the headmaster leadership of SMAN 4 Wira Bangsa Meulaboh is autocratic style, while the headmaster of SMAN 3 Meulaboh is democratic style. Headmaster leadership of SMAN 4 Wira Bangsa Meulaboh and SMAN 3 Meulaboh is able to improve the performance of teachers in each school. This is proved from the curriculum, infrastructure and student achievement which achieve well and in line with the standards of teacher performance. The response of teachers to the leadership approach that made the headmaster at SMAN 4 Wira Bangsa Meulaboh and SMAN 3 is good enough. Keywords: Leadership, Headmaster, Teacher’s Performance Abstrak: Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. keberhasilan pendidikan sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru pada SMA Negeri 4 Wira Bangsa dan SMA Negeri 3 Meulaboh, Aceh Barat.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.Subjek penelitian adalah Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah, dan Siswa di SMA Negeri 4 Wira Bangsa dan SMA Negeri 3 Meulaboh.kesimpulan dari penelitian ini adalah kepemimpinan kepala sekolah SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh bergaya otokratis, sedangkan kepala sekolah SMA Negeri 3 Meulaboh bergaya demokratis. Kepemimpinan kepala sekolah SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh dan SMA Negeri 3 Meulaboh mampu meningkatkan kinerja guru di masing-masing sekolah.Hal ini terbukti dari kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana dan prestasi belajar siswa yang berjalan dengan baik dan sesuai standar kinerja guru.Tanggapan atau respon guru terhadap pendekatan kepemimpinan yang dilakukan kepala sekolah di SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh dan SMA Negeri 3 Meulaboh cukup baik. Kata Kunci: Kepemimpinan, Kepala Sekolah, Kinerja Guru
32 -
Volume 4, No. 1, Februari 2016
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0156 pp. 33- 46
14 Pages
sekolah yang baik tentu akan membawa energy
PENDAHULUAN Sumberdaya manusia Indonesia dapat
positif yang baik bagi perkembangan sekolah.
meningkat jika kualitas pendidikan juga dapat ditingkatkan.Pernyataan
tersebut
Berdasarkan
hasil
observasi
awal
senada
penelitian di SMA Negeri 4 Wira Bangsa dan
dengan penjelasan Irianto (2009) bahwa
di SMA Negeri 3 Meulaboh, kepala sekolah di
peningkatan kualitas SDM ternyata tidak dapat
kedua sekolah tersebut memiliki kemampuan
dilakukan
kecuali
hanya
melalui
kepemimpinan yang memadai.Terlihat dari
merupakan
sarana
prestasi dan kinerja guru, kedua sekolah
paling tepat atau strategi jitu yang dapat
tersebut lebih unggul daripada sekolah lainnya
meningkatkan sumber daya manusia.Intervensi
di Kabupaten Aceh Barat.Namun ada beberapa
kebijakan
merupakan
guru yang mendapatkan perhatian khusus
intervensi terhadap manusia. Dalam Human
kepala sekolah karena sering izin dan performa
Capital Theory setiap intervensi pada diri
mengajarnya masih kurang maksimal.Kepala
manusia melalui pendidikan akan memberikan
sekolah SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh
nilai balik tidak hanya pada inividu yang
mampu merangkul dan mendorong dewan guru
mendapatkan pendidikan, tetapi juga pada
untuk melaksanakan tugas dengan maksimal,
lingkungan
tersebut
memotivasi siswa untuk terus berprestasi, dan
(Indiryanto, 2013). Partisipasi masyarakat
menjalankan program-program sekolah dengan
dalam penyelenggaraan pendidik juga sangat
baik, demikian juga di SMA Negeri 3
penting.
hanya
Meulaboh.Guru-guru yang bermasalah hanya
mendukung lewat dana, bukan pada proses
sebagian kecil, satu-dua orang guru saja yang
penyelenggaraan pendidikannya. Masyarakat
tentu tidak mewakili keseluruhan guru di
sepenuhnya percaya kepada sekolah (Dally,
sekolah tersebut.
pendidikan.Pendidikan
melalui
sosial
pendidikan
dari
Umumnya
individu
masyarakat
2010).
Dari paparan di atas, penulis tertarik Kualitas
dalam
untuk meneliti tentang kualitas pendidikan dari
memimpin sekolah sangat menentukan kualitas
sisi kepala sekolah dan kinerja guru. Dua
output sekolah. Dalam melaksanakan fungsi
faktor tersebut merupakan bagian kecil dari
kepemimpinannya,
masalah
melakukan
kepala
kepala
pengelolaan
sekolah
sekolah dan
harus
pembinaan
pendidikan
khazanah
kegiatan
menawarkan
atau
Dengan
harapan penelitian ini dapat memperkaya
sekolah melalui berbagai kegiatan seperti kepemimpinan
Indonesia.
keilmuan
pendidikan
solusi
dan
terhadap
manajemen.Sehubungan dengan hal itu, kepala
permasalahannya.Pendidikan memiliki peran
sekolah memiliki pengaruh signifikan terhadap
yang
kualitas praktik pengajaran dan pencapaian
menentukan kualitas sumber daya manusia.
belajar peserta didik di sekolah. Kepala
Kemudian kualitas pendidikan juga ditentukan
33 -
Volume 4, No. 1, Februari 2016
sangat
strategis
karena
pendidikan
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala oleh beberapa faktor penting yang salah
orang
satunya adalah kepala sekolah.Peran strategis
kepemimpinan adalah sebutan seseorang yang
pendidikan melibatkan kepala sekolah demi
memimpin
tercapainya tujuan pendidikan, memastikan
memimpin.Dari
definisi
pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan
dikembangkan
bahwa
karakter
itu,
merupakan seluruh aktivitas atau kegiatan
kecakapan dan kebijaksanaan kepala sekolah
pemimpin dalam memimpin sekelompok orang
sebagai pemimpin sangat penting.
agar mencapai tujuan bersama. Secara lebih
peserta
didik.Oleh
karena
lain.
Dan
atau
ini
berarti
kumpulan
bahwa
orang
yang
tersebut
dapat
kepemimpinan
khusus, kepemimpinan dapat diartikan sebagai KAJIAN KEPUSTAKAAN
kemampuan, keterampilan, dan kepandaian
Pengertian Kepemimpinan
atau kemahiran seorang pemimpin dalam
Kepemimpinan dalam satu organisasi
memimpin kelompok orang yang melakukan
merupakan suatu faktor yang menentukan
kegiatan berusaha dalam situasi kerja sama
berhasil atau tidaknya organisasi tersebut
yang mapan (Suradji dan Martono, 2014: 8).
karena kepemimpinan organisasi dikatakan
Jika ditinjau dari penjelasan definisi
sukses apabila pengelolaan organisasi tersebut
kepemimpinan di atas, maka kepemimpinan
gaya kepemimpinan merupakan cara tau teknik
dibutuhkan manusia karena adanya suatu
seseorang
keterbatasan atau kelebihan tertentu pada diri
dalam
menjalankan
suatu
kepemimpinan. Kepemimpinan atau leadership
manusia.
merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial,
kemampuannya untuk memimpin, di sisi lain
sebab
ada
prinsip-prinsip
dan
rumusannya
Di satu sisi manusia
orang
yang
mempunyai
kelebihan
untuk
memimpin.
Disinalah
diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi
kemampuan
kesejahteraan manusia.Ada banyak pengertian
timbul
yang dikemukakan oleh para pakar menurut
kepemimpinan.Permasalah
sudut
pandang
terbatas
kebutuhan
akan
memimpin
dan
kepemimpinan
masing-masing,
definisi-
telah lama menjadi sorotan atau bahan kajian
menunjukkan
adanya
dalam studi para peneliti. Mereka melihat
beberapa kesamaan.Kepemimpinan dalam satu
kepemimpinan dari berbagai segi realitas yang
organisasi
terjadi pada masyarakat.
definisi
tersebut
merupakan
suatu faktor
yang
menentukan berhasil atau tidaknya organisasi tersebut
karena
dikatakan
kepemimpinan
sukses
apabila
organisasi pengelolaan
organisasi tersebut berhasil dijalankan. Suradji
dan
Martono
(2014:
Gaya Kepemimpinan Seorang pemimpin dapat melakukan berbagai cara dalam kegiatan mempengaruhi
8)
atau memberi motivasi orang lain atau
mendefinisikan kepemimpinan sebagai orang
bawahannya
agar
melakukan
tindakan-
atau gabungan beberapa orang yang memimpin
tindakan yang selalu terarah pada pencapaian Volume 4, No. 1, Februari 2016
- 34
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tujuan organisasi. Cara ini mencerminkan
enam tipe besar. Gaya kepemimpinan menurut
sikap dan pandangan pemimpin terhadap orang
Nawawi (2006) dalam Nalasatria (2013: 179)
yang dipimpinnya.
ada enam tipe, yaitu: (1) kepemimpinan
Suradji dan Martono (2014: 94)
otokrasi,
kepemimpinan
diktatoris,
mengatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah
kepemimpinan
sikap perilaku pemimpin berdasarkan norma
kharismatik, kepemimpinan paternalis, dan
pribadi sesuai nilai-nilai kepribadian yang
kepemimpinan laissez-faire (free-rein).
dianu
seorang
memimpin
pemimpin
anak
buah
mempengaruhi dikemukakan
pengikut. bahwa
dalam
praktik
agar
mampu
kepemimpinan
Standarisasi Kinerja Guru
Selanjutnya
Penjaminan mutu merupakan
kata
kepemimpinan
kunci yang menjadi fenomena dalam dunia
dapat pula diartikan sebagai norma perilaku
pendidikan, hal ini terjadi seiring dengan
yang digunakan seseorang pada saat orang
terbitnya Undang-Undang Nomor
tersebut mencoba mempengaruhi perilaku
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta
orang lain seperti yang ia lihat.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005
Secara
gaya
demokratis,
lebih
sederhana
gaya
20 tahun
tentang Standar nasional pendidikan.
kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai
Implementasi
dari
kedua
payung
sikap, gerak-gerik, atau penampilan yang
hukum tersebut di lakukan oleh pemerintah,
dipilih pemimpin dalam melaksanakan tugas
antara lain dengan terbitnya Peraturan Menteri
kepemimpinannya (Karwati dan Priansa, 2013:
Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007
270). Dalam denifisi ini, gaya kepemimpinan
tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah.
merupakan cara tau teknik seseorang dalam
Salah satu isi dari PerMendiknas tersebut
menjalankan
kepemimpinan.
adalah kompotensi manajerial, kepemimipinan
Kepemimpinan atau leadership merupakan
merupakan standar kompetensi yang harus
ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab
dimiliki oleh kepala sekolah.Disamping itu
prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan
pelaksanaan Otonomi Daerah mengharuskan
dapat
bagi
kepala sekolah untuk mampu menyesuaikan
kesejahteraan manusia.Ada banyak pengertian
dengan situasi dan kondisi peraturan yang
yang dikemukakan oleh para pakar menurut
berlaku di daerah masing masing.
sudut definisi
suatu
mendatangkan
pandang
manfaat
masing-masing,
definisi-
menunjukkan
adanya
tersebut
beberapa kesamaan. Terdapat berbagai teori tentang gaya
Kemudian
Undang-undang
Sistem
Pendidikan Nasional Nasional (Sisdiknas, 2003 pasal 35 ayat 1), mengemukakan bahwa standar
nasional
pendidikan
terdiri
atas
kepemimpinan. Namun secara umum teori-
satandar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
teori tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam
kependidikan,
35 -
Volume 4, No. 1, Februari 2016
sarana
dan
prasarana,
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pengelolaan,
pembiayaan,
penilaian
mempunyai tugas utama mendidik, mengajar,
pendidikan yang harus ditingkatkan secara
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
berencana
dan
dan
berkala.
dan
Memahami
hal
mengevaluasi
peserta
didik
pada
tersebut, sangat jelas bahwa guru yang
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
bertugas
pembelajaran
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
dituntut untuk memiliki standar kompetensi
menengah. Selain tugas utamanya tersebut,
dan professional. Hal ini mengingat betapa
guru juga dimungkinkan memiliki tugas-tugas
pentingnya peran guru dalam menata isi,
lain
sumber
sekolah/madrasah.
sebagai
pengelola
belajar,
mengelola
proses
yang
relevan
dengan
fungsi
pembelajaran, dan melakukan penilaian yang
Penilaian kinerja yang terkait dengan
dapat memfasilitasi terciptanya sumberdaya
pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru
manusia yang memenuhi standar nasional dan
mata pelajaran atau guru kelas, meliputi
standar tuntutan era global.
kegiatan merencanakan dan melaksanakan
Oleh karena itu, Mulyasa (2013: 20)
pembelajaran,
mengevaluasi
menilai,
mengemukakan bahwa dalam mengajar guru
menganalisis
harus
melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian
memadukan
aspek
pedagogis,
hasil
dan
dalam
Pedagogis
lingkungan
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
pendidikan yang menuju kesuksesan dan
sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan
kedewasaan siswa.Psikologis berkaitan dengan
Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
tingkat kemampuan siswa yang berbeda-beda,
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
dan didaktis berhubungan dengan prosedur
Guru.
pembelajaran.Kompetensi
merupakan
mensyaratkan guru menguasai kompetensi
personal,
yang dikelompokkan ke dalam kompetensi
perpaduan
antara
dengan
guru
kemampuan
Pengelolaan
4
(empat)
dan
psikologis, dan disaktis secara bersamaan. berkaitan
menerapkan
penilaian,
pembelajaran
tersebut
keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang
pedagogik,
secara kaffah membentuk kompetensi standar
professional sebagaimana dipublikasikan oleh
profesi guru.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Mengukur Kinerja Guru
Konsep Kemampuan Profesional Guru
Penilaian kinerja guru merupakan
Jika
kepribadian,
domain
kompetensi
sosial,
dan
mempunyai
arti
suatu proses yang bertujuan untuk mengetahui
kecakapan atau kemampuan, hal ini erat
atau memahami tingkat kinerja guru satu
kaitannya dengan pemilihan ilmu, kecakapan
dengan tingkat kinerja guru yang lainnya atau
atau
dibandingkan dengan standar yang telah
guru.Kompetensi adalah suatu tugas yang
ditetapkan. Guru sebagai pendidik profesional
memiliki dan mempunyai kecakapan atas
keterampilan
menjadi
Volume 4, No. 1, Februari 2016
seorang
- 36
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pengetahuan, keterampilan serta kemampuan
salah satu komponen manusiawi dalam proses
yang
jabatan
belajar mengajar yang turut berperan dalam
seseorang.Menjadi profesional, berarti menjadi
usaha pembentukan sumber daya manusia
ahli
yang potensial di bidang pembangunan”.
dituntut
dalam
tentunya
karena
bidangnya.Dan
berkualitas
dalam
seorang
ahli,
melaksanakan
Dari
pengertian
di
atas
dapat
pekerjaannya.Akan tetapi tidak semua Ahli
disimpulkan bahwa guru adalah semua orang
dapat menjadi berkualitas.Karena menjadi
yang mempunyai keahlian khusus dalam
berkualitas bukan hanya persoalan ahli, tetapi
mendidik,
juga menyangkut persoalan integritas dan
mengarahkan,
personaliti.Dalam perspektif pengembangan
mengevaluasi peserta didik serta mempunyai
sumber daya manusia, menjadi profesional
jabatan profesional dimana dia mempunyai
adalah satu kesatuan antara konsep personaliti
wewenang dan tanggung jawab terhadap
dan integritas yang dipadupadankan dengan
peserta didiknya.
mengajar,
membimbing,
melatih,
menilai,
dan
skil atau keahliannya. Definisi guru profesionalisme adalah
Konsep Manajemen Sekolah
kemampuan seorang guru untuk melaksanakan
Dalam konteks pendidikan, memang
tugas pokoknya sebagai seorang pendidik dan
masih ditemukan kontroversi dan inkonsistensi
pengajar yang meliputi kemampuan dalam
dalam penggunaan istilah manajemen.Di satu
merencanakan,
dan
pihak ada yang tetap cenderung menggunakan
mengevaluasi hasil pembelajaran.Prinsipnya
istilah manajemen, sehingga dikenal dengan
adalah setiap guru harus dilatih secara periodik
istilah manajemen pendidikan. Di lain pihak,
di
tidak sedikit pula yang menggunakan istilah
dalam
menjalankan,
menjalankan
tugasnya.Apabila
jumlah guru sangat banyak, maka seorang
administrasi
sehingga
kepala sekolah bisa meminta wakilnya atau
adminitrasi pendidikan. Dalam studi ini,
guru senior untuk membantu melakukan
penulis
supervisi.
keduanya, sehingga kedua istilah ini dapat
cenderung
dikenal
untuk
istilah
mengidentikkan
Menurut UU No.14 Tahun 2005
digunakan dengan makna yang sama.Menurut
tentang guru dan dosen menjelaskan tentang
Pribadi (2013) manajemen sekolah terdiri dari
guru: “Guru adalah pendidik profesional
empat komponen yaitu, manajemen keuangan,
dengan
manajemen
tugas
utamamendidik,
mengajar,
sarana
prasarana,
manajemen
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
layanan khusus, manajemen hubungan sekolah
dan
dan masyarakat.
mengevaluasi
peserta
didik
pada
pendidikan anak usia dini jalur formal,
Suparlan (2013: 52) menjelaskan dua
pendidikan dasar, dan menengah”. Kemudian
alasan penting manajemen sekolah, yaitu (1)
menurut Sardiman (2006: 125), “guru adalah
manajemen
37 -
Volume 4, No. 1, Februari 2016
sekolah
dapat
meningkatkan
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala akuntabilitas kepala sekolah dan guru terhadap
Subjek penelitian dalam penelitian ini
peserta didik, orang tua siswa, dan masyarakat,
ditentukan dengan teknik purposive yaitu
(2)
memberikan
penentuan informan tidak didasarkan strata,
pemangku
pedoman atau wilayah tetapi didasarkan
kepentingan dalam memberikan saran dan
adanya tujuan tertentu yang tetap berhubungan
masukan
untuk
dengan permasalahan penelitian.Mereka yang
kebijakan
penting
manajemen
keterbukaan
sekolah
kepada
semua
menentukan yang
kebijakan-
diperlukan
oleh
sekolah.
dijadikan sebagai informan pada penelitian ini adalah
Dalam hal ini, kepala sekolah harus
berdasarkan
pertimbangan
bahwa
mereka telah mewakili dan disesuaikan dengan
mampu menjadi administrator yang mendesain
bidang-bidang
program
yang
sekolah SMA Negeri 4 Wira Bangsa dan SMA
mendorong para guru, personel sekolah,
Negeri 3 Meulaboh. Maka peneliti dalam hal
peserta didik, dan orang tua berbuat aktif
ini menggunakan informan yang terdiri dari:
dalam proses kea rah perubahan sosial yang
1. Informan kunci (Key Informant) berjumlah
dan
kegiatan
sekolah
lebih berkualitas. Sehingga, penyelengaraan sekolah dapat memenuhi standar kualitas yang dipersyaratkan (Sagala, 2010:119).
dalam
struktur
organisasi
4 Orang. a. Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Wira Bangsa dan SMA Negeri 3 Meulaboh (2 Orang) b. Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 4
METODE PENELITIAN Dalam
penelitian
ini
penulis
menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Wira Bangsa dan SMA Negeri 3 Meulaboh (8 Orang)
Alasan penulis menggunakan metode ini
2. Informan utama yaitu beberapa guru SMA
adalah karena penelitian ini dilakukan untuk
Negeri 4 Wira Bangsa dan SMA Negeri 3
mengetahui tentang proses pelaksanaan gaya
Meulaboh berjumlah 6 Orang.
kepemimpinan yang dilakukan kepala sekolah
3. Informan tambahan yaitu siswa SMA
dalam rangka meningkatkan kinerja guru di
Negeri 4 Wira Bangsa dan SMA Negeri 3
SMA Negeri 4 Wira Bangsa dan SMA Negeri
Meulaboh
3 Meulaboh. Oleh karena itu, pendekatan
masyarakat (Komite Sekolah) sebanyak 2
deskriptif kualitatif dipercaya dapat menyentuh
Orang.
kealamiahan
sumber
menyeluruh
dalam
data
yang
kaitannya
sebanyak
2
Orang
dan
bersifat dengan
Dalam penelitian ini, instrumen yang
kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru
digunakan
adalah
pedoman
SMA Negeri 4 Wira Bangsa dan SMA Negeri
pedoman
observasi,
3 Meulaboh.
(2002: 174) menjelaskan bahwa keberhasilan
dan
wawancara,
angket.Arikunto
penelitian kualitatif sangat ditentukan oleh Volume 4, No. 1, Februari 2016
- 38
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ketelitian dan kelengkapan data yang disusun
pengumpulan data lebih banyak pada observasi
oleh peneliti.Data tersebut disusun berdasarkan
berperan serta, wawancara mendalam, dan
hasil
dokumentasi.Mengacu
pengamatan,
wawancara,
dan
pada
dokumentasi. Oleh karena itu, penulis menjadi
tersebut,
ujung tombak dalam penyusunan instrument
pengumpulan data sebagai suatu cara untuk
penelitian kualitatif.Kekuatan pada penelitian
memperoleh data melalui beberapa langkah
jenis ini terletak pada penjelasan-penjelasan
atau tahapan, yaitu: observasi, wawancara, dan
yang
dokumentasi.
mendasar
atas
permasalahan
diangkat.Informasi
yang
yang
diperoleh
peneliti
pengertian
Analisis
mengartikan
data
teknik
merupakan
proses
berkelanjutan sehingga penelitian ini sering
mencari dan menyusun secara sistematis data
juga disebut menggunakan teknik informasi
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
bola
lapangan, dan dokumentasi (Sugiyono, 2010:
salju.Semakin
diperdalam
semakin
bermanfaat informasinya. Untuk
89). Setelah data terkumpul, maka langkah
menentukan
kebenaran
selanjutnya
data
diolah.Adapun
teknik
penelitian maka perlu adanya ke absahan dari
pengolahan data yang digunakan yaitu teknik
sebuah penelitian. Untuk penelitian kualitatif
analisis
kualitatif
terletak pada proses sewaktu turun ke lapangan
metode
deskriptif.proses
mengumpulkan data dan sewaktu proses
dilakukan dengan dua tahapan, yaitu: 1)
analisis-interpretatif data (Kriyantono, 2007:
kategorisasi, 2) tabulasi.
dengan
menggunakan analisis
data
70).Selain itu, validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
HASIL PEMBAHASAN
penelitian dengan data yang dapat dilaporkan
Hasil Penelitian
oleh peneliti (Sugiyono, 2010: 117).Oleh
Dari hasil observasi yang menilai tiga
karena itu, data dinyatakan valid apabila data
aspek utama, yaitu: (1) kurikulum; (2)
yang dilaporkan oleh peneliti tidak berbeda
kesiswaan;
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
ditemukan bahwa kurikulum di SMA Negeri 4
objek
uji
Wira Bangsa, yaitu: minggu efektif, program
validitas yang digunakan peneliti adalah
tahunan, program semester, silabus, KKM, dan
triangulasi.
RPP sudah disusun dengan bagus. Kegiatan
penelitian.Pada
penelitian
ini
Berkaitan dengan tujuan dan fokus
dapat
(3)
sarana
dilaksanakan
dan
dengan
prasarana,
maksimal
masalah, maka teknik pengumpulan data yang
mungkin.Peneliti memperhatikan kurikulum
dilakukan meliputi obervasi, wawancara, dan
tersebut dan memberi penilaian sesuai dengan
dokumentasi.Sugiyono (2010: 63) menyatakan
lembar observasi yang telah disusun dalam
pada penelitian kualitatif, pengumpulan data
penelitian ini.
dilakukan pada natural setting dan teknik
39 -
Volume 4, No. 1, Februari 2016
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Selanjutnya aspek kesiswaan di SMA
Berdasarkan data yang diperoleh dari
Negeri 4 Wira Bangsa, yaitu penerimaan siswa
lembar
baru dilakukan dengan sangat bagus karena
kesiswaan, sarana dan prasarana SMA Negeri
pendaftaran siswa baru dilakukan secara
3
online. Calon siswa diharuskan mendaftar
kurikulum SMA Negeri 3 Meulaboh mencapai
melalui akun khusus yang disediakan untuk
hasil bagus sesuai kesepahaman bersama.
proses
proses
Kurikulum sudah mencakup minggu efektif,
pendaftaran tidak dipungut biaya. Selanjutnya,
program tahunan, program semester, silabus,
Layanan bimbingan dan penyuluhan di SMA
KKM, dan RPP.
pendaftaran.
Dan
seluruh
observasi
Meulaboh
terhadap
ditemukan
kurikulum,
bahwa:
aspek
Negeri 4 Wira Bangsa juga sangat bagus.
Kemudian untuk aspek kesiswaan,
Setiap siswa mendapatkan kesempatan yang
SMA Negeri 3 Meulaboh mencapai hasil
sama untuk menerima konseling. Apalagi
maksimal.Dari temuan ini diketahui bahwa
sekolah
asrama
SMA Negeri 3 Meulaboh masih kurang dalam
(boarding) sehingga perhatian guru terhadap
hal layanan bimbingan dan penyuluhan yang
setiap masalah siswa lebih intensif.Dari sisi
tidak
pengelolaan siswa dalam kelas, sekolah ini
konseling juga kurang aktif berperan dalam hal
juga sangat bagus.Satu kelas berisi kelompok
memberikan bimbingan dan arahan bagi setiap
kecil 20-25 siswa.
persoalan siswa. Selanjutnya sekolah ini juga
ini
menerapkan
sistem
terprogram
secara
khusus.
Guru
Kemudian aspek sarana dan prasarana
masih kurang dalam hal pengelolaan siswa
SMA Negeri 4 Wira Bangsa secara umum
dalam kelas dimana kelas yang ada terdiri dari
mencapai hasil yang maksimal dari penilian
kelompok besar sekitar 30-40 siswa.Demikian
peneliti. Jika dilihat dari penentuan kebutuhan,
juga dengan pengelolaan organisasi siswa, data
proses pengadaan, dan pemakaian sarana dan
siswa, dan penerimaan siswa baru masih
prasarana SMAN Negeri 4 Wira Bangsa sangat
dilakukan secara manual.
bagus
karena
Rencana
Dalam hal sarana dan prasarana, SMA
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
Negeri 3 Meulaboh mencapai hasil yang
(RAPBS) yang disusun oleh Kepala Sekolah.
maksimal dengan penjelasan sebagai berikut:
Namun untuk hal pencatatan/pengurusan dan
penentuan kebutuhan sudah bagus karena
pertanggung jawabannya masih kurang.Karena
sekolah ini memiliki RAPBS. Namun proses
setiap unit sarana dan prasarana tidak memiliki
pengadaan,
jurnal pemakaian dan kondisinya.Seharusnya,
pencatatan/pengurusan masih kurang baik.
SMA Negeri 4 Wira Bangsa memiliki berita
Pengadaan di sekolah ini kurang maksimal
acara penggunaan sebagai bentuk pertanggung
dikarenakan sumber dana yang didapat juga
jawaban tertulis
kurang. Sehingga kebutuhan-kebutuhan yang
prasarana.
mengacu
pada
penggunaan sarana
dan
tertuang
pemakaian,
dalam
RAPBS
tidak
Volume 4, No. 1, Februari 2016
dan
dapat - 40
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sepenuhnya terealisasi.Demikian juga dengan
tahapannya.
pemakaian fasilitas sekolah, masih banyak
dilakukan dengan melibatkan organisasi siswa
guru yang kurang memanfaatkan fasilitas
intrasekolah
tersebut
kebutuhan
martikulasi. Penempatan siswa baru dilakukan
pembelajaran.Pencatatan/pengurusan fasilitas
secara randomized system. Satu kelas berisi
juga belum tersedia.Dalam hal pertanggung
siswa dengan kemampuan beragam. Selain itu,
jawaban, sekolah ini sudah bagus karena
siswa dengan
tingkat IQ yang tinggi akan
Kepala Sekolah sudah membuat dokumen
ditempatkan
dalam
laporan pertanggung jawaban.
Kedisiplinan siswa diatur melalui Wakil
untuk
Berdasarkan hasil wawancara yang
Orientasi
dan
siswa
baru
dilanjutkan
kelas
juga
dengan
akselerasi.
Kepala Sekolah bidang Kesiswaan dengan
diperoleh dengan pedoman wawancara tentang
menerapkan
kurikulum, kesiswaan, dan prasarana di SMA
siswa dilakukan melalui guru wali kelas, guru
Negeri 4 Wira Bangsa, Kepala sekolah
bimbingan dan konseling, dan guru asrama
menerangkan
(boarding).
bahwa
kurikulum
yang
digunakan di SMA Negeri 4 Wira Bangsa adalah
Kurikulum
punishment.Pembinaan
Hasil wawancara tentang sarana dan
2013.
Guru
prasarana dengan Kepala Sekolah SMA Negeri
pembelajaran
secara
4 Wira Bangsa ditemukan bahwa buku yang
berkelompok dengan guru bidang studi. Semua
digunakan siswa sudah cukup dan tersedia
program yang direncanakan oleh guru sesuai
beberapa buku penunjang di perpustakaan
dengan kurikulum.Pembagian tugas mengajar
sekolah
kepada guru dilakukan oleh Wakil Kepala
Penggunaan
Sekolah Bidang Kurikulum.Kepala sekolah
menggunakan
mengadakan rapat pembagian tugas guru
Perawatan dan pemeliharaan sarana dan
disetiap awal semester.Semua program tidak
prasarana dilakukan secara berkala melalui
terlaksana dengan maksimal karena berbagai
Wakil
kendala, seperti belum dipahami sepenuhnya
Prasarana.RAPBS disusun secara bersama
implementasi kurikulum 2013.
dengan para Wakil Kepala Sekolah demikian
menyusun
Tahun
sistem
perangkat
Selanjutnya hasil wawancara dengan Kepala Sekolah tentang kesiswaan di SMA
demikian media
Kepala
juga
dengan
guru.
pembelajaran
sudah
technology-based
Sekolah
bidang
media.
Sarana
juga RKAS dan RKS setiap tahunnya. Setelah
melakukan
wawancara
di
Negeri 4 Wira Bangsa ditemukan bahwa daya
SMA Negeri 3 Meulaboh ditemukan bahwa
tampung siswa baru di sekolah ini adalah 100
kurikulum yang digunakan adalah kurikulum
siswa. Seleksi siswa baru dilakukan melalui 3
2013 karena sekolah ini merupakan pilot
tahap,
seleksi
project pelaksanaan kurikulum 2013 bagi
wawancara, dan seleksi kesehatan. Proses
sekolah menengah atas di Kabupaten Aceh
seleksi menggunakan sistem gugur pada setiap
Barat. Guru-guru menyusun kurikulum secara
41 -
yaitu:
seleksi
akademik,
Volume 4, No. 1, Februari 2016
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala mandiri dan dibahas melalui forum guru
untuk jumlah siswa terutama buku ajar
bidang
yang
pegangan guru dan siswa.Namun untuk buku-
dengan
buku penunjang dan koleksi perpustakaan
studi.Program
direncanakan
guru
kegiatan
telah
sesuai
kurikulum dengan maksimal.
masih kurang.Penggunaan media pembelajaran
Sistem pembagian tugas mengajar
juga belum optimal, hanya beberapa guru yang
kepada guru dilakukan melalui musyawarah
aktif
antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah
digital,
bidang kurikulum, dan dewan guru.Rapat
konvensional.Perawatan
tersebut
sarana dan prasarana ditugaskan kepada wakil
dilakukan
di
setiap
awal
semester.Program-program yang direncanakan terealisasi dengan baik. Untuk
bidang
menggunakan sementara
media
pembelajaran
lainnya dan
masih
pemeliharaan
kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Penyusunan RAPBS dilakukan oleh
daya
kepala sekolah dengan bermusyawarah dengan
tampung siswa di SMA Negeri 3 Meulaboh
para wakil kepala sekolah.RKAS dan RKS
setiap tahunnya adalah 120 siswa yang
juga dibuat setiap tahun.Secara umum sarana
terjaring melalui seleksi penerimaan siswa
dan prasarana di SMA Negeri 3 Meulaboh
baru.Seleksi
tes
masih belum lengkap. Pengadaan sarana dan
kemampuan akademik.Orientasi kepada siswa
prasarana akan terus dilakukan. Laporan
baru dilakukan di awal semester tahun ajaran
penggunaan dan pemanfaatan sarana dan
baru.Sistem
prasarana juga belum dilaksanakan dengan
yang
kesiswaan,
dilakukan
penempatan
adalah
siswa
baru
dikelompokkan berdasarkan kemampuannya.
maksimal.
Pembinaan kesiswaan dilakukan melalui wakil kepala sekolah bidang kesiswaan.
Pembahasan
Penegakan disiplin siswa dilakukan
Berdasarkan informasi temuan di atas,
dengan sistem reward and punishment. Siswa
maka beberapa poin penting dapat dikaitkan
yang melanggar peraturan kedisiplinan akan
dengan bagaiamana kepemimpinan kepala
ditindak langsung oleh wakil kepala sekolah
sekolah SMAN 4 Wira Bangsa Meulaboh dan
bidang kesiswaan. Apabila perlu maka akan
kepala sekolah SMA Negeri 3 Meulaboh
melibatkan wali kelasnya untuk kemudian
sebagai berikut:
dilakukan
pembinaan
khusus.
Selain
itu
Pertama, merujuk pada pernyataan
pembinaan kesiswaan juga dilakuka melalui
Kartono (2005: 153) menjelaskan bahwa
organisasi siswa intra sekolah (OSIS) dan
kepemimpinan
kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler lainnya.
memberikan pengaruh yang konstruktif kepada
Selanjutnya hasil wawancara tentang sarana
dan
prasarana,
SMA
Negeri
adalah
kemampuan
untuk
orang lain untuk melakukan satu usaha yang
3
konstruktif kepada orang lain untuk melakukan
Meulaboh selalu memiliki buku yang cukup
usaha kooperatif dalam mencapai tujuan yang Volume 4, No. 1, Februari 2016
- 42
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sudah direncanakan. Oleh karena itu, kepala
menempatkan dirinya sebagai yang paling
sekolah di SMAN 4 Wira Bangsa dan SMA
berkuasa.
Negeri 3 Meulaboh telah menjalakan aspek
sebagai penguasa tunggal.
kepemimpinan dalam rangka mencapai tujuan
Pemimpin
Pemimpin
tertinggi
bertindak
mengendalikan
semua
yang sudah direncanakan.Kepala sekolah telah
aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan
melakukan
sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara
upaya-upaya
dalam
rangka
membangun sekolah yang unggul.
untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu
Jika kita bandingkan kepemimpinan
sasaran utama maupun sasaran minornya.
antara kepala sekolah SMAN 4 Wira Bangsa
Pemimpin juga berperan sebagai pengawas
dan SMA Negeri 3 Meulaboh berdasarkan
terhadap semua aktivitas anggotanya dan
pernyataan Kartono
di atas, dapat dilihat
pemberi jalan keluar bila anggota mengalami
bahwa kepala sekolah SMAN 4 Wira Bangsa
masalah. Dengan kata lain, anggota tidak perlu
lebih baik dari pada kepala sekolah SMA
pusing memikirkan apappun. Anggota cukup
Negeri
melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin.
3
Meulaboh.
kepemimpinan
Namun
adalah
demikian, dan
Sedangkan kepemimpinan demokratis
kompetensi yang dimiliki seseorang, baik hard
yang diperankan oleh kepala sekolah SMAN 3
skill maupun soft skill untuk mempengaruhi
Meulaboh menempatkan manusia sebagai
seluruh sumber daya yang ada agar mampu
faktor penting dalam kepemimpinan yang
mencapai tujuan dan sasaran yang telah
dilakukan berdasarkan dan mengutamakan
ditetapkan
orientasi pada hubungan dengan anggota
(Karwati
kemampuan
dan
Priansa,
2013:
270).Oleh karena itu, kepemimpinan adalah
organisasi.
sesuatu yang dapat dikembangkan melalui
demokratis mengakui harkat dan martabat
pelatihan atau upaya peningkatan kapasitas
manusia yang mempunyai hak asasi yang
kepemimpinan kepala sekolah.
sama.
Jika
dilihat
kepemimpinan
Berkenaan dengan kinerja guru, Gaffar
kepemimpinan antara kepala sekolah SMAN 4
(dalam Usman, 2007: 98) menyatakan bahwa
Wira Bangsa dan SMA Negeri 3 Meulaboh,
performance-based
dapat disimpulkan kepala sekolah SMAN 4
penguasaan, yaitu:
Wira
otokratis,
1. Content knowledge merupakan penguasaan
sedangkan kepala sekolah SMA Negeri 3
materi pengetahuan yang akan diajarkan
Meulaboh
kepada peserta didik.
memiliki
bergaya
segi
gaya
gaya
Bangsa
dari
Pada
gaya
demokratis.
Menurut
teacher
memerlukan
Nawawi (2006: 115) Kepemimpinan otokratis
2. Behavioral skill merupakan keterampilan
dilaksanakan dengan kekuasaan berada di
perilaku yang berkaitan dengan penguasaan
tangan satu orang atau sekelompok kecil orang
didaktis metodelogis.
yang diantaranya selalu ada seseorang yang
43 -
Volume 4, No. 1, Februari 2016
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3. Human
relation
merupakan
mensyaratkan guru menguasai kompetensi
keterampilan untuk melakukan hubungan
yang dikelompokkan ke dalam kompetensi
baik dengan unsur manusia yang terlibat
pedagogik,
dalam
professional.
proses
skill
pendidikan
dan
tenaga
kepribadian,
sosial,
dan
pendidikan. KESIMPULAN DAN SARAN Jelaslah bahwa di SMAN 4 Wira
Kesimpulan
Bangsa dan SMAN 3 Meulaboh guru-guru
Berdasarkan hasil dan pembahasan
telah memiliki kinerja yang baik sesuai
penelitian pada Bab sebelumnya, maka dapat
standar.Content
ditarik beberapa kesimpulan dari penelitian ini
knowledge
yang
dimiliki
sudah sesuai dengan mata pelajaran yang
sebagai berikut:
diampu.Behavioral skill yang dimiliki juga
1. Kepemimpinan
kepala
sekolah
SMA
cukup baik.kemudian human relation skill juga
Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh bergaya
lebih unggul dari pada sekolah-sekolah yang
otokratis, sedangkan kepala sekolah SMA
lain.
Negeri 3 Meulaboh bergaya demokratis. Penilaian kinerja guru merupakan
2. Kepemimpinan
kepala
sekolah
SMA
suatu proses yang bertujuan untuk mengetahui
Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh dan SMA
atau memahami tingkat kinerja guru satu
Negeri 3 Meulaboh mampu meningkatkan
dengan tingkat kinerja guru yang lainnya atau
kinerja guru di masing-masing sekolah. Hal
dibandingkan dengan standar yang telah
ini terbukti dari kurikulum, kesiswaan,
ditetapkan. Guru sebagai pendidik profesional
sarana prasarana dan prestasi belajar siswa
mempunyai tugas utama mendidik, mengajar,
yang berjalan dengan baik dan sesuai
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
standar kinerja guru.
dan
mengevaluasi
peserta
didik
pada
3. Tanggapan atau respon guru terhadap
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
pendekatan kepemimpinan yang dilakukan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
kepala sekolah di SMA Negeri 4 Wira
menengah. Selain tugas utamanya tersebut,
Bangsa Meulaboh dan SMA Negeri 3
guru juga dimungkinkan memiliki tugas-tugas
Meulaboh cukup baik.
lain yang relevan dengan fungsi sekolah. Penilaian kinerja guru di SMA Negeri 4 Wira
Saran
Bangsa dan SMAN 3 Meulaboh telah sesuai
Berdasarkan kesimpulan penelitian di
dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
kepada beberapa pihak sebagai berikut:
Kualifikasi
1. Disarankan kepada seluruh kepala sekolah
Akademik
Guru.Pengelolaan
dan
Kompetensi
pembelajaran
tersebut
di Kabupaten Aceh Barat agar dapat Volume 4, No. 1, Februari 2016
- 44
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala menemukan
gaya
kepemimpinannya
masing-masing sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di sekolah. Kepemimpinan ini penting agar kinerja guru dapat meningkat seperti yang dilakukan di SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh dan SMA Negeri 3 Meulaboh. 2. Disarankan kepada guru-guru di SMA Negeri 4 Wira Bangsa dan SMA Negeri 3 Meulaboh agar senantiasa menjalankan kewajibannya sesuai dengan standar kinerja guru dan arahan kepala sekolah. Serta selalu dapat bekerja sama menjadi role model bagi guru sekolah lainnya di Kabupaten Aceh Barat. 3. Disarankan
kepada
Dinas
Kabupaten
Aceh
Barat
melakukan
diseminasi
Pendidikan agar
dapat
kepemimpinan
kepala sekolah di Kabupaten Aceh Barat, agar semua kepala sekolah di Kabupaten Aceh Barat memiliki jiwa kepemimpinan yang handal dalam meningkatkan kinerja guru dan performa sekolah.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Dally, D., 2010. Balanced Score Card: Suatu Pendekatan dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosda. Hal III.
45 -
Volume 4, No. 1, Februari 2016
Indiryanto, B., 2013. Pendidikan Menengah Universal untuk Mempersiapkan Generasi Masa Depan. dapat diakses melalui http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/ artikel-pmu-bambang-indriyanto, diakses pada 20 April 2014. Hal 1. Irianto, Y. B., 2009. Pokok-pokok Pikiran dalam Pengkajian Teori & Praktek Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Kependidikan. Disajikan pada Seminar Nasional Pembangunan Masa Depan Pendidikan Aceh yang Bermutu Melalui Profesionalisme Tenaga. Hal 3. Kartono, K., 2005. Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal itu? Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Karwati, E., & Priansa, D.J. 2013. Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah: Membangun Sekolah yang Bermutu. Bandung: Penerbit Alfabeta. Nalasatria, D.F., 2013. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Guru: Bukti Empiris dari Sekolah Menengah Atas Hang Tuah I Surabaya. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, (1)2: 179-202. Mulyasa, E., 2013. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda. Sagala, S., 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suparlan. 2013. Manajemen Berbasis Sekolah: dari Teori sampai dengan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara. Suradji, G., & Martono, E., 2014. Ilmu dan Seni Kepemimpinan. Bandung: Pustaka Reka Cipta. Usman, H., 2013. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.