KENDALA SEKOLAH DALAM MENYEDIAKAN LABORATORIUM IPS DI SMA NEGERI SE KECAMATAN BREBES
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Novia Asrotul Khufroh NIM. 3201408095
JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada: Hari
: Kamis
Tanggal
: 13 September 2012
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Eva Banowati, M.Si NIP. 196109291989012003
Dra. Erni Suharini, M.Si NIP. 196111061988032002
Mengetahui: Ketua Jurusan Geografi
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si NIP. 196209041989011001
ii
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada: Hari
: Kamis
Tanggal
: 11 Oktober 2012
Penguji Utama
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si NIP. 196209041989011001
Penguji I
Penguji II
Dr. Eva Banowati, M.Si NIP. 196109291989012003
Dra. Erni Suharini, M.Si NIP. 196111061988032002
Mengetahui: Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Dr. Subagyo, M.Pd NIP. 195108081980031003
iii
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 11 Oktober 2012
Novia Asrotul Khufroh NIM. 3201408095
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Innama’al usri yusroon. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan (QS. Al Insyirah: 6) Wanita cantik melukis kekuatan melalui proses kehidupan, bersabar saat tertekan, tersenyum di saat menangis, diam saat terhina, mempesona saat memaafkan, dan bertambah kuat dalam doa dan pengharapan (NN)
PERSEMBAHAN Tanpa mengurangi sedikitpun rasa syukur terhadap ALLAH SWT, skripsi ini penulis persembahkan untuk: Guru dan dosen penulis, atas bimbingan dan ilmu yang diberikan. Ayahanda Sholihin Rachman dan Ibunda Nurhikmatul Istiqomah yang selalu melimpahkan cinta kasih dan untaian doa untuk penulis. Almamater, Universitas Negeri Semarang.
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala berkah, rahmat, dan ridha_Nya akhirnya penulis dapat menyelasaikan penyusunan Skripsi dengan judul “Kendala Sekolah dalam Menyediakan Laboratorium IPS di SMA Negeri se Kecamatan Brebes”. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah banyak membantu baik motivasi, moral, dan material kepada penulis. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang telah diberikan. 2. Dr. Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang atas segala kemudahan yang telah diberikan. 3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si, Ketua Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial sekaligus Dosen Penguji dan Dosen Wali, terima kasih atas segala bimbingannya. 4. Dr. Eva Banowati, M.Si, Pembimbing I yang telah memberikan arahan, bimbingan dan masukan dalam penyusunan skripsi. 5. Dra. Erni Suharini M.Si, Pembimbing II yang telah memberikan arahan, dan bimbingan, dan masukan dalam penyusunan skripsi. 6. Dosen Jurusan Geografi yang telah memberikan bekal ilmu yang tak ternilai harganya selama penulis belajar di Jurusan Geografi. 7. Dr. Angkatno, SH. M.Pd, Kepala Diknas Kabupaten Brebes yang telah memberikan ijin penelitian dan kemudahan informasi. 8. Drs. Rofi’i, M.Pd, Kepala SMA Negeri 1 Brebes, Drs. Edi Wahyudi, M.Pd, Kepala SMA Negeri 2 Brebes, dan Drs. Bambang Gunawan, M.Pd, Kepala SMA Negeri 3 Brebes yang telah memberikan ijin penelitian dan kemudahan informasi. 9. Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana-prasarana, Guru Mata Pelajaran Rumpun IPS serta Siswa Kelas X dan XI IPS di SMA Negeri se Kecamatan Brebes yang telah bersedia memberi informasi kepada penulis.
vi
vii
10. Keluarga besar penulis, kedua orang tua dan kakak-kakak penulis tercinta: Mbak Eva, Mas Haza, Mas Agus, Mas Nizam, Mbak Umi, Mbak Liza, Mas Opik, Mbak Icha, Mas Rokhim dan Mbak Ade yang selalu mendoakan serta memberi yang terbaik untuk penulis. Serta keponakan-keponakan kecil penulis tersayang: Kakak Akhtar, Adik Khizni, Dedek Ratna, Dedek Rayya dan Dedek Aufar. 11. Sahabat penulis: Elfa Arum Losvitasari, terima kasih untuk persahabatan ini. 12. Mas Saeful Anwar yang selalu ada untuk penulis, dan teman-teman Mahasiswa Pendidikan Geografi 2008, terima kasih atas kebersamaanya. 13. Bapak-ibu kos serta teman-teman Kos Cherry, terima kasih atas kehangatan, kekeluargaan, dan dukungannya. 14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari akan segala keterbatasan dan kekurangan yang ada pada diri penulis. Maka semua saran dan kritik sangatlah diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, 11 Oktober 2012
Penulis
vii
viii
SARI Asrotul Khufroh, Novia. 2012. Kendala Sekolah dalam Menyediakan Laboratorium IPS di SMA Negeri se Kecamatan Brebes. Skripsi. Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Kata Kunci: Kendala, Laboratorium IPS, Sekolah. Laboratorium IPS sebagai salah satu prasarana penunjang pembelajaran IPS di sekolah semakin diakui, hal ini terlihat dari bermunculannya Laboratorium IPS dibeberapa SMA di Indonesia. Laboratorium IPS dapat dijadikan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPS secara praktek dengan peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif. Namun fenomena tersebut belum didapati di SMA Negeri se Kecamatan Brebes. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1)Mengetahui persepsi personil sekolah terhadap pentingnya Laboratorium IPS, 2)Mengetahui kendala yang dihadapi sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS, dan 3)Mengetahui kesiapan sekolah untuk menyediakan Laboratorium IPS. Populasinya adalah personil sekolah yang mencakup Kepala sekolah, Wakil kepala sekolah bidang sarana-prasarana, Guru mapel rumpun IPS, serta Siswa kelas X dan XI IPS di SMA Negeri se Kecamatan Brebes. Penentuan sampel pada siswa dengan jumlah 1.371 siswa menggunakan teknik proportional random sampling yang menghasilkan sampel 100 siswa. Sedangkan pada Kepala sekolah, Wakil kepala sekolah dan Guru yang berjumlah 33 orang, semua dijadikan sampel dikarenakan jumlahnya kurang dari 100. Variabelnya adalah kendala yang dihadapi sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS. Data dikumpulkan menggunakan instrumen angket, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan persepsi personil sekolah terhadap pentingnya Laboratorium IPS dalam kategori baik untuk guru (59,26%) dan sangat baik untuk siswa (51%), dengan persepsi tersebut personil sekolah memiliki pengetahuan dan kesadaran bahwa untuk mengoptimalkan proses pembelajaran IPS diperlukan Laboratorium IPS di sekolah. Kendala yang dihadapi sekolah berupa terbatasnya lahan, dana, persepsi Wakil kepala sekolah bidang Sarana-prasarana, dan peraturan pemerintah. Telah ada kesiapan menyediakan Laboratorium IPS di 2 sekolah sementara 1 sekolah lainnya belum siap, namun kepala sekolah dari ketiga sekolah tersebut menyatakan setuju dan mendukung penyediaan Laboratorium IPS di sekolah. Saran yang diajukan: 1)Sekolah perlu memenuhi sarana-prasarana tak terkecuali Laboratorium IPS, 2)Terbatasnya lahan dapat diatasi dengan membangun secara bertingkat, persepsi Wakil kepala sekolah dapat diatasi dengan penyuluhan, terbatasnya dana dan peraturan pemerintah dapat diatasi dengan mengkonsultasikan ke dinas pendidikan setempat, dan 3)Sekolah yang telah memiliki kesiapan menyediakan Laboratorium IPS, hendaknya segera menyediakannya.
viii
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL...................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. iii PERNYATAAN ........................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v KATA PENGANTAR ................................................................................. vi SARI........................................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................ ix DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 3 D. Kegunaan Penelitian.......................................................................... 4 E. Penegasan Istilah ............................................................................... 5 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).......................................................... 6 B. Mata Pelajaran Rumpun IPS di SMA ............................................... 7 C. Laboratorium IPS .............................................................................. 7 D. Kerangka Berfikir.............................................................................. 9 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ....................... 11 B. Variabel Penelitian .......................................................................... 13 C. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 14 D. Analisis Uji Instrumen .................................................................... 16
ix
x
E. Tahapan Penelitian .......................................................................... 18 F. Teknik Analisis Data................................................................. ...... 20 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................ 22 1. Lokasi Penelitian ....................................................................... 22 2. Kondisi Sekolah ........................................................................ 24 B. Hasil Penelitian ............................................................................... 29 1. Persepsi Personil Sekolah terhadap Pentingnya Laboratorium IPS ............................................................................................ 29 2. Kendala Sekolah dalam Menyediakan Laboratorium IPS ........ 37 3. Kesiapan Sekolah untuk Menyediakan Laboratorium IPS ....... 48 C. Pembahasan ..................................................................................... 47 1.
Persepsi Personil Sekolah terhadap Pentingnya Laboratorium IPS ............................................................................................ 47
2.
Kendala Sekolah dalam Menyediakan Laboratorium IPS ....... 48
3.
Kesiapan Sekolah untuk Menyediakan Laboratorium IPS ...... 51
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ......................................................................................... 55 B. Saran ............................................................................................... 56 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 58 LAMPIRAN ................................................................................................ 59
x
xi
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Populasi Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan prasarana dan Guru IPS ................................................................. 11 2. Populasi dan Sampel Siswa................................................................... 13 3. Skor Angket .......................................................................................... 14 4. Kriteria Kinerja Peneliti ........................................................................ 21 5. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Brebes ........................................ 24 6. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Brebes ........................................ 26 7. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Brebes ........................................ 28 8. Persepsi Guru terhadap Pentingnya Laboratorium IPS ......................... 30 9. Persepsi Siswa terhadap Pentingnya Laboratorium IPS ....................... 31 10. Hasil Wawancara Faktor Kendala Sekolah dalam Menyediakan Laboratorium IPS ................................................................................. 46
xi
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Kerangka Berfikir.................................................................................. 10 2. Kerangka Alur Penelitian ...................................................................... 19 3. Peta Lokasi Penelitian ........................................................................... 23 4. SMA Negeri 1 Brebes ........................................................................... 25 5. SMA Negeri 2 Brebes ........................................................................... 27 6. SMA Negeri 3 Brebes ........................................................................... 29 7. Persepsi Personil Sekolah terhadap Pentingnya Laboratorium IPS di Sekolah .................................................................................................. 33
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ............................................................... 60 2. Kisi-kisi Instrumen Angket ................................................................... 61 3. Instrumen Angket untuk Guru ............................................................. 62 4. Uji Validitas Reliabilitas Instrumen Angket untuk Guru ...................... 64 5. Skor Angket untuk Guru ....................................................................... 66 6. Hasil Analisis Deskriptif Angket untuk Guru ....................................... 67 7. Daftar Responden Guru........................................................................ 68 8. Instrumen Angket untuk Siswa ............................................................. 69 9. Uji Validitas Reliabilitas Instrumen Angket untuk Siswa .................... 71 10. Skor Angket untuk Siswa ...................................................................... 73 11. Hasil Analisis Deskriptif Angket untuk untuk Siswa ........................... 75 12. Daftar Responden Siswa ...................................................................... 77 13. Pedoman Wawancara ............................................................................ 80 14. Hasil Wawancara ................................................................................. 83 15. Daftar Pelaksanaan Wawancara ............................................................ 91 16. Daftar Responden Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana ............................................................................ 92 17. Surat Ijin Observasi dari Jurusan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Brebes ................................................................................ 93 18. Surat Ijin Observasi dari Jurusan kepada Kepala SMA Negeri 1 Brebes ................................................................................................. 94 19. Surat Ijin Observasi dari Jurusan kepada Kepala SMA Negeri 2 Brebes ................................................................................................ 95 20. Surat Ijin Observasi dari Jurusan kepada Kepala SMA Negeri 3 Brebes ................................................................................................. 96 21. Surat Ijin Observasi dari Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Brebes kepada Kepala SMA Negeri se Kecamatan Brebes ................. 97
xiii
xiv
22. Surat Ijin Penelitian dari Jurusan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Brebes ................................................................................ 98 23. Surat Ijin Penelitian dari Jurusan kepada Kepala SMA Negeri 1 Brebes ................................................................................................. 99 24. Surat Ijin Penelitian dari Jurusan kepada Kepala SMA Negeri 2 Brebes ............................................................................................... 100 25. Surat Ijin Penelitian dari Jurusan kepada Kepala SMA Negeri 3 Brebes ............................................................................................... 101 26. Surat Ijin Penelitian dari Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Brebes kepada Kepala SMA Negeri se Kecamatan Brebes ............... 102 27. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian dari SMA Negeri 1 Brebes ............................................................................................... 103 28. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian dari SMA Negeri 2 Brebes ............................................................................................... 104 29. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian dari SMA Negeri 3 Brebes ............................................................................................... 105
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa dibawah pengawasan guru. Dalam pelaksanaannya, sekolah tidak hanya membutuhkan komponen-komponen seperti personil sekolah, kurikulum sekolah, maupun manajemen sekolah. Namun sekolah juga memerlukan komponen sarana dan prasarana sekolah. Keberadaan sarana dan prasarana dalam Standar Nasional Pendidikan dinyatakan sebagai salah satu Standar Pendidikan, sejajar dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan (PPRI No. 19 Pasal 2 Nomor 1 Tahun 2005). Masing-masing standar pendidikan tersebut, termasuk Standar Sarana dan Prasarana berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Di dalam penyelenggaraan pendidikan, peran sarana dan prasana sangat penting untuk menghasilkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang berkualitas, efektif dan efisien. Salah satu prasarana yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran adalah laboratorium. Di lingkup sekolah, laboratorium merupakan tempat belajar mengajar melalui metode praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa dapat berinteraksi
1
2
dengan berbagai alat dan bahan untuk mengamati suatu objek atau gejala yang sedang dipelajari. Dalam hal ini, satuan pendidikan yang akan dibahas terkait dengan keberadaan laboratorium di dalamnya adalah Sekolah Menengan Atas. Walaupun dalam Lampiran Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah, tidak menyebutkan Laboratorium IPS sebagai sarana yang harus disediakan oleh jenjang Sekolah Menengah Atas, namun seiring dengan berkembangnya zaman dimana diterapkan sistem Otonomi Sekolah, serta banyak fenomena yang ada dalam kajian Ilmu Pengetahuan Sosial yang selayaknya dikaji tidak hanya melalui teori belaka, muncullah Laboratorium IPS di SMA-SMA di Indonesia. Laboratorium IPS itu sendiri merupakan prasarana penunjang bagi murid maupun guru dalam proses pembelajaran pada Mata Pelajaran yang termasuk rumpun IPS di SMA. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA Negeri se Kecamatan Brebes, belum ada satu pun sekolah di wilayah tersebut yang telah memiliki Laboratorium IPS. Dimana terdapat tiga SMA di wilayah tersebut yaitu SMA Negeri 1 Brebes, SMA Negeri 2 Brebes, dan SMA Negeri 3 Brebes. Ketiganya
tergolong sekolah unggulan di Kabupaten Brebes. Hal ini
memberi gambaran betapa banyak sekolah-sekolah yang belum memiliki Laboratorium IPS meskipun kesadaran guru-guru IPS terhadap pentingnya Laboratorium IPS sudah ada, namun sampai saat ini keberadaan Laboratorium IPS di dua sekolah tersebut masih belum terwujud, hal ini
3
terkait dengan kendala-kendala yang di hadapi sekolah dalam upaya pengadaan Laboratorium IPS. Dari uraian yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertarik untuk menyusun penelitian tentang “Kendala Sekolah dalam Menyediakan Laboratorium IPS di SMA Negeri se Kecamatan Brebes”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah
persepsi
personil
sekolah
terhadap
pentingnya
Laboratorium IPS? 2. Apakah kendala yang dihadapi sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS? 3. Bagaimanakah kesiapan sekolah untuk menyediakan Laboratorium IPS?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui persepsi personil sekolah terhadap pentingnya Laboratorium IPS di SMA Negeri se Kecamatan Brebes. 2. Mengetahui kendala
yang dihadapi
sekolah dalam menyediakan
Laboratorium IPS di SMA Negeri se Kecamatan Brebes. 3. Mengetahui kesiapan sekolah untuk menyediakan Laboratorium IPS di SMA Negeri se Kecamatan Brebes.
4
D. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis Memberikan sumbangan konseptual bagi perkembangan ilmu pendidikan, khususnya mengenai kendala yang dihadapi sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS. 2. Secara Praktis a. Bagi Sekolah 1) Memberi masukan pada sekolah tentang pentingnya Laboratorium IPS untuk menunjang kegiatan pembelajaran IPS di sekolah. 2) Digunakan sebagai acuan oleh sekolah dalam upaya pengadaan Laboratorium IPS sebagai sarana dan prasarana sekolah yang penting bagi kemajuan pendidikan di sekolah. b. Bagi Dinas Pendidikan setempat ( Dinas Pendidikan Kabupaten Brebes) Digunakan sebagai salah satu acuan Dinas Pendidikan setempat untuk mendorong tersedianya Laboratorium IPS di sekolah-sekolah di Kabupaten Brebes.
E. Batasan Istilah Agar ruang lingkup permasalahan yang akan di teliti menjadi lebih jelas dan menghindari adanya perbedaan penafsiran maka perlu adanya penegasan istilah dari masing-masing istilah sesuai dengan judul yang diambil. Adapun penegasan istilah tersebut yaitu:
5
1. Kendala Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “kendala” adalah faktor atau keadaan yang membatasi, menghalangi, atau mencegah pencapaian sasaran (Poerwadarmita, 2003:543). Kendala yang di maksud dalam penelitian ini adalah kendala sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS di SMA Negeri se Kecamatan Brebes, yang terdiri dari kendala fisik dan kendala non fisik. 2. Sekolah Menurut Odang Muchtar dalam Din Wahyudin, (2008:33) Sekolah adalah suatu satuan (unit) sosial atau lembaga sosial yang secara sengaja dibangun dengan kekhususan tugasnya untuk melaksanakan proses pendidikan. Sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah SMA Negeri se Kecamatan Brebes. 3. Laboratorium IPS Laboratorium IPS adalah tempat yang disiapkan secara khusus untuk melakukan kegiatan eksperimen, analisis, observasi, penelitian dan kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pengertian tempat ini bisa dalam pengertian indoor maupun outdoor (Suharno, 2010:3).
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) secara terminologi diambil dari istilah social studies yang telah berkembang di Amerika Serikat dan Inggris. IPS merupakan perwujudan dari pendekatan interdisipliner dari beberapa konsepkonsep ilmu sosial yang dipadukan dan disederhanakan untuk tujuan pengajaran di sekolah (Akbar dan Sriwijaya, 2010:75). Sampai saat ini IPS memiliki lima tujuan, yaitu: (1) IPS mempersiapkan studi lanjut di bidang ilmu-ilmu sosial jika nantinya masuk keperguruan tinggi; (2) IPS bertujuan mendidik warga negara yang baik; (3) IPS hakikatnya merupakan suatu kompromi antara poin 1 dan 2 tersebut; (4) IPS mempelajari masalah-masalah sosial yang pantang dibicarakan dimuka umum; dan (5) Menurut pedoman khusus bidang studi IPS, tujuan bidang studi tersebut yaitu dengan materi yang dipilih, disaring, dan disingkronkan kembali. Maka sasaran seluruh kegiatan belajar dan pembelajaran IPS mengarah pada dua hal, yaitu: (1) Pembinaan warga negara Indonesia atas dasar moral Pancasila/ UUD 1945; dan (2) Sikap sosial yang rasional dalam kehidupan (Ahmadi dan Amri, 2011:10). Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975. Dalam dokumen
6
7
kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi. Nama IPS ini sejajar dengan nama mata pelajaran IPA sebagai integrasi dari nama mata pelajaran Biologi, Kimia, dan Fisika (Sapriya, 2009:7).
B. Mata Pelajaran Rumpun IPS di SMA Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat (Permendiknas nomor 22 tahun 2006). Pada satuan pendidikan SMA, spesifikasi materi pembelajaran dalam IPS telah berdiri sendiri menjadi suatu mata pelajaran tersendiri yaitu: Mata Pelajaran Geografi, Mata Pelajaran Sosiologi, Mata Pelajaran Sejarah dan Mata Pelajaran Ekonomi.
C. Laboratorium IPS Ada berbagai pengertian tentang apa yang dimaksud dengan Laboratorium. Berbagai pengertian tersebut antara lain: (1) Ruangan tertutup dimana percobaan dan penelitian dilakukan; (2) Bangunan yang dilengkapi
8
sejumlah peralatan untuk tempat kegiatan belajar siswa; (3) Tempat yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan eksperimen di dalam sains atau melakukan pengujian dan analisis; (4) Tempat kerja untuk melakukan berbagai kegiatan atau pengamatan. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai bahan kajian terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan ketrampilan-ketrampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Sedangkan pengertian Laboratorium IPS itu sendiri adalah sebagai tempat yang disiapkan secara khusus untuk melakukan kegiatan eksperimen, analisis, observasi, penelitian dan kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pengertian tempat ini bisa dalam pengertian indoor maupun outdoor. Laboratorium IPS berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPS secara praktek dengan peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas (Suharno, 2010:3). Laboratorium
IPS
memerlukan
media
atau
alat-alat
peraga
didalamnya, yaitu sebagai berikut: Gambar-gambar dinding (pakaian adat, alat rumah tangga dan setiap suku di Indonesia atau dunia), foto-foto peristiwa bersejarah atau tokoh sejarah (Indonesia atau Dunia), peta-peta sejarah, geografis (informasi fisik bumi, sumber-sumber alam, ekonomi, mineral), peta dinding (informasi batas politik antar negara), karya grafis (bentuk gambar grafik, bagan diagram) yang memuat informasi tentang penduduk (bangsa-bangsa atau kelompok etnis, ekonomi, sumber alam, agama, politik, sosial, sejarah (peristiwa ditempatkan dalam bagan atau poros
9
bagan), karya kerajinan (craft work) dalam visual tiga dimensi berupa model patung tokoh sejarah dari tanah liat, peta timbul dan sebagainya, serta peralatan elektronik audio seperti radio cassette, peralatan audio visual proyektor film, film layar lebar (screen).
D. Kerangka Berfikir Laboratorium IPS merupakan bangunan atau ruang yang dilengkapi sejumlah peralatan untuk tempat kegiatan belajar siswa, di dalam Mata Pelajaran Rumpun IPA (Fisika, Kimia, Biologi) dan Mata Pelajaran Rumpun IPS (Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi), terdapat perbedaan yang sangat mencolok terkait ketersediaan laboratorium untuk kedua rumpun mata pelajaran tersebut di jenjang Sekolah Menengah Atas. Jika dalam mata pelajaran rumpun IPA masing-masing mata pelajaran telah memiliki laboratorium (Laboratorium Fisika, Kimia, dan Biologi) di hampir setiap SMA , mata pelajaran rumpun IPS belum memiliki laboratorium yang walaupun tidak terdiri dari masing-masing mata pelajaran dan hanya berupa Laboratorium IPS, namun keberadaan laboratorium tersebut belum setiap sekolah menyediakannya atau memilikinya. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai
kendala-kendala apa saja
menyediakan
Laboratorium
IPS.
yang dihadapi
Kendala-kendala
sekolah dalam tersebut
dilihat
berdasarkan faktor fisik dan faktor non fisik. Setelah kendala-kendala tersebut diketahui, maka dapat dilihat sejauh mana kesiapan sekolah-sekolah tersebut dalam menyediakan Laboratorium IPS di sekolah.
10
Berdasarkan uraian di atas, kerangka berfikir dari penelitian ini dapat diskemakan dalam gambar 1 sebagai berikut:
Laboratorium
IPA
IPS
Laboratorium Biologi Laboratorium Fisika Laboratorium Kimia
Laboratorium IPS
Tersedia
Belum Tersedia
Kendala
Fisik
Non Fisik
Kesiapan Sekolah untuk Menyediakan Laboratorium IPS
Gambar 1. Kerangka Berfikir
11
BAB III METODE PENELITIAN
A. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel a. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah personil sekolah yang mencakup Kepala Sekolah, Wakil kepala sekolah bidang saranaprasarana, Guru mata pelajaran rumpun IPS, serta Siswa kelas X dan XI Program Studi IPS Tahun Ajaran 2011/2012 di SMA Negeri se Kecamatan Brebes.
Tabel 1. Populasi Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang SaranaPrasarana serta Guru IPS Sekolah
SMA N 1 Brebes SMA N 2 Brebes SMA N 3 Brebes Jumlah
Kepala/ Waka Sar-Pras 1/1 1/1 1/1 3/3
Guru
Jumlah
Geografi
Sejarah
Sosiologi
Ekonomi
2 2 2
1 2 1
2 3 2
3 4 3
10 13 10
6
4
7
10
33
Sumber: Buku Monografi Sekolah, 2012.
b. Sampel dan Teknik Sampling Menurut Arikunto (2006:131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel adalah sebuah kelompok anggota yang menjadi bagian dari populasi sehingga juga memiliki karakteristik
11
12
populasi (Nurgiantoro, 2000:21). Karena jumlah Kepala Sekolah, Wakil kepala sekolah bidang sarana-prasarana maupun Guru mapel rumpun IPS yang ada di SMA Negeri se Kecamatan Brebes, kurang dari 100 orang, maka semuanya dijadikan sampel. Sedangkan teknik pengambilan sampel untuk Siswa-siswi kelas X dan kelas XI Program Studi IPS di SMA Negeri se Kecamatan Brebes yang berjumlah 1.371 siswa, dalam penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel Proportional Random Sampling yaitu setiap responden memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel penelitian yang bisa mewakili populasi. Sehingga tiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih. Cara untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Slovin yaitu:
Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir /diinginkan yaitu 10% (Umar,1998:74).
Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang dapat diambil sebagai berikut:
=
13
= 93,20 dibulatkan menjadi 100 Jumlah sampel yang akan dicapai dalam penelitian ini berjumlah 100 siswa. Penyebaran sampel dari populasi yaitu:
Tabel 2. Populasi dan Sampel Siswa Sekolah
Populasi
SMA N 1 Brebes
478
478/1.371 x 100 = 34,86 dibulatkan = 35
SMA N 2 Brebes
464
464/1.371 x 100 = 33,84 dibulatkan = 34
SMA N 3 Brebes
429
429/1.371 x 100 = 31,29 dibulatkan = 31
Jumlah
1.371
Pengambilan Sampel
100 siswa
Sumber: Buku Monografi Sekolah, 2012.
B. Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Variabel dalam penelitian ini adalah kendala yang dihadapi sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS di SMA Negeri se Kecamatan Brebes dengan sub variabel: 1. Faktor fisik Terbatasnya lahan untuk menyediakan laboratorium IPS. 2. Faktor non fisik 2 berupa Permendiknas No 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah yang tidak menyebutkan Laboratorium IPS didalamnya.
14
C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut: a. Angket (kuesioner) Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151). Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih dan dijawab secara langsung. Skala angket yang digunakan adalah kuesioner skala likert dimana setiap item soal disediakan lima jawaban dengan skor sebagai berikut:
Tabel 3. Skor Angket Jawaban
Skor
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Kurang Setuju
2
Tidak Setuju
1
Sumber: Sugiyono, 2007.
Bobot nilai didasarkan pada positif negatifnya pernyataan, apabila pernyataan positif maka skornya akan semakin besar dan apabila pernyataan negatif skornya akan semakin kecil. Dalam penelitian ini,
15
angket diberikan kepada personil sekolah yang mencakup Guru Mata Pelajaran Rumpun IPS, serta Siswa Kelas X dan Kelas XI Program Studi IPS Tahun Ajaran 2011/2012 di SMA Negeri se Kecamatan Brebes, untuk mengetahui bagaimana tingkat persepsi personil sekolah
terhadap
pentingnya Laboratorium IPS di sekolah. b. Wawancara (interview) Wawancara atau interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara
(Arikunto, 2006:155). Dalam penelitian ini, metode wawancara akan dilakukan kepada wakil kepala sekolah bidang sarana-prasarana untuk memperoleh data tentang kendala yang dihadapi sekolah dalam upaya menyediakan Laboratorium IPS di sekolah dan kepada kepala sekolah untuk mengetahui kesediaan kepala sekolah tersebut dalam menyetujui adanya Laboratorium IPS di sekolah. c. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk memperoleh data atau infomasi tentang hal-hal yang ada kaitanya dengan penelitian, dengan jalan melihat kembali sumber tertulis yang lain baik berupa angka atau keterangan (Arikunto, 2006:158). Metode dokumentasi ini hanya digunakan untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu terkait dengan data personil sekolah seperti Wakil kepala sekolah bidang sarana-prasarana masing-masing sekolah, Guru mata pelajaran rumpun IPS, jumlah Siswa Kelas X dan Kelas XI Program Studi IPS
16
Tahun Ajaran 2011/2012, serta data mengenai sarana dan prasara sekolah yang telah tersedia di SMA Negeri se Kecamatan Brebes.
D. Analisis Uji Instrumen Agar angket dikatakan baik, maka sebelum diberikan kepada responden perlu dilakukan pengujian beberapa hal berikut ini antara lain: a. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatantingkatan kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen (Arikunto,
2006:168). Untuk mengukur valid tidaknya setiap faktor dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor faktor tertentu dengan skor total, dengan menggunakan korelasi product moment dengan angka dasar yang dikemukakan oleh Karl Pearson yaitu sebagai berikut:
rxy=
Keterangan: = validitas instrumen X = jumlah skor faktor tertentu Y = jumlah skor total N = jumlah subyek atau responden = jumlah kuadrat nilai X = jumlah kuadrat nilai Y (Arikunto, 2006:155).
17
Cara menentukan valid atau tidaknya instrumen adalah dengan mengkonsultasikan hasil perhitungan korelasi dengan tabel product moment dengan taraf signifikan 5 %, jika r hitung > r tabel maka instrumen dapat dikatakan valid. Berdasarkan hasil perhitungan uji coba terhadap angket yang ditujukan untuk Guru maupun angket yang ditujukan untuk Siswa, seluruh soal dinyatakan valid. Uji validitas soal dapat dilihat pada lampiran 4 dan lampiran 9. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabilitas artinya dapat dipercaya jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2006:178). Untuk menguji instrumen dapat digunakan rumus Alpha sebagai berikut :
r11=
Keterangan : r = Reliabilitas instrumen 11
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau soal
Σσb σt
2
= Jumlah varians butir
2
= Varians total
(Arikunto, 2006 :196)
18
Cara untuk menentukan reliabel tidaknya instrumen dilakukan dengan cara mengkosultasikan dengan
. Jika
>
maka
instrumen dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk mengambil data penelitian. Berdasarkan hasil perhitungan uji coba terhadap angket yang ditujukan untuk Guru maupun angket yang ditujukan untuk Siswa, seluruh soal dinyatakan reliabel. Uji reliabilitas soal dapat dilihat pada lampiran 4 dan lampiran 9. E. Tahapan Penelitian Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan 1) Diawali kegiatan observasi ke daerah penelitian untuk memperoleh data awal mengenai keadaan objek penelitian, serta studi pustaka mengenai hal-hal yang dapat dijadikan sumber atau acuan dalam penelitian. 2) Menyusun proposal beserta instrumen penelitian. Dalam tahap ini, peneliti membuat kisi – kisi instrumen penelitian dengan variabel, sub variabel serta indikator-indikator yang akan diungkap dengan batasan sesuai dengan judul penelitian. Kemudian membuat pertanyaan sesuai kisi-kisi yang telah dibuat. 3) Uji validitas dan uji reliabelitas terhadap instrumen penelitian ditujukan agar instrumen tersebut layak digunakan sebagai alat pengumpul data. b. Tahap Pelaksanaan
19
Pelaksanaan
penelitian
berupa
pengambilan
data
yang
dilaksanakan di SMA Negeri se Kecamatan Brebes sebanyak 100 Siswa Kelas X dan XI IPS Tahun Ajaran 2011/2012 serta 33 orang yang terdiri dari Kepala sekolah, Wakil kepala sekolah bidang sarana-prasarana serta Guru mata pelajaran rumpun IPS. c. Tahap Pasca Pelaksanaan 1) Analisis terhadap data yang telah diperoleh dalam kegiatan di lapangan. 2) Penyusunan laporan penelitian. Berdasarkan uraian di atas, kerangka alur dalam penelitian ini dapat diskemakan seperti pada gambar 2 sebagai berikut:
Tahap Perencanaan
Observasi Studi Pustaka Proposal Instrumen Validitas, Reliabilitas
Alur Penelitian
Tahap Pelaksanaan
Pengumpulan data Penelitian Analisis Data
Tahap Pasca Pelaksanaan
Penyusunan Laporan Penelitian
Gambar 2. Kerangka Alur Penelitian
20
F. Teknik Analisis Data Analisis data atau pengelolaan data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Dalam pelaksanaannya, terdapat dua bentuk analisis data berdasarkan jenis data, bahwa apabila terkumpul maka data dikualifikasikan menjadi dua kelompok data yaitu data kualitatif yang digunakan pada analisis non statistik dan data kuantitatif pada analisis statistik (Arikunto, 2006:145). Sedangkan teknik analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Untuk mengukur tingkat
persepsi
personil
sekolah terhadap
pentingnya Laboratorium IPS, analisis yang digunakan adalah deskriptif persentase. Analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari responden dengan memberi skor pada jawaban yang diajukan. Rumus deskriptif persentase adalah sebagai berikut:
x 100 %
Keterangan: = Persentase dari nilai yang diperoleh n = Jumlah skor jawaban N = Jumlah jawaban yang diharapkan (skor maksimal atau ideal) (Ali, 1984:184)
Berdasarkan total skor yang diperoleh, tingkat persepsi personil sekolah terhadap pentingnya Laboratorium IPS ini diklasifikasikan ke dalam 5 kelas yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik.
21
Cara menyusun Tabel Kriteria Kinerja Peneliti adalah sebagai berikut. a. b. c. d. e.
Menetapkan persentase tertinggi Menetapkan persentase terendah Menetapkan rentangan persentase Menetapkan kelas interval Menetapkan rentang kelas interval
= (5:5) x 100% = 100% = (1:5) x 100% = 20% = 100% - 20% = 80% =5 = 80% : 5 = 16%
Untuk kriterianya dapat dilihat pada tabel 4 berikut: Tabel 4. Kriteria Kinerja Peneliti Persentase No %
Kriteria
1
85 - 100
Sangat Baik
2
69 - 84
Baik
3
53 - 68
Cukup Baik
4
37 - 52
Kurang Baik
5
20 - 36
Tidak Baik
Sumber : Arikunto, 2006.
22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian didahului dengan proses observasi yang dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2012 sampai tanggal 8 Mei 2012. Sedangkan pengambilan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2012 sampai tanggal 22 Juni 2012. Penelitian ini dilaksanakan dengan menyebarkan angket kepada Guru mata pelajaran rumpun IPS dan Siswa kelas X, XI IPS Tahun Ajaran 2011/2012 guna mengetahui tingkat persepsi personil sekolah terhadap pentingnya Laboratorium IPS, serta dengan mengadakan wawancara kepada Wakil kepala sekolah bidang sarana-prasarana guna mengetahui kendala yang dihadapi sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS dan kepada Kepala sekolah guna mengetahui kesediaan kepala sekolah dalam menyetujui Laboratorium IPS di sekolah. A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah SMA Negeri se Kecamatan Brebes. Objek penelitian ini berlokasi di Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes yang secara astronomis terletak pada 1090 0’ 40” BT 109º 6’ 6” BT dan 60 45’ 55” LS - 60 55’ 18” LS. Dengan batas administrasi di sebelah utara : Laut Jawa, sebelah timur: Kota Tegal dan Kabupaten Tegal, sebelah selatan: Kecamatan Jatibarang, dan sebelah barat: Kecamatan Wanasari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta di gambar 3 berikut ini.
22
23
23
Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian
24
2. Kondisi Sekolah a. SMA Negeri 1 Brebes SMA Negeri 1 Brebes berdiri pada tanggal 16 Agustus 1963 dan merupakan SMA Negeri tertua di Kabupaten Brebes. Pada awal berdirinya, SMA ini hanya memiliki 6 kelas. Namun sekarang SMA Negeri 1 Brebes mempunyai 27 kelas, 1 perpustakaan, 5 laboratorium, serta berbagai sarana dan prasarana sekolah lainnya. Untuk lebih jelasnya mengenai sarana dan prasarana sekolah di SMA Negeri 1 Brebes dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut. Tabel 5. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Brebes No Ruang Jumlah Ruang 1 Ruang Kelas 27 2 Ruang Kantor 1 3 Ruang Pimpinan 1 4 Ruang Guru 1 5 Perpustakaan 1 6 Laboratorium Komputer 1 7 Laboratorium Biologi 1 8 Laboratorium Fisika 1 9 Laboratorium Kimia 1 10 Laboratorium Bahasa 1 11 Ruang Lokakarya 1 12 Ruang Gudang 1 13 Ruang Koperasi Sekolah 1 14 Ruang Wakasek 1 15 Perumahan Penjaga 1 16 Ruang BK/BP 1 17 Ruang Workshop 1 18 Toilet 16 19 Masjid 1 20 Aula Wijayakusuma 1 Sumber: Buku Monografi Sekolah, 2012.
25
Gambaran secara umum dari SMA Negeri 1 Brebes dapat dilihat pada gambar 4 sebagai berikut.
Sumber: Data Dokumentasi, 2012. Gambar 4. SMA Negeri 1 Brebes
b. SMA Negeri 2 Brebes SMA Negeri 2 Brebes berdiri pada tanggal 7 Juli 1976. Sekolah yang beralamat di Jln. Jend. Ahmad Yani No 77 Brebes ini berdiri setelah berdirinya SMA Negeri 1 Brebes dan merupakan SMA yang cukup favorit di Kabupaten Brebes, terbukti dengan banyaknya prestasi yang diperoleh SMA ini. Sekolah yang tergolong sekolah unggulan ini merupakan satu-satunya SMA di Kabupaten Brebes yang ditetapkan sebagai SMA berlabel Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yaitu pada tanggal 8 Februari 2011. Sebagai
26
sekolah RSBI, SMA ini selalu berusaha memenuhi sarana dan prasarana sekolah guna menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dengan luasnya jumlah lahan yang dimiliki oleh sekolah ini, memungkinkan pengembangan sarana dan prasarana sekolah yang memadai. Untuk lebih jelasnya mengenai sarana dan prasarana sekolah di SMA Negeri 2 Brebes dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut. Tabel 6. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 2 Brebes No Ruang Jumlah Ruang 1 Ruang Kelas 25 2 Ruang Kantor 1 3 Ruang Pimpinan 1 4 Ruang Guru 1 5 Perpustakaan 1 6 Laboratorium Komputer 1 7 Laboratorium Biologi 1 8 Laboratorium Fisika 1 9 Laboratorium Kimia 1 10 Laboratorium Bahasa 1 11 Ruang Lokakarya 1 12 Ruang Gudang 1 13 Ruang Koperasi Sekolah 1 14 Ruang Bendahara Sekolah 1 15 Ruang Wakasek 1 16 Perumahan Penjaga 1 17 Ruang Tamu Umum 1 18 Ruang BK/BP 1 19 Ruang Workshop 1 20 Toilet 14 21 Masjid 1 Sumber: Buku Monografi Sekolah, 2012. Gambaran secara umum dari SMA Negeri 2 Brebes dapat dilihat pada gambar 5 sebagai berikut.
27
Sumber: Data Dokumentasi, 2012. Gambar 5. SMA Negeri 2 Brebes
c. SMA Negeri 3 Brebes SMA Negeri 3 Brebes merupakan sekolah Negeri di Kabupaten Brebes, pada awalnya sekolah ini merupakan sekolah swasta
yang
bernama
SMA
Pusponegoro
1
Brebes.
SMA
Pusponegoro 1 Brebes berdiri pada tanggal 9 Januari 1978. Pada hari Juma’at jam 14.00, telah resmi didirikan SMA Pusponegoro 1 Brebes. Pada awal berdirinya sekolah ini, jumlah siswa tahun pelajaran 1978/1979 sebanyak 147 siswa dengan kegiatan pembelajaran bertempat di SDN 1 Brebes. Sedangkan tenaga guru sebagian besar diampu dari SMA Negeri 1 Brebes maupun pemerintah daerah dan jajaran Kandepdikbud Brebes.
28
Pada awal berdirinya, SMA ini hanya memiliki beberapa lokal kelas, namun seiring berjalannya waktu sarana dan prasarana di SMA ini terus bertambah dan berkembang. Untuk lebih jelasnya mengenai sarana dan prasarana sekolah di SMA Negeri 1 Brebes dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut.
Tabel 7. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 3 Brebes No Ruang Jumlah Ruang 1 Ruang Kelas 24 2 Ruang Kantor 1 3 Ruang Pimpinan 1 4 Ruang Guru 1 5 Perpustakaan 1 6 Laboratorium Komputer 1 7 Laboratorium Biologi 1 8 Laboratorium Fisika 1 9 Laboratorium Kimia 1 10 Laboratorium Bahasa 1 11 Ruang Lokakarya 1 12 Ruang Gudang 1 13 Ruang Koperasi Sekolah 1 14 Ruang Bendahara Sekolah 1 15 Ruang Wakasek 1 16 Perumahan Penjaga 1 17 Ruang Tamu Umum 1 18 Ruang BK/BP 1 19 Ruang Workshop 1 20 Toilet 14 Sumber: Buku Monografi Sekolah, 2012. Gambaran secara umum dari SMA Negeri 3 Brebes dapat dilihat pada gambar 6 sebagai berikut.
29
Sumber: Data Dokumentasi, 2012. Gambar 6. SMA Negeri 3 Brebes
B. Hasil Penelitian 1. Persepsi Personil Sekolah terhadap Pentingnya Laboratorium IPS Laboratorium IPS merupakan prasarana penunjang bagi murid maupun guru dalam proses pembelajaran pada Mata Pelajaran yang termasuk rumpun IPS di SMA. Laboratorium IPS itu sendiri dewasa ini mulai bermunculan di sekolah-sekolah di Indonesia, yang menunjukkan perhatian dan kesadaran orang-orang dalam dunia IPS terhadap keberadaan Laboratorium IPS yang tidak lagi dipandang sebelah mata atau dipandang
kurang
penting
dibandingkan
dengan
Laboratorium-
laboratorium yang telah tersedia di sekolah terlebih dulu, contohnya seperti Laboratorium Biologi, Laboratorium Fisika, Laboratorium Kimia, dan Laboratorium Komputer.
30
Hasil penelitian tentang persepsi personil sekolah yang terdiri dari guru mapel Rumpun IPS dan Siswa kelas X dan XI IPS di SMA Negeri se Kecamatan Brebes tentang pentingnya laboratorium IPS di sekolah, dapat dilihat pada tabel 8 sebagai berikut:
Tabel 8. Persepsi Guru terhadap Pentingnya Laboratorium IPS Kedudukan Mapel IPS F %
Aspek Pengetahuan tentang Lab. IPS F %
Pentingnya Lab. IPS F %
Sangat Baik Baik
10
37,04
12
44,44
10
37,04
40,74
17
62,96
15
55,56
17
62,96
59,26
Jumlah
27
100
27
100
27
100
100
Kriteria
Ratarata %
Sumber: Analisis Data Primer, 2012.
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh gambaran bahwa rata-rata guru memiliki persepsi mengenai pentingnya Laboratorium IPS di sekolah sebagian besar termasuk dalam kategori baik (59,26%) dan sebagian lagi masuk dalam kategori sangat baik (40,74%). Demikian rata-rata persepsi guru tentang pentingnya Laboratorium IPS di sekolah termasuk dalam kategori
baik.
Persepsi
personil
sekolah
yang
baik
tersebut,
menggambarkan guru-guru tersebut memiliki pengetahuan dan kesadaran yang baik bahwa untuk menunjang proses pembelajaran IPS maka keberadaan Laboratorium IPS sangat penting. Laboratorium IPS dapat
31
digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran IPS di sekolah tersebut juga sebagai prasarana penunjang peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada Mata pelajaran Rumpun IPS. Sementara hasil penelitian persepsi siswa terhadap pentingnya Laboratorium IPS dapat di lihat di tabel 9 sebagai berikut:
Tabel 9. Persepsi Siswa terhadap Pentingnya Laboratorium IPS
Kriteria
Kedudukan Mapel IPS F %
Aspek Pengetahuan tentang Lab. IPS F %
Pentingnya Lab. IPS F %
Rata-rata % 51
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik
30
30
43
43
51
51
61
61
42
42
36
36
7
7
10
10
11
11
41 7 1 2
2
3
3
2
2
100
100
100
100
100
100
100
Jumlah
Sumber: Analisis Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel di atas, diperoleh gambaran bahwa rata-rata siswa memiliki persepsi mengenai pentingnya Laboratorium IPS di sekolah sebagian besar termasuk dalam kategori sangat baik (51%) dan sebagian lagi masuk dalam kategori baik (41%), kategori cukup baik (7%), kurang baik (1%). Demikian rata-rata persepsi siswa tentang pentingnya
32
Laboratorium IPS di sekolah
termasuk dalam kategori sangat baik.
Persepsi personil sekolah yang sangat baik tersebut, menggambarkan siswa-siswa tersebut memiliki pengetahuan dan kesadaran yang sangat baik bahwa untuk menunjang proses pembelajaran IPS maka keberadaan Laboratorium IPS sangat penting. Laboratorium IPS dapat digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran IPS di sekolah tersebut juga sebagai prasarana penunjang peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada Mata pelajaran Rumpun IPS. Berdasarkan hasil penelitian diatas, diperoleh gambaran bahwa rata-rata personil sekolah memiliki persepsi mengenai pentingnya Laboratorium IPS di sekolah termasuk dalam kategori baik untuk guru (59,26%) dan kategori sangat baik untuk siswa (51%). Demikian rata-rata persepsi personal sekolah yaitu guru dan siswa tentang pentingnya Laboratorium IPS di sekolah
termasuk dalam kategori baik. Persepsi
personil sekolah yang baik tersebut, menjadikan mereka memiliki pengetahuan dan kesadaran bahwa untuk menunjang proses pembelajaran IPS maka keberadaan Laboratorium IPS sangat penting. Laboratorium IPS dapat digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran IPS di sekolah tersebut juga sebagai prasarana penunjang peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada Mata pelajaran Rumpun IPS. Guru maupun siswa tidak perlu lagi mengalami kesulitan terhadap materi IPS yang tidak cukup dijelaskan dengan ceramah dari guru maupun buku, melainkankan membutuhkan juga alat-alat atau peraga langsung yang dapat digunakan
33
siswa untuk mengamati dan mempraktekkan secara langsung apa yang dipelajari dalam materi tersebut. Dengan mengamati dan mempraktekkan secara langsung materi yang sedang dipelajari, siswa tentunya akan dapat lebih memahami dan mengerti dengan jelas materi yang disampaikan oleh guru, sehingga proses belajar dan hasil belajar dapat tercapai dengan lebih optimal. Untuk lebih jelasnya, persepsi personil sekolah terhadap pentingnya Laboratorium IPS pada Guru dan Siswa, dapat dilihat dalam grafik berikut ini:
59.26%
60.00% 51.00%
50.00% 41.00%
Persentase
40.74%
40.00% 30.00% Guru 20.00%
Siswa 7.00%
10.00%
0.00%
0.00% 1.00% 0.00% 0.00%
0.00% Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Kriteria
Gambar 7. Persepsi Personil Sekolah terhadap Pentingnya Laboratorium IPS di Sekolah
Dari grafik diatas, terdapat perbedaan mengenai persepsi guru dan siswa. Jika pada guru hasil penelitian menunjukkan bahwa
34
mayoritas guru yaitu sebanyak 59,26% termasuk dalam kategori baik, lain halnya pada siswa yang mayoritas dikategorikan sangat baik yaitu sebanyak 51%. Penjabaran dari masing-masing indikator dalam persepsi personil sekolah terhadap pentingnya Laboratorium IPS adalah sebagai berikut:
a. Kedudukan Mapel Rumpun IPS di SMA Indikator Kedudukan Mapel rumpun IPS di SMA diukur dengan menggunakan 5 butir pernyataan yang memuat tentang Mata Pelajaran Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi yang merupakan Mapel rumpun IPS, Dibutuhkan media/alat pembelajaran untuk Mata Pelajaran Geografi di sekolah, Dibutuhkan media/alat pembelajaran untuk Mata Pelajaran Sejarah, Dibutuhkan media/alat pembelajaran untuk Mata Pelajaran Sosiologi di sekolah, dan Dibutuhkan media/alat pembelajaran untuk Mata Pelajaran Ekonomi di sekolah. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh gambaran bahwa persepsi guru mengenai Kedudukan Mapel rumpun IPS di SMA sebagian besar termasuk dalam kategori baik, hal ini terlihat sebanyak 62,96% guru, sedangkan sebagian lainnya masuk dalam kategori sangat baik yaitu sebanyak 37,04%. Sementara persepsi siswa mengenai Kedudukan Mapel rumpun IPS di SMA sebagian besar termasuk dalam kategori baik siswa memiliki persepsi tentang Kedudukan Mapel rumpun IPS di SMA termasuk kategori baik, yaitu sebanyak 61% siswa. Sebagian lagi
35
masuk dalam kategori sangat baik, yaitu 30% siswa. Siswa yang lainnya termasuk dalam kategori cukup baik sebanyak 7% siswa, dan kategori kurang baik sebanyak 2% siswa. Demikian
rata-rata
persepsi
personil
sekolah
mengenai
Kedudukan Mapel rumpun IPS di SMA, baik guru maupun siswa termasuk dalam kategori baik. Dengan persepsi yang baik tersebut personil sekolah tersebut memiliki pengetahuan dan kesadaran bahwa kedudukan mata pelajaran yang termasuk dalam rumpun IPS (Geografi, Sosiologi, Sejarah, dan Ekonomi) sama dengan pelajaran-pelajaran lainnya sehingga kebutuhan akan peralatan dan perlengkapan yang dapat menunjang pembelajaran IPS perlu juga diperhatikan dan dipenuhi seperti pada mata pelajaran-mata pelajaran yang lainnya, tak terkecuali dengan menyediakan Laboratorium IPS di sekolah. b. Pengetahuan akan Keberadaan Laboratorium IPS di SMA Indikator Pengetahuan akan keberadaan Laboratorium IPS di SMA diukur dengan menggunakan 2 butir pernyataan yang memuat tentang Dibutuhkan Laboratorium untuk Mata Pelajaran Rumpun IPS dan Disediakan Laboratorium IPS di SMA. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh gambaran bahwa persepsi guru mengenai pengetahuan akan keberadaan Laboratorium IPS di SMA sebagian besar termasuk dalam kategori baik, yaitu sebanyak 55,56% guru, sedangkan guru yang lainnya masuk dalam kategori sangat baik, yaitu sebanyak 44,44% guru. Sementara untuk siswa sebagian besar termasuk dalam kategori sangat
36
baik, yaitu 43% siswa, sebagian lainnya masuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 42% siswa, sebanyak 10% siswa termasuk kategori cukup baik, sebanyak 3% siswa memiliki persepsi yang kurang baik, dan sisanya 2% termasuk kategori tidak baik. Demikian
rata-rata
persepsi
personil
sekolah
mengenai
pengetahuan akan keberadaan Laboratorium IPS di SMA termasuk dalam kategori baik untuk guru, dan kategori sangat baik untuk siswa. Dengan
pengetahuan
yang
baik
tersebut
responden
memiliki
pengetahuan bahwa sebuah Laboratorium IPS memang ada dan diperlukan di sekolah untuk menunjang pembelajaran IPS. Bahwa bukan hanya Laboratorium Fisika, Laboratorium Biologi, Laboratorium Kimia, atau Laboratorium Komputer saja yang seharusnya ada di sekolah sekolah untuk menunjang pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa, melainkan Laboratorium IPS juga sudah seharusnya ada atau di sediakan juga di sekolah untuk menunjang proses pembelajaran mata pelajaran Rumpun IPS sehingga hasil belajar siswa juga akan meningkat, hal ini tentu juga akan meningkatkan kualitas sekolah. c. Kesadaran terhadap Pentingnya Laboratorium IPS di sekolah Indikator kesadaran terhadap pentingnya Laboratorium IPS di sekolah diukur dengan menggunakan 2 butir pernyataan yang memuat tentang Laboratorium IPS dapat menunjang kegiatan pembelajaran Mata Pelajaran rumpun IPS dan Laboratorium IPS dapat meningkatkan
37
kualitas sekolah. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh gambaran bahwa persepsi personil sekolah mengenai kesadaran terhadap pentingnya Laboratorium IPS di sekolah, untuk guru dapat dikategorikan baik, yaitu 62,96% guru. Sedangkan yang lainnya sebanyak 37,04% guru termasuk dalam kategori sangat baik. Sementara untuk siswa sebagian besar dikategorikan sangat baik yaitu 51% siswa. Sedangkan yang lainnya sebanyak 36% siswa termasuk kategori baik, sebanyak 11% kategori cukup baik, dan sebanyak 3% masuk dalam kategori kurang baik tentang Kesadaran terhadap pentingnya Laboratorium IPS di sekolah. Demikian
rata-rata
persepsi
personil
sekolah
mengenai
kesadaran terhadap pentingnya Laboratorium IPS di sekolah termasuk dalam kategori baik untuk guru, dan kategori sangat baik untuk siswa. Dengan kesadaran yang baik tersebut personil sekolah memiliki persepsi
bahwa
Laboratorium
IPS
penting
untuk
diusahakan
keberadaannya di sekolah guna menunjang pembelajaran IPS. Pentingnya Laboratorium IPS yang telah diketahui dan disadari oleh personil sekolah tersebut, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk berupaya mengusahakan keberadaan atau penyediaan Laboratorium IPS di sekolah.
38
2. Kendala Sekolah dalam Menyediakan Laboratorium IPS Kendala sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS merupakan hal-hal apa saja yang menghambat sekolah dalam mengupayakan keberadaan sebuah Laboratorium IPS di sekolah. Walaupun dari hasil penelitian mengenai tingkat persepsi personil sekolah akan pentingnya Laboratorium IPS di kalangan personil sekolah dapat dikategorikan baik, masing-masing sekolah dalam penelitian ini memiliki kendala-kendala yang mengakibatkan sekolah-sekolah tersebut belum menyediakan Laboratorium IPS. Kendala-kendala tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kendala fisik dan kendala non fisik. Dimana kendala fisik yaitu mengenai: terbatasnya lahan, Sedangkan kendala non fisik terdiri dari terbatasnya dana, persepsi personil sekolah mengenai pentingnya Laboratorium IPS, dan peraturan pemerintah yang tidak menyebutkan dan mewajibkan adanya Laboratorium IPS di sekolah. Penjelasan mengenai hasil penelitian masing-masing kendala yang menjadi penghambat sekolah belum memiliki Laboratorium IPS di SMA Negeri se Kecamatan Brebes, yaitu sebagai berikut: a. Kendala Fisik Kendala fisik disini adalah adanya faktor terbatasnya lahan yang dimiliki oleh sekolah untukk menyediakan Laboratorium IPS. Terbatasnya Lahan yang dimiliki oleh sekolah, cukup menjadi kendala mengapa SMA Negeri se Kecamatan Brebes belum mempunyai Laboratorium IPS.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap Wakil
39
kepala sekolah bidang sarana dan prasarana masing-masing sekolah, dua sekolah yaitu SMA Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri 3 Brebes menyatakan bahwa sekolah-sekolah tersebut memang mempunyai kendala pada ketersediaan lahan. Lahan yang terbatas tersebut, telah dimanfaatkan sekolah untuk ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, dan lain sebagainya. Hal ini seperi yang diungkapkan oleh R1 (Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana SMA N 1 Brebes) yang menyatakan: “Sekolah ini memang mempunyai keterbatasan lahan untuk digunakan sebagai Laboratorium IPS, karena terbatasnya lahan, sampai perluasan atau penambahan ruang pun harus dibangun keatas atau ruang bertingkat”. Demikian pula yang diungkapkan oleh R3 (Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana SMA N 3 Brebes) dimana beliau mengungkapkan bahwa: “Lahan yang tersedia di sekolah ini terbatas, jadi merupakan juga kendala mengapa sekolah belum menyediakan Laboratorium IPS”. Sedangkan satu sekolah lainnya yaitu SMA Negeri 2 Brebes menyatakan bahwa Lahan tidak menjadi masalah bagi sekolah untuk di bangun sebuah Laboratorium IPS, karena masih sangat luasnya lahan yang tersedia di SMA tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh R2 (Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana SMA N 2 Brebes) bahwa: “Tidak terdapat kendala terkait terbatasnya lahan untuk Laboratorium IPS, lahan yang dimiliki oleh sekolah ini masih luas”.
40
Dapat
diketahui dari hasil penelitian bahwa sekolah yang
terkendala karena terbatasnya lahan yaitu SMA Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri 3 Brebes, sementara SMA Negeri 2 Brebes tidak terkendala pada terbatasnya lahan.
b. Kendala Non Fisik 1. Terbatasnya Dana Ketersediaan dana sering kali menjadi faktor penentu kebijakan sekolah dalam menyediakan sarana dan prasarana sekolah. Dana juga sering kali menjadi penghambat atau kendala sebuah sekolah dalam menyediakan sarana dan prasara sekolah tidak hanya dalam hal penyediaan Laboratorium, melainkan juga dalam hal penyediaan-penyediaan sarana dan prasarana lainnya yang di butuhkan sekolah demi menunjang proses pembelajaran siswa dan meningkatkan kualitas sekolah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri se Kecamatan Brebes, diperoleh hasil wawancara bahwa keterbatasan dana menjadi kendala sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS, hanya pada SMA Negeri 3 Brebes. Hal ini seperi yang diungkapkan oleh R3 yang menyatakan: “Dana merupakan kendala sekolah yang paling utama dalam menyediakan Laboratorium IPS”. Sedangkan pada SMA Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri 2 Brebes faktor dana bukan merupakan kendala sekolah dalam
41
menyediakan Laboratorium IPS. Hal ini seperi yang diungkapkan oleh R1 yang menyatakan: “Masalah dana, kalau ada pihak yang mengajukan pasti dari pihak sekolah akan mengusahakan dana tersebut. Jadi bisa dikatakan bahwa dana bukan termasuk faktor yang menghambat sekolah ini dalam menyediakan Laboratorium IPS”. Begitu juga seperti yang diungkapkan oleh R2 yang menyatakan: “Dana tidak jadi masalah sekolah kami dalam menyediakan Laboratorium IPS, kalau memang ada yang mengajukan, pihak sekolah akan mempertimbangkan, karena masalah dana maupun lahan tidak jadi masalah, masih bisa diusahakan”. Pada SMA Negeri 3 Brebes, dana yang dimiliki sekolah cukup terbatas dan harus dialokasikan untuk keperluan-keperluan sekolah yang
lain, misalnya melengkapi sarana dan prasana
sekolah yang harus ada di sekolah menurut Permendiknas No. 24 Tahun 2007, juga keperluan-keperluan sekolah lainnya yang dipandang lebih penting dan mendesak. Di SMA Negeri 3 Brebes ini, faktor dana merupakan kendala utama sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS. Sedangkan pada SMA Negeri 1 Brebes, faktor dana bukan termasuk kendala sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS, dikarenakan jika ada pihak yang mengajukan adanya Laboratorium IPS (dalam hal ini Guru-guru Mapel rumpun IPS), sekolah tentunya akan mengusahakan dana tersebut untuk membangun Laboratorium IPS. Begitu pula dengan SMA Negeri 2 Brebes, faktor dana tidak menjadi masalah. Asal ada
42
pihak yang mengajukan, sekolah akan mengusahakan dana untuk dialokasikan dalam pengadaan Laboratorium IPS. Dengan demikian, faktor terbatasnya dana hanya didapati di satu sekolah saja yaitu SMA Negeri 3 Brebes, sementara dua sekolah lainnya yaitu SMA Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri 2 Brebes faktor dana bukan merupakan kendala sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS di sekolah.
2. Persepsi personil sekolah terhadap pentingnya Laboratorium IPS Berdasarkan
penelitian
yang
diperoleh
dengan
menyebarkan angket kepada Guru mata pelajaran rumpun IPS dan Siswa kelas X dan kelas XI Program Studi IPS guna mengetahui tingkat
persepsi
personil
sekolah
terhadap
pentingnya
Laboratorium IPS di sekolah, diperoleh hasil bahwa persepsi personil sekolah terhadap pentingnya Laboratorium IPS tergolong baik. Dan berikut adalah hasil wawancara kepada Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana sekolah mengenai persepsi personil sekolah terhadap pentingnya Laboratorium IPS. Berdasarkan hasil wawancara pada SMA Negeri 1 Brebes, Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana sekolah tersebut mengungkapkan bahwa persepsi personil sekolah yang didalamnya terkandung adanya pengetahuan dan kesadaran personil sekolah
43
terhadap pentingnya Laboratorium IPS sudah ada, hal ini bisa dilihat dari adanya Laboratorium Akuntansi yang dimiliki sekolah, juga media-media atau alat-alat pembelajaran Mapel Rumpun IPS yang sudah cukup tersedia, walaupun belum ditempatkan pada suatu “wadah” yang bisa di sebut Laboratorium IPS, namun hal tersebut masih sebatas mengetahui akan pentingnya Laboratorium IPS, belum ada tindakan untuk mengusulkan atau mengupayakan adanya Laboratorium IPS di sekolah. Hal ini berdasarkan pernyataan dari R1, yaitu: “Pihak sekolah sudah memiliki persepsi dan kesadaran mengenai pentingnya Laboratorium IPS, hal ini ditandai dengan adanya Koperasi sekolah, walaupun hal tersebut masih terbatas hanya untuk Mapel Ekonomi, namun secara umum media-media atau alat-alat pembelajaran Mapel Rumpun IPS sudah cukup banyak disekolah ini, hanya saja belum ditempatkan pada satu ruang yang biasa di sebut Laboratorium IPS”. Sedangkan hasil wawancara pada Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana SMA Negeri 2 Brebes, walaupun dari hasil penelitian melalui angket personil sekolah yang terdiri dari Guru dan Siswa menunjukkan telah adanya persepsi mengenai pentingnya Laboratorium IPS yang tergolong “baik” beliau sebagai Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana sekolah menuturkan bahwa: “Pendapat saya sebagai Waka Sar-Pras, Laboratorium IPS di SMA belum begitu berfaedah keberadaannya mengingat Mapel Rumpun IPS tidak terlalu memerlukan praktek dalam kegiatan belajarnya”.
44
Berbeda dengan hasil wawancara terhadap R2, R3 menyatakan bahwa pihak sekolah telah mengetahui dan menyadari pentingnya Laboratorium IPS di SMA, tetapi karena adanya kendala yang dimiliki sekolah ini khususnya masalah dana juga lahan, maka Laboratorium IPS belum bisa disediakan di SMA Negeri 3 Brebes. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari R3, yaitu: “Kami Sudah mengetahui dan menyadari pentingnya sebuah Laboratorium IPS, namun karena banyaknya kendala sehingga sekolah belum bisa menyediakan, kendala yang paling utama adalah terbatasnya dana”. Dengan demikian, faktor persepsi wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana sekolah terhadap pentingnya Laboratorium IPS, pada penelitian ini hanya di dapati di satu sekolah saja, yaitu SMA Negeri 2 Brebes. Sementara dua sekolah lainnya yaitu SMA Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri 3 Brebes faktor persepsi ini tidak menjadi kendala sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS di sekolah. 3. Peraturan Pemerintah (Permendiknas No. 24 Tahun 2007) Peraturan pemerintah dalam hal ini adalah Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah, yang mengatur tentang standar sarana dan prasarana minimal yang harus dimiliki oleh suatu sekolah, dalam hal ini adalah Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam Permendiknas No. 24 Tahun 2007 ini, menyebutkan seluruh sarana dan prasarana yang harus dimiliki
45
oleh sekolah, tetapi Laboratorium IPS tidak disebutkan atau tidak diwajibkan dalam Permendiknas tersebut di sebuah SMA. Dari hasil wawancara, diperoleh data bahwa hanya SMA Negeri 3 Brebes yang mengungkapkan Permendiknas No. 24 Tahun 2007 merupakan kendala sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS. Sementara SMA Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri 2 Brebes mengungkapkan bahwa Permendiknas No. 24 Tahun 2007 bukan merupakan kendala sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS. Seperti yang diungkapkan oleh R3, dimana beliau mengungkapkan bahwa: “Peraturan tersebut juga merupakan kendala sekolah ini dalam menyediakan Laboratorium IPS, karena kalau kami mau mengadakan Laboratorium IPS tapi tidak ada dasarnya, tentunya akan sulit terlaksana”. Sementara R1 menyatakan: “Permendiknas tersebut tidak termasuk faktor yang menghambat atau kendala sekolah dalam mengupayakan adanya Laboratorium IPS di sekolah, menurut saya, justru bagus ada Laboratorium IPS di sekolah, namun karena sekolah istilahnya tidak di tuntut untuk mengadakan Laboratorium IPS tersebut, maka pengadaan sarana dan prasarana dialokasikan pada prasarana harus ada, dalam hal ini aspek “prioritas” digunakan”. Demikian pula dikuatkan oleh R2 yang mengungkapkan: “Tidak merupakan kendala, semua tergantung otonomi sekolah. Demikian dengan Laboratorium IPS, harus ada guru dari Mapel Rumpun IPS yang mengajukan ke pihak sekolah jika ingin ada Laboratorium IPS. Selama ini belum ada yang mengajukan Laboratorium IPS di sekolah ini, kalau ada guru IPS yang mengajukan, kemungkinan pihak sekolah akan mengupayakan”.
46
Dengan demikian faktor peraturan pemerintah berupa Permendiknas No. 24 Tahun 2007 yang tidak menyebutkan dan mewajibkan Laboratorium IPS di dalamnya, menjadi kendala sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS hanya pada SMA Negeri 3 Brebes, sementara di dua sekolah lainnya yaitu SMA Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri 2 Brebes, faktor ini tidak menjadi kendala sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS. Untuk lebih mempermudah dalam memahami hasil wawancara terhadap masing-masing Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Sekolah tentang kendala yang dihadapi sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS, disajikan tabel 10 sebagai berikut:
Tabel 10. Hasil Wawancara Faktor Kendala Sekolah dalam Menyediakan Laboratorium IPS No
Sekolah
Lahan
Dana
Persepsi
Peraturan Pemerintah
1.
SMA Negeri 1 Brebes
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
2.
SMA Negeri 2 Brebes
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
3.
SMA Negeri 3 Brebes
Ya
Ya
Tidak
Ya
Sumber: Analisis Data Primer, 2012.
47
Dari penelitian ini, memberikan hasil bahwa dari 12 item kendala yang terdapat di masing-masing SMA Negeri se Kecamatan Brebes, terdapat 5 item yang menjadikan faktor-faktor diatas sebagai kendala, sementara 7 item yang lain tidak menjadikan faktor-faktor tersebut sebagai kendala sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS di sekolah. Item yang merupakan kendala lebih sedikit dari yang bukan kendala, hal ini menggambarkan bahwa SMA Negeri di Kecamatan Brebes secara umum sejatinya dapat menyediakan Laboratorium IPS di sekolah bila melihat hasil penelitian tersebut diatas walapun masih terdapat beberapa kendala yang ditemukan di sekolah-sekolah tersebut. Kendala yang dihadapi dalam menyediakan Laboratorium IPS di sekolah dapat berupa kendala fisik dan non fisik. Kendala fisik yang dihadapi disekolah yaitu tentang terbatasnya lahan yang dimiliki oleh sekolah. Sementara kendala non fisik yaitu mengenai terbatasnya dana, persepsi personil sekolah terhadap pentingnya Laboratorium, serta Permendiknas No. 24 Tahun 2007 yang tidak menyebutkan dan mewajibkan Laboratorium IPS di sekolah.
A. Pembahasan Pembahasan ini merupakan bagian tindak lanjut dari hasil penelitian seperti yang telah diuraikan di depan. Pembahasan dari hasil penelitian yang telah diperoleh adalah sebagai berikut:
48
1. Persepsi Personil Sekolah terhadap Pentingnya Laboratorium IPS Dari penelitian diperoleh hasil bahwa personil sekolah yang terdiri dari Guru mata pelajaran rumpun IPS serta Siswa kelas X dan kelas XI Program Studi IPS Tahun Ajaran 2011/2012 di SMA Negeri se Kecamatan Brebes
memiliki
persepsi
personil
sekolah
terhadap
pentingnya
Laboratorium IPS dalam kategori baik untuk guru (59.26%) dan sangat baik untuk siswa (51.00%). Dengan persepsi tersebut personil sekolah memiliki pengetahuan dan kesadaran bahwa untuk menunjang proses pembelajaran IPS maka keberadaan laboratorium IPS di sekolah tidak bisa dipandang sebelah mata dan terus diabaikan keberadaannya. Laboratorium IPS dapat dimanfaat untuk menunjang proses pembelajaran IPS dan tentunya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran Rumpun IPS di sekolah. Selain meningkatkan hasil belajar siswa, hal tersebut juga merupakan suatu kemajuan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan mutu sekolah. Sehingga dewasa ini Laboratorium IPS memang penting dan diperlukan siswa mapun guru di sekolah-sekolah untuk mengoptimalkan proses pembelajaran di sekolah. 2. Kendala Sekolah dalam Menyediakan Laboratorium IPS Dari penelitian ini, memberikan hasil bahwa kendala yang dihadapi dalam menyediakan Laboratorium IPS di sekolah dapat berupa kendala fisik dan non fisik. Kendala fisik yang dihadapi disekolah yaitu tentang terbatasnya lahan yang dimiliki oleh sekolah. Sementara kendala non fisik yaitu mengenai terbatasnya dana, persepsi personil sekolah
49
terhadap pentingnya Laboratorium, serta Permendiknas No. 24 Tahun 2007 yang tidak menyebutkan dan mewajibkan Laboratorium IPS di sekolah. Dari kendala-kendala tersebut, jika diterapkan di sekolah-sekolah tempat diadakan penelitian yaitu SMA Negeri se Kecamatan Brebes, masing-masing sekolah tersebut memiliki kendala dalam menyediakan Laboratorium IPS yang berbeda-beda antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lainnya. Pada SMA Negeri 1 Brebes, hanya memiliki kendala pada faktor lahan, sementara faktor seperti dana, persepsi, dan permendiknas No. 24 Tahun 2007 tidak menjadi kendala sekolah ini dalam menyediakan Laboratorium IPS. Sedangkan pada SMA Negeri 2 Brebes, faktor lahan, dana, maupun permendiknas No. 24 Tahun 2007 tidaklah menjadi kendala, yang menjadi kendala adalah persepsi dari Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana yang masih menganggap Laboratorium IPS belum terlalu efektif untuk menunjang Kegiatan pembelajaran Mapel Rumpun IPS, walaupun persepsi personil sekolah yang terdiri dari guru dan siswa di sekolah tersebut menunjukkan kategori “baik” dalam memandang pentingnya Laboratorium IPS di sekolah. Berbeda dengan SMA Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri 2 Brebes yang hanya memiliki satu faktor kendala sehingga belum menyediakan Laboratorium IPS di sekolah, SMA Negeri 3 Brebes memiliki tiga faktor sekaligus yang menjadi kendala belum adanya Laboratorium IPS, yaitu
50
pada terbatasnya lahan dan dana serta faktor permendiknas No. 24 Tahun 2007 yang tidak menyebutkan Laboratorium IPS didalamnya. Semua faktor baik yang termasuk kendala fisik maupun kendala non fisik ditemukan di SMA Negeri se Kecamatan Brebes walaupun faktorfaktor yang menjadi kendala tersebut berbeda-beda antara satu sekolah satu dengan yang lainnya. Pada faktor terbatasnya lahan, terdapat di dua sekolah yaitu SMA Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri 3 Brebes, sementara satu sekolah lainnya yaitu SMA Negeri 2 Brebes tidak memiliki kendala dalam hal terbatasnya lahan ini. Kondisi lahan yang relatif sempit dan sudah digunakan untuk bangunan-bangunan yang lain, menjadikan dua sekolah tersebut mengalami kendala pada faktor lahan. Sementara satu sekolah lainnya yaitu SMA Negeri 2 Brebes, kondisi lahan yang dimiliki sekolah relatif luas dan masih ada beberapa lahan yang dapat digunakan untuk membangun prasarana sekolah lainnya khususnya Laboratorium IPS. Sedangkan pada faktor terbatasnya dana pada masing-masing sekolah, hanya terdapat pada satu sekolah yaitu pada SMA Negeri 3 Brebes, sedangkan dua sekolah lainnya yaitu SMA Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri 2 Brebes tidak mengalami kendala prihal faktor tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang telah diungkapkan diatas, kedua sekolah tersebut jika dilihat dari faktor dana, tidak menjadi masalah kedua sekolah tersebut untuk menyediakan Laboratorium IPS, asalkan ada pihak yang mengajukan atau mengusulkan kepada sekolah mengenai pengadaan
51
Laboratorium IPS tersebut, bukan tidak mungkin sekolah akan menyetujui dan kemudian menyediakan Laboratorium IPS. Namun disayangkan sampai saat ini belum ada pihak yang mengajukan perihal pengadaan Laboratorium IPS di kedua sekolah tersebut. Untuk
faktor persepsi personil sekolah
didapati hasil bahwa
persepsi personil sekolah yang terdiri dari guru dan siswa terhadap pentingnya Laboratorium IPS pada ketiga sekolah tersebut tergolong “baik”, pada hasil wawancara yang telah diungkapkan masing-masing Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana sekolah, hanya satu sekolah yang menjawab bahwa Laboratorium IPS belum dipandang begitu penting dikarenakan mata pelajaran yang ada dalam Rumpun IPS tidak banyak memerlukan alat-alat praktek. Sementara dua sekolah lainnya mengungkapkan bahwa kedua sekolah tersebut sudah memiliki dan menyadari akan pentingnya Laboratorium IPS di sekolah, dengan demikian kendala pada faktor persepsi personil sekolah terhadap pentingnya Laboratorium IPS hanya ada pada satu sekolah yaitu SMA Negeri 2 Brebes. Sementara pada SMA Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri 3 Brebes tidak ditemui kendala tersebut. Sedangkan kendala pada faktor peraturan pemerintah yaitu Permendiknas No. 24 Tahun 2007 yang tidak menyebutkan Laboratorium IPS didalamnya, hanya terdapat di satu sekolah yaitu SMA Negeri 3 Brebes, sementara di dua sekolah lainnya, faktor tersebut bukan termasuk kendala karena menurut Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana
52
pada dua sekolah tersebut, adanya otonomi sekolah dapat menjadi dasar disediakannya Laboratorium IPS walaupun aturan pemerintah dalam permendiknas tersebut tidak menyebutkan dan mewajibkan adanya Laboratorium IPS di sekolah. 3. Kesiapan Sekolah untuk Menyediakan Laboratorium IPS Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kendalakendala yang dihadapi sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS di SMA Negeri se Kecamatan Brebes, dapat dilihat kesiapan masing-masing sekolah tersebut untuk menyediakan Laboratorium IPS. Pada SMA Negeri 1 Brebes, yang hanya terkendala pada faktor terbatasnya lahan, sementara faktor-faktor yang lainnya tidak menjadi kendala, bisa diketahui bahwa sekolah tersebut sudah mempunyai kesiapan untuk menyediakan Laboratorium IPS di sekolah. Begitu juga pada SMA Negeri 2 Brebes yang hanya terkendala pada faktor persepsi personil sekolah dalam hal ini Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana sekolah, sementara faktor-faktor yang lain tidak menjadi kendala dalam menyediakan Laboratorium IPS di sekolah tersebut, maka dapat diketahui bahwa sekolah
tersebut
telah
memiliki
kesiapan
untuk
menyediakan
Laboratorium IPS di sekolah. Sedangkan pada satu sekolah lainnya yaitu SMA Negeri 3 Brebes, sekolah ini paling banyak memiliki kendala dalam menyediakan Laboratorium IPS dibanding dua sekolah yang lainnya. Yaitu terkendala pada faktor terbatasnya lahan dan dana serta peraturan pemerintah berupa
53
Permendiknas No. 24 Tahun 2007 walaupun sekolah tersebut telah memiliki persepsi yang baik mengenai pentingnya Laboratorium IPS. Dari hal ini dapat diketahui bahwa sekolah tersebut belum memiliki kesiapan untuk menyediakan Laboratorium IPS di sekolah, namun tidak menutup kemungkinan suatu nanti kendala-kendala tersebut dapat diatasi dan sekolah tersebut dapat menyediakan Laboratorium IPS mengingat personil sekolah tersebut sudah memiliki persepsi yang baik mengenai pentingnya Laboratorium IPS di sekolah. Kesiapan sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS yang dimaksudkan untuk melihat seberapa jauh sekolah mempunyai potensi untuk menyediakan Laboratorium IPS di sekolah, tidak lepas dari peran Kepala sekolah sebagai Top Leader yang memegang kebijakan sekolah. Untuk itu, diadakan wawancara juga terhadap Kepala sekolah dari masingmasing SMA tersebut mengenai persepsi mereka terhadap pentingnya Laboratorium IPS di SMA dan kesediaan Kepala sekolah-kepala sekolah tersebut untuk menyetujui adanya Laboratorium IPS di sekolah. Hasil wawancara terhadap kepala sekolah-kepala sekolah tersebut yaitu dari 3 Kepala
sekolah,
semuanya
menjawab
setuju
apabila
disediakan
Laboratorium IPS di sekolah guna meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. Berikut kutipan hasil wawancara terhadap masing-masing kepala sekolah SMA Negeri se Kecamatan Brebes. Dimulai dari Kepala SMA N 1 Brebes (R1) yang menyatakan:
54
“Tentunya kami menyadari akan pentingnya Laboratorium IPS di sekolah, seperti halnya dengan Laboratorium-laboratorium lainnya. Mengingat pentingnya Laboratorium IPS dalam menunjang pembelajaran di sekolah bagi mata pelajaran rumpun IPS, maka tentu saja saya setuju jika disediakan Laboratorium IPS di sekolah ini”.
Begitu pula dengan Wakil kepala sekolah bidang kurikulum (R2) yang diberi wewenang Kepala SMA N 2 Brebes dalam menangani urusanurusan di sekolah selama kepala sekolah pergi beberapa minggu untuk menunaikan ibadah haji. R2 ini yang menyatakan: “Pentingnya Laboratorium IPS sudah kami sadari, Laboratorium IPS merupakan prasarana penunjang bagi guru dalam menyampaikan materi kepada siswa dalam mata pelajaran yang termasuk rumpun IPS. Saya sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang saat ini diberi wewenang sementara oleh kepala sekolah, menyatakan setuju terhadap pengadaan Laboratorium IPS di sekolah kami agar kualitas pembelajaran di sekolah semakin baik”.
Senada dengan jawaban R1 dan R2, Kepala SMA N 3 Brebes brebes pun mengungkapkan sikap setujunya dengan menyatakan: “Kami menyadari pentingnya Laboratorium IPS di sekolah, namun karena adanya kendala-kendala sekolah yang telah disampaikan wakil kepala sekolah bidang sarana-prasarana. Sebagai kepala sekolah tentunya saya setuju terhadap pengadaan Laboratorium IPS di sekolah kami. Namun kami juga masih mencari tau perihal juklak-juknis pengadaan Laboratorium tersebut, wujud dari Laboratorium serta alat-alat dalam Laboratorium IPS tersebut”.
Dari hasil wawancara terhadap kepala sekolah tersebut, dapat diketaui bahwa dengan adanya kesiapan sekolah serta didukung oleh sikap setuju dan mendukungnya masing-masing kepala sekolah di SMA Negeri
55
se Kecamatan Brebes untuk menyediakan Laboratorium IPS, maka kesempatan untuk terealisasikannya sebuah Laboratorium IPS di sekolahsekolah tersebut semakin dekat. Hal ini juga berkalu untuk sekolah yang belum memili kesiapan dalam menyediakan Laboratorium IPS.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka simpulan yang dapat diperoleh antara lain: 1. Persepsi personil sekolah terhadap pentingnya Laboratorium IPS dalam kategori baik untuk guru (59,26%) dan sangat baik untuk siswa (51%). Dengan persepsi tersebut, personil sekolah memiliki pengetahuan dan kesadaran bahwa untuk mengoptimalkan proses pembelajaran IPS maka diperlukan Laboratorium IPS guna menunjang proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam Mata pelajaran rumpun IPS. 2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam menyediakan Laboratorium IPS dapat berupa kendala terbatasnya lahan, terbatasnya dana, persepsi personil sekolah, dan peraturan pemerintah. Item yang merupakan kendala lebih sedikit dari yang bukan kendala, hal ini menggambarkan bahwa SMA Negeri se Kecamatan Brebes secara umum sejatinya dapat menyediakan Laboratorium IPS di sekolah bila melihat hasil penelitian tersebut diatas walaupun masih terdapat beberapa kendala yang ditemukan di sekolah-sekolah tersebut 3. Kesiapan sekolah untuk menyediakan Laboratorium IPS bisa dilihat di SMA Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri 2 Brebes. Sementara pada SMA Negeri 3 Brebes belum memiliki kesiapan untuk menyediakan
56
57
Laboratorium IPS di sekolah. Dengan kesiapan tersebut serta didukung oleh sikap setuju dari masing-masing Kepala sekolah, maka terealisasinya Laboratorium IPS semakin dekat.
B. Saran Berdasarkan simpulan tersebut di atas maka saran-saran yang dapat disampaikan adalah: 1. Sekolah perlu selalu memenuhi sarana prasarana sekolah tak terkecuali dengan menyediakan Laboratorium IPS di sekolah guna menunjang proses pembelajaran sehingga kualitas sekolah dapat semakin meningkat. 2. Terbatasnya lahan dapat diatasi dengan membangun secara bertingkat, sehingga terbatasanya lahan bukan menjadi kendala dalam mengusahakan berdirinya laboratorium IPS di sekolah, persepsi personil sekolah yang belum terlalu baik mengenai pentingnya Laboratorium IPS dapat diatasi dengan memberikan penyuluhan akan pentingnya Laboratorium IPS di sekolah, sementara untuk terbatasnya dana dan peraturan pemerintah yang tidak menyebutkan dan mewajibkan Laboratorium IPS di sekolah, dapat diatasi dengan mengkonsultasikannya dengan dinas pendidikan setempat. 3. Telah dapat dilihatnya kesiapan sekolah serta sikap setuju masing-masing kepala sekolah untuk menyediakan Laboratorium IPS di SMA Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri 2 Brebes, hendaknya sekolah-sekolah tersebut dapat segera menyediakan Laboratorium IPS di sekolah guna menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah dan menjadi pelopor sekolah yang
58
menyediakan Laboratorium IPS SMA di Kabupaten Brebes. Sementara pada SMA Negeri 3 Brebes yang belum memiliki kesiapan untuk menyediakan Laboratorium IPS namun memiliki sikap setuju dari kepala sekolah, hendaknya terus berupaya mengatasi kendala-kendala tersebut sehingga kedepannya bisa tersedia sebuah Laboratorium di sekolah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur Strategi. Bandung: Strategi. Ahmadi, Khoiru dan Amri. 2011. Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta : Prestasi Pustakaraya. Akbar, Sa’dun dan Sriwijaya. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Jogjakarta: Cipta Media. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Daryanto, H.M. 2008. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Umar. 2003. Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta. Bumi Aksara. Nurgiantoro, Burhan dkk. 2002. Statistic Terapan untuk Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah. Poerwadarmita, WJS. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Sapriya. 2009. Pendidikan IPS, Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2007. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuntitatif dan kualitatif dan R & D. Bandung: Alfa Beta. Suharno. 2010. Pelatihan Guru-Guru IPS DIY dalam Penggunaan Peralatan LaboratoriumIPS.http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=+penggunaan +peralatan+LABORATORIUM+IPS.pdf. (23 April 2012).
59
SKOR ANGKET UNTUK GURU Indikator NO.
RESP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
keberadaan Kedudukan Mapel rumpun IPS di SMA Laboratorium IPS di SMA 1 4 3 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4
3 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4
6 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4
7 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4
Kesadaran terhadap pentingnya Laboratorium 8 9 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
SKOR TOTAL
40
39 36 36 41 36 43 36 45 45 45 36 36 42 37 43 44 37 44 37 36 37 37 37 36 36 36
57 HASIL ANALISIS DESKRIPTIF ANGKET GURU
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Kode Resp R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 Jumlah
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
Kedudukan Mapel rumpun IPS di SMA
keberadaan Laboratorium IPS di SMA
Skor % Krit Skor 22 88.00% SB 9 19 76.00% B 10 20 80.00% B 8 20 80.00% B 8 23 92.00% SB 10 20 80.00% B 8 24 96.00% SB 9 20 80.00% B 8 25 100.00% SB 10 25 100.00% SB 10 25 100.00% SB 10 20 80.00% B 8 20 80.00% B 8 22 88.00% SB 10 21 84.00% B 8 23 92.00% SB 10 24 96.00% SB 10 21 84.00% B 8 24 96.00% SB 10 21 84.00% B 8 20 80.00% B 8 20 80.00% B 9 21 84.00% B 8 21 84.00% B 8 20 80.00% B 8 21 84.00% B 7 20 80.00% B 8 582 86.22% SB 236 Distribusi Jawaban Responden
% 90.00% 100.00% 80.00% 80.00% 100.00% 80.00% 90.00% 80.00% 100.00% 100.00% 100.00% 80.00% 80.00% 100.00% 80.00% 100.00% 100.00% 80.00% 100.00% 80.00% 80.00% 90.00% 80.00% 80.00% 80.00% 70.00% 80.00% 87.41%
10 17 0 0 0
Krit SB SB B B SB B SB B SB SB SB B B SB B SB SB B SB B B SB B B B B B SB
Kesadaran terhadap pentingnya Laboratorium IPS di sekolah Skor 9 10 8 8 8 8 10 8 10 10 10 8 8 10 8 10 10 8 10 8 8 8 8 8 8 8 8 235
% 90.00% 100.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 100.00% 80.00% 100.00% 100.00% 100.00% 80.00% 80.00% 100.00% 80.00% 100.00% 100.00% 80.00% 100.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 87.04%
Krit SB SB B B B B SB B SB SB SB B B SB B SB SB B SB B B B B B B B B SB
TOTAL Skor 40 39 36 36 41 36 43 36 45 45 45 36 36 42 37 43 44 37 44 37 36 37 37 37 36 36 36 1053
% 88.89% 86.67% 80.00% 80.00% 91.11% 80.00% 95.56% 80.00% 100.00% 100.00% 100.00% 80.00% 80.00% 93.33% 82.22% 95.56% 97.78% 82.22% 97.78% 82.22% 80.00% 82.22% 82.22% 82.22% 80.00% 80.00% 80.00% 86.67%
12 15 0 0 0
10 17 0 0 0
11 16 0 0 0
Distribusi Persentase Jawaban Responden Sangat Baik
37.04%
44.44%
37.03%
39.50%
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
62.96% 0.00% 0.00% 0.00%
55.56% 0.00% 0.00% 0.00%
62.96% 0.00% 0.00% 0.00%
46.50% 0.00% 0.00% 0.00%
Krit SB SB B B SB B SB B SB SB SB B B SB B SB SB B SB B B B B B B B B SB
58 SKOR ANGKET UNTUK SISWA Indikator NO.
RESP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Kesadaran terhadap keberadaan pentingnya Kedudukan Mapel rumpun IPS di SMA Laboratorium IPS di Laboratorium IPS SMA di sekolah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 4 3 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 5 5 5 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 4 4 3 4 4 4 5 5 5 5 1 4 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 4 3 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 5 3 3 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 4 3 3 3 5 4 4 4 4 5 5 5 4
SKOR TOTAL
39 41 31 41 38 39 39 43 43 43 33 29 35 45 39 35 38 39 43 38 41 35 39 39 38 44 44 40 37 35 37 43 42 37 41 42 37 33 36 44 37 44 31 32 42 36 41 36 32 40
59 Indikator Kesadaran terhadap keberadaan pentingnya Kedudukan Mapel rumpun IPS di SMA Laboratorium IPS di Laboratorium IPS SMA di sekolah RESP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 51 4 3 3 4 3 3 3 3 3 52 4 5 5 5 5 5 5 5 5 53 5 5 4 4 4 5 5 5 4 54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56 4 5 5 4 5 4 5 5 4 57 4 5 5 4 5 5 5 4 4 58 4 4 4 4 4 5 4 4 4 59 5 5 5 5 5 5 4 4 4 60 4 4 4 4 4 5 4 5 4 61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62 4 4 4 2 4 4 4 4 4 63 4 4 4 4 5 4 5 4 5 64 3 5 5 5 3 5 5 5 4 65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 66 5 4 4 4 4 5 5 4 4 67 5 5 5 5 5 5 5 5 5 68 5 4 4 4 2 2 3 4 4 69 4 3 2 4 2 2 1 2 2 70 4 5 5 5 5 5 5 4 4 71 4 3 4 3 3 1 1 3 3 72 4 5 5 5 5 4 4 5 5 73 4 3 4 3 4 3 2 3 3 74 5 5 5 4 5 4 5 5 5 75 4 3 3 3 4 3 3 4 5 76 5 3 3 3 5 3 3 4 4 77 5 3 4 4 4 4 4 5 5 78 4 3 3 4 4 4 4 4 5 79 4 4 3 3 4 3 3 4 4 80 4 3 4 4 4 3 3 3 4 81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84 3 4 4 3 4 3 4 4 4 85 5 3 3 3 3 3 5 4 5 86 5 4 4 4 4 2 5 5 5 87 4 4 5 4 4 5 5 5 5 88 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89 4 3 4 3 4 3 2 3 3 90 3 4 4 4 4 4 5 5 5 91 4 4 4 4 4 3 5 4 4 92 3 1 2 3 2 1 5 5 5 93 4 4 4 4 4 3 4 4 4 94 4 4 4 4 4 3 3 3 3 95 5 5 5 5 5 5 5 2 2 96 4 5 5 4 4 5 5 5 5 97 5 4 4 4 4 4 4 5 5 98 5 4 5 4 4 3 3 3 4 99 3 4 5 3 4 4 4 4 5 100 4 1 1 2 4 4 4 4 5 NO.
SKOR TOTAL
29 44 41 36 36 41 41 37 42 38 36 34 39 40 36 39 45 32 22 42 25 42 29 43 32 33 38 35 32 32 36 36 36 33 34 38 41 36 29 38 36 27 35 32 39 42 39 35 36 29
60 DATA PENELITIAN ANGKET SISWA
No
Kode Resp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 R-35 R-36 R-37 R-38 R-39 R-40 R-41 R-42 R-43 R-44 R-45 R-46 R-47 R-48 R-49 R-50
Kedudukan Mapel rumpun IPS di SMA
keberadaan Laboratorium IPS di SMA
Skor 19 21 19 21 19 19 19 23 24 25 20 16 19 25 19 19 20 21 23 20 24 19 20 21 20 25 25 23 20 19 20 23 22 20 23 24 23 18 18 24 20 25 19 16 24 20 25 20 19 21
Skor 10 10 6 10 10 10 10 10 10 8 7 7 8 10 10 8 8 8 10 9 8 8 9 10 8 9 10 9 8 7 8 10 10 9 10 8 8 7 8 10 9 9 6 8 10 8 8 8 7 10
% 76.00% 84.00% 76.00% 84.00% 76.00% 76.00% 76.00% 92.00% 96.00% 100.00% 80.00% 64.00% 76.00% 100.00% 76.00% 76.00% 80.00% 84.00% 92.00% 80.00% 96.00% 76.00% 80.00% 84.00% 80.00% 100.00% 100.00% 92.00% 80.00% 76.00% 80.00% 92.00% 88.00% 80.00% 92.00% 96.00% 92.00% 72.00% 72.00% 96.00% 80.00% 100.00% 76.00% 64.00% 96.00% 80.00% 100.00% 80.00% 76.00% 84.00%
Krit B B B B B B B SB SB SB B CB B SB B B B B SB B SB B B B B SB SB SB B B B SB SB B SB SB SB B B SB B SB B CB SB B SB B B B
% 100.00% 100.00% 60.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 80.00% 70.00% 70.00% 80.00% 100.00% 100.00% 80.00% 80.00% 80.00% 100.00% 90.00% 80.00% 80.00% 90.00% 100.00% 80.00% 90.00% 100.00% 90.00% 80.00% 70.00% 80.00% 100.00% 100.00% 90.00% 100.00% 80.00% 80.00% 70.00% 80.00% 100.00% 90.00% 90.00% 60.00% 80.00% 100.00% 80.00% 80.00% 80.00% 70.00% 100.00%
Krit SB SB CB SB SB SB SB SB SB B B B B SB SB B B B SB SB B B SB SB B SB SB SB B B B SB SB SB SB B B B B SB SB SB CB B SB B B B B SB
Kesadaran terhadap pentingnya Laboratorium IPS di sekolah Skor 10 10 6 10 9 10 10 10 9 10 6 6 8 10 10 8 10 10 10 9 9 8 10 8 10 10 9 8 9 9 9 10 10 8 8 10 6 8 10 10 8 10 6 8 8 8 8 8 6 9
% 100.00% 100.00% 60.00% 100.00% 90.00% 100.00% 100.00% 100.00% 90.00% 100.00% 60.00% 60.00% 80.00% 100.00% 100.00% 80.00% 100.00% 100.00% 100.00% 90.00% 90.00% 80.00% 100.00% 80.00% 100.00% 100.00% 90.00% 80.00% 90.00% 90.00% 90.00% 100.00% 100.00% 80.00% 80.00% 100.00% 60.00% 80.00% 100.00% 100.00% 80.00% 100.00% 60.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 60.00% 90.00%
Krit SB SB CB SB SB SB SB SB SB SB CB CB B SB SB B SB SB SB SB SB B SB B SB SB SB B SB SB SB SB SB B B SB CB B SB SB B SB CB B B B B B CB SB
TOTAL Skor % 39 86.67% 41 91.11% 31 68.89% 41 91.11% 38 84.44% 39 86.67% 39 86.67% 43 95.56% 43 95.56% 43 95.56% 33 73.33% 29 64.44% 35 77.78% 45 100.00% 39 86.67% 35 77.78% 38 84.44% 39 86.67% 43 95.56% 38 84.44% 41 91.11% 35 77.78% 39 86.67% 39 86.67% 38 84.44% 44 97.78% 44 97.78% 40 88.89% 37 82.22% 35 77.78% 37 82.22% 43 95.56% 42 93.33% 37 82.22% 41 91.11% 42 93.33% 37 82.22% 33 73.33% 36 80.00% 44 97.78% 37 82.22% 44 97.78% 31 68.89% 32 71.11% 42 93.33% 36 80.00% 41 91.11% 36 80.00% 32 71.11% 40 88.89%
Krit SB SB B SB SB SB SB SB SB SB B CB B SB SB B SB SB SB SB SB B SB SB SB SB SB SB B B B SB SB B SB SB B B B SB B SB B B SB B SB B B SB
61
No
Kode Resp
51 R-51 52 R-52 53 R-53 54 R-54 55 R-55 56 R-56 57 R-57 58 R-58 59 R-59 60 R-60 61 R-61 62 R-62 63 R-63 64 R-64 65 R-65 66 R-66 67 R-67 68 R-68 69 R-69 70 R-70 71 R-71 72 R-72 73 R-73 74 R-74 75 R-75 76 R-76 77 R-77 78 R-78 79 R-79 80 R-80 81 R-81 82 R-82 83 R-83 84 R-84 85 R-85 86 R-86 87 R-87 88 R-88 89 R-89 90 R-90 91 R-91 92 R-92 93 R-93 94 R-94 95 R-95 96 R-96 97 R-97 98 R-98 99 R-99 100 R-100 Jumlah Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
Kedudukan Mapel rumpun IPS di SMA
keberadaan Laboratorium IPS di SMA
Skor % Krit Skor 17 68.00% CB 6 24 96.00% SB 10 22 88.00% SB 10 20 80.00% B 8 20 80.00% B 8 23 92.00% SB 9 23 92.00% SB 10 20 80.00% B 9 25 100.00% SB 9 20 80.00% B 9 20 80.00% B 8 18 72.00% B 8 21 84.00% B 9 21 84.00% B 10 20 80.00% B 8 21 84.00% B 10 25 100.00% SB 10 19 76.00% B 5 15 60.00% CB 3 24 96.00% SB 10 17 68.00% CB 2 24 96.00% SB 8 18 72.00% B 5 24 96.00% SB 9 17 68.00% CB 6 19 76.00% B 6 20 80.00% B 8 18 72.00% B 8 18 72.00% B 6 19 76.00% B 6 20 80.00% B 8 20 80.00% B 8 20 80.00% B 8 18 72.00% B 7 17 68.00% CB 8 21 84.00% B 7 21 84.00% B 10 20 80.00% B 8 18 72.00% B 5 19 76.00% B 9 20 80.00% B 8 11 44.00% KB 6 20 80.00% B 7 20 80.00% B 6 25 100.00% SB 10 22 88.00% SB 10 21 84.00% B 8 22 88.00% SB 6 19 76.00% B 8 12 48.00% KB 8 2049 81.96% B 824 Distribusi Jawaban Responden
% 60.00% 100.00% 100.00% 80.00% 80.00% 90.00% 100.00% 90.00% 90.00% 90.00% 80.00% 80.00% 90.00% 100.00% 80.00% 100.00% 100.00% 50.00% 30.00% 100.00% 20.00% 80.00% 50.00% 90.00% 60.00% 60.00% 80.00% 80.00% 60.00% 60.00% 80.00% 80.00% 80.00% 70.00% 80.00% 70.00% 100.00% 80.00% 50.00% 90.00% 80.00% 60.00% 70.00% 60.00% 100.00% 100.00% 80.00% 60.00% 80.00% 80.00% 82.40%
30 61 7 2 0 Distribusi Persentase Jawaban Responden 30.00% 61.00% 7.00% 2.00% 0.00%
Krit CB SB SB B B SB SB SB SB SB B B SB SB B SB SB KB TB SB TB B KB SB CB CB B B CB CB B B B B B B SB B KB SB B CB B CB SB SB B CB B B B
Kesadaran terhadap pentingnya Laboratorium IPS di sekolah Skor 6 10 9 8 8 9 8 8 8 9 8 8 9 9 8 8 10 8 4 8 6 10 6 10 9 8 10 9 8 7 8 8 8 8 9 10 10 8 6 10 8 10 8 6 4 10 10 7 9 9 851
% 60.00% 100.00% 90.00% 80.00% 80.00% 90.00% 80.00% 80.00% 80.00% 90.00% 80.00% 80.00% 90.00% 90.00% 80.00% 80.00% 100.00% 80.00% 40.00% 80.00% 60.00% 100.00% 60.00% 100.00% 90.00% 80.00% 100.00% 90.00% 80.00% 70.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 90.00% 100.00% 100.00% 80.00% 60.00% 100.00% 80.00% 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 100.00% 100.00% 70.00% 90.00% 90.00% 85.10%
Krit CB SB SB B B SB B B B SB B B SB SB B B SB B KB B CB SB CB SB SB B SB SB B B B B B B SB SB SB B CB SB B SB B CB KB SB SB B SB SB SB
TOTAL Skor % 29 64.44% 44 97.78% 41 91.11% 36 80.00% 36 80.00% 41 91.11% 41 91.11% 37 82.22% 42 93.33% 38 84.44% 36 80.00% 34 75.56% 39 86.67% 40 88.89% 36 80.00% 39 86.67% 45 100.00% 32 71.11% 22 48.89% 42 93.33% 25 55.56% 42 93.33% 29 64.44% 43 95.56% 32 71.11% 33 73.33% 38 84.44% 35 77.78% 32 71.11% 32 71.11% 36 80.00% 36 80.00% 36 80.00% 33 73.33% 34 75.56% 38 84.44% 41 91.11% 36 80.00% 29 64.44% 38 84.44% 36 80.00% 27 60.00% 35 77.78% 32 71.11% 39 86.67% 42 93.33% 39 86.67% 35 77.78% 36 80.00% 29 64.44% 3724 82.76%
Krit CB SB SB B B SB SB B SB SB B B SB SB B SB SB B KB SB CB SB CB SB B B SB B B B B B B B B SB SB B CB SB B CB B B SB SB SB B B CB B
43 42 10 3 2
51 36 11 2 0
51 41 7 1 0
43.00% 42.00% 10.00% 3.00% 2.00%
51.00% 36.00% 11.00% 2.00% 0.00%
51.00% 41.00% 7.00% 1.00% 0.00%